Anemia Pendarahan Kronis Pbl

23
Anemia Pendarahan Kronis et causa Gastropati OINS A6 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Telp. (021) 5605140 Fax. 021-5631731 PENDAHULUAN Fungsi hemoglobin yang paling utama adalah mengikat oksigen. Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru- paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Kekurangan kadar hemoglobin ini akan menyebabkan kurangnya transportasi oksigen ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan suatu kumpulan gejala yang disebabkan sindrom anemia . Oleh karena ia merupakan suatu sindrom dan bukannya suatu kesatuan penyakit (disease entity) maka penting untuk mencari berbagai penyakit yg mendasarinya (underlying disease). Anemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin, nilai hematokrit atau jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah. Keadaan ini mengakibatkan

Transcript of Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Page 1: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Anemia Pendarahan Kronis et causa Gastropati

OINS

A6

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Telp. (021) 5605140 Fax. 021-5631731

PENDAHULUAN

Fungsi hemoglobin yang paling utama adalah mengikat oksigen. Hemoglobin di

dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa

kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari

tubuh. Kekurangan kadar hemoglobin ini akan menyebabkan kurangnya transportasi oksigen

ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan suatu kumpulan gejala yang disebabkan sindrom

anemia. Oleh karena ia merupakan suatu sindrom dan bukannya suatu kesatuan penyakit

(disease entity) maka penting untuk mencari berbagai penyakit yg mendasarinya (underlying

disease).

Anemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan kadar

hemoglobin, nilai hematokrit atau jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah. Keadaan ini

mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang sehingga akan

timbul gejala-gejala akibat terjadinya hipoksia dari ringan sampai berat.1 Anemia dapat

disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah

merah melalui perdarahan kronis, perdarahan mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah

merah yang berlebihan. Anemia pasca perdarahan adalah anemia normositik normokromik

yang terjadi akibat kehilangan darah secara mendadak atau kronis pada orang sehat.

Perdarahannya dapat jelas atau samar.2

Page 2: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan karakteristik

perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu penyebab dari gastropati adalah efek dari non-

steroid anti inflammatory drugs (NSAID/ OAINS) serta beberapa faktor lain seperti alkohol,

stres, ataupun faktor kimiawi. Gastropati NSAID dapat memberikan keluhan dan gambaran

klinis yang bervariasi seperti dispepsia, ulkus, erosi, hingga perforasi

SKENARIO XII

Seorang lelaki berumur 46 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 1 minggu yang

lalu. Sebelumnya pasien muntah hitam dan BAB berwarna hitam sebanyak 3x. Pasien

juga mengeluhkan nyeri ulu hatinya dan mual. Pasien pernah BAB hitam 3bulan yang lalu,

ada penyakit maag sejak 7 bulan yang lalu dan sering minum obat penghilang nyeri dalam

2 tahun terakhir.

ANAMNESIS

Merupakan suatu wawancara antara pasien dengan dokter untuk mengetahui riwayat

kondisi pasien, riwayat penyakit pasien dahulu, riwayat penyakit keluarga, gejala-gejala yang

dialami pasien. Jenis anamnesis yang dapat dilakukan adalah autoanamnesis dan

alloanamnesis. Autoanamnesis dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan

sadar. Sedangkan bila pasien tidak sadar, maka dapat dilakukan alloanamnesis yang

menyertakan kerabat terdekatnya yang mengikuti perjalanan penyakitnya.4

1. Identitas Pasien

Menanyakan kepada pasien : nama lengkap pasien, usia, tanggal lahir, jenis kelamin,

agama, alamat, pendidikan dan pekerjaan ,suku bangsa.4

2. Keluhan Utama : 4

Menanyakan keluhan utama pasien yaitu : lemas sejak 1 minggu yang lalu, muntah

hitam dan BAB berwarna hitam sebanyak 3 kali, nyeri ulu hati dan mual.

3. Riwayat Penyakit Sekarang.4

Page 3: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

- Pernahkah pasien muntah darah atau ada butiran seperti kopi ? Berapa banyak,

berapa kali dan sejak kapan pasien muntah ?

