ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL …repository.ub.ac.id/7471/1/Prayoga, Reksa...
Transcript of ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL …repository.ub.ac.id/7471/1/Prayoga, Reksa...
-
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL DENGAN PENDEKATAN BUSSINES MODEL CANVAS
PADA PRODUK PERTANIAN BERAS ORGANIK DI KOMUNITAS BRENJONK
DESA PENANGGUNGAN, TRAWAS, MOJOKERTO
SKRIPSI
REKSA NANDA PRAYOGA
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
-
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN BISNIS MODEL DENGAN
PENDEKATAN BUSSINES MODEL CANVAS PADA PRODUK
PERTANIAN BERAS ORGANIK DI KOMUNITAS BRENJONK
DESA PENANGGUNGAN, TRAWAS, MOJOKERTO
Oleh
Reksa Nanda Prayoga
135040107111044
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RAWIJAYA
2017
-
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan unntuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh rang lain ,kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, Agustus 2017
Reksa Nanda Prayoga
-
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul penelitian :
Nam Mahasiswa : Reksa Nanda Prayoga
NIM : 135040107111044
Program Studi : Agribisnis
Disetujui
Pembimbing Utama,
Dina Novia P. SP., M.Si
NIP. 19781105 200604 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Mangku Purnomo, SP.,M.si.,Ph.D
NIP. 19770420 2005011001
Tanggal Persetujuan:
Analisis Peramalan Penjualan dan Bisnis Model dengan
Pendekatan Business Model Canvas Pada Produk
Pertanian Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk
Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto
-
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
MAJELIS PENGUJI
Penguji I Penguji II
Sugeng Riyanto, SP., M.Si Fitrotul Laili, SP., MP
NIK. 201609870601 1 001 NIK. 20160990041 6 2001
Penguji III
Dina Novia Priminingtyas, SP., M.Si
NIP. 19781105 200604 2 002
Tanggal Lulus :
-
RINGKASAN
REKSA NANDA PRAYOGA. 135040107111044. Analisis Peramalan Penjualan
Dan Bisnis Model Dengan Pendekatan Business Model Canvas Dada Produk
Pertanian Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk Desa Penanggungan,
Trawas, Mojokerto. Dibawah Bimbingan Dina Novia Priminingtyas, S.P, M.Si
sebagai Pembimbing Utama.
Dewasa ini yang sedang menjadi trend di kalangan masyarakat adalah produk
pertanian organik terutama beras karena produk organik karena kaya akan nutrisi
serta aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung zat – zat kimia. Dilihat dari
fakta yang ada di lapangan bahwa produksi beras organik oleh pelaku usahatani
lebih besar permintaannya daripada penawaran yang ada saat ini. hal ini terjadi
karena banyaknya restoran-restoran cepat saji yang menggunakan beras organik
sebagai pengganti beras konvensional. Bukan hanya itu saja, kesadaran
masayarakat akan kesehatan semakin besar. Hal tersebut menyebabkan permintaan
beras organik semakin meningkat, sedangkan untuk penawarannya masih belum
mencukupi secara keseluruhan yang diminta oleh konsumen.
Untuk saat ini saja permintaan atau kebutuhan pasar di Komunitas Organik
Brenjonk mencapai 17.856 Kg sedangkan produksi hanya 11.036 Kg pada 2016.
Stok beras organik Komunitas Organik Brenjonk sering kosong dan tidak sesuai
dengan target penjualan, mengakibatkan target penjualan tidak dapat terpenuhi. Hal
ini bukan berarti permintaan beras organik Komunitas Organik Brenjonk rendah,
namun kapasitas produksi yang terbatas untuk memenuhi permintaan konsumen.
selain itu, penetapan target penjualan tidak sesuai dengan perkembangan penjualan
beras organik Komunitas Organik Brenjonk. Pada permasalahan tersebut,
dibutuhkan perencanaan penjualan. Perencanaan penjualan dalam hal ini dapat
dilakukan oleh Komunitas Organik Brenjonk. Peramalan penjualan dapat dilakukan
untuk memprediksi volume penjualan yang lebih akurat sehingga mengetahui
gambaran permintaan di tahun mendatang untuk membuat target penjualan yang
lebih baik dan realistis, serta dibutuhkan strategi dengan membuat model bisnis
beras organik Komunitas Organik Brenjonk.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk menganalisi trend
penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk tahun 2014 – 2016, 2) untuk
meramalkan volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk tahun
2017 – 2018, 3) untuk membuat model bisnis beras organik Komunitas Organik
Brenjonk sebagai strategi manajerial. Serta untuk strategi dalam menanggapi
peramalan, dilakukan dengan membuat model bisnis kanvas dengan menganalisis
kesembilan elemennya.
Penelitian ini dilakukan di Komunitas Organik Brenjonk secara purposive
dengan pertimbangan sebagai produsen beras orgnaik yang sedang berkembang.
Metode analisis peramalan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Analisis
trend, 2) Analisis Musiman, 3) Metode Box Jenkins (ARIMA).
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) hasil analisis trend volume
penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk menunjukkan bahwa volume
penjualan mengalami peningkatan yaitu sebesar 882.2 Kg per periode atau 882.2
Kg dalam satu bulan. 2) Hasil analisis musiman menunjukkan volume penjualan
beras organik Komunitas Organik Brenjonk dipengaruhi secara musiman. 3)
-
peramalan volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk yang
paling signifikan menggunkan ARIMA (2,0,1). Berdasarkan hasil peramalan
volume penjualan beras organik Komunitas Orgnaik Brenjonk, volume penjualan
tertinggi pada bulan Juli secara berturut – turut yaitu sebesar 1063 Kg dan 1086 Kg.
sedangkan volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk terendah
setiap tahunnya, terjadi pada bulan April yaitu sebesar 813 Kg pada tahun 2017 dan
818 Kg pada tahun 2018. 4) pada bisnis model kanvas keseluruhan elemen perlu
perbaikan, customer segment dengan membuat program kerja dan kunjungan
konsumen untuk menjalin hubungan baik, Value Preposition dengan
mempertahankan kualitas dan membuat perencanaan harga yang lebih kompetitif
serta riset produk, channels dengan membuat program kerja terkait kepuasan
pelanggan dan meningkatkan pemasaran, customer relationship dengan
mempertahankan komunikasi menggunakan konsep personal assistence, revenue
stream diperuntukkan sebagai investasi dan perbaikan infrastrukutr produksi,
distribusi dan aktivitas penjualan, key resources dengan memanajemen sarana
produksi serta infrastruktur untuk menjaga kualitas serta mengelola sendiri sarana
produksi beras organik Komunitas Organik Brenjonk, key activities dengan
meningkatkan koordinasi internal, key partners perlu dilakukan penambahan
jumlah partner (trader/distributor) dan perluasan pasar, dan pada elemen cost
structure dengan mengelola sendiri sarana produksi atau meminimalisir biaya
pengadaan sarana produksi.
-
SUMMARY
REKSA NANDA PRAYOGA. 135040107111044. Sales Forecasting Analyss and
Business Model with Canvas Business Model Approachment Towad Organic Rice
Agriculture Product in Brenjonk Community Penanggungan Village, Trawas,
Mojokerto. Supervisor Dina Novia Priminingtyas, S.P, M.Si
Lately become a trend in society is organic agricultural products, especially
rice, as organic its contains a lot of nutrients and safe for daily consumption. In fact,
the result of organic rice produced bu farmer is less than market demand. This
happened because most of fast food restaurants are use organic rice instead of no
organic. Beside that, public awareness of health is getting bigger. So it causethe
rising of organic rice demand, while there is no significant rising of organic rice
supplies.
At year 2016 the demands for organic rice in Organic Community of
Brenjonk reaches 7.856 Kg while the supplies are only 11.036 Kg. frequently is
there is no stock of in Brenjonk Organic Community, resulting unfulfilled sales
targets. It does not mean that organic rice demands for Organic Community in
Brenjonk is low, the production of organic rice is very limited. In addition, in the
arrangement of sales does not match the development of organic rice sales in
Organic Community of Brenjonk. To solve these problems, it need sales planning.
Sales planning can be done by Brenjonk Organic Community. Sales forecasting can
be done to predict more accurate sales volume. We can obtain the oerview of
demand on the coming year by using sales forecasting to create a better and more
realistic strategy company. This company strategy is needed by to create a business
model of organic rice products in the Organik Community of Brenjonk.
The purpose of this study are as follows: 1) to analyze the organic rice sales
trend of Brenjonk Organic Community in 2014-2016, 2) to forecast the organic rice
sales volume of Brenjonk Organic Community of 2017-2018, 3) to create organic
rice Business Model Organik Community Brenjonk as a managerial strategi. As
well as for strategies forecasting responses, is done by creating a Canvas Business
Model by analyzing all nine elements.
This research was conducted in the Organic Community of Brenjonk
purposively woth consideration as a growing organic rice producers. Forecasting
analysis method used is as follows: 1) trend analysis, 2) seasonal analysis, 3) Box-
Jenkins Method (ARIMA)
The result of the study are as folows: 1) result of trend analysis of selling
volume of organic rice in Organic Community Brenjonk showed that sales volume
an increased spesipically 882.2 Kg per period or 882.2 in one month. 2) seasonal
analysis result show that the organic rice sales volume in Brenjonk Organic
Community is seasonally influenced. 3) forecasting the volume of organic rice sales
of Organic Community in Brenjonk most significantly using ARIMA (2,0,1). Based
on the result of the organic sales volume forecast in Brenjonk, the highest sales
volume in July at 163 Kg and 1086 Kg. while the organic rice production volume
of organic community of Brenjonk is the lowest every year, occurs in April which
is 813 Kg in 2017 and 818 Kg in 2018. In Business Model Canvas there are all
elements needed to improve, there is customer segment by making the work
program and visits customer to establish a good relationship, value preposition by
-
maintain quality and make planning more competitive proces and research
products, channels by creating work programs related customer satisfaction and
improving of marketing strategies, customer relationship by maintaining
communicaion using the concept of personal assistance, revenue stream is
designatef as an investment an dimprovement of production infrastructure,
distribution and sales activities, key resources by managing production facilities
and infrastructure to maintain the quality and manage their own organic rice
production facilities Brenjonk Organic Community, key activities by improving
internal coordination, key partners need to be added number of partners
(trader/distributor) and market expansion, and on the element of cost structure by
self-managing production facilities or minimizing the cost of procurement of
production.
