ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK ......1 ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK...
Transcript of ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK ......1 ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK...
-
1
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
TERHADAP BIAYA PRODUKSI AIR MINUM KEMASAN PADA CV. ANUGERAH JAYA SENTOSA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
SATRIANI
105731102416
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
-
ii
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
TERHADAP BIAYA PRODUKSI AIR MINUM KEMASAN PADA CV. ANUGERAH JAYA SENTOSA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
SATRIANI
105731102416
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi
Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
-
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
sukses tidak datang dari apa yang diberikan oleh orang lain tapi,datang dari keyakinan dan kerja keras kita sendiri jika hari ini kita lelah, tak apa berhenti sejenak lalu melanjutkan perjuangan
Impian tidak akan terwujud dengan sendirinya harus segera bangun
dan segera mewujudkannya
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk Alm Ayah dan Ibu yang senantiasa
berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah SWT dan selalu memberikan yang terbaik.
Doamu…, Pengorbananmu…, Nasehatmu…, serta Kasih Sayangmu…, yang tulus
memberikan semangat dan dukungan untukku
-
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
UJIAN SKRIPSI
Judul Penelitian : “ Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik terhadap
Biaya produksi Air Minum Kemasan pada CV. Anugerah
Jaya Sentosa Makassar “.
Nama Mahasiswa : Satriani
No. Stambuk/ NIM : 105731102416
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah diuji serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi pada tanggal 30 Januari 2021 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Gedung Iqra Unismuh Makassar
Makassar, 30 Januari 2021
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Asriati, SE., M.Si Abd. Salam,HB. SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NIDN : 0031126303 NIDN : 0931126607
Mengetahui Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM : 1 073 428
-
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama SATRIANI, NIM : 105731102416, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0121/05A1./II/II/1442H/2021M,
Pada tanggal 17 Jumadil Akhir 1442 H/ 30 Januari 2021 M, sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
17Jumadil Akhir 1442 H Makassar,
30 Januari 2021 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…..……….)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (...….……..) (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (...…….…..) (Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Drs. Sultan Sarda, MM (……..…….)
2. Abd. Salam, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP (……..…….)
3. Wa Ode Rayyan, SE.,M.Si.Ak.CA (………..….)
4. Asriani Hasan, SE.,M.Sc (……..…….)
-
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Satriani
NIM : 105731102416 Program Studi : Akuntansi Dengan Judul : “Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Terhadap
Biaya Produksi Air Minum Kemasan Pada CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassa”.
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi ini saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh sipapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 30 Januari 2021
Yang Membuat Pernyataan,
SATRIANI
105731102416
Diketahui Oleh,
Dekan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ismail Rasulong, SE.,M.M NBM : 903078
Ketua, Jurusan Akuntansi Dr.Ismail Badollahi ,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM : 1073428
Materai 6000
-
vii
ABSTRAK
Satriani,2020. Analisis Biaya Pengendalian Biaya Overhead Pabrik
terhadap Biaya Produksi Air Minum dalam Kemasan pada CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Asriati Dan Pembimbing II Abd.Salam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis biaya Pengendalian Biaya Overhead pabrik terhadap Biaya Produksi Air Minum Kemasan pada CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi (pengamatan) dan wawancara. Berdasarkan tabel 4.5 perhitungan varian overhead tersebut diketahui bahwa (Varian Volume – VV) pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.920 dan Controllable Variance sebesar Rp. 277.898.712 mengalami peningkatan varian volume sebesar 13,3 % Yaitu Rp. 2.176 dan Controllable Variance mengalami peningkatan sebesar 2,9 % yaitu Rp. 286.121.456 dan pada tahun 2019 mengalami penurunan varian Volume sebesar 11,7% yaitu Rp. 1.920 dan Controllable variance mengalami peningkatan sebesar 3,5% yaitu Rp. 296.277.712 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat varian yang tidak menguntungkan (unfavorable) selama tahun 2017-2019 terjadi kenaikan biaya anggaran namun biaya realisasi juga meningkat. Sehingga dapat dapat dikatakan bahwa penerapan pengendalian Biaya Overhead Pabrik yang diterapkan oleh CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar belum Efisien.
.
Kata Kunci : Pengendalian,Overhead pabrik,biaya Produksi.
-
viii
ABSTRACT
Satriani, 2020. Analysis of Control Costs of Factory Overhead Costs to Production Costs of Bottled Water at CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar. Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Asriati and Advisor II Abd.Salam. This study aims to determine the cost analysis of Factory Overhead Cost Control to Production Costs of Bottled Water at CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar. The type of research used is descriptive quantitative. The technique of collecting data is done by observation (observation) and interviews. Based on table 4.5, the calculation of the overhead variant, it is known that (Volume Variant - VV) in 2017 was Rp. 1,920 and a Controllable Variance of Rp. 277,898,712 experienced an increase in the volume variant by 13.3%, namely Rp. 2,176 and the Controllable Variance increased by 2.9%, namely Rp. 286,121,456 and in 2019 the volume variant decreased by 11.7 %, namely Rp. 1.920 and Controllable variance increased by 3.5%, namely Rp. 296,277,712 So it can be concluded that there was an unfavorable variant during 2017-2019 there was an increase in budget costs but the cost of realization also increased. So it can be said that the implementation of Factory Overhead Cost control implemented by CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar is not efficient yet. .
Keywords: control, factory overhead, production costs.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Allhamdulillahi Rabbil„alamin, dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan
puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas izin, rahmat serta hidayah-Nya,
penulisan Skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya Overhead
Pabrik Terhadap Biaya Produksi Air Minum Kemasan Pada CV. Anugerah
Jaya Sentosa Makassar” dapat diselesaikan. Penulisan Skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat Program Strata I pada Jurusan Akuntansi di
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam penyajian Skripsi ini, penulis
menyadari masih belum mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan koreksi dan saran yang sifatnya membangun sebagai
bahan masukan yang bermanfaat demi perbaikan dan peningkatan diri dalam
bidang ilmu pengetahuan. Penulis menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan
Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan
semangat dan do‟a kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan,
sehingga sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE, M. Si., Ak.CA.CSP selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar
-
x
4. Ibu Asriati, SE., M. Si selaku Dosen Pembimbing 1 (Satu) yang telah
meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dalam menyusun
Skripsi ini.
5. Bapak Abd. Salam, HB, SE., M.Si. AK. CA. CSP selaku pembimbing II
(Dua) yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi
hingga ujian skripsi.
6. Kedua Orang Tua tercinta, Alm. Bapak Senong dan Ibu Ramlah tercinta
yang telah membesarkan penulis sejak dalam kandungan hingga saat ini
dengan segala rasa cinta dan kasih sayang yang tidak pernah surut dan
juga yang telah mendidik, membina, memberikan dorongan serta do‟a
kepada penulis.
7. Kakak dan adikku yang telah banyak memberikan semangat bagi penulis
dalam penyusunan Skripsi ini.
8. Sahabatku INDITAMI. Terkhusus Desi, Mita, Ihsan Muchlis yang selalu
memberikan dukungan dan menghibur ketika penulis sedih dan bingung
dalam menyelesaikan skrpsi.
9. Sahabat seperjuangan Sriyana, Sindi Oktaviani, Haerani, Mu‟minin,
Sukmawati, Adi, dan Ippang, Sikom yang saling memberikan semangat.
10. Rekan Mahasiswa (i) AK 1 angkatan 2016 yang telah berjuang bersama
dalam melaksanakan bimbingan dan juga sektor 16 yang telah
memberikan dukungan, saran dan motivasi dalam menyusun Skripsi ini.
11. Serta lagu-lagu BTS yang selalu menemani penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
-
xi
Akhir kata semoga Skripsi ini dapat dimanfaatkan dan dapat
memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan
bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.
