ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR KESEHATAN...

131
ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN/FASILITAS UMUM TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS 34 PROVINSI DI INDONESIA 2014 - 2018) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Disusun Oleh : Aulia Nauval Putra 11140840000065 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H/2019

Transcript of ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR KESEHATAN...

  • ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR KESEHATAN,

    PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN/FASILITAS UMUM TERHADAP

    PEMBANGUNAN MANUSIA

    (STUDI KASUS 34 PROVINSI DI INDONESIA 2014 - 2018)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

    Disusun Oleh :

    Aulia Nauval Putra

    11140840000065

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1440H/2019

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR KESEHATAN,

    PENDIDIKAN, DAN PERUMAHAN/FASILITAS UMUM TERHADAP

    PEMBANGUNAN MANUSIA

    (STUDI KASUS 34 PROVINSI DI INDONESIA 2014-2018)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Oleh :

    Aulia Nauval Putra

    NIM : 11140840000065

    Di bawah bimbingan :

    Pembimbing I

    Dr. M. Hartana I Putra, M. Si

    NIP. 19680605 200801 1 023

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

  • ii

    BAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini, Kamis, 9 Agustus 2018 telah dilakukan uji komprehensif atas

    mahasiswa:

    Nama : Aulia Nauval Putra

    NIM : 11140840000065

    Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    Judul Skripsi : ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI

    SEKTOR KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN

    PERUMAHAN/FASILITAS UMUM TERHADAP

    PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS 34

    PROVINSI DI INDONESIA 2014-2018)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

    ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 9 Agustus 2018

    1. Fahmi Wibawa, MBA

    (…………………….)

    2. Utami Baroroh, M. Si

    NIP. 197312262014112001 (…………………….)

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Aulia Nauval Putra

    No. Induk Mahasiswa : 11140840000065

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

    dan mempertanggungjawabkan

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

    asli atau tanpa ijin pemilik karya

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

    karya ini

    Jikalau di kemudian hari dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

    pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

    bukti saya telah melanggar penyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi

    berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,

    Jakarta, 25 Juli 2019

    Aulia Nauval Putra

  • iv

    LEMBAR PENGEHASAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini, 25 Juli 2019 telah dilakukan sidang skripsi atas mahasiswa:

    Nama : Aulia Nauval Putra

    NIM : 11140840000065

    Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    Judul Skripsi : ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DI

    SEKTOR KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN

    PERUMAHAN/FASILITAS UMUM TERHADAP

    PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS 34

    PROVINSI DI INDONESIA 2014-2018)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut

    dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 25 Juli 2019

    1. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc

    (……….……………)

    Ketua

    2. Dr. M. Hartana I Putra, M. Si

    NIP. 19680605 200801 1 023 (…………………….)

    Sekretaris

    3. Dr. M. Hartana I Putra, M. Si

    NIP. 19680605 200801 1 023 (…………………….)

    Pembimbing

    4. Arief Fitrijanto, M. Si

    NIP. 19711118 200501 1 003 (…………………….)

    Penguji Ahli

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    CURRICULUM VITAE

    PERSONAL DATA

    Name : Aulia Nauval Putra

    Date of Birth : December 29th

    1995

    Gender : Male

    Marital Status : Single

    Religion : Moeslim

    Address : Komplek Bappenas Blok

    A.109. Kedaung,

    Sawangan, Depok. 16516

    Nationality : Indonesia

    Phone : 085714633969

    Email : [email protected]

    EDUCATIONAL BACKGROUND

    2014-2019 First Degree (Major of Economics and Development Studies)

    FEB UIN Jakarta

    2011-2014 SMAN 47 Jakarta

    2008-2011 Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

    2002-2008 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe

    2001-2002 TK Dharma Karya UT Pondok Cabe

    2000-2001 TK Pembina Kedaung, Sawangan

    1999-2000 KB Ad-Da’wah Kelapa Gading

    ORGANIZATION EXPERIENCES

    2018-2019 : Association Islamic of Univercity Students (HMI), Komisariat

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Sekretaris Umum

    2018 : Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) – Pengurs, Bidang

    Eksternal

    2016-2017 : Association Islamic of Univercity Students (HMI) – Pengurus,

    Bidang PTKK

    2016 : Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) – Member

    2014 : Association Islamic of Univercity Students (HMI) – Member

    2011-2014 : Band Ekstra Kulikuler SMAN 47 – Member

    mailto:[email protected]

  • vi

    COMMITTEE EXPERIENCES

    2018 : Jurnalistik Nasional LAPMI Cab. Ciputat – Ketua Pelaksana

    2017 : Tim Dewan Pemenangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    (PEMIRA UIN) – Sekretaris

    2017 : LK I HMI Kafeis Ciputat at Rawadenok, Depok – Ketua

    Pelaksana

    2017 : Panita SILATNAS Dema UIN Jakarta – Divisi

    Kesekretariatan

    2016 : LKK HMI Cabang Ciputat – Divisi Humas

    2016 : Musyawarah Lembaga LAPMI Ciputat at Telaga Kahuripan –

    Presidium Sidang I

    2016 : LK I (Basic Training) HMI Kafeis Ciputat at Puncak – Mentor

    2016 : KKN Terencana (Cicilan), Membuat Bank Sampah –

    Sekretaris

    2015 : Tim Dewan Pemenangan Jurusan Ekonomi Pembangunan

    (PEMIRA UIN) – Ketua DPJ

    2015 : Economy Expo DEMA FEB UIN Jakarta – Divisi Futsal

    2015 : OPAK (OSPEK) FEB UIN Jakarta – Asisten Mentor

    2015 : LK I (Basic Training) HMI Kafeis Ciputat at Puncak – Divisi

    Humas

    2015 : LK I (Basic Training) HMI Kafeis Ciputat at Sawangan –

    Divisi Humas

    2015 : Rapat Anggota Komisariat Ekonomi, HMI Ciputat – Divisi

    Konsumsi

    2014 : Rapat Kerja HMJ IESP UIN Jakarta – Divisi Acara, Time

    Keeper

    2014 : Pekan ORSENI HMJ IESP UIN Jakarta – Divisi Akustik

    2013 : LDKS XXIII SMAN 47 – Tim Advance

    2013 : Jambore Siswa at Gunung Bunder, SMAN 47 – Tim Advance

    2012 : Pelantikan Ekskul Kesenian SMAN 47 – Divisi Keamanan

    TRAININGS

    2016-2017 Nation Building, Character Building and Leadership

    Developtment oleh Beasiswa Djarum 2016-2017

    2016 Peserta RGS Workshop oleh OJK tentang Good Governance

    2016 Green Campaign, Menanam 1000 Pohon, HMI Cabang

    Ciputat

    2016 Basic Training LAPMI (Lembaga Pers Mahasiswa Islam)

    2014 LK I (Basic Training) HMI

    2014 Character Building oleh SMAN 47 Jakarta

  • vii

    WORK EXPERIENCES

    2017 Magang di Tim Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

    SyaHid Jakarta

    2017 Quick Count PilKaDa DKI Jakarta Batch I oleh Charta

    Politica

    2017 Surveyor PilKaDa DKI Jakarta Batch II oleh Charta Politica

    HONOR & AWARDS

    2017 The Winning Team in Group, Debate Competition Beasiswa

    Djarum

    2016 Best Peformance in Group, Character Building Beasiswa

    Djarum

    2016 Youth Governance Ambassador Batch I oleh OJK

    2016 Beswan Beasiswa Plus Djarum angkatan 32 (2016-2017)

    2013 Peserta Lomba Band di SMAN 90 Jaksel

    2011 Concert Duo Raihan at Goethehaus (Gedung Kesenian

    Jerman) Menteng as Performance Ensemble

    2008 Peserta Lomba Musikalisasi Puisi di Pusat Bahasa

  • viii

    ABSTRACT

    This study aims to determine the effect caused by government spending in the

    health sector, education sector and housing/public facilities sector on Human

    Development Index (HDI) in Indonesia. This study uses panel data types as many

    as 5 years from 2014-2018 and the data taken from 34 provinces in Indonesia, the

    research observations amounted to 170. Increased government spending on the

    health sector, education sector and housing/public facilities sector, became the

    reason for the researcher to research this title. Overall centralized government

    spending also increased. Another reason is because HDI in Indonesia is still

    relatively low in ASEAN, even though Indonesia's economic growth rate is quite

    large. Researcher use the health, education and housing/public facilities sectors,

    in accordance with the three dimensions of HDI issued by UNDP, dimensions of

    longevity and healthy life, (ii) dimensions of knowledge and average length of

    school population, and (iii) dimensions of decent living standards (purchasing

    power parity). The researcher used the estimation of the fixed effect model with

    the GLS method, using the 9th edition of eviews data processing application. The

    results of this research is, there is a positive and also significant effect of

    government spending on the health and education sectors on HDI. However, for

    government spending in the housing/public facilities sector has a negative and not

    significant effect on HDI. In simultanly, government spending on the health,

    education and housing/public facilities sectors has a positive and significant

    influence on HDI

    Keywords: HDI, Government Spending, Health Sector Government Spending,

    Education Sector Government Spending, Housing Sector/Public Facilities

    Government Spending, Indonesia, 34 Provinces, Fixed Effect Model (FEM) GLS

  • ix

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang disebabkan oleh

    pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan, pendidikan dan perumahan/fasilitas

    umum terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. Penelitian ini

    menggunakan jenis data panel sebanyak 5 tahun dari tahun 2014-2018 dan data

    diambil dari 34 provinsi di Indonesia, sehingga observasi penelitian ini berjumlah

    170. Meningkatnya pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan, pendidikan

    dan perumahan/fasilitas umum, menjadi alasan bagi peneliti untuk meneliti judul

    ini. Tidak hanya pengeluaran pada tiga sektor tersebut yang meningkat, namun

    pengeluaran keseluruhan pemerintah pusat juga meningkat. Alasan lainnya

    karena IPM di Indonesia adalah IPM yang masih tergolong rendah di negara-

    negara ASEAN, padahal laju pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang cukup

    besar. Peneliti menggunakan sektor kesehatan, pendidikan dan

    perumahan/fasilitas umum, sesuai dengan tiga dimensi IPM yang dikeluarkan

    oleh UNDP yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat, (ii) dimensi

    pengetahuan dan rata-rata lama sekolah penduduk, dan (iii) dimensi standar hidup

    layak (purchasing power parity). Peneliti menggunakan estimasi model fixed

    model effect dengan metode GLS, menggunakan aplikasi pengolahan data eviews

    edisi ke-9. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh yang positif dan juga

    signifikan secara pasrsial dari pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan

    pendidikan terhadap IPM. Namun, untuk pengeluaran pemerintah sektor

    perumahan/fasilitas umu mempunyai pengaruh yang negative dan tidak signifikan

    terhadap IPM. Secara bersama-sama, pengeluaran pemerintah sektor kesehatan,

    pendidikan dan perumahan/fasilitas umum mempunyai pengaruh yang positif dan

    signifikan terhadap IPM.

