ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020 139 ANALISIS PROSES SEDIMENTASI DI TAPAK PELABUHAN PALABUHANRATU-KABUPATEN SUKABUMI ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF PALABUHANRATU- SUKABUMI REGENCY Dida Kusnida*, Mira Yosi, Sonny Mawardi, Joni Widodo dan Lukman Arifin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung *[email protected] Diterima : 22-07-2020, Disetujui : 22-10-2020 A B S T R A K Di Palabuhanratu - Kabupaten Sukabumi, sedang dibangun pelabuhan baru untuk mempermudah konektivitas antar wilayah di Jawa Barat selatan dan diharapkan dapat menjadi pelabuhan lintas provinsi yang mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi khususnya di bidang wisata bahari. Namun demikian, saat ini perkembangan pembangunan pelabuhan tersebut nampaknya menghadapi masalah sedimentasi yang cepat di kedua sisi jembatan dan dermaga. Untuk itu, analisis proses sedimentasi di tapak pelabuhan ini dibuat dengan tujuan sebagai bahan referensi studi kasus. Data citra satelit resolusi tinggi menunjukan bahwa luasan sedimentasi di tapak pelabuhan ini sudah mendekati 20,000 m 2 , sedangkan data hidro-oseanografi mensiratkan bahwa bangunan pemecah gelombang di lepas pantai, diduga membangkitkan difraksi gelombang laut dan arus sepanjang pantai sekaligus sebagai perangkap sedimen membentuk tembolo. Kata kunci : Pelabuharatu, sedimentasi, pemecah gelombang, arus memanjang pantai, tembolo. A B S T R A C T In Palabuhanratu - Sukabumi Regency, a new port is being built to facilitate the connectivity between regions in southern West Java and is expected to become an inter-provincial port that can promote economic growth, especially in the field of marine tourism. However, at present the development of port construction seems to face the problem of rapid sedimentation on both sides of the trestle and jetty. Therefor,the analysis of the sedimentation process at the port site is intended as a reference of case study. Analysis of high-resolution satellite imagery data shows that the area of sedimentation at this port site is approaching 20.000 m 2 , while hydro-oceanographic data analysis implies that offshore breakwater is thought to generate wave difraction and longshore current as well as sediment trap forming tembolo. Keywords:Palabuhanratu, sedimentation, breakwater, longshore current, tembolo. PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara daratan dan lautan yang membawa dampak cukup signifikan terhadap pembentukan karakteristika spesifik wilayah tertentu (Wahyudin, 2011). Salah satu proses alam di sepanjang pesisir yang disebabkan oleh mekanisme pergerakan angin dan air laut adalah dinamika perubahan garis pantai. Proses ini melibatkan proses erosi wilayah pesisir di satu tempat serta pengendapan sedimen yang dibawanya di tempat lain secara simultan mengikuti pola musim. Pesisir Palabuhanratu (Gambar 1), terletak kira-kira 60 km arah baratdaya dari Kota Kontribusi: Dida Kusnida adalah sebagai kontributor utama pada artikel ini, sedangkan Mira Yosi, Sonny Mawardi, Joni Widodo dan Lukman Arifin adalah sebagai kontributor anggota.

Transcript of ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

Page 1: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020

139

ANALISIS PROSES SEDIMENTASI DI TAPAK PELABUHAN PALABUHANRATU-KABUPATEN SUKABUMI

ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF PALABUHANRATU-SUKABUMI REGENCY

Dida Kusnida*, Mira Yosi, Sonny Mawardi, Joni Widodo dan Lukman Arifin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung*[email protected]

Diterima : 22-07-2020, Disetujui : 22-10-2020

A B S T R A K

Di Palabuhanratu - Kabupaten Sukabumi, sedang dibangun pelabuhan baru untuk mempermudah konektivitasantar wilayah di Jawa Barat selatan dan diharapkan dapat menjadi pelabuhan lintas provinsi yang mampu mengangkatpertumbuhan ekonomi khususnya di bidang wisata bahari. Namun demikian, saat ini perkembangan pembangunanpelabuhan tersebut nampaknya menghadapi masalah sedimentasi yang cepat di kedua sisi jembatan dan dermaga.Untuk itu, analisis proses sedimentasi di tapak pelabuhan ini dibuat dengan tujuan sebagai bahan referensi studi kasus.Data citra satelit resolusi tinggi menunjukan bahwa luasan sedimentasi di tapak pelabuhan ini sudah mendekati 20,000

m2, sedangkan data hidro-oseanografi mensiratkan bahwa bangunan pemecah gelombang di lepas pantai, didugamembangkitkan difraksi gelombang laut dan arus sepanjang pantai sekaligus sebagai perangkap sedimen membentuktembolo.

