ANALISIS STRUKTURAL NOVEL CHIMA
Transcript of ANALISIS STRUKTURAL NOVEL CHIMA
35
BAB II
ANALISIS STRUKTURAL NOVEL CHIMA<R AL-CHAKI<M
KARYA TAUFI>Q AL-CHAKI<M
Awal penelitian ini adalah dengan pembahasan unsur intrinsik untuk
menjawab rumusan masalah sebelumnya yaitu menggunakan teori struktural.
Analisis struktural membahas tentang fakta cerita (meliputi alur, karakter, dan
latar) serta tema. Analisis struktural karya sastra merupakan tahap awal untuk
meneliti karya sastra sebelum memasuki penelitian lebih lanjut. Analisis struktural
bertujuan untuk menemukan makna keseluruhan karya melalui pengupasan dan
pemaparan unsur-unsur karya sastra.
A. FAKTA CERITA
Fakta dalam sebuah cerita meliputi alur, karakter (tokoh cerita), dan latar.
Ketiganya merupakan unsur fiksi secara faktual dapat dibayangkan peristiwa dan
eksistensinya dalam sebuah novel. Berikut ini akan diuraikan fakta-fakta cerita
yang terdapat dalam novel Chima>r Al-Chaki>m (selanjutnya akan disingkat
menjadi CaC).
1. Alur
Stanton (2007:92-93) dalam meneliti alur menawarkan istilah episode dalam
fiksi hampir mirip dengan adegan dalam drama. Pergeseran dari satu episode ke
episode lain ditandai dengan pergeseran waktu, tempat atau tokoh-tokoh.
Pembahasan tentang alur diuraikan sebagai berikut, yaitu episode, tahapan alur,
kausalitas, plausibilitas, dan konflik-konflik.
36
a. Episode-Episode dalam novel Chima>r Al-Chaki>m
Novel Chima>r Al-Chaki>m terdapat 14 episode. Dalam penelitian ini akan
diuraikan setiap episode.
1) Episode 1
Pada episode 1 menceritakan tentang tokoh utama “Aku” bertemu
dengan makhluk yang telah ditakdirkan menjadi sahabatnya yaitu seekor
anak keledai yang berumur dua hari. Tokoh utama “Aku” mengenalnya di
musim panas, di pusat kota Kairo. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
berikut.
يوم من أيام الصيف اؼباضي، يف القلب القاىرة، وىف شارع من أفخم عرفت ىف كنت أسري يف ذلك الصباح إىل حانوت حالقى، وكان اؽبواء حارا فبنوجا . شوارعها
(.۱۹٤۰:۱۱اغبكيم، )بنسيم لطيف
‘Araftuhu fi> yaumi min ayya>mi ’sh-Shaifil-ma>dhi>, fil-qalbil-Qa>hirah, wa fi> sya>ri‘i min afkhami syawa>ri‘iha>. Kunta usi>ru fi> dza>lika ’sh-Shaba>chi ila> cha>nu>ti chila>qi>, wa ka>nal-hawa>’u cha>ran mamzu>jan bi nasi>mi lathi>f (al-Chaki>m, 1940:11).
“Aku mengenalnya pada hari-hari musim panas musim
panas tahun lalu, di jantung kota Kairo, di salah satu jalan
rayanya. Pada pagi tersebut Aku berjalan menuju salon
cukur, ditemani udara panas yang disertai hembusan angin
sepoi-sepoi (al-Chaki>m, 1940:11).
Tokoh utama “Aku” memperkirakan bahwa anak keledai yang dia
jumpai akan dijual oleh pemiliknya. Pemilik keledai selalu berkata kepada
orang-orang yang lewat dengan menyebut harga lima puluh Piester. Hal
tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
فلقد ظبعتو يقول ؼبن أحاط بو من مارة وباعة . وكان صاحبو يريد بيعو فيما خيل إىل (.۱۹٤۰:۱۲اغبكيم، )" ((قرش))خبمسني "صحف وغلمان
37
Wa ka>na sha>chibuhu yuri>du bai‘ahu fi>ma> khailun ilayya. Fa laqad sami‘tuhu yaqu>lu liman acha>tha bihi min ma>ratin wa ba>‘atin shuchufin wa ghilma>nin ‚bi Khamsi>na ((Qurusyin)) (al-Chaki>m, 1940:11).
“Menurutku pemilik keledai akan menjualnya, karena Aku
mendengar pemilikya berkata kepada orang-orang yang
berlalu, para penjual koran, dan anak-anak, “Lima puluh
Piester !” (al-Chaki>m, 1940:11).
2) Episode 2
Pada episode ini mengisahkan tentang tokoh utama “Aku” mencarikan
tempat anak keledai yang baru dibelinya. Tokoh utama “Aku” tinggal di
sebuah hotel. Dia meminta seorang pelayan untuk membawa anak keledai
ke dalam kamarnya dan menempatkannya di kamar mandi. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut.
وىو نوىب أمني اعتاد . فأقبل كبوى. فأومات إىل أحد اػبدم الواقفني ببابو. بلغنا الفندقوطلبت إليو مهسا أن . ((السمسار))فلما دنا مىن أريتو اعبحش ىف يد . أن يقوم خبدمىت
اغبكيم، )ويضعو خفية ىف ضبام حجرتى ((سلم اػبدم))حيملو بني ذراعيو ويصعد بو ۱۹٤۰:۱۹.)
Balaghnal-funduq. Fa auma>ta ila> achadil-khadamil-wa>qifi>na bi ba>bihi. Fa aqbala nachwa>. Wa huwa Nu>bi> ami>nun i‘tada> an yaqu>ma bi khidmati>. Fa lamma> dana> minni> araituhul-Jachsyu fi> yadi ((a’s-Samsa>ra)). Wa thalabtu ilaihi hamsan an yachmilahu baina dzira>‘aihi wa yash‘adu bihi ((Sullamul-Khadami)) wa yadha‘uhu khufyatan fi> chama>mi chujrati> (al-Chaki>m, 1940:19).
“Kami tiba di hotel. Aku melirik seorang pelayan yang berdiri
di depan pintu, dan dia datang kepadaku. Dia adalah orang
Noubi terpercaya yang biasa membantuku, dan Aku tidak
segan-segan untuk memberinya tips. Ketika dia sudah dekat,
Aku menunjuk ke arah anak keledai yang dipegang oleh calo,
dan membisikkan padanya untuk membawanya melalui tangga
pelayan serta meletakkannya di kamar mandi dalam kamarku”
(al-Chaki>m, 1940:19).
38
Tokoh utama “Aku” memesan susu kepada pelayan untuk anak
keledainya. Begitu mendapatkan susu, dengan segera tokoh utama “Aku”
menuju kamar mandi dan memberikannya kepada anak keledai. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut.
ربت فم اعبحش ((سجاد الفالين))أسرعت إىل اغبمام بفنجان من اللنب وضعتو على (.۱۹٤۰:۲۱اغبكيم، )
Asra‘at ilal-Chamma>mi bi finja>ni minal-labani wa dha‘tuhu ‘ala> ((Saja>dul-Fullaini)) tachta fammil-Jachsyi (al-Chaki>m, 1940:21).
“Aku menuju kamar mandi dengan membawa secangkir susu
dan meletakkannya di atas karpet, tepat di bawah mulut anak
keledai” (al-Chaki>m, 1940:21).
3) Episode 3
Pada episode 3, tokoh utama “Aku” menceritakan tentang peristiwa
yang telah dialaminya yaitu bertemu dengan seorang laki-laki. Tepatnya,
Seminggu yang lalu, tokoh utama “Aku” mendapat telepon dari seorang
laki-laki yang berbicara dengan bahasa Perancis. Hal ini terlihat dalam
kutipan berikut.
كان ذلك منذ أسبوع عصر يوم اشتد حره، فالستلقيت على مقعدى الكبري مستقبال وإذا جرس التليفون بقرىب يدق فتناولت . باب الشرفة أستجدى بعض أنفاس نسيم عابر
السماعة بيد مسرتخية، دون أن أربرك من مكاىن وظبعت صوت عاملة التليفون اؼبركز بالفندق تصلىن بصوتى آخر ىف اػبارجى لرجل يتكلم الفرنسية ويعلن إىل أنو يطلب
(.۱۹٤۰:۲۹اغبكيم، )موعدا للقائى
Ka>na dza>lika mundzu usbu>‘in ‘ashri yaumin isytadda charrahu, fa-s-talqaitu ‘ala> maq‘adil-kabi>ri mustaqbilan ba>bu ’sy-Syirfati astajida> ba‘dha anfa>si nasi>mu ‘a>birin. Wa idza> jarasu ’t-Tili>fu>na bi qurba> yaduqqa fatana>walati ’s-sima>‘ati bi yadi mustarkhiyyah, du>na an atacharraka min maka>ni> wa
39
sami‘tu shauta ‘a>milatu ’t-Tili>fu>nal-Markazi> bil-funduqi tashilluni> bi shautin a>kharin fil-kha>riji li rajulin yatakallamul-Farnisiyyati wa yu‘lanu ilayya annahu yathlubu mau‘idan lil-qa>’i> (al-Chaki>m, 1940:29).
“Sejak seminggu yang lalu, tepatnya pada waktu Ashar,
bersama udara yang sangat panas aku duduk menghadap
beranda untuk menghirup udara segar yang bertiup. Terdengar
deringnya telepon di sampingku. Aku mengangkatnya dengan
tangan yang lemas tanpa bergerak dari tempatku. Aku
mendengar operator hotel menyambungkan Aku dengan suara
lain di luar, suara seorang laki-laki yang berbicara dengan
bahasa Perancis, dan meminta waktu padaku untuk bertemu”
(al-Chaki>m, 1940:29).
Maksud kedatangan laki-laki yang berbicara menggunakan bahasa
Perancis adalah menawarkan pekerjaan kepada tokoh utama “Aku”.
Pekerjaan tersebut adalah kontrak kerjasama pembuatan film tentang
pedesaan Mesir. Segala sesuatu tentang pembuatan film akan ditanggung
oleh perusahaan film Perancis. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
. وجلس حيدثىن ىف طالقة ولباقو عن شريط سينمائى تصور أكثر وقائعو الريف اؼبصرىاغبكيم، )وأن اؼبتوىل إخراج ىذا كلو واإلنفاق عليو شركة سينمائية فرنسية
۱۹٤۰:۳۰.)
Wa jalasa yachadditsuni> fi> thala>qatin wa liba>qihi ‘an syari>thin si>nima>’i> tushawwiru aktsaru wa qa>’i‘ahu ’r-Ri>fil-Mishra>. Wa annal-mutawalli> ikhra>ju ha>dza> kulluhu wa’l-infa>qu ‘alaihi Syirkatun Si>nima>’iyyatun Farnisiyyah (al-Chaki>m, 1940:33).
“Kami duduk bersama, dan dia mulai berbicara dengan
lancarnya tentang kaset film yang kebanyakan proses
syutingnya diambil di pedesaan Mesir. Semua yang
bertanggung jawab atas pendanaan produksi ini adalah
perusahaan perfilman Perancis” (al-Chaki>m, 1940:3).
4) Episode 4
Pada episode 4 menceritakan tentang tokoh utama “Aku” telah
menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan film Perancis. Tokoh
40
utama “Aku” mengetahui bahwa laki-laki yang berbicara menggunakan
bahasa Perancis adalah seorang sutradara. Tokoh utama “Aku” menetapkan
waktu untuk bekerja dengannya antara jam empat sampai jam enam sore.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
رأى أن أخصص لو وقتا قبتمع فيو فحددت لو . فهو كما فهمت ـبرج ذلك الشريطبني الرابعة والسادسة من عصر كل يوم، وىو الوقت الذى يذىب عادة ىف االستلقاء
(.۱۹٤۰:٤۳اغبكيم، )على اؼبقعد الكبري
Fa huwa kama> fahimtu Mukhrijun dza>lika ’sy-Syari>th. Ra’a> an ukhashshisha lahu waqtan najtami‘u fi>hi fa chadadtu lahu baina ’r-Ra>bi‘ati wa ’s-Sa>disati min ‘Ashri kulla yaumin, wa huwal-waqtul-ladzi> yadzhabu ‘a>datan fil-istilqa>’i ‘alal-maq‘adil-kabi>r (al-Chaki>m, 1940:43).
“Sebagaimana yang Aku tahu bahwa laki-laki itu adalah
seorang sutradara film. Dia ingin Aku mengkhususkan waktu
untuk bertemu. Aku menetapkan waktu antara jam empat
sampai jam enam sore setiap harinya yaitu waktu yang biasa
dihabiskannya berbaring di atas sofa besar” (al-Chaki>m,
1940:43).
Sutradara mengatakan kepada tokoh utama “Aku” bahwa dia bersama
para pembantunya telah menemukan salah satu desa kecil di Mesir yang
terletak di jalan al-Badrasyi>n. Mereka menyewa sebuah rumah untuk
syuting film. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
قد زبريوا بالفعل قرية صغرية ىف طريق البدرشني على بعد كبو نصف ساعة أخربىن أهنموأهنم استأجروا فيها منزال صبيال من طابقني ديلكو أحد األعيان . بالسيارة من القاىرة
(.۱۹۴۰:۴۵اغبكيم، )
Akhbarani> annahum qad tukhayyi>ru> bil-fi‘li qaryatan shaghi>ratan fi> thari>qil-Badrisyi>na ‘ala> bu‘din nachwa nishfu sa>‘atin bi ’s-sayya>rati minal-Qa>hirah. Wa annahum ista’jaru> fi>ha> munzilan jami>lan min tha>biqaini yamlakahu achadul-a‘ya>nu (al-Chaki>m, 1940:45).
41
“Aku diberitahu bahwa sesungguhnya mereka telah
menemukan desa kecil di jalan al-Badrasyi>n, setengah jam
berkendaraan dari kota Kairo. Mereka menyewa sebuah rumah
bagus yang telah di kosongkan oleh pemiliknya, yang terdiri
dari dua lantai” (al-Chaki>m, 1940:45).
5) Episode 5
Pada episode ini menceritakan tokoh utama “Aku” memperkenalkan
sahabatnya yaitu anak keledai kepada sutradara. Sang sutradara menerima
dengan perasaan takjub anak keledai tersebut. Tokoh utama “Aku” memberi
nama anak keledai dengan nama “Filsuf”. Hal ini terlihat dalam kutipan
berikut.
: ودخلت بو على اؼبخرج قائال أقدم إليك صديقى +
فنهض الرجل ىف اغبال والتفت فوجد اعبحش، فدىش مث ابتسم، مث ضحك مسرورا : ويقول . وأقبل عليو يسمح رأسو الصغري بكفيو. معجبا
ال شك أنو مصدر وحيك! مرحبا بو من رفيق -
أرجو ذلك + ما اظبو ؟... أطوارك تدىشىن -
((الفيلسوف))مل أطلق عليو بعد اظبا من األظباء، لكن أحب لو دوتو + : فصاح الرجول
اغبكيم، ) ! ((الفيلسوف))ىلم أيها . أصبت ما من اسم يصلح لو حقا غري ىذا -۱۹۴۰:۵۲.)
Wa dakhaltu bihi ‘alal-Makhraji qa>’ilan : + Uqaddimu ilaika shadi>qi> Fa nahadha ’r-Rajulu fil-cha>li wa’l-tafat fa wajadal-Jachsyu, fadahisya tsumma ibtasama, tsumma dhachika masru>ran mu‘ajjaban. Wa aqbala ‘alaihi yasmachu ra’sahu ’sh-shaghi>ru bi kaffaihi, wa yaqu>lu :
- Marchaban bihi min rafi>q ! La> syakka annahu mashdarun wachyika.
+ Arju> dza>lika
- Athwa>raka tudahhisyuni>, ma-’s-muhu ?
42
+ Lam athliq ‘alaihi ba‘da isman minal-asma>’i, la>kinni> uchibbu lau da‘watahu ((al-Fi>lusu>f)).
Fa sha>cha ’r-Rajulu :
- Ashabtu ma> min ismin yashluchu lahu chaqqan ghaira ha>dza>. Halumma ayyuha> ((al-Fi>lusu>f)) (al-Chaki>m, 1940:52).
“Aku menggiring keledai masuk kamarku untuk menemui sang
sutradara,
+ Kenalkan, sahabatku”
Laki-laki tersebut segera berdiri dan berbalik, dia menemukan
seekor anak keledai, dia terkejut dan tersenyum, dia tertawa
senang dipenuhi dengan ketakjuban. Dia menerimanya sambil
mengusap-usap kepala kecilnya dengan telapak tangan, dan
berkata,
- Selamat datang sahabat ! Pasti saja dia asal wahyumu”
+ Saya harap begitu
- Kelakuanmu menakjubkan, siapakah namanya ?”
+ Aku belum memutuskan nama untuknya, tetapi Aku suka
memanggilnya dengan „Filsuf‟.”
Lelaki itu berteriak,
- “Kau benar, tidak ada nama lain yang cocok untuknya
selain nama ini. Ayolah „Filsuf‟ !” (al-Chaki>m, 1940:52).
6) Episode 6
Pada episode 6 menceritakan tentang kehidupan tokoh utama “Aku”
di desa al-Badrasyi>n. Tokoh utama “Aku” menyesali kedatangannya di desa
karena pemandangannya yang kumuh dan jorok. Hal tersebut terlihat dalam
kutipan berikut.
، وال شىء اليوم غري األسف وال فائدة ترجى منو. إنو الريف القذر الذى أعرفو دائماً (.۵۹-۱۹۴۰:۵۸اغبكيم، )وغمرتىن الكآبة . وندمت على اجملىء. واغبسرة واؼبرارة
Innahu ’r-ri>ful-qadzri ’l-ladzi> a‘rafahu da>’iman. Wa la> fa>’idatun turja> minhu, wa la> syai’ul-yaumi ghairul-asifi wal-chasrati wal-mira>rah. Wa nadimtu ‘alal-Maji>’i. Wa ghamratanil-ka>bati (al-Chaki>m, 1940:58-59).
“Itulah pedesaan kumuh yang selalu Aku ketahui. Tidak ada
faedah yang dapat diharapkan darinya, tidak ada apa-apa hari
ini kecuali permohonan maaf dan penyesalan. Aku menyesali
43
kedatanganku. Keputus-asaan melandaku” (al-Chaki>m,
1940:58-59).
Tokoh utama “Aku” bersama kru film telah sampai di rumah yang
dipersiapkan. Rumah tersebut adalah rumah bagus yang berlantai dua.
Segala sesuatu yang terdapat di dalam rumah menggambarkan kemewahan.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
فهذا اؼبنزل رحب ضخم من طابقني، وىو مبىن . وبلغنا أخريا اؼبنزل الذى أعد لناونوافذه واسعة مشبكة باغبديد، . بالطوب األضبر ومطلى بطالء ىف لون الفستق
وجدرانو ظبيكة وسقوفو عالية وحيطان حجراتو منقوشة بالزيت نقشا ينم عن السعة (.۶۲-۱۹۴۰:۶۱اغبكيم، )والرتف
Wa balaghna> akhi>ran al-manzilu ’l-ladzi> u‘idda lana>. Fa ha>dzal-manzilu rachiba dhakhmun min tha>biqaini, wa huwa mabna> bi ’th-thu>bil-achmari wa mathla> bi thala>’in fi > launil-fustaqi. Wa nawa>fidzahu wa>si‘atun musybakatun bil-chadi>di, wa judra>nihi sami>katun wa suqu>fihi ‘a>liyatun wa chi>tha>ni chujra>tahu manqu>syatun bi ’z-zaiti naqsyan yanmu ‘ani ’s-sa‘ati wa ’t-tirafi (al-Chaki>m, 1940:61-62).
“Akhirnya sampailah kami di rumah yang disiapkan untuk
kami. Rumah yang besar terdiri dari dua lantai, terbuat dari
batu bata merah, dan bercat kehijau-hijauan. Jendelanya besar
tertutup teralis, temboknya kasar, plafonnya tinggi, dinding
ruangannya diukir dengan cat yang menggambarkan
kebesaran dan keluasan” (al-Chaki>m, 1940:61-62).
7) Episode 7
Pada episode 7 menceritakan tentang tokoh utama “Aku” yang merasa
ketakutan di dalam kamarnya. Tokoh utama “Aku” tidak bisa tidur sampai
pagi karena mengetahui kamarnya berpenghuni. Hal ini terlihat dalam
kutipan berikut.
ىذه الكلمة وحدىا ىى الىت . ((مسكون))أخشى االنفراد ىف مكان يقال ىل إنو (.۱۹۴۰:٧۶اغبكيم، )رأسى أشباحا لن تربح حىت يطلع النهار ((تسكن))
44
Akhsyal-infira>du fi> maka>nin yuqa>lu li> innahu ((Nasku>nun)). Ha>dzihil-kalimatu wachdaha> hiya ’l-lati> ((taskunu)) ra’si> asybachan lan tabracha chatta> yathli‘a ’n-Naha>r (al-Chaki>m, 1940:76).
“Aku takut tinggal di tempat yang dikatakan padaku „tempat
itu berpenghuni‟. Kata inilah yang satu-satunya tinggal di
benakku sebagai hantu, hingga terbitnya matahari” (al-
Chaki>m, 1940:63).
8) Episode 8
Pada episode 8 menceritakan tentang tokoh utama yaitu Aku
menghindari pembicaraan tentang skenario yang dibahas oleh sutradara.
Tokoh utama “Aku” mengajak sutradara berjalan-jalan di jembatan desa.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
. فشعرت كأن اػبور والفتور يدبان ىف أعصاىب، وأحسست كأىن موشك على التثاؤبوأيقنت أن النوم ال بد ىاجم على إذا ربدث ىذا الرجل ىف قصتو فنهضت على قدمى
: فقال من فوره . ما قولك ىف نزىة صغرية على جسر ترعة ىذه القرية: واثقا، وبردتو (.۱۹۴۰:٧۹اغبكيم، )فكرة بديعة
Fa sya‘artu ka’annal-khiwara wal-futu>ri yadba>ni fi> a‘sha>ni, wa achsastu ka’anni> mu>syiku ‘ala ’t-tatsa>’ub. Wa aiqantu anna ’n-Nauma la> budda ha>jimun ‘alayya idza> tachaddatsa ha>dza ’r-rajulu fi> qishshatihi fa nahadhtu ‘ala> qadami> wa>tsiqan, wa ba>dartuhu : Ma> qaulika fi> nazhatin shaghi>ratin ‘ala> jasri tar‘atin ha>dzihil-Qaryah. Fa qa>la min fu>rihi : Fikratan badi>‘atan (al-Chaki>m, 1940:79).
“Aku merasa kalau rasa lemas mulai menggerogoti sarafku dan
hampir membuatku mengantuk. Aku yakin bahwa tidur akan
menyerangku jika laki-laki ini mulai bercerita tentang
kisahnya. Aku langsung bangkit melompat, “Bagaimana kalau
kita jalan-jalan di jembatan desa ini ?”. Dia langsung berkata,
“Ide yang cemerlang” (al-Chaki>m, 1940:79).
9) Episode 9
Pada episode 9 mengisahkan tentang tokoh utama “Aku” menghindari
kamarnya yang panas dan banyak nyamuk. Solusinya, tokoh utama “Aku”
45
mengajak sutradara naik ke atas loteng. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
berikut.
ىلم بنا مرة : مث جذبتو من يده و قلت لو . النوم اآلن مستحيل، فاغبر والبعوض+ . أخرى إىل السطح
(.۱۹۴۰:۹۲اغبكيم، )كما تريد -
+ A’n-Naumil-a>n mustachi>lun, fal-charru wal-ba‘u>dh. Tsumma judzbatuhu min yadihi wa qultu lahu : Halumma bina> marratan ukhra> ila ’s-Sathchi.
- Kama> turi>d (al-Chaki>m, 1940:92).
+ “Tidur pada saat seperti ini adalah mustahil, panas dan
banyak nyamuk”. Kemudian aku menarik tangannya dan
berkata, “Ayo kita kembali naik ke atas loteng”.
- “Terserah engkau” (al-Chaki>m, 1940:92).
10) Episode 10
Pada episode 10 menceritakan tentang kehidupan masa lalu tokoh
utama yaitu Aku sepuluh tahun silam. Masa lalu tokoh utama “Aku” adalah
kegagalannya akan menikah. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.
مث ... لكن . كنت موشكا على الزواج منذ عشر سنوات: فقلت لو وأنا أحاول التذكر فقد مرت برأسى صورة ما حدث وما . كررت بفكرى راجعاً إىل ذلك العهد وابتسمت
(.۱۹٤۰:۱۰٥اغبكيم، ) ثىن عزمى عن اؼبضى ىف ذلك األمر
Fa qultu lahu wa ana> ucha>wilu ’t-tadzakkuru : kuntu mu>syikan ‘ala ’z-zuwa>ji mundzu ‘asyara sanawa>tin. La>kinna ... Tsumma karrartu bi fikri> ra>ji‘an ila> dza>likal-‘ahdi wa’b-tasamtu. Fa qad marrat bi ra’si> shu>ratan ma> chadatsa wa ma> tsana> ‘azmi> ‘anil-madha> fi> dza>likal-amru (al-Chaki>m, 1940:105).
“Aku berkara padanya sambil mengingat-ingat, “Aku hampir
saja menikah sepuluh tahun yang lalu, tetapi ...”. Kemudian
aku kembali mengingat-ingat tentang janji tersebut dan Aku
tersenyum. Terlintas dalam benakku gambar kejadian yang
menahan keinginanku untuk melanjutkan pernikahan itu” (al-
Chaki>m, 1940:105).
46
11) Episode 11
Pada episode 11 menceritakan tentang sutradara mengabadikan foto
tokoh utama “Aku” bersama anak keledainya yang bernama „Filsuf‟.
Sutradara mengambil foto keduanya di dalam gudang gandum. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut.
فوقف . اؽبزيل إىل جوارى ((اعبحش))وأجلسوىن ىف اعبرن خلف كوم القمح ودفعوا (.۱۹٤۰:۱۲۰اغبكيم، )اؼبسكني كما أرادوا لو أن يقف دون أن يتململ
Wa ajlisu>ni> fil-jarni khalfa kaumil-qamchi wa dafa‘u> ((al-Jachsyu)) al-hazi>lu ila> jiwa>ri>. Fa waqafal-miski>nu kama> ara>du> lahu an yaqifa du>na an yatamalmala (al-Chaki>m, 1940:120).
“Mereka mendudukkan Aku di atas alat giling gandum yang di
belakangnya tampak gundukan gandum, dan mereka
mendorong anak keledai yang lemah ke sampingku. Keledai
miskin tersebut bergerak sebagaimana yang mereka inginkan
tanpa pemberontakan” (al-Chaki>m, 1940:120).
12) Episode 12
Pada episode ini mengisahkan tentang tokoh utama “Aku” yang
memiliki kepribadian penyendiri. Selain itu, tokoh utama “Aku” juga tidak
mudah bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini
terlihat dalam kutipan berikut.
أنا أعيش منفردا بال أصدقاء ال أرى أحدا إال ؼباماً، للتحدث قليال ىف شئوىن األدب أو أما أكثر أيامى فأنا . تقضى الضرورة أن ألقاىم. الفكر أو الفن أناس من أىل مهنىت
(.۱۹۴۰:۱۳۲اغبكيم، )بعيد عن اجملتمع
Ana> a‘i>syu munfaridan bi la> ashdiqa>’i la> ara> achadan illa> luma>man, li ’t-tachaddutsi qali>lan fi> syu’u>nil-adabi awil-Fikri awil-Fanni una>sun min ahli mihnati>. Taqdha ’dh-dharu>ratu an al-qa>hum. Amma> aktsaru ayya>mi> fa ana> ba‘i>dun ‘anil-mujtami‘i (al-Chaki>m, 1940:132).
47
“Akulah orang yang tinggal sendirian dalam masyarakat tanpa
teman. Aku tidak melihat orang kecuali berkepentingan untuk
berbincang-bincang sedikit perihal sastra, pemikiran, atau
kesenian, yaitu orang-orang yang berprofesi denganku. Dengan
terpaksa Aku berjumpa dengan mereka. Adapun sisa
kehidupanku adalah jauh dari masyarakat” (al-Chaki>m,
1940:132).
13) Episode 13
Pada episode 13 menceritakan tentang konflik tokoh utama “Aku”
dengan sutradara. Segala sesuatu di dalam proses pembuatan film harus
patuh kepada sutradara. Tokoh utama “Aku” yang berprofesi sebagai
penulis tidak dapat bekerja di sinema karena kebebasanya terbelenggu oleh
sutradara. Seorang penulis memiliki kebebasan tersendiri. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut.
إن الكاتب اغبق ال ديكن أن يلذ لو العمل للسينما، ذلك أن السينما زبضع كل فالكاتب اغبقيقى ىو أيضا ذلك الذى خيضع كل شىء ؼبشيئتو . شيء إلرادة اؼبخرج
(.۱۹۴۰:۱۳٧اغبكيم، )
Innal-Ka>tibal-chaqqu la> yumkinu an yaludzdza lahul-‘amalu li’s-Si>nima>, dza>lika anna ’s-Si>nima> takhdha‘u kulla syai’in li ira>datil-Makhraji. Fal-Ka>tibul-chaqi>qi> huwa ‘aidhan dza>lika ’l-ladzi> yakhdha‘u kulla syai’in li masyi’atihi (al-Chaki>m, 1940:137).
“Seorang penulis yang sesungguhnya tidak mungkin
menikmati pekerjaannya di sinema, karena dalam sinema
segalanya tunduk di bawah sutradara. Seorang penulis
sesungguhnya adalah juga yang menundukkan segala sesuatu
di bawah kehendaknya” (al-Chaki>m, 1940:137).
Tokoh utama “Aku” bermaksud untuk membatalkan perjanjian
kerjasama dengan sutradara. Dia mengembalikan skenario dan uang yang
telah diterimanya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
48
النتيجة :وأخرجت دفرت الشيكات وقلت . فنهضت وأحضرت أوراق قصتو فدفعتها إليو (.۱۹٤۰:۱۳۹اغبكيم، ) أن أرد مالكم ونفسخ العقد
Fa nahadhtu wa achdhartu aura>qa qishshatahu fadafa‘tuha> ilaihi. Wa akhrajtu daftara ’sy-syi>ka>ti wa qultu : A’n-nati>jatu an aradda ma> lakum wa nafsakhul-‘aqdi (al-Chaki>m, 1940:139).
“Aku bangkit mengambil lembaran-lembaran kisahnya dan
memberikan padanya. Aku mengeluarkan daftar cek sambil
berkata, “Hasilnya adalah Aku akan mengembalikan uang
kalian dan kita batalkan perjanjian ini” (al-Chaki>m, 1940:139).
14) Episode 14
Pada episode 14 menceritakan tentang tokoh utama yaitu Aku
mengutarakan kembali kepada sutradara untuk membatalkan kerjasama.
Sutradara tidak menyetujuinya dan menenangkan agar tokoh utama “Aku”
tidak berputus asa. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
. لقد كنت أفكر ىف طلب إلغاء ىذا العقد+ هبذه السرعة الوقت أمامك اآلن متسع للتفكري الطويل والعمل . ؼباذا ؟ التيأس -
(.۱۹٤۰:۱٤٤اغبكيم، )وسنخطرك بالطبع عند االحتياج إليك . البطىء
+ Laqad kuntu ufakkiru fi> thalabi ilgha>’in ha>dzal-‘aqdu
- Lima>dza> ? La> tai’asu. Bi ha>dzihi ’s-sur‘atil-waqtu ama>makal-a>na muttasi‘u li’t-tafki>ri ’th-thawi>li wa ‘amalul-bath’i. Wa sanakhthuruka bi’th-thab‘i ‘indal-ichtiya>ji ilaik (al-Chaki>m, 1940:144).
+ “Aku berpikiran untuk membatalkan perjanjian itu”.
- “Mengapa ? Jangan buru-buru putus asa. Waktu di
hadapan kita sangat luas untuk berpikir panjang dan
bekerja lambat. Kami tentunya akan mengingatmu ketika
memerlukanmu” (al-Chaki>m, 1940:144).
