Analisis Program Corporate Social Reponsibility (CSR) PT...
Transcript of Analisis Program Corporate Social Reponsibility (CSR) PT...
73
LAMPIRAN
74
Gambar 1. Matriks Alokasi Waktu Penelitian
No. Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Proposal dan
Kolokium
1. Penyusunan Draft
2. Konsultasi Proposal
3. Orientasi Lapangan
4. Kolokium
II Studi Lapangan
1. Pengumpulan Data
2. Analisis Data
III Penulisan Laporan
1. Analisis Lanjutan
2. Penyusunan Draft
75
Revisi
3. Konsultasi Laporan
IV Ujian Skripsi
1. Ujian
2. Perbaikan Skripsi
76
Gambar 2. Matriks Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
No Tujuan Variabel Data yang dibutuhkan Sumber Data Metode
Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan
Analisis Data
1. Profil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
1. Bidang usaha PT Indocement
2. Visi dan Misi PT Indocement
3. Lokasi Kantor PT Indocement: Letak pabrik, luas kantor.
4. Departemen CSR PT Indocement
1. Sejarah didirikannya PT Indocement
2. Bidang-bidang usaha PT Indocement
3. Letak pabrik PT Indocement
4. Luas pabrik PT Indocement
5. Mekanisme Departemen CSR PT Indocement
1. Data Sekunder: data dari PT Indocement
2. Data Primer: Karyawan PT Indocement
1. Studi literatur2. Wawancara3. Pengamatan
1. Pengumpulan data2. Reduksi data3. Penyajian data
2. Mengetahui pandangan dan kebijakan CSR PT Indocement
1. Pandangan perusahaan mengenai CSR
2. Kebijakan CSR perusahaan
3. Visi dan Misi Departemen CSR
1. Motivasi perusahaan menjalankan CSR
2. Kebijakan, konsep dan prinsip yang mengatur aktivitas CSR
1. Data Sekunder: data dari PT Indocement
2. Data Primer: Karyawan PT Indocement
1. Studi literatur2. Wawancara3. Pengamatan
1. Pengumpulan data2. Reduksi data3. Penyajian data4. Analisis data
3. Gambaran umum Desa Bantarjati, Bogor
1. Lokasi Desa Bantarjati: Letak desa, batas-batas desa, dan luas desa
2. Kondisi demografi3. Sarana dan prasarana
yang ada
1. Sejarah dan konteks lokasi secara geografis
2. Struktur sosial masyarakat
3. Jumlah penduduk4. Mata pencaharian5. Agama yang dianut
1. Data Sekunder: laporan CSR dari PT Indocement, data pemerintah setempat dan data instansi terkait
2. Data Primer: Karyawan PT Indocement, observasi lapang, masyarakat sasaran program dan instansi
1. Studi literatur2. Wawancara 3. Pengamatan Berperanserta
1. Pengumpulan data2. Reduksi data3. Penyajian data
77
terkait4 Mengetahui tujuan dan
sasaran CSR yang dilakukan oleh PT Indocement
1. Model implementasi CSR PT Indocement
a) Perusahaan terlibat langsung
b) Bermitra dengan pihak lain
c) Membentuk atau bergabung dalam suatu konsorsium
2. Program CSR yang dijalankan PT Indocement
1. Bagaimana model implementasi CSR PT Indocement
2. Program CSR yang telah diimplementasikan oleh PT Indocement
3. Lokasi implementasi program CSR
4. Sasaran implementasi program CSR
1. Data Sekunder: laporan CSR PT Indocement
2. Data Primer: Karyawan PT Indocement, observasi lapang, masyarakat sasaran program dan instansi terkait
1. Studi literatur2. Wawancara3. Pengamatan
berperan serta
1. Pengumpulan data2. Reduksi data3. Penyajian data4. Analisis data
5. Mengetahui partisipsi masyarakat dalam implementasi CSR dan evaluasi proses pada proyek Bengkel Terpadu upaya pengembangan masyarakat
1. Tingkat partisipasi masyarakat:
a) Tahap perencanaanb) Tahap pelaksanaanc) Tahap evaluasi
2. Mekanisme imolementasi proyek Bengkel Terpadu
3. Prinsip Pengembangan masyarakat
1. Tingkat partisipasi/peran serta masyarakat dalam setiap tahapan program CSR yang dilaksanakan
2. Tahapan pelaksanaan dalam Proyek Bengkel Terpadu dan sosialisasi yang dilakukan
3. implementasi upaya pengembangan masyarakat
1. Data Sekunder: laporan CSR dari PT Indocement, data pemerintah setempat dan data instansi terkait
2. Data Primer: Karyawan PT Indocement, kuesioner, observasi lapang, masyarakat sasaran program dan instansi terkait
1. Studi literatur2. Wawancara
mendalam3. Pengamatan
berperan serta
1. Pengumpulan data2. Reduksi data3. Penyajian data4. Analisis data
78
Tabel 1. Panduan Pengamatan Berperan Serta
Pengamatan berperan serta dilakukan oleh peneliti secara langsung dilokasi penelitian, selanjtnya peneliti melakukan pencatatan hasil pengamatannya secara manual ataupun menggunakan alat bantu yang dapat merekam serta memotret kejadian yang berkaitan dengan substansi penelitian yang dilakukan.
