ANALISIS USAHATANI PADA LAHAN KERING DI …eprints.unram.ac.id/7853/1/JURNAL.pdf2 analisis usahatani...
Transcript of ANALISIS USAHATANI PADA LAHAN KERING DI …eprints.unram.ac.id/7853/1/JURNAL.pdf2 analisis usahatani...
1
ANALISIS USAHATANI PADA LAHAN KERING
DI KECAMATAN PLAMPANG
KABUPATEN SUMBAWA
JURNAL
Oleh
Suhaeni
C1G114117
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
2
ANALISIS USAHATANI PADA LAHAN KERING
DI KECAMATAN PLAMPANG
KABUPATEN SUMBAWA
THE ANALYSIS OF DRY AREA IN AGRICULTURE IN PLAMPANG
SUBDISTRICT SUMBAWA REGENCY
Suhaeni, Ir. Asri Hidayati, M. Si., Ir. M. Zubair, MP., Ir. Anwar, MP
Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Mataram
Jln Majapahit 62 Mataram, Telepon (0370) 621435 Fax (0370) 640189
ABSTRAK
Tujuan penilitian ini ialah : 1) Mengetahui besar biaya yang dikeluarkan
oleh petani dalam melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa. 2) Mengetahui besar pendapatan yang diterima
oleh petani dalam melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa. 3) Mengetahui kendala/hambatan yang dihadapi
oleh petani dalam melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari 11 Desa dan dipilih 2 Desa yaitu
Desa Sepayung dan Desa Usar. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja atau “Purposive Sampling”. Data dikumpulkan menggunakan teknik
survey yang berpedoman pada pertanyaan yang sudah disiapkan( kuisioner ).
Wawancara dilakukan terhadap 30 responden. Penentuan responden dilakukan
secara “Proportional Sampling”. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
biaya dan pendapatan. Serta analisis deskriptif untuk kendala/hambatan yang
dihadapi petani dilahan kering.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam usahatani pada lahan kering
biaya yang dikeluarkan selama proses usahatani pada lahan kering yaitu pola 1
yaitu sebesar Rp. 6.815.484/Ha dan pola 2 yaitu sebesar Rp. 8.335.167/Ha.
Pendapatan yang diperoleh dari usahatani lahan kering pada pola 1 yaitu sebesar
Rp. 20.291.616/Ha dan pola 2 yaitu sebesar Rp. 20.241.501/Ha. Hasil R/C Ratio
usahatani lahan kering pada pola 1 yaitu sebesar 2,98 > 1, artinya usahatani pola 1
layak untuk diusahakan oleh petani, sedangkan usahatani pola 2 yaitu sebesar
2,43 > 1, artinya usahatani pola 2 layak diusahakan oleh petani.
ABSTRAK
The regency of Sumbawa in 2015 is noted to have the most extensive
dry land compared to other districts in West Nusa Tenggara (NTB) of 664,398
hectares and from the area of 20,049 hectares is located in Plampang Sub-district
3
for agricultural land as farming land.The high level of agricultural productivity
often occurs in dry land caused by low rainfall, corrugated and hilly tofografi, less
fertile land and easy to erosion so that farmers are only able to do farming
activities 1-2 times a year planting season because farmers are dependent on
supply rain water as the main source. Based on the above problems, it is necessary
to do research titled "Analysis of Farming on Dry Land in District Plampang
Sumbawa".
The purpose of this research is: 1) To know the cost of farmers in
farming in dry land in Plampang Sub-district, Sumbawa Regency. 2) Knowing the
income earned by farmers in farming on dry land in Plampang Sub-district,
Sumbawa Regency. 3) Knowing the constraints faced by farmers in conducting
farming on dry land in Plampang Sub-district, Sumbawa Regency. This research
was conducted in District Plampang Sumbawa Regency consisting of 11 villages
and selected 2 villages namely Sepayung Village and Usar Village. The selection
of research sites is done intentionally or "Purposive Sampling". Data were
collected using survey techniques based on prepared questions (questionnaires).
Interviews were conducted on 30 respondents. Determination of respondents
conducted by "Proportional Sampling". The analytical tool used is cost and
revenue analysis. And descriptive analysis for constraints / obstacles faced by dry
farmers.
The results showed that in farming on dry land the costs incurred during
the farming process on dry land are pattern 1 that is equal to Rp. 6,815,484 / Ha
and pattern 2 is Rp. 8,335,167 / Ha. Income obtained from dry land farming in
pattern 1 is Rp. 20,291,616 / Ha and pattern 2 is Rp. 20,241,501 / Ha. The results
of R/C Ratio of dry land farming in pattern 1 is 2.98> 1, meaning that pattern 1
farming is feasible to be cultivated by farmers, while pattern 2 farming is 2.43> 1,
meaning that pattern 2 farming is feasible for farmers.