Sutradara mengabarkan kepada tokoh utama “Aku” bahwa sahabatnya
yaitu seekor anak keledai yang bernama „Filsuf‟ telah mati. Tokoh utama
“Aku” merasa sedih dan menyesal karena melalaikannya. Sutradara
49
menenangkannya dengan mengatakan akan mengirimkan fotonya bersama
„Filsuf‟ di desa. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
عندى لك خرب ؿبزن - ماذا ؟ +
:فأجاب ىف صوت اآلسف ...((الفيلسوف))صديقك -
:فقاطعتو مات ؟+ يوم إحبارك -لقد كان : وقلت . منظره ورزانتو وصيامو. إىن ناكث للعهد. لقد كنت نسيتو! واأسفاه +
. صبيال زاىدا حكيما: فقال اؼبخرج
(.۱۹۴۰:۱۴۵اغبكيم، )ال ربزن سأبعث إليك بصورتو الىت التقطناىا لو -
- ‘Indi> laka khabrun muchzinin. + Ma>dza> ?
Fa aja>ba fi> shautil-a>sifi : - Shadi>qaka ((al-Fi>lusu>f)) .... Fa qa>tha‘tuhu : + Ma>ta ?
- Yaumu ibcha>raka
+ wa>’asfa>hu ! Laqad kuntu nasi>tuhu. Inni> na>kitsun lil-‘ahdi. Manzhiruhu wa raza>natuhu washiya>muhu. Wa qultu : Laqad ka>na jami>lan za>hidan chaki>man.
Fa qa>lal-Makhraju: - La> tachzan sa’ab‘atsu ilaika bi shu>ratihi ’l-lati> iltaqthanna>ha>
lahu (al-Chaki>m, 1940:145).
- “Aku punya kabar buruk untukmu”.
+ “Apa ?”
Dia menjawab dengan nada memelas,
- “Temanmu Filsuf ....”
Aku memotongnya,
+ “Dia mati ?”
- “Pada hari pelayaranmu”
+ “Oh, sayang sekali ! Aku telah melupakannya. Aku telah
melanggar janji. Bayangan bentuknya, kepiawaiannya, dan
puasanya” dan Aku berkata, “Dia dahulu bagus, zuhud, dan
bijaksana !”
50
Sutradara berkata,
- “Jangan sedih, aku akan mengirimkan padamu foto yang
pernah kita ambil” (al-Chaki>m, 1940:145).
Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa dalam novel CaC
terdapat empat belas episode. Episode-episode tersebut di atas dapat digolongkan
menjadi tiga episode, yaitu episode dramatis, episode naratif, dan episode analitis.
1) Episode Dramatis
Episode (selanjutnya akan disingkat menjadi E) dramatis dalam novel CaC
terdiri dari E2, E5, E6, E9, dan E11. Episode ini tergolong episode dramatis
karena peristiwa yang dibawakan pengarang melalui dialog seolah-olah hadir
ketika dibaca.
Contoh episode dramatis dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
Pada E2, tokoh utama Aku merasa kebingungan karena anak keledai tidak
minum susu di dalam cangkir yang telah disediakan. Tokoh utama “Aku” bertemu
dengan penjual penjual koran dan meminta jalan keluar kepadanya. Berikut ini
kutipan dalam E2.
!وإيو رأيك انو مارضاش حىت يلتفت للفنجان + :فحملق الرجل ىف وجهى وقال
فنجان ؟ - :فقلت
.طلبت لو واحد لنب. أيوه+ :فقاطعىن الرجل صائحا
دا يا سيدنا البك ! ىو من غري مؤاخدة سواح من السواحني ! طلبت لو واحد لنب -من ((بزازة )) دا الزم لو من غري مؤاخدة .جحش ابن يومني بالكتري بريضع من بزامو
(.۱۹٤۰:۲۳اغبكيم، )! األجزاخانة
51
+ Wa iyyahu ra’yaka annahu ma>ridha>syun chatta> yaltafitu lilfinja>n ! Fa chamlaqa ’r-rajulu fi> wajhi> wa qa>la : - Finja>n ? Fa qultu : + Ayyuwah. Thalabtu lahu wa>chidun labanun. Fa qa>tha‘ani ’r-Rajulu sha>ichan : - Thalabta lahu wa>chidun labanun ! huwa min ghairi
mu’a>khidzatin siwa>chin mina ’s-siwa>chaini ! da> ya> sayyidinal-Bik jachsyun ibnu yaumaini bil-kati>ri bi yardha‘u min baza>mihi. Da la>zimu lahu min ghairi mu’akhidzatin ((baza>zatun)) minal-ajza>kha>nah (al-Chaki>m, 1940:23).
+ “Apa pendapatmu kalau dia tidak mau minum, bahkan tak
sedikitpun menoleh ke cangkir ?!”
Lelaki itu terbelalak dan berkata,
- “Cangkir?!”
Aku menjawab.
+ “Iya, Aku memesan untuknya secangkir susu...”
Lelaki itu memotongku seraya berteriak,
- “Kau memesan untuknya secangkit susu!! Maaf ya, apa dia
itu seorang turis?! Dia itu, tuanku Beek, seekor anak keledai
yang baru lahir dua hari. Dia menyusu langsung dari tetek
induknya. Maaf saja, seharusnya dia harus memakai dot dari
apotek!” (al-Chaki>m, 1940:23).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa kebodohan Tokoh utama
“Aku” memberi secangkir susu kepada anak keledai. Anak keledai yang berumur
dua hari seharusnya menyusu kepada induknya. Seandainya tidak ada induk, maka
dapat diganti dengan menggunakan dot.
2) Episode Naratif
Adapun episode naratif dalam novel CaC adalah E3, E4, dan E10. Episode ini
tergolong episode naratif karena menceritakan sesuatu yang telah terjadi. Selain
itu, episode naratif juga menarasikan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam
waktu relatif lama.
52
Contoh episode naratif dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
Tokoh utama Aku teringat kembali bahwa sepuluh tahun yang lalu yaitu
pernah akan menikah. Berikut ini kutipan E10.
مث ... لكن . كنت موشكا على الزواج منذ عشر سنوات: فقلت لو وأنا أحاول التذكر (.۱۹٤۰:۱۰٥اغبكيم، )كررت بفكرى راجعاً إىل ذلك العهد وابتسمت
Fa qultu lahu wa ana> ucha>wilu ’t-tadzakkuru : kuntu mu>syikan ‘ala ’z-zuwa>ji mundzu ‘asyara sanawa>tin. La>kinna ... Tsumma karrartu bi fikri> ra>ji‘an ila> dza>likal-‘ahdi wa’b-tasamtu (al-Chaki>m, 1940:105).
Maka Aku berkata padanya sambil mengingat-ingat, “Aku
hampir saja menikah sepuluh tahun yang lalu, tetapi....”.
kemudian kembali Aku mengingat-ingat tentang janji itu dan
Aku tersenyum (al-Chaki>m, 1940:105).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Tokoh utama ‚Aku”
teringat pengalaman kehidupannya sepuluh tahun yang lalu. Tokoh utama ‚Aku‛
hanya tersenyum ketika mengingat-ingat kejadian tersebut
3) Episode Analitis
Adapun episode analitis dalam novel CaC adalah E1, E8, dan E14. Tipe
episode ini berisi tentang kontemplasi karakter-karakter lain atau peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Biasanya digunakan pengarang agar pembaca mengetahui
pikiran tokoh.
Contoh episode analitis dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
Pada E8, tokoh utama Aku memuji istri kamerawan dan lebih pantas
mendapat gelar „Nyonya‟. Istri kamerawan telah memberikan manfaat
kemanusiaan dimanapun dia berada. Berikut ini kutipan dalam E8.
53
تلك الىت ورثت شخصية . اعبديرة هبذا االسم ىى زوجة زميلك اؼبصور ((السيدة))إن إهنا تريد أن . ففهمت كيف تكون نافعة مفيدة لإلنسانية أينما حلت. سيدات األشراف
.(۹۱-۱۹٤۰:۹۰اغبكيم، )سبكث ىنا لرتفع شأن ىذا الفالح اؼبسكني
Inna ((a’s-sayyida>ta)) al-jadi>ratu bi ha>dzal-ismu hiya zaujatun zami>lakal-mushawwiru. Tilka ’l-lati> wa ratsat syakhshiyyatan sayyida>tul-asyra>fi. Fa fahimat kaifa taku>nu na>fi‘atan mufi>datan lil-insa>niyyati ainama> challat. Innaha> turi>du an tamakkatsa huna> liturfa‘a sya’nun ha>dzal-Falla>chul-miski>nu (al-Chaki>m, 1940:90-91).
Sesungguhnya „Nyonya‟ yang patut menyandang gelar ini
adalah istri temanmu sang kamerawan itu. Dialah yang telah
mewariskan kepribadian para nyonya yang mulia. Jadi Aku
paham bagaimana dia bisa menjadi bermanfaat bagi
kemanusiaan di manapun dia berada. Dia ingin tinggal di sini
agar dapat mengangkat derajad petani miskin ini (al-Chaki>m,
1940:90-91).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa pemikiran tokoh utama
“Aku” tentang istri kamerawan. Dia menilai bahwa istri kamerawan lebih berhak
mendapat penghargaan karena keberadaan dirinya bermanfaat bagi orang lain.
Istri kamerawan tinggal di desa dengan tujuan untuk mengangkat derajad para
petani miskin.
Penentuan episode-episode di atas tidak mutlak memiliki satu kategori
episode. Ada beberapa episode yang memiliki dua kategori, baik episode
dramatis, episode naratif dan episode analitis. Seperti halnya dalam episode
dramatis tidak murni hanya memiliki unsur dramatis melainkan memiliki unsur
naratif. Episode tersebut digolongkan pada episode dramatis karena memiliki
banyak unsur dialog, namun tidak menutup kemungkinan munculnya unsur-unsur
naratif karena sebagian cerita diceritakan secara naratif. Episode campuran dalam
54
novel CaC adalah E7, E12, dan E13. Episode tersebut diceritakan pengarang baik
secara dramatis, naratif, maupun analitis.
b. Tahapan Alur
Stanton (2007:28) mengemukakan bahwa alur memiliki awal, tengah, dan
akhir. Awal cerita memperkenalkan peristiwa yang membuat pembaca
mendapatkan informasi penting yang berkaitan dengan hal-hal yang muncul pada
kejadian selanjutnya. Bagian tengah menampilkan konflik yang sudah mulai
dimunculkan pada bagian awal dan konflik itu semakin meningkat hingga
mencapai klimaks. Bagian akhir merupakan penyelesaian dari klimaks dan
menjadi bagian akhir cerita.
Alur cerita sebuah karya fiksi sering tidak menyajikan urutan peristiwa
secara kronologis dan runtut, melainkan penyajian yang dapat dimulai dan
diakhiri dari setiap kejadian. Tidak ada keharusan untuk memulai dan mengakhiri
dengan kejadian awal dan akhir. Seperti dalam novel CaC yang mempunyai alur
sorot balik. Adapun alurnya sebagai berikut.
Tahap tengah Tahap awal Tahap tengah Tahap akhir
1) Tahap tengah terdapat pada E1-E2
Tahap tengah dalam novel CaC ini adalah E1-E3. Episode tersebut terlebih
dahulu menceritakan tentang tokoh utama “Aku” membeli anak keledai di jalan
besar Kota Kairo. Tokoh utama “Aku” menawar anak keledai dengan harga tiga
puluh Piester, harga yang terucap dengan main-main tanpa pikir panjang. Jual beli
anak keledai tersebut di bantu oleh penjual koran sukarela.
55
Tokoh utama “Aku” meletakkan anak keledai di kamar mandi tempat dia
menginap. Tokoh utama “Aku” berniat untuk membagi kamar tempat menginap
dengan anak keledai sampai waktu Ashar. Tokoh utama “Aku” berniat untuk
pergi di waktu Ashar untuk keperluan aneh yang akan diceritakan kisahnya
sebentar lagi (pada E3).
Tahap ini Aku merasa kebingungan karena anak keledai tidak mau minum
susu yang telah Aku berikan di cangkir. Akhirnya, Aku mendapatkan solusi
bahwa anak keledai tidak minum kecuali dengan dot yang dibeli di Apotek. Selain
itu, Aku telah dibantu oleh wanita berambut pirang untuk memberi susu kepada
anak keledai.
2) Tahap awal atau pengenalan terdapat pada E3-E11
Pada tahap ini digunakan untuk memperkenalkan tokoh-tokoh, latar, dan
konflik kepada pembaca. Aku menceritakan tentang keperluan aneh di suatu desa.
Seminggu yang lalu, tepatnya waktu Ashar, Aku mendapat tamu seorang pemuda
yang tidak lain adalah seorang sutradara perfilman. Dia menginginkan kontrak
kerja bersama Aku yaitu menyederhanakan naskah drama menjadi dua kata.
Awalnya, Aku menolak karena waktu kerja telah usai. Sutradara terus saja
mendesak dan Aku menyepakati perjanjian kontrak kerja tersebut.
Sutradara menginginkan Aku untuk tinggal bersama di suatu desa yaitu
tempat pengambilan gambar. Aku menolak karena tidak dapat meninggalkan
perkejaannya di Kairo. Sutradara akan memberikan fasilitas yang kenyamanan
Aku selama tinggal di rumah desa. Aku merasa tersentuh dengan ucapan
56
sutradara. Sutradara memohon kepada Aku untuk bekerjasama dalam pembuatan
film, bukan karena perjanjian yang terikat tetapi karena persahabatan yang mulai
terjalin. Akhirnya meyetujui untuk bersama didesa pada malam Jumat setiap
pekan. Perjalanannya dimulai pada hari Kamis. Satu minggau setelah
pertemuannya dengan sutradara yaitu pada hari Aku menemukan anak keledai dan
akan membawanya pula ke desa tersebut.
Aku memerintahkan pelayan desa untuk mencari induk keledai yang baru
saja melahirkan. Seorang anak kecil mengatakan bahwa keledai milik kepala desa
baru saja melahirkan. Akhirnya, Aku menyerahkan anak keledai kepada pelayan
desa agar dititipkan dan diberi susu oleh induk keledai.
Aku telah bersama sutradara dan para pembantunya, yaitu kamerawan
beserta istrinya, dan pelayan dari desa. Segala keperluan Aku telah dilayani
dengan baik. Aku merasakan rasa kekeluargaan diantara mereka meskipun baru
semalam tinggal dirumah tersebut. Aku merasakan kenyamanan berbincang-
bincang dengan mereka ketika makan malam berlangsung.
Pelayan desa mendatangkan Filsuf seraya berkata bahwa mereka telah
berkeliling ke seluruh keledai, baik yang baru melahirkan maupun yang masih
mengandung, akan tetapi Filsuf tidak mau mendekat dan tetap melakukan puasa
sufi. Kami merasa bahwa Filsuf akan mati karena tidak mau makan sama sekali.
Sebelum ajal menjemput Filsuf, kamerawan mengambil gambar Aku bersama
Filsuf.
57
3) Tahap tengah yang kedua terdapat pada E12-E13
Tahap ini konflik mulai berkembang semakin meruncing dan
menegangkan. Sebenarnya pada tahap awal sudah muncul akan tetapi pada tahap
tengah telah mencapai intensitas tertinggi sampai mencapai puncak atau klimaks.
Tahap tengah yang kedua ini konflik muncuk ketika Aku diundang oleh
sutradara di acara makan malam bersama dengan seorang desa ternama yang
bekerja di perusahaan Eropa dan Amerika. Aku menolak karena tidak menyukai
berkumpul dengan banyak orang. Sutradara terus membujuk sampai akhirnya Aku
menyetujui untuk datang. Aku merasa senang karena sutradara sedikitpun tidak
membahas dialog, sehingga sebagai tanda terimakasih Aku akan datang di acara
tersebut. Aku memiliki tabiat yang tidak menyukai keramaian, akhirnya dia
menyendiri dan tertidur di kursi panjang.
Keesokan hari, sutradara datang dan menginginkan Aku untuk berbicara di
hadapan orang banyak, yaitu perihal tema dialog film. Aku menolak karena tidak
bisa melakukannya. Setelah itu, terjadi perdebatan hebat di antara keduanya. Aku
mengembalikan uang dan ingin membatalkan perjanjian kontrak kerja. Sutradara
tidak meyetujui dan menginginkan agar Aku berpikir kembali tentang
keputusannya.
Jadwal keberangkatan telah dekat, Aku mengusulkan akan mengirimkan
hasil dialog kepada sutradara sedikit demi sedikit setiap pekan. Aku akan ke
Perancis dan bertemu dengan seorang teman agar dapat memberikan istilah-istilah
dalam bahasa Perancis. Sutradara tidak dapat langsung memberikan keputusan
karena harus merundingkannya bersama kamerawan dan para pembantu.
58
4) Tahap akhir terdapat pada E14
Bagian akhir cerita menceritakan tentang kepergian Aku ke luar negeri.
Aku membawa kisah dan berencana menulis dialog di Eropa dan dapat
mengirimkan kepada sutradara. Selama berlibur, Aku melupakan segala tentang
Mesir dan segala pekerjaan. Aku telah terlena dengan konser musik di Alexandria,
keindahan gunung-gunung dan danau di Swiss. Sampai akhirnya, Aku kembali ke
Kairo sebelum bulan September.
Aku bertekad untuk menulis dan meyelesaikan dialog tersebut. Aku putus
asa karena Aku merasa pekerjaan tersebut mustahil baginya. Para tokoh dalam
kisah tersebut jauh dari perasaannya. Suasana politik pada saat itu begitu
menegangkan sehingga menyebabkan proses pembuatan film terhenti dan akan
dimulai ketika perang telah usai.
Ketika bertemu dengan sutradara, Aku berkeinginan untuk membatalkan
perjanjian. Sutradara mengatakan jangan terburu-buru dan putus asa, karena
perusahaan akan tetap memerlukan Aku.
Tokoh utama “Aku” mengundang makan malam sutradara sebagai tanda
persahabatan bukan perpisahan. Sutradara membawa kabar buruk bahwa Filsuf
mati ketika Aku melakukan pelayaran ke luar negeri. Aku merasa menyesal
karena melupakan Filsuf. Begitu banyak teladan yang dapat dipelajari dari Filsuf
yaitu kepiawaiannya, puasa, zuhud dan bijaksana. Sutradara memberikan foto
Aku bersama Filsuf dahulu ketika di desa.
59
c. Kausalitas
Sebuah karya sastra memiliki hubungan kausalitas apabila hubungan antar
bagian cerita memiliki hubungan sebab akibat, yaitu peristiwa-peristiwa yang
secara langsung merupakan sebab akibat atau akibat dari peristiwa yang lain.
Apabila satu peristiwa dihilangkan, maka akan merusak jalannya cerita. Novel
dapat dikatakan memiliki hubungan kausalitas karena antar peristiwa memiliki
keterkaitan hubungan sebab akibat. Hubungan kausalitas dalam novel CaC dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Orang-orang memperhatikan anak keledai dengan takjub
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat orang-orang
memperhatikan anak keledai dengan takjub adalah sebagai berikut.
لقد كان صغري . ووقف اؼبارة ينظرون إليو وحيدقون، وجبمال منظره ورشاقط خطاه يعجبون (.۱۹٤۰:۱۱اغبكيم، )أبيض كأنو قد من رخام . م كأنو دميةجاحل
Wa waqafal-ma>ratu yanzhuru>na ilaihi wa yachdiqu>na, wa bi jama>li manzharihi wa rasya>qatu khiththa>hu yu‘jabu>na. Laqad ka>na shaghi>rul-chajmi ka annahu damiyyatun. Abyadhu ka annahu qudda min rakha>min (al-Chaki>m, 1940:11).
“Orang-orang yang lewat berdiri memperhatikannya dengan
takjub karena keindahan bentuknya, serta gemulai langkahnya.
Badannya kecil bagaikan boneka, putih bagaikan kepingan
keramik” (al-Chaki>m, 1940:11).
Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa ketakjuban orang-orang
terhadap anak keledai disebabkan keindahan bentuk badannya yang kecil seperti
boneka, putih seperti keramik dan gemulai langkahnya.
60
2) Petani desa menjual anak keledai
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat petani desa menjual
anak keledai adalah sebagai berikut.
من يدرى . فالفالح إذا جاع باع كل ما ديكن أن يباع. ولعل ذلك لعسر وقع فيو صاحبو (.۱۹٤۰:۱٧اغبكيم، ) لعل ىذا الرضيع اليتيم ىو آخر حلقة ىف سلسلة شقاء طويل
Wa la‘alla dza>lika li ‘asri waqa‘a fi>hi sha>chibihi. Fal-falla>chu idza> ja>‘a ba>‘a kulla ma> yumkinu an yuba>‘a. Man yadri> la‘alla ha>dza> ‘r-radhi>‘ul-yati>mi huwa a>khiru chalaqatin fi> silsilati syiqa>’in thawi>lin (al-Chaki>m, 1940:17).
“Mungkin saja karena kesusahan yang menimpa pemiliknya,
karena seorang petani jika merasa lapar, dia akan menjual segala
sesuatu yang bisa dijual. Siapa yang tahu kalau anak keledai ini
merupakan akhir jalan cerita kesusahannya yang
berkepanjangan” (al-Chaki>m, 1940:17).
Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa petani desa menjual anak
keledai agar dapat bertahan hidup. Keputusan petani desa menjual anak keledai
untuk menghilangkan kesusahan yang menimpa dirinya dan keluarganya.
3) Tokoh utama “Aku” melepaskan anak keledai di kamar mandi hotel
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat Aku melepaskan
anak keledai di kamar mandi hotel adalah sebagai berikut.
: فقال الرجل فاغرا فاه . وإن كنا نطلقو ىف اغبمام: فقلت وقد زبيلت مسكىن ىف الفندق أسبقىن بو على لو كاندة: اغبمام ؟ فلم أرد على إعرتاضو واستغرابو وقلت لو آمرا
(.۱۹٤۰:۱٦اغبكيم، )
Fa qultu wa qad takhayyaltu maskani> fil-funduqi : wa in kunna>
nuthliquhu fil-chamma>m. Fa qa>la ’r-rajulu fa>ghiran fa>hu : al-
chamma>m ? Falam aradda ‘ala> i‘tira>dhihi wa’stighra>bihi wa
qultu lahu a>miran : asbiqni> bihi ‘ala> lau ka>nidatin (al-Chaki>m, 1940:16).
61
“Aku berkata seolah Aku tidak tinggal di hotel, “Bagaimana
kalau kita melepaskannya di kamar mandi?”. Lelaki itu
terbelalak, “Kamar mandi?”. Tanpa komentar Aku
memerintahkan, “Bawa dia ke penginapan” (al-Chaki>m,
1940:16).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku melepaskan anak
keledai di kamar mandi hotel karena Aku tinggal di kamar sebuah hotel. Aku
memerintahkan membawa anak keledai di hotel Aku menginap.
4) Penjual koran mendoakan tokoh utama “Aku”
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat Aku memberi upah
kepada penjual koran adalah sebagai berikut.
وانصرف وىو يرفع يديو أىل السماء . فدفعت إليو ىو اآلخر قطعة فضية لثمها سرورااغبكيم، ) ! ربنا ما حيرق لك علييو كبد ! بيقيو لك ربنا ! ربنا يهنيك بو: ويقول ۱۹٤۰:۲۰.)
Fa dafa‘tu ilaihi huwal-a>khiru qith‘atan fadhiyyatan li tsammiha> suru>ran. Wa’n-sharafa wa huwa yarfa‘u yadaihi ila ’s-sama>’i wa yaqu>lu : Rabbana> yuhni>ka bihi ! Rabbana> yabqi>hi laka ! Rabbana> ma> yucharriqu laka ‘alaihi kabdin (al-Chaki>m, 1940:20).
“Aku pun memberikan kepingan perak sehingga dia gembira
dan berlalu seraya mengangkat tangannya ke langit, dan berdoa,
“Semoga dengannya Tuhan membahagiakanmu,
mengekalkannya untukmu, dan tak menjadikan sakit hatimu!”
(al-Chaki>m, 1940:20).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan penjual koran merasa senang dan
mendoakan untuk Aku karena kebaikan hati Aku telah memberinya kepingan
perak. Penjual koran mendoakan semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan
dan menghilangkan sakit hati Aku.
62
5) Wanita berambut pirang meringankan pekerjaan tokoh utama “Aku”
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat wanita berambut
pirang meringankan pekerjaan Aku adalah sebagai berikut.
فإن اؼبرأة . إذا أذنت فإين أتوىل عنك ىذه اؼبهمة: وقالت ((البزازة))فمدت يدىا كبو (.۲۸: ۱۹٤۰اغبكيم، ) دبثل ىذا العمل وأجدر. على كل أحذق
Fa muddat yadaha> nachwa ((al-baza>zatu)) wa qa>lat : idza> adzdzanta fa inni> atawalla> ‘anka ha>dzihil-muhimmah. Fa innal-mir’ata ‘ala> kulli achdzaqin. Bi mitsli ha>dza>l-‘amalu wa ajdaru (al-Chaki>m, 1940:28).
“Dia menjulurkan tangannya dan meminta dot itu dariku seraya
berkata, “Jika kau mengizinkan, bolehkah saya
menggantikanmu untuk melakukan pekerjaan ini ? Karena
sesungguhnya wanita yang lebih berhak untuk melakukannya”
(al-Chaki>m, 1940:28).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan wanita meminta dot dari Aku seraya
meminta izin untuk menggantikan Aku memberi susu untuk anak keledai.
Sesungguhnya seorang wanita lebih berhak melakukan pekerjaan tersebut.
6) Tabiat tokoh utama “Aku” ketika mendengarkan penjelasan sutradara
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat tabiat Aku ketika
mendengarkan penjelasan sutradara adalah sebagai berikut.
وأنا بطبعى غري قادر على . وجعل يسردىل حكاية طويلة عريضة مل أميز ؽبا رأسا من ذنب (.۱۹٤۰:۳۰اغبكيم، ) اإلصغاء إىل متكلم أكثر من طبس دقائق
Wa ja‘ala yasruduli> chika>yatan thawi>latan ‘ari>dhatan lam ami>zalaha> ra’san min dzanbin. Wa ana> bithab‘i> ghaira qa>dirin ‘alal-ishgha>’i ila> mutakallimi aktsaru min khamsa daqa>’iqin (al-Chaki>m, 1940:30).
“Dia memaparkan cerita panjang lebar yang tak dapat Aku
bedakan mana awal dan akhirnya. Tabiatku adalah tidak tahan
mendengarkan orang berbicara lebih dari lima menit” (al-
Chaki>m, 1940:30).
63
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan Aku tidak dapat berkonsentrasi
mendengarkan pemarapan sutradara dari awal sampai akhir. Hal tersebut
dikarenakan tabiat Aku yang tidak tahan mendengarkan orang berbicara lebih dari
lima menit.
7) Tokoh utama “Aku” menolak ikut bersama sutradara ke desa
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat Aku menolak ikut
serta sutradara ke desa adalah sebagai berikut.
.لو رافقتنا ولبثت معنا ىف ىذه القرية -لدى عملى ىف القاىرة وال أستطيع . ىذا ؿبال: وقلت من فورى . فما سبالكت نفسى+
(. ۱۹٤۰:٤٦اغبكيم، )التخلف يوما
- Lau ra>faqtana> wa labitstu ma‘ana> fi> ha>dzihil-qaryah. + Fa ma> tama>laktu nafsi>. Wa qultu min fu>ri> : ha>dza> macha>lun.
Laday ‘amali> fil-Qa>hirah wa la> astathi>‘u ’t-takhallufi yauman (al-Chaki>m, 1940:46).
- “Andai saja kamu ikut serta dan tinggal bersama kami di
desa”.
+ Aku tak dapat menahan diriku dan segera berkata, “Itu
mustahil. Aku punya pekerjaan di Kairo yang tidak mungkin
Aku tinggalkan” (al-Chaki>m, 1940:46).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku menolak ajakan
sutradara untuk ikut serta ke lokasi syuting dikarenakan Aku memiliki pekerjaan
di Kairo. Pekerjaan tersebut tidak dapat Aku tinggalkan.
8) Tokoh utama “Aku” percaya kepada wanita berambut pirang
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat Aku percaya kepada
wanita berambut pirang adalah sebagai berikut.
تركت اعبحش مع الغادة الشقراء مطمئنا واثقا أنو قد وضع بني يدين رحيمتني رقيقتني
(. ۱۹٤۰:٤۸اغبكيم، )
64
Taraktul-jachsya ma‘al-gha>dati ’sy-syuqra>’i muthma’innan wa>tsiqan annahu qad wadha‘a baina yadaini rachi>mataini raqi>qataini (al-Chaki>m, 1940:48).
“Kutinggalkan anak keledai itu bersama wanita berambut pirang
dengan penuh ketenangan. Aku percaya bahwa dia telah berada
di tangan lembut yang menyayanginya” (al-Chaki>m, 1940:48).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan dengan tenang Aku meninggalkan
anak keledai bersama wanita berambut pirang. Hal tersebut dikarenakan Aku telah
percaya bahwa anak keledai telah bersama seorang wanita yang baik dan
menyayangi anak keledai.
9) Perjalanan menuju desa tidak begitu mulus
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat perjalanan menuju
desa tidak berjalan mulus adalah sebagai berikut.
فلقد كنا نقف ىف الطريق غبظات، كلما إسرتعى التفات اؼبخرج . مل يكن سرينا متصالوقد راقتو كثريا شجرة صبيز ضحمة جيري ىف أصلها جدول يسبح فيو بط . منظر طريف
(.۱۹٤۰:٥٥اغبكيم، ) زوأو
Lam yakun si>rna> muttashilan. Fa laqad kunna> naqifu fi ’th-thari>qi lachzha>tin, kullama> istar‘a> iltafa>tul-Makhraju manzharu thari>fi. Wa qad ra>qatahu katsi>ran syajaratan jumma’izu dhakhmatin yajri> fi> ashliha> jadwalu yasbachu fi>hi bithun wa auzun (al-Chaki>m, 1940:55).
“Perjalanan kami tidak begitu mulus. Setiap kali sutradara itu
menemukan pemandangan aneh, kami berhenti sejenak. Dia
sangat menyukai pemandangan pohon al-Jummaiz yang
mengalir air di bawahnya, dengan bebek-bebek berenang” (al-
Chaki>m, 1940:55).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa perjalanan menuju desa tidak
berjalan mulus karena berhenti sejenak setiap menemukan pemandangan aneh di
pinggir jalan. Sang sutradara menyukai pemandangan pohon al-Jummaiz yang di
bawahnya terdapat air mengalir dan bebek-bebek berenang.
65
10) Anak-anak kecil Mesir yang berpenyakit
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat anak-anak kecil
Mesir berpenyakit adalah sebagai berikut.
وىذه العلل بالذات . ما من صىب ىف ريف مصر مل تنهش جسمو األنكلستوما والبلهارسيااغبكيم، )وتنطفئ شعلة الذكاء . فيهبط مستوى اإلدراك. ؽبا فعل يصيب العقل أيضا
۱۹٤۰:٥٧.)
Ma> min shabiyyin fi> ri>fin Mishra lam tanhasy jismahul-Ankilustu>ma> wal-Balha>risiyya>. Wa ha>dzihil-‘ilalu bi ’dz-dza>ti laha> fi’lun yushi>bul-‘aqla aidzan. Fa yahbathu mustawal-’idra>ka. Wa tanthafi’u syu‘lata ’dz-dzaka>’i (al-Chaki>m, 1940:57).
“Tak ada satupun anak kecil di desa Mesir yang tak pernah
dimasuki Anklastoma dan Balharsia. Penyakit-penyakit ini
khususnya yang juga mempengaruhi kerja aktif otak, sehingga
menurunkan daya tangkap dan mematikan sumbu kecerdasan”
(al-Chaki>m, 1940:57).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa anak-anak Mesir terjangkit
penyakit Anklostoma dan Balharsia. Hal tersebut dapat menurunkan daya
tangkap anak-anak dan berakibat fatal mematikan sumbu kecerdasan otak.
11) Istri kamerawan memohon pamit
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat istri kamerawan
mohon pamit adalah sebagai berikut.
فقد كانت ىف إنتظارىا نساء من أىل القرية. واستأذت ىف النزول. فنهضت زوجة اؼبصور
(.۱۹٤۰:٧۱اغبكيم، )
Fa nahadhat zaujatul-mushawwiru. Wastu’idzat fi ’n-nuzu>li. Fa qad ka>nat fi> intizha>riha> nisa>’un min ahlil-qaryah (al-Chaki>m, 1940:71).
“Istri kamerawan bangkit dan memohon pamit untuk turun,
karena para perempuan desa sedang menunggunya” (al-Chaki>m,
1940:71).
66
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa istri kamerawan memohon
pamit untuk turun. Hal tersebut dikarenakan para perempuan desa telah
menunggunya.