- Adakah gangguan pencernaan, nyeri dada, refluks asam, atau nyeri abdomen ?

- Adakah kehilangan darah per rektum (melena) ? Apakah darah tercampur atau

terpisah dari tinja ?

- Apakah pasien pingsan atau pusing, khususnya saat duduk/ berdiri tegak ?

- Adakah gejala yang menunjukkan anemia kronis (toleransi olahraga menurun,

lelah, sesak napas) ?

4. Riwayat Penyakit Dahulu.4

- Adakah riwayat kehilangan darah lewat saluran cerna sebelumnya

(hematemesis/melena), anemia, kencenderungan pendarahan ?

5. Riwayat Obat-obatan4

- Apakah pasien pernah mengkonsumsi aspirin, OAINS, obat anti koagulan atau Fe

?

- Apakah pasien ada riwayat merokok atau minum alkohol ?

6. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga4

- Adakah riwayat ulkus peptikum, anemia atau kelainan hematologi lain di

keluarga pasien?

- Adakah orang lain di keluarga yang mengalami kelainan serupa ?

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Tanda-tanda vital adalah nadi, pernapasan, suhu dan tekanan darah. Periksa

keadaan umum dan tanda-tanda vital pada pasien. Semuanya harus diukur dalam setiap

pemeriksaan yang lengkap. Tekanan darah, temperatur, frekuensi nadi dan frekuensi napas

menentukan tingkat keparahan penyakit. Pasien yang memperlihatkan adanya perubahan

nyata pada tanda-tanda vital biasanya menderita gangguan akut yang memerlukan evaluasi

dan pengobatan segera.5

Page 4: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Temperatur dibawah 35˚C (95˚F ) atau di atas 41˚C (105.8˚F) atau tekanan darah sistolik

di bawah 90 mmHg menandakan keadaan gawat darurat.

Frekuensi napas: kurang dari 5 kali/menit mengisyaratkan hipoventilasi dan kemungkinan

besar respiratory arrest. Bila lebih dari 35 kali/menit menunjukkan gangguan yang parah,

frekuensi yang lebih cepat dapat terlihat beberapa jam sebelum otot-otot napas menjadi

lelah dan terjadi gagal napas.5

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara sistematik dan menyeluruh. Dilakukan

inspeksi pada :6

a. Warna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning.

b. Purpura : ptechie, echimosis.

c. Kuku : koilonychia (kuku sendok).

d. Mata : ikterus, konjungtiva pucat, perubahan fundus.

e. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis dan

stomatitis angularis.

f. Limfadenopati dan hepatosplenomegali.

g. Nyeri tulang atau nyeri sternum.6

Pemeriksaan Fisik Abdomen

Pemeriksaan ini dilakukan dengan posisi pasien terlentang, kepala rata atau

dengan satu bantal, dengan kedua tangan di sisi kanan-kirinya. Sebaiknya vesika urinaria

dikosongkan dahlu sebelum pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan abdomen ini terdiri dari 4

tahap yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.5

a. Inspeksi

Pada pemeriksaan inspeksi, diperhatikan kelainan-kelainan yang terlihat pada

perut seperti jaringan parut karena pembedahan, asimetri perut yang menunjukkan

adanya masa tumor, striae, vena yang berdilatasi. Cari kaput medusa (aliran berjalan

keluar dari umbilicus), atau obstruksi vena kava inferior, peristaltis usus, distensi dan

hernia. Pada keadaan normal, dinding perut terlihat simetris. Bila ada tumor atau

abses atau pelebaran setempat lumen usus membuat perut terlihat tidak simetris. Pada

keadaan normal dan fisiologis, pergerakan dinding usus akibat peristaltic usus tidak

terlihat. Bila terlihat gerakan peristaltic usus maka dapat dipastikan adanya

hiperperistaltik dan dilatasi sebagai akibat obstruksi lumen usus. Perhatikan kontur