Makassar, 30 Januari 2021
Penulis
-
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Biaya ............................................................................................... 5
1. Pengertian Biaya ........................................................................ 5
2. Klasifikasi Biaya ......................................................................... 6
B. Biaya Overhead Pabrik .................................................................... 10
1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik............................................. 10
2. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik..................................... 15
3. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik ......................... 16
-
xiii
4. Kalkulasi Pengendalian Biaya Overhead Pabrik ......................... 17
C. Biaya Produksi ................................................................................. 22
1. Pengertian Biaya Produksi ......................................................... 22
2. Unsur–unsur Biaya Produksi ..................................................... 23
D. Manfaat Perhitungan Biaya Produksi ............................................... 25
E. Metode Pengumpulan Biaya Produksi ............................................. 29
F. Metode Penentuan Biaya Produksi ................................................ 24
G. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 31
H. Kerangka Pikir .................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 37
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................................ 37
C. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 37
1. Jenis ........................................................................................... 37
2. Sumber Data .............................................................................. 38
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
E. Teknik Analisis ................................................................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 40
B. Visi & Misi ........................................................................................ 40
1. Visi ............................................................................................. 40
2. Misi ............................................................................................. 40
C. Struktur Organisasi .......................................................................... 41
D. Job Description ................................................................................ 41
E. Ketersediaan Biaya Overhead pabrik ............................................... 43
-
xiv
F. Hasil Penelitian ................................................................................ 45
1. Perencanaan Produksi ............................................................... 45
2. Unsur-Unsur Biaya Overhead Pabrik .......................................... 46
3. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik ........................................ 49
4. Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Pada CV. Anugerah
Jaya Sentosa Makassar ............................................................. 50
G. Deskripsi Hasil Analisis .................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 32
Tabel 4.1 Akumulasi Anggaran CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar Tahun
2017-2019 .................................................................................... 45
Tabel 4.2 Unsur-Unsur Biaya Overhead Pabrik Pada CV. Anugerah Jaya
Sentosa Makassar Tahun 2017-2019 ....................................... 46
Tabel 4.3 Anggaran Biaya Overhead Pabrik CV. Anugerah Jaya Sentosa
Makassar Tahun 2017-2019 ......................................................... 47
Tabel 4.4 Realisasi Biaya Overhead Pabrik CV. Anugerah Jaya Sentosa
Makassar Tahun 2017-2019 ......................................................... 48
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Varian Biaya Overhead pabrik CV. Anugerah Jaya
Sentosa Makassar Tahun 2017-2019 ........................................... 56
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Metode Variabel Coasting ........................................................ 30
Gambar 2.2 Metode Full Coasting ................................................................ 30
Gambar 2.3 Kerangka Pikir .......................................................................... 36
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................................................... 41
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan yang mampu berkompetisi dapat mengelolah biaya secara
efektif dan efisien, sehingga dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba
yang diperoleh perusahaan digunakan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan dan memenuhi kesejahteraan para
karyawannya. Sehingga Perusahaan dalam berkompetisi harus memiliki
keunggulan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Perusahaan harus dapat menghadapi dan memenangkan persaingan,
tugas perusahaan bukan sekadar memproduksi dan memasarkan
produknya, namun pertimbangan besar kecilnya biaya yang akan terjadi
agar biayanya efisien dan efektif. Penekanan terhadap biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat
mengakibatkan rendahnya biaya produksi sehingga biaya lebih efisien dan
efektif.
Selain itu, Pelaku usaha harus menyadari bahwa potensi yang ada
dalam pasar sangat kecil. Agar dapat tetap bersaing pabrik dituntut dapat
mengendalikan biaya overhead pabrik (BOP) agar tidak berimbas kepada
Biaya Produksi yang mengakibatkan harga produk juga ikut naik.
Kegagalan dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi akan
mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh sejumlah dana untuk
membiayai operasi perusahaan sehingga biaya overhead pabrik yang
sifatnya sebagai biaya tidak langsung juga akan menjadi masalah. Dapat
-
2
dikatakan salah satu jenis biaya yang diperlukan oleh perusahaan dalam
melaksanakan proses produksi adalah biaya overhead pabrik. Alasannya
karena setiap perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan produksi
tidak terlepas dengan biaya overhead pabrik oleh karena itu perusahaan
perlu melakukan pengendalian terhadap biaya overhead pabrik. Salah satu
pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan membuat anggaran
biaya overhead pabrik.
Perkembangan produk yang pesat, dengan sendirinya mempunyai
peran yang cukup besar sebagai penunjang kegiatan perusahaan, bahkan
dapat dikatakan bahwa produksi sistem yang tepat akan memberikan
dampak positif terhadap perkembangan serta kemajuan perusahaan. Tujuan
dari setiap perusahaan adalah untuk menciptakan produk atau jasa untuk
dijual kepada konsumen, dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin
untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dan akan
dapat meningkatkan operasinya. Hal ini akan terlaksana dengan ditunjang
oleh adanya manajemen operasi yang efisien dan efektif. Salah satu upaya
agar perusahaan yang efisien dan efektif adalah menerapkan pengendalian
yang andal.
Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan
pengendalian biaya adalah dengan membuat anggaran. Anggaran memiliki
satu kesatuan serta cara tertentu dalam melakukan perencanaan guna
menunjang tujuan dan sasaran perusahaan.
Pengalokasian biaya operasional pabrik dalam kegiatan perusahaan
maka perusahaan perlu menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah menyusun anggaran biaya
-
3
overhead pabrik dalam satu periode tertentu. Sehingga dalam menentukan
tarif biaya overhead pabrik maka metode yang digunakan berdasarkan tarif
ditentukan dimuka. Alasan karena metode tersebut lebih cocok digunakan
bagi perusahaan yang tidak menerapkan departemen sistem dalam
pembebanan biaya overhead pabrik.
Tolak ukur peneliti dalam melakukan penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian Andi Rustam pada tahun 2019 mengenai Pengendalian Biaya
Overhead Pabrik terhadap Harga Pokok Produksi Chipping pada PT. Tri star
Mandiri cabang Enrekang. Dengan hasil penelitian bahwa pengendalian
biaya Overhead Pabrik berada dalam kategori efisiensi dan stabil
ditunjukkan dengan hasil pengamatan dalam rentan waktu 2014-2016
menunjukkan angka 10,5586%. Berdasarkan hasil penelitan terdahulu oleh
Andi Rustam mengenai Biaya Overhead Pabrik, maka peneliti juga tertarik
melakukan penelitian pada usaha Manufaktur. Namun peneliti melakukan
penelitian pada Produksi Air Minum Dalam Kemasan oleh CV. Anugerah
Jaya Sentoso berbeda dari peneliti terdahulu dimana peneliti terdahulu
melakukan penelitian pada Produksi Pangan. Sehingga hasil yang akan
diperoleh tentunya akan berbeda.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan mengangkat judul
sebagai berikut” Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Terhadap
Biaya Produksi Air Minum Kemasan Pada CV. Anugerah Jaya Sentosa
Makassar “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Masalah diatas, maka yang menjadi
masalah pokok dalam penelitian ini yaitu: “ Apakah Pengendalian Biaya
-
4
Overhead Pabrik Air Minum Kemasan terhadap Biaya Produksi Pada CV.
Anugerah Jaya Sentosa Makassar sudah efisien?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian
ini yaitu: Untuk mengetahui Efisiensi Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Air
Minum terhadap Biaya Produksi Pada CV. Anugerah jaya Sentosa Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis ini diharapkan mampu memberikan sumbangsi
pemikiran untuk akademis dalam rangka mengkaji Analisis Biaya Overhead
Pabrik terhadap biaya produksi, sehingga mampu dijadikan bahan bagi
pengembangan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan
gambaran yang bermanfaat terhadap CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar.
