Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
Transcript of Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
1/31
Anatomi cerebrum dan cerebellum
Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian terbesar otak dan terletak di fossa cranii anterior dan mediusserta menempati seluruh cekungan termpurung tengkorak. Cerebrum terbagi menjadi dua
bagian: diencephalon yang membentuk inti sentral dan tetelncephalon yang membentuk
hemispherium cerebri. Hemisperium cerebri merupakan bagian otak yang paling besar
dan merupakan oleh fissura longitudinalis cerebri. Fissura longitudinalis superior berisi
lipatan durameter yang berbentuk seperti bulan sabit, yang biasanya disebut sebagai falx
cerebri dan juga berisi arteria cerebralis anterior.
Cerebrum dibagi menjadi dua hemisfer, yaitu :
1. Hemisfer dextra
2. Hemisfer sinistra
Kedua hemisfer tersebut dipisahkan oleh fisura longitudinaliSulcus
Lobus cerebrum dibagi menjadi 4 lobus, yaitu :
1. Frontalis
2. Parietalis
3. Occipitalis
4. Temporalis
Sulcus yang memisahkan antar lobus dibagi menjadi:
1. Sulcus centralis
Sulcus centralis yaitu sulcus yang memisahkan lobus frontal dengan lobus parietal.
Sulcus centralis sangat penting karena gyrus yang terletak di sebelah anteriornya
mengandung sel-sel motorik yang menginisiasi gerakan-gerakan tubuh sisi
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
2/31
kontralateral; di posterior sulcus ini terletak korteks sensorik umum yang menerima
informasi sensorik dari sisi tubuh kontralateral.
2. Sulcus parietooccipitalis
Sulcus parietooccipitalis yaitu sulcus yang memisahkan lobus parietal dengan lobus
uccipital. Sulcus ini terdiri dari batang pendek yang terbagi menjadi tiga ramuSulcus
Sulcus ini merupakan celah yang dalam terutama ditemukan di permukaan inferior dan
lateral hemisfer cerebri.
3. Sulcus lateralis
Sulcus lateralis merupakan sulcus yang memisahkan lobus parietal dengan lobus
temporal.sulcus ini dimulai dari tepi medial superior hemisphere sekitar 2 inci (5 cm)
di anterior polus occipitalis. Sulcus ini berjalan turun ank e arah anterior pada
permukaan medial untuk bertemu dengan sulcus calcarina.
2. Anatomi sistem perdarahan otak
Sumber pembuluh darah utama di otak adalah arteri carotis interna dan arteri
vertebralis yang akan membentuk anastomosis menjadi Circulus Arteriosus Willisi.
A.rteri carotis interna dipercabangkan oleh a. carotis communis di regio colli. Sedangkan
arteri vertebralis dipercabangkan dari Arteri subclavia. Setelah melewati voramen
magnum arteri vertebralis dextra dan sinistra bergabung menjadi arteri cerebri posterior.
Anastomosis arteri carotis interna dan vertebralis :
1. A. cerebralis anterior
2. A. communicans anterior
3. A. carotis interna
4. A. communicans posterior
5. A. cerebralis posterior
Darah darah dari vena di otak akan melalui sinus-sinus yang terdiri dari :
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
3/31
1. Sinus sagitalis Superior
2. Sinus sagitalis Inferior
3. Sinus Rectus
4. Sinus Transversalis Dekstra
5. Sinus Sigmoid
Vena di ruang sub arachnoid dan vena-vena lain sinus sgitalis superior et inferior
sinus rectus sinus transversalis dekstra sinus sigmoid vena jugularis interna
3. Fisiologi aliran pembuluh darah otak
Pada dasarnya suplai darah ke otak dapat mencapai 700-800 ml / menit dimana
dupertiga melalui karotis interna dan satu pertiga melalui arteri vertebra basilaris. Otak
dapat dikatakan sebagai suatu ruangan tertutup yang sebenarnya sangat konstan volume
di dalamnya. Volume tersebut hanya tersusun atas otak, LCS dan darah di dalam
pembuluh darah otak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa : volume otak + volume
LCS + volume darah = harus tetap. (Monroe Kellie).
Sistem peredaran darah di otak terutama melayani kedua hemisfer otak, dan sistem
vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian
posterior hemisfer. Aliran darah otak dipengaruhi oleh 3 faktor. Dua yang paling penting
adalah tekanan untuk memompakan darah dari sistem arteri-kapiler ke sistem vena, dan
tahanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu
viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku).
Dari faktor pertama yang terpenting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung,
darah, pembuluh darah dll), dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak
(arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan
darah sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi
pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50-150 mmHg).
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
4/31
Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga diantaranya
seperti seperti kadar/tekanan parsial CO 2 dan O 2 berpengaruh terhadap diameter arteriol.
Kadar/tekanan parsial CO 2 yang naik, PO 2 yang turun, serta susunan jaringan yang asam
(pH CO 2 turun, PO 2 naik, atau susunan pH tinggi, maka terjadi vasokonstriksi.
Viskositas atau kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan
koagulabilitas yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis, dan aliran darah
lambat, akibat ADO yang menurun.
Dalam rongga cranial yang terisi oleh otak, LCS dan darah, pada saat tertentu dapat
mengalami perubahan volume. Perubahan volume hanya dapat terjadi pada LCS dan
darah. Oleh karena itu untuk menanggulangi perubahan volume yang terlalu signifikan,
maka terdapat kompensasi. Kompensasi dapat diklasifikasikan secara intrinsic dan
ekstrinsik.
1. Ekstrinsik (ekstraserebral)
a. Tekanan jantung sangat berpengaruh pada suplai darah ke otak. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh tekanan arterial sistemik.
b. Tekanan darah sistemik. Tekanan ini sangat berpengaruh pada korteks (area 12, 23,32) dan barosreeptor.
c. Plaque sklerotik. Pada umunya terdapat pada arteri carotis dan arteri vertebralis,
juga dipengaruhi CVD.
d. Viskositas darah. Polistemia, dehidrasi berat, leukemia.