    Kata Kunci: IPM, Pengeluaran Pemerintah, Pengeluaran Pemerintah Sektor

    Kesehatan, Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah

    Sektor Perumahan/Fasilitas Umum, Indonesia, 34 Provinsi, (Fixed Effect Model)

    FEM GLS

  • x

    KATA PENGANTAR

    Assalamu'alaikum Wr.Wb

    Alhamdulillah Alhamdulillah hirabbil ‘alamin washolatu washala mu’ala ashrafil

    ambiya iwal mushalin wa’ala alihi waashabihi ajma’il ammaba’du

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, tuhan dari

    segala tuhan yang maha menyayangi dan mengasihi, yang telah memberikan

    rahmat dan karunia yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PENGELUARAN

    PEMERINTAH DI SEKTOR KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN

    PERUMAHAN/FASILITAS UMUM TERHADAP PEMBANGUNAN

    MANUSIA (STUDI KASUS 34 PROVINSI DI INDONESIA 2014 - 2018)”.

    Shalawat beriringan, salam tidak lupa pula penulis hadiahkan kepada nabi besar

    kita yaitu nabi Muhammad SAW, yang telah mengubah zaman dari zaman

    jahiliah kepada zaman yang penuh ilmu dan pengetahuan seperti sekarang ini.

    Tujuan peneliti menulis skripsi ini tidak lain tidak bukan untuk memenuhi

    syarat meraih gelar Sarjana. Berbagai rintangan yang penulis lalui tidak terlepas

    dari cerita penulis saat mengerjakan skripsi ini, rintangan selalu ada karena kita

    adalah manusia, makhluk tuhan yang harus sabar menghadapi ujian dari yang

    maha kuasa. Tetaplah selalu ingat kalau kita adalah hambaNya, hasbunallah wa

    ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir, hanya kepada Allah SWT kita

    meminta pertolongan dan perlindungan. Tidak lupa, dukungan dan doa dari

    keluarga dan teman-teman seperjuangan juga menjadi salah satu kobaran api

    semangat bagi penulis dalam menyelesaikan hasil karya ini. Ingatlah selalu bahwa

    usaha takkan mengkhianati hasil, kerjakanlah dengan ikhlas, selalu berikhtiar dan

    insyaAllah pasti selalu ada jalannya. Diakhir kata, izin penulis untuk selalu

    berdoa, agar penulis bisa menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, nusa

    dan bangsa, AAMIIN.

  • xi

    Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa

    terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis baik

    secara langsung maupun tidak langsung, secara spiritual maupun materil. Ucapan

    terima kasih penulis sampaikan kepada :

    1. Allah SWT, Tuhan dari segala tuha, Sang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang, atas izin dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini.

    2. Ibu saya, dia adalah wanita yang luar biasa. Selalu menjaga dan

    mendidik saya seorang diri dari saya masih di MTs. My Single Parent,

    yang selalu memberikan cinta, kasih dan sayang, omelan, nasihat,

    perhatian serta doa yang tiada bisa tergantikan. Terimakasih ma atas

    segalanya! 1 ibu bisa menjaga dan mendidik 5 orang anaknya, namun 5

    orang anak belum tentu bisa menjaga 1 ibunya!

    3. Amalia Citra Lestari, gausah pake SE hehehe. Kakak saya, mungkin

    yang paling saya sayangi walaupun jarang terucap. Namun juga

    terkadang menjadi orang yang paling nyebelin, omelannya, marahnya.

    Terimakasih atas perhatiannya kepada adikmu ini!

    4. Terimakasih untuk almarhum ayah saya, beliau yang selalu mendidik

    saya dengan tegas dan keras sehingga saya bisa menjaga diri saya yang

    seperti ini tidak manja dan tidak banyak neko-neko Didikanmu akan

    saya jadikan role model untuk saya sendiri mendidik anak, tegas dan

    keras, disiplin namun tidak lupa dibalik itu semua beliau tetaplah ayah

    yang mencintai anak-anaknya Semoga tenang disisi Allah SWT Pah!

  • xii

    5. Kepada Inyik dan Nekma, terimakasih atas perhatiannya kepada

    cucumu ini! Sehat selalu ya!

    6. Kepada para sepupu-sepupuku, terimakasih atas waktunya, terimakasih

    sudah menemani main ketika sedang ada di Meruya!

    7. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.

    selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    8. Bapak Dr. M. Hartana I Putra, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

    Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku Dosen Pembimbing I saya.

    Terimakasih banyak Bapak katas segala arahan, masukan dan

    nasihatnya. Terimakasih banyak juga atas waktu dan pikiran yang rela

    diluangkan untuk saya. Semoga segala kebaikan Bapak menjadi amalan

    shaleh dan dibalas berkali-kali lipat oleh Allah SWT, Aamiin!

    9. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan banyak bantuan, ilmu dan pengalaman.

    10. Untuk abang-abangan #BersamaWujudkanMimpi. Bang Ibnoe, Bang

    Adam Dwi, Bang Sonny, Bang Reza, Bang Judo, Bang Dimas, dan

    Bang Editya. Terima kasih telah membimbing di masa perkuliahan,

    terimakasih telah membimbing saya bagaimana cara untuk hidup di

    Ciputat hehehe.

  • xiii

    11. Kawan – kawan kosan macan. Adnan, Azka, Ari, Dwi, Faikar, Farraz,

    Hilmi, Idham, Majid, Naufal, Tanoe, Tajul, Wisnu, Bang Fajar, Bang

    Elvan, dan Bang Irvan yang mengisi dan menemani masa kuliah

    dengan canda tawa tanpa faedah. Tanpa kalian mungkin hidup di

    Ciputat akan terasa sangat membosankan. Semoga hidup kalian

    menyenangkan nantinya!

    12. Kawan-kawan RUMAH PAKIS! Isinya abang-abang BWM beserta

    anak-anak kosan macan yang mengungsi dikarenakan saudara Idham

    Hariadinata sudah jualan donat! Kalian adalah tempat tertawaku bisa

    dilepaskan sepuas-puasnya!

    13. GAY! Gerombolan Anak Y*tim! Bang Fajar, Sofi, Dwi dan Tajul,

    ahahah! Ayo kita oprec nih!

    14. Kepada HMI KAFEIS yang sudah mewadahi tempat untuk berproses

    sehingga menjadi bekal di kehidupan selanjutnya. Terimakasih sudah

    memberikan kesempatan saya sebagai sekretaris umum, terima kasih

    atas pelajaran berpolitiknya, Pokoknya Terima kasih banyak atas segala

    pengalamannya!

    15. Keluarga HMI EP, terkhusus abang-abang 2013 dan adik-adik 2015

    serta 2016. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini, terimakasih

    atas pembelajaran berproses bersamanya! Semoga sehat dan sukses

    selalu untuk semuanya! Aamiin!

    16. Terima kasih kepada mahasiswa/i Ekonomi Pembangunan angkatan

    2014 yang membuat daftar hadir kelas kian panjang dan

  • xiv

    menyenangkan. Terkhususnya untuk IESP B dan EP Perencanaan

    Pembangunan!

    17. Terima kasih untuk DeHopimpa dan juga Captain Kresna! Teman

    semasa SMA, walaupun jarang kumpul tapi terimakasih sudah saling

    mengingatkan untuk buru-buru lulus!

    18. Terimakasih untuk kamu dan aku di masa depan! Maafkan saya anti-

    mainstream jadi gak perlu pedamping wisuda :’)

    19. Dan terimakasih banyak untuk kalian semua yang tidak sempat saya

    sebutkan satu-persatu!

    Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap hati dan kemampuan

    yang dimiliki untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadari masih

    banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, penulis adalah manusia dan tidak

    ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena

    itu, penulis mengharap segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang

    membangun kepada penulis dari berbagai pihak. Agar penulis dapat memperbaiki

    kembali hasil karya ini. Mohon maaf atas segala bentuk kekurangan penulis dalam

    hasil karya ini.

    Akhir kata. Terima kasih bagi siapa pun kalian yang sudah bersedia

    meluangkan waktunya untuk membaca hasil karya ini, semoga Allah SWT selalu

    melindungi kalian, AAMIIN.

    -I was B for Born and I’ll D for Death, But Now I’m C for CHOICE-

    -Bukan karena senang kita tersenyum, tapi kita tersenyum karena senang-

    -Everybody is Somebody Even is Nobody-

  • xv

    Wassalamu'alaikum Wr.Wb

    Jakarta, 25 Juli 2019

    Aulia Nauval Putra

  • xvi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ i

    BAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................. ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH........................... iii

    LEMBAR PENGEHASAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

    ABSTRACT ......................................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

    DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xx

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah............................................................................................ 9

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10

    E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 10

    1. Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 11

    2. Bab II Tinjauan Pustaka .............................................................................. 11

    3. Bab III Metode Penelitian ........................................................................... 11

    4. Bab IV Analisis dan Pembahasan ............................................................... 11

    5. Bab V Penutup ............................................................................................ 11

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

    A. Landasan Teori .............................................................................................. 12

    1. Teori Pembangunan .................................................................................... 12

    2. Konsep Pembangunan Manusia .................................................................. 16

    3. Indeks Pembangunan Manusia ................................................................... 18

    4. Kebijakan Fiskal ......................................................................................... 19

    5. Hubungan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan dengan

    Pembangunan Manusia ................................................................................... 23

    6. Hubungan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan dengan

    Pembangunan Manusia ................................................................................... 24

  • xvii

    7. Hubungan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Perumahan/Fasilitas Umum

    dengan Pembangunan Manusia....................................................................... 25

    B. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................................ 27

    C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 34

    D. Hipotesis ........................................................................................................ 34

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 35

    A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 35

    B. Jenis Penelitian .............................................................................................. 35

    C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ....................................................... 36