PENDAHULUAN
Kabupaten Sumbawa pada tahun 2015 tercatat memiliki lahan kering
paling luas dibandingkan kabupaten lainnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu
seluas 664.398 hektar dan dari luas lahan tersebut tercatat seluas 20.049 hektar
berada di Kecamatan Plampang untuk lahan pertanian sebagai lahan untuk
berusahatani. Tinggi rendahya produktivitas pertanian sering terjadi pada lahan
kering yang disebabkan oleh curah hujan rendah, tofografi bergelombang dan
berbukit, lahan yang kurang subur dan mudah terjadi erosi sehingga petani hanya
mampu melakukan kegiatan usahatani 1 – 2 kali musim tanam dalam setahun
karena petani sangat tergantung dengan suplai air hujan sebagai sumber utama.
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat
(1993) menyebutkan bahwa pada pertanian lahan kering jenis tanaman pangan
yang diusahakan adalah Kedelai, Jagung, Padi Gogo, Kacang Tanah, Kacang
Hijau, Ubi Kayu, Ubi Jalar. Bagi Kabupaten Sumbawa Pertanian merupakan salah
satu sektor ekonomi yang strategis. Secara umum tanaman yang dihasilkan di
Kabupaten Sumbawa khususnya di Kecamatan Plampang adalah tanaman
4
pangan, Komuditinya antara lain : Padi, Jagung dan Kacang hijau (Dinas
Pertanian Kecamatan Plampang).
Mengingat lahan kering hanya memperoleh suplai air hanya dari air hujan,
maka keberhasilan panen tanaman pangan sangat tergantung dari pola hujan
tahunan. Petani lahan kering di Kecamatan plampang hanya mampu melakukan
penanaman tanaman pangan sebanyak 1-2 kali dalam setahun karena petani sangat
bergantung dengan air hujan sebagai sumber air utama. Produktivitas pertanian
pada lahan kering biasanya dilakukan pada permulaan musim hujan berkisar dari
bulan Oktober Desember bahkan Januari. Kondisi ini tidak bersifat tetap karena
musim hujan setiap tahunnya berbeda. Hal ini menyebabkan petani pada lahan
kering memiliki frekuensi hari kerja yang terbuang percuma sampai tiba musim
hujan berikutnya.
Dari uraian diatas, maka timbul permasalahan yaitu (1) Berapa besar biaya
yang dikeluarkan oleh petani dalam melakukan usahatani pada lahan kering di
Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa? (2) Berapa besar pendapatan yang
diterima oleh petani dalam melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa? (3) Apa saja kendala/hambatan yang dihadapi
petani pada usahatani lahan kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa?
Berdasarkan permasalahan yang telah dikaji maka tujuan dari penelitian
ini yaitu : (1) Mengetahui besar biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam
melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan Pelampang Kabupaten
Sumbawa. (2) Mengetahui besar pendapatan yang diterima oleh petani dalam
melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa.(3) Mengetahui kendala/hambatan yang dihadapi oleh petani dalam
melakukan usahatani pada lahan kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa.
