ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40477...vii...
Transcript of ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40477...vii...
ANALISIS PENGARUH KINERJA BANK, EQUIVALENT RATE DAN
JARINGAN KANTOR TERHADAP JUMLAH DANA PIHAK KETIGA
BANK UMUM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S. E)
AMALIYAH ISMAH WARDANI
NIM : 1111046100102
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Jakarta
1439 H/ 2018
ii
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Amaliyah Ismah W (NIM : 1111046100102) -.Analisis Pengaruh Kinerja
Bamk, Equivalent Rtate dan Jaringan Kantor Terhadap Dana Pihak Ketiga Bank
Umum Syariah. Konsentrasi perbankan syariah, Program studi perbankan syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ROA,
BOPO, Equivalent Rate, dan jaringan kantor terhadap dana pihak ketiga
perbankan syariah dan konvensional. Tujuan lain yaitu untuk melihat hubungan
jangka pendek maupun jangka panjang dari variabel - variabel tersebut. Metode
yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan
publikasi bulanan statistik perbankan syariah periode 2013-2017. Data yang
terkumpul dianalisis menggunakan metode VECM.
Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap
DPK, BOPO berpengaruh positif signifikan, Equvalent Rate berpengaruh
signifikan positif, dan jaringan kantor berpengaruh signifikan positif terhadap
DPK. Selain itu terdapat hubungan jangka pendek antara ROA, BOPO,
Equivalent Rate dan jaringan kantor terhadap DPK.
Kata Kunci : ROA, BOPO, Equivalent Rate, jumlah kantor, DPK dan VECM
vi
ABSTRACT
Amaliyah Ismah W (NIM: 1111046100102) - Influence Analysis of
Bank Performance, Equivalent Rate and Office Network Against Third Party
Funds of Sharia Commercial Banks. Concentration of sharia banking, Islamic
banking study program, Faculty of Economics and Business, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2018.
This study aims to determine how big the influence of ROA, BOPO,
Equivalent Rate, and office network to third party funds of sharia and
conventional banking. Another goal is to see the short-term and long-term
relationships of these variables. The method used is quantitative method with data
sourced from the monthly publication report of sharia banking statistics period
2013-2017. The collected data were analyzed using VECM method.
The result of the research showed that ROA had significant positive
effect to DPK, BOPO had positive significant effect, Equvalent Rate had a
significant positive effect, and office network had significant positive effect to
DPK. In addition there is a short-term relationship between ROA, BOPO,
Equivalent Rate and office network to DPK.
Keywords: ROA, BOPO, Equivalent Rate, number of offices, DPK and VECM
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama lengkap : Amaliyah Ismah Wardani
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Mei 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Pulau Aru Blok A2/4 Komp. AL
Jatimakmur Pondok Gede Bekasi 17413
Telepon : 085217006624
Email : [email protected]
B. Latar Belakang Pendidikan Formal
1999 s.d 2005 : SDN PEGIRIAN 1 Surabaya
2005 s.d 2008 : SMPN 17 Bekasi
2008 s.d 2011 : SMAN 5 Bekasi
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
beriring salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang telah
membawa umat dari jaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang-benderang dan
penuh dengan keilmuan yang sangat berkembang saat ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, Kerja
keras, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun
tidak langsung. oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, MA, selaku Wakil Dekan bidang akademik Program
Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
3. Bapak A.M. Hasan Ali M.A. selaku Ketua program Studi Muamalat dan Bapak
Abdurrauf, Lc. M.A selaku Sekertaris program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Syahrul A’dham, M.Ag dan Bapak Maman Rahman Hakim, M.M
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan ilmu, motivasi,
saran dan dengan sabar membimbing penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
Semoga Allah membalas kebaikan bapak.
5. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A, selaku dosen penasihat akademik yang telah
memberikan bantuan dan masukan dalam berbagai hal.
ix
6. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat selama ini.
7. Pimpinan dan Staf Perpustakan Utama, Perpustakan Syariah dan Hukum, yang
telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis sehingga selesainya
skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku tersayang yang dengan tulus selalu mendo’akan, memberi
motivasi yang tiada henti kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga selalu diberi kesehatan dan berada
dalam lindungan dan Ridho Allah SWT.
9. Tante dan om yang tidak bisa disebuttkan satu-satu, kakak, dan adik-adiku
tercinta yang menberikan motivasi dan menjadi pelipur lara bagi penulis.
10. Sahabat-sahabatku Ria, Asih, Amy, Retno, Ima, Sabrina, Rika dan Dina yang
telah menjadi sahabat terbaik selama ini, telah membantu dan memberikan
motivasi, terimakasih untuk kebaikan dan kasih sayang yang tulus kalian
berikan, semoga tali persaudaraan kita tetap terjaga dan kita selalu dalam
lindungan dan Ridho Allah SWT.
11. Deasy dan saskia teman seperjuangan sampai selesai, terimakasih atas
semuanya selama ini.
12. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan PS C 2011 dan teman-teman
seperjuangan selama masa kuliah, kebaikan dan kebersamaan kalian tidak
penah terlupakan.
13. Teman-teman KKN BARAYA 2014, Terimakasih untuk semua kenangan dan
pengalaman hidup bermafaat yang tak terlupakan selama menjalani KKN
Semoga kalian bahagia dunia akhirat dan tali silaturahmi kita tetap terjaga.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung
maupun tidak langsung atas doa dan bantuannya kepada penulis, saya ucapkan
terima banyak. Semoga doa yang baik di ijabah oleh Allah SWT dan kembali
kepada kalian. Amiin amiin yaa robal alamin.
x
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang
turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Karya Ini dapat
Bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat dan para akademisi.
Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 2017
Penulis
Amaliyah Ismah W
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI .........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR ...............................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah .............................................. 8
C. Pembatasan Penelitian .................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat penelitian ....................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11
A. Landasan Teori ............................................................................................. 11
B. Kajian (Review) Terdahulu .......................................................................... 22
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 27
xii
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 30
B. Variabel Penelitian ....................................................................................... 31
C. Metode Analisis Penelitian ........................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 38
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 38
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................................... 42
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 51
A. Kesimpulan ................................................................................................... 51
B. Saran ............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 1
LAMPIRAN ........................................................................................................... 1
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 ............................................................................................................... 33
Tabel 4.2 ............................................................................................................... 34
Tabel 4.3 ............................................................................................................... 35
Tabel 4.4 ............................................................................................................... 37
Tabel 4.5 ............................................................................................................... 39
Tabel 4.6 ............................................................................................................... 40
xiv
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR
Grafik 4.1 .............................................................................................................. 33
Grafik 4.2 .............................................................................................................. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa tahun terakhir ini, usaha bank syariah dalam menghimpun
dana terlihat mengalami penurunan dan kenaikan.Fenomena bank syariah di
Indonesia memberikan pemahaman pada umat Islam Indonesia adanya
kelembagaan ekonomi dalam perspektif Islam. Berdirinya bank syariah
merupakan salah satu usaha untuk menerapkan prinsip syariah Islam secara
bertahap dengan maksud mengatasi kelemahan umat saat ini dalam bidang
ekonomi dan kesejahteraannya. Keberadaan bank syariah diharapkan mampu
mewujudkan sitem perbankan yang lebih kompetitif, efisien, dan memenuhi
prinsip kehati-hatian serta diharapkan mampu mendukung sector riil melalui
kegiatan pembiayaan yang bebasis bagi hasil dan bebasa dari unsur riba untuk
mewujudkan keadilan dalam kegiatan ekonomi,dan mencapai kemaslahatan
masyarakat.
Bisnis perbankan merupakan salah satu bisnis dibidang jasa yang didasari
dengan azas kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang
sangat menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan suatu bisnis
perbankan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan
yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan. Bank
juga memegang peranan penting bagi perekonomian banyak orang dengan tujuan
utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana. Di Indonesia, perbankan
syariah telah muncul sejak diterbitkan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, yang selanjutkan akan membuka peluang kegiatan usaha perbankan
yang memiliki landasan syariah (bagi hasil). Dengan rata-rata penduduk Indonesia
yang mayoritas beragama Islam,peluang pangsa pasar bank syariah sangat besar
dan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang yang tentunya akan
membuat iklim persaingan di dunia perbankan syariah semakin kompetitif dan
ketat. Dengan kata lain bank syariah akan dituntut untuk mampu menarik minat
2
masyarakat. Tingkat persaingan yang tinggi,serta konsumen yang makin
selektif,mengharuskan perusahaan untuk memiliki suatu strategi untuk menarik
minat konsumennya. Bank syariah harus mampu meningkatkan daya saing dan
memberikan kepuasaan kepada nasabah untuk menjaga loyalitas nasabahnya.
Bisnis perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank yang murni berbasis
syariah, tetapi hampir seluruh bank konvensional juga membuka bisnis perbankan
syariah, sehingga memberikan banyak alternatif pilihan bagi masyarakat.Baik
bank syariah maupun bank konvensional menawarkan begitu banyak produk,
fasilitas pelayanan dan promosi bagi para nasabahnya. Kondisi persaingan bisnis
perbankan ini tentunya mendorong setiap bank untuk mencari berbagai strategi
bisnis agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang telah
ada.
Dunia bank menjadi salah satu salah satu produk jasa yang banyak
digunakan Semakin banyaknya lembaga perbankan syariah dan semakin banyak
pula produk yang ditawarkan oleh bank syariah tersebut. hal tersebut akan
menaikkan kompleksitas tersendiri bagi calon nasabah untuk memilih tempat
menabung. Keberagaman produk dan jasa di perbankan syariah tidak hanya akan
memberikan kesempatan bagi nasabah untuk memiliki pilihan yang lebih luas
dalam memilih produk jasa perbankan syariah,terutama produk tabungan, tetapi
juga akan memunculkan keraguan ketika akan memilih sebuah produk perbankan.
Kemajuan bank syariah saat ini secara kuantitatif meningkat,maka diperlukan
sebuah analisis mengenai pemilihan bank syariah oleh nasabah sebagai tempat
menabung,selain itu diharapkan nasabah dapat mengambil keputusan yang logis
dan efektif mengenai pemilihan tempat menabung yang sesuai dengan kebutuhan
prioritas.
Karena setiap inividu atau nasabah memiliki preferensi yang berbeda-
beda dalam memilih bank syariah,terutama dalam pemilihan bank syariah sebagai
tempat menabung. Tetapi,di sisi lain itu,hingga pada tahun 2015 pangsa bank
syariah masih sebesar 5% dan target 2016 pangsa pasar bank syariah bisa
mencapai angka 12-13%. Pertumbuhan bank syariah masih terkendala masalah
modal, SDM, dan Teknologi sedangkan persaingan dalam dunia perbankan
3
semakin sengit. Terlihat dari total dana pihak ketiga sebesar 212.838.000.000
masih jauh jika dibandingkan dengan total dana pihak ketiga dari perbankan
konvensional yang mencapai 4.414.056.000.000. Dengan hampir 34 jumlah bank
syariah masih belum memenuhi target pangsa pasar bank syariah di Indonesia
yang mayoritas warganya beragama Islam. Bank syariah masih belum diminati
karena adanya beberapa faktor yang membuat bank syariah masih kurang
diminati, salah faktor adalahnya masih rendahnya standar SDM pada perbankan
syariah dengan kata lain masi banyak mengambil SDM dari perbankan
konvesional yang mengakibatkan layanan menjadi kurang maksimal. Selain itu
sumber pendanaan bank-bank syariah berbeda dengan perbankan konvensional. =
Dana bank syariah,kurang lebih 60% bersumber dari deposito, dan 40 persen
dalam bentuk tabungan.
Dalam data Statistik Perbankan Indonesia 2015,di perbankan syariah
persentase untuk tabungan dan giro sebesar 35% dan deposito sebesar 65%. Suku
bunga deposito yang tinggi sehingga berdampak pada bagi hasil yang tinggi.
Tidak mungkin bagi hasil di bawah suku bunga deposito. Sementara tabungan
yang bagi hasilnya tak terlalu tinggi, masih minimal. Sebaliknya, di bank-bank
konvensional yang menganut suku bunga, sebesar 60% sumber pendanaan berasal
dari tabungan, dan 40% dari deposito. Perbankan konvensional mendapat dana
pihak ketiga dari giro dan tabungan sebesar 54% dan yang bersumber dari
deposito sebesar 46%. Dengan kenyataan ini,suku bunga bank konvensional
relatif terjangkau karena mayoritas sumber dana dari tabungan.
Preferensi nasabah dalam memilih bank syariah dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Pada awal perkembangannya. Beberapa riset yang pernah
dilakukan,ditemukan bahwa saat itu yang mempengaruhi konsumen untuk
menjadi nasabah perbankan adalah reputasi bank terkait,fasilitas dan servis yang
disediakan,penetapan harga dalam pembiayaan, dan pelayanan. Baru pada decade
2000-an faktor keagamaan menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan
seseorang konsumen untuk menyimpan dananya di perbankan syariah. Salah satu
produk jasa yang terdapat di perbankan syariah adalah produk tabungan. Produk
tabungan merupakan salah satu produk yang banyak diminati di perbankan
4
syariah meskipun dalam komposisi sumber dana perbankan relative kecil dan
tingkat fluktuasi dana tabungan kecil dan tidak selabil dana yang bersumber dari
giro. Tabungan merupakan jenis produk bank yang menjadi komoditi yang paling
penting. Dari data statistic Bank Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 terjadi
peningkatan jumlah rekening pada Bank Unit Syariah ataupun dari Unit Usaha
Syariah.
Pada bulan Juni tahun 2015 jumlah rekening untuk tabungan mencapai
14.383.085, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya dengan jumlah
14.024.264 pada tahun 2014. Menjadi salah satu yang banyak digunakan dan
diminati oleh para nasabah perbankan,tabungan menjadi salah satu fokus
pemasarannya pada perbankan tidak terkecuali perbankan syariah. Banyak
perbankan syariah yang memberikan penawaran dan fasilitas untuk menarik
nasabah agar menggunakan produk tabungan dari bank syariah tersebut.
Penawaran mulai dari biaya administrasi yang rendah,besar bagi hasil
yang didapat,jangkauan fasilitas ATM, dan penawaran yang lainnya. Bank syariah
juga melakukan banyak promosi produk tabungan tersebut,mulai dari
mengiklankan di media cetak atau media elektronik,hingga promosi dengan
menjadi sponsor untuk berbagai kegiatan atau dengan ikut serta dalam event-event
tertentu agar produk dan bank syariah tersebut dikenal masyarakat luas. Perilaku
konsumen merupakan suatu yang dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen
,kelompok masyarakat, selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini
yang akan berimplikasi terhadap studi tentang perilaku konsumen demikian pula
pada pengembangan stategi pemasarannya. Sifat dinamis ini menyiratkan bahwa
seseorang memerlukan suatu stategi pemasaran yang baru.
Salah satu daerah yang memiliki industri bank syariah adalah Daerah
Istemewa Yogyakarta, DIY memiliki pangsa pasar bank syariah yang besar dari
pangsa pasar bank syariah nasional,sekitar 7% melebihi pangsa pasar bank syariah
ditingkat Nasional. Industri perbankan syariah di Provinsi DIY mengalami
peningkatan dalam rentang tahun 2011 sampai September 2014 dilihat dari sisi
aset, DPK, pembiayaan, dan jumlah nasabah. Sehingga peneliti tertarik untuk
memilih DIY sebagai objek penelitian ini. Tingginya tingkat persaingan dalam
5
bisnis perbankan syariah menuntut pihak manajemen bank syariah untuk menguji
perilaku nasabah dalam memilih bank syariah,seingga tercipta strategi pemasaran
yang tepat.
Perilaku konsumen akan mempengaruhi strategi pemasaran yang
digunakan. Peneliti tertarik untuk menganalisa bagaimana cara nasabah memilih
bank dengan mempertimbangkan beberapa faktor atau kriteria yaitu bagi
hasil,biaya administrasi, pelayanan ,dan fasilitas kantor cabang. Kriteria atau
variabel yang digunakan merupakan fitur standar dari sebuah produk tabungan.