-
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Reksa Nanda Prayoga
NIM : 135040107111044
Tempat/Tanggal Lahir : Mojokerto, 09 Agustus 1994
Alamat : Ds. Ketapangkuning, Kec. Ngusikan
Kabupaten Jombang 61454
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SDN Keboan 2 : Tahun 2001 - 2007
2. SMPN 1 Kudu : Tahun 2007 - 2010
3. RSMA-BI 2 Jombang : Tahun 2010 - 2013
4. Universitas Brawijaya : Tahun 2013 – 2017
mailto:[email protected]
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak Nya proses penulisan
skripsi dengan judul “Analisis Peramalan Penjualan Dan Bisnis Model Dengan
Pendekatan Bussines Model Canvas” Pada Produk Pertanian Beras Organik Di
Komunitas Organik Brenjonk Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto” dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam meraih gelar Sarjana Pertanian.
Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skrpsi ini bertujuan untuk
mengkaji peramalan penjualan serta melihat Model Bisnis Kanvas beras organik di
Komunitas Organik Brenjonk. Penelitian ini merupakan proses belajar yang
dilakukan penulis untuk mengenal, mempelajari dan menganalisis tentang
peramalan produksi dan penjualan serta Model Bisnis Kanvas, yang kemudian
disajikan dalam bentuk karya ilmiah skripsi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya, kepada Ibu Dina Novia Priminingtyas, SP., M.Si selaku dosen
pembimbing. Bapak Sugeng Riyanto, SP., M.Si dan Ibu Fitrotul Laili, SP., MP
selaku dosen penguji atas segala arahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga
berterima kasih kepada Ketua Komunitas Organik Brenjonk dan pengurus atas
bantuan yang diberikan kepada penulis saat melakukan penelitian lapang.
Kemudian, berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,
penuis mengucapkan terimakasih.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. smoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pihak yang tentunya membutuhkan informasi berkaitan dengan tulisan ini.
Malang, Agustus 2017
Penulis
-
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ................................................................. 6
2.2 Tinjauan Tentang Peramalan................................................................. 7
2.2.1 Pengertian Peramalan Penjualan ................................................. 7
2.2.2 Perananan dan Kegunaan Peramalan ........................................... 8
2.2.3 Prinsip Peramalan ....................................................................... 9
2.2.4 Metode Peramalan Kuantitatif ..................................................... 10
2.2.5 Pemilihan Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik ....................... 12
2.2.6 Metode Time Series .................................................................... 14
2.3 Tinjauan Tentang Model Bisnis Kanvas ................................................ 15
III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24
3.2 Hipotesis .............................................................................................. 27
3.3 Batasan Masalah ................................................................................... 27
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................... 27
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian .................................. 32
4.2 Metode Penentuan Responden ............................................................. 32
4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 32
4.3.1 Data Sekunder ............................................................................ 32
4.3.2 Data Primer ............................................................................... 33
4.4 Metode Analsis Data ........................................................................... 33
4.4.1 Pengukuran Tren ........................................................................ 33
4.4.2 Peramalan .................................................................................. 34
4.4.3 Model Bisnis Kanvas ................................................................. 37
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Komunitas Organik Brenjonk .................................. 39
5.1.1 Sejarah Singkat Komunitas Organik Brenjonk ........................... 40
5.1.2 Sebaran Lokasi Anggota Komunitas Organik Brenjonk.............. 41
5.1.3 Visi dan Misi Komunitas Organik Brenjonk ............................... 41
5.1.4 Struktur Organisasi Komunitas Organik Brenjonk...................... 41
-
iii
5.2 Analisis Perencanaan Penjualan Beras Organik.................................... 43
5.3 Analisis Plot Data dan Peramalan Penjualan ........................................ 44
5.3.1 Jumlah Penjualan Beras Organik ................................................ 44
5.3.2 Analisis Trend Penjualan Beras Organik .................................... 45
5.3.3 Analisis Peramalan Metode ARIMA ........................................... 48
5.3.4 Pemeriksaan Diagnostik Model Peramalan................................. 51
5.3.5 Peramalan Volume Penjualan Beras Organik ............................. 52
5.4 Model Bisnis Kanvas Beras Organik.................................................... 54
5.4.1 Customer Segment Beras Organik .............................................. 55
5.4.2 Value Preposition Beras Organik ............................................... 56
5.4.3 Channel Beras Organik .............................................................. 56
5.4.4 Customer Relationship Beras Organik ........................................ 57
5.4.5 Revenue Stream Beras Organik .................................................. 57
5.4.6 Key Resources Beras Organik .................................................... 58
5.4.7 Key Activity Beras Organik ........................................................ 58
5.4.8 Key Partner Beras Organik ........................................................ 59
5.4.9 Cost Structure Beras Organik ..................................................... 59
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 62
6.2 Saran ........................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65
LAMPIRAN ................................................................................................. 66
-
iv
DAFTAR TABEL
No Halaman
Teks
1. Penjualan Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk ........................ 1
2. Hasil Analisis Data Eviews ....................................................................... 50
3. Model Peramalan Volume Penjualan Beras Organik ................................. 51
4. Parameter Model ....................................................................................... 51
5. Uji Independensi Residual ......................................................................... 52
6. Prediksi Jumlah Penjualan Beras Organik 2017-2018 ................................ 52
7. Model Bisnis Kanvas Beras Organik ......................................................... 60
-
v
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
Teks
1. Model Bisnis Kanvas ................................................................................ 16
2. Plot Lembar Kerja Model Bisnis Kanvas ................................................... 23
3. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Peramalan Produksi ......................... 26
4. Variabel dan Definisi Operasional ............................................................. 29
5. Diagram Alir Box Jenkins ......................................................................... 36
6. Lembar Kerja Business Model Canvas ...................................................... 37
7. Strukutr Organisasi Komunitas Organik Brenjonk ..................................... 42
8. Grafik Plot Data Penjualan Beras Organik ................................................. 46
9. Grafik Kecenderungan Naik atau Trend Penjualan .................................... 47
10. ACF dan PACF ........................................................................................ 49
-
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
Teks
1. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 67
2. Pengecekan Stationeritas Data .................................................................... 68
3. Pemilihan Model Terbaik dengan MINITAB .............................................. 68
4. Pemilihan Model Terbaik dengan EVIEWS ................................................ 68
5. Uji Independensi Residual .......................................................................... 69
6. Hasil Peramalan Beras Organik Komunitas Organik Brenjonk ................... 69
-
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian dalam arti luas mencakup beberapa sub sektor.
Dimana salah satunya adalah sub sektor tanaman pangan. Pembangunan pertanian
komoditi tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), pemerataan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, keseimbangan
lingkungan, kemandirian usaha dan daya saing. Keberhasilan pembangunan
pertanian dalam upaya mencakup keperluan tanaman pangan dilaksanakan dengan
peningkatan kuantitas produksi pertanian melalui program perluasan areal tanam
dan peningkatan mutu intensifikasi.
Salah satu komoditas tanaman pangan Indonesia yang saat ini sedang
dikembangkan oleh Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur adalah beras
organik. Beras organik merupakan tanaman pangan yang biasa dikonsumsi oleh
manusia. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan akan beras organik. Menurut
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2016), produksi beras organik di
Kabupaten Mojokerto mencapai 11.036 Kg GKG (Gabah Kering Giling), serta
untuk jumlah konsumsi sebesar 17.756 Kg ton untuk wilayah Mojokerto. Dilihat
dari fakta yang ada di lapang bahwa produksi beras organik lebih besar
permintaannya daripada penawaran yang ada saat ini.
Tabel 1. Penjualan Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk
No Bulan Beras Organik (Kg)
2014 2015 2016
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
970
812
787
751
1.000
900
1.025
940
880
850
920
975
840
805
770
1.011
918
1.032
955
898
875
927
990
854
820
785
1.030
923
1.050
972
900
886
936
-
2
Lanjutan Tabel 1. Penjualan Beras Organik di Komunitas Organik Brenjonk
No Bulan Beras Organik (Kg)
2014 2015 2016
12 Desember 1.020 1.030 1.045
Total 10.855 11.036 11.191
Sumber : Data Sekunder Komunitas Organik Brenjonk (2017)
Pertanian organik adalah salah satu industri yang sedang berkembang di
Kabupaten Mojokerto. Untuk saat ini perkembangan produksi beras organik
khususnya di Kabupaten Mojokerto dari tahun ke tahun memang terus mengalami
peningkatan. Menurut Assauri (2004) produksi adalah segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk
kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa
tanah, tenga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills). Berkembangnya
industri pertanian organik di Kabupaten Mojokerto menunjukkan adanya
persaingan yang semakin kompetitif, juga menuntut setiap perusahaan untuk
memiliki strategi agar dapat bertahan dan mampu berdaya saing. Salah satu hal
yang harus dimiliki perusahaan yaitu menentukan perencanaan produksi melalui
peramalan yang baik. Menentukan perencanaan produksi melalui peramalan
penjualan penting bagi perusahaan, agar perusahaan dapat melakukan perkiraan
produksi setiap periode, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian akibat
adanya kelebihan atau kekurangan produksi.
