ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM, INDEKS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9461/1...Keluarga...

137
ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN DENGAN ZAKAT SEBAGAI VARIABEL MODERASI DI PULAU JAWA TAHUN 2014-2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh YULI ATIKA NINGTYAS NIM 63020160131 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Transcript of ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM, INDEKS …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9461/1...Keluarga...

  • ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM, INDEKS

    PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PERTUMBUHAN

    EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN DENGAN

    ZAKAT SEBAGAI VARIABEL MODERASI DI PULAU

    JAWA TAHUN 2014-2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    YULI ATIKA NINGTYAS

    NIM 63020160131

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • i

    ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM, INDEKS

    PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PERTUMBUHAN

    EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN DENGAN

    ZAKAT SEBAGAI VARIABEL MODERASI DI PULAU

    JAWA TAHUN 2014-2019

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    YULI ATIKA NINGTYAS

    NIM 63020160131

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • iii

    PENGESAHAN

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN

    KESEDIAAN PUBLIKASI

  • v

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    “Kalau anda mampu mengerjakan segala beban dan tanggungjawab anda hari ini,

    segera kerjakan jangan di tunda-tunda”

    PERSEMBAHAN

    Penulis persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku Bapak Shodiqun

    Susanto dan Ibu Muslichatun yang telah memberikan segala dukungan dan

    doanya, serta adikku tersayang Fu’ad Ghoza Alghifari dan keluarga besarku yang

    selalu memberikan semangat.

    Untuk Bapak dan Ibu Dosen FEBI, untuk Bapak Agus Waluyo selaku dosen

    pembimbing saya, untuk teman-teman Ekonomi Syariah 2016, untuk teman-teman

    satu posko KKN dan pihak yang terkait, untuk Mohamad Sopa Hari Mukti yang

    sudah memberikan dukungan dan menemani saat pembuatan penelitian ini, dan

    juga untuk teman-teman yang sudah membantu dan memperlancar penelitian ini.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

    rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Analisis

    Pengaruh Upah Minimum, Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan

    Ekonomi terhadap Kemiskinan dengan Zakat sebagai Variabel Moderasi di Pulau

    Jawa Tahun 2014-2019” dapat tersusun dengan baik sebagaimana yang saya

    harapkan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

    besar Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk kepada umat manusia.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tidak

    lupa pula saya untuk mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu

    menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih

    kepada.

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh,. Lc., M.Si. selaku Kepala Program Studi S1

    Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    4. Bapak Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag. selaku pembimbing dalam menyusun

    skripsi ini.

  • viii

    5. Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga atas segala bantuan dan arahan kepada penulis selama

    menempuh studi selama ini.

    6. Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang telah memberikan segalanya

    baik dukungan dan doanya.

    7. Pimpinan dan karyawan BAZNAS Provinsi Jawa Tengah yang telah

    memberikan ilmu dan pengalaman saat pelaksanaan praktikum pengembangan

    profesi.

    8. Keluarga KKN Posko 151, 152, dan 153 yang telah memberikan banyak ilmu

    dan pengalaman.

    9. Keluarga besar Ekonomi Syariah 2016.

    10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa

    hormat, terimakasih atas doa dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat

    selesai dengan baik.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

    kekurangan. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan

    maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya kritik dan saran

    guna menyempurnakan skripsi ini. Demikianlah kata pengantar yang dapat

    penulis berikan daripada skripsi ini, semoga skripsi yang telah penulis susun ini

    dapat memberikan manfaat.

    Salatiga, 9 Oktober 2020

    Penulis,

  • ix

    ABSTRAK

    Ningtyas, Yuli Atika. 2020. Analisis Pengaruh Upah Minimum, Indeks

    Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

    dengan Zakat sebagai Variabel Moderasi di Pulau Jawa Tahun 2014-

    2019. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-

    Ekonomi Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Agus Waluyo,

    M.Ag.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum,

    indeks pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, terhadap kemiskinan

    dengan zakat sebagai variabel moderasi di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel 6 provinsi di Pulau

    Jawa dan jenis data yang digunakan berupa data sekunder berbentuk panel

    diperoleh 36 data pada periode pengamatan tahun 2014-2019. Metode analisis

    yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan uji Moderated

    Regression Analysis (MRA) dibantu alat statistik pengolah data Eviews 9. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial upah minimum berpengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan, indeks pembangunan manusia

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, serta pertumbuhan

    ekonomi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan uji Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa

    zakat tidak mampu memoderasi upah minimum, indeks pembangunan manusia

    dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Pulau Jawa.

    Kata Kunci : Upah Minimum, Indeks Pembanguanan Manusia, Pertumbuhan

    Ekonomi, Zakat, Kemiskinan

  • x

    DAFTAR ISI

    JUDUL ..................................................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

    PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ...... iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 13

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 14

    D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 14

    E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 15

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17

    A. Telaah Pustaka ............................................................................................. 17

    B. Kerangka Teori............................................................................................. 31

  • xi

    1. Teori Kemiskinan ................................................................................... 31

    2. Kemiskinan ............................................................................................ 32

    3. Upah Minimum ...................................................................................... 35

    4. Indeks Pembangunan Manusia ............................................................... 36

    5. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 38

    6. Zakat ....................................................................................................... 40

    C. Kerangka Penelitian ..................................................................................... 47

    D. Hipotesis ....................................................................................................... 47

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 54

    A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 54

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 54

    C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 54

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 55

    E. Definisi Konsep dan Operasional ................................................................ 56

    F. Uji Instrumen Penelitian .............................................................................. 59

    G. Alat Analisis ................................................................................................. 60

    BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 69

    A. Statistik Deskriptif ....................................................................................... 69

    1. Kemiskinan di Pulau Jawa 2014-2019 ................................................... 69

    2. Upah minimum di Pulau Jawa tahun 2014-2019 ................................... 70

    3. Indeks pembangunan manusia di Pulau Jawa tahun 2014-2019 ............ 70

    4. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa tahun 2014-2019 ........................ 71

    5. Zakat di Pulau Jawa tahun 2014-2019 ................................................... 72

  • xii

    B. Analisis Data ................................................................................................ 73

    1. Uji Stasioneritas ..................................................................................... 73

    2. Uji Regresi ............................................................................................. 75

    3. Uji Hipotesis .......................................................................................... 83

    4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 85

    5. Pembahasan Uji Regresi ........................................................................ 88

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 96

    A. Kesimpulan .................................................................................................. 96

    B. Saran ............................................................................................................. 97

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 102

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 120

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 23

    Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif Kemiskinan ........................................................... 69

    Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Upah Minimum ..................................................... 70

    Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Indeks Pembangunan Manusia ............................. 71

    Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 72

    Tabel 4. 5 Statistik Deskriptif Zakat ..................................................................... 73

    Tabel 4. 6 Hasil Uji Stasioneritas .......................................................................... 74

    Tabel 4. 7 Hasil Uji Regresi Common Effect ...................................................... 75

    Tabel 4. 8 Hasil Uji Regresi Fixed Effect ............................................................. 76

    Tabel 4. 9 Hasil Uji Chow..................................................................................... 78

    Tabel 4. 10 Uji Regresi Random Effect ................................................................ 78

    Tabel 4. 11 Hasil Uji Hausman ............................................................................. 80

    Tabel 4. 12 Hasil Uji Lagrange Multiplier ............................................................ 81

    Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 86

    Tabel 4. 14 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 86

    Tabel 4. 15 Hasil Penyembuhan Uji Autokorelasi ................................................ 87

    Tabel 4. 16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 87

    Tabel 4. 17 Kesimpulan Hasil Penelitian .............................................................. 95

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. 1 Tingkat Kemiskinan di Indonesia 2018 ............................................. 2

    Gambar 1. 2 Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa 2014-2019.................................. 4

    Gambar 1. 3 Tingkat Upah Minimum di Pulau Jawa 2014-2019 ........................... 6

    Gambar 1. 4 Tingkat IPM di Pulau Jawa Tahun 2014-2019................................... 7

    Gambar 1. 5 Tingkat PDRB di Pulau Jawa Tahun 2014-2019 ............................... 9

    Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 47

    Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 85

    file:///D:/AKU%20SKRIPSI%20YULI%20ATIKA%20NINGTYAS%20FIX/Skripsi%20Yuli%20Atika%20Ningtyas%20(63020160131).doc%23_Toc54424039

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data Penelitian ................................................................................. 103

    Lampiran 2 Analisis Deskriptif ........................................................................... 105

    Lampiran 3 Uji Stasioneritas ............................................................................... 107

    Lampiran 4 Hasil Uji Regresi ............................................................................. 112

    Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 117

    Lampiran 6 Lembar Konsultasi ........................................................................... 119

    file:///D:/AKU%20SKRIPSI%20YULI%20ATIKA%20NINGTYAS%20FIX/Skripsi%20Yuli%20Atika%20Ningtyas%20(63020160131).doc%23_Toc54423934

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang dihadapi oleh

    hampir seluruh negara dibelahan dunia. Indonesia sebagai salah satu negara

    berkembang tidak terlepas dari masalah kemiskinan. Kemiskinan sendiri

    terjadi karena jumlah penduduk yang padat sehingga mengakibatkan

    terjadinya kesenjangan ekonomi. (Rizal dkk, 2017). Secara umum

    kemiskinan terjadi dikalangan masyarakat yang memiliki ekonomi relatif

    rendah. Namun, beberapa sumber memiliki standar masing-masing dalam

    menentukan klasifikasi kemiskinan.