Kata kunci : Pelabuharatu, sedimentasi, pemecah gelombang, arus memanjang pantai, tembolo.

A B S T R A C T

In Palabuhanratu - Sukabumi Regency, a new port is being built to facilitate the connectivity between regions insouthern West Java and is expected to become an inter-provincial port that can promote economic growth, especiallyin the field of marine tourism. However, at present the development of port construction seems to face the problem ofrapid sedimentation on both sides of the trestle and jetty. Therefor,the analysis of the sedimentation process at the portsite is intended as a reference of case study. Analysis of high-resolution satellite imagery data shows that the area of

sedimentation at this port site is approaching 20.000 m2, while hydro-oceanographic data analysis implies thatoffshore breakwater is thought to generate wave difraction and longshore current as well as sediment trap formingtembolo.

Keywords:Palabuhanratu, sedimentation, breakwater, longshore current, tembolo.

PENDAHULUAN

Wilayah pesisir merupakan pertemuan antaradaratan dan lautan yang membawa dampak cukupsignifikan terhadap pembentukan karakteristikaspesifik wilayah tertentu (Wahyudin, 2011). Salahsatu proses alam di sepanjang pesisir yangdisebabkan oleh mekanisme pergerakan angin dan

air laut adalah dinamika perubahan garis pantai.Proses ini melibatkan proses erosi wilayah pesisirdi satu tempat serta pengendapan sedimen yangdibawanya di tempat lain secara simultanmengikuti pola musim.

Pesisir Palabuhanratu (Gambar 1), terletakkira-kira 60 km arah baratdaya dari Kota

Kontribusi:Dida Kusnida adalah sebagai kontributor utama pada artikel ini, sedangkan Mira Yosi, Sonny Mawardi, Joni Widodo dan Lukman Arifin adalah sebagai kontributor anggota.

Page 2: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 18, No. 2, November 2020

140

Sukabumi-Jawa Barat, merupakan pantai telukyang berhadapan langsung dengan SamuderaIndonesia di sebelah barat-baratdaya dengankarakter yang unik berupa perpaduan antara pantaicuram dan pantai landai berpasir, karang-karangterjal dengan hempasan gelombang dahsyat danhutan-hutan cagar alam lainnya. Sungai-sungaiutama yang bermuara di Teluk Pelabuharatusebagai pemasok sedimen hasil erosi di daratandiantaranya adalah Sungai Cimandiri, SungaiCitepus, Sungai Cibareno, Sungai Citiis, SungaiCimaja, Sungai Cisukawayana dan SungaiCipalabuhan (Atlas Pesisir dan Laut Jawa BaratBagian Selatan, 2001). Secara administrasi,TelukPalabuhanratu dibatasi oleh daerah-daerah sebagaiberikut: sebelah selatan, berbatasan denganKecamatan Ciemas, Kecamatan Waluran danKecamatan Lengkong; sebelah utara, berbatasandengan Kabupaten Banten, KecamatanKabandungan dan Kecamatan Cikidang; sebelahbaratdaya, berbatasan dengan Samudra Indonesia;sedangkan sebelah timur, berbatasan denganBantar Gadung, Kecamatan Warungkiara danKecamatan Lengkong.

Menurut Sukamto (1975) secara geologidaerah pesisir Palabuhanratu termasuk ke dalambatuan Komplek Subduksi Pantai Selatan yangmerupakan bagian dasar (basement), terdiri atasbatuan sekis, filit dan kuarsit serta diintrusi olehbatuan beku ultrabasa. Di atas batuan dasar iniselanjutnya diendapkan batuan konglomeratpolimik dan Formasi Bayah yang tersusun atasbatupasir. Selanjutnya diendapkan Formasi

Jampang, yang tersusun atas satuan batuansedimen vulkanik dan non vulkanik dengan batuanpenyusunnya berupa breksi gunungapi, batupasirtufaan, batu tufa gampingan, batu gamping dannapal. Endapan Aluvium Kuarter (Holosen)merupakan satuan batuan termuda di daerah iniyang tersusun atas lumpur, lempung, lanau, pasirdan kerikil. Namun demikian, endapan lepas yangterdapat di sepanjang pesisir Teluk Palabuharatukhususnya yang berupa endapan pasir pantai, tidaktercermin pada peta geologi regional tersebut diatas.

Melalui kajian fisiografi Jawa Barat, Alif(2011) berdasarkan kerangka stratigrafi dankerangka tektonik yang diwakili oleh strukturgeologi yang berkembang di daerah tersebut,menyimpulkan bahwa geografi daerahPalabuhanratu-Sukabumi yang tampak pada saatini diperkirakan setidaknya telah terbentuk sejakPlistosen atau Plisto-Holosen.