2.
Intrinsik (intraserebral)
a. Autoregulasi serebral
Adalah suatu pengaturan dilatasi dan kontriksi arteri serebral. Batas dari pengaturan
ini adalah jika tekanan sistemik kurang dari 50mmHg.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
5/31
b. Biokimiawi serebral
Dipengaruhi oleh CO 2 dalam serebral dan substansi lain.
Bila terdapat gangguan aliran darah pada otak maka akan terdapat gejala-gejalasesuai dengan bagian otak yang terkena. Adapun gambaran klinis sehubungan dengan
isufisiensi darah sesuai dengan percabangan sirkulus wilisi adalah sebagai berikut :
1. arteri vertebro basilaris (sirkulasi posterior biasanya bilateral)
- kelemahan salah satu atrau keempat anggota gerak
- ataksia
- barbinski bilateral
- disfagia
- sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat
- gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralysis)
- muka baal
2. arteri karotis interna (sirkulasi anterior biasanya unilateral)
jika terjadi pada :
- arteri retina : buta mata satu episodic (amaurosis fugaks)
- arteri serebri media : gangguan anggota tubuh kolateral
jika terjadi pada :
- antara a. cerebri anterior dan a. cerebri media : lemah mula-mula anggota gerak
atas dan wajah
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
6/31
3. arteri serebri anterior
- kelemahan kontralateral tungkai, lengan proksimal, gangguan gerak volunteer
tungkai
- gangguan sensorik kontralateral
- demensia, refleks mencengkram, refleks patologis (lkovbus frontalis lesion)
4. arteri cerebri posterior
- koma
- hemiparesis kontralateral
- afasia
- kelumpuhan saraf III hemianopsia
5. arteri cerebri media
- hemiparesis terutama lengan
- hemianopsia
- afasia global
- disfagia
4. Kelemahan, afasia dan paresis n.VII dan n. XII
Anggota gerak sebelah kanan Ny. S tidak tidak bisa digerakkan, kemungkinan Ny.
S mengalami gangguan di hemisfer sinistra. Selain itu, terdapat gangguan pada nervus
XII dan VII yang menyebakan sulit berkomunikasi (afasia) dan hemihipestesis sisi tubuh
kanan. Ny. S juga menderita hipertensi dan DM. Hipertensi dan DM merupakan faktor
resiko terjadinya stroke. Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosis yang diderita Ny.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
7/31
S di perlukan informasi dan pemeriksaan lebih lanjut, baik anamnesis, pemeriksaan fisik,
maupun pemeriksaan penunjang.
Pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis
(piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decussatio piramidalis di
medulla oblongata. Sehingga lesi di salah satu hemisfer akan menimbulkan efek pada sisi
kontralateralnya. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan
berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah
tersebut, maka akan terjadi hemihipestesia kontralateral.
Inti motorik n.VII terletak di pons. Otot-otot bagian atas wajah mendapat
persarafan dari 2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan n.VII
jenis sentral dan perifer. Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat
persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh; yang lumpuh adalah bagian bawah dari wajah. Pada
gangguan n.VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua
otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus
pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan bersama saraf fasialis.
Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat persarafan dari
korteks motorik kontralateral, sedangkan yang mengurus wajah bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral). Karenanya kerusakan sesisi pada
upper motor neuron dari N VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan
mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bbagian
atasny tidak. Lesi supranuklir (upper motor neuron) N VII sering merupakan bagian dari
hemplegia. Hal ini dapat dijumpai pada stroke dan lesi-butuh-ruang (space occupying
lesion) yang mengenai korteks motorik, kapsula interna, thalamus, mesensefalon ,dan
pons di atas inti N VII.
Kerusakan N XII akan menyebabkan afasia. Fungsi bicara di atur oleh daearah
wernick dan area broca di cerebrum. Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut maka
akan ditemukan afasia pada pasien.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
8/31
Dari uraian di atas dan hasil pemeriksaan, maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis
topic pada kasus ini adalah hemisfer cerebri sinistra.
Jaras Kortikospinal dan kortiko bulbar
Substansia grisea korda spinalis terutama terdiri dari badan- badan sel saraf serta
dendritnya, antar neuron dan sel- sel glia. Substansia alba tersusun menjadi traktus atau
jaras yaitu berkas- berkas serat- serat saraf (akson- akson dari neuron yang panjang)
dengan fungsi serupa. Berkas- berkas itu dikelompok- kelompokkan menjadi kolumna
yang berjalan disepanjang korda. Setiap traktus ini berawal atau berakhir di dalam daerah
tertentu di otak dan masing- masing memiliki kekhususan dalam mengenai informasi
yang disampaikannya. Sebagian adalah traktus asenden atau korda ke otak yang
menyaurkan sinyal aferen ke otak. Yang lain adalah traktus desenden atau otak ke korda
yang menyampaikan pesan- pesan dari otak ke neuron eferen. Traktus pada umumnya
diberi nama berdasarkan asal dan ujungnya. Sebagai contoh traktus kortikospinalis adalah
suatu jalur desenden; badan selnya terutama berasal dari daerah motorik korteks
serebrum, dan akson- aksonnya berjalan ke bawah untuk berakhir di korda spinalis pada
badan- badan sel neuron motorik efern yang mempersarafi otot- otot rangka. Sebaliknya,
traktus spinotalamikus lateral adalah suatu jalur asenden yang berasal dari korda spinalis
dan berjalan secara lateral di sepanjang korda sampai bersinaps di thalamus.
