Analysis tsunami purworejo
description
Transcript of Analysis tsunami purworejo
BAB IVANALISIS SPASIAL TINGKAT KERAWANAN TSUNAMI KAWASAN
PESISIR KABUPATEN PURWOREJO
4.1 Identifikasi Faktor Alami Pereduksi Gelombang Tsunami4.1.1 Morfologi dan Ekosistem Pantai
Relief atau bentuk daratan kawasan pesisir Kabupaten Purworejo adalah
berbentuk datar sampai landai pada 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Grabag,
Kecamatan Ngombol, dan Kecamatan Purwodadi. Selain mempunyai tipe daratan
datar – landai, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo khususnya daerah pantai
terdapat relief daratan yang berupa sand dunes (gundukan pasir pada daerah pantai).
Relief daratan yang berupa sand dunes dikenal dapat meredam kecepatan dan
laju gelombang tsunami, jika gelombang tsunami sampai ke daerah pantai maka energi
pada gelombang tsunami tersebut akan menurun dikarenakan gelombang tsunami
tersebut akan menerpa daratan sand dunes terlebih dahulu jika gelombang tsunami
lebih tinggi dari ketinggian sand dunes, maka gelombang tersebut akan terperangkap
diantara sand dunes/ gundukan pasir di daerah pantai.
Berdasarkan hasil kajian, hanya sand dunes dengan ketinggian tertentu dan
dalam jumlah yang banyak yang mempu meredam kecepatan ataupun laju gelombang
tsunami, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo sendiri, sand dunes terdapat di
sebagian wilayah pantai, sand dunes di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo
terdapat di Kecamatan Grabag dan Kecamatan Ngombol, keterdapatan sand dunes
tersebut terletak dekat dengan garis pantai, berjarak sekitar 15 meter dari garis pantai,
kondisi relief daratan tersebut diketahui berdarakan hasil observasi atau survey
lapangan dan dari hasil pengolahan data berupa DEM yang di overlay dengan citra
(ikonos 2014) dengan menggunakan software arcmap 10.3 selengkapnya hasil dari
pengolahan data dapat dilihat pada Gambar IV.1
Gambar III.1Relief Daratan dan Keberadaan Ekosistem di Pesisir Kabupaten Purworejo
Garis Pantai
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa keterdapatan sand dunes pada
kawasan pesisir Kabupaten Purworejo hanya terdapat disebagian tempat dan relief
daratan berupa kondisi datar dan landai lebih homogen di Kawasan pesisir, relief
daratan dengan tipe datar dan landai tidak berpengaruh signifikan terhadap gelombang
tsunami, sand dunes di kawasan pesisir memiliki ketinggian antara 5 – 7 meter.
Parameter ini tidak digunakan karena relief daratan pesisir yang relatif homogen yaitu
berupa daratan dengan tipe datar dan landai dan dilihat dari keterdapatan sand dunes
yang hanya terdapat disebagian tempat dan hanya berjumlah sedikit. Variabel ini dapat
digunakan jika relief daratan yang berupa sand dunes tersebut memilki ketinggian >6
meter dan jumlah sand dunes di pesisir tergolong banyak. Keterdapatan sand dunes
tersebut lebih cocok digunakan pada variabel kelerengan daratan karena prinsip
umumnya hampir sama yaitu sebagai penghambat gelombang tsunami ketika
gelombang tersebut menerpa daratan.
Berdasarakan hasil observasi, ekosisitem pantai di kawasan pesisir Kabupaten
Purworejo memiliki vegetasi yang terdapat di sepanjang garis pantai dan memiliki
hutan pantai yang tepatnya terletak di Kecamatan Ngombol dan Kecamatan
Purwodadi, Berdasarkan hasil kajian, ekosistem pantai dapat berpengaruh terhadap
gelombang tsunami, ekosistem yang terdapat di pantai mampu menjadi penghalang
gelombang tsunami yang menerpa daratan, prinsipnya hampir sama dengan
pengaruhnya terhadap relief daratan dan kelerengan, ketika gelomabang tsunami
menerpa daratan, energi pada gelombang tersebut akan menurun karena gelombang
akan menerpa ekosistem terlebih dahulu.