Hasil pengamatan berperan serta dicatat dalam tabel dibawah ini
Hari/tanggal :
No Hari/tanggal Lokasi Hasil Keterangan
79
Tabel 2. Daftar Peserta yang Mengikuti Pelatihan Bengkel PT Indocement Tahun 2008 dan 2009
No. Nama Alamat Pendidikan Nama Pelatihan No. Siswa Tahun
1.Acit bin H. Lasmin Kp./Ds. Lulut, RT. 03 / 02 SMA
Mekanik Sepeda Motor
01/SMI-MSM/II/08 2008
2. Ade bin Jaelani Kp./Ds. Lulut, RT. 03 / 02 SDMekanik Sepeda Motor
02/SMI-MSM/II/08 2008
3. U d i n Kp. Bojong, Rt. 02 / 02 Desa Lulut SDMekanik Sepeda Motor
03/SMI-MSM/II/08 2008
4. Enjum Kp./Ds. Lulut, RT. 03 / 02 SDMekanik Sepeda Motor
04/SMI-MSM/II/08 2008
5. Gilang Januari Kp./Ds. Lulut, RT. 03 / 02 SMPMekanik Sepeda Motor
05/SMI-MSM/II/08 2008
6. Hermansyah Kp. Bojong , Rt. 03 / 02 Desa Lulut SMPMekanik Sepeda Motor
06/SMI-MSM/II/08 2008
7. T o n i Kp./Ds. Lulut Rt. 03 / 02 SDMekanik Sepeda Motor
07/SMI-MSM/II/08 2008
8. Saih bin Supri Kp./Ds. Lulut, RT. 03 / 02 SDMekanik Sepeda Motor
08/SMI-MSM/II/08 2008
9. M. Jarkasih Kp.Bojong RT. 03 / 02 SMPMekanik Sepeda Motor
09/SMI-MSM/II/08 2008
10. Sunim Kp./Ds. Lulut, RT. 03 / 02 SMPMekanik Sepeda Motor
10/SMI-MSM/II/08 2008
11. AmirudinKp.Tonggoh Rt 02/01 Ds. Gn. Sari Ctrp. SLTP
Mekanik Sepeda Motor
01/SMI-MSM/III/09 2009
12. Andri Setiawan Kp. Muhara Rt 07 / 04 Ds. Ctrp. SLTAMekanik Sepeda Motor
02/SMI-MSM/III/09 2009
13. AriadinGn. Putri Sel Rt 03/03 Ds./Kec Gn.puti SMK
Mekanik Sepeda Motor
03/SMI-MSM/III/09 2009
14. E m p u yKp.Cikalahang Rt14/05 Ds.Hamblng Ctrp. SMK
Mekanik Sepeda Motor
04/SMI-MSM/III/09 2009
15. Ferri ArfianKp.Babakan Rt 02/05 Ds. Trkolot Ctrp. SLTP
Mekanik Sepeda Motor
05/SMI-MSM/III/09 2009
16. HermawanKp./Ds Lulut Rt 01/05 Klapanunggal SMK
Mekanik Sepeda Motor
06/SMI-MSM/III/09 2009
17. MaditullohKp.Walahir Rt 09/05 Ds. Nambo Klpng SMP
Mekanik Sepeda Motor
07/SMI-MSM/III/09 2009
18. MuhamadGn. Putri Utara Rt 02/12 Ds./Kec Gn.puti SLTA
Mekanik Sepeda Motor
08/SMI-MSM/III/09 2009
19. Mulyadin Kp./Ds. Tajur Rt 01/02 Citeureup SMKMekanik Sepeda Motor
09/SMI-MSM/III/09 2009
20. Sabar SlametKp./Ds Lulut Rt 01/06 Klapanunggal SLTP
Mekanik Sepeda Motor
10/SMI-MSM/III/09 2009
21. Ujang SupendiKp. Nambo Rt 01/01 Ds. Bntrjt. Kplng SLTP
Mekanik Sepeda Motor
11/SMI-MSM/III/09 2009
22.Wawan Darmawan Kp/Ds. Puspanegara Rt02/03 Ctrp. SLTA
Mekanik Sepeda Motor
12/SMI-MSM/III/09 2009
80
Tabel 3. Struktur Organisasi Bengkel Sepeda Motor Terpadu
No Nama Jabatan
1. Agus Hikmat Kepala Bengkel
2. Maya Mariana Administrasi
3. Hasanudin KepalaMekanik
