ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM MONITORING JARINGAN...
Transcript of ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM MONITORING JARINGAN...
ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM MONITORING JARINGAN MENGGUNAKAN
PRTG DAN CACTI DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO
Rizki Kurniawan Dwijatmika Putra
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta
e-mail: [email protected]
Intisari
Penyediaan layanan internet dan jaringan data di lingkungan Bandar Udara Adisutjipto
Yogyakarta yang berupa jaringan kabel dan nirkabel menimbulkan kerentanan pada kualitas
konektivitas jaringan. Misalnya, terjadi gangguan komunikasi yang disebabkan karena salah satu
device mengalami kerusakan. Upaya pencegahan terhadap kualitas konektivitas jaringan telah
dilakukan melalui penelitian implementasi sistem monitoring jaringan server berbasis web
menggunakan Cacti di bandar udara Adisutjipto oleh Rizki Kurniawan Dwijatmika Putra tahun
2018 yang mengasilkan saran untuk dapat dikembangkan menjadi sistem monitoing jaringan yang
dapat dimonitor dari perangkat mobile secara langsung.
Berdasarkan saran tersebut dilakukan penelitian dengan implementasi monitoring jaringan
menggunakan PRTG (Paessler Router Traffic Grapher). Untuk dapat mengetahui performa dari
sistem monitoring jaringan Cacti dan sistem monitoring jaringan PRTG maka diperlukan analisis
perbandingan dari kedua sistem monitoring jaringan berdasarkan parameter dari segi performa,
cara kerja, serta fitur yang dimiliki. Sehingga dapat menentukan sistem monitoring jaringan yang
sesuai diimplementasikan di Bandar Udara Adisutjipto.
Hasil dari analisis perbandingan sistem monitoring jaringan Cacti dan PRTG, disimpulkan
bahwa sistem monitoring jaringan PRTG lebih unggul dari sistem monitoring jaringan Cacti.
Kemudahan dalam instalasi dan konfigurasi sistem monitoring serta banyaknya fitur yang dimiliki
PRTG. Sehingga untuk saat ini sistem monitoring jaringan PRTG lebih tepat diimplementasikan
di Bandar Udara Adisutjipto dengan jumlah host yang masih bisa terjangkau.
Kata kunci: Cacti, jaringan, monitoring, PRTG
Abstract
The provision of internet and data network services in the Adisutjipto Airport Yogyakarta
environment in the form of wired and wireless networks creates vulnerabilities in the quality of
network connectivity. For example, there was a communication breakdown caused by a device
being damaged. Efforts to prevent the quality of network connectivity have been carried out
through research on the implementation of a web-based server network monitoring system using
Cacti at the Adisutjipto airport by Rizki Kurniawan Dwijatmika Putra in 2018 which resulted in
suggestions to be developed into a network monitoring system that can be monitored from mobile
devices directly.
Based on these suggestions, a study was carried out with the implementation of network
monitoring using the PRTG (Paessler Router Traffic Grapher). To be able to find out the
performance of the Cacti network monitoring system and the PRTG network monitoring system, a
comparative analysis of the two network monitoring systems is needed based on parameters in
terms of performance, ways of working and features. So that it can determine the appropriate
network monitoring system implemented at Adisutjipto Airport.
The results of a comparative analysis of the Cacti and PRTG network monitoring systems,
concluded that the PRTG network monitoring system is superior to the Cacti network monitoring
system. Ease of installation and configuration of monitoring systems and the many features of
PRTG. So that for now the PRTG network monitoring system is more precisely implemented at
Adisutjipto Airport with the number of hosts that can still be reached.
Keywords: Cacti, network, monitoring, PRTG
PENDAHULUAN
Selama ini, Bandar Udara Adisutjipto mengimplementasikan Cacti dan PRTG untuk
memantau kondisi jaringan di seluruh area bandara. Cacti merupakan aplikasi monitoring jaringan
open source yang merupakan solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang didesain untuk
memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai penyimpanan data dan pembuatan grafik.