Manfaat dari penelitian ini yaitu : (1) Sebagai bahan informasi pemerintah
untuk melakukan pengembangan produksi usahatani lahan kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa. (2) Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain
yang akan mengambil masalah yang sama. (3) Sebagai pertimbangan bagi petani
dalam mengembangkan usahatani lahan kering dalam upaya meningkatkan
produksi dan pendapatannya.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Metode deskriptif. Penelitian
dilaksanakan di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa pada desa Usar dan
Sepayung sebagai desa sampel penelitian secara purposive sampling. Unit analisis
yang digunakan adalah petani yang mengusahakan tanaman pangan pada lahan
kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa. Jumlah responden
ditetapkan secara quota sampling sebanyak 30 orang. Kemudian jumlah petani
responden dimasing-masing desa sampel penelitian dilakukan secara Proportional
Sampling. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Analisis data yang digunakan adalah :
5
Struktur Biaya Usahatani Menurut Soekartawi (1995), untuk mengetahui besarnya biaya usahatani
tanaman pangan dilahan kering, maka dianalisis dengan menggunakan analisis
biaya :
Keterangan:
(Total Cost) ( ) p
( ) Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi (1995), untuk mengetahui besarnya pendapatan
yang akan diperoleh dalam usahatani tanaman pangan dilahan kering, maka di
analisis menggunakan analisis pendapatan :
Keterangan: = Pendapatan Usahatani TR = (Total Revenue) Total Penerimaan
TC = (Total Cost) Total Biaya
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Petani Responden di Kecamatan Plampang Tahun 2018
Tabel 1. Karakteristik Petani Responden pada lahan kering di Kecamatan
Plampang Tahun 2018
No Uraian Petani Persentase (%)
1 Jumlah Responden 30
2 Umur Responden (thn)
a. < 15 tahun
b. 15 – 64 tahun
c. > 64 tahun
0
30
0
0,00
100
0,00
2
Jumlah 30 100,00
3. Tingkat Pendidikan
a. TTSD
b. TSD
c. TSMP
d. TSMA
e. TPT
7
8
6
5
4
23,33
26,67
20,00
16,67
13,00
Jumlah 30 100,00
4 Tanggungan Keluarga (org)
a. 1 – 2 orang
b. 3 – 4 orang
c. > 4 orang
7
17
6
23,33
56,67
20,00
Jumlah 30 100,00
5 Pengalaman Berusaha (thn)
a. 1-10 tahun
b. 11-20 tahun
c. > 20 tahun
3
13
14
1
2
10,00
43,33
46.67
2
4
Jumlah 30 100,00
6 Luas Lahan Garapan (Ha)
a. 0,1 – 0,50 Ha
b. 1,00 – 1,50 Ha
c. 2,00 – 3,00 Ha
d. > 3 Ha
2
14
14
0
6,67
46,67
46,67
0,00 Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Umur Responden
Berdasarkan Tabel 3.1 bahawa umur petani responden usahatani tanaman
pangan seluruhnya berada pada kisaran umur 15-64 tahun sebanyak 30 orang
(100%). Keadaan ini disesuaikan dengan pendapat Simanjuntak (1995), kisaran
umur 15-64 tahun tergolong umur produktif.
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 3.1 bahwa tingkat pendidikan petani responden terlihat
bahwatingkat pendidikan yang paling rendah adalah Perguruan Tinggi sebanyak
4 orang atau 13,33%. Kemudian paling banyak petani responden pendidikannya
adalah sekolah dasar sebanyak 8 orang atau 27,67 %.
7
Jumlah Tanggungan Keluarga
Berdasarkan tabel 3.1. diatas menunjukan bahwa jumlah tanggungan
terbanyak pada kisaran 3–4 jiwa adalah sebesar 17 orang atau 56,67 %, sedangkan
jumlah tanggungan yang paling kecil adalah >4 jiwa adalah 6 orang atau 20,00
%. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata responden di Kecamatan Plampang
tergolong dalam keluarga menengah.
Pengalaman Berusahatani Jagung
Berdasarkan tabel 3.1. diketahui bahwa pengalaman dalam berusahatani
terbanyak pada kisaran > 20 tahun dengan 14 orang (83,33%). Sementara yang
terendah pada kisara 1-10 tahun dengan 3 orang (10,00%). Dengan demikian,
petani di Kecamatan Plampang sudah cukup memiliki pengalaman yang baik
dalam melakukan usahatani. Artinya semakin tinggi pengalaman seseorang, maka
semakin tinggi ilmu yang dimiliki.
Luas Lahan Garapan
Status lahan yang digunakan petani responden dalam usahatani dilahan
kering adalah lahan milik sendiri. Berdasarkan tabel 3.1. diketahui bahwa luas
lahan garapan dengan jumlah petani responden terbanyak adalah 1,00 – 1,50 dan
2,00 – 3,00 hektar yaitu 14 orang 46,67%, sedangkan luas lahan garapan dengan
jumlah petani responden paling sedikit adalah 0,50 hektar yaitu sebanyak 2 orang
6,67%.
Analisis biaya Produksi Usahatani pada Lahan Kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa
Biaya produksi pada usahatani lahan kering terdiri dari biaya variabel dan
biaya tetap. Biaya variabel meliputi biaya sarana produksi dan tenaga kerja
sedangkan biaya tetap merupakan biaya penyusutan alat, pajak tanah.
8
Tabel 2. Rata-Rata Pengunaan Biaya Produksi Per Luas Lahan Garapan Pola 1
Usahatani pada Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa Tahun 2018.