12) Tokoh utama “Aku” tidak melanjutkan kisahnya
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat Aku tidak
melanjutkan kisahnya adalah sebagai berikut.
وصمت ىف اغبال فقد قطع حديثى صوت غريب دوى ىف الفضاء الساكن، ألقى (.۱۹٤۰:۹۰اغبكيم، )االضطراب واػبوف ىف نفوسنا
Wa shumtu fil-cha>li faqad qatha‘a chadi>tsi> shautu ghari>bin dawa> fil-fadha>’i ’s-sa>kini, alqal-idhthira>bu wal-khaufu fi> nufu>sina> (al-Chaki>m, 1940:90).
“Aku tak dapat melanjutkan kisahku, karena tiba-tiba suara aneh
terdengar berlalu di udara yang tenang, dan membuat perasaan
merinding” (al-Chaki>m, 1940:90).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku tidak dapat melanjutkan
kisah karena di udara yang tenang terdengar suara aneh. Suara tersebut membuat
perasaan takut dan merinding.
13) Tokoh utama “Aku” merasa gembira
Kutipan yang menunjukkan kausalitas atau sebab-akibat Aku merasa gembira
adalah sebagai berikut.
أن ينبغىفقلت ىف نفسى إن تلطفو ىب. وذىب فسرىن منو أنو مل يذكر شيئا عن اغبوار (.۱۹٤۰:۱۲٦اغبكيم، ) يقابل مىن دبثلو
Wa dzahaba fa sarrani> minhu annahu lam yudzkar syai’an ‘anil-chiwa>ri. Fa qultu fi> nafsi> in talthafahu bi> yanbaghi> an yuqa>bala minni> bi mitslihi (al-Chaki>m, 1940:126).
“Dia pergi tanpa membicarakan satu hal pun tentang dialog itu
dan Aku pun gembira. Aku berkata dalam hati bahwa
67
kebaikannya ini harus dibalas dengan kebaikan juga” (al-
Chaki>m, 1940:126).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku merasa senang karena
sutradara tidak membicarakan tentang dialog. Aku berpendapat bahwa hal
tersebut merupakan kebaikan hati dari sang sutradara. Aku berkeinginan untuk
membalas kebaikan tersebut.
d. Plausibilitas
Sebuah karya sastra dikatakan plausible jika memiliki alasan-alasan yang
logis atau masuk akal. Jika tindakan tokoh benar-benar mengikuti kepribadian
yang telah diketahui sebelumnya maka cerita itu masuk akal. Dalam situasi
khusus, tokoh bertindak sesuai dengan apa yang memang harus dilakukan.
Adapun pemaparan plausibilitas dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
1) Sutradara tidak putus asa dalam menghadapi tokoh utama “Aku”
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika sutradara
tidak putus asa dalam menghadapi Aku adalah sebagai berikut.
!كما كدت أيأس من نفسى . إنك ال شك قد يئست مىن. أرجو اؼبعذرة -
يسمى ـبرجا أنا أيأس ؟ اؼبخرج الذى ييأس ال ينبغى أن: فأجاب ىف إبتسامة +
(.۱۹٤۰:٤٤اغبكيم، )
- Arjul-ma‘dzirah. Innaka la> syakka qad ya’ista minni>. Kama> kadat aya’su min nafsi> !
+ Fa aja>ba fi> ibtisa>mah : ana> aya’su ? al-mukhriju ’l-ladzi> yai’asu la> yanbaghi> an yusamma> makhrajan (al-Chaki>m, 1940:44).
- “Maaf, pasti engkau telah putus asa denganku sebagaimana
Aku telah putus asa dengan diriku sendiri !”.
+ Dia menjawab dengan tersenyum, “Aku? Putus asa? Seorang
sutradara yang putus asa tak berhak mendapat gelar
sutradara” (al-Chaki>m, 1940:44).
68
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara tidak putus asa
dalam menghadapi Aku. Hal tersebut didasari bahwa seorang sutradara pantas
mendapat gelar sutradara jika tidak mudah putus asa.
2) Wanita berambut pirang meminta maaf kepada tokoh utama “Aku”
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika wanita
berambut pirang meminta maaf kepada Aku adalah sebagai berikut.
اغبكيم، ) مل أستطع مع األسف أن أصنع لو شيًئا: فابتسمت وقالت ىف قلق وحزن ۱۹٤۰:٥۰.)
Fabtasamat wa qa>lat fi> qalaqin wa chazanin : lam astathi’ ma‘al-asifi an ashna‘a lahu syai’an (al-Chaki>m, 1940:50).
“Dia tersenyum dan berkata dengan gugup, “maaf saja, Aku tak
mampu berbuat apa-apa untuknya” (al-Chaki>m, 1940:50).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa wanita berambut pirang
meminta maaf kepada Aku karena anak keledai tetap tidak mau minum susu.
Wanita tersebut tidak dapat berbuat apa-apa untuk anak keledai.
3) Anak keledai bernama Filsuf
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal anak keledai
bernama Filsuf adalah sebagai berikut.
ما اظبو ؟. أطوارك تدىشن -اغبكيم، ) ((الفيلسوف))لكىن أحب لو دعوتو . مل أطلق عليو بعد اظبا من األظباء +
۱۹٤۰:٥۲.)
- Athwa>raka tudahhisyuni>. Masmuhu ? + Lam athliq ‘alaihi ba‘da isman minal-asma>’. La>kinni>
uchibbu lau da‘watahu ((al-Fi>lusu>fu)) (al-Chaki>m, 1940:52).
- “Kelakuanmu menakjubkan, siapakah namanya ?”
69
+ “Aku belum memutuskan nama untuknya, tetapi Aku suka
memanggilnya dengan Filsuf” (al-Chaki>m, 1940:52).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku belum memutuskan
nama yang tepat untuk anak keledainya. Aku lebih senang memanggilnya dengan
sebutan “Filsuf”.
4) Tokoh utama “Aku” adalah seorang penyayang binatang
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal Aku seorang
penyayang binatang adalah sebagai berikut.
:زوجة اؼبصور قائلة . كال يا سيدى، بل سيفهم من ذلك أنك فبن حيبون اغبيوان - (.۱۹٤۰:٦٥اغبكيم، )نعم، أحبها كثريا . أما ىذا فصحيح +
Zaujatul-Mushawwiru qa>’ilatan : - kalla> ya> sayyidi>, bal saifuhum min dza>lika annaka mimman
yuchibbu>nal-chayawa>n. + Amma> ha>dza> fa shachi>chun. na‘am, uchibbuha> katsi>ran (al-
Chaki>m, 1940:65).
“Istri kamerawan itu menoleh padaku seraya berkata, - “Bukan begitu tuanku, tapi akan tersirat dari sana bahwa kau
adalah salah seorang yang menyayangi binatang”. + “Kalau demikian maksudnya, itu benar. Ya, Aku memang
sangat menyukainya” (al-Chaki>m, 1940:65).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa istri kamerawan memuji
Aku adalah seseorang yang menyayangi binatang. Aku membenarkan perkataan
tersebut.
5) Tokoh utama “Aku” menghindari pembicaraan dengan sutradara
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika Aku
menghindari pembicaraan dengan sutradara adalah sebagai berikut.
70
فرأيت السالمة ىف أن أذبنب الليلة ىذا اغبديث، فنهضت أحبث عن شيء يشغلنا عنو
(.۱۹٤۰:۹٤اغبكيم، )
Fa ra’aitu ’s-sala>mah fi> an atajannaba ’l-lailati ha>dzal-chadi>tsu, fa nahadhtu abchatsu ‘an syai’in yusyaghghiluna> ‘anhu (al-Chaki>m, 1940:94).
“Aku melihat bahwa lebih aman kalau Aku menjauh dari
perbincangan malam ini, maka Aku bangkit mencari sesuatu
yang dapat menyibukkan kami dari kisah itu” (al-Chaki>m,
1940:94).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku menghindari
perbincangan bersama sutradara dengan mencari sesuatu untuk menyibukkan diri.
Aku melakukan hal tersebut agar dapat mengalihkan pembicaraan.
6) Tokoh utama “Aku” memiliki kehidupan yang berpindah-pindah
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika Aku
memiliki kehidupan yang berpindah-pindah tempat adalah sebagai berikut.
فما تركت . وال عنوان دائم. مكان معروف ىلوىكذا قضيت حياتى متنقال، تائها ليس (.۱۹٤۰:۱۱۳اغبكيم، ) فندقا مل أنزلو وال نزال مل أىبطو
Wa ha>kadza> qadhaitu chaya>ti> mutanaqqilan, ta>’aha> laisa li> maka>nin ma‘ru>fin. Wa la> ‘unwa>nin da>’imin. Fama> taraktu funduqan lam anzilhu wa la> nazalan lam ahbithhu (al-Chaki>m, 1940:113).
“Demikianlah Aku menjalani hidup dengan berpindah-pindah,
tersesat tanpa tau tempat atau alamat yang jelas. Tak ada hotel
atau penginapan yang tak pernah Aku tempati” (al-Chaki>m,
1940:113).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku adalah seseorang
dengan kehidupan yang tidak menetap. Aku berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Sampai-sampai hampir semua hotel atau penginapan pernah
menjadi tempat tinggal Aku.
71
7) Pembantu seorang Noubi yang memata-matai tokoh utama “Aku”
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal pembantu seorang
Noubi yang memata-matai Aku adalah sebagai berikut.
ويضع ((اعبراموفون ))وربريت أمره فعلمت أنو يرتبس ىب حىت أخرج ىف الصباح، فيدير (.۱۹٤۰:۱۱۳اغبكيم، ) ((موزار ))و ((بيتهوفن ))ما يقع ىف يده من أعمال
Wa tachraitu amrahu fa ‘alimtu annahu yatarabbashu bi> chatta> akhraja fi ’sh-shaba>chi, fa yudi>ru ((al-jara>mu>fu>n)) wa yadha‘u ma> yaqa‘u fi> yadihi min a‘ma>lin ((bi>tahu>finun)) wa ((mu>za>run)) (al-Chaki>m, 1940:113).
“Aku menyelidikinya dan ternyata dia memata-mataiku. Ketika
Aku keluar pada pagi hari, dia memutar gromofon dan
meletakkan apa yang dia dapati dari piringan yang ternyata
adalah piringan Beethoven dan Mozart” (al-Chaki>m, 1940:113).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa pembantu Aku, seorang
Noubi, mematai-matai Aku di pagi hari. Dia mendengarkan lagu Beethoven dan
Mozart dengan memutar gromofon ketika Aku keluar rumah.
8) Seorang koki yang tidak mahir
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal seorang koki yang
tidak mahir dalam pekerjaannya adalah sebagai berikut.
مث قصر وتراخى حىت صار . أما الطاىى فقد كان ييدى االبتكار ىف الوانو أول األمر (.۱۹٤۰:۱۱٤اغبكيم، ) الطعام ضربا من الروتني ال طعم لو
Amma> ’th-tha>hi> faqad ka>na yubdal-intika>ru fi> alwa>nihi awwalul-amri. Tsumma qasharun wa tara>khi> chatta> sha>ra ’th-tha‘a>mu dharban mina ’r-ru>ti>ni la> tha‘mun lahu (al-Chaki>m, 1940:114).
“Adapun koki, awalnya dia tampak mahir menggunakan
tangannya. Kemudian kemampuannya menurun sampai-sampai
makanan yang dibuatnya terasa hanya sebagai pekerjaan rutin,
karena tak ada rasanya” (al-Chaki>m, 1940:114).
72
Berdasarkan kutiapan di atas menjelaskan bahwa kemampuan koki yang
menurun dalam memasak makanan untuk Aku. Dia memasak hanya sebagai
pekerjaan rutin sehingga masakannya terasa hambar.
9) Sopir yang tidak mendengarkan tokoh utama “Aku”
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal seorang sopir yang
tidak patuh kepada Aku adalah sebagai berikut.
فأنا أبغض السرعة . يسرع أما السائق فال يريد أن يصغى إىل رجائى كلما طلبت إليو أال (.۱۹٤۰:۱۱٥اغبكيم، )
Amma ’s-sa>’iqu fa la> yuri>du an yashgha> ila> raja>’i> kullama> thalabtu ilaihi alla> yasra‘a. Fa ana> abghadhu ’s-sur‘ah (al-Chaki>m, 1940:115).
“Adapun sopir, dia tak pernah mendengarkan perintahku ketika
Aku suruh untuk tidak mengebut meskipun Aku telah
mengatakan padanya bahwa Aku tidak terburu-buru karena
memang tak ada yang Aku buru” (al-Chaki>m, 1940:115).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa seorang sopir yang tidak
mendengarkan perintah Aku sebagai majikannya. Sopir tetap mengebut meskipun
Aku telah memperingatkan bahwa Aku tidak terburu-buru untuk sampai ke tempat
tujuan.
10) Tokoh utama “Aku” menyelinap diantara para undangan
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika Aku
menyelinap diantara para undangan adalah sebagai berikut.
مث انسللت من بني اعبميع وانطرحت فوق مقعد طويل اتأمل الصحراء اؼبمتدة أمامى (.۱۹٤۰:۱۲۸ اغبكيم،) كأهنا البحر
Tsumma in-salaltu min bainil-jami>‘i wa’n-tharachtu fauqa maq‘adi thawi>lin ata’ammalu ’sh-shachra>’al-mumtadatu ama>mi> ka’annahal-bachru (al-Chaki>m, 1940:128).
73
“Akhirnya Aku menyelinap di antara para hadirin, dan duduk di
atas kursi panjang sambil memperhatikan padang pasir yang
terbentang dihadapanku bagaikan lautan” (al-Chaki>m,
1940:128).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku menghindari
perkumpulan dengan cara pergi menyelinap diantara para tamu undangan. Aku
duduk menyendiri di kursi panjang sambil memperhatikan padang pasir yang luas.
11) Tokoh utama “Aku” menjelaskan kepribadiannya kepada wanita
yang diundang
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika Aku
menjelaskan kepribadiannya kepada wanita yang diundang adalah sebagai berikut.
فأنا لست بارع اغبديث وال حاضر الذىن، وال ظريف اجملليس، وال أصلح للكالم ىف (.۱۹٤۰:۱۳۰اغبكيم، )الناس
Fa ana> lastu ba>ri‘ul-chadi>tsi wa la> cha>dhiru ’dz-dzahni, wa la> zhari>fil-majlisi, wa la> ashlachu lil-kala>mi fi ’n-na>si (al-Chaki>m, 1940:130).
“Aku ini bukanlah orang yang suka berkumpul. Aku bukanlah
orang yang pandai berkata-kata, suka berguyon dalam
kumpulan, dan tak bisa berbicara dihadapan orang banyak” (al-
Chaki>m, 1940:130).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku memiliki kepribadian
yang tertutup. Aku tidak suka berkumpul dan tidak pandai berkata-kata. Aku juga
tidak bisa berbicara dihadapan orang banyak.
12) Sejak kecil tokoh utama “Aku” menghindari kemegahan dunia
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal sejak kecil Aku
menghindari kemegahan dunia adalah sebagai berikut.
74
انصرفت منذ عهود الصبا عن مباىج اغبياة الىت تغرى الشبان والفتيان إىل تلك اؼبرآة الىت (.۱۹٤۰:۱۳۲اغبكيم، ) أرى فيها نفسى
Insharaftu mundzu ‘uhu>di ’sh-shiba> ‘an muba>hajil-chaya>ti ’l-lati> tughra ’sy-syubba>nu wal-fataya>nu ila> tilkal-mir’a>tu ’l-lati> ara> fi>ha> nafsi> (al-Chaki>m, 1940:132).
“Sejak kecil Aku lari dari kemegahan kehidupan yang
menghanyutkan para pemuda-pemudi, menuju sebuah cermin
agar dapat memperhatikan diriku di dalamnya” (al-Chaki>m,
1940:132).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sejak kecil Aku memiliki
kebiasaan menghindari kemegahan kehidupan yang biasa menghanyutkan para
pemuda-pemudi seusianya. Aku lebih senang berlama-lama memperhatikan
dirinya sendiri di hadapan sebuah cermin.
13) Tokoh utama “Aku” melupakan Mesir dan pekerjaan
Kutipan yang menunjukkan plausible atau masuk akal ketika Aku
melupakan Mesir dan segala sesuatu tentang pekerjaan adalah sebagai berikut.
والـبرجا . وال سينما. ومل أذكر سيناريو. وىنا نسيت كل النسيان مصر وشئون مصر (.۱۹٤۰:۱٤۱اغبكيم، )والحوارًا
Wa huna> nasi>tu kulla ’n-nisya>ni Mishra wa syu’u>nu mishra. Wa lam adzkuru si>na>riyu. Wa la> si>nima>. Wa la> Makhrajan wa la> khiwa>ran (al-Chaki>m, 1940:141).
“Aku melupakan Mesir dan segala pekerjaannya. Aku tidak
mengingat skenario, film, sutradara, dan dialog” (al-Chaki>m,
1940:141).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku telah melupakan
segala sesuatu yang telah terjadi di Mesir termasuk pekerjaanya. Aku melupakan
skenario, film, sutradara dan dialog.
75
e. Konflik-konflik
Setiap karya sastra memiliki konflik internal yang hadir melalui hasrat dua
karakter atau hasrat karakter dengan lingkungannya. Konflik-konflik merupakan
subordinasi satu konflik utama yang bersifat eksternal, internal atau keduanya.
1) Konflik Eksternal
Konflik eksternal merupakan konflik yang terjadi diantara seorang tokoh
dengan sesuatu yang ada di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam,
ataupun lingkungan manusia. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam
hati atau jiwa tokoh cerita. Kedua konflik tersebut tereduksi menjadi satu konflik
utama. Konflik utama selalu bersifat fundamental, membenturkan sifat-sifat dan
kekuatan tertentu dan membawa cerita sampai klimaks. Konflik eksternal pada
novel CaC adalah sebagai berikut.
a) Konflik antara penjual koran dengan penjual keledai
Kutipan yang menunjukkan penjual koran bersikeras menawar harga anak
keledai yang semula Lima Puluh Piester menjadi Tiga Puluh Piester adalah
sebagai berikut.
:فأطبق الفالح يده على عنق اعبحش وصاح !ىو فرخة رومى ! ثالثني قرش - !عيب يا جدع انت ترد على البك الكالم + (.۱۹٤۰:۱۳اغبكيم، ) !ع برايز بواهلل ما أفرط فيو بأقل من أر -
Fa athbaqal-falla>chu yadahu ‘ala> ‘unuqil-jachsyi wa sha>cha : - Tsala>tsi>na qurusyin ! huwa farkhatan ru>mi>. + ‘Aibun ya> jud‘in anta taruddu ‘alal-bikal-kala>mi ! - Wa ’l-La>hu ma> afrathu fi>hi bi aqalla min arba‘a bara>yizin !
(al-Chaki>m, 1940:13).
76
“Petani itu menepukkan tangannya di punggung anak keledainya
seraya berteriak,
- “Tiga Puluh Piester itu seekor ayam kalkun!”
+ “Beraninya kau menentang ucapan Beek!”
- “Demi Allah Aku takkan menjualnya kurang dari Empat
Puluh Piester!” (al-Chaki>m, 1940:13).
Klimaks konflik antara penjual koran dan penjual keledai adalah kemenangan
perjual koran yang berhasil menawar harga anak keledai menjadi Tiga Puluh
Piester. Penjual koran mengatakan bahwa itu adalah jual beli yang sah.
b) Konflik antara tokoh utama “Aku” dengan anak keledai
Konflik pada bagian tersebut memiliki beberapa bagian, yaitu:
a. Tokoh utama “Aku” telah memberi secangkir susu kepada anak keledai
akan tetapi dia tidak meminumnya. Seperti dalam kutipan berikut.
فإذا ىو جامد ال يتحرك. وانتظرت أن يرشف ىذا الصديق من اللنب رشفة أو رشفتني (.۲۲-۱۹٤۰:۲۱اغبكيم، )
Wa’n-tazhartu an yursyifa ha>dza ’sh-shadi>qu mina ’l-labani rasyfatan au rasyfataini. Fa idza> huwa ja>midun la> yatacharraku (al-Chaki>m, 1940:22).
“Aku menunggu kalau-kalau saja sahabatku itu menghirup satu
atau dua sedotan dari susu itu. Namun ternyata dia diam tak
bergerak” (al-Chaki>m, 1940:22).
Klimaks konflik tersebut adalah anak keledai yang berumur dua
hari tidak dapat minum susu menggunakan cangkir melainkan langsung
dari induk keledai yang baru melahirkan atau menggunakan dot.
b. Petani desa mengabarkan bahwa Filsuf tetap tidak mendekati susu baik
yang induk keledai melahirkan maupun yang mengandung. Seperti dalam
kutipan berikut.
77
قد عرضوا عليو كل أتانة والدة وحبلى ىف القرية، فما قبل أن يدنو من ثديها، وأصر على (.۱۹٤۰:۱۱۹اغبكيم، ) ىذا الصوم الصوىف
Qad ‘aradhu> ‘alaihi kulla ata>natin wa>lidatin wa chabla> fil-qaryah, fama> qabla an yadnuwa man tsaddi>ha>, wa asharra ‘ala> ha>dza ’sh-shaumi ’sh-shaufi> (al-Chaki>m, 1940:119).
“Mereka telah membawanya keliling ke seluruh keledai, baik itu
yang baru saja melahirkan maupun yang sedang mengandung di
desa ini. Tapi dia tidak mau mendekati susunya dan tetap
melakukan puasa sufi” (al-Chaki>m, 1940:119).
Klimaks konflik tersebut adalah Aku menyerahkan Filsuf kepada
salah seorang petani untuk mengembalikan ke tempat semula. Tempat
Filsuf menunggu ajal mati yang sudah pasti menjemput sepanjang masa.
c) Konflik antara tokoh utama “Aku” dengan sutradara
Konflik pada bagian tersebut memiliki beberapa bagian, yaitu:
a. Tokoh utama “Aku” telah menolak kerjasama dengan sutradara yaitu
berupa pembuatan dialog. Hal tersebut dikarenakan Aku telah
menetapkan waktu untuk bepergian. Seperti dalam kutipan berikut.
.وقد حددت موعد السفر والنتهى األمر. فقد انتهى موسم عملى - .فسألىن الرجل
ومىت السفر ؟ + (.۱۹٤۰:۳۲اغبكيم، ) ىف أوائل يوليو -
- Fa qad intaha> mu>simu ‘amali>. Wa qad chadadtu mau‘idu ’s-safari wan-tahal-amra.
Fa’s-alni ’r-rajulu : + Wa mata ’s-safaru ? - Fi> awa>’ili Yu>liyu> (al-Chaki>m, 1940:32).
- “Musim pekerjaan telah usai, Aku telah menetapkan waktu
bepergian dan segalanya telah selesai”.
Lelaki itu bertanya padaku,
+ “Kapan kau pergi ?”
- “Pada permulaan Juli” (al-Chaki>m, 1940:32).
78
Klimaks konflik tersebut adalah Aku menyetujui kerjasama yang
ditawarkan oleh sutradara setelah mengetahui royalti dari pekerjaan
tersebut. Aku akan mendapatkan uang sejumlah Tiga Puluh Ribu Frank
dan perusahaan akan membayar uang muka setelah penandatanganan
kontrak.
b. Sutradara meminta tokoh utama “Aku” menghadiri undangan makan
malam bersama keluarga Eropa yang ikut andil dalam kesenian. Aku
bersikeras tidak menghendaki hadir karena tidak suka berkumpul. Seperti
dalam kutipan berikut.
اغبكيم، )فأنا لست رجل ؾبتمعات وال فاءدة ترجى لكم مىن ذلك اؼبساء ۱۹٤۰:۱۲٦.)
Fa ana> lastu rajulun mujtami‘a>tin wa la> fa>’idatun turja> lakum minni> dza>likal-masa>’u (al-Chaki>m, 1940:126).
“Aku bukan orang yang suka berkumpul, jadi tak ada
manfaatnya kalian mengundangku untuk datang ke makan
malam itu” (al-Chaki>m, 1940:126).
Klimaks konflik tersebut adalah sutradara mengatakan bahwa ada
mobil yang akan menjemput Aku. Akhirnya, Aku memutuskan untuk
menghadiri acara tersebut.
c. Tokoh utama “Aku” membatalkan perjanjian dengan sutradara karena
keputusasaannya tidak dapat menyelesaikan dialog. Seperti dalam
kutipan berikut.
النتيجة : وأخرجت دفرت الشيكات وقلت . فنهضت وأحضرت أوراق قصتو فدفعتها إليو (.۱۹٤۰:۱۳۹اغبكيم، ) أن أرد مالكم ونفسخ العقد
79
Fa nahadhtu wa achdhartu aura>qa qishshatahu fadafa‘tuha> ilaihi. Wa akhrajtu daftara ’sy-syi>ka>ti wa qultu : a’n-nati>jatu an aradda ma> lakum wa nafsakhul-‘aqdi (al-Chaki>m, 1940:139).
“Aku bangkit mengambil lembaran-lembaran kisahnya dan
memberikan padanya. Aku mengeluarkan daftar cek sambil
berkata, “Hasilnya adalah Aku mengembalikan uang kalian dan
kita batalkan perjanjian ini” (al-Chaki>m, 1940:139).
Klimaks konflik tersebut adalah sutradara tidak dapat menerima
keputusan Aku. Sutradara menginginkan agar Aku memikirkan kembali
keputusannya. Pengunduruan diri Aku merupakan kejutan bagi sutradara.
d. Tokoh utama “Aku” mengutarakan kembali niatnya kepada sutradara
untuk membatalkan perjanjian. Seperti dalam kutipan berikut.
.لقد كنت أفكر ىف طلب إلغاء ىذا العقد -ير الطويل والعمل البطىء، كالوقت أمامك اآلن متسع للتف. ؼباذا ؟ التيأس هبذه السرعة +
(.۱۹٤۰:۱٤٤اغبكيم، ) وسنخطرك بالطبع عند االحتياج إليك
- Laqad kuntu ufakkiru fi> thalabi ilgha>in ha>dzal-‘aqdu. - Lima>dza> ? La> tai’asu bi ha>dzihi ’s-sur‘ah. al-Waqtu
ama>makal-a>na muttasi’un li ’t-tafki>ri ’th-thawi>li wal-‘amalul-bath’i, wa sanakhthuruka bi ’th-thaba‘i ‘indal-ichtiya>ji ilaika (al-Chaki>m, 1940:144).
- “Aku berpikiran untuk membatalkan perjanjian itu”. - “Mengapa? Jangan buru-buru putus asa. Waktu di hadapan
kita sangat luas untuk berpikir panjang dan bekerja lambat.
Kami tentunya akan mengingatmu ketika kami
memerlukanmu” (al-Chaki>m, 1940:144).
Klimaks konflik tersebut adalah sutradara tidak menyetujui
keputusan Aku untuk membatalkan perjanjian. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan film tetap membutuhkannya.
80
d) Konflik antara anak keledai dengan wanita berambut pirang
Kutipan yang menunjukkan konflik antara anak keledai dengan wanita
berambut pirang adalah sebagai berikut.
ال بد . وقد سألت عنك ألخربك أنو رفض كل الرفض أن يشرب اللنب هبذه الطريقة أيضا (.۱۹٤۰:٥۰اغبكيم، ) فيما أرى من أن يرضى من ثدى ضبارة ولدت حديثا
Wa qad sa’altu ‘anka li akhbarika annahu rafadha kulla ’r-rafadhi an yusyraba ’l-labana bi ha>dzihi ’th-thari>qati aidhan. La> budda fi>ma> ara> min an yardha> man tsadda> chima>ratan wulidat chadi>tsan (al-Chaki>m, 1940:50).
“Aku telah menanyakan untuk memberitahukanmu bahwa dia
menolak minum susu itu dengan cara tersebut. Jadi, dia harus
menyusu dari induk keledai yang baru saja melahirkan” (al-
Chaki>m, 1940:50).
Klimaks konflik tersebut adalah wanita berambut pirang memberitahukan
supaya anak keledai miskin tersebut menyusu langsung dari induk keledai yang
baru melahirkan.
e) Konflik antara tokoh utama “Aku” dengan Muhammad Affandi
Tokoh utama “Aku” menjual buku kepada al-Haji yang harganya lebih dari
lima ratus ribu Pound dengan setengah harga. Seperti dalam kutipan berikut.
:حييثىن ساخطا ثائرا صائحا ((ؿبمد أفندى))وإذا ىو اغباج عملها ؟ - عمل إيو ؟ + (.۱۹٤۰:٤۱اغبكيم، ) !كتب شبنها اكثر من طبسائة جنيو يشرتيها تقريبا بنصف القيمة -
Wa idza> ((Muchammadun Afandi>)) yachi>tsuni> sa>khithan tsa>’iran sha>’ichan : - Huwal-cha>jju ‘amaluha> ? + ‘Amala iyyahu ? - Kutiba tsamanuha> aktsaru min khamsa>’atin jani>hin yasytari>ha>
taqri>ban bi nishfil-qi>mah ! (al-Chaki>m, 1940:41).
“Datanglah Muhammad Affandi berteriak padaku,
81
- “Haji itu melakukannya?”. + “Melakukan apa?”. - “Buku-buku yang harganya lebih dari lima ratus Pound dia beli
hanya sekitar setengah harga” (al-Chaki>m, 1940:41).
Klimaks konflik antara Aku dengan Muhammad Affandi adalah Aku
meredakan kegelisahan Muhammad Affandi. Aku mengakui kesalahannya dan
menceritakan kelemahannya didepan kecerdikan al-Haji.
2) Konflik Internal
Konflik internal adanya pertentangan dua keinginan, keyakinan, pilihan
yang berbeda-beda, harapan, ataupun masalah yang terjadi dalam diri tokoh.
Konflik internal dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
a. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” ketika memikirkan tempat untuk
melepaskan anak keledai. Seperti dalam kutipan berikut.
فأنزلو ضيفا علّى يقاظبىن حجرتى حىت العصرمفما الضرر ىف أن يصحبىن اليو
(.۱٧-۱۹۴۰:۱۶اغبكيم، )
Fama ’dh-dhararu fi> an yushachchibunil-yauma fa anzalahu dhaifan ‘alayya yuqa>simuni> chujrati> chattal-‘ashra (al-Chaki>m, 1940:16-17).
“Jadi apa salahnya kalau dia pada hari ini menemaniku,
kujadikan tamuku, dan kubagi kamar dengannya hingga
waktu Ashar” (al-Chaki>m, 1940:16-17).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku membagi kamarnya
untuk anak keledai. Aku menjadikannya tamu dan menamaninya sampai waktu
Ashar.
b. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” terhadap sebuah penulisan.
Seperti dalam kutipan berikut.
82
الكتابة وكل ما : تئذ كراىىت وعداوتى واكبصرت ىف شيء واحدا اظبو قولقد ذبمعت و (.۱۹۴۰:۳۲اغبكيم، ) حيتاج إىل كتابة
Wa laqad tajamma‘tu waqta’idzin kara>hati> wa ‘ada>wati> wanchashartu fi> syai’in wa>chidan ismuhu : al-kita>batu wa kullu ma> yachta>ju ila> kita>bah (al-Chaki>m, 1940:32).
“Pada waktu itu segala kebencianku telah terkumpul pada
sesuatu yang bernama „penulisan dan segala sesuatu yang
butuh penulisan” (al-Chaki>m, 1940:32).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku membenci segala
sesuatu yang berhubungan dengan penulisan. Kebencian tersebut terkumpul
menjadi satu dalam hatinya.
c. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” tentang hakikat seni yang harus
diperhatikan seorang seniman. Seperti dalam kutipan berikut.
كل قوامها ((اغبقيقة))وىذه . إن اغبقيقة الفنية ىي وحدىا الىت جيب أن تعىن الفنان (.۱۹۴۰:۵۶اغبكيم، ) زبري الصور وتنسيقها والشخصية اؼبستقلة والروح اعبديد
Innal-chaqi>qatal-fanniyyati hiya wachdaha ’l-lati> yajibu an tu‘nal-fanna>nu. Wa ha>dzihi ((al-Chaqi>qah)) kullu qawa>miha> tukhayyiru ’sh-shuwari wa tansi>quha> wa ’sy-syakhshiyyatul-mustaqillatu wa ’r-ru>chul-jadi>du (al-Chaki>m, 1940:56).
