analisis pengaruh firm size, book to market ratio, price earning ratio ...
ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO (PER), DIVIDEND...
Transcript of ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO (PER), DIVIDEND...
ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO
(PER), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), PRICE TO
BOOK VALUE (PBV) RATIO DAN ECONOMIC VALUE
ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar dalam Efek Syariah Sektor Perdagangan, Jasa
dan Investasi Tahun 2013-2017)
SKRIPSI
Disusun Oleh
NOVI NUR ASLIKHAH
NIM. 63012160003
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ANALISIS PENGARUH PRICE EARNING RATIO
(PER), DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), PRICE TO
BOOK VALUE (PBV) RATIO DAN ECONOMIC VALUE
ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar dalam Efek Syariah Sektor Perdagangan, Jasa
dan Investasi Tahun 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NOVI NUR ASLIKHAH
NIM. 63012160003
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Waktu laksana pedang.
Jika engkau tidak menggunakannya,
Maka ia yang malah akan menebasmu.
Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan,
pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia” (Imam Syafi’i).
PERSEMBAHAN
Teruntuk kedua orang tuaku tercinta,
Adik-adikku tersayang,
Teman-teman seperjuangan,
Dan orang-orang yang selalu memberikan dukungan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividend Payout Ratio (DPR),
Price to Book Value (PBV) dan Economic Value Added (EVA) terhadap
Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar
dalam Efek Syariah Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi Tahun 2013-
2017) ini dengan baik.
Skripsi ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat
kelulusan program studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang membantu dan
memberikan bimbingan, maka selayaknya penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga beserta
wakil-wakilnya.
2. Bapak Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku ketua program studi S1 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Taufikur Rahman, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Teman-teman seperjuangan Umi dan Galuh yang telah berjuan bersama-sama
selama ini.
8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu
apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang hati
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 15 September 2018
Penulis
ix
ABSTRAK
Aslikhah, Novi Nur. 2018. Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER),
Dividend Payout Ratio (DPR), Price to Book Value (PBV)Ratio dan
Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada
Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar dalam Efek Syariah Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi Tahun 2013-2017). Skripsi. Progdi S1
Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Taufikur Rahman, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perusahaan-perusahaan yang
mencari tambahan modal melalui pasar modal. Untuk menambah ekuitas, dapat
dilakukan perusahaan dengan menjual saham kepada pihak lain. Bagi investor
diperlukan suatu analisis saham untuk menginformasikan keadaan suatu
perusahaan terkait dengan harga saham yang nantinya akan berpengaruh terhadap
keputusan investor untuk berinvestasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1)
Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham (2) Pengaruh
Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham (3) Pengaruh Price to Book
Value (PBV) terhadap harga saham (4) Pengaruh Economic Value Added (EVA)
terhadap harga saham.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan mencari dokumen yang telah tersedia yaitu
laporan tahunan perusahaan yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah sektor
perdagangan, jasa dan investasi. Sampel yang diambil sebanyak 85 yang berasal
dari 17 perusahaan dalam 5 periode, dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah
menggunakan alat bantu eviews 10 dan SPSS 25. Analisis ini meliputi uji
stasioneritas, uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi berganda, uji
statistik melalui uji koefisien determinasi (R2), Ftest serta Ttest.
Hasil uji Ftest, menunjukkan bahwa variabel PER, DPR, PBV dan EVA
secara simultan berpengaruh terhadap harga saham dengan pengaruh sebesar
29,4% sisanya 70,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model ini. Uji Ttest
menunjukkan bahwa DPR dan PBV secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham, sedangkan PER dan EVA secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Kata Kunci: PER, DPR, PBV, EVA, Harga Saham
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAH ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 8
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 11
A. Telaah Pustaka ..................................................................................... 12
B. Kerangka Teori..................................................................................... 20
1. Zero Growth Model dan Signaling Theory .................................... 20
xi
2. Investasi.......................................................................................... 20
a. Pengertian Investasi ................................................................ 20
b. Tujuan Investasi ....................................................................... 21
c. Proses Investasi ....................................................................... 21
3. Investasi dalam Prespektif Islam .................................................... 22
4. Daftar Efek Syariah ........................................................................ 24
5. Pasar Modal .................................................................................... 24
a. Pengertian Pasar Modal ........................................................... 24
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal 26
6. Pasar Modal Syariah ...................................................................... 28
a. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syariah .............................. 29
b. Manfaat Pasar Modal .............................................................. 30
c. Fungsi Pasar Modal Syariah .................................................... 30
d. Pihak yang Terlibat di Pasar Modal Syariah ........................... 31
7. Saham Syariah ................................................................................ 33
8. Harga Saham .................................................................................. 35
a. Pengertian Harga Saham ......................................................... 35
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham .................. 38
9. Analisis Saham ............................................................................... 40
a. Analisis Teknikal .................................................................... 40
b. Analisis Fundamental .............................................................. 40
10. Price Earning Ratio (PER) ............................................................ 44
11. Dividend Payout Ratio (DPR) ........................................................ 46
xii
12. Price to Book Value (PBV) ............................................................ 47
13. Economic Value Added (EVA) ...................................................... 49
C. Kerangka Penelitian ............................................................................. 51
D. Hipotesis ............................................................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 59
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 59
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 59
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 59
1. Populasi .......................................................................................... 59
2. Sampel ............................................................................................ 60
D. Sumber dan Jenis Data ......................................................................... 62
1. Sumber Data ................................................................................... 62
2. Jenis Data ....................................................................................... 62
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 63
F. Skala Pengukuran ................................................................................. 63
G. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................ 64
H. Instrumen Penelitian............................................................................. 66
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 66
1. Uji Stasioneritas ............................................................................. 66
2. Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 67
3. Analisis Regresi Berganda ............................................................. 67
4. Uji Statistik .................................................................................... 68
a. Uji Determinasi (R2) ................................................................ 68
xiii
b. Uji Statistik F ........................................................................... 69
c. Uji Statistik t ............................................................................ 70
5. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 70
a. Uji Multikolinieritas ................................................................. 71
b. Uji Autokorelasi ....................................................................... 72
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 73
d. Uji Normalitas .......................................................................... 74
J. Alat Analisis ......................................................................................... 75
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 76
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 76
B. Analisis Data ....................................................................................... 77
1. Uji Stasioneritas ............................................................................. 77
2. Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 78
C. Uji Statistik .......................................................................................... 80
1. Uji Regresi Berganda .................................................................... 80
2. Uji Determinasi (R2)...................................................................... 82
3. Uji Statistik F ................................................................................ 82
4. Uji Statistik t.................................................................................. 83
D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 84
1. Uji Multikolinieritas ...................................................................... 84
2. Uji Autokolerasi ............................................................................. 85
3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 87
4. Uji Normalitas ................................................................................ 88
xiv
E. Pembahasan ......................................................................................... 89
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 98
A. Kesimpulan .......................................................................................... 98
B. Saran ..................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 11
Tabel 3.1 Karakteristik Pengambilan Sampel ................................................. 61
Tabel 3.2 Daftar Sampel ................................................................................. 61
Tabel 3.3 Definisi Konsep dan Operasional Variabel Penelitian .................... 65
Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi .................... 70
Tabel 4.1 Objek Penelitian .............................................................................. 76
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas ..................................................................... 77
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 78
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Berganda ............................................................. 80
Tabel 4.5 Uji Determinasi ............................................................................... 82
Tabel 4.6 Hasil Uji F ....................................................................................... 83
Tabel 4.7 Hasil Uji t ......................................................................................... 84
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikoliniearitas ............................................................ 85
Tabel 4.9 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ............................................ 86
Tabel 4.10 Hasil Uji Durbin-Watson .............................................................. 86
Tabel 4.11 Durbin-Watson Test Bound ........................................................... 86
Tabel 4.12 Hasil Uji Glejser ........................................................................... 87
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 88
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 89
Tabel 4.15 Hasil Penelitian ............................................................................. 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian di Indonesia setiap tahunnya tentunya mengalami
pertumbuhan, yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-
perusahaan baru yang muncul. Persaingan antar perusahaan pun akan terus
terjadi, baik itu dari segi kompetitif maupun komperatif. Untuk
mengembangkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan, suatu
perusahaan tentunya membutuhkan modal yang besar, yang nantinya dapat
dikelola secara optimal sehingga memperoleh keuntungan yang
maksimum.
Perusahaan membutuhkan stakeholder sebagai investor untuk
mendukung perkembangan dan pertumbuhannya. Investor dapat
menginvestasikan modal berupa saham melalui pasar modal.
Perkembangan bank yang berbasis syariah, ikut mendorong perkembangan
penggunaan prinsip-prinsip syariah di sektor pasar modal (Sutedi, 2011:
2). Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam
perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang
menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap
investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya (Sutedi, 2011:
45).
2
Salah satu instrumen pasar modal syariah yang terdapat di Indonesia
adalah saham syariah. Saham merupakan surat berharga yang
merepresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Dalam
syariah diatur ketentuan bahwa penyertaan modal tersebut harus dilakukan
pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah
(Najmudin, 2011: 258).
Besarnya penduduk beragama muslim di Indonesia membuat harga
saham-saham yang masuk dalam daftar efek syariah (DES) semakin tenar.
apalagi seiring dengan investasi di pasar modal semakin dikenal oleh
masyarakat luas. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan DSN
MUI juga semakin mempermudah dengan terus memperbarui DES. Sebab
selain syarat berdasarkan jenis usahanya yang tidak haram dan riba, emiten
yang masuk dalam DES juga dilihat dari laporan keuangannya. Investasi
saham hingga saat ini masih dianggap banyak kalangan sebagai investasi
beresiko tinggi. Hal ini membuat jumlah investor lokal di Bursa Efek
Indonesia (BEI) masih terbilang rendah. Menurut kepala divisi riset BEI
modal sukses investasi saham cukup dengan mengenali kondisi
fundamental perusahaan, salah satunya dengan mengamati laporan
keuangan (www.detik.com). Secara fundamental, kinerja sejumlah emiten
yang kurang baik maka dapat menyebabkan penurunan harga saham
(www.kontan.com).
Berdasarkan laporan OJK pertumbuhan industri pasar modal pada
periode 2012-2016 sangat baik, ditandai pertumbuhan IHSG dan
3
kapitalisasi pasar modal. Perkembanagn IHSG juga diikuti oleh
perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang meningkat.
OJK juga melaporkan mayoritas saham syariah bergerak dalam sektor
perdagangan, jasa dan investasi (25,65%), sektor properti, real estate &
kontruksi (16,71%), sektor industri dasar dan kimia (14,99%), sektor
infrastuktur, utilitas dan transportasi (10,09%), dan sektor lainnya masing-
masing di bawah 10%. (www.ojk.go.id).
Setiap pelaku di pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk
membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu
saham, salah satunya yaitu analisis fundamental. Analisis fundamental
menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang
kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang
sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di
masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga
saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan (Kodrat, 2010: 1).
Analisis fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam
laporan keuangan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah
diapresiasi secara kuat (Kodrat, 2010: 203). Analisa perusahaan
merupakan salah satu bagian dari analisis fundamental, salah satu metode
yang dapat digunakan adalah analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan dan
perbandingan antara jumlah satu akun dengan jumlah akun lain dalam
laporan keuangan yang bertujuan untuk dapat membantu perusahaan
4
dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan,
menilai kinerja laporan keuangan perusahaan dalam memberdayakan
seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai target yang telah ditetapkan
oleh perusahaan (Sujarweni, 2017: 59).
Terdapat beberapa klasisfikasi pada rasio keuangan, salah satunya
adalah rasio saham, yaitu rasio yang menunjukkan bagian dari laba
perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham dengan
beberapa komponen antara lain: Price Earning Ratio (PER), Dividen
Payout Ratio (DPR), Price to Book Value (PBV) Pendekatan lain yang
digunakan untuk penilaian saham adalah Economic Value Added (EVA)
yang merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam
meningkatkan nilai tambah. (Najmudin, 2011: 86).
PER menunjukkan pada penerapan earnings per share untuk
menentukan nilai suatu saham (Murhadi, 2009: 139). Nilai PER yang
tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham, sehingga
saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan
berdampak pada kenaikan harga saham. Sebaliknya, apabila perusahaan
mempunyai PER yang rendah menunjukkan nilai pasar yang rendah
sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham (Husnan,
2001: 63).
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
Rahwidhiyasa & Handayani (2013), dalam hasil penelitiannya
menunjukkah bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap
5
harga saham, sehingga apabila PER naik maka harga saham juga naik.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh Kusuma (2017), Maya (2015),
Natsir (2016) dan Nugroho (2011). Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh
penelitian yang dilakukan Murwanti & Mulyono (2015) yang menyatakan
bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara PER terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang go public, artinya bahwa makin tinggi
nilai rasio PER suatu perusahaan perbankan maka belum tentu akan
menyebabkan harga saham yang semakin meningkat pula, pernyataan
tersebut didukung oleh Novasari (2013), Susilo (2014), Sari (2017).
Metode lain yang dapat digunakan dalam analisis rasio adalah
Dividend Payout Ratio (DPR) yang menunjukkan besarnya laba (deviden)
yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin
besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan,
demikin pula sebaliknya (Sutrisno, 2009: 269). Peneliti Fauza &Mustanda
(2016) menyatakan bahwa DPR berpengaruh positif terhadap harga saham,
sehingga dapat diinterprestasikan setiap kenaikan DPR, akan
mempengaruhi kenaikan saham, dan sebaliknya. Hasil penelitian tersebut
didukung oleh Fitriah & Sudirjo (2016), Febianto (2015). Namun
penelitian lain Wibowo & Syahrizal (2015) menyatakan bahwa DPR tidak
berpengaruh terhadap harga saham, yang didukung oleh Savitri & Oetomo
(2016) dan Dewi (2017).
Analisis saham lain yang dapat dilakukan adalah Price to Book
Value (PBV) Ratio yang menunjukkan harga pasar saham di atas atau di
6
bawah nilai buku saham (Sujarweni, 2017: 88). Jika PVB perusahaan
dibawah satu, maka kita dapat menilai bahwa harga saham tersebut adalah
di bawah nilai buku (under value) (Sugiono, 2016. 71).
Penelitian mengenai PVB telah dilakukan oleh Menurut Fitriani
(2016) rasio PVB merupakan perbandingan antara harga saham dengan
nilai buku ekuitas perusahaan, makin tinggi rasio tersebut makin berhasil
dan mampu perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifkan antara
PVB terhadap harga saham, hasil penelitian ini didukung Rusmana (2015),
Cahyaningrum & Antikasari (2017) dan Anggarini (2014). Sedangkan
hasil berbeda ditunjukkan dari hasil penelitian Rahwidhiyasa & Handayani
(2013) dan Susilo (2014) yang menyatakan bahwa PBV tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan
menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA adalah
ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengingkatkan nilai
tambah (value added) bagi perusahaan. Apabila EVA positif berarti ada
nilai tambah bagi perusahaan dan sebaliknya, apabila EVA negatif, berarti
perusahaan mengalami penurunan kinerja yang akan direspons dengan
penurunan harga saham (Sujarweni, 2017: 94).
Beberapa penelitian mengenai pengaruh EVA terhadap harga saham
dilakukan oleh Rahman (2013), Septian (2010) dan Hadiyati (2015) yang
menunjukkan bahwa EVA mempengaruhi harga saham, hasil tersebut
7
digunakan sebagai dasar untuk menentukan pertimbangan dalam
pembelian harga saham sehingga EVA mempengaruhi harga saham.
Penelitian tersebut didukung oleh penelitian lain oleh yang menyatakan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara EVA dengan harga saham.
Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Amalia (2014) dan
Mangatta (2011) yang menunjukkan bahwa EVA tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan latar belakang dan berpedaan-perbadaan hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka penulis tertarik melakukan penetian dengan
judul “Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Devidend Payout
Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV) Ratio dan Economic Value
Added (EVA) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan-
Perusahaan yang Terdaftar dalam Efek Syariah Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi Tahun 2013-2017).