Jaras ini membawa informasi sensorik mengenai rasa nyeri dan suhu yang berasal
dari berbagai bagian tubuh melalui korda spinalis ke thalamus, yang kemudian menyortir
dan menyalurkan informasi tersebut ke korteks somatosensorik. Perlu diketahui bahwa di
dalm korda spinalis berbagai jenis sinyal dipisah- pisahkan dan, dengan demikian,
kesusakan daerah tertentu di korda dapat mengganggu sebagian fungsi dan fungsi lain
tetap utuh, hanya bagian-bagian akson dari banyak neuron.
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam kelompok
UMN. Berdasarkan perbedaan anatomic dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam
susunan pyramidal dan susunan ekstrapiramidal. Semua neuron yang menyalurkan
impuls motorik secara langsung ke LMN atau melalui interneuronnya, tergolong
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
9/31
kelompok UMN. Neuron-neuron tersebut merupakan penghuni girus presentralis. Oleh
karena itu, maka girus tersebut dinamakan korteks motorik. Yang berada di korteks
motorik yang menghadap ke fisura longitudinalis serebri mempunyai koneksi dengan
gerak otot kaki dan tungkai bawah. Melalui aksonnya neuron korteks motorik
menghubungi motoneuron yang membentuk inti motorik saraf kranial dan motoneuron di
kornu anterior melalui medula spinalis. Akson-akson tersebut menyusun jaras
kortikobulbar-kortikospinal. Sebagai berkas saraf yang kompak mereka turun dari korteks
motorik dan tingkat talamus dan ganglia basalia mereka terdapat di anatara kedua
bangunan tersebut. Itulah yang dikenal sebagai kapsula interna, yang dapat dibagi dalam
krus anterior dan krus posterior.
Di tingkat mesensefalon serabut-serabut itu berkumpul di 3/5 bagian tengah pedunkulusserebri dan diapit oleh daerah serabut-serabut frontopontin dari sisi medial dan serabut-
serabut parietotemporopontin dari sisi lateral. Sepanjang batang otak, serabut-serabut
kortikobulbar meninggalkan kawasan mereka, untuk menyilang garis tengah dan berakhir
secara langsung di motoneuron saraf kranial motorik (
n.III,n.IV,n.V,n.VI,n.VI,n.VII,n.IX,n.X, dan n.XII) atau interneuronnya di sisi
kontralateral. Sebagian dari serabut kortikobulbar berakhir di inti-inti saraf kranial
motorik sisi ipsilateral juga. Di perbatasan antara medulla oblongata dan medula spinalis,
serabut-serabut kortikospinal sebagian besar menyilang dan membentuk jaras
kortikospinalis lateral. Sebagian dari mereka tidak menyilang tapi melanjutkan perjalanan
ke medula spinalis di funikulus ventralis ipsilateral. Kawasan jaras piramidal lateral dan
ventral makin ke kaudal makin kecil, karena banyak serabut sudah mengakhiri
perjalanan. Pada bagian servical disampaikan 55% jumlah serabut kortikospinal,
sedangkan pada bagian thorakal dan lumbosakral berturut-turut mendapat 20% dan 25%.
5. Fisiologi serebrum
Beberapa daerah tertentu korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik.
Brodmann telah membagi korteks serebri menjadi 47 area berdasar struktur selular.
Korteks serebri memiliki area primer dan asosiasi untuk berbagai fungsi. Area primer
adalah daerah dimana terjadi persepsi atau gerakan. Area asosiasi diperlukan untuk
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
10/31
integrasi dan peningkatan perilaku dan intelektual (Budianto, 2005). .Korteks frontalis
merupakan area motorik primer yaitu area 4 Brodmann yang bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan volunter. Area ini terletak di sepanjang gyrus presentralis. Korteks
pramotorik, area 6, bertanggungjawab atas gerakan terlatih seperti menulis, mengemudi,
atau mengetik. Area 8 dinamakan lapang pandang frontal, bersama area 6, bertanggung
jawab atas gerakan menyidik volunteer dan deviasi konjugat dari mata dan kepala.
Gerakan mata volunteer mendapat input dari area 4, 6, 8,9, dan 46 (Price dan Wilson,
2006).Area 44 dan 45 adalah area bicara motorik broca, bertanggung jawab atas
pelaksanaan motorik bicara. Apabila lesi akan menyebabkan gangguan bicara (afasia)
(Mardjono dan Sidharta, 2008).Area Wernicke adalah area bicara sensorik, dihubungkan
dengan area broca oleh berkas serabut saraf yang disebut fasciculus arcuata. Area inimembentuk pemahaman bahasa tulisan dan lisan serta memungkinkan orang dapat
membaca sebuah kalimat, mengerti kalimat tersebut, dan mengucapkannya dengan suara
keras (Snell, 2007). Keadaan bangun dan tingkat kesadaran dikendalikan oleh formation
retikularis. Jaras asendens multiple yang membawa informasi sensorik ke pusat-pusat yang
lebih tinggi dihantarkan melalui formation reticularis yang akan memproyeksikan
informasi ini ke berbagai bagian cortex serebri, serta menyebabkan seseorang yang sedang
tidur terbangun. Bahkan, saat ini diyakini bahwa keadaan sadar bergantung pada proyeksi
informasi sensorik yang konmtinu ke korteks (Snell, 2007).Telah diketahui bahwa
hipokampus berkaitan dengan perubahan memori baru menjadi memori jangka panjang.
Lesi pada area ini menyebabkan hilangnya ingatan baru. Memori kejadian masa lalu yang
sudah tersimpan sebelum timbul lesi biasanya tidak terpengaruh (Price dan Wilson, 2006;
Snell, 2007)
6. Fungsi korteks cerebri
Fungsi Lobus Cerebri .
1. Lobus oksipitalis
Lobus ini terletak di sebelah posterior. Fungsi lobus oksipitalis adalah bertanggung
jawab untuk pengolahan awal masukan pengeliatan. Lobus oksipitalis mengandung
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
11/31
korteks pengeliatan primer yang menerima informasi pengeliatan dan menyadari sensasi
warna apabila terjadi kerusakan akan berakibat gangguan lapang pandang.