    D. Metode Pengambilan Data ............................................................................ 36

    E. Metode Analisis Data..................................................................................... 38

    F. Pengujian Model ............................................................................................ 41

    1. Uji Spesifikasi ............................................................................................. 41

    2. Metode Estimasi.......................................................................................... 42

    G. Uji Statistik .................................................................................................... 45

    1. Uji t (Parsial) ............................................................................................... 45

    2. Uji F (Simultan) .......................................................................................... 46

    3. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................................... 47

    H. Model Penelitian & Operasional Variabel Penelitian ................................... 47

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 51

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 51

    B. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................ 53

    1. Analisis Deskriptif Antar Variabel ............................................................. 53

    2. Penentuan Model ........................................................................................ 54

    3. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 56

    C. ANALISIS MODEL ...................................................................................... 62

    1. Analisis Teknis............................................................................................ 62

    2. Analisis Ekonomi ........................................................................................ 83

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 89

    A. Kesimpulan .................................................................................................... 89

    B. Saran .............................................................................................................. 89

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 96

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. 1. Tabel Jumlah Penduduk dan Nilai HDI/IPM di Negara-negara ASEAN

    pada tahun 2018 ....................................................................................................... 2

    Tabel 1. 2. Tabel Jumlah Penduduk, Nilai IPM/HDI dan PDB/Kapita

    (GDP/Kapita) di Negara ASEAN pada Tahun 2018 ............................................... 3

    Tabel 1. 3. Tabel IPM, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Nilai Indeks Gini dan

    Tingkat Kemiskinan di Indonesia pada Tahun 2014-2018 ...................................... 5

    Tabel 1. 4. Tabel Anggaran Belanja Pemerintah di Indonesia pada Tahun 2014-

    2018 (Satuan Miliar Rupiah) ................................................................................... 7

    Tabel 1. 5. Tabel Pengeluaran Pemerintah Sesuai Sektor Tahun 2014-2018

    (Satuan Miliar Rupiah) ............................................................................................ 8

    Tabel 2. 1. Tabel Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................ 27

    Tabel 4. 1. Peranan Pengeluaran Pemerintah terhadap IPM ................................. 53

    Tabel 4. 2. Hasil Uji Chow .................................................................................... 55

    Tabel 4. 3. Hasil Uji Hausman .............................................................................. 55

    Tabel 4. 4. Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel Metode GLS ......................... 56

    Tabel 4. 5. Hasil Interpretasi Data Panel Metode GLS ......................................... 62

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 34

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Pooled Least Square (PLS) GLS ...................................................... 96

    Lampiran 2. Fixed Effect Model (FEM) GLS........................................................ 96

    Lampiran 3. Uji Chow GLS .................................................................................. 98

    Lampiran 4. Uji Hausman ..................................................................................... 99

    Lampiran 5. Data-data Sebelum ditransformasi (Rupiah & Indeks) ................... 100

    Lampiran 6. Data-data Sesudah ditransformasi (LOG) ....................................... 105

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut sistem pemerintahan

    otonom/desentralis, konsep otonomi daerah diyakini dapat memecahkan berbagai

    persoalan rakyat yang sulit ditangkap oleh pemerintah pusat (Shah, 1997).

    Kebijakan otonom juga dapat diyakini dapat meratakan pembangunan ekonomi di

    negara yang menganut sistem tersebut (Osborne & Gaebler, 1992). Berbicara

    tentang pembangunan ekonomi, salah satu indikator kesuksesan pembangunan

    ekonomi adalah pendapatan/kapita-nya (Adelman, 1975), karena pemerataan

    pembangunan akan menyebabkan pendapatan tiap individu meningkat.

    Pendapatan/kapita adalah rata-rata yang dapat dihasilkan oleh satu individu di

    suatu negara. Pendapatan/kapita bisa direfleksikan melalui nilai GDP/kapita di

    suatu negara (Arsyad, 2010), GDP/kapita adalah kegiatan produksi rata-rata

    masyarakat di suatu negara. Seperti yang sudah dibahas, salah satu indikator

    kesuksesan pembangunan ekonomi adalah pendapatan/kapita, karena kenaikan

    pendapatan per kapita bisa disebabkan dari baiknya stabilitas perekonomian di

    negara tersebut. Stabilitas perekonomian yang baik akan meningkatkan

    kesejahteraan penduduk dan akan membuat ketimpangan pendapatan berkurang

    (Todaro & Smith, 2003). Stabilitas perekonomian bisa terjadi dikarenakan

    pembangunan perekonomian yang merata dan tidak adanya persoalan-persoalan

    kecil yang terjadi, atau mungkin, kecilnya terjadi persoalan-persoalan ekonomi.

    Berbicara soal pembangunan, kunci kesuksesan dalam pembangunan adalah

    pendapatan tiap individu, pendapatan individu sama dengan produksi rata-rata.

    Dalam halnya teori human capital dan human investment dalam suatu perusahaan,

    jumlah manusia adalah modal usaha dan kualitasnya adalah investasi yang dapat

    dihitung dengan uang (Gaol, 2014). Contohnya adalah usaha kerajinan tangan,

    produksi total akan bertambah jika perusahaan kerajinan tersebut memperkerjakan

    orang-orang banyak. Namun, tidak berhenti hanya sampai kuantitas/jumlah,

    kualitas/seberapa telaten-nya pekerja-pekerja tersebut dalam merajut benang-

  • 2

    benang juga masuk dalam penghitungan. Hal tersebut juga sama dengan teori

    intensifikasi dan juga ekstensifikasi dalam etika ekonomi peningkatan jumlah

    produksi. Teori intensifikasi adalah teori yang menjelaskan bahwa meningkatkan

    kualitas pekerja adalah suatu hal yang wajib, sementara itu, teori ekstensifikasi

    menjelaskan penambahan jumlah modal usaha adalah sesuatu yang wajib pula

    dalam hal usaha peningkatan produksi rata-rata (Arijanto, 2012).

    Dari dua teori diatas dapat disimpulkan kualitas dan kuantitas tiap individu di

    suatu negara adalah hal yang cukup mendasar bagi suatu negara bila ingin

    mencapai nilai GDP/kapita yang tinggi. Berbicara Indonesia, dibandingkan negara

    ASEAN lain-nya, Indonesia memiliki jumlah populasi yang cukup besar,

    peringkat pertama diantara negara ASEAN lainnya. Selanjutnya, jika kuantitas

    dapat diukur lewat jumlah populasi, maka kualitas individu dapat diukur dengan

    Human Development Index-nya. Berikut adalah data jumlah penduduk dan nilai

    HDI di negara-negara ASEAN.

    Tabel 1. 1. Tabel Jumlah Penduduk dan Nilai HDI/IPM di Negara-negara

    ASEAN pada tahun 2018

    Negara Jumlah Penduduk IPM

    (Indeks)

    Brunei 400.000 0,830

    Philipina 105.000.000 0,699

    Indonesia 262.000.000 0,694

    Kamboja 16.000.000 0,582

    Laos 7.000.000 0,601

    Malaysia 31.000.000 0,802

    Myanmar 55.000.000 0,578

    Singapura 5.000.000 0,932

    Thailand 68.000.000 0,755

    Vietnam 97.000.000 0,694

    Sumber: (World Bank, 2019) & (UNDP, 2018)

  • 3

    Menurut data diatas, Indonesia memiliki nilai Indeks HDI yang paling rendah

    diantara negara-negara yang lain, namun juga memiliki jumlah populasi yang

    paling besar diantara yang lain. Dengan kata lain, Indonesia mempunyai nilai

    kuantitas yang besar namun kualitas yang dihasilkan tidak lebih besar dari angka

    populasinya. Padahal, ditataran ASEAN, yang merupakan kawasan yang masih

    berkembang (Negara dunia ketiga), sangat membutuhkan paradigma

    pembangunan manusia (kualitas) demi meningkatkan pendapatan/kapita (Todaro

    & Smith, 2003). Negara ASEAN yang memiliki jumlah populasi yang paling

    besar adalah Indonesia, sementara negara ASEAN yang memiliki jumlah populasi

    paling rendah adalah Brunei Darussalam. Sementara itu, negara dengan nilai

    IPM/HDI yang paling tinggi adalah Singapura dan negara yang memiliki nilai

    HDI paling rendah adalah Myanmar. Dalam konteks pembangunan, kunci

    kesuksesan suatu pembangunan adalah dilihat dari jumlah pendapat/kapita-nya,

    yang bisa juga direfleksikan melalui GDP/kapita. Diantara negara-negara

    ASEAN, nilai GDP/kapita yang paling besar adalah Singapura yang notabennya

    memiliki nilai HDI/IPM yang paling ditinggi di ASEAN.

    Tabel 1. 2. Tabel Jumlah Penduduk, Nilai IPM/HDI dan PDB/Kapita

    (GDP/Kapita) di Negara ASEAN pada Tahun 2018

    Negara Jumlah Penduduk IPM

    (Indeks)

    PDB/Kapita

    (USD)

    Brunei 400.000 0,830 31431.00

    Philipina 105.000.000 0,699 2752.10

    Indonesia 262.000.000 0,694 4130.66

    Kamboja 16.000.000 0,582 1079.10

    Laos 7.000.000 0,601 1642.70

    Malaysia 31.000.000 0,802 11521.45

    Myanmar 55.000.000 0,578 1408.10

    Singapura 5.000.000 0,932 53353.80

    Thailand 68.000.000 0,755 6125.70

  • 4

    Negara Jumlah Penduduk IPM

    (Indeks)

    PDB/Kapita

    (USD)

    Brunei 400.000 0,830 31431.00

    Vietnam 97.000.000 0,694 1735.30

    Sumber: (World Bank, 2019) & (UNDP, 2018)

    Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan produksi suatu perekonomian

    negara yang dilihat dengan peningkatan/kenaikan pendapatan nasional, sementara

    itu pembangunan ekonomi adalah proses kenaikan pendapatan tiap individu dalam

    jangka waktu yang panjang, biasanya dilihat dari peningkatan pendapat/kapita

    suatu negara. Pertumbuhan ekonomi lebih dilihat dari skala kuntitas sementara itu

    pembangunan ekonomi lebih dilihat dari skala kualitasnya (Sukirno, 2002). Pada

    hakekatnya pembangunan ekonomi adalah pembangunan manusia, pengalokasi-an

    dana belaja pemerintah untuk berbagai hal perlu dilakukan dengan menerapkan

    skala prioritas sehingga dana yang dialokasikan tidak salah sasaran dan mampu

    meningkatkan pembangun ekonomi dan juga manusianya (Christy & Adi, 2009).