    Menurut BPS (2020), kemiskinan diukur menggunakan konsep

    kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan menggunakan pendekatan

    ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

    memenuhi kebutuhan dasar berupa kebutuhan makanan dan kebutuhan bukan

    makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi, penduduk dikatakan miskin

    apabila penduduk memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah

    garis kemiskinan.

    Upaya mengentaskan kemiskinan adalah upaya yang dilakukan untuk

    menciptakan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

    Dimana dalam kenyataannya kemiskinan bukan permasalahan sederhana yang

    dengan mudah dituntaskan. Kemiskinan disini harus menjadi tanggung jawab

    bersama, dengan seluruh lapisan masyarakat saling bersinergi untuk berupaya

  • 2

    menurunkan tingkat kemiskinan secara perlahan kemiskinan akan berkurang.

    Adapun berikut adalah data penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2018:

    Sumber: susenas (2018)

    Gambar 1. 1 Tingkat Kemiskinan di Indonesia 2018

    Dari gambar 1.1 terlihat bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia pada

    bulan Maret 2018 masih cukup tinggi. Dari gambar di atas juga dapat dilihat

    bahwa Pulau Jawa dengan jumlah penduduk miskin tertinggi sebanyak

    13.340,15 ribu orang (8.94%), kemudian Pulau Sumatera dengan jumlah

    penduduk miskin sebanyak 5.978,80 ribu orang (10.39%), kemudian Pulau

    Sulawesi dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 2.051,39 ribu orang

    (10.64%), kemudian Pulau Bali dan Nusa Tenggara dengan jumlah penduduk

    miskin sebanyak 2.051,39 ribu orang (14.02%), kemudian Pulau Maluku dan

    Papua dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 1.533,64 ribu orang

    (21.20%), dan diakhiri dengan Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk

    miskin sebanyak 982,28 ribu orang (6.09%).

    Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia di mana

    terdiri dari beberapa provinsi. Pulau Jawa termasuk dalam wilayah padat

  • 3

    penduduk, karena Pulau Jawa menjadi pusat Ibu kota Indonesia. Berdasarkan

    data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, Pulau Jawa menjadi pulau yang

    paling banyak penduduknya di Indonesia menurut survei tahun 2018. Adapun

    jumlah penduduk di Pulau Jawa mencapai lebih dari 149 juta jiwa dari enam

    provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

    Timur, dan Banten (Detik.com, 2020).

    Bukan menjadi rahasia lagi jika sampai saat ini permasalahan

    kemiskinan di Pulau Jawa belum mendapatkan solusi untuk dituntaskan.

    Untuk itu perlu adanya sebuah alternatif untuk penyelesaian permasalahan

    kemiskinan tersebut. Pada penelitian ini akan memaparkan instrumen yang

    dianggap mampu untuk mengentaskan masalah kemiskinan yang terjadi di

    negara berkembang. Salah satunya adalah melalui intrumen Islam yaitu zakat.

    Selain zakat dalam penelitian ini penulis juga menggunakan instrumen upah

    minimum, indeks pembangunan manusia, dan pertumbuhan ekonomi.

    Secara komprehensif penulis menggunakan sampel dari Pulau Jawa

    yang terdiri dari enam wilayah di antaranya: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

    Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten. Latar belakang penulis

    mengambil sampel Pulau Jawa adalah karena di Pulau Jawa ini memiliki

    kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup mumpuni,

    pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa juga selalu mendapat perhatian

    khusus dari pemerintah sehingga tidak sulit untuk mengakses seluruh

    informasi. Namun, tidak menutup bahwa tingkat kemiskinan di Pulau Jawa

    masih tinggi dibandingkan dengan pulau lain yang ada di Indonesia. Adapun

  • 4

    berikut adalah gambar tingkat kemiskinan di Pulau Jawa dari tahun 2014-

    2019:

    Sumber: data BPS diolah (2020)

    Gambar 1. 2 Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa 2014-2019

    Dari gambar 1.2 diatas pada tahun 2014-2019 presentase kemiskinan

    mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tingkat kemiskinan di Pulau

    Jawa dengan rata-rata tertinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta dengan rata-

    rata kemiskinan sebesar 11.75%. lalu Provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata

    kemiskinan sebesar 11.62% lalu Provinsi Jawa Barat dengan rata-rata

    kemiskinan 8.46%, disusul oleh Provinsi Jawa Timur dengan rata-rata

    kemiskinan 7.58%, lalu Provinsi Banten dengan rata-rata kemiskinan 5.44,

    dan Provinsi DKI Jakarta dengan rata-rata kemiskinan terendah yaitu sebesar

    3.63%.

    Kemiskinan merupakan sebuah masalah yang sangat sulit di hadapi

    oleh para pembuat kebijakan. Keluarga miskin mempunyai kemungkinan

  • 5

    lebih besar menjadi tunawisma, ketergantungan obat, kekerasan dalam rumah

    tangga, masalah kesehatan, kehamilan remaja, buta huruf, pengangguran, dan

    pendidikan rendah. Anggota keluarga miskin mempunyai kemungkinan lebih

    besar untuk melakukan kejahatan dan menjadi korban kejahatan. Menurut

    penyebabnya masalah kemiskinan terjadi karena rendahnya kualitas angkatan

    kerja, akses yang sulit terhadap kepemilikan modal, rendahnya penguasaan

    ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penggunaan sumber daya yang

    tidak efisien, serta tingginya pertumbuhan penduduk (Dama, 2016).

    Salah satu indikator penurunan tingkat kemiskinan dengan naiknya

    pendapatan yang diterima oleh setiap pekerja. Dengan demikian dapat

    diartikan bahwa program untuk mengentaskan kemiskinan berhasil dilakukan.

    Penetapan upah minimum akan menjadi permasalahan yang kompleks setiap

    tahunnya. Karena, penetapan dari upah minimum tersebut disuatu daerah akan

    berbeda dengan daerah yang lain. Tentu saja pertimbangan penetapan dan

    mekanismenya dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing berdasarkan

    survei dan analisis yang cukup rumit. Hal ini akan selalu dilakukan pengkajian

    untuk setiap tahunnya seiring kebutuhan hidup minimum seorang pekerja

    (Purnomo, 2016). Adapun berikut adalah gambar tingkat upah minimum di

    Pulau Jawa dari tahun 2014-2019:

  • 6

    Sumber: data BPS diolah (2020)

    Gambar 1. 3 Tingkat Upah Minimum di Pulau Jawa 2014-2019

    Dari gambar 1.3 diatas pada tahun 2014-2019 upah minimum

    mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tingkat upah minimum di

    Pulau Jawa dengan rata-rata tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta dengan

    rata-rata upah minimum sebesar Rp 3.197.626, lalu Provinsi Banten dengan

    rata-rata upah minimum Rp 1.834.588, lalu Provinsi Jawa Barat dengan rata-

    rata upah minimum sebesar Rp 1.480.559 lalu Provinsi Jawa Tengah dengan

    rata-rata upah minimum sebesar Rp 1.257.244, disusul oleh Provinsi Jawa

    Timur dengan rata-rata sebesar Rp 1.254.492, dan Provinsi DI Yogyakarta

    dengan rata-rata upah minimum terendah yaitu sebesar Rp 1.221.370.

    Salah satu alat ukur atau indikator lain yang dapat dipakai untuk

    melihat perkembangan kualitas sumber daya manusia yang mampu membawa

    pada kondisi keberhasilan pembangunan yaitu indeks pembangunan manusia.

    Pengaruh peran pemerintah dalam rangka meningkatkan indeks pembangunan

  • 7

    manusia dapat direalisasikan melalui belanja negara dalam ranah terciptanya

    fasilitas publik yang mumpuni. Pemerintah dalam hal ini melakukan otonomi

    daerah agar semua kebutuhan publik di daerah dapat terpenuhi dengan adil

    dan merata (Mirza, 2012). Adapun berikut adalah gambar tingkat presentase

    indeks pembangunan manusia di Pulau Jawa tahun 2014-2019:

    Sumber: data BPS diolah (2020)

    Gambar 1. 4 Tingkat IPM di Pulau Jawa Tahun 2014-2019

    Dari gambar 1.4 diatas menunjukkan bahwa presentase indeks

    pembangunan manusia dari tahun 2014-2019 mengalami peningkatan yang

    cukup signifikan. Presentase rata-rata perolehan indeks pembangunan manusia

    tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta dengan nilai rata-rata indeks

    pembangunan manusia sebesar 79.71, disusul oleh Provinsi DI Yogyakarta

    dengan presentase rata-rata indeks pembangunan manusia sebesar 78.53, lalu

    Provinsi Banten dengan presentase rata-rata indeks pembangunan manusia

    sebesar 71.15, lalu Provinsi Jawa Barat dengan presentase rata-rata indeks

  • 8

    pembangunan manusia sebesar 70.40, kemudian Provinsi Jawa Tengah

    dengan presentase rata-rata indeks pembangunan manusia sebesar 70.27, dan

    yang terakhir adalah Provinsi Jawa Timur dengan presentase rata-rata IPM

    sebesar 69.90.