Page 5: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

abdomen, apakah bentuk dindingnya cekung atau membuncit, apakah abdomennya

simetris, apakah terdapat organ atau masa yang terlihat. Perhatikan adanya peristaltic

yang terlihat, pulsasi normal aorta akan terlihat di epigastrium.5

b. Palpasi

Palpasi dinding perut sangat penting untuk menentukan ada tidaknya kelainan

dalam rongga abdomen dan pembesaran organ (organomegali). Palpasi dilakukan

secara sistematis dengan seksama, pertama kali ditanyakan apakah ada daerah-daerah

yang nyeri tekan dan sedapat mungkin seluruh dinding perut terpalpasi. Kemudian

cari apakah ada pembesaran massa tumor, hati, limpa, kandung empedu membesar

atau teraba. Palpasi diusahakan dalam posisi terlentang, pemeriksa berdiri pada

sebelah kanan pasien. Penekanan dilakukan oleh ruas terakhir dan ruas tengah jari-

jari. Sistematika palpasi dilakukan dengan hati-hati pada daerah nyeri yang

dikeluhkan oleh pasien. Perinci nyeri tekan abdomen antara lain berat ringannya,

lokasi nyeri yang maksimal, apakah ada tahanan (peritonitis), apakah ada nyeri

rebound bila tak ada tahanan.5

c. Perkusi

Perkusi abdomen dilakukan dengan cara tidak langsung, dengan penekanan

yang lebih ringan dan ketokan yang lebih perlahan. Perkusi abdomen sangat

membantu dalam menentukan apakah rongga abdomen berisi lebih banyak cairan atau

udara. Dalam keadaan normal suara perkusi abdomen yaitu timpani, kecuali di daerah

hati suara perkusinya adalah pekak. Hilangnya sama sekali daerah pekak hati dan

bertambahnya bunyi timpani di seluruh abdomen harus dipikirkan akan kemungkinan

adanya udara bebas di dalam perut, misalnya pada perforasi usus. Dalam keadaan

adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen, perkusi di atas dinding perut mungkin

timpani dan sampingnya pekak. Dengan memiringkan pasien ke satu sisi, suara pekak

ini akan berpindah-pindah (shifting dullness). Perhatikan di mana bunyi timpani

berubah menjadi dullness.5

d. Auskultasi

Dalam keadaan normal, bising usus terdengar lebih kurang 3 kali per menit.

Jika terdapat obstruksi usus, suara peristaltic usus akan meningkat, lebih lagi pada

saat timbul rasa sakit yang bersifat kolik. Peningkatan suara usus disebut borborigmi.

Pada keadaan paralisis usus, suara ini sangat melemah dan jarang bahkan kadang-

kadang bisa menghilang. Keadaan ini juga bisa terjadi pada tahap lanjut dari obstruksi

usus di mana usus sangat membesar dan atoni. Pada ileus obstruksi kadang terdengar

Page 6: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

suara peristaltic dengan nada tinggi dan suara logam (metallic sound). Suara murmur

sistolik atau diastolic mungkin dapat didengar pada auskultasi abdomen. Bruit sistolik

dapat didengar pada aneurisma aorta atau pada pembesaran hati karena hepatoma.

Bising vena yang kadang-kadang disertai dengan terabanya getaran, dapat didengar

diantara umbilicus dan epigastrium.5

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Hematologi

a. Darah lengkap :

-Kadar Hb, hitung leukosit, trombosit, eritrosit

-Laju endap darah (LED)

-Nilai hematokrit

- hitung retikulosit

- sediaan hapus darah tepi: menilai morfologi eritrosit

- Nilai Eritrosit Rata-rata (NER) VER(MCV), HER (MCH),

KHER(MCHC)

MCV:Mean corpuscular volume dengan rumus:2

MCH :Mean corpuscular haemoglobin dengan rumus:2

MCHC :Mean corpuscular haemoglobin concentration dengan rumus:2

MCV= Ht(%) x 10(fL) Eritrosit(juta/uL)

MCH= Hb(g/dL) x 10(pg)

Eritrosit(juta/uL)

MCHC= Hb(g/dL) x 100(%)

Ht(%)

Page 7: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Tabel 1. Nilai normal indeks eritrosit6

Indeks eritrosit Nilai normal

MCV 80-95 fl

MCH 27-34 pg

MCHC 32-36%

Nilai normal dari pemeriksaan ini dapat dilihat pada tabel 1.