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini terkait dengan
pengaruh Price Earning Ratio (PER) , Devidend Payout Ratio (DPR)
Price to Book Value (PBV) Ratio dan Economic Value Added (EVA)
terhadap harga saham, secara rinci permasalahan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh PER terhadap harga saham pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa
dan investasi?
8
2. Bagaimanakah pengaruh DPR terhadap harga saham pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa
dan investasi?
3. Bagaimanakah pengaruh PBV terhadap harga saham pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa
dan investasi?
4. Bagaimanakan pengaruh EVA terhadap harga saham pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa
dan investasi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh PER terhadap harga saham
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor
perdagangan, jasa dan investasi.
2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh DPR terhadap harga saham
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor
perdagangan, jasa dan investasi.
3. Menganalisis dan mengetahui pengaruh PBV terhadap harga saham
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor
perdagangan, jasa dan investasi.
4. Menganalisis dan mengetahui pengaruh EVA terhadap harga saham
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor
perdagangan, jasa dan investasi.
9
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya, khususnya mengenai harga saham dan dapat digunakan
sebagai bahan kajian pustaka untuk penelitian sejenis diwaktu yang
akan datang.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini digunakan untuk sarana, wacana dan informasi seseorang
yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian lain dengan variabel
yang berbeda dan lebih banyak.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran singkat dan memudahkan pemahaman
atas penelitian, berikut ini penulis akan menguraikan secara garis besar
penyusunan penelitian yag dalam perumusannya dituangkan dalam lima
bab dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, bab ini membahas tentang pokok-pokok
permasalahan dari penulisan penelitian mengenai latar belakang masalah
10
yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah yang akan dianalisis,
tujuan penelitian, kegunaan dan sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori, bab ini berisi telaah pustaka dari penelitian-
penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai variabel terkait, pada
kerangka teori akan diuraikan tentang teori-teori yang relevan dengan
masalah penelitian ini. Kerangka penelitian dan hipotesis yang
memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Bab III Metode Penelitian, bab ini menjelaskan secara rinci
mengenai unsur metode dalam penelitian ini, yaitu jenis penelitian yang
dilakukan, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel yang menjadi
objek penelitian, teknik pengumpulan data yang dilakukan, skala
pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji
instrumen penelitian dan alat analisis yang digunakan.
Bab IV Analisis Data, bab ini penguraikan data-data yang diperoleh
yang meliputi deskripsi objek penelitian data, analisis data, pengujian
hipotesis dan pembahasan.
Bab V Penutup, bab ini merupakan bagian akhir dari laporan
penelitian yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan
implikasi penelitian, saran sebagai masukan bagi perusahaan dan
penelitian selanjutnya.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan memiliki kaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang
berkaitan dengan harga saham telah diteliti pada berbagai penelitian
terdahulu.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Price Earning Ratio (PER)
1. Nugroho/Pengaruh
Rasio Earning Per
Share (EPS), Price
Earning Ratio
(PER), Return On
Assets (ROA)
terhadap Harga
Saham/2011 (Studi
Kasus pada
Perusahaan Sektor
Perbankan yang
Terdaftar di BEI
Periode 2007-
2009)/2011
Independen:
EPS (X1)
PER (X2)
ROA (X3)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
EPS dan PER
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham.
Sedangkan
ROA tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel EPS
dan ROA,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA. Objek
penelitian yang
akan dilakukan
pada perusahaan
yang terdaftar
pada DES sektor
keuangan.
2. Natsir/Pengaruh
Return On Asset
(ROA), Return On
Equity (ROE) dan
Price Earning
Ratio (PER)
terhadap Harga
Saham pada
Independen:
ROA (X1)
ROE (X2)
PER (X3)
Dependen:
ROA
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan,
sedangkan
ROE dan
PER
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
variabel ROA
dan ROE,
melainkan
menggunakan
12
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(periode 2011-
2014)/2016
Harga
Saham (Y)
berpengaruh
positif dan
signifikan.
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA. Objek
penelitian yang
akan dilakukan
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
sektor
keuangan.
3. Kusuma/Pengaruh
Kinerja Keuangan
dan Nilai
Perusahaan
Perbankan terhadap
Harga Saham
Perbankan yang
Listing di Bursa
Efek Indonesia
(BEI)/2017
Independen:
CAR (X1)
NPL (X2)
LDR (X3)
BOPO (X4)
PER (X5)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
NPL, LDR,
BOPO
berpengaruh
negartif
signifikan,
CAR dan
PER
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
meggunakan
variabel CAR,
NPLm LDR dan
BOPO,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada Perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
4. Susilo/Pengaruh
ROA, ROE, PBV,
PER, NPM dan
OPM Terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan
Perbankan Tahun
2008-2011/2014
Independen:
ROA (X1)
ROE (X2)
PBV (X3)
PER (X4)
NPM (X5)
OPM (X6)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
ROE, PBV
dan OPM
berpengaruh
terhadap
harga saham,
sedangkan
ROA, PER
dan NPM
tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham.
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunkan
variabel ROA,
ROE, NPM dan
OPM,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada Perusahaan
13
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
5. Murwanti &
Mulyono/Analisis
Pengaruh Rasio
Keuangan terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia/2015
Independen:
Rasio
Keuangan
ROA (X1)
ROE (X2)
NPM (X3)
EPS (X4)
EPR (X5)
Dependen:
Harga
Saham
ROA, ROE,
PER tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham.
NPM dan
EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel ROA,
ROE, NPM dan
EPS, melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA. Objek
penelitian yang
akan dilakukan
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
Dividend Payout Ratio (DPR)
1. Fauza &
Mustanda/Pengaruh
Profitabilitas,
Earning Per Share
(EPS) dan Dividend
Payout Ratio
(DPR) terhadap
Harga Saham/2016
Independen:
ROA (X1)
EPS (X2)
DPR (X3)
Dependen:
Harga
Saham
Profitabilitas,
EPS dan
DPR secara
parsial
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel
independen
profitabilitas
dan EPS,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada Perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
14
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Keuangan.
2. Fitriah & Sudirjo/
Pengaruh Analisis
Rasio Keuangan,
Rasio Pasar dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Harga
Saham (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Kelompok Saham
LQ45 di BEI)/2016
Independen:
CR (X1)
DER (X2)
TATO (X3)
ROA (X4)
PER (X5)
DPR (X6)
Dependen:
Harga
Saham
CR, TATO,
ROA, PER
dan DPR
secara parsial
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhaddap
harga saham.
Sedangkan
DER tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham.
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
variabel
independen CR,
TATO, ROA
dan DER,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
3. Febianto/Pengaruh
Return On Asset,
Current Ratio,
Debt to Equity
Ratio, Dividen,
Laba Bersih dan
Dividen Payot
Ratio terhadap
Harga Saham
Syariah pada
Perusahaan yang
Terdaftar di Jakarta
Islamic Index
Periode 2009-
2014/2015
Independen:
ROA (X1)
CR (X2)
DER (X3)
Dividen
(X4)
Laba Bersih
(X5)
DPR (X5)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
DER dan
DPR
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham,
sedangkan
ROA, CR,
Dividen dan
laba bersih
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham.
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
variabel
independen
ROA, CR, DER,
Dividen dan
laba bersih,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada DES sektor
keuangan.
4. Dewi/Pengaruh
Earning Per Share,
Debt to Equity
Ratio, Return On
Independen:
EPS (X1)
DER (X2)
ROE (X3)
Secara
parsial, hanya
variabel EPS
dan DER
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
15
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Equity dan
Dividend Payout
Ratio terhadap
Harga Saham
Perusahan LQ 45 di
Bursa Efek
Indonesia Periode
2012-2016/2017
DPR (X4)
Dependen:
Harga
Saham
yang
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
harga saham,
sedangkan
ROE dan
DPR tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
harga saham.
variabel EPS,
DER dan DPR,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
tidak pada
Saham LQ45,
melainkan
Perusahaan
yang terdaftar
pada DES sektor
keuangan.
5. Wibowo &
Syahrizal/Analisis
Pengaruh Dividend
Payout Ratio
(DPR) dan Struktur
Modal Terhadap
Perubahan Harga
Saham pada
Perusahaan-
Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI)/2015
Independen:
DPR (X1)
DER (X2)
LDER (X3)
Dependen:
Harga
Saham
DPR dan
struktur
modal tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel
Leverage, tetapi
menggunakan
variable
independen
PER, DPR, PBV
dan EVA. Objek
penelitian yang
akan dilakukan
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
sektor
keuangan.
Price to Book Value (PBV)
1. Rusmana/Pengaruh
Informasi
Akuntansi terhadap
Harga Saham pada
Perbankan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI)/2015
Independen:
EPS (X1)
DER (X2)
ROE (X3)
NPL (X4)
CAR (X5)
DPS (X6)
PBV (X7)
EPS
berpengaruh
positif
signifikan,
DER
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap,
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
variabel
independen
EPS, DER,
ROE, NPL,
CAR dan DPS,
16
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Dependen:
Harga
Saham (Y)
ROE
berpengaruh
negatif
signifikan,
NPL
berpengaruh
positif tidak
signifikan,
CAR
berpengaruh
negatif tidak
signifikan,
DPS dan
PBV
berpengaruh
positif
signifikan,
terhadap
harga saham.
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada Perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
2. Cahyaningrum &
Antikasari/
Pengaruh Earning
Per Share. Price to
Book Value, Return
On Asset dan
Return On Equity
terhadap Harga
Saham Sektor
Keuangan/2017
Independen:
EPS (X1)
PBV (X2)
ROA (X3)
ROE (X4)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa EPS,
PBV, ROA
dan ROE
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel EPS,
ROA dan ROE,
tetapi
menggunakan
variable
independen
PER, DPR, PBV
dan EVA.
3. Anggraini/
Pengaruh Earning
Per Share dan
Price to Book
Value terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan Sektor
Perbankan yang
tercatat di Bursa
Efek Indonesia
tahun 2003-
2012/2014
Independen:
EPS (X1)
PBV (X2)
Dependen:
Harga
Saham
Secara
parsial
variabel EPS
dan PBV
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
harga saham.
Pada penelitian
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
variable
independen
EPS, melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada Perusahaan
17
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
4. Rahwidhiyasa &
Handayani/
Pengaruh Inflasi,
Tingkat Suku
Bunga SBI,
Earning Per Share,
Price Earning
Ratio dan Price to
Book Value
terhadap Harga
Saham/2013
Independen:
Inflasi (X1)
Tingkat
Suku Bunga
SBI (X2)
EPS (X3)
PER (X4)
PBV (X5)
Harga
Saham (Y)
Inflasi &
PBV
berpengaruh
negatif
terhadap
harga saham,
sedangkan
suku bunga
SBI, EPS dan
PER
berpengaruh
positif
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel
independen
inflasi, suku
bunga SBI dan
EPS, melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada Perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
5. Beliani &
Budiantara/
Pengaruh Price
Earning Ratio dan
Price to Book
Value Ratio
terhadap Harga
Saham Perusahaan
Asuransi yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2009-2012/
2015
Independen:
PER (X1)
PVB (X2)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
PER
berpengaruh
terhadap
harga saham,
sedangkan
PVB terbukti
tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak hanya
menggunaka
variabel PER
dan PVB, tetapi
dengan
menambahkan
variabel lain,
yaitu DPR dan
EVA. Objek
penelitian pada
perusahaan yang
terdaftar di
Daftar Efek
Syariah Sektor
Keuangan.
Economic Value Added (EVA)
1. Rahman/Pengaruh Independen: EVA Pada penelitian
18
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Economic Value
Added, Return On
Asset dan
Persentase
Kepemilikan
Modal Saham
Asing Terhadap
Harga Saham
(Studi Empiris pada
Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia)/2013
EVA (X1)
ROA (X2)
Persentase
kepimilikan
modal
saham asing
(X3)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
berpengarug
signifikan
positif
terhadap
harga saham,
ROA tidak
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
harga saham,
persentase
kepemilikan
modal saham
asing
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
harga saham.
yang akan
dilakukan tidak
menggunakan
variabel ROA
dan persentase
kepemilikan
modal,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
2. Septian/Analisis
Pengaruh EVA dan
ROE terhadap
Harga Saham
Perusahaan Sektor
Perbankan di Bursa
Efek
Indonesia/2010
Independen:
EVA (X1)
ROE (X2)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
Terdapat
pengaruh
signifikan
dari ROE dan
EVA baik
secara parsial
maupun
simultan
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel
independen
ROE, melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada DES sektor
keuangan.
3. Hadiyati/Pengaruh
Economic Value
Added (EVA) dan
Return On Assets
(ROA) terhadap
Harga Saham
Perusahaan (Studi
Kasus Perusahaan
Independen:
EVA (X1)
ROA (X2)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
EVA dan
ROA
berpengaruh
terhadap
harga saham.
Penenlitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
ROA,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
19
No. Peneliti/Judul/
Tahun
Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Perbankan Go
Public yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode tahun
2011-2013/2015
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
4. Amalia/Analisis
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Perusahaan Dengan
Metode Economic
Value Added
(EVA) dan Market
Value Added
(MVA) terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia/
2014
Independen:
EVA (X1)
MVA (X2)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
EVA tidak
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
harga saham,
sedangkan
MVA
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
harga saham.
Penelitian yang
akan dilakukan
tidak
menggunakan
variabel MVA,
melainkan
menggunakan
variabel PER,
DPR, PBV dan
EVA.
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
5. Mangatta/Analisis
Pengaruh
Economic Value
Added (EVA)
terhadap Harga
Saham Perusahaan
Kategori LQ 45
pada Bursa Efek
Indonesia Periode
2006-2010/2011
Independen:
EVA (X1)
Dependen:
Harga
Saham (Y)
EVA tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
harga saham.
Pada penelitian
yang akan
dilakukan
menambahkan
variabel PER,
DPR dan PBV
Objek penelitian
pada perusahaan
yang terdaftar
pada Daftar
Efek Syariah
Sektor
Keuangan.
Sumber: Nugroho (2011), Natsir (2016), Kusuma (2017), Susilo (2014),
Murwanti &Mulyono (2015), Fauza (2016), Fitriah & Sudirjo (2016),
Febianto (2015), Dewi (2017), Wibowo & Syarhrizal (2015), Rusmana
(2015), Cahyaningrum & Antikasari (2017), Anggraini (2014),
Rahwidhiyasa & Handayani (2013), Beliani & Budiantara (2015),
20
Rahman (2013), Septian (2010), Hadiyati (2015), Amalia (2014),
Mangatta (2011).
Pada penelitian ini, penulis berfokus untuk mengetahui
bagaimanakah pengaruh PER, DPR, PVB dan EVA terhadap harga saham
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah
sektor perdagangan, jasa dan investasi.
21
B. Kerangka Teori
1. Zero Growth Model dan Signaling Theory
Zero Growth Model atau yang lebih banyak investor menyebutnya
model tidak bertumbuh. Kondisi zero growth model merupakan
kondisi yang harus hari-hati untuk dipahami oleh pihak investor,
karena bagi investor naik, turun dan konstannya saham di pasar
(market) akan memberikan sinyal (signal) positif dan negatif. Apapun
informasi yang terjadi dari kondisi saham suatu perusahaan adalah
selalu memberi efek bagi keputusan investor sebagai pihak yang
menangkap signal tersebut. Konsep signaling theory menjadi sangat
berperan. Signaling theory adalah teori yang membahas tentang naik
turunnya harga di pasar, sehingga akan memberi pengaruh pada
keuputusan investor (Fahmi, 2015: 86). Teori sinyal (signaling theory)
digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan
dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun negatif
kepada pemakainya (Sulistyanto, 2008: 65).