3. Manfaat bagi akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pembanding dan
pembantu bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang atau juga dapat
di teliti lebih lanjut. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
informasi-informasi bagi keperluan studi lain dalam dunia akademik
mengenai pengendalian Biaya Overhead Pabrik.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya
1. Pengertian Biaya
Para ahli dalam bidangnya memberikan pendapat yang berbeda-
beda mengenai biaya, namun dari berbagai definisi mempunyai inti dan
tujuan yang sama. Berikut ini definisi mengenai biaya. Menurut (Mulyadi,
2014) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya
tersebut yaitu:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Sedangkan menurut (Abdullah, 2012) Biaya merupakan nilai
pengorbanan untuk mendapatkan barang atau jasa untuk memperoleh
hasil yang akan datang. Adapun definisi menurut (Siregar dkk, 2013)
biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang memberikan manfaat
dimasa mendatang.
(Mursyidi, 2018) menyatakan bahwa biaya diartikan sebagai
pengorbanan yang dapat mengurangi kas atua harta lainnya untuk
mencapai tujuan, baik yang dapat di bebankan pada saat ini maupun
pada saat yang akan datang. Pendapat (Sujarweni, 2015) biaya dalam
-
6
artian luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang dan usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi atau
baru direncanakan.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh (Farid, 2016) mendefinisikan
biaya adalah kas atau nilai equivalen yang kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat
ini atau dimasa mendatang bagi organisasi (Siregar, 2013) cost (biaya)
adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau
jasa yang diharapkan memberikan manfaat yang diukur salam satuan
mata uang.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya dapat
didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan membawa keuntungan
masa kini dan masa yang akan datang untuk organisasi.
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya serta
menentukan metode yang tepat dalam mengalokasikan biaya sehingga
dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuan.
Menurut (Mulyadi, 2014) biaya dapat digolongkan berdasarkan:
1) Objek Pengeluaran
Cara penggolongan berdasarkan objek pengeluaran yaitu
berdasarkan nama objek pengeluaran. Misalnya Bahan bakar, Maka
-
7
semua pengeluaran yang berhubungan dengan Bahan Bakar disebut
“Biaya Bahan Bakar”.
2) Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Ada tiga fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum.
1) Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah Biaya yang terjadi untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya
adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku,
biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan dan segala biaya
yang yang berkaitan dengan produksi. Menurut objek
pengeluarannya, biaya produksi dibagi menjadi 3 garis besar
yaitu;
a) Biaya Bahan Baku
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
c) Biaya Overhead Pabrik atau biasa disebut dengan istilah
biaya konversi.
2) Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya
promosi, biaya angkut dari gudang.
3) Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya untuk
mengoordinasikan kegiatan produk dan pemasaran produk.
-
8
Contoh gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, bagian
personalia dan bagian masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan.
3) Hubungan Biaya dan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk ataupun
departemen. Dalam hubungannya sesuatu yang dibiayai dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:
1) Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, penyebab biaya terjadi
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Dengan demikian biaya
langsung mudah diidentifikasi. Biaya Produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi pada
departemen tersebut. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang
bekerja pada departemen tersebut.
2) Biaya Tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi secara tidak
langsung tetapi memiliki peran pelengkap. Biaya tidak langsung
dalam hubungannya dengan produk disebut biaya produksi tidak
langsung atau biaya overhead pabrik. Sedangkan hubungannya
dengan departemen disebut biaya tidak langsung yang terjadi
pada suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih
dari satu departemen.
-
9
4) Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan dan hubungannya dengan perubahan volume Produksi.
Dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
2) Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel
3) Biaya Semi Tetap
Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang kontsan pada
volume produksi tertentu.
4) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.
5) Jangka waktu manfaatnya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Biaya dapat dibagi menjadi dua:
1) Pengeluaran Modal (capital Expenditure)
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih
dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat
terjadinya dibebankan sebagai aktiva dan dibebankan dalam
-
10
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara
didepresiasi, diamortasi atau dideplesi.
2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran
tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini
dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan
yang diperoleh dari biaya tersebut.
B. Biaya Overhead Pabrik
1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat diperlukan
untuk kelangsungan berjalannya suatu perusahaan. Tanpa biaya,
perusahaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan-kegiatan usahanya
dengan baik, bahkan dapat menghambat suatu perusahaan untuk
memperoleh suatu produk jadi, guna dipasarkan kepada konsumen
dengan sasaran laba yang maksimal.
Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang
tidak mengalami hambatan dan bahkan dapat mempengaruhi pola
kelangsungan prosedur perusahaan, maka diperlukan biaya produk yang
digunakan untuk diproduksi suatu produk jadi. Namun pada dasarnya
biaya yang dilakukan perusahaan dalam memproduksi suatu produk jadi
dengan laba yang semaksimal mungkin juga sering kali mengalami
kekurangan dan kelebihan terhadap biaya produksi yang digunakan
dalam memproduksi produk.
-
11
Dengan demikian maka diperlukan suatu standar biaya dalam
memproduksi suatu produk dengan sasaran laba yang maksimal. Dimana
standar biaya merupakan suatu alat pengendalian biaya dalam proses
produksi barang jadi sebab diketahui dalam memproduksi suatu produk
maka diperlukan biaya produksi yang relatif besar nilainya, agar lebih
menguntungkan perusahaan maka diperlukan standar biaya sehingga
biaya yang perlukan dapat lebih efisien.
Perkembangan produksi yang sangat pesat dengan sendirinya
mempunyai peranan yang sangat besar sebagai penunjang terhadap
kegiatan perusahaan bahkan dapat dikatakan sistem produksi yang tepat
akan memberikan dampak positif perkembangan serta kemajuan
perusahaan sebagai diketahui bahwa setiap tujuan perusahaan adalah
untuk menciptakan produk guna dipasarkan kepada konsumen dengan
sasaran laba yang semaksimal mungkin.
Dalam hubungan dengan uraian tersebut diatas, maka masalah
produksi dapat dikatakan umat dalam perusahaan industri yang
hendaknya diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan sebab
kegagalan dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi akan
mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh sejumlah dana untuk
membiayai operasinya sehingga menghambat masalah pemasaran dan
pembelajaran didalam perusahaan yang bersangkutan dengan masalah
personil dalam perusahaan.
Menurut (Carter K William, 2010) yang diterjemahkan oleh krista
adalah biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang
tidak secara langsung ditelusuri ke output tertentu. Menurut (Bustami &
-
12
Nurlela, 2013) memberikan pengertian bahwa biaya overhead pabrik
adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya
ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
(Mulyadi, 2012) biaya overhead pabrik mencakup biaya produksi lainnya
seperti pemanasan ruang pabrik, penerangan, penyusutan pabrik, dan
mesin-mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan, gudang bahan-bahan
dan hal lainnya yang memberikan pelayanan - pelayanan kepada bagian
produksi juga merupakan bagian dari biaya overhead pabrik. Biaya
penjualan dan biaya distribusi, dan semua biaya administrasi
diperhitungkan sebagian biaya sepanjang biaya - biaya tersebut tidak
dapat secara langsung dihubungkan dengan unit produk.
Untuk menunjang pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan
maka diperlukan biaya produksi yang efektif sehingga dapat menunjang
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Salah satu biaya yang menjadi
titik pokok dalam pembahasan adalah biaya overhead pokok pabrik yang
dikemukakan oleh (Mulyadi, 2014) yaitu semua produksi selain bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari
bahan penolong biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya produksi tak
langsung.
Berdasarkan definisi tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
biaya overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya
bahan penolong dan biaya tenaga kerja tak langsung serta biaya produksi
tak langsung lainnya.
-
13
Dalam menentukan biaya overhead pabrik menurut (Mulyadi, 2014)
dapat digolongkan dengan tiga cara yaitu:
a. Berdasarkan sifatnya
1.) Biaya bahan penolong
Yaitu bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
2.) Biaya reparasi dan pemeliharaan
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan yang berupa biaya suku cadang (spare parts), biaya
bahan habis pakai (factory supplies), biaya jasa dari pihak luar
perusahaan yang berupa biaya perbaikan dan pemeliharaan
bangunan pabrik, perumahan, kendaraan dan aktivitas tetap
lainnya.
3.) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Yaitu tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada produk. Biaya tenaga kerja
langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.