b. Sum-sum tulang

2. Pemeriksaan Urin : mencari adanya pendarahan melalui saluran kernih (traktus urinarius)

Makroskopik, mikroskopik, kimia (tes darah samar)

3. Pameriksaan tinja (test darah samar) :mencari pendarahan melalui saluran pencernaan (traktus digestivus)

Makroskopik, mikroskopik, kimia (tes darah samar)

4. Pemeriksaan kimia

a. Kadar bilirubin indirek serum

b. Menilai cadangan besi tubuh : Besi serum (BS), daya ikat besi total (DIBT), saturasi transferin, kadar ferritin serum

5. Pemeriksaan lain

a. Pemeriksaan faal ginjal

b. Pemeriksaan hati : SGOT, SGPT

c. Pemeriksaan kalenjar tiroid

Page 8: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Working Diagnosis(WD)

Anemia pendarahan kronis et causa gastropati OINS

Anemia

Gastropati

Gastropati yang disebabkan oleh refluks empedu dan OINS sering disebut sebagai

gastropati kimiawi atau gastropati reaktif atau gastritis tipe C. OINS merupakan first line

therapy untuk artritis dan digunakan secara meluas pada kasus trauma, nyeri pasca

pendarahan dan nyeri-nyeri lain. Sebagian besar efek samping OINS pada saluran cerna

bersifat ringan dan reversibel. Hanya sebagian kecil yang menjadi berat yakni tukak peptik,

pendarahan saluran cerna dan perforasi. Risiko untuk mendapatkam efek samping OINS tidak

sama untuk semua orang tergantung kepada faktor usia, digunakan bersama steroid, riwayat

pernah mengalami efek samping OINS , dosis tinggi atau kombinasi dengan lebih dari satu

macamOINS dan diabilitas.

Anemia pendarahan kronis

Gejala klinik yang timbul pada anemia tidak selalu sama walaupun kadar hemoglobin

penderita tersebut sama. Hal ini disebabkan gejala anemia yang timbul karena beberapa

faktor antara lain kecepatan terjadinya anemia, daya kompensasi fisiologis tubuh dan

aktivitas penderita.

Bagi anemia yang terjadi dalam waktu singkat/akut (seperti pendarahan akut)

akan menimbulkan gejala berat. Sebaliknya bila anemia terjadi secara perlahan ( menahun )

maka gejalanya akan lebih ringan karena pada keadaan ini penderita telah dapat

menyesuaikan diri dan terjadi kompensasi tubuh terhadap keadaan tersebut. Gejala klinik

anemia pada orang beraktivitas tinggi lebih terlihat karena kebutuhan oksigen yang lebih

tinggi. 2,5

Page 9: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Epidemiologi

Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan.

Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia dengan

sebagian besar tinggal di daerah tropik. Angka prevalensi anemia di dunia sangat bervariasi

tergantung pada geografi. Angka prevalensi anemia di Indonesia menurut Husaini dkk adalah

sebagai berikut :6

Gambar 1. Tabel Prevalensi Anemia6

Di UK tiap tahun diperkirakan 30.000 gangguan gastrointestinal yang serius

diakibatkan oleh NSAID dan diperkirakan 12.000 pasien terpaksa dirawat dirumah sakit dan

menyebabkan 1.200 kematian. Di USA diperkirakan lebih dari 40.000 penderita tiap tahun

dirawat di rumah sakit dan menyebabkan 3.000 kematian pada penderita lanjut usia yang

disebabkan oleh pemakaian NSAID. Diperkirakan NSAID menyebabkan 15-35% dari

seluruh komplikasi ulkus.3

Etiologi

Etiologi dari anemia pasca perdarahan (post-hemoragic) adalah kehilangan

darah karena kecelakaan, operasi, pendarahan usus, ulkus peptikum, perdarahan karena