4. Arief Slamet Riyadi Mekanik
5. Hermansyah Mekanik
6. Sunim Mekanik
7. Ade Mekanik
8. Usman Suprihatin Keamanan
9. Bedin Keamanan
Sumber: Data proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu Desa Bantarjati tahun 2009
81
Gambar 3. Denah Lokasi di Desa Bantarjati
Sumber: social mapping Departemen CSR PT Indocement tahun 2008
82
Gambar 4. Suasana Kegiatan Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu
Tampak depan Bengkel Sepeda Motor Terpadu PT Indocement
Sparepart atau onderdil motor dan daftar harga barang/service motor yang ada di Bengkel Sepeda Motor Terpadu (Penggunaan banner sebagai media promosi)
83
Peralatan yang digunakan di bengkel Time Schedule Bengkel Motor Terpadu
Kegiatan service motor yang dilakukan para mekanik dan konsumen di Bengkel Sepeda
Motor Terpadu PT Indocement
84
Lampiran 1. Kebijakan, Pandangan dan Tujuan Perusahaan dalam Implementasi
CSR12
PT Indocemet memiliki divisi khusus untuk menangani CSR yaitu Departemen
CSR yang berada di bawah social, security and community development (SSCD), saat
ini Departemen CSR dipinpin oleh Ibu Dian Octavia sebagai Head Officer Departemen
CSRt dan memiliki 15 orang staf yang terbagi menjadi Community Develeopment
Section (Comdev Section) yang diatur oleh Bapak Ayi Ibrohim dan Sustainable
Development Project Section (SDP Section) yang diatur oleh Ibu Lia Damayanti. Dalam
menjalankan tugasnya, Departemen CSR memiliki visi dan misi yang menjadi landasan
tugas departemen. Visi Departemen CSR adalah membangun kepentingan perusahaan
untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal
dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan
misi Departemen CSR adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap
memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan
menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap
memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable
development).
Pelaksanaan CSR PT Indocement yang berlandasakan pada konsep triple bottom
line (ekonomi, sosial, dan lingkungan) dan kerangka lima pilar pembangunan
berkelanjutan maka Departemen CSR melakukan pembagian section (bagian) dalam
departemen menjadi Community Development Section (Comdev section) dan Social
Development Project Section (SDP section). Program Lima Pilar yang di lakukan secara
tersusun dan berkelanjutan di 12 Desa Binaan PT Indocement diantaranya:
1. Pilar Pendidikan
Program pendidikan yang dilakukan bertujukan untuk meningkatkan indeks
pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi perusahaan.