Sejak tahun 2015 hingga saat ini,Kementerian Perhubungan melalui Kantor UnitPenyelenggara Pelabuhan Kelas III Palabuhanratumengembangkan fasilitas pelabuhan di KabupatenSukabumi. Pembangunan pelabuhan regional inimeliputi pembangunan jalan lintas (causway),jembatan (trestle), dermaga (jetty), dan lanjutanpemecah gelombang lepas pantai (detached emergebreakwater). Palabuhanratu diharapkan dapatmenjadi pelabuhan lintas provinsi sehingga dapatmengangkat pertumbuhan ekonomi di bidangwisata laut, disamping sebagai pelabuhanpengumpan yang melayani kegiatan angkutan laut

Gambar 1. Lokasi TelukPalabuhanratu-Jawa Barat dalam Raster DEM SRTM Jawa Barat resolusi spasial 30meter. (Sumber: https://spbn.pusfatja.lapan.go.id, 2020)

Page 3: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020

141

dalam negeri dalam jumlah volume terbatas.Namun demikian, dalam perkembangannyapembangunan pelabuhan ini tampak menghadapimasalah sedimentasi di kedua sisi trestle dan jettypelabuhan.

Fenomena terjadinya proses sedimentasi ditapak pelabuhan ini sangat jelas terlihat dari datacitra satelit resolusi tinggi dengan luasan yangdapat dipetakan. Seperti kita ketahui bahwapemetaan tematis dengan menggunakan datasatelit resolusi tinggi sudah banyak digunakan, halini dikarenakan observasi terhadap objekpemetaan dari data satelit tidak memerlukanwaktu yang lama dan dapat dilakukan denganbiayanya yang relatif murah.

Aplikasi pemanfaatan data satelit sangatlahberagam tergantung dari sasaran dan objek yangakan dipetakan dengan segala karakteristika danresolusi yang digunakan. Kusnida dkk (2003)menggunakan citra Lansat TM dalam penelitiansedimentasi dan perubahan garis pantai di perairanSegara Anakan; Restuning dan Handayani (2007)menggunakan data citra dari USGS tahun 1973-2006 dalam pemetaan pola gempa bumi diIndonesia; Kusnida dan Astjario (2008)menggunakan data satelit ASTER untuk studipemantauan perubahan wilayah ruang pesisir JawaBarat baik perubahan garis pantai kaitannyadengan proses abrasi dan akrasi serta perubahantutupan lahan termasuk di daerah TelukPalabuhanratu). Simbolon (2010) menggunakandata citra modis untuk penentuan daerahpenangkapan ikan dengan menganalisis suhupermukaan laut; serta Puspitasari dkk. (2016)menggunakan data satelit untuk pemetaan geologiLembar Mojokerto, Jawa Timur.

Peristiwa terjadinya proses sedimentasi danabrasi akibat dibangunnya infrastruktur lautseperti groyn, trestle, breakwater dan jetty ataudermaga pelabuhan, sebenarnya merupakanmasalah yang sudah sering terjadi di Indonesiaseperti di Tanahlot-Bali (Mudana, 2000). Yuwono(2019), menemukan banyak kasus erosi dansedimentasi di beberapa pelabuhan di Indonesiaseperti di Pelabuhan Pulau Baai - Bengkulu yangmengalami sedimentasi parah sebesar 600,000 m3

pertahun. Demikian pula Pelabuhan ikan TanjungAdikarto di Kulonprogo yang mengalamisedimentasi sekitar 700,000-1,000,000 m3

pertahun dan masih banyak terjadi di pelabuhan-pelabuhan lainnya. Oleh sebab itu breakwater didaerah pesisir laut sering kali dibangun mengingatmanfaatnya yang baik dalam melindungi daerah

pantai sejauh dibuat dengan mempertimbangkandan memperhatikan berbagai faktor diantaranyaadalah karakteristika hidro-oseanografi daerahsetempat.

Dengan mempelajari dan memahami prosessedimentasi di banyak pelabuhan di Indonesia,tulisan ini diarahkan untuk menganalisis prosessedimentasi yang terjadi di perairanPalabuhanratu-Kabupaten Sukabumi berdasarkanhipothesis multi waktu (time series) data satelit,serta proses hidro-oseanografi yang timbul didaerah tersebut sebelum dan setelah dibangunnyainfra struktur pelabuhan dengan tujuan sebagaibahan referensi studi kasus.