“Sungguh hakikat seni itulah yang seharusnya diperhatikan
oleh seorang seniman. Hakikat ini segala bentuknya adalah
memilih pemandangan dan mengaturnya hingga menciptakan
suatu makhluk seni yang sempurna, memiliki karekteristik
tersendiri dan kejiwaan yang baru” (al-Chaki>m, 1940:56).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa seorang seniman harus
memperhatikan hakikat seni. Bertujuan seorang seniman mampu menghasilkan
karya yang memiliki karakteristik tersendiri.
d. Konflik batin tokoh utama “Aku” dengan keadaan desa yang kumuh. Seperti
dalam kutipan berikut.
83
(.۵۹-۱۹۴۰:۵۸اغبكيم، ) وال فائدة ترجى منو. إنو الريف القذر الذى أعرفو دائماً
Innahu ’r-ri>ful-qadzri ’l-ladzi> a‘rafahu da>’iman. Wa la> fa>’idatun turja> minhu (al-Chaki>m, 1940:58-59).
“Itulah pedesaan kumuh yang selalu Aku ketahui. Tak ada
faedah yang dapat diharapkan darinya” (al-Chaki>m, 1940:58-
59).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku mengetahui keadaan
desa yang selalu kumuh. Tidak ada yang bisa dimanfaatkan dari sebuah desa yang
kumuh.
e. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” yang merasa ketakutan terhadap
hantu. Seperti dalam kutipan berikut.
اغبكيم، ) شديد اػبوف من العقاربت مع األسف الشديداوأن. فتملكىن رعب۱۹۴۰:٧۴.)
Fa tamlikuni> ra‘bun. Wa ana> syadi>dul-khaufi minal‘aqa>rabtu ma‘al-asifi ’sy-syadi>di (al-Chaki>m, 1940:74).
“Ketakutan segera saja merayap dalam diriku. Maaf saja,
kalau sebenarnya Aku ini takut sekali dengan yang namanya
hantu” (al-Chaki>m, 1940:74).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa secara perlahan Aku
dihinggapi rasa ketakutan. Aku merasakan ketakutan luar biasa dengan sesuatu
yang disebut dengan hantu.
f. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” merasa lemas dan mengantuk
setiap sutradara membahas skenario. Seperti dalam kutipan berikut.
. فشعرت كأن اػبوار والفتور يدبان ىف أعصاىب، وأحسست كأىن موشك التثاؤباغبكيم، ) وأيقنت أن النوم البد ىاجم على إذا ربدث ىذا الرجل ىف قصتو
۱۹۴۰:٧۹.)
84
Fa sya‘artu ka’annal-khiwara wal-futu>ri yadba>ni fi> a‘sha>bi>, wa achsastu ka’anni> mu>syiku ’ala ’t-tatsa>ub. Wa aiqantu anna ’n-nauma la> budda ha>jimun ‘alayya idza> tachaddatsa ha>dza ’r-rajulu fi> qishshatihi (al-Chaki>m, 1940:79).
“Aku merasa kalau rasa lemas itu mulai menggerogoti
sarafku dan hampir membuatku mengantuk. Aku yakin
bahwa tidur akan menyerangku jika lelaki ini mulai bercerita
tentang kisahnya” (al-Chaki>m, 1940:79).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku selalu merasa lemas dan
mengantuk setiap sutradara memulai bercerita tentang kisahnya. Aku yakin
keinginan untuk tidur segera menghinggapi dirinya.
g. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” dalam pencarian jati diri. Seperti
dalam kutipan berikut.
(.۱۹۴۰:۱۳۲اغبكيم، ) بل تأمل الباحث اغبريان. مل يكن تأمل الزىو واالفتتان
Lam yakun ta’ammala ’z-zahwi wal-iftata>ni. Bal ta’ammalal-ba>chitsul-chaira>nu (al-Chaki>m, 1940:132).
“Pencarian itu bukanlah perhatian kebanggaan dan
kecongkakan, melainkan perhatian orang yang sedang
mencari dalam kebingungan” (al-Chaki>m, 1940:132).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa perhatian Aku terhadap
dirinya sendiri bukan perhatian kebanggan dan kesombongan. Perhatian tersebut
adalah perhatian seseorang yang mencari jati diri dalam kebingungan.
h. Konflik batin dalam diri tokoh utama “Aku” sebagai penulis yang tidak bisa
ikut andil dalam sinema. Seperti dalam kutipan berikut.
كل زبضع لو العمل للسينما، ذلك أن السينماذإن الكاتب اغبق ال ديكن أن يل فالكاتب اغبقيقى ىو أيضا ذلك الذى خيضع كل شيء ؼبشيئتو. شيء إلرادة اؼبخرج
(.۱۹۴۰:۱۳٧اغبكيم، )
85
Innal-ka>tibal-chaqqu la> yumkinu an yaludzdza lahul-‘amalu li’s-Si>nima>, dza>lika anna ’s-si>nima> takhdza‘u kulla syai’in li’ira>datil-Makhraji. Fal-ka>tibul-chaqi>qi> huwa aidhan dza>lika ’l-ladzi> yakhdha‘u kulla syai’in li masyi>’atihi (al-Chaki>m, 1940:137).
“Seorang penulis yang sesungguhnya tak mungkin menikmati
pekerjaannya di sinema, karena dalam sinema segalanya
tunduk di bawah sutradara. Seorang penulis yang
sesungguhnya adalah menundukkan segala sesuatu dibawah
kehendaknya” (al-Chaki>m, 1940:137).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa diri Aku sebagai seorang
penulis tidak dapat menikmati bekerja di sinema. Hal tersebut dikarenakan segala
sesuatu dalam sinema harus tunduk dan patuh kepada sutradara. Sedangkan
seorang penulis menginginkan kebebasan sesuai dengan kehendaknya.
3) Konflik Utama dan Klimaks
Konflik utama atau konflik sentral pada novel CaC adalah tokoh utama
“Aku” yang tidak segera menyelesaikan dialog. Hal tersebut terlihat dalam
kutipan berikut ini.
وجهلى اؼبطبق بتفاصيل القصة . على أن فتورا كلما بدأنا الكالم ىف مسألة اغبوار مل يتغرياغبكيم، )حىت النهاية ((السيناريو))الىت سردت على مراراً مل يربح وكسلى عن مطالعة
۱۹۴۰:۴۳-۴۴.)
‘Ala> anna futu>ra> kullama> bada’nal-kala>mi fi> mas’alatil-chiwa>ri lam yataghayyaru. Wa jahlil-mathbaqi bi tafa>shi>lil-qishshati ’l-lati> saradtu ‘alayya mira>ran lam yabrachu wa kasla> ‘an mutha>la‘ati ((a’s-Si>na>riyu>)) chatta ’n-niha>yah (al-Chaki>m, 1940:43-44).
“Ada yang tidak berubah setiap kali kami mulai membicarakan
dialog, yaitu perasaan lemas, kebodohanku akan rincian alur
kisah yang dia utarakan padaku berkali-kali, dan kemalasanku
untuk menelaah kembali skenario hingga akhir” (al-Chaki>m,
1940:43-44).
86
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa tokoh utama “Aku” tidak
segera menyelesaikan dialog karena perasaan lemas dan kebodohan dalam diri
Aku setiap kali bersama sutradara membicarakan dialog. Selain itu, kemalasan
Aku untuk membaca kembali skenario hingga akhir membuat Aku tidak
memahami rincian alur dalam kisah.
Klimaks dari konflik dalam novel CaC adalah tokoh utama “Aku”
membatalkan perjanjian kerjasama dengan sutradara. Hal tersebut terlihat dalam
kutipan berikut ini.
اغبكيم، ) النتيجة أن أرد مالكم ونفسخ العقد: وأخرجت دفرت الشيكات وقلت ۱۹٤۰:۱۳۹.)
Wa akhrajtu daftara ’sy-syi>ka>ti wa qultu : a’n-nati>jatu an aradda ma> lakum wa nafsakhul-‘aqdi (al-Chaki>m, 1940:139).
“Aku mengeluarkan daftar cek sambil berkata, “Hasilnya adalah
Aku mengembalikan uang kalian dan kita batalkan perjanjian
ini” (al-Chaki>m, 1940:139). Berdasarkan analisis konflik-konflik dalam novel CaC bahwa tokoh utama
“Aku” tidak segera menyelesaikan dialog sampai akhirnya Aku berputus asa dan
ingin membatalkan perjanjian kerjasama. Selain itu, Aku juga mengembalikan
uang yang telah Aku terima di awal penandatangan kontrak kerjasama.
2. Karakter
Berdasarkan kedudukannya, ada dua jenis tokoh dalam karya sastra yaitu
tokoh utama dan tokoh bawahan (Stanton, 2012:33). Tokoh utama merupakan
tokoh yang selalu ada dan relevan dalam setiap peristiwa di dalam cerita. Tokoh
bawahan adalah tokoh yang kedudukannya dalam cerita tidak sentral, tetapi
kehadiran tokoh ini sangat penting untuk menunjang tokoh utama. Tokoh
87
bawahan dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dengan porsi
penceritaan yang relatif pendek.
a. Karakter Tokoh Utama
Tokoh utama dalam novel CaC adalah Aku. Adapun karakter tokoh
utama “Aku” adalah sebagai berikut.
1) Gegabah
Kutipan yang menunjukkan tokoh utama “Aku” dengan karakter gegabah
adalah sebagai berikut.
(.۱۹۴۰:۱۴اغبكيم، )لقد سبت الصفقة من حيث ال أرجو ىف حقيقة األمر وال أنتظر
Laqad tamat a’sh-shufqatu min chaitsu la> arju> fi> chaqi>qatil-
amri wa la> antazhiru (al-Chaki>m, 1940:14).
“Perjanjian itu telah dilaksanakan meskipun sesungguhnya Aku
tidak menginginkannya” (al-Chaki>m, 1940:14).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sikap Aku tanpa
memikirkan sebab-akibat ketika mengambil keputusan. Perjanjian yang telah
disepakati tetap berjalan meskipun Aku tidak menginginkan atau tidak
membutuhkan.
2) Pemikir
Kutipan yang menunjukkan tokoh utama “Aku” dengan karakter pemikir
adalah sebagai berikut.
(.۱۹۴۰:۱٧اغبكيم، ) إهنا تشبو نشيىت أحيانًاىف مشيتو
88
Fi> masyaituhu innaha> tasyabbaha masyaiti> achya>nan (al-
Chaki>m, 1940:17).
“Terkadang Aku berpikir bahwa caranya berjalan mirip
denganku” (al-Chaki>m, 1940:17).
Berdasarkan kutipan tersebut tokoh utama “Aku” merasa memiliki
kemiripan dengan anak keledai yang telah menjadi sahabatnya. Aku berpikir
bahwa cara berjalan anak keledai mirip dengannya.
3) Pemurah
Karakter tokoh utama “Aku” yang pemurah yaitu memberikan kepingan
perak kepada seorang pelayan terlihat dalam kutipan berikut ini.
(.۱۹۴۰:۱۹اغبكيم، ) هتا ىف كفوسفأخرجت من جيىب قطعة فضية دس
Fa akhrajtu min jaibi> qith‘atan fadhiyyatan dassastuha> fi> kaffihi
(al-Chaki>m, 1940:19).
“Kukeluarkan kepingan perak dan meletakkan ditelapak
tangannya” (al-Chaki>m, 1940:19).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku memiliki watak yang
pemurah. Aku memberikan upah kepada orang yang telah membantu Aku ketika
dalam kesulitan.
4) Pemalas
Kutipan yang menunjukkan tokoh utama “Aku” dengan karakter pemalas
adalah sebagai berikut.
89
اغبكيم، ) على اإلصغاء إىل متكلم أكثر من طبس دقائق وأنا بطبعى غري قادر۱۹۴۰:۳۰.)
Wa ana> bi thab‘i> ghaira qa>dirin ‘alal-ishgha>’i ila> mutakallimi aktsaru min khamsa daqa>’iqin (al-Chaki>m, 1940:30).
“Tabiatku adalah tidak dapat tahan mendengarkan orang
berbicara lebih dari lima menit” (al-Chaki>m, 1940:30).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku memiliki kebiasaan
yang tidak dapat mendengarkan orang berbicara lebih dari lima menit. Hal
tersebut yang menjadikan Aku sebagai pemalas.
5) Tergiur harta dunia
Karakter Aku yang terpengaruh dengan harta dunia terlihat dalam kutipan
berikut ini.
وأدركت أن اؼبال قدير أحيانا على تقرير مصري األشياء . وعندئذ شعرت بسلطان اؼبال (.۱۹۴۰:۳۶اغبكيم، )
Wa ‘inda’idzin sya‘artu bi sultha>nil-ma>li. Wa adraktu annal-ma>la qadi>run achya>nan ‘ala> taqri>ri mashi>rul-asyya>’i (al-Chaki>m, 1940:36).
“Pada saat itulah Aku mulai merasakan betapa kuatnya
pengaruh harta, dan Aku mengetahui bahwa harta itu terkadang
mampu menentukan pengambilan suatu keputusan” (al-Chaki>m,
1940:36).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku merasakan pengaruh
harta yang kuat. Aku menyadari bahwa harta dapat mempengaruhi seseorang
dalam pengambilan keputusan.
6) Terenyuh
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter terenyuh adalah sebagai
berikut.
90
. ولقد انقبض صدرى منو. إنو منزل يشعر زائره بأن صاحبو غىن اعبيب فقري الروح (.۱۹۴۰:۶۲اغبكيم، )وضاقت نفسى
Innahu manzilun yasy‘uru za>’irahu bi anna sha>chibihi ghanal-jaibu faqi>ru ‘r-ru>ch. Wa laqad inqabadha shadri> minhu. Wa dha>qat nafsi> (al-Chaki>m, 1940:62).
“Rumah itu menggambarkan bahwa pemiliknya kaya kantong,
tapi miskin ruhani. Hatiku menjadi terenyuh karenanya” (al-
Chaki>m, 1940:62).
Berdasarkan kutipan tersebut Aku merupakan orang yang sangat
menjunjung tinggi nilai seni. Aku merasa terenyuh jika sebuah rumah tidak
memiliki seni keindahan didalamnya.
7) Penyayang binatang
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter penyayang binatang
adalah sebagai berikut.
: والتفتت إىل زوجة اؼبصور قائلة .كال يا سيدى، بل سيفهم من ذلك أنك فبن حيبون اغبيوان -
(.۱۹۴۰:۶۵اغبكيم، )أما ىذا فصحيح، نعم، أحبها كثريا +
Wal-tafatat ilayya zaujatul-Mushawwiru qa>ilah : - Kalla> ya> sayyidi>, bal saifuhum min dza>lika annaka mimman
yuchibbu>nal-chayawa>n. + Amma> ha>dza> fa shachi>ch, na‘am, uchibbuha> katsi>ran (al-
Chaki>m, 1940:65).
“Istri kamerawan menoleh padaku seraya berkata,
- “Bukan begitu tuanku, tetapi akan tersirat dari sana bahwa
kau adalah salah seorang yang menyayangi binatang”.
+ “Kalau demikian maksudnya, itu benar. Aku memang sangat
menyukainya” (al-Chaki>m, 1940:65).
Berdasarkan kutipan di atas, perbincangan antara Aku dengan istri
kamerawan menjelaskan bahwa Aku adalah seseorang yang meyukai dan
menyayangi binatang. Aku membenarkan perkataan istri kamerawan.
91
8) Traumatis
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter trauma adalah sebagai
berikut.
ولئن كنت قد أحببت كثريا روح الريف . ان الصور الىت أضبلها غبياة الريف مؤؼبة أشد األملفإىن كرىت وأكره مظاىر الريف القبيحة وحياة . الربيئة ونفس الفالح السمحة الكردية
(.۱۹۴۰:۴۶اغبكيم، )الفالحني القذرة
Inna ’sh-shuwara ’l-lati> achmiluha> li chaya>ti ’r-ri>fi mu’allimatan asyaddul-alam. Wa la’in kunta qad achbabtu katsi>ran ru>chu ’r-ri>fil-bari>’ati wa nafsul-falla>chi ’s-samchatil-kari>mah. Fa inni> karahtu wa akrahu mazha>hiru ’r-ri>fil-qabi>chati wa chaya>tul-falla>chi>nal-qudzrati (al-Chaki>m, 1940:46).
“Sesungguhnya bayangan pedesaan yang Aku bawa sangatlah
menyakitkan, meskipun dulu Aku menyukai kejiwaan pedesaan
yang tulus dan ruh petani yang mulia. Tapi Aku membenci
pemandangan pedesaan yang buruk dan kehidupan petani yang
jorok” (al-Chaki>m, 1940:46).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa rasa trauma dalam diri
Aku adalah membenci pemandangan desa yang buruk serta petani desa yang
jorok. Hal tersebut tetap membayangi Aku meskipun Aku mengetahui bahwa di
dalam pedesaan terdapat kejiwaan yang tulus dan para petani yang mulia.
9) Penakut
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter penakut adalah sebagai
berikut.
. إىن أرىب األشباح. فارذبفت وعلمت أىن لن أغمض جفنا طول ليلى ىف ىذه اغبجرة (.۱۹۴۰:٧۵اغبكيم، )وإنو ليخلىن أن أعرتف هبذه اغبقيقة
Far-tajaftu wa ‘alimtu anni> lan aghmadha jafanan thu>lu laili> fi> ha>dzihil-chujrati. Inni> arhabul-asyba>cha. Wa innahu la yachjuluni> an a‘tarifa bi ha>dzihil-chaqi>qah (al-Chaki>m, 1940:75).
92
“Aku tahu bahwa Aku takkan dapat memejamkan mata
sepanjang malam diruangan ini. Aku takut dengan hantu dan
Aku malu untuk mengakui hal ini” (al-Chaki>m, 1940:75).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku adalah seseorang
yang takut dengan hantu dan Aku malu mengakuinya. Aku mengetahui bahwa
dirinya tidak akan bisa memejamkan mata sepanjang malam.
10) Menghindari tanggung jawab
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter menghindari tanggung
jawab adalah sebagai berikut.
فرأيت السالمة ىف أن أذبنب الليلة ىذا اغبديث، فنهضت أحبث عن شيء يشغلنا عنو (.۱۹۴۰:۹۴اغبكيم، )
Fa ra’aitu ‘s-sala>mata fi> an atajannaba ’l-lailatu ha>dzal-chadi>tsu, fanahadhtu abchatsu ‘an syai’in yusyaghghiluna> ‘anhu (al-Chaki>m, 1940:94).
“Aku melihat bahwa lebih aman kalau Aku menjauh dari
perbincangan ini, maka Aku bangkit mencari sesuatu yang dapat
menyibukkan kami dari kisah itu” (al-Chaki>m, 1940:94).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku menghindari
tanggung jawab dengan menjauhi setiap perbincangan mengenai dialog yang
menjadi tanggung jawabnya. Aku bangkit dan mencari sesuatu untuk
menyibukkan diri.
11) Peduli
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter peduli adalah sebagai
berikut.
ىل أظبعت اؼبرآة اؼبصرية آراءك ىذه ؟ - :فقلت من فورى
93
فإىن من أشد الكتاب عناية بشئوهنا . إىن ال أترك مناسبة دون أن أظبعها آرائى فيها + (.۱۹۴۰:۱۰۲اغبكيم، )
- Hal asma‘tal-mar’atul-Mishriyyati a>ra>’aka ha>dzihi ?
Fa qultu min fu>ri> : + Inni> la> atruku muna>sibatan du>na an asama‘aha> a>ra>’i> fi>ha>. Fa
inni> man asyaddul-kutta>bu ‘ina>yatan bi syu’u>niha> (al-Chaki>m, 1940:102).
- “Apakah wanita Mesir telah mendengar pendapatmu ?”
Segera Aku berkata,
+ “Aku tidak akan meninggalkan setiap kesempatan tanpa
mengutarakan pendapatku padanya, karena Aku adalah salah
satu penulis paling keras yang menjaga kepentingannya” (al-
Chaki>m, 1940:102).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa kepedulian Aku terlihat
ketika mengutarakan pendapat untuk membela kaum wanita Mesir. Aku adalah
seseorang yang paling keras menjaga kepentingannya.
12) Jujur
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter jujur adalah sebagai
berikut.
اغبكيم، )إىن رجل ال أحب أن أكذب على نفسى، ولكىن أحب أن يكذب علىَّ الناس ۱۹۴۰:۱۰۴.)
Inni> rajulun la> achabbu an akdziba ‘ala> nafsi>, wa la>kinni> achabbu an yukadzdziba ‘alayya ’n-na>su (al-Chaki>m, 1940:104).
“Aku seorang lelaki yang tak suka membohongi diriku sendiri,
tetapi Aku suka orang lain berbohong kepadaku” (al-Chaki>m,
1940:104).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku adalah seseorang
yang jujur terbukti Aku tidak pernah membohongi diri sendiri. Hal tersebut
94
sebagai tanda penghargaan pada diri sendiri. Selain itu, Aku lebih menyukai orang
lain berbohong tentang dirinya, dan Aku tidak akan mempermasalahkannya.
13) Menyukai kebebasan
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter menyukai kebebasan
adalah sebagai berikut.
يعيش ىف جو ((مطلق))فأنا رجل . إن اغبمل سيكون ثقيال عليها والتبعة جسيمة (.۱۹۴۰:۱۰۴اغبكيم، ) ((اؼبطلق))
Innal-chamla sayaku>nu tsaqi>lan ‘alaiha> wa ’t-tabi‘atu jasi>matan. Fa ana> rajulun ((muthliqun)) ya‘i>syu fi> jawwi ((al-muthlaqi)) (al-Chaki>m, 1940:104).
“Beban itu akan terasa berat baginya, dan Aku ini seorang lelaki
bebas yang hidup di udara bebas” (al-Chaki>m, 1940:104).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku adalah seorang lelaki
yang menyukai kebebasan. Aku tidak menginginkan membebani dan merepotkan
orang lain.
14) Imajinatif
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter imajinatif adalah sebagai
berikut.
آه، لقد استطاع . زبيلتو يوم وضع رأسو ىف كفى كأنو يفكر لو أنو كان يفكر مثلنا برأسو (.۱۹۴۰:۱۴۶اغبكيم، ) ((الصفاء))ىذا الفيلسوف الصغري أن يبلغ قمة
Takhayyaltuhu yauma wadh‘a ra’sahu fi> kafii> ka’annahu yufakkiru lau annahu ka>na yufakkiru mitslana> bi ra’sihi. A>h, laqad istatha>‘a ha>dzal-Fi>lusu>fu ’sh-shaghi>ru an yablugha qimatun ((a’sh-Shafa>’u)) (al-Chaki>m, 1940:146).
“Aku membayangkan ketika dia meletakkan kepalanya di
telapak tanganku seolah-olah dia sedang berpikir. kalau saja dia
berpikir seperti kita dengan kepalanya, ah, tentu saja Filsuf kecil
ini dapat mencapai puncak kesucian” (al-Chaki>m, 1940:146).
95
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan ketika Aku membayangkan anak
keledai yang meletakkan kepalanya di telapak tangan Aku seperti seseorang yang
sedang berpikir. Aku berpendapat bahwa jika anak keledai dapat berpikir seperti
manusia maka akan mencapai tingkat kesempurnaan. Hal tersebut didasari bahwa
sebaik-baiknya ciptaan Allah adalah manusia karena telah diberi akal pikiran.
15) Pemarah
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter pemarah adalah sebagai
berikut.
اغبكيم، )وذىبت . فلم أطق صربا، فقمت دون أن أجشم نفسى مشقة اعبواب۱۹۴۰:۱۱۲.)
Fa lam athaqqa shabran, fa qumtu du>na an ujasysyima nafsi> musyaqqatul-jawa>bi. Wa dzahabtu (al-Chaki>m, 1940:112).
“Aku tak dapat menahan kesabaran. Aku bangun tanpa lama-
lama menunggu kesulitan jawaban, lalu pergi” (al-Chaki>m,
1940:112).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku memiliki karakter
mudah marah. Aku tidak perlu menunggu penjelasan dari orang lain, dan
meninggalkannya pergi.
16) Rendah hati
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter rendah hati adalah
sebagai berikut.
اغبكيم، )أجدر هبذا االسم مىن لو أىن كنت حقا فيلسوفا ((الفيلسوف))إن ىذا ۱۹۴۰:۱۲۰.)
Inna ha>dza> ((al-Fi>lusu>f)) ajdaru bi ha>dzal-ismu minni> lau anni> kunta chaqqan Fi>lusu>fan (al-Chaki>m, 1940:120).
96
“Filsuf ini lebih berhak mendapat gelar seperti ini daripada Aku,
meskipun Aku benar-benar seorang filsuf” (al-Chaki>m,
1940:120).
Berdasarkan kutipan tersebut menjelaskan bahwa Aku memperlihatkan
karakter yang rendah hati terhadap anak keledainya. Aku berpendapat bahwa anak
keledainya lebih berhak mendapat gelar Filsuf, daripada Aku yang telah mendapat
gelar sebagai seorang Filsuf.
17) Penyendiri
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter penyendiri adalah
sebagai berikut.
أنا أعيش منفردا بال أصدقاء ال أرى أحدا إال ؼباماً، للتحدث قليال ىف شئوىن األدب (.۱۹۴۰:۱۳۲اغبكيم، )
Ana> a‘i>syu munfaridan bi la> ashdiqa>’i la> ara> achadan illa> luma>man, li ’t-tachaddutsi qali>lan fi> syu’u>nil-adabi (al-Chaki>m, 1940:132).
“Akulah orang yang tinggal sendirian dalam masyarakat tanpa
teman. Aku tidak melihat orang kecuali berkepentingan untuk
berbincang-bincang sedikit perihal sastra” (al-Chaki>m,
1940:132).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku adalah orang yang
suka menyendiri. Aku tinggal sendirian dan menjauhi bersosialisasi dengan
masyarakat sehingga tidak memiliki teman. Aku dapat berbicara atau bertemu
dengan orang hanya ketika membicarakan tentang sastra.
18) Sederhana
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter sederhana adalah sebagai
berikut.
97
-۱۹۴۰:۱۳۰اغبكيم، )وعند اآلخرين ماىر ماكر . فأنا عند البعض بسيط سادج
۱۳۱.)
Fa ana> ‘indal-bu‘dhi basi>thu sa>dzijun. Wa ‘indal-a>khari>na ma>hirun ma>kirun (al-Chaki>m, 1940:130-131).
“Di antara sebagian orang ada yang menganggap Aku ini
sederhana. Ini benar dan Aku takkan mengatakan lebih dari itu”
(al-Chaki>m, 1940:130-131).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa pendapat orang lain
tentang diri Aku yang sederhana dalam berpikir. Aku membenarkan dan tidak
melebih-lebihkan hal tersebut.
19) Balas budi
Kutipan yang menunjukkan Aku dengan karakter balas budi adalah sebagai
berikut.
فقلت ىف نفسى إن تلطفو ىب ينبغى أن . وذىب فسرىن منو أنو مل يذكر شيئاً عن اغبوار (.۱۹۴۰:۱۲۶اغبكيم، )يقابل مىن دبثلو
Wa dzahaba fasarrani> minhu annahu lam yudzkar syai’an ‘anil-chiwa>r. Fa qultu fi> nafsi> in talthafahu bi> yanbaghi> an yuqa>bala minni> bi mitslihi (al-Chaki>m, 1940:144).
“Dia pergi tanpa membicarakan satu hal pun tentang dialog.
Aku berkata dalam hati bahwa kebaikannya harus dibalas
dengan kebaikan juga” (al-Chaki>m, 1940:144).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku membalas kebaikan
yang telah dilakukan orang lain. Hal itu sebagai rasa penghormatan kepada orang
lain. Menurut Aku kebaikan orang lain pantas dibalas dengan kebaikan pula.
98
b. Karakter Tokoh Bawahan
Tokoh bawahan yang mempengaruhi kehidupan tokoh utama “Aku”
dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
1) Filsuf (anak keledai)
Aku memberi anak keledai dengan nama Filsuf. Hal tersebut terlihat dalam
kutipan berikut.
اغبكيم، ) ((الفيلسوف))لكىن أحب لو دعوتو . مل أطلق عليو بعد إظبا من األظباء۱۹۴۰:۵۲.)
Lam athliq ‘alaihi ba‘da isman minal-asma>’i, la>kinni> uchibbu lau da‘watahu ((al-Fi>lusu>f)) (al-Chaki>m, 1940:52).
“Aku belum memutuskan nama untuknya, tetapi Aku suka
memanggilnya dengan Filsuf” (al-Chaki>m, 1940:52).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sebutan Aku kepada anak
keledai yaitu “Filsuf”. Sebutan tersebut menjadi nama anak keledai. Adapun ciri-
ciri Filsuf terlihat dalam kutipan berikut .
أبيض كأنو قّد من رخام، . وىف عنقو اعبميل رباط أضبر، لقد كان صغري اغبجم كأنو دمية (.۱۹۴۰:۱۱اغبكيم، )بديع النكوين كأنو من صنع فنان
Wa fi> ‘unuqihil-jami>lu riba>thun achmar, laqad ka>na shaghi>rul-chajmi ka’annahu damiyyatun. Abyadhu ka’annahu qudda min rakha>min, badi>‘un-nakwi>na ka’annahu min shan‘i fana>nin (al-Chaki>m, 1940:11).
“Di lehernya yang indah terikat simpul merah, badannya kecil
bagaikan boneka, putih bagaikan kepingan keramik, bagus
bentuknya bagaikan buatan seorang seniman” (al-Chaki>m,
1940:11).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa anak keledai yang
bernama Filsuf memiliki ciri-ciri badan yang kecil seperti boneka, putih seperti
99
kepingan keramik, bagus bentuk seperti buatan seorang seniman yang handal.
Leher Filsuf terikat dengan simpul merah.
a. Zuhud
Kutipan yang menunjukkan Filsuf dengan karakter zuhud adalah
sebagai berikut.
كما تنظر عني الزاىد إىل لذات . وإذا عيناه تنظران إىل الفنجان ىف غري اكرتاث (.۱۹۴۰:۲۲اغبكيم، ) اغبياة
Wa idza> ‘aina>hu tanzhura>ni ilal-finja>ni fi> ghairi iktira>tsin. Kama> tanzhuru ‘ainu ’z-za>hidi ila> ladza>til-chaya>h (al-Chaki>m, 1940:22).
“Kedua matanya memandangi cangkir itu tanpa
bergeming, sebagaimana mata seorang zuhud yang
memandang dunia” (al-Chaki>m, 1940:22).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa anak keledai yang
bernama Filsuf hanya memandangi cangkir yang diberi oleh tuannya.
Diam Filsuf seperti seorang zuhud yang memandang kehidupan dunia.
b. Suka bercermin
Kutipan yang menunjukkan Filsuf dengan karakter suka bercermin
adalah sebagai berikut.
ويدخل كل حجرة جبد باهبا مفتوحا، ويتجو توا إىل كل مرآة يصادفها، فيطيل (.۱۹۴۰:۲۶اغبكيم، )النظر إىل نفسو
Wa yadkhulu kulla chujrati bajidu ba>baha> maftu>chan, wa yattajihu tuwan ila> kulli mir’a>tin yusha>difuha>, fa yuthi>lu ’n-nazhri ila> nafsihi (al-Chaki>m, 1940:26).
“Dia memasuki tiap kamar yang didapatinya terbuka,
lalu dia segera menuju cermin dan lama sekali berkaca
dihadapannya” (al-Chaki>m, 1940:26).
100
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Filsuf memasuki
setiap kamar yang terbuka dan berjalan menuju cermin. Filsuf senang
berlama-lama memperhatikan dirinya di hadapan sebuah cermin.
c. Penurut
Kutipan yang menunjukkan Filsuf dengan karakter penurut adalah
sebagai berikut.
اغبكيم، )فوقف اؼبسكني كما أرادوا لو أن يقف، دون أن يتململ أو يتحرك ۱۹۴۰:۱۲۰.)
Fa waqafal-miski>nu kama> ara>du> lahu an yaqifa, du>na an yatamalmala au yatacharraka (al-Chaki>m, 1940:120).
“Mereka mendorong anak keledai lemah itu ke
sampingku. Keledai miskin itu bergerak sebagaimana
yang mereka inginkan tanpa ada pemberontakan” (al-
Chaki>m, 1940:120).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Filsuf adalah
hewan yang menuruti kemauan tuannya. bergerak seperti orang-orang
inginkan, tanpa ada pemberontakan.