Kriteria bagi hasil digunakan karena bagi hasil menjadi salah satu unsur yang
membedakan antara bank syariah dan konvesional, beberapa nasabah memilih
bank syariah karena beranggapan bagi hasil di bank syariah lebih besar
dibandingkan dengan bank konvensional,selain itu bagi hasil bebas dari unsure
riba.
Biaya administrasi yang rendah dan jumlah saldo minimum di rekening
tabungan menjadi kriteria penilaian dalam pemilihan tempat menabung,karena
beberapa nasabah merasa biaya administrasi yang rendah akan memberi
keuntungan tersendiri bagi nasabah. Selain itu jumlah saldo minimum pada
tabungan menjadi pertimbangan nasabah agar bisamenarik seluruh dana yang
dimiliki di rekening tersebut atau jumlah minimum lainnya. Pemilihan kriteria
fasilitas kantor cabang yang memadai dan jangkauan yang luas akan menjadi daya
tarik tersendiri bagi nasabah sehingga akan memudahkan setiap transaksi
perbankannya.
Bank Syariah memiliki sumber dana yang berasal dari dana pihak ketiga.
Apabila pertumbuhan dana pihak ketiga menurun akan mengurangi kemampuan
Bank dalam menyalurkan pembiayaan sehingga, berdampak pada profitabilitas
yang diterima Bank. Akibatnya, kepercayaan masyarakat menurun dan akan
menarik dana yang disimpan1. Pendapat lain memaparkan kepercayaan
masyarakat terkait dengan harapan memperoleh keuntungan yang besar dari
menyimpan dana. Rendahnya bagi hasil atau fee dana pihak ketiga dipengaruhi
1 Muhammad, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan AMPYKPN 2005
6
rendahnya pendapatan pembiayaaan namun, jumlah dana pihak ketiga tetap
meningkat2.
Pertumbuhan dana pihak ketiga Bank Syariah di Indonesia tahun 2013
sebesar 27,81% atau Rp 147.512 miliar. Pertumbuhan tersebut menurun dari
tahun 2012 yang tumbuh 51,78% sebesar Rp 115.415 miliar. Sementara,
profitabilitas diukur return on assets naik dari 1,79% menjadi 2,14%. Selain itu,
jumlah aset Bank Syariah tahun 2012 bertambah Rp 49,6 miliar menjadi Rp
195.018 miliar. Kemudian, nilai bagi hasil yang didistribusikan dari pendapatan
operasional mencapai Rp 6,1 triliun atau 22,7%. Nilai equivalent rate tahun 2013
menurun dikarenakan tren penurunan suku bunga Perbankan (Laporan
Perkembangan Perbankan Syariah, 2012: 26).
Dampak penurunan pertumbuhan dana pihak ketiga tahun 2013 terjadi hingga
tahun 2014. Pertumbuhan dana pihak ketiga tahun 2014 turun menjadi 24,41%
atau Rp 183.534 miliar. Pada sisi profitabilitas Bank Syariah dinilai dari rasio
ROA melambat sebesar 2,00% dibandingkan tahun 2013. Profitabilitas yang
menurun tercermin dari total aset Bank Syariah tahun 2014 tumbuh 24,23% lebih
rendah dari tahun 2013 yaitu 34,06% menjadi Rp 242.276 miliar. Namun,
pertumbuhan presentase equivalent rate sebesar 39,2% (yoy) lebih tinggi dari
tahun 2013 yang dipengaruhi kenaikan suku bunga Perbankan (Laporan
Perkembangan Keuangan Syariah, 2013: 19).
Laporan Tahunan (2016: 24) mencatat perkembangan Bank Syariah
Indonesia periode 2015-2016 mengalami perlambatan disebabkan kondisi
Perbankan Nasional tumbuh 13,3% menjadi 9,3%. Dampaknya, pertumbuhan
dana pihak ketiga menurun periode 2014-2015 sebesar 18,70% sampai 2014-2015
menjadi 6,11%. Berbeda halnya dengan kinerja operasional dari rasio ROA tahun
2015-2016 tumbuh 0,74% menjadi 0,84%. Sementara, pertumbuhan aset tahun
2015-2016 dari 12,41% turun hingga 8,78%. Selama tahun 2015 sampai 2016
pertumbuhan equivalent rate menurun dari 6,72% menjadi 5,88% dalam periode
laporan.
2 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada 2014
7
Berdasarkan PBI No.15/4/PBI/2013 tentang Laporan Stabilitas Moneter dan
Sistem Keuangan Bulanan Perbankan Syariah memaparkan dana pihak ketiga
hingga Desember 2017 Rp 279.335 miliar tumbuh 20,83% lebih tinggi dari tahun
2016. Sementara, kemampuan Bank Syariah menghasilkan profit dari rasio ROA
meningkat sebesar 1,13%. Selain itu, total aset lebih baik dari tahun 2016, yaitu
Rp 356.504 miliar dan tumbuh sebesar 20,33%. Sedangkan, pemberian equivalent
rate menurun sebesar 4,76% sehingga, terjadi fluktuatif periode 2013 sampai 2017
(Statistik Perbankan Syariah)
Laporan Triwulan IV memperlihatkan Bank Syariah memiliki share aset
sebesar 5,20% yang dilatarbelakangi pertumbuhan aset Bank Syariah sebesar
2,28% lebih tinggi dari Bank Konvensional yaitu 1,80%. Laporan Perkembangan
Keuangan Syariah menyimpulkan peningkatan market share periode 2013-2017
sebesar 4,83%. Dengan kemampuan Bank Syariah untuk dapat melakukan
ekspansi menjadi lebih luas. Selanjutnyya, pendapatan akan terus meningkat dan
mampu memberikan equivalent rate kepada nasabah. Pada akhirnya, akan
mendorong masyarakat untuk menyimpan dananya.
Pertumbuhan aset Bank Syariah dengan nasabah sebagai prioritas utama dan
regulasi dari Bank Indonesia, memungkinkan sistem Perbankan Syariah dan
sistem Perbankan Konvensional mempengaruhi satu sama lain. Hal ini,
dipengaruhi penetapan bunga dasar oleh Bank Sentral yang berdampak pada
penetapan suku bunga. Dampaknya, Bank Syariah di Indonesia dalam lingkungan
dual-banking system. Sistem yang mengakibatkan risiko atas perubahan tingkat
suku bunga. Tentu saja risiko tersebut mempengaruhi equivalent rate dana pihak
ketiga Bank Syariah.
Profitabilitas ditentukan dari rasio return on asset berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dana pihak ketiga Bank Syariah di Indonesia. Apabila, tingkat
keuntungan naik maka dana pihak ketiga juga naik. Return on aset tidak
berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga Bank Syariah di Indoneisa.
Dikarenakan, besarnya Capital Adequacy Ratio, kualitas aset dan posisi likuiditas
sebagai keputusan deposan menyimpan dananya.
.
8
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Dana pihak ketiga BUS dari periode 2013 – 2017 mengalami fluktuatif.
2. Rasio profitabilitas yang diliihat dari sisi return on asset dan biaya
operasional pendapatan operasional bank umum syariah masih berada
pada level belum cukup baik.
3. Equivalent rate yang ditawarkan bank berfluktuatif sehingga berdampak
pada masyarakat yang berpikir jika menyimpan uangnya pada bank
syariah.
4. Jaringan kantor pada bank syariah masih belum terlalu banyak.
5. Pemahaman atau kesadaran masyarakat tentang bank syariah masih
minim.
C. Pembatasan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, peneliti
melakukan pembatasan penelitian, antara lain:
1. Ruang lingkup penelitian ini meliputi dari sisi intern yang mempengaruhi
penghimpunan dana dari masyarakat dilihat dari rasio profitabilitas dalam
hal ini return on aset dan biaya operasional pendapatan operasional,
tingkat equivalent rate dan jaringan kantor.
2. Objek penelitian yang diambil adalah dana pihak ketiga bank umum
syariah dimana sebagai lembaga keuangan yang mendominasi jasa
perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk
menganalisa seberapa pengaruh Return on Aset, Biaya Operasional
Pendapatan Operasional, Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor terhadap Dana
Pihak Ketiga Bank Umum Syariah. Dengan pengujian menggunakan metode
9
analisis VECM data time series. Adapun permasalahan permasalahan yang
diangakat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Return on Aset, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,
Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara jangka pendek berpengruh
terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah?
2. Apakah Return on Aset, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,
Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara jangka panjang berpengaruh
terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Return on Aset, Biaya Operasional
Pendapatan Operasional, Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara
jangka pendek terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah.
2. Untuk menganalisis pengaruh Return on Aset, Biaya Operasional
Pendapatan Operasional, Equivalent Rate, dan Jaringan Kantor secara
jangka panjang terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah.
Penelitian ini juga diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai
pihak antara lain sebagai berikut:
1. Memperoleh ilmu pengetahuan dan penganalisaan laporan keuangan bank
syariah terutama dari sisi faktor penghimpunan dana yang dapat
mempengaruhinya.
2. Dapat menjadi masukkan bagi bank syariah untuk mengambil keputusan.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi lima
bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah dan pembatasan masalah, pembatasan penelitian,
10
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi penjelasan landasan teori yang
digunakan terkait variabel – variabel yang dteliti dalam
penelitian ini, kerangka berpikir serta hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menyajikan jenis dan pendekatan penelitian,
data penelitian, teknik pengumpulan data, metode analisis
penelitian serta variabel penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan hasil analisis penelitian antara
variabel dependen dan independen, dengan menggunakan
analisis deskriptif dan analisis pengujian statistik berupa
analisis VECM dan interpretasinya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai hasil dari
penelitian yang dilakukan sehingga diharapkan dapat
berguna untuk kegiatan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dana Pihak Ketiga
Dalam penghimpunan dana masyarakat, dapat diketengahkan
dalam dua prinsip yaitu :
1. Prinsip Al-Wahdiah atau Amanat .
Dalam Surat An-Nisa ayat 58 :
يأمركم أن تؤدوا األمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس إن للا
نعم كان سميعا بصيراأن تحكموا بالعدل إن للا ا يعظكم به إن للا
“Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menyampaikan
amanat 1) kepada orang yang berhak menerimanya. Dan bila kamu
menetapkan hukum antara manusia , maka penetapan hukum hendaknya
adil 2) bahwa dengan itu Allah telah memberikan pengajaran sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar dan melihat.”
Dari ayat tersebut, ungkapan amanat dapat diartikan sebagai titipan murni
atau pihak kepada pihak lain, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja penyimpan menghendaki. Prinsip Al-Wahdiah ini dapat dibagi 2
yaitu :
a. Wahdiah Yad Amanah, artinya penerima simpanan tidak bertanggung
jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada assets titipan,
sepanjang bukan akibat dari kelalaian penerima titipan. Berdasarkan
ketentuan tersebut, Bank Syariah dapat membuat produk jasa berupa safe
deposit box, dimana pihak bank berhak mengenakan biaya pada penitip
sebagai jasa menjaga barang titipan.
b. Wahdiah Yad Dhamanah, artinya penerima titipan dapat menggunakan
12
barang titipan untuk menciptakan manfaat. Penerima titipan meminta izin
kepada penitip untuk menggunakan harta titipan tersebut dengan
ketentuan harus mengembalikan harta tersebut secara utuh kepada penitip
disertai dengan pemberian bonus. Dengan demikian, Bank Syariah dapat
membuat produk jasa berupa current account (giro) dan saving account
(tabungan), misalnya giro wahdiah atau tabungan wahdiah.
2. Prinsip Mudharabah.
Dengan mengacu pada Surat Al-Muzzammi sebagian dari ayat 20, yaitu :
رون
وآخ
بون
ر يض
ض ف رر
ر ال
ون
غت نر يبر م ل
رض ف
الل
“dan yang lain lagi, orang-orang yang bepergian di muka bumi
mencari karunia Allah, sementara yang lain berperang di jalan Allah”.
Bepergian untuk urusan dagang disebut juga Qiradh, yang berasal
dari kata Al-Qardhu yang berarti potongan karena pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memeperoleh sebagian
keuangannya. Disebut juga mu’alamalah maksudnya akad antara kedua
belah pihak agar pihak yang satu mengeluarkan sejumlah uang kepada
pihak yang lain untuk dipergunakan untuk berdagang. Laba dibagi dua
sesuai dengan kesepakatan.
Dari surat tersebut terkandung makna prinsip mudharabah yang berasal
dari kata “Adharbufil Ardhi”. Bank syariah dengan berpijak pada prinsip
mudharabah itu dapat menciptakan produk berupa tabungan mudharabah,
deposito mudharabah.
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dipengaruhi oleh
indikator-indikator, seperti: perkembangan jaringan kantor,
perkembangan aset, perkembangan DPK, perkembangan aktiva produktif
utama, komposisi penggunaan dan sumber dana, dan perkembangan
Financing to Deposit Ratio (FDR)
1.
13
Bank Syariah yang memiliki dana pihak ketiga cukup besar akan
dibandingkan dengan pembiayaan yang disalurkan. Selanjutnya, hasilnya
ditambah dengan ekuitas (permodalan) untuk melihat tingkat Financing
Deposit Ratio. Hal ini, sebagai upaya untuk menjaga rasio likuiditas.
Karena likuiditas berhubungan dengan kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dari
dana pihak ketiga yang disimpan2.
Salah satu yang menjadi indikator perkembangan Bank Syariah
adalah perkembangan dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah
pendanaan yang sering disebut juga dengan sisi liability atau beban
kewajiban yang harus dibayar oleh pihak bank kepada nasabah penabung.
Adanya perjanjian antara Bank Syariah dengan nasabah sebelum
menerima dana simpanan dari nasabah3. Penghimpunan dana, untuk
nasabah sebagai shahibul maal (penyimpan/pemilik dana) dan bank
sebagai mudharib (pengelola dana/penerima dana).
Pertumbuhan komposisi dana pihak ketiga Bank Syariah di
Indonesia dipengaruhi meningkatnya jumlah deposito dibandingkan
jumlah tabungan maupun giro. Peran dari jumlah likuiditas terhadap
komposisi dana pihak ketiga Bank Syariah sebagai berikut:
1. Kebutuhan likuiditas diperlukan pemegang rekening giro untuk
memenuhi kebutuhan penarikan. Pemegang rekening giro tidak ikut
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis, sehingga kapasitas pembayaran
dibutuhkan untuk memenuhi penarikan kas.
2. Kebutuhan likuiditas diperlukan pemegang rekening investasi
takterbatas yaitu deposito dan tabungan dengan penarikannya berbeda
1 Ascarya dan Yumanita, Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia 2005 2 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan
Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama 2010 3 Dahlan, Bank Syariah: Teoritik, Praktik dan Kritik. Yogyakarta: Teras
2012
14
dari rekening giro, Penarikan yang dibuat pemegang rekening
investasi adalah:
a. lebih rendah dari rate of return yang diharapkan,
b. terkait dengan kondisi keuangan Bank,
c. ketidaksesuaian dengan aturan dan prinsip syariah dalam beragam
kontrak dan aktivitas4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Bank Syariah
dalam menghimpun dana pihak ketiga adalah kepercayaan masyarakat
pada suatu bank, perolehan keuntungan terhadap investasi dan
ketepatan waktu pengambilan simpanan nasabah dengan selalu
tersedia berapa pun jumlah dana yang diinginkan nasabah5.
Dana pihak ketiga di Bank Syariah berhubungan dengan uang.
Istilah uang merupakan semua hal yang digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi. Dilihat dari fungsinya uang sebagai alat
tukar, alat penyimpan nilai dan alat satuan hitung. Islam memandang
uang secara umum untuk transaksi atau alat tukar dan pengukur nilai
barang dan jasa. Selain itu, Islam mengistilahkan uang sebagai
perantara dalam memperlancar aktivitas perekonomian. Salah satu
yang menjadikan masyarakat berpandangan tentang uang adalah untuk
motif berjaga-jaga, namun tidak dianjurkan untuk ditimbun6.