Menurut Nasution (2003), perencanaan produksi dilakukan dengan
menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan, berapa banyak
melakukannya, dan kapan harus melakukan. Perencanaan ini berkaitan dengan
masa yang akan datang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat
berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan asumsi-asumsi. Selain
menentukan perencanaan produksi, perusahaan juga penting memiliki peramalan
penjulan dalam menghadapi persaingan industri yang mengakibatkan adanya
persaingan antar perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
peramalan penjualan akan memberikan gambaran tentang kemampuan kepada
konsumen. peramalan penjualan akan memberikan gambaran tentang kemampuan
menjual di waktu yang akan datang. Data peramalan penjualan dapat digunakan
sebagai dasar perencanaan produksi dalam mencegah terjadinya kelebihan atau
-
3
kekurangan produksi yang dapat menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan
dalam menjual hasil produksinya.
Peramalan penjualan juga harus dilakukan oleh para pelaku usahatani beras
organik yang ada di Kabupaten Mojokerto, Komunitas Organik Brenjonk ataupun
pemerintah terkait seperti Dinas Pertanian, sehingga dapat memiliki gambaran
ataupun strategi dalam upaya mempertahankan produksi beras organik yang ada di
Kabupaten Mojokerto. Peramalan atau forecasting merupakan teknik atau cara
kuantitatif dalam memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang, dan
tentunya membutuhkan data-data masa lampau sebagai acuan atau data historis
(Lestari dan Wahyuningsih, 2012). Salah satu manfaat peramalan penjualan adalah
dapat memperkirakan penjualan secara akurat dari waktu ke waktu sehingga dapat
dibuat rencana produksi yang sesuai dengan perkiraan penjualan (Lestari dan
Wahyuningsih 2012). Permasalahan yang timbul di Komunitas Organik Brenjonk
yang memproduksi beras organik adalah tidak ditetapkannya perencanaan
penjualan melalui peramalan yang mengakibatkan seringnya kekurangan stok atau
kelebihan stok produk beras organik, setiap perusahaan harus mengetahui berapa
peramalan permintaan maupun penjualan di masa yang akan datang sehingga
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kondisi ini membuat perusahaan
membutuhkan adanya perencanaan penjualan yang baik dalam menentukan
produksi beras organik.
1.2 Rumusan Masalah
Meningkatkan produksi tanaman pangan pada produk pertanian sangat perlu
dilakukan. Hal in dikarenakan dalam kehidupan masyarakat produksi dari tanaman
pangan itu sendiri merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi.
Permintaan dan penawaran merupakan salah satu faktor yang paling penting
terhadap peningkatan atau penurunan kegiatan produksi. Berlanjut atau tidaknya
suatu usaha produksi khususnya dalam sektor pertanian bergantung pada ada
tidaknya permintaan akan produk pertanian tersebut sehingga terjadilah
penawaran-penawaran terhadap produk yang dihasilkan. Semakin besar permintaan
maka kegiatan usahatanipun akan berusaha ditingkatkan guna untuk memenuhi
permintaan akan produk pertanian tersebut. Dengan adanya permintaan konsumen
-
4
maka produsen terus melakukan penawaran terhadap produk yang dihasilkan
sehingga produsen juga harus meningkatkan produksinya.
Dilihat dari fakta yang ada di lapangan bahwa produksi beras organik oleh
para pelaku usahatani lebih besar permintaannya daripada penawaran yang ada saat
ini. Hal ini mungkin terjadi karena banyaknya restoran-restoran cepat saji yang
menggunakan beras organik sebagai pengganti beras konvensional. Bukan hanya
itu saja, kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin besar. Hal tersebut
menyebabkan permintaan beras organik semakin meningkat, sedangkan untuk
penawarannya masih belum mencukupi secara keseluruhan yang diminta oleh
konsumen. Untuk saat ini saja di Komunitas Organik Brenjonk, Mojokerto
permintaan atau kebutuhan pasar mencapai 17.856 Kg sedangkan produksi hanya
11.036 Kg pada 2016. Hal tersebut menggambarkan bahwa permintaan lebih besar
dari pada produksi. Oleh karena itu, diharapkan produksi beras organik, di
Kabupaten Mojokerto tidak lagi kekurangan stok dan dapat seimbang dengan
permintaan yang ada.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang
menjadi fokus penelitian adalah bagaimana prediksi (forecasting) penjualan beras
organik di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2017. Setelah dilakukan peramalan
dan mengetahui kondisi penjualan beras organik, perlu dilakukan pembuatan model
bisnis yang sesuai dengan permintaan di masa mendatang untuk menjelaskan
alternatif solusi strategi manajerial menggunakan Model Bisnis Kanvas yang
mencakup sembilan elemen. Menurut Frans M. Royan (2014), model bisnis kanvas
merupakan terobosan terbaru dalam dunia bisnis yang dapat menyederhanakan
konsep model bisnis yang rumit. Dalam model bisnis kanvas, sebuah bisnis
digambarkan dalam satu lembar kertas kerja yang menunjukkan model bisnis
dengan sembilan elemen yaitu customer segment, customer relationship, channels,
value propositions, key aktivities, key resources, key partners, revenue streams dan
cost structure.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pertanyaan pokok dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Trend volume penjualan beras organik Komunitas Organik
Brenjonk tahun 2014-2016?
-
5
2. Bagaimana peramalan volume penjualan beras organik Komunitas
Organik Brenjonk tahun 2017-2018?
3. Bagaimana model bisnis beras organik Komunitas Organik Brenjonk
yang tepat?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis Trend penjualan beras organik Komunitas Organik
Brenjonk tahun 2014-2016.
2. Meramalkan volume penjualan beras organik Komunitas Organik
Brenjonk tahun 2017 - 2018.
3. Membuat model bisnis beras organik Komunitas Organik Brenjonk
sebagai strategi manajerial.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Referensi informasi dan kajian volume penjualan beras organik bagi
Komunitas Organik Brenjonk dan instansi yang terkait.
2. Sebagai evaluasi bagi pemerintah terhadap pengelolaan produksi beras
organik dalam strategi peningkatan produktivitas padi di Kabupaten
Mojokerto.
3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang
peramalan dan model bisnis kanvas produksi padi organik di Komunitas
Organik Brenjonk.
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Penelitian Terdahulu
Menurut Wahyuningtyas (2014), dalam penelitian tentang peramalan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi pendapat konsumen, pelanggan, distributor
terhadap strategi produksi perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan
metode Winter-Aditif. Hasil peramalan menunjukkan produksi produk bulan
Januari 2011 – Desember 2013 fluktutatif dan cenderung menurun pada tahun 2014
sebesar 55 % dan pada tahun 2015 sebesar 60 % dari tahun 2013.
Penelitian peramalan volume produksi oleh Wijaya (2013), yang bertujuan
untuk meramalkan volume produksi terigu merek Segitiga Biru yang dihasilkkan
oleh PT. Bogasari pada periode Juli 2003 – Juni 2004 berdasarkan data dari bulan
juli 1999 sampai Juni 2004. Metode peramalan yang digunakan adalah metode
ARIMA dengan software Minitab 13.30, SPSS 9.0 dan Microsoft Excel. Hasil yang
diperoleh adalah volume produksi tepung terigu merek Segitiga Biru meningkat
sebesar 4,4 % atau sebesar 1.312 ton dibandingkan periode sebelumnya.
Menurut Prasetyo (2013), dalam penelitian tentang Peramalan dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi diketahui bahwa peramalan permintaan merupakan
bagian vital bagi organisasi bisnis dan untuk pengambilan keputusan. Etode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripstif kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah ARIMA
(Autoregreddive Integrated Average) untuk meramalkan permintaan pupuk organik
cair dan analisa Regresi Linier Berganda untuk mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Hasil peramalan menggunakan model ARIMA (2,1,1)
menunjukkan periode 2014 permintaan meningkat sebesar 3,632 % dan pada 2015
mengalami permintaan meningkat sebesar 10,372 % dibandingkan dengan2013.
Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan pupuk organik cair adalah jumlah
konsumen dan biaya promosi.
-
7
Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa metode yang digunakan dalam peramalan yaitu metode ARIMA, Winter-
Aditif, linier regression dan least square. Persamaan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini terletak pada kesamaan topik penelitian, yang mana pada penelitian
terdahulu dan penelitian ini adalah membahas tentang peramalan tertentu terhadap
volume penjualan suatu produk, persamaan yang lainnya adalah metode penelitian
untuk menganalisis data, dilakukan dengan metode ARIMA. Perbedaan penelitian
penulis dengan penelitian sebelumnya adalah pada lokasi perusahaan dan objek
yang diteliti. Penulis memilih topik tentang Analisis Peramalan Penjualan dan
Bisnis Model dengan Pendekatan Business Model Canvas pada Produk Pertanian
Beras Organik di Komunitas Brenjonk Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto.
Metode analisis data yang digunakan penulis yaitu analisis peramalan model
ARIMA dan model bisnis kanvas. Model penelitian penulis berhadap mampu
memberikan manfaat kepada perusahaan untuk memenuhi permintaan beras
organik.
2.2 Tinjauan Tentang Peramalan
2.2.1 Pengertian Peramalan Produksi
Barang dan jasa yang diproduksi adalah untuk memenuhi permintaan atas
kebutuhan manusia. Kegiatan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi
seperti sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya
produksi merupakan pencipta atau penambahan faedah atau bentuk, waktu dan
tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi kebutuhan
menusia. Pengertian produksi secara luas adalah usaha atau kegiatan yang
dilakukan yang dapat menimbulkan kegunaan dari suatu barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan otang banyak. Bebrapa pendapat mengenai produksi :
Menurut Harsono (2000:9) Produksi adalah setiap usaha manusia atau
kegiatan yang membawa benda ke dalam suatu keadaan sehinga dapat
dipergunakan untuk kebutuhan manusia dengan lebih baik.
Produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan
suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Menurut Heizer dan render (2005) Produksi adalah proses penciptaan barang
dan jasa.
-
8
Peramalan adalah penggunaan data masa lalu sebuah variabel atau kumpulan
variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang Makridarkis
(1999), peramalan mempunyai peranan penting dalam sebuah perusahaan, karena
peramalan merupakan dasar dari sebuah perencanaan produksi yang juga berkaitan
dengan inventori. Oleh karena itu, pemilihan metode peramalan yang tepat menjadi
salah satu faktor yang penting dalam menentukan peramalan. Sedangkan menurut
Mulyono, (1991) dalam Stephanie (2012) menjelaskan bahwa peramalan
merupakan satu proses memperkirakan proses secara sistematik tentang apa saja
yang dapat terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang
yang dimiliki agar dapat meminimalisir kesalahan. Tujuan dari peramalan adalah
untuk memperoleh informasi mengenai perubahan di masa mendatang yang akan
mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Menurut Yamit (2007) dalam stephanie (2012) peramalan (forecasting)
merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien.
Peramalan (forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai peubah berdasarkan kepada
nilai yang diketahui dari peubah tersebut atau peubah yang berhubungan.
Menurut Sugiarto et al (2000) dalam stephanie (2012) peramalan merupakan
suatu studi terhadap data historis untuk menentukan hubungan, kecenderungan, dan
pola yang sistematis. Pengambilan data historis diperlukan dalam peramalan untuk
memproyeksikan masa depan dengan model matematis, dapat juga berupa
predikski subjektif atau intuitif terhadap masa depan.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peramalan
adalah pusat dari seluruh perencanaan perusahaan yang menggambarkan potensi
produksi serta luas pasar sasaran di masa yang akan datang dengan menggunakan
beberapa metode dalam meramalkan sehingga didapatkan hasil peramalan yang
akurat. Dengan adanya peramalan perusahaan dapat mengetahui strategi apa yang
dapat diterapkan di masa yang akan datang.
2.2.2 Peranan dan Kegunaan Peramalan
Menurut Mulyono (2000), menjelaskan peranan dan kegunaan yang
dihasilkan oleh peramalan antara lain :
-
9
1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia
Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi,
transportasi, kas, personalia dan sebagainya.
2. Penyediaan sumber daya tambahan
Walau tenggang (lead time) untuk memperoleh bahan baku, menerima
pekerja baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara
beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk
menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.
3. Penentuan sumber daya yang diingingkan
Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang dipilih dimiliki dalam
jangka panjang. Keputusan tersebut tergantung pada kesempatan pasar.
Faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya
finansial, manusia, produk, dan teknologi. Semua penentuan ini memerlukan
ramalan yang baik, sehingga manajer dapat menafsirkan perkiraan serta
membuat keputusan yang tepat.
2.2.3 Prinsip Peramalan
Menurut Mulyono (2000), prinsip-prinsip dalam peramalan antara lain :
1. Peramalan yang baik masih memungkinkan kesalahan yang signifikan.
2. Peramalan memerlukan monitor dan perhitungan perkiraan kesalahan.
3. Ketidakpastian yang besar harus diantisipasi dan diperhitungkan.
4. Sistem peramalan didasari oleh model yang bersifat implisit dan eksplisit.
5. Peramalan didasarkan atas peramalan agregat yang dipecah-pecah mejadi
komponen produk, letak geografis, atau komponen-komponen lainnya.
Tidak ada peramalan yang benar-bear akurat, hal ini dikarenakan adanya
faktor ketidakpastian dalam salah satu atau beberapa komponen yang
diperhitungkan. Peramalan dapat mempermudah manajer untuk menentukan
kebijakan oprasi perusahaan.
Kegiatan meramalkan perlu dilakukan monitoring untuk mengukur seberapa
jauh ramalan mendekati kenyataan dan mengamati perubahan komponen tertentu
yang dipergunakan untuk menghitung ramalan tersebut. Dengan mengamati
perubahan, suatu perhitungan mengenai kesalahan juga perlu dilakukan. Terdapat
-
10
cara untuk mengurangi ketidakpastian yaitu dengan cara mengurangi kesalahan
dalam perhitungan dan mengurangi kurun waktu peramalan.
2.2.4 Metode Peramalan Kuantitatif
Menurut Sugiono (2007), peramalan kuantitatif dibedakan menjadi :
1. Metode Kausal
Metode peramalan kausal mengembangkan suatu model sebab-akibat antara
permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain yang dianggap
berpengaruh. Pada periode kausal ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Metode Korelasi Regresi
Peramaan ini digunakan untuk :
i. Peramalan penjualan
ii. Peramalan keuntungan
iii. Peramalan permintaan
iv. Peramalan keadaan ekonomi
Metode ini sangat tepat digunakan untuk peramalan jangka pendek, data yang
digunakan adalah data tahun sebelumnya.
b. Metode Ekonometrik
Peramalan ini digunakan untuk :
i. Peramalan penjualan menurut kelas produksi
ii. Peramalan keuntungan
iii. Peramalan permintaan
iv. Peramalan keadaan ekonomi
Metode ini sangat tepat untuk peramalan jangka pendek dan panjang. Data
yang digunakan adalah data tahun sebelumnya.
c. Metode input output
Peramalan ini digunakan untuk :
i. Peramalan penjualan perusahaan
ii. Peramalan produksi dari sektor dan sub sektor industri
Metode ini sangat cocok digunakan untuk peramalan jangka panjang. Data
yang digunakan merupakan tabulasi data 10-15 tahun.
-
11
2. Metode deret berkala (time series)
Merupakan metode kuantitatif yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu. Produksi /
permintaan di masa yang lalu pada anlisa deret waktu akan mempengarui keempat
komponen utama, yaitu : tren, musiman, dan acak. Menurut Mulyono (2000),
terdapat beberapa macam model dalam metode time series, yaitu :
a. Model Tren
Metode ini menggambarkan pergerakan panjang data yang meningkat atau
menurun dalam jangka waktu yang panjang. Metode ini menggambarkan hubungan
antara periode variabel yang diramalkan dengan menggunakan analisis tren. Bila
pola data yang digunakan memiliki sifat musiman, maka komponen musiman dapat
menggunakan model ini.
b. Model Peramalan Sederhana (Naïve)
Metode ini adalah metode sederhana yang menyatakan bahwa nilai suatu
variabel saat ini merupakan perkiraan terbaik untuk nilai selanjutnya atau nilai
variabel di masa depan akan tetap sama. Selain itu, metode naïve adalah salah satu
metode dengan himpunan data yang sedikit dalam peramalannya.
c. Model Rata-Rata
Model ini memberikan pembobotan yang sama untuk semua ilai-nilai
pengamatan dan cocok untuk pola data stationer, tidak menunjukkan adanya tren.
Metode ini terdiri dari :
i. Model Rata-Rata Sederhana (Single Average)
Model ini menggunakan pendekatan yang mana peramalan merupakan
perhitungan rata-rata dari semua nilai masa lalu dan membutuhkan banyak data agar
nilai tengahnya stabil.
ii. Model Rata-Rata Bergerak Sederhana (Single Moving Average)
Suatu cara memodifikasi pengaruh data masa lalu terhadap nilai rata-rata
sebagai alat meramalkan ialah menetapkan seberapa banyak pengamatan terakhir
yang diikutsertakan. Prosedur tersebut dinamakan moving average yang berarti jika
pengamatan baru telah tersedua, rata-rata baru dapat dihitung dengan
menghilangkan data tertua dan menggantinya dengan data baru.
-
12
iii. Metode Penghalusan Eksponensial
Pelicinan (Smooting) data dilakukan untuk dua keperluan, yaitu untuk
peramalan menghilangkan gejolak jangka pendek data time series. Model ini
memberikan bobot yang berbeda pada setiap observasi. Observasi yang paling tua
memiliki bobot terendah dan observasi terbaru, bobotnya tertinggi.
3. Model Dekomposisi
Model ini memisahkan tiga komponen dari pola dasar yang cenderung
mncirikan deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor tren,
dan musiman. Model ini dikemlompokkan menjadi :
a. Dekomposisi adiktif, untuk pola data yang fluktuasinya relatif konstan.
b. Dekomposisi multiplikatif, untuk pola data yang fluktuasinya proposional
terhadap tren.
4. Model Box-Jenkins (ARIMA)
Model ini tidak menggunakan variabel independen, melainkan menggunakan
nilai-nilai sekarang dan nilai masa lampau dari variabel independen untuk
menghasilkan persamaan jangka pendek. Semua pola data dapat digunakan dan
akan bekerja dengan baik jika data runtun waktu yang digunakan.
2.2.5 Pemilihan Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik
Menurut Mulyono (2000), setiap metode peramalan memiliki kelebihan dan
kelemahan, termasuk metode peramalan terbaik tidak dapat menjamin akan
memberikan hasil terbaik di masa depan karena adanya faktor ketidakpastian.
Namun, faktor ketidakpastian dapat diminimlisir untuk menghindari kesalahan
peramalan yang besar dengan menerapkan teknik yang sesuai. Kriteria yang dipakai
untuk memilih model peramalan yang sesuai sebagai berikut :
1. Horison Waktu
Peramalan horison waktu penting untuk menenrukan metode peramalan yang
sesuai. Menurut Mulyono (2000) peramalan berdasarkan horizon waktu dibagi
menjadi tiga kategori yaitu :
a. Peramalan jangka pendek
Peramalan jangka pendek rentang waktunya kurang dari tiga bulan.