    Human Development atau konsep pembangunan secara SDGs (Sustainable

    Development Goals), telah membuat fokus pembangunan beberapa tahun terakhir

    berubah ke-arah pembangunan manusia (UNDP, 1990). Indikator keberhasilan

    pembangunan manusia adalah HDI (Human Development Idex) atau dalam bahasa

    Indonesianya adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Semakin tinggi nilai

    IPM semakin bagus kualitas manusianya, yang akan menyebabkan laju

    pertumbuhan ekonomi meningkat. Apabilia nilai IPM-nya meningkat, maka

    secara signifikan seharusya laju pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami

    peningkatan. Pada akhirnya, hal itu yang akan menyebabkan tingkat kesejahteraan

    masyarakat meningkat, penduduk miskin menjadi semakin berkurang baik dari

    segi jumlah maupun kualitasnya. Berikut adalah data yang menjelaskan

    pertumbuhan IPM, laju pertumbuhan, ketimpangan pendapatan dan tingkat

    kemiskinan masyarakat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun.

  • 5

    Tabel 1. 3. Tabel IPM, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Nilai Indeks Gini dan

    Tingkat Kemiskinan di Indonesia pada Tahun 2014-2018

    Tahun Indeks Pembangunan

    Manusia

    Laju Pertumbuhan

    Ekonomi

    (%)

    Indeks Gini

    Tingkat

    Kemiskinan

    (%)

    2014 0,683 5,01 % 39,4 10,96

    2015 0,686 4,88 % 39,7 11,13

    2016 0,691 5,03 % 39,4 10,70

    2017 0,694 5,07 % 39,1 10.12

    2018 0,708 5,17% 38,4 9,82

    Sumber : (BPS, 2019)

    Dari data diatas, menjelaskan bahwa nilai IPM Indonesia dari tahun ke tahun

    mengalami peningkatan. Peningkatan IPM juga diiringi dengan tingkat laju

    pertumbuhan ekonomi yang secara signifikan juga meningkat. Selanjutnya, terjadi

    permasalahan fluktuasi tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di

    Indonesia pada tahun 2014 ke 2015. Pada tahun tersebut laju pertumbuhan

    Indonesia juga mengalami penurun disamping hanya nilai IPM-nya saja yang

    meningkat secara lurus. IPM itu sendiri adalah indeks yang mencerminkan

    kualitas SDM dari segi fisik dan non-fisik. Dari segi fisiknya adalah tingkat

    harapan hidup masyarakat sementara dari segi non-fisiknya adalah tingkat

    lamanya bersekolah masyarakat dan juga kemampuan ekonomi masyarakat

    (UNDP, 1990). Nilai IPM Indonesia selama kurun 5 tahun terakhir secara

    nasional mengalami peningkatan, namun secara global Indonesia masih terbilang

    cukup rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN yang lainnya.

    Pembangunan manusia sangatlah penting, pembangunan manusia adalah salah

    satu indikator maju-nya suatu negara. Negara dikatakan maju tidak hanya dilihat

    dari nilai pendapatan domestik bruto-nya saja, namun juga melihat aspek harapan

    hidup masyarakat, pendidikan masyarakat dan juga standarisasi hidup layak yang

    memang dicerminkan lewat angka indeks tersebut (Human Centered

    Development) (UNDP, 2007). Secara teknis, bila standarisasi kehidupan yang

  • 6

    layak sudah di dapatkan oleh masyarakat, maka secara praktis akan meningkatkan

    produktifitas masyarakat yang akan tercerminkan lewat pendapatan domestik

    bruto. Secara rinci, standarisasi kehidupan yang layak menurut IPM dibagi

    menjadi 3 dimensi (sudah dijelaskan di paragraph sebelumnya secara general).

    Yaitu, (i) dimensi umur panjang dan hidup sehat, (ii) dimensi pengetahuan dan

    rata-rata lama sekolah penduduk, dan (iii) dimensi standar hidup layak

    (purchasing power parity).

    Kita asumsikan, (i) dimensi umur panjang dan hidup sehat bisa diwakilkan

    dengan bidang kesehatan, (i) dimensi pengetahuan bisa diwakilkan dengan bidang

    pendidikan dan (ii) standar hidup layak (purchasing power parity) bisa

    diwakilkan dengan bidang perumahan/fasilitas umum, bila kita merujuk pada

    pengeluaran pemerintah berdasarkan sektor. Di Indonesia, upaya dalam

    meningkatkan nilai IPM, dilakukan dengan menggunakan instrument kebijakan

    fiskal. Maka dari itu, kita kaitkan dimensi IPM (yang goals-nya untuk

    meningkatkan) dengan bidang pemerintahan/kementrian. Instrumen yang akan

    kita lihat dalam upaya peningkatan IPM Indonesia adalah kebijakan fiskal, dalam

    artian pengeluaran pemerintah, dan yang sesuai dengan dimensi-dimensi yang

    sudah dibreakdown diatas adalah (i) pengeluaran pemerintah dalam sektor

    kesehatan, (ii) pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan, dan (iii)

    pengeluaran pemerintah dalam sektor perumahan/fasilitas umum (daya beli).

    Pengeluaran pemerintah pusat tidak lain tidak bukan adalah hasil dari forum

    musyawarah perencanaan dan pembangunan nasional, dimana di dalamnya ada

    dua pemangku penting, yaitu pemangku pusat dan juga daerah.

    Dapat dikatakan, ada tiga sektor yang perlu menjadi perhatian lebih oleh

    pemerintah sehubungan dengan goals/upaya untuk memperluas kesempatan

    penduduk dalam mencapai standarisasi hidup layak yaitu kesehatan, pendidikan,

    dan perumahan/fasilitas umum. Seharusnya, dengan memaksimalkan peng-

    alokasi-an pengeluaran pemerintah di sektor tersebut (kesehatan, pendidikan, &

    perumahan/fasilitas umum) maka dengan sendirinya akan meningkatkan

    produktivitas penduduk. Peningkatan produktivitas ini, akan mampu

    meningkatkan pembangunan manusia yang selanjutnya berdampak pada

  • 7

    penurunan angka kemiskinan dan akan berakhir dengan menurunnya nilai

    ketimpangan di Indonesia. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa

    pengeluaran di sektor publik (kesehatan & pendidikan) sangat bermanfaat untuk

    meningkatkan nilai IPM/HDI (pembangunan manusia) dan mengurangi penduduk

    miskin (mengurangi juga indeks gini), seperti penelitian yang telah dilakukan oleh

    Brata (Brata, 2005) dan Chemingui (Chemingui, 2007). Terlebih lagi, bagi

    Indonesia, IPM adalah data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja

    pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan dana

    (BPS, 2018).

    Sementara itu, anggaran belanja di Indonesia dalam waktu 5 tahun terakhir

    (2014-2018), mengalami fluktuasi, namun sederhananya bisa kita katakan

    kenaikan yang terjadi dari tahun 2014 (1.203.577,20) sampai 2018

    (1.454.494,40), adalah suatu kenaikan. Kenaiakan tersebut berkisar 20%, berikut

    adalah tabel total anggaran belanja Indonesia.

    Tabel 1. 4. Tabel Anggaran Belanja Pemerintah di Indonesia pada Tahun

    2014-2018 (Satuan Miliar Rupiah)

    Tahun Anggaran Belanja

    2014 1.203.577,20

    2015 1.183.303,70

    2016 1.154.018,20

    2017 1.366.956,60

    2018 1.454.494,40

    Sumber : (Bank Indonesia, 2018)

    Besarnya anggaran belanja Indonesia pada tahun 2018 pastinya akan

    menyebabkan kenaikan pengeluaran tiap sektornya, melihat data anggaran belanja

    Indonesia berdasarkan sektor, hanya terdapat 3 sektor yang mengalami penurunan

    anggaran (dari tahun 2017-2018), diantaranya adalah pertahanan, ketertiban &

    keamanan dan agama. Sektor yang lainnya mengalami kenaikan anggaran,

    termasuk sektor kesehatan, pendidikan dan perumahan/fasilitas umum. Berikut

    adalah data anggaran belanja Indonesia berdasarkan 3 sektor tersebut:

  • 8

    Tabel 1. 5. Tabel Pengeluaran Pemerintah Sesuai Sektor Tahun 2014-2018

    (Satuan Miliar Rupiah)

    Tahun

    Sektor 2014 2015 2016 2017 2018

    Kesehatan 10.893,40 23.225,70 59.639,00 57.921,60 65.066,20

    Pendidikan 122.697,00 143.638,70 131.974,00 143.997,40 147.562,00

    Perumahan/Fasilitas

    Umum 26.244,00 16.981,10 27.816,90 30.784,20 31.508,40

    Sumber : (Bank Indonesia, 2018)

    Merangkum penjelasan sebelumnya, kebijakan otonomi daerah diyakini dapat

    membuat pembangunan nasional merata dan mencegah persoalan-persoalan kecil

    yang terjadi disetiap daerah. Kebijakan otonomi tidak berjalan dengan baik dan

    tepat, maka akan menyebabkan pembangunan tidak merata dan menimbulkan

    berbagai persoalan-persoalan lainnya. Sehingga, kualitas SDM yang dihasilkan

    akan rendah. Namun, perlu kita sadari bahwa dalam menerapkan kebijakan

    otonomi daerah harus adanya sinergisitas antara pemerintah pusat dan juga

    pemerintah daerah sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 (Bappenas, 2008).

    Pengalokasian dana yang tidak tepat ataupun tidak sesuai dengan skala prioritas

    bisa terjadi bila tidak adanya sinergisitas antara pemerintah pusat dan juga

    pemerintah daerah dalam penyusunan anggaran.

    Berdasarkan latar belakang yang penulis tulis, dapat penulis simpulkan bahwa

    pembangunan manusia di Indonesia terbilang cukup berhasil, dengan

    meningkatnya nilai IPM Indonesia pada setiap tahunnya. Namun, nilai IPM

    Indonesia masih tergolong rendah apabila kita sandingkan dengan beberapa

    negara ASEAN lainnya. Nilai IPM yang meningkat pun masih terdapat beberapa

    permasalahan seperti nilai indeks gini dan tingkat kemiskinan masyarakat

    Indonesia yang mengalami fluktuasi pada tahun 2014 ke 2015.