Jagung Kc. Hijau
No Uraian Jumlah Nilai (Rp) Jumlah Nilai (Rp)
Total (Rp)
1 Biaya Variabel
Sarana Produksi
Benih (kg) 35,50 1.464.807 34,67 326.667 1.791.474
Pupuk :
Npk (kg) 354 540.288 540.288
Urea (kg) 638 739.743 737.743
ZA (kg) 229 197.013 197.013
Gandasil D 3,71 50.000 50.000
Gandasil B 3,63 43.750 43.750
Obat-obatan
Gramoxone (L) 3,04 109.316 109.316
Lindomin (L) 3,08 169.281 2,27 108.205 289.281
Basmilang (L) 2,23 100.230 2,23 100.230
Calaris (L) 1,44 259.615 259.615
Roundup(L) 1,97 87.750 87.750
Seven (Kg) 2,22 77.222 77.222
Chix (Kg) 1,95 59.984 59.984
TK (HKO) 67,46 3.370.578 37,54 1.696.538 5.067.116
2 Biaya tetap
Penyusutan Alat 1.620.603 1.084.098 2.704.701
Pajak Tanah 53.076 55.385 108.461
3 Total Biaya
Produksi
8.626.858 3.589.598 12.216.457
Sumber: Data primer diolah
9
Tabel 3. Rata-Rata Pengunaan Biaya Produksi Per Hektar Pola 1 Usahatani pada
Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun
2018.
Jagung Kc. Hijau
No Uraian Jumlah Nilai (Rp) Jumlah Nilai (Rp)
Total (Rp)
1 Biaya Variabel
Sarana Produksi
Benih (kg)
19,97
810.319
21,78 188.462 998.781
Pupuk :
Npk (kg) 213 298.883 298.883
Urea (kg) 370 409.219 409.219
ZA (kg) 175 108.986 108.986
Gandasil D 0,93 28.846 28.846
Gandasil B 0,57 25.240 25.240
Obat-Obatan :
Gramoxone (L) 1,79 60.437 60.437
Lindomin (L) 1,76 93.645 1,35 59.858` 162.876
Basmilang (L) 1,31 55.496 55.496
Calaris (L) 0,86 143.617 143.617
Roundup (L) 3,58 50.625 50.625
Seven (Kg) 8,00 44.511 44.511
Chix (Kg) 2,50 34.606 34.606
TK (HKO) 37,32 1.864.574 20,77 938.510 2.803.084
2 Biaya tetap
Penyusutan Alat 957.629 640.603 1.598.232
Pajak Tanah 30.638 30.638 61.276
3 Total Biaya
Produksi
4.833.443
1.982.041 6.815.484
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 2 dan 3 menunjukan bahwa total biaya produksi yang
digunakan pada usahatani pola 1 sebesar Rp.12.216.456/LLG atau sebesar
6.815.484/Ha dengan rincian biaya usahatani jagung sebesar Rp. 8.626.858/LLG
atau sebesar 4.833.443/Ha dan kacang hijau sebesar Rp. 3.589.598/LLG atau
sebesar Rp. 1.982.041/Ha. Pengeluaran biaya saprodi tertinggi untuk usahatani
10
jagung adalah pada pembelian benih sebanyak 35,50 kg/LLG atau sebanyak 19,97
kg/Ha dengan nilai benih sebesar Rp. 1.464.807/LLG atau sebesar Rp.
810.319/Ha. Sedangkan untuk kacang hijau pengeluaran tertinggi adalah pada
pembelian benih sebanyak 34,67 kg/LLG atau sebanyak 21,78 kg/Ha dengan
nilai benih sebesar Rp. 1.971.474/LLG atau sebesar Rp. 998.781/Ha.
Tabel 4. Rata-rata Biaya Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Pola 1 Pada
Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun
2018.
No.
Jenis Kegiatan
Jagung Kc. Hijau
LLG (1,81 Ha)
(1,81)
Hektar (1 Ha)
LLG (1,81Ha) Hektra (1Ha)
HKO
Nilai Upah
(Rp/llg)
HKO
Nilai Upah
(Rp/Ha)
HKO
Nilai Upah
(Rp/llg)
HKO
Nilai Upah
(Rp/Ha)
1 Pembersihan
Lahan
4 240.385 2 132.978 4 240.385 2 132.978
2 Bajak tanah 3 166.154 1 91.914
3 Penanaman 13 580.417 7 321.081 5 310.769 3 171.914
4 Pemupukan I 5 214.103 2 118.439 1 28.205 0,29 15.602
5 Pemupukan II 5 248.878 3 137.667
6 Penyemprotan 1 109.231 1 60.427 1 113.846 1 62.978
7
.
Panen 34 1.509.936 19 835.283 11 314.423 6 173.936
8 Rontok 3 467.628 2 258,687 11 522.756 6 289.184
Total 66 3.370.578 36 1.864.574 36 1.696.538 19 938.510
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa Rata-rata biaya penggunaan untuk
mendanai tenaga kerja pada kegiatan usahatani jagung sebesar Rp.
