ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH ...
Transcript of ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH ...
1
ANALISIS TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN
SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI DES TAHUN 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Jurusan Ekonomi Syariah
OLEH :
A Y U N I
NIM. SES141241
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
2
3
4
5
\ PERSEMBAHAN
Terima kasih atas nikmat yang engkau berikan sampai detik ini pada hidupku,
sedih, bahagia dan duka selama hidup dirantau ini yang telah memberi warna-
warni kehidupanku
Kubersujud dihadapan Mu,
Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung perjuanganku
Segala puji bagi Mu ya Allah,
Lantunan Al-fatihah beriring shalawat menadahkan do’a dalam syukur yang tiada
terkira, terima kasihku untukmu. kupersembahkan skripsi ini kepada suamiku Idil
Nofrizal, S. Pd, kedua orang tuaku ayahanda Azwan dan ibunda Fita Aryani dan
Kedua mertuaku ayahanda Jusparizal, S. Pd dan ibunda Rosmiati yang sangat aku
hormati, sangat kucintai dan sangat kusayangi yang telah membimbingku,
menuntunku, melahirkan, membesarkan serta mendidik aku dengan penuh kasih
sayang. yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, dorongan,
nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku
selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Karena berkat do’a
dan petuahmu aku dapat menghadapi kenyataan hidup, dan tetesan keringatmu
membangkitkan semangatku untuk terus memperjuangkan cita-citaku.
Buat keluarga besar yang telah banyak membantu, memberikan motivasi
sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini. Semoga Kebaikan dan keikhlasan
kalian semua mendapat pahala dari Allah SWT Amin Ya Rabbal ’Alamin...
Terimakasih untuk kedua adikku tersayang ( Eko Saputra dan Susi Lestari ) yang
telah memberi semangat, pendorongku untuk menjadi lebih dewasa lagi, pembawa
keceriaan dalam hidupku dan selalu mendo’akanku, dan terimakasih untuk
sahabatku yang telah Membantu, Memotivasi dan setia menemani dalam
menyelesaikan skripsi ini.
v
6
MOTTO
Artinya: “….Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…”.1 (Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1981), hlm. 370
1Anonim, Al-Quran dan Terjemahanya, (Jakarta: Karya Insan Indonesia, 2004), hlm. 370
١١
vi
7
ABSTRAK
Ayuni NIM. SES141241.Analisis Trading Volume Activity Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES
tahun 2012-2016)”. Pembimbing I: Dr. Nazori, S.Ag.M.Si, Pembimbing II Eja
Armaz Hardi, Lc.,M.A
Skripsi ini berjudul:“Analisis Trading Volume Activity Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES
tahun 2012-2016)”, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuatitatif dengan istrumen pengumpulan data melalui
dokumentasi. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa: Buy back yang
dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal kepada para
investor bahwa harga saham perusahaan sudah undervalued dan
layak dibeli untuk dijadikan investasi yang memberikan
imbal hasil yang optimal sesuai dengan harapan investor.
Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah pengumuman
buy back saham berbeda secara signifikan Buy Back yang
dipublikasikan perusahaan mengandung suatu informasi
positif, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk
merespon secara cepat atas pengumuman tersebut. Variabel
penelitian diperoleh hasil uji koefisien determinasi menunjukkan angka adjusted R
square (Adj) sebesar 0,700 atau 70%. Hal ini menujukkan bahwa variabel
independent yang terdiri dari TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun
2012 sampai tahun 2016 berpengaruh sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar
30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel bebas yang dilakukan dalam
penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak faktor lain yang dapat
digunakan untuk menjelaskan TVA saham.
Kata Kunci: Trading Volume Activity, Buy Back dan Saham
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik serta teriring salam pada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW karena dengan perjuanganya seluruh umat manusia dibawa
kedalam dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Skripsi ini diberi judul
“Analisis Trading Volume Activity Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Buy
Back Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Des Tahun 2012-2016”
Kemudian dalam penulisan skripsi ini, penulis sadari banyak hambatan dan
rintangan yang penulis hadapi, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan penulisan
skripsi ini, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen
pembimbing yaitu: Bapak Dr. Nazori, S.Ag.M.Si dan Bapak Eja Armaz Hardi,
Lc.,M.A selaku pembimbing I dan pembimbing II skripsi ini. Maka skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan
adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE, M. EI, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
vii
9
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE. ME., Selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
5. Ibu Dr. Halimah Djafar, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerja Sama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag, M.A, dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE, M.E.Sy,
selaku Ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN STS Jambi.
7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh karyawan/Karyawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan
dan kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iii
NOTA DINAS ....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Batasan Masalah ................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
F. Kerangka Teori ................................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 23
H. Defenisi Operasional .......................................................................... 26
I. Kerangka Berfikir ................................................................................ 27
J. Model Penelitian .................................................................................. 28
K. Hipotesis ............................................................................................. 29
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 30
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 32
D. Periode Pengamatan ......................................................................... 34
x
11
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 38
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Bursa Efek Indonesia ......................................................................... 39
B. Pasar Modal Syariah .......................................................................... 42
C. Emiten ................................................................................................ 48
D. Saham ................................................................................................ 51
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Analisis Penelitian ............................................................................ 64
B. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 68
C. Uji Hipotesis ...................................................................................... 72
D. Pembahasan ....................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 84
B. Rekomendasi ...................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengumuman No.: Peng-00930/BEI.OPP/11-2017 ...................................... 4
Tabel 1.2 Keadaan Saham Daftar Efek Syariah ............................................................. 6
Tabel 1.3 Hubungan Antara Harga Saham dan Volume Perdagangan .......................... 18
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................................................................ 65
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... .68
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients ........................................................ 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations .................................................... 70
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas .................................................................................. 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 72
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary ........................................ 72
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana Coefficients ................................ 74
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ........................................................................................ 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik T ....................................................................................... 78
xii
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Daftar Efek Syariah Tahun 2012-2016 ............................................ 5
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 28
Gambar 1.3 Model Penelitian .............................................................................. 28
xiii
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis sebuah perusahaan yang begitu cepat dan dinamis tentu harus
diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mengatur bisnis perusahaan
itu sendiri. Sehingga pihak-pihak yang berhubungan untuk melakukan bisnis dapat berjalan
baik, lancar dan berkesinambungan.2
Perusahaan besar yang melakukan investasi saham biasanya tidak lepas dari kegiatan
Trading Volume Activity (TVA) yaitu volume perdagangan sebagai jumlah lembar saham
yang diperdagangkan pada periode tertentu.3 Seperti volume perdagangan saham dilakukan
dalam jangka 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, sehingga saham yang diperdagangkan dalam
kurun waktu tertentu. Perkembangan harga dan volume perdagangan saham merupakan suatu
indikator yang sangat penting untuk mempelajari tingkah laku pasar. Ketika bursa saham
mengalami crash, sebagian besar saham berguguran. Apabila perusahaan melihat bahwa
harga sahamnya sudah terlalu murah, maka mereka akan melakukan stock buy back. Volume
perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian.4 Buy
Back saham dapat mengurangi jumlah saham yang beredar dan menguatkan struktur modal.
Buy back bertujuan untuk menjaga kestabilan harga saham dan sebagai sinyal positif atas
kinerja perusahaan agar tidak terus menerus mengalami kemerosotan di pasar. Buy back
pernah dilakukan pada tahun 2013 terdapat 16 emiten, pada tahun 2014 terdapat 6 emiten,
pada tahun 2015 terdapat 12 emiten dan pada tahun 2016 terdapat 2 emiten. saat kondisi
2Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 1
3Darwis, Saputra, Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return saham LQ-45 selama Bulan Ramdhan di
BEI.( Jurnal jurusan management STIE MDP, 2013) hlm 3 4Ahmad Taslim, Pengaruh frekuensi Perdagangan Saham, Volume perdagangan saham, kapitalisasi Pasar
Skripsi fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, hlm 19
15
perekonomian lesu dan pasar saham crash. Fleksibilitas emiten dalam melakukan aksi Buy
Back juga didukung oleh Otoritas jasa Keuangan (OJK), dengan surat edaran Otoritas Jasa
Keuangan No. 22 tahun 2015 yang mengizinkan emiten atau perusahaan publik membeli
sahamnya kembali tampa persetujuan RUPS pada kondisi pasar yang berfluktuasi.
Dengan adanya pengumuman Buy Back, Informasi juga dapat berpengaruh terhadap
trading volume activity karena perubahan volume perdagangan saham menunjukkan aktivitas
perdagangan di pasar modal dan mencerminkan keputusan investasi investor. Trading
volume activity dapat digunakan untuk menilai apakah peristiwa yang mengandung informasi
mengakibatkan tingkat permintaan saham akan lebih tinggi dari pada tingkat penawaran
saham sehingga volume perdagangan saham mengalami peningkatan.5
Saham yang jumlah permintaan dan penawaran mengalami peningkatan menunjukkan
trading volume activity saham mengalami kenaikan, hal ini berarti saham tersebut aktif
diperdagangkan dan dapat meningkatkan harga saham di pasar.
Penelitian yang dilakukan Rizka Hayyu Oktaviani dkk, menunjukkan hasil bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah
pengumuman buy back saham. Peningkatan rata-rata trading volume activity sesudah
pengumuman, menunjukkan bahwa pengumuman buy back memberikan sinyal positif bagi
investor, sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan dan penawaran saham di pasar
modal. Sedangkan di dalam penelitian Neola Delphinea dkk, mengatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara trading volume activity sebelum dan sesudah
pengumuman buy back saham.
5Syarifatul A’immah Suhadak dan Raden Rustam Hidayat, Reaksi Abnormal Return dan Trading Volume
Activity Terhadap Ramadhan Effect (studi pada perusahaan Food and Beverages yang terdafrar di Bursa Efek
Indonesia), (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)Vol.27 No.1 Oktober 2015) hlm 2
16
Volume perdagangan saham dapat dilihat pada saham syariah yang terdaftar di Daftar
Efek Syariah (DES). Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-
LK atau pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi
reksa dana syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan oleh
investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portopolio Efek Syariah.
Adapun perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah dan yang Masuk dalam
Perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) periode November 2017 dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel. 1.1: Pengumuman No.: Peng-00930/BEI.OPP/11-2017
No Kode Nama Saham Ket
1 ADRO Adaro Energy Tbk. Tetap
2 AKRA AKR Corporindo Tbk. Tetap
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. Tetap
4 ASII Astra Internasional Tbk. Tetap
5 BRPT Barito Pacific Tbk. Baru
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. Tetap
7 CTRA Ciputra Development Tbk. Tetap
8 EXCL XL Axiata Tbk. Tetap
9 ICBP Indofood CBP Sukser Makmur Tbk. Tetap
10 INCO Vale Indonesia Tbk. Tetap
11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Tetap
12 KLBF Kalbe Farma Tbk. Tetap
13 LPKR Lippo Karawaci Tbk. Tetap
14 LPPF Matahari Department Tbk. Tetap
15 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. Tetap
16 MYRX Hanson Internasional Tbk. Tetap
17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tetap
18 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Tetap
19 PTPP Pp (Persero) Tbk. Tetap
20 PWON Pakuwon Jati Tbk. Tetap
21 SCMA Surya Citra Media Tbk. Baru
17
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tetap
23 SMRA Summarecon Agung Tbk. Tetap
24 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Tetap
25 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk. Tetap
26 UNTR United Tractors Tbk. Tetap
27 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Tetap
28 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tetap
29 WSBP Waskita Beton Precast Tbk. Baru
30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. Tetap
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam perhitungan saham di perusahaan yang
terdaftar dalam Daftar Efek Syariah ada sebanyak 30 perusahaan terdaftar. Namun diantara 30
perusahaan tersebut ada beberapa perusahaan yang baru dan ada sebagian lagi perusahaan tetap.
Dari 30 perusahaan yang terdaftar tentu selalu melakukan trading volume activity guna untuk
mengetahui dan volume perdagangan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu.