4.) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Yaitu suatu biaya yang ditetapkan atas nama manfaat suatu
aktiva tetap. Biaya ini biasanya berupa penyusutan atas nilai dari
masa manfaat aktiva tetap tersebut misalnya penyusutan pabrik,
penyusutan bangunan dan penyusutan kendaraan.
5.) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
-
14
Yaitu suatu biaya yang mempunyai periode tertentu misalnya
biaya asuransi.
6.) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai.
Yaitu suatu biaya yang diserahkan kepada pihak lain atas
penggunaan suatu fasilitas tertentu diperlukan dalam melaksanakan
proses produksi misalnya biaya listrik, air, telpon, dan lain-lain
sebagainya.
b. Berdasarkan perilaku dengan hubungan perubahan volume produksi
1) Biaya overhead pabrik tetap
Yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah searah dengan
perubahan volume kegiatan tertentu.
2) Biaya overhead pabrik variabel
Yaitu biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan
perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara
per unit tetap.
3) Biaya overhead pabrik semi variabel
Yaitu biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan tersebut atau biaya didalamnya
mengundang unsur tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan
variabel.
c. Berdasarkan hubungannya dengan departemen
1) Biaya overhead pabrik langsung
Yaitu biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen bersangkutan. Contoh: biaya penyusutan dan biaya
-
15
asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan bersama
oleh masing - masing departemen, oleh karena itu biaya tersebut
merupakan biaya tidak langsung departemen.
Karena biaya overhead pabrik merupakan salah satu unsur
dalam biaya produksi, maka pihak manajemen harus
memperhitungkan tarif biaya overhead pabrik yang dipergunakan
dalam memproduksi suatu produk.
2. Penentuan tarif biaya overhead Pabrik
Tarif yang digunakan setiap perusahaan berbeda tergantung
kebutuhan perusahaan tersebut. Misalnya terhadap satu perusahaan
dengan perusahaan lain, masing - masing departemen, pusat biaya, dan
kelompok biaya berbeda. Oleh karena biaya pabrik overhead tidak hanya
terdiri dari departemen produksi. Selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung saja, juga meliputi semua biaya yang terjadi di
departemen-departemen pembantu.
a. Tarif overhead dibebankan
Pemilihan metode perhitungan tarif overhead pabrik menjadi
masalah yang sangat penting karena ketidak tepatan dalam
pemilihan dasar pembebanan overhead pabrik akan berdampak
ketidak tepatan pada kebijakan perusahaan selanjutnya. Beberapa
metode perhitungan yang tepat adalah tergantung pada orientasi
yang dianut perusahaan.
1) Orientasi pada hasil produksi. Dasar Overheadnya adalah jumlah
per unit.
-
16
2) Orientasi pada tenaga kerja. Dasar overheadnya adalah tenaga
kerja atau jam tenaga kerja.
3) Orientasi pada teknologi. Dasar overheadnya adalah jam mesin.
4) Orientasi pada bahan baku. Dasar overheadnya adalah biaya
bahan baku.
3. Metode – Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah
mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke
departemen produksi yang menikmati jasa pembantu. Oleh karena itu
biaya overhead pabrik dalam departemen–departemen produksi saja,
maka dalam rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik departemen,
biaya overhead pabrik per departemen, biaya overhead pabrik dari
departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.
a. Metode Alokasi Langsung (direct Alokasi Method)
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead pabrik
departemen pembantu dialokasikan ke tiap–tiap departemen produksi
yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa
yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh
departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang
memakai jasa departemen pembantu lainnya.
b. Metode Alokasi Bertahap (Step Method)
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen
pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi
digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. Oleh karena
-
17
itu, biaya overhead pabrik pada dua departemen tersebut
dialokasikan ke departemen produksi.
c. Metode Alokasi Kontinyu
Dalam metode ini biaya Overhead pabrik departemen–
departemen pembantu yang saling memberikan jasa, dialokasikan
secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum
dialokasikan menjadi tidak berarti.
d. Metode Aljabar
Metode Aljabar adalah suatu metode dalam mengalokasikan
biaya dari departemen jasa ke departemen produksi yang didasarkan
kepada suatu prinsip pengunaan fasilitas departemen jasa.
4. Kalkulasi pengendalian Biaya Overhead pabrik
Menurut (Mulyadi, 2010) alokasi biaya adalah proses
pembebanan biaya ke produk, jasa, atau pesanan yang sesuai.
Pembebanan atau alokasi overhead merupakan proses membebankan
biaya overhead untuk pesanan yang sesuai Alokasi yang diperlukan
karena biaya overhead tidak dapat melacak ke pesanan individu. Ada
pendekatan dalam membebankan biaya overhead pabrik ke berbagai
pesanan penentuan biaya sebenarnya penentuan biaya normal), dan
penentuan biaya standar (standard costing).
Aktual Costing menggunakan biaya yang sebenarnya terjadi untuk
membebankan biaya bahan langsung dan biaya biaya overhead pabrik
ke berbagai pesanan. Biaya overhead sebenarnya adalah biaya - biaya
-
18
bahan tak langsung, tenaga kerja tak langsung dan biaya lainnya,
termasuk sewa pabrik, asuransi, pajak properti, depresiasi, perbaikan,
tenaga penerangan, pemanas, dan pajak atas gaji untuk karyawan
pabrik yang dalam periode akuntansi.
Normal Costing "untuk sebagian besar perusahaan, biaya
overhead pabrik sebenarnya tidak selalu tersedia pada akhir proses
produksi atau akhir periode. Alasan untuk menormalkan biaya overhead
pabrik adalah menghindari fluktuasi pada biaya per unit per periode
yang disebabkan oleh perubahan volume unit yang diproduksi dalam
suatu periode.
Kelompok biaya (kumpulan biaya) yang digunakan untuk
mengakumulasi semua biaya produksi tidak langsung (di luar biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum yang bukan merupakan biaya
produksi) termasuk:
a. Upah tidak langsung dan bahan tidak langsung.
b. Listrik (Gedung pabrik)
c. Sewa (gedung pabrik)
d. Penyusutan (gedung pabrik, peralatan pabrik)
e. Pemeliharaan (gedung pabrik, peralatan pabrik)
f. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk bangunan pabrik.
Dalam overhead pabrik, biaya dibagi menjadi 3 kategori:
1) Biaya overhead pabrik variabel.
Jumlah biaya yang bervariasi dalam proporsi langsung
terhadap tingkat produksi yang relevan "(seperti interval aktivitas
-
19
diantara biaya tetap dan biaya variabel per unit tetap konstan).
Contohnya: bahan tak langsung dan upah tak langsung.
2) Biaya overhead pabrik tetap
Jumlah biaya tetap konstan di antara "contoh, depresiasi, sewa
bangunan pabrik
3) Biaya overhead pabrik campuran.
a. Kalkulasi biaya aktual dan normal untuk biaya overhead pabrik
Biaya produk pada saat mereka terjadi. Biaya overhead pabrik adalah
biaya tidak langsung yang tidak dapat secara khusus diidentifikasi pada
saat terjadi juga mereka sering terjadi secara merata selama periode.
b. Biaya overhead pabrik yang terukur. Pembilang (Numerator) dari tarif
aplikasi overhead pabrik yang ditentukan dimuka adalah suatu estimasi
dari biaya overhead pabrik untuk periode yang berikut. Item - item dalam
anggaran harus dikembalikan sebagai biaya overhead tetap atau variabel.
Biaya campuran harus menjadi komponen tetap dan variabel
c. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik.
Ada berbagai macam dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk, antara lain:
1) Jumlah satuan produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada
produk Beban BOP untuk setiap produk dihitung dengan rumus:
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya
memproduksi satu jenis produk.
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃+ 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
-
20
2) Biaya bahan baku
Apabila harga bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif
BOP dihitung dengan rumus:
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk
mengolah produk maka semakin besar pula BOP yang dibebankan
kepada produk.