    Selain data indeks pembangunan manusia diatas, indikator lain yang

    juga berkaitan terhadap tingkat kemiskinan yaitu pertumbuhan ekonomi. Jika

    pertumbuhan ekonomi tinggi maka dapat dikatakan bahwa tingkat

    kesejahteraan dilingkungan masyarakat juga tinggi. Pertumbuhan ekonomi

    disuatu wilayah ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB). Kenaikan PDRB juga sedikit banyaknya berpengaruh dalam

    penurunan tingkat kemiskinan. PDRB disini diukur berdasarkan kenaikan

    PDRB secara kumulatif dari seluruh provinsi (Lubis, 2014). Adapun berikut

    adalah gambar pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Pulau Jawa tahun 2014-

    2019:

  • 9

    Sumber: Data BPS diolah (2020)

    Gambar 1. 5 Tingkat PDRB di Pulau Jawa Tahun 2014-2019

    Dari gambar 1.5 diatas menunjukkan bahwa presentase pertumbuhan

    ekonomi (PDRB) dari tahun 2014-2019 mengalami perubahan yang cukup

    signifikan. Presentase rata-rata perolehan PDRB tertinggi adalah Provinsi

    Banten sama dengan Jawa Timur dengan nilai rata-rata PDRB sebesar 5.56,

    disusul oleh Provinsi Jawa Tengah dengan presentase rata-rata PDRB sebesar

    5.34, lalu Provinsi Jawa Barat dengan presentase rata-rata PDRB sebesar 5.31,

    lalu Provinsi Jawa DKI Jakarta dengan presentase rata-rata PDRB sebesar

    5.20, kemudian Provinsi DI Yogyakarta dengan presentase rata-rata PDRB

    sebesar 4.83.

    Dari beberapa data di atas bukan hal mustahil jika angka kemiskinan di

    Pulau Jawa akan mengalami penurunan yang signifikan dengan melalui proses

    panjang. Namun, dengan tetap menjunjung pilar-pilar dasar negara yang ada.

    Proses panjang tersebut harus dilalui melalui pembangunan berkelanjutan.

  • 10

    Dimana tujuan dari pembangunan berkelanjutan sendiri telah menjadi

    komitmen bersama baik dari tingkat daerah hingga tingkat nasional. Kegunaan

    pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah tentu saja bukan sekedar

    masalah trade off antara tujuan ekonomi dan lingkungan, namun bagaimana

    caranya memaksimalkan potensi yang ada demi menurunkan tingkan

    kemiskinan.

    Zakat sebagai salah satu rukun Islam mempunyai peran penting dalam

    dunia nyata. Peranan zakat sebagai sarana komunikasi utama dari masyarakat

    yang mampu dengan masyarakat yang tidak mampu. Dengan adanya zakat ini

    diharapkan akan terjadi pemerataan pendapatan yang lebih terlihat jika

    direalisasikan dengan baik dan benar. Bukan hanya dari satu sisi, namun juga

    dari berbagai sisi harus bekerjasama untuk saling bersinergi demi

    menumbuhkan rasa dalam mengelola zakat sebagai jembatan untuk menuju

    kehidupan yang lebih baik (Romdhoni, 2017)

    Zakat bisa dijadikan sebagai modal sekaligus model pembangunan

    sistem ekonomi dan keuangan sepanjang zaman. Termasuk di era modern

    sekarang di mana kehidupan ekonomi dan keuangan semakin kompleks.

    Alasanya, selain karena dana zakat pernah diuji kelangsungannya sepanjang

    perjalanan sejarah umat Islam, dana zakat juga mempunyai potensi yang luar

    biasa untuk dijadikan sebagai dana cadangan yang selalu siap diluncurkan

    dalam berbagai persoalan ekonomi dalam jangka pendek ataupun

    permasalahan yang datang secara tiba-tiba zakat merupakan kadar harta

  • 11

    tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa

    syarat (Suma, 2018).

    Zakat dapat dijadikan sebagai instrumen yang tepat untuk menurunkan

    angka kemiskinan. Maka, dalam hal ini zakat mampu dijadikan sebagai

    senjata ampuh untuk mengentaskan tingkat kemiskinan jika di distribusikan

    tepat sasaran dengan sistem pemberian bantuan secara produktif bukan hanya

    konsumtif semata. Dengan pendayagunaan dana zakat secara produktif dan

    tepat sasaran serta pemberian dilakukan secara berkelanjutan, tidak menutup

    kemungkinan jika zakat dapat mengubah mustahik menjadi muzzaki dimasa

    yang akan datang.

    Berdasarkan penelitian-penelitian yang sebelumnya telah dilakukan,

    terdapat beberapa perbedaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ansori dan Joko

    (2018) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa upah minimum

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sedangkan

    Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Wayan (2018) dengan hasil upah

    minimum regional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

    kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suripto dan Lalu (2020)

    dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sedangkan

    Penelitian yang dilakukan oleh Purboningtyas, dkk (2020) dengan hasil

    indeks pembangunan manusia berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap tingkat kemiskinan.

  • 12

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Faritz dan Ady (2020)

    dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks pertumbuhan ekonomi

    negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sedangkan Penelitian yang

    dilakukan oleh Romi dan Etik (2018) dengan hasil pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khoirotin, dkk (2018)

    dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa zakat, infak, dan sedekah

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sedangkan

    Penelitian yang dilakukan oleh Isro’iyatul, dkk (2017) dengan hasil zakat

    tidak berpengaruh terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2018) dengan

    hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan zakat mampu memoderasi

    pendayagunaan zakat terhadap penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Ridlo dan Fitalia (2020) dengan hasil

    penelitian menunjukkan bahwa zakat hanya mampu memoderasi variabel

    pengangguran terhadap kemiskinan, dan tidak mampu memoderasi variabel

    pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan. Sedangkan berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Asriyani (2020) dengan hasil penelitian

    menunjukkan bahwa zakat tidak mampu memoderasi variabel PDRB, Tenaga

    Kerja, dan Pengangguran terhadap kemiskinan.

    Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk membuat penelitian

    dengan pembahasan mengenai sejauh mana zakat, upah minimum, indeks

    pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah

  • 13

    orang miskin yang ada di Pulau Jawa tahun 2014 sampai dengan 2019. Maka

    dari itu penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Upah Minimum, Indeks

    Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

    dengan Zakat sebagai Variabel Moderasi di Pulau Jawa Tahun 2014-2019”.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian yang

    hendak dikaji adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh upah minimum terhadap kemiskinan di Pulau Jawa

    tahun 2014-2019?

    2. Bagaimana pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan

    di Pulau Jawa tahun 2014-2019?

    3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Pulau

    Jawa tahun 2014-2019?

    4. Apakah zakat mampu memoderasi pengaruh upah minimum terhadap

    kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019?

    5. Apakah zakat mampu memoderasi pengaruh indeks pembangunan

    manusia terhadap kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019?

    6. Apakah zakat mampu memoderasi pengaruh pertumbuhan ekonomi

    terhadap kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019?

  • 14

    C. Tujuan Penelitian

    Dari serangkaian rumusan masalah yang disajikan pada penelitian ini,

    tujuan penulisan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

    1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh upah minimum terhadap

    kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

    2. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh indeks pembangunan manusia

    terhadap kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

    3. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap

    kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

    4. Untuk menganalisis apakah variabel zakat mampu memoderasi pengaruh

    upah minimum terhadap kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

    5. Untuk menganalisis apakah variabel zakat mampu memoderasi indeks

    pembangunan manusia terhadap kemiskinan di Pulau Jawa.

    6. Untuk menganalisis apakah variabel zakat mampu memoderasi

    pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-

    2019.

    D. Kegunaan Penelitian

    Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    dan kegunaan sebagai berikut:

    1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan

    dan pengetahuan mengenai upah minimum, indeks pembangunan manusia,

    pertumbuhan ekonomi, zakat dan kemiskinan.

  • 15

    2. Bagi IAIN Salatiga, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

    bahan referensi dan koleksi mengenai upah minimum, indeks

    pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, zakat dan kemiskinan.

    3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

    rujukan bagi penelitian selanjutnya.

    E. Sistematika Penulisan

    Untuk lebih mempermudah dan memberikan gambaran yang lebih

    jelas mengenai isi penelitian ini, pembahasan dilakukan secara komprehesif

    serta sistematik meliputi:

    Bab I Pendahuluan, mengemukakan mengenai latar belakang

    kemiskinan yang menjadi problematika serta variabel-variabel yang

    mempengaruhinya, selain itu juga diuraikan rumusan masalah dan tujuan dan

    kegunaan penelitian yang dilakukan. Serta sistematika penulisan yang menjadi

    gambaran garis besar dalam penulisan skripsi ini.