METODE

Metode yang digunakan adalah kajian yangbersifat hipothetis yang didukung dengan tinjauanpustaka hasil penelitian terdahulu dimana teori-teori yang diajukan berkaitan dengan fenomenaalam. Penggunaan data sekunder citra satelit multiwaktu (time series) resolusi tinggi pesisirPalabuhanratu diarahkan sebagai bahan analisisperubahan luas dan tutupan lahan sertakarakteristika wilayah pesisir. Penghitunganluasan daerah terdampak sedimentasi adalahdengan cara plotting on screen objek pantai denganperangkat lunak pemetaan digital. Namundemikian, pembandingan data sekunder citrasatelit ini masih mempunyai kelemahandikarenakan tidak ada keterangan waktu dansituasi serta kondisi yang pasti kapan data citrasatelit pembanding tersebut direkam. Demikianpula pertambahan daerah sedimentasi belum dapatdilakukan secara multi waktu, kecuali dirata-ratakan pertahun. Data dan model arus regionalperairan Jawa Barat selatan serta data prediksiangin, digunakan untuk rona awal dan prediksigelombang di Pelabuharatu sebelum dan setelahinfrastruktur pelabuhan dibangun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan teknologi dan data citra satelitdalam kegiatan pemetaan telah banyak digunakanoleh para peneliti saat ini dan berkembang dengancepat. Menurut Siregar (2010) kemajuan inidicapai berkat diluncurkannya satelit dengansensor indraja yang mempunyai resolusi spasialtinggi, seperti Ikonos (resolusi spasial antara 1-4m) pada tahun 1995 dan QuickBird (resolusispasial 0,65 m) pada tahun 2010 yangmemungkinkan fitur-fitur di permukaan bumidengan luasan beberapa meter saja dapat

Page 4: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 18, No. 2, November 2020

142

terobservasi dengan baik. Citra satelit yangdigunakan dalam tinjauan ini diunduh dari GoogleEarth pada tahun yang berbeda yaitu tahun 2014dan 2020. Data satelit multi waktu ini mampumendeteksi permukaan bumi secara virtualdengan resolusi yang cukup baik, namun

umumnya dicakup dalam resolusi 15 meter. GoogleEarth/ Citra Satelit mampu menunjukkan semuagambar di permukaan bumi dan dapat menunjukandata geospasial serta memiliki kemampuan untukmemperlihatkan luasan areal dan bangunan sertastruktur seperti jembatan dan lain sebagainya.

Hidro-oseanografi Teluk PalabuhanratuTeluk Palabuhanratu merupakan wilayah

pesisir yang berbatasan langsung dengan laut lepasyaitu Samudra Indonesia. Kompleksitas dinamikaperubahan garis pantai di daerah ini sangatdipengaruhi oleh gabungan faktor angin,gelombang laut, arus, transport sedimen sertakarakteristika pantai itu sendiri.

AnginKawasan pantai selatan mempunyai pola

angin yang dipengaruhi oleh musim Barat danmusim Timur. Hasil dari analisis frekuensi datakecepatan dan arah angin BMKG untuk StasionCilacap selama 18 tahun (1979-2007),menunjukkan bahwa frekuensi kecepatan anginmaksimum adalah angin Tenggara yaitu sebesar43,17 %, disusul angin Barat sebesar 16,5%, anginBaratlaut sebesar 12,7% serta angin Selatan10.5%. Sedangkan dari arah yang lain,frekuensinya kurang dari 10%. Tabel 1.menunjukkan distribusi kecepatan dan arah anginyang dikelompokkan berdasarkan skala Beauford.Selama periode angin Tenggara (April -

November), angin relatif lebih kencang dengankecepatan maksimum melebihi 34 knot.Sedangkan hasil data angin di Stasion Maranginandari tahun 1985 – 1991 (Hartami, 2008), diperolehgambaran secara keseluruhan bahwa angindominan bertiup dari Tenggara (22,6%) dan dari

Barat (13,6%). Arah angin dominan berdasarkanbulan dapat dilihat pada Table 2 dan Gambar 2.

Dari hasil analisis data angin Stasion Cilacapdan Maranginan tersebut dapat disimpulkan bahwaangin Tenggara relatif lebih dominan untukwilayah pantai selatan Jawa. Akan tetapi karenapantai Palabuhanratu relatif menghadap ke Barat,maka angin yang dapat membangkitkan gelombangyang berpengaruh dalam proses dinamika pantaiPalabuhanratu ini adalah angin Barat danBaratdaya. Gambar 3, memperlihatkan ilustrasiarah fetch (panjang daerah pembangkitangelombang pada arah datangnya angin) pantaiPalabuhanratu adalah dari Barat dan Baratdaya.

