Analisis Usahatani Garut

download Analisis Usahatani Garut

of 2

description

Analisis Usahatani Garut Maranta

Transcript of Analisis Usahatani Garut

  • RINGKASAN

    NANDANG PRIAH BUDHI. 0210440056-44. ANALISIS USAHATANI GARUT (Maranta arundinacea L) SEBAGAI TANAMAN SELA DI BAWAH TEGAKAN HUTAN RAKYAT LAHAN KERING. (Studi Kasus di Desa Sumberejo, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek). Dibawah bimbingan Ir. Heru Santoso HS, MS sebagai pembimbing utama dan Dr. Ir. Abdul Wahib Muhaimin, MS sebagai pembimbing pendamping.

    Tepung garut mempunyai potensi yang besar untuk ditingkatkan produksinya karena bisa dijadikan sebagai bahan alternative pemenuhan kebutuhan tepung. Keunggulan tanaman garut yaitu bisa dibudidayakan dan berproduksi dengan baik pada lahan dibawah naungan tegakan hutan rakyat sebagai tanaman sela. Selain memberikan peranan yang positif terhadap pendapatan petani, pelaksanaan program htan rakyat ditambah dengan komoditi garut sebagai tanaman sela dapat memberikan dampak yang positif terhadap kondisi lingkungan di lokasi tersebut. Dengan menggunakan pola tanam dan tepat, budidaya garut dibawah tegakan hutan rakyat dapat membantu usaha konservasi tanah dan air di areal hutan rakyat yang kondisi tanahnya bertopografi miring.

    Pengembangan tanaman garut dalam skala besar baik sebagai tanaman utama maupun tanaman sela sangat memungkinkan mengingat potensi lahan rakyat sangat luas dan belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam upaya pengembangan lebih lanjut harus mengetahui manfaatnya baik secara ekonomis maupun peranannya terhadap perbaikan kondisi lingkungan dan masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dirumuskan pertanyaan pertanyaan penelitian sebagai berikut : (1) bagaimana budidaya tanaman garut sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat serta peranannya dalam menjaga kelestarian lingkungan, (2) apakah usahatani garut sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat secara ekonomi menguntungkan sehingga layak untuk dikembangkan, (3) apakah usahatani garut mampu meningkatkan pendapatan Rumah Tangga petani garut di lokasi penelitian Tujuan penelitian : (1) untuk menganalisis cara budidaya tanaman garut sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat serta peranannya dalam menjaga kelestarian lingkungan, (2) untuk menganalisis usahatani garut sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat, (3) untuk mengetahui besarnya peningkatan pendapatan Rumah Tangga petani yang diberikan oleh usahatani garut.

    Hipotesis yang dapat diajukan sebagai berikut : (1) bahwa budidaya garut sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat membantu upaya menjaga kelestarian lingkungan, (2) bahwa usahatani garut sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat secara ekonomi menguntungkan sehingga layak untuk dikembangkan, (3) bahwa usahatani garut sebagai tanaman sela mampu meningkatkan pendapatan Rumah Tangga petani.

    Penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive yaitu berlokasi di Desa Sumberejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Metode penarikan

    i

  • contoh yang digunakan adalah metode penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling). Sampel yang diambil sebanyak 25 petani dari total jumlah petani sebanyak 118 petani. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis data kuantitatif yaitu berupa analisis biaya dan pendapatan usahatani serta analisis kontribusi usahatani.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanaman garut diusahakan oleh petani contoh di tegalan dengan kondisi tanah yang miring. Tanaman garut tidak diusahakan secara monokultur tetapi secara tumpang sari atau lebih tepatnya sebagai tanaman sela di bawah tegakan hutan rakyat. Tanaman garut termasuk jenis tanaman yang tergolong dalam tanaman ground cover yaitu jenis tanaman penutup tanah. Sehingga dengan adanya tanaman garut pada lahan di bawah tegakan hutan rakyat dapat mengurangi derasnya aliran air hujan di permukaan tanah dan perakaran garut dapat membantu penyerapan air hujan oleh tanah, sehingga erosi tanah dapat berkurang dan ketersediaan air dalan tanah meningkat. Biaya total rata-rata per Ha sebesar Rp 5.456.012, biaya variabel merupakan komponen biaya terbesar yaitu sebesar Rp. 5.384.512,-dan sisanya sebesar Rp. 71.500 berupa biaya tetap yaitu berupa pajak tanah. Berdasarkan hasil analisis, penerimaan kotor usahatani garut per Ha di lokasi penelitian mencapai Rp. 8.150.400,- dengan produksi rata-rata per Ha sebesar 13.584 kg dengan tingkat harga sebesar Rp. 600,- per kg. sehingga diperoleh pendapatan bersih sebesar 2.694.429,- per Ha . Nilai R/C ratio bervariasi antara 1,36 sampai dengan 1,70, rataan nilai R/C ratio usahatani garut di Desa Sumberejo adalah 1,50. Rataan nilai persentase kontribusi usahatani garut terhadap pendapatan Rumah Tangga yang didapatkan oleh petani di daerah penelitian yaitu sebesar 5,01 %.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah bahwa usahatani garut di lokasi penelitian tidak hanya berorientasi pada tujuan ekonomi namun juga merupakan upaya kegiatan konservasi lahan. Usahatani garut di Desa Sumberejo secara ekonomi menguntungkan dibuktikan dengan analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani. Kontribusi yang diberikan usahatani garut terhadap pendapatan Rumah Tangga petani yaitu sebesar 5,01 %. Secara ekonomi nilai tersebut kecil bila dibandingkan dengan usahatani yang lain namun dengan adanya usahatani garut mampu meningkatkan pendapatan petani di lokasi penelitian

    Saran yang dapat disampaikan adalah perlu adanya perhatian dan dukungan dari pihak-pihak terkait berupa penyuluhan yang mengusahakan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan sehingga program-program ini terpadu dan didiverifikasikan untuk menjamin keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan lingkungan. Untuk meningkatkan keuntungan usahatani garut yang telah dilaksanakan di lokasi penelitian bisa dilakukan dengan pemanfaatan pupuk anorganik dengan jenis dan komposisi yang tepat sehingga mampu meningkatkan produksi Perlu adanya pengelolaan lebih lanjut dari hasil produksi yang berupa umbi yaitu berupa pengolahan umbi menjadi tepung garut (pati garut) agar petani mendapatkan nilai tambah dari produksi yang dihasilkan.

    ii