    Bab II Landasan Teori, mengemukakan penjelasan mengenai landasan

    teori yang menjabarkan tentang teori-teori yang ada dalam penelitian ini serta

    dapat mendukung perumusan hipotesa dalam membantu menganalisis

    penelitian ini. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai telaah pustaka atau

    penelitian sebelumnya yang relevan, kerangka teori yang mendukung,

    kerangka pemikiran dan hipotesis.

    Bab III Metodologi Penelitian, sebelum penelitian dilakukan dijelaskan

    dulu definisi dari metodologi yang digunakan dalam penelitian. Adapun dalam

    bab ini mengemukakan penjelasan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu

  • 16

    penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi

    operasional, uji instrumen penelitian serta alat analisis yang akan digunakan.

    Bab IV Analisis Penelitian, mengemukakan penjelasan mengenai

    deskripsi obyek penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian. Analisis

    data dilakukan dalam bentuk sederhana sehingga mudah dipahami. Dalam bab

    ini terdapat pembahasan mengenai statistik deskriptif pada variabel yang

    digunakan dan analisis data penelitian yang membahas hasil dari penelitian

    yang telah dilakukan secara mendalam.

    Bab V Penutup, setelah beberapa alur penelitian dilakukan maka yang

    dikemukakan pada bab akhir ini adalah menarik kesimpulan. Adapun dalam

    bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari uraian pembahasan yang

    dilakukan sebelumnya, selain itu juga berisi saran-saran bagi pihak yang

    berkepentingan terhadap hasil penelitian ini dan beberapa keterbatasan yang

    ada dalam penelitian ini.

  • 17

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Telaah pustaka diarahkan untuk membangun sebuah fondasi teoritis

    sebagai landasan bagi penelitian dengan melakukan telaah kritis terhadap

    pustaka-pustaka yang relevan dengan masalah penelitian yang diajukan atau

    reasearch issues yang diminati. Untuk tujuan penelaahan pustaka tersebut,

    pada bagian ini terlebih dahulu disajikan ringkasan dari beberapa pustaka

    rujukan utama yang akan digunakan untuk membangun fondasi teori bagi

    pemecahan masalah penelitian yang diajukan (Ferdinand, 2014). Adapun

    penelitian terdahulu yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengaruh upah minimum terhadap kemiskinan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ansori dan Joko

    Priyono (2018) yang berjudul “Analisis Pengaruh Penyerapan Tenaga

    Kerja dan Upah Minimum Pekerja terhadap Jumlah Kemiskinan di

    Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2015”. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa upah minumum berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Satria Yuda

    Anggriawan, PT Mega Finance, Aris Soelistyo, dan Dwi Susilowati (2016)

    yang berjudul “Pengaruh Upah Minimum dan Distribusi Pendapatan

  • 18

    terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur”. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa variabel upah minimum berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota di

    Provinsi Jawa Timur.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ardhian Kurniawati,

    Beni Teguh Gunawan, dan Disty Putri Ratna Indrasari (2017) yang

    berjudul “Dampak Upah Minimum terhadap Kemiskinan di Indonesia

    Tahun 2006-2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel upah

    minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Dwi

    Ainoer Rizal, Mohammad Saleh dan Aisah Jumiati (2017) yang berjudul

    “Determinan Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Periode 2007-2015”.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upah berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap jumlah penduduk miskin yang ada di Jawa.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Yoga Darma

    Putra dan Wayan Murjana Yasa (2018) yang berjudul “Pengaruh

    Pertumbuhan Ekonomi dan UMR terhadap Tingkat Pengangguran dan

    Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bali”. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa variabel upah minimum Regional (UMR) berpengaruh negatif dan

    tidak signifikan terhadap kemiskinan.

    2. Pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Briezy Baihaqi

    dan Maria Puspitasari (2020) yang berjudul “Analisis Dampak

  • 19

    Pengangguran, Indeks Pembangunan Manusia, Zakat, dan PDRB

    terhadap Kemiskinan di Provinsi Aceh”. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa variabel indeks pembangunan manusia berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap presentase penduduk miskin di Provinsi Aceh.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indah Purboningtyas,

    Indah Retno Sari, Tian Guretno, Ari Dirgantara, Dwi Agustin, M. Alharis

    (2020) yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka

    dan Indeks Pembangunan Manusia terhadup Kemiskinan di Provinsi Jawa

    Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel indeks

    pembangunan manusia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

    tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suripto dan Lalu

    Subayil (2020) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan,

    Pengangguran, Pertumbahan Ekonomi, dan Indeks Pembangunan

    Manusia terhadap Kemiskinan di D.I. Yogyakarta Periode 2010-2017”.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel indeks pembangunan

    manusia memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Julina Sari (2019)

    yang berjudul “Analisis Tingkat Kemiskinan Masyarakat di Provinsi

    Sumatera Utara”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel indeks

    pembangunan manusia berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

    kemiskinan.

  • 20

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lavenia Kotambunan,

    Sutomo Wim Palar, dan Richard L.H Tumilaar (2016) yang berjudul

    “Analisis Pengaruh Belanja Modal dan Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM) terhadap Kemikinan di Provinsi Sulawesi Utara (Dalam Tahun

    2005-2014)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel indeks

    pembangunan manusia mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

    terhadap kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara.

    3. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miftah Nur Faritz dan

    Ady Soejoto (2020) yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan

    Rata-Rata Lama Sekolah terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah”.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustien Sendouw,

    Vekie A. Rumate, Debby Ch. Rotinsulu (2017) yang berjudul “Pengaruh

    Belanja Modal, Belanja Sosial, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap

    Tingkat Kemiskinan di Kota Manado”. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak

    signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Farida Kurnia

    Arifin (2019) yang berjudul “Kredibilitas Kebijakan Fiskal dan

    Dampaknya terhadap Kemiskinan (Studi Empiris pada Kabupaten Kota di

    Pulau Jawa)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

  • 21

    pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roosemarina

    Anggraini Rambe dan Purmini (2020) yang berjudul “Kemampuan

    Belanja Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi dalam Menurunkan

    Tingkat Kemiskinan: Bukti Empiris dari Sumatera dan Jawa”. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syahrur Romi dan Etik

    Umiyati (2018) yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan

    Upah Minimum terhadap Kemiskinan di Kota Jambi”. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif

    dan tidak signifikan terhadap kemiskinan.

    4. Pengaruh zakat terhadap kemiskinan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyanti (2018) yang

    berjudul “Analisis Pengaruh Dana Zakat, Tenaga Kerja, dan Inflasi

    terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode Tahun 2010-2018”. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa zakat berpengaruh negatif dan tidak

    signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mubarokah,

    Isro’iyatul, Irfan Syauqi Beik dan Tony Irawan (2017) yang berjudul

    “Dampak Zakat terhadap Kemiskinan dan Kesejahteraan Mustahik

  • 22

    (Kasus: BAZNAS Provinsi Jawa Tengah”. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa zakat tidak berpengaruh terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Haris

    Romdhoni (2017) yang berjudul “Zakat dalam Mendorong Pertumbuhan

    Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan”. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa zakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Zunia Khoirotin,

    Arivatu Ni’mati Rahmatika, dan Kholis Firmansyah (2018) yang berjudul

    “Pengaruh Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan dalam Tinjauan Indeks

    Zakat Nasinal (IZN) Studi pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)”.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zakat berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rina Murniati dan

    Irfan Syauqi Beik (2018) yang berjudul “Pengaruh terhadap Indeks

    Pembangunan Manusia dan Tingkat Kemiskinan Mustahik: Studi Kasus

    Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor”. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa zakat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

    5. Pengaruh zakat terhadap kemiskinan sebagai moderasi

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joko Hadi Purnomo

    (2018) yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Zakat terhadap

    Penanggulangan Kemiskinan dengan Pemberdayaan Zakat dan

    Pendayagunaan Zakat sebagai Variabel Moderating [Studi di Yayasan

    Sosial Dana Al Falah (YDSF) Provinsi Jawa Timur]”. Hasil penelitian ini

  • 23

    menunjukkan bahwa pengelolaan zakat mampu memoderasi

    pendayagunaan zakat terhadap penanggulangan kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Musalim Ridlo dan

    Fitalia Indah Sari (2020) yang berjudul “The Effect of Uneployment,

    Economic Growth on Povery with Zakat as a Moderation Variable”. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa zakat hanya mampu memoderasi

    variabel pengangguran terhadap kemiskinan, dan tidak mampu

    memoderasi variabel pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Asriyani (2020)

    yang berjudul “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

    Tenaga Kerja dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan yang

    dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019”.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zakat tidak mampu memoderasi

    variabel PDRB, tenaga kerja, dan pengangguran ekonomi terhadap tingkat

    kemiskinan di Pulau Jawa.