Program-program tersebut meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah
(PAUD,SD, SMP,dan SMA), beasiswa, latihan-latihan keterampilan melalui Sekolah
Magang Indocement (SMI), perpustakaan, dan fasilitas serta perlengkapan lainnya
berupa buku-buku, bangku, dan meja.
2. Pilar Ekonomi
12 Bersumber dari catatan harian hasil wawancara mendalam dengan informan (Ibu via, Bapak Bambang, Bapak Dedi, Bapak Fajar sebagai staf Departemen CSR PT Indocement )
85
Salah satu program yang dilakukan PT Indocement di bidang ekonomi adalah dengan
membangun usaha kecil dan menengah, yang disesuaikan dengan potensi yang ada di
12 desa binaan.. Usaha-usaha pemberdayaan yang dilakukan mencakup serangkaian
pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana mengembangkan bisnis mereka itu
serta bantuan modal usaha. Program ini juga bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri.
Perusahaan membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di
12 desa binaan sekitar pabrik Citeureup. Berkat pemberdayaan itu, banyak diantara
mereka telah menjadi panutan dibidangnya masing-masing, seperti peternakan ayam,
konveksi, pembuatan kue, dan bengkel sepeda motor.
3. Pilar Kesehatan
Program ini bertujuan memberikan prasarana untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat desa setempat, dan secara umum juga merupakan partisipasi PT Indocement
dalam program pemerintah membangun masyarakat sekitar yang sehat serta membantu
prasarana pendukung Posyandu di Gunung Sari, Pasirmukti, Nambo, Bantarjati,
Citeureup dan desa yang lain yang masuk 12 desa binaan CSR unit Citeureup. PT
Indocement juga membangun sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung
Putri, Pasirmukti. PT Indocement juga mendirikan sarana fasilitas air bersih di desa
Citeureup dan Pasirmukti. Selain itu PT Indocement juga mengadakan Posling
(Puskesmas Keliling) di setiap desa binaannya dengan menggunakan sisitem rolling
bergantian di setiap desanya. Program ini memberikan bantuan PMT, pengurangan
jumlah balita gizi buruk,penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat
yang berada di 12 desa binaan CSR unit Citeureup.
4. Pilar Sosbudag (Sosial, Budaya, dan agama) dan Olahraga
Pada bidang ini PT Indocement membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan,
jembatan, rumah ibadah di desa-desa binaan sekitar operasi kami. Kami juga
memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui pemberian sarana untuk
kegiatan olah raga, memelihara budaya lokal, seperti tarian Degung, Reog dan kesenian
lokal lainnya. CSR PT Indocement juga mengadakan program pembinaan sepak bola
dengan peserta dari 12 desa binaan. Pada bulan Ramadhan PT Indocement juga
mengadakan buka puasa bersama yang diadakan di MAsjid As-Salam yang berada di
lingkungan pabrik dengan mengundang perwakilan tokoh masyarakat dari 12 desa
binaannya. Selain itu, pada Hari Raya Idul Fitri perusahaan juga melakukan pembagian
86
zakat kepada masyarakat sekitar dan membantu parakorban gempa di Garut, Jawa
Barat.
5. Pilar Keamanan
Salah satu kegiatan yang dilakukan melalui bidang keamanan ini dengan menggalang
kerja sama dengan masyarakat guna memelihara suasana aman melalui pembinaan Pam
Swakarsa. Hal itu dilaksanakan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keamanan
kepada masyarakat atau petugas Linmas di desa-desa binaan serta menyediakan
fasilitas-fasilitas pendukung dan peralatan, seperti pos keamanan lingkungan dan
seragam petugas keamanan lokal.