Peramalan jangka pendek digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan
kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan, dan tingkat produksi. Metode yang paling
-
13
sesuai untuk peramalan jangka pendek adalah metode rata-rata sederhana, rata-rata
bergerak, exponential smoothing, dekmposisi dan ARIMA.
b. Peramalan jangka menengah
Peramalan jangka menengah berjangka tiga bulan hingga dua tahun.
Peramalan ini sangat bermanfaat dalam perencanaan produksi, dan penganggaran
produksi, penganggaran kas, dan menganalisis rencana produksi. Metode
peramalan yang bisa digunakan adalah regresi sederhana, regresi berganda, dan
ARIMA.
c. Peramalan jangka panjang
Peramalan jangka panjang rentang waktunya tiga tahun lebih, digunakan
dalam merencanakan produk baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas atau
ekspansi, dan penelitian serta pembangunan. Contoh metode yang sesuai untuk
peramalan jangka panjang adalah metode proyeksi trend dengan regresi.
2. Pola Data
Setiap metode peramalan memiliki kemampuan yang berbeda dalam
mengidentifikasi pola data sehingga diperlukan penyesuaian antara pola data dan
metode yang digunakan. Makridakis et al (1999), menjelaskan bahwa terdapat
empat jenis pola data, antara lain :
a. Pola Horizontal (stationer)
Pola horizontal terjadi ketika data observasi berfluktuatif disekitar mean atau
tignkatan yang konstan. Situasi tersebut muncul ketika pola data mempengaruhi
deret stabil. Teknik peramalan yang digunakan pada deret stationer adalah metode
naive, simple average, moving average, single exponential smoothing, dan ada
Autoregressive Integrated Average (ARIMA).
b. Pola Tren
Pola tren muncul ketika observasi data naik atau turun pada periode yang
panjang. Tren merupakan komponen jangka panjang yang mewakili pertumbuhan
atau penurunan deret waktu di sepanjang periode waktu. Teknik peramalan yang
perlu dipertimbangkan pada peramalan deret stationer adalah metode naïve, linier
regression, growth curve, moving average, double exponential smoothing, winter
multiplikatif dan ARIMA.
-
14
c. Pola musiman (seasonality)
Komponen musiman mengacu pada suatau pola perubahan yang berulang
dengan sendirina dari tahun ke tahun. Untuk deret triwulan, ada empat elemen
musim, masing-masing satu untuk setiap triwulan. Variasi musiman mencerminkan
kondisi cuaca, liburan atau panjangnya hari kalender. Metode peramalan yang bisa
dipilih adalah dekomposisi, pemulusan ekponensial, winter, regresi berganda dan
ARIMA.
3. Kesederhanaan dan kemudahan dalam aplikasi
Menurut Heizer et al (2005), satu prinsip umum dalam penggunaan metode
ilmiah dari peramalan untuk manajemen dan analisis adalah metode -metode yang
dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam
pengambilan keputusan dan analisa. Hal ini dilakukan agar setiap terjadi perubahan
data dapat segera dilakukan perbaikan untuk menjaga hasil ramalan tetap akurat,
sehingga keputusan manajemen dapat segera disesuaikan.
4. Ketersediaan software
Menurut Mulyono (2000), software yang digunakan dalam peramalan
merupakan software berbasis statistik untuk mempermudah pengguna mengolah
data-data statistik. Software yang biasa digunakan adalah SPSS, Minitab, dan stata,
Eviews yang ketiganya mempunyai kemampuan yang sama dalam menganalisis
data dan mudah diaplikasikan.
2.2.6 Metode Time Series
Menurut Sugiono (2007), metode runtut waktu (time series) atau sering oula
disebut metode deret waktu berkala menggambarkan berbagai gerakan yang terjadi
pada sederetan atau data pada waktu tertentu. Langkah penting dalam memiliki
metode deret berkala atau runtutan waktu adalah dengan mempertimbangkan jenis
pola data. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Pola horizontal, terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai-rata-rata
yang konstan. Contoh suatu produk yang permintaannya tidak meningkat atau
menurun selama waktu tertentu.
2. Pola musiman, terjadi apabila suatu deret dipengaruhi oleh faktor-faktor
musiman. Contoh : permintaan es krim, payung, minuman ringan.
-
15
3. Pola tren, terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka
panjang dalam data. Produk Nasional Bruto (GNP) dan berbagai indikator
dan ekonomi lainnya mengikuti tren.
Berikut ini bebrapa komponen dalam time series menurut Sugiono (2007),
salah satu pendekatan dalam time series adalah dengan mengidentifikasi faktor
komponen yang mempengaruhi setiap nilai dalam seri. Setiap komponen
diidentifikasi secara terpisah. Prosedur identifikasi ini dinamakan dengan
dekomposisi. Dekomposisi bertujuan baik dalam jangka waktu pendek maupun
jangka panjang. Terdapat beberapa komponen dalam time series, antara lain :
1. Tren
Tren merupakan komponen yang mempresentasikan tingkat pertumbuhan
ataupun tingkat penurunan dalam time series. Beberapa contoh tren adalah :
perubahan populai, inflasi, perubahan teknologi dan peningkatan
produktivitas. Tren dianotasikan dengan T.
2. Seasonal (musiman)
Fluktuasi musiman umumnya dapat ditentukan pada data-data triwulan,
bulanan, dan mingguan. Variasi musiman merupakan pola yang stabil atau
teratur dari perubahan yang terjadi secara tahunan dan berulang dari tahun ke
tahun. Pola musiman dapat terjadi dikarenakan pengaruh cuaca atau kegiatan
hari libur sekolah dan libur nasional. Komponen musiman dianotasikan
dengan S.
3. Irregular
Komponen Irregular terdiri atas fluktuasi acak dan fluktuasi yang tidak dapat
diprediksikan. Fluktuasi ini merupakan hasil dari kegiatan yang tidak
melibatkan individu atau masyarakat secara langsung. Komponen Irregular
dianotasikan dengan I.
2.3 Tinjauan Tentang Model Bisnis Kanvas
Menurut Frans M. Royan (2014), model bisnis kanvas merupakan terobosan
terbaru dalam dunia bisnis yang dapat menyederhanakan konsep model bisnis yang
rumit. Dalam model bisnis kanvas, sebuah bisnis digambarkan dalam satu lembar
kertas kerja yang menujukkan model bisnis dengan sembilan elemen yaitu customer
segment, customer relationship, channels, value prepositions, key activities, key
-
16
resource, key partners, revenue streams, dan cost structure. Business model
dikelompokkan menjadi tiga kelompok: 1) business model sebagai metode, 2)
business model dilihat dari aspek-aspek atau komponennya, 3) business model
sebagai bagian dari strategi bisnis.
Gambar 1. Model Bisnis Kanvas
Sumber : Frans M. Royan (2014)
Menurut Frans M. Royan (2014), penjelasan untuk sembilan elem tersebut adalalah
sebagai berikut :
1. Segmentasi Konsumen / Costumer Segment (CS)
Segmentasi adalah menentukan segmen target customer dari bisnis tersebut.
Struktur segmen pelanggan berbagai kelompok masyarakat atau organisasi tujuan
yang dilayani oleh perusahaan. Tanpa (menguntungkan) pelanggan, tidak ada
perusahaan yang dapat bertahan lama. Sebuah organisasi atau perusahaan harus
terus membuat keputusan tentang siapa yang akan menjadi konsumen yang layak
dan tidak layak diperlukan dalam aktivitas bisnis.
Kelompok 4 konsumen yang baik dapat di representasikan sebagai berikut:
a Mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
http://www.lebahmadu.com/
-
17
b Mereka dapat diraih melalui saluran distribusi yang berbeda.
c Mereka memerlukan tipe hubungan yang berbeda.
d Mereka bersedia membayar untuk mendapatkan aspek yang berbeda.
Dalam rangka untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat
mengelompokkan mereka ke dalam segmen yang berbeda dengan kebutuhan,
perliaku umum, atau atribut lainnya. Sebuah organisasi harus membuat keputusan
tentang segmen yang dilayani dan segmen yang diabaikan. Setelah keputusan ini
dibuat, model bisnis dapat didesain dengan teliti sesuai kebutuhan pelanggan yang
spesifik.
2. Nilai Preposisi / Value Preposition (VP)
Struktur preposisi nilai menggambarkan nilai tambah produk dan jasa bagi
segmen pelanggan tertentu. Nlai preposisi adalah alasan mengapa pelanggan
beralih ke Komunitas Organik Brenjonk. Beberapa preposisi nilai ada yang inovatif
dan ada yang tidak memiliki perbedaan dari perusahaan satu dan perusahaan yang
lain, atau ada yang mirip namun terdapat perbedaa pada atribut dan fitur yang
ditawarkan. Penyelesaian masalah pelanggan atau memnuhi kebutuhan pelanggan.
Setiap nilai preposisi terdiri dari nilai tambah yang dipilih produk dan / atau jasa
yang melayani kebutuhan segmen pelanggan tertentu. Dalam hal ini, preposisi nilai
adalah agregasi, atau manfaat bahwa perusahaan menawarkan kepada pelanggan.
Preposisi ini menciptakan nilai tambah bagi konsumen melalui perpaduan
elemen kebutuhan konsumen. nilai tambah tersebut dapat berupa kuantitas seperti
harga, kecepatan, atau pelayanan. Sedangkan nilai yang berupa kualitas seperti
desain, konsumen, kebutuhan konsumen, status produk, kemudahan akses, manfaat
produk.