2. Lobus temporalis.
Lobus ini terletak di sebelah lateral atau sisi kepala, fungsi lobus temporalis ini adalah
untuk menerima sensasi suara. Lobus temporalis merupakan area sensorik reseptif untuk
impuls pendengaran.
3. Lobus parietalis
Terletak di bagian puncak kepala yang letaknya hanpir bersamaan dengan lobus
frontalis yang dipisahkan oleh lipatan. Lobus parietalis ini terletak di belakang sulkussentralis pada kedua sisi. Fungsi lobus parietalis ini bertanggung jawab untuk menerima
dan mengolah masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan panas , dingin dan nyeri dari
permukaan tubuh. . Sensasi- sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestik.
Lobus parietalis juga merasakan kesadaran mengenai posisi tubuh, suatu fenomena yang
disebut sebagai propriosepsi.
4. Lobus frontalis.
Lobus ini terletak di korteks bagian depan. Fungsi lobus frontal ini bertanggung jawab
terhadap tiga fungsi utama.
a. Aktivitas motorik volunteer
b. Kemampuan berbicara.
c. Elaborasi pikiran
Daerah di lobus frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis dan dekat dengan
korteks somatosensorik adalah korteks motorik primer daerah ini memberi control
volunter atas gerakan yang dihasilkan oleh otot-otot rangka dan di tiap sisi otak
terutama mengontrol otot di sisi tubuh berlawanan.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
12/31
Anatomi dan fungsi saraf kranialis
8. Perbedaan fungsi hemisfer serebri
Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi 2 belahan yaitu
hemisfer serebrum kiri dan kanan. Cerebrum terbagi menjadi 2 hemisfer, yaitu kiri dan
kanan. Secara umum, hemisfer kiri menerima input ( sensorik ) dari sisi kanan tubuh
dan mengontrol sisi kanan ( kontralateral ). Begitupula pada hemisfer kanan. Meskidemikian, fungsi kedua hemisfer tidaklah sama. Pada orang yang tidak kidal, hemisfer
kiri lebih dominan dan berperan pada pengolahan bahasa. Hemisfer kanan cenderung
berfungsi kognitif, hubungan spatial , pemfokusan pikiran dan ketrampilan seperti
music.
Berbagai daerah di korteks bertaggung jawab dalam berbagai aspek pengolahan syaraf,
berikut daerah beserta fungsi :
1. Korteks motorik primer : mengatur gerakan volunteer
2. Korteks somatosensorik : menerima sensai somesretik dan propriosepsi
3. Korteks pramotorik : koordinasi gerakan komplek
4. Korteks asosiasi prafrontalis : perencanaan aktivitas vpolunter, pembuatan keputusan
; sifat pribadi )
5. Korteks auditorik primer : pendengaran
6. Korteks asosiasi limbic : berfungsi dalam motivasi dan emosi ; ingatan
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
13/31
7. Korteks parietalis posterior :integrasi masukan somatosensorik dan penglihatan ;
penting untuk gerakan gerakan kompleks
8. Daerah wernick : pemahaman pembicaraan
9. Korteks penglihatan primer : penglihatan
10. Daerah broca : pembentukan bicara
(Sherwood,2001 ; Brass,)
9. Stroke
P engertian
Stroke adalah gangguan sirkulasi darah otak yang disebabkan iskemik dan ganggun
fungsi neuron, bukan karena trauma, tumor dan atau infeksi. Menurut WHO stroke adalah
adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Menurut Chandra (1986) Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh karena ganggguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (
dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.
Klasifikasi stroke
Menurut National of Neurologicals Disorders and Stroke (NINDS), berdasarkan
etiologinya dibedakan menjadi :
1. Stroke Hemoragik, yang terdiri atas :
a. Perdarahan Intracerebral (PIS)
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
14/31
b. Perdarahan Subarachnoid
c. Perdarahan Intra kranial oleh karena AVM
2. Stroke Non Hemoragik, yang berdasarkan perjalanan klinisnya terdiri dari :
a. TIA ( Transient Ischemic Attack)
b. RIND ( Reversible Ischemich Neurologis Defisit)
c. Progressing Stroke atau Stroke Non Evolution
d. Completed Stroke
S troke hemoragik
Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Berdasarkan
etiologinya dibedakan menjadi :
a. Perdarahan Intracerebral (PIS)
Gejala klinis yang timbul pada perdarahan intra serebral disebabkan adanya akumulasi
darah akibat pecahnya pembuluh darah di dalam parenkim otak. Gejala yang timbul
tergantung daerah otak mana yang mengalami gangguan.
b. Perdarahan di Lobus
Tanda dan gejala yang timbul :
1) Lobus frontalis : hemiparesis kontralateral dengan lengan lebih nyata disertai sakit
kepala bifrontal, deviasi conjugat ke arah lesi.
2) Lobus Parietalis : defisit persepsi sensorik kontralateral dengan hemiparesis ringan.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
15/31
3) Lobus Oksipitalis : hemianopia dengan atau tanpa hemiparesis yang minimal pada
sisi ipsilateral dengan hemianopianya.
4) Lobus Temporalis : afasia sensorik bila area Wernicke hemisfer dominan terkena,
hemianopia atau kuadranopia karena massa darah mengganggu radiasi optika.
c. Perdarahan Area Striata
Tanda dan gejala yang timbul :
1) Hemiparesis/hemiplegi kontralateral
2) Defisit hemisensorik dan mungkin disertai jugahemianopia homonim
3) Afasia bila mengenai hemisfer dominan
d. Perdarahan Thalamus
Tanda dan gejala yang timbul :
1) Defisit sensorik
2) Hemiparesis/ hemiplegi kontralateral
3) Afasia, anomia jika mengenai hemisfer dominan
e. Perdarahan Pons
Perdarahan batang otak tersering adalah pons, dengan tanda dan gejala yang timbul :
1) Kesadaran menurun dengan cepat tanpa didahului sakit kepala, vertigo, mual danmuntah.