    Nilai IPM adalah nilai standarisasi kehidupan yang layak bagi masyarakat

    yang sangat penting bagi pembangunan manusia, standar tersebut dibagi menjadi

  • 9

    3 dimensi, yaitu (i) dimensi hidup panjang dan sehat, (ii) dimensi pengetahuan

    dan lamanya bersekolah, dan (iii) dimensi standar hidup layak dilihat dari

    kemampuan daya beli. Di Indonesia, IPM bisa kita sentuh dengan pendekatan

    kebijakan fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah. Ketiga dimensi tersebut dapat

    diwakilkan dengan tiga sektor/sektor pemerintahan, diantaranya sektor kesehatan,

    pendidikan dan perumahan/fasilitas umum.

    Anggaran belanja di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

    begitu pula dengan anggaran belanja pemerintah pada ketiga sektor diatas yang

    mewakili ketiga dimensi standarisasi hidup layak dari IPM. Dari beberapa

    permasalahan diatas, (i) Nilai IPM meningkat di Idonesia, (ii) Nilai IPM

    Indonesia terendah di ASEAN, (iii) Masih adanya fluktuasi tingkat kemiskinan

    dan kesenjangan padahal IPM meningkat, (iv) pembangunan manusia adalah

    paradigma pembangunan dunia ketiga, (v) IPM dapat disentuh dengan

    instrument kebijakan fiskal dan (vi) Anggaran belanja pada ketiga sektor terkait

    mengalami peningkatan, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

    terkait dua aspek penting ini, IPM dan pengeluaran pemerintah, maka dari itu

    judul yang akan penulis angkat adalah: ―Analisis Pengeluaran Pemerintah di

    Sektor Kesehatan, Pendidikan, dan Perumahan/Fasilitas Umum terhadap

    Pembangunan Manusia (Studi Kasus 34 Provinsi di Indonesia 2014-2018)‖.

    B. Rumusan Masalah

    Pertanyaan yang hendak dijawab dalam studi ini adalah:

    1. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan, pendidikan

    dan perumahan/fasilitas umum secara bersama-sama terhadap IPM?

    2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan secara

    parsial terhadap IPM?

    3. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan secara

    parsial terhadap IPM?

    4. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang perumahan/fasilitas

    umum secara parsial terhadap IPM?

  • 10

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini yaitu:

    1. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan,

    pendidikan, dan perumahan/fasilitas umum secara bersama-sama terhadap

    IPM.

    2. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan

    secara parsial terhadap IPM.

    3. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan

    secara parsial terhadap IPM.

    4. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah di bidang

    perumahan/fasilitas umum secara parsial terhadap IPM.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah :

    1. Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan salah satu rujukan para pengambil

    kebijakan di pemerintahan, terutama dalam pembangunan sumber daya

    manusia di Indonesia.

    2. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan salah satu bahan rujukan bagi

    penelitian selanjutnya yang sesuai.

    E. Sistematika Penulisan

    Penulisan skripsi yang penulis lakukan, penulis siapkan dalam lima bab,

    sesuai dengan peraturan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam kontek

    penulisan yaitu Bab I pendahuluan, Bab II tinjauan pustaka, Bab III metode

    penelitian, Bab VI hasil dan pembahasan, serta bab terakhir yaitu Bab V sebagai

    penutup.

  • 11

    1. Bab I Pendahuluan

    Bab ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian untuk penelitian ini

    serta menjelaskan tentang latar belakang dan rumusan masalah pembangunan

    manusia di Indonesia.

    2. Bab II Tinjauan Pustaka

    Bab ini mencakup kerangka pemikiran, hipotesis, serta penelitian terdahulu

    untuk mendukung penelitian ini serta menjelaskan teori-teori mengenai

    pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi, pembangunan manusia serta

    pengeluaran pemerintah.

    3. Bab III Metode Penelitian

    Menjelaskan tentang populasi serta sampel data, tempat dan waktu penelitian

    yang dilakukan, pengambila sumber data dan jenis data serta teknik pengumpulan

    data, dan yang terakhir teknik pengolahan data itu sendiri yang digunakan guna

    mencapai tujuan penelitian tentang pengeluaran pemerintah terhadap

    pembangunan manusia.

    4. Bab IV Analisis dan Pembahasan

    Memaparkan serta menjelaskan temuan dari hasil penelitian yang sudah

    diolah. Membahas mengenai hasil analisis teknis serta ekonomi tentang

    penelitian pengeluaran pemerintah di 3 sektor dimensi pembangunan manusia

    terhadap indeks pembangunan manusia.

    5. Bab V Penutup

    Bab yang terakhir memuat kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian.

    Mencakup saran yang direkomendasikan sesuai hasil penelitian kepada pihak-

    pihak yang berkaitan dengan masalah tentang pembangunan manusia dan

    alokasi/pengeluaran pemerintah di Indonesia, seperti pemerintah dan juga

    masyarakat umum.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Teori Pembangunan

    Teori pembangunan adalah teori yang lebih menitik-beratkan kepada

    peningkatan output produksi dan juga perubahan-perubah dalam struktur

    produksi serta peng-alokasi-an input di berbagai sektor perekonomian seperti

    kelembagaan-nya, segi penambahan ilmu pengetahuan & sosial dan juga

    teknik penggunaan teknologi. Pada hakekatnya, perbedaan antara

    pertumbuhan dan pembangunan adalah, (i) pertumbuhan lebih bersifat

    kuantitatif dan indikator keberhasilannya adalah GDP/kapita, (ii)

    pembangunan lebih bersifat kualitatif dan indikator keberhasilannya adalah

    pendapatan/kapita (Todaro & Smith, 2003).

    Teori pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai proses peningkatan

    pendapatan per kapita di suatu negara dengan diiringi perbaikan sistem

    kelembagaan-nya (Arsyad, 1999). Menurut Schumpeter pembangunan

    ekonomi adalah perubahan yang terjadi secara spontan dan discontinuous dan

    terjadi pada arus aluran sirkuler yang menyebabkan keseimbangan berubah-

    ubah (Jhingan, 2000). Menurut Sadono Sukirno (Sukirno, 1985),

    pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan per kapita tiap

    individu di suatu negara yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

    Todaro (Todaro, 1994) mengatakan, pembangunan ekonomi adalah suatu

    proses multidimensional, dimana dimensi ini mencakup perubahan struktur,

    sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan, pengurangan tingkat

    ketidak-setaraan pendapatan dan pengurangan tingkat kemiskinan. Menurut

    Todaro (Arsyad, 1999), keberhasilan suatu pembangunan ekonomi ditinjau

    dari 3 nilai indikator. Nilai indikator tersebut ialah, (i) berkembangnya

    kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, (ii)

  • 13

    meningkatnya rasa harga diri masyarakat sebagai manusia, dan (iii)

    meningkatknya kemampuan masyarakat dalam bebas memilih.

    Menurut Ginanjar, (Ginanjar, 1997), Pembangunan adalah suatu proses

    perubahan ke-arah yang lebih baik dengan suatu perencanaan yang telah disusun.

    Pembangunan adalah proses perubahan taraf hidup dan juga upaya meningkatkan

    taraf hidup serta suatu potensi individu secara sistematik. Pembangun adalah

    upaya untuk meningkatkan potensi masa depan, dengan memanfaatkan sumber

    daya alam, investasi, teknologi, perubahaan kelembagaan, dan kebijakan arah

    secara terus-menerus dan berjangka waktu yang panjang (Budiman, 2006).

    Pembangunan mempunyai beberapa pandangan dan perspektif yang berbeda-

    beda, dari beberapa tahun sebelumnya. Pembangunan pada dasarnya dibagi

    menjadi dua perspektif. Yaitu pembangun ekonomi dan juga pembangunan

    manusia. Perbedaan perkspektif tersebut dibedakan berdasarkan beberapa model

    berikut, yang dijelaskan oleh Ginanjar (Ginanjar, 1997).

    a. Economic Growth

    Model pembangunan economic growth adalah model pembangunan

    yang berorientasi pada pertumbuhan. Teori ini berfokus pada pendapatan

    nasional suatu negara dalam jangka waktu beberapa tahun, bila

    pertumbuhan ekonomi terjadi, maka akan memengaruhi tingkat

    penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, pembangun model ini lebih

    terfokus oleh pengeluaran output produksi karena memang berorientasi

    pada pertumbuhan yang melihat segmentasi output produksi.

    Akumulasi pendapatan/pendapatan nasional peningkatakan tenaga

    kerja dan teknologi output produksi bertambah

    b. Basic Needs

    Model berikutnya adalah pembangunan yang lebih berorientasi oleh

    kebutuhan dasar demi mencapai kesejahteraan. Toko dari teori ini adalah

    Gunnar Myrdall yang mencoba menyelesaikan masalah kemiskinan

    dengan cara memenuhi semua kebutuhan dasar masyarakat dari sandang,

  • 14

    pangan, dan juga papan-nya. Yang artinya, pemerintah harus lebih concern

    kepada kebijakan subsidi jika menggunakan model pembangunan basic

    needs.

    c. People Centered

    Model yang terakhir adalah model pembangunan yang berfokus pada

    manusianya (Widodo, 2006). Fokus utama pada model ini adalah

    perkembangan manusia, dan juga kesejahteraan manusia yang secara

    berkelanjutan berjalan. Jadi pada model ini, wawasan yang dicari lebih

    luas dan tidak terlalu kaku, seperti hanya berfokus pada pendapatan

    nasional maupun penyediaan barang & jasa. Pada model ini, pemerintah

    diharapkan bisa menjadi fasilitator untuk dapat menyediakan wadah-

    wadah dan keadaan lingkungan yang bisa membuat manusianya

    berkembang.

    Pada proses pembangunan, terdapat beberapa indikator yang dapat

    mengukur keberhasilan suatu pembangunan. Menurut Dr. Drajat

    (Tjokrowinoto, 1996), indikator-indikator tersebut ialah.

    a. Kekayaan Rata-rata

    Sebuah negara bisa terbilang sukses dalam menjalankan pembangunan

    adalah dengan cara dilihat apakah pertumbuhan ekonomi pada negara

    tersebut tinggi/rendah. Pertumbuhan ekonomi tercermin dari nilai

    kekayaan negara yaitu Produk Nasional Bruto (PNB), meliputi

    barang/produk & jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara,

    maupun warga negara yang berada diluar negeri.

    b. Pemerataan

    Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah pertumbuhan

    ekonominya (begitu pula sebaliknya). Bila berbicara soal pertumbuhan,

    nilai PNB tinggi maka bisa dikatakan di negara tersebut pertumbuhan

  • 15

    ekonomi berjalan baik. Namun dalam konteks pembangunan, bila PNB

    tinggi, masih menyisakan satu pertanyaan lagi terhadapa nilai PNB yang

    tinggi tersebut. Karena bisa saja kekayaan/produk yang dihasilkan tidak

    merata atau hanya dikuasai oleh beberapa orang saja. Bila PNB tinggi dan

    pemerataan kekayaan merata, bisa dipastikan kesejahteraan akan tercipta,

    dan dapat disimpulkan pembangunan ekonomi berjalan sukses.

    c. Kualitas Kehidupan

    Pembangunan dilakukan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang

    tinggi, hal yang mengukur tingkat kesejahteraan yang terjadi adalah

    dengan melihat kualitas kehidupan yang tercipta disuatu negara. Kualitas

    kehidupan tersebut diantaranya adalah.