Bank Syariah memobilisasi dana pihak ketiga melalui empat jenis
rekening (accounts), yaitu:
a. Rekening Giro/Current Account
Rekening ini memiliki ciri-siri, sebagai berikut:
4 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 2013 5 Veithzal Rivai; dkk, Islamic Banking & Finance: Dari Teori ke Praktek
dan Keuangan Syari'ah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif. Yogyakarta: BPFE-
Anggota IKAPI 2013 6 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 2013
15
1) nasabah rela apabila bank tidak memberikan imbalan atas dana
simpanan.
2) tujuan atau motif nasabah untuk menyimpan dananya dalam bentuk
rekening giro adalah agar nasabah sewaktu-waktu memiliki akses
terhadap dana simpanannya.
3) nasabah dapat memerintahkan pihak bank agar memindahbukukan
sejumlah saldo rekeing giro ke dalam rekening giro lain di bank yang
sama dengan menerbitkan lembar bilyet giro dari buku yang
disediakan oleh bank.
4) akad yang digunakan dalam rekening giro adalah wadiah dan
mudharabah.
b. Rekening Tabungan (Saving Account)
Ciri-ciri dari rekeing tabungan, sebagai berikut:
1) nasabah tidak dapat menarik dananya dengan menggunakan cek,
namun dengan menandatangani “slip pengambilan” yang khusus dan
telah disediakan bank.
2) rekening tabungan dapat dipidahbukukan ke rekening lain dengan bank
yang sama atau bank lain, dapat pula diperintahkan untuk ditransfer ke
pihak lain.
3) nasabah mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk nisbah bagi
hasil.
4) akad yang digunakan dalam rekening tabungan adalah wadiah dan
mudharabah.
c. Rekening Deposito (Investment Account)
Ciri-ciri rekening deposito, sebagai berikut:
1) nasabah hanya dapat menarik uangnya setelah jangka waktu dalam
perjanjian pembukaan rekening.
2) imbalan yang dibayarkan bagi pemegang rekening deposito ditentukan
menurut hasil yang diperoleh dari kegiatan di bank.
3) apabila terjadi kerugian, maka nasabah penyimpan dana akan
kehilangan bagian dari dananya secara proporsional.
16
4) akad yang digunakan dalam rekening deposito adalah mudharabah
muthlaqah, dan mudharabah muqayyadah.
d. Special Investment Account
Adalah rekening yang digunakan untuk menawarkan kepada calon-
calon investor untuk ikut menanamkan modal dalam rangka membiayai
proyek dalam akad musyarakah. Rekening ini yang membedakan dengan
rekening perbankan konvensional karena melakukan penyertaan modal
untuk suatu proyek investasi7.
Perkembangan dana pihak ketiga Bank Syariah berkaitan dengan
dukungan dari profitabilitas yang diperoleh dari pembiayaan. Konsep
profitabilitas sebagai output dalam teori mikro ekonomi Islam
menjelaskan, tingkat keuntungan yang dihasilkan dari fungsi produksi
yang dijalankan Bank Syariah adalah menggunakan input tetap dan
meminimalkan penggunaan input untuk memaksimalkan output8.
Meminimalkan input adalah modal yang dimiliki Bank Syariah
seperti dana pihak ketiga dengan jumlah dan pertumbuhan mengalami
peningkatan. Hal ini didasarkan pada penelitian yang menyimpulkan
pertumbuhan setiap perbankan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
kemampuan menghimpun dana pihak ketiga. Sehingga, akan semakin
besar perolehan keuntungan dalam bentuk return on assets atau
profitabilitas yang diperoleh9.
Dapat disimpuilkan, indikator profitabilitas dijadikan sebagai
variabel yang mempengaruhi perkembangan dana pihak ketiga pada Bank
Syariah di Indonesia. Bank Syariah memiliki peningkatan yang signifikan
maka masyarakat tetap mempercayakan penempatan dananya karena
7 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek
Hukumnya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group 2014 8 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam Edisi Kelima. Jakarta: Rajawali
Pers 2014 9 Putri Lutfiyah Nirwana dan Septiarini, Dina Fitrisia, Pengaruh Pertumbuhan
Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Perbankan Syariah Di Indonesia. JESTT Vol. 2 No.
8 2015 hal. 15.
17
memperhitungkan bagi hasil yang menguntungkan dalam meningkatkan
profitabilitas10.
Pentingnya profitabilitas untuk mewujudkan perkembangan dana
pihak ketiga, dengan semakin baiknya kinerja operasional Bank Syariah
maka posisi market share semakin besar dan total aset semakin meningkat.
Pertumbuhan jumlah aset menggambarkan semakin besar ukuran
perusahaan dan menunjukkan pembiayaan yang disalurkan semakin
optimal hingga akhirnya akan meningkatkan keuntungan baik nasabah
maupun Bank Syariah.
Keberhasilan Bank Syariah dalam memperoleh dana pihak ketiga
tidak akan terwujud dari program konkret oleh Bank Indonesia, yaitu
menerapkan visi baru pada fase I tahun 2008 hingga fase III tahun 2010.
Sehingga, menjadikan Perbankan Syariah. Indonesia sebagai Perbankan
terkemuka di ASEAN. Dengan pencapaian target aset sebesar Rp 124
triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81%11.
Apabila total aset yang dimiliki Bank Syariah semakin mengalami
peningkatan, maka pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia semakin
pesat. Namun, jika total aset yang dimiliki semakin kecil maka
mempengaruhi tingkat persaingan usaha dalam skala ekonomi menjadi
rendah. Sehingga, nasabah tidak tertarik untuk menyimpan dana di Bank
Syariah, karena kepercayaan masyarakat yang menurun12.
Pada umumnya, individu yang berminat untuk menginvestasikan
dananya di Bank Syariah lebih menginginkan keuntungan yang optimal
namun dengan mementingkan unsur Islam. Berikut ini konsep yang
menjadi ekspektasi individu untuk mendapatkan keuntungan dari investasi.
10 Bambang Saputra, Faktor-Faktor Keuangan yang Mempengaruhi Market
Share Perbankan Syariah di Indonesia. Akuntabilitas, Vol. VII No.2, P-ISSN: 1979-
858X 2014 hal. 2. 11 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek
Hukumnya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group 2014 12 Maltuf Fitri, Peran Dana Pihak Ketiga dalam Kinerja Lembaga Pembiayaan
Syariah dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. economica, Volume VII, Edisi 1
hal. 2.
18
1. Konsep preferensi waktu
Konsep preferensi waktu ditentukan dengan individu yang
dihadapkan pada pilihan investasi dana untuk mendapatkan keuntungan
sekarang dan masa depan. Fungsi waktu pada konsep ini memiliki peran
karena harapan individu yang menginvestasikan dana dengan keuntungan
yang lebih untuk masa depan dibandingkan masa sekarang.
2. Konsep tingkat keuntungan terhadap modal (rate of return on capital)
Konsep ini adalah individu membuat keputusan investasi dengan
pertimbangan tingkat keuntungan dan risiko ketidakpastian yang melekat
pada saat berinvestasi. Ketidakpastian berkaitan dengan nilai waktu uang.
Akan tetapi, uang tidak memiliki nilai waktu atas keuntungan dalam
bentuk simpanan. Investasi berhak menerima keuntungan bila diwujudkan
dalam bentuk aktiva produktif dalam membuat perbandingan arus kas
antarwaktu.
3. Penentuan tingkat keuntungan dalam nilai waktu uang
Investasi dana di perbankan khususnya syariah telah melarang
adanya riba dengan menolak konsep nilai waktu uang. Adanya perbedaan
pendapat tentang tingkat keuntungan, yaitu
a. membolehkan penggunaan rate sebagai faktor keuntungan, alasannya
nisbah bagi hasil dan tingkat bunga dua hal yang berbeda. Faktor
keuntungan diperlukan secara definitif untuk kepentingan efisiensi.
b. menentang menggunakan rate karena perwujudan bunga (interest) dan
efisiensi sebagai proses manajerial, sehingga faktor keuntungan bukan
penentu efisiensi.
Ekspektasi individu untuk mendapatkan keuntungan dari investasi,
pemberian nisbah bagi hasil sebagai keuntungan yang dibagikan Bank
Syariah kepada nasabah dana pihak ketiga. Namun, nisbah bagi hasil dana
pihak ketiga di Bank Syariah memunculkan resiko displacement. Yaitu,
resiko yang terjadi ketika tingkat bagi hasil lebih tinggi dibandingkan
19
tingkat suku bunga, maka nasabah bersedia menyimpan dana di perbankan
syariah13.
Perilaku nasabah dana pihak ketiga di Bank Syariah disebabkan
oleh perubahan ekspektasi tingkat imbal hasil yang diterima yang terjadi
karena menurunnya aset bank dan naiknya imbal hasil yang diberikan
Bank Konvensional14. Hal ini, akan memicu terjadinya perpindahan dana
nasabah dari Bank Syariah kepada Bank Konvensional.
Penelitian Susanti (2015: 6) menyimpulkan Bank Syariah yang
paling dominan terkait peningkatan dana pihak ketiga adalah mayoritas
deposan tergolong dalam nasabah rasional. Hal ini dikarenakan
penempatan dana pada Bank Syariah memberikan keuntungan yang tinggi.
Pemberian keuntungan ini didasarkan atas profit yang diperoleh Perbankan
Syariah dari pengelolaan dana pihak ketiga
2. Faktor Intern Dana Pihak Ketiga
a. ROA
Karakteristik Bank Syariah di Indonesia memiliki nilai positif
untuk bersaing dengan Bank Konvensional, yaitu profitabilitas yang
diperoleh Bank Syariah ditentukan dari fee atas jasa dan bagi hasil dari
akad kerjasama dengan tidak menentukan yang pasti di awal perjanjian.
Sedangkan, margin pembiayaan dimungkinkan di awal perjanjian karena
kepemilikan barang15.
Tingkat keuntungan bersih (net income) yang dihasilkan Bank
Syariah dipengaruhi oleh faktor ekstenal seperti kondisi ekonomi secara
umum dan persaingan di lingkungan wilayah operasinya. Selain itu,
13 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada 2014 14 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 2013 15 Edy Wibowo dan Widodo, Untung H.,Mengapa Memilih Bank Syariah.
Bogor: Ghalia Indonesia 2005
20
faktor internal juga mempengaruhi tingkat keuntungan seperti segmentasi
bisinis, pengendalian pendapatan dan pengendalian biaya-biaya16.
Machmud dan Rukmana (2010: 164) menjelaskan profitabiitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan
kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivitasnya secara
produktif. Semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai, kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga, prospek
usaha yang dijalankan di masa mendatang semakin luas dengan modal
yang dimiliki yaitu dana pihak ketiga semakin meningkat.
Bank Syariah menggunakan dasar dari perolehan dana pihak ketiga
yaitu pembagian keuntungan dan kerugian. Selain itu, berorientasi
keuntungan melalui partisipasi kegiatan bisnis dan mengesampingkan
peluang dari pendapatan yang belum diperoleh. Artinya, profitabilitas
yang diperoleh Bank Syariah berasal dari perdagangan asli atau aktivitas
berdasarkan bisnis dengan mencermati kehati-hatian dan kejujuran
sebagai kemampuan untuk kepercayaan dari seorang peminjam.
Indikator dalam melihat sejauh mana Bank Syariah menjalankan
usahanya secara efisien dari sisi pengelolaan dana adalah dengan kinerja
keuangan untuk melihat profitabilitas. Tingkat profitabilitas Perbankan
Syariah di Indonesia diukur dari rasio return on asset (ROA). Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank dan semakin baik posisi bank dari peningkatan dana pihak
ketiga yang dihimpun17.
Return On Assets yaitu salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi manajemen. Return On Assets menggambarkan
kemampuan baik dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan
16 Muhammad, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan AMPYKPN 2005 17 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2014. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada 2014
21
sejumlah aktiva bank. Pemilihan return on assets untuk mengetahui
efisiensi kinerja bank memutar asetnya dalam bentuk presentase18.
Penggunaan return on asset untuk mengukur profit Bank Syariah
harus sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, penggunaan keuntungan
dapat dimanfaatkan untuk distribusi pendapatan kepada para deposan
dana pihak ketiga dengan sistem bagi hasil. Sehingga semakin bertambah
kepercayaan nasabah dalam menyimpan dana pihak ketiga di Bank
Syariah19.
b. BOPO
BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perbankan dalam
melakukan kegiatannya. Belanja operasional adalah biaya bunga yang
diberikan pada nasabah sedangkan pendapatan operasional adalah bunga
yang didapatkan dari nasabah. Semakin kecil nilai BOPO artinya semakin
efisien perbankan dalam beroperasi.
c. Equivalent Rate
Perbankan di Indonesia berlaku dual banking system dengan
meningkatnya tingkat bunga di pasar konvensional berdampak pada
meningkatnya risiko likuiditas. Akibatnya, dengan adanya nasabah yang
menarik dana dari Bank Syariah dan berpindah ke Bank Konvensional,
akhirnya menurunkan profitabilitas.
Kelemahan Bank Syariah dalam sistem operasional dengan prinsip
bagi hasil, adalah sikap mendua (standar ganda) umat Islam sendiri, dalam
arti jika meminjam uang berhubungan dengan Bank Syariah agar
keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil pinjamannya (dibandingkan
18 Helmi Haris, Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: CV Gerbang
Media Aksara 2015 19 Muhammad Al Ghifari; dkk,Analisis Kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia dan Malaysia dengan Pendekatan Maqashid Indeks. Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah, Vol. 3. No.2 2015 hal. 9.
22
dengan bunga) untuk dibayarkan ke bank relatif kecil, tetapi jika
menyimpan uang berhubungan dengan Bank Konvensional, agar
keuntungan yang diperoleh dari uang simpanannya tetap20.
Hakikat lembaga intermediasi Bank Syariah yang didasarkan pada
sistem bagi hasil, sangat berbeda dengan Bank Konvensional yang
didasarkan pada bunga. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Syariah lebih
menyerupai universal banking yang memiliki kemampuan lebih baik dan
lebih banyak dari Bank Konvensional dalam menghimpun dana dari
masyarakat.
Bagi hasil di Indonesia ternyata tidak bisa terlepas dari resiko
tingkat suku bunga. Resiko yang terjadi adalah resiko bagi hasil, yang
merupakan kondisi dimana perubahan tingkat bagi hasil yanh dibagikan
kepada nasabah akan mempengaruhi perilaku nasabah. Sehingga,
memunculkan kepercayaan nasabah terhadap tingkat bagi hasil yang dapat
memicu pemindahan dana ke bank lain.
Menginvestasikan dana dalam bentuk tabungan, giro maupun
deposito merupakan peluang untung dan rugi. Aplikasi di Bank Syariah,
penghimpunan dana dalam bentuk mudharabah akan mendapatkan insentif
dan penghimpunan dana dalam bentuk wadiah akan diberikan bonus atau
disinsentif. Metode pemberian insentif dan disinsentif di Bank Syariah
dengan equivalent rate. Istilah equivalent rate sebagai perhitungan dengan
mengonversi bagi untuk seluruh nasabah pada masing masing produk
DPK dalam bentuk presentase.
Pemberian equivalent rate untuk dana pihak ketiga Bank Syariah
berkaitan dengan penentuan presentase dari Bank Indonesia. Bank
Indonesia menjalankan fungsi regulasi, kontrol moneter dan perantara
keuangan untuk memberikan pinjaman kepada bank-bank yang
20 Muhammad Pramudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam. Yogyakarta:
KUTUB 2005
23
membutuhkan dana. Hal ini menjadikan suku bunga yang dikenakan oleh
Bank Sentral atas pinjamannya kepada Bank Konvensional dan Bank
Syariah. Sehingga, Bank Sentral mampu mensinyalkan intensi moneter,
mengekspansi stok suplai moneter untuk Perbankan Nasional21.
d. Jaringan Kantor
Jumlah kantor bank berkaitan dengan kemudahan fasilitas serta
pelayanan yang ditawarkan pada masyarakat. Untuk meraih
minatmasyarakat pada bank harus dikembangkan jaringan kantor cabang
dan cabang pembantu yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Makin banyaknya jumlah kantor bank maka
kesempatan masyarakat untuk menabung semakin banyak dan meningkat.