Vegetasi terdapat disepanjang kawasan pantai Purworejo, vegetasi tersebut
memiliki ketinggian antara 5 – 7 meter dan memiliki ketebalan sekitar 20 - 24 meter
terdapat juga hutan pantai di kawasan pesisir tepatnya di daerah pantai Kecamatan
Ngombol dan Purwodadi, hutan pantai tersebut memiliki ketinggian vegetasi sekitar 4 –
6 meter dan memiliki ketebalan sekitar 35 - 42 meter, Namun hutan pantai tersebut
hanya terdapat disebagian wilayah saja.
Berdasarkan hasil kajian, maka dapat disimpulkan bahwa ekosistem pantai di
kawasan pesisir Kabupaten Purworejo tidak berpengaruh terhadap gelombang
tsunami, dikarenakan ketinggian dan ketebalan vegetasi yang melindungi daratan,
tidak cukup untuk menjadi penghalang gelombang tsunami. Dapat disimpulkan bahwa
variabel ekosistem pesisir tidak digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan di
kawasan pesisir Kabupaten Purworejo.
4.2 Analisis Spasial Tingkat Kerawanan Tsunami 4.2.1 Elevasi Daratan
Elevasi daratan mempengaruhi tingkat kerawanan kawasan pesisir terhadap
bencana tsunami, semakin tinggi letak suatu kawasan maka kawasan tersebut
semakin aman dari terpaan gelombang tsunami, tergantung pada gelombang tsunami
yang terjadi atau menerpa kawasan pesisir, pada penentuan tingkat kerawanan
tsunami, variabel elevasi daratan memiliki bobot 25 dari keseluruhan variabel. Pada
kawasan pesisir Kabupaten Purworejo memiliki keragaman dalam ketinggian tempat,
daerah sebelah barat kawasan pesisir tepatnya Kecamatan Grabag dan Kecamatan
Ngombol memiliki ketinggian antara 0 – 8 meter sedangkan bagian timur kawasan
pesisir yaitu Kecamatan Purwodadi memiliki ketinggian tempat bagian sebelah utara
>12 meter. Dalam menentukan klasifikasi kerawanan dari variabel elevasi daratan,
seharusnya dasar klasifikasi diambil dari sejarah kejadian tsunami yang pernah terjadi
di kawasan pantai selatan, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo pernah terjadi
kejadian tsunami 1 kali yang merupakan imbas dari gempabumi pengandaran pada
tahun 2006, tercatat tinggi gelombang yang terjadi adalah 1 – 2 meter, namun
masyarakat setempat hanya menyebut kejadian tersebut sebagai gelombang tinggi
saja. Berdasarkan data sejarah kejadian tersebut, maka tidak bisa dibuat klasifikasi
rawan bencana.
Klasifikasi rawan dari variabel elevasi daratan diambil dari data simulasi yang
dibuat oleh BMKG untuk simulasi gelombang tsunami yang mungkin menerpa pesisir
selatan jawa, dalam klasifikasi tersebut, BMKG mensimulasikan tinggi gelombang
tsunami maksimal yang mungkin terjadi di pesisir selatan jawa adalah setinggi 9 meter
dan memungkinkan gelombang tsunami tersebut mencapai daratan sejauh 6 km dari
garis pantai, Berdasarkan simulasi tersebut maka dapat dibuat klasifikasi rawan
bencana berdasarakan variabel elevasi daratan, klasifikasi tersebut adalah sebagai
berikut ketinggian 0 – 4 meter merupakan zona sangat rawan, 4 – 8 meter merupakan
zona rawan, 8 – 12 meter merupakan zona cukup rawan, dan ketinggian >12 meter
merupakan zona aman. Di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo, ketinggian tempat
tertinggi hanya sekitar 8 -12 Mdpl, dapat disimpulkan bahwa kawasan pesisir
purworejo sangat rawan terhadap terpaan gelombang tsunami berdasarkan variabel
elevasi daratan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil dari pengolahan data tersebut,untuk
selengkapnya, tingkat klasifikasi rawan berdasarkan variabel elevasi daratan di
kawasan pesisir Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Peta IV.1
4.2.2 KelerenganDari hasil kajian, kondisi kelerengan berpengaruh terhadap kerawanan
kawasan pesisir terhadap bencana tsunami,kelerengan yang diketahui dapat
menghambat laju gelombang tsunami prinsipnya hampir sama dengan faktor
penghambat dari variabel morfologi, kondisi lereng yang semakin curam atau terjal
mampu mengurani energi dan laju kecepatan gelombang tsunami yang menerpa
daratan. Dalam menentukan tingkat kerawanan tsunami kawasan pesisir Kabupaten
Purworejo, variabel kelerangan memiliki bobot 25 dari keseluruhan varibel penentu
kerawanan tsunami di kawasan pesisir Kabuaten Purworejo.