Gambar grafk 1.1 Daftar Efek Syariah
Tahun 2012-2016
Sumber : www.ojk.co.id (Diolah)
280
290
300
310
320
330
340
DAFTAR EFEK SYARIAH
DAFTAR EFEK SYARIAH
18
Dari gambar grafik 1.1 di atas dapat di lihat bahwa saham syariah dalam Daftar Efek
Syariah cenderung menurun setelah tahun 2013 kemudian mengalami penurunan pada tahun
2014. Setelah tahun 2014 saham syariah di Daftar Efek Syariah mengalami peningkatan
secara fluktuatif.
Pergerakan volume perdagangan menunjukan tingkat minat investor dalam
bertransaksi saham tersebut. Semakin tinggi minat investor, maka semakin tinggi pula citra
perusahaan. Jika citra perusahaan tersebut semakin tinggi maka berpengaruh pula terhadap
minat investor pada saham perusahaan
syariah yang melakukan buy back. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap harga saham
yang merangkak naik jika minat investor tinggi.6 Berikut peneli menampilkan keadaan salah
satu emiten saham perusahaan yang melakukan trading volume activity yaitu sebagai berikut:
Tabel. 1.2: Keadaan Saham Daftar Efek Syariah
No Date Open High Low Close Volume
1 12/30/2017 16,000 16,100 15,825 15,850 37,592
2 12/30/2016 16,150 16,175 15,850 15,875 13,025
3 12/28/2015 15,800 16,150 15,700 16,025 42,547
4 12/29/2014 15,800 15,850 15,375 15,500 9,586
5 12/28/2013 16,000 16,050 15,550 15,725 8,068
6 12/29/2012 16,000 16,000 15,800 15,875 10,620
7 12/30/2011 16,450 16,450 16,025 16,025 8,969
8 12/29/2010 16,950 16,950 16,250 16,450 12,211
9 12/30/2009 16,200 16,550 16,150 16,200 8,341
Perkembangan saham di perusahaan emitin pada waktu trading volume activity
menaglami peningkatan pada setiap tahunnya, hal ini terlihat dari perubahan jumlah saham
yang di Buy Back oleh para investor, berdasarkan keadaan harga saham tersebut terlihat
bahwa perkembangan harga dan volume perdagangan saham menjadi suatu indikator yang
6Neola Delphinea Dkk, Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Terhadap Reaksi
Pasar, (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1 September 2016) hlm 107
19
sangat penting bagi para investor untuk mempelajari tingkah laku pasar. Ketika bursa saham
mengalami crash, sebagian besar saham berguguran. Apabila perusahaan melihat bahwa
harga sahamnya sudah terlalu murah, maka mereka akan melakukan stock buy back.
Peneliti ini bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan Trading
volume Activity dengan melihat perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back
saham.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dan dengan mengacu pada penelitian
terdahulu dalam Jurnal Rizka hayyu Oktaviani dkk, yang membahas tentang Analisis
Perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Buy Back Saham (studi pada perusahaan yang terdaftar di BEI yang
melakukan Buy Back tahun 2012-2014), maka Peneliti tertarik mengkaji lebih dalam
mengenai “Analisis Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pengumuman Buy
Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES tahun 2012-2016).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang ingin dibahas dalam
penelitian ini adalah: “apakah terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan
sesudah Aksi Korporasi buy back saham yang terdaftar di DES” ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka dirumuskan
tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbedaan trading volume activity sebelum dan
sesudah Aksi Korporasi buy back saham yang terdaftar di DES.
20
D. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam memahami masalah dan berfokus kepada
permasalahan yang akan diteliti, maka penulis membatasi masalah penelitian ini hanya pada :
1. Perusahaan yang masuk dalam kategori Daftar Efek Syariah tahun 2012-2016
2. penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series (jangka waktu) dalam
periode yang digunakan yaitu 2012-2016.
3. Perusahaan yang tidak pernah keluar dari index saham syariah indonesia (ISSI) tahun
2012-2016.
4. Hanya menggunakan perusahaan yang menggunakan buy back.
E. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi kalangan pengamat ekonomi, dapat menjadi masukan dalam menambah wawasan
mengenai trading volume activity, yang terdapat di pasar modal Indonesia.
2. Bagi investor, dapat menjadi bahan informasi, masukan dan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
3. Bagi peneliti, diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti mengenai buy back
saham di Indonesia yang terjadi terhadap pergerakan harga saham dan sebagai suatu
bentuk pengaplikasian secara nyata untuk pengetahuan yang telah diperoleh peneliti
selama mengikuti perkuliahan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan acuan atau perbandingan untuk penelitian
lebih lanjut mengenai analisis perbedaan trading volume activity terhadap Aksi korporasi
buy back yang bersifat teknis maupun politis yang terjadi di pasar modal Indonesia.
21
F. Kerangka Teori
1. Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham
Secara teoritis Trading Volume Activity (TVA) adalah salah satu indikator yang
dipergunakan dalam analisis teknikal pada penilaian harga saham yang dugunakan untuk
melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas
volume perdagangan saham di pasar.7
Trading Volume Activity (TVA) merupakan jumlah total saham yang
diperdagangkan di pasar sekunder pada periode tertentu.8 Trading Volume Activity
sebelum dan sesudah dilakukan Buy Back merupakan tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan publik untuk membeli kembali saham yang telah ditawarkan kepada
masyarakat baik melalui bursa dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan likuiditas
saham, memperoleh keuntungan dengan menjual kembali setelah harga mengalami
kenaikan atau sebagai langkah untuk mengurangi modal disetor.
Melalui kegiatan Buy Back sebuah perusahaan biasanya melakukan investasi
saham. Investasi dalam suatu perekonomian mempunyai peranan meningkatkan
pengeluaran agregat, bila terjadi kenaikan investasi akan meningkatkan
permintaan/pengeluaran agregat dan sekaligus akan diikuti oleh pertambahan
kesepakatan kerja yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan.9 Buy back juga
merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mendistribusikan cashflow
yang dimiliki perusahaan kepada para pemegang sahamnya selain dalam bentuk deviden.
7Neola Delphinea Dkk, Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Terhadap Reaksi
Pasar (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1 September 2016) hlm 108 8Dyah Retno Wulan dan Sri Sulasmiyati, Aktivitas Perdagangan Saham Sebelum dan sesudah Pengumuman
Stock Buy Back (jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 51 No. 2 oktober 2017) hlm 70 9Asfia Murni, Ekonomika Mikro, (Bandung: Rifika Aditama, 2016), hlm. 51
22
Pada saat membeli kembali sahamnya, biasanya perusahaan akan membeli dengan harga
di atas harga pasar. Kelebihan atas harga pasar inilah yang menjadi keuntungan bagi para
pemegang saham yang dikenal dengan istilah capital gain. Pada dasarnya laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan pola disetiap sector ekonomi,
sasaran pertumbuhan investasi dan sumber pembiayaan.10
2. Pasar Modal
Pasar modal adalah perdagangan instrumen keuangan jangka panjang baik dalam
bentuk modal sendiri maupun utang, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh
perusahaan swasta.11 Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam
perekonomian dunia saat ini. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun
modal sendiri dan Juga dikatakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga
seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivative
(produk turunan) seperti option, futures, dan lain-lain. Pasar modal Syariah adalah yang
seluruh mekanismenya mengenai emiten, efek yang diperdagangkan sesuai dengan
prinsip Syariah.12
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.13 Pasar modal sebagai tempat
bertemunya investor dengan perusahaan yang secara umum melakukan transaksi jual beli
10
Subandi, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 102 11
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm. 124 12
Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017),hlm. 131 13
Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer Filosofi Dasar untuk Aksi, (Jakarta: Raja Grafindo
persada, 2014), hlm. 308
1
23
saham. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan
wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk
disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Alasan utama orang memilih meminjam dana
jangka panjang ialah untuk mengurangi resiko naiknya tingkat bunga sebelum ia
melunasi utang tersebut. Namun, pengurangan risiko itu justru menimbulkan beban biaya
karena tingkat bunga jangka panjang kebanyakan lebih tinggi dari tingkat bunga jangka
pendek.
Modal yang pertamakali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian
perusahaan mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut memiliki
badan usaha.14 Di Negara maju pasar modal merupakan salah satu lembaga yang
diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. Oleh karena sebab itu,
negara atau pemerintah mempunyai alasan untuk ikut mengatur jalannya dinamika pasar
modal.
Pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek
diperdagangkan yang disebut bursa efek.15 Di Indonesia pasar modal sebagai salah satu
lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat
untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang yang disebut efek.
Dalam pengertian klasik pasar modal diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan
surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi atau efek-efek pada
umumnya. Pengertian pasar modal sebagaimana pasar modal pada umumnya, merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli.
14
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: RajaWali Pres, 2014), hlm. 90 15
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 487
24
Keberadaan pasar modal ditujukan untuk dapat menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Para pemilik modal
dalam mendorong masyarakat agar meningkat kehidupan ekonominya perlu diwujudkan
melalui penerapan instrumen keuangan yang memiliki nilai-nilai keadilan.16
Modal pada dasarnya adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik, pada akhir
periode tahun buku setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut,
pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha.17 Dalam sektor keuangan pasar
modal memiliki peran penting, karena pasar modal menawarkan alternatif baru bagi
dunia usaha untuk memperoleh sumber pemberdayaan usahanya, disamping menambah
alternatif baru bagi investor untuk melakukan investasi diluar investasi bidang perbankan
dan bentuk investasi yang lain.
3.Saham
Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atau suatu perusahaan yang memenuhi
kriteria tertentu dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.18 Saham
merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan,
kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan
hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya dan persediaan yang siap
untuk dijual.
16
Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, (Bandung Refika Aditama, 2015), hlm. 226 17
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktek, (Jakarta: Tazkia Cendikia, 2016), hlm.
146-147 18
Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer Filosofi Dasar untuk Aksi, (Jakarta: Raja Grafindo
persada, 2014), hlm. 310
25
Saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perseroan terbatas, dalam transaksi jual beli bursa efek saham merupakan instrumen yang
paling dominan diperjualbelikan.19 Saham dapat didefinisikan sebagai penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
merupakan salah satu instrumen surat berharga yang berwujud selembar kertas untuk
menerangkan siapa pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Manfaat dari memiliki saham untuk memperoleh dividen, yaitu bagian dari
keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham, untuk memperoleh
capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga beli, manfaat
non finansial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam
menentukan jalannya perusahaan.
Kriteria pemilihan saham syariah berdasarkan kepada peraturan Bapepam & LK
(sekarang menjadi OJK) No. II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan Daftar Efek Syariah,
pasar 1.b.7., dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Efek berupa saham, termasuk
HMETD syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik
yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan
berdasarkan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b
peraturan Nomor IX.A.13, yaitu: kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah
antara lain:
1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi
2) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
19
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 507
26
a) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/ jasa
b) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu
3) Jasa keuangan ribawi, antara lain:
a) Bank berbasis bunga
b) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga
4) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidak pastian (gharar) dan atau judi
(maisir),antara lain asuransi konvesional.
5) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan menyediakan antara lain:
a) Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi)
b) Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh DSN-MUI
6) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.
b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total uang berbasis bunga dibandingkan aset tidak lebih dari 45% (empat puluh
lima per seratus).