2. Investasi
a. Pengertian Investasi
Menurut Abdul Halim dalam Fahmi (2015: 4) investasi pada
hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi
Keuangan per 1 Oktober 2004 investasi adalah suatu aktiva yang
22
digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of
wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,
dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
b. Tujuan Investasi
Untuk mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam
keputusan maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang
diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi kita perlu
menetapkan tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1) Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.
2) Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang
diharapkan (profit actual).
3) Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
4) Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa (Fahmi,
2015: 6).
c. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya
melakukan investasi dalam sekuritas, untuk mengambil keputusan
tersebut diperlukan langkah sebagai berikut:
1) Menentukan kebijakan investasi
Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa
banyak investasi tersebut akan dilakukan.
23
2) Analisis sekuritas
Cara untuk melakukan analisis sekuritas, yaitu dengan analisis
teknikal dan analisis fundamental.
3) Pembentukan portofolio
Tahap ini mengidentifikasi sekuritas mana yang akan dipilih
dan berapa proporsi dana yag akan ditanamkan pada masing-
masing sekuitas.
4) Melakukan revisi portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumya, dengan maksud untuk melakukan perubahan
terhadap portofolio yang telah dimiliki bila perlu.
5) Evaluasi kinerja portofolio
Pemodal melakukan penelitian terhadap kinerja (performance)
portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang
diperoleh maupun risiko yang ditanggung (Husnan, 2015: 41).
3. Investasi dalam Prespektif Syariah
Islam sebagai aturan hidup (nidham al hayat) yang mengatur
seluruh sisi kehidupan umat manusia, menawarkan berbagai cara dan
kiat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan norma dan aturan
Allah SWT. Dalam berinvestasipun Allah SWT dan Rasul-Nya
memberikan petunjuk (dalil) dan rambu-rambu pokok yang
seyogyanya diikuti oleh setiap muslim yang beriman. Diantara rambu-
rambu tersebut (Satrio, dalam Huda, 2007: 24) adalah:
24
a. Terbebas dari unsur riba
b. Terhindar dari unsur gharar
c. Terhindar dari unsur judi (maysir)
d. Terhindar dari unsur haram
e. Terhindar dari unsur syubhat.
Islam mengajarkan bahwa semua perbuatan manusia yang bersifat
vertikal (hubungan manusia dengan Allah) maupun horisontal
(hubungan manusia dengan manusia) merupakan investasi yang akan
dinikmati di dunia dan akhirat. Karena perbuatan manusia dipandang
sebagai investasi maka hasilnya akan ada yang beruntung dan ada pula
yang merugi. Islam memerintahkan umatnya untuk meraih kesuksesan
dan berupaya meningkatkan hasil investasi.
Islam memandang semua perbuatan manusia dalam kehidupan
sehari-harinya, termasuk aktivitas ekonominya sebagai investasi yang
akan mendapatkan hasil (return). Invetasi yang melanggar syariah
akan mendapatkan balasan yang setimpal, begitu pula investasi yang
sesuai dengan syariah. Return investasi dalam Islam sesuai dengan
besarnya sumber daya yang dikorbankan. Hasil yang akan didapatkan
manusia dari investasinya di dunia bisa berlipat-lipat ganda (Karim,
2009: 69).
Investasi yang Islami adalah pengorbanan sumber daya pada masa
sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan
memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik
25
langsung maupun tidak langsung seraya tetap berpijak pada prinsip-
prinsip syariah secara menyeluruh (kaffah). Selain itu, semua bentuk
invetasi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mencapai
kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat baik bagi generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang (Karim, 2009: 70).
4. Daftar Efek Syariah
Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, yang
ditetapkan oleh Bapepam-LK atau pihak yang disetujui Bapepam-LK.
DES merupakan panduan investasi bagi reksadana syariah dalam
menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan oleh
investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portofolio
efek syariah (www.ojk.go.id).
5. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Salah satu fungsi pasar modal adalah tempat bagi para pebisnis
untuk mencari tambahan dana ketika sumber-sumber lain dianggap
belum mencukupi. Pasar modal (capital market) adalah tempat
bagi berbagai pihak (khususnya perusahaan) untuk menjual saham
(stock) dan obligasi (bond). Hasil dari penjualan tersebut nantinya
akan digunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat
modal perusahaan. Sedangkan menurut Joel G. Siegel dan Jae K.
Shim pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang
26
dan saham perusahaan. Adapun menurut R.J. Shook pasar modal
merupakan sebuah pasar tempat dana-dana modal, seperti ekuitas
dan utang diperdagangkan (Fahmi, 2015: 36).
Adapun Undang-Undang Pasar Modal (UUPM), yakni
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13 memberi
pengertian: Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian, pasar modal
adalah sebuah tempat memperdagangkan efek yang diterbitkan
oleh perusahaan publik yang melibatkan lembaga dan profesi yang
terkait dengan efek. Karena pasar modal adalah tempat
memperdagangkan efek maka pasar modal disbeut juga dengan
Bursa Efek (Tafinayati, 2009: 2).
Menurut Rahardjo (2009: 96) pasar modal merupakan pasar
tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara para pencari
dana (emiten) dengan para penanam modal (investor). Dalam pasar
modal yang diperjual belikan adalah efek-efek seperti saham dan
obligasi dimana jika diukur dari segi wkatunya modal yang
diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.
Secara sederhana pasar modal dapat didefinisikan sebagai
pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan
(sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun
27
modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. Dalam
melaksankan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan
fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pemilik dana) ke
borrower (penerima dana) dengan menginvestasikan kelebihan
dana yang dimiliki pemberi dana (lenders) dengan mengharapkan
akan mendapatkan imbalan dari penyertaan dana tersebut.
Sedangkan dari sisi kepentingan borrowers, dengan ketersediaan
dana dari pihak luar memungkinkan perusahaan tersebut
melakukan pengembangan kegiatan bisnis tanpa harus menunggu
dana dari hasil produksi perusahaan. Dari proses ini diharapkan
akan terjadi peningkatan produksi barang atau jasa, sehingga pada
akhirnya keseluruhan akan berdampak pada peningkatan
kemakmuran (Nasarudin, 2007: 13).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal
Keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh
supply dan demand tersebut. Secara rinci faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain adalah:
1) Supply sekuritas
Faktor ini berarti bahwa harus banyak perusahaan yang
bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.
2) Demand akan sekuritas.
Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat
yang memiliki jumlah dan yang cukup besar untuk
28
dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan.
Calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari
individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga
keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income per
capita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi
besar kecilnya demand akan sekuritas.
3) Kondisi politik dan ekonomi
Kondisi politik yag stabil akan ikut membantu
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi
supply dan demand akan sekuritas.
4) Masalah hukum dan peraturan
Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada
informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang
menerbitkan sekuritas. Kebenaran informasi menjadi sangat
penting, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi.
5) Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan
pasar modal
Kegiatan di pasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan
dana secara langsung (tidak ada perantara keuangan yang
mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian maka peran
informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat
tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi
29
harus dapat dilakukan dengan efisien dan dapat di andalkan.
Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin
persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi (Husnan, 2015:
9).
6. Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya, terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan
prisnsip syariah (Arif, 2012: 343).
Kegiatan pasar modal yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip
syariah dapat disebut sebagai pasar modal syariah. Maksud dari
prinsip-prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip-prinsip hukum
Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa
DSN MUI yang telah ditetapkan dalam peraturan Bapepam dan LK
maupun fatwa DSN-MUI (Burhanudin, 2002: 10).
Kegiatan di pasar modal syariah berkaitan dengan perdagangan
surat berharga (efek syariah) yang telah ditawarkan kepada masyarakat
dalam bentuk penyertaan kepemilikan saham atau penerbitan obligasi
syariah. Menurut fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003, pengertian efek
syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan
30
perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip
syariah (Burhanudin, 2002: 11).
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam
perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang
menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap
investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Dengan
adanya berbagai ketentuan dan pandangan syariah, investasi tidak
dapat dilakukan terhadap semua produk pasar modal karena di antara
produk pasar modal banyak yang bertentangan dengan syariah. Oleh
karena itu, investasi di pasar modal harus dilakukan dengan selektif
dan berhati-hati (ihtiyat) supaya tidak masuk kepada produk non halal
( Sutedi, 2011: 96).
a. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syariah
Secara faktual, pasar modal pada dasarnya menjalankan dua
fungsi secara simultan. Pertama, fungsi ekonomi dengan
mempertemukan dua pihak, yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang memerlukan dana. Kedua, fungsi
keuangan, yaitu memberikan kesempatan untuk memperoleh
imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Dalam konteks
fungsi keuangan, pasar modal berperan sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi pihak perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana
yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
31
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan
lain-lain. Adapun bagi investor, pasar modal menjadi sarana bagi
mereka untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti
saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Arif, 2012: 346).
b. Manfaat pasar modal
Ada beberapa manfaat dari pasar modal yaitu:
1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia
usaha
2) Memberikan sarana investasi bagi investor
3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
masyarakat menengah
4) Penyebaran kepemilikan, keterbukaaan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat
5) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik
6) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek
7) Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan
dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan,
likuiditas, dan diversifikasi investasi
8) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan
akses kontrol sosial.
c. Fungsi pasar modal syariah
32
Seperti fungsi pasar modal dalam konteks perekonomian
secara umum, keberadaan pasar modal syariah secara umum
berfungsi:
1) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan
risikonya
2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya
guna mendapatkan likuiditas
3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar
untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka
pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pasar
modal konvensional
5) Memungkinkan investasi pada ekonomi tertentu oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham
(Arif, 2012: 347).
d. Pihak yang Terlibat di Pasar Modal Syariah
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal syariah:
1) Emiten
Emiten adalah badan usaha (perseroan terbatas) yang
menerbitkan saham untuk menambah modal atau menerbitkan
obligasi untuk mendapatkan pinjaman kepada para investor di
Bursa Efek (Sutedi, 2011: 97).
33
2) Perantara emisi yang meliputi:
a) Penjamin emisi, yaitu perantara yang menjamin penjual
emisi, sehingga apabila dari emisis wajib membeli (setidak-
tidaknya sementara waktu sebelum laku) agar kebutuhan
dana yang diperlukan emiten terpenuhi sesuai rencana.
b) Akuntan publik, berfungsi untuk memeriksa kondisi
keuangan emiten dan memberikan pendapat apakah laporan
keuangan yang telah dikeluarkan emiten wajar atau tidak.
c) Perusahaan penilai, berfungsi untuk memberikan penilaian
terhadap emiten, apakah nilai aktiva emiten sudah wajar
atau tidak.
3) Badan pelaksanaan pasar modal (Bapepam)
Badan pelaksanaan pasar modal adalah badan yang mengatur
dan mengawasi jalannya pasar modal, termasuk mencoret
emiten dari lantai bursa, memberikan sanksi kepada pihak-
pihak yang melanggar peraturan pasar modal di Indonesia.
4) Bursa efek
Bursa efek merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan
perdagangan efek pasar modal yang didirikan oleh suatu badan
usaha.
5) Perantara perdagangan efek
34
Efek yang diperdagangkan dalam bursa hanya boleh
ditransaksikan melalui perantara, yaitu makelar (broker) dan
komisioner.
6) Investor
Investor adalah pihak yang menanamkan modalnya dalam
bentuk efek di bursa dengan membeli atau menjual kembali
efek tersebut (Sutedi, 2011: 97-98).
7. Saham Syariah
Instrumen atau surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek
syariah berbentuk penyertaan modal (kepemilikan atau saham) dan
sukuk. Penyertaan modal atau saham merupakan salah satu bentuk
penanaman modal pada suatu entitas (badan usaha) yang dilaukan
dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk
menguasai sebagian hak kepemilikan atas perusahaan. Pemegang saham
atau investor mendapatkan hasil melalui pembagian dividen dan capital
gain. Perusaan penerbit saham pada umumnya berbentuk Perseroan
Terbatas (Nafik, 2009: 244).
Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian
modal di perusahaan terbatas. Kepemilikan saham menjadi bukti bahwa
yang bersangkutan adalah bagian dari pemilik perusahaan. Semakin
besar saham yang dimilikinya, semakin besar pula kekuasaannya di
35
perusahaan tersebut. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga
saham terbentuk dari supply dan demand atas saham tersebut. Dengan
demikian, keuntungan yang diperoleh dari pemegang saham antara lain:
a. Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang
dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam
bentuk tunai maupun dalam bentuk saham.
b. Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang
diberikan oleh emiten
c. Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual
beli saham dipasar modal.
Adapun saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan
usaha dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip
syariah (Arif, 2012: 355). Para pemegang andil merupakan pemilik
perusahaan yang bisa menikmati keuntungan perusahaan sebanding
dengan modal yang disetorkannya. Selain dari dividen yang dapat
diperoleh para pemegang saham, nilai keuntungan yang merupakan
selisih positif harga beli dan harga jual saham juga merupakan benefit
selanjutnya yang dapat dinikmati oleh para pemegang saham. Selain
manfaat yang bersifat finansial, para pemegang saham (stock holder)
juga memiliki benefit yang bersifat nonfinansial, yaitu hak suara dalam
aktivtas perusahaan (Huda, 2007: 60-61).
36
Penerbitan efek syariah berbentuk saham dilakukan oleh emiten
atau perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha dan
cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
syariah di pasar modal. Emiten atau perusahaan publik yang melakukan
penerbitan efek syariah berupa saham wajib mengikuti ketentuan umum
berupa pengajuan pernyataan pendaftaran atau pedoman mengenai
bentuk dan isi pernyataan pendaftaran perusahaan publik serta
ketentuan tentang penawaran umum yang terkait lainnya yang diatur
oleh Bapepam LK, dan mengungkapkan informasi tambahan dalam
prospektus bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
dilakukan berdasrkan prinsip-prinsip syariah di pasar modal (Arif,
2012: 358).
Berdasarkan peraturan Bapepam LK No. IX.A.13 tentang
penerbitan efek syariah, perusahaan yang akan menerbitkan efek
syariah harus memenuhi hal-hal berikut:
a. Dalam anggaran dasar dimuat ketentuan bahwa kegiatan usaha
serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip syariah di pasar modal.
b. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan, aset yang
dikelola, akad dan cara pengelolaan emiten atau perusahaan publik
dimaksud tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di
pasar modal.
37
c. Emiten atau perusahaan publik memiliki anggota direksi dan
anggota komisaris yang mengerti kegiatan-kegiatan yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
8. Harga Saham
a. Pengertian harga saham
Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar
(Hartono, 2008: 143). Menurut Med press Team Work (1998)
harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan
umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham
(Kodrat, 2010: 1).
Menurut Oktaviani (2017) harga saham merupakan harga yang
terbentuk dari penawaran dan permintaan pada pasar, sehingga
harga saham suatu perusahaan dapat berubah-ubah. Artinya
perubahan harga saham tergantung kepada pihak emiten yang
menawarkan saham dan para pialang saham sebagai yang
mengajukan permintaan. Harga saham yang cenderung naik
mempunyai dampak adanya capital gain, atau dapat
menggambarkan kondisi perusahaan yang cenderung cukup baik
atau mempunyai prospek jangka panjang yang menjanjikan. Dan
sebaliknya, harga saham cenderung turun, dapat mengakibatkan
capital loss dan permintaan saham juga akan turun, hal ini
38
menunjukkan kekurangan percayaan para investor terhadap
kemampuan prospek jangka panjang perusahaan.
Teori Dow mengatakan bahwa sebagian besar saham bergerak
sejalan dengan bergeraknya bursa keseluruhan atau index dalam
artian bila index bergerak naik, maka harga sebagian besar
komponen saham yang ada di dalamnya juga bergerak naik. Begitu
juga sebaliknya, bila index bergerak turun maka harga sebagian
besar komponen saham yang terdapat di dalamnya juga bergerak
turun. Harga saham mencerminkan segala sesuatu yang diketahui
tentang saham tersebut. Sementara informasi baru datang, peserta
pasar secara cepat menyebarkan informasi tersebut. Akibatnya
harga menyesuaikan diri. Dengan demikian harga saham adalah
harga yang paling efisien, artinya mencerminkan segala sesuatu
yang diketahui tentang saham tersebut (Kodrat, 2010: 3).