Selain itu PT Indocement juga melakukan Proyek Pembangunan Berkelanjutan
atau Sustainable Development Project yang mengacu pada Konsep Triple Bottom Lines
(profit, people,and planet) merupakan program yang memfokuskan pada kebutuhan
masyarakat, misalnya:
1. Perkebunan jarak
Pada tahun 2007 PT Indocement sadar akan proyek konservasi lahan yang mengubah
lahan bekas penambangan batu kapur yang berlokasi di Citeureup, Cirebon, dan Tarjun,
menjadi perkebunan seluas 30 hektar yang ditanami dengan lebih dari 75.000 pohon
jarak yang kaya akan kandungan minyak. Selama tahun 2008, PT Indocement menanam
lebih dari 90.000 bibit di tiga lokasi pabriknya, memperluas total lahan perkebunan
pohon jarak yang ditanami sehingga menjadi lebih dari 170 hektar pada akhir tahun
2008. Proyek perkebunan pohon jarak PT Indocement sampai saaat ini menunjukkan
potensi yang baik dan akan lebih berkembang jila perusahaan bekerja sama dengan
universitas terkemuka, serta melibatkan masyarakat dalam pemberdayaan lahan
marjinal agar bermanfaat secara ekonomis dan ramah lingkungan bagi masyarakat
sekitar untuk kurun waktu jangka panjang dan berkelanjutan (sustainable).
2. Pengolahan sampah rumah tangga
Setelah perkembangan proyek perkebunan pohon jarak membuahkan hasil yang
menggembirakan, PT Indocement kembali meraih keberhasilan melalui proyek
pengelolaan sampah rumah tangga, yang diselenggarakan bersama kepala desa dan
masyarakat sekitar pabrik. Program ini dirintis pada 2007, dan seperti halnya inisiatif
proyek perkebunan pohon jarak, menjadi semakin berkembang di tahun 2008, pada saat
pihak yang terlibat dalam proyek ini mulai merasakan manfaat pengolahan sampah
tersebut. Mereka tidak hanya memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, namun
87
juga turut memetik manfaat ekonomis dengan mengumpulkan dan mengolah sampah
rumah tangga mereka secara benar. Hasil pengolahan sampah saat ini hingga 1,7 ton
sampah yang dikonversi sebagai biomassa dan kompos. Biomassa digunakan sebagai
bahan bakar alternatif, sedangkan kompos digunakan sebagai pupuk organik.
3. Menghasilkan energi dari kotoran sapi
Salah satu proyek tanggung jawab sosial perusahaan lainnya yang juga sedang
dikembangkan PT Indocement di tahun 2008, yaitu proyek biogas yang dihasilkan dari
kotoran sapi, yang mengandung gas metana yang dapat digunakan untuk keperluan
memasak. Proyek ini dimungkinkan oleh suatu temuan alat inovatif yang sederhana dan
ekonomis, yang mampu menyerap metana dan memprosesnya menjadi gas untuk
memasak.
4. Proyek Peternakan Terpadu
Proyek ini adalah peternakan domba. Teknis pelaksanaannya dibantu oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB) dengan pola inkubator di mana para peternak dari masyarakat
dibina dan dilatih menjadi peternak yang tangguh. Setelah mereka menguasai dengan
baik, peternak dapat mengembangkan sendiri peternakan ditempatnya sendiri dengan
membawa ternak sesuai pengembangannya.
Beliau juga menjelaskan struktur organisasi yang ada di Departemen CSR, yaitu:
1. Bu Via (head officer) sebagai kepala devisi
2. SDP section Pa ai (head) sebagai kelapa seksi yang beranggotakan: Pa dedi, Pa
fajar, Pa bambang, Pa yatno Pa subarno, dan Pa samsudi
3. Comdev section Bu Lia (head) sebagai kepala seksi
a) Pa Romi sebagai foreman dan membantu kepala seksi
b) Pa Dadan sebagai koordinator Desa Tajur dan Desa Pasirmukti juga
bertanggung jawab pada bidang ekonomi
c) Pa Usman sebagai koordinator Desa Gunung Sahari dan Desa Citeureup dan
juga bertanggung jawab pada bidang kesehatan
d) Pa Yadi sebagai koordinator Desa Bantarjati dan Desa Nambo juga
bertanggung jawab pada bidang pendidikan
e) Pa Agus sebagai koordinator Desa Gunung Putri dan Desa Puspanegara
f) Pa Arel sebagai koordinator Desa Hambalang dan Desa Tarikolot dan
bertanggung jawab pada bidang sosbudag
88
g) Pa Sani sebagai koordinator Desa Lulut dan Desa Leuwikaret dan
bertanggung jawab pada bidang pendidikan
Bu Via memaparkan bahwa Indocement melakukan partisipasi dan langsung
turun ke desa yang dikoordinir oleh tiap koordinator desa dalam implementasi CSR,
oleh karena itu perusahaan dapat memperoleh data yang akurat, informasi yang baik dan
menghasilkan program atau proyek yang bagus pada tiap desa dengan menyesuaikan
dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Semua proses dan tahapan tersebut akhirnya
dirumuskan menggunakan social mapping. Jika menginginkan dan melihat partisipasi
maka sebaiknya kita melihat proyek atau program dilihat dari kacamata masyarakat
untuk mengetahui sense of belonging (rasa kepemilikan) terhadap program atau proyek
tersebut.