Pada studi ini, kondisi kelerengan di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo
dibuat berdasarkan peta kontur dengan interval kontur 1 meter, dari data kontur
interval 1 meter tersebut, kemudian dibuat Digital Elevation Model (DEM) yang
mempunyai nilai ketinggian yang di dapatkan dari hasil interpolasi (spatial analysis).
Untuk membuat data ketinggian tersebut menjadi kondisi kemiringan/ kelerengan
dalam bentuk prosentase dilakukan analysis spatial (slope degree). Kondisi kelerengan
tersebut merupakan data yang berbentuk raster. Dilakukan klasifikasi tipe kelerengan
dari hasil analysis spatial tersebut, dari hasil pengolahan data didapatkan klasifikasi
kelerengan sebagai berikut 0 – 2% merupakan tipe kelerangan datar, 2 – 8%, tipe
kelerengan landai.
Dari hasil pengolahan data, kawasan pesisir Kabupaten Purworejo memiliki
kelerengan dengan tipe datar - landai, tipe kelerengan tersebut terdapat di seluruh
kawasan pesisir, tepatnya Kecamatan Grabag, Kecamatan Ngombol, dan kecamatan
Purwodadi.
Selengkapnya tentang klasifikasi kelerengan di kawasan pesisir Kabupaten
Purworejo dapat dilihat pada Peta IV.2
4.2.3 Jarak dari garis pantaiBerdasarkan hasil kajian, jarak dari garis pantai merupakan salah satu variabel
yang paling penting dalam menentukan tingkat kerawanan bencana tsunami di
kawasan pesisir, variabel jarak dari garis pantai berpengaruh terhadap tingkat
kerawanan tsunami, semakin jauh suatu tempat/ kawasan dari garis pantai, maka
semakin aman tempat atau kawasan tersebut dari terpaan gelombang tsunami. Dalam
menentukan tingkat kerawanan tsunami, variabel jarak dari garis pantai memiliki bobot
25 dari keseluruhan varibel yang digunakan.
Variabel jarak dari garis pantai dibuat berdasarkan analisis spasial (distance
analysis) menggunakan software arcmap 10.3, hasil dari analisis tersebut berupa layer
raster yang mempunyai nilai tertentu, dari hasil analisis tersebut dilakukan klasifikasi
jarak dari garis pantai yang merupakan salah satu penentu tingkat kerawanan tsunami
di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo.
Dalam melakukan klasifikasi jarak dari garis pantai, penentuan klasifikasi
diambil dari simulai yang di buat oleh BMKG untuk kejadian tsunami yang mungkin
terjadi di pantai selatan jawa, dalam simulasi tersebut diperoleh data tentang run – up
atau daerah rendaman tsunami yang mungkin melanda daerah pantai selatan adalah
mencapai jarak 6 km dari garis pantai.
Berdasarkan data tersebut, maka dapat dibuat klasifikasi jarak dari garis pantai
untuk kawasan pesisir Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut jarak 0 – 2000
meter dari garis pantai merupakan zona sangat rawan, jarak 2000 – 4000 meter
merupakan zona rawan, jarak 4000 – 6000 meter merupakan zona cukup rawan, dan
jarak >6000 meter merupakan zona aman.