Cacti menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan
multiple data, dan fitur pengelolaan user. Semuanya dikemas secara intuitif, sebuah interface yang
mudah digunakan mudah dipahami untuk Local Area Network hingga network yang kompleks
dengan ratusan device. Dengan menggunakan Cacti kita dapat memonitor trafik yang mengalir
pada sebuah server.
Sistem monitoring jaringan PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) adalah perangkat lunak
yang dapat berjalan pada sistem operasi Windows yang berada di jaringan komputer dan dapat
mengumpulkan data static dari host yang ditunjuk seperti router, server, switch dan aplikasi atau
perangkat penting lainya. Data yang dikumpulkan akan disajikan dengan tampilan grafik yang
menarik sehingga penyampaian informasi dapat diapahami dengan mudah.
Akan tetapi, dalam pemakaian kedua sistem monitoring tersebut, terdapat kendala. Di antara
permasalahan yang sering terjadi ialah Cacti tidak terkoneksi dengan jaringan mobile sehingga
teknisi mengalami kesulitan dalam memantau kondisi jaringan. Ketika terjadi trouble, teknisi pun
tidak dapat bergerak cepat dalam memperbaiki lantaran tidak dapat di-remote. Selain itu, ketika
menggunakan PRTG pun memiliki limit sensor untuk memonitoring jaringan. Sehingga hanya
terbatas beberapa device yang dapat dipantau.
Untuk itulah, diperlukan suatu analisis untuk membandingkan sistem monitoring jaringan
Cacti dan PRTG berdasarkan cara kerja, performa, serta fitur untuk mendapatkan sistem yang
mampu memberikan hasil terbaik dalam memantau kondisi jaringan di Bandar Udara Adisutjipto
Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi literatur. Metode studi
literatur adalah teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, yaitu proses pengumpulan
referensi, mempelajari dan mengambil informasi baik dari buku, artikel, jurnal maupun situs pada
internet yang sesuai dengan penelitian.
Metode Implementasi Sistem
Dalam tahapan ini penulis memikirkan tindakan apa yang harus dilakukan sebelum kegiatan
itu terjadi.
a. Tahap Analisis
Analisis bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi masalah,
mengidentifikasi kebutuhan dan mencari alternatif solusinya.
b. Tahap Implementasi Sistem
Implementasi program yang sudah siap akan dilakukan pada tahap ini, dengan kriteria adalah
program dapat melengkapi aplikasi yang sudah ada dan mudah digunakan serta mudah
dipahami oleh pemakai. Aplikasi yang sudah siap digunakan selanjutnya akan ditampilkan
pada monitor yang berada di ruangan administrator jaringan.
c. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari sistem yang telah
diimplementasikan.
d. Operasi dan Pemeliharaan
Tahap ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi. Mengoperasikan sistem dan melakukan
pemeliharaan sistem. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak
ditemukan pada langkah sebelumnya serta perbaikan implementasi unit sistem dan
peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.
LANDASAN TEORI
Analisis Sistem
Menurut Jimmy L.Goal (2018) Analisa sistem adalah sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi
dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanya.
Jaringan Komputer
Menurut Kristanto (2014), menyebutkan bahwa jaringan komputer merupakan sekelompok
komputer otonom yang saling berhubungan satu sama lain, dengan menggunakan satu protokol
komunikasi sehingga seluruh komputer yang saling terhubung tersebut dapat berbagi informasi,
program, sumber daya dan juga dapat saling terhubung. Jaringan komputer terdiri dari beberapa
jenis, seperti :
Jaringan Local Area Network
Menurut White (2012), Local Area Network (LAN) merupakan sebuah
komunikasi jaringan yang menghubungkan berbagai perangkat komunikasi data dalam sebuah
wilayah berskala kecil dan memiliki kecepatan transmisi data yang tinggi. Semula LAN hanya
dapat mentransimisikan paket data pada kecepatan 10 juta bit per detik, namun teknologi LAN
yang baru memiliki kecepatan transmisi 10 milliar bit per detik bahkan lebih. Keuntungan LAN
yang paling utama adalah pengguna jaringan tersebut dapat saling berbagi hardware dan software
resource.