Dengan kondisi yang seperti ini maka akan semakin membuka kesempatan
bagi masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhannya di bidang perbankan.
Dalam hal ini adalah menabung atau menyimpan dananya pada lembaga
perbankan, tanpa adanya alasan yang disebabkan lokasi bank yang jauh
dari tempat tinggal, sehingga mereka malas dan enggan untuk
menabungkan uangnya di bank karena tidak memiliki waktu luang.
B. Kajian (Review) Terdahulu
Penelitian terkait dana pihak ketiga, return on assets, BOPO,
equivalent rate dan jaringan kantor telah banyak dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Namun, dengan perbedaan periode waktu dan pengujian
kembali, seberapa besar hasil positif signifikan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Berikut ini, beberapa literatur yang akan
dijadikan sebagai hasil penelitian yang relevan diantaranya:
21 International Shari’ah Research Academy for Islamic Finance (ISRA),
Sistem Keuangan Islam: Prinsip dan Operasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
2015
24
Judul dan peneliti Variabel
penelitian
Metode dan
sampel
Hasil penelitian
Pengaruh CAR,
NPF, dan BOPO
terhadap
rentabilitas bank
umum syariah di
Indonesia tahun
2015-2017
Mannik manila -
2017
Variabel
dependen:
rentabilitas
Independen:
CAR, NPF,
BOPO
Jenis penelitian:
kuantitatif
Teknik analisis:
regresi data
panel
pengambilan
sampel:
purposive
sampling
Car tidak
berpengaruh
terhadap
rentabilitas,
sedangkan NPF
dan BOPO
berpeengaruh
terhadap
rentabilitas
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
peningkatan dana
deposito
mudharabah serta
pengaruhnya
terhadap
penggunaan dana
study kasus PT.
BNI divisi
syariah cabang
fatmawati Jakarta
selatan
Sri hastuti - 2010
Deskriptif
analisiss melalui
wawancara
Dalam analisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
berasal dari
promosi produk-
produk bank.
Pengaruh
Equivalent rate
dan Tingkat
Keuntungan
Dependen: Dana
Pihak Ketiga
Independen:
Equivalent rate,
Jenis penelitian:
kuantitatif
Teknik analisis:
regresi linier
Equivalent rate
berpengaruh
positif dan
signifikan
25
terhadap Dana
Pihak Ketiga
Perbankan
Syariah di
Indonesia Periode
2009-2013.
Susanti (2015)
Tingkat
Keuntungan
berganda
Teknik
pengambilan
sampel:
purposive
sampling
terhadap dana
pihak ketiga
Perbankan
Syariah di
Indonesia.
Tingkat
keuntungan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap dana
pihak ketiga
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Pengaruh Rate
Bagi Hasil dan BI
Rate Terhadap
Dana Pihak
Ketiga Perbankan
Syariah
Ferdiansyah dkk,
(2015)
Dependen: Dana
Pihak Ketiga
Independen:
Rate Bagi Hasil
dan BI Rate
Jenis peneltian
adalah
kuantitatif.
Metode analisis
regresi berganda.
Teknik
pengambilan
sampel
purposive
sampling
BI rate secara
parsial tidak
memiliki
pengaruh
terhadap dana
pihak ketiga
periode Januari
2010 sampai
Oktober 2013
Rate bagi hasil
memiliki
pengaruh yang
sangat kuat
terhadap dana
pihak ketiga
periode Januari
26
2010 sampai
Oktober 2013
Analysis the
Effect of Islamic
Banks
Performance on
Depositor’s
Fund: Evidence
from Indonesia
Abusharbeh,
(2016)
Dependen:
Depositor’s Fund
Independen:
CAR, Liquidity,
NPF,ROA,
Operational
Efficiency,
Jenis penelitian:
kuantitatif
Metode analisis:
multiple
regression
analysis
Capital adequacy
ratio and
liquidity are
significant and
positively
correlated to
Islamic deposits,
Non performing
financing is
significant but
negatively related
to the Islamic
depositor’s fund,
Return on assets
and operational
efficiency are not
to be significant
influence on the
depositor’s fund
Pengaruh Suku
Bunga Acuan,
Bagi Hasil,
Inflasi, Total Aset
Bank Syariah,
NPF dan Biaya
Promosi
Terhadap
Simpanan
Variabel
Dependen:
Simpanan
Mudharabah
Variabel
Independen:
Suku Bunga
Acuan, Bagi
Hasil, Inflasi,
Jenis penelitian:
kuantitatif
Metode analisis:
regresi berganda
Teknik
pengambilan
sampel:
purposive
Suku bunga
acuan tidak
berpengaruh
terhadap
simpanan
mudharabah pada
Bank Syariah di
Indonesia, Bagi
hasil berpengaruh
27
Mudharabah Pada
Bank Syariah di
Indonesia Tahun
2010-2014
Setyawati, dkk
(2016)
Total Aset Bank
Syariah, NPF
dan Biaya
Promosi
sampling positif terhadap
simpanan
mudharabah pada
Bank Syariah di
Indonesia, Inflasi
tidak berpengaruh
terhadap
simpanan
mudharabah pada
Bank Syariah di
Indonesia,
Total aset Bank
Syariah
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
simpanan
mudharabah pada
Bank Syariah di
Indonesia,
NPF berpengaruh
negatif signifikan
terhadap
simpanan
mudharabah pada
Bank Syariah di
Indonesia, Biaya
Promosi
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
28
simpanan
mudharabah pada
Bank Syariah di
Indonesia
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
terletak pada persamaan beberapa variabel yang digunakan yaitu equivalent rate
dan ROA. Terdapat lima penelitian terdahulu yang menggunakan metode analisis
yang sama dengan penelitian ini yaitu regresi linier berganda serta persamaan
pada data yang menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dalam
Statistik Perbankan Syariah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti
menggunakan periode waktu lima tahun dari 2013-2017 dan variabel dependen
keseluruhan dana pihak ketiga pada Bank Syariah di Indonesia. Terdapat satu
penelitian terdahulu menjadi acuan dan dalam penelitian ini menambahkan
variabel jaringan kantor Bank Syariah sebagai variabel independen dan hanya
menggunakan return on assets sebagai profit untuk Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
29
C. Kerangka Penelitian
Uji Kausalitas
Granger
Uji Lag Optimum
Uji Kointegrasi
Uji Stasioneritas
Pada Tiap Variabel
Uji IRF
Uji Variance
Decomposition
Analisis dan
Kesimpulan
Dana Pihak Ketiga
BUS
Jaringan Kantor
Biaya Operasional
Pendapatan
Operasional (Bopo)
Return On Aset (Roa)
Equivalent Rate
Estimasi VECM
30
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baruberdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
ROA terhadap DPK BUS dalam jangka pendek
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ROA
terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.
2. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
BOPO terhadap DPK BUS dalam jangka pendek
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel BOPO
terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.
3. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka pendek
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.
4. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
jaringan kantor terhadap DPK BUS dalam jangka pendek
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jaringan
kantor terhadap DPK BUS dalam jangka pendek.
5. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
ROA terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ROA
terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
31
6. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
BOPO terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel BOPO
terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
7. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Equivalent rate terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
8. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
jaringan kantor terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jaringan
kantor terhadap DPK BUS dalam jangka panjang
32
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada laporan bulanan yang
mencangkupi data bank umum syariah periode Januari 2013 – Desember
2017 yang dipublis oleh Bank Indonesia. Sedangkan variabel yang akan
diteliti adalah Dana Pihak Ketiga, ROA, BOPO, Equivalent rate dan Jaringan
Kantor Bank Umum Syariah.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang pada analisisnya menekankan data numerik (angka) yang
diolah dengan metode statistika
24. Jenis penelitian penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan
pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka,
dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodalan
matematis.25 Kemudian membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,
menerangkan hubungan-hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat
prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin
dipecahkan.
2. Sumber Data dan Objek Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time
series yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada
suatu variabel tertentu. bentuk data time-series sekunder bulanan yang
diambil dari laporan statistik perbankan syariah yang diperoleh dari
website Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Periode penelitian dimulai dari
Januari 2013 sampai Desember 2017.
24Made Wirarta, Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi(Yogyakarta: ANDI.2006), h.160 25Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h 40
34
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data bulanan jumlah dana pihak ketiga bank umum syariah periode
Januari 2013 – Desember 2017
b. Data bulanan ROA periode Januari 2013 – Desember 2017
c. Data bulanan BOPO periode Januari 2013 – Desember 2017
d. Data bulanan tingkat Equivalent rate periode Januari 2013 -
Desember 2017
e. Data bulanan jumlah kantor periode Januari 2013 – Desember 2017
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan landasan dan
konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan. penelitian
kepustakaan dilakukan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah buku-
buku,artikel dan jurnal yang terkait dengan penelitian.
b. Field Research
pengumpulan data yang terkait penelitian ini diperoleh dari laporan
statistik bank Indonesia.
c. Internet Research
pengumpulan data terkini peneliti melakukan akses internet untuk
mendapatkan sumber data pada website OJK.
B. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
variabel dependen (variabel terikat) yang dinyatakan oleh Y dan variabel
independen (varibel bebas) yang dinyatakan dengan X. Variabel terikat
penelitian ini yaitu DPK, sedangkan variabel bebas terdiri dari empat
variabel yaitu ROA, BOPO, Equivalent rate, dan jaringan kantor.
1. Variabel Dependen / Terikat (Y)
Dana Pihak Ketiga
35
Dana pihak ketiga merupakan dana yang dihimpun oleh bank syariah,
sumber dana berasal dari modal inti (core capital), dana pihak ketiga
yang terdiri dari dana titipan (wadiah), dan kuasi ekuitas
(mudharabah)26. Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank
yang bersumber dari pihak masyarakat yang menanamkan atau
menitipkan uangnya (dana) kepada pihak bank. Dana dari masyarakat
yang disimpan didalam bank merupakan dana yang paling diandalkan
bank untuk direalisasikan kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan pinjaman
2. Variabel Independen / Bebas (X)
a. Return On Asset (ROA)
Rasio Return On Asset (ROA) memperhitungkan bagaimana
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya
dan manajerial efisiensi secara menyeluruh. “Rasio ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.”
Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia
dilihat dari aspek rentabilitas/ profitabilitas dilakukan dengan
menggunakan indikator Return On Aset (ROA).27 Perhitungan
profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return On
Aset ( ROA ) atau tingkat pengembalian aktiva.
b. BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan
Operasional)
BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perbankan dalam
26 A. Machmud, dan Rukmana, Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.2009
27 Rahmat Dwi, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri Cabang
Makassar, ( Skripsi Universitas Makassar, 2011), h. 26.
36
melakukan kegiatannya. Belanja operasional adalah biaya bunga yang
diberikan pada nasabah sedangkan pendapatan operasional adalah
bunga yang didapatkan dari nasabah. Semakin kecil nilai BOPO
artinya semakin efisien perbankan dalam beroperasi.
c. Equivalent rate
Equivalent rate bagi hasil tabungan adalah jumlah bagi hasil
untuk seorang nasabah perbulan dibagi dengan saldo rata‐rata
tabungan nasabah tersebut yang dinyatakan dalam bentuk
persentase28. Equivalent rate juga berarti tingkat pengembalian atas
investasi yang telah ditanamkan, yang menjadi pembanding antara
tingkat keuntungan yang diperoleh dengan besarnya dana yang
ditabung di perbankan syariah.
d. Jaringan kantor
Menurut Moekijat, kantor adalah setiap tempat yang biasanya
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama
apapun juga tempat tersebut mungkin diberikan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kantor adalah balai (gedung, rumah, ruang)
tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat bekerja29.
Jenis-jenis kantor bank menurut Kasmir adalah kantor pusat, kantor
cabang penuh, kantor cabang pembantu, dan kantor kas30.
C. Metode Analisis Penelitian
Teknik yang digunakan ialah metode analisis VECM data ialah metode
(vector error corection model). VECM merupakan suatu metode analisis
yang dgunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu
28MuhammadSyafi’iAntonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Tazkia
Cendikia 2001
29 Moekijat, Administrasi Perkantoran. Bandung: Mandar Maju 1997
30 Kasmir. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers 2012
37
variabel terhadap jangka panjangnya, akibat adanya perubahan yang
permanen.
Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VECM adalah semua
variabel idependen harus stasioner. Jika dalam uji stasioner data belum
menunjukan stasioner dapat di estimasi sehingga data stasioner pada
tingkat diferensiasi. selain stasioner variabel, hal yang penting lain dalam
analisis VECM ialah kointegrasi yang menjelaskan hubungan jangka
pendek dan jangka panjang, jika variabel stasioner dan tidak terkointegrasi
dapat menggunakan model analisis VAR, tapi jika variabel stasioner pada
tingkat diferensiasi dan terkointegrasi model analisis yang digunakan ialah
VECM.
Dapat diukur menggunakan persamaan:
DPKt = α + β1ROAt + β1BOPOt + β1ERt + β1JKt +et
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis VECM terdiri dari
beberapa langkah yaitu :
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas sangat penting bagi data time series dan uji ini
dilakukan sebelum analisa, jika nilai rata-rata varian tersebut tidak
mengalami perubahan secara sistematis sepanjang waktu sehingga data
tersebut konstan. Uji stasioner digunakan dengan melihat uji grafik dan
uji akar unit agar mendapatkan hasil yang akurat. Langkah pengujian
sebagai berikut :
Hipotesis
HO : data tidak stasioner
Ha : data stasioner
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :
- apabila profitabilitas> 0.05 HO diterima
- apabila profitabilitas < 0.05 HO ditolak
38
Artinya, jika nilai profitabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data stasioner. jika nilai profitabilitas lebih
besar dari 0,05 maka data stasioner. jika data tidak stasioner dilevel
normal, data dapat dinaikan ke diferensiasi tingkat 1.31
2. Uji Lag Length
Uji lag length digunakan untuk mengetahui lag optimal yang
digunakan dalam model penelitian. Jika lag yang digunakan terlalu
sedikit, maka residual dari regresi tidak akan menampilkan proses white
noise sehingga model tidak dapat mengestimasi secara tepat. akibatnya
standar kesalahan tidak diestimasi secara baik. Selain itu jika
memasukan lag terlalu banyak akan mengurangi kemampuan menolak
HO dan dapat mengurangi derajat kebebasan.32
3. Uji Kausalitas Granger
Uji kausalitas granger bertujuan untuk melihat apakah suatu
variabel mempunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah saja. Pada
uji ini yang dilihat adalah pengaruh masa lalu terhadap kondisi
sekarang, sehingga data yang digunakan adalah data time series.
Hubungan kausalitas variabel dapat dilihat menggunakan nilai
profitabilitasnya.
Hipotesis
HO : tidak terdapat hubungan kausalitas antar variabel
Ha : terdapat hubungan kausalitas antar variabel
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :
- apabila profitabilitas > 0.05 HO diterima
31Winarno, W Wahyu. Ekonometrika dan statistik dengan eviews ( Yogyakarta :
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. 2007), h. .1. 10.5. 32shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews. ( Jakarta: Salemba Empat
2011), h.186
39
- apabila profitabilis < 0.05 HO ditolak
Jika nilai profitabilitasnya masing-masing variabel lebih kecil dari
pada nilai α maka dapat dinyatakan terdapat hubungan kausalitas antar
variabel. Begitupun sebaliknya. Jika nilai profitabilitasnya lebih besar
dari 0,05 maka tidak terdapat hubungan kausalitas antar variabel.
4. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dilakukan untuk mendeteksi stabilitas hubungan
jangka panjang dua variabel atau lebih. Kointegrasi adalah suatu
hubngan jangka panjang antara variabel-variabel yang stasioner.
Dengan kata lain, walau secara individual variabel - variabel tersebut
tidak stasioner, namun kombinasi antar variabel tersebut bisa menjadi
stasioner.
Ada tiga cara untuk menguji kointgrasi, yaitu : uji kointegrasi
engle-granger. Uji Cointegrating Rergression Durbin watson dan uji
johansen.33 Saat ini yang paling banyak digunakan adalah uji Johansen.
Kointegrasi melalui uji johansen ditunjukan dengan melihat nilai kritis
pada tingkat keyakinan 5% atau 1%. jika nilai Trace Statisticnya lebih
kecil dibanding nilai kritis pada tingkat keyakinan 5% maupun 1%
dapat disimpulkan bahwa antar variabel tidak saling berkointegrasi.
5. Estimasi VECM
Berdasarkan tujuan analisis VECM yaitu untuk mengetahui tingkah
laku jangka pendek dari suatu varibel terhadap jangka panjangnya,
akibat adanya perubahan yang permanen. Maka estimasi yang dapat
digunakan sebagai bentuk persamaan sebelumnya dengan membaca
hasil olahan data. Jika t-statistik hasil estimasi lebih besar dari nilai t-
tabelnya, maka dapat dikatakan terdapat hubungan jangka panjang atau
jangka pendek. Sedangkan, jika nilai t-statistik hasil estimasi lebih kecil
33Winarno, W Wahyu. Ekonometrika dan statistika eviews (Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. 2007),H.10.6
40
daripada nilai t-tabelnya, maka dapat dikatakan tidak terdapat hubungan
jangka panjang atau jangka pendek.34
6. UJI IRF
IRF berfungsi menggambarkan ekspektasi k-periode ke depan dari
kesalahan prediksi suatu variabel akibat inovasi dari variabel yang
lain. Dengan demikian, lamanya pengaruh dari shock suatu variabel
terhadap variabel lain sampai pengaruhnya hilang atau kembali ketitik
seimbangnya dapat dilihat atau diketahui.35 Sehingga uji ini bertujuan
untuk melihat gambaran pergerakan variabel yang disebabkan adanya
shock variabel lain.
Respon variabel terkait terhadap variabel bebasnya dapat
digambarkan dalam grafik IRF itu sendiri. Jika grafik IRF berada
diatas titik keseimbangan maka respon variabel yang dianalisis adalah
positif. Sedangkan, jika grafik IRF berada dibawah titik keseimbangan
maka variabel dianalisis memberikan respon negatif atau mengalami
penurunan.
7. Uji Variance Decomposition
Variance Decompostision atau disebut juga forecast error variance
decompotition merupakan perangkat dalam model VAR yang akan
memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang diestimasikan
menjadi variabel innovation, dengan asumsi bahwa variabel-variabel
innovation tidak saling berkorelasi.36 Setelah Variabel tersebut
terpisah, kemudian variabel decopotion akan memberikan informasi
mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah
schock variabel lainnya pada periode saat ini dan yang akan datang.
34shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews. ( Jakarta: Salemba Empat
2011), h.205. 35shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews, h.205.
36Shocrul Rohamtul Ajija, Cara Cerdas Menguasai Eviews. ( Jakarta: Salemba
Empat, 2011),h.168.
41
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam
kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa
perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara
bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang
kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali.
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya
penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat
merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta
menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya
penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung
kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-
transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan
42
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka
menengah-panjang.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan
hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat
lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata
pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka
diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian
nasional akan semakin signifikan.
Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia untuk
memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan
posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan
syariah di Indonesia, selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah
menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”.
Dalam penyusunannya, berbagai aspek telah dipertimbangkan secara
komprehensif, antara lain kondisi aktual industri perbankan syariah nasional
beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan industri perbankan
syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah
nasional yang mulai mewujud, serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan
yang bersifat lebih makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan
Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun international best
practices yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan syariah internasional,
seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM.
Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan
kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi
perekonomian nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan
syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia
43
(ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Dengan demikian upaya pengembangan perbankan syariah merupakan
bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala
yang lebih besar pada tingkat nasional. “Cetak Biru Pengembangan Perbankan
Syariah di Indonesia” memuat visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan
syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk
menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke
depan, yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui
pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional
dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dgn sektor
keuangan syariah lainnya.
Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada
pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain,
perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan
tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf internasional.
Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh
Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal,
terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem
perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi
syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks kekinian permasalahan
yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan
kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan
sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka upaya pengembangan sistem
perbankan syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat
Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.
Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di
Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi
Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif
44
pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi 2010
sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru
perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar
secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan
layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah
lebih dari sekedar bank. Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan
dilakukan sebagai tahap implementasi dari grand strategy pengembangan pasar
keuangan perbankan syariah, antara lain adalah sebagai berikut:
Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada
fase I tahun 2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond
Banking, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan
industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia
sebagai perbankan syariah paling atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target
asset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun
2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah
terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.124 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 81%.
Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek
positioning, differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai
perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi
dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam,
transparans, kompeten dalam keuangan dan beretika, teknologi informasi yang
selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang
memadai. Sedangkan pada aspek branding adalah “bank syariah lebih dari sekedar
bank atau beyond banking”.
Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar
perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah
sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua
segmen sesuai dengan strategi masing-masing bank syariah.
45
Keempat, program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi
produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan
(saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan
standar nama produk yang mudah dipahami.
Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM
yang kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi
kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan
jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi
prinsip syariah; dan
Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan
efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung
(media cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara variabel
ROA, BOPO, Equivalent rate, dan jumlah kantor terhadap dana pihak ketiga.
Untuk menganalisisnya digunakan teknik analisis VECM. Pengolahan data secara
elektronik mempergunakan Microsoft Excel lalu diuji dengan menggunakan
eviews 8 untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan
variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriftif menunjukan semua variabel yang
digunakan dalam model ini yaitu variabel Y (DPK) dan variabel X (ROA, BOPO,
ER, jumlah kantor). Penjelasan lengkap masing – masing variabel adalah sebagai
berikut:
46
1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah
Grafik 4.1 Dana Pihak Ketiga BUS
Dana pihak ketiga merupakan dana yang diperoleh bank dari nasabah.
Dari grafik tersebut dapat dilihat perolehan dana pihak ketiga bank umum syariah
secara grafik mengalami fluktuktif. Pada bulan januari 2015 terjadi penurunan
penerimaan dana pihak ketiga dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi
bulan berikutnya mengalami peningkatan setiap bulannya.
2. Perkembangan ROA
Tabel 4.1
X1 (ROA)
2.52 0.08 0.88 1.01 1.01 Jan
2.29 0.13 0.78 0.81 1.00 Feb
2.39 1.16 0.69 0.88 1.12 Mar
2.29 1.09 0.62 0.80 1.10 Apr
2.07 1.13 0.63 0.16 1.11 Mei
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59
Y (DPK)
47
2.10 1.12 0.50 0.73 1.10 Jun
2.02 1.05 0.50 0.63 1.04 Jul
2.01 0.93 0.46 0.48 0.98 Aug
2.04 0.97 0.49 0.59 1.00 Sep
1.94 0.92 0.51 0.46 0.70 Okt
1.96 0.87 0.52 0.67 0.73 Nov
2.00 0.80 0.49 0.63 0.63 Des
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai roa yang diperoleh bank umum syariah
nilai tertinggi diperoleh pada bulan januari 2013 dan terendah diperoleh pada
januari 2014. Kemaampuan bank memperoleh keuntungan sekitar 2% yang
didapatkan pada tahun 2013 dan pada tahun-tahun selanjutnya yang diperoleh
hanya sekitar 1%
3. Perkembangan BOPO
Tabel 4.2
X2 (BOPO)
70.43 80.05 94.80 95.28 95.09 Jan
72.06 83.77 94.23 94.49 93.35 Feb
72.95 91.90 95.98 94.40 92.34 Mar
73.95 84.50 96.69 94.71 92.31 Apr
76.87 76.49 95.51 99.04 92.26 Mei
48
76.18 71.76 96.98 95.61 90.98 Jun
76.13 79.80 97.08 96.15 91.56 Jul
77.87 81.20 97.30 96.96 92.03 Aug
77.98 82.39 96.94 96.27 91.68 Sep
79.06 75.61 96.71 97.21 94.16 Okt
78.59 93.50 96.75 95.91 94.05 Nov
78.21 96.97 97.01 96.32 94.91 Des
Dari tabel diatas, dapat dilihat BOPO bank umum syariah berada pada
level sekitaran angka 70% pada tahun 2013, pada tahun selanjutnya bank sayriah
tingkat level BOPO semakin meningkat disetiap tahun hingga mencapai pada
level sekitar 90% diakhir tahun 2017. Level tertinggi pada mei 2013 dan terendah
januari 2013.
4. Perkembangan ER
Tabel 4.3
X3 ( ER )
2.44 5.72 6.23 5.77 4.57 Jan
2.36 5.66 6.65 5.53 4.58 Feb
2.25 5.72 6.41 5.54 4.62 Mar
1.84 5.76 6.04 5.41 4.49 Apr
5.23 3.68 6.43 5.03 4.64 Mei
49
5.35 3.41 6.14 5.27 4.63 Jun
5.36 3.38 6.28 5.00 4.53 Jul
5.41 3.38 6.21 4.97 4.55 Aug
5.31 3.49 6.31 4.72 4.66 Sep
5.24 3.45 5.83 3.50 4.58 Okt
5.23 3.36 5.86 4.58 4.45 Nov
5.70 3.57 5.99 4.71 4.63 Des
Dari tabel diatas, Equivalent Rate yang diberikan bank umum syariah
tertinggi pada bulan februari 2015 dan terendah pada bulan april 2013. Selain itu
dari tahun 2013-2017 tingkat ER mengalami fluktuatif.
5. Perkembangan kantor BUS
Grafik 4.2
0
500
1000
1500
2000
2500
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59
X4 (JK)
50
Dari grafik diatas jumlah kantor bank umum syariah mengalami penambahan
kantor di seetiap tahunnya. Tetapi pada tahun 2015 mengalami perlahan sedikit
berkurang terhadap jaringan kantor pada tahun sebelumnya.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioner dapat dilihat dengan menggunakan grafik atau metode
akar unit. dalam penelitian ini, uji stasioner menggunakan uji akar unit
agar hasil lebih akurat.
Jika nilai profitabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data stasioner, sedangkan jika nilai profitabilitas lebih
besar dari 0,05 maka data tidak stasioner. Jika data tidak stasioner
diferensiasi tingkat dasar, data dapat dinaikan ke diferensiasi tingkat 1.
Tabel 4.4
Variabel ADF Test t-
Statistics
Mc. Kinnon
Critical
Value 5%
Prob. Keterangan
DPK -8.075921 -3.489228 0.0000 Stasioner
ROA -7.775011 -3.490662 0.0000 Stasioner
BOPO -6.689904 -3.492149 0.0000 Stasioner
ER -7.602618 -3.489228 0.0000 Stasioner
JK -10.07415 -3.489228 0.0000 Stasioner
51
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai profitabilitas variabel pada
penelitian pada tingkat difersiasi 1 yaitu DPK Sebesar 0.000, ROA sebesar 0.000,
BOPO sebesar 0.000, ER sebesar 0.000 dan jumlah kantor sebesar 0.000, yang
dimana hal itu menunjukan bahwa nilai profitabilitas kelima variabel tersebut
lebih kecil dari 0,05, sehingga Ho ditolak hal tersebut menjelaskan bhwa variabel
DPK, ROA, BOPO, ER dan Jumlah kantor stasioner dengan tingkat deferesiasi.
2. Uji Lag Length
Uji lag length bertujuan untuk mengetahui lag optimal yang digunakan dalam
model penelitian. Hal ini dikarenakan jika lag yang digunakan terlalu sedikit,
maka residual dari regresi tidak akan menampilkan prosess white noise
sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat. akibatnya
standar kesalahan tidak diestimasi secara baik. Selain itu jika memasukan lag
terlalu banyak akan mengurangi kemampuan menolak HO dan tidak mengurangi
derajat kebebasan. Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat
hasil pada Tabel 4.10 berikut:
52
Tabel 4.5
Hasil Uji Lag Length
VAR Lag Order Selection Criteria
Endogenous variables: DPK ROA BOPO ER JK
Exogenous variables: C
Date: 06/25/18 Time: 22:52
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 53
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 -1176.328 NA 1.58e+13 44.57841 44.76429 44.64989
1 -994.7740 322.0014 4.31e+10 38.67072 39.78598* 39.09959*
2 -972.4841 35.32730 4.90e+10 38.77299 40.81763 39.55926
3 -943.6092 40.31600 4.52e+10 38.62676 41.60079 39.77043
4 -907.2493 43.90629* 3.36e+10* 38.19809 42.10149 39.69915
5 -876.1136 31.72318 3.37e+10 37.96655 42.79934 39.82501
6 -847.1724 24.02662 4.27e+10 37.81783 43.58000 40.03368
7 -815.3419 20.41956 6.23e+10 37.56007* 44.25163 40.13332
* indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criterion
Sumber: Ota output Eviews (data olahan)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat hasil lag yang digunakan
untuk model pengujian selanjutnya yaitu lag 7. Hal ini dikarenakan nilai
FPE dan AIC, SC dan HQ terkecil diantara lag yang lain atau ditandai
dengan adanya tanda bintang paling banyak terdapat pada lag 1.
2. Uji Kausalitas Granger
Hubungan kausalitas antarvariabel dapat dilihat dari nilai
probilitasnya. jika nilai probilitasnya masing-masing variabel lebih
kecil dari pada nilai α, maka dapat dinyatakan terdapat hubungan
kausalitas antar variabel. Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews
8 maka terlihat hasil pada tabel 4.11 berikut:
53
Tabel 4.6
Hasil Uji Kausalitas Granger Lag 2
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 06/25/18 Time: 22:59
Sample: 2013M01 2017M12
Lags: 2
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.
ROA does not Granger Cause DPK 58 0.08278 0.9207
DPK does not Granger Cause ROA 0.15653 0.8555
BOPO does not Granger Cause DPK 58 0.37800 0.6871
DPK does not Granger Cause BOPO 0.22913 0.7960
ER does not Granger Cause DPK 58 0.50560 0.6060
DPK does not Granger Cause ER 1.64390 0.2029
JK does not Granger Cause DPK 58 2.14745 0.1268
DPK does not Granger Cause JK 0.10200 0.9032
BOPO does not Granger Cause ROA 58 1.09772 0.3411
ROA does not Granger Cause BOPO 3.93061 0.0256
ER does not Granger Cause ROA 58 0.76540 0.4702
ROA does not Granger Cause ER 0.09487 0.9096
JK does not Granger Cause ROA 58 0.21348 0.8085
ROA does not Granger Cause JK 4.37758 0.0174
ER does not Granger Cause BOPO 58 0.11346 0.8930
BOPO does not Granger Cause ER 1.77531 0.1794
JK does not Granger Cause BOPO 58 0.17232 0.8422
BOPO does not Granger Cause JK 4.97413 0.0105
JK does not Granger Cause ER 58 0.20572 0.8147
ER does not Granger Cause JK 0.57170 0.5680
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil uji kausalitas granger pada
lag 2 menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan kausalitas dua
arah antar variabel-variabel yang diamati. Sebagian variabel yang
diamati. hanya memiliki hubungan kausalitas satu arah dan sebagian
lainnya tidak memiliki hubungan kausalitas.
3. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dilakukan untuk mendeteksi stabilitas hubungan
jangka panjang dua variabel atau lebih. Kointegrasi adalah suatu
hubungan jangka panjang atau ekuilibrium antara variabel-variabel
54
yang tidak stasioner. Dengan kata lain, waktu secara individual
variabel-variabel tersebut tidak stasioner.
Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan uji johansen.
Penelitiannya jika nilai Trace statistic lebih kecil dibandingkan dengan
nilai krisis pada tingkat keyakinan 5%, maka tidk terjadi kointegrasi
antarvariabel, begitupun sebaliknya, jika nilai Trace statistic lebih
besar dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat keyakinan 5%,
maka terjadi kointegrasi antarvariabel
Dari hasil pengujian bahwa nilai Trace Statistic lebih besar
dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat keyakinan 5%, dan dapat
dilihat bahwa nilai probabilitasnya lebih kecil dai 0.05. Sehingga hasil
uji kointegrasi ini menunjukkan bahwa analisis yang digunakan untuk
penelitian ini adalah analisis VECM
4. Estimasi VECM
Estimasi VECM bertujuan untuk mengetauhui tingkah laku jangka
pendek dari suatu variabel terhadap jangka panjangnya, akibat adanya
shock (perubahan) yang permanen, maka estimasi yang dapat
digunakan sebagai bentuk persamaan sebelumnya dengan membaca
hasil olahan data.
Dapat dilihat hasil uji VECM Pada lag 2 oleh karena itu dapat
dilihat bahwa ROA, BOPO, ER, dan jumlah kantor memiliki hubungan
jangka pendek terhadap DPK. sedangkan dalam jangka panjang hanya
variabel ROA, BOPO, periode t-2 dan ER periode t-2 yang memiliki
hubungan dengan t-hitung yang lebih besar dibandingkan t-tabelnya.
Sedangkan Jumlah kantor tidak ada hubungan jangka panjang dengan
DPK karena nilai t-hitungnya lebih kecil dari t-tabel.
5. Uji IRF (Impulse Response Function)
Uji IRF bertujuan untuk melihat gambaran pergerakan variabel
yang diebabkan adanya shock dari variabel tersebut. Uji IRF
ditunjukan dengan grafik. jika grafik IRF berada digaris keseimbangan
maka respon variabel yang dianalisis positif. Sedangkan, jika grafik
55
IRF berada dibawah titik keseimbangan maka variabel yang dianalisis
adalah negative atau mengalami penurunan. setelah di olah
menggunakan Eviews 8.
a. Respon DPK terhadap schok (perubahan) ROA dalam jangka waktu 50 bulan
menujukan respon yang positif. Grafik IRF menunjukan respon DPK bulan
ke-1 hingga bulan ke positif fluktuatif. sedangkan bulan 11 hingga bulan ke
50 positif dan stabil. Secara terperinci jika dilihat dari tabel nilai respon DPK
terhadap ROA turun menjadi 0.000242 pada periode kedua. Penurunan
tersebut naik hingga periode 50 dan responnya menjadi 0.005800. artinya
setiap perubahan kenaikan 1% ROA akan menaikan DPK hingga 0,05%
b. Respon DPK terhadap shock (perubahan) BOPO dalam jangka waktu 50
bulan menunjukan respon yang positif. Grafik IRF menunjukan respon
DPK bulan ke 1 hingga bulan ke 12 positif fluktuatif, sedangkan bulan ke 13
positif dan stabil. secara terperinci jika dilihat dari tabel nilai respon DPK
terhadap ROA yaitu pada titik keseimbangan dan meningkat menjadi 5.54E-
05 pada perrioe ke 2. namun mengalami penurunan 0.006165 pada periode
50. Respon DPK terhadap shock (perubahan) BOPO dalam jangka waktu 50
bulan menunjukan respon yang positif. Grafik IRF menunjukan respon
DPK bulan ke 1 hingga bulan ke 12 positif fluktuatif, sedangkan bulan ke 13
positif dan stabil. secara terperinci jika dilihat dari tabel nilai respon DPK
terhadap BOPO yaitu pada titik keseimbangan dan meningkat menjadi
0.000670 pada periode ke 2. namun mengalami kenaikan 4.63E-05 pada
periode 50. Respon DPK terhadap shock (perubahan) jumlah kantor dalam
jangka waktu 50 bulan menunjukan respon yang positif. Grafik IRF
menunjukan respon DPK bulan ke 1 hingga bulan ke 12 positif fluktuatif,
sedangkan bulan ke 13 positif dan stabil. Secara terperinci jika dilihat dari
tabel nilai respon DPK terhadap jumlah kantor yaitu pada titik keseimbangan
dan meningkat menjadi -0.000777 pada perrioe ke 2, namun mengalami
kenaikan 0.040125 pada periode 50.
56
6. Uji Variance Decompostion
Uji Variance decompotion atau disebut juga forocast error variance
decompotition bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel
terhadap shock variabel lainnya pada periode saat ini dan periode yang
akan datang. setelah diolah menggunakan apikasi Eviews 8 maka,
VARIANCE DECOMPOSITION
Varian
ce Decomposition
of DDPK:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 6570.838 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 8225.309 89.67157 0.218248 9.348048 0.410610 0.351526
3 11547.10 61.98201 1.508607 35.74535 0.431991 0.332049
4 14403.68 52.62640 1.257933 45.34668 0.286869 0.482118
5 16406.90 50.72371 1.008602 47.56286 0.222394 0.482441
6 18010.41 50.17611 0.861167 48.29468 0.184685 0.483358
7 19506.23 49.48272 0.779226 49.09412 0.160139 0.483792
8 20952.09 48.72921 0.726515 49.91511 0.141386 0.487773
9 22316.27 48.15295 0.681661 50.54843 0.126029 0.490931
10 23589.78 47.75634 0.642914 50.99412 0.113763 0.492867 Varian
ce Decomposition
of DROA:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 0.344070 0.238066 99.76193 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.460195 0.257281 98.41517 0.082823 0.647800 0.596924
3 0.545654 0.185018 98.47971 0.169508 0.589720 0.576046
4 0.621439 0.149661 98.36202 0.286072 0.625348 0.576902
5 0.689393 0.122681 98.30956 0.332358 0.655474 0.579924
6 0.751844 0.104712 98.30331 0.332745 0.676625 0.582613
7 0.809211 0.092203 98.30104 0.331849 0.688192 0.586718
8 0.862616 0.082820 98.29585 0.336769 0.695853 0.588705
9 0.912901 0.075334 98.28916 0.342933 0.702478 0.590093
10 0.960605 0.069236 98.28418 0.347130 0.708265 0.591186 Varian
ce
57
Decomposition
of DBOPO
:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 3.419273 9.676035 0.976423 89.34754 0.000000 0.000000
2 4.548683 12.84240 6.437166 78.45484 2.264607 0.000986
3 5.160309 16.04374 12.24337 68.22520 3.392466 0.095223
4 5.599953 17.51878 15.93824 62.52771 3.858045 0.157221
5 6.028474 18.33753 17.48495 59.99273 3.995920 0.188873
6 6.467051 18.88486 18.35870 58.46220 4.098708 0.195532
7 6.881754 19.38347 19.18520 57.00276 4.225400 0.203172
8 7.263535 19.81768 19.97602 55.65161 4.342333 0.212354
9 7.621962 20.16615 20.62215 54.56029 4.430558 0.220850
10 7.965377 20.44388 21.12560 53.70580 4.497536 0.227186 Varian
ce Decomposition of DER:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 0.664259 10.65750 0.002721 5.043321 84.29645 0.000000
2 0.949897 12.93189 0.122764 19.98973 66.95394 0.001674
3 1.232479 11.37815 0.073124 30.39568 58.13195 0.021096
4 1.478726 11.33952 0.053948 35.08628 53.49302 0.027230
5 1.677591 11.43622 0.084091 36.30503 52.14559 0.029065
6 1.848604 11.52038 0.101280 36.83009 51.52107 0.027178
7 2.005358 11.53510 0.105289 37.35177 50.98103 0.026800
8 2.152705 11.53303 0.105117 37.84879 50.48628 0.026778
9 2.291128 11.53677 0.105997 38.22534 50.10501 0.026886
10 2.421291 11.54482 0.107702 38.49502 49.82561 0.026841 Varian
ce Decomposition of DJK:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK 1 48.62111 3.103536 15.65772 0.583905 1.207383 79.44746
2 61.30902 3.944382 15.78066 0.571475 2.238690 77.46479
3 73.15022 3.807141 15.44413 0.818669 2.275215 77.65485
4 83.02259 3.883015 15.54430 0.877118 2.440953 77.25461
5 91.94793 3.872766 15.52323 0.914023 2.510233 77.17974
6 100.0434 3.887311 15.54915 0.928604 2.565468 77.06947
7 107.5423 3.894220 15.54608 0.944310 2.601607 77.01378
8 114.5438 3.900565 15.54772 0.957857 2.630268 76.96359
9 121.1446 3.904547 15.54843 0.968556 2.653000 76.92546
10 127.4035 3.907879 15.55026 0.976584 2.671527 76.89375 Choles
ky Orderin
g:
58
DDPK DROA
DBOPO DER DJK
Berdasarkan Grafik dan Tabel diatas dapat dilihat hasil uji
variance decomposition menunjukan kontribusi nilai variabel ROA,
BOPO, ER, Jumlah kantor dalam menjelaskan variabel DPK bank
syariah sebagai berikut:
a. Kontribusi nilai ROAdalam menjelaskan variabilitas ROA pada
periode kedua sebesar 0,14%. kontribusi ROA tersebut meningkat
hingga periode ke-50 mendatang menjadi 8.22%.
b. Kontribusi nilai BOPO dalam menjelaskan variabilitas DPK pada
periode kedua sebesar 0.07 %. Kontribusi BOPO tersebut
meningkat hingga periode ke 50 mendatang menjadi 2.00%.
c. Kontribusi nilai ER dalam menjelaskan variabilitas DPK pada
periode kedua sebesar 1.11%. Kontribusi BI rate tersebut menurun
hingga periode ke 50 mendatang menjadi 0.19%.
d. Kontribusi nilai Jumlah kantor dalam menjelaskan variabilitas
DPK pada periode kedua sebesar 1.49%. Kontribusi Jumlah
kantor tersebut meningkat hingga periode ke 50 mendatang
menjadi 74%.
Interpretasi
Data variabel DPK, ROA, BOPO, ER, dan jumlah kantor
stasioner pada tingkat diferensiasi 1 (first difference), sehingga
menyebabkan data terkointegrasi yang menunjukan adanya stabilitasnya
hubungan jangka panjang antar variabel penelitian tersebut. Selain itu
hubungan kausalitas antara DPK, ROA, BOPO, ER dan Jumlah kantor
59
tidak terdapat hubungan kausalitas dua arah. Oleh karena itu dilakukan uji
VECM untuk melihat pengaruh antar variabel penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji VECM menyebutkan terjadi pengaruh jangka
panjang dan jangka pendek yang dijelaskan dalam tabel 4.16 sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Variabel independen Jangka pendek Jangka panjang
ROA Pengaruh Pengaruh
BOPO Pengaruh Pengaruh
ER Pengaruh Pengaruh
Jumlah kantor Tidak Tidak
ROA berpengaruh secara jangka pendek dan jangka panjang
terhadap tingkat DPK, karena semakin besar permodalan bank maka akan
makin besar pula kemampuan bank dalam menangani kerugian bank yang di
tanggung oleh bank, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah
dalam memberikan dananya dan pada akhirnya dapat meningkatkan DPK.
Oleh karena itu ROA berpengaruh jangka pendek dan pengaruh panjang
terhadap tingkat DPK.
BOPO berpegaruh secara jangka pendek dan jangka panjang
terhadap tingkat DPK, karena jika kualitas aktiva produktif meningkat,
maka perolehan laba bank juga meningkat. Hal tersebut dikarenakan
perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi
aktiva produktif.
1Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset
atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah
untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam
1Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004), h. 101.
60
menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat
menggambarkan kinerja bank. Oleh sebab itu BOPO memiliki pengaruh
terhadap tingkat DPK.
ER berpengaruh secara jangka pendek dan jangka panjang
terhadap tingkat DPK dikarenakan kurs digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya.
Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bank atas
aktiva produktif yang dikelola oleh bank. Rasio ER yang tinggi dapat
didapatkan apabila perusahaan (bank) mampu memberikan produk atau jasa
kepada nasabah pada harga yang lebih murah dibandingkan pesaingnya
namun tetap dapat menciptakan keuntungan (laba). Sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil.
Jumlah kantor tidak berpengaruh secara jangka panjang maupun
jangka pendek terhadap DPK dikarenakan, JK berbanding terbalik dengan
tingkat return on asset, yang dimana bila likuiditas bank tinggi maka DPK
rendah, demikian pula sebaliknya bila likuiditas rendah maka DPK tinggi.
Tetapi jumlah kantor tidak boleh ditiadakan, penambahan jaringan kantor,
agar dapat menarik nasabah. Selain itu harus tetap dipertahankan sesuai
dengan kebijakan manajemen untuk keperluan melunasi hutang-hutang
jangka pendek, kewajiban jatuh tempo, dan penyaluran pembiayaan.
Semakin besar kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan maka
semakin besar kesempatan bank untuk memperoleh laba tetapi perluasan
pembiayaan dapat mengurangi tingkat likuiditas bank.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel ROA, BOPO,
Equivalent rate dan jaringan kantor terhadap dana pihak ketiga bank
umum syariah untuk periode penelitian bulan Januari 2013 sampai dengan
desember 2016 dengan menggunakan analisis model VECM (Vector Error
Correction Model), maka hasil pengujian dari estimasi VECM dalam
jangka panjang yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel DPK
adalah variabel ROA, equivalent rate, dan BOPO, dan dari hasil uji
Kausalitas Granger variabel variabel ROA, BOPO dan jaringan kantor
mempengaruhi variabel DPK secara signifikan. Sedangkan uji yang lain
tidak.
B. Saran
penelitian ini diharapkan bisa diberi pembaharuan untuk
menjadikannya lebih berkualitass lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai hal-hal yang bekaitan tersebut, diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan periode pengamatan yang
lebih panjang sehingga bisa mendapatkan data yang valid untuk diolah
dan diteliti sehingga bisa memberikan hasil yang lebih akurat.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunkan variabel lain untuk
agar bisa di teliti dari aspek lain.
52
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2009,Analisis Regresi Teorim Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Arifin, Zainul , 2005, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka
Alvabet.
Antonio, M. Syafii, 2001, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Gema Insani,
Jakarta.
Buyung, Ahmad Nusantara, “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, BOPO
Terhadap Profitabilitas Bank”, Tesis UNDIP, Semaranh.
Dahlan, Siamat, 2007, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga
Peneliti FEUI
Dani, Fardiansyah, 2008, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta:
Indeks
Dendawijaya, Lukman. 2005, Manajemen Perbankan, edisi kedua, Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Efferin, Sujoko, dkk, 2004 Metode penelitian Untuk Akuntansi, “Sebuah
Pendekatan Praktis”, Jawa Timur : Bayu Media Publishing.
Farah, Margaretha, 2007 Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, Jakarta:
Grasindo
Fatimah, Siti “ Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas Terhadap
kecukupan modal Bank Umum Syariah. Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarifhidayarullah
Jakarta, 2013.
53
Ismail, 2011 Manajemen perbankan: Dari Teori Menuju Aplilasi , Ed. 1 cet 2
Jakarta:Kencana
Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan
Aplikasi), Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Luthfiani, Chindy Anggraeni, 2005, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan
Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk,Jurnal Manajemen Indonesia, Hal 1- 3
Malayu S. P. Hasibuan, 2007, Dasar- dasar Perbankan, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Manurung, Mandala dan Prahatma Rahardja, 2004, Uang, Perbankan, dan
Ekonomi Moneter, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Maratush Shoolihah Maria , “Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non
Performing Financing (NPF), Capital Equiy Ratio (CAR) dan
Current Liquid terhadap Return On Aset Pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, TBK. Tahun 2004-2007”, Skripsi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Noris,Suryana Usman. “ Analisis Pengaruh LDR, NPL dan inflasi terhadap CAR
serta implikasinya terhadap penyaluran kredit persero”. Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri
Syarifhidayarullah Jakarta, 2011.