2) Biasanya kuadriplegi dan flaksid
3) Pupil kecil dan reaksi cahaya minimal
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
16/31
4) Pernafasan cheyne stokes dan febril
f. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Perdarahan sub arachnoid primer atau spontan disebabkan oleh perdarahan arterial nontraumatik ke dalam ruang sub arachnoid di sekeliling otak. Tanda dan gejala yang
timbal antara lain :
1) Sakit kepala mendadak
2) Kaku kuduk
3) Penurunan kesadaran mulai dari mengantuk sampai koma
4) Paresis nervus okulomotorius
5) Pupil anisokor
6) Perdarahan retina (funduskopi)
S troke nonhemoragik
Stroke non hemoragik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke non
hemoragik.
Jenis Stroke Non Hemoragik berdasarkan perjalanan klinisnya.
a. TIA (Transient Ischemic Attact = gangguan peredaran darah otak sepintas)
TIA didefinisikan sebagai suatu gangguan akut dan fungsi fokal serebral yang
gejalanya berlangsung kurang dari 24 jam dan disebabkan oleh thrombus atau
emboli.Pada TIA ini, gejala yang timbul akan cepat menghilang, berlangsung hanya
dalam beberapa menit saja, tetapi juga dapat sampai sehari penuh. Dilihat dari gejala
dan tanda yang ada, dapat dibedakan antara TIA tersebut bersumber pada systemkarotis dan bersumber pada system vertebrobasilaris.
Tanda dan gejala TIA yang disebabkan gangguan pada system karotis :
1) Gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
17/31
2) Kelumpuhan lengan atau tungkai atau keduanya pada sisi yang sama
3) Defisit sensorik atau motorik dari wajah saja, wajah dan lengan atau tungkai saja
secara unilateral.
4) Kesulitan untuk mengerti bahasa dan atau berbicara
Tanda dan gejala yang disebabkan gangguan pada sistem vertebrobasilaris :
1) Vertigo dengan atau tanpa disertai nausea dan atau muntah, terutama bila disertai
dengan diplopia, disfagia atau disartri.
2) Mendadak tidak stabil,
3) Gangguan visual, motorik, sensorik, unilateral atau bilateral.
4) Hemianopsia homonim
5) Drop attack
b. RIND ( Reversible Ischemic Neurologik Deficit)
Gejala neurologis yang ada pada RIND juga akan menghilang, hanya waktu
berlangsunya lebih lama yaitu lebih dari 24 jam bahkan sampai 24 hari.
c. Progresing Stroke ( Stroke in evalution)
Pada stroke ini, kelainan atau defisit neurologis yang timbul berlangsung secara
bertahap dari yang bersifat ringan menjadi lebih berat. Diagnosis progressing stroke
ditegakkan oleh dokter, karena dokter dapat mengamati sendiri secara langsung atau
berdasarkan keterangan pasien.
d. Completed Stroke
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
18/31
Pada stroke jenis ini, kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap tidak
berkembang lagi. Kelainan neurologis yang timbul bermacam-macam tergantung pada
daerah otak mana yang mengalami infark.
Namun jika infark tersebut terletak di batang otak, meskipun dengan pemeriksaan CT-
Scan infark tersebut tidak akan terlihat.
E tiologi S troke
Etiologi Stroke Hemoragik
1. Perdarahan intraserebral
a. Hipertensi
b. Malformasi arteri vena
c. Anfiopati amilod
2. Perdarahan subarakhnoid
Etiologi Stroke Non Hemoragik
1. Trombosis
a. Atherosklerosis
b. Vaskulitis
c. Robeknya arteri : karotis, vertebralis
d. Gangguan darah : polisitemia, hemoglobinopati ( penyakit sel sabit)
2. Embolisme
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
19/31
a. Sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit jantung
rematik, penyakit katup jantung, kardiomiopati iskemik.
b. Sumber tromboemboli aterosklerosis di arteri : bifurkasio karotis komunis, arteri
vertebralis distal.
c. Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepi oral, karsinoma.
3. Vasokontriksi
Vasospasme serebrum setelah PSA ( Perdarahan Sub Arachnoid)
Faktor Resiko
Faktor Resiko Stroke didasarkan pada dapat atau tidaknya resiko tersebut ditanggulangi /
diubah :
1. Faktor resiko yang tak dapat diubah atau dicegah/dimodifikasi
2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Pengenalan faktor-faktor resiko ini sangat penting, karena banyak pasien mempunyaifaktor resiko lebih dari satu atau bahkan kadang-kadang faktor resiko ini diabaikan.
Setelah mengetahui faktor resiko, maka perlu dikenal juga bagaimana cara pencegahan
dan penanganannya.
1. Faktor resiko yang tak dapat dimodifikasi
a. Umur
Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring bertambahnya umur.
Sehingga semakin bertambah umur, semakin tinggi kemungkinan mendapat sroke.
Dalam statistik faktor ini menjadi dua kali lipat setelah usia 55 tahun.
b. Jenis Kelamin
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
20/31
Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan.
c. Ras
d. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua.
2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
a. Riwayat Stroke
b. Hipertensi
c. Penyakit Jantung
d. Diabetes Melitus
e. Transient Ischemic Attack
f. Hiperkolesterol
g. Obesitas
h. Merokok
T anda dan Gejala S troke
Tanda dan gejala Stroke, berdasarkan lokasinya di tubuh:
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
sensorik.
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau,
mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun,
ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
21/31
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan
awal .
Gejala dan tanda pada stroke hemoragik:
Onset manifestasi kliniknya cepat, gejala fisik neurologis yang muncul tergantung
pada tempat perdarahan dan besarnya perdarahan, mayoritas pasien kehilangan
kesadaran, dan banyak yang akhirnya meninggal tanpa sempat sadar lagi, sebelum
pingsan, pasien umumnya akan mengalami sakit kepala dan dizziness.