    (1). Indeks Pembangunan Manusia (Kualitas SDM)

    Indeks pembangunan manusia adalah indeks yang mengukur

    tingkat pendidikan, kesehatan dan juga daya beli suatu

    masyarakat. Indeks ini lebih diperkenalkan pada konsep

    pembangunan manusia, yaitu penerapan model Human Centered

    Development.

    (2). Kerusakan Lingkungan (Kualitas SDA)

    Negara yang produktifitasnya tinggi, pendapatannya merata,

    tingkat kesejahteraannya-pun tinggi, dapat terancam bila

    ketersediaan sumber daya alam yang dimiliki-nya hilang/rusak.

    Bisa dipastikan, bila tidak input maka tidak akan output, yang

    terjadi adalah produktifitas di negara tersebut akan berkurang

    setiap tahunnya.

    Pada perjalannya, pembangunan memiliki dua konsep pembangunan

    secara global, yaitu pembangunan dengan tujuan pembangunan millennium

    (MDGs) dan pembangunan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan

    (SDGs) (UNPAD, 2018). Millenium Development Goals adalah kerangka

    pembangunan global yang di tetapkan pada forum Konferensi Tingkat Tinggi

  • 16

    (KTT) Millenium yang diselenggarakan oleh PBB & United Nations pada

    tahun 2000 (Stalker, 2008). Tujuan utama dari MDGs adalah, (i)

    menanggulangi kemiskanan dan kelaparan masyarakat, (ii) mencapai tingkat

    pendidikan dasar untuk semua masyarakat, (iii) mendorong pemberdayaan

    perempuan, (iv) menurnkan angka kematian, (v) meningkatkan kesehatan ibu,

    (vi) memerangi HIV/AIDS, (vii) memastikan kelestarian lingkungan dan (viii)

    mengembangkan kemitraan global.

    Sementara itu, menurut Yohanna Sereffina. (Yohanna, 2015), Suistainable

    Development Goasl (SDGs), adalah sebuah kerangka pembangunan global

    yang melanjutkan dari konsep MDGs. Tujuan dari SDGs sebenarnya hampir

    sama dengan tujuan MDGs, namun ada beberapa perubahan dan penambahan,

    seperti berikut. (i) tanpa kemiskinan, (ii) tanpa kelaparan, (iii) Kesehatan dan

    kesejahteraan yang baik, dan (iv) pendidikan yang berkualitas. Sebenarnya,

    ada tiga pilar pembangunan dalam konsep SDGs, yang pertama adalah

    indikator pembangunan manusia (human development), indikator kedua

    adalah pembangunan sosial-ekonomi (social economic development) dan yang

    terakhir adalah pembangun lingkungan (environmental development)

    (Ishartono & Raharjo, 2015).

    2. Konsep Pembangunan Manusia

    Di tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme)

    memperkenalkan konsep Pembangunan Manusia (Human Development), yang

    tercantum pada Global Human Development Report (UNDP, 1990), sebagai

    model paradigma baru pembangunan. Menurut UNDP (UNDP, 1990),

    pembangunan manusia/human development dapat diartikan sebagai perluasan

    pilihan untuk manusia (enlarging people’s choices), yang dapat dilihat sebagai

    proses upaya dan sekaligus sebagai taraf dalam mencapai upaya tersebut.

    Pembangunan manusia bisa ditafsirkan juga sebagai pembangunan

    kemampuan dan keahlian manusia dengan cara memperbaiki taraf kesehatan

    dan pengetahuan. Sehingga akan menghasilkan keterampilaan yang nanti akan

    di manfaatkan semaksimal mungkin oleh negara kemampuan serta

  • 17

    keterampilan mereka. Sesuai dengan laporan yang diterbitkan oleh UNDP

    tahun 1995 (Moustafa & Abott, 1995), berikut adalah beberapa konsep

    penting pembangunan manusia.

    a. Pembangunan mengutamakan penduduk sebagai pusat-nya.

    b. Pembangunan yang dimaksudkan bertujuan untuk memperbesar

    pilihan bagi penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan.

    c. Pembangunan manusia memperhatikan upaya-upaya dalam

    memanfaatkan kemampuan/kapasitas manusia tersebut (setelah

    diberikannya perluasan pilihan-pilihan) secara optimal.

    d. Pembangunan manusia mempunyai empat pilar pokok dalam proses-

    nya, yang pertama adalah produktivitas, yang kedua adalah

    pemerataan, yang ketiga kesinambungan dan yang terakhir adalah

    pemberdayaan.

    e. Pembangunan manusia menjadi landasan dasar dalam menentukan

    tujuan dan arah pembangungan dengan cara menganalisis pilihan-

    pilihan tersebut.

    Daalam Human Development Report (HDR) yang dikeluarkan oleh UNDP

    (UNDP, 1995), menjelaskan, bahwa untuk dapat bisa memperluas pilihan-

    pilihan manusia di suatu negara, konsep pembangunan manusia yang

    diterapakan harus bisa mencakup empat dimensi yang tidak terpisahkan dan

    saling berkesinambungan. Ada empat unsur pokok/dimensi yang perlu

    diperhatikan untuk menjamin tercapainya tujuan pembanguna manusia/human

    development, sesuai dengan konsep di atas (UNDP, 1995).

    a. Produktivitas/Productivity

    Setiap individu diharuskan untuk meningkatkan produktifitas mereka

    masing-masing. Selanjutnya berpartisipasi penuh dalam proses

    mencari penghasilan serta lapangan kerja. Dikarenakan, pembangunan

    ekonomi merupakan bagian dari model pembangunan manusia.

  • 18

    b. Pemerataan/Equity

    Setiap individu mempunyai akses untuk memperoleh kesempatan yang

    adil. Semua hambatan terhadap peluang yang ia miliki, baik dari segi

    ekonomi dan politik, harus dihapuskan. Pada akhirnya individu

    tersebut dapat berpartisipasi di dalam negara dan negara memperoleh

    manfaat dari peluang-peluang mereka.

    c. Kesinambungan/Sustainability

    Akses-akses pemerataan, seperti pemerataan memperoleh kesempatan

    kerja, harus dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga

    untuk beberapa generasi kedepannya. Ber-kesinambungan ini harus

    dibuat merata dari semua jenis pemodalan baik itu fisik, manusia, dan

    lingkungan hidup.

    d. Pemberdayaan/Empowerment

    Pembangunan diciptakan oleh masyarakat, semakin terampil suatu

    individu maka pembanguan akan lebih baik. Masyarakat diharuskan

    untuk berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses-

    proses ekonomi agar pembangunan tercipta dan kehidupan mereka

    sejahtera.

    3. Indeks Pembangunan Manusia

    Menurut BPS (BPS, 2018), indeks Pembangunan Manusia (IPM)/ Human

    Development Index (HDI), adalah indeks untuk mengukur pencapaian

    pembangunan manusia yang berbasis pada komponen-komponen dasar

    kualitas hidup. Sebagai standart ukuran kualitas hidup, IPM dibangun dengan

    tiga dimensi dasar atau biasa disebut indikator penentu IPM. Dimensi tersebut

    adalah, (i) umur panjang dan sehat, (ii) pengetahuan dan (iii) standar

    kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian yang

    sangat luas bila kita kaitkan dengan beberapa faktor. Untuk itu, dalam

    mengukur dimensi-dimensi tersebut agar tidak terlalu jauh, maka dikeluarkan

    pendekatan-pendekatan agar bisa mengukur dimensi-dimensi tersebut. Untuk

    mengukur dimensi kesehatan, bisa menggunakan angka umur harapan hidup

  • 19

    di suatu negara. Selanjutnya, untuk mengukur dimensi pengetahuan dapat

    menggunakan gabungan indikator angka melek huruf serta rata-rata lama

    bersekolah. Yang terakhir, untuk mengukur dimensi standar hidup layak,

    dapat menggunakan faktor/indikator kemampuan daya beli masyarakat

    (Purchasing Power Parity). Menurut BPS, manfaat IPM bagi Indonesia

    adalah sebagai penentu alokator dana dan juga sebagai standar kinerja

    pemerintahan.

    Menurut UNDP (UNDP, 1990), indeks pembangunan manusia (IPM) atau

    Human Development Index (HDI) adalah indikator yang mengukur kualitas

    derajat manusia dari hasil pembangunan ekonomi. HDI/IPM diperkenalkan

    oleh UNDP pada tahun 1990 untuk pertama kalinya. IPM menggunakan

    ukuran sosial-ekonomi yang lebih detail/rijit dibandingkan nilai PNB (Produk

    Nasional Bruto). IPM juga memungkinkan untuk membandingkan negara-

    negara dengan cara yang berbeda-beda. Dalam IPM/HDI, terdapat tiga

    komposisi indikator/dimensi yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

    indeks pembangunan manusia di suatu negara, (i) tingkat kesehatan dapat

    diukur dengan angka harapan hidup saat lahir (tingkat kematian bayi), (ii)

    tingkat pendidikan dapat diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf

    ataupun tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh masyarakat ataupun

    lamanya pendidikan yang ditempuh seorang penduduk, dan (iii) standar

    kehidupan layak dapat diukur dengan tingkat pengeluaran/kapita per tahun.