2) Petani desa (pemilik keledai)
Petani desa atau pemilik keledai adalah tokoh bawahan yang kedua dalam
novel CaC. Penggambaran tokoh petani desa terlihat dalam kutipan berikut.
رجل قروي من أجالف الفالحني : وىف عنقو اعبميل رباط أضبر وإىل جانبو صاحبو (.۱۹۴۰:۱۱اغبكيم، )
Wa fi> ‘unuqihil-jami>lu riba>thu achmaru wa ila> ja>nibihi sha>chibihi : rajulun qarwiyun min ajla>fil-Falla>chi>n (al-Chaki>m, 1940:11).
101
“Disampingnya kulihat pemiliknya, petani desa paling kumuh
yang pernah kulihat” (al-Chaki>m, 1940:11).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa petani desa adalah pemilik
anak keledai. Petani miskin berpenampilan kotor dan kumuh.
a. Keras kepala
Kutipan yang menunjukkan petani desa dengan karakter keras
kepala adalah sebagai berikut.
!ىو فرخة رومى ! ثالثني قرش - !عيب يا جدع انت ترد على البك الكالم +(. ۱۹۴۰:۱۳اغبكيم، )واهلل ما أفرط فيو بأقل من أربع برايز -
- Tsala>tsi>na qurusyin ! Huwa farkhatun ru>mi> ! + ‘aibun ya> jud‘in anta taruddu ‘alal-Bikal-kala>m ! - Wa ’l-Lahu ma> afrathu fi>hi bi aqalla min arba‘a Bara>yiz
(al-Chaki>m, 1940:13).
- “Tiga Puluh Piester itu seekor ayam kalkun !” + “Beraninya kau menentang ucapan Beek !” - “Demi Allah, aku takkan menjualnya kurang dari Empat
Puluh Piester !” (al-Chaki>m, 1940:13).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa pemilik anak
keledai adalah seseorang yang keras kepala dalam jual beli. Dia tetap
bersikeras menjual anak keledai dengan harga tinggi.
b. Putus asa
Kutipan yang menunjukkan pemilik keledai dengan karakter
berputus asa adalah sebagai berikut.
فالفالح إذا جاع باع كل ما ديكن أن يباع . ولعل ذلك لعسر وقع فيو صاحبو (.۱۹۴۰:۱٧اغبكيم، )
102
Wa la‘alla dza>lika li ‘asri waqa‘a fi>hi sha>chibihi. Fal-falla>chu idza> ja>‘a ba>‘a kulla ma> yumkinu an yuba>‘a (al-Chaki>m, 1940:17).
“Kesusahan yang menimpa pemiliknya, karena seorang
petani jika merasa lapar, dia akan menjual segala
sesuatu yang bisa dijual” (al-Chaki>m, 1940:17).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa seorang petani
adalah seseorang yang mudah putus asa. Terlihat dia akan menjual segala
sesuatu yang dimiliki untuk menutupi kesulitan yang menimpa
kehidupannya.
3) Penjual koran
Perjual koran adalah tokoh tambahan ketiga dalam novel CaC. Namanya
adalah Dasuki. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
:فضحكت وقلت لو
انت اظبك إيو ؟... اظبع يا -
(.۱۹۴۰:۲۳اغبكيم، )ؿبسوبك دسوقى +
Fa dhachiktu wa qultu lahu : - Isma’ ya> ... anta ismaka iyyah ? - Machsu>buka Dusu>qi> (al-Chaki>m, 1940:23).
“Aku tertawa dan berkata padanya, - “Dengarlah hai ...., siapa namamu ?”. - “Temanmu Dasuki” (al-Chaki>m, 1940:23).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa penjual koran adalah
teman Aku. Dia bernama Dasuki.
a. Baik hati
Kutipan yang menunjukkan penjual koran dengan karakter baik
hati adalah sebagai berikut.
103
سيدنا : فجذب اعبحش من يد صاحبو الفالح اغبريص، وصاح ىف وجهو (۱۹۴۰:۱۳اغبكيم، )البك أمر، أمره ديشى على رقبتنا
Fa jadzbul-Jachsyu min yadi sha>chibihil-Falla>chul-chari>sh, wa sha>cha fi> wajhihi : Sayyidinal-Bik amrun, amarahu yamsyi> ‘ala> ruqbatina> (al-Chaki>m, 1940:13).
“Dia menarik anak keledai itu dari tangan pemiliknya
dan berteriak, “Tuan kita Beek telah meminta, dan
permintaannya harus kita patuhi !” (al-Chaki>m,
1940:13).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa penjual koran
berbaik hati kepada Aku. Dia membantu Aku dalam jual beli yaitu harus
mematuhi permintaan Aku.
b. Keras kepala
Kutipan yang menunjukkan penjual koran dengan karakter keras
kepala adalah sebagai berikut.
!ىو فرخة رومى ! ثالثني قرش - (.۱۹۴۰:۱۳اغبكيم، )! عيب يا جدع انت ترد على البك الكالم +
- Tsala>tsi>na qurusyin ! Huwa farkhatun ru>mi> ! + ‘Aibun ya> jud‘in anta taruddu ‘alal-Bikal-kala>m !
(al-Chaki>m, 1940:13).
- “Tiga Puluh Piester itu seekor ayam kalkun !” + “Beraninya kau menentang ucapan Beek !” (al-Chaki>m,
1940:13).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa penjual koran
adalah seorang yang keras kepala. Dia tidak ingin orang lain menentang
ucapan tuan yang dihormatinya.
104
c. Pemberi solusi
Kutipan yang menunjukkan penjual koran dengan karakter keras
kepala adalah sebagai berikut.
دا الزم لو من . دا يا سيدنا البك جحش ابن يونني بالكتري بريضع من بزامو (.۱۹۴۰:۲۳اغبكيم، )! من األجزاخانة ((بزازة))غري مؤاخذة
Da> ya> sayyidinal-Bik Jachsyu ibni yaumaini bil-Kati>ri bi yardha‘u min baza>mihi. Da> la>zimun lahu min ghairi mu’akhidzatin ((Baza>zah)) minal-ajza>kha>nah (al-Chaki>m, 1940:23).
“Dia itu, Tuanku Beek, seekor anak keledai yang baru
lahir dua hari. Dia menyusu langsung dari tetek
induknya. Maaf saja, seharusnya dia itu harus memakai
dot dari Apotek !” (al-Chaki>m, 1940:23).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa penjual koran
memberikan solusi kepada Aku. Penjual koran mengatakan bahwa anak
keledai yang berumur dua hari dapat minum susu langsung dari induk
keledai atau memberi susu dengan alat dot.
4) Tukang cukur
Tukang cukur adalah tokoh bawahan yang keempat dalam novel CaC.
Penggambaran karakter tokoh tukang cukur seperti berikut ini.
a. Baik hati
Kutipan yang menunjukkan tukang cukur dengan karakter baik hati
adalah sebagai berikut.
اغبكيم، )فأداه . فقلت للحالق أن يؤدى عىن الثمن من صندوقو. ودخلت۱۹۴۰:۱۵.)
105
Wa dakhaltu. Fa qultu lil-Chila>qi an yu’addi> ‘anni> ’ts-tsamanu min shundu>qihi. Fa ada>hu (al-Chaki>m, 1940:15).
“Aku masuk dan berkata pada tukang cukur untuk
meminjamkan Aku uang dari kotak uangnya. Dia pun
meminjamkannya” (al-Chaki>m, 1940:15).
Berdasarkan kutipan tersebut tukang cukur merupakan orang yang
baik hati kepada Aku. Dia bersedia meminjami uang dari kotak yang biasa
digunakan untuk menyimpan uang.
b. Imajinatif
Kutipan yang menunjukkan tukang cukur dengan karakter
imajinatif adalah sebagai berikut.
اغبكيم، )ويتنبأ دبا ينتظره من مستقبل باىر يوم يغدو كالفرس األشهب ۱۹۴۰:۱۵.)
Wa yatanabba’u bima> yantazhiruhu min mustaqbalin ba>hirun yaumin yaghdu> kal-Fursil-asyhab (al-Chaki>m, 1940:15).
“Dia mulai membayangkan jikalau nanti anak keledai
itu tumbuh besar, dan dapat berlari bagaikan seekor
kuda” (al-Chaki>m, 1940:15).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa tukang cukur
berimajinasi atau membayangkan anak keledai jika tumbuh besar. Dia
mengatakan anak keledai yang besar dapat berguna sebagai tunggangan
dan berlarian dengan lincah seperti kuda.
5) Apoteker
Apoteker adalah tokoh bawahan yang kelima dalam novel CaC.
Penggambaran karakter apoteker seperti berikut ini.
106
a. Prasangka buruk
Kutipan yang menunjukkan apoteker yang beprasangka buruk
kepada Aku adalah sebagai berikut.
.مش ابن حضرتك. آه مفهوم - .طبًعا ال، مش ابىن، دا جحش صغري! ابىن ؟ + (.۱۹۴۰:۲۴اغبكيم، )ال مؤاخذة . أنا آسف. جحش ؟؟ آه -
- a>h mafhu>m. Masysya ibni chadhrataka. + Ibni> ?! thab‘an la>, masysya ibni>, da> Jachsyun shaghi>run. - Jachsyun ?? a>h. Ana> a>sif. La> mu’a>khidah (al-Chaki>m,
1940:24).
- “Iya saya paham, dia itu bukan anak bapak bukan ?” + “Anakku ? Tentu bukan, dia itu anak keledai kecil.” - “Anak keledai ? Oh, saya minta maaf !” (al-Chaki>m,
1940:24).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa apoteker
berprasangka buruk kepada Aku. Hal tersebut dikarenakan sejak awal Aku
tidak mengatakan bahwa Aku membeli sesuatu di Apotek bukan untuk
bayi tetapi untuk anak keledai yang masih kecil.
b. Pengertian
Kutipan yang menunjukkan apoteker dengan karakter pengertian
adalah sebagai berikut.
وأسرع حيضر ىل ما طلبت وقدم إىّل زجاجة كبرية ىف طرفها ثدى من اؼبطاط (.۱۹۴۰:۲۵اغبكيم، )دى بزازة كبرية تنفع عبحش كبري : وقال
Wa asra‘u yachdhuru li> ma> thalabtu wa qaddama ilayya zuja>jatan kabi>ratan fi> tharfiha> tsadda> minal-maththa>thi wa qa>la : da> baza>zatan kabi>ratan tanfa‘u li Jachsyin kabi>rin (al-Chaki>m, 1940:25).
“Dia memberikan padaku sebuah botol besar yang di
ujungnya terdapat puting dari karet, dan berkata,
107
“Maaf, ini botol yang besar, cocok untuk anak keledai
yang sudah besar” (al-Chaki>m, 1940:25).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa apoteker mengerti
bahwa anak keledai nantinya akan tumbuh besar, sehingga dia
memberikan Aku dot susu yang berukuran besar kepada Aku.
6) Wanita berambut pirang
Wanita berambut pirang adalah tokoh bawahan yang keenam dalam novel
CaC. Penggambaran karakter wanita berambut pirang terlihat dalam kutipan
berikut.
وأبصرت اعبحش واقفاً أمام مرآة طويلة ػبزانة مالبس يتأمل نفسو مليا، وإىل جانبو الغادة (.۱۹۴۰:۲۵اغبكيم، )الشقراء تضحك عن ثغر يسطع نورًا
Wa abshartul-Jachsyu wa>qifan ama>ma mir’a>tin thawi>latin li khiza>natin mala>bisu yata’ammalu nafsahu maliyyan, wa ila> ja>nibihil-gha>datu ’sy-syuqra>’u tadhchaku ‘an tsughrin yastha‘u nu>ran (al-Chaki>m, 1940:25).
“Aku melihat anak keledai sedang berada di hadapan cermin
tinggi di sebuah lemari pakaian sambil memperhatikan dirinya,
sedangkan sampingnya ada seorang wanita berambut pirang
yang sedang tertawa terbahak-bahak” (al-Chaki>m, 1940:25).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa wanita yang bersama anak
keledai mempunyai ciri-ciri berambut pirang. Wanita tersebut tertawa terbahak-
bahak melihat tingkah laku anak keledai.
a. Baik hati
Kutipan yang menunjukkan wanita berambut pirang dengan
karakter baik hati adalah sebagai berikut.
108
. إذا أذنت فإىن أتوىل عنك ىذه اؼبهمة: وقالت ((البزازة))فمدت يدىا كبو (.۱۹۴۰:۲۸اغبكيم، )فإن اؼبرأة على كل أحذق
Famuddat yadaha> nachwa ((al-Baza>zah)) wa qa>lat : idza> adzdzanta fa inni> atawalla> ‘anka ha>dzihil-muhimmah, fa innal-mir’ata ‘ala> kulli achdzaqin (al-Chaki>m, 1940:28).
“Dia menjulurkan tangannya dan meminta dot dariku
seraya berkata, “Jika kau mengizinkan, bolehkah saya
menggantikanmu untuk melakukan pekerjaan ini
karena sesungguhnya wanita lebih berhak
melakukannya” (al-Chaki>m, 1940:28).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa wanita berambut
pirang berbaik hati kepada Aku. Wanita tersebut menawarkan diri
menggantikan pekerjaan Aku memberi susu dengan dot untuk anak
keledai. Sesunggunya yang lebih berhak melakukannya adalah seorang
wanita.
b. Ramah
Kutipan yang menunjukkan wanita berambut pirang dengan
karakter ramah adalah sebagai berikut.
تركت اعبحش مع الغادة الشقراء مطمئنا واثقا أنو قد وضع بني يدين (.۱۹۴۰:۴۸اغبكيم، )رحيمتني رقيقتني، أسبىن لو أوضع أنا نفسى بينهما
Taraktul-Jachsyu ma‘al-gha>dati ’sy-syuqra>’i muthma’innan wa>tsiqan annahu qad wadha‘a baina yadaini rachi>mataini raqi>qataini, atamanna> lau uwadhdha‘u ana> nafsi> bainahuma> (al-Chaki>m, 1940:48).
“Kutinggalkan anak keledai itu bersama wanita
berambut pirang dengan penuh ketenangan. Aku
percaya bahwa dia telah berada di tangan lembut yang
menyayanginya” (al-Chaki>m, 1940:48).
109
Berdasarkan kutipan tersebut wanita berambut pirang adalah sosok
yang ramah. Dia bersedia merawat Filsuf. Aku pun meninggalkan Filsuf
dengan tenang karena percaya bahwa wanita berambut pirang akan
merawat Filsuf dengan baik.
c. Putus asa
Kutipan yang menunjukkan wanita berambut pirang dengan
karakter putus asa adalah sebagai berikut.
لقد كدت أيأس من ذلك الرجل العجيب الذى ترك جحشو ! أخرياً ظهرت (.۱۹۴۰:۵۰اغبكيم، )! واختفى
Akhi>ran zhaharat ! Laqad kadtu aya’su min dza>lika ’r-Rajulil-‘aji>bu ’l-ladzi> tarku Jachsyahu wakhtafa> ! (al-Chaki>m, 1940:50).
“Akhirnya kau muncul juga ! Hampir saja Aku putus
asa dengan lelaki aneh yang meninggalkan anak
keledainya kemudian menghilang” (al-Chaki>m,
1940:50).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa wanita berambut
pirang putus asa mencari-cari Aku. Hal tersebut dikarenakan Aku
meninggalkan anak keledai kepada wanita berambut pirang lalu pergi dan
menghilang. Aku tidak mengabarkan keberadaan dirinya.
7) Sutradara
Sutradara adalah tokoh bawahan yang ketujuh dalam novel CaC.
Penggambaran karakter sutradara terlihat dalam kutipan berikut.
اغبكيم، )وجدت رجال ىف طور الشباب، أشقر الشعر . رجل يتكلم الفرنسية۱۹۴۰:۲۹.)
110
Rajulin yatakallamul-Farnisiyyah. Wa jadtu rajulan fi> thu>ri ’sy-syaba>bi, asyqaru ’sy-sya‘ri (al-Chaki>m, 1940:29).
“Seorang lelaki yang berbicara dengan bahasa Perancis. Dia
adalah seorang pemuda berambut pirang tanpa kumis, dan
berpenampilan rapi” (al-Chaki>m, 1940:29).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara adalah seorang
pemuda berambut pirang, tanpa kumis, berpenampilan rapi. Selain itu, dia
berbicara menggunakan bahasa Perancis.
a. Jujur
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter jujur adalah
sebagai berikut.
وتدور حوادثو ىف قرية مصرية، ويقوم بالكثري من األدوار فيو الفالحون أنفسهم دون االلتجاء إىل فبثل ؿبرتف من اؼبمثلني اؼبصريني، حىت يستوثق من
(.۱۹۴۰:۳۰اغبكيم، )صدق الصور
Wa tadu>ru chawa>ditsahu fi> qaryatin Mishriyyah, wa yaqu>mu bil-katsi>ri minal-adwa>ri fi>hil-Falla>chu>na anfusahum du>nal-iltija>’i ila> mumatstsalin muchtarifin minal-mumatstsili>nal-Mishriyyi>n, chatta> yastautsiqa min shidqi ’sh-shu>ri (al-Chaki>m, 1940:30).
“Dia langsung memilih aktor dan aktrisnya dari para
petani yang tinggal di pedesaan itu tanpa mengambil
para aktor profesional Mesir, agar dia mampu
meyakinkan kejujuran dalam pengambilan gambar” (al-
Chaki>m, 1940:30).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara adalah
seorang yang jujur. Dia menginginkan agar film tersebut natural sesuai
dengan keadaan desa sehingga aktor dan aktris film diperankan oleh para
petani yang tinggal di tempat tersebut.
111
b. Sabar
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter sabar adalah
sebagai berikut.
صناعة السينما إال صرب ما. اؼبخرج الذى ييأس ال ينبغى أن يسمى ـبرجا (.۱۹۴۰:۴۴اغبكيم، )طويل
Al-Makhriju ’l-ladzi> yai’asu la> yanbaghi> an yusamma> makhrajan. Ma> shina>‘ati ’s-si>nima> illa> shabra thawi>lun (al-Chaki>m, 1940:44).
“Seorang sutradara yang putus asa tak berhak mendapat
gelar sutradara. Pembuatan film itu memerlukan
kesabaran yang tiada habisnya” (al-Chaki>m, 1940:44).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara adalah
seorang penyabar. Sutradara menyadari bahwa dalam proses pembuatan
film memerlukan waktu yang panjang dan kesabaran.
c. Ramah
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter ramah
adalah sebagai berikut.
ال لإلتفاق الذى يربطوىن . وطلب إىّل أن أعينو ىف عملو بقدر ما أستطيع اغبكيم، )فأثر قولو ىف نفسى . هبم، بل للفن، وللصداقة الىت بدأ حيسها كبوى
۱۹۴۰:۴٧.)
Wa thalaba ilayya an u‘ayyinahu fi> ‘amalihi bi qadri ma> astathi>‘u. La> lil ittifa>qi ’l-ladzi> yarbithu>ni> bihim, bal lil-fanni, wa li-’sh-shada>qati ’l-lati> bada’a yachussuha> nachwa>. Fa atsara qaulahu fi> nafsi> (al-Chaki>m, 1940:47).
“Dia memohon padaku agar Aku dapat membantunya
dalam pekerjaan sekuat mungkin. Bukan karena
perjanjian yang telah mengikatku dengan mereka tapi
112
demi kesenian dan persahabatan yang mulai terjalin
antara kami” (al-Chaki>m, 1940:47).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sang sutradara
adalah seorang yang ramah dan menjalin persahabatan dengan rekan
kerjanya. Hal tersebut bukan karena perjanjian kerja tetapi hubungan baik
yang telah terjalin diantara keduanya.
d. Pembawaan yang santai
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter pembawaan
yang santai adalah sebagai berikut.
ذلك البنطلون الكاكى القصري والقميص : وإذا ىو ىف مالبس الرحالت (.۱۹۴۰:۴۸اغبكيم، )القصري األكمام، والقبعة الكبرية اؼبصنوعة من الفل
Wa idza> huwa fi> mala>bisi ’r-richala>t : dza>likal-nabthalu>nal-ka>kal-qashi>ru wal-qami>shul-qashi>ril-akma>m, wal-qab‘atul-kabi>ratil-mashnu>‘ati minal-fulli (al-Chaki>m, 1940:48).
“Dia datang dengan pakaian santai yaitu celana
berkantung selutut, baju lengan pendek, dan topi besar
yang terbuat dari dedaunan” (al-Chaki>m, 1940:48).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara dapat
berpenampilan santai. Dia memakai celana berkantung selutut, baju lengan
pendek, dan topi besar yang terbuat dari dedaunan.
e. Suka keindahan
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter menyukai
keindahan adalah sebagai berikut.
وقد راقتو كثريا شجرة صبيز ضخمة جيرى ىف أصلها جدول يسبح فيو بط وأوز (.۱۹۴۰:۵۵اغبكيم، )
113
Wa qad ra>qatahu katsi>ran syajaratan jami>zu dhakhmatin yajri> fi> ashliha> jadwalu yasbachu fi>hi bitun wa auzun (al-Chaki>m, 1940:55).
“Dia sangat menyukai pemandangan pohon al-Jummaiz
yang mengalir air di bawahnya, dengan bebek-bebek
berenang” (al-Chaki>m, 1940:55).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara
menyukai pemandangan yang indah. Dia menyukai pemandangan pohon
al-Jummaiz dengan air yang mengalir dibawahnya, serta bebek-bebek
yang berenang.
f. Pekerja keras
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter pekerja
keras adalah sebagai berikut.
ولكن اؼبخرج وأعوانو ما زالوا يعملون، فلقد ظبعت صوت الضرب على اآللة (.۱۹۴۰:۶۳اغبكيم، )الكاتبة يأتى من إحدى اغبجرات البعيدة
Wa la>kinnal-Makhraja wa a‘wa>nahu ma> za>lu> ya‘malu>na, fa laqad sami‘tu shauta ’dh-dharbi ‘alal-a>latil-ka>tibati ya’ti> min ichdal-chujura>til-ba‘i>dah (al-Chaki>m, 1940:63).
“Tetapi sutradara masih saja bekerja, karena sayup-
sayup Aku mendengar suara mesin ketik yang datang
dari salah satu kamar yang jauh” (al-Chaki>m, 1940:63).
Berdasarkan kutipan tersebut menunjukkan bahwa sutradara
seorang pekerja keras. Dia terus bekerja di salah satu kamar yang jauh
dengan mesin ketiknya.
114
g. Menghormati orang lain
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter
menghormati orang lain adalah sebagai berikut.
(.۱۹۴۰:۸۱اغبكيم، )فإىن أقدر ىذه النفوس الطيبة الكردية تقديراً كبرياً
Fa inni> aqdaru ha>dihi ’n-nufu>si ’th-thayyibatil-kari>mah
taqdi>ran kabi>ran (al-Chaki>m, 1940:81).
“Aku tetap menghormati jiwa yang baik dengan penuh
penghormatan” (al-Chaki>m, 1940:81).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara adalah
seseorang yang sangat menghormati orang lain. Dia menghormati jiwa
orang-orang yang berbuat baik dengan pebuh penghormatan.
h. Orang yang gemar memuji
Sutradara suka memuji kepada orang-orang yang telah berbaik hati
kepadanya. Seperti kutipan berikut.
لعلهم أسكنوا القمل أجسامهم كرما منهم وحسن ضيافة ! ما أكرمهم (.۱۹۴۰:۸۱اغبكيم، )
Ma> akramuhum ! la‘allahum askinul-qummala ajsa>mihim kira>man minhum wa chusnu dhiya>fah (al-Chaki>m, 1940:81).
“Betapa mulianya mereka. Mungkin saja kutu busuk itu
tinggal di tubuh mereka karena kemuliaan mereka
kepada tamu” (al-Chaki>m, 1940:81).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara memuji
kebaikan hati para petani desa. Kebaikan mereka memuliakan tamu yang
datang ke desa.
115
i. Perhatian
Sutradara adalah sosok yang perhatian kepada Aku. Hal tersebut
terliat dalam kutipan berikut.
اغبكيم، )نوما ىنيئا : فدخلنا وأوصلىن صاحىب إىل باب حجراتى وقال ۱۹۴۰:۹۲.)
Fa dakhalna> wa aushilni> sha>chibi> ila> ba>bi chujra>ti> wa qa>la : nauman hani>’an (al-Chaki>m, 1940:92).
“Sahabatku mengantarkanku ke depan pintu kamar
seraya berkata, “Tidurlah yang nyenyak” (al-Chaki>m,
1940:92).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sikap perhatian
sutradara kepada Aku dengan mengantarkan Aku sampai di depan pintu
kamar. Hal tersebut merupakan wujud perhatian untuk kenyamanan Aku
di desa.
j. Imajinatif
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter imajinatif
adalah sebagai berikut.
تلك غيد من حسان الريف قد ازبذن من الليل ستارا وصعدن إىل حيث (.۱۹۴۰:۹۵اغبكيم، )يلقني عشاقهن اؼبنتظرين ربت اعبدران
Tilka ghi>du min chasa>ni ’r-ri>fi qad ittakhadzna mina ’l-laili sata>ran wa sha‘idna ila> chaitsu yalqaini ‘asya>qihinnal-muntazhiri>na tachtal-judra>ni (al-Chaki>m, 1940:95).
“Pepohonan adalah keindahan desa yang telah
menjadikan malam sebagai waktu yang tepat untuk
bertemu dengan para perindu yang menunggu di bawah
dinding” (al-Chaki>m, 1940:95).
116
Berdasarkan kutipan tersebut sutradara melihat suasana malam
dengan imajinasinya. Pepohonan di waktu malam adalah keindahan desa.
Suasana tersebut mendukung untuk bertemu dengan para perindu yang
telah menunggu kekasihnya.
k. Penggerak
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter sebagai
penggerak adalah sebagai berikut.
صورة قبل أن ((للفيلسوف))أعدوا الكامريا حاال ولنلتقط : فصاح اؼبخرج (.۱۹۴۰:۱۲۰اغبكيم، )ربضره الوفاة
Fa sha>chal-Makhraju : a‘addul-Ka>mi>ra> cha>lan wa linaltaqitha ((lil-Fi>lusu>f)) shu>ratun qabla an tachadhdhurahul-wafa>h (al-Chaki>m, 1940:120).
“Sang sutradara berteriak, “Siapkan kamera kami
sekarang untuk mengambil gambar „Filsuf‟ sebelum dia
menjumpai ajalnya” (al-Chaki>m, 1940:120).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa tugas sutradara
adalah sebagai penggerak dan mengarahkan semua yang berkaitan dengan
pembuatan film. Sutradara memerintahkan para kru menyiapkan kamera
untuk mengambil gambar Filsuf. Pada dasarnya, seorang sutradara
memiliki tiga tugas utama yaitu merencanakan produksi pementasan,
memimpin latihan aktor dan aktris, dan mengorganisasikan produksi. Kata
lain sutradara bertindak sebagai artis, guru, dan eksekutif.
l. Bertoleransi
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter bertoleransi
adalah sebagai berikut.
117
لو حدث ذلك من غريك لكان لو معىن آخر أما أنت فتستطيع أن . مطلقا (.۱۹۴۰:۱۳۵اغبكيم، )تفعل ما تشاء
Muthlaqan. Lau chadatsa dza>lika min ghairika laka>na lahu ma‘na> a>kharun amma> anta fa tastathi>‘u an taf‘ala ma> tasya>’u (al-Chaki>m, 1940:135).
“Tentu tidak, kalau saja hal itu terjadi pada orang lain
pasti akan timbul makna lain. Tapi hal itu datang dari
dirimu dan kau boleh berbuat apa saja” (al-Chaki>m,
1940:135).
Berdasarkan kutipan tersebut sutradara membebaskan segala hal
yang dilakukan oleh Aku. Bertujuan agar Aku nyaman dengan
pekerjaannya.
m. Baik hati
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter baik hati
adalah sebagai berikut.
اغبكيم، )ال ربزن سأبعث إليك بصورتو الىت التقطناىا لو : فقال اؼبخرج ۱۹۴۰:۱۴۵.)
Fa qa>lal-Makhraju : La> tachzan sa’ab‘atsu ilaika bi shu>ratihi ’l-lati> il-taqthanna>ha> lahu (al-Chaki>m, 1940:145).
“Sutradara itu berkata, “Jangan sedih, Aku akan
mengirimkan padamu foto yang pernah kita ambil” (al-
Chaki>m, 1940:145).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara adalah
seseorang yang baik hati. Dia akan memberikan foto agar dapat
mengurangi kesedihan Aku.
118
n. Pengertian
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter pengertian
adalah sebagai berikut.
(.۱۹۴۰:۱۳۶اغبكيم، )أما اآلن فقد فهمت . كنت أجهل طبيعتك
Kunta ajhalu thabi>‘atuka. Ammal-a>na faqad fahimtu
(al-Chaki>m, 1940:136).
“Aku dahulu tidak tahu kebiasaanmu, tapi sekarang
Aku telah memahaminya” (al-Chaki>m, 1940:136).
Berdasarkan kutipan tersebut sutradara mengerti segala sesuatu
tentang Aku. Hal tersebut merupakan bagian dari tugas sutradara yaitu
mengerti dan memahami kebiasaan rekan kerja dalam proses pembuatan
film.
o. Pengkritik
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter pengkritik
adalah sebagai berikut.
اغبكيم، )وأن تسمح ىل أن أغلظ لك فأقول إنك أكسل من رأيت ۱۹۴۰:۱۳۹.)
Wa an tasmacha li> an aghlizha laka fa aqu>lu innaka aksala man ra’aitu (al-Chaki>m, 1940:139-140).
“Izinkan Aku berkata kasar padamu, bahwa kau adalah
orang termalas yang pernah Aku jumpai” (al-Chaki>m,
1940:139-140).
119
Berdasarkan kutipan tersebut sutradara mengkritisi perilaku Aku
yang pemalas. Sutradara mengatakan bahwa baru kali ini dia menjumpai
orang termalas seperti Aku.
p. Tanggungjawab
Kutipan yang menunjukkan sutradara dengan karakter
tanggungjawab adalah sebagai berikut.
وأرجو اؼبعذرة للخطابات اؼبسجلة فإن سفرك وانقطاع أخبارك اضطرنا إىل (.۱۹۴۰:۱۴۳اغبكيم، )ىذا اإلجراء لندرأ عنا أمام الشركة مسؤولية التأخري
Wa arjul-mu‘dzirata lil-khitha>ba>til-musajjalati fa inna safaraka wa inqitha>‘a akhba>raka idhtharna > ila> ha>dzal-ijra>’i li nadra’a ‘anna> ama>ma ’sy-Syirkati mas’u>liyyati ’t-ta’khi>ri (al-Chaki>m, 1940:143).
“Aku mohon maaf atas surat-surat tercatat karena
kepergianmu dan pemutusan keluar darimulah yang
memaksa kami melakukan hal itu agar kami dapat
berapologi di hadapan perusahaan tentang
tanggungjawab keterlambatan itu” (al-Chaki>m,
1940:143).
Berdasarkan kutipan tersebut sutradara memiliki sifat bertanggung
jawab dengan pekerjaannya. Selain itu, dirinya juga memikirkan Aku
dengan tidak menjatuhkan di hadapan perusahaan yaitu dengan
mengirimkan surat-surat peringatan keterlambatan.
8) Muhammad Affandi
Muhammad Affandi adalah tokoh bawahan yang kedelapan dalam novel
CaC. Penggambaran karakter Muhammad Affandi adalah sebagai berikut.
120
a. Terpercaya
Kutipan yang menunjukkan Muhammad Affandi dengan karakter
sebagai orang terpercaya adalah sebagai berikut.
فلم يعرض على حسابا قط ومل أطالبو حبساب فحسبو أن يقدم إىّل اؼببلغ الذى أريده، وقتما أريد، وال شأن ىل بالباقى فهو يعرف بعدئذ كيف يدبر
(.۱۹۴۰:۳٧اغبكيم، )األشياء مع ذبار الكتب والورق
Falam yu‘radh ‘alayya chisa>ban qaththu wa lam utha>libihi bi chisa>bin fa chasbuhu an yuqaddama ilayyal-mubalagha ’l-ladzi> uri>duhu, waqtima> uri>du, wa la> sya’nun li> bil-ba>qi> fa huwa yu‘rafu ba‘da’idzin kaifa yudabbirul-asyya>’a ma‘a Tija>rul-kutubi wal-waraqi (al-Chaki>m, 1940:37).