Page 10: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

kelainan obstetris, hemoroid dan ankilostomiasis.9 Anemia yang disebabkan perdarahan

mendadak, perdarahan lambat yang kronis (menahun) mengakibatkan penurunan jumlah total

sel darah merah dalam sirkulasi. Anemia jenis ini dapat berhubungan dengan peningkatan

presentase sel darah merah imatur (retikulosit) dalam sirkulasi.2

Kehilangan darah dalam jumlah besar (blood loss) akan menyebabkan

kurangnya julah sel darah merah (SDM) dalam darah sehingga terjadi anemia. Pendarahan

kecil atau mikro yang terjadi dalam jangka waktu yang lama juga dapat menimbulkan

anemia. Berlainan dengan perdarahan yang besar dan dalam waktu singkat, perdarahan mikro

dan kronis ini biasanya tidak atau kurang disadari. Perdarahan kecil yang menahun di saluran

cerna juga dapat terjadi pada tukak lambung yang tidak diobati sebagaimana mestinya.10

Ulkus gaster seringkali menimbulkan perdarahan dalam ukuran besar, tidak nyeri,

kemungkinan perdarahan awal yang lebih kecil disertai darah yang mengalami perubahan

(coffee ground) dan riwayat penyakit ulkus peptikum. Sedangkan pada gastritis erosif,

terdapat perdarahan dengan volume sedikit, berwarna merah terang, dapat terjadi sesudah

konsumsi alkohol atau OAINS dan terdapat riwayat gejala-gejala dispepsia.11 Sindrom

dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah merupakan salah satu

keluhan yang sering muncul. Ditemukan juga perdarahan saluran cerna berupa hematemesis

dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.5

Patofisiologis

Gejala umum anemia (sindrom anemia) adalah gejala yang timbul pada setiap

kasus anemia, apapun penyebabnya, apabila kadar hemoglobin turun di bawah harga tertentu.

Gejala umum anemia ini timbul karena anoksia organ, mekanisme kompensasi tubuh

terhadap berkurangnya daya angkut oksigen. Gejala umum anemia menjadi jelas (anemia

simptomatik) apabila kadar hemoglobin telah turun di bawah 7 g/dl. Berat ringannya gejala

umum anemia tergantung pada derajat penurunan hemoglobin, kecepatan penurunan

hemoglobin, usia, adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya. Sindrom anemia terdiri

dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, pusing, telinga mendenging (tinnitus),

mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. Pada pemeriksaan,

pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan

Page 11: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

dan jaringan di bawah kuku. Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan

anemia sangat bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut.5

Reaksi klinis dan morfologis terhadap kehilangan darah bergantung pada kecepatan

perdarahan dan apakah perdarahan bersifat eksternal atau internal. Pengeluaran darah kronik

memicu anemia jika kecepatan perdarahan melebihi kapasitas regeneratif sumsum tulang atau

jika cadangan besi berkurang.7 Gastropati akibat NSAID bervariasi sangat luas, dari hanya

berupa keluhan nyeri ulu hati sampai pada tukak peptik dengan komplikasi perdarahan

saluran cerna bagian atas.5

Gejala yang timbul mirip pada anemia perdarahan kronis mirip dengan anemia jenis

lain dan bervariasi dari ringan sampai berat, tergantung pada seberapa banyak darah yang

hilang dan seberapa cepat. Jika kehilangan darah terjadi secara perlahan selama beberapa

minggu atau lebih, kehilangan sampai dua pertiga dari volume darah dapat menyebabkan

gejala hanya berupa kelelahan dan kelemahan.5 Gejala klinis yang dapat dijumpai pada

anemia pasca perdarahan jika dihubungkan dengan perdarahan adalah sebagai berikut :12

Tabel 2. Gejala Klinis Perdarahan12

Differential Diagnosis(DD)

Anemia pendarahan kronis et causa ulkus peptikum

Bisul melibatkan iritasi, luka atau lesi pada tingkat yang berbeda dari saluran

pencernaan. Penyebab utama dari ulkus dianggap infeksi dengan bakteri yang disebut