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dibandingkan dengan total pendapatan usaha ( revenue) dan pendapatan lain-lain
tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus.20
a. Harga Saham
Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
bersangkutan di pasar bursa. Harga perlembar saham yang diperdagangkan di pasar
modal selalu mengalami perubahan harga (naik/turun) harga saham tersebut. Yang
20
https://www.sahamok.com/saham-syariah/ di kutip tanggal 12 desember 2017 pukul 14.41 wib
27
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Baik di dalam perusahaan maupun di
luar perusahaan. Peristiwa yang terjadi di dalam perusahaan dapat berupa kebijakan
marger atau divestasi, pengumuman laba dan dividen, insider training, dan lain
sebagainya. Peristiwa lainnya yang merupakan peristiwa yang terjadi di luar perusahaan
dapat berupa perubahan suku bunga, kurs valuta asing, perubahan ataupun penerapan
undang-undang, keamanan negara, peristiwa politik, peristiwa ekonomi dan lain
sebagainya.21
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor
yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu
berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan
bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
4. Trading Volume Activity (TVA)
Budiman dalam Junizar menyatakan bahwa TVA sebagai ukuran yang
mencerminkan kegiatan perdagangan saham. Besar kecilnya TVA menunjukkan seberapa
besar tinggkat ketertarikan investor dalam berinvestasi terhadap saham perusahaan.22
Rumus perhitungan TVA, yaitu:
(Pasaribu dalam Zumaila)
21
Zaqi, Mochamad, Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa-Peristiwa Ekonomi dan Peristiwa-
peristiwa Sosial Politik Dalam Negeri, Tesis Magister Manajemen Universitas diponegoro, semarang, 2006. hlm 15-
17 22
Junizar, Muhammad Luky, Aditya Septiani. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (buy back)
Terhadap Respon Pasar, Jurnal Akuntansi Diponegoro, Vol 2, 2013. hlm 3
Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
TVA=
Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t
28
Menurut Huang dalam Mulyanto Volume perdagangan (trading volume)
merupakan suatu penjumlahan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada
suatu waktu tertentu atas saham tertentu. Volume perdagangan juga merupakan salah satu
faktor yang memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham.23 Menurut
Suryawijaya dan Setiawan dalam Setyawan, aktivitas volume perdagangan (Trading
Volume Activity/TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat
reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan di pasar.24 Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Hubungan Antara Harga Saham dan Volume Perdagangan dengan Keadaan Pasar Modal
Harga Volume Perdagangan Keadaan Pasar Modal
Menurun Meningkat Bearish
Meningkat Meningkat Bulish
Menurun Menurun Bulish
Meningkat Menurun Bearish
Trading Volume Activity saham dapat digunakan untuk melihat apakah investor
secara individu menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang informatif, dalam arti, apakah
informasi tersebut akan membuat keputusan investasi yang berbeda dari keputusan
investasi normal. Suatu informasi mengandung nilai informatif jika jumlah lembar saham
yang diperdagangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil pada saat peristiwa terjadi,
dibandingkan dengan waktu lainnya.25
23
Mulyanto, Widodo Hari. Analisis Kinerja Saham di Seputar Pengumuman Pemecahan Saham, Tesis
Magister Manajemen Universitas diponegoro, Semarang, 2006, hlm 31 24
St Setyawan Tri Adi. Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM (studi kasus:di bursa
efek jakarta untuk saham-saham LQ 45), Tesis Magister Manajemen Universitas di Ponegoro, Semarang: 2006, hlm
22 25
Suad Usman, Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: YPKN, 2009), hlm. 12
29
Banyak faktor yang mempengaruhi Trading Volume Activity, hal ini karena
berkaitan dengan berbagai laba pemodal dalam mensikapi suatu informasi. Beberapa
informasi yang dapat mempengaruhi volume perdagangan saham, antara lain
pengumuman yang berhubungan dengan laba, peramalan oleh pejabat perusahaan,
pengumuman deviden, pendanan, berhubungan dengan pemerintah, investasi, tenaga
kerja, hukum, pemasaran, produksi, penjualan, manajemen direksi, merger-
pengambilalihan-diversivikasi, pengumuman industri sekuritas, dan pengumuman
lainya.26
Trading Volume Activity saham merupakan perbandingan saham yang
diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar.
Volume aktivitas perdagangan adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar terhadap
suatu informasi.
5. Buy Back Saham
Buy Back adalah bagian dari aksi korporasi, aksi korporasi (Coorporate Action)
adalah langkah atau tindakan yang diambil oleh perusahaan yang berdampak langsung
terhadap kepemilikan saham para pemegang saham (investor). Pada saat perusahaan-
perusahaan khususnya BUMN akan membeli kembali saham yang beredar dengan tujuan
untuk menstabilkan harga sahamnya. Buy Back adalah salah satu aksi korporasi yang
disukai investor. Hal ini dikarenakan Buy Back adalah salah satu bentuk kepedulian
perusahaan dalam menjaga harga sahamnya. Jika harga saham sudah turun terlalu dalam,
kemudian perusahaan membeli kembali sahamnya, maka akan timbul kepercayaan bagi
26
Iin Utari, Analisis TVA Sebelum dan Setelah diiberlakukannya Jakarta Islamic Index pada Perusahaan-
Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index, Skripsi UNISULA, 2008
30
investor. Jadi, dengan Buy Back maka sesungguhnya perusahaan juga bertujuan untuk
meningkatkan kembali likuiditas sahamnya.27
Pengumuman buy back dianggap memberikan pengaruh terhadap harga saham
yang mengalami penurunan dikarenakan perusahaan memberikan sinyal (signaling
theory) yang baik tentang prospek perusahaan di masa mendatang. Sehingga akan
berdampak pada perubahan harga saham.28
6. Daftar Efek Syariah (DES)
Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau
pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi
reksa dana syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan
oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portopolio Efek
Syariah. DES yang diterbitkan Bapepam-LK dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu:
a. DES Periodik
DES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada
akhir Mei dan November setiap tahunnya. DES periodik pertama kali diterbitkan
Bapepam-LK pada tahun 2007.
b. DES Insidentil
Daftar Efek Syariah (DES) makan bagian dari Jakarta Islamic Index, dimana
merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ yang bekerjasama dengan
Danareksa Invesment Management untuk merespon kebutuhan informasi yang
27
www.sahamgain.com di akses 4 pebruuari 2018 28
Aditya Septiani, Muhammad Luky Junizar. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (BUY
BACK) Terhadap Respon Pasar: Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Jurnal Of
Accounting, Vol 2, No 3, 2013. Hlm 3
31
berkaitan dengan investasi Syariah.29 DES Insidentil merupakan DES yang
diterbitkan tidak secara berkala. DES insidentil diterbitkan antara lain yaitu:
1) Penetapan saham yang memenuhi kriteria Efek Syariah bersamaan dengan
efektifnya pernyataan pendaftaran emiten yang melakukan penawaran umum
perdana atau pernyataan pendaftaran perusahaan publik.
2) Penetapan saham emiten dan atau perusahaan publik yang memenuhi kriteria efek
syariah berdasarkan laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada
Bapepam-LK setelah surat keputusan DES secara periodik ditetapkan.30
7. Emiten
Emiten merupakan perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal, baik
dengan menerbitkan efek (saham atau obligasi) dan menjualnya secara umum kepada
masyarakat. Perusahaan publik mencatatkan saham-sahamnya dan diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dapat berupa perusahaan terbuka (publik) maupun
perusahaan tertutup. Perusahaan terbuka menjual efek saham kepada publik, perusahaan
tertutup tidak menjual efek saham kepada publik akan tetapi perusahaan tertutup yang
menjual efek obligasi kepada publik juga dapat dikatan sebagai emiten.
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan
emisi di bursa (disebut emiten). dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai
tujuan yang sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS antara lain: 1)
perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk
meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi; 2) memperbaiki
struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing; dan 3)
29
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm.142 30
www.ojk.go.id Daftar Efek Syariah. Di akses 14 pebruari 2018
32
mengadakan pengalihan pemegang saham, pengalihan dari pemegang saham lama kepada
pemegang saham baru.31 Dalam konsep obligasi syariah mudharabah, emiten
menerbitakan surat berharga jangka panjang untuk ditawarkan kepada para investor dan
berkewajiban membayar pendapatan berupa bagi hasil, serta pokok utang obligasi pada
waktu jatuh tempo kepada para pemegang obligasi tersebut. Dalam hal ini pihak emiten
berfungsi sebagai mudharib, sedangkan investor pemegang obligasi sebagai shahibul
mal.
31
www.edukasisaham.co.id di akses 14 pebruari 2018
33
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan penulis ini memiliki tema yang hampir sama dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:
No Peneliti Judul Kesimpulan
1 Aris
Budiyanti,
dkk.
Analisis Trading Volume
Activity (TVA) dan
Abnormal Return
pada Saham Perusahaan-
Perusahaanyang Tercatat
dalam Jakarta Islamic Index
(JII) Sebelum dan Setelah
Bergabung dengan JII
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan
rata-rata Trading Volume
Activity (TVA) antara
sebelum dan setelah
bergabung dengan Jakarta
Islamic Index dengan nilai t-
hitung sebesar -1,0852%
lebih kecil dari t-tabel sebesar
2,021%). Tidak
terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata Abnormal
Return antara sebelum
dan setelah bergabung dengan
Jakarta Islamic Index.
2 Rizka Hayyu
Oktaviani dkk
(2016)
Analisis Perbedaan Trading
Volume Aktivity dan Abnormal
Return Sebelum dan Sesudah
Bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan Trading
Volume Activity dan
34
Pengumuman Buy Back Saham
(studi pada perusahaan yang
terdaftar di BEI yang
melakukan Buy Back tahun
2012 – 2014)
Abnormal Return Sebelum
dan Sesudah Pengumuman
Buy Back
3 Neola
Delphinea,
Suhadak dan
Sri
Sulasmiyati
(2016)
Pengaruh Pengumuman
Pembelian Kembali Saham
(Buy Back) Terhadap Reaksi
Pasar (studi pada perusahaan
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013 –
2015)
Tidak terdapat Reaksi yang
signifikan terhadap pasar
sebagai akibat dari
pengumuman pelaksana Buy
Back suatu emiten. tidak
terdapat reaksi pasar yang
signifikan yang ditujukan
dengan adanya average
trading volume activity pada
semua hari di sekitar
pengumuman Buy Back dan
juga tidak terdapat perbedaan
signifikan antara average
abnormal return dan average
trading volume activity
sebelum dan sesudah
pengumuman Buy Back.
4 Dyah Retno Aktivitas Perdagangan Saham Average Abnormal Return
35
Wulan, Sri
Sulasmiyati
(2017)
Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Stock Buy Back
(studi pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang
melakukan Stock Buy Back
Periode 2015 – 2016)
(AAR), Average Trading
Volume Activity (ATVA) dan
Average Trading Frequency
Activity tidak mengalami
perubahan yang signifikan
sebelum dan sesudah
pengumuman stock buy back.
5 Dewi, N.P
Sentia dan
Putra, I.N.W
Asmara
(2013)
Pengaruh Pengumuman Right
Issue pada Abnormal Return
dan Volume Perdagangan
Saham
Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada
abnormal return sebelum dan
sesudah pengumuman tetapi
terdapat perbedaan yang
signifikan pada volume
perdagangan saham sebelum
dan sesudah pengumuman
right issue.
6 Indra Saputra
(2016)
Analisis Perbedaan Rata-Rata
Trading Volume Activity
Saham Sebelum Dan Sesudah
Pemilu Presiden Dan wakil
Presiden tahun 2014 (event
study pada saham di Bursa
Efek Indonesia periode 29 juni
Tidak terdapat perbedaan
rata-rata trading volume
activity saham pada saham
LQ-45 sebelum dan sesudah
pemilihan umum presiden
dan wakil presiden tahun
2014.
36
– 19 juli 2014)
7 Alfian Dody
Firmansyah
Analisis Perbandingan Trading
Volume Activity Dan Abnormal
Return Sebelum Sesudah Stock
Split
Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara trading
volume activity sebelum dan
sesudah pemecahan saham.
Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara
abnormal return sebelum dan
sesudah pemecahan saham.
H. Definisi Operasional
1. Trading Volume Activity
Trading Volume Activity merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang yang
diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu
tertentu. Jika harga saham mengalami kenaikan, berarti saham tersebut aktif
diperdagangkan. Besar kecilnya TVA menunjukkan seberapa besar minat investor
dalam berinvestasi terhadap saham perusahaan.
2. Buy Back
Buy Back merupakan kebijakan perusahaan membeli kembali saham yang telah
beredar. Menurut Mayo dalam jurnal Dyah Retno Wulan dan Srisulasmiyati, saham yang
dibeli kembali biasanya digunakan sebagai harta karun perusahaan yang digunakan di masa
depan.
3. Saham
37
Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas, saham di dalam penelitian ini
menggunakan saham syariah.
4. DES
DES merupakan kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK dan daftar saham syariah
yang menggunakan kriteria syariah.