    Berdasarkan uraian di atas, maka research gap dari penelitian

    terdahulu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

    No Penulis dan

    Tahun

    Variabel Hasil

    Pengaruh upah minimum terhadap kemiskinan

    1 Ansori dan Joko

    Priyono (2018)

    Independen:

    1. Tenaga Kerja

    Upah minimum

    berpengaruh negatif

  • 24

    2. Upah Minimum

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    2 Satria Yuda

    Anggriawan, PT

    Mega Finance,

    Aris Soelistyo, dan

    Dwi Susilowati

    (2016)

    Independen:

    1. Upah Minimum

    2. Distribusi

    Pendapatan

    Dependen:

    1. Jumlah Penduduk

    Miskin

    Upah minimum

    berpengaruh positif

    dan signifikan

    terhadap jumlah

    penduduk miskin

    3 Ardhian

    Kurniawati, Beni

    Teguh Gunawan,

    dan Disty Putri

    Ratna Indrasari

    (2017)

    Independen:

    1. Upah Minimum

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Upah minimum

    berpengaruh negatif

    dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    4 Mochammad Dwi

    Ainoer Rizzal, dkk

    (2017)

    Independen:

    1. Pengangguran

    2. Upah

    3. PDRB

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Upah berpengaruh

    negatif dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    5 I Kadek Yoga Independen: UMR berpengaruh

  • 25

    Darma Putra dan

    Wayan Murjana

    Yasa (2018)

    1. Pertumbuhan

    Ekonomi

    2. UMR

    Dependen:

    1. Tingkat

    Pengangguran

    2. Tingkat

    Kemiskinan

    negatif dan tidak

    signifikan terhadap

    kemiskinan

    Pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan

    1 Ahmad Briezy

    Baihaqi dan Maria

    Puspitasari (2020)

    Independen:

    1. Pengangguran

    2. IPM

    3. Zakat

    4. PDRB

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    IPM berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap penduduk

    miskin

    2 Indah

    Purboningtyas,

    Indah Retno Sari,

    Tian Guretno, Ari

    Dirgantara, Dwi

    Agustin, M.

    Alharis (2020)

    Independen:

    1. Tingkat

    Pengangguran

    Terbuka

    2. IPM

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    IPM berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan terhadap

    tingkat kemiskinan

  • 26

    3 Suripto dan Lalu

    Subayil (2020)

    Independen:

    1. Tingkat Pendidikan

    2. Pengangguran

    3. Pertumbuhan

    Ekonomi

    4. IPM

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    IPM memiliki

    pengaruh negatif dan

    signifikan terhadap

    kemiskinan.

    4 Julina Sari (2019) Independen:

    1. Pertumbuhan

    Ekonomi

    2. IPM

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    IPM berpengaruh

    positif dan tidak

    signifikan terhadap

    kemiskinan

    5 Lavenia

    Kotambunan,

    Sutomo Wim

    Palar, dan Richard

    L.H Tumilaar

    (2016)

    Independen:

    1. Belanja Modal

    2. IPM

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    IPM berpengaruh

    negatif dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan

    1 Miftah Nur Faritz

    dan Ady Soejoto

    Independen:

    1. Pertumbuhan

    Pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh negatif

  • 27

    (2020) Ekonomi

    2. Rata-Rata Lama

    Sekolah

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    2 Agustien

    Sendouw, Vekie

    A. Rumate, Debby

    Ch. Rotinsulu

    (2017)

    Independen:

    1. Belanja Modal

    2. Belanja Sosial

    3. Pertumbuhan

    Ekonomi

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh positif

    dan tidak signifikan

    terhadap kemiskinan

    3 Nur Farida Kurnia

    Arifin (2019)

    Independen:

    1. Belanja Pendidikan

    2. Belanja Kesehatan

    3. Belanja

    Perlindungan Sosial

    4. Pertumbuhan

    Ekonomi

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh negatif

    dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    4 Roosemarina

    Anggraini Rambe

    Independen:

    1. Belanja Pemerintah

    Pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh positif

  • 28

    dan Purmini

    (2020)

    2. Pertumbuhan

    Ekonomi

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    dan signifikan

    terhadap tingkat

    kemiskinan

    5 Syahrur Romi dan

    Etik Umiyati

    (2018)

    Independen:

    1. Pertumbuhan

    Ekonomi

    2. Upah Minimum

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Pertumbuhan ekonomi

    negatif dan tidak

    signifikan terhadap

    kemiskinan

    Zakat terhadap kemiskinan

    1 Fitriyanti (2018) Independen:

    1. Zakat

    2. Tenaga Kerja

    3. Inflasi

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Zakat berpengaruh

    positif dan tidak

    signifikan terhadap

    kemiskinan

    2 Mubarokah,

    Isro’iyatul , Irfan

    Syauqi Beik dan

    Tony Irawan

    (2017)

    Independen:

    1. Zakat

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    2. Kesejahteraan

    Mustahik

    Zakat tidak

    berpengaruh terhadap

    kemiskinan

  • 29

    3 Abdul Haris

    Romdhoni (2017)

    Independen:

    1. Zakat

    Dependen:

    1. Pertumbuhan

    Ekonomi

    2. Kemiskinan

    Zakat berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    4 Siti Zunia

    Khoirotin, Arivatu

    Ni’mati

    Rahmatika, dan

    Kholis Firmansyah

    (2018)

    Independen:

    1. ZIS

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Zakat, infak dan

    sedekah berpengaruh

    negatif dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    5 Rina Murniati dan

    Irfan Syauqi Beik

    (2018)

    Independen:

    1. Zakat

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Zakat berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    Zakat sebagai variabel moderasi

    1 Joko Hadi

    Purnomo (2018)

    Independen:

    1. Pengelolaan Zakat

    Dependen:

    1. Penanggulangan

    kemiskinan

    Moderasi:

    Pengelolaan zakat

    mampu memoderasi

    pendayagunaan zakat

    terhadap

    penanggulangan

    kemiskinan

  • 30

    1. Zakat

    2 Musalim Ridlo dan

    Fitalia Indah Sari

    (2020)

    Independen:

    1. Pengangguran

    2. Pertumbuhan

    Ekonomi

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Moderasi:

    1. Zakat

    Zakat hanya mampu

    memoderasi variabel

    pengangguran

    terhadap kemiskinan,

    dan tidak mampu

    memoderasi variabel

    pertumbuhan ekonomi

    terhadap kemiskinan

    3 Fitri Asriyani

    (2020)

    Independen:

    1. PDRB

    2. Tenaga Keja

    3. Pengangguran

    Dependen:

    1. Kemiskinan

    Moderasi:

    1. Zakat

    Zakat tidak mampu

    memoderasi variabel

    PDRB, Tenaga Kerja,

    dan Pengangguran

    terhadap kemiskinan.

    Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sebelumnya. Dalam

    penelitian ini, peneliti menggunakan variabel upah minimum, indeks

    pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel

    independen, kemiskinan sebagai variabel dependen dan zakat sebagai variabel

    moderasi. Penelitian ini menggunakan data panel enam tahun terakhir dari

    tahun 2014-2019.

  • 31

    B. Kerangka Teori

    1. Teori Kemiskinan

    Teori anggaran pro kaum miskin adalah anggaran yang dibuat

    untuk mengakomodasi kepentingan kelompok miskin. Sebuah kebijakan

    dan anggaran tidak bisa serta merta disebut pro rakyat miskin jika hanya

    memberikan alokasi besar kepada orang miskin. Hal yang harus

    dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

    1) Anggaran berfungsi sebagai penggerak ekonomi agar berjalan penuh

    dan secara khusus mendorong pertumbuhan sektor-sektor tertentu yang

    penting bagi kelompok miskin, sehingga memberikan efek pengganda

    (multiplier-effect) dalam bentuk kesempatan kerja yang optimal dan

    peningkatan pendapatan kelompok miskin

    2) Anggaran digunakan untuk memperbaiki indikator-indikator dalam

    pembangunan manusia, seperti melalui alokasi pendidikan dan

    kesehatan

    3) Anggaran dapat memperbaiki ketimpangan kondisi dan akses antar

    berbagai wilayah atau golongan (desa sampai kota, Jawa sampai luar

    Jawa, kaya sampai miskin, perempuan sampai laki-laki, dan lain

    sebagainya)

    Anggaran yang sekedar mempertinggi alokasi berbasis program,

    seperti program-program kemiskinan. Tidak cukup menjadikannya bersifat

    pro rakyat miskin bila pertumbuhan ekonomi tidak berhasil memberikan

    kesempatan kerja penuh bagi kelompok miskin, demikian pula sebaliknya.

  • 32

    Meningkatnya total alokasi sektoral saja tidak cukup untuk membuat

    anggaran menjadi pro rakyat miskin bila distribusi alokasi anggaran di

    dalam sektor tersebut tidak berhasil menyasar dan menyelesaikan

    persoalan utamanya (Manan dan Ah Mafruchan, 2010).

    2. Kemiskinan

    1) Definisi Kemiskinan

    Untuk mengukur tingkat kemiskinan, Badan Pusat Statistik

    (BPS) menggunakan konsep kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

    dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

    ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar

    yang berupa makanan dan bukan makanan dimana bisa diukur dari sisi

    pengeluaran. Jadi, dapat dikatakan bahwa penduduk miskin merupakan

    penduduk yang mempunyai rata-rata pengeluaran perkapita perbulan

    dibawah garis kemiskinan (BPS, 2020).

    Menurut Ramdani (2015) kemiskinan didefinisakan sebagai

    sebuah keadaan terjadinya ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan

    pokok seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, serta kesehatan. Pada

    dasarnya pengertian kemiskinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai

    berikut:

    a. Kemiskinan absolut, pada kemiskinan absout ini masalah kemiskinan

    selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan

    tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar.