3.370.578/LLG atau sebesar Rp. 1.864.574/Ha. Biaya tenaga kerja pada usahatani
kacang hijau sebesar Rp. 1.696.538/LLG atau sebesar Rp. 938.510/Ha. Jumlah
terbesar yang dikeluarkan untuk biaya jagung yaitu biaya panen sebesar Rp.
1.509.936/LLG atau sebesar Rp. 835.283/Ha. Besarnya biaya pengguna tenaga
kerja ditunjukan pula oleh HKO terbanyak.
11
Tabel 5. Rata-rata Biaya Penyusutan Alat Usahatani Pola 1 pada Lahan Kering di
Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun 2018.
Jagung Kc. Hijau
No Uraian Per LLG
(1,81 Ha)
Per Hektar
( 1 Ha )
Per LLG
(1,81 Ha)
Per Hektar
( 1 Ha )
1 Cangkul 72.304 42.595 72.304 42.595
2 Parang 213.130 125.940 213.130 125.940
3 Sabit 89.522 52.900 89.522 52.900
4 Splayer 191.529 113.176 191.529 113.176
5 Linggis 23.189 13.703 23.189 13.703
6 Argo 536.505 317.026
7 Terpal 494.644 292.290 494.644 292.290
Total 1.620.603 957.629 1.084.098 640.603
Sumber: Data Primer diolah
Berdasarka tabel 5. diketahui penyusutan alat meliputi cangkul, sabit,
splayer, bajak, linggis, argo dan terpal. Biaya penyusutan alat pada pola 1 yaitu
untuk usahatani jagung sebesar Rp. 1.620.603/LLG atau sebesar Rp. 957.629/Ha,
sedangkan usahatani kacang hijau sebesar Rp. 1.084.098/LLG atau sebesar Rp.
640.603/Ha.
Untuk Rata-rata penggunaan biaya produksi usahatani pola 2 pada lahan
kering Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa dapat disajikan dalam tabel
4.12 berikut ini :
12
Tabel 6. Rata-Rata Pengunaan Biaya Produksi Per Luas Lahan Garapan Pola 2
Usahatani pada Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa Tahun 2018.
Padi gogo Kc. Hijau
No Uraian Jumlah Nilai (Rp) Jumlah Nilai (Rp)
Total
1 Biaya Variabel
Sarana Produksi
Benih (kg) 125 890.000 28,75 393.750 1.283.750
Pupuk :
Npk (kg) 187 300.833 300.833
Urea (kg) 250 400.000 400.000
ZA (kg) 150 145.000 145.000
Gandasil D 3,00 37.500 37.500
Gandasil B 2,50 50.000 50.000
Obat-Obatan :
Speduap (L) 5,25 328.125 328.125
Lindomin (L) 2,00 53.125 2,00 196.667 249.792
Supretox (L) 4,75 260.000 260.000
Score(ml) 250 218.750 218.750
Sidametrin (ml) 500 52.083 52.083
Roundup (L) 1,75 143.541 143.541
Seven (Kg) 2,25 135.416 135.416
Chix (Kg) 1,00 50.000 50.000
TK (HKO) 71,76 3.144.167 44,84 2.241.250 5.385.417
Biaya tetap
2 Penyusutan Alat 557.084 557.084 1.114.168
Pajak Tanah 37.500 37.500 75.000
3 Total Biaya
Produksi
6.386.667
3.842.708 10.229.375
Sumber: Data primer diolah tahun 2018
Ket : Rata-rata per LLG UT padi = 1,25 dan kacang hijau per LLG = 1,25
13
Tabel 7. Rata-Rata Pengunaan Biaya Produksi Per Hektar Pola 2 Usahatani pada
Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun
2018.