Arah Kecepatan (knot) Jumlah Frekuensi

�10 11 - 16 17 - 21 22 - 27 28 - 33 > 34 Angin kuat Angin kuat (%)

Utara 362 36 1 0 0 1 400 7,78

Timur Laut 14 1 0 0 0 0 15 0,29

Timur 220 36 1 0 1 0 258 5,02

Tenggara 1643 544 24 1 1 7 2220 43,17

Selatan 489 48 1 0 0 2 540 10,50

Barat Daya 191 14 1 0 0 0 206 4,01

Barat 749 86 7 2 3 3 850 16,53

Barat Laut 584 59 3 3 1 3 653 12,70

Subtotal 4252 824 38 6 6 16 5142 100

Tabel 1. Distribusi kecepatan dan arah angin maksimum Stasion Cilacap (1979-2007)

Bulan Angin Januari Barat

Februari Barat Maret Barat April Tenggara Mei Tenggara Juni Tenggara Juli Tenggara

Agustus Tenggara September Tenggara November Tenggara Desember Barat

Table 2. Arah Angin dominan Stasion Cilacap

Page 5: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020

143

�������� ������� ��� �

������ ��� �����

����� ���� ��� �� ����

�� ���� ������� ������

Gambar 2. Windrose Stasion Cilacap (1979-2007)

Page 6: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 18, No. 2, November 2020

144

Fetch  ini dibuat berdasarkan arah angin yangpaling dominan yang berasal dari arah laut.

GelombangGelombang merupakan faktor penting

didalam proses dinamika pantai, perencanaanpelabuhan dan bangunan pantai lainnya.Gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh angin(gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan(pasang surut), letusan gunung api atau gempa dilaut (tsunami), gerakan kapal dan sebagainya(Triatmodjo, 1999). Gelombang yang dibangkitkanoleh angin-angin kuat, sesampainya di pantai akanmelepaskan energinya dalam bentuk pecahnyagelombang yang memungkinkan terjadinyaperubahan garis pantai. Dilihat dari sifatnya,terdapat dua jenis gelombang yatu gelombangpembangun/pembentuk pantai (constructive wave)dan gelombang perusak pantai (destructive wave).Gelombang dengan ketinggian dan kecepatanrambat rendah adalah termasuk gelombangpembentuk pantai. Sedangkan gelombang perusakpantai mempunyai ketinggian dan kecepatanrambat yang besar. Dari hasil pengukurangelombang di Palabuhanratu selama 3 bulan(Desember 2007 – Maret 2008), diperoleh bahwatinggi gelombang maksimum sebesar 3,99 m

dengan arah dominan dari Barat, sedangkanperiode rata-rata adalah 10,77 detik. Sedangkantinggi gelombang rata-rata selama pengukurantersebut adalah 1,26 m (Gambar 4.).

Pasang Surut Perairan Palabuhanratu mempunya tipe pasut

semi diurnal, yaitu dalam sehari terjadi dua kalipasang dan surut dengan ketinggian pasangpertama dengan ke dua tidaklah sama. Hasilpengamatan pasang surut di Palabuhanratu selama1 bulan (12 Agustus - 13 September, 2007)didapatkan tunggang pasut sebesar 138.00 cm(Gambar 5).

Kesetimbangan dinamis antara proses hidro-oseanografi dan suplai sedimen dari daratan sertakondisi geologi adalah faktor yang selama ini telahmembentuk karakteristika pesisir dan lautPalabuhanratu. Hasil pemetaan karakteristikapantai segmen pesisir Teluk Palabuhanratu -Bayah yang dilakukan oleh Setiady dan Sarmili(2015), dapat dibagi menjadi empat tipe pantai,masing-masing adalah 1). Pantai dataran rendahyang dicirikan oleh kemiringan paras pantai kurangdari 10°, tersusun oleh pasir lepas dan menempatidaerah akrasi.; 2). Pantai perbukitanbergelombang, dengan kemiringan paras pantai

Gambar 3. Fetch di Teluk Palabuhanratu

Page 7: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020

145

Gambar 4. Tinggi Gelombang hasil Pengukuran di Palabuhanratu

Gambar 5. Grafik Pasang Surut Palabuhanratu (12 agustus - 13 September 2007)

Page 8: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 18, No. 2, November 2020

146

antara 10° - 15° berupa kerikil berpasir hinggabongkah didominasi oleh proses akrasi.; 3). Pantaidengan relief sedang-terjal, kemiringan paraspantai 15° dan di beberapa lokasi dapat mencapai20°, sedimen pantai berpasir dengan tebingpantainya berupa singkapan batuan lava andesit.;4). Pantai yang dicirikan oleh relief yang terjal,paras pantai satuan batuan berupa sedimen pantaiberupa pasir, breksi, dan terumbu karang denganproses dominan abrasi.