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu:
nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku
merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan
penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar,
yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan
nilai instrinsik atau yang dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai
saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi (Tandelilin, 2010:
301).
39
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut
sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi
yang tepat. Dalam menjual atau membeli saham, investor akan
membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham
bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai
intrinsiknya, berarti saham tergolong mahal (overvalued). Dalam
situasi seperti ini, investor tersebut bisa mengambil keputusan
untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham
dibawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah
(undervalued), sehingga dalam situasi seperti ini investor
sebaiknya membeli saham tersebut (Tandelilin, 2010: 302).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu
berfluktuatif dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham
tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan pada
umumnya, kurs saham akan turun. Sebaliknya, jika jumlah
permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek
maka harga saham cenderung turun (Aulia, 2015).
Menurut Brighaam dalam Aulia (2015), faktor-faktor yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham, yaitu:
1) Faktor internal
40
a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan
seperti pengiklan, rincian kontrak, perubahan harga,
penarikan produk baru, laporan produksi, laporan
keamanan produk dan laporan penjualan.
b) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang
berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
c) Pengumuman badan direksi manajemen (managemen board
of director announcement) seperti perubahan dan
penggantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.
d) Pengumuman pengambil alihan diversifikasi, seperti
laporan merger, invetasi ekuitas, laporan take over oleh
pengakuisisian dan diakuisisi, dan lainnya.
e) Pengumuman investasi, seperti melakukan ekspansi pabrik,
pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.
f) Pengumuman ketenaga kerjaan, seperti negosiasi baru,
kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.
g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti
peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir
tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share
(DPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin
(NMP), Return On Assets (ROA), dll.
2) Faktor eksternal
41
a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku
bunga tabungan dan depostio, kurs valuta asing, inflasi
serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
b) Pengumuman hukum, seperti tuntutan karyawan terhadap
perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan
perusahaan terhadap manajernya.
c) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan
tahunan, insider trading, volume atau harga saham
perdagangan, pembatasan penundaan trading.
9. Analisis Saham
Setiap pelaku di pasar modal memerlukan alat analisis untuk
membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu
saham. Ada dua tipe dasar analisis saham yaitu analisis teknikal dan
analisis fundamental (Kodrat, 2010: 1).
a. Analisi teknikal
Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu
berorientasi kepada harga (pembukaan, penutupan, tertinggi dan
terendah) dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu
(price oriented). Ananlisis ini mempelajari tentang perilaku pasar
yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan
untuk memprediksi harga di masa yang akan datang (Kodrat, 2010:
3).
42
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah
pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya
berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan
volume analisis teknikal juga didefinisikan sebagai studi terhadap
suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan
permintaan dan penawaran (Meyer, 1989) (Tandelilin, 2010, 393).
b. Analisis Fundamental
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen
investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang
dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati
terhadap kondisi sekarang dan prospeknya di masa yang akan
datang. Faktor-faktor yang mempengaruri harga saham dapat
dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen,
struktur permodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan
yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain (Kodrat,
2010: 1-2).
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dalam membuat model
43
peramalan harga saham, langkah yang penting adalah
mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental (seperti penjualan,
pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan dividen, dan sebagainya)
yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham (Husnan,
2015: 275).
Analisis fundamental adalah studi ekonomi tentang studi
ekonomi, industri dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan
nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan
pada data-data kunci dalam laporan keuangan untuk
memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara
akurat (Kodrat, 2010: 203).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham,
maka untuk melakukan analisis fundamental diperlukan beberapa
tahapan analisis, yaitu:
(1) Analisis Ekonomi
Penilaian terhadap kondisi ekonomi dan keadaan berbagai
variabel utama seperti laba yang diperoleh perusahaan-
perusahaan dan tingkat bunga. Variabel-variabel tersebut
sangat membantu mempengaruhi keputusan-keputusan
investasi yang akan diambil oleh pemodal (Husnan, 2015: 278).
Analisis ekonomi dan pasar modal bertujuan untuk
membuat keputusan alokasi penginvestasisan dana di berbagai
negara atau dalam negeri dalam bentuk saham, obligasi ataupun
44
kas. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan
adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi dan kinerja suatu pasar modal (Tandelilin,
2010: 339).
Terdapat beberapa variabel/indikator yang mempengaruhi
pergerakan harga saham seperti Gross Domestic Bruto
(GDP)/Produk domestik bruto (PDB), interest rate/tingkat suku
bunga, inflasi, exchange rate/nilai tukar, oil price and
commodity prices, hedging, business cycle/siklus bisnis dan
lainnya (Murhadi, 2009: 19).
(2) Analisis Industri
Industri dianalisisi lewat penelaah berbagai data yang
menyangkut tentang penjualan, laba , dividen, struktur modal,
jenis produk yang dihasilkan, regulasi, inovasi dan sebagainya.
Untuk melakukan analisis industri, langkah pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan mengidentifikasikan tahap kehidupan
produknya. Tahap ini bermaksud untuk mengenali apakah
industri tempat perusahaan beroperasi merupakan industri yang
masih akan berkembang cepat, sudah stabil, ataukah sudah
menurun. Langkah berikutnya adalah menganalisis industri
dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian. Langkah
ketiga adalah analisis kualitatif terhadap industri tersebut, yang
45
dimaksudkan untuk membantu pemodal menilai prospek
industri di masa yang akan datang (Husnan, 2015: 287).
(3) Analisis Perusahaan
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan,
informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan
paling murah didapatkan dibanding alternatif informasi
lainnya. Salah satu informasi yang bisa digunakan investor
dalam menilai suatu perusaahn adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan sangat berguna bagi invetsor untuk
menentukan keputusan investasi yang terbaik dan
menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap informasi
laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan
antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar
saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan
tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah
membeli atau menjual saham bersangkutan (Tandelilin, 2010:
365).
10. Price Earning Ratio (PER)
Dalam pendekatan PER atau sering disebut juga pendekatan
multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai
earning yang tercermin dalam suatu harga saham. Dengan kata lain,
PER menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap
46
earning perusahaan. Jika misalnya suatu PER suatu saham sebanyak 3
kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning
perusahaan tersebut. PER juga akan memberikan informasi berapa
rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp.
1 earning perusahaan.
Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan
membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham.
Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai
berikut (Tandelilin, 2010: 320):
Bagi investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka
pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.
Dengan begitu PER (rasio harga terhadap laba) adalah perbandingan
antara market price per share (harga per lembar saham) dengan
earning per share (laba per lembar saham) (Fahmi, 2015: 84).
Analis sering kali membandingkan antara PER market dengan rata-
rata PER masa lalu untuk membuat penilaian apakah nilai pasar aset
tersebut under atau overvalue. Sehingga PER market yang lebih tinggi
daripada PER rata-rata masa lalu seringkali dikatakan overvalue,
begitu pula sebaliknya. Fundamental perusahaan akan berubah seiring
berjalannya waktu, sehingga PER nya akan ikut berubah pula. Namun
dengan mengasumsikan cateris paribus, maka diharapkan:
47
a. Peningkatan tingkat bunga akan memberikan dampak biaya ekuitas
yang rendah.
b. Dari sudut pandang investor maka kemampuannya untuk
menerima/menolerasi risiko akan memberikan dampak pada premi
risiko yang rendah untuk ekuitas dan PER yang tinggi untuk semua
saham.
c. Peningkatan dalam tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari
earning semua perusahaan akan memberikan dampak PER market
yang tinggi.
d. Peningkatan ROE pada suatu perusahaan akan memberikan hasil
DPR yang tinggi untuk setiap tingkat pertumbuhan (g = (1-
DPR).ROE) dan akan memberikan PER yang tinggi untuk semua
perusahaan (Murhadi, 2009: 142).
11. Dividend Payout Ratio (DPR)
Menurut Sartono dalam Jalung, dkk (2017) rasio pembayaran
dividen atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen
dengan tota laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio
pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba
yang dibagi dalam bentuk dividen kasa dan laba yang ditahan sebagai
sumber pendanaan.
DPR merupakan presentase tertentu dari laba perusahaan yang
dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham. DPR
merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen, apakah laba dibagi
48
dalam bentuk dividen atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen. Semakin besar laba yang diperoleh
semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila
laba kecil, dividen yang dibayarkan juga kecil (Sutrisno, 2009: 269).
Berikut perhitungan DPR menurut Baridwan (2004: 444):
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
Apabila dividen yang dibayarkan secara tunai semakin meningkat,
maka semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi. Hal ini
menyebabkan tingkat pertumbuhan masa mendatang rendah dan akan
menekan harga saham.
Secara teori, pembagian dividen memberikan sinyal positif kepada
para investor akan prospek saham karena mengindikasikan
kemampuan perusahaaan untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu,
investor akan bereaksi terhadap perubahan dividen payout ratio (DPR).
Penurunan payout ratio akan ditanggapi negatif karena
menggambarkan penurunan kemampuan perusahaan dalam
menghasilan kas dan sebaliknya (Sari, 2009)
12. Price to Book Value Ratio (PBV)
Hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar
saham bisa dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan
49
nilai suatu saham, karena secara teoritis, nilai pasar suatu saham
haruslah mencerminkan nilai bukunya (Tandelilin, 2010: 323). Nilai
pasar dari ekuitas mencerminkan harapan investor terhadap earning
dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan nilai
buku dari ekuitas merupakan selisish antara nilai buku aset dan nilai
buku kewajiban, dimana hal ini lebih banyak ditentukan oleh aturan
konvesnsi akuntansi. Biasanya nilai buku suatu aset diperoleh dari
pengurangan harga perolehan asset dikurangi dengan penyusutan aset
tersebut. Sehingga hal ini memberikan konsekuensi bahwa nilai buku
akan semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perbedaan antara
nilai buku dengan nilai pasar.
Alasan mengapa investor menggunakan rasio PBV dalam analisis
investasi:
a. Nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang
percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan
cara paling sederhana untuk membandingkannya.
b. Adanya praktik akuntansi yang relatif standar diantara perusahaan-
perusahaan menyebabkan PBV dapat dibandingkan antar berbagai
perusahaan yang akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai
perusahaan under atau overvaluation.
50
c. Pada perusahaan yang memiliki earnings negatif maka tidak
memungkinkan untuk mempergunakan PER, sehingga penggunaan
PBV dapat menutupi kelemahan yanga da pada PER.
Kekurangan penggunaan rasio PBV:
a. Nilai buku sangat dipengaruhi oleh kebijaan akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan. Apabila penggunaaan standar
akuntansi yang berbeda di antara perusahaan-perusahaan maka ini
akan mengakibatkan rasio PBV tidak dapat diperbandingkan.
b. Nilai buku mungkin tidak banyak, artinya bagi perusahaan berbasis
teknologi dan jasa karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak
memiliki aset nyata yang signifikan.
c. Niai buku dari ekuitas akan menjadi negatif bila perusahaan selalu
mengalami earnings yang negatif sehingga akan mengakibatkan
nilai rasio PBV juga negatif (Murhadi, 2009: 148).
Menurut Murhadi (2009: 148) rasio PBV dihitung dengan
membagi nilai pasar dari saham dibagi dengan nilai buku dari ekuitas
saat ini.
Menurut Brigham dan Houston (20015: 151) rasio harga suatu
saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan
investor atas perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh
investor -yang artinya perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman
serta terus mengalami pertumbuhan- dijual dengan rasio nilai buku
51
yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan pengembalian yang
rendah.
13. Economic Value Added (EVA)
EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam
meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Secara
umum EVA didefinisikan sebagai laba yang tersisa dikurangi dengan
biaya modal. EVA adalah residual income setelah semua penyedia
modal diberi kompensasi sesuai dengan tingkat return yang
disyaratkan.
EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi (net operating
after tax, NOPAT) dengan biaya modal dengan biaya modal, baik
biaya modal hutang (cost of debt) maupun biaya ekuitas (cost of
equity). Apabila perbedaan tersebut positif, berarti ada nilai tambah
bagi perusahaan. Hal ini biasanya akan direspons oleh meningkatnya
harga saham (Najmudin, 2011: 93).
Secara sistematis Najmudin (2011: 94) merumuskan untuk
menghitung EVA suatu perusahaan dapat ditulis sebagai berikut:
EVA = Laba bersih operasi setelah pajak – besarnya biaya modal
operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak
EVA = (EBIT x (1-pajak)) – (persentase biaya modal setelah pajak x
modal operasi)
= (EBIT x (1-t) – (Ko x jumlah modal)
52
Notasi Ko adalah estimasi biaya modal berdasarkan WACC (weighted
average cost of capital).
Keunggulan EVA:
a. EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan
memeprhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi
investasi.
b. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain
sbagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.
Kelemahan EVA:
a. Sulit menentukan biaya modal secara objektif. Hal ini disebabkan
dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber bagian
tingkat biaya modal yang berbeda-beda dan bahkan biaya modal
mungkin merupakan biaya peluang.
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu,
padahal faktor-faktor lain terkadang lebih dominan.
c. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam
perhitungan EVA secara tepat. Dalma kenyataannya seringkali
perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi
internalnya.
d. EVA jarang dipakai dalam praktik
53
e. EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis (Shidiq,
2012).
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel PER
terhadap harga saham, DPR terhadapa harga saham, PVB terhadap harga
saham dan EVA terhadap harga saham.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Maka penelitian tersebuts dapat dibuat persamaan matematis
sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y = harga saham
β0 = konstanta (constan)
β1-3 = koefisien regresi
X1 = PER
X2 = DPR
X3 = PVB
X4 = EVA
e = error
D. Hipotesis
Menurut Sujarweni (2015: 68) hipotesis m
Price Earning
Ratio (X1)
Price to Book
Value Ratio (X3)
Economic Value
Added (X4)
Harga Saham (Y)
H2 Price Earning
Ratio (X2)
54
erupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang
diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham
Menurut Kodrat (2010: 241) PER yang tinggi menunjukkan
perusahaan ini mempunyai prospek yang tinggi untuk bertumbuh.
Sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan
rendah akan mempunyai PER yang rendah. Bagi para investor semakin
tinggi PER maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan
mengalami kenaikan (Fahmi, 2015: 84).
Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan
(Tandelilin, 2010: 375). Salah satu faktor yang mempengaruhi PER
adalah pertumbuhan dividen (yang berarti juga laba). Semakin tinggi
pertumbuhan dividen semakin tinggi PER apabila faktor-faktor yang
lain sama. Perusahaan yang berada dalam industri yang masih pada
tahap pertumbuhan (growing stage) akan mempunyai PER yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada industri
yang sudah mapan (Husnan, 2015: 269).
Berdasarkan penelitian Nugroho (2011) PER digunakan oleh
investor untuk membandingkan nilai pasar suatu saham biasa relatif
dengan laba perusahaan lain dengan mengukur nilai potensial saham
perusahaa lain. Sehingga nilai PER harus diperhatikan perusahaan
55
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
untuk mendapatkan bahwa semakin tinggi nilai PER akan
menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan, sehingga dari
penelitiannya meyimpulkan bahwa PER berpengaruh postif signifikan
terhadap harga saham.