  • 33

    b. Kemiskinan relatif, pada kemiskinan relatif ini masalah kemiskinan

    diartikan sebagai kondisi dimana terjadinya kemiskinan karena

    pengaruh kebijakan pembangunan yang belum terjangkau oleh

    seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan sosial pada

    pendapatan.

    2) Indikator Kemiskinan

    Menurut Kholis (2014) kemiskinan adalah masalah yang ada

    hampir di semua negara, baik itu negara maju ataupun negara sedang

    berkembang. Tingkat kompleksitas permasalahannya pun berbeda-beda

    antara satu negara dengan negara yang lain dalam menyelesaikan

    masalah kemiskinan. Di Indonesia yang termasuk dalam golongan

    negara berkembang, angka kemiskinan masih cukup tinggi.

    Oleh karena itu, pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS)

    membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun secara lengkap

    pengertian kemiskinan. Sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlah

    dan cara yang tepat untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut.

    Adapun beberapa kriteria statistik menurut BPS tersebut antara lain

    sebagai berikut:

    a. Tidak miskin, golongan orang miskin yang memiliki pengeluaran per

    orang per bulan lebih dari Rp 350.610.

    b. Hampir tidak miskin, golongan orang miskin dengan pengeluaran per

    bulan per kepala antara Rp 280.488 sampai dengan Rp 350.610 atau

    sekitar antara Rp 9.350 sampai dengan Rp 11.687 per orang per hari.

  • 34

    c. Hampir miskin, golongan orang miskin dengan pengeluaran per

    bulan per kepala antara Rp 233.740 sampai dengan Rp 280.488 atau

    sekitar antara Rp 7.780 sampai dengan 9.350 per orang per hari.

    d. Miskin, golongan orang miskin dengan pengeluaran per orang per

    bulan per kepala Rp 233.740 ke bawah atau sekitar Rp 7.780 ke

    bawah per orang per hari.

    e. Sangat miskin (kronis), golongan orang miskin yang tidak memiliki

    kriteria beberapa pengeluaran per orang per hari. Tidak diketahui

    dengan pasti berapa jumlah pastinya.

    3) Penyebab Kemiskinan Menurut Perspektif Islam

    Menurut Lapopo (2012) kemiskinan dapat digolongkan menjadi

    tiga, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

    a. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang terjadi secara alami,

    yang disebabkan oleh faktor rendahnya kualitas sumber daya

    manusia dan terbatasnya sumber daya alam. Misalnya cacat mental

    atau fisik, usia lanjut sehingga tidak mampu bekerja dan lain-lain.

    b. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan karena

    faktor budaya atau mental masyarakat yang mendorong orang hidup

    miskin, seperti perilaku malas bekerja, rendahnya kreativitas dan

    tidak ada keinginan hidup lebih maju.

    c. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh

    kondisi struktur perekonomian yang timpang dalam masyarakat, baik

    karena kebijakan ekonomi pemerintah, penguasaan faktor produksi

  • 35

    oleh segelintir orang, monopoli, kolusi antara pengusaha dan pejabat

    dan lain-lain. Intinya kemiskinan struktural terjadi karena faktor

    buatan manusia. Dari tiga sebab utama tersebut, yang paling besar

    pengaruhnya adalah kemiskinan struktural. Sebab dampak

    kemiskinan yang ditimbulkan bisa sangat luas dalam masyarakat.

    3. Upah Minimum

    1) Definisi Upah Minimum

    Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Upah Minimum adalah suatu

    standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku

    industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan

    usaha atau kerjanya. Penetapan upah minimum didasarkan pada

    standar biaya hidup. Namun, rata-rata tingkat upah minimum di Pulau

    Jawa masih dibawah nilai kebutuhan hidup layak pekerja. Pemerintah

    menetapkan upah minimum yang didasarkan pada Kebutuhan Hidup

    Layak dengan digunakan produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi

    (Nurtiyas, 2016).

    2) Faktor-faktor yang mempengaruhi upah minimum

    Menurut Merdekawaty dkk (2016) ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi upah minimum, diantaranya adalah sebagai berikut:

    a. Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

    KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

    seorang pekerja atau buruh lajang untuk mendapat jaminan hidup

  • 36

    layak baik secara fisik, non fisik, dan sosial untuk kebutuhan satu

    bulan.

    b. Indeks Harga Konsumen (IHK)

    Upah minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan

    harga kebutuhan pokok yang tercermin dalam IHK. IHK sendiri

    memiliki definisi sebagai indeks yang menghitung rata-rata

    perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi

    oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.

    c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk

    mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah. PDRB atas dasar

    harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut

    yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun

    tertentu sebagai tahun dasar. PDRB konstan digunakan untuk

    mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun

    atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor

    harga

    4. Indeks Pembangunan Manusia

    Menurut Mirza (2012) indeks pembangunan manusia merupakan

    indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata

    suatu negara dalam tiga hal mendasar pembangunan manusia. Adapun tiga

    hal mendasar pembangunan manusia adalah sebagai berikut:

  • 37

    1) Lamanya hidup yang diukur dengan harapan hidup pada saat lahir

    2) Tingkat pendidikan yang diukur dengan kombinasi antara angka melek

    huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah

    3) Tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran per kapita

    yang telah disesuaikan.

    Menurut Beik (2016) formulasi yang digunakan dalam mengukur

    nilai dari indeks pembangunan manusia ini adalah sebagai berikut:

    IPM = (indeks harapan hidup) + (indeks pendidikan) + (indeks daya

    beli)

    Skor indeks pembangunan manusia berkisar antara 0 dan 1.

    Semakin mendekati angka 1 semakin tinggi nilai indeks pembangunan

    manusia-nya dan semakin berkualitas sumber daya manusia yang dimiliki

    oleh suatu negara. Demikian pula sebaliknya. Indeks pembangunan

    manusia oleh UNDP dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu

    sebagai berikut:

    1) Very high human development index: untuk nilai IPM ≥ 0.800

    2) High human development index: 0.700 ≤ nilai IPM < 0.800

    3) Medium human development index:0.550 ≤ nilai IPM < 0.700

    4) Low human development index: nilai IPM < 0.550

    Menurut Alhudori (2017) indeks pembangunan manusia terdiri dari

    tiga komponen yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan

    manusia yaitu sebagai berikut:

  • 38

    1) Komponen Kesehatan

    Dalam indeks pembangunan manusia, komponen kesehatan ini

    tercermin dalam usia harapan hidup masyarakat yaitu rata-rata

    perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh seseorang selama hidup.

    Ada dua jenis data yang digunakan dalam penghitungan Angka

    Harapan Hidup yaitu Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup

    (AMH).

    2) Komponen Pendidikan

    Dalam indeks pembangunan manusia komponen pendidikan

    diwakili oleh Angka Melek Huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah.

    angka melek huruf adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia

    15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah

    penduduk usia 15 tahun ke atas. Batas maksimum untuk angka melek

    huruf adalah 100 sedangkan batas minimum adalah 0 (sesuai standar

    UNDP).

    3) Komponen Daya Beli

    Dalam indeks pembangunan manusia komponen daya beli

    diwakili oleh pendapatan perkapita riil yang disesuaikan yaitu rata-rata

    pengeluaran perkapita penduduk yang sudah distandarkan dengan

    mendeflasikan melalui indeks harga konsumen.

    5. Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi menggambarkan keadaan produksi di suatu

    wilayah, dengan pertumbuhan ekonomi meningkat dapat dikatakan bahwa

  • 39

    produksi dalam wilayah tersebut juga ikut mengalami peningkatan.

    Pertumbuhan ekonomi diwilayah provinsi ditunjukkan dengan nilai

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB sendiri merupakan salah

    satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah

    dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

    dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah

    yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu,

    ataupun merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

    oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. PDRB atas dasar harga

    konstan merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang

    dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam tahun berjalan yang dinilai atas

    dasar harga pada tahun dasar (Lembang, 2017).

    Menurut BPS (2020) Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan

    dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap

    kegiatan atau lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh

    lapangan usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor ekonomi yang

    meliputi:

    1) Sektor Pertanian

    2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

    3) Sektor Industri Pengolahan

    4) Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih

    5) Sektor Bangunan

    6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

  • 40

    7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

    8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    9) Sektor Jasa-jasa

    6. Zakat

    1) Definisi Zakat

    Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar zaka

    yang berarti suci, berkah, tumbuh dan terpuji. Sedangkan dari segi

    istilah fiqh, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah

    diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti

    mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. Sedangkan menurut istilah

    syariat, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah

    mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah untuk dikeluarkan dan

    diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Andriyanto,

    2014).

    Menurut Suwiknyo (2010) zakat merupakan keberkahan,

    penyucian, peningkatan dan suburnya perbuatan baik. Disebut zakat

    karena dapat memberkahi kekayaan yang dizakatkan dan

    melindunginya. Kata zakat juga digunakan untuk menunjukkan jumlah

    yang dibayarkan dari dana-dana yang terkena kewajiban zakat,

    sebagaimana Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 103.