Peta karakteristika pantai tersebutmenunjukan bahwa daerah tapak pelabuhanmenempati pantai dataran rendah dengankemiringan paras pantai kurang dari 10° tersusunoleh pasir lepas dengan panjang mencapaibeberapa kilometer dan lebar sekitar puluhansampai ratusan meter (Setiady dan Sarmili, 2015).Pesisir Palabuhanratu berhadapan langsungdengan Samudera Indonesia di sebelah selatan-baratdaya dimana terjadi proses kesetimbangandinamis antara suplai sedimen dari daratan danaktivitas hidro-oseanografi membentuk pantaipasir selama ini dan berjalan secara evolutif tanpaturut campur tangan manusia (Gambar 6a). Komar

(1983) dan Mangor dkk (2017), menyatakan bahwaketika gelombang pecah dan membuat sudutdengan pantai, maka selanjutnya gelombang iniakan menghasilkan longshore current yangsebagian besar mengalir sejajar dengan garispantai. Arus ini, pada gilirannya berinteraksidengan gelombang untuk menghasilkantransportasi pasir sepanjang pantai. Dari data citrasatelit (Gambar 6b), tampak terdapat dua rejimbangkitan gelombang laut datang (incoming waves)yang mendekati pesisir di kiri dan kanan causway-trestle-jetty Palabuhanratu. Dengan mengacukepada teori dan model Komar (1983), boleh jadi

gelombang datang yang menuju pesisirPalabuhanratu setelah melewati breakwatermembentuk arus sepanjang pantai (longshorecurrent) yang masing-masing mengarah ke keduasisi trestle-jetty yang selanjutnya membawa danmengendapkan material sedimen karena terjadiperlambatan longshore current akibat adanyastruktur breakwater lepas pantai.

Mengacu kepada Medina (2019), pemecahgelombang lepas pantai di Palabuhanratu temasukkedalam jenis pemecah gelombang lepas pantaiyang muncul di atas permukaan laut (detachedemerge breakwaters.), yang dibangun dengantujuan untuk melindungi aktivitas di sepanjanggaris pantai seperti pelabuhan dan dermaga kapaldari aksi gelombang. Alasan pemecah gelombanglepas pantai umumnya dibangun sejauh mungkindari zona selancar (surf-zone) adalah untukmeminimalkan dampak pada morfologi pantai.Namun pada kenyataannya menunjukkan bahwahal tersebut sangat sulit dilaksanakan karenapemecah gelombang lepas pantai seringmenyebabkan akumulasi sedimen di zona selancarserta mengakibatkan efek erosi di daerah yang

berdekatan. Ilustrasi mekanisme penjalaranpuncak gelombang datang (incoming vawe crests)hingga menjadi puncak gelombang terdifraksi(difracted wave crests) di Palabuhanratu ditunjukandalam (Gambar 7a). Sedangkan ilustrasibagaimana tombolo di Palabuhanratu terbentukoleh hasil difraksi dan refraksi gelombangditunjukan dalam Gambar 7b.

Gambar 7a menunjukan bagaimana deretangelombang yang bergerak menuju pantai akanmengalami perubahan bentuk yang disebabkanoleh proses refraksi dan pendangkalan gelombang,difraksi, refleksi, dan gelombang pecah. Jika

Gambar 6. Citra satelit pesisir Teluk Palabuhanratu sebelum dan setelah dibangun breakwater (Sumber citrasatelit : Google Earth, tahun 2014 dan 2020)

Page 9: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020

147

gelombang dari arah laut menuju garis pantaiterhalang oleh suatu rintangan (breakwater) makagelombang akan membelok di sekitar ujungrintangan dan masuk ke daerah di belakangrintangan (breakwater). Di sepanjang puncakgelombang akan terjadi difraksigelombang, yaitu peristiwaberpindahnya energi di sepanjangpuncak gelombang ke arah yangterlindungi . Selanjutnya Gambar7b menerangkan bagaimana difraksigelombang yang disertai denganangkutan sedimen menuju kedaerah terlindung dan diendapkandi perairan di belakang bangunanbreakwater, sehingga menyebabkanterbentuknya cuspate/salient atautonjolan endapan pasir (William andJoan, 1986).  Proses tersebut akanberlanjut sampai garis pantai yangsejajar dengan garis puncakgelombang yang terdifraksi. Padakeadaan tersebut transport sedimen sepanjangpantai menjadi no l. Cuspate akan terusberkembang hingga akhirnya membentu tombolo.Dengan terbentuknya tombolo ini, maka transportsedimen sepanjang pantai akan terhalang atauterperangkap yang berakibat terjadinya erosipantai di bagian lainnya. Sedimen yangmembentuk tombolo lebih kasar ke arah bawahdan makin ke permukaan akan makin halus.