    4. Kebijakan Fiskal

    Kebijakan fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi makro, selain

    kebijaka moneter, yang kekuasaan mutlak-nya berada di tangan pemerintah

    dan di-dampingi oleh Kementerian Keuangan. Menurut Undang-Undang

    Nomor 17 Tahun 2003 (DPR RI, 2013), tentang Keuangan Negara, bahwa

    presiden memberikan kuasa pengelolaan keuangan serta pendapatan kekayaan

    negara (kekuasaan mutlak) kepada Menteri Keuangan yang bertindak sebagai

    pengelola fiskal serta wakil pemerintah dalam pengelolaan keuangan dan

    kekayaan negara. Kebijakan fiskal secara general, mendeskripsikan pilihan-

  • 20

    pilihan pemerintah dalam menentukan besaran jumlah pengeluaran belanja

    dan besaran jumlah pendapatan, yang pada akhirnya akan digunakan untuk

    mempengaruhi perekonomian nasional. Beberapa pilihan-pilihan tersebut

    dijabarkan pada suatu rancangan keuangan, kalau di Indonesia lebih dikenal

    dengan sebutan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

    Berbagai tujuan untuk menggerakkan aktivitas ekonomi negara dari

    pelaksanaannya kebijakan fiskal, diantaranya adalah untuk menggerakkan

    aktivitas ekonomi, meningkatan pertumbuhan ekonomi, menjaga kestabilan

    harga, dan juga menciptakan pemerataan pendapatan. Dampak kebijakan

    fiskal kepada aktivitas ekonomi negara begitu luas. Berbagai indikator

    ekonomi dapat mengalami perubahan dikarenakan pelaksanaan kebijakan

    fiskal oleh pemerintah di suatu negara. Harapan dari pelaksanaan kebijakan

    fiskal adalah memberikan respon positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan

    juga memberikan respon negatif terhadap peningkatan inflasi. Secara teori,

    kebijakan fiskal adalah mengembangnya aktifitas pemerintah dengan

    melakukan peningkatan pengeluaran tanpa melakukan peningkatan sumber

    pajak (sebagai sumber utama keuamgan pemerintah), yang nantinya akan

    mengakibatkan peningkatan defisit anggaran (Sriyana, 2005).

    Pelaksanaan kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah akan

    membuat indikator perekonomi-an lainnya berubah. Hubungan kebijakan

    fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi selalu diharapkan positif, sebaliknya

    hubungan terhadap inflasi selalu diharapkan negatif. Secara pengertian lain,

    kebijakan fiskal adalah langkah taktis pemerintah dalam mengelola

    pengeluaran perbelanjaan dan juga mengelola perpajakan dengan menggunaan

    instrumen-instrumen fiskal. Hal tersebut diyakini dapat mempengaruhi

    kerjanya sistem ekonomi dan juga memaksimumkan kesejahteraan negara

    (Madjid, 2012). Menurut Govil (Sidik, 2017), Kebijakan fiskal adalah

    pengelolaan anggaran negara oleh pemerintah untuk mempengaruhi suatu

    indikator-indikator perekonomian, kebijakan fiskal juga dapat diartikan

    sebagai kegiatan pemungutan dan penghimpunan perpajakan oleh pemerintah,

    indikator fiskal lainnya adalah dan transfer ke daerah, pembelian barang-

  • 21

    barang dan jasa-jasa oleh pemerintah pusat. Kebijakan fiskal bisa mengalami

    defisit maupun surplus anggaran, berdasarkan jenis kegiatannya, kebijakan

    fiskal dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut.

    a. Pajak

    Ketentuan umum dan tata cara perpajakan, menurut undang-undang

    No. 16 Tahun 2009 (yang selanjutnya di sebut UU KUP) (DPR RI, 2009)

    adalah sebagai berikut, Pasal 1 Nomor (1), ―Pajak adalah kontribusi wajib

    yang diberlakukan oleh negara yang terutang, baik orang pribadi atau

    badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

    mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

    negara dan sebesar-besarnya digunakan untuk kemakmuran rakyat‖.

    Berdasarkan pengertian diatas (yang diambil dari undang-undang), pajak

    memiliki karakteristik sebagai berikut:

    (1). Pemungutan yang dilakukan secara paksa oleh negara.

    (2). Yang membayar tidak mendapatkan prestasi/keuntungan

    langsung.

    (3). Digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah, umum

    maupun daerah.

    b. Pengeluaran Pemerintah

    Pengeluaran pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang telah

    menetapkan suatu kebijakan/ketetapan dalam membeli suatu barang dan

    jasa. Pengeluaran pemerintah merefleksikan biaya yang harus dikeluarkan

    oleh pemerintah setiap tahunnya, yang tujuannya demi terlaksananya

    kebijakan tersebut. Teori mengenai pengeluaran pemerintah (government

    spending) adalah bentuk dari pendekatan teori makro (Basri & Subri,

    2003).

    Menurt Eka Agustina (Agustina, Rochaida, & Ulfah, 2014),

    pendekatan teori makro yang merefleksikan pengeluaran pemerintah

    adalah teori Wagner. Teori Wagner menekankan pada perkembangan

    persentase pengeluaran pemerintah. Perkembangan presentase

  • 22

    pengeluaran yang semakin besar akan dibandingkan oleh Gross National

    Product-nya. Menurut Wagner apabila di dalam suatu perekonomia negara

    pendapatan/kapita-nya (gross national product) mengalami kenaikan

    maka secara positif akan menyebabkan pengeluaran yang dilakukan oleh

    pemerintah juga meningkat, dikarena pemerintah harus mengatur

    hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan dan

    sebagainya (dikarenakan dampak kenaikan pendapatan/kapita).

    Selain teori Wagner, ada satu teori lagi yang dapat menjelaskan

    tentang pengeluaran pemerintah, teori tersebut adalah teori Peacock dan

    Wiseman. Menurut Maria Bau (Bau, 2011), Peacock dan Wiseman adalah

    orang yang mengemukakan teori pengeluaran pemerintah yang terbaik

    sampai saat ini. Peacok dan Wiseman memandang bahwa pemerintah

    selalu berusaha untuk melakukan berbagai usaha-usaha demi

    meningkatkan nilai pengeluaran, sedangkan masyarakatnya tidak suka

    membayar pajak yang nantinya akan semakin besar dikarenakan usaha-

    usaha peningkatan pengeluaran dari pemerintah. Karena pajak adalah

    salah satu dasar pembiaya-an pengeluaran pemerintah, jika

    pengeluarannya semakin besar maka paja yang diterapkan juga akan

    semakin besar. Menurut, Peacock dan Wiseman, kesimpulan dasar dari

    teori mereka adalah masyarakat akan mempunyai suatu titik toleransi

    membayar pajak, yaitu suatu titik dimana masyarakat dapat memahami

    besarnya pungutan pajak yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dikarenakan

    masyarakat mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan oleh pemerintah

    dalam konteks pengeluaran juga cukup besar (Bau, 2011).

    Di Indonesia, menurut Dumairy (Dumairy, 2012), pengeluaran

    pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi sebagai berikut.

    (1). Pengeluaran Rutin

    Pengeluaran rutin adalah pengeluaran pemerintah untuk

    melakukan pemeliharaan maupun melakukan penyelenggaraan

    roda pemerintahan sehari-hari. Pengeluaran rutin dapat meliputi

    belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi,

  • 23

    angsuran serta bunga utang pemerintah, dan jumlah pengeluaran

    lain. Pengeluaran anggaran belanja rutin memegang peran yang

    penting demi terciptanya kelancaran sistem pemerintahan serta

    upaya meningkatkan efisiensi serta produktivitas, yang pada

    akhirnya akan menunjang tujuan dari setiap tahap pembangunan.

    (2) Pengeluaran Pembangunan

    Pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran yang lebih

    berfokus pada penambahan modal masyarakat (Human Capital),

    baik dalam bentuk pembangunan prasarana fisik maupun non-

    fisik. Pengeluaran pembangunan dibedakan atas pengeluaran

    pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah (pendapatan

    negara maupun investasi dalam negeri) dan bantuan proyek

    (pinjaman luar negeri maupun investasi luar negeri). Pengeluaran

    pembangunan adalah pengeluaran yang bertujuan untuk

    membiayai setiap program-program pembangunan dalam setiap

    bidang-bidang-nya. Sehingga, anggarannya selalu disesuaikan

    dengan dana yang di dapatkan dan kemudian peng-alokasi-an

    dana tersebut ke berbagai bidang-bidang harus melalui skala

    pengukuran dan juga skala prioritas, yang pada akhirnya

    terbentuklah sebuah rancangan perencanaan nasional (sesuai

    dana pengeluaran pembangunan dan prioritas pembangunan).

    5. Hubungan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan dengan Pembangunan Manusia

    Pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan adalah upaya untuk

    memenuhi hak dasar rakyat di Indonesia, hak dasar tersebut adalah hak untuk

    memperoleh pelayanan kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang ada di

    dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-Undang

    Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (BPK RI, 2009). Menurut

    Notoatmodjo (Notoatmodjo, 2007), mutu manusia dilihat dari sisi

    kesehatannya. Karena menurut beliau, kesehatan adalah salah satu faktor yang

  • 24

    mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, dengan kata lain kesehatan

    adalah salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas manusia.

    Kekurangan kalori, gizi, karbohidrat, protein, dan lain sebagainya akan

    membuat derejat kesehatan suatu individu berkurang dan menjadi rendah.

    Rendahnya derajat kesehatan bagi suatu populasi akan menyebabkan kualitas

    manusia yang rendah serta tingkat mental yang rendah. Menurut Todaro dan

    Smith (Todaro & Smith, 2003), persyaratan bagi suatu negara dalam

    meningkatkan produktifitas masyarakatnya adalah dengan memenuhi salah

    satu hak dasar mereka, salah satu hak dasar rakyat adalah mendapatkan

    pelayanan dan fasilitas kesehatan yang baik. Pengeluaran pemerintah pada

    sektor kesehatan adalah salah satu cara dalam memenuhi salah satu hak dasar

    tersebut.

    Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan digunakan untuk melihat

    capaiannya terhadap dimesi IPM yang pertama, yaitu hidup sehat dan umur

    panjang. Contoh dari pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan adalah

    peningkatan nutrisi ibu hamil dan menyusui, peningkatan layanan JKN

    (Jaminan Kesehatan Negara) seperti kartu BPJS (Badan Penyelenggara

    Jaminan Sosial-Kesehatan), pembangunan rumah sakit dan pendorongan pola

    hidup sehat. Ketika akses terhadap kesehatan, seperti JKN (Jaminan

    Kesehatan Negara), sudah terpenuhi oleh subsidi pemerintah maka akan

    mampu membuat setiap individunya hidup layak dan umur panjang sesuai

    dengan dimensi pertama IPM.