  • 41

    ُۡۡۡخذۡ إِنَّ ۡۡۖ َۡعلَي ِهم ِِيِهمۡبَِهاَۡوَصل َۡوتَُزك ُِرُهم َۡصَدقَٗةُۡتَطه َٰلِِهم َو م

    َۡأ ِمن

    وَۡ ۡۡۗ َُّهم تََكَۡسَكٞنۡل ُۡۡٱَصلَوَٰ ١٠٣َسِميٌعَۡعلِيٌمّۡۡللَّ

    Artinya: “ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan

    menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya

    doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah

    Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

    Di dalam syariah, zakat merupakan suatu kewajiban mengenai

    dana yang dibayarkan untuk tujuan khusus dan untuk kategori tertentu

    seperti dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 141.

    ِيۡ ٱَوُهَوۡ ُروَشَٰٖتۡوََّۡۡلَّ َۡمع َ ُروَشَٰٖتۡوََغۡي ع َٰٖتۡمَّ َۡجنََّنَشأ

    ََلۡٱأ ۡنلَّخ

    عَۡٱوَۡ ر ُكلُهُۡۡلزَُّي ُتونَۡٱوَۡۡۥُُۡم َتلًِفاۡأ انَۡٱوَۡۡلزَّ ُۡمتََشَٰبِهٖٖۚۡۡۡلرُّمَّ َ ُمتََشَٰبِٗهاۡوََغۡي

    ِۡ هُۡۡۦ ُُۡكُواِْۡمنَۡثَمرِه ث َمَرَۡوَءاتُواَْۡحقََّأ ۡ ِۡۡۥإَِذا ۡيَو َمَۡحَصادِه ۡإِنَّهُۡۡۖۦۡ ْْۚ ِفُو ا ۡۡۥَوََلۡتُۡس

    ۡ ِفِيَۡٱََلُُۡيِبُّ ١٤١ۡل ُمۡس

    Artinya:“dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung

    dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang

    bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk

    dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya

    (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya

    di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin),

    dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

    Zakat juga merupakan jumlah tertentu yang telah ditentukan

    oleh Allah untuk mereka yang berhak menerima zakat sebagaimana

    ditentukan dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 60.

  • 42

    ۡۡ َُٰتۡٱإِنََّما َدَق وَۡۡۡلصَّ وَۡۡۡل َعَِٰملِيَۡٱوَۡۡۡل َمَسَِٰكيِۡٱلِل ُفَقَرا ءِۡ َۡۡؤلََّفةِۡل مُۡٱَعلَي َهاَۡوِِفۡۡ ۡ ِقَابِۡٱقُلُوُبُهم َسبِيِلۡۡۡۡل َغَٰرِِميَۡٱوَۡۡۡلر ِۡٱَوِِفۡ بِيِلۡ ٱۡۡب نِۡٱوَّۡۡۡللَّ ۡۡلسَّ

    َِنۡ ِۗۡۡٱفَرِيَضٗةۡم ُۡٱوَّۡۡللَّ ٦٠َۡۡعلِيٌمَۡحِكيٞمّۡۡللَّ

    Artinya: “sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

    fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf

    yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

    berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

    perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

    Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

    Hingga akhirnya, mereka yang berzakat akan memperoleh

    keberuntungan di dunia dan akherat, sebagaimana dijelaskan dalam

    Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 4

    ِينَۡٱوَۡ َِّۡۡلَّ ۡل َٰعِلُوَنُۡهم َكوَٰةَِۡف ٤لزَّ

    Artinya: “dan orang-orang yang menunaikan zakat”.

    Berdasarkan definisi tersebut zakat dapat dikenakan kepada

    seorang muslim dan badan usaha. Zakat yang wajib dibayarkan umat

    Islam terdiri atas (zakat fitrah dan zakat mal. Harta yang wajib

    dizakati menurut Undang-Undang Pengelolaan Zakat adalah simpanan

    logam mulia berupa emas, perak atau logam mulia lainnya, kekayaan

    berupa uang dan surat berharga, pendapatan dari hasil perdagangan,

    perusahaan pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan,

    pertambangan, pendapatan dan jasa, rikaz (Purbasari, 2015).

  • 43

    2) Indikator Zakat

    Menurut FORBEDY dan ADESY (2016) Islam sebagai agama

    yang sempurna, sudah mengatur kehidupan sampai serinci mungkin

    agar seluruh harta bisa berputar. Pada ajaran agama Islam terdapat

    kelompok penduduk yang berkelebihan dan kekurangan. Bagi yang

    masuk pada golongan berkelebihan diwajibkan untuk mengeluarkan

    sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah SWT dalam bentuk zakat.

    Masyarakat yang berkelebihan dan mempunyai kemampuan disebut

    muzzaki atau pemberi zakat. Sedangkan bagi masyarakat yang masih

    mengalami kekurangan dikategorikan sebagai mustahik atau penerima

    zakat. Terdapat beberapa indikator ataupun kriteria bagi pemberi zakat

    (muzzaki) seperti berikut ini:

    a. Beragama Islam, kewajiban zakat hanya diwajibkan kepada orang

    Islam.

    b. Merdeka, kewajiban membayar zakat hanya diwajibkan kepada

    orang-orang yang merdeka.

    c. Dimiliki secara sempurna, harta benda yang wajib dibayarkan

    zakatnya adalah harta benda yang dimiliki secara sempurna oleh

    Muslim.

    d. Mencapai nishab, seorang muslim wajib membayar zakat jika harta

    yang dimilikinya telah mencapai nishab.

    e. Telah haul, harta benda wajib dikeluarkan zakatnya jika telah

    dimiliki selama satu tahun penuh.

  • 44

    3) Penerima Zakat

    Menurut Al Arif (2015) penerima dana zakat telah ditentukan

    oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Delapan

    golongan tersebut dapat dibagi secara garis besar pada dua tipe

    manusia. Pertama, mereka yang mendapat jatah dari zakat karena

    membutuhkannya. Mereka mendapatkannya sesuai dengan

    keperluannya, baik banyak maupun sedikit, seperti fakir, miskin, untuk

    memerdekakan budak, dan ibnu sabil. Kedua, mereka yang

    mendapatkan bagian karena pertimbangan jasa dan manfaat, serta

    mereka yang berjuang di jalan Allah SWT. Jika seseorang tidak

    membutuhkan dan tidak ada pula manfaat pemberian zakat kepadanya,

    ia tidak berhak mendapatkan bagian zakat tersebut. Dari delapan asnaf

    tersebut dapat diperluas maknanya sebagai berikut

    a. Fakir merupakan kondisi seseorang yang tidak mempunyai sumber

    penghasilan sehingga hidupnya sehari-hari sangat kekurangan.

    b. Miskin merupakan kondisi seseorang yang mempunyai sumber

    penghasilan, tetapi penghasilan yang diperoleh masih sangat kecil

    sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

    c. Amil merupakan individu, lembaga, atau institusi pengelolaan

    zakat.

    d. Muallaf merupakan individu yang baru saja masuk ke dalam Islam.

    e. Riqab atau budak merupakan manusia diperlakukan tidak layak

    yang dianggap sebagai benda.

  • 45

    f. Gharimin merupakan individu yang terlilit utang dan utang tersebut

    dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan bukan untuk

    keperluan maksiat, seperti judi.

    g. Sabilillah merupakan kondisi individu yang berjuang untuk

    menegakkan agama Allah SWT.

    h. Ibnu Sabil yaitu individu yang sedang dalam perjalanan dan

    perjalanan yang dilakukan adalah untuk kebajikan, bukan untuk

    maksiat.

    4) Pengelolaan Distribusi Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan

    Menurut Lapopo (2012) distribusi zakat dapat dilakukan

    dengan cara, tergantung dari kebijakan manajemen Badan atau

    Lembaga Zakat yang bersangkutan. Bagaimana cara pemberian yang

    tepat guna, efektif manfaatnya dengan sistem yang serba guna dan

    peran serta fungsi sosial ekonomi dari zakat. Umumnya pola

    pendistribusian bisa dikategorikan kedalam empat bentuk yaitu sebagai

    berikut:

    a. Konsumtif tradisional, dalam konsumtif tradisional zakat dibagikan

    kepada mustahik secara langsung untuk konsumsi sehari-hari,

    seperti pembagian zakat mal ataupun zakat fitrah kepada mustahiq

    yang sangat membutuhkan karena tidak memiliki pangan atau

    karena musibah.

    b. Konsumtif kreatif, dalam konsumtif kreatif zakat diwujudkan

    dalam bentuk lain seperti barang konsumtif yang digunakan untuk

  • 46

    membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial

    ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut seperti alat-alat

    sekolah atau beasiswa untuk pelajar, bantuan sarana ibadah seperti

    sarung dan mukena, bantuan alat pertanian seperti cangkul untuk

    petani, gerobak jualan untuk pedangang dan lain-lain.

    c. Produktif konvensional, dalam konsumtif konvensional dana zakat

    yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dengan

    pemberian tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,

    bantuan yang dapat berupa ternak kambing, sapi perah atau untuk

    membajak sawah, alat pertukangan, alat cukur, mesin jahit, dan

    sebagainya.

    d. Produktif kreatif, dalam konsumtif tradisional zakat diberikan

    dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk modal

    membangun proyek sosial, seperti membangun sekolah, sarana

    kesehatan atau tempat ibadah, maupun sebagai modal usaha bagi

    pengembangan usaha pedagang kecil.