Padi gogo Kc. Hijau
Total No Uraian Jumlah Nilai (Rp) Jumlah Nilai (Rp)
1 Biaya Variabel
Sarana Produksi
Benih (kg) 100 712.000 26,25 315.000 1.027.000
Pupuk :
Npk (kg) 158 240.666 240.666
Urea (kg) 200 320.000 320.000
ZA (kg) 100 116.000 116.000
Gandasil D 1,50 30.000 30.000
Gandasil B 1,00 40.000 40.000
Obat-Obatan :
Speduap (L) 3,75 262.500 262.500
Lindomin (L) 1,75 42.500 2,13 157.333 199.833
Supretox (L) 3,25 208.000 208.000
Score(ml) 167 175.000 175.000
Sidametrin (ml) 333 41.667 41.667
Roundup (L) 1,88 114.833 114.833
Seven (Kg) 2,38 108.333 108.333
Chix (Kg) 0,25 40.000 40.000
TK (HKO) 57,32 2.515.333 35,85 1.793.000 4.308.333
2 Biaya tetap
Penyusutan Alat 445.667 445.667 891.334
Pajak Tanah 30.000 30.000 132.000
3 Total Biaya
Produksi
5.109.333 3.074.166 8.219.499
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 6 dan 7 menunjukan bahwa total biaya produksi yang
digunakan biaya pada usahatani pola 2 (padi gogo dan kacang hijau) pada
usahatani padi gogo sebesar Rp. 10.229.375/LLG atau sebesar Rp. 8.219.449/Ha
dengan rincian biaya produksi untuk usahatani padi gogo sebesar Rp.
6.368.667/LLG atau sebesar Rp. 5.109.333/Ha dan kacang hijau sebesar Rp.
3.842.708/LLG atau sebesar Rp. 3.074.166/Ha. Pengeluaran biaya saprodi
tertinggi untuk usahatani padi gogo adalah pada pembelian benih sebanyak 100
kg/Ha dengan nilai benih sebesar Rp. 890.000/LLG atau sebesar Rp. 712.000/Ha
dan untuk kacang hijau pada pembelian benih sebanyak 28,75 kg/LLG atau
14
sebanyak 26,25 kg/Ha dengan nilai benih sebesar Rp. 393.750/LLG atau sebesar
Rp. 315.000/Ha.
Tabel 8. Rata-rata Biaya Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Pola 2 Pada
Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun
2018.
Padi Gogo Kc. Hijau Per LLG (1,25) Per Hektar (1) Per LLG(1,25) Per Hektar (1)
No Uraian HKO
Nilai Upah
(Rp/kg)
HKO
Nilai Upah
(Rp/kg)
HKO
Nilai Upah
(Rp/kg)
HKO
Nilai Upah
(Rp/kg)
1 Persiapan lahan 5 357.500 4 282.000 5 357.500 4 286.000
2 Bajak Tanah 2 140.000 2 112.000
3 Penanaman 30 1.237.500 22 990.000 9 500.000 7 400.000
4 Pemupukan I 1 100.000 1 80.000 0,43 31.250 0,34 25.000
5 Pemupuka II 1 64.583 1 51.667
6 Penyemprotan 2 132.500 1 106.000 1 162.500 1 130.000
7 Panen 17 535.417 14 428.333 12 450.000 9 360.000
8 Rontok 16 716.667 12 573.333 13 600.000 11 480.000
Jumlah 72 3.144.167 55 2.515.333 42 2.241.250 34 1.793.000
Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 8 menunjukan bahwa Rata-rata biaya penggunaan untuk
mendanai tenaga kerja pada kegiatan usahatani padi gogo sebesar Rp.
3.144.167/LLG atau sebesar Rp. 2.515.333/Ha. Biaya tenaga kerja pada usahatani
kacang hijau sebesar Rp. 2.241.250/LLG atau sebesar Rp. 1.793.000/Ha. Jumlah
terbesar yang dikeluarkan untuk biaya padi gogo yaitu biaya penanaman sebesar
Rp. 1.237.500/LLG atau sebesar Rp. 990.000/Ha. Besarnya biaya pengguna
tenaga kerja ditunjukan pula oleh HKO terbanyak.
Tabel 9. Rata-rata Biaya Penyusutan Alat Usahatani Pola 2 pada Lahan Kering di
Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun 2018
Padi Gogo Kc. Hijau
No Uraian Nilai Per
LLG(1,25)
Nilai Per Ha
( 1 )
Nilai Per LLG
(1,25)
Nilai Per
Ha ( 1 )
1 Cangkul 28.000 22.400 28.000 22.400
2 Parang 71.542 57.233 71.542 57.233
3 Sabit 34.000 27.200 34.000 27.200
4 Splayer 96.875 77.500 96.875 77.500
5 Linggis 10.000 8.000 10.000 8.000
6 Terpal 316.667 253.333 316.667 253.333
Jumlah 557.084 445.667 557.084 445.667
Sumber: Data Primer diolah
15
Berdasarka tabel 9 diketahui penyusutan alat meliputi cangkul, parang, sabit,
splayer, linggis dan terpal. Biaya penyusutan alat pada pola 2 yaitu untuk
usahatani padi gogo dan kacang hijau sebesar Rp. 557.084/LLG atau sebesar Rp.
445.667/Ha.