Page 12: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Helicobacter pylori, yang dapat diperoleh melalui konsumsi makanan atau air yang

terkontaminasi. Penyebab lain dari ulkus adalah produksi berlebihan dari asam klorida dan

pepsin. Ketika secara berlebihan, asam lambung dapat merusak dinding pelindung dari

lambung atau organ internal tertentu, memungkinkan bakteri untuk menyebabkan kerusakan

yang lebih besar. Meskipun bakteri Helicobacter pylori dan sekresi lambung berlebihan

terutama bertanggung jawab untuk pengembangan ulkus, ada juga faktor lain yang dapat

berkontribusi pada proses: merokok, konsumsi alkohol, kafein, dll

Ketika asam klorida dan pepsin juga terlibat dalam pengembangan maag, gangguan

ini disebut sebagai ulkus peptikum. Jika ulkus terjadi pada tingkat duodenum, gangguan ini

disebut ulkus duodenum. Jika ulkus berkembang dalam perut, gangguan perut atau disebut

tukak lambung. Ulkus lambung dianggap suatu bentuk gangguan pencernaan serius, karena

dapat mengakibatkan komplikasi dan bahkan kanker. Komplikasi yang paling parah adalah

perdarahan ulkus peptikum dan perforasi ulkus. 1

Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah:

- muntah darah segar atau gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan

yang sebagian telah dicerna, yang menyerupai endapan kopi

- tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.

Dengan endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus. Bila sumber perdarahan tidak dapat

ditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan antagonis-H2 dan

antasid. Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran pencernaan dapat beristirahat.

Obat-obat tertentu (terutama aspirin, ibuprofen dan obat anti peradangan non-steroid

lainnya), menyebabkan timbulnya erosi dan ulkus di lambung, terutama pada usia lanjut.

Erosi dan ulkus ini cenderung akan membaik jika pemakaian obat tersebut dihentikan dan

jarang kambuh kembali kecuali jika obat digunakan kembali.

Penatalaksanaan Non-medika mentosa

Page 13: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Pada perdarahan banyak dan cepat, sumber perdarahan harus ditemukan dan

perdarahan harus dihentikan. Pemulihan volume darah dengan pemberian plasma secara

intravena atau darah utuh yang telah dicocokkan golongannya. Salin atau albumin juga dapat

diinfuskan.2 Pulihkan volume darah dengan memberikan infus plasma expanders. Indikasi

transfusi darah bila kadar Hb kurang dari 7g/dL. Pemberian 1 unit Packed Red Cells (PRC)

dapat meningkatkan Ht 3% atau meningkatkan kadar Hb 1 g/dL.1 Hal yang penting dan kritis

adalah memberikan pengobatan tanpa menunda. Selang intravena berdiameter besar harus

dipasang. Sementara golongan darah ditentukan dan dilakukan percocokan silang

(crossmatch), salin, ringer laktat atau koloid seperti albumin 5% harus diinfuskan untuk

mengoreksi hipovolemia. Selanjutnya darah lengkap diberikan sesegera mungkin.

Pemantauan tanda-tanda vital dan tekananan vena sentral berguna dalam menentukan jumlah

volume penggantian yang tepat.13

Penatalaksanaan pada pasien gastropati OAINS, terdiri dari non-mediamentosa dan

medikamentosa. Pada terapi non-medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan jika

memungkinkan, penghentian penggunaan OAINS. Secara umum, pasien dapat dianjurkan

pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap

di rumah sakit.5

Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet lambung yang bertujuan untuk

memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung, mencegah

dan menetralkan asam lambung yang berlebihan serta mengusahakan keadaan gizi sebaik

mungkin. Adapun syarat diet lambung yakni:3

Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.

Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerima.

Rendah lemak, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara

bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,

mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perseorangan)

Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum

susu terlalu banyak.

Makan secara perlahan.

Page 14: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk

memberikan istirahat pada lambung.

Penatalaksanaan Medika Mentosa

Dengan adanya kehilangan darah secara lambat atau sedikit, tubuh dapat

memproduksi cukup sel darah merah untuk memperbaiki anemia tanpa perlu transfusi darah.