Protokol TCP/IP
Menurut Tanenbaum & Wetherall (2011) Model TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol) merupakan standar komunikasi data yang memiliki kemampuan untuk
menghubungkan jaringan-jaringan komputer secara bersamaan dengan berbagai jenis perangkat
keras dan lunak.
TCP/IP terdiri dari 4 layer atau lapisan, setiap layer memiliki fungsinya masing-masing dan
dapat bekerja sama dengan layer tingkat yang lebih rendah atau lebih tinggi. Empat layer yang
terdapat pada TCP/IP, yaitu:
a. Network Layer
Layer ini merupakan device driver yang memungkinkan datagram IP dikirim ke atau dari
physical network, seperti kabel koaksial, serat optik, atau kawat tembaga twisted-pair.
b. Internet Layer
Internet layer berfungsi untuk membuat paket layer network yang disebut IP datagram dan
mengirimkan datagram tersebut ke alamat tujuan. Selain itu, internet layer juga bertugas memilih
rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dan melakukan pemetaan (routing).
c. Transport Layer
Layer ini dirancang untuk memungkinkan peer entitiy- peer entitiy pada host sumber ke host
tujuan dalam melakukan komunikasi. Terdapat dua protokol pada transport layer, yaitu: TCP dan
UDP.
d. Application Layer
Application layer mempunyai fungsi,yaitu menyediakan akses kepada aplikasi layanan
jaringan TCP/IP dan menangani high level protokol seperti HTTP, Telnet, FTP, TFTP, SNMP,
DNS, SMTP, X Windows, dan application protocols lainnya.
Topologi Jaringan Komputer
Menurut Lukas (2006) Topologi jaringan menjelaskan pengaturan peletakan node dalam
jaringan dan cara aksesnya (interconnection), pengaturan ini berhubungan erat dengan media
pengirim yang digunakan. Topologi yang biasa digunakan pada jaringan komputer umumnya
sebagai berikut:
a. Topologi Bus
Menurut Lukas (2006) Semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Informasi yang ingin
dikirimkan melewati semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat terminal sesuai informasi
yang dikirim, maka informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika tidak, informasi tersebut
akan diabaikan oleh terminal yang dilewatinya.
b. Topologi Ring
Menurut Lukas (2006) Topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi semua terminal saling
dihubungkan sehingga menyerupai lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh, diperiksa
alamatnya oleh terminal yang dilewati.
c. Topologi Star
Menurut Lukas (2006) Topologi star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan
pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal – terminal lain terhubung padanya dan
pengiriman data dari satu terminal ke terminal lainnya melalui terminal pusat. Terminal pusat akan
menyediakan jalur komunikasi khusus pada dua terminal yang akan berkomunikasi
d. Topologi Mesh
Menurut Lukas (2006) Topologi mesh merupakan campuran dari berbagai jenis topologi –
topologi yang ada (disesuaikan dengan kebutuhan). Digunakan pada network /jaringan yang tidak
memiliki terlalu banyak node di dalamnya. Ini disebabkan karena setiap station dihubungankan
dengan station yang lain. Pendekatan dengan menggunakan jaringan ini dibutuhkan bagi system
yang membutuhkan koneksitas yang tinggi. Seperti pada gambar 3.2 topologi yang digunakan di
Bandar Udara Adisutjipto.
e. Topologi Tree / Hirarki
Menurut Lukas (2006) Topologi hirarki, tidak semua terminal mempunyai kedudukan yang
sama. Terminal dengan kedudukan yang lebih tinggi menguasai terminal di bawahnya, dan dengan
demikian jaringan tergantung pada terminal dengan kedudukan paling tinggi.