Metode ini terbatas penggunaannya karena suatu produk
mungkin dibuat dari bahan baku yang mahal harganya, sedangkan
produk lain yang terbuat dari bahan yang lebih murah. Jika
pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan
menerima beban BOP yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produk kedua.
3) Biaya tenaga kerja langsung
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja
langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya
overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:
metode ini mempunyai kelemahan, yaitu biaya overhead
pabrik harus dipandang sebagai tambahan nilai produk dan jumlah
biaya tenaga kerja langsung termasuk upah tenaga kerja dari
berbagai tingkatan yang ada di dalam perusahaan.
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃+ 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃+ 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
-
21
4) Jam tenaga kerja
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat
dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai
untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif
biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
5) Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu
penggunaan mesin atas dasar yang dikenakan biaya adalah jam
mesin. Tarif BOP dihitung:
6) Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang benar-benar terjadi untuk
dibandingkan dengan BOP yang dibebankan atas tarif dasar yang
ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead
pabrik yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik yang
sebenarnya terjadi merupakan selisih pembebanan kurang atau
selisih pembebanan lebih. Dalam periode akuntansi, biaya
overhead yang sebenarnya terjadi dicatat ke dalam rekening
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
7) Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik
Setiap akhir bulan, biaya overhead pabrik yang kurang atau
lebih dibebankan pada rekening Biaya Overhead Pabrik
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃+ 𝐽𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃+ 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
-
22
Sesungguhnya ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik
Perlakuan terhadap selisih BOP tergantung pada penyebab
terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut terjadi karena
kesalahan dalam penghitungan tarif biaya overhead pabrik atau
keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka
selesih tersebut dibagi rata ke dalam rekening persediaan produk
dalam proses, persediaan produk jadi dan harga pokok
penjualan. Hal ini berakibat pada harga pokok produksi yang
semula berisi biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
5. Varian Biaya Overhead Pabrik
(Nafarin, 2013) Varian biaya overhead pabrik merupakan hasil
perbandingan biaya anggaran dan realisasi pengeluaran biaya
overhead pabrik. menyatakan terdapat kesamaan antara anggaran dan
realisasi. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan anggaran seringkali
terjadi penyimpangan baik yang bersifat menguntungkan (favorable)
dan kurang menguntungkan (unfavorable). Selisih biaya overhead
pabrik yang bersifat menguntungkan apabila realisasi biaya overhead
pabrik lebih kecil dibandingkan dengan anggaran. Sedangkan selisih
atau penyimpangan terjadi dapat disebabkan oleh volume atau unit
yang tidak sesuai dengan anggaran dan harga per unit tidak sama
dengan harga yang ditetapkan dalam anggaran.
Sehubungan dengan hal tersebut untuk mencapai efisiensi biaya
overhead pabrik, diperlukan analisis mengenai penyimpangan tersebut
dengan menggunakan analisis biaya overhead pabrik.
-
23
(Abdul, 2014) mengungkapkan analisis selisih yang harus
digunakan pada biaya overhead pabrik.
a. Varian Terkendali (Controllable Variance)
Varian terkendali adalah perbedaan biaya overhead
sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas standar, Rumus untuk menghitung varian ini adalah:
= ℎ ℎ
+ ℎ ))
Kriteria yang digunakan untuk menentukan biaya overhead
pabrik sudah efisien atau belum adalah sebagai berikut:
1) BOP standar < BOP sesungguhnya = favorabel
(selisih menguntungkan)
2) BOP standar > BOP sesungguhnya = unfavorable
(selisih tidak menguntungkan)
b. Varian Volume (Volume varian)
Varian Volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang
dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead yang
dibebankan pada kegiatan produksi.
Rumus untuk menghitung varian ini adalah:
= ℎ + ℎ
ℎ ))
1) BOP standar < Anggaran BOP = favorabel
(selisih menguntungkan)
2) BOP standar > Anggaran BOP = unfavorable
-
24
(selisih tidak menguntungkan)
C. Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, diantaranya
adalah biaya produksi. Biaya produksi menurut (Mulyadi, 2014)
merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. (Bustami & Nurlela, 2013)
juga mengatakan biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam
proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Sedangkan menurut (Hansen &
mowen, 2012) biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
penyediaan jasa.
Dari pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi. Dimana
unsur-unsur saling mendukung dalam proses produksi. Unsur tersebut
yaitu Bahan baku, biaya tenaga Kerja dan Biaya overhead.
2. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Menghitung Biaya produksi harus memperhatikan unsur-unsur
berikut Menurut (Hansen & mowen, 2012) terdapat tiga elemen biaya
yang dapat dibebankan pada produk yaitu:
a. Bahan baku langsung. Bahan baku langsung adalah bahan baku
yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang
sedang diproduksi. Biaya dari bahanbahan ini dapat secara langsung
dibebankan pada produk karena pengamatan fisik dapat digunakan
-
25
untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk. Bahan
yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat
digunakan dalam menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan
sebagai bahan baku langsung.
b. Tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang diproduksi. Seperti
halnya bahan baku langsung, pengamatan fisik dapat digunakan
untuk mengukur kuantitas kerja yang digunakan untuk memproduksi
suatu produk atau jasa. Karyawan yang mengubah bahan mentah
menjadi produk atau yang menyediakan jasa pelayanan pada
pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik. Overhead pabrik adalah semua biaya produksi
selain bahan baku langsung atau tenaga kerja langsung
dikelompokkan menjadi satu kategori. Pada perusahaan manufaktur,
overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead
manufaktur. Kategori biaya overhead memuat berbagai hal.
Sedangkan Menurut (Mulyadi, 2014) yang mengatakan bahwa
unsur-unsur harga pokok produksi terdiri atas:
a. Biaya bahan baku langsung. Dalam melakukan proses produksi,
bahan baku merupakan unsur utama, karena bahan baku merupakan
unsur pokok dalam melakukan proses produksi. Bahan baku yang
diolah suatu perusahaan dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor,
atau pengolahan sendiri.
b. Biaya tenaga kerja langsung. Tenaga kerja adalah usaha fisik atau
mental yang dilakukan oleh karyawan untuk mengolah bahan baku
-
26
yang tersedia menjadi barang jadi/produk. Biaya tenaga kerja yang
termasuk dalam perhitungan biaya produksi ke dalam biaya tenaga
kerja langsung (direct labour) dan biaya tenaga kerja tidak langsung
(indirect labour). Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
terlibat secara langsung dalam proses produksi, dan dapat
dibebankan secara layak ke produk yang diproduksi. Sedangkan
biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labour cost) merupakan
kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yang
bekerja dipabrik tetapi tidak melakukan pekerjaan pengolahan bahan
secara langsung.
c. Biaya overhead Pabrik. Biaya overhead pabrik merupakan biaya
produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
yang terdiri dari biaya yang semuanya tidak dapat ditelusuri secara
langsung kepada produk atau aktivitas lainnya dalam upaya
merealisasi pendapatan perusahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai unsur-unsur harga
pokok produksi, dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga unsur utama
harga pokok produksi yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
D. Manfaat Perhitungan Biaya Produksi
Menurut (Mulyadi, 2014) dalam perusahaan berproduksi umum,
informasi Biaya produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu
bermanfaat bagi manajemen untuk:
-
27
1. Menentukan harga jual produk. Perusahaan yang berproduksi bertujuan
memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan
demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk
menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Biaya produksi
per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan untuk
menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi. Informasi biaya produksi yang
dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu digunakan untuk memantau
apakah proses produksi mengonsumsi total biaya produksi sesuai dengan
apa yang diperhitungkan sebelumnya. Dalam hal ini, informasi biaya
produksi digunakan untuk membandingkan antara perencanaan dengan
realisasi.