Karena zat besi, yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah hilang selama

perdarahan, kebanyakan orang yang mengalami anemia akibat pendarahan perlu

mengkonsumsi suplemen zat besi, biasanya tablet, selama beberapa bulan. Kehilangan darah

memerlukan suplementasi besi untuk jangka panjang. Pemberian ferro sulfat 3 x 200 mg

sehari merupakan pilihan yang tepat. Sediaan besi oral lainnya meliputi ferro fumarat, ferro

glukonat. Perbaikan cadangan besi membutuhkan waktu 3-6 bulan meskipun demikian

retikulosis mencapai puncak setelah 10 hari sementara hemoglobin mencapai nilai normal

setelah 2 bulan terapi.5

Evaluasi sangat penting karena sebagian besar gastropati OAINS ringan dapat sembuh

sendiri walaupun OAINS tetap diteruskan. Antagonis reseptor H2 (ARH2) atau proton pump

inhibitor (PPI) dapat mengatasi rasa sakit dengan baik. Harus hati-hati menggunakan ARH2

pada pasien yang harus menggunakan OAINS jangka lama ARH2 ternyata mampu

mencegah timbulnya komplikasi berat OAINS pada saluran cerna atas. Pasien yang dapat

menghentikan OAINS, obat-obat anti tukak seperti golongan sitoproteksi, ARH2 dan PPI

dapat diberikan dengan hasil yang baik. Sedangkan pasien yang tidak mungkin menghentikan

OAINS dengan berbagai pertimbangan sebaiknya menggunakan PPI.5

KOMPLIKASI

1) Kegagalan jantung dimana fungsi jantung menjadi lemah dan tidak mencukupi. Masalah

jantung.  Anemia dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak

teratur. Jantung harus memompa darah lebih banyak untuk mengkompensasi

kekurangan oksigen yang dibawa oleh darah. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran

jantung atau gagal jantung

Page 15: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

2) Masalah semasa mengandung seperti melahirkan anak pramatang dan pertumbuhan

janin yang terencat semasa berada didalam kandungan.

3) Keletihan yang teruk sehingga mengganggu aktivitas seharian. Terutama pada anak

sekolah yang tidak ikut serta kegiatan di sekolah.

4) Pada anemia yang parah, pendarahan yang banyak yang tidak diganti balik dapat

menyebabkan kematian. 3

PROGNOSIS

Prognosis akan bertambah baik jika peyakit dasarnya dikesan dan di tangani lebih

awal. Anemia merupakan simptom yang menandakan adanya kelainan lain di tubuh.

Sifat-sifat gejala anemia dapa dipakai untuk membantu diagnosis. Pada orang yang sudah

berusia/lansia prognosis anemia lebih buruk karena daya ketahanan tubuh yang semakin

berkurang. 5

Kesimpulan

Laki-laki usia 46 tahun dengan keluhan lemas sejak 1 minggu yang lalu, muntah

hitam, BAB hitam 3 kali, nyeri ulu hati, mual, sering minum obat penghilang nyeri sejak 2

tahun terakhir menderita anemia perdarahan kronis karena gastropati OAINS.

Page 16: Anemia Pendarahan Kronis Pbl

Daftar Pustaka

1. Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SK, Santoso R. Penuntun patologi klinik

hematologi. Jakarta: FK Ukrida;2009.h.103-121.

2. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;2009.h.410-25.

3. 1.Suyata, Bustami E, Bardiman S, Bakry F. Nsaid gastropathy. Volume 5. Jakarta:

The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive

Endoscopy;2004.h.89-94.

4. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga;2007.h.29-

30.

5. Sudoyo WA. Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Volume 1 &

2. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing;2009.h.447, 509-518, 1109-1113.

6. Bakta IM. Hematologi klinik ringkas. Jakarta: EGC;2012.h.12-40.

7. Mitchell, Kumar K, Abbas, Fausto N. Robbins & cotran dasar patologis penyakit.

Edisi ke-7. Jakarta: EGC;2010.h.641-2.

8. Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: FK

UI;2005.h.430-1.

9. Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika;2002.h.25-37.

10. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga;2007.h.23.

11. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Volume 2. Edisi ke-15.

Jakarta: EGC;2000.h.1326.

12. Bakta IM. Gawat darurat di bidang penyakit dalam. Jakarta: EGC;2000.h.139.