Gambar 1 Topologi jaringan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta
Sumber : Fauzan (2017)
Bandwidth
Menurut Norton dan Kearns (1999), bandwidth ialah lebar komunikasi diantara saluran yang
diukur dalam Hz.
Menurut Tanenbaum (2003), bandwidth ialah jarak frekuensi yang ditransmisikan tanpa
menyebabkan sinyal menjadi lemah.
Bandwidth dapat dikategorikan menjadi dua macam :
a. Digital bandwidth Digital bandwidth merupakan jumlah atau volume data yang dapat
dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi.
b. Analog bandwidth Analog bandwidth merupakan perbedaan antara frekuensi terendah
dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz
(Hz) atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa
ditransmisikan dalam satu saat.
Sistem Operasi
Menurut Sri Kusumadewi (2000) ada beberapa definisi yang dapat diberikan untuk sistem
operasi, antara lain :
- Softwareyang mengontrol hardware, hanyaberupa program biasa (seperti beberapa file
pada DOS).
- Program yang menjadikan hardware lebih mudah untuk digunakan.
- Kumpulan program yang mengatur kerja hardware (seperti permintaan user).
- Resource manager atau resource allocator (seperti mengatur memori, printer dll).
- Sebagai program pengontrol (program yang digunakan untuk mengontrol program yang
lainya).
- Sebagai kernel, yaitu program terus menerus running selama computer dihidupkan.
- Sebagai guardian, yaitu mengatur atau menjaga computer dari berbagai kejahatan
computer.
Dalam bukunya William Stalling (2012) menjelaskan bahwa sistem operasi merupakan
program yang mengendalikan eksekusi program aplikasi dan bertindak sebagai antar muka antara
aplikasi dan perangkat keras komputer. Ada beberapa jenis sistem operasi, antaralain :
Sistem Operasi Android
Menurut Meier (2008) Android adalah sebuah platform pertama yang betul-betul terbuka
dan komprehensif untuk perangkat mobile, semua perangkat lunak yang ada difungsikan
menjalankan sebuah device mobile tanpa memikirkan kendala kepemilikan yang menghambat
inovasi pada teknologi mobile.
Menurut Mulyadi (2010) Android merupakan subset perangkat lunak untuk perangkat
mobile yang meliputi sistem operasi, middleware, dan aplikasi inti yang dirilis oleh Google.
Sedangkan Android SDK (Software Development Kit) menyediakan Tools dan API yang
diperlukan bahasa pemrograman Java. Android dikembangkan bersama antara Google, HTC, Intel,
Motorola, Quallcom, T-Mobile, NVIDIA yang tergabung dalam OHA (Open Handset Alliance)
dengan tujuan membuat sebuah standar terbuka untuk perangkat bergerak (mobile Device).
Aplikasi Mobile
Menurut Buyens (2001) aplikasi mobile berasal dari kata application dan mobile.
Application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program
siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan
dapat digunakan oleh sasaran yang dituju sedangkan mobile dapat di artikan sebagai sebagai
perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain.
Kata mobile mempunyai arti bergerak atau berpindah, sehingga aplikasi mobile menurut
Rangsang Purnama (2010) adalah sebutan untuk aplikasi yang berjalan pada mobile device.
Dengan menggunakan aplikasi mobile, dapat dengan mudah melakukan berbagai macam aktifitas
mulai dari hiburan, berjualan, belajar, mengerjakan pekerjaan kantor, browsing dan lain
sebagainya.
Pengertian Aplikasi
Menurut Buyens (2001) aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk
melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas. Misalnya termasuk perangkat lunak perusahaan,
software akutansi, perkantoran, grafis perangkat lunak dan pemutar media. Dapat disimpulkan
bahwa aplikasi merupakan software yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan
atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data.
Program aplikasi merupakan program siap pakai. Program yam direka untuk
melaksananakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain. Contoh-contoh aplikasi ialah
program pemproses kata dan Web Browser. Aplikasi akan menggunakan sistem operasi komputer
dan aplikasi yang lainya yang mendukung.