Pada tahap evaluasi ini kita membutuhkan komunikasi yang baik antara
perusahaan dan masyarakat, oleh karena itu kita menempatkan para koordinator desa
yang dapat beradaptasi dengan baik kepada masyarakat sekitar. Semua program tidak
berjalan sesuai rencana jika tidak ada dukungan dari masyarakat dan tidak sesuai
dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu social mapping sangat
dibutuhkan pada pelaksanaan CSR. Selain itu juga program kita akan berjalan mulus
jika masyarakat termotivasi untuk mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam program.
Dalam implementasi CSR perusahaan bertindak sebagai fasilitator dengan
memberikan sarana dan prasarana dalam pembangunan masyarakat agar masyarakat
mandiri dan dibutuhkan partisipasi masyarakat sebagai penggerak dan agent of chage
(panjang tangan dari pemerintah desa). Dengan adanya komunikasi yang efektif antara
perusahaan dan masyarakat maka informasi dan tujuan yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Pada pelaksanaan CSR PT Indocement memandang tanggung
jawab sosial perusahaan adalah melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholders
dengan tidak mendahulukan kepentingannya sendiri melainkan adanya kesadaran dan
kewajiban bersama (beyond compliance). Selain itu, adanya upaya perusahaan dalam
manajemen dampak operasi perusahaan yang negatif diminimalkan sedangkan sampak
operasi perusahaan yang positif dimaksimalkan. Sesuai dengan kebijakan dan konsep
sebagai landasan dalam pelaksanaan CSR, maka dirumuskan tujuan CSR PT
Indocement, yaitu: Mewujudkan kemandirian masyarakat, Peningkatan ekonomi lokal ,
dan Mewariskan program-program yang berbasiskan Triple Bottom Lines kepada
generasi penerus untuk berkelanjutan hidup masyarakat sekitar.
89
Implementasi Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu13
Bapak Dedi menceritakan awal mula didirikannya bengkel motor adalah karena
ada permasalahan di desa Banjarjati yaitu banyaknya pengangguran dan keterbatasan
skill atau kemampuan para remaja yang ada disana. Selain itu, mereka juga
mengeluhkan kurangnya modal untuk mendirikan suatu usaha. Oleh karena itu, setelah
dilakukan beberapa survai dan mendatangkan langsung masyarakat Banjarjati, pihak
CRS dept melakukan sosialisasi kepada masyarakat di 12 desa binaan untuk
dilakukannya pelatihan atau training menjadi montir. Pelatihan tersebut dilakukan pada
tahun 2007-2008 selama dua minggu. Setelah dilakukan pelatihan maka pihak CSR dept
menyeleksi para peserta pelatihan untuk dijadikan montir. Tujuan dari dibentuknya
bengkel motor terpadu ini adalah sebagai pusat pelatihan untuk para remaja yang ingin
belajar mengenai motor dan juga sebagai bisnis unit maksudnya setelah didirikannya
bengkel motor terpadu ini diharapkan dapat menghasilkan unit plasma bengkel baru
(anak cabang bengkel baru) dari pesarta yang sudah mengikuti pelatihan.