I. Kerangka Pemikiran
Buy Back merupakan aksi korporasi dimana emiten melakukan pembelian kembali
atas saham-saham emiten yang telah beredar di masyarakat. Buy back pernah dilakukan pada
tahun 2013 terdapat 16 emiten, pada tahun 2014 terdapat 6 emiten, pada tahun 2015 terdapat
12 emiten dan pada tahun 2016 terdapat 2 emiten. saat kondisi perekonomian lesu dan pasar
saham crash. Berdasarkan keadaan saham tersebut terlihat bahwa saham-saham emiten yang
beredar pada setiap tahunya mengalami fluktuasi, baik sebelum dan sesudah melakukan
terdapat perbedaan yang cukup signifikan, sehingga tidak selalu 36 perusahaan yang
melakukan Buy Back. Adanya perusahaan saham syariah yang melakukan Buy Back inilah
menjadi nilai tambahan yang membuat peneliti tertarik untuk melihat perbedaan trading
volume activity sebelum dan sesudah pengumuman buy back.
Peristiwa tersebut memiliki perbedaan atau tidak adanya perbedaan terhadap sejumlah
emiten yaitu saham-saham yang terdaftar di Daftar Efek Syariah, kemudian difokuskan
dengan melihat volume perdagangan saham yang melakukan Buy Back dalam
lingkungannya di pasar modal. Berikut ini merupakan gambaran kerangka pemikiran
peneliti ini:
38
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
J. Model Penelitian
Model penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen dan satu
variabel devenden. Pola hubungan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat digambarkan
seperti gambar 2.2. berikut:
Gambar 1.3
Model Penelitian
( X ) ( Y )
K. Hipotesis
Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity
(TVA) sebelum dan susudah pengumuman buy back saham.
Pengumuman Buy Back
Perbedaan Tidak adanya Perbedaan
TVA Sebelum Buy Back VA Sesudah Buy Back
Pengumuman Buy Back
Trading Volume Activity
39
Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity (TVA) sebelum
dan sesudah pengumuman buy back saham.
40
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian kuatitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan
uji statistika dan dipandu dengan hipotesis tertentu.32 Metode kuantitatif merupakan metode
untuk menguji teori-teori tertentu dengan dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena data
ynng digunakan berupa angka yang kemudian diolah menggunakan metode statistik. Bentuk
penelitian ini adalah event study, yaitu studi untuk mempelajari reaksi pasar atas peristiwa
yang informasinya dipublikasikan dalam suatu bentuk pengumuman.
Penelitian ini dengan menggunakan metode komparasi yaitu penelitian yang
membandingkan kondisi variabel pada suatu tempat dengan kondisi variabel ditempat lain.33
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan
analisis yang menggunakan uji statistika dan dipandu dengan hipotesis tertentu. Penelitian ini
dengan menggunakan metode komparasi yaitu penelitian yang membandingkan kondisi
variabel pada suatu tempat dengan kondisi variabel ditempat lain.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, penulis
tidak menggunakan data primer. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
32
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 128 33
Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 15
41
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
lain.34
Data Sekunder adalah sumber-sumber yang dapat berupa buku tentang subjek
matter yang ditulis orang lain, dokumen-dokumen yang merupakan hasil penelitian dan
hasil laporan. Data skunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden, melainkan melalui bahan dokumentasi yang tersedia pada penelitian ini
berupa gambaran umum tentang lokasi penelitian dan juga data-data dokumentasi tentang
Trading Volume Activity baik keadaan sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back
Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES tahun 2012-2016.
2. Sumber Data
Sumber data adalah bahan pokok yang dapat diolah dan dianalisa untuk menjawab
permasalahan yang ada dalam penelitian. sumber data bersifat umum yang memiliki
informasi tentang objek penelitian.35 Sumber data adalah sumber dimana data bersifat
umum yang memiliki informasi tentang objek penelitian. Yang dimaksud sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan dokumentasi, maka dokumentasinya adalah catatan yang menjadi sumber
data, sedangkan isi catatan subyek penelitian atau variabel penelitian.36
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari, daftar nama
perusahaan yang mempublikasikan pengumuman buy back saham, trading volume
activity saham, jumah saham yang beredar, harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan,
dan saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Data tersebut diperoleh dari
berbagai sumber,
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 225 35
Trianto, Pengantar Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), hlm. 253 36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.
172
42
yakniwww.idx.co.id,www.finance.yahoo.com,www.ojk.go.id,www.syariahsaham.com
dan Galeri Investasi BEI Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan diteliti.37
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang
yang memiliki kerakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti,
Karena itu dipandang sebagi sebuah semesta penelitian. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini merupakan subjek keseluruhan dari penelitian, subjek
yang dikenakan generalisasi dari hasil penelitian tersebut. Populasi dapat berbentuk
daerah, perkembangan, karakteristik pribadi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.38
Adapun yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) dan
mengeluarkan pengumuman berupa kebijakan buy back saham tahun 2012-2016, dalam
penelitian ini jumlah keseluruhan populasi yaitu 36 emiten.
2. Sampel
37
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial
dan Ilmu Sosial Lai nnya, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 57 38
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007) hlm 72
43
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut dan sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian
dengan tujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara
mengamati hanya sebagian populasi.39
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Karakteristik dari sampel adalah sama atau setara dengan populasi
tersebut. Pengambilan sampel yang tepat bisa mengarahkan pada generalisasi yang kuat
terhadap hasil penelitian sehingga peneliti dengan tegas menyatakan kriteria dari subjek
tersebut.
Dengan teknik ini, peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu,
tetapi tetap mematuhi syarat-syarat yang berlaku, kriteria yang digunakan dalam
pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang mengeluarkan kebijakan buy back saham tahun 2012-2016.
a. Data yang dibutuhkan tersedia lengkap untuk dianalisis. Berdasarkan kriteria
tersebut, dikarenakan jumlah popualasi penelitian merupakan sampel kecil yang
berjumlah 36 emiten maka peneliti mengambil seluruh populasi dan menjadikan
populasi sampel.
D. Periode Pengamatan
39
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 55-56
44
Periode pengamatan di pilih selama 60 hari bursa yaitu 30 hari sebelum tanggal
pengumuman dan 30 hari sesudah tangal pengumuman. Alasan mengambil periode ini adalah
untuk meminimalisasi confounding effect dari adanya peristiwa aksi korporasi lain dan
kebijakan pemerintah dalam negeri maupun luar negeri yang dapat memengaruhi perubahan
tranding volume activity dan harga saham perusahaan.
45
E. Teknik Analisis Data
1. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan rata-rata
trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham.
2. Uji Regresi Linear Sederhana
Uji regresi sederhana yaitu regresi yang hanya melibatkan dua variabel yaitu satu
variabel X dan satu variabel terikat Y. Model persamaan regresi linear sederhana pada
penelian ini adalah sebagai berikut: Y = a + bX
Diminta:
Y = Trading Volume Activity
X = Pengumuman Buy Back
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi X ( pengumuman Buy Back ).40
3. Uji Asumsi Klasik
Sehubungan dengan pemakaian metode regresi berganda, maka untuk menghindari
pelanggaran asumsi-asumsi model klasik, perlu diadakan pengujian asumsi klasik.
Adapun uji asumsi klasik tersebt adalah:
a. Uji Multikolinearitas
Uji multkolinearitas bertjuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjasi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya
multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
40
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cetakan Pertama (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), hal. 45.
46
1) Jika R2 sangat tinggi tapi variabel independen banyak yan tidak signifikan maka
dalam model regresi terdapat multikolinearitas.
2) Melihat nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 berarti tidak
ada multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola garis yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Jika asumsi normalitas tidak
terpenuhi, maka uji f dan t menjadi tidak valid. Diantara uji statistik yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji stastistik nonparametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S ini dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal.
Ha : Data residual berdistribusi tidak normal.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Uji t-statistik. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
47
b. Uji f-statistk. Uji f digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
c. Koefisiensi Determinasi. Koefisiensi determinasi digunakan baik secara parsial (r)
maupun secara bersama-sama (R2) yang menyatakan besarnya keterandalan model
yang digunakan, yaitu digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas (Xi)
memberikan kontribusi pengaruh pada variabel terikat (Yi) dari persamaan regresi
yang diperoleh.Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar 0 ≤ R2 ≤ 1.Apabila nilai
koefisien dterminasi mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin
kuatnya pengaruh perubahan variabel-variabel x terhadap perubahan variabel Y.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi tidak keluar dari jalur pembahasan, dan tidak terjadinya
pelebaran dalam pembahasan dan memberikan gambaran secara umum mengenai isi dari
penelitian ini. Sehingga dapat dilihat kesinambungan antar bab satu dengan bab yang lainnya,
penulis membagi pembahasan dalam penelitian ini antar lain:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah sebagai landasan pemikiran secara garis besar,
pertanyan tentang penomena yang memerlukan pemecahan melalui penelitian yang
dirumuskan dalam perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah dan kerangka teori.
BAB II METODE PENELITIAN
48
Berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, mencakup definisi
operasional dari variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, periode
pengamatan dan metode analisis.
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisi tentang sejarah singkat DES, dan sejarah singkat perusahaan yang ada di DES.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Menguraikan deskripsi objek penelitian, analisis kuantitatif, interpretasi hasil dan
argumentasi terhadap hasil penelitian.
49
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga pemerintah yang berperan sebagai
penyelenggara bursa. Artinya, Bursa Efek Indonesia bertugas untuk memfasilitasi
perdagangan efek di Indonesia. Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek
Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan. Berdasar UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 BEI adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual
dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka. Tugas
bursa efek sebagai fasilitator yaitu menyediakan sarana perdagangan efek, mengupayakan
likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara cepat pada efek-efek yang dijual.
Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat, menarik investor dan
perusahaan yang go publik dan menciptakan instrumen dan jasa baru.41
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian
dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut,
bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi
perusahaan dan pemerintah. Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting
dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa
saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam
ini dinamakan off exchange. Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus
dilapor ke bursa.
41
Sumber data: https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia
39
50
Adapun peranan dan kewajiban Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Peran Bursa Efek Indonesia diantaranya:
a Menyediakan semua sarana perdagangan efek (fasilitator).
b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa
c. Mengupayakan likuiditas instrument
d. Mencegah praktek-praktek yang dilarang bursa (kolusi, pembentukan harga yang
tidak wajar, insider trading.
e. Menyebarluaskan informasi bursa (transparansi)
f. Menciptakan instrumen dan jasa baru
2. Kewajiban Bursa Efek Indonesia yaitu:
a. Menyerahkan laporan kegiatan kepada BAPEPAM
b. Menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan, kesepadanan
efek, kliring dan penyelesaian transaksi bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengankegiatan bursa.
c. Memiliki satuan pemeriksanaan.42
Bursa Efek Indonesia (BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa
hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi
efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa
Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan
derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI
menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak
22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009
42
Sumber data: www.idx.co.id
51
sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang
disediakan OMX.43
Bursa Efek Indonesia merupakan bursa resmi di Indonesia, sehingga bagi para
perusahaan yang ingin go public di Indonesia harus melalui BEI. Bursa Efek Indonesia pun
harus mengontrol agar proses transaksi efek yang terjadi berjalan dengan adil dan efisien.
Ada pun peran dari BEI antara lain:
1. Sebagai Fasilitator Perdagangan Efek, Hal ini termasuk
a. Menyediakan semua sarana perdagangan efek (fasilitator).
b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa.
c. Melakukan pencatatan terhadap semua instrumen efek.
d. Mengupayakan likuiditas instrumen investasi efek.
e. Menyebarluaskan informasi bursa (transparansi).
2. Sebagai Otoritas yang Mengontrol jalannya transaksi, Hal ini termasuk:
a. Melakukan pemantauan kegiatan transaksi efek.
b. Mencegah praktik manipulasi harga yang tidak wajar, yang dilarang oleh Undang-
undang. (Termasuk Insider Trading).
c. Melakukan pembekuan perdagangan/suspend untuk emiten saham yang melanggar
ketentuan bursa efek.
d. Melakukan pencabutan atas efe /delisting, sesuai aturan yang berlaku.44
Bursa Efek Indonesia (BEI), menyediakan semua publikasi dan bahan cetakan
mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia termasuk peraturan dan
Undang-Undang Pasar Modal. Informasi dan data yang ada di Galeri Investasi BEI dapat
43
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah 44
Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/
52
digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan untuk tujuan komersial
dalam hal transaksi jual dan beli saham. Dengan adanya Galeri Investasi BEI diharapkan
dapat saling memberikan manfaat bagi semua pihak sehingga penyebaran informasi pasar
modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang optimal bagi praktisi ekonomi,
investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah dan sekitarnya baik
untuk kepentingan sosialisasi dan pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk
kepentingan ekonomis atau alternatif investasi.