Klarifikasi aplikasi dapat menjadi dua yaitu :
a. Aplikasi software spesialis, program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang untuk
menjelaskan tugas tertentu.
b. Aplikasi paket, dengan dokumentasi tergabung yang dirancang untuk jenis masalah tertentu.
PERANCANGAN SISTEM
Gambar 2 Perancangan topologi sistem monitoring jaringan
Menunjukkan beberapa host yang terdiri dari dua komputer server yaitu server WebPoss dan
server Rent Car, untuk switch core menggunakan Cisco 3560G. Server sistem monitoring jaringan
Cacti dan PRTG terhubung langsung dengan swicth core Cisco 3560G dan komputer
Administrator jaringan juga terhubung langsung dengan switch core, proses pengecekan ini
dilakukan dengan mengecek lalu lintas bandwidth yang melalui server WebPoss dan lalu lintas
bandwidth yang melalui port ethernet 01 dan port ethernet 11 pada switch core Cisco 3560G.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi
Implementasi sistem merupakan tahap dimana sistem mampu diaplikasikan dalam keadaan
yang sesungguhnya, supaya dapat diketahui apakah paramater-parameter yang telah dibuat
sebelumnya dalam melakukan perbandingan penggunaan sistem monitoring jaringan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Pengujian
Dari pengujian proses instalasi dan konfigurasi pada kedua sistem monitoring jaringan
diketahui bahwa sistem monitoring jaringan PRTG lebih unggul dengan satu langkah instalasi,
sedangkan untuk instalasi dan konfigurasi sistem monitoring jaringan Cacti membutuhkan tiga
langkah instalasi yang disebutkan pada tabel 1
Tabel 1 Hasil Perbandingan Proses Instalasi dan Konfigurasi
Gambar 3 Tampilan grafik informasi bandwidth WebPoss Cacti
Perbandingan Cacti PRTG
Proses Instalasi Paket yang diinstall :
cacti, apache, Net-SNMP,
MySQL dan PHP5.
Paket yang diinstall :
PRTG.
3 langkah instalasi
Xampp, Cacti, dan
Konfigurasi SNMP
1 langkah instalasi
PRTG Installer
Penambahan Host Dilakukan dengan
menghidupkan service
SNMP pada host dan
mendefinisikan device IP
host, nama host dan
hostgorup.
Dilakukan dengan
menggunakan sarana web
base GUI. Dengan
menambahkan nama dan
alamat IP host.
Web Base Monitor Menampilkan hasil
monitoring device UP dan
Down.
Menampilkan hasil
monitoring device UP dan
Down.
Gambar 4 Tampilan grafik informasi bandwidth WebPoss PRTG
hasil monitoring bandwidth dari masing-masing sistem monitoring jaringan, namun terdapat
perbedaan hasil monitoring bandwidth. Untuk sistem monitoring jaringan Cacti maksimal traffic
outbound adalah 11.12 kbit/s sedangkan sistem monitoring jaringan PRTG maksimal traffic
outbound adalah 9.45 kbit/s. seperti pada tabel 2
Tabel 2 Hasil Pengujian Monitoring Bandwidth Server WebPoss
Perbandingan Waktu Monitoring Cacti PRTG
Rata-rata inbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 2.99 kbit/s 2.91 kbit/s
Maksimal inbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 11.12 kbit/s 9.45 kbit/s
Rata-rata outbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 2.35 kbit/s 2.90 kbit/s
Maksimal outbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 24.52 kbit/s 26 kbit/s
Gambar 5 Tampilan grafik Disk pada Cacti
Gambar 6 Tampilan grafik Disk pada PRTG
hasil monitoring disk dari masing-masing sistem monitoring jaringan, namun terdapat
perbedaan hasil monitoring disk. Untuk sistem monitoring jaringan Cacti terbaca kapasitas disk
yang tersedia adalah 1.79 TB sedangkan sistem monitoring jaringan PRTG kapasitas disk yang