O.P. Simorangkir, 2004, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank,
Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 13/ PBI/ 2011. Tersedia di www.bi.go.id
Purba, Daris “ Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Efisiensi Operasional
Terhadap Profitabilitas Pada Bank Muamalat Indonesia,Tbk”.
54
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarifhidayarullah Jakarta, 2011.
Restiyana, 2011, Analisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap
Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia
periode 2006- 2010), Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit (FDR) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia”, Walisongo, Volume
19, Nomor 1, Mei 2011,hlm.24.
Slamet Riyadi, Baning Asset and Liability Management, (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Surat Edaran Bank Indonesia No 9/24/DPBS Jakarta, 30 oktober 2007
Syahyunan, 2002, Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat
Ukur Kesehatan Bank, By USU digital library.
55
56
LAMPIRAN
DATA
Bulan Y (DPK) X1 (ROA) X2 (BOPO) X3 ( ER ) X4 (JK)
Jan-13 148731 2.52 70.43 2.44 1780
Feb-13 150795 2.29 72.06 2.36 1801
Mar-13 156964 2.39 72.95 2.25 1812
Apr-13 158519 2.29 73.95 1.84 1858
Mei-13 163858 2.07 76.87 5.23 1870
Jun-13 163966 2.10 76.18 5.35 1877
Jul-13 166453 2.02 76.13 5.36 1882
Agu-13 170222 2.01 77.87 5.41 1920
Sep-13 171701 2.04 77.98 5.31 1937
Okt-13 174018 1.94 79.06 5.24 1950
Nov-13 176292 1.96 78.59 5.23 1953
Des-13 183534 2.00 78.21 5.70 1998
Jan-14 177930 0.08 80.05 5.72 2132
Feb-14 178154 0.13 83.77 5.66 2133
Mar-14 180945 1.16 91.90 5.72 2136
Apr-14 185598 1.09 84.50 5.76 2139
Mei-14 190783 1.13 76.49 3.68 2145
Jun-14 191470 1.12 71.76 3.41 2149
Jul-14 194299 1.05 79.80 3.38 2175
Agu-14 195959 0.93 81.20 3.38 2174
Sep-14 197141 0.97 82.39 3.49 2174
Okt-14 207121 0.92 75.61 3.45 2157
Nov-14 209644 0.87 93.50 3.36 2147
Des-14 217858 0.80 96.97 3.57 2151
Jan-15 164291 0.88 94.80 6.23 2157
Feb-15 163159 0.78 94.23 6.65 2156
Mar-15 165034 0.69 95.98 6.41 2150
Apr-15 164400 0.62 96.69 6.04 2147
Mei-15 164375 0.63 95.51 6.43 2133
Jun-15 162817 0.50 96.98 6.14 2123
Jul-15 165378 0.50 97.08 6.28 2120
Agu-15 164561 0.46 97.30 6.21 2085
Sep-15 166433 0.49 96.94 6.31 2043
Okt-15 165857 0.51 96.71 5.83 2018
Nov-15 167150 0.52 96.75 5.86 2000
Des-15 174895 0.49 97.01 5.99 1990
Jan-16 173230 1.01 95.28 5.77 1970
Feb-16 173834 0.81 94.49 5.53 1926
Mar-16 174779 0.88 94.40 5.54 1918
Apr-16 174135 0.80 94.71 5.41 1869
Mei-16 174354 0.16 99.04 5.03 1844
Jun-16 177051 0.73 95.61 5.27 1807
Jul-16 178768 0.63 96.15 5.00 1799
Agu-16 178934 0.48 96.96 4.97 1776
Sep-16 198976 0.59 96.27 4.72 1897
Okt-16 199462 0.46 97.21 3.50 1885
Nov-16 202332 0.67 95.91 4.58 1854
Des-16 206407 0.63 96.32 4.71 1869
Jan-17 205783 1.01 95.09 4.57 1681
Feb-17 208429 1.00 93.35 4.58 1872
Mar-17 213199 1.12 92.34 4.62 1849
Apr-17 218944 1.10 92.31 4.49 1841
Mei-17 220392 1.11 92.26 4.64 1850
Jun-17 224420 1.10 90.98 4.63 1849
Jul-17 228080 1.04 91.56 4.53 1849
Agu-17 225440 0.98 92.03 4.55 1837
Sep-17 232349 1.00 91.68 4.66 1850
Okt-17 229957 0.70 94.16 4.58 1837
Nov-17 232756 0.73 94.05 4.45 1817
Des-17 238225 0.63 94.91 4.63 1825
UJI STASIONERITAS
TINGKAT LEVEL
DPK
Null Hypothesis: DPK has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.609046 0.7776
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DPK)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 22:48
Sample (adjusted): 2013M02 2017M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DPK(-1) -0.101442 0.063045 -1.609046 0.1132
C 16849.59 10212.25 1.649939 0.1046
@TREND("2013M01") 116.6058 84.51391 1.379723 0.1732
R-squared 0.046706 Mean dependent var 1516.847
Adjusted R-squared 0.012660 S.D. dependent var 8180.314
S.E. of regression 8128.369 Akaike info criterion 20.89362
Sum squared resid 3.70E+09 Schwarz criterion 20.99925
Log likelihood -613.3617 Hannan-Quinn criter. 20.93485
F-statistic 1.371845 Durbin-Watson stat 2.050323
Prob(F-statistic) 0.262030
ROA
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.030589 0.1329
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 22:54
Sample (adjusted): 2013M02 2017M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROA(-1) -0.252490 0.083314 -3.030589 0.0037
C 0.339391 0.163222 2.079319 0.0422
@TREND("2013M01") -0.003581 0.002981 -1.201156 0.2347
R-squared 0.149088 Mean dependent var -0.032034
Adjusted R-squared 0.118698 S.D. dependent var 0.330881
S.E. of regression 0.310623 Akaike info criterion 0.549036
Sum squared resid 5.403254 Schwarz criterion 0.654673
Log likelihood -13.19656 Hannan-Quinn criter. 0.590272
F-statistic 4.905870 Durbin-Watson stat 2.062962
Prob(F-statistic) 0.010884
BOPO
Null Hypothesis: BOPO has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.515937 0.3197
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(BOPO)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 22:56
Sample (adjusted): 2013M02 2017M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
BOPO(-1) -0.197787 0.078613 -2.515937 0.0148
C 16.25162 6.103622 2.662619 0.0101
@TREND("2013M01") 0.057241 0.040920 1.398851 0.1674
R-squared 0.111271 Mean dependent var 0.414915
Adjusted R-squared 0.079530 S.D. dependent var 3.582067
S.E. of regression 3.436675 Akaike info criterion 5.356395
Sum squared resid 661.4011 Schwarz criterion 5.462033
Log likelihood -155.0137 Hannan-Quinn criter. 5.397632
F-statistic 3.505656 Durbin-Watson stat 1.965455
Prob(F-statistic) 0.036774
EQUIVALENT RATE
Null Hypothesis: ER has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.829517 0.1930
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ER)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 22:58
Sample (adjusted): 2013M02 2017M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ER(-1) -0.214312 0.075742 -2.829517 0.0065
C 1.149405 0.384390 2.990204 0.0041
@TREND("2013M01") -0.002325 0.005050 -0.460373 0.6470
R-squared 0.136821 Mean dependent var 0.037119
Adjusted R-squared 0.105994 S.D. dependent var 0.689365
S.E. of regression 0.651808 Akaike info criterion 2.031376
Sum squared resid 23.79180 Schwarz criterion 2.137013
Log likelihood -56.92558 Hannan-Quinn criter. 2.072612
F-statistic 4.438245 Durbin-Watson stat 1.889713
Prob(F-statistic) 0.016249
JARINGAN KANTOR
Null Hypothesis: JK has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.276849 0.4395
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(JK)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 22:59
Sample (adjusted): 2013M02 2017M12
Included observations: 59 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
JK(-1) -0.101685 0.044660 -2.276849 0.0266
C 227.4757 92.77921 2.451796 0.0174
@TREND("2013M01") -0.886229 0.367553 -2.411158 0.0192
R-squared 0.125080 Mean dependent var 0.762712
Adjusted R-squared 0.093833 S.D. dependent var 46.81892
S.E. of regression 44.56824 Akaike info criterion 10.48143
Sum squared resid 111234.4 Schwarz criterion 10.58707
Log likelihood -306.2022 Hannan-Quinn criter. 10.52267
F-statistic 4.002935 Durbin-Watson stat 2.555012
Prob(F-statistic) 0.023720
TINGKAT 1st DIFFERENCE
DPK
Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.075921 0.0000
Test critical values: 1% level -4.124265
5% level -3.489228
10% level -3.173114
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DPK,2)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 23:01
Sample (adjusted): 2013M03 2017M12
Included observations: 58 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(DPK(-1)) -1.086254 0.134505 -8.075921 0.0000
C 768.6806 2283.503 0.336623 0.7377
@TREND("2013M01") 28.31769 65.59120 0.431730 0.6676
R-squared 0.542566 Mean dependent var 58.70690
Adjusted R-squared 0.525932 S.D. dependent var 12136.62
S.E. of regression 8356.375 Akaike info criterion 20.94978
Sum squared resid 3.84E+09 Schwarz criterion 21.05635
Log likelihood -604.5435 Hannan-Quinn criter. 20.99129
F-statistic 32.61801 Durbin-Watson stat 1.994067
Prob(F-statistic) 0.000000
ROA
Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.775011 0.0000
Test critical values: 1% level -4.127338
5% level -3.490662
10% level -3.173943
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROA,2)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 23:04
Sample (adjusted): 2013M04 2017M12
Included observations: 57 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(ROA(-1)) -1.522854 0.195865 -7.775011 0.0000
D(ROA(-1),2) 0.331384 0.129229 2.564320 0.0132
C -0.139636 0.092200 -1.514489 0.1358
@TREND("2013M01") 0.002998 0.002607 1.150184 0.2552
R-squared 0.619342 Mean dependent var -0.003509
Adjusted R-squared 0.597795 S.D. dependent var 0.504850
S.E. of regression 0.320174 Akaike info criterion 0.627686
Sum squared resid 5.433096 Schwarz criterion 0.771058
Log likelihood -13.88905 Hannan-Quinn criter. 0.683405
F-statistic 28.74417 Durbin-Watson stat 2.003855
Prob(F-statistic) 0.000000
BOPO
Null Hypothesis: D(BOPO) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.689904 0.0000
Test critical values: 1% level -4.130526
5% level -3.492149
10% level -3.174802
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(BOPO,2)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 23:05
Sample (adjusted): 2013M05 2017M12
Included observations: 56 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(BOPO(-1)) -1.753946 0.262178 -6.689904 0.0000
D(BOPO(-1),2) 0.581537 0.196170 2.964451 0.0046
D(BOPO(-2),2) 0.308340 0.134345 2.295134 0.0259
C 1.922251 1.069163 1.797902 0.0781
@TREND("2013M01") -0.039942 0.029661 -1.346618 0.1841
R-squared 0.606182 Mean dependent var -0.002500
Adjusted R-squared 0.575294 S.D. dependent var 5.366465
S.E. of regression 3.497297 Akaike info criterion 5.426903
Sum squared resid 623.7855 Schwarz criterion 5.607738
Log likelihood -146.9533 Hannan-Quinn criter. 5.497013
F-statistic 19.62532 Durbin-Watson stat 1.877614
Prob(F-statistic) 0.000000
EQUIVALENT RATE
Null Hypothesis: D(ER) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.602618 0.0000
Test critical values: 1% level -4.124265
5% level -3.489228
10% level -3.173114
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ER,2)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 23:06
Sample (adjusted): 2013M03 2017M12
Included observations: 58 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(ER(-1)) -1.025090 0.134834 -7.602618 0.0000
C 0.199683 0.193324 1.032890 0.3062
@TREND("2013M01") -0.005235 0.005550 -0.943248 0.3497
R-squared 0.512411 Mean dependent var 0.004483
Adjusted R-squared 0.494680 S.D. dependent var 0.987611
S.E. of regression 0.702052 Akaike info criterion 2.180719
Sum squared resid 27.10822 Schwarz criterion 2.287294
Log likelihood -60.24086 Hannan-Quinn criter. 2.222232
F-statistic 28.89994 Durbin-Watson stat 2.004095
Prob(F-statistic) 0.000000
JARINGAN KANTOR
Null Hypothesis: D(JK) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.07415 0.0000
Test critical values: 1% level -4.124265
5% level -3.489228
10% level -3.173114
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(JK,2)
Method: Least Squares
Date: 07/16/18 Time: 23:08
Sample (adjusted): 2013M03 2017M12
Included observations: 58 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(JK(-1)) -1.299525 0.128996 -10.07415 0.0000
C 23.48422 12.49483 1.879515 0.0655
@TREND("2013M01") -0.750143 0.360690 -2.079744 0.0422
R-squared 0.648581 Mean dependent var -0.224138
Adjusted R-squared 0.635802 S.D. dependent var 74.32976
S.E. of regression 44.85710 Akaike info criterion 10.49518
Sum squared resid 110668.8 Schwarz criterion 10.60175
Log likelihood -301.3602 Hannan-Quinn criter. 10.53669
F-statistic 50.75424 Durbin-Watson stat 1.979884
Prob(F-statistic) 0.000000
UJI LAG LENGTH
VAR Lag Order Selection Criteria
Endogenous variables: DPK ROA BOPO ER JK
Exogenous variables: C
Date: 07/16/18 Time: 23:24
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 55
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 -1225.483 NA 1.86e+13 44.74484 44.92732 44.81540
1 -1029.030 350.0438 3.67e+10 38.51018 39.60509* 38.93359*
2 -1008.681 32.55790 4.44e+10 38.67932 40.68665 39.45557
3 -981.3459 38.76641 4.33e+10 38.59440 41.51415 39.72349
4 -945.7077 44.06178* 3.31e+10* 38.20755 42.03973 39.68949
5 -919.4282 27.71289 3.87e+10 38.16103* 42.90563 39.99580
* indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criterion
UJI KOINTEGRASI
Date: 07/16/18 Time: 23:36
Sample (adjusted): 2013M03 2017M12
Included observations: 58 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend (restricted)
Series: DPK ROA BOPO ER JK
Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.588919 112.4533 88.80380 0.0004
At most 1 0.316382 60.89330 63.87610 0.0869
At most 2 0.304966 38.83265 42.91525 0.1207
At most 3 0.175521 17.73256 25.87211 0.3622
At most 4 0.106608 6.538362 12.51798 0.3952
Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)
Hypothesized Max-Eigen 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.588919 51.56004 38.33101 0.0009
At most 1 0.316382 22.06064 32.11832 0.4887
At most 2 0.304966 21.10009 25.82321 0.1861
At most 3 0.175521 11.19420 19.38704 0.4935
At most 4 0.106608 6.538362 12.51798 0.3952
Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I):
DPK ROA BOPO ER JK
@TREND(13M02
)
-6.89E-05 -1.506309 -0.369020 0.289385 0.001455 0.182812
5.90E-05 -3.838403 -0.014211 0.099558 -0.010513 -0.179641
-1.17E-06 0.582485 0.025156 -0.568264 -0.003658 -0.026787
-4.11E-05 -0.713377 0.044759 -1.158401 0.002646 0.045230
3.65E-07 -1.008222 0.069788 0.281562 -0.009452 -0.061031
Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha):
D(DPK) 5270.869 -578.9266 855.0641 -543.8843 1171.568
D(ROA) 0.018683 0.119982 -0.032181 0.071897 0.050114
D(BOPO) 1.396705 0.478381 0.146399 0.287582 -0.891236
D(ER) -0.225312 -0.006488 0.247252 0.139796 -0.059583
D(JK) -1.164691 6.952371 14.68683 -14.19055 -1.783396
1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1096.158
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)
DPK ROA BOPO ER JK
@TREND(13M02
)
1.000000 21852.75 5353.548 -4198.245 -21.11061 -2652.136
(7209.27) (545.248) (2225.37) (21.1263) (237.048)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses)
D(DPK) -0.363321
(0.05904)
D(ROA) -1.29E-06
(3.1E-06)
D(BOPO) -9.63E-05
(3.1E-05)
D(ER) 1.55E-05
(6.0E-06)
D(JK) 8.03E-05
(0.00044)
2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1085.128
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)
DPK ROA BOPO ER JK
@TREND(13M02
)
1.000000 0.000000 3946.161 -2717.850 -60.59542 -2750.351
(423.492) (2021.40) (14.0221) (200.578)
0.000000 1.000000 0.064403 -0.067744 0.001807 0.004494
(0.01225) (0.05845) (0.00041) (0.00580)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses)
D(DPK) -0.397503 -5717.405
(0.07738) (3515.65)
D(ROA) 5.80E-06 -0.488682
(3.8E-06) (0.17104)
D(BOPO) -6.80E-05 -3.940089
(4.0E-05) (1.81196)
D(ER) 1.51E-05 0.364293
(7.8E-06) (0.35622)
D(JK) 0.000491 -24.93162
(0.00057) (25.7557)
3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1074.578
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)
DPK ROA BOPO ER JK
@TREND(13M02
)
1.000000 0.000000 0.000000 -274328.7 -2501.806 -19410.49
(111797.) (950.260) (7663.81)
0.000000 1.000000 0.000000 -4.500560 -0.038035 -0.267407
(1.81861) (0.01546) (0.12467)
0.000000 0.000000 1.000000 68.82914 0.618629 4.221860
(28.3169) (0.24069) (1.94116)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses)
D(DPK) -0.398506 -5219.343 -1915.318
(0.07662) (3515.37) (312.467)
D(ROA) 5.83E-06 -0.507428 -0.009409
(3.7E-06) (0.17172) (0.01526)
D(BOPO) -6.82E-05 -3.854814 -0.518527
(4.0E-05) (1.82796) (0.16248)
D(ER) 1.49E-05 0.508313 0.089457
(7.2E-06) (0.32960) (0.02930)
D(JK) 0.000474 -16.37675 0.700457
(0.00054) (24.5611) (2.18314)
4 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -1068.981
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)
DPK ROA BOPO ER JK
@TREND(13M02
)
1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -230.9338 -2821.897
(67.0020) (553.226)
0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 -0.000780 0.004741
(0.00105) (0.00865)
0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.048867 0.059778
(0.01868) (0.15428)
0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.008278 0.060470
(0.00308) (0.02544)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses)
D(DPK) -0.376151 -4831.348 -1939.662 1611.807
(0.08377) (3552.04) (313.459) (1114.86)
D(ROA) 2.88E-06 -0.558718 -0.006191 -0.047646
(4.0E-06) (0.16895) (0.01491) (0.05303)
D(BOPO) -8.00E-05 -4.059969 -0.505655 0.035483
(4.4E-05) (1.84677) (0.16297) (0.57964)
D(ER) 9.11E-06 0.408586 0.095714 -0.368292
(7.6E-06) (0.32402) (0.02859) (0.10170)
D(JK) 0.001057 -6.253537 0.065299 8.447465
(0.00055) (23.4621) (2.07048) (7.36393)
UJI KAUSALITAS
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 07/16/18 Time: 23:41
Sample: 2013M01 2017M12
Lags: 1
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.