B. Pasar Modal Syariah
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana
Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa
Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara Syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip Syariah.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar
modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi Syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
mudharabah.
53
Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional
yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut
dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU
menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan
pasar modal berbasis Syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK,
perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar
Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal
Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit
setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar
modal Syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon
IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam
dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan
LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad
yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31
Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek
Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.45
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan
disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada
tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk
penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 30 Juni 2009,
Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor
45
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
54
IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efek Syariah. Penerapan prinsip Syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al
Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari
kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu
fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu
hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar
modal Syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.46
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di Pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip Syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK selaku regulator pasar
modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, sebagai
berikut: Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efeek Syariah,
Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Peraturan Nomor IX.A.14
tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah.
Pasar modal Syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip Syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-
hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain. Momentum
berkembangnya pasar modal berbasis Syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1997, yakni
dengan diluncurkannya Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment
Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanmkan dananya secara syariah dan
46
Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/
55
Indeks Saham Syariah Indonesia pada tanggal 12 Mei 2011. Pasar modal syariah adalah
pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek
yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip
Syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud
dalam peraturan peundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip Syariah. Adapun yang
dimaksud sebagai efek-efek Syariah menurut Fatwa DSN MUI No.40/DSN-MUI/X/2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
mencakup Saham Syariah, Reksadana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan
Aset Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.47
Adapun dasar diperbolehkannya transaksi jual-beli efek adalah Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 80/DSN-MUI/VI 2011 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangkan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar
Reguler Bursa Efek. Adapun isi utama fatwa mekanisme Syariah perdagangan saham adalah:
1. Perdagangan Efek di Pasar Reguler Bursa Efek menggunakan akad jual beli (bai’)
2. Efek yang ditransaksikan adlah efek yang bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip
Syariah (terdapat dalam Daftar Efek Syariah)
3. Pembeli boleh menjual Efek setelah transaksi terjadi, meskipun settlemennya di
kemudian hari
4. Mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan menggunakan akad bai’ al-
Musawamah. Harga yang wajar dan disepakati akan menjadi harga yang sah.
5. SRO dapat mengenakan biaya (ujrah) untuk setiap jasa yang diberikan dalam
menyelenggarakan perdagangan Efek bersifat Ekuitas.
47
Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/
56
6. Tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam bertransaksi.48
Secara umum, penerapan prinsip Syariah dalam industri pasar modal khususnya pada
instrumen saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masing-
masing perusahaan. Sebagai salah satu instrumen perekonomian maka pasar modal Syariah
tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di
lingkungan ekonomi mikro, yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan kinerja,
pembagian deviden, perubahan strategi atau perubahan strategis dalam rapat umum
pemegang saham, akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di pasar modal.
Selain lingkungan ekonomi mikro, perubahan lingkungan yang dimotori oleh kebijakan-
kebijakan makro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam
sektor riil dan keuangan, akan pula mempengaruhi gejolak di pasar modal. Perkembangan
produk Syariah di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang cukup
menggembirakan. Namun, pengembangan produk Syariah tersebut juga mengalami beberapa
hambatan. Berdasarkan hasil studi tentang investasi syariah di Indonesia oleh Tim Studi
tentang investasi syariah di Indonesia (BAPEPAM-LK), menunjukkan terdapat beberapa
hambatan dalam pengembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia, di antaranya
adalah sebagai berikut: tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal Syariah,
ketersediaan informasi tentang pasar modal Syariah, minat pemodal atas efek Syariah,
kerangka peraturan tentang penerbitan efek Syariah, pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh
lembaga terkait, Pra-proses (persiapan) penerbitan efek Syariah dan elembagaan atau
Institusi yang mengatur dan mengawasi pasar modal Syariah di Indonesia.
C. Emiten
48
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
57
Emiten adalah perusahaan baik swasta maupun BUMN yang mencari modal dari bursa
efek dengan cara menerbitkan efek (bisa saham, obligasi, right issue, warrant, atau jenis efek
lainnya). Dari inilah awal mulanya muncul surat berharga, yang kemudian diperdagangkan di
pasar modal. Emiten berarti badan usaha yang mengeluarkan kertas berharga untuk
diperjualbelikan. Tidak semua perusahaan dapat disebut emiten. Hanya perusahaan yang
saham atau obligasinya diperdagangkan di bursa efeklah. Di Bursa Efek Indonesia sendiri
saat ini terdapat 547 emiten saham dan sekitar 82 emiten obligasi. Masyarakat mempunyai
pilihan untuk membeli salah satu (atau beberapa) efek yang dijual tersebut.49
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum, yaitu penawaran efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang
perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.Emiten
dapat menawarkan efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara
penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten
melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk. Emiten
juga merupakan perusahaan yang menjual efek baik berupa saham maupun obligasi kepada
masyarakat. Bentuknya Emiten bisa berupa perusahaan terbuka (publik) maupun perusahaan
tertutup.50
49
Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/ 50
Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/
58
Perusahaan terbuka menjual efek saham kepada publik dan juga bisa menjual efek
obligasi. Perusahaan tertutup bisa disebut emiten ketika perusahaan menjual efek obligasi
kepada publik, jika perusahaan tertutup tidak menjual efek obligasi ke publik maka tidak
dikatakan emiten. Perusahaan publik yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) biasanya mendapatkan dana melalui pasar modal dengan menerbitkan efek
baik saham maupun obligasi yang dijual ke publik. Dana yang digunakan biasanya untuk
tujuan-tujuan tertentu seperti ekspansi usaha. Modal yang didapatkan digunakan untuk
memperluas pasar, meningkatkan kapasitas produksi, atau untuk diversifikasi usaha.
Kemudian bisa juga digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan dengan membayar
hutang dan juga untuk pengalihan pemegang saham. Perusahaan terbuka yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia mencapai 556 perusahaan. Biasanya perusahaan yang sudah listing di
BEI memiliki kode perdagangan tersendiri seperti PT Astra Internasional Tbk kodenya yaitu
ASII, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Bank
Rakyat Indonesia (BBRI).51
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran untuk menjual efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan
pelaksananya.Yang termasuk emiten adalah:
1. Perusahaan publik, adalah perseroan yang menjual sahamnya melalui pasar modal yang
telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
2. Reksa dana, adalah sebuah wadah yang hanya dapat dikelola oleh manajer investasi
berdasarkan kontrak untuk menghimpun dana dari pemodal untuk kemudian
diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek.52
51
Sumber data: www.idx.co.id 52
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
59
Emiten sebagai perusahaan yang melakukan emisi atau menerbitkan dan menjual
saham atau obligasi (dan produk investasi turunannya) kepada masyarakat umum, tidak
semua perusahaan dapat disebut emiten. Hanya perusahaan yang saham atau obligasinya
diperdagangkan di bursa efeklah yang disebut emiten. Di di Bursa Efek Indonesia (BEI)
terdapat kurang lebih 400 emiten saham dan sekitar 82 emiten obligasi. Masyarakat
mempunyai pilihan untuk membeli salah satu (atau beberapa) efek yang dijual emiten-emiten
tersebut. Jumlah emiten tersebut tidak bersifat tetap. Dengan kian bertambahnya perusahaan
yang memutuskan untuk menjual efek kepada masyarakat, semakin banyak dan beragam pula
pilihan investasi surat berharga yang dapat diambil oleh investor.
D. Saham
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk
'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas)-dengan imbalan uang tunai, hal ini
adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham
dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder.
Saham merupakan tanda penyertaan modal dalam suatu perusahaan. Artinya orang atau
badan usaha yang memiliki saham juga memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
atas aset perusahaan. Pemegang saham pun berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Bagi pemilik saham, ada dua keuntungan yang diperoleh yakni
1. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan dan,
60
2. Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk karena
aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.53
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada
publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.
Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI
mempunyai beberapa jenis indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral Indeks-
indeks tersebut adalah :
1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.
2. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga
dasar.
3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
4. Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
5. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.
6. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam sektor yang sama.
7. Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam Daftar Efek
Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK (Kini OJK).
8. Indeks Bursa Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)), yang
menggunakan semua saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan
oleh Bapepam-LK (kini OJK).
9. Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama dengan Harian Bisnis
Indonesia.
10. Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerja sama dengan Pefindo.
53
Sumber data: https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia
61
11. Indeks Sri-Kehati, menggunakan 25 saham terpilih yang menerapkan prinsip tata kelola
yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan Kehati.
12. Indeks Minfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak dalam bidang
infrastruktur dan penunjangnya, bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur
(Persero).
13. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan pada kelompok
saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.54
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu
perusahaan.Saham dibagi menjadi 2 kategori utama:
1. Saham Biasa (common stock). Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang
memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek
penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima
sebagaian pendapatan tetap/deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa Mewakili klaim kepemilikan pada
penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Orang yang memiliki saham suatu
perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan
hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin
banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki
untuk mengontrol operasional perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban
yang terbatas.
2. Saham Preferen (Preferred Stock). Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan
memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Saham yang mempunyai
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
54
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
62
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil,
seperti yang dikehendaki investor. Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim
atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan
memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.55
Saham bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi 5
jenis yaitu sebagai berikut:
1. BlueChip Stocks. Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai pemimpin (leader) dalam industri sejenismya, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar dividen.
2. Income Stocks. Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen
lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Saham seperti
ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur
membagikan dividen tunai dan tidak suka menekan laba serta tidak mementingkan
potensi.
3. Growth Stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known (Well-Known) adalah Saham
dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. (Lesser-Known) adalah Saham dari
emiten yang tidak sebagai pemimpin dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.
4. Speculative Stock. Saham dari suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan setiap tahunnya, namun memiliki kemungkinan penghasilan
yang tinggi di masa mendatang, walaupun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stockss. Saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi
makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini
55
Sumber data: https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia
63
tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.56
BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.
Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI
mempunyai beberapa jenis indeks,
1. Indeks Harga Saham Gabungan biasanya disingkat dengan nama IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan biasanya disingkat dengan nama IHSG, dalam
Bahasa Inggris dia biasa disebut juga dengan Indonesia Composite Index, ICI, atau IDX
Composite. Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau arti IHSG
adalah merupakan satu dari beberapa indeks pasar saham (stock market) yang dipakai
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). IHSG ini
diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, fungsi indeks harga saham
berperan sebagai sebuah indikator yang mencitrakan pergerakan harga saham di BEJ
secara umum. Indeks IHSG ini melingkupi pergerakan harga semua saham biasa dan
saham preferen yang sudah tercatat resmi di BEI. Hari initial atau pertama untuk
perhitungan nilai IHSG merupakan tanggal 10 Agustus 1982. Pada waktu itu, Indeks
dibuka dengan Nilai Dasar 100 dan saham atau emiten yang tercatat pada saat itu
hanyalah berjumlah 13 saham.
Posisi harian yang tertinggi yang sudah dicapai IHSG dalam sejarah adalah
5.251,296 poin yang waktu itu tercatat pada tanggal 21 Mei 2013. Di sisi lain, posisi nilai
pada penutupan pasar tertinggi yang pernah dicapai adalah 5.214,976, yaitu pada tanggal
20 Mei 2013. Prinsip yang dipakai dalam cara menghitung indeks harga saham
merupakan jumlah Nilai Pasar dari total seluruh saham yang telah tercatat pada pada BEI
56
Sumberdatawww.idx.co.id
64
sejak tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar ini merupakan total keseluruhan
perkalian setiap saham yang tercatat (kecuali khusu perusahaan yang sedang berada
dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut.