“Dia tak pernah meminta perhitungan sedikitpun dan
Aku sendiri tak pernah memperhitungkannya.
Terpenting dia memberikan jumlah uang yang Aku
inginkan sewaktu Aku perlukan. Adapun sisanya, Aku
tak menghiraukannya karena dia tahu cara mengatur
segala sesuatu bersama para pedagang buku” (al-
Chaki>m, 1940:37).
Berdasarkan kutipan tersebut Muhammad Affandi adalah seorang
wakil perusahaan yang dapat dipercaya. Selain itu, dia mengerti watak
atasannya yaitu tidak mempedulikan soal perhitungan. Hal itu lantas tidak
membuatnya mengambil kesempatan untuk berbuat curang. Dia tetap
bekerja sebaik mungkin untuk keuntungan dirinya dan perusahaan.
b. Perhitungan
Kutipan yang menunjukkan Muhammad Affandi dengan karakter
perhitungan adalah ketika dia mengetahui kecurangan salah satu pembeli
buku yang bernama al-Haji. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
:حييئىن ساخطاً ثائراً صائحاً ((ؿبمد أفندى))مث مضى يومان، وإذا
121
ىو اغباج عملها ؟ - عمل إيو ؟ + !كتب شبنها أكثر من طبسائة جنيو يشرتيها تقريباً بنصف القيمة -
:فجعل يردد كاجملنون (.۱۹۴۰:۴۱اغبكيم، ) نصف القيمة شيء مستحيل! مستحيل -
Tsumma madha> yauma>ni, wa idza> ((Muchammad Afandi>)) yaji>’uni> sa>khithan tsa>’iran sha>’ichan : - Huwal-cha>jju ‘amaluha> ? + ‘Amala iyyah ? - Kutiba tsamanuha> aktsaru min khamsa>’atin Jani>hin
yasytari>ha> taqri>ban bi nishfil-qi>mah ! Fa ja‘ala yuraddadu kal-Majnu>n : - Mustachi>l ! Nishful-qi>mati syai’un mustachi>l (al-
Chaki>m, 1940:41).
“Selang dua hari kemudian, datanglah Muhammad
Afandi berteriak padaku, - “Haji itu melakukannya ?”. - “Melakukan apa ?” - “Buku-buku yang harganya lebih dari Lima Ratus
Pound dia beli hanya sekitar setengah harganya ?!”. Bagai orang gila terus mengulang-ngulang, - “Musahil ! Setengah harga itu mustahil !” (al-Chaki>m,
1940:41).
Berdasarkan kutipan tersebut Muhammad Afandi sangat
memperhitungkan harga-harga buku. Hal itu dilakukannya karena tidak
menginginkan perusahaan mengalami kerugian.
9) Al-Haji
Al-Haji merupakan salah satu tokoh tambahan dalam novel CaC. Dia
digambarkan sebagai sosok atau orang yang bertubuh besar. Sebagaimana dalam
kutipan berikut ini.
122
فوقف جبسمو الضخم، ملتًفا ىف ثيابو الوطنيو الطريفة طارحا على منكببو عباءتو السوداء الثقيلة، ورمقىن بعينيو اغبمراوين اللتني مل أرمها قط يوما صحة وعافية، وقال ىل ىف ؽبجتو
(.۱۹۴۰:۳۸اغبكيم، )الشعبية الظريقة
Fa waqafa bi jismihi ’dh-dhakhmi, multafan fi> tsiya>bihil-wathaniyyati ’th-thari>fati tha>richan ‘ala> minkababihi ‘iba>’atihi ’s-sauda>’u ’ts-tsaqi>lah, wa ramqani> bi ‘ainaihil-chimra>wi>na ’l-lati>na lam arhuma> qaththun yauman fi> shichchatin wa ‘a>fiyatin, wa qa>la li> fi> lahjatihi ’sy-syu‘biyyati ’zh-zhari>qah (al-Chaki>m, 1940:38).
“Berdirilah dia dengan tubuhnya yang besar, mengenakan
pakaian tradisional sambil menyelempangkan jubah beratnya di
pundaknya, dan kedua matanya yang tak pernah kulihat dalam
keadaan sehat memerah. Dia berkata dengan logat tradisional
yang aneh” (al-Chaki>m, 1940:38).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji adalah orang Arab
yang memegang tradisi Arab. Selain itu, dia juga memakai pakaian tradisional
dengan cara menyelempangkan sebagian kain jubahnya di pundaknya. Setiap
pembicaraan dengan orang lain, dia selalu menggunakan logat tradisional.
a. Pandai dan cerdik
Kutipan yang menunjukkan al-Haji dengan karakter pandai dan
cerdik adalah sebagai berikut.
اغباج ؿبدث ظريف بارع، الديلو السامع وإن كانت شهرتو الغالبة أنو حاد (.۱۹۴۰:۳۸اغبكيم، )الذكاء شديد الدىاء
Al-Cha>jja Muchditsun zhari>fin ba>ri‘in, la> yamiluhu ’s-sa>mi‘u wa in ka>nat syahratahul-gha>libati annahu cha>du ’dz-dzaka>’i syadi>du ’d-daha>’i (al-Chaki>m, 1940:38).
“Haji itu seorang pembicara yang aneh lagi hebat.
Pendengar takkan bosan dengannya. Dia juga terkenal
sangat pandai dan cerdik” (al-Chaki>m, 1940:38).
123
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji adalah
seorang pembicara yang hebat. Dia mampu membuat pendengar terpana
dengan kata-katanya dan tidak akan bosan. Dia disebut sebagai Napoleon
buku karena dia mampu membuka tanah yang jauh dengan buku-buku.
Buku-buku tersebut adalah hasil karya dari para sastrawan serta ulama.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
إنو نابليون الكتب، يفتتح األراضى النائية ويقدم جبيوش صناديقو الضخمة -۱۹۴۰:۳۸اغبكيم، )وىف أثره األدباء والعلماء حاملني الوية الفكر الظافر
۳۹.)
Innahu Na>biliyyu>nal-Kutub, yuftatachul-ara>dhi ’n-na>’iyati wa yuqaddimu bi juyu>syi shana>di>qihi ’dh-dhakhmati wa fi> atsarihil-’udaba>’i wal-‘ulama>’i cha>milaini alwiyatal-fikri ’zh-zha>firi (al-Chaki>m, 1940:38-39).
“Dialah Napoleon buku. Dia membuka tanah yang jauh
dan mengutus bala tentara kotak-kotak besar, yang
didalamnya terdapat hasil karya dari para sastrawan
serta ulama pembawa pemikiran penting yang
berlimpah” (al-Chaki>m, 1940:38-39).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji telah
sukses menyebarkan hasil karya para sastrawan dan ulama ke seluruh
dunia. Hasil karya tersebut berupa pemikiran-pemikiran penting yang
berlimpah sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
b. Tekun
Kutipan yang menunjukkan al-Haji dengan karakter tekun adalah
sebagai berikut.
124
وىو يفخر أحيانًا بأنو رجل عصامى، استطاع بعملو وحده أن جيمع ثروة التقل عن اػبمسني ألف جنيو وأن يسيطر حبسن تدبريه على ذبارة الكتب
(.۱۹۴۰:۳۸اغبكيم، )العربية ىف العامل العرىب كلو
Wa huwa yafkharu achya>nan bi annahu rajulun ‘asha>mi>, istatha‘a bi ‘amalihi wachdahu an yajma‘a tsarwatan la> taqul ‘anil-khamsi>na alfin Janaihi wa an yusi>thiru bi chusni tadbi>rihi ‘ala> Tija>ratil-kutubil-‘Arabiyyati fil-‘a>lamil-‘Arabi> kulluhu (al-Chaki>m, 1940:38).
“Sekali waktu dia berbangga diri bahwa dia adalah
seorang lelaki yang tekun. Dia mampu dengan
sendirinya mengumpulkan kekayaan tak kurang dari
lima ribu Pound, dan dengan kecakapannya dia mampu
menguasai perdagangan buku seantero dunia Arab” (al-
Chaki>m, 1940:38).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji adalah
seorang yang tekun sehingga menjadikan dirinya orang yang kaya. Selain
itu, al-Haji juga telah menguasai perdagangan buku seantero dunia Arab.
Dia juga memiliki beberapa perwakilan dibeberapa negara, yaitu Sanad,
India, Srilanka, Maroko, dan Irak. Sebagaimana terlihat dalam kutipan
berikut.
فهو يتحدث عن عمالئو ىف السند واؽبند وسيالن وساحل الذىب واؼبغرب (.۱۹۴۰:۳۸اغبكيم، )األقصى واؼبشرق األدىن حديث العارف اػببري
Fa huwa yatachaddatsu ‘an ‘imla>’ihi fi ’s-Sanadi wal-Hindi wa Si>la>ni wa Sa>chilu ’dz-dzahabi wal-Maghribul-aqsha> wal-Masyriqul-adna> chadi>tsul-‘a>rifil-khabi>r (al-Chaki>m, 1940:38).
“Dia berbicara tentang perwakilannya di Sanad, India,
Srilanka, Pesisir emas, Maroko, dan Irak, bagaikan
seorang yang berpengalaman” (al-Chaki>m, 1940:38).
125
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji memiliki
perwakilan di beberapa negara yaitu India, Srilanka, Maroko, dan Irak. Dia
juga ikut andil dalam penyebaran buah pikiran karangan-karangan
sastrawan Mesir. Sebagaimana terlihat dalam kutipan berikut.
وىو الجيهل أن لو الفضل ىف إيصال شبرات قرائحنا إىل أدمغة الناس ىف تلك البقاع، وإدخال أدباء مصر وكتاهبا بالًدا ما كانوا يظنون أهنم داخلوىا
(.۱۹۴۰:۳۸اغبكيم، )
Wa huwa la> yajhalu anna lahul-fadhla fi> i>sha>li tsamra>tin qara>’ichina> ila> admighati ’n-Na>si fi> tilkal-biqa>‘i, wa idkha>lu udaba>’u Mishra wa kita>buha> bila>dan ma ka>nu> yazhunnu>na annahum da>khilu>ha> (al-Chaki>m, 1940:38).
“Dia tidak melupakan andilnya dalam penyebaran buah
pemikiran kita kepada akal manusia di seluruh tempat
negara tesebut, dan menyebarkan sastrawan Mesir
beserta karangan-karangannya ke negara-negara yang
sebelumnya tak terpikir dapat dimasuki” (al-Chaki>m,
1940:38).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji telah ikut
andil dalam menyebarkan hasil-hasil pemikiran manusia dan karangan-
karangan sastrawan Mesir. Hal tersebut bertujuan hasil pemikiran
sastrawan Arab dapat terkenal di berbagai negara lain.
c. Religius
Kutipan yang menunjukkan al-Haji dengan karakter religius adalah
sebagai berikut.
واغباج حيج كل عام، ليسأل اهلل الربكات ويسأل العمالء سداد الكمبياالت (.۱۹۴۰:۳۹اغبكيم، )
126
Wal-Cha>jju yachujju kulla ‘a>min, li yas’ala ’l-Lahul-baraka>ti wa yas’alul-‘umala>’u sada>dul-Kambiya>la>ti (al-Chaki>m, 1940:39).
“Haji itu menunaikan ibadah haji tiap tahun agar dapat
memohon berkah kepada Allah untuk dirinya dan
seluruh perwakilannya” (al-Chaki>m, 1940:39).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa al-Haji adalah
seseorang yang religius. Dia melakukan ibadah haji sebagai rasa syukur
kepada Allah atas limpahan rezeki untuk dirinya. Dia juga memohon
berkah kepada Allah untuk dirinya dan seluruh perwakilannya.
d. Keras kepala
Penggambaran sifat keras kepala al-Haji terlihat ketika berdebat
dengan Aku. Sebagaimana terlihat dalam kutipan berikut.
.قلت لك الكالم مع ؿبمد افندى! بتعمل إيو يا حاج -
.ستني، سبعني، شبانني، تسعني، ماية! إن اهلل مع الصابرين يا أستاذ +
-۱۹۴۰:۳۹اغبكيم، ) انت عارف أنا أكره اغبساب! أرجوك يا حاج -
۴۰.)
- Bi ta‘ammuli iyyahu ya> Cha>jju ! Qultu lakal-kala>mu ma‘a Muchammad Afandi>.
+ Inna ’l-Laha ma‘a ’sh-Sha>biri>na ya> Usta>dz ! Sitti>na, Sab‘i>na, Tsama>ni>na, Tis‘i>na, Mi>yatin.
- Arju>ka ya> Cha>jju ! Anta ‘a>rifu ana> akrahul-chisa>b (al-Chaki>m, 1940:39-40).
- “Apa yang kamu lakukan Haji ? Aku bilang
penawaran itu dengan Muhammad Afandi”.
+ “Hai Ustadz, sesungguhnya Allah senantiasa bersama
orang-orang yang sabar ! Enam puluh, tujuh puluh,
delapan puluh, sembilan puluh, seratus...”
- “Pak Haji, kumohon ! Bapak tahu kalau Aku
membenci perhitungan” (al-Chaki>m, 1940:39-40).
127
Berdasarkan kutipan tersebut Haji bersikeras melakukan
perhitungan jual beli dengan Aku meskipun Aku telah menolaknya
berkali-kali. Sejak awal al-Haji telah mengetahui bahwa Aku tidak
menyukai perihal perhitungan.
10) Nona pembantu
Nona pembantu adalah seorang wanita muda yang manis. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut.
سيدة ىف مقتبل العمر رشيقة مليحة، لكنها على عينيها منظارًا ويدل مظهرىا على وىى ترتدى ثياب الرحالت . النشاط وحب اؼبخاطرة والرغبة ىف االنصراف إىل العمل
(.۱۹۴۰:۵۳اغبكيم، )
Sayyidatun fi> maqtubalu l-‘umuri rasyi>qatan mali>chah, la>kinnaha> ‘ala> ‘ainaiha> minzha>ran wa yadullu muzhhiruha> ‘ala ’n-nasya>thi wa chubbul-Mucha>tharati wa ’r-rughbati fil-inshira>fi ilal-‘amal. Wa hiya tartadda> tsiya>bu ’r-richala>t (al-Chaki>m, 1940:53).
“Seorang wanita muda yang manis. Dia memakai kacamata
yang menunjukkan gairah semangat untuk bekerja dengan
mengenakan pakaian santai” (al-Chaki>m, 1940:53).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa nona pembantu adalah
seorang wanita muda berkacamata. Hal tersebut memperlihatkan bahwa nona
pembantu seseorang yang bersemangat dalam bekerja. Selain itu, dia memiliki
bola mata berwarna hijau seperti mata seekor kucing. Sebagaimana terlihat dalam
kutipan berikut.
وقد خلعت عويناهتا فظهرت عيناىا اػبضراوان صبيلتني براقتني ىف ذلك الليل كأهنا عينا (.۱۹۴۰:۶۳اغبكيم، )القطط، وقد خلعت ثياب الرحالت وارتدت ثوبًا نسائًيا لطيًفا
Wa qad khala‘tu ‘awayana>taha> fa dzaharat ‘aina>hal-khadhra>wa>ni jami>lataini bi ra>qataini fi> dza>lika ’l-Laili ka
128
annahuma ‘ainan ilqathatha, waqad khala‘tu tsiyaba ’r-richala>ti wartadtu tsauban nasa>’iyan lathi>fan (al-Chaki>m, 1940:63).
“Nona pembantu yang telah menanggalkan kacamatanya hingga
tampak gemerlap warna hijau bola matanya yang indah,
bagaikan mata seekor kucing” (al-Chaki>m, 1940:63).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa nona pembantu adalah
seseorang yang cantik rupawan. Terlihat matanya yang indah seperti mata seekor
anak kucing ketika menanggalkan kacamatanya. Nona pembantu juga memiliki
keahlian dalam proses pembuatan film. Sebagaimana terlihat dalam kutipan
berikut.
فهي الىت تعد وسائل اإلعالن . يقع ىف اختصاصها أيًضا ىذا الباب (...)أن اآلنسة -۱۹۴۰:۶۴اغبكيم، )باللغات اؼبختلفة وتتوىل إرساىا إىل ؾبالت السينما ىف العامل
۶۵.)
Annal-a>nisah (...) yaqa‘u fi> ikhtisha>shiha> aidhan ha>dzal-ba>bu. Fa hiya ’l-lati> ta‘uddu wasa>’ilul-i‘la>nu bi ’l-lugha>til-mukhtalifati watatawalla> irsa>laha> ila> Majalla>ti ’s-si>nima> fil-‘a>lam (al-Chaki>m, 1940:64-65).
“Nona fulanah spesialisnya di bidang ini. Dialah yang
menyiapkan media massa dengan berbagai bahasa, dan
bertanggung jawab menyebarkannya ke seluruh majalah sinema
di dunia” (al-Chaki>m, 1940:64-65).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa nona pembantu adalah
seseorang yang pandai dan cerdas. Dia bertanggungjawab menyiapkan dan
menyebarkan media massa ke seluruh dunia dalam berbagai bahasa.
11) Istri kamerawan
Istri kamerawan adalah tokoh bawahan yang kesebelas dalam novel CaC.
Penggambaran karakter istri kamerawan adalah sebagai berikut.
129
a. Peduli sesama
Kutipan yang menunjukkan istri kamerawan dengan karakter
peduli sesama adalah sebagai berikut.
ىف أعينهن، وأن تعىن ((القطرة))اعتادت منذ ىبطت الريف، أن اضع (.۱۹۴۰:٧۱اغبكيم، )بشأهنن
I‘ta>dat mundzu habithati ’r-ri>fi, an tadha‘a ((al-Qathrah)) fi> a‘yunihinna, wa an tu‘anni> bi sya’nihinna (al-Chaki>m, 1940:71).
“Semenjak dia ada di desa, dia selalu meneteskan obat
pada mata mereka serta memperhatikan keadaan
mereka” (al-Chaki>m, 1940:71).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa istri kamerawan
adalah seseorang yang memiliki rasa peduli yang tinggi. Dia selalu
meneteskan obat mata dan memperhatikan keadaan para penduduk desa.
b. Perhatian
Kutipan yang menunjukkan istri kamerawan dengan karakter
perhatian adalah sebagai berikut.
وجاءىن خادم من فالحى أن وضع دواء ىف إناء يتصاعد منو جبار طول الليل ذكر ىل أن السيدة زوجة اؼبصور قد أو فدتو بو . يطرد البعوض واؽبوام
(.۱۹۴۰:٧۲اغبكيم، )
Wa ja>’ani> kha>dimun min fala>chi> an wadha‘a dawa>’an fi> ina>’in yatasha>‘adu minhu bi kha>rin thiwala ’l-Laili yathrudul-ba‘u>dha wal-hawa>m. Dzakaru li> anna ’s-Sayyidati zaujatul-Mushawwiru qad au fadathu bihi (al-Chaki>m, 1940:72).
“Seorang pelayan dari petani desa datang dan
meletakkan obat di dalam belanga, yang kemudian
mengepul asap darinya sepanjang malam, menghalau
nyamuk dan serangga lainnya. Dia mengatakan bahwa
130
istri kamerawanlah yang memesan itu untukku” (al-
Chaki>m, 1940:72).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa istri kamerawan
merupakan seseorang yang perhatian. Dia memesan obat untuk menghalau
nyamuk dan serangga kepada petani desa.
c. Penyayang
Kutipan yang menunjukkan al-Haji dengan karakter religius adalah
sebagai berikut.
فإن األيام القليلة الىت قضتها ىف إعداد ىذا اؼبنزل كانت كافية إلشعار (.۱۹۴۰:٧۳اغبكيم، )األىاىل بشخصيتها الكردية وقلبها اغبنون النبيل
Fa innal-ayya>mal-qali>lati ’l-lati> qadhatha> fi> i‘da>din ha>dzal-manzilu ka>nat ka>fiyatan li isy‘a>ral-aha>li> bi syakhshiyatihal-kari>mah wa qalbuhal-channu>nu ’n-nabi>li (al-Chaki>m, 1940:73).
“Sesungguhnya seluruh hari yang telah dia lewatkan
semenjak mempersiapkan rumah ini, sudahlah cukup
untuk menciptakan suasana kekeluargaan. Apalagi
ditambah dengan kepribadiannya yang mulia dan
hatinya yang penyayang” (al-Chaki>m, 1940:73).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa istri kamerawan
adalah seseorang yang peduli dan penyayang. Hari-hari yang telah dia
lewatkan semenjak mempersiapkan rumah untuk syuting telah
menciptakan suasana kekeluargaan bersama para penduduk desa.
12) Seorang yang memperhatikan keperluan Aku
Seseorang yang memperhatikan keperluan Aku adalah salah satu tokoh
bawahan dalam novel CaC. Penggambaran karakter seseorang yang
memperhatikan keperluan Aku adalah sebagai berikut.
131
a. Penipu
Kutipan yang menunjukkan seseorang yang memperhatikan
keperluan Aku dengan karakter sebagai penipu adalah sebagai berikut.
وقفتو ىف جنينة وحط الورد حواليو، وارفع الستارة احملزنة من جنبو وانصب اغبكيم، )باالختصار مناظر مفرحة ! بدؽبا طبيلة ياظبني أو تكعيبة عنب
۱۹۴۰:۱۰۹.)
Wa qaftahu fi> jani>natin wachthul-wardi chawa>li>hi, warfa‘i ’s-sata>ratul-muchzinatu min janbihi wanshab badaluha> khami>latan ya’ismaini au tak‘i>batan ‘unubin ! bil-ikhtisha>ri mana>zhiru mufarrichah (al-Chaki>m, 1940:109).
“Buat dia berdiri ditengah-tengah taman dan letakkan
mawar di sekelilingnya. Angkat tirai yang
menyedihkan ini dari sisinya, dan letakkan
penggantinya dengan gantungan melati atau serumpun
anggur ! Singkatnya, buat pemandangan yang
menggembirakan” (al-Chaki>m, 1940:109).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa seseorang yang
memperhatikan keperluanku berkeinginan agar foto Aku terlihat indah.
Foto dimanipulasi sebaik mungkin dengan Aku berdiri di tengah-tengah
taman dengan serumpun bunga mawar dan melati.
b. Keras kepala
Kutipan yang menunjukkan seseorang yang memperhatikan
keperluan Aku dengan karakter keras kepala adalah sebagai berikut.
فما شعرت إال واؼبتوىل شأىن قد انتزعىن انتزاعا من بني يديو ودفعىن بعيدا (.۱۹۴۰:۱۱۰اغبكيم، )إياك تسمع كالمو : وأقبل على اؼبصور يقول لو
Fama> sya‘artu illa> wal-Mutawalli> sya’ni> qad intaz‘ani> intiza>‘an min baini yadaihi wa dafa‘ni> ba‘i>dan wa
132
aqbala ‘alal-Mushawwiri yaqu>lu ahu : iyya>ka tasma‘u kala>muhu (al-Chaki>m, 1940:110).
“Tanpa kusadari, yang memperhatikan urusanku itu
menarikku darinya dan mendorongku jauh-jauh, lalu
berkata pada kamerawan, “Jangan kau dengarkan
perkataannya !” (al-Chaki>m, 1940:110).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sifat keras kepala
orang tersebut agar kamerawan tidak mendengarkan ucapan Aku. Segala
sesuatunya harus sesuai dengan kehendak orang yang memperhatikan
urusan Aku.
13) Kamerawan (Pembantu Sutradara)
Kamerawan adalah pembantu sutradara yang membantu dalam proses
pembuatan film. Adapun karakter kamewaran adalah sebagai berikut.
وظبعنا صوت اؼبصور يصيع بنا من أسفل اؼبنزل يدعونا إىل مشاىدة تصوير الشمس (.۱۹۴۰:۱۱۹اغبكيم، )الطالعة
Wa sami‘na> shautul-Mushawwiru yashi>chu bina> min asfalil-manzili yad‘u>na> ila> musya>hadatin tashwi>ru ’sy-Syamsi ’th-tha>li‘ah (al-Chaki>m, 1940:119).
“Kami mendengar suara kamerawan itu berteriak menyeru kami
dari bawah rumah, mengajak kami untuk mengambil gambar
matahari terbit” (al-Chaki>m, 1940:119).
Berdasarkan kutipan tersebut kamerawan adalah seorang yang dapat
diandalkan dalam proses pembuatan film. Seseorang yang disiplin dan tanggung
jawab karena pengambilan gambar haruslah sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
133
14) Pelayan dari petani desa
Pelayan dari petani desa adalah seorang petani desa yang bergabung
membantu para seniman dalam pembuatan film. Adapun ciri-ciri petani desa
terlihat dalam kutipan berikut.
. وجاءىن خادم من فالحى ىذه القرية قد اغبق مع من اغبقوا خبدمة ىؤالء الفنانني (.۱۹۴۰:٧۲اغبكيم، )وغبظت نظافة ىذا الفالح
Wa ja>’ani> Kha>dimun min Fala>chi> ha>dzihil-qaryatu qad al-chaqu ma‘a man al-chaqu> bi khidmatin ha>’ula>’il-Fanna>ni>n. Wa lachazhtu nazha>fatan ha>dzal-Falla>ch (al-Chaki>m, 1940:72).
“Datang padaku salah seorang pelayan dari petani desa yang
bergabung membantu para seniman. Aku memperhatikan
kebersihan petani yang satu ini” (al-Chaki>m, 1940:72).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa petani desa yang
bergabung dengan para seniman telah menjaga kebersihan dirinya berbeda dengan
petani desa lainnya. Selain itu, petani desa adalah seorang yang patuh. Hal
tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
فذىب الفالح . ىات ىل اؼبخرج بالعجل، اهلل خيرج عينيو من رأسو: فصحت ىف اغبال (.٧۵-۱۹۴۰:٧۴اغبكيم، )يأتى بو
Fa shachtu fil-cha>l: Ha>ta lil-Makhraju bil-‘ajli, a’l-Lahu yakhruju ‘ainaihi min ra’sihi. Fa dzahabal-Falla>chu ya’ti> bihi (al-Chaki>m, 1940:74-75).
“Aku menjerit, “Cepat panggil sutradara itu, semoga Allah
mencongkel matanya !”. Petani itu pergi untuk memanggilnya”
(al-Chaki>m, 1940:74-75).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa pelayan dari petani desa
patuh kepada perintah Aku untuk memanggil sutradara. Dia lalu pergi untuk
memanggil sutradara. Kepatuhan pelayan dari petani desa adalah sesuatu yang
harus dikerjakan untuk memberikan kenyamanan kepada tamu.
134
15) Pembantu orang Noubi
Pembantu orang Noubi adalah salah satu tokoh dalam novel CaC. Kutipan
yang menunjukkan karakter pembantu tersebut adalah sebagai berikut.
وربريت أمره فعلمت أنو يرتبص ىب . الثمينة ((أسطواناتى))فاػبدام النوىب جعل يكسر ويضع ما يقع ىف يده من أعمال ((اعبراموفون))حىت أخرج ىف الصباح، فيدير
(.۱۹۴۰:۱۱۴اغبكيم، ) ((موزار))و ((بيتهوفن))
Fal-kha>dimu ’n-Nu>bi> ja‘ala yaksuru ((Asthuwa>na>ti>)) a’ts-tsami>nah. Wa tachraitu amrahu fa ‘alimtu annahu yatarabbashu bi> chatta> akhraja fi ’sh-Shaba>ch, fa yudi>ru ((al-Jara>mu>fu>n)) wa yadha‘u ma> yaqa‘u fi> yadihi min a‘ma>lin ((Bi>tahu>fin)) wa ((Mu>za>run)) (al-Chaki>m, 1940:114).
“Pembantu orang Noubi telah menghancurkan piringan-
piringanku yang mahal. Aku menyelidikinya dan ternyata dia
memata-mataiku. Ketika Aku keluar pada pagi hari, dia
memutar gromofon dan meletakkan apa yang dia dapati dari
piringan yang ternyata adalah piringan Beethoven dan Mozart”
(al-Chaki>m, 1940:114).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa pembantu Aku adalah
seseorang berkebangsaan Noubi. Dia adalah orang yang licik dan tidak
bertanggung jawab yaitu dengan memata-matai setiap Aku keluar rumah. Dia
bekerja sambil memutar lagu-lagu Bethoven dan Mozart dengan gromofon. Selain
itu, dia juga telah menghancurkan koleksi piringan-piringan Aku yang yang
mahal.
16) Koki
Koki adalah pembantu kedua Aku. Kutipan yang menunjukkan karakter
koki tersebut adalah sebagai berikut.
مث قصر وتراخى حىت صار الطعام ضربا من . فقد كان يبدى االبتكار ىف ألوانو أول األمر (.۱۹۴۰:۱۱۴اغبكيم، )الروتني ال طعم لو
135
Faqad ka>na yubdal-ibtika>ru fi> alwa>nihi awwalul-amri. Tsumma qasharun wa tara>khi> chatta> sha>ra ’th-tha‘a>mu dharban mina ‘r-ru>ti>na la> tha‘mun lahu (al-Chaki>m, 1940:114).
“Awalnya dia tampak mahir menggunakan tangannya, kemudian
kemampuannya menurun, sampai-sampai makanan yang
dibuatnya terasa hanya sebagai pekerjaan rutin, karena tak ada
rasanya” (al-Chaki>m, 1940:114).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan koki atau juru masak merupakan
seseorang yang tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Dia telah
mengecewakan sang majikan yang telah bersedia memberinya pekerjaan.
Awalnya dia terlihat mahir memasak lama-kelamaan kemampuan tersebut
menurun, sehingga masakannya terasa hambar. Selain itu, kelicikan sang koki
terlihat dalam kutipan berikut.
فقد علمت أن الطاىى يعد على حساىب قدرا كبريا من الطعام يقدمو باألجر إىل بواىب اعبريان، وأن اػبادم يدعو صبيع زمالئو النوبيني كل عصر عقب انصراىف إىل تناول الشاى
(.۱۹۴۰:۱۱۵اغبكيم، )
Faqad ‘alimat anna ’th-Tha>hi> ya‘uddu ‘ala> chisa>bi> qadran kabi>ran mina ’th-tha‘a>mi yuqaddimuhu bil-ajri ila> bi wa>bil-ji>ra>n, wa annal-Kha>dimu yad‘u> jami>‘un zumala>’ihi ’n-Nu>biyyi>na kullu ‘Ashrin ‘aqba inshira>fi> ila> tana>wuli ’sy-sya>i (al-Chaki>m, 1940:115).
“Aku juga telah tahu kalau koki membuat makanan yang banyak
kemudian dia jual kepada para satpam tetangga. Pembantu itu
mengundang seluruh temannya dari Noubi setiap Ashar setelah
kepergianku, untuk minum teh bersama-sama” (al-Chaki>m,
1940:115).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sang koki telah
mengkhianati majikannya. Dia menggunakan fasilitas milik majikan dengan
seenaknya dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Dia memasak makanan
dalam jumlah yang banyak lalu menjualnya kepada para satpam tetangga. Selain
136
itu, ketika kepergian Aku di sore hari, dia mengundang teman-temannya untuk
minum teh bersama.
17) Sopir
Sopir adalah pembantu ketiga Aku. Kutipan yang menunjukkan karakter
sopir tersebut adalah sebagai berikut.
إهنا سبنعىن . فأنا أبغض السرعة. أما السائق فال يريد أن يصغى إىل رجائى كلما طلبت إليوولكنو ينطلق ىب رغم ذلك، كأمنا يريد أن يطرحىن ىف أسرع وقت، ليخلص . من التفكري
(.۱۹۴۰:۱۱۵اغبكيم، )مىن وينصرف إىل شأنو
Amma ’s-Sa>’iqu fala> yuri>du an yashgha> ila> raja>’i> kullama> thalabtu ilaihi. Fa ana> abghadhu ’s-sur‘ah. Innaha> tamna‘uni> mina ’t-tafki>ri. Wa la>kinnahu yanthaliqu bi> raghma dza>lika, ka annama> yuri>du an yuthrichani> fi> asra‘i waqtin, li yakhlusha minni> wa yansharifa ila> sya’nihi (al-Chaki>m, 1940:115).
“Sopir tidak pernah mendengarkan perintahku ketika Aku suruh
untuk tidak mengebut. Aku benci kecepatan karena hal itu
menghalangiku untuk berpikir. Dia tetap melaju kencang
seakan-akan ingin melemparku secepat mungkin” (al-Chaki>m,
1940:115).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sopir tidak pernah
mendengarkan Aku sebagai majikannya. Dia selalu melaju kencang meskipun
Aku telah melarangnya. Selain itu, sopir juga memahami sang majikan ketika
sang majikan berkeinginan ke tempat yang penuh udara segar. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut.