3. Menghitung laba atau rugi periodik. Laba atau rugi bruto dihitung dengan
membandingkan antara harga jual produk per satuan dengan biaya
produksi per satuan. Informasi laba atau rugi bruto diperlukan untuk
mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan
menghasilkan laba atau rugi.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca. Saat manajemen dituntut untuk
membuat pertanggungjawaban secara periodik, manajemen harus
menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang
didalamnya terdapat informasi harga pokok persediaan produk jadi dan
harga pokok persediaan produk dalam proses. Biaya yang melekat pada
produk jadi yang belum terjual, dalam neraca disajikan dalam harga
pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk
-
28
yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
E. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Melakukan perhitungan biaya produksi perlu memperhatikan unsur-
unsur biaya yang termasuk dalam biaya produksi itu sendiri dan metode
yang digunakan. Umumnya sifat pengolahan produk didasarkan atas
pesanan dan pengolahan produk yang didasarkan pada proses. (Hansen &
mowen, 2012) menjelaskan perhitungan harga pokok produksi dapat
dilakukan dengan dua metode sebagai berikut:
1. Perhitungan berdasarkan pesanan Pada sistem produksi berdasarkan
pesanan, biaya-biaya di akumulasikan berdasarkan pekerjaannya.
Pendekatan untuk membebankan biaya ini dinamakan sistem perhitungan
biaya pesanan. Dalam suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan
pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi
penting bagi pihak manajemen.
2. Perhitungan berdasarkan proses Perusahaan dengan sistem proses
mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen
untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut
diukur. Biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya
dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini
disebut sebagai sistem perhitungan biaya proses.
-
29
(Mulyadi, 2012) mengemukakan bahwa pengumpulan biaya produksi
sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi
produk dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, mengumpulkan biaya
produksinya dengan menggunakan metode biaya pesanan (job order cost
method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan
untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan.
2. Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan biaya produksinya
dengan menggunakan metode biaya proses (process cost method).
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode
tertentu dan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam
periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
periode yang bersangkutan.
Menurut (Mulyadi, 2012) karakteristik usaha perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan tersebut diatas berpengaruh terhadap
pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan biaya produksi
dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan
yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
-
30
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individual.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan
produk menjadi dua kelompok berikut ini: biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung.
a. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung
disebut dengan istilah overhead pabrik.
b. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok
produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam
harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
3. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Adapun untuk karakteristik metode berdasarkan proses, (Mulyadi,
2012) menjelaskan sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang
berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Menurut (Bustami & Nurlela, 2013), karakteristik dari metode harga
pokok proses adalah sebagai berikut:
-
31
1. Proses produksi bersifat kontinyu.
2. Produksi bersifat massa, tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual.
3. produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya
bersifat homogen.
4. Biaya dibebankan ke setiap unit dengan membagi total biaya yang
dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi.
5. Akumulasi biaya dilakukan berdasarkan periode tertentu.
F. Metode Penentuan Biaya Produksi
Sebelum menetapkan harga pokok produksi terhadap suatu barang atau
produk, perlu dilakukan perhitungan biaya produksi agar dapat ditentukan
harga pokok produksi yang tepat. Menurut (Mulyadi, 2012)) dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam produksi terdapat dua
pendekatan, yaitu:
1. Metode full costing
Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang mempertimbangkan semua unsur biaya produksi ke dalam pokok
produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik yang tetap maupun variabel. Harga pokok produksi
menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku Rp. 200.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 150.000 Biaya overhead pabrik variabel Rp. 320.000 Biaya variabel tetap pabrik tetap Rp. 150.000 ⴕ Harga pokok produksi Rp. 820.00
-
32
Gambar 2.1 Metode Full Costing
2. Metode variabel costing
Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel,
keadaan harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. menurut
metode Variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Gambar 2.2 Metode Variabel Costing
G. Penelitian Terdahulu
Yeni Ardianti. 2015. Presentasi bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
overhead pabrik terhadap harga pokok produksi terhadap PT. Indohamafish
tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada PT. Indohamafish
besar biaya bahan baku Memberikan presentasenya terhadap harga pokok
produksi selama tahun 2014 sebesar 41,09%. (2) Biaya tenaga kerja pada
PT. Indohamafish terlihat persentasenya sebesar 14,50%. (3) biaya
overhead Pabrik pada PT. Indohamafish memberikan persentase terhadap
harga pokok produksi sebesar 44,41%. Dan (4) jumlah rasio (persentase)
biaya bersama terhadap harga pokok produksi pada PT. Indohamafish
Biaya bahan baku Rp. 300.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 250.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp. 150.000 ⴕ
Harga pokok produksi Rp. 700.000
-
33
Sebesar 13,30%. Sehingga disimpulkan bahwa ketiga faktor tersebut sangat
berpengaruh.
Rista Bernike Panggabean, Hamidi dan Jayana Salesti. 2016. Analisa
biaya standar dan pengendalian biaya tenaga kerja Langsung pada PT.
Drydocks World Paxocean di kota batam. Issn cetak: 22525394.
Measuremen, 3 (2) 2016: 114-131. Hasil penelitian ini menunjukkan analisis
metode perhitungan tingkat upah langsung dan variani Metode analisis
variani jumlah jam kerja langsung pada periode juni mengalami kerugian
sebesar Rp1.317.365 atau 2,51% dari biaya standar dengan total jam kerja
aktual sebesar 3,915. Sedangkan dengan Analisis metode perhitungan yang
sama pada periode juli memiliki laba sebesar rp2,104.517,52 atau 4,88 dari
standar Biaya dengan jam kerja aktual sebesar 4,686, 5 jam. Kesimpulannya
didasarkan pada perhitungan dan Analisis yang telah dilakukan Peneliti
dapat mengatakan dalam penetapan biaya standar PT. Drydocks World
Paxocean telah ditetapkan Dengan benar dan sesuai dengan apa yang
terjadi dan dengan biaya standar baik maka penggunaan Biaya standar
sebagai alat untuk mengendalikan biaya tenaga kerja langsung dapat
dikatakan efektif dan efisien.
Taopik Firmansyah and Eris Darsawati.2016. Pengaruh biaya tenaga
kerja langsung dan biaya promosi terhadap tingkat laba bersih perusahaan
Pada pd. Mochi lampion kaswari periode 2012-2014.vol 5 edisi 9. Hasil uji
parsial terungkap adalah T Menghitung > t (8,900> 2,034) dengan nilai
signifikan 0,000
-
34
uji parsial mengungkapkan adalah t Meja (0,904 0,005 itu Menjelaskan Dulu Ho Adalah Diterima Dan ha Adalah
Ditolak, sehingga secara parsial biaya promosi tidak berpengaruh signifikan
terhadap penghasilan bersih di PD. Mochi lampion kaswari. Hasil pengujian
simultan terungkap adalah f Menghitung > f (43.170>3,28) dengan nilai
signifikan 0,000
-
35
operasi perusahaan, menentukan soal-soal yang principal dan
bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan
masalahnya. Sehingga disimpulkan biaya tenaga kerja berpengaruh
signifikan terhadap Harga Pokok Produksi.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini sama – sama untuk
mengetahui Sejauh mana biaya baik itu biaya tenaga kerja langsung, biaya
promosi dalam memberikan pengaruh terhadap harga Pokok Produksi.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Penelitian Judul Hasil Penelitian
1. (Multazam, 2012) Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Pada PT. Sinar Bintang Selatan
di Makassar / Deskriptif Kuantatif
hasil penelitian mengenai peranan anggaran sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran belum berfungsi sebagai alat pengendalian biaya produksi biskuit. Hasil analisis mengenai pengendalian biaya overhead pabrik dalam produksi menunjukkan bahwa semua komponen biaya overhead pabrik
(biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya listrik atau air PAM, biaya kesejahteraan karyawan, biaya asuransi dan biaya bahan bakar) terjadi selisih yang tidak menguntungkan selama 2 tahun terakhir. Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih karena kurang efektifan ya pelaksanaan anggaran
-
36
sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik.