Analisis Pendapatan Usahatani pada Lahan Kering di Kecamatan Plampang
Kabupaten Sumbawa
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih
yang diperoleh dari selisih nilai produksi (penerimaan) dengan total biaya
produksi (pengeluaran). Untuk mengetahui perbedaan pendapatan yang terjadi
dalam usahatani dengan pola 1 dan pola 2 pada lahan kering dapat dilihat pada
tabel 10 dan 11.
Tabel. 10. Rata-rata Produksi, Nilai Produksi dan Pendapatan Usahatani pola 1
pada Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa
Tahun 2018
Jagung Kc. Hijau
No Uraian Per LLG
(1,81)
Per Hektar
(1)
Per LLG
(1,81)
Per Hektar
(1)
1. Produksi (Rp) 12.654 7.300 2.338 1.294
2. Harga (Rp/kg) 2.827 2.827 5.000 5.000
3. Penerimaan (Rp) 36.576.923 20.637.100 11.690.000 6.470.000
4. Biaya Produksi (Rp) 8.626.858 4.833.443 3.589.598 1.982.041
5 Pendapatan (Rp) 27.950.065 15.803.657 8.100.402 4.487.959
Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 10 Menunjukan bahwa pendapatan bersih usahatani
pola 1untuk usahatani jagung sebesar Rp. 27.950.065/LLG atau sebesar Rp.
16.268628/Ha dan usahatani kacang hijau sebesar Rp. 8.102.709/LLG atau
sebesar Rp. 4.486.044/Ha. Artinya, dengan pendapatan yang dihasilkan oleh
usahatani jagung dan kacang hijau pada pola 1 mampu menutupi semua biaya
yang dikeluarkan.
Tabel. 11. Rata-rata Produksi, Nilai Produksi dan Pendapatan Usahatani pola 2
pada lahan kering d Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun
2018.
Padi gogo Kc. Hijau
No Uraian Per LLG
(1,25 Ha)
Per Hektar
(1 Ha)
Per LLG
(1,25Ha)
Per Hektar
(1 Ha)
1. Produksi (Rp) 6.250 5.000 1.825 1.460
2. Harga (Rp/kg) 4.225 4.225 5.000 5.000
3. Penerimaan (Rp) 26.406.250 21.125.000 9.125.000 7.300.000
4. Biaya Produksi (Rp) 6.386.667 5.109.333 3.656.313 3.074.166
5 Pendapatan (Rp) 20.019.583 16.015.667 5.468.687 4.225.834
Sumber: Data Primer diolah
16
Berdasarkan tabel 11 Menunjukan bahwa pendapatan bersih usahatani pola
2 untuk usahatani padi gogo sebesar Rp. 20.063.333/LLG atau sebesar Rp.
16.050.667/Ha dan usahatani kacang hijau sebesar Rp. 5.282.292/LLG atau
sebesar Rp. 4.225.834/Ha. Artinya, dengan pendapatan yang dihasilkan oleh
usahatani padi gogo dan kacang hijau pada pola 2 mampu menutupi semua biaya
yang dikeluarkan.
R/C Ratio
Tabel 12. R/C pada Usahatani pola 1 pada Lahan Kering di Kecamatan Plampang
Kabupaten SumbawaTahun 2018.
Jagung Kc. Hijau
Total
( Rp/Ha )
No Uraian Per LLG
(1,81 Ha)
Per Hektar
(1 Ha)
Per LLG
(1,81 Ha)
Per Hektar
(1 Ha)
1 Pendapatan 27.950.065 15.803.657 8.100.402 4.487.959 20.291.616
2 Total biaya 8.626.858 4.833.443 3.589.598 1.982.041 6.815.484
3 R/C 3,24 2,26 2,98
Sumber: Data Primer diolah 2018
Tabel 4.13. R/C pada Usahatani pola 2 Lahan Kering di Kecamatan Plampang
Kabupaten SumbawaTahun 2018.