فيمشى ىب حيث يريد ىو، دون أن . ((أى جهة زبتارىا. اطلع جهة فيها ىواء نقى)) (.۱۹۴۰:۱۱۶اغبكيم، )أعرتض
((Ithla‘a jihatan fi>ha> hawa>’un naqi>. Ayyu jihatin takhta>ruha>)). Fa yamsyi> bi> chaitsu yuri>du huwa, du>na an a‘taridha (al-Chaki>m, 1940:116).
137
“Ayo keluar ke tempat yang penuh udara segar. Pilih tempat
semaumu”. Maka dia membawaku ke tempat yang dia pilih
tanpa penolakan dariku” (al-Chaki>m, 1940:116).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sopir mengerti segala
kegiatan sang majikan. Sopir merasa ada kekuasaan penuh ditangannya karena
sang majikan tidak pernah mempermasalahkan keputusan sopir membawanya
kemana saja. Di sisi lain, sopir memanfaatkan hal tersebut. Seperti terlihat dalam
kutipan berikut.
وقد شعر بقدر ىذه السلطة الواسعة ىف يده فاستغلها آخر األمر استغالل الطاغية غبرية (.۱۹۴۰:۱۱۶اغبكيم، )الشعب
Waqad sya‘ara bi qadri ha>dzihi ’s-sulthatul-wa>si‘atu fi> yadihi fastaghlaha> a>khirul-amri istighla>lu ’th-tha>ghiyati li churiyyati ’sy-syu‘bi (al-Chaki>m, 1940:116).
“Dia telah merasakan adanya kekuasaan yang luas ditangannya,
maka dia memanfaatkannya belakangan ini, bagai orang bejat
yang memanfaatkan kebebasan bangsa” (al-Chaki>m, 1940:116).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sopir telah measakan
kebebasan ditangannya. Dia seenaknya menggunakan fasilitas sang majikan
merupakan bagian dari sebuah kelicikan. Selain itu, Dia telah mengkhianati dan
menghilangkan kepercayaan sang majikan.
18) Wanita yang diundang
Wanita yang diundang adalah salah tokoh dalam novel CaC. Adapun
kutipan yang menunjukkan tokoh tersebut adalah sebagai berikut.
فإذا سيدة من . فالتفت. وشعرت بصوت شخص إىل جوارى على مقعد طويل خال (.۱۹۴۰:۱۲۸اغبكيم، )اؼبدعوات
138
Wa sya‘artu bi shauti syakhshin ila> jawa>ri> ‘ala> maq‘adi thawi>lin kha>lin. Fal-taftu. Fa idza> Sayyidatun minal-mad‘uwa>ti (al-Chaki>m, 1940:128).
“Aku merasakan keberadaan seseorang di sampingku yang
duduk di sebuah bangku panjang kosong. Aku menoleh, dan
ternyata dia adalah seorang wanita yang diundang” (al-Chaki>m,
1940:128).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa wanita yang diundang
mengikuti Aku duduk di bangku panjang yang kosong. Aku telah mengetahui
bahwa wanita tersebut adalah salah satu tamu yang diundang.
a. Pengagum Aku
Kutipan yang menunjukkan wanita yang diundang sebagai
pengagum Aku adalah sebagai berikut.
. لقد قرأت أحد كتبك، فألفيتو فياضاً بروح الدعابة والفكاىة واغبديث الطلى (.۱۹۴۰:۱۲۹اغبكيم، )فتصورتك كذلك ىف اغبياة واغبقيقة
Laqad qara’tu achada kutubuka, fa alfaituhu fiya>dhan bi ru>chi ’d-du‘a>bati wal-fuka>hati wal-chadi>tsi ’th-thula>. Fa tashawwartuka kadza>lika fil-chaya>ti wal-chaqi>qah (al-Chaki>m, 1940:129).
“Aku telah membaca salah satu bukumu dan kau telah
mengarang sejumlah tulisan dengan jiwa besar, kocak,
dan dengan ungkapan ringan. Maka demikianlah Aku
menggambarkan dirimu dalam kehidupan nyata” (al-
Chaki>m, 1940:129).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa wanita tersebut
adalah pengagum Aku melalui karya-karyanya. Melalui karangan Aku
wanita tersebut menyimpulkan bahwa sang penulis, Aku, adalah orang
berjiwa besar, kocak, dan dengan ungkapan ringan sehingga mudah
bergaul.
139
b. Pemikat
Kutipan yang menunjukkan wanita yang diundang dengan karakter
sebagai pemikat adalah sebagai berikut.
.إىن أراك اآلن مثال قد بدأت زبرج حديثاً شيقاً -
اغبكيم، )ألنك عرفت كيف توخزين موضعاً من اؼبواضع الىت يعنيىن الكالم فيها +۱۹۴۰:۱۲۹.)
- Inni> ara>kal-a>na matsalan qad bada’ta takhruju chadi>tsan syayyiqan.
+ Li annaki ‘arafti kaifa tuwakhkhizi>na maudhi‘an minal-mawa>dhi‘i ’l-lati> yu‘anni>nil-kala>mu fi>ha> (al-Chaki>m, 1940:129).
- “Aku lihat kau sekarang misalnya telah memulai
pembicaraan yang menarik”.
+ “Karena kau tahu bagaimana cara memasukkan
perkataan yang Aku perhatikan” (al-Chaki>m,
1940:129).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaska bahwa wanita yang
diundang adalah wanita yang pandai sehingga dapat memancing Aku
untuk berbicara banyak tentang dirinya. Hal tersebut didasari karena sang
wanita tahu cara merangkai kata sehingga Aku memperhatikan dan tanpa
sadar telah berlangsung perbincangan yang menarik.
3. Latar
Latar cerita adalah lingkungan peristiwa, yaitu dunia cerita tempat terjadinya
peristiwa (Stanton, 2012:35). Latar secara langsung mempengaruhi tokoh, dan
dapat menjelaskan tema. Hal tersebut secara konkret dapat menciptakan suasana
tertentu yang seolah-olah nyata dan terjadi. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga
unsur yaitu tempat, waktu, dan sosial.
140
a. Latar tempat
Latar tempat dalam novel CaC disebutkan secara eksplisit sehingga pembaca
bisa secara langsung mengetahui nama tempat tersebut. Latar tempat yang
dominan terdapat dalam novel CaC adalah di kota Kairo. Kota Kairo adalah
tempat Aku tinggal di sebuah hotel dengan menyewa sebuah kamar di lantai lima.
Segala aktifitas, bekerja dan kejadian Aku terjadi kota Kairo. Adapun kutipan
latar tempat adalah sebagai berikut.
1) Kota Kairo
Kutipan yang menunjukkan kota Kairo sebagai latar tempat adalah sebagai
berikut.
وىف شارع من أفخم شوارعها . ىف قلب القاىرة. عرفتو ىف يوم من أيام الصيف اؼباضى(. ۱۹۴۰:۱۱اغبكيم، )
‘Araftuhu fi> yaumi min ayya>mi ’s-Shaifil-ma>dhi>. Fi> qalbil-Qa>hirah. Wa fi> sya>ri‘i min afkhami syawa>ri‘iha> (al-Chaki>m, 1940:11).
“Aku mengenalnya pada hari-hari musim panas tahun lalu, di
jantung kota Kairo, di salah satu jalan rayanya” (al-Chaki>m,
1940:11).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku bertemu anak keledai
di jalan raya kota Kairo pada musim panas setahun yang lalu.
2) Hotel
Latar tempat yang menunjukkan hotel sebagai tempat tinggal Aku adalah
dalam kutipan berikut.
فقد صادفت وجها مليحا، لغادة شقراء ىبطت معى بكلبها ىف مصعد الفندق الذى (.۱۹۴۰:۱۱اغبكيم، )أزبده منزال
141
Faqad sha>dafat wajhan mali>chan, li gha>datin syuqra>’i habathat ma‘i> bi kalbiha> fi> mush‘adil-funduqi ’l-ladzi> attakhiduhu munzilan (al-Chaki>m, 1940:11).
“Aku berjumpa dengan wajah ceria berambut pirang dengan
anjingnya, yang turun dari lift bersamaku di hotel tempat Aku
tinggal” (al-Chaki>m, 1940:11).
Berdasarkan kutipan tersebut menunjukkan bahwa Aku tinggal di sebuah
hotel. Terlihat ketika Aku turun dengan lift bersama wanita berambut pirang dan
anjingnya.
3) Kamar tokoh utama “Aku”
Latar tempat yang menunjukkan kamar Aku adalah dalam kutipan berikut
ini.
ودخلت الفندق من بابو الكبري الدائر ووقفت ىف البهو قليال، مث ارتقيت باؼبصعد إىل ودخلتها فالفيتها كما تركتها، كل شيء فيما قائم ىف مكانو . حجرتى ىف الطابق اػبامس
و . كتىب وورقى فوق اؼبكتب ومالبسى ىف اغبزانة وفوق اؼبشجب. على أحسن ترتيبوأصص الورد على حاجز الشرفة . وأواىن الزىر فوق اؼبناضد. وأسطواناتى ((جراموفوىن)) (.۱۹۴۰:۲۰اغبكيم، )
Wa dakhaltul-funduqa min ba>bihil-kabi>ri ’d-da>’iri wa waqaftu fil-bahwi qali>lan, tsumma irtaqaitu bil-mus‘adi ila> chujrati> fi ’th-tha>biqil-kha>mis. Wa dakhaltuha> fal-faituha> kama> taraktuha>, kulla syai’in fi>ma qa>’imun fi> maka>nihi ‘ala> achsani tarti>bi. Kutubi> wa waraqi> fauqal-maktabi wa mala>bisi> fil-khiza>nah wa fauqal-misyjabi, wa ((Jara>mu>fu>ni>)) wa asthiwa>na>ti>. Wa awa>ni ’z-zuhri fauqal-muna>dhadi. Wa ushshishal-warda ‘ala> cha>jizi ’sy-syurfah (al-Chaki>m, 1940:20).
“Aku memasuki hotel dari pintu utama dan berhenti sejenak di
lobi. Kemudian dengan lift Aku naik ke kamarku di lantai lima.
Ketika memasukinya, Aku menemukan segala sesuatu masih
sama seperti saat Aku tinggalkan. Segalanya teratur
ditempatnya. Buku-buku dan berkas-berkas diatas meja, pakaian
tergantung di dalam lemari, gromofon dan semua koleksi
compact disk, serta vas-vas bunga diatas bufet, dan tanaman
anggur di beranda” (al-Chaki>m, 1940:20).
142
Berdasarkan kutipan tersebut menunjukkan Aku menyewa sebuah kamar
di lantai lima di hotel sebuah terkenal. Kamar tersebut terdapat buku-buku dan
berkas-berkas pekerjaan Aku. Selain itu, tergantung pakaian dilemari, terdapat
gromofon dan tertata rapi koleksi compact disk, serta vas bunga di atas bufet.
4) Salon Cukur
Latar tempat yang menunjukkan salon cukur adalah dalam kutipan berikut
ini.
(.۱۹۴۰:۱۵اغبكيم، )وأشرت إليهما فتبعاىن بو إىل حانوت اغبالق
Wa asyartu ilaihima> fattabi‘a>ni> bihi ila> Cha>nu>til-chila>qi (al-
Chaki>m, 1940:15).
“Aku berisyarat kepada keduanya, dan mereka pun mengikutiku
pergi ke salon cukur” (al-Chaki>m, 1940:15).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku mengisyaratkan
orang-orang yang bersamanya untuk menuju salon cukur. Mereka patuh
mengikuti Aku.
5) Kamar mandi
Latar tempat yang menunjukkan kamar mandi adalah dalam kutipan
berikut ini.
اغبكيم، )واذبهت إىل الباب الصغري اؼبوصل إىل اغبمام اؼبلحق حبجرتى وفتحتو ۱۹۴۰:۲۰.)
Wa’t-tajahtu ilal-ba>bi ’sh-shaghi>ril-muwashshala ilal-chamma>mil-mulchaqi bi chujrati> wa fatachtuhu (al-Chaki>m, 1940:20).
143
“Aku menuju pintu kecil kamar mandi yang ada di kamarku, dan
membuka pintunya” (al-Chaki>m, 1940:20).
Berdasarkan kutipan diatas menjelaskan bahwa latar tempat kamar mandi
yang terdapat di dalam kamar Aku. Aku menuju pintu kecil kamar mandi dan
membukanya.
6) Lobi hotel
Aku membuat janji bertemu dengan laki-laki yang berbicara dengan
bahasa Perancis di lobi hotel. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
(.۱۹۴۰:۲۹اغبكيم، )فضربت لو موعدا ىف مساء ذلك اليوم ىف هبو الفندق
Fa dharabtu lahu mau‘idan fi> masa>’i dza>likal-yaumi fi> bahwil-
funduq (al-Chaki>m, 1940:29).
“Aku membuat janji untuk bertemu dengannya sore hari di lobi
hotel” (al-Chaki>m, 1940:29).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku bertemu dengan
seseorang yang berbicara dengan bahasa Percansi di lobi hotel. Mereka berjanji
bertemu di sore hari.
7) Beranda kamar
Latar tempat yang menunjukkan Aku sebagai tokoh utama yang selalu
berada di beranda kamar adalah dalam kutipan berikut ini.
فقد كنت قد دعوتو إىل االجتماع ىف شرفة حجرتى حيث النسيم ينشط الفكر بدال من اغبكيم، )هبو الفندق وقاعات استقبالو حيث يشتد اغبرىف تلك الساعة ويقل اؽبواء
۱۹۴۰:۴۳.)
144
Faqad kunta qad da‘watuhu ilal-ijtima>‘i fi> syirfati chujrati> chaitsu ’n-nasi>mu yansyathul-fikri badalan min bahwil-funduqi wa qa>‘a>tin istiqba>lihi chaitsu yasytaddul-char fi> tilka ’s-sa>‘ati wa yaqillul-hawa>’u (al-Chaki>m, 1940:43).
“Aku mengundangnya untuk berkumpul di beranda kamar
sambil menghirup udara segar, daripada di dalam lobi atau
ruang konferensi yang penuh dengan kepengapan” (al-Chaki>m,
1940:43).
Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa tempat biasa Aku
gunakan untuk melepas lelah di sore hari adalah di beranda. Selain itu, Aku juga
lebih senang bertemu sang sutradara di beranda kamarnya sambil menghirup
udara segar. Dengan demikian, Aku tetap duduk di sofa tanpa berpindah tempat.
8) Apotek
Latar tempat yang menunjukkan apotek adalah dalam kutipan berikut ini.
اغبكيم، ) ((بزازة))وأسرعت إىل أجزاخانة قريية فدخلتها وطلبت من فورى . وتركتو۱۹۴۰:۲۴.)
Wa taraktuhu. Wa asra‘tu ila> ajza>kha>nati qari>yatan fa dakhaltuha> wa thalabtu min fu>ri> ((biza>zatin)) (al-Chaki>m, 1940:24).
“Aku tinggalkan dia dengan segera menuju Apotek terdekat
untuk membeli dot” (al-Chaki>m, 1940:24).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku bergegas pergi ke
Apotek untuk keperluan membeli dot. Dot tersebut akan digunakan untuk minum
susu seekor anak keledai.
9) Kamar wanita berambut pirang
Latar tempat yang menunjukkan kamar wanita berambut pirang adalah
dalam kutipan berikut ini.
145
وأبصرت اعبحش واقفا أمام مرآة طويلة، وإىل . فالفيت نفسى أمام حجرة باهبا مفتوح (.۱۹۴۰:۲۵اغبكيم، )جانبو الغادة الشقراء تضحك
Fal-faitu nafsi> ama>ma chujratin ba>buha> maftu>chun. Wa abshartul-Jachsyu wa>qifan ama>ma mir’a>tin thawi>latin, wa ila> ja>nibihil-gha>datu ’sy-syuqra>’u tadhchaku (al-Chaki>m, 1940:25).
“Aku tiba di hadapan sebuah kamar yang pintunya terbuka. Aku
melihat anak keledai sedang berada di hadapan cermin tinggi,
sedangkan sampingnya ada seorang wanita berambut pirang”
(al-Chaki>m, 1940:25).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku berada di depan
kamar yang terbuka. Aku melihat anak keledainya masuk kamar tersebut dan
bercermin. Kamar tersebut adalah milik kamar wanita berambut pirang.
10) Rumah di desa
Kutipan yang menunjukkan latar tempat di sebuah rumah di desa adalah
sebagai berikut.
قد زبريوا بالفعل قرية صغرية ىف طريق البدرشني على بعد كبو نصف ساعة بالسيارة من (.۱۹۴۰:۴۵اغبكيم، )القاىرة
Qad tukhayyi>ru> bil-fi‘li qaryatan shaghi>ratan fi> thari>qil-Badrasyi>na ‘ala> bu‘din nachwa nishfu sa>‘atin bi ’s-sayya>rati minal-Qa>hirah (al-Chaki>m, 1940:45).
“Sesungguhnya mereka telah menemukan desa kecil di jalan al-
Badrasyi>n, setengah jam berkendaraan dari kota Kairo” (al-
Chaki>m, 1940:45).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara beserta para
pembantunya telah menemukan desa kecil sebagai tempat syuting. Desa kecil
tersebut terletak di desa al-Badrasyi>n berjarak setengah jam dari kota Kairo.
146
Latar tempat yang menggambarkan tentang rumah di desa tersebut adalah
dalam kutipan berikut ini.
فإذا ىو قائم وسط بيوت الفالحني، كما يقوم العمدة اؼبوسر بعض اليسر بني رجالو فهذا اؼبنزل . العراة، دون أن يتميز عنهم كل التميز من حيث الذوق والطبيعة واإلدراك
. رحب ضخم من طابقني، وىو مبىن بالطوب األضبر ومطلى بطالء ىف لون الفستقونوافذه واسعة مشبكة باغبديد، وجدرانو ظبيكة وسقوفو عالية وحيطان حجراتو منقوشة
(.۶۲-۱۹۴۰:۶۱اغبكيم، )بالزيت نقشا ينم عن السعة والرتف
Fa idza huwa qa>’imun wasatha buyu>tul-falla>chi>na, kama> yaqu>mul-‘imadatul-muwassiru ba‘dhal-yasara baina rija>lihil-‘ira>rah, du>na an yatamayyaza ‘anhum kulla ’t-tamayyizi min chaitsu ’dz-dzauqi wa ’th-thabi>‘ati wal-idra>k. Fa ha>dzal-manzilu rachiba dhakhmun min tha>biqaini, wa huwa mabna> bi ’th-thu>bil-achmari wa mathla> bi thala>’in fi> launil-fustaqi. Wa nawa>fidzahu wa>si‘atun musybakatun bil-chadi>di, wa judra>nihi sami>katun wa suqu>fihi ‘a>liyatun wa chi>tha>ni chujra>tahu manqu>syatun bi ’z-zaiti naqsyan yanmu ‘ani ’s-sa‘ati wa ’t-tirafi (al-Chaki>m, 1940:61-62).
“Rumah itu berdiri ditengah-tengah rumah penduduk bagaikan
seorang kepala desa yang sedang memberikan pengarahan
kepada para bawahannya tanpa mengenal karakteristik di antara
mereka satu persatu. Rumah yang besar terdiri dari dua lantai,
terbuat dari batu bata merah, dan bercat kehijau-hijauan.
Jendelanya besar tertutup teralis, temboknya kasar, plafonnya
tinggi, dinding ruangannya diukir dengan cat yang
menggambarkan kebesaran dan keluasan” (al-Chaki>m, 1940:61-
62).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa rumah tersebut berdiri
ditengah-tengah desa. Rumah yang besar terdiri dari dua lantai, terbuat dari batu
bata merah yang bercat kehijau-hijauan. Terdapat jendela yang tertutup teralis,
tembok yang kasar, dan plafon tinggi. Selain itu, dinding rumah tersebut terukir
dengan cat yang menggambarkan kebesaran dan keluasan.
147
11) Kedai di kota
Latar tempat yang menunjukkan kedai di kota adalah dalam kutipan
berikut ini.
(.۱۹۴۰:۴۸اغبكيم، )ورأيت أن أتغدى ىف مطعم باؼبدينة . فرتكت الفندق
Fa taraktul-funduqa. Wa ra’aitu an ataghadda> fi> math‘ami bil-
madi>nati (al-Chaki>m, 1940:48).
“Aku tinggalkan hotel untuk pergi makan siang di salah satu
kedai di kota” (al-Chaki>m, 1940:48).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku meninggalkan hotel
untuk makan siang di salah satu kedai di kota Kairo.
12) Toko pedagang besar
Latar tempat yang menunjukkan toko pedagang besar adalah dalam
kutipan berikut ini.
(.۱۹۴۰:۵۳اغبكيم، )فوقفنا أمام متجر كبري، أبياع منو مالبس كمالبسهم
Fa waqafna> ama>ma muttajirin kabi>rin, abta>‘a minhu mala>bisa kamala>bisihim (al-Chaki>m, 1940:53).
“Kami berhenti di depan sebuah toko pedagang besar untuk
membeli pakaian seperti yang mereka pakai” (al-Chaki>m,
1940:53).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar tempat Aku berada
toko pedagang besar untuk membeli pakaian seperti yang dikenakan oleh sang
sutradara dan para pembantu. Aku membeli pakaian santai yang biasa digunakan
untuk perjalanan.
148
13) Kamar Aku di desa
Kutipan yang menggambarkan tentang latar tempat kamar Aku di desa
adalah sebagai berikut.
اغبكيم، )وىى خري اغبجرات، وقد وضعوا فيها أثاثاً خفيفاً فبا يستعمل ىف الرحالت ۱۹۴۰:۶۲.)
Wa hiya khairul-chujura>ti, wa qad wadha‘u> fi>ha> atsa>tsan khafi>fan mimma> yasta‘milu fi ’r-richala>ti (al-Chaki>m, 1940:62).
“Kamar itu adalah kamar yang terindah dari yang lainnya.
Mereka meletakkan di dalamnya perabotan-perabotan ringan
yang dipergunakan dalam perjalanan” (al-Chaki>m, 1940:62).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa kamar yang disediakan
untuk Aku adalah kamar terindah daripada kamar yang lainnya. Kamar tersebut
terdapat perabotan-perabotan ringan untuk perjalanan.
14) Loteng rumah
Kutipan yang menunjukkan latar tempat di loteng rumah adalah sebagai
berikut.
اغبكيم، )فدعوىن إىل مائدة نصبت فوق سطح اؼبنزل . أن حان وقت العشاء۱۹۴۰:۶۳.)
Anna cha>na waqtul-‘isya>’i. Fa da‘auni> ila> ma>’idatin nashabat fauqa sathchil-Manzili (al-Chaki>m, 1940:63).
“Tiba waktu makan malam mereka memanggilku untuk datang
ke meja yang terdapat di loteng rumah” (al-Chaki>m, 1940:63).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar tempat loteng rumah
terdapat meja makan. Tempat tersebut biasa digunakan untuk makan malam
bersama dan berbincang-bincang.
149
15) Puncak menara
Kutipan yang menggambarkan tentang latar tempat di puncak menara
adalah sebagai berikut.
فصعدت درجات ذلك السلم حىت انتهيت إىل سطح ىذا الربج، وىو أعلى اؼبنزل، بل (.۱۹۴۰:۹۴اغبكيم، )أعلى مكان ىف القرية
Fa sha‘idtu daraja>tin dza>lika ’s-sullamu chatta intahaitu ila> sathchi hadzal-barji, wa huwa a‘lal-manzili, bal a‘la> maka>nin fil-Qaryah (al-Chaki>m, 1940:94).
“Aku pun menaiki tangga itu hingga sampai puncak ke menara.
Tempat itu adalah tempat tertinggi di rumah itu, atau bahkan
tempat tertinggi di desa itu” (al-Chaki>m, 1940:94).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku menaiki tangga dan
sampai pada puncak menara. Puncak menara tersebut adalah tempat tertinggi di
rumah tersebut, bahkan tertinggi di desa al-Badrasyi>n.
16) Jembatan desa
Kutipan yang menunjukkan latar tempat di jembatan desa adalah sebagai
berikut.
(داير الناحية )ومشينا اؽبوينا إىل اعبسر، فقابلنا قوما من الفالحني حيبطون حبمريىم من (.۱۹۴۰:۸۰اغبكيم، )عائدينا إىل دورىم
Wa masyainal-hawaina> ilal-jisri, fa qa>biluna> qauman minal-Falla>chi>na yahbithu>na bi chami>rihim min (da>yiru ’n-na>chiyah) ‘a>’idzi>na> ila> daurihim (al-Chaki>m, 1940:80).
“Kami berjalan menuju jembatan dan menjumpai rombongan
petani yang pulang dari kampung sebelah ke rumah mereka” (al-
Chaki>m, 1940:80).
150
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku dan sutradara
berjalan-jalan menuju jembatan desa. Mereka bertemu dengan rombongan petani
yang pulang dari kampung sebelah.
17) Istana Pasha
Latar tempat yang menggambarkan tentang istana Pasha terlihat dalam
kutipan berikut ini.
وكنا قد بلغنا ىف سرينا منزال كبرياً صبيال، ال ينبعث عنو ضوء وال صوت إال ذلك الصوت (.۹۰-۱۹۴۰:۸۹اغبكيم، )دى سراية الباشا : فهدأ من روعنا قائال . الغريب
Wa kunna qad balaghna> fi> sairana> munzilan kabi>ran jami>lan, la> yanba‘astu ‘anhu dhau’un wa la> shautun illa> dza>lika ’sh-shautul-ghari>b. fa hada’a min ru>‘ina> qa>’ilan : di> sira>yatal-Ba>sya> (al-Chaki>m, 1940:89-90).
“Kami telah berjalan sampai pada suatu rumah besar yang
bagus. Tak ada satupun cahaya atau suara yang keluar dari
rumah tersebut, kecuali suara aneh. Penjaga kami menenangkan
kami sambil berkata, “Ini adalah istana Pasha” (al-Chaki>m,
1940:89-90).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa istana Pasha adalah rumah
besar yang bagus. Tidak ada cahaya dan suara yang keluar dari istana tersebut
sehingga menandakan tidak berpenghuni.
18) Studio foto
Kutipan yang menunjukkan latar tempat di studio foto adalah sebagai
berikut.
فوضعىن ذلك . معروف ((مصور فوتوغراىف ))وسحبىن من يدى، وذىب ىب إىل ؿبل (.۱۹۴۰:۱۰۸اغبكيم، )اؼبصور أمام لوحة من قماش سبثل ستارة سوداء
Wa sachchibuni> min yadi>, wa dzahaba bi> ila> machalin ((Mushawwiru fu>tu>ghura>fi>)) ma‘ru>fun. Fa wadha‘ani> dza>likal-
151
Mushawwiru ama>ma lawwachatin min qumma>syin tamatstsala sata>ratun sauda>’u (al-Chaki>m, 1940:108).
“Dia menarik tanganku dan membawaku ke studio foto terkenal.
Kamerawan meletakkan Aku di depan tirai papan bertirai hitam”
(al-Chaki>m, 1940:108).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar tempat studio adalah
studio foto terkenal. Aku menuju tempat tersebut untuk berfoto. Ketika sampai,
kamerawan bergegas melakukan tugasnya memotret Aku dengan memposisikan
Aku di depan papan bertirai hitam.
19) Kawasan indah di kota Kairo
Latar tempat yang menggambarkan kawasan indah di kota Kairo adalah
dalam kutipan berikut ini.
. فأردت أن أجرب اغبياة اؼبستقرة ىف مسكن ثابت اخرتتو ىف بقعة صبيلة من بقاع القاىرة (.۱۹۴۰:۱۱۴اغبكيم، )يشرف على النيل، وترى من نوافذه القلعة واألىرام
Fa aradtu an ajribal-chaya>tul-mustaqarratu fi> maskanin tsa>bitin ikhtartuhu fi> baqa‘atin jami>latin min baqa>‘il-Qa>hirah. Yasyrafu ‘ala ’n-Ni>l, wa tara> min nawa>fidzihil-qil‘ati wal-Achra>m (al-Chaki>m, 1940:114).
“Aku ingin mencoba kehidupan baru untuk tetap tinggal
ditempat yang Aku pilih sendiri di salah satu kawasan indah di
kota Kairo. Menjorok ke sungai Nil, terlihat dari jendelanya
Benteng dan Piramida” (al-Chaki>m, 1940:114).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar tempat di kawasan
indah kota Kairo adalah tempat tinggal yang Aku pilih sendiri. Kawasan tersebut
terletak menjorok ke sungai Nil. Selain itu, dari jendela rumah Aku langsung
terlihat Benteng dan Piramida.
152
20) Di atas giling gandum
Kutipan yang menunjukkan latar tempat di atas giling gandum adalah
sebagai berikut.
(.۱۹۴۰:۱۲۰اغبكيم، )وأجلسوىن ىف اعبرن خلف كوم القمح
Wa ajlisu>ni> fil-jarni khalfa kaumil-qamchi (al-Chaki>m, 1940:120).
“Mereka mendudukkan Aku di atas alat giling gandum yang
dibelakangnya tampak tumpukan gandum” (al-Chaki>m,
1940:120).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku duduk di atas giling
gandum sesuai yang mereka perintahkan. Di belakang alat giling tersebut terdapat
tumpukan gandum yang disimpan.
21) Tenda di samping Piramid
Latar tempat yang menggambarkan tenda di samping Piramid adalah
dalam kutipan berikut.
ودعا إىل العشاء . أن اؼبتوىل األمور اؼبالية واإلدارية ؽبذه الشركة قد أعد خيمة جبوار األىرام (.۱۹۴۰:۱۲۶اغبكيم، )مساء الغد
Annal-Matawallil-Umu>rul-Ma>liyah wal-Ida>riyyati li ha>dzihi ’sy-syirkati qad a‘adda khi>matan bi jawa>ril-Ahra>m. Wa da‘a> ilal-‘isya>’i masa>’al-ghaddi (al-Chaki>m, 1940:126).
“Penanggung jawab keuangan dan kepegawaian telah
menyiapkan sebuah tenda di samping Piramid untuk sebuah
santap malam besok sore” (al-Chaki>m, 1940:126).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar tempat tenda di
samping Piramid adalah untuk acara makan malam bersama. Penanggung jawab
keuangan dan kepegawaian yang menyiapkan segala persiapan untuk acara
tersebut.
153
22) Perjalanan ke Eropa
Latar tempat yang menggambarkan suasana perjalanan Aku ke Eropa
adalah dalam kutipan berikut.
حيث حضرت ((لوسرين))مث بلغت . مث أحبرت. وسافرت ىف اليوم التاىل إىل اإلسكندرية (.۱۹۴۰:۱۴۱اغبكيم، ) ((توسكانيىن))الكونسري األوىل للموسيقى
Wa sa>fartu fil-yaumi ’t-ta>li> ilal-Iskandariyyah. Tsumma abchartu. Tsumma balaghtu ((Lu>siri>n)) chaitsu chadhartul-ku>nisi>ral-u>la> lil-mu>si>qi> ((Tu>saka>ni>ni>)) (al-Chaki>m, 1940:141).
“Pada hari berikutnya, Aku pergi ke Alexandria, lalu Aku
berlayar hingga tiba di Losirin yaitu disana ada konser perdana
musik Tuskanini” (al-Chaki>m, 1940:141).
(.۱۹۴۰:۱۴۱اغبكيم، )وتنقلت ىف جبال السافوا العليا . وتركت سويسرا إىل فرنسا
Wa taraktu Suwi>siran ila> Furnisan. Wa tanqaltu fi> Jiba>li ’s-
Sa>ful-‘Ulya> (al-Chaki>m, 1940:141).
“Aku meninggalkan Swiss menuju Perancis. Aku berjalan-jalan
di gunung Safo yang tinggi” (al-Chaki>m, 1940:141).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa perjalanan Aku berlibur
ke Eropa dimulai dengan menyaksikan konser perdana musik Tuskanini di Swiss.
Setelah itu, Aku menuju Perancis untuk berjalan-jalan di Gunung Safo yang tingi.
23) Restoran hotel
Kutipan yang menggambarkan restoran hotel adalah dalam kutipan
berikut.
اغبكيم، )إىن أدعوك للعشاء . ىلم معى إىل مطعم الفندق: فقلت لصاحىب اؼبخرج ۱۹۴۰:۱۴۴.)