2. (Ilham, 2014) Analisa Alokasi Biaya Overhead
Pabrik Atas Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Semen Tonasa / Deskripsi Kuantitatif
Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan alokasi biaya overhead pabrik PT. Semen
Tonasa dapat disimpulkan bahwa pemakaian biaya overhead
pabrik sudah cukup efektif jika dilihat dari persentase penggunaan biaya produksi. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan alokasi biaya overhead pabrik dapat dikatakan sudah cukup efektif karena diperoleh hasil pada tahun 2015 sebesar 92% dan sebesar 93% ada tahun 2016 dari total bahan baku yang dipakai pada proses produksi. Pembebanan BOP berdasarkan satuan produk setelah dilakukan perhitungan pada tahun 2015 diperoleh tarif Rp. 132. 442/ton dan pada tahun 2016 diperoleh tarif Rp. 128.708/ton. Jumlah ini cukup stabil karena perbedaan tarif pada tahun 2015 dengan tahun 2016 tidak terlalu mengalami penurunan yang signifikan
3. (M. Agus Chozinatul Asror, 2015)
Analisis Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Dengan Menggunakan Metode Tradisional dan Activiy Based Costing
Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri/ Deskriptif Kuantitatif
Hasil Penelitian sistem tersebut bahwa semua produk kecap yang diproduksi oleh Perusahaan Kecap “Murni Jaya” Kediri mengalami over costing,
artinya pembebanan perusahaan terlalu tinggi. Kecap manis botol besar 600 ml mengalami overcosting sebesar Rp.8.572,18,
sedangkan Kecap manis botol sedang 300 ml mengalami overcosting sebesar Rp.8.572,18,
dan untuk Kecap manis botol kecil 150 ml mengalami overcosting sebesar Rp.
8.572,18. Sedangkan untuk kecap asin botol besar 600 ml mengalami overcosting sebesar
-
37
Rp. 8.572,18, sedangkan Kecap manis botol sedang 300 ml mengalami overcosting sebesar
Rp. 7.772,64, dan untuk Kecap manis botol kecil 150 ml mengalami overcosting sebesar
Rp. 7.972,18.
4. Siti Nuraisyah, Widya Susanti dan Tri Lestari. 2017)
Analisis Biaya Standar Gaji dan Upah Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada CV. Halim Technic Rubber Di Sidoarjo/ deskriptif kunatitatif
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa biaya gaji dan upah bagian produksi yang harus dikeluarkan oleh CV. Halim Technic Rubber selama tahun 2014 jauh lebih tinggi dari pada anggaran yang dibuat. Serta masalah masalah yang dihadapi oleh CV. Halim Technic Rubber adalah adanya penyimpangan realisasi tarif gaji dan upah dibandingkan dengan standar tarif gaji. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyimpangan penyimpangan di CV. Halim Technic Rubber selama tahun 2014 masih terjadi dan perlu diadakan peninjauan ulang terhadap anggaran.
5. (Rustam, 2019) Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Terhadap Harga Pokok Produksi Chipping pada
PT. Tri Star Mandiri Cabang Enrekang. Deskripsi kuantitatif
hasil penelitian bahwa pengendalian biaya Overhead Pabrik berada dalam kategori efisiensi dan stabil ditunjukkan dengan hasil pengamatan dalam rentan waktu 2014-2016 menunjukkan angka 10,5586%.
Sumber: Data setelah diolah 2020
H. Kerangka Pikir
CV. Anugerah jaya Sentosa Makassar adalah perusahaan bergerak
pada industri penyedia Bahan Kimia Pertanian, Mesin Peralatan Rumah,
Barang Umum, Bahan Laundry, Bahan Kimia, Mesin Pengering, Mesin Cuci.
Namun perusahaan ini juga melakukan inovasi pada bidang produksi air
minum dalam kemasan sehingga peneliti berfokus kepada produksi yang
-
38
dilakukan oleh CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar. Adapun merk dari air
minum dalam kemasan yang diproduksi yaitu dengan Merk Voda.
Unsur utama dalam kelangsungan usaha adalah biaya. Dalam proses
produksi, diketahui biaya terdiri dari 3 unsur yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya Overhead pabrik. Tanpa biaya, maka
perusahaan tidak dapat menjalankan usaha dengan baik. Namun hal yang
juga harus diperhatikan adalah pengendalian terhadap biaya tersebut agar
perusahaan mampu menekan biaya standar serta mampu memperoleh laba
yang maksimal, dalam hal ini peneliti berfokus pada pengendalian biaya
overhead pabrik pada CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar.
-
39
Gambar 2.1
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
PENGENDALIAN BIAYA
OVERHEAD PABRIK
BIAYA PRODUKSI
CV. ANUGERAH JAYA
SENTOSA MAKASSAR
ANALSIS VARIAN
Varian terkendali
(controllable Varian)
Varian Volume
(Volume Varian)
-
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif, penelitian deskriptif kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka yang dapat dihitung
secara statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang telah berkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar
yang beralamat di Jl. Sunu Blok G No. 9A Makassar, Sulawesi Selatan.
Peneliti melakukan penelitian dalam jangka waktu dua bulan yaitu bulan Juli
hingga September 2020.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian ini penulis mengumpulkan data serta
keterangan yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini, maka
digunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Tinjauan pustakaan (library research) adalah suatu bentuk tinjauan
dimana penulis mengkaji bahan teori literatur serta tulisan yang bersifat
ilmiah yang digunakan sebagai sarana pembanding dalam pembuktian
atau kerja yang diajukan.
-
41
2. Penelitian lapangan (field research) terdiri atas:
a. Interview yaitu suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dengan jalan mengadakan
wawancara atau tanya jawab langsung dengan pimpinan atau
beberapa staf perusahaan sehingga data yang diperoleh merupakan
data akurat yang dapat dipercaya kebenarannya.
b. Observasi yaitu suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dengan jalan mengadakan
pengamatan secara langsung atau kunjungan ke lokasi penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Data yang berhasil dikumpulkan akan dikelompokkan dan diolah
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. untuk
menganalisis biaya overhead pabrik terhadap biaya Produksi pada CV.
Anugerah Jaya Sentosa Makassar, peneliti menggunakan rumus Analisis
varian biaya overhead metode dua selisih berdasarkan rumus yang
digunakan Mulyadi (2014), yaitu:
1. Varian Terkendali (Controllable Variance)
Varian terkendali adalah perbedaan biaya overhead sesungguhnya
dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar,
Rumus untuk menghitung varian ini adalah:
= ℎ ℎ
+ ℎ ))
-
42
2. Varian Volume (Volume varian)
Varian Volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang
dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead yang dibebankan
pada kegiatan produksi.
Rumus untuk menghitung varian ini adalah:
= ℎ + ℎ
ℎ ))
-
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
CV. Anugerah jaya Sentosa Makassar didirikan pada tahun 2000 di
Makassar, Sulawesi selatan. Perusahaan ini bergerak pada industri
penyedia Bahan Kimia Pertanian, Mesin Peralatan Rumah, Barang Umum,
Bahan Laundry, Bahan Kimia, Mesin Pengering, Mesin Cuci. Setelah dua
tahun berkontribusi pada bidang penyedia barang, CV. Anugerah Jaya
Sentosa Makassar, mengembangkan kegiatan inovasi yaitu usaha pada
bidang produksi air dalam kemasan dan detergent cair. Hingga sekarang
penyebaran air dalam kemasan sudah sampai ke daerah-daerah.
Adapun untuk merek air kemasan produksi CV. Anugerah jaya Sentosa
Makassar adalah merk Voda dengan harga jual per unitnya adalah sebesar
Rp. 13.5000,- .Pada awal memulai produksi air dalam kemasan ini hanya
memiliki pekerja sekitar 10 orang hingga 2019 sudah memiliki pekerja
sebanyak 37 orang untuk bidang produksi.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadikan Air minum bersih dan terpercaya dikalangan konsumen.
2. Misi
Memberikan Mutu produk terbaik kepada pelanggan dengan harga
Kompetitif
Menjadikan air minum dalam kemasan bersih dan higienis.