3. Saluran / Channel (CH)
Saluran adalah cara untuk mencapai konsumen seperti cara berkomunikasi,
distribusi, dan saluran produksi. Channel ini adalah jalur antara perusahaan dengan
konsumen, bagaimana mengkombinasikan dari nilai yang diberikan akan mampu
mencapaikonsumen dengan baik. Struktur saluran menggambarkan bagaimana
sebuah perusahaan berkomunikasi dengan dan mencapai segmen pelanggan untuk
memberikan proposisi nilai, komunikasi, distribusi, dan penualan diwakili oleh
-
18
saluran perusahaan dengan pelanggan. Saluran memiliki bebrapa manfaat terdiri
dari:
a. Dapat meraih konsumen terkait penilaian produk dan pelayanan
perusahaan.
b. Membantu konsumen dalam mengevaluasi nilai preposisi (Value
Preposition) perusahaan.
c. Empermudah konsumen untuk melakukan transaksi pada produk dan
pelayanan perusahaan secara spesifik.
d. Mengantarkan nilai preposisi perusahaan kepada konsumen.
Saluran memiliki 5 fase. Setiap fase dapat mewakili bebrapa atau seluruh dari
fase itu sendiri. Perusahaan dapat memilih beberapa fase tertentu saja pada
beberapa rekan saluran dan pemilik saluran (perusahaan, transportasi, dan lain-
lain). Berikut ini adalah fase saluran yaitu :
a. Fase kewaspadaan.
Fase yang menggambarkan bagaimana suatau perusahaan meningkatkan
kewapadaan terhadap produk dan pelayanannya.
b. Fase evaluasi.
Fase yang menggambarkan bagaimana perusahaan membantu
mengevaluasi nilai proposisi perusahaan.
c. Fase pemesanan.
Fase yang menggambarkan bagaimana mempermudah konsumen untuk
melakukan transaksi pada produk dan pelayanan perusahaan secara
spesifik.
d. Fase pengiriman.
Fase yang menggambarkan bagaimana perusahaan mengiriman nilai
prosisi hingga ke tangan konsumen.
e. Fase penjualan
Fase yang menggambarkan bagaimana perusahaan mendukug pesanan
konsumen
4. Hubungan dengan Konsumen / Customer Relationship (CR)
Yaitu mendefinisikan hubungan antara perusahaan dan konsumen. macam-
macam jenis hubungan model dari memberikan bantuan personal perorangan
-
19
kepada setiap konsumen, dengan memanfaatkan komunitas, atau bahkan berupa
“self-service”, yaitu tidak berhubungan langsung dengan konsumen seperti apa
yang dapat mendapatkan konsumen. terdapat beberapa kategori hubungan dengan
konsumen yang mana dapat diterapkan perusahaan dengan segmenyya, yaitu :
a. Bimbingan personal.
Hubungan ini berdasarkan hubungan interaksi antar manusia. Konsumen
dapat berkomunikasi dengan nyata dalam menyampaikan bantuan atau
menanyakan proses penjualan yang biasanya terjadi di telepon atau surat
elektronik.
b. Self service
Self service merupakan tipe hubungan yang mana suatu perusahaan tidak
memilikii hubungan dengan konsumen, dan membuat konsumen
menyelesaikan masalahnya sendiri pasca pembelian.
c. Komunitas
Beberapa perusahaan membuat suatu komunitas untuk menggali loyalitas
konsumen dan untuk memfasilitasi komunikasi diantara anggota
komunitas.
Struktur hubungan pelanggan menggambarkan jenis hubungan perusahaan
dengan menetapkan segmen pelanggan tertenntu. Sebuah perusahaan
harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangunnya dengan setiap
segmen pelanggan. Hubungan pelanggan yang disebut oleh model bisnis
perusahaan sangat mempengaruhi pelanggan secara keseluruhan.
5. Penerimaan / Revenue Stream (RS)
Penerimaan adalah reoresentasi dari jalur penerimaan uang yang akan
diterima dari setiap customer segment. Didefinisikan cara tertentu untuk
menghasilkan penerimaan dari setiap segmen konsumen. Setiap aliran pendapatan
mungkin memiliki mekanisme harga yang berbeda, seperti harga tetap, tawar-
menawar, lelang, tergantung pasar, tergantung valume, atau manajemen hasil.
Model bisnis dapat meraih penerimaan dari dua tipe, yaitu :
a. Transaksi penerimaan dari hasil kali waktu pembayaran dari konsumen.
b. Recording revenues. Yaitu hasil dari pembayaran berjalan dari konsumen
yang menjadi pesanan.
-
20
6. Kunci Sumberdaya / Key Resource (KR)
Adalah sumber daya utama yang menjelaskan mengenai aset terpenting yang
diperlukan dalam membuat model bisnis kerja. setiap model bisnis memerlukan
sumber daya utama. Sumber daya utama akan memungkinkan perusahaan untuk
membuat dan melebihi proposisi nilai, mencapai pasar, memlihara hubungan
dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan dan memperoleh
pendapatan. Kunci sumber daya dapat dikategorikan sebagai :
a. Fisikal
Kategori ini meliputi aset fisik seperti fasilitas dan manufaktur, bangunan,
sistem, dan jaringan distribusi.
b. Intelektual
Sumber daya intelektual terdiri dari merk, properti, pengetahuan, rekanan
dan database konsumen merupakan komponen yang penting untuk model
bisnis yang kuat. Sumber daya intelektual sulit untuk dibangun, namun
ketika kesuksesan itu dibangun dapat menjadi substansi nilai.
c. SDM (Sumber Daya Manusia)
Setiap perusahaan membutuhkan sumber daya manusia, tetapi sumber
daya manusia haruslah menyesuaikan model bisnis yang digunakan.
Sebagai contoh sumber daya manusia sangat krusial pada aspek
pengetahuan intensif dan industri kreatif.
d. Keuangan
Beberapa model bisnis meletakkan keuangan sebagai sumber daya atau
garansi keuangan seperti kredit, atau stok.
7. Kunci Aktivasi / Key Activities (KA)
Kunci Aktivitas adalah kegiatan utama yang menjelaskan hal terpenting yaitu
perusahaan harus membuat model bisnis. Setiap model bisnis dibuat untuk sejumlah
kegiatan utama. Hal ini merupakan tindakan yang paling penting bagi perusahaan
sehingga harus maksimal untuk dapat menghasilkan operasi yang berhasil. Seperti
kunci seumber daya, diwajibkan untuk membuat dan melebihi proposisi nilai,
pencapaian pasar, mempertahankan hubungan pelanggan, dan pendapatan yang
diperoleh, seperti kunci sumber daya, kegiatan tergantung pada jenis model bisnis.
-
21
a. Produksi
Aktivitas produksi terdiri dari mendesain, membuat, dan mengirim produk
sesuai kuantitas dan kualitas. Aktivitas produksi di dominasi oleh model
bisnis dari manufaktur.
b. Penyelesaian masalah
Kunci aktivitas terhadap tipe terkait yang membawa solusi baru untuk
permasalahan konsumen, seperti konsultan operasional rumah sakit, dan
jasa pelayanan lainnya. kunci aktivitas pada model bisnis disebut sebagai
manajemen pengetahuan.
c. Jaringan
Model bisnis di desain dengan kunci sumber daya yang dominan dan
memiliki jaringan paling banya dengan kunci aktivitas.
8. Kunci Kemitraan / Key Partnerships (KP)
Kunci Kemitraaan adalah kunci kemitraan yang menjelaskan jaringan
pemasok dan mitra yang membuat pekerjaan model bisnis. Perusahaan menjalin
kemitraan untuk banyak alasan, dan kemitraan menjadi landasan bisnis perusahaan
membentuk aliansi untuk mengoptimalkan model bisnisnya, mengurangi resiko,
atau memperoleh sumber daya. Terdapat motivasi yang digunakan untuk
membangun kemitraan adlah sebagai berikut :
a. Optimasi dan skala ekonomi
b. Reduksi risiko dan ketidakpastian
c. Akuisisi sumber daya dan aktivitas
9. Cost Structure (CS)
Cost Structure dalah struktur biaya yang menggambarkan semua biaya yang
dikeluarkan dalam mengoperasikan model bisnis ini. Elemen ini menjelaskan biaya
yang paling besar terjadi antara biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat
menghasilkan value preposition yang ditujukan pada customer segments sehingga
didapat revenue stream. Biaya tersebut dapat dihitung relatih mudah setelah
mendefinisikan sumber daya utama, kegiatan utama, dan kunci kemitraan, secara
natural, biaya dapat diminimalisir di setiap model bisnis. Tetapi struktur biaya yang
rendah lebih penting untuk beberapa model bisnis dibandingkan dengan yang lain.
Banyak model bisnis jatuh diantara dua ekstrem ini, yaitu 1) Cost-driven adalah
-
22
model bisnis dengan memfokuskan untuk meminimalisir biaya sebisa mungkin. 2)
Value driven adalah model bisnis yang memfokuskan pada peningkatan nilai
tambah dengan karakteristik pelayanan optimal dan kualitas yang mewah. Struktur
biaya memiliki kerakteristik sebagai berikut :
a. Biaya tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang sama dengan volume untuk memproduksi
produk atau jasa yang sama.
b. Biaya variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang sangat proporsional dengan volume
untuk memproduksi produk atau jasa yang sama.
c. Skala ekonomi
Biaya dalam suatu bisnis bermanfaat sebagai pengembang output,
perusahaan-perusahaan besar misalnya, memanfaatkan kecepatan
pembelian massal yang lebih rendah. Hal ini dan faktor-faktor lainnya
menyebabkan biaya rata-rata per unit turun sebagai kenaikan pengeluaran.
d. Cakupan ekonomi
Biaya dalam suatu bisnis bermanfaat dalam ruang lingkup besar operasi.
Dalam sebuah perusahaan besar, misalnya kegiatan pemasaran yang sama
atau saluran distribusi dapat mendukung berbagai produk.