    6. Hubungan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan dengan Pembangunan Manusia

    Menurut Anwar (Anwar, 1995), meningkatkan investasi negara dalam

    bentuk prasarana pendidikan adalah suatu hal yang mutlak dan wajib untuk

    dilakaukan oleh suatu negara dalam usaha meningkatkan produktifitas

    masyarakatnya. Menurut Mahmudi (Mahmudi, 2007), ada dua jenis pelayanan

    untuk masyarakat yang dikeluarkan oleh pemerintah, (i) adalah pelayanan

    kebutuhan dasar dan (ii) adalah pelayanan fasilitas umum. Pendidikan dasar

  • 25

    merupaka salah satu kebutuhan dasar, dimana menurut Todaro (Todaro &

    Smith, 2003), produktifitas suatu negara dapat meningkatkan jika pemerintah

    dapat memenuhi salah satu kebutuhan dasar masyarakatnya. Pengeluaran

    pembangunan dalam bidang pendidikan dapat dialokasikan menjadi

    infrastuktur maupun sarana dan prasarana pendidikan. Pengeluaran tersebut

    juga dapat dialokasikan menjadi pelayanan pendidikan kepada seluruh

    penduduk Indonesia secara merata, selama 9 tahun (wajib belajar sembilan

    tahun). Nilai anggaran pemerintah untuk pendidikan saat ini sebesar 20 persen

    dari APBN, salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam hal memenuhi

    kebutuhan dasar masyarakatnya (Kemenkeu RI, 2018).

    Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan digunakan sebagai

    indikator yang dapat mencapai dimensi IPM yang kedua, yaitu dimensi

    pengetahuan (wawasan) dan lamanya sekolah. Contoh dari pengeluaran

    pemerintah pada sektor pendidikan adalah bantuan operasional sekolah,

    tunjangan profesi guru, bantuan operasional sekolah, bantuan operasional

    museum, dan bantuan operasional pembangunan GOR (Gelanggang

    Olahraga). Ketika masyarakat mendapatkan bantuan operasional sekolah,

    sebagai contohnya wajib belajar 9 tahun, maka hal tersebut akan

    mengakibatkan suatu individu mempunyai wawasan pengetahuan dan

    lamanya bersekolah sesuai dengan dimensi IPM yang kedua.

    7. Hubungan Pengeluaran Pemerintah di Bidang Perumahan/Fasilitas Umum dengan Pembangunan Manusia

    Pemerintah sebagai instansi penyedia pelayanan publik juga harus

    memberikan pelayanan umum selain pelayanan kebutuhan dasar, kepada

    masyarakat-nya. Pelayanan umum tersebut berupa infrastruktur umum serta

    fasilitas umum. Terbatasnya akses-akses bagi kaum miskin, dikarenakan

    minimnya fasilitas oleh pemerintah, menyebabkan mereka tak mampu untuk

    mengakumulasi kapital/modal yang dibutuhkan bagi mereka untuk keluar dari

    jebakan kemiskinan (poverty trap). Akibatnya, kaum miskin tak mampu

    berperan aktif dalam kegiatan ekonomi dan tidak dapat berperan serta

  • 26

    merasakan berkah dari hadirnya pembangunan yang dilakukan oleh

    pemerintah. Hal tersebutlah yang mendasari betapa pentingnya pembangunan

    manusia, di mana dalam pembangunan manusia tersebut, ada yang namanya

    dimensi kesejahteraan yang berkaitan lagi dengan peningkatan kapasitas dasar

    manusia. Kapasitas dasar manusia dapat meningkat melalui akses yang

    diberikan pemerintah terhadap pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum

    (terutama bagi masyarakat miskin) (UNDP, 1990). Menurut teori public

    finance (Musgrave & Musgrave, 1989), pemerintah perlu untuk menyediakan

    barang publik dan fasilitas publik dikarenakan tidak semua persoalan ekonomi

    dapat teratasi oleh mekanismen pasar. Menurut teori ekonomi publik (Idris,

    2016), akses maupun fasilitas umum adalah suatu hal yang dapat

    meningkatkan produktifitas suatu masyarakat di dalam suatu negara. Menurut

    Sapkota (Sapkota, 2014), menemukan bahwa aksesbilitas infrastruktur

    maupun fasilitas umum yang lebih baik berkat alokasi anggaran yang lebih

    tinggi di alokasikan oleh pemerintah. Hal ini dapat mengurangi tingkat

    kemiskinan secara positif dan signifikan.

    Menurut UNDP (UNDP, 1990), salah satu dimensi pembangunan manusia

    adalah standar hidup layak yang dilihat dari kemampuan daya beli suatu

    individu. Menurut John F.C. Turner (Turner, 1972), perumahan adalah salah

    satu indikator keterkaitan individu dengan sosial-ekonomi-nya. Dapat

    diartikan, perumahan adalah satu indikator standar hidup layak dengan

    kemampuan daya beli suatu individu yang berlandaskan teori keterkaitan

    sosial-ekonomi John Turner terhadap perumahan dan Individu. Menurut UU

    No. 4 Tahun 1992 (DPR RI, 2004), diharapkan perumahan dapat mendorong

    kegiatan-kegiatan industri yang berbasiskan permukiman. Kegiatan industri

    adalah salah indikator produktifitas suatu indivdu menurut teori produksi

    ekonomi mikro (Case & Fair, 2007).

    Pengeluaran pemerintah pada sektor perumahan/fasilitas umum digunakan

    sebagai indikator untuk mengetahui capaian dimensi ke-3 IPM yaitu

    purchasing power parity (daya beli), daya beli itu sendiri adalah kemampuan

    membayar seorang individu sehingga dapat membeli barang yang diinginkan.

  • 27

    Pengeluaran pemerintah pada sektor perumah/fasilitas umum itu sendiri

    berupa akses terhadap hunian layak, rumah susun sewa, akses air bersih dan

    juga akses pembuangan sampah dan juga drainase. Ketika akses terhadap

    rumah susun sewa sudah disubsidikan oleh pemerintah, maka pengeluaran

    biaya ekonomi pada setiap kepala keluarga akan berkurang yang

    menyebabkan keinginan untuk membeli barang lain (daya beli) setiap individu

    dapat meningkat.

    B. Tinjauan Kajian Terdahulu

    Berikut adalah beberpa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti

    sebelumnya. Penelitaan-penelitan ini membahas hanya sebagian variabel yang

    penulis pakai pada penelitian ini, berikut adalah daftar tabel dari beberapa

    penelitian yang telah dilakukan.

    Tabel 2. 1. Tabel Tinjauan Kajian Terdahulu

    No. Judul, Penulis,

    dan Tahun

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

    Variabel Alat Analisis Hasil

    1 Analisis Pengaruh

    Pengeluaran

    Pemerintah Bidang

    Pendidikan,

    Kemiskinan, dan

    PDB terhadap

    Indeks

    Pembangunan

    Manusia di

    Indonesia Periode

    1992-2012 (Astri

    Winarti, 2014)

    Indonesia

    1992-2012

    a. Variabel Dependent

    Indeks

    Pembangunan

    manusia

    b. Variabel Independent

    Anggaran

    Pendidikan

    Kemiskinan

    Produk Domestik

    Bruto

    a. Analisis

    Statistik

    Deskriptif

    b. Regresi

    Linier

    Berganda

    a. Variabel

    kemiskinan

    berpengaruh

    negatif dan

    signifikan

    b. Variabel PDB

    berpengaruh

    posisitf dan

    signifikan

    c. Variabel anggaran

    pendidikan

    berpengaruh

    negative dan tidak

    signifikan

    2 Analisis Pengaruh

    Pengeluaran

    Pemerintah di

    Sektor Pendidikan

    dan Kesehatan

    Jawa Tengah

    2011

    a. Variabel Dependent

    Angka

    Kemiskinan yang

    diproxy dari

    presentase

    a. Analisis

    Statistik

    Deskriptif

    b. Analisis

    Kuantitatif

    a. Variabel

    pengeluaran

    pemerintah tidak

    berpengaruh

    terhadap

  • 28

    No. Judul, Penulis,

    dan Tahun

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

    Variabel Alat Analisis Hasil

    terhadap

    Pengentasan

    Kemiskinan

    melalui

    Peningkatan

    Pembangunan

    Manusia di

    Provinsi Jaw

    Tengah (Adi

    Widodo; Waridin;

    dan Johanna Maria

    K., 2011)

    jumlah penduduk

    miskin

    b. Variabel Intervening

    Pembangunan

    manusia yang

    diproxy melalui

    nilai IPM

    c. Variabel Independent

    Pengeluaran

    Pemerintah

    Sektor

    Pendidikan yang

    diproxy dari

    realisasi APBD

    di 35 Kabupaten

    dengan

    Regresi linear

    berganda

    c. Analisis Jalur

    (path

    analysis)

    kemiskinan

    b. Variabel

    pembangunan

    manusia tidak

    berpengaruh

    terhadap

    kemiskinan

    c. Variabel

    pengeluaran

    pemerintah sektor

    kesehatan dan

    pendidikan

    berpengaruh

    terhadap

    pembangunan

    manusia

    d. Variabel

    pembangunan

    manusia bukanlah

    variabel

    intervening

    3 Analisis Pengaruh

    Tingkat

    Kemiskinan,

    Pengeluaran

    Pemerintah Sektor

    Pendidikan dan

    Kesehatan

    terhadap Indeks

    Pembangunan

    Manusia di

    Provinsi Jawa

    Tengah Tahun

    2007-2009

    (Christina

    Usmaliadanti,

    2011)

    Jawa Tengah

    2007-2009

    a. Variabel Dependent

    Indeks

    Pembangunan

    Manusia

    b. Variabel Independent

    Jumlah

    Penduduk

    Miskin

    Pengeluaran

    Pemerintah

    Sektor

    Pendidikan

    Pengeluaran

    Pemerintah di

    Sektor Kesehatan

    a. Analisis

    Kuantitatif

    dengan

    Regresi Data

    Panel

    b. Regresi Data

    Panel dengan

    Model Tetap

    (Fixed

    Model)

    a. Variabel jumlah

    penduduk miskin

    berpengaruh

    positif terhadap

    indeks

    pembangunan

    manusia

    b. Variabel

    pengeluaran

    pemerintah sektor

    pendidikan

    berpengaruh

    positif terhadap

    indeks

    pembanguan

    manusia

    c. Variabel

  • 29

    No. Judul, Penulis,

    dan Tahun

    Penelitian

    Objek

    Penelitian

    Variabel Alat Analisis Hasil

    pengeluaran

    pemerintah sektor

    kesehatan tidak

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap indeks

    pembangunan

    manusia

    4 Pengaruh Belanja

    Pemerintah Daerah

    dan Pendapatan

    Per Kapita

    terhadap Indeks

    Pembangunan

    Man