Terbentuknya tombolo dapat dicegah denganmerencanakan panjang pemecah gelombang lepaspantai dan jarak antara bangunan dengan garispantai. Tombolo terjadi apabila jarak antara

pemecah gelombang dengan garis pantai lebihkecil dibandingkan panjang pemecah gelombang.Menurut Suh dan Dalrymple (1987) tombolo padabreakwater tunggal akan terbentu jika Ly/y > 1,0.Sedangkan salient terbentuk jika Ly/y < 1, dimana

Ly adalah panjang breakwater, sedangkan y adalahjarak breakwater dengan garis pantai (Gambar 8).

Terjadinya penumpukan sedimen di tapakpelabuhan yang mencapai luas hampir 20,000 m2

hingga di bagian belakang breakwater (Gambar 9)sudah mencapai tahap tidak akan berfungsinyatempat bersandarnya kapal di dermaga. Daritinjauan literatur yang komprehensif, tampak jelasbahwa potensi dan peran longshore current untukmengangkut sedimen di Palabuhanratu terbuktiadanya. Sedangkan breakwater diidentifikasisebagai proses penting yang dapat melemahkanaliran longshore current sebagai salah satumekanisme pengendapan material sedimen.

Gambar 7. a) Ilustrasi difraksi gelombang di daerah bayangan suatu penghalang gelombang (breakwater) di lepaspantai (Komar, 1976). b) Ilustrasi arah penjalaran gelombang, arus dan pertumbuhan tembolo di sekitar daerah breakwater(diadopsi dari Azhar, 2012).

Gambar 8. Sketsa posisi breakwater terhadap garis pantai

Page 10: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 18, No. 2, November 2020

148

KESIMPULAN

Proses kesetimbangan dinamis antara suplaisedimen dari darat, aktivitas angin, gelombang,arus dan pasang surut laut yang selama inimembentuk rona awal pesisirPalabuhanratu telahtermodifikasi terutama setelah dibangunnyabreakwater dan menimbulkan dampak sebagaiberikut : • Dampak hidrodinamika terhadap penjalaran

gelombang setelah melalui kiri-kananbreakwater, yaitu membangkitkan gelombangdan arus lokal menuju area di sepanjang tepipantai dari kedua sisi breakwater sehinggamenghasilkan dua rambatan puncakgelombang. Rambatan gelombang iniselanjutnya berkembang menjadi gelombangterdifraksi dan menjadi longshore current.

• Dampak morfologis dimana transportasilitoral di daerah breakwater berkurang karenaadanya atenuasi gelombang yang melemahkanlongshore current sehingga menyebabkanterperangkapnya pasir di belakang breakwater.

• Pada saatnya nanti, pergeseran lokasilongshore current dan sedimentasi sepanjangtahun serta perkembangan maksimumtembolo akan berdampak terhadapkemungkinan adanya erosi dan abrasi baik dipantai maupun di sisi breakwater itu sendiri.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaKepala Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi Kelautan atas izinnya untuk membuatmakalah ini. Terima kasih juga disampaikan kepadarekan-rekan Puslitbang Geologi Kelautan atasdiskusi dan masukan yang sangat bermanfaat.

DAFTAR ACUAN

Alif, S.A., 2011. Geologi Sejarah DaerahSukabumi-Palabuanratu, Bulletin ofScientific Contribution, Volume 9, Nomor 1,April 2011: 42-48.

Atlas Pesisir dan Laut Jawa Barat Bagian Selatan,2001. Badan Pengendalian LingkunganDaerah Pemerintah Propinsi Jawa Barat -Lembaga Penelitian-Institut TeknologiBandung.

Azhar, M. R., 2012, Studi Pengamanan Pantai TipePemecah Gelombang Tenggelam di PantaiTanjung Kait, dalam https://ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites /8/2012/07 /95010007-Rian-M.-Azhar.pdf , Program Magister ,Manajemen Pengelolaan Sumber Daya AirInstitut Teknologi Bandung.

Hartami, P., 2008. Analisis Wilayah Perairan TelukPalabuhanratu Untuk Kawasan Budidaya

Gambar 9. Penambahan luasan pesisir Teluk Palabuhanratu pasca dibanguninfrastruktur pelabuhan ditunjukan dengan warna ungu (situasi tahun2020)

Page 11: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 18, No. 2, November 2020

149

Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung.Institut Pertanian Bogor (IPB ).