Pada dasarnya, model bisnis kanvas tersusun dari sembilan elemen dibuat
dengan urutan seperti gambar berikut (Gambar 3.). Sehingga terdapat
kesinambungan dan berbagai peran dalam setiap elemen yang ada. Pada sisi kiri
model, adalah sisi yang mana dapat menciptakan efisiensi da dapat di kelola untuk
kepentingan tersebut. Sedangkan untuk sisi kanan model, adalah sisi yang mana
elemen yang berada di dalam digunakan untuk menciptakan nilai tambah. Pada sisi
kanan dan sisi kiri model berkesinambungan melalui elemen revenue stream dan
key resoure. Berikut adalah plot ilustrasi bisnis kanvas.
-
23
Gambar 2. Plot Lembar Kerja Kanvas
Sumber : Frans M. Royan (2014)
Left Canvas
(Afficiensy) Right Canvas
(Value)
Revenue Streams Cost Structure
Key
Partn
ership
s
Key
Activity
Value
Preposition Customer
Relationship
Cu
stom
er Seg
men
t
-
III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Komunitas Organik Brenjonk merupakan produsen beras organik. Sebagai
produsen beras organik yang memiliki standart mutu nasional yang baik,
Komunitas Organik Brenjonk bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan beras
organik nasional. Setiap tahunnya produksi beras organik mengalami peningkatan
setiap tahunnya.
Pada penelitian ini, perencanaan produksi jangka panjang dapat dilakukan
dengan mengidentifikasi profil perusahaan dan aktivitas bisnis secara deskriptif dan
kemudian dilanjutkan dengan peramalan penjualan untuk beberapa tahun kedepan
yang belum dilakukan oleh Komunitas Organik Brenjonk. Peramalan penjualan
digunakan sebagai alat prediksi volume penjualan kedepannya yang lebih tepat.
Sehingga dapat mengetahui gambaran permintaan di tahun mendatang untuk
membuat target produksi yang lebih tepat, serta mengetahui gambaran permintaan
di tahun mendatang yang bisa dijadikan masukan dalam pemenuhan permintaan
konsumen sehingga volume produksi dan pendapatan meningkat.
Sebelum dilakukan peramalan, perlu untuk melakukan analisis Trend beras
organik dengan menggunakan software MINITAB. Kemudian dilanjutkan
peramalan produksi menggunakan variabel volume produksi dengan metode Box
Jenkins ARIMA. Penggunaan metode Box Jenkins ARIMA dikarenakan metode
ARIMA merupakan metode yang paling tepat untuk peramalan jangka waktu 2
tahun. Dengan peramalan tersebut, diharapkan dapat mencapai tujuan yaitu target
produksi beras organik terpenuhi.
Setelah dilakukan peramalan dan mengetahui produksi beras organik, perlu
dilakukan pembuatan model bisnis yang sesuai dengan kondisi di masa mendatang
untuk strategi manajerial produksi beras organik. Pada penelitian ini, akan
dilakukan pembuatan model bisnis beras organik menggunakan Model Bisnis
Kanvas yang mencakup sembilan elemen bisnis menurut Frans M. Royan (2014),
Model Bisnis Kanvas merupakan terobosan terbaru dalam dunia bisnis yang dapat
menyederhanakan kosep model bisnis yang rumit. Dalam Model Bisnis Kanvas,
sebuah bisnis digambarkan dalam satu lembar kertas kerja yang menunjukkan
model bisnis dengan sembilan elemen yaitu customer segment,
-
25
customer relationship, channels, value prepositon, key activities, key resourrce, key
partners, revenue streams, dan cost structure. Model bisnis dikelompokkan
menjadi tiga kelompok : 1) model bisnis sebagai metode, 2) model bisnis dilihat
dari aspek-aspek atau komponennya, 3) model bisnis sebagai bagian dari strategi
bisnis. Pada penelitian ini, Model Bisnis Kanvas digunakan sebagai metode untuk
membuat model bisnis dalam menanggapi hasil peramalan sebagai strategi
manajerial sehingga target produksi dapat terpenuhi. Berikut adalah kerangka
penelitian Analisis Peramalan Produksi dan Model Bisnis Kavas Beras Organik di
Komunitas Organik Brenjonk.
-
26
Skema 3. Kerangka Pemikiran Analisis Peramalan Produksi dan Strategi
Manajerial Beras Organik di Brenjonk
Produk beras organik Komunitas Organik Brenjonk
Penawaran dan permintaan produk beras
organik Brenjonk seimbang
Model bisnis produk beras
organik Brenjonk untuk strategi
manajerial
Peramalan model
ARIMA
Analisis model
Bisnis Kanvas
Meramalkan produksi beras
organik Brenjonk Analisis Trend
Permintaan produk beras
organik Brenjonk tidak sesuai
dengan penawaran yang ada
Potensi :
1. Produk beras organik
Brenjonk, merupakan produk
yang bisa bersaing
2. Memiliki standart mutu
nasional yang baik
Permasalahan :
1 Permintaan dan penawaran
produk beras organik yang
tidak seimbang
2 Kurangnya fungsi manajerial
produksi
-
27
3.2 Hipotesis
1. Pola Trend yang terjadi pada beras organik Komunitas Organik Brenjonk
mengalami peningkatan dari periode ke periode (bulan ke bulan)
2. Pola volume penjualan beras organik Komunitas Organik Brenjonk
mengalami peningkatan dari periode ke periode (bulan ke bulan)
3.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu diberikan batasan masalah untuk memperjelas
permasalahan yan ada dan mempermudah dalam membuat pembahasan. Adapun
batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada Komunitas Organik Brenjonk yang berlokasi di
Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
2. Penelitian ini meramalkan produk beras organik Komunitas Organik
Brenjonk.
3. Penelitian ini hanya dalam ruang lingkup manajemen pemasaran.
4. Penelitian ini hanya fokus pada sisi produsen atau Komunitas Organik
Brenjonk.
5. Penelitian ini hanya menjelaskan secara deskriptif untuk faktor lain (9 elemen
bisnis model kanvas) diluar peramalan.
6. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data time series bulanan,
volume volume produksi terbatas selama 3 tahun (2014-2016)
7. Periode peramalan yang dilakukan adalah peramalan dalam kurun waktu 2
tahun ke depan (2017-2018).
8. Model bisnis kanvas sebagai metode untuk membuat model bisnis produk
beras organik.
3.4 Definisi Operaional
Penelitian ini terdapat definisi operasional yang digunakan sebagai berikut :
1. Volume penjualan merupakan jumlah penjualan beras organik yang berhasil
dicapai atau ingin dicapai oleh perusahaan dalam satuan kg/bulan dalam
kurun waktu 3 tahun (Januari 2014 – Desember 2016)
2. Permintaan merupakan sejumlah barang yang diinginkan atau diminta oleh
konsumen pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan yang dimaksud
yaitu jumlah permintaan terhadap beras organik seluruh Indonesia.
-
28
3. Peramalan merupakan suatu pernyataan dan atau tafsiran produksi beras
organik pada tahun 2017-2018 secara kuantitatif dimasa datang.
4. Pola data merupakan bentuk data aktual yang diperoleh dari perusahaan yang
nantinya akan dianalisis menggunakan software. Dengan diketahuinya pola
data maka akan dapat menentukan jenis metode yang digunakan agar hasilnya
lebih akurat.
5. Tren adalah komponen yang merepresentasikan tingkat pertumbuhan ataupun
tingkat penurunan dalam time series.
6. Model bisnis kanvas merupakan konsep penyederhaan model bisnis untuk
menggambarkan konsep bisnis beras organik dalam satu lembar kertas kerja.
7. Customer segment merupakan elemen individu atau kelomopk yang dibidik
oleh perusahaan sebagai konsumen beras organik.
8. Value preposition merupakan elemen nilai manfaat atau penawaran yang
ditawarkan Komunitas Organik Brenjonk kepada konsumen beras organik.
9. Channels merupakan elemen media untuk Komunitas Organik Brenjonk
mengkomunikasikan dan menyampaikan proposisi tertentu yang ditawarkan
kepada konsumen beras organik.
10. Customer relationship merupakan elemen yang menggambarkan hubungan
yang dibangun Komunitas Organik Brenjonk dengan pelanggan beras
organik.
11. Revenue streams merupakan elemen yang mnggambarka bagaimana
Komunitas Organik Brenjonk memperoleh pendapat dari masing-masing
segmen pelanggan dalam bentuk rupiah (Rp) dan kuantum (ton).
12. Key resources merupakan elemen yang menggambarkan aset penting
Komunitas Organik Brenjonk agar model bisnis beras organik berjalan.
13. Key activity merupakan elemen yang menggambarkan kegiatan penting
Komunitas Organik Brenjonk agar model bisnis beras organik berjalan.
14. Key partners merupakan elemen yang menggambarkan jaringan pemasok dan
rekanan penting Komunitas Organik Brenjonk agar model bisnis beras
organik berjalan.
15. Cost structure merupakan elemen yang menggambarkan struktur biaya untuk
menjelaskan model bisnis beras organik.
-
29
Tabel 4. Variabel dan Definisi Operasional
Konsep Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran
Volume Penjualan Volume penjualan
beras organik
Komunitas Organik
Brenjonks
Volume penjualan
merupakan jumlah
penjualan beras
organik yang berhasil
dicapai atau ingin
dicapai oleh
perusahaan dalam
satuan kg/bulan dalam kurun waktu 3 tahun
(Januari 2014 –
Desember 2016)
Kilogram
Permintaan Permintaan beras
organik Komunitas
Organik Brenjonk
Permintaan merupakan
sejumlah barang yang
diinginkan atau
diminta oleh
konsumen pada suatu
harga dan waktu
tertentu. Permintaan
yang dimaksud yaitu
jumlah permintaan terhadap beras organik
seluruh Indonesia.