Padi gogo Kc. Hijau
Total
( Rp/Ha )
No Uraian Per LLG
(1,81 Ha)
Per Hektar
(1 Ha)
Per LLG
(1,81Ha)
Per Hektar
(1 Ha)
1 Pendapatan 20.019.583 16.015.667 5.468.687 4.225.834 20.241.501
2 Total biaya 6.386.667 5.109.333 3.656.313 3.225.834 8.335.167
3 R/C 3,13 1,50 2,43
Sumber: Data Primer diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.12 dan 4.13 menunjukan rata-rata R/C ratio pola 1
(jagung dan kacang hijau) di Kecamatan Plampang sebesar 2,98 artinya nilai R/C
tersebut menunjukan bahwa usahatani pola 1 ( jagung dan Kacang hijau ) di
Kecamatan Plampang sudah layak dan menguntungkan, karena nilai R/C ratio
lebih dari 1. Jadi, usahatani pola 1 ( jagung dan Kacang hijau ) di Kecamatan
Plampang dapat dikatakan layak untuk diusahakan oleh petani. Jika biaya Rp 1
maka penerimaan Rp 2,98. Sedangkan untuk rata-rata R/C ratio usahatani pola 2
(padi gogo dan kacang hijau) di Kecamatan Plampang sebesar 2,43 artinya nilai
R/C tersebut menunjukan bahwa usahatani pola 2 di Kecamatan Plampang sudah
layak dan menguntungkan , karena nilai R/C ratio usahatani pola 2 lebih dari 1.
Jadi, usahatani pola 2 di Kecamatan Plampang dapat dikatakan layak untuk di
usahakan oleh petani. Jika biaya Rp 1 maka penerimaan Rp 2,43.
17
Kendala/Hambatan
Tabel 14. Kendala/Hambatan Yang di Hadapi Petani Dalam Usahatani pola 1 dan
pola 2 pada Lahan Kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa Tahun 2018.
No Kendala/Hambatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kondisi cuaca 30 100
2 Hama dan Penyakit 21 70
3 Distribusi Pupuk 10 33,33
4 Harga Jual 15 50
5 Harga Saprodi 5 16,67 Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan Tabel 14 dapat di lihat bahwa kendala/hambatan yang paling
mempengaruhi kegiatan usahatani pola 1 dan pola 2 ( padi gogo, jagung dan
kacang hijau ) di Kecamatan Plampang adalah kondisi cuaca, yaitu sebesar
(100%) petani responden terkendala karena cuaca yang tidak menentu dan
perubahan cuaca yang tidak dapat di taksir sehingga petani terkadang mengalami
gagal panen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Total biaya yang dikeluarkan usahatani pada lahan kering di Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa yaitu pola 1 sebesar Rp. 6.815.484/Ha dan
pola 2 sebesar Rp. 8.335.167/Ha.
2. Pendapatan usahatani pada lahan kering di Kecamatan Plampang Kabupaten
Sumbawa pola 1 sebesar Rp. 20.291.616/Ha dan pola 2 sebesar Rp.
20.241.501/Ha.
3. Usahatani pada lahan kering di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa
pola 1 dan pola 2 adalah layak untuk diusahakan karena R/C lebih besar dari
satu (R/C > 1).
4. Berdasarkan pendapatan yang diperoleh oleh petani pada lahan kering di
Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa pola yang lebih menguntungkan
adalah pola 1 (jagung dan kacang hijau).
5. Kendala utama yang dihadapi oleh petani dalam usahatani pada lahan kering di
Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa yaitu curah hujan yang tidak
menentu, dimana usahatani yang dilakukan oleh petani responden yaitu pada
lahan ladang.
18
Saran
1. Untuk meningkatkan hasil panen pada pertanian lahan kering diperlukan
dukungan penyuluhan dan pendampingan kelembagaan tani dalam melakukan
peramalan pola curah hujan dan perencanaan pengelolaan usahatani.
2. Untuk mendukung keberhasilan usahatani diperlukan upaya-upaya
pengembangan teknologi benih unggul dan teknologi penangkap air untuk
membantu penyiraman tanaman jika fase pembungaan tanaman terjadi
kekeringan sehingga pendapatan yang diperoleh petani meningkat.
3. Diperlukan pendampingan teknologi secara intensif dalam pengembangan
teknologi yang baru dalam berusahatani pada pertanian lahan kering.
4. Diharapkan kepada masyarakat di Desa Usar dan Desa Sepayung agar lebih
aktif dalam kelompok tani agar kegiatan usahatani menjadi lebih terkoordinasi,
baik pengadaan sarana produksi, teknik budidaya maupun pemasaran hasil
panen sehingga pertanian menjadi lebih maju dan terencana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
BP3K Kecamatan Plampang 2015. Usahatani Tanaman Pangan. Balai
Penyuluhan Pertanian.
Soekartawi. 1995. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil. Penerbit Universitas Indonesia,Cetakan ke-3, Jakarta.
_________.dkk. 2002. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan
Petani Kecil. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
_________.1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI- Press). Jakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Utomo. 2002. Pengelolaan Lahan Kering untuk pertanian Berkelanjutan.
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional IV Pengembangan
Wilayah Lahan Kering pada Pertemuan Ilmiah Himpunan Ilmu Tanah
Indonesia, Tanggal 27-28 Mei 2002. Mataram