Hasil penelitian yang sama ditunjukkan oleh Rahwidhiyasa &
Handayani (2013) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh positif
terhadap harga saham, sehingga apabila PER naik maka harga saham
juga akan naik, hasil tersebut juga di dukung oleh Kusuma (2017),
Maya (2015) dan Natsir (2011).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama yang diajukan
adalah:
H1 = Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham
2. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham
Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba
(dividen) yang dibayarkan kepada pemegang saham (Najmudin, 2011:
88). Rahmawati (2017) menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio
berpengaruh positif karena dividen yang dikeluarkan perusahaan untuk
para pemegang saham yang berbentuk dividen tunai memberikan
sinyal dan kabar yang menggembirakan bagi pemegang saham
sehingga harga saham juga meningkat.
56
Setiap kenaikan DPR akan mempengaruhi kenaikan harga saham,
sebaliknya setiap penurunan DPR akan mempengaruhi penurunan
harga saham. Kebijakan pembayaran dividen yang tinggi akan
membuat investor beranggapan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dananya, hal ini akan
memberikan sinyal positif bagi investor dan akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Dengan meningkatnya permintaan terhadpa saham tersebut akan
berdampak pula pada peningkatan harga saham (Fauza & Mustanda,
2016).
DPR yang tinggi cenderung membuat investor menyukai saham
yang akan dibeli di bursa efek. Karena peresentase DPR yang besar
menggambarkan sebuah perusahaan publik yang baik, dimana hal
tersebut mengindikasikan kualitas perusahaan yang bagus. Dengan
DPR yang tinggi akan menarik minat investor dalam melakukan
pembelian saham sehingga berdampak pada kenaikan harga saham atas
permintaan saham yang tinggi (Febianto, 2015).
Apabila manajer keuangan suatu perusahaan berhasil membuat
kebijakan dividen dengan tepat, terutama memberikan dividen kepada
para pemegang saham secara teratur dan meningkat, maka investor
akan merespon positif sinyal tersebut dan harga saham akan meningkat
secara signifikan (Pranata & Kurnia, 2013). Hasil penelitian tersebut
didukung oleh Fitriah & Sudirjo (2016), Febianto (2015).
57
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis kedua yang diajukan
adalah:
H2 = Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham
3. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham
Menurut Tryfino dalam Jumhana (2016) Price to BookValue
(PVB) merupakan nilai/harga buku per lembar dari suatu saham yang
diterbitkan. Book value per saham yang diterbitkan pada dasarnya
mewakili jumlah asset/ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut. PBV
menunjukkan harga pasar saham di atas atau di bawah nilai buku
saham (Najmudin, 2011: 88). Menurut Darmadji (2009: 141) PBV
merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham dari suatu perusahaan.
Menurut Fitriani (2016) rasio PBV merupakan perbandingan antara
harga saham dengan nilai buku ekuitas perusahaan, menujukkan
tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan oleh pihak investor. Dengan
demikian makin tinggi rasio tersebut makin berhasil dan mampu
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham, dimana semakin
tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan
sehingga semakin permintaan akan saham tersebut naik kemudian
mendorong harga saham tersebut.
58
Teori keagenan pada PBV merupakan salah satu rasio yang
digunakan prinsipal untuk menghindari terjadinya asimetris informasi
dengan manajer perusahaan, karena dengan PBV tersebut prinsipal
dapat memutuskan untuk menanamkan modalnya terhadap saham
perusahaan atau tidak. Semakin tinggi PBV suatu perusahaan, maka
akan semakin tinggi harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi minat investor untuk membeli saham
tersebut (Cahyaningrum & Antikasari).
Adanya pengaruh positif dan signifikan antar PBV dengan harga
saham didukung oleh penelitian Praditama (2011), Rusmana (2015)
dan Anggaeni (2014).
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis ketiga yang diajukan
adalah:
H3 = Price to Book Value Ratio (PBV) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham
4. Pengaruh EVA terhadap harga saham
EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam
meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya
adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari
besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada
peningkatan harga saham perusahaan. EVA dihitung dengan
mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya modal
perusahaan, baik untuk biaya hutang (cost of debt) maupun modal
59
sendiri (cost of equity). Jika perbedaan tersebut positif, berarti ada nilai
tambah bagi perusahaan, dan ini biasanya akan direspon oleh
peningkatan harga saham. Demikian pula sebaliknya jika EVA negatif
berarti perusahaan mengalami penurunan kinerja, yang biasanya akan
direspon dengan penurunan harga saham perusahaan (Tandelilin, 2010:
324). Jika kinerja manajemen (EVA) baik, maka akan tercermin pada
peningkatan return atau nilai perusahaan. Apabila EVA positif maka
ada nilai tambah bagi perusahaan. Hal tersebut akan direspons oleh
meningkatnya harga saham. Demikian pula jika EVA negatif, berarti
perusahaan mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan
direspons dengan penurunan harga saham (Najmudin, 2011: 94).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kemala (2017) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa variabel EVA mempengaruhi harga
saham. Hal ini dapat diartikan hasil tersebut digunakan sebagai dasar
untuk menentukan pertimbangan dalam pembelian harga saham
sehingga EVA mempengaruhi harga saham. Hal ini memperlihatkan
bahwa penting bagi perusahaan untuk menghasilkan EVA positif
karena dapat mempengaruhi harga saham. Hal ini mengindikasikan
bahwa kebijaksanaan mengimplementasikan EVA mendorong
kenaikan harga saham suatu perusahaan.
Peilitian mengenai pengaruh Economic Value Added terhadap
harga saham telah dilakukan oeh peneliti terdahulu yaitu Rahman
(2013), Septian (2010), dan Hadiyati (2015) yang menyatakan bahwa
60
EVA memiliki berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis keempat yang diajukan
adalah:
H4 = Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat diperoleh dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran) (Sujarweni, 2015: 39).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar
dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa dan investasi berdasarkan
Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor Kep-
24/D.04/2018, yang di ambil dari laporan keuangan tahunan dari masing-
masing perusahaan. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni, 2015: 80). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdapat pada Daftar Efek Syariah
60
(DES) sektor perdagangan, jasa dan investasi yang berjumlah 102
perusahaan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2015: 81).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive
sampling, yaitu penarikan sampel yang didasarkan pada tujuan
penelitian dan keputusan penarikan sampel bergantung pada
pengumpulan data (Lupiyoadi, 2015: 76). Teknik pengumpulan sampel
ini dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Adapun
kriteria sampel perusahaan yang harus dipenuhi adalah:
a. Perusahan yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah menurut
keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor Kep.
24/D.04/2018.
b. Telah terdaftar dalam Daftar Efek Syariah selama 5 tahun berturut-
turut.
c. Menerbitkan laporan keuangan tahunan periode 2013-2017.
d. Memiliki harga saham antara 100-2000
Tabel 3.1 Karakteristik Pengambilan Sampel
No. Kriteria Sampel Tidak Masuk
Kriteria ∑
1 Daftar Perusahaan DES Sektor
perdangan, jasa dan investasi 102
2 Telah terdaftar dalam Daftar Efek
Syariah selama 5 tahun berturut-turut. 64 38
3 Menerbitkan laporan keuangan tahunan
periode 2013-2017. 5 33
61
4 Memiliki harga saham antara 100-2000 16 17
5 Waktu penelitian 5
Jumlah sampel penelitian 17 x 5 = 85
Dari kriteria tersebut, maka dapat diperoleh sebanyak 17
perusahaan dalam periode 5 tahun yaitu tahun 2013-2017 sehingga
termasuk dalam longitudinal study. Hal ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih general dan lebih nyata berkaitan
dengan penelitian ini (Endraswati, 2015: 64). Berikut adalah daftar
perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Tabel. 3.2 Daftar Sampel
No. Kode Nama Perusahaan
1. ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk.
2. BMTR PT. Global Mediacom Tbk.
3.. CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk
4. CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk.
5. ERAA PT. Erajaya Swasembada Tbk.
6. GEMA PT. Gema Grahasarana
7. INPP PT. Indoneisa Paradise Property Tbk.
8. JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.
9. KOIN PT. Kokoh Inti Arebama Tbk.
10. LTLS PT. Lautan Luas Tbk.
11. MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia Tbk.
12. MICE PT. Multi Indocitra Tbk.
13. MLPL PT. Multipolar Tbk.
14. MLPT PT. Multipolar Technology Tbk.
15. MTDL PT. Metrodata Electronics Tbk.
16. RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
17. RANC PT. Supra Boga Lestasi
Sumber: Daftar Efek Syariah 2018
62
D. Sumber dan Jenis Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber data
sekunder, yaitu data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh seorang atau instansi di luar dari peneliti sendiri yang
dapat diperoleh dari instansi-instansi, perpustakaan maupun pihak
lainnya (Tika, 2006: 58). Data yang digunakan pada penelitian ini
berasal dari laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang menjadi
objek penelitian. Sumber data diperoleh dari annual report tahunan
dari masing-masing website perusahaan dari tahun 2013-2017.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
sumbernya berasal dari sumber data internal, yaitu data yang diperoleh
dari bagian dalam perusahaan yang menggambarkan perusahaan
tersebut. Berdasarkan cara memperolehnya data yang digunakan
adalah data sekunder, yaitu data yang didapat dari catatan, buku dan
majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan sebagainya.
Berdasarkan menurut waktu pengumpulannya menggunakan data
berkala (time series data) atau data runtut waktu yaitu rangkaian nilai
yang diambil pada waktu yang berbeda (Sujarweni, 2015: 90).
63
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai
lingkup penelitian (Sujarweni, 2015: 93). Teknik pengumpulan data yang
dilakukan pada penelitian ini adalah analisis dokumen. Analisis dokumen
mengarah pada bukti kongkret, dengan menganalisis isi dari dokumen-
dokumen yang mendukung penelitian (Sujarweni, 2015: 95). Dokumen
yang diperlukan pada penelitian ini adalah anual report yang berisikan
informasi saham dan laporan keuangan tahunan. Annual report tersebut
dikeluarkan perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian tahun
2013-2017 yang diperoleh dari website masing-masing perusahaan dengan
menganalisis ikhtisar saham dan laporan keuangan perusahaan.
F. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan upaya peneliti terutama dalam
penelitian sosial termasuk penelitian bisnis untuk menjadikan variabel
kualitatif dengan pengukuran yang memiliki presisi yang lebih sempurna
dengan urutasn sifat-sifat atau karakteristik responden yang lebih terukur.
Teknik pembuatan skala pada dasarnyaa membuat urutan kuantitatif dari
variabel kualitatif dengan gradasi atau degree/tingkatan ataupun urutan-
urutan sifat dan atau karakteristik tertentu (Supardi, 2005: 147). Skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio, yaitu
skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan
perbandingan construct yang diukur (Ruslan, 2010: 208).
64
G. Definisi Konsep dan Operasional
1. Variabel Dependen
Harga Saham (Y)
Menurut Med press Team Work (1998) harga saham merupakan
harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu
diperoleh untuk menghitung nilai saham (Kodrat, 2010: 1).
2. Variabel Independen
a. Price Earning Ratio (PER) (X1)
PER adalah teknik analisis yang menggunakan mode kelipatan
laba (Husnan, 2015: 298). PER yang tinggi menunjukkan harapan
investor pada prestasi yang tinggi dimasa yang akan datang
(Najmudin, 2011: 88).
PER =
b. Devidend Payout Ratio (DPR) (X2)
DPR merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang
dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham. DPR
menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen (Sutrisno, 2009: 169).
DPR =
(Najmudin, 2011: 88).
c. Price to Book Value (PBV) (X3)
PBV adalah rasio yang menunjukkan harga pasar saham
berada di atas atau di bawah nilai buku saham.
65
PBV =
(Najmudin, 2011: 88).
d. Economic Value Added (EVA) (X4)
EVA didefinisikan sebagai laba yang tersisa setelah dikurangi
dengan biaya modal. EVA adalah residual income setelah semua
penyedia modal diberi kompensasi sesuai dengan tingkat return
yang disyaratkan (Najmudin, 2011: 93).
EVA= EBIT (1-T) – (total modal operasi yang berasal dari investor
x Persentase biaya modal setelah pajak)
Tabel 3.3 Definisi konsep dan operasional variabel penelitian
No Variabel Konsep Indikator Skala Sumber
1. Harga
Saham (Y)
Harga yang
terbentuk di
bursa saham
Closing Price Rasio Kodrat,
2010
2. PER (X1)
PER yang tinggi
menunjukkan
harapan investor
pada prestasi
yang tinggi di
masa datang
Rasio
Najmudin,
2011
3. DPR (X2)
Menunjukkan
besarnya laba
(dividend) yang
dibayarkan
kepada pemegang
saham
Rasio
Najmudin,
2011
4. PBV (X3)
Menunjukkan
harga pasar
saham di atas
atau dibawah
nilai buku saham
Rasio
Najmudin,
2011
5. EVA (X4) Menunjukkan EVA= EBIT Rasio Najmudin,
66
No Variabel Konsep Indikator Skala Sumber
pengukuran
kinerja keuangan
dengan konsep
laba ekonomis
(1-T) – (total
modal operasi
yang berasal
dari investor x
Persentase biaya
modal setelah
pajak)
2011
H. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto dalam Sujarweni (2015: 97) instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis laporan keuangan
tahunan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah
sektor perdagangan, jasa dan investasi. Dari laporan keuangan tersebut
digunakan untuk mendapatkan data yang nantinya akan diolah sehingga
peneliti mendapatkan hasil penelitian.
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno dalam Rahmawati (2017) uji stasioneritas
digunakan untuk menguji data time series agar data yang digunakan
bersifat flat, tidak mengandung komponen trend, dengan keragaman
dan tidak terjadi fluktuasi konstan. Suatu data atau variabel disebut
stasioner jika nilai rata-rata (mean) dan varians konstan selama periode
pengamatan. Untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis
67
dalam penelitian ini stasioner ataukah tidak, maka dilakukan uji
stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). Pada uji akar-
akar unit ini pada prinsipnya untuk mengamati apakah koefisien
tertentu dari model autokorelasi yang ditaksir mempunyai nilai satu
atau tidak. (Yuliadi, 2009: 57). Jika probability < 0,05 maka
menunjukkan bahwa data stasioner, dan sebaliknya jika probability >
0,05 maka menunjukkan bahwa data tidak stasioner.
2. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah pengolahan data untuk tujuan
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sample atau populasi. Data yang diolah dalam statistik
deskriptif hanya satu variabel saja. Pada statistik deskriptif dapat
menghasilkan tabel, grafik atau diagram (Sujarweni, 2015: 29). Uji
statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2018: 19).
3. Analisis Regresi Berganda
Menurut Lupiyoadi (2015: 157) analisis regresi berganda
merupakan analisis statistik yang menghubungkan antara dua variabel
indpenden atau lebih (X1, X2, …., Xn) dengan variabel dependen Y.
secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah
sebagai beikut:
68
Y = a + b1X1 + b2X2 + …. + bnXn + et
Dimana:
Y = Variabel dependen
a = Nilai konstanta/parameter intercerpt
X1 … Xn = Variabel independen ke-i
b1 … bn = Nilai koefisien regresi/parameter koefisien regresi
variabel independen
Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur
intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat
perkiraan nilai Y atas X. Data yang digunakan untuk variabel
independen X dapat berupa data pengamatan yang tidak ditetapkan
sebelumnya oleh peneliti atau disebut data primer maupun data yang
telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti sebelumnya atau disebut data
sekunder (Lupiyoadi, 2015: 158).
4. Uji Statistik
a. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
69
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variaso variabel dependen (Ghozali, 2018: 97).
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2018: 98) dalam uji empiris
didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R
2 dianggap
bernilai nol. Secara sistematis jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R
2
= R2 = 1 sedangkan jika nilai R
2 = 0, maka adjusted R
2 = (1-k)/(n-
k). jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.
b. Uji Statistik F
Menurrut Lupiyoadi (2015: 167) uji statistik F merupakan uji
simultan (keseluruhan, bersama-sama). Uji simultan bertujuan
untuk menguji apakah antar variabel terdapat hubungan linear.