Komar, P. D., 1976. Beach Processes andSedimentation. Prentice-Hall, EnglewoodCliffs.

Komar, P. D., 1983. Nearshore Currents and SandTransport on Beaches, ElsevierOceanography Series, Volume 35, 1983,Pages 67-109, Chapter 2.

Kusnida, D., Lugra, W. dan Sarmili, L., 2003.Batimetri, Pola Arus dan Perubahan GarisPantai di Sagara Anakan, Cilacap, JurnalGeologi Kelautan, vol. 1, no. 3.

Kusnida, D. dan Astjario, P., 2008. Dinamika GarisPantai Kabupaten Indramayu-Jawa BaratBerdasarkan Penafsiran Citra Satelit. JurnalSumber Daya Geologi, Vol. XVIII, No. 1.

Mangor, K., Drønen, N. K., Kaergaard, K.H. andKristensen, N.E. 2017. Shorelinemanagement guidelines., in: https://www.dhigroup.com/marine-water/ebook-shoreline-management-guidelines, akses :29/04/2020, Jam : 9.30.

Medina, J., 2019. Detached shore parallelbreakwaters. in:http://www.coastalwiki.org/wiki/Detached_shore_parallel_breakwaters,akses : 29/04/2020, jam 9.00.

Mudana, I.G., 2000. Analisis Sedimentasi AkibatPemasangan Breakwater di Tanahlot, TugasAkhir-Institut Teknologi SepuluhNopember.

Puspitasari, Y., Sukojo, B. M. dan Ipranta, 2016.Analisis Hasil Pengolahan Citra Terrasar-Xdan Landsat 8 untuk Pemetaan GeologiLembar Mojokerto (1508-62) Jawa Timur,Jurnal Geosaintek,Vol 2, No 1.

Restuning. D. G. dan Handayani, L., 2007.Pemetaan Pola Terjadinya Gempa Bumi DiIndonesia Dengan Metode Fraktal. JurnalRiset Geologi Dan Pertambangan. 17(2): 51-56.

Setiady, D. dan Sarmili, L., 2015. Proses Akrasidan Abrasi Berdasarkan PemetaanKarakteristik Pantai dan Data Gelombang di

TelukPalabuhanratu dan Ciletuh, KabupatenSukabumi, Jawa Barat., Jurnal GeologiKelautan, Volume 13, No. 1, April 2015.

Simbolon, D., 2010. Eksplorasi DaerahPenangkapan Ikan Cakalang Melalui AnalisisSuhu Permukaan Laut Dan Hasil TangkapanDi PerairanPalabuhanratu. Jurnal MangroveDan Pesisir. 10(1): 42-49.

Siregar, V., 2010. Pemetaan Substrat DasarPerairan Dangkal Karang Congkak DanLebar Kepulauan Seribu Menggunakan CitraSatelit QuickBird. E-Jurnal Ilmu DanTeknologi Kelautan. 2(1):19-30.

Suh, K. and Dalrymple, R. A., 1987.  Offshorebreakwaters in laboratory and field. Journalof Waterway, Port, Coastal and OceanEngineering

Sukamto, R., 1975. Peta Geologi Lembar Jampangdan Balekambang, Jawa, Pusat Penelitiandan Pengembangan Geologi, Bandung.

Triatmodjo, B. ,1999. Teknik Pantai, Beta Offset.Yogyakarta.

Wahyudin,Y., 2011. Karakteristika SumberdayaPesisir dan Laut Kawasan TelukPalabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, JawaBarat., Bonorowo Wetlands, 1 (1): 19-32.

William, R.D., and Joan, P. 1986. DetachedBreakwaters For Shore Protection. U.S.Army Engineer Waterways ExperimentStation.

Yuwono, N., 2019. Pelabuhan Tanjung Adikartodan Pulau Baai Mengalami SedimentasiParah, Diskusi Perencanaan dan ManajemenPelabuhan-Pusat Studi Transportasi danLogistik (Pustral) UGM Universitas GajahMada, 07 Oktober 2019.

http://www.coastalwiki.org/wiki/Detached_breakwaters., akses : 20/04/20, jam10.30.

https://www.geocaching.com/geocache/grotta-tombolo-d-leslie.,akses : 20/04/20, jam 8,45.

https://spbn.pusfatja.lapan.go.id., akses: 20/07/2020, jam 13.30.

Page 12: ANALYSIS ON SEDIMENTATION PROCESS AT THE PORT SITE OF ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 18, No. 2, November 2020

150