Bengkel motor terpadu ini juga memiliki sasaran untuk menambah keahlian atau
kemampuant para remaja yang menganggur, memberikan pengetahuan mengenai
manajemen usaha, memberikan motivasi bisnis mentally. Para montir atau pekerja di
bengkel masih diberikan upah oelh pihak CSR dept, padahal pemasukan dari bengkel
menjadi hak pekerja bengkel. Jadi, para pekerja disana masih ingin “disuapi” oleh pihak
inducement. Walaupun sudah dibuatkan bengkel, diberikan seluruh peralatan bengkel
dan dilengkapi oleh listrik dan air bersih, pekerja disana masih ingin diberi lebih oleh
pihak perusahaan.CSR dept menginginkan kemandirian dari masyarakat yang ada
disana, karena jika terjadi sesuatu pada perusahaan, pihak perusahaan tidak bisa selalu
memberikan upah ataupun fasilitas yang lain. Target yang sampai saat ini sudah tercapai
adalah berdirinya bengkel dan pengembangkan usaha bengkel motor terpadu di desa
Banjarjati.
Bapak Bambang menjelaskan yang menjadi kriteria pemilihan montir yang
dipekerjakan di bengkel minimal memiliki ijazah SMP dan memiliki keahlian dan
ketermapilan dalam bidang bengkel yang mengerti mesin motor. Jadi setelah para
perserta melakukan pelatiahan/training maka harus diseleksi untuk dipilih yang
13 Bersumber dari catatan harian hasil wawancara mendalam dengan informan (Bapak Dedi dan Bapak Fajar sebagai staf Departemen CSR, Ibu Sutrisna sebagai Sekretaris Desa Bantarjati, Bapak Agus dan Mba Maya sebagai pengurus bengkel, Hermansyah, Empuy, dan Sunim sebagai Mekanik Bengkel, dan Bapak Yasin sebagai Warga Desa Lulut )
90
memiliki persyarakatn yang sudah ditentukan. Beberapa tahapan yang dilakukan pada
proyek bengkel, yaitu tahap sosialisasi berupa BILIKOM dan surat undangan yang
dapat melihat apakah masyarakat antusias dan bermotivasi untuk mengikuti tes
penyeleksian selanjutnya sebelum mengikuti pelatihan. Dan seberapa jauh masyarakat
yang berada di 12 desa binaan menyebarkan informasi mengenai pelatihan bengkel
kepada tetangga dan masyarakat lainnya.
Ibu Sutrisna selaku sekretaris desa, Beliau menceritakan kondisi Desa Bantarjati
sebelum dan sesudah didirikannya pabrik Indocement. Beliau juga menjelaskan
program CSR apa saja yang sudah dilakukan Indocement. Manfaat dan keuntungan
yang didapat dan dirasakan oleh masyarakat tidak merata jika dibandingkan dengan
desa binaan lainnya. Melihat SDA yang sudah dikeruk oleh perusahaan timbal balik
yang didapat masyarakat tidak seimbang, apalagi jika dilihat lebih lanjut hanya
masyarakat yang memiliki kedekatan dengan jalan raya yang sering mendapatkan
bantuan. Pada saat ini, pihak perusahaan melakukan perbaikan di segala bidang
termasuk dalam pelaksanaan CSR, perusahaan sekarang lebih melihat kondisi dan
permasalaha yang ada di desa, oleh karena itu, sekarang masyarakat di Desa Bantarjati
sudah merasakan masfaat seperti bantuan sarana dan fasilitas pendidikan di Sekolah
Dasar Nambo1 yang berada di pinggir jalan Desa Bantarjati. Beliau juga mengaku
pelaksanaan CSR inducement sudah cukup baik akan tetapi, masih banyak masyarakat
yang belum tahu tentang informasi mengenai pelatihan atau bantuan yang dilakukan
Indocement. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus lebih mendekatkan diri dengan
masyarakat sekitar.
Bapak Agus selaku Ketua Bengkel menceritakan pada awalnya sebelum bengkel
ini terbentuk, pihak perusahaan melakukan pelatihan di Sekolah Magang Indocement
(SMI). Tahap awal yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan sosialisasi
dengan menyebarkan surat undangan kepada pemuda di 12 desa dan memberitahuan
infromasi pada saat BILIKOM di tiap desa. Pelatihan ke-II diadakan pada bulan maret
2008 dengan peserta pelatihan sebanyak 12-15 orang setalah dilakukan penyeleksiaan di
tiap desa. Setelah itu, mereka dididik mengenai cara mengoperasiakn mesin motor,
membongkar dan menservice motor. Kemudian, setelah 2 minggu berjalan maka dari
pihak perusahaan dan pelatih motor mengadakan menyeleksian kembali unutk memilih
peserta yang memiliki motivasi yang tinggi dan keterampilan yang bagus.