Uji F menguji joint hipotesa bahwa b1, b2 dan b3 bersama-
sama dengan nol, atau:
H0: b1 = b2 = …… = bk = 0
HA: b1 ≠ b2 ≠ …… ≠ bk ≠ 0
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Quick lock: bila nilai F lebih besar daripada 4 mak Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa seua
variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
70
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila F hitung > nilai F tabel, maka Ho ditolak
dan menerima Ha (Ghozali, 2018: 98).
c. Uji Statistik t
Uji t-parsial digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel
bebas benar memberikan pengaruh terhadap variabel terikat.
Dalam pengujian ini apakah jika secara terpisah, suatu variabel X
masih memberikan kontribusi secara signifikan terhadap variabel
terikat Y (Lupiyoadi, 2015: 168).
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Untuk melakukan uji t adalah sebagai
berikut:
1) Quick lock: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t > 2 (dalam nilai
absolut).
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hitung > nilai t tabel maka
hipotesis diterima yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2018: 99).
5. Uji Asumsi Klasik
71
Uji asumsi klasik merupakan satu rangkaian yang mesti ditempuh
dalam analisa regresi untuk mendapatkan suatu parameter yang
mempunyai kemampuan untuk meramalkan secara baik. Untuk
mendapatkan parameter yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator), maka regresi dengan menggunakan metode OLS
(Ordinary Least Square) harus memenuhi uji asumsi klasik, yaitu tidak
ada multikolinearitas, tidak ada otokorelasi, tidak ada heteroskedesitas
dan normalitas ut (Yuliadi, 2009: 39).
a. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2018: 107) uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikoliniearitas di dalam model regresi adalah sebagai
berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di ata 0,90), maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolinearitas. Tidak adanya kolerasi yang tinggi
antar variabel independen tidak berarti bebas dari
72
multikoliniearitas. Multikoliniearitas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3) Multikoliniaritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabe independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel independen menjadi variabel
dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya. Tolenrance mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi (karena VIF= 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah
nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10
(Ghozali, 2018: 108).
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2018: 111) uji autokorelasi bertujuan untuk
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
73
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan”
pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode
berikutnya
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi
relatif jarang terjadi “gangguan” pada observasi yang berbeda
berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi berdasarkan uji
Durbin-Watson (DW test) dengan hipotesis yang akan diuji:
H0: tidak ada autokorelasi ( r = 0)
HA: ada autokorekasi (r ≠ 0)
Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan ada tidaknya autokorelasai
Hipotesis Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negative
Tolak
No desicison
Tolak
No decision
Tidak ditolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
du < d < 4 – du
Sumber: Gozali, 2018
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sujarweni (2015: 186) heteroskedastisitas menguji
terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan
ke periode pengamatan yang lain. Menurut Lupiyoadi (2015: 138)
74
heteroskedastisitas berarti variasi residual tidak sama dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain, sehingga variasi residual
harus bersifat homoskedastisitas, yaitu pengamatan satu dengan
pengamatan yang lain sama agar memberikan pendugaan model
yang lebih akurat.
Banyak alat statistik yang digunakan untuk menduga apakah
suatu model terbebas dari gejala heteroskedastisitas atau tidak,
seperti uji park (park test), uji white, uji glejser. Pada uji glejser,
secara statistik variabel penjelas (bebas) dikatakan tidak signifikan
apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05 dan sebaliknya apabila
nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel dapat dikatakan
signifikan, sehingga semakin tidak signifikan variabel penjelas
mengindikasikan bahwa model sudah terbebas dari gejala
heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji untuk mengetahui normalitas
dari variabel pengganggu. Sebagaimana telah diketahui bahwa
variabel pengganggu diasumsikan memiliki distribusi normal
sehingga uji t dan F dapat dilakukan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa uji normalitas ini merupakan justifikasi
penggunaan uji statistik t dan F. apabila asumsi normalitas tidak
dapat dipenuhi, maka inferensi tidak dapat dilakukan dengan
75
statistik t dan F dan hanya dapat dilakukan dalam konteks asumsi
asimptotik (Yuliadi, 2009: 62).
Pada uji normalitas, dikatakan tidak berdistribusi normal
apabila dalam pengujian normalitas intinya adalah membuat
perbandingan antara data yang diuji dengan data berdistribusi
normal yang memiliki mean dari standar deviasi yang sama dengan
data yang diuji. Jika hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi
kurang dari 0,05, artinya, artinya data tidak berditribusi normal,
atau berbeda dengan kurva normal. Sebaliknya, jika hasil analisis
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi
normal, yaitu memiliki data yang sama dengan distribusi normal.
J. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program
eviews 10 dan SPSS 25.0 yang merupakan sebuah program komputer
statistik yang berfungsi untuk membatu dalam memproses data-data
statistik secara cepat dan tepat, serta menghasilkan berbagai output yang
dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
76
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahan yang terdaftar dalam
Daftar Efek Syariah sektor perdagangan, jasa dan investasi periode tahun
2013-2017. Dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan pada
annual report tahunan dari setiap perusahaan. Perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah:
Tabel 4.1 Objek Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1. ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk.
2. BMTR PT. Global Mediacom Tbk.
3.. CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk
4. CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk.
5. ERAA PT. Erajaya Swasembada Tbk.
6. GEMA PT. Gema Grahasarana
7. INPP PT. Indoneisa Paradise Property Tbk.
8. JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.
9. KOIN PT. Kokoh Inti Arebama Tbk.
10. LTLS PT. Lautan Luas Tbk.
11. MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia Tbk.
12. MICE PT. Multi Indocitra Tbk.
13. MLPL PT. Multipolar Tbk.
14. MLPT PT. Multipolar Technology Tbk.
15. MTDL PT. Metrodata Electronics Tbk.
16. RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
17. RANC PT. Supra Boga Lestasi
Sumber: Daftar Efek Syariah 201
Annual report diperoleh dari webiste masing-masing perusahaan yang
menjadi sampel. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Price
77
Earning Ratio (PER), Dividend Payout Ratio (DPR), Price to Book Value
(PBV) dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Menurut Winarno dalam Rahmawati (2017) uji stasioneritas
digunakan untuk menguji data time series agar data yang digunakan
bersifat flat, tidak mengandung komponen trend dengan keragaman
dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Pada uji akar-akar unit ini pada
prinsipnya untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model
autokorelasi yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak Yuliadi
(2009: 57). Jika probability < 0,05 maka menunjukkan bahwa data
stasioner, dan sebaliknya jika probability > 0,05 maka menunjukkan
bahwa data tidak stasioner.
Tabel 4.2 Hasil Uji Root Test pada Level
No. Variabel Probability Keterangan
1. Harga Saham 0,0001 Stasioner
2. Price Earning Ratio (PER) 0,0000 Stasioner
3. Dividend Payout Ratio (DPR) 0,0000 Stasioner
4. Price to Book Value (PBV) 0,0000 Stasioner
5. Economic Value Added (EVA) 0,0000 Stasioner
Sumber: Data eviews yang diolah, 2018
Dari hasil pengujian pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua
variabel dalam penelitian adalah stasioner, karena nilai probability dari
masing-masing variabel lebih kecil dari 0.05 atau kurang dari 5%.
78
2. Statistik Deskriptif
Menurut Sujarweni (2015: 29) statistik deskriptif adalah
pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sample atau
populasi. Data yang diolah dalam statistik deskriptif hanya satu
variabel saja. Pada statistik deskriptif dapat menghasilkan tabel, grafik
atau diagram. Uji ini membahas analisis data dan hasil penelitian
tentang pengaruh PER, DPR, PBV dan EVA terhadap harga saham.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Harga Saham 85 143.00 1900.00 608.6588 352.54377
PER 85 -30.90 297.30 20.0167 39.05846
DPR 85 -7.79 99.00 18.1391 20.61509
PBV 85 .16 5.70 1.6441 1.37548
EVA 85 -2066.30 1620.80 62.0529 351.40824
Valid N (listwise) 85
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa terdapat lima variabel
penelitian (harga saham, PER, DPR, PBV dan EVA) dengan jumlah
sampel 85 data observasi dari 17 perusahaan yang terdaftar pada DES
sektor perdagangan jasa dan investasi periode 2013-2017.
Pada variabel harga saham dependen, nilai minimum terletak pada
PT. Multipolar Tbk pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 143,-. Nilai
maksimum terletak pada PT. Global Mediacom Tbk tahun 2017
dengan nilai Rp. 19.000,-. Rata-rata dari harga saham adalah Rp.
608,6588,- dengan std. deviation sebesar 352,54377.
79
Pada variabel Price Earning Ratio (PER) nilai minimum terletak
pada PT. Supra Boga Lestari Tbk pada tahun 2015 dengan nilai -30.9.
Nilai maksimum terletak pada PT. Global Mediacom Tbk tahun 2015
dengan nilai 297.30. Rata-rata dari PER adalah 20,0167 dengan std.
deviation 39,05846.
Pada variabel Dividend Payout Ratio (DPR) nilai minimum
terletak pada PT. Multipolar Tbk tahun 2015 dengan nilai -7,79. Nilai
maksimum terletak pada PT. Global Mediacom tahun sebesar 224.1.
Rata-rata DPR adalah 18,1391 dengan std. deviation 20,61509.
Pada variabel Price to Book Value (PBV) nilai minimum terletak
pada PT. Lautan Luas Tbk tahun 2013 dengan nilai 0.16. Nilai
maksimum terletak pada PT. Ace Hardware Indonesia Tbk tahun 2014
sebesar 5.70. Rata-rata PBV adalah 1,6441 dengan std. deviation
1,37548.
Pada variabel Economic Value Added (EVA) nilai minimum
terletak pada PT. Multipolar Tbk tahun 2014 dengan nilai -
Rp.2.066,30 (dalam milyar rupiah). Nilai maksimum terletak pada PT.
Metrodata Elektronics Tbk tahun 2014 sebesar Rp. 1.620,80 (dalam
milyar rupiah). Rata-rata EVA adalah -Rp.62,0529 (dalam milyar
rupiah) dengan std. deviation 351,40824
80
C. Uji Statistik
1. Uji Regresi Berganda
Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur
intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat
perkiraan nilai Y atas X. Data yang digunakan untuk variabel
independen X dapat berupa data pengamatan yang tidak ditetapkan
sebelumnya oleh peneliti atau disebut data primer maupun data yang
telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti sebelumnya atau disebut data
sekunder (Lupiyoadi, 2015: 158).
Tabel. 4.4 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 340.608 57.066 5.969 .000
PER 1.070 .907 .119 1.179 .242
DPR 4.020 1.724 .235 2.332 .022
PBV 105.122 24.374 .410 4.313 .000
EVA .014 .095 .014 .150 .881
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Dari tabel tersebut, dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Harga Saham = 340.606 + 1.070 PER + 4.0120 DPR + 105.122 PBV +
0.14 EVA + e
Berdasarkan persamaan regresi dari tabel 4.12 maka hasil regresi
linear berganda dapat disimpulkan sebagai berikut:
81
1. Persamaan regresi linear berganda memiliki nilai konstanta sebesar
340,606. Besaran konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-
variabel independen (PER, DPR, PBV dan EVA) diasumsikan
konstan, maka variabel dependen yaitu harga saham akan
mengalami kenaikan sebesar 340,606.
2. Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai koefisien 1,070
menunjukkan angka positif, namun setiap terjadi PER 1 satuan
tidak mengalami kenaikan saham.
3. Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai koefisien 4,0120
menunjukkan angka positif yang artinya setiap kenaikan DPR 1
satuan maka akan diikuti kenaikan harga saham sebesar 4,0120
dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap
atau sama dengan nol.
4. Price to Book Value (PBV) memiliki nilai koefisien sebesar
105,122 menunjukkan angka positif yang artinya setiap kenaikan
PBV 1 satuan maka akan diikuti kenaikan harga saham sebesar
105,122 dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya
tetap atau sama dengan nol.
5. Economic Value Added (EVA) memiliki koefisien 0,14. Hal ini
menujukkan angka positif, namun setiap kenaikan EVA 1 satuan
tidak mengalami kenaikan harga saham.
82
2. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variaso variabel dependen. Uji ini
dapat menggunakan ketentuan 0 < R2
< 1 (Ghozali, 2018: 97).
Tabel 4.5 Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .542a .294 .258 303.62959
a. Predictors: (Constant), EVA, PBV, PER, DPR
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Dari hasil penelitian ini nilai dari koefisien kolerasi (R) sebesar
0,542 artinya hubungan antara variabel dependen Y (harga saham)
dengan variabel independen (PER, DPR, PBV dan EVA) sebesar
0,542. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,294 ini berarti
kontribusi variabel independen (PER, DPR, PBV dan EVA)
mempengaruhi variabel dependen (harga saham) sebesar 29,4%
sedangkan 70,6% lain dijelaskan oleh variabel diluar variabel
independen yang diteliti.
3. Uji Statistik F
83
Menurut Lupiyoadi (2015: 167) uji simultan bertujuana untuk
menguji apakah antar variabel terdapat hubungan yang linier. Pada
penelitian ini untuk menguji apakah variabel PER, DPR, PBV, EVA
dan harga saham, atau salah satu diantara variabel independen dengan
harga saham.
Penarikan kesimpulan dengan uji F menurut Ghozali (2018: 98):
Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3064842.924 4 766210.731 8.311 .000b
Residual 7375274.181 80 92190.927
Total 10440117.106 84
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), EVA, PBV, PER, DPR
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Berdasarkan dari hasil Uji F, diperoleh nila F 8.311 dan sig 0.000
kurang dari 0.05 hal ini menunjukkan bahwa variabel PER, DPR, PBV
dan EVA secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah sektor
perdagangan, jasa dan industri tahun 2013-2017.
4. Uji Statistik t
Menurut Lupiyoadi (2015: 168) uji t-parsial digunakan untuk
menguji apakah sebuah variabel bebas benar-benar memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat. Menurut Sujarweni (2015: 103)
84
jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima, sedangkan jika signifikansi
< 0.05 maka Ho ditolak.
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 340.608 57.066 5.969 .000
PER 1.070 .907 .119 1.179 .242
DPR 4.020 1.724 .235 2.332 .022
PBV 105.122 24.374 .410 4.313 .000
EVA .014 .095 .014 .150 .881
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji di atas menunjukka bahwa nilai PER positif
dengan signifikansi lebih dari 0,05 maka PER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Nilai DPR positif dengan signifikansi kurang
dari 0,05 maka DPR berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham. Nilai PBV positif dengan signifikansi kurang dari 0,05 maka
PBV berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Nilai EVA
positig dengan signifikansi lebih dari 0,05 maka EVA tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2018: 107) uji multikoliniearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
85
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance ≥ 0.10 dan nilai VIF ≤ 10, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka
menunjukkan adanya multikolinearitas antar variabel independen
dalam regresi.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikoliniearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
PER 0.874 1.145 Tidak Terjadi multikoliniearitas
DPR 0.869 1.151 Tidak Terjadi multikoliniearitas
PBV 0.976 1.024 Tidak Terjadi multikoliniearitas
EVA 0.977 1.023 Tidak Terjadi multikoliniearitas
Dependen Variable: Harga Saham
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Pada tabel 4.4 terlihat hasil nilai tolerance dan VIF, yang
menunjukkan bahwa semua variabel lolos dari gejala
multikoliniearitas, karena nilai tolerance > dari 0.10 dan nila VIF <
10.
2. Uji Autokolerasi
Menurut Ghozali (2018: 111) uji autokorelasi bertujuan untuk
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
86
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya.
Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (kontanta)
dalam model regresi dan tidak ada lag di antara variabel independen.