tersedia adalah 1.74 TB. Seperti pada table 3
Tabel 3 Hasil Pengujian Monitoring Disk pada Server RentCar
Perbandingan Cacti PRTG Server
Kapasitas Total 1.8 TB 1.8 TB 1.8 TB
Tersedia 1.79 TB 1.74 TB 1.6 TB
Terpakai 132.85 GB Tidak Tersedia 133 GB
Fitur Alert Tidak tersedia Tersedia -
Gambar 7 Tampilan informasi bandwidth port ethernet 01 Cacti
Gambar 8 Tampilan informasi bandwidth port ethernet 11 Cacti
Gambar 9 Tampilan informasi bandwidth port ethernet 01 PRTG
Gambar 10 Tampilan informasi bandwidth port ethernet 11 PRTG
Tabel 4 Hasil Pengujian Monitoring Bandwidth Switch Cisco 3560G Port 01
Perbandingan Waktu Monitoring Cacti PRTG
Rata-rata inbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 838.86 kbit/s 658 kbit/s
Maksimal inbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 11.450 kbit/s 14.560 kbit/s
Rata-rata outbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 133.06 kbit/s 102 kbit/s
Maksimal outbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 523.29 kbit/s 639 kbit/s
Berdasarkan tabel 4 didapat hasil monitoring bandwidth dari masing-masing sistem
monitoring jaringan, namun terdapat perbedaan hasil monitoring bandwidth. Untuk sistem
monitoring jaringan Cacti maksimal traffic inbound adalah 11.450 kbit/s sedangang sistem
monitoring jaringan PRTG maksimal traffic inbound adalah 14.560 kbit/s.
Tabel 5 Hasil Pengujian Monitoring Bandwidth Switch Cisco 3560G Port 11
Perbandingan Waktu Monitoring Cacti PRTG
Rata-rata inbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 202.73 kbit/s 160 kbit/s
Maksimal inbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 592.29 kbit/s 620 kbit/s
Rata-rata outbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 106.62 kbit/s 89 kbit/s
Maksimal outbound 8-9-2019 s/d 9-9-2019 134.36 kbit/s 183 kbit/s
Berdasarkan tabel 5 didapat hasil monitoring bandwidth dari masing-masing sistem
monitoring jaringan, namun terdapat perbedaan hasil monitoring bandwidth. Untuk sistem
monitoring jaringan Cacti maksimal traffic inbound adalah 592.29 kbit/s sedangang sistem
monitoring jaringan PRTG maksimal traffic inbound adalah 620 kbit/s.
Tabel 6 Perbandingan Fitur Sistem Monitoring Jaringan Cacti dan PRTG
Fitur Cacti PRTG
Trend Prediction Ya Ya
IP SLA Report Ya Ya
Mobile Aplication Tidak tersedia Tersedia
Web Application Akses penuh Akses penuh
MIB Complier Ya Ya
SNMP Monitoring Ya Ya
Distributed Monitoring Ya Ya
Maps Ya Ya
License Gratis Gratis Terbatas
Sumber:https://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_network_monitoring_systems, diakses 6
September 2019, pukul 21.05WIB
Aplikasi Mobile Sistem Monitoring Jaringan PRTG
Sistem monitoring jaringan Cacti belum memiliki fitur mobile, shingga pengujian dilkukan
dengan sisem monitoring jaringan PRTG yang sudah memiliki aplikasi Mobile berbasis Android,
sehingga dalam monitoring jaringan dapat dilakukan secara mobile dan real time. Untuk login di
aplikasi PRTG berbasis Android pengguna dapat menggunakan akun yang sama yang di gunakan
di desktop.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis perbandingan sistem monitoring jaringan dengan menggunakan
Cacti dan PRTG dapat disimpulkan bahwa antara lain sebagai berikut :
1. Hasil pengujian dari segi cara kerja proses instalasi dan konfigurasi didapati sistem
monitoring jaringan PRTG lebih mudah karena hanya membutuhkan alamat IP host.