91
Pada pelatihan angkatan ke-III pada bulan Maret 2009 juga dilakukan tahapan
yang sama seperti sebelumnya. Jumlah peserta pelatihan pada angkatan ke III ini
sebanyak 22 orang ditambah dengan angkatan ke II 4 orang untuk praktek langsung di
bengkel dan pemantangan keterampilan. Beberapa kriteria yang dipilih untuk bekerja di
bengkeladalah melihat kehadiran dalam pelatihan, minat dan motivasi dalam mengikuti
pelatihan, serta kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Bengkel terpadu juga memiliki
visi dalam pelaksanaanya yaitu meningkatkan kemampuan peserta pelatihan dengan
misi bagi peserta pelatihan yang lulus dalam pelatihan dapat langsung mempraktekkan
ilmunya untuk bekerja dibengkel. Dengan tujuan akhirnya adalah mampu
mengembangkan usaha atau bisnis sendiri dengan kemampuan yang sudah dimiliki.
Dan pada akhirnya dapat mandiri dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian
masyarakat Desa Bantarjati.
Setiap minggu pihak dari Departemen CSR dating untuk melihat dan memonitor
bagaimana keadaan di bengkel dan meminta laporan mingguan pemasukan dan
pengeluaran kepada mba maya. Untuk tahap evaluasi pa agus mengaku tidak tahu
mengenai proses evaluasi tentang bengkel ini, beliau hanya memberi laporan kepada
bapak Bambang atau bapak Dedi tiap bulan atau pada saat mereka mengunjungi
bengkel. Sebaiknya pihak dari pengurus bengkel dilobatkan dalam tahap evaluasi agar
dapat melihat sampai sejauhmana manfaat dan hasil yang dicapai.
Saya juga melakukan wawancara dengan Sunim yang merupakan salah satu
mekanik yang bekerja di bengkel dan termasuk dalam angkatan ke II yang melakukan
pelatihan pada tahun 2008. Sunim berasal dari Desa Lulut yang rumahnya berada tidak
jauh dari bengkel. Motivasinya mengikuti pelatihan adalah untuk menambah ilmu
mengenai mesin motor karena dirumahnya, ia sering membongkar motornya sendiri
karena sejak kecil ia sudah tertarik dengan motor. Sunim juga mengaku sebelumnya ia
juga sudah memiliki pekerjaan akan tetapi sunim lebih tertarik untuk bekerja dibengkel
karena hobinya bongkar-bongkar motor. Ia juga mengetahui tentang pelatihan dari surat
undangan yang diberikan perusahaan. Selain itu, saya juga mewawancarai Hermanysah
merupakan salah satu pemuda Desa Lulut yang mengikuti pelatihan pada bulan maret
2008, jadi ia termasuk pada peserta angkatan ke-II. Ia menjelaskan sosialisasi yang
dilakukan perusahaan sebelum megadakan pelatihan adalah dengan memberikan surat
undangan kepada para pemuda melalui BILIKOM jadi hanya pemuda yang aktif saja
yang mendapatkan informasi mengenai rencana diadakannya pelatihan. Jadi partisipasi
92
masyarakat dalam sosialisasi rencana pelatihan bengkel sangat minim hanya
memberitahuan dari mulut ke mulut kepada tetangga terdekat.
Sebenarnya dengan diadakannya pelatihan ini dapat menambah ilmu dan
kemampuan masyrarakat sekitar mengenai otomotif, ia menyarankan kegiaatan
pelatihan dapat dilakukan tiap tahunnya dan lokasi pelatihan bisa berada di desa lain
tidak hanya di Desa Bantarjati. Mungkin hal ini dapat menjadi saran kepada pihak
perusahaan dalam melakukan pelatihan lain selanjutnya.
93