Tabel 4.9 Pengambilan Keputusan Autokolerasi
Hipotesis Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negatif
Tolak
No desicison
Tolak
No decision
Tidak ditolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
du < d < 4 – du
Tabel 4.10 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .542a .294 .258 303.62959 1.149
a. Predictors: (Constant), EVA, PBV, PER, DPR
b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Data SPSS yang di olah, 2018
Dari tabel 4.5 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1.149.
nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson
dengan signifikansi 5%. Jumlah sampel data 85 (n) dan jumlah
variabel independen 4 (k=4), maka pada tabel Durbin-Watson akan
didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.11 Durbin-Watson Test Bound
n dL dU 4-dL 4-dU
87
85 1.5505 1.7470 2.4495 2.253
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Dari hasil tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai DW 1.149 lebih
besar dari 0 dan lebih kecil dari batas bawah (dL) 1.5505 (0 < d < dL),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sujarweni (2015: 186) heteroskedastisitas menguji
terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke
periode pengamatan yang lain. Lupiyoadi (2015: 141) dengan
menggunakan uji glesjer gejala heteroskedastisitas terjadi apabila
siginifikansi kurang dari 0.05, apabila nilai signifikansi lebih dari 0.05
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.12 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 174.218 34.655 5.027 .000
PER -.647 .551 -.134 -1.174 .244
DPR 1.337 1.047 .147 1.277 .205
PBV 27.657 14.802 .202 1.868 .065
EVA -.052 .058 -.098 -.905 .368
a. Dependent Variable: abresid
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.8 memperlihatkan bahwa
nilai t-hitung pada variabel penjelas adalah:
88
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel t-hitung Kesimpulan
PER 0.244 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DPR 0.205 Tidak terjadi heteroskedastisitas
PBV 0.065 Tidak terjadi heteroskedastisitas
EVA 0.368 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Secara statistik variabel penjelas dikatakan tidak signifikan karena
lebih besar dari 0.05, sehingga semakin tidak signifikan variabel
penjelas mengindikaskan bahwa model sudah terbebas dari gejala
heteroskedastisitas atau tidak ada gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018: 161) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal.
Sujarweni (2015: 52) normalitas data dapat dilihat dengan
menggunakan uji Normal Kolmogorov-Smirnov. Dengan
menggunakan uji tersebut dasar pengambilan keputusan yang
digunakan adalah jika sig > 0,05 maka data berdistribusi normal,
sebaliknya jika sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
89
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 85
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 296.31213798
Most Extreme Differences Absolute .127
Positive .127
Negative -.066
Test Statistic .127
Asymp. Sig. (2-tailed) .002c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .118d
99% Confidence Interval Lower Bound .110
Upper Bound .127
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Sumber: Data SPSS yang diolah, 2018
Berdasarkan nilai Test Statistic Kolmogorov-Smirnov adalah 0.127
dan dengan signifikansi pada 0.118 lebih dari 0.05 yang berarti Ho
ditolak dan dapat diambil kesimpulan bahwa data residual terdistribusi
normal.
E. Pembahasan
a. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham
Koefisien variabel PER (X1) sebesar 1,070 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 poin (X1) tidak akan mempengaruhi harga
saham, dengan t hitung sebesar 1,179 dan nilai signifikansi 0.242
dimana nilai signifikansi PER 0.242 lebih besar dari 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa PER (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham (Y) pada perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah
sektor perdagangan, jasa dan investasi tahun 2013-2017.
90
Dengan demikian hasil penelitian secara empiris menerima Ho dan
menolak hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa PER (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham (Y). Hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan PER belum tentu akan mempengaruhi
kenaikan harga saham, hal tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa
PER bukanlah tolok ukur investor dalam menanamkan sahamnya. PER
yang tinggi menunjukkan bahwa laba per saham suatu perusahaan
tersebut rendah, sehingga akan menurunkan minat investor untuk
berinvestasi. PER menunjukkan penerapan earning per share untuk
menentukan nilai suatu saham. Kodrat (2015: 241) PER yang terlalu
tinggi tidak akan menarik karena harga saham kemungkinan akan sulit
untuk naik, hal tersebut memungkinkan investor akan memperoleh
capital gain lebih rendah.
Murwanti & Mulyono (2015) hasil yang tidak signifikan antara
pengaruh PER dengan harga saham disebabkan oleh pertumbuhan laba
yang diharapkan pertumbuhannya rendah, sehingga semakin
menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap masa depan
perusahaan, sehingga permintaan akan saham menurun. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Susilo
(2014), Novasari (2013), Savitri (2016) yang menyatakan bahwa PER
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Ifrianto
(2015), Saputra (2015), Oktaviani (2017), Nugroho (2011), Ningsih
91
(2016) dan Natsir (2016) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh
positif terhadap harga saham, sehingga apabila PER naik maka harga
saham juga akan naik karena dianggap semakin tinggi nilai PER akan
menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba.
b. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham
Koefisien variabel DPR (X2) bernilai positif sebesar 4,020
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 poin (X2) akan meningkatkan
harga saham sebesar 4,020 dengan t hitung 2,322 dan nilai signifikansi
0.022 dimana nilai signifikansi DPR 0.022 kurang dari 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa DPR (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham (Y) pada perusahaan yang terdaftar dalam efek
syariah sektor perdagangan, jasa dan investasi tahun 2013-2017.
Dengan demikian hasil penelitian secara empiris menolak Ho dan
menerima hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa DPR (X)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham (Y). Hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan DPR menunjukkan dividen yang tinggi
akan mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi yang akan
berpengaruh terhadap kenaikan harga saham. DPR mengandung
informasi berapa besar dividen yang dibagikan perusahaan kepada
pemegang saham yang berbentuk dividen tunai dapat memberikan
sinyal positif bagi investor maupun calon investor untuk berinvetasi
sehingga harga saham juga dapat meningkat.
92
Hasil penelitian ini didukung oleh Sari (2009) yang menyimpulkan
bahwa dividen yang mengalami peningkatan dan penurunan secara
drastis akan berpengaruh langsung terhadap DPR yang dihasilkan,
sehingga investor atau pemegang saham dapat melihat bahwasanya
perusahaan sukar diprediksi. Kebijakan dividen menyangkut keputusan
untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali
kedalam perusahaan. Apabila dividen yang dibayarkan secara tunai
semakin meningkat, maka semakin sedikit dana yang tersedia untuk
reinvestasi. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan masa
mendatang rendah dan akan menekan harga saham.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
Rahmawati (2017), Prakoso (2016), Fauza Mustanda (2016), Fitriah &
Sudirjo (2016) dan Febianto (2015) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara DPR dengan harga saham, DPR yang
tinggi cenderung membuat investor menyukai saham yang akan dibeli,
karena persentase DPR yang besar menggambarkan sebuah perusahaan
publik yang baik.
Namun hasil berbeda ditunjukkan oleh Bailia, dkk (2016), Dewi
(2017), Wibowo (2015) dan Savitri (2016) yang menyatakan bahwa
DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kenaikan
dividem belum tentu akan mempengaruhi kenaikan harga saham. Naik
turunnya harga saham tidak dipengaruhi oleh dividen yang diberikan.
93
c. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Harga Saham
Koefisien variabel PBV (X3) sebesar 105,122 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 poin (X3) akan meningkatkan harga saham
sebesar 105,122 pada t hitung 4,313 dan nilai signifikansi 0.000
dimana nilai signifikansi PBV 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa PBV (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham (Y) pada perusahaan yang terdaftar dalam efek
syariah sektor perdagangan, jasa dan investasi tahun 2013-2017.
Dengan demikian hasil penelitian secara empiris menolak Ho dan
menerima hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara PBV dengan harga saham. Hal
ini menunjukkan perubahan PBV akan berpengaruh terhadap harga
saham, dimana apanila nilai PBV mengalami kenaikan, maka harga
saham juga akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh
Murhadi (2009: 148) yang menyatakan bahwa harga jual saham yang
berada di bawah nilai buku biasanya merupakan indikasi bahwa saham
tersebut mengalami undervalue, begitu pula sebaliknya jika harga
saham di atas nilai buku maka saham tersebut mengalami overvalue.
Bagi investor yang kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka
nilai buku merupakan cara paling sederhana untuk
membandingkannya. Pada perusahaan yang memiliki earnings negatif
maka tidak memungknkan untuk mempergunakan PER, sehingga
penggunaan PBV dapat menutupi kelemahan yang ada pada PER.
94
Fitriani (2014) mengatakan rasio PBV merupakan perbandingan
antara harga saham dengan nilai buku ekuitasnperusahaan,
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan oleh pihak investor.
Dengan demikian makin tinggi rasio tersebut makin berhasil dan
mampu perusahaan tersebut menciptakan nilai bagi pemegang saham,
dimana semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek
perusahaan sehingga semakin permintaan akan saham tersebut naik
kemudian mendorong harga saham tersebut.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Budianto (2008),
Dewi (2013) Fitriani (2014), Cahyaningrum (2017), Rusmana (2015),
Anggraimi (2014) PBV yang menyatakan bahwa PBV berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan Rahwidhiyasa (2013),
Beliani & Buadiantara (2015), Sari (2016), Jumhana (2016) dan Sari
(2017) yang menyatakan bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hal ini diartikan bahwa PBV tidak dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan perubahan harga saham.
d. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham
Konstanta variabel EVA (X4) sebesar 0,14 yang menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 poin (X4) tidak akan mempengaruhi harga
saham. Pada t hitung 1.241 dengan nilai signifikansi 0.150, dimana
nilai signifikansi EVA (X4) 0.881 lebih dari 0.05, maka dapat
95
disimpulkan bahwa EVA (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham (Y) pada perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah
sektor perdagangan, jasa dan investasi tahun 2013-2017.
Dengan demikian hasil penelitian secara empiris menerima Ho dan
menolak hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa EVA (X4)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham (Y). Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan EVA tidak memppengaruhi perubahan
harga saham. Pendekatan EVA untuk menganalisis bagaimana nilai
suatu perusahaan ini belum memiliki kontribusi kepada investor dalam
mempertimbangkan investasi, disamping EVA bukan satu-satunya
penilaian terhadap suatu perusahaan, teknik analisis menggunakan
EVA tergolong rumit, tidak seperti rasio keuangan yang data-datanya
dapat mudah diperoleh dan dilihat dari laporan saham maupun annual
report perusahaan. Perhitungan EVA dilakukan dengan manual dengan
melihat beberapa aspek yang terdapat dalam laporan keuangan dan
kemudian melakukan perhitungan yang memiliki banyak tahap, hal ini
yang dapat menyebabkan EVA jarang digunakan untuk melihat
bagaimana suatu niali perusahaan yang nantinya tidak akan
berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Konsep EVA adalah pengakuan bahwa laba tumbuh tidak selalu
meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. EVA memfokuskan
perhatian pada bagaimana sebuah perusahaan menggunakan modal.
Kelemahannya adalah ketidakpraktisan dalam perhitungan. Kesulitan
96
pertama adalah dalam mencari biaya ekuitas yang benar. Hal ini tidak
selalu cocok untuk semua jenis perusahaan (Kurniawan, 2017: 134)
Wijaya & Suarjaya (2013) mengatakan bahwa EVA tidak mampu
untuk memprediksi dampak strategis yang kini diterapkan untuk masa
depan perusahaan dan dalam melakukan perhitungan EVA terdapat
banyak langkah-langkah yang harus dilakukan para investor untuk
mendapatkan nilai EVA. Hal ini sangat jauh berbeda jika
menggunakan rasio profitabilitas sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan investasi karena data yang dibutuhkan oleh para investor
sudah tertera dan lebih mudah untuk menggambarkan keadaan
keuangan perusahaan dengan membandingkan rasio nilai dari beberapa
tahun terakhir perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Setiyani (2013),
Firoh (2015), Umdiyana & Jenisya (2016), Amalia (2014) dan
Mangatta (2011) yang menyatakan bahwa EVA tidak berpenguh
signifikan terhadap harga saham. Namun bertententang dengan hasil
penelitian Rahman (2013), Septian (2010), Hadiyati (2015), Alam&
Hening (2017), Kemala (2017) dan Prasetya (2009) yang menyatakan
bahwa adanya pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil
EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu
menghasilkan laba ekonomis perusahaan sehingga investor tertarik
untuk berinvestasi.
97
Tabel 4.15 Hasil Penelitian
Hipotesis Kesimpulan
H1 PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham Ditolak
H2 DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham Diterima
H3 PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham Diterima
H4 EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham Ditolak
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis
Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Dividend Payout Ratio (DPR),
Price to Book Value (PBV) Ratio dan Economic Value Added (EVA)
terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Efek
Syariah sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Artinya perubahan nilai PER tidak mempengaruhi
tingkat harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah
sektor perdagangan, jasa dan investasi.
2. Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Artinya setiap pertambahan nilai DPR akan
berpengaruh terhadap tingkat harga saham pada perusahaan yang
terdaftar dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa dan investasi.
3. Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Artinya setiap pertambahan nilai PBV akan
berpengaruh terhadap kenaikan harga saham pada perusahaan yang
terdaftar dalam efek syariah sektor perdagangan, jasa dan investasi.
4. Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Artinya setiap perubahan EVA tidak akan mempengaruhi
99
tingkat harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam efek syariah
sektor perdagangan, jasa dan investasi.
5. Secara simultan PER, DPR, PBV dan EVA bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
B. Saran
Setelah penulis menarik kesimpulan dari penelitian ini, maka penulis
akan memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat, antara lain:
1. Untuk memudahkan investor dan calon investor dalam menilai suatu
perusahaan dan membuat keputusan terhadap investasi yang akan
dilakukan, perusahaan dapat melengkapi rasio-rasio yang digunakan
dalam analisis fundamental, karena terdapat beberapa perusahaan yang
hanya memberikan beberapa hasil rasio keuangan sehingga untuk
melakukan analisis perlu dilakukan perhitungan secara manual.
2. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai
penilaian harga saham dan faktor yang mempengaruhi harga saham
baik eksternal maupun internal, karena pada penelitian ini hanya
menggunakan rasio PER, DPR, PBV dan EVA. Selain itu dapat
melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar dalam sektor
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Mutia Rizki. 2014. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA) Terhadap harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi USU
Anggraini, Yunita. 2014. Pengaruh Earning Per Share dan Price to Book Value
Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Tercatat
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2012. Artikel. Fakultas Ekonomi
Bisnis Unikom.
Arif, M. Nur Rianto Al. 2012. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV
Pustaka Setia
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE
Beliani, Maria M & Budiantara. 2015. Pengaruh Price Earning Ratio dan Price to
Book Value Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012. Riset Akuntansi Vol
1 (1). Yogyakarta: Universitas Mercu Buana.
Brigham, Eugene F & Houston, Joel F. 2015. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Burhanudin. 2008. Pasar Modal Syariah. Yogayakarta: UII Press
Cahyaningrum, Yustina Wahyu & Antikasari, Tiara Widya. 2017. Pengaruh
Earning Per Share, Price to Book Value, Return On Asset dan Return On
Equity Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan. Economia. Vol 13 (2).
Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendi. 2009. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: YKPN
Dewi, Gusti Ayu & Sudiartha, Gede Merte. 2014. Pengaruh Price Earning Ratio,
Dividend Payout Ratio, Return On Assets, Tingkat Suku Bunga SBI, Serta
Kurs Dollar AS Terhadap Harga Saham. Jurnal Vol 3 (1). Bali:
Universitas Udayana
Dewi, Kinanti Virginiawati. 2017. Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity
Ratio, Return On Equity dan Dividend Payout Ratio Terhadap Harga
Saham Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Peride 2012-2016.
Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi Pakuan
Endraswati, Hikmah. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan dan Harga Saham dengan
EPS sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Daftar Efek Syariah. Jurnal Muqtasid Vol 6 (1). Salatiga:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung:
Alfabeta
Fauza, Moch Sayyidani & Mustanda, I Ketut. 2016. Pengaruh Profitabilitas,
Earning Per Share (EPS) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap
Harga Saham. E-Jurnal Manajemen Unud Vol 5 (12). Denpasar:
Universitas Udayana
Febianto, Alvin. 2015. Pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity
Ratio, Dividen, Laba Bersih dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga
Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Periode 2009-2014. Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Fitriah & Sudirjo, Frans. 2016. Pengaruh Analisis Rasio Keuangan, Rasio Pasar
dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada
Perusahaan Kelompok Saham LQ-45 di BEI. Jurnal Ilmiah Untag
Semarang Vol. 5 (2). Semarang: Universitas 14 Agustus 1945
Fitriani, Ramadhani Srifitra. 2016. Pengaruh NPM, PBV dan DER Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Indonesia. E-Journal Administrasi Bisnis Vol 4 (3).
Samarinda: Universitas Mulawarman.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program IBM
SPSS 25. Semarang: Universitas Diponegoro
Hadiyati, Nur. 2015. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return On
Assets (ROA) Terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi Kasus Perushaan
Perbankan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
tahun 2011-2013. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Invetasi. Yogyakarta:
BPFE UGM
Huda, Nurul & Nasution, Mustafa Edwin. 2007. Investasi pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta: Kencana
Husnan, Suad. 2015. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP STIM YKBN
Ifrianto, Indra. 2015. Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin
(NPM) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Perusahaan
Sub Sektor Telekomunikasi pada Bursa Efek Indonesia. E-Journal
Administrasi Bisnis. Samarinda: Universitas Mulawarman.
Jalung, Karlinda. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio pada Sub Sektor Bank yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. EMBA Vol. 5 (2). Manado: Universitas Sam Ratulangi
Jumhana, R. Shepi Safei. 2016. Pengaruh PER dan PBV Terhadap Harga Saham
Perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional.
Pamulang: Universitas Pamulang.
Karim, Adimarwan. 2009. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Rajawali Press
Kodrat, David Sukardi & Indonanjaya, Kurniawan. 2010. Manajemen Investasi
Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Kurniawan, Paulus & Budhi, Made. 2017. Smart Leadership Being A Decision
Maker. Yogyakarta: Andi
Kusuma, Kendo Ali. 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Perbankan Terhadap Harga Saham Perbankan yang Listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Medan Area
Lupiyoadi, Rambat & Ikhsan, Ridho Bramulya. 2015. Praktikum Metode Riset
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Mangatta, Natalia. 2011. Analisis pengaruh Economic Value Added (EVA)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Kategori LQ-45 pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Maya, Dewiana Amalia. 2015. Analisis Pengaruh ROA, PER, ROE, EPS dan
CAR Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di BEI pada Tahun 2009-2012). Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro
Murhadi, Werner R. 2009. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta: PT
Indeks
Murwanti, Sri & Mulyono. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Jurnal Manajemen dan Bisnis.Vol 19
(2)
Nafik, Muhamad. 2009. Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: Serambi
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern.
Yogyakarta: Andi Offset
Nasarudin, Irsan & Surya, Indra. 2007. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Kencana
Natsir, Siti Rahmania. 2016. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On
Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2014. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisni Islam UIN
Alauddin Makassar.
Novasari, Ema. 2013. Pengaruh PER, EPS, ROA dan DER Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sub Sektor Industri Textile yang Go Public di Bursa
Efe Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Nugroho, Ari Ardiyanto. 2011. Pengaruh Rasio Earnings Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2007-2009). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Oktaviani, Pramita Riza. 2017. Pengaruh PER, EPS, DPS, DPR Terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Vol 6 (2). Surabaya: STIESIA
Rahardjo, Mugi. 2009. Ekonomi Moneter. Surakarta: UNS Press
Rahman, Harif. 2013. Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets dan
Presentase Kepemilikan Modal Saham Asing Terhadap Harga Saham
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Rahmawati, Dwi. 2017. Pengaruh DPR, EPS dan PER Terhadap Harga Saham.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol 6 (6). Surabaya: STIESIA
Rahwidhiyasa, Dewi & Handayani, Susi. 2013. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku
Bunga SBI, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Price Book Value
Terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1 (4).
Ruslan. 2010. Metode Penelitian Public Realations dan Komunikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Rusmana, Yukki. 2015. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Harga Saham
pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2011-2013. Skripsi. Riau: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Sari, Yunita Laras. 2017. Analisi Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share,
Price to Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sudi Kasus
pada Perusahaan Sektor Real Estate, Properti dan Konstruksi Bangunan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2012-2016. Skripsi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Savitri, Lydia Ayu & Oetomo, Hening Widi. 2016. Pengaruh Leverage, Price
Earning, Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Otomotif. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol 5 (7).
Septian, Moch Rizki. 2010. Analisis Pengaruh EVA dan ROE Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Thesis.
Bandung. Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha
Shidiq, Niekie Arwiyati. 2012. Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas dan EPS
Terhadap Harga Saham pada Perushaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro
Sugiono, Arief & Untung, Edi. 2016. Panduan Praktik Dasar Analisa Laporan
Keuangan. Jakarta: PT Grasindo
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
_______________. 2017. Analisis Laporan Keuangan Teori, Aplikasi & Hasil
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press
Susilo, Yosua Eko. 2014. Pengaruh ROA, ROE, PBV, PER, NPM, OPM
Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan Tahun 2008-2011.
Karya Ilmiyah. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian
Nuswantoro.
Sutedi, Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Sinar Grafika
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Kanisius
Tavinayati & Qamariyanti, Yulia. 2009. Hukum Pasar Modal di Indonesia.
Jakarta: Sinar Grafika
Tika, Moh Pabundu. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo, Seto Sulaksono A & Syahrizal. 2013. Analisis Pengaruh Dividend
Payout Ratio (DPR) dan Struktur Modal Terhdap Perubahan Harga Saham
pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal P2M. Batam: Politeknik Negeri Batam.
Yuliadi, Imam. 2009. Ekonometrika Terapan. Jogyakarta: UPFE
LAMPIRAN
DATA PER, DPR, PBV dan EVA NO KODE PERUSAHAAN TAHUN
HARGA SAHAM
PER DPR PBV EVA (M)
1 ACES
2013 590 19.87 33.7 5.3 99.8
2014 785 24.2 18.5 5.7 93.2
2015 825 24 46.4 5.4 82.8
2016 935 20 37 4.7 79.8
2017 1155 25.32 36.2 5.7 87.4
2 BMTR
2013 1900 42.2 55.6 2.9 430.2
2014 1425 27.83 48.8 1.8 149.1
2015 1100 297.3 99 1.47 433.8
2016 615 41.84 34 0.95 588.2
2017 590 16.53 0 0.9 590.4
3 CSAP
2013 180 7.2 20.35 1.14 70.6
2014 571 17.76 13.84 2.09 94.4
2015 395 28.37 17.82 1.35 102.7
2016 525 39.56 19.62 1.54 112.3
2017 454 24.08 0 1.26 130.7
4 ERAA
2013 1000 8.32 0 1.06 202.4
2014 1090 14.39 27.45 1.07 -165.3
2015 545 6.99 25.66 0.5 238.2
2016 600 6.59 21.98 0.52 239.2
2017 735 6.28 0 0.59 273.2
5 INPP
2013 210 51.47 0 0.84 -11.6
2014 204 20.94 0 0.8 26.3
2015 358 39.96 18 1.18 -48.6
2016 565 37.15 9.86 1.77 -213.4
2017 650 72.14 0 1.98 -177.7
6 JTPE
2013 305 12.82 29.4 2.31 16.9
2014 378 12.02 22.26 2.42 22.8
2015 232 6.3 27.29 1.23 50.7
2016 308 6.9 30.88 1 44.9
2017 274 6.05 64.06 0.85 49.3
7 LTLS
2013 250 2.28 56.62 0.16 115.9
2014 900 7.1 16.28 0.9 181.4
2015 500 191.74 0 0.48 227.0
2016 350 6.78 31.15 0.31 188.5
2017 500 5.49 0 0.43 137.9
8 MLPL 2013 360 2.43 0.67 0.51 515.5
2014 835 4.44 11.28 0.99 -2066.3
NO KODE PERUSAHAAN TAHUN HARGA SAHAM
PER DPR PBV EVA (M)
2015 257 -2.33 -7.79 0.38 -492.6
2016 342 14.25 9.91 0.45 343.2
2017 143 -1.15 -1.94 0.22 -902.1
9 MLPT
2013 1010 29.7 5.29 4.55 37.8
2014 1020 26.8 4.7 3.76 43.2
2015 1135 21.42 10.77 3.51 43.7
2016 1760 22.28 8.86 4.46 -20.0
2017 620 10.33 52.5 1.47 26.5
10 MTDL
2013 258 5.09 24.68 0.88 109.7
2014 563 9.54 6.25 1.31 1620.8
2015 612 4.6 0 0.97 199.9
2016 629 10.16 5.92 0.92 744.9
2017 650 7.7 17.1 0.77 201.2
11 RALS
2013 1171 21.28 54.51 2.58 23.5
2014 790 15.79 60 1.69 -29.9
2015 645 13.54 56.7 1.37 -63.2
2016 1195 19.91 50 2.44 -23.4
2017 1200 19.84 59.5 2.31 -15.7
12 RANC
2013 660 30 15.9 2.66 16.4
2014 445 44.5 0 1.72 9.8
2015 340 -30.9 0 1.37 -23.6
2016 530 20.4 19.21 1.93 16.2
2017 330 13.2 20 1.14 14.7
13 CLPI
2013 570 3.09 0 69 14.7
2014 795 4.02 0 0.81 25.0
2015 645 4.75 30 0.52 13.3
2016 950 3.78 0 0.72 13.8
2017 860 5.80 0 0.61 5.3
14 GEMA
2013 470 8.13 12.11 0.47 13.4
2014 395 11.53 12.43 0.81 20.8
2015 328 4.22 20.60 0.56 24.8
2016 418 4.83 36.46 0.36 18.6
2017 970 17.36 0 0.78 14.0
15 KOIN
2013 275 7.4 0 3.0 26.5
2014 445 13.60 0 3.90 20.3
2015 290 19.74 0 2.30 127.7
2016 300 -30.00 0 2.47 0.1
2017 298 -19.45 0 2.66 1.7
16 MFMI 2013 180 11.30 10.04 0.99 -0.2
NO KODE PERUSAHAAN TAHUN HARGA SAHAM
PER DPR PBV EVA (M)
2014 338 18.80 0 1.76 -0.9
2015 187 8.60 0 0.87 0.4
2016 790 30.31 15.00 3.41 1.2
2017 800 26.20 0 3.02 1.3
17 MICE
2013 410 6.14 14.98 0.49 8.3
2014 353 7.28 15.54 0.41 8.0
2015 370 9.51 0 0.38 7.4
2016 450 11.14 28.92 0.45 12.1
2017 350 2.75 0 0.35 23.3
UJI STASIONERITAS
HARGA SAHAM
Null Hypothesis: HARGA_SAHAM has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.955983 0.0001
Test critical values: 1% level -3.510259
5% level -2.896346
10% level -2.585396
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(HARGA_SAHAM)
Method: Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 23:33
Sample (adjusted): 2 85
Included observations: 84 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
HARGA_SAHAM(-1) -0.464731 0.093772 -4.955983 0.0000
C 281.3089 66.16496 4.251630 0.0001
R-squared 0.230493 Mean dependent var -3.095238
Adjusted R-squared 0.221109 S.D. dependent var 342.0152
S.E. of regression 301.8449 Akaike info criterion 14.28122
Sum squared resid 7471047. Schwarz criterion 14.33910
Log likelihood -597.8114 Hannan-Quinn criter. 14.30449
F-statistic 24.56177 Durbin-Watson stat 1.973587
Prob(F-statistic) 0.000004
UJI STASIONERITAS
PRICE EARNING RATIO (PER)
Null Hypothesis: PER has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.202308 0.0000
Test critical values: 1% level -3.510259
5% level -2.896346
10% level -2.585396 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PER)
Method: Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 23:50
Sample (adjusted): 2 85
Included observations: 84 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PER(-1) -0.901561 0.109916 -8.202308 0.0000
C 18.04004 4.827441 3.736977 0.0003 R-squared 0.450689 Mean dependent var -0.079405
Adjusted R-squared 0.443990 S.D. dependent var 52.75854
S.E. of regression 39.33998 Akaike info criterion 10.20588
Sum squared resid 126906.0 Schwarz criterion 10.26376
Log likelihood -426.6470 Hannan-Quinn criter. 10.22915
F-statistic 67.27785 Durbin-Watson stat 2.007575
Prob(F-statistic) 0.000000
UJI STASIONERITAS
DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR)
Null Hypothesis: DPR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.691090 0.0000
Test critical values: 1% level -3.510259
5% level -2.896346
10% level -2.585396 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DPR)
Method: Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 23:51
Sample (adjusted): 2 85
Included observations: 84 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPR(-1) -0.562886 0.098907 -5.691090 0.0000
C 10.03465 2.714371 3.696862 0.0004 R-squared 0.283145 Mean dependent var -0.163095
Adjusted R-squared 0.274403 S.D. dependent var 21.93717
S.E. of regression 18.68652 Akaike info criterion 8.717004
Sum squared resid 28633.26 Schwarz criterion 8.774880
Log likelihood -364.1141 Hannan-Quinn criter. 8.740269
F-statistic 32.38850 Durbin-Watson stat 2.034295
Prob(F-statistic) 0.000000
UJI STASIONERITAS
PRICE TO BOOK VALUE (PBV)
Null Hypothesis: PBV has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.161247 0.0000
Test critical values: 1% level -3.510259
5% level -2.896346
10% level -2.585396 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PBV)
Method: Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 23:53
Sample (adjusted): 2 85
Included observations: 84 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PBV(-1) -1.010921 0.110348 -9.161247 0.0000
C 2.440711 0.863850 2.825387 0.0059 R-squared 0.505811 Mean dependent var -0.049524
Adjusted R-squared 0.499784 S.D. dependent var 10.62573
S.E. of regression 7.515143 Akaike info criterion 6.895239
Sum squared resid 4631.145 Schwarz criterion 6.953115
Log likelihood -287.6000 Hannan-Quinn criter. 6.918505
F-statistic 83.92845 Durbin-Watson stat 2.001881
Prob(F-statistic) 0.000000
UJI STASIONERITAS
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
Null Hypothesis: EVA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.172573 0.0000
Test critical values: 1% level -3.510259
5% level -2.896346
10% level -2.585396 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(EVA)
Method: Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 23:54
Sample (adjusted): 2 85
Included observations: 84 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EVA(-1) -0.897822 0.109858 -8.172573 0.0000
C 55.20554 39.20892 1.407984 0.1629 R-squared 0.448891 Mean dependent var -1.013095
Adjusted R-squared 0.442170 S.D. dependent var 473.6798
S.E. of regression 353.7819 Akaike info criterion 14.59876
Sum squared resid 10263256 Schwarz criterion 14.65664
Log likelihood -611.1479 Hannan-Quinn criter. 14.62203
F-statistic 66.79095 Durbin-Watson stat 2.022816
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 340.608 57.066 5.969 .000
PER 1.070 .907 .119 1.179 .242 .874 1.145
DPR 4.020 1.724 .235 2.332 .022 .869 1.151
PBV 105.122 24.374 .410 4.313 .000 .976 1.024
EVA .014 .095 .014 .150 .881 .977 1.023
a. Dependent Variable: Harga Saham
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Novi Nur Aslikhah
Tempat, tanggal lahir : Ngawi, 1 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan : 1. SD Negeri Kutowinangun 03 Salatiga Tahun Lulus 2006
2. MTs Negeri Salatiga Tahun Lulus 2009
3. SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Lulus 2012
4. D III IAIN Salatiga Tahun Lulus 2015
Alamat : Canden, RT.03/RW.03 Kutowinangun Lor Tingkir
Salatiga
Nama Orang Tua
Ayah : Marno
Ibu : Sri Murtiningsih
Pekerjaan Orang Tua : PNS
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 15
September 2018
Yang menyatakan
Novi Nur Aslikhah
NIM. 63012160003