Dari hasil pengolahan data, lebih dari setengah dari luas wilayah pesisir
Kabupaten Purworejo berda pada zona rawan – cukup rawan, bahkan ibukota
kecamatan yang merupakan pusat aktivitas masyarakat, termasuk dalam zona rawan
terhadap terpaan gelombang tsunami berdasarkan variabel jarak dari garis pantai,
untuk klasifikasi rawan berdasarakan variabel jarak dari garis pantai, dapat dilihat
selengkapnya pada Peta IV.3
4.2.3 Jarak dari muara sungaiBerdasarkan hasil kajian, jarak dari muara sungai berpengaruh terhadap tingkat
kerawanan suatu kawasan terhadap terpaan gelombang tsunami, gelombang tsunami
yang menerpa daratan melewati muara sungai akan menerpa lebih jauh dibandingkan
dengan gelombang yang menerpa melewati daratan, karena gelombang tsunami yang
menerpa melewati muara sungai tidak terhalang oleh apapun, maka gelombang
tsunami tersebut akan melaju bebas ke daratan dibandingkan dengan gelombang
tsunami yang menerpa daratan yang akan terhalang terlebih dahulu oleh kelerengan
dan vegetasi pantai. Dalam menentukan tingkat kerawanan tsunami kawasan pesisir
Kabupaten purworejo, variabel jarak dari muara sungai mempunyai bobot 20 dari
keseluruhan variabel yang digunakan.
Varibel jarak dari garis pantai dibuat berdasarkan analisis spasial (distance
analysis) menggunakan software arcmap 10.3, hasil dari analisis spasial tersebut
berupa layer atau data dalam bentuk raster, dari hasil analisis spasial tersebut
kemudian dilakukan klasifikasi rawan tsunami berdasarkan jarak dari muara sungai.
Dalam melakukan klasifikasi, penentuan kriteria jarak dibuat berdasarkan data dasar
sejarah kejadian tsunami di Indonesia dan simulasi rendaman yang dibuat oleh BMKG
untuk kejadian tsunami di daerah pantai selatan.
Kriteria klasifikasi jarak dari muara sungai untuk kawasan pesisir Kabupaten
Purworejo adalah sebgai berikut jarak 0 – 500 meter dari muara sungai merupakan
zona sangat rawan terhadap terpaan gelombang tsunami, jarak 500 – 750 meter dari
muara sungai merupakan zona rawan, jarak 750 – 1000 meter dari muara sungai
merupakan zona cukup rawan, dan jarak >1000 meter dari muara sungai merupakan
zona aman dari terpaan gelombang tsunami.
Berdasarakan hasil pengolahan data, untuk klasifikasi rawan tsunami
berdasarkan jarak dari muara sungai, untuk selengkapnya dapat dilihat pada Peta IV.4
4.3 Tingkat kerawanan tsunami kawasan pesisir Kabupaten PurworejoDalam menentukan tingkat kerawanan tsunami di kawasan pesisir Kabupaten
Purworejo digunakan enam variabel yaitu Morfologi pantai, elevasi daratan, jarak dari
garis pantai, ekosistem pantai, kelerengan daratan, dan Jarak dari muara sungai
namun dikarenakan hasil dari analisis dan observasi pada variabel morfologi pantai
dan ekosistem pantai dianggap tidak berpengaruh terhadap tingkat kerawanan pesisir
Kabupaten Purworejo, maka hanya digunakan empat variabel yang untuk menentukan
tingkat kerawanan.
Empat variabel yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan tsunami
kawasan pesisir Kabupaten Purworejo tersebut masing – masing merupakan model
spasial dengan data berbentuk raster, masing – masing model spasial dari variabel
tersebut mempunyai bobot masing – masing untuk menentukan tingkat kerawanan
tsunami.
Untuk menentukan tingkat kerawanan tsunami, dari masing – masing model
spasial tersebut dilakukan proses analisis overlay (raster calculator), prinsip dari
analisis tersebut adalah menjumlahkan nilai pixel dari masing – masing model spasial
secara otomatis, kemudian dari hasil analisis terebut dilakukan klasifikasi kelas rawan.
Dalam melakukan klasifikasi untuk kawasan pesisir Kabupaten Purworejo terbagai
menjadi 5 klasikasi yaitu, zona sangat rawan, zona rawan, cukup rawan, cukup aman,
dan zona aman, klasifikasi dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah skor tertinggi
setiap variabel dikurangi dengan jumlah skor minimal dari setiap variabel kemudian
dibagi dengan jumlah klasifikasi yang diinginkan, dari perhitungan tersebut didapatkan
nilai interval.