Perhitungan Indeks mewakili pergerakan harga seluruh saham di pasar/bursa efek
Indonesia yang terjadi melalui sistem jual beli lelang. Nilai Dasar ini akan diatur secara
cepat dan tepat jika terjadi perubahan kapital suatu emiten atau terdapat faktor-faktor lain
yang tidak memiliki hubungan dengan harga saham. Penyesuaian ini akan dilaksanakan
jika ada pendaftaran masuk emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing,
waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Ketika terdapat kasus stock split,
dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan, ini adalah karena Nilai
Pasar itu tidak terpengaruh. Harga saham yang dipakai untuk menghitung IHSG
merupakan harga saham yang terdapat di pasar reguler yang diatur dengan mengacu pada
harga yang terjadi berdasarkan sistem perdagangan lelang.
2. Indek LQ45
Indeks LQ45 adalah indeks yang berisi 45 saham terpilih yang memiliki likuiditas
tinggi sehingga mudah untuk diperdagangkan. Nama LQ sendiri memiliki arti LiQuid dan
angka 45 memiliki arti 45 saham yang berada di dalamnya, adapula nomor 45 dipilih
karena merupakan simbol tahun kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Indeks
LQ45 terbitkan pada bulan Februari 1997. Namun untuk mendapatkan data historikal
yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai
indeks sebesar 100. Kriteria dari pemilihan 45 saham yang ada di LQ45 adalah sebagai
berikut:
65
a. Masuk dalam 60 besar perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi terbesar dalam 12
bulan terakhir
b. Masuk dalam 60 besar perusahaan yang memiliki nilai transaksi perdagangan saham
terbesar dalam 12 bulan terakhir.
c. Sudah listing di Bursa Efek Indonesia setidaknya minimal 3 bulan
d. Memiliki keuangan yang baik, prospek yang bagus dan nilai transaksi yang besar
serta frekuensi perdagangan yang tinggi.57
Karena kriteria tersebut tidak sembarang saham bisa masuk ke LQ45, saham yang
ada harus berkapitalisasi besar dan sangat likuid sehingga mudah untuk trading. Sehingga
banyak yang menyarankan untuk memperdagangkan saham yang ada di LQ45 ketimbang
saham yang lain.
Saham LQ45 selalu berganti seiring waktu dan terus di update oleh Bursa Efek
Indonesia. Itu artinya pasti ada saham yang masuk dan keluar dari LQ45. Saham
dikeluarkan dari LQ45 karena tidak memenuhi keempat syarat yang telah ditentukan di
atas dan terdapat saham pengganti yang lebih memnuhi syarat untuk masuk ke dalam
saham LQ45. Misalnya saja ada saham yang telah masuk ke dalam LQ45 namun terjadi
penurunan yang besar dari saham tersebut secara jangka panjang yang mengakibatkan
nilai kapitalisasinya menjadi kecil. Karena tidak memenuhi syarat kapitalisasi maka
saham tersebut dikeluarkan dari LQ45. Hal lain terjadi karena penurunan nilai transaksi
yang menurunkan likuiditasnya juga yang merupakan faktor penting dari LQ45 dan
mungkin prospeknya yang menjadi suram sehingga bisa membahayakan para investor.
57
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
66
Kendati saham LQ45 merupakan saham blue chip dan memiliki nilai transaksi yang
besar sehingga mudah untuk diperdagangkan serta dinilai memiliki prospek yang bagus,
saham LQ45 tidak selamanya memiliki prospek yang bagus seperti yang biasa orang
katakan. Ada saham yang dulunya LQ45 namun sekarang nilainya turun terus karena
kinerjanya yang buruk. Hal itu dialami oleh Bumi Resources (BUMI) yang dulunya
merupakan saham yang ada di LQ45 karena nilai kapitalisasinya yang besar serta likuid.
Kendati saham BUMI telah dikeluarkan dari LQ45 namun banyak investor yang
mengalami kerugian karena berinvestasi di saham ini. Saham yang berada di LQ45 sudah
pasti sangat likuid namun belum tentu memiliki prospek yang cerah.
3. Indeks Kompas 100
Indeks Kompas 100 adalah indeks dari 100 saham perusahaan publik yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki tingkat likuiditas tinggi,
nilai kapitalisasi pasar besar, serta fundamental dan kinerja yang baik. Indeks ini
merupakan hasil kerjasama antara BEI dengan harian Kompas. Pada perayaan HUT PT
Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar
modal ke 30, BEJ meluncurkan indeks Kompas 100. Indeks ini diharapkan dapat
memberi manfaat bagi pada investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga
dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan inovasi pengelolaan dana yang
berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan indeks
Kompas100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja
fundamental dari saham-saham tersebut.
Kriteria pemilihan saham indeks Kompas 100 adalah dengan mempertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut:
67
a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
b. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
c. Jumlah hari perdagangan di pasar regular
d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
e. Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan mempertimbangkan faktor-
faktor fundamental dan pola perdagangan.
f. BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan saham-saham
yang masuk dalam daftar indeks ini, dimana semua keputusan akan diambil dengan
mempertimbangkan kepentingan investor maupun stakeholders lainnya.58
Indeks Kompas 100 adalah indeks saham yang tersusun atas 100 saham dari emiten
yang tercatat di BEI. Dengan mewakili sekitar 70-80 persen dari total nilai kapitalisasi
seluruh saham di bursa, indeks saham kompas 100 bisa memberikan gambaran serta
kecenderungan arah pergerakan indeks. Selain itu, indeks ini bisa memberikan manfaat
pada investor untuk terus membuat inovasi dalam hal pengelolaan dana yang berbasis
saham.
Serupa dengan jenis indeks saham lainnya, BEI mempunyai tanggung jawab penuh
di dalam melakukan seleksi saham-saham dan semua pengambilan keputusan akan
dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan investor atau stakeholders
lainnya.Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI menggunakan hari
dasar penghitungan indeks pada tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai indeks pada saat itu
sebesar 100. Sedangkan pergantian saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan
sekali yaitu bulan Februari dan Agustus.
58
Sumber data: http://www.sahamok.com/bei/indeks-bursa/indeks-kompas-100/
68
4. Daftar Efek Syariah (DES)
Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek (saham) yang tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip Syariah di pasar modal, yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan, atau pihak yang mendapat persetujuan dari OJK sebagai Pihak Penerbit.
Saham-saham Syariah yang masuk ke DES adalah saham yang diterbitkan oleh
perusahaan yang secara ekslisit mendeklarasikan sebagai perusahaan syariah, atau saham
yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak menyatakan kegiatan usaha perusahaan
sesuai syariah, namun perusahaan tersebut memenuhi kriteria syariah, sehingga
sahamnya dapat ditetapkan sebagai efek syariah oleh OJK.59
DES merupakan panduan investasi bagi phak pengguna DES, seperti manajer
investasi, pengelola reksa dana syariah, asuransi syariah dan investor syariah lainnya.
Selain itu, DES juga menjadi acuan bagi Bursa Efek Indonesia dan pihak lain yang ingin
menerbitkan Indeks Saham Syariah.Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek
yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan
oleh Bapepam-LK atau Pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan
panduan investasi bagi Reksa Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta
juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi
pada portofolio Efek Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan keputusan Nomor: Kep-
56/D.04/2016 tentang Daftar Efek Syariah (DES) yang bakal mulai berlaku pada 1
Desember 2016. Penerbitan keputusan itu merupakan panduan investasi bagi pihak
pengguna Daftar Efek Syariah, seperti manajer investasi pengelola reksa dana syariah,
59
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
69
asuransi syariah dan investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada
portofolio Efek Syariah.
Selain itu, surat penerbitan ini dapat menjadi referensi bagi penyedia indeks syariah,
seperti PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan Jakarta Islamic Index (JII) dan
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat efek
syariah yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah (DES) periode II 2016 merupakan yang
tertinggi sejak 2007. Efek syariah tersebut meliputi 345 efek jenis saham emiten dan
perusahaan publik, serta efek syariah lainnya sedangkan pada periode I 2016 tercatat
sebanyak 321 efek. Jumlah efek syariah pada periode II-2016 ini merupakan yang
tertinggi sejak tahun 2007.60
60
Sumber data: https://finance.detik.com/moneter/d-3356845/345-emiten-masuk-daftar-efek-syariah
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian
Data penelitian dalam penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan statistik
deskriptif. Analisis statistik digunakan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang
masing-masing variabel yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian ini pemilihan
sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling atau teknik penarikan sampel
dengan pertimbangan tertentu yaitu teknik pengumpulan data dengan kriteria tertentu.
Dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representative dengan penelitian yang dilakukan.
Pertimbangan dalam pemilihan sampel adalah perusahaan-perusahaan yang aktif di Daftar
Efek Syariah yang melakukan buy back khususnya pada periode tahun 2012-2016 dan saham
harus tercatat secara terus-menerus selama periode penelitian, karena bila datanya tidak ada
maka hasilnya akan bias.
Variabel independen pada penelitian ini adalah bahwa tingkat Trading Volume Activity
Sesudah Pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang
melakukan buy back mengalami peningkatan dibandingkan sebelum Pengumuman Buy Back
Saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang melakukan buy back tahun 2012-2016.
Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti.
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maxsimum Mean Std.
Deviation
TVA Sebelum/Sesudah Buy .01 212.201 413.292 6.256.113
64
71
Back Tahun 2012 (X1)
TVA Sebelum/Sesudah Buy
Back Tahun 2013 (X2)
.05 246.802 425.781 6.576.312
TVA Sebelum/Sesudah Buy
Back Tahun 2014 (X3)
.08 304.434 532.768 8.326.694
TVA Sebelum/Sesudah Buy
Back Tahun 2015 (X4)
.010 365.069 423.732 7.144.236
TVA Sebelum/Sesudah Buy
Back Tahun 2016 (X5)
.015 265.860 542.064 7.569.481
Saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi.
Adapun saham yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan harga saham
perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan pengumuman Buy Back Saham pada perusahaan
yang terdaftar di DES yang melakukan buy back tahun 2012-2016.
Perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back
saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang melakukan buy back mulai tahun 2012
sampai tahun 2016 diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tahun 2012 Trading
Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back saham cukup tinggi karena
mencapai nilai maksimum 212.201 dengan nilai mean sebesar 413.292 meningkatnya harga
saham diperusahan yang tergabung di Jakarta Islamic Index dikarenakan aktifitas Trading
Volume Activity sebelum dan sesudah mencerminkan perilaku investor yang sangat sensitif,
perilaku tersebut didasari oleh informasi yang diterima oleh investor yang dapat memberikan
sinyal negative maupun sinyal positif yang berguna ketika melakukan analisis untuk
pengambilan keputusan
investasi. Salah satu bentuk informasi yang secara umum diterima oleh investor yaitu
berkaitan dengan aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan.
72
Tahun 2013 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah menunjukan harga
saham yang akan di Buy Back lebih meningkat dibandingkan dengan tahun 2012, karena
saham yang beredar mencapai nilai maksimum sebesar 246.802 dengan nilai mean 425.781,
meningkatnya harga saham yang beredar di pengaruhi oleh informasi yang diumumkan
perusahaan pada saat itu digunakan sebagai sinyal perusahaan di masa yang akan datang,
perusahaan hanya akan melakukan Buy Back jika saham tidak drastis mengalami retrun
saham. Informasi tersebut mempengaruhi harga saham perusahaan yang mempublikasikan
pengumuman berkaitan dengan aksi korporasi perusahaan.
Tahun 2014 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah menunjukan harga
saham yang akan di Buy Back kembali meningkat dibandingkan dari tahun 2013 karena pada
tahun 2014 mencapai nilai maksimum 304.434 dengan nilai mean sebesar 532.768, data
menunjukan bahwa saham yang di Buy Back dipengaruhi oleh kegiatan investor yang
melalukan Buy back saham, meyakini bahwa dengan melakukan Buy Back dapat memberikan
sinyal kepada para investor bahwa harga saham perusahaan sudah undervalued dan layak
dibeli untuk dijadikan investasi yang memberikan imbal hasil yang optimal sesuai dengan
harapan investor.