Kilogram
Peramalan Peramalan beras
organik Komunitas
Organik Brenjonk
Peramalan merupakan
suatu pernyataan dan
atau tafsiran produksi
beras organik pada
tahun 2017-2018
secara kuantitatif
dimasa datang
Frans M. Royan
(2014) Model Bisnis Kanvas
1. Customer Segment
2. Value Preposition 3. Channels 4. Customer
Relationship
Customer Segment
beras organik Komunitas Organik
Brenjonk
Value Preposition
beras organik
Komunitas Organik
Brenjonk
Customer segment
merupakan elemen individu atau
kelompok yang dibidik
oleh perusahaan
sebagai konsumen
beras organik.
Value preposition
merupakan elemen
nilai manfaat atau
penawaran yang
ditawarkan Komunitas
Organik Brenjonk
kepada konsumen beras organik.
-
30
Konsep Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran
Key Partner beras
organik Komunitas
Organik Brenjonk
Key partners merupakan
elemen yang
menggambarkan
jaringan pemasok dan
rekanan penting
Komunitas Organik
Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran
5. Revenue Stream 6. Key Resources 7. Key Activity 8. Key Partner 9. Cost Structure
Channels
Komunitas beras
organik Organik
brenjonk
Customer
Relationship beras organik Komunitas
Organik brenjonk
Revenue Stream
beras organik
Komunitas Organik
Brenjonk
Key Resources
beras organik
Komunitas Organik
Brenjonk
Key Activity beras
organik Komunitas
Organik Brenjonk
Channels merupakan
elemen media untuk
Komunitas Organik
Brenjonk
mengkomunikasikan dan
menyampaikan proposisi
tertentu yang ditawarkan
kepada konsumen beras
organik. Customer relationship
merupakan elemen yang
menggambarkan
hubungan yang dibangun
Komunitas Organik
Brenjonk dengan
pelanggan beras organik.
Revenue streams
merupakan elemen yang
mnggambarka bagaimana
Komunitas Organik Brenjonk memperoleh
pendapat dari masing-
masing segmen pelanggan
dalam bentuk rupiah (Rp)
dan kuantum (ton).
Key resources merupakan
elemen yang
menggambarkan aset
penting Komunitas
Organik Brenjonk agar
model bisnis beras organik
berjalan. Key activity merupakan
elemen yang
menggambarkan kegiatan
penting Komunitas
Organik Brenjonk agar
model bisnis beras organik
berjalan.
-
31
Cost Structure beras
organik Komunitas
Organik Brenjonk
Brenjonk agar model
bisnis beras organik
berjalan.
Cost structure
merupakan elemen yang
menggambarkan struktur
biaya untuk menjelaskan
model bisnis beras
organik.
-
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Komunitas Organik Brenjonk yang berlokasi di
Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan Komunitas Organik
Brenjonk merupakan komunitas berbasis pertanian organik yang memiliki produk
salah satunya adalah beras organik. Permintaan beras organik semakin meningkat
sedangkan produksi dari beras organik belum mencukupi kebutuhan pasar yang
ada, dengan adanya permasalahan tersebut menarik untuk penulis angkat menjadi
penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 –
Mei 2017.
4.2 Metode Penentuan Responden
Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini berdasarkan
subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan
informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan
informasi harus memenuhi syarat, yang akan menjadi informan narasumber (key
informan) dalam penelitian ini adalah ketua, bendahara, dan sekretaris
4.3 Metode Pengumpulan Data
4.3.1 Data Sekunder
Metode pengumpulan data dengan data sekunder ini bertujuan untuk
mendapatkan data penjualan beras organik, monografi wilayah dan landasan teori,
dengan membaca dan mempelajari buku-buku, data dari internet, skripsi maupun
penelitian terdahulu, jurnal, artikel dan literatir ilmiah yang berhubungan dengan
gambaran umum lokasi penelitian, sistem penjualan, aktivitas bisnis dan produksi
beras organik yang akan menunjang pembahasan masalah yang diteliti.
Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini berupa data time series
volume produksi beras organik selama kurun waktu 3 tahun yaitu tahun 2014
hingga 2016. Selain itu, data untuk menggambarkan sembilan elemen tersebut
berupa profil perusahaan, aset perusahaan, penerimaan, anggota, kegiatan penting
perusahaan, biaya, hubungan perusahaan dengan pelanggan, dan cara perusahaan
berkomunikasi dengan pelanggan berupa data sekunder. Sumber data dalam
penelitian ini adalah langsung dari Komunitas Organik Brenjonk. Untuk penelitian
-
33
analisis peramalan ini, data sekunder bulanan diperlukan untuk menganalisi tren
dan musiman pada penjualan beras organik Brenjonk.
4.3.2 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode sebagai berikut :
1. Pengamatan
Teknik pengamatan langsung menjadi penting karena dilakukan dengan turun
langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati gambaran aktivitas bisnis
khususnya produksi beras organik, seperti kegiatan peninjauan fasilitas
distribusi dan penggudangan serta mempelajari berkas produksi beras organik
Brenjonk.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan
pertanyaan yang tidak terstrukutur. Pertanyaan dilontarkan secara langsung
terkait apa yang sedang dilakukan pada saat itu. Wawancara dilakukan
langsung kepada karyawan dan manajer serta departemen terkait.
4.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi analisis
tren, dan peramalan produksi beras organik. Langkah-langkah metode analisa data
dapat dilakukan sebagai berikut :
4.4.1 Pengukuran Trend
Menurut Sugiono (2007), pengukuran tren dilakuakan dengan menggunakan
kuadrat terkecil (Last Square Method). Rumus perhitungan yang dapat dilakukan
adalah :
Τ𝑡 = 𝑏0 + 𝑏1𝑡
Keterangan :
T = nilai prediksi trend beras organik periode tertentu.
t = variabel independen yang menunjukkan waktu tertentu.
b1 = rata-rata peningkatan atau penurunan dalam tren volume produksi beras
organik Brenjonk setiap peningkatan 1 periode.
b0 = nilai Tren volume penjualan beras organik Brenjonk periode dasar (2011)
-
34
Identifikasi kesalahan (mirror) dalam metode kuadrat terkecil adalah dengan
menggunakan rumus :
𝑆𝑆𝐸 = 𝑛 ∑(𝑌𝑡 − Τ𝑡)2
Keterangan :
Yt = nilai aktual trend volume penjualan beras orgaik pada periode tertentu
Tt = nilai prediksi trend volume penjualan beras organik pada periode tertentu
4.4.2 Peramalan
Peramalan volume penjualan beras organik dilakukan dengan menggunakan
metode Box Jenkins (ARIMA). Menurut Sugiono (2007), ARIMA (Auto
Regressive Integrated Moving Average) erupakan gabungan dari Moving Average
dan Autoregressive. Bentuk umum model Autoregressive dengan ordo p (AR(p))
atau model ARIMA (p,0,0). Bentuk model Moving Average dengan ordo q (maq)
atau ARIMA (0,0,q). Bentuk umum model campuran ARIMA adalah dengan ordo
(p,d,q).
1. Rata-rata bergerak
Model moving average digunakan untuk meramalkan volume produksi beras
organik di periode yang akan datang. Rumus yang digunakan dalam metode ini
adalah :
𝑌𝑡 + 1 = 𝑌𝑡 + 𝑌𝑡 − 1 + ⋯ + 𝑌𝑡 − 𝑘 + 1
𝑘
Keterangan :
Yt + 1 = nilai peramalan beras organik pada periode yang akan datang (dalam ton)
Yt = nilai aktual peramalan volume penjualan beras organik (dalam ton) pada
periode tertentu
k = jumlah periode data
𝑌𝑡 = 𝜇 + 𝜀𝑡 − 𝜔𝑡𝜀𝑡−1 − 𝜔2𝜀𝑡−2 − ⋯ − 𝜔3𝜀𝑡−3
Keterangan :
Yt = respon variabel dependen pada periode waktu tertentu
μ = konstanta rata-rata dalam proses ɷ1, ɷ2, … ɷt = koefisien yang diperlukan
ε = error yang menunjukkan dampak dari variabel yang tidak
diperkirakan dalam model
εt-1, εt-2, , εt-q = error dalam periode lalu
-
35
2. Autoregressive
Rumus yang digunakan dalam metode Autoregressive
𝑇𝑡 = 𝛽0 + 𝛽𝑡𝑌𝑡−1 + 𝜀1
Keterangan :
Tt = nilai prediksi tren volume produksi beras organik pada periode tertentu
Β0 = rata-rata peningkatan atau penurunan dalam tren volume produksi Yt-1 = nilai tren volume produksi beras organik periode lalu
εt = error yang menunjukkan dampak dari variabel yang tidak diperkirakan
dalam model
𝑌𝑡 = ∅0 + ∅1𝑌𝑡−1 + ∅2𝑌𝑡−2 + ⋯ + ∅𝑝𝑌𝑡−𝑝 + 𝜀𝑡
Keterangan :
Yt = respon variabel dependen dalam periode waktu tertentu
Yt-1, Yt-2. …, Yt-p = reson variabel dalam lag periode
Ø0, Ø1, …, Øp = koefisien yang menunjukkan dampak dari variabel yang diperkirakan dalam model
Langkah-langkah dalam metode Box-Jenkins (ARIMA) adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Model
Langkah pertama dalam identifikasi model adalah mengukur apakah data
telah stationer, yaitu data berubah pada level yang tetap. Data yang tidak stationer
dapat diindikasi apabila data time series terlihat meningkat dan menurun sepanjang
waktu dan sampel autokorelasi jatuh sangat cepat.
Model :
∆𝑌𝑡 = ∅1∆𝑦𝑡−1 + 𝜀𝑡 − 𝜔1𝜀𝑡−1
atau
∆2𝑌𝑡 = ∆(∆𝑌1) = ∆(𝑌1 − 𝑌𝑡−1) = 𝑌1 − 2𝑌𝑡−1 + 𝑌𝑡−2
2. Pengecekan Model
Setelah melakukan peramal