Pemeriksaan Fisik Stroke
Fokus pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada pasien dengan stroke adalah
status neurologis yaitu fungsi sistem persyarafan secara keseluruhan. Baik saraf kranial,
reflek-reflek dan juga kekuatam motorik pasien. Hal ini diperlukan untuk
mengidentifikasi area otak yang mana saja yang mengalami masalah atau terjadi
kerusakan karena dari respon atau adanya tanda-tanda manifestasi klinik yang terjadi
dapat diprediksikan daerah mana saja yang terjadi kerusakan.
11. Pemeriksaan umum dan neurologis
Pada pemeriksaan neurologis didapatkan bahwa tidak ada tanda-tanda iritasi
meningeal, berarti hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat kerusakan maupun lesi pada
meninges atau selaput kepala.
Pada pemeriksaan Nervus Cranialis didapatkan :
-
Parese N VII kanan tipe sentral
- Parese N XII kanan
- Fungsi motorik hemiparesis kanan
- Fungsi sensorik hemihipestesia kanan
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
22/31
- Fungsi vegetatif dalam batas normal
Paralisis atau paresis nervus fasialis adalah gangguan yang paling umum. Dan
yang sering dijumpai adalah paresis fasialis perifer. Untuk dapat membedakan berbagai
lesi yang mengakibatkan timbulnya paresis fasialis, pemeriksaan dapat menunjukan ciri-
ciri yang khas bagi lesi masing-masing. Pemeriksaan dapat dibedakan menjadi
pemeriksaan nervus fasialis Uper Motor Neuron, dan gerakan fasialis Coger Motor
Neuron. Pada pemeriksaan pada lesi UMN pemeriksaanya dapat dilakukan dengan
memerintah pasien melakuka sebuah gerakan atau menggunakan gerakan volunter atau
disadari, yaitu menyuruh pasien memejamkan matanya, atau menyuruh pasien untuk
memejamkan matanya atas kemaunya sendiri.
Sedangkan untuk memeriksa adanya lesi LMN atau pada nervus fasialis ini
disebut gerakan otot wajah psikomotorik, yaitu pasien disuruh untuk mengekspresikan
perasaannya dengan wajahnya, contohnya adalah dengan gerakan mimik wajah saat
marah yaitu memicingkan mata dan menaikan alis, merenggutkan dahi, atau mengangkat
sudut mulut, bila hal ini tidak dapat dilakukan berarti pasien mengalami lesi pada Coger
Motor Neuron. Dengan ke dua pemeriksaan di atas dapat di temukan kerusakan pada
korteks somatomotorik bila didapatkan gerakan volunter yang menurun dan gerakan
psikomotorik normal, dan bila ditemukan keadaan yang sebaliknya yaitu gerakanvolunter normal dan gerakan psikomotorik turun akan menunjukan adanya kerusakan
pada kortek psikomotorik.
Pada pemeriksaan nervus XII atau hypoglosus pasien disuruh untuk mengeluarkan
lidahnya secara lupus di garis tengah. Pada kelumpuhan sesisi lidah tidak dapat
dikeluarkan secara lurus digaris tengah melainkan akan menyimpang kesisi yang lumpuh.
Pada kelumpuhan bilateral yang bertipe UMN gerakan lidah secara volunter akan terlihat
lambat dan kaku sehingga dalam pengucapan kata akan menjadi kurang jelas dan apabila
pasien di perintahkan untuk menjulurkan lidah pasien tidak akan bisa melakukannya.
Sedangkan pada UMN unilateral (keadaan ini biasa terjadi pada pasien yang tenderita
stroke) pada pasien ini juga akan didapatkan distaria, jika diperintahkan mengeluarkan
lidah pasien akan dapat mengeluarkan lidah dan pada pasien penyimpangan lidah ke sisi
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
23/31
yang lumpuh akan dapat dilihat dan lidah tidak akan bergerak ke sisi yang sehat pada
pasien tidak didapatkan atrofi papil-papil lidah.
Pada kelumpuhan lidah yang bersifat unilateral LMN akan didapatkan atrofi lidah,
garis tengah lidah dan velan lidah pada pasien ini menjadi cembung dan velan lidah yang
lumpuh menjadi tipis dan keriput. sedangkan pada kelumpuhan bilateral LMN akan
didapatkan seluruh lidah menjadi tipis, gepeng dan keriput, dan pada pasien ini proses
bicara dan menelan akan terganggu.
Mata deviasi konjugat adalah adanya gangguan pada kedua bola mata yang tidak
dapat digerakkan ke atas. Jika lesinya paralitik maka mata deviasi ke arah yang sehat.
Sedangkan lesinya iritatif pada epilepsi maka mata deviasi ke arah yang iritasi.
Hemiparesis spastik kanan disebabkan oleh lesi vaskuler (yang terjadi karena
penyumbatan atau perdarahan suatu arteri cerebral) unilateral di kapsula interna atau
korteks motorik. Lesi vaskuler dikenal sebagai manifestasi stroke yang berupa infark
serebri regional bisa bersifat iskemik atau hemoragik. Lesi yang merusak neuron-neuron
di korteks piramidalis atau akson-aksonnya di daerah subkortikal, kapsula interna,
pendukulus cerebri, pes pontis, piramis medulae oblongata atau di funikulus
dorsolateralis medula spinalis menimbulkan gejala sindrom piramidalis (hilangnyagerakan voluntar yang halus dan tangkas, serta tanda UMN)
Akibat lesi di susunan saraf pusat dapat timbul hipestesia atau parastesia. Polanya
khas bagi lesi yang mendasarinya. Hipestesia yang dirasakan sesisi tubuh dinamakan
hemihipestesia. Lesi yang menimbulkan gejala itu terletak pada korteks somato sensorik
primer pada gyrus post sentralis.