154
Fa qultu li sha>chibil-Makhraju : Halumma ma‘i> ila> math‘amil-funduqi. Inni> ad‘u>ka lil-‘Isya>’i (al-Chaki>m, 1940:144).
“Aku berkata pada sahabatku sang sutradara, “Marilah ikut Aku
ke restoran hotel, Aku mengundangmu makan malam” (al-
Chaki>m, 1940:144).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar tempat di restoran hotel
terlihat ketika Aku mengundang sang sutradara untuk makan malam bersama.
Sang sutradara mengikuti Aku menuju restoran hotel.
b. Latar waktu
Latar waktu yang terdapat dalam novel CaC adalah waktu pagi, siang, sore,
dan malam. Selain itu pengarang juga memberikan keterangan pasti, seperti
keterangan jam, hari, bulan, dan tahun. Seperti dalam kutipan berikut.
1. Waktu pagi
Latar waktu yang menunjukkan suasana pagi dalam kutipan berikut ini.
وكان اؽبواء حارًا فبزوجا بنسيم . كنت أسري ىف ذلك الصباح إىل حانوت حالقى (.۱۹۴۰:۱۱اغبكيم، )لطيف
Kuntu asi>ru fi> dza>lika ’sh-Shaba>chi ila> chanu>ti chila>qi>. Wa ka>nal-hawa>’u cha>ran mamzu>jan bi nasi>mi lathi>fin (al-Chaki>m, 1940:11).
“Pada pagi itu Aku berjalan menuju salon cukur, ditemani
udara panas yang disertai hembusan angin sepoi-sepoi” (al-
Chaki>m, 1940:11).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar waktu pagi terjadi
ketika Aku menuju salon cukur. Aku ditemani hembusan angin sepoi-sepoi dan
udara yang panas.
155
2. Waktu siang
Latar waktu siang terlihat ketika Aku meninggalkan hotel untuk makan
siang di kedai kota seperti dalam kutipan berikut.
(.۱۹۴۰:۴۸اغبكيم، )ورأيت أن أتغدى ىف مطعم باؼبدينة . فرتكت الفندق
Fa taraktul-funduqa. Wa ra’aitu an ataghadda> fi math‘ami
bil-madi>nati (al-Chaki>m, 1940:48).
“Aku tinggalkan hotel untuk pergi makan siang di salah satu
kedai di kota” (al-Chaki>m, 1940:48).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar waktu siang terlihat
ketika Aku meninggalkan hotel untuk makan siang. Aku makan siang di salah
satu kedai di kota Kairo.
3. Waktu sore
Latar waktu sore terlihat ketika kedatangan sutradara di tempat Aku seperti
dalam kutipan berikut.
وذكرتو باؼبوعد الذى يقتضى . فنبهت صاحىب إىل ساعة عودتى. وجاء العصر أخرياً (.۱۹۴۰:۱۲۳اغبكيم، )وجودى ىف القاىرة ذلك اؼبساء
Wa ja>’al-‘Ashru akhi>ran. Fa nabihat sha>chibi> ila> sa>‘ati ‘audati>. Wa dzakkartuhu bil-mau‘idi ’l-ladzi> yaqtadhi> wuju>di> fil-Qa>hirati dza>likal-masa>’i (al-Chaki>m, 1940:123).
“Akhirnya Ashar tiba, Aku mengingatkan sahabatku akan
waktu kepulanganku. Aku mengingatkannya akan
keharusanku berada di Kairo pada waktu sore itu” (al-
Chaki>m, 1940:123).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar waktu sore terjadi
ketika Aku mengingatkan sahabatnya tentang kepulangan Aku ke Kairo. Hal
156
tersebut karena perjanjian Aku bersama sutradara bahwa Aku harus kembali ke
Kairo di sore hari.
4. Waktu malam
Latar waktu yang menggambarkan suasana waktu malam adalah dalam
kutipan berikut ini.
وانكشفت . فدعوىن إىل مائدة نصبت فوق سطح اؼبنزل. أن حان وقت العشاء (.۱۹۴۰:۶۳اغبكيم، )ألبصارنا ظباء الصيف الصافية
Anna cha>na waqtul-‘Isya>’i. Fa da‘auni> ila> ma>’idatin nashabat fauqa sathchil-Manzili. Wa’n-kasyaftu li-absha>rina> sama>’u ’sh-shaifi ’sh-sha>fiyah (al-Chaki>m, 1940:63).
“Tiba waktu makan malam, mereka memanggilku untuk
datang ke meja yang terdapat di loteng rumah” (al-Chaki>m,
1940:63).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar malam terjadi ketika
tiba waktu makan malam. Acara makan malam berada di loteng rumah.
5. Jam empat sampai jam enam sore
Latar waktu dalam hitungan antara jam empat sampai jam enam sore terlihat
dalam kutipan berikut.
رأى أن أخصص لو وقتا قبتمع فيو فحددت لو بني الرابعة والسادسة من عصر كل يوم، (.۱۹۴۰:۴۳اغبكيم، )وىو الوقت الذى يذىب عادة ىف االستلقاء على اؼبقعد الكبري
Ra’a> an ukhashshisha lahu waqtan najtami‘u fi>hi fa chadadtu lahu baina ’r-ra>bi‘ati wa ’s-sa>disati min ‘Ashri kulla yaumin, wa huwal-waqtu ’l-ladzi> yadzhabu ‘a>datan fil-istilqa>’i ‘alal-Maq‘adil-kabi>ri (al-Chaki>m, 1940:43).
“Aku menetapkan waktu antara jam empat sampai jam enam
sore setiap harinya yaitu waktu yang biasa dihabiskannya
berbaring di atas sofa besar” (al-Chaki>m, 1940:43).
157
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku menetapkan waktu
bertemu dengan sutradara yaitu antara jam empat sampai jam enam setiap harinya.
Waktu tersebut biasa digunakan Aku untuk beristirahat di atas sofa besar setelah
seharian bekerja. Waktu untuk beristirahat tersebut tergantikan harus bertemu
sutradara untuk berdiskusi tentang pekerjaan proses pembuatan film.
6. Jam Tiga Sore
Latar waktu yang menunjukkan jam tiga terlihat ketika Aku kembali ke
kamar seperti dalam kutipan berikut.
ووافت الساعة الثالثة فآويت إىل حجرتى، وما كدت أستقر ىف مقعدى حىت دق التليفون (.۱۹۴۰:۴۸اغبكيم، )يعلن قدوم اؼبخرج
Wa wa>fati ’s-sa>‘atu ’ts-tsa>litsatu fa-a>waitu ila> chujrati>, wa ma> kadat astaqirru fi> maq‘adi> cahtta> daqqa ’t-tili>fu>na yu‘lanu qudu>mil-Makhraji (al-Chaki>m, 1940:48).
“Tepat pada jam tiga Aku kembali ke kamarku. Belum sempat
Aku duduk di kursi, tiba-tiba telepon berdering sebagai tanda
kedatangan sutradara” (al-Chaki>m, 1940:48).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa jam tiga Aku kembali ke
kamar dan telah berjanji bertemu dengan sutradara. Sebelum Aku beristirahat,
telepon berdering sebagai tanda kedatangan sang sutradara.
7. Jam Sembilan Malam
Latar waktu jam sembilan malam terlihat dalam kutipan berikut.
(.۱۹۴۰:٧۱اغبكيم، )ومضينا ىف ىذا اغبديث حىت التاسعة
Wa madhaina> fi> ha>dzal-chadi>tsi chatta ’t-ta>si‘ah (al-Chaki>m,
1940:71).
158
“Kami terus berbincang-bincang hingga jam sembilan malam”
(al-Chaki>m, 1940:71).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku berbincang-bincang
dengan teman-temannya sampai jam sembilan malam. Satu per satu mereka
berpamitan untuk beristirahat di kamar masing-masing.
8. Seminggu yang lalu
Latar waktu yang menunjukkan seminggu yang lalu terlihat dalam kutipan
berikut.
كان ذلك منذ أسبوع عصر يوم اشتد حره، فاستلقيت على مقعدى الكبري مستقبال باب (.۱۹۴۰:۲۹اغبكيم، )الشرفة أستجدى بعض أنفاس نسيم عابر
Ka>na dza>lika mundzu usbu>‘in ‘Ashri yaumin isytadda charrahu, fa’s-talqaitu ‘ala> maq‘adil-kabi>ri mustaqbilan ba>bu ’sy-syirfati astajida> ba‘dha> anfa>si nasi>mu ‘a>birin (al-Chaki>m, 1940:29).
“Sejak seminggu yang lalu, tepatnya pada waktu Ashar, bersama
udara yang sangat panas Aku duduk menghadap beranda untuk
menghirup udara segar” (al-Chaki>m, 1940:29).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa seminggu yang lalu Aku
menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan duduk di beranda untuk menghirup
udara segar. Hal tersebut dikarenakan cuaca yang sangat panas.
9. Sepuluh hari yang lalu
Latar waktu yang menunjukkan sepuluh hari yang lalu terlihat dalam kutipan
berikut.
ومل يكن قد مضت بعد عشرة أيام على قبض مبلغ آخر ىف موقف مثل ىذا اؼبوقف (.۱۹۴۰:۳٧اغبكيم، )
159
Wa lam yakun qad madhat ba‘da ‘asyrati ayya>min ‘ala> qabdhin mublaghin a>kharin fi> mauqifi mitsla ha>dzal-mauqifu (al-Chaki>m, 1940:37).
“Tak kurang dari sepuluh hari lalu Aku telah menerima
sejumlah uang karena persoalan yang persis seperti persoalan
ini” (al-Chaki>m, 1940:37).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar waktu sepuluh hari yang
lalu Aku telah mengalami persoalan yang sama. Aku menerima sejumlah uang
karena suatu persoalan tentang pekerjaan kerjasama.
10. Bulan Juni
Latar waktu yang menunjukkan bulan Juni terlihat dalam kutipan berikut.
كل . فقيظ يونيو وعملى اؼبضىن طول العام اؼباضى، واألحداث الىت صادفتىن خاللو (.۱۹۴۰:۳۱اغبكيم، )أولئك أهنك أعصاىب
Fa qayyazha Yu>niyu> wa ‘amalil-mudhni> thu>lul-‘a>mil-ma>dhi>, wal-achda>tsu ’l-lati> sha>daftani> khila>lahu. Kullu u>la>’ika annahaka a‘sha>bi> (al-Chaki>m, 1940:31).
“Kemarau bulan Juni, pekerjaanku sepanjang tahun, dan segala
kejadian yang menjumpaiku selama itu telah menghancurkan
perasaanku” (al-Chaki>m, 1940:31).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar waktu kemarau di bulan
Juni adalah musim pekerjaan Aku sepanjang tahun. Segala kejadian dalam hidup
Aku di bulan tersebut telah menghancurkan perasaanya.
11. Sebelum bulan September
Latar waktu yang menunjukkan sebelum bulan September terlihat dalam
kutipan berikut.
(.۱۹۴۰:۱۴۲اغبكيم، )وانفلت راجعاً إىل مصر قبلى شهر سبتمرب
160
Wa’n-faltu ra>ji‘an ila> Mishra qabla> syahri Sibtambiru (al-
Chaki>m, 1940:142).
“Aku kembali ke Mesir sebelum bulan September” (al-Chaki>m,
1940:142).
Berdasarkan kutipan diatas menjelaskan bahwa Aku kembali sebelum bulan
September. Hal tersebut menandakan bahwa Aku kembali ketika di akhir bulan
Agustus.
12. Permulaan tahun
Latar waktu yang menunjukkan permulaan tahun terlihat dalam kutipan
berikut.
أوائل ذلك العام جاءىن بنفسى الطريقة فيما يظهر خطابان لشركتني فرنسيتني للسينما (.۱۹۴۰:۳۴اغبكيم، )
Awa>’ili dza>likal-‘a>mi ja>’ani> bi nasfi ’th-thari>qati fi>ma> yazhharu khatha>ba>ni li syirkataini Farnisiyyataini li ’s-si>nima> (al-Chaki>m, 1940:34).
“Aku ingat bahwa di permulaan tahun itu datang padaku dengan
cara yang sama, dua permohonan dari dua perusahaan perfilman
Perancis” (al-Chaki>m, 1940:34).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa di permulaan tahun Aku
teringat dua permohonan kerjasama yang datang kepadanya. Kedua permohonan
kerjasama tersebut berasal dari dua perusahaan perfilman Perancis.
13. Sepuluh tahun yang lalu
Latar waktu yang menunjukkan sepuluh tahn yang lalu terlihat dalam kutipan
berikut.
161
... لكن . كنت موشكا على الزواج منذ عشر سنوات: فقلت لو وأنا أحاول التذكر (.۱۹۴۰:۱۰۵اغبكيم، )
Fa qultu lahu wa ana> ucha>wilu ’t-tadzakkuru : kuntu mu>syikan ‘ala ’z-zuwa>ji mundzu ‘asyara sanawa>t. La>kinna ... (al-Chaki>m, 1940:105).
“Aku berkata padanya sambil mengingat-ingat, “Aku hampir
menikah sepuluh tahun yang lalu, tetapi ...” (al-Chaki>m,
1940:105).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku teringat masa lalunya
ketika berbincang-bincang dengan sutradara. Masa lalu tersebut bahwa sepuluh
tahun yang lalu Aku pernah hampir menikah.
c. Latar Sosial
Latar sosial berfungsi untuk memberikan informasi tentang berbagai situasi
sosial dan budaya yang terdapat dalam cerita. Situasi sosial dan budaya
berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat yang dikisahkan dalam karya
sastra.
Latar sosial yang ditunjukkan dalam novel CaC bahwa Aku adalah seorang
penulis. Hal tersebut terlihat bahwa Aku seseorang yang tidak terbiasa berkumpul
dengan masyarakat, kecuali hanya dengan orang-orang seprofesi dengannya.
Seperti dalam kutipan berikut.
اغبكيم، ) ال أرى أحداً إال ؼباماً، للتحدث قليال ىف شئون األدب أو الفكر أو الفن۱۹۴۰:۱۳۲.)
La> ara> achadan illa> luma>man, li’t-tachaddutsi qali>lan fi> syu’u>nil-adabi awil-fikri awil-fanni (al-Chaki>m, 1940:132).
“Aku tidak melihat orang kecuali berkepentingan untuk
berbincang-bincang sedikit perihal sastra, pemikiran, atau
162
kesenian, yaitu orang-orang yang seprofesi denganku” (al-
Chaki>m, 1940:132).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa latar sosial Aku hanya
berinteraksi dengan orang-orang seprofesi. Aku adalah seorang berprofesi sebagai
penulis hanya berbasa-basi membicarakan tentang sastra, pemikiran ataupun
kesenian.
Selain itu, latar sosial perbedaan sejarah antara pedesaan di Perancis dan
Mesir dalam cerita novel CaC. Keduanya mengalami zaman Sistem Swastanisasi.
Perbedaan yang sangat mencolok terjadi pada kaum wanita. Wanita Perancis
mengalami kemajuan dan kebebasan sehingga memiliki hak untuk mengatur
keperluan rumah, kesehatan, kebersiahan, budi pekerti, menyebarkan contoh-
cotoh kebaikan pakaian, akhlak, dan festival. Sedangkan yang terjadi pada wania
Mesir kebanyakan adalah dari selir-selir berkulit putih, tidak ada pekerjaan untuk
dirinya kecuali sebagai pemuas nafsu tuannya. Para wanita telah ditempatkan
dalam posisi haram, tanpa kepribadian, dan tanpa kepentingan.
Berdasarkan pemaparan latar sosial di atas menjadikan dasar Aku seorang
penulis sangat menjaga kepentingan para wanita Mesir. Hal tersebut terlihat dalam
kutipan berikut.
فإىن من أشد الكتاب عناية بشئوهنا . إىن ال أترك مناسبة دون أن أظبعها آرائى فيها (.۱۹۴۰:۱۰۲اغبكيم، )
Inni> la> atruku muna>sibatan du>na an asma‘aha> a>ra>’i> fi>ha>. Fa inni> man asyaddul-kutta>bu ‘ina>yatan bi syu’u>niha> (al-Chaki>m, 1940:102).
“Aku takkan meninggalkan setiap kesempatan tanpa
mengutarakan pendapatku padanya, karena Aku adalah salah
satu penulis yang paling keras menjaga kepentingannya” (al-
Chaki>m, 1940:102).
163
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku adalah seorang penulis
yang sangat menjaga kepentingan para wanita Mesir. Aku tidak akan pernah
meninggalkan kesempatan untuk mengutarakan pendapat dan membelanya.
d. Latar Suasana (Atmosfer)
Atmosfer berupa deskripsi kondisi latar yang mampu menciptakan suasana
tertentu, misalnya suasana ceria, romantis, sedih, muram, maut, misteri, dan
sebagainya. Suasana tertentu yang tercipta tidak secara langsung, melainkan
sesuatu yang tersamarkan. Pembaca mampu menangkap pesan suasana yang ingin
diciptakan pengarang dengan kemampuan imajinasi dan kepekaan emosional.
Latar suasana desa al-Badrasyi>n yang indah di malam hari digambarkan
dengan deskripsi sebagai berikut.
كأن ىنالك أنفاسا خفية تبعث ىف األشياء شبو وقصات العبة عابثة، ال ندركها حبواسنا فقد أخرست لساننا تلك الروعة . لكأن الكائنات تغتسل ىف ضوء القمر. الظاىرة
(.۱۹۴۰:۸۲اغبكيم، )
Ka’anna huna>lika anfa>san khafiyyatan tub‘atsu fil-asyya>’i syubbihi wa qasha>tin la>‘ibatin ‘a>bitsatin, la> nudrikuha> bi chawa>sina ’zh-zha>hirah. La ka’annal-ka>’ina>ta taghtasilu fi> dhau’il-Qamari. Fa qad akhrastu lisa>nana> tilka ’r-ru>‘ati (al-Chaki>m, 1940:82).
“Seolah-olah ada nafas yang tersembunyi dan mengilhami
segala sesuatu untuk menari-nari, yang tak mampu dirasakan
dengan indera lahir kita. Seakan-akan semua makhluk sedang
bermandikan cahaya bulan. Segala keindahan di sekeliling kami
telah membuat lidah kami kelu untuk berbicara” (al-Chaki>m,
1940:82).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan keindahan desa al-Badrasyi>n di
malam hari yang membuat Aku dan sutradara terdiam. Mereka merasakan segala
164
sesuatu terdiam. Sejenak menjadikan mereka berjalan dalam keheningan karena
seolah-olah ada sesuatu yang mengilhami untuk berpikir bersama alam.
Selain itu, latar suasana takut dirasakan ketika Aku berada di kamar yang
berpenghuni. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
اغبكيم، )وأنا شديد اػبوف من العقاربت مع األسف الشديد . فتملكىن رعب۱۹۴۰:٧۴.)
Fa tamlikuni> ra‘bun. Wa ana> syadi>dul-khaufi minal-‘aqa>rabtu ma‘al-asifi ’sy-syadi>di (al-Chaki>m, 1940:74).
“Ketakutan segera merayap dalam diriku. Maaf saja, kalau
sebenarnya Aku takut dengan yang namanya hantu” (al-Chaki>m,
1940:74).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku merasa ketakutan yang
luar biasa dalam dirinya. Aku mengakui bahwa Aku takut dengan hantu. Hal
tersebut akan menjadikan Aku tidak dapat tidur sepanjang malam.
Selain itu, suasana kecewa terlihat ketika Aku berkeyakinan bahwa
menyelesaiak dialog adalah hal mustahil bagi dirinya. Hal tersebut terlihat dalam
kutipan berikut.
فأشخاص القصة . ولكن اؼبطالعة ما كانت تزيدىن إال افتناعاً بأن ىذا العمل مستحيل (.۱۹۴۰:۱۴۲اغبكيم، )إهنم غرباء عىن . بعيدون عن مشاعرى كل البعد
Wa la>kinnal-mutha>la‘atu ma> ka>nat tazi>duni> illa> iftina>‘an bi anna ha>dzal-‘amali mustachi>lun. Fa asykhashul-qishshatu ba‘i>du>na ‘an masya>‘iri> kullal-bu‘di. Innahum gharuba>’un ‘anni> (al-Chaki>m, 1940:142).
“Tetapi bacaan itu tidak menambah keyakinan padaku kecuali
keyakinan bahwa pekerjaan ini mustahil bagiku. Para tokoh
dalam kisah sangat jauh dari perasaanku. Mereka asing bagiku”
(al-Chaki>m, 1940:142).
165
Berdasarkan kutipan tersebut mencerminkan suasana kecewa Aku yang tidak
bisa menyelesaikan dialog setelah membaca bacaan naskah. Aku merasa asing dan
jauh dengan para tokoh yang terdapat dalam kisah. Aku berkeyakinan bahwa
pekerjaan tersebut hal mustahil bagi dirinya.
Suasana senang juga tercermin ketika Aku mendengar keputusan sutradara
bahwa perjanjian kerjasama tetap terjalin meskipun penyempurnaan film terhenti.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
وسوى أمرى مع ىذه الشركة على ىذا الوجو وحل اؼبوقف مؤقتا على األقل، ىذا اغبل (.۱۹۴۰:۱۴۴اغبكيم، )واطمأن قلىب كل االطمئنان . غري اؼبنتظر
Wa siwa> amri> ma‘a ha>dzihi ’sy-syirkatu ‘ala> ha>dzal-wajhi wachallul-mauqifu mu’aqqatan ‘alal-aqallu, ha>dzal-challu ghairul-muntazhir. Wathma’anna qalbi> kullal-ithmi’na>ni (al-Chaki>m, 1940:144).
“Selain urusanku kepada perusahaan ini dan sedikitnya
menyelesaikan situasi untuk sementara waktu, penyelesaian ini
tak kuduga. Hatiku sangat senang mendengarnya” (al-Chaki>m,
1940:144).
Berdasarkan kutipan di atas mencerminkan bahwa Aku senang dengan
keputusan sutradara yang tidak terduga. Sutradara tidak menyetujui pengunduran
diri Aku dan sementara waktu dapat menyelesaikan masalah perjanjian
kerjasama.
Suasana sedih tercermin ketika Aku mengetahui bahwa Filsuf telah mati di
hari pelayaranya ke Eropa. Seperti dalam kutipan berikut.
عندى لك خرب ؿبزن - ماذا ؟+
:فأجاب ىف صوت اآلسف
166
...((الفيلسوف))صديقك - :فقاطعتو
مات ؟+ (.۱۹۴۰:۱۴۵اغبكيم، )يوم إحبارك -
- ‘Indi> laka khabrun muchzinin. + Ma>dza> ?
Fa aja>ba fi> shautil-a>sifi : - Shadi>qaka ((al-Fi>lusu>f)) .... Fa qa>tha‘tuhu : + Ma>ta ?
- Yaumu ibcha>raka (al-Chaki>m, 1940:145).
- “Aku punya kabar buruk untukmu”.
+ “Apa ?”
Dia menjawab dengan nada memelas,
- “Temanmu Filsuf ....”
Aku memotongnya,
+ “Dia mati ?”
- “Pada hari pelayaranmu” (al-Chaki>m, 1940:145).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa sutradara mengabarkan Aku
bahwa Filsuf telah mati di hari pelayarannya. Kesedihan segaera merasuk dalam
diri Aku atas kematian hewan kesayangannya.
Berdasarkan uraian di atas, latar suasana yang terdapat dalam novel CaC
adalah suasana ketakjuban terhadap keindahan alam, takut, kecewa, senang, dan
sedih.
B. Tema
Stanton (2012:36) berpendapat, tema adalah makna cerita, gagasan sentral
atau pikiran yang mempersatukan berbagai unsur yang bersama-sama membangun
karya sastra dan menjadi motif tindakan tokoh. Tema dapat bersinonim dengan
ide utama dan tujuan utama. Berdasarkan pengertian dan cara menentukan tema
167
dalam sebuah karya fiksi, maka tema dalam novel CaC dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
1. Tema bawahan
Tema bawahan adalah makna sampingan atau makna tambahan yang
mendukung pokok dalam sebuah cerita. Tema bawahan yang terdapat dalam novel
CaC adalah sebagai berikut.
a. Aku setengah hati dalam bekerja
Aku telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan perusahaan film
Perancis. Aku setengah hati dalam bekerja. Aku terlihat malas ketika
mendengarkan rincian alur kisah yang diutarakan oleh sutradara. Aku merasa
bodoh akan hal itu. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
وجهلى اؼبطبق بتفاصيل القصة الىت سردت . كلما بدأنا الكالم ىف مسألة اغبوار مل يتغري-۱۹۴۰:۴۳اغبكيم، )حىت النهاية ((السيناريو))علىَّ مراراً مل يربح وكسلى عن مطالعة
۴۴.)
Kullama> bada’nal-kala>mi fi> mas’alatil-chiwa>ri lam taghayyaru. Wa jahlil-mathbaqi bi tafa>shi>lil-qishshati ’l-lati> saradtu ‘alayya mira>ran lam yabrachu wa kasla> ‘an mutha>la‘ati ((a’s-Si>na>riyu>)) chatta ’n-niha>yata (al-Chaki>m, 1940:43-44).
“Ada yang tidak berubah setiap kali kami mulai membicarakan
persoalan, yaitu perasaan lemas, kebodohanku akan rincian alur
kisah yang dia utarakan padaku berkali-kali, dan kemalasanku
untuk menelaah kembali skenario hingga akhir” (al-Chaki>m,
1940:43-44).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku tidak bersungguh-
sungguh dalam bekerja. Aku merasa malas setiap kali sutradara mengajak untuk
berdiskusi tentang skenario. Terlebih lagi Aku juga merasa malas untuk menelaah
kembali skenario dari awal hingga akhir.
168
b. Diri binatang terdapat rasa kemanusiaan
Aku berpendapat bahwa dalam diri binatang terdapat rasa kemausiaan
yang melebihi manusia itu sendiri. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
غري موجودة ((الشر))إن فكرة ! إن فيها أحيانا من اإلنسانية أكثر من اإلنسان نفسو -۱۹۴۰:٧۰اغبكيم، )إن أغلب اغبيوان ؿبب للسالم وإلخاء والصفاء . عند اغبيوان
٧۱.)
Inna fi>ha> achya>nan minal-Insa>niyyati aktsaru minal-Insa>ni nafsahu ! Inna fikrata ((a’sy-Syarru)) ghaira mauju>datin ‘indal-chayawa>ni. Inna aghlabal-chayawa>nu muchibbun li ’s-sala>mi wal-ikha>’i wa ’sh-shifa>’i (al-Chaki>m, 1940:70-71).
“Dalam diri mereka terkadang ada sifat kemanusiaan yang
melebihi manusia sendiri. Sungguh pikiran kejahatan itu tak ada
dalam diri binatang. Sebagian besar binatang mencintai
kedamaian, kekeluargaan, dan kenyamanan” (al-Chaki>m,
1940:70-71).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa dalam diri binatang
terdapat rasa kemanusiaan yang melebihi manusia. Sesungguhnya dalam diri
binatang tidak ada rasa kejahatan. Sebagian binatang mencintai kedamaian,
kekeluargaan, dan kenyamanan.
c. Penilaian Aku terhadap perilaku Filsuf
Aku membayangkan ketika Filsuf meletakkan kepala di telapak tangan
Aku seperti orang yang sedang berpikir. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
berikut.
لقد استطاع ىذا . زبيلتو يوم وضع رأسو ىف كفى كأنو يفكر لو أنو كان يفكر مثلنا برأسو (.۱۹۴۰:۱۴۶اغبكيم، ) ((الصفاء ))الفيلسوف الصغري أن يبلغ قمة
Takhayyaltuhu yauma wadh‘a ra’sahu fi> kaffi> ka annahu yufakkiru lau annahu ka>na yufakkiru mitslana> bi ra’sihi. Laqad
169
istatha>‘a ha>dzal-Fi>lusu>fu ’sh-shaghi>ru an yablugha qimatun ((a’sh-Shafa>’u)) (al-Chaki>m, 1940:146).
“Aku membayangkan ketika dia meletakkan kepalanya di
telapak tanganku seolah-olah dia sedang berpikir. Kalau saja dia
berpikir seperti kita dengan kepalanya, tentu saja Filsuf kecil ini
dapat mencapai puncak kesucian” (al-Chaki>m, 1940:146).
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Aku membayangkan
ketika Filsuf meletakaan kepalanya di telapak tangan Aku. Hal tersebut terlihat
seperti Filsuf sedang berpikir. Aku berimajinasi, seandainya Filsuf berpikir sama
seperti manusia dengan akal pikiran, maka Filsuf akan mencapai puncak
kesempurnaan seperti manusia. Bahwasannya manusia adalah sebaik-baiknya
makhluk yang diciptkan karena memiliki akal pikiran.
2. Tema sentral
Tema sentral adalah makna pokok yang menjadi dasar atau gagasan dari
cerita keseluruhan. Tema sental dapat disimpulkan dari beberapa tema bawahan.
Tema sentral dalam novel CaC adalah sebagai berikut.
Anak keledai “sang Filosof” tersebut seperti pemimpin terhormat atau
pemikir yang arif. Dialah makhluk termulia yang meninggalkan keluhuran.
Kebebasan dan kemerdekaan pribadi atau dirinya belum pernah dikuasai orang
atau pihak lain. Sementara pemilik anak keledai yaitu Aku termasuk orang yang
benar-benar bodoh karena kebebasan dan kemerdekan dirinya dikuasai oleh orang
lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tema sentral dalam
novel CaC adalah “Kebebasan dan kemerdekaan yang terbelenggu”.
Penggunaan tokoh keledai adalah untuk menyadarkan manusia bahwa
hewan yang tidak berakal memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Sebaliknya,
170
manusia yang telah diberi akal tanpa disadari kelalaian dalam dirinya telah
menunggangi mereka. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.
ـبلوق يثري ((اغبقيقة العليا))إن ىذا الشيء اغبق الذى ظبيناه جحسا ىو ىف نظر ىف حني أن كثرياً فبن ظبيناىم زعماء وعطماء فركبوه، ومل يبصروا الغرور وىو . االحرتام
اغبكيم، )ـبلوقات تثري السخرية ((اغبقيقة العليا))يركب رؤوسهم، ىم ىف نظر ۱۹۴۰:۱۴۶.)
Inna ha>dza ’sy-syai’ul-chaqqu ’l-ladzi> sammaina>hu jachsyan huwa fi> nazhri ((al-Chaqi>qatul-‘Ulya>)) makhlu>qun yatsi>rul-ichtira>mi. Fi> chi>nin anna katsi>ran mimman sammaina>hum zu‘ama>’u wa ‘uthma>’u fa rakibu>hu, wa lam yabsharul-gharu>ra wa huwa yarkabu ru’u>sahum, hum fi> nazhri ((al-Chaqi>qatul-‘Ulya>)) makhlu>qa>tun tatsi>ru ’s-sikhriyyah (al-Chaki>m, 1940:146).
“Sesungguhnya hal hina yang sering kita sebut sebagai anak
keledai menurut pandangan kebenaran kebenaran mulia adalah
sebuah makhluk yang patut mendapatkan penghormatan. Pada
satu waktu sesuatu yang kita sebut sebagai pemimpin, mereka
menyandangnya dan tidak melihat kalau kelalaian itu telah
menunggangi mereka. Mereka menurut kebenaran mulia adalah
makhluk yang patut mendapatkan olok-olokkan” (al-Chaki>m,
1940:146).
Berdasarkan kutipan diatas, secara kasat mata anak keledai adalah
makhluk yang patut mendapatkan kemuliaan dan penghormatan karena sikapnya
yang zuhud dan selalu ingat kepada Sang Pencipta. Berbeda dengan pemimpin
atau manusia, mereka selalu mendapatkan penghormatan dan melupakan Sang
Pencipta. Menurut kebenaran kemuliaan mereka adalah makhluk yang patut
mendapatkan olok-olokkan karena kelalaiannya sebagai makhluk yang berakal
sehingga melupakan nilai-nilai kemanusiaan.
Aku menggambarkan dirinya seperti anak keledai yang bernama “Filsuf”.
Sikap Filsuf yang diam mengajarkan Aku untuk selalu bijaksana, zuhud, bagus,
171
dan selalu beribadah kepada Allah. Aku menilai Filsuf telah mengajarkan kepada
Aku bahwa seorang Filsuf yang sebenarnya tidak peduli dengan pendapat orang
lain tentang dirinya. Hal tersebut menjadikan Aku berpendapat bahwa Filsuf
adalah anak keledai yang bijak.