Dalam studi tingkat kerawanan bencana tsunami kawasan pesisir Kabupaten
Purworejo ini, dari hasil pengolahan data klasifikasi kelas rawan hanya dibagi menjadi
klasifikasi yaitu zona sangat rawan, zona rawan, zona cukup rawan, zona cukup aman,
setelah tingkat kerawanan di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo diketahui,
kemudian dari hasil tersebut dilakukan overlay dengan peta penggunaan lahan
khususnya peta persebaran permukiman, maka dari hasil overlay dengan persebaran
permukiman tersebut dapat diketahui permukiman di wilayah pesisir yang termasuk
dalam zona sangat rawan sampai dengan permukiman yang terletak pada zona aman.
Berdasarkan hasil pengolahan data, selengkapnya untuk tingkat kerawanan
tsunami di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Peta IV.5
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat pada peta diatas, kawasan
pesisir Kabupaten Purworejo terbagi dalam 5 zona klasifikasi rawan, untuk mengetahui
kebenaran dari hasil analisis spasial tersebut dilakukan validasi di kawasan pesisir
Kabupaten Purworejo, dari hasil validasi tersebut didapatkan fakta sebagai berikut
zona yang ditandai dengan warna merah tua merupakan zona sangat rawan terhadap
bencana tsunami memiliki nilai 345 - 414, zona tersebut merupakan zona dekat
dengan laut memiliki ketinggian sekitar 0 – 4 mdpl dengan kelerengan daratan tipe
datar – landai, berjarak sekitar 0 – 3700 meter dari garis pantai, dapat dilihat pada hasil
analisis, pada wilayah bagian barat dekat dengan garis pantai, tingkat kerawanan pada
wilayah terebut berkurang, karena pada wilayah tersebut terdapat sand – dunes
dengan ketinggian mencapai 6 meter dengan kelerengan tipe 2% - 8%, prinsipnya
gelombang tsunami yang menerpa kawasan tersebut akan terhalangi oleh kelerengan
dan energi pada gelombang tsunami menurun, maka pada hasil analisis wilayah yang
terlindungi sand dunes tersebut mengurangi tingkat kerawanan wilayah dibelakangnya
(sand dunes). zona sangat rawan tersebut juga terletak sangat dekat dengan muara
sungai dapat dilihat dari hasil overlay dengan persebaran permukiman, pada bagian
timur wilayah pesisir banyak permukiman yang terdapat pada zona sangat rawan
dikarenakan zona tersebut sangat dekat dengan muara sungai dan tidak memiliki
keterlindungan daratan.
Zona yang ditandai dengan warna merah merupakan zona rawan terpaan
gelombang tsunami memiliki nilai berkisar 276 - 345, zona rawan tersebut memilki
ketinggian tempat sekitar 4 – 8 mdpl memiliki kelerengan dengan tipe datar – landai
dan berjarak dari garis pantai sekitar 23 – 6000 meter. Dalam zona rawan tersebut
terdapat banyak permukiman dan zona tersebut melibatkan banyak aktivitas masyarkat
seperti pertanian, penambangan pasir dan budidaya perikanan.
Zona yang ditandai dengan warna coklat merupakan zona cukup rawan
terhadap bencana tsunami memiliki nilai berkisar antara 207 - 276, Kawasan tersebut
memiliki ketinggian tempat sekitar 8 – 10 mdpl dengan tipe kelerengan datar - landai,
berjarak sekitar 4000 – 6000 meter dari garis pantai, dalam zona cukup rawan tersebut
terdapat juga banyak permukiman.
Zona yang ditandai dengan warna hijau merupakan zona dengan klasifikasi
cukup aman dari terpaan gelombang tsunami memiliki nilai yang berkisar antara 138 -
207, zona tersebut memiliki ketinggian 6 - 8 Mdpl dan berjarak sekitar 5000 - 6000
meter dari garis pantai. Zona cukup aman ini hanya terdapat disebagian kecil wilayah
pesisir Kabupaten Purworejo.