Fungsi vegetatif dalam batas normal, hal ini berarti hypotalamus tidak mengalami
gangguan. Fungsi vegetatif antaralain regulasi kecepatan denyut jantung dan arteri,
regulasi suhu tubuh, osmolaritas cairan, masukan makanan dan sekresi hormon.
Reflek Fisiologis
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
24/31
a. Reflek Biseps : Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan ibu jari di atas tendon
biseps, tekan bila perlu, kemudian ketuk dengan palu reflek (n. Muskulokutaneus, C5-
C6).
Normalnya fleksi sendi siku dan tampak kontraksi otot biseps.
b. Reflek Triseps : Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengetok daerah di atas siku
sekitar 4-5 cm (n. Radialis, C6-C8).
Normalnya ekstensi siku dan tampak kontraksi otot triseps.
c. Reflek Radial : Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengetok dengan perlahan pada
radius, kira-kira 5 cm di atas pergelangan tangan sambil mengamati dan merasakanadanya kontraksi (n. Radialis, C5-C6).
Normalnya fleksi siku dan ekstensi lemah jari tangan.
d. Reflek Ankle : Pemeriksaan ini dilakukan bisa dengan 2 cara, dalam posisi duduk dan
posisi berbaring. Saat posisi duduk, kaki diposisikan dalam keadaan dorsofleksi
optimal, sedangkan pada posisi berbaring dilakukan dalam posisi fleksi panggul dan
lutut sambil sedikit rotasi paha keluar, kemudian tendon achilles/tumit diketok dengan palu reflek (n. Tibialis, L5, S1-S2).
Normalnya fleksi plantar dan kontraksi otot gastrocnemius.
Reflek Patologis
a. Reflek Babinski : Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggoreskan sebuah benda yang
berujung agak tajam, telapak kaki digores dari arah tumit menyusur bagian lateral
menuju pangkal ibu jari.
Hasilnya akan (+) bila terjadi dorsofleksi ibu jari disertai dengan abduksi jari-jari
lainnya.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
25/31
Salah satu instrumen untuk menilai kondisi mental seseorang yang banyak
dipakai ahli saraf adalah sistim skoring memakai The Mini Mental State Examination
atau MMSE oleh Folstein dkk, 1975. Apabila dalam skoring MMSE kurang dari 24
dapat dianggap terdapat gangguan kognitif sehingga memerlukan pemeriksaan seorang
dokter neurogeriatri (saraf), dokter jiwa, dokter THT dan dokter mata.
12. Penatalaksanaan stroke
Prinsip penatalaksanaan stroke memiliki 3 tujuan, yaitu:
1. Mencegah cedera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah iskemik non infark.
2. Memperbaiki cedera otak.
3. Mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel didaerah penumbra
iskemik dari kerusakan lebih lanjut oleh jenjang glutamat.
Penatalaksanaan umum pasien stroke:
a. Aktifitas
Bed rest dibutuhkan untuk penghematan energi dan menurunkan metabolisme,
sehingga tidak meningkatkan metabolisme otak yang akan memperburuk kerusakan
otak. Kepala dan tubuh atas dalam posisi 30 0 dengan bahu sisi yang lemah diganjal bantal.
b. Perawatan
Prinsip 5 B, yaitu:
1. Breathing (pernapasan)
a. Mengusahakan agar jalan napas bebas dari segala hambatan, baik akibat
hambatan yang terjadi akibat benda asing ataupun sebagai akibat strokenya
sendiri.
b. Melakukan oksigenasi.
2. Blood (tekanan darah)
a. Mengusahakan otak tetap mendapat aliran darah yang cukup.
b. Jangan melakukan penurunan tekanan darah dengan cepat pada masa akut
karena akan menurunkan perfusi ke otak.
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
26/31
3. Brain (fungsi otak)
a. Mengatasi kejang yang timbul.
b. Mengurangi edema otak dan tekanan intrakranial yang tinggi.
4. Bladder (kandung kemih)
Memasang kateter bila terjadi retensi urin.
5. Bowel (pencernaan)
a. Mengupayakan kelancaran defekasi.
b. Apabila tidak dapat makan per oral, maka dipasang NGT.
c. Medikasi
Pada pasien stroke non hemoragik:
1. Neuroprotektif
Neuroprotektif untuk mempertahankan fungsi jaringan yang dapat dilakukandengan cara hipotermia dan atau obat neuroprotektif.
a. Hipotermia
Cara kerja metode ini adalah menurunkan metabolisme dan kebutuhan
oksigen sel- sel neuron. Dengan demikian, neuron terlindung dari kerusakan
lebih lanjut akibat hipoksia berkepanjangan atau eksitotoksisitas yang dapat
terjadi akibat jenjang glutamat yang biasanya timbul setelah cedera sel
neuron.
b. Obat neuroprotektif
Obat ini berfungsi untuk menurunkan metabolisme neuron, mencegah
pelepasan zat- zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil respon
hipereksitatorik yang merusak dari neuron- neuron di penumbra iskemik yang
mengelilingi daerah infark pada stroke. Jenis obat neuroprotektif, antara lain
antagonis kalsium, anatagonis glutamat, dan antioksidan.
2. Trombolisis
Trombolisis dapat membatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang
berlangsung (3-6 jam pertama), misalnya dengan rt-PA (recombinant tissue-
plasminogen) . Pengobatan ini hanya boleh diberikan pada stroke iskemik dengan
onset kurang dari 3 jam dan hasil CT scan normal.
3. Antikoagulasi
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
27/31
Antikoagulasi untuk mencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi
trombus dan untuk penderita yang mengalami kelainan jantung, namun memiliki
efek samping trombositopenia.
4. Pemantauan irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung atau iskemia
miokard. Bila fibrilasi atrium respons cepat, maka dapat diberikan digoksin
0,125- 0,5 mg intravena atau verapamil 5-10 mg intravena atau amidaron 200 mg
drips dalam 12 jam.
5. Tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik tidak boleh diturunkan dengan
cepat karena akan memperluas infark dan perburukan neurologist. Aliran darah
yang meningkat akibat tekanan perfusi otak yang meningkat bermanfaan bagi
daerah otak yang mendapat perfusi marginal (penumbra iskemik). Tetapi tekanan
darah terlalu tinggi, dapat menimbulkan infark hemoragik dan memperhebatedema serebri.
Hipertensi diobati jika tekanan darah sangat tinggi pada 3 kali pengukuran selang
15 menit:
a) Sistolik > 220 mmHg
b) Diastolik > 120 mmHg
c) Tekanan arteri rata- rata >140 mmHg
d. Nutrisi
1. Mengontrol edem serebri dengan pembatasan cairan atau penggunaan manitol.
2. Pada 24 jam pertama diberikan cairan emergensi intravena dan selanjutnya
diberikan cairan kristaloid atau koloid sesuai kebutuhan.
3. Pasien gangguan menelan atau gangguan kesadaran diberikan makanan cair melalui
pipa nasogastrik (NGT).
4. Jumlah total kalori pada fase kut 25 kkal/kgBB/hari dengan komposisi lemak 30-
35%, protein 1,2-1,5 gr/kgBB/hari dan atau sesuai keadaan.
e. Observasi Umum dan Tanda Vital
Observasi neurologis dan tanda vital secara rutin pada 24-48 jam pertama dengan
tujuan mengetahui sejak awal komplikasi medis atau neurologis yang dapat
menambah morbiditas dan mortalitas stroke.
f. Terapi
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
28/31
1. Fisioterapi
a. Mobilisasi untuk mencegah deep vein thrombosis (DVT) maupun kompikasi
pulmonal.
b. Pasien imobil latihan ruang lingkup sendi untuk mencegah kontraktur.
c. Fisioterapi dada, fungsi menelan, dan berkemih.
2. Terapi wicara
Terapi wicara harus dilakukan sedini mungkin pada pasien afasia dengan
stimulasi sedini mungkin, terapi komunikasi, terapi aksi visual, terapi intonasi
melodik, dan sebagainya.
3. Depresi
Depresi diobati sedini mungkin dengan obat antidepresi yang tidak mengganggu
fungsi kognitif.g. Edukasi
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai stroke, sehingga dapat
mengendalikan factor- factor resiko yang dapat mencetuskan timbulnya stroke
berulang.
2.5. Diagnosis Banding
Stroke : Stroke hemoragik
Stroke non hemoragik
Tumor otak pasien tidak merasakan nyeri kepala dan muntah
Meningitis meningeal sign (-)
2.6. Diagnosis
Diagnosis etiologis
S troke
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
29/31
Tabel. 1 Perbedaan stroke hemoragik dan non hemoragik
Perbedaan Strok hemoragik Stroke non hemoragik
Waktu serangan Sedang aktif
(beraktivitas)
Sedang istirahat
(misalnya tidur)
Tanda dan gejala
sebelum serangan
(misalnya kesemutan)
Tidak Ada
Nyeri kepala Sangat berat Ada, tapi hanya ringan
Kejang Ada Tidak
Muntah Ada Tidak
Penurunan kesadaran(karena peningkatan
tekanan intracranial)
Ada, sangat berat sampaikoma
Kadang ada, tapi kadangtidak ada
Bradikardi Sangat nyata Tidak nyata
Udem papil Ada Tidak
Kaku kuduk Ada Tidak
T anda kernig, dan
brudzinski I dan II
Ada tidak
1. Klinis anamnesis dan pemeriksaan fisik- neurologis
2. Sistem skor untuk membedakan jenis stroke
Skor Strok Siriraj
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolic)
(3 x petanda ateroma) 12
= (2,5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 100) (3 x 1) 12 = - 2,5
Skor > 1 : perdarahan supratentorial
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
30/31
Skor -1 sampai 1 : perlu CT scan
Skor < -1 : infark serebri
Derajat kesadaran : 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2= spoor/ koma
Vomitus : 0 = tidak ada; 1 = ada
Nyeri kepala : 0 = tidak ada; 1 = ada
Ateroma : 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih (DM, angina, atau penyakit pembuluh
darah)
Skor didapatkan 2,5 ( stroke non hemoragik)
3. CT Scan merupakan merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan infark
dengan perdarahan.
Interpretasi hasil CT Scan menunjukkan infark serebri
4. Scan resonansi magnetic (MRI) lebih sensitive dari CT Scan dalam mendeteksi infark
serebri dini dan infark batang otak.
Diagnosis topis
Hemisfer sinistra
Diagnosis Klinis
Hemiparesis Dekstra
Afasia
Parese N VII dan N XII
Hemihipestesia dekstra
2.7. S udut pandang aspek psikologi
-
8/3/2019 Anatomi Cerebrum Dan Cerebellum Soed
31/31
2.8. S udut pandang aspek etika
2.9. P rognosis
Sekitar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna pada penanganan strokedalam jangka waktu 6 jam atau kurang. Hal ini penting untuk mencegah kecacatan pada
pasien dan kalaupun terdapat gejala sisa seperti jalannya pincang atau bicaranya pelo,
namun gejala ini dapat disembuhkan dengan terapi.
Sebagian besar penderita stroke datang ke rumah sakit 48- 72 jam setelah terjadinya
serangan, sehingga tindakan yang dapat dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan
ini pentig untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan
penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke. Upaya pemulihan kondisi
kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealny 4-5 hari setelah
kondisi pasien stabil.
Berdasarkan informasi dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
bahwa prognosis penyakit Ny. S adalah quo ad fungsionamnya baik, quo ad kosmetikamnya
baik, quo ad sanamnya baik, dan quo ad vitamnya baik. Semua prognosis ini bisa berubah
menjadi buruk bila DM, hipertensi dan pencegahan stroknya tidak terkontrol.