Tahun 2015 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah menunjukan harga
saham yang akan di Buy Back kembali kembali meningkat meskipun tidak terlalu signifikan
dari tahun 2014,. Karena pada tahun 2015 harga saham mencapai nilai maksimal 365.069
dengan nilai mean 423.732, hal ini dipengaruhi oleh pengumuman buy back yang
dipublikasikan perusahaan mengandung suatu informasi positif, sehingga mempengaruhi
investor untuk merespon secara cepat atas pengumuman tersebut.
73
Sementara itu, pada tahun 2016 kegiatan Trading Volume Activity sebelum dan
sesudah menunjukan harga saham kembali meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015,
karepa pada tahun 2016 harga saham mencapai nilai maksimum 265.860 dengan nilai mean
542.064, meningkatnya harga saham yang akan di Buy Back oleh para investor dipengaruhi
oleh respon cepat investor sehingga mengakibatkan tingginya minat para investor untuk
membeli dan memiliki saham perusahaan buy back yang secara otomatis akan meningkatkan
jumlah permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Jumlah permintaan yang meningkat
dengan kondisi jumlah saham beredar yang semakin berkurang mengakibatkan harga saham
perusahaan menjadi meningkat
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model
regresi, variabel independent dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendeteksi normal. Untuk mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov >0,05,
maka asumsi normalitas terpenuhi. Berikut adalah hasil analisis dari hasil uji
Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas -One Sample Kolmogorof –Smirnov
Unstandardizet
74
Residual
N 36
Normal Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 1.213
Most Extreme Differences
Absolute .331
Positive .263
Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z 1.914
Asymp.Sig. (2 Tailed) .322
Hasil pengujian statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov di atas menunjukkan
nilai. Sig. Sebesar 0,322. Artinya nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi normal atau memenuhi syarat uji
normalitas.
2. Uji Multikolinieri
Tes Multikolinieritas adalah suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa
atau semua variabel bebas. Dengan kata lain uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koloniearitas diantara variabel
independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi
dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar
acuannya dapat disimpulkan:
a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance< 0,10 dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
75
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Variabel VIF
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2013 (X2)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2014 (X3)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015 (X4)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016 (X5)
1.214
1.329
1.351
1.429
1.463
Tabel di atas menunjukkan nilai tolerance untuk semua variabel independen
memiliki nilai VIP disekitar angka 1 dan tidak lebih dari 10. Hal ini sesuai dengan syarat
multikolinieritas, sehingga semua variabel independen yang terdiri dari TVA sebelum
dan sesudah Buy Back saham tahun 2012 sampai 2016 adalah berdistribusi normal.
3. Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variansdari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas. Sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations
Unstandardized
Residual
Spearman’s
rho
TVA Sebelum dan Sesudah
Buy Back Saham Tahun
2012 (X1)
Correlation Coefficient .051
Sig. (2-Tailed) .431
TVA Sebelum dan Sesudah
Buy Back Saham Tahun
2013 (X2)
Correlation Coefficient .122
Sig. (2-Tailed) .356
TVA Sebelum dan Sesudah
Buy Back Saham Tahun
2014 (X3)
Correlation Coefficient .232
Sig. (2-Tailed) .543
76
TVA Sebelum dan Sesudah
Buy Back Saham Tahun
2015 (X4)
Correlation Coefficient .335
Sig. (2-Tailed) .712
TVA Sebelum dan Sesudah
Buy Back Saham Tahun
2016 (X5)
Correlation Coefficient .324
Sig. (2-Tailed) .542
Berdasarkan hasil output pada tabel diatas maka diperoleh interpretasi yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Sig. Keterangan Keputusan
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)
0. 431 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2013 (X2)
0. 356 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2014 (X3)
0. 543 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015 (X4)
0. 712 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016 (X5)
0. 542 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak mengandung
heteroskedastisitas. Artinya tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual
sehingga bila data dalam penelitian ini diperbesar tidak akan menyebabkan residual
(kesalahan) semakin besar pula.
4. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada
periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada gangguan autokorelasi. Untuk
77
mendeteksi gejala autokorelasi dapat digunakan uji Durbin-Watson (D Wtest). Uji ini
menghasilkan nilai DW (Durbin-Watson), jika nilai Durbin-Watson mendekati angka 2
maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi-Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
1 .526a
.332 .700 1.253 1.923
Berdasarkan keputusan uji d Durbin-Watson, maka dapat diketahui bahwa nilai DW
(d) sebesar 1.923 kemudian nilai DW tersebut bandingkan dengan nilai 2, karena nilai ini
sangat dekat dengan 2, maka asumsi tidak terjadinya autokorelasi terpenuhi.
C. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi, maka digunakan ukuran
koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi (R
2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien
determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independent dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Berikut
adalah tabel hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
78
1 .526a
.332 .700 1.253
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan angka adjusted R square (Adj) sebesar
0,700 atau 70%. Hal ini menujukkan bahwa variabel independent yang terdiri dari TVA
Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 sampai tahun 2016 berpengaruh
sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel
bebas yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak
faktor lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan TVA saham.
2. Uji Regresi Sederhana
Dalam pengelolaan data dengan menggunakan regresi sederhana, dilakukan beberapa
tahap untuk mencari pengaruh antara variabel independent, melalui pengaruh antara
X1(TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back saham tahun 2012), X2 (TVA sebelum dan
sesudah Buy Back Saham Tahun 2013), X3 (TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham
Tahun 2014), X4 (TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015), X5 (TVA
Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016) terhadap Y (Trading Volume
Activity). Hasil persamaan regresi memperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana Coefficients
a
79
Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
1 (Constant) 5.71 1.653 .034 .973
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2012 (X1)
.265 .129 .231 2.215 .030
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2013 (X2)
.389 .131 .462 5.254 .000
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2014 (X3)
.376 .129 .442 5.023 .010
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2015 (X4)
.261 .122 . 315 4.135 .030
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2016 (X5)
.366 .132 .421 5.113 .020
Dengan melihat tabel diatas, dapat disusun persamaan regresi linier sederhana sebagai
berikut: TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham = 0. 571 + 0.265 X1 + 0.389 X2 +
0.376 X3 + 0.261 X4+ 0.366 X5.
Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut:
a. Kegiatan TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2012 sebesar 0.265 Nilai
koefisien yang positif menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif
terhadap saham perusahaan yang tergabung dalam TVA sebelum dan sesudah Buy Back
saham. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% dari TVA sebelum dan sesudah
Buy Back saham Tahun 2012 menyebabkan kenaikan harga saham yang diterima
sebesar nilai koefisiennya.
b. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2013 sebesar 0.389 Nilai koefisien
yang positif menunjukkan bahwa TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun
2013 berpengaruh terhadap Bay Back saham perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
80
setiap kenaikan 1% dari TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2013 akan
menyebabkan harga saham yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
c. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2014 sebesar 0.376 Nilai koefisien
yang negatif menunjukkan bahwa TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun
2013 berpengaruh positif terhadap Buy Back saham perusahaan sebelum dan sesudah
Buy Back saham Tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% akan
menyebabkan kenaikan harga saham yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
d. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2015 sebesar 0.261 Nilai koefisien
yang negatif menunjukkan bahwa berpengaruh positif terhadap Buy Back saham saham
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% dari laba bersih akan
menyebabkan saham yang di Buy Back meningkat sebesar nilai koefisiennya.
e. TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2016 sebesar 0.366 Nilai koefisien
yang positif menunjukkan TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham Tahun 2016
berpengaruh positif terhadap saham perusahaan yang tergabung dalam Daftar Efek
Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% akan menyebabkan kenaikan
harga saham yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
3. Uji Statistik F (F-test)
Uji F pada dasarnya bertujuan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel
bebas untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel
terhadap variabel terikat.Dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel artinya semua variabel independent secara bersama-
sama (simultan) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
81
b. Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel artinya semua variabel independen secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F
untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Variabel Sum Of Squqres
Df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
2.124
4.131
6.255
6
30
36
3.217
1.180
3.125 .001a
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 3,125 dan signifikansi
sebesar 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung> nilai Ftabel (3.125 >1.690)
dan nilai signifikansi < 0,05 (0,001<0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa komponen
Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back terhadap saham pada
perusahaan.
4. Uji Statistik T (T-test)
Hasil uji t ini di maksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel secara individual
(persial) variabel-variabel independen terhadap variabel dependen atau menguji
signifikan konstanta dan variabel-variabel dependen. Uji statistik t bertujuan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas (independent) secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependent. Dengan ketentuan
pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Ho diterima jika thitung < ttabel artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
82
b. Ha ditolak jika thitung > ttabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
c. Ho diterima jika nilai signifikan (p value) > 0,05 (5%), artinya variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
d. Haditolak jika nilai signifikansi (p value) < 0,05 (5%), artinya variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji statistik t untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel: 4.10
Hasil Uji Statistik t
Variabel
Nilai T
Signifikan A THitung TTabel
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2012 (X1)
2.215 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2013 (X2)
5.254 1.690 .000 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2014 (X3)
5.023 1.690 .010 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2015 (X4)
4.135 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2016 (X5)
5.113 1.690 .020 Sig. ≥ 0,05
Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa dari kelima variabel
independent Trading Volume Activity sebelum dan sesudah pengumuman Buy Back
saham pada perusahaan yang terdaftar di DES yang melakukan buy back tahun 2012-
83
2016, dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut menunjukkan hasil yang tidak
signifikan.
a. Uji t terhadap variabel TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)
didapatkan thitung sebesar 2.215 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,003. Karena thitung
lebih besar dari ttabel (2.215 > 1.690) atau signifikansi t lebih kecil dari 5%
(0,004<0,05), maka secara parsial variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back
Saham Tahun 2012 berpengaruh signifikan terhadap Buy Back Saham. Dengan
demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
b. Uji t terhadap variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2013 (X2)
didapatkan t hitung sebesar 5.254. Karena thitung lebih tinggi dari ttabel (5.254 < 1.690),
maka secara parsial variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2013
berpengaruh positif terhadap Buy Back saham perusahaan Dengan demikian hipotesis
dalam penelitian ini diterima.
c. Uji t terhadapvariabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2014 (X3)
didapatkan thitung sebesar 5.023 dengan nilai signifikansi t sebesar 0.10 Karena thitung
lebih besar dari ttabel ( 5.023 < 1.690, maka secara parsial variabel TVA sebelum dan
sesudah Buy Back saham tahun 2014 berpengaruh positif terhadap return saham
perusahaan TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham. Dengan demikian hipotesis
dalam penelitian ini diterima.
d. Uji t terhadap variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2015 (X4)
didapatkan thitung sebesar 4.135. Karena thitung lebih besar dari ttable (4.135 < 1.690),
maka secara parsial variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2015
84
berpengaruh positif terhadap Buy Back saham tahun 2015 saham perusahaan. Dengan
demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
e. Uji t terhadap variabel TVA sebelum dan sesudah Buy Back saham tahun 2016 (X5)
didapatkan thitung sebesar 5.113 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,020. Karena thitung
lebih besar dari ttable (5.113 > 1.690) maka secara parsial variabel TVA sebelum dan
sesudah Buy Back saham tahun 2016 berpengaruh positif terhadap Buy Back saham.
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
D. Pembahasan
Saham merupakan surat tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Saham atau stocks adalah surat bukti atau
tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di
Bursa Efek, saham atau shares merupakan instrumen yang paling dominant
diperdagangkan.
Hasil uji analisis dalam penelitian ini diperoleh nilai adjusted R square (Adj) sebesar
0,700 atau 70%, dimana menujukkan bahwa variabel independent yang terdiri dari TVA
Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 sampai tahun 2016 berpengaruh
sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel
bebas yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak
faktor lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan TVA saham.oleh
Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Rizka Hayyu
Oktaviani yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Trading Volume
Activity dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Buy Back. Sedangkan
hasil penelitian Aris Budiyanti, dkk. Memiliki perbedaan pada hasil penelitian dimana lebih
85
menjelaskan tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Trading Volume Activity
(TVA) antara sebelum dan setelah bergabung dengan Jakarta Islamic Index dengan nilai t-
hitung sebesar -1,0852% lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,021%). Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata Abnormal Return antara sebelum dan setelah
bergabung dengan Jakarta Islamic Index.
Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas
unjuk. Saham dapat dibedakan kepada 2 (dua) jenis, yaitu: saham
biasa (common stocks)3 dan saham preferen (preferred stocks). Perbedaan
kedua jenis saham tersebut dapat dilihat dari hak dan kewenangan
pemegangnya. Perbedaan ini pulalah yang kemudian menjadi daya
tarik tersendiri bagi investor untuk menentukan pilihan saham yang
ingin diambil.
Hak dan kewenangan pada saham biasa (common stocks) adalah:
Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba;
memiliki hak suara (one share one vote), hak memperoleh pembagian
kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua
kewajiban perusahaan dilunasi. Sedangkan hak dan kewenangan pada
saham preferen (Preferred stocks) adalah: memiliki hak paling dahulu
memperoleh deviden, tidak memiliki hak suara, dapat mempengaruhi
86
manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus;
memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi;
kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.
Pasar modal merupakan salah satu bentuk kegiatan dari lembaga keuangan non bank
sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber pembiayaan perusahaan. Aktivitas ini
terutama ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan
penggunaannya diperlukan untuk jangka panjang (long term). Pasar modal merupakan
lembaga keuangan yang sangat strategis karena mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan
sekaligus. Fungsi ekonomi pasar modal tercermin dalam penyediaan fasilitas untuk
memindahkan dana dari unit surplus (investor) ke unit defisit (emiten). Pihak yang
berlebihan dana mengharapkan imbalan investasi atas dana yang diinvestasikannya.
Sedangkan pihak yang memerlukan dana memperoleh manfaat atas dana yang diperoleh dari
para investor untuk suatu investasi atau perluasan usahanya tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan. Sedangkan fungsi keuangan dapat dilihat dari
peran pasar modal dalam penyediaan dana yang dilakukan oleh unit surplus (investor) untuk
digunakan oleh para unit defisit (emiten). Para investor memberikan dana kepada emiten
tanpa harus harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan oleh
emiten. Agar dapat memanfaatkan dana tersebut pihak emiten menawarkan surat-surat
berharga dalam bentuk saham dan obligasi melalui pasar modal. Saham dan obligasi
merupakan surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal namun mempunyai
87
bentuk yang berbeda. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan yang
mengeluarkan, para pemegang saham dapat turut menentukan arah kebijaksanaan perusahaan
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan berhak atas pembagian keuntungan
perusahaan berupa dividen. Sebaliknya, pemegang saham juga turut menanggung resiko jika
perusahaan mengalami kerugian. Sedangkan obligasi adalah surat bukti hutang jangka
panjang dengan bunga tetap yang harus di tanggung oleh perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tersebut selama jangka waktu dana obligasi itu dipergunakan. Apabila seseorang
membeli satu atau lebih surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal berarti orang
tersebut telah menyertakan secara langsung dana yang dimilikinya ke dalam komposisi
modal perusahaan. Pemodal yang menanamkan dananya dalam bentuk surat-surat berharga
dapat menerima keuntungan sesuai dengan resiko yang mereka tanggung atas investasi pada
surat berharga tersebut.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Trading Volume
Activity antara sebelum dan sesudah pengumuman buy back saham berbeda secara signifikan, hal ini dapat
dilihat dari perolehan uji koefisien determinasi menunjukkan angka adjusted R square (Adj)
sebesar 0,700 atau 70%. Hal ini menujukkan bahwa variabel independent yang terdiri dari
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 sampai tahun 2016 berpengaruh
sebesar 70%. Sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar 5 variabel
bebas yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini mengidentifikasi bahwa masih banyak faktor
lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan TVA saham.
B Rekomendasi
1. Kepada para investor harus memperhatikan kebijakankebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan, seperti kebijakan untuk melakukan buy back saham yang dipublikasikan
dalam bentuk pengumuman karena pengumuman
tersebut mengandung suatu informasi positif yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh investor ketika akan melakukan pengambilan keputusan investasi
secara tepat.
2. Perusahaan disarankan senantiasa dapat menjaga kestabilan kinerja keuangannya agar
penggunaan alternatif kebijakan buy back saham dengan tujuan untuk meningkatkan
harga saham beredar yang telah jatuh di pasar dapat berhasil.
84
89
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur Buku
Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah, Depok: Raja Grafindo Persada, 2017
Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2008
Asfia Murni, Ekonomika Mikro, Bandung: Rifika Aditama, 2016
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan,
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005
Hasbi Umar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer Filosofi Dasar untuk Aksi, (Jakarta: Raja
Grafindo persada, 2014
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2011
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: RajaWali Pres, 2014
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori dan Praktek, Jakarta: Tazkia Cendikia,
2016
Neneng Nurhasanah, Mudharabah dalam Teori dan Praktik, Bandung Refika Aditama, 2015
Subandi, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Trianto, Pengantar Penelitian, Jakarta: Prenada Media Grup, 2010
90
Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara,
2009
Suad Usman, Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: YPKN, 2009
Iin Utari, Analisis TVA Sebelum dan Setelah diiberlakukannya Jakarta Islamic Index pada
Perusahaan-Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index, Skripsi
UNISULA, 2008
B. Literatur Internet
Alfian Dody Firmansyah. 2016. Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan
Abnorma Retunr sebelum sesudah stock split. (Jurnal: Ilmu dan riset manajemen
Vol 5, No 5, Juni 2016) hlm 4
Aditya Septiani, Muhammad Luky Junizar. 2013. Pengaruh Pengumuman Pembelian
Kembali Saham (BUY BACK) Terhadap Respon Pasar: Studi Pada Perusahaan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Jurnal Of Accounting, Vol 2, No
3, 2013. Hlm 3
Ahmad Taslim, Pengaruh frekuensi Perdagangan Saham, Volume perdagangan saham,
kapitalisasi Pasar dan Jumlah Hari Perdagangan Terhadap Return Saham,
Skripsi fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Darwis, Saputra, 2013. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return saham LQ-45
selama Bulan Ramdhan di BEI.( Jurnal jurusan management STIE MDP)
Dyah Retno Wulan dan Srisulasmiyati. 2017 Aktivitas Perdagangan saham Sebelum Dan
Sesudah Pengumuman Stock Buy Back. (Jurnal: Administrasi Bisnis (JAB) Vol.
51 No.2 Oktober 2017
Junizar, Muhammad Luky, Aditya Septiani. 2013. Pengaruh Pengumuman Pembelian
Kembali Saham (buy back) Terhadap Respon Pasar, Jurnal Akuntansi
Diponegoro, Vol 2, No.3, 2013
Neola Delphinea Dkk, 2016. Pengaruh Pengumuman Pembelian Kembali Saham (Buy Back)
Terhadap Reaksi Pasar, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 38 No. 1
September 2016
Rizki Hayyu Oktaviani dkk, 2016. Analisis Perbedaan Trading Volume Activity Dan
Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Buy Back Saham. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33 No.1 April 2016.
91
Syarifatul A’immah suhadak dan Raden Rustam Hidayat. 2015. Reaksi Abnormal Return dan
Trading Volume Activity Terhadap Ramadhan Effect, jurnal administrasi
bisnis(JAB)Vol.27 No.1 Oktober 2015
https://www.sahamok.com/saham-syariah/ di kutip tanggal 12 desember 2017 pukul 14.41
wib.
Wicaksana, Brilian, 2013 Reaksi Pasar Modal Pada Kelompok Usaha Erick Thohir, Sebelum
dan Sesudah Akuisisi Philadelphia (JAFFA Vol. 01 No. 2, Oktober 2013) hlm 129
– 138.
www.edukasisaham.co.id di akses 14 pebruari 2018
www.ojk.go.id Daftar Efek Syariah. Di akses 14 pebruari 2018
www.sahamgain.com di akses 4 pebruuari 2018
www.syariahsaham.com di unduh pada tanggal 3 pebruari 2018
92
LAMPIRAN:Indeks Harga Saham/Data Closing Frice Saham
Tahun Bulan Jumlah Saham
2016 Mei 163.64
Juni 166.11
2015 Juli 163.41
Agustus 166.76
2014 September 168.98
Oktober 167.34
2013 November 159.75
Desember 161.08
2012 Januari 158.83
Februari 157.35
Sumber Data: www. marketwatch.com (data diolah), 2018
93
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTIC COEFF OUTS CI(95) ANOVA COLLIN TOLL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDEN VAR00002
/METHOD=ENTERVAR00001
/SCATTERPLOT=(*ZPRED.*SDRESID)
/RESIDUALS DURBIN
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Trading Volume Activity sebelum dan
sesudah tahun 2012-2016
7,209 59763 36
One Sample Kolmogorof –Smirnov
Unstandardizet
Residual
N 36
Normal Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 1.213
Most Extreme Differences
Absolute .331
Positive .263
Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z 1.914
Asymp.Sig. (2 Tailed) .322
94
Coefficient Correlationa
Model
TVA sebelum dan sesudah Buy Back
Correlations Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016
1 Covariaces Trading Volume Activity sebelum dan
sesudah tahun 2012-2016
1.000
.015
a. Dependen Variabel: TVA sebelum dan sesudah Buy Back
Collinearity Diagnostics
a
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) Buy Back
1 1 2
1.690
.007
2.000
16.983
.00
1.00
.000
1.00
a. Dependen Variabel: Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016
Multikolinearitas Coefficientsa
Variabel VIF
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2012 (X1)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2013 (X2)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2014 (X3)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2015 (X4)
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2016 (X5)
1.214
1.329
1.351
1.429
1.463
95
Heteroskedastisitas Correlations
Unstandardized
Residual
Spearman’s
rho
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2012 (X1)
Correlation Coefficient .051
Sig. (2-Tailed) .431
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2013 (X2)
Correlation Coefficient .122
Sig. (2-Tailed) .356
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2014 (X3)
Correlation Coefficient .232
Sig. (2-Tailed) .543
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2015 (X4)
Correlation Coefficient .335
Sig. (2-Tailed) .712
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2016 (X5)
Correlation Coefficient .324
Sig. (2-Tailed) .542
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Sig. Keterangan Keputusan
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2012 (X1)
0. 431 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2013 (X2)
0. 356 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2014 (X3)
0. 543 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2015 (X4)
0. 712 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
TVA Sebelum dan Sesudah Buy Back Saham Tahun 2016 (X5)
0. 542 Sig. ≥ 0,05 Homoskedatisitas
a. Dependen Variables: Trading Volume Activity
b. All requested variables entered.
96
Uji F
ANOVAb
Variabel Sum Of Squqres
Df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
2.124
4.131
6.255
6
30
36
3.217
1.180
3.125 .001a
Predictors: (Constant)
Uji Statistik t
Variabel
Nilai T
Signifikan A THitung TTabel
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2012 (X1)
2.215 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2013 (X2)
5.254 1.690 .000 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2014 (X3)
5.023 1.690 .010 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2015 (X4)
4.135 1.690 .030 Sig. ≥ 0,05
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2016 (X5)
5.113 1.690 .020 Sig. ≥ 0,05
97
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTIC COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDEN Y
/METHOD=ENTER
Variabel Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables Removed
Method
1 Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016 b
.
Enter
a. Dependen Variables: Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012- 2016
b. All requested variables entered.
Uji Autokorelasi-Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .526a
.332 .700 1.253
a. Predictors: (Constant), Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016 b. Dependen Variabel: Buy Back
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
1 .526a
.332 .700 1.253 1.923
a.Predictors: (Constant), Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016
98
Uji F
ANOVAb
Variabel Sum Of Squqres
Df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
2.124
4.131
6.255
6
30
36
3.217
1.180
3.125 .001a
a. Dependen Variabel: Trading Volume Activity sebelum dan sesudah tahun 2012-2016
b. Predictors: (Constant), TVA tahun 2012, 2013, 2014, 2015, 2016
Coefficients
a
Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error
1 (Constant) 5.71 1.653 .034 .973
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2012 (X1)
.265 .129 .231 2.215 .030
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2013 (X2)
.389 .131 .462 5.254 .000
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2014 (X3)
.376 .129 .442 5.023 .010
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2015 (X4)
.261 .122 . 315 4.135 .030
TVA Sebelum dan Sesudah Buy
Back Saham Tahun 2016 (X5)
.366 .132 .421 5.113 .020