  • 47

    C. Kerangka Penelitian

    Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan

    sebagai berikut:

    D. Hipotesis

    Hipotesis atau dugaan sementara merupakan jawaban sementara

    terhadap masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdaarkan

    kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

    1. Upah Minimum terhadap Kemiskinan

    Hubungan upah minimum dengan kemiskinan yaitu jika suatu

    masyarakat memiliki pekerjaan atau sebuah usaha maka dapat dipastikan

    dia akan memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Dalam menentukan kebijakan pemerintah harus mengatur sedemikian rupa

    Upah Minimum

    (X1)

    Indeks Pembangunan

    Manusia

    (X2)

    Kemiskinan

    (Y)

    H1

    H2

    Pertumbuhan Ekonomi

    (X3)

    H3

    Zakat

    (Z)

    H4 H5 H6

    Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

  • 48

    agar mampu menciptakan sebuah kesempatan kerja yang nantinya akan

    membuat pendapatan dari golongan tidak mampu dapat meningkatkan

    pendapatnya. Dengan begitu maka diharapkan angka kemiskinan yang ada

    dapat mengalami penurunan.

    Upah merupakan hasil balas jasa dari suatu perusahaan terhadap

    karyawannya apabila melakukan suatu pekerjaan. Pemberian upah sesuai

    dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, hal ini dilakukan

    guna mengurangi jumlah kemiskinan. Diharapkan dengan upah minimum

    yang tinggi, dapat menurunkan tingkat kemiskinan di Pulau Jawa. Sejalan

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Ansori dan Joko (2018) dengan

    hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel upah minimum

    berdampak negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sehingga hipotesis

    yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

    H1 : Upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    kemiskinan

    2. Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan

    Hubungan indeks pembangunan manusia dengan kemiskinan yaitu

    jika suatu masyarakat memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

    dasar berupa sandang, pangan dan papan maka dapat dipastikan ia bukan

    golongan orang yang kekurangan. Selain dari masyarakat, anggaran yang

    dibuat oleh pemerintah harus mampu untuk memperbaiki indikator-

    indikator dalam pembangunan manusia seperti dalam mengalokasi dana

  • 49

    pendidikan dan kesehatan masyarakat. Sehingga diharapkan tingkat

    kemiskinan yang ada dapat mengalami penurunan.

    Indeks pembangunan manusia merupakan salah satu tolak ukur

    yang digunakan untuk menilai kualitas sumber daya manusia di suatu

    negara. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya

    manusia dan memastikannya berjalan dengan lancar. Diharapkan dengan

    indeks pembangunan manusia yang tinggi dapat menurunkan tingkat

    kemiskinan di Pulau Jawa. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Suripto dan Lalu (2020) dengan hasil penelitian yang menunjukkan

    bahwa variabel indeks pembangunan manusia memiliki pengaruh negatif

    dan signifikan terhadap kemiskinan. Sehingga hipotesis yang dirumuskan

    adalah sebagai berikut:

    H2 : Indeks pembangunan manusia berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap kemiskinan

    3. Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

    Keberhasilan dari pembangunan dalam perekonomian dapat dilihat

    dari nilai pertumbuhan ekonomi yang semakin lama semakin membaik.

    Hal ini dapat dilihat dari salah satu sektor barang dan jasa dimana

    menyebabkan kapasitas peningkatan produksi meningkat baik dari sisi

    mikro maupun sisi makro. Harus ada kerjasama antara individu,

    masyarakat dan pemerintah dalam berproduksi agar perubahan output dari

    sisi nasional menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dengan

    produktivitas yang membaik mampu untuk memperbaiki ketimpangan

  • 50

    diantara masyarakat. Dengan begitu diharapkan jika nilai pertumbuhan

    ekonomi meningkat dapat menurunkan tingkat kemiskinan.

    Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah ukuran makro yang

    digunakan untuk mengatasi perekonomian di suatu negara dengan periode

    tertentu. Adapun manfaat dari perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah

    sebagai bahan evaluasi pembangunan secara keseluruhan, sebagai umpan

    balik yang berguna terhadap pembangunan yang telah dilaksanakan. Hal

    ini mencerminkan produktivitas dari tenaga kerja pada masing-masing

    sektor. Diharapkan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat

    menurunkan tingkat kemiskinan di Pulau Jawa. Sejalan dengan penelitian

    yang dilakukan oleh Arifin (2019) dengan hasil penelitian yang

    menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif

    dan signifikan terhadap kemiskinan. Sehingga hipotesis yang dirumuskan

    adalah sebagai berikut:

    H3 : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap kemiskinan

    4. Upah Minimum, Zakat dan Kemiskinan

    Dengan distribusi zakat yang merata dalam sektor ekonomi

    kekayaan tidak hanya dirasakan oleh orang-orang tertentu. zakat dapat

    dimanfaatkan sebagai sarana untuk memberikan bantuan modal kepada

    orang miskin untuk melakukan usaha agar mencapai taraf kehidupan yang

    lebih baik. Lambat laun akan membuat sektor lapangan kerja dapat

    terpenuhi dengan baik. Dengan terpenuhinya lapangan pekerjaan tentunya

  • 51

    pemerintah akan membuat kebijakan untuk menetapkan upah minimum

    harus sesuai dengan kondisi daerah yang terkait. Jika upah dirasa kurang

    cukup dalam pemenuhan kehidupan, diharapkan dana zakat mampu

    diputarkan untuk meningkatkan produktivitas sehingga menyebabkan

    kesejahteraan bagi semua golongan. Dengan hal tersebut diharapkan angka

    kemiskinan dapat ditekankan

    Penelitian zakat sebagai moderasi sejalan dengan penelitian

    sebelumnya yang telah dilakukan oleh Purnomo (2018) dengan hasil

    penelitian yang menunjukkan bahwa pengelolaan zakat mampu

    memoderasi pendayagunaan zakat terhadap penanggulangan kemiskinan.

    Sehingga hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

    H4 : Zakat mampu memoderasi pengaruh upah minimum terhadap

    kemiskinan

    5. Indeks Pembangunan Manusia, Zakat dan Kemiskinan

    Terpenuhinya kebutuhan pokok dan fasilitas publik yang mumpuni

    akan menunjang pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Salah

    satunya adalah keberhasilan pemerintah dalam menciptakan kebijakan

    yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat. Dalam hal ini potensi zakat

    yang dibayar oleh muzzaki akan mampu untuk didistribusikan dalam

    bentuk pembangunan manusia baik dari sisi pendidikan maupun sisi

    kesehatan. Dengan pembangunan manusia yang tepat sasaran

    menggunakan dana zakat, diharapkan semakin lama mutu kualitas sumber

    daya manusia akan berkualitas. Dengan banyak warga negara yang

  • 52

    mengenyam pendidikan, indeks pembangunan manusia menjadi

    meningkat. Melalui pentasharufan zakat diatas, diharapkan indeks

    pembangunan manusia mampu untuk menurunkan tingkat kemiskinan di

    Pulau Jawa.

    Penelitian zakat, sebagai moderasi sejalan dengan penelitian

    sebelumnya yang telah dilakukan oleh Purnomo (2018) dengan hasil

    penelitian yang menunjukkan bahwa pengelolaan zakat mampu

    memoderasi pendayagunaan zakat terhadap penanggulangan kemiskinan.

    Sehingga hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

    H5 : Zakat mampu memoderasi indeks pembangunan manusia

    terhadap kemiskinan

    6. Pertumbuhan Ekonomi, Zakat dan Kemiskinan

    Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah akan selalu mengalami

    perubahan setiap tahunnya. Sektor perekonomian menjadi objek penting

    dalam zakat karena dalam sektor ekonomi ini zakat dapat dimanfaatkan

    secara produktif. Maksudnya pemerintah dapat menggunakan dana zakat

    produktif untuk dijadikan pinjaman modal bergilir untuk para pelaku

    ekonomi. Dengan meningkatnya produktivitas dikalangan masyarakat

    akan menjadikan para muzzaki sejahtera. Diharapkan dengan begitu

    mampu menumbuhkan kesadaran untuk membayar zakat. Tingginya dana

    zakat yang terkumpul akan berdampak pada pentasharufan zakat yang

    lebih maksimal. Dengan kata lain zakat berperan penting dalam

    pengurangan kemiskinan melalui penggunaan dana zakat secara baik dan

  • 53

    tepat. Dengan demikian dana zakat akan berputar dan lambat laun

    kesejahteraan di dapat tercapai dengan baik.

    Penelitian zakat sebagai moderasi sejalan dengan penelitian

    sebelumnya telah dilakukan oleh Purnomo (2018) dengan hasil penelitian

    yang menunjukkan bahwa pengelolaan zakat mampu memoderasi

    pendayagunaan zakat terhadap penanggulangan kemiskinan. Sehingga

    hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

    H6 : Zakat mampu memoderasi pertumbuhan e