-
44
menjadikan air minum terdepan dan kepercayaan konsumen.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
D. Job Description
Adapun uraian tugas masing-masing pada struktur organisasi diatas
adalah sebagai berikut:
1. Direktur
Tugas:
a. Menentukan usaha sebagai pimpinan umum dalam mengelola
perusahaan.
b. Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab
terhadap pengembangan perusahaan secara keseluruhan.
c. Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan.
Direktur
Pimpinan Direktur
Kepala Bag.
Administrasi
Kepala Bag.
Operasional/produksi
Kepala Bag.
Pemeliharaan dan
perawatan
-
45
d. Melakukan penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan.
Wewenang:
a. Sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.
2. Kepala Bagian Administrasi dan Umum
Tugas:
a. Mengurusi tentang pembayaran gaji karyawan perusahaan.
b. Melaksanakan dan menyelenggarakan pengelolaan di bidang
administrasi dan keuangan perusahaan.
c. Mengurus pembukuan mengenai transaksi yang akan dilakukan oleh
perusahaan.
Wewenang:
a. Mengawasi dan mengembangkan bidang administrasi dan keuangan.
b. Mengadakan penelitian dan penilaian secara kerja aparatur dan
mekanisme pada bidangnya.
Tanggung Jawab:
a. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya kepada Bagian
Administrasi dan Keuangan bertanggungjawab kepada Direktur
Pelaksana
3. Kepala Bagian Perawatan dan Pemeliharaan
Tugas:
a. Mengadakan perawatan rutin terhadap peralatan produksidan
bertanggung jawab atas keuangan peralatan tersebut.
b. Memperbaiki kerusakan mesin dan peralatan produksi.
c. Menjaga kebersihan mesin dan lokasi sekitar mesin.
Wewenang:
-
46
a. Mengatur semua yang berkaitan dengan pemeliharaan produksi
sesuai dengan peraturan dalam perusahaan.
Tanggung Jawab:
a. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya pemeliharaan
bertanggungjawab kepada Direktur pelaksana.
E. Ketersediaan Overhead Pabrik
Kegiatan produksi air minum dalam kemasan pada CV. Anugerah Jaya
Sentosa Makassar dimulai dari persiapan bahan baku hingga bahan
overhead pabrik tentunya Perusahaan tetap menyediakan gudang untuk
menyimpan bahan overhead pabrik lainnya. Hal ini dikarenakan perusahaan
tidak berupaya untuk menekan persediaannya (dalam hal ini gelas, kotak,
pipet dan lid) melainkan tetap menyediakan persediaan sebagai tempat
penyimpanan bahan overhead pabrik sebelum produksi dan sarana untuk
menghadapi ke tidak pastian dalam permintaan produksi dan keterlambatan
pengiriman bahan overhead pabrik.
Data yang diperoleh melalui hasil wawancara, Persediaan bahan
Overhead Pabrik (dalam hal ini gelas, kotak, pipet,dan lid) sebagai
persediaan pengaman untuk menjaga kelancaran proses produksi hingga
beberapa hari kedepan. Namun hal ini justru meningkatkan volume
penyimpanan di gudang dan dapat menurunkan kualitas bahan Overhead
yang secara tidak langsung menyebabkan kualitas produk juga dapat
menurun.
Pabrik milik CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar memesan
persediaan pabrik (dalam hal ini gelas, kotak, pipet, lid) dari beberapa
-
47
supplier sehingga perusahaan dapat membandingkan harga antara supplier
satu dengan yang lainnya. Jadi perusahaan dapat meminimalisir harga.
Tetapi dalam pembelian persediaan pabrik tetap memiliki kebijakan untuk
membayar dimuka secara lunas demi mendapatkan harga terendah dengan
kualitas baik. Walaupun memiliki lebih dari satu supplier, tetapi pabrik
mementingkan masalah relasi pada suppliernya. Untuk kualitas produk,
perusahaan harus memilih supplier yang menyediakan bahan penolong yang
baik dan bisa menyediakan tepat waktu agar menghindari keterlambatan
proses produksi.
Keterlambatan ketersediaan bahan baku dan juga bahan overhead
pabrik (dimana dalam hal ini adalah bahan kimia) juga berpengaruh terhadap
kualitas produk. Model yang demikian tentu saja memerlukan pemasok yang
setia dan professional untuk menghindari keterlambatan proses produksi.
Apabila hubungan supplier dan perusahaan telah terbina dengan baik
tentunya dapat sangat membantu dalam ketersediaan Overhead pabrik yang
tepat waktu sehingga mendukung kelancaran proses produksi. Dengan
sistem persediaan yang harus tetap ada, maka dapat dihitung saat
persediaan mencapai titik dimana perlu dilakukan pemesanan kembali
sehingga dapat tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. Tentunya hal
ini berkenaan dengan ketepatan waktu sehingga dapat menghasilkan barang
jadi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan segera dikirim kepada
customer. Adapun metode ini tetap dilakukan pabrik, karena tidak pernah
mengalami kendala kekurangan ketersediaan Overhead Pabrik untuk
pesanannya. Terlepas dari masalah persediaan, pembayaran dan supplier,
harga bahan baku untuk air mineral kemasan ini sangat bergantung dengan
-
48
kurs dollar. Karena dalam penetapan harga, gelas bergantung pada biji
plastik yang menggunakan dollar, dan kotak menggunakan bubur kertas
yang juga menggunakan dollar. Jadi naik turunnya kurs dollar sangat
mempengaruhi harga bahan baku.
F. Hasil Penelitian
1. Perencanaan Produksi
Demi kelancaran operasional, Tentu tiap perusahaan mempunyai
perencanaan dalam kegiatan produksinya. Adapun anggaran adalah
salah satu instrumen pendukung perencanaan dalam pabrik. Walaupun
sudah memiliki kebijakan akan anggaran bahkan tiap minggunya, tidak
serta merta biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran. Ada
beberapa anggaran yang pemakaianya melebihi perencanaan. Ada pula
anggaran yang nilainya cukup lebih dan membuat pemakaiannya kurang
efisien.
Tabel 4.1. Anggaran Tahunan Biaya Produksi CV. Anugerah jaya Sentosa Makassar Tahun 2017-2019
Tahun Anggaran Realisasi
2017 Rp.2.748.000.000 Rp 2.753.983.000
2018 Rp. 3.384.000.000 Rp. 3.339.904.800
2019 Rp. 3.768.000.000 Rp. 3.760.240.000
Sumber: CV. Anugerah jaya Sentosa Makassar
Tabel 4.1 diatas menunjukkan anggaran CV. Anugerah Jaya
Sentosa Makassar yang diterapkan pada tahun 2017 hingga 2018.
-
49
Selain Anggaran, perlu diketahui dasar penyusunan anggaran
berdasarkan biaya produksi.
2. Unsur-Unsur Biaya Overhead Pabrik
Biaya produksi adalah perencanaan yang menyangkut tentang 3
komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi, yaitu
perencanaan bahan baku, perencanaan biaya tenaga kerja dan
perencanaan biaya Overhead Pabrik. Pada perusahaan CV. Anugerah
Jaya Sentosa Makassar bergerak dalam bidang air minum kemasan
tentunya berupaya membuat produksi yang berkualitas dalam melayani
kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan adanya perencanaan lebih
baik. Dengan demikian dari 3 komponen biaya proses produksi peneliti
lebih fokus kepada biaya overhead pabrik dikarenakan biaya overhead
pabrik pada produksi air pada CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar
memiliki banyak item dibanding biaya bahan baku.
Adapun Unsur-unsur Biaya Overhead pabrik pada PT. Anugerah
jaya Sentosa Makassar adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Unsur-unsur Biaya overhead pabrik CV. Anugerah Jaya Sentosa Makassar
No. Overhead tetap Overhead Variabel
1. Biaya Tenaga Kerja tidak langsung Listrik
2. Perizinan Pemeliharaan Alat dan Reparasi
3. Sertifikat Transportasi
4. Solar
5. HCL
6. Biaya lain-lain Sumber: CV. Anugerah jaya Sentos