2. Hasil pengujian dari segi performa didapati masing-masing sistem monitoring jaringan dapat
melakukan pengukuran bandwidth terhadap komputer server WebPoss, monitoring kapasitas
disk yang tersedia di komputer server RentCar dan pengukuran bandwidth pada port ethernet
06 dan port ethernet 07 di switch core Cisco 3650G.
3. Sistem monitoring jaringan Cacti lebih unggul dalam lisensinya, namun dengan fitur yang
terbatas yaitu tidak tersedianya aplikasi Mobile, sedangkan sistem monitoring jaringan
PRTG memiliki fitur yang lebih lengkap namun memiliki lisensi yang terbatas, sehingga
untuk saat ini sistem monitoring jaringan PRTG lebih tepat diimplementasikan di Bandar
Udara Adisutjipto dengan jumlah host yang masih bisa dijangkau.
SARAN
Untuk memperoleh hasil yang lebih lengkap dalam perbandingan dari kedua sistem
monitoring jaringan, sebaiknya diperlukan perbandingan yang lebih mendalam dengan parameter
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Alip, N., Fitri, I. dan Natasia, N.D., Network Monitoring System Data Radar Penerbangan
Berbasis PRTB dan ADSB, Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas
Nasional Vol.3 No.3, September 2018.
Forouzan, B.A., 2010, TCP/IP Protocol Suite Vol.4, McGraw-Hill, New York.
Gilchrist, A., 2015, What is PRTG?, https://www.virtualhostedpbx.net/what-is-prtg/, diakses 25
Agustus 2019, pukul 20.18WIB
Goeritno, Supriyono, H. dan Yuliana, I., 2013, Analisis dan Implementasi Sistem Monitoring Lalu
Lintas Paket Data Internet Dengan Menggunakan Cacti, JFFNMS dan The Dude, Jurnal :
Universtas Muhammadiyah Surakarta, Januari 2013.
Kristanto, A., 2013, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Gava Medika, Yogyakarta.
Kurnia, D., 2018, Rancang Bangun Pembagian Bandwidth dan Monitoring jaringan
Menggunakan metode HTB dan Cacti Pada jaringan Internet Di SMAN 1 Hamparan
Perak, Jurnal : Universitas Permbangunan Panca Budi Vol.3 No.2, Juli 2018.
Lukas, J., 2006, Jaringan Komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Norton, P. dan Kearns, D., 1999, Complete Guide to Networking 1st edition, Sam Publishing,
Indianapolis.
Nugroho, K. dan Puspitasari, N., F., 2019, Analisis Perbandingan Performa Nagios dan The Dude
Sebagai Tools Sistem Monitoring Jaringan, Jurusan Teknik Informatika STMIK Amikom,
Yogyakarta.
Pratama, A.E., 2014, Komputer Dan Masyarakat, Informatika, Bandung.
Putra, R.K.D., 2018, Implementasi Sistem Monitoring Jaringan Server Berbasis Web
Menggunakan Cacti Di Bandar Udara Adisutjipto, Kerja Praktek, Jurusan Teknik
Informatika, STMIK El Rahma, Yogyakarta.
Rudianto, A.M., 2011, Pemrograman Web Dinamais Menggunakan PHP dan MySQL, C.V Andi
Offset, Yogyakarta.
Saputro, D., 2014, Analisis dan Implementasi Sistem Monitoring jaringan Berbais Linux Ubuntu
Server Pada RT RW NET ARDHANET, Jurusan Teknik Informatika STMIK Amikom,
Yogyakarta.
Sofana, I., 2008, Membangun Jaringan Komputer, Informatika, Bandung.
Syafizal, M., 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.
Tanembaum, A.S. dan Wetherall, D.J., 2011, Computer Network Vol.5th, Pearson Education Inc,
Massachusetts.
Tanembaum, A.S. dan Steen, V., 2003, Computer Network, Prentice Hall.