ROA does not Granger Cause DPK 59 0.04275 0.8369
DPK does not Granger Cause ROA 0.41012 0.5245
BOPO does not Granger Cause DPK 59 0.55455 0.4596
DPK does not Granger Cause BOPO 0.51519 0.4759
ER does not Granger Cause DPK 59 0.04138 0.8395
DPK does not Granger Cause ER 0.34005 0.5621
JK does not Granger Cause DPK 59 3.79055 0.0566
DPK does not Granger Cause JK 0.28387 0.5963
BOPO does not Granger Cause ROA 59 1.72596 0.1943
ROA does not Granger Cause BOPO 8.38305 0.0054
ER does not Granger Cause ROA 59 1.80708 0.1843
ROA does not Granger Cause ER 0.02389 0.8777
JK does not Granger Cause ROA 59 0.37211 0.5443
ROA does not Granger Cause JK 5.39542 0.0238
ER does not Granger Cause BOPO 59 0.07995 0.7784
BOPO does not Granger Cause ER 1.65180 0.2040
JK does not Granger Cause BOPO 59 0.30110 0.5854
BOPO does not Granger Cause JK 5.66255 0.0208
JK does not Granger Cause ER 59 0.38819 0.5358
ER does not Granger Cause JK 0.37015 0.5454
ESTIMASI VECM
Vector Error Correction Estimates
Date: 07/16/18 Time: 23:48
Sample (adjusted): 2013M04 2017M12
Included observations: 57 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]
Cointegrating Eq: CointEq1
DDPK(-1) 1.000000
DROA(-1) 21171.95
(7179.16)
[ 2.94909]
DBOPO(-1) 5270.979
(547.629)
[ 9.62509]
DER(-1) -4041.771
(2216.53)
[-1.82347]
DJK(-1) -22.16080
(21.0321)
[-1.05367]
@TREND(13M01) -2629.544
(240.532)
[-10.9322]
C -531048.2
Error Correction: D(DDPK) D(DROA) D(DBOPO) D(DER) D(DJK)
CointEq1 -0.368133 -1.27E-06 -9.75E-05 1.57E-05 8.36E-05
(0.06033) (3.2E-06) (3.1E-05) (6.1E-06) (0.00045)
[-6.10190] [-0.40201] [-3.10601] [ 2.57630] [ 0.18718]
D(DDPK(-1)) -0.120901 -2.82E-06 6.58E-05 -1.56E-05 0.000419
(0.11915) (6.2E-06) (6.2E-05) (1.2E-05) (0.00088)
[-1.01472] [-0.45153] [ 1.06056] [-1.29335] [ 0.47542]
D(DROA(-1)) 8722.044 -0.136611 -0.495253 -0.356815 -4.006137
(3106.09) (0.16264) (1.61632) (0.31400) (22.9836)
[ 2.80805] [-0.83993] [-0.30641] [-1.13635] [-0.17430]
D(DBOPO(-1)) 1114.045 0.014206 0.206711 0.003809 -0.700324
(305.352) (0.01599) (0.15890) (0.03087) (2.25946)
[ 3.64840] [ 0.88850] [ 1.30092] [ 0.12339] [-0.30995]
D(DER(-1)) -722.2654 -0.058679 0.731147 -0.145630 6.066056
(1406.61) (0.07365) (0.73196) (0.14220) (10.4082)
[-0.51348] [-0.79667] [ 0.99889] [-1.02415] [ 0.58281]
D(DJK(-1)) 3.094810 -0.000849 -0.002490 0.000259 -0.256308
(20.1663) (0.00106) (0.01049) (0.00204) (0.14922)
[ 0.15346] [-0.80358] [-0.23732] [ 0.12681] [-1.71764]
C 1448.919 -0.030579 0.165256 0.051096 -0.124383
(903.416) (0.04731) (0.47011) (0.09133) (6.68485)
[ 1.60382] [-0.64641] [ 0.35153] [ 0.55948] [-0.01861]
R-squared 0.441442 0.061172 0.212684 0.198586 0.066799
Adj. R-squared 0.374415 -0.051488 0.118207 0.102417 -0.045185
Sum sq. resids 2.16E+09 5.919224 584.5715 22.06201 118200.6
S.E. equation 6570.838 0.344070 3.419273 0.664259 48.62111
F-statistic 6.586035 0.542978 2.251157 2.064960 0.596507
Log likelihood -578.1978 -16.33139 -147.2226 -53.82746 -298.5365
Akaike AIC 20.53326 0.818645 5.411319 2.134297 10.72058
Schwarz SC 20.78416 1.069546 5.662220 2.385198 10.97148
Mean dependent 1437.912 -0.027368 0.385789 0.036667 0.280702
S.D. dependent 8307.638 0.335541 3.641249 0.701133 47.55852
Determinant resid covariance (dof adj.) 3.72E+10
Determinant resid covariance 1.93E+10
Log likelihood -1079.412
Akaike information criterion 39.31270
Schwarz criterion 40.78226
UJI IRF
Respo
nse of
DDPK:
Period DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 6570.838 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 4182.347 384.2623 -2514.853 527.0687 487.6755
3 4687.865 -1365.229 -6429.365 546.0730 452.6725
4 5151.494 -773.4834 -6813.055 138.4162 746.6536
5 5230.613 -324.3956 -5826.981 -59.14981 546.2898
6 5120.305 -279.9893 -5350.064 20.39987 518.8713
7 5051.692 -414.1155 -5490.344 101.2215 522.4007
8 5063.400 -473.7376 -5685.297 106.5478 548.1612
9 5088.506 -453.2661 -5711.111 83.53064 551.0335
10 5093.545 -427.6607 -5659.672 73.60935 545.6965
Respo
nse of
DROA:
Period DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 0.016788 0.343661 0.000000 0.000000 0.000000
2 -0.016218 0.300533 0.013244 -0.037039 -0.035555
3 -0.002450 0.291185 -0.018146 -0.019594 -0.021236
4 -0.005206 0.294362 -0.024496 -0.025675 -0.022645
5 -0.002255 0.295582 -0.021790 -0.026462 -0.022984
6 -0.002975 0.297404 -0.017359 -0.026637 -0.023177
7 -0.003444 0.296681 -0.017092 -0.026109 -0.023423
8 -0.003536 0.296188 -0.018245 -0.025912 -0.023208
9 -0.003399 0.296149 -0.018763 -0.026009 -0.023177
10 -0.003325 0.296309 -0.018580 -0.026100 -0.023184
Respo
nse of
DBOPO
:
Period DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 -1.063610 -0.337873 3.232028 0.000000 0.000000
2 -1.235270 -1.103506 2.405557 0.684514 -0.014280
3 -1.270864 -1.388661 1.390983 0.659404 0.158596
4 -1.105234 -1.318289 1.200339 0.553615 0.154749
5 -1.081905 -1.164611 1.481382 0.492295 0.139059
6 -1.110789 -1.150498 1.627159 0.511835 0.114611
7 -1.132060 -1.186473 1.595358 0.535626 0.120176
8 -1.129545 -1.205532 1.538030 0.538406 0.125764
9 -1.122402 -1.200482 1.528143 0.531915 0.127537
10 -1.120577 -1.193027 1.542212 0.528829 0.125863
Respo
nse of
DER:
Period DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 -0.216853 0.003465 0.149175 0.609877 0.000000
2 -0.263932 -0.033101 0.397637 0.481849 -0.003887
3 -0.236959 0.001747 0.530418 0.528108 -0.017474
4 -0.274078 -0.008299 0.552716 0.535414 -0.016582
5 -0.271842 -0.034452 0.504510 0.545753 -0.014919
6 -0.268028 -0.033084 0.486694 0.541395 -0.010525
7 -0.264932 -0.027804 0.493435 0.538082 -0.012206
8 -0.265664 -0.025241 0.501876 0.537981 -0.012774
9 -0.266719 -0.026320 0.502578 0.539019 -0.013053
10 -0.266903 -0.027389 0.500279 0.539403 -0.012740
Respo
nse of
DJK:
Period DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 8.565511 -19.23929 3.715317 5.342534 43.33760
2 8.654089 -14.93360 2.770739 7.456882 32.14958
3 7.446956 -15.27238 4.725045 6.131716 35.26376
4 7.995506 -15.65317 4.080555 6.819319 34.20076
5 7.731333 -15.52320 4.100958 6.631503 34.64294
6 7.851667 -15.61618 3.957979 6.674122 34.47518
7 7.830164 -15.54651 4.033820 6.641937 34.54378
8 7.834866 -15.55460 4.057206 6.649344 34.50987
9 7.827299 -15.55588 4.058537 6.652520 34.52169
10 7.828218 -15.56190 4.046026 6.654175 34.51850
Choles
ky
Orderin
g:
DDPK
DROA
DBOPO
DER
DJK
-8,000
-4,000
0
4,000
8,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DDPK DROA DBOPO
DER DJK
Response of DDPK to Cholesky
One S.D. Innovations
-.1
.0
.1
.2
.3
.4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DDPK DROA DBOPO
DER DJK
Response of DROA to Cholesky
One S.D. Innovations
-2
-1
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DDPK DROA DBOPO
DER DJK
Response of DBOPO to Cholesky
One S.D. Innovations
-.4
-.2
.0
.2
.4
.6
.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DDPK DROA DBOPO
DER DJK
Response of DER to Cholesky
One S.D. Innovations
-20
-10
0
10
20
30
40
50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DDPK DROA DBOPO
DER DJK
Response of DJK to Cholesky
One S.D. Innovations
VARIANCE DECOMPOSITION
Varian
ce
Decom
position
of
DDPK:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 6570.838 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 8225.309 89.67157 0.218248 9.348048 0.410610 0.351526
3 11547.10 61.98201 1.508607 35.74535 0.431991 0.332049
4 14403.68 52.62640 1.257933 45.34668 0.286869 0.482118
5 16406.90 50.72371 1.008602 47.56286 0.222394 0.482441
6 18010.41 50.17611 0.861167 48.29468 0.184685 0.483358
7 19506.23 49.48272 0.779226 49.09412 0.160139 0.483792
8 20952.09 48.72921 0.726515 49.91511 0.141386 0.487773
9 22316.27 48.15295 0.681661 50.54843 0.126029 0.490931
10 23589.78 47.75634 0.642914 50.99412 0.113763 0.492867
Varian
ce
Decom
position
of
DROA:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 0.344070 0.238066 99.76193 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.460195 0.257281 98.41517 0.082823 0.647800 0.596924
3 0.545654 0.185018 98.47971 0.169508 0.589720 0.576046
4 0.621439 0.149661 98.36202 0.286072 0.625348 0.576902
5 0.689393 0.122681 98.30956 0.332358 0.655474 0.579924
6 0.751844 0.104712 98.30331 0.332745 0.676625 0.582613
7 0.809211 0.092203 98.30104 0.331849 0.688192 0.586718
8 0.862616 0.082820 98.29585 0.336769 0.695853 0.588705
9 0.912901 0.075334 98.28916 0.342933 0.702478 0.590093
10 0.960605 0.069236 98.28418 0.347130 0.708265 0.591186
Varian
ce
Decom
position
of
DBOPO
:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 3.419273 9.676035 0.976423 89.34754 0.000000 0.000000
2 4.548683 12.84240 6.437166 78.45484 2.264607 0.000986
3 5.160309 16.04374 12.24337 68.22520 3.392466 0.095223
4 5.599953 17.51878 15.93824 62.52771 3.858045 0.157221
5 6.028474 18.33753 17.48495 59.99273 3.995920 0.188873
6 6.467051 18.88486 18.35870 58.46220 4.098708 0.195532
7 6.881754 19.38347 19.18520 57.00276 4.225400 0.203172
8 7.263535 19.81768 19.97602 55.65161 4.342333 0.212354
9 7.621962 20.16615 20.62215 54.56029 4.430558 0.220850
10 7.965377 20.44388 21.12560 53.70580 4.497536 0.227186
Varian
ce
Decom
position
of DER:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 0.664259 10.65750 0.002721 5.043321 84.29645 0.000000
2 0.949897 12.93189 0.122764 19.98973 66.95394 0.001674
3 1.232479 11.37815 0.073124 30.39568 58.13195 0.021096
4 1.478726 11.33952 0.053948 35.08628 53.49302 0.027230
5 1.677591 11.43622 0.084091 36.30503 52.14559 0.029065
6 1.848604 11.52038 0.101280 36.83009 51.52107 0.027178
7 2.005358 11.53510 0.105289 37.35177 50.98103 0.026800
8 2.152705 11.53303 0.105117 37.84879 50.48628 0.026778
9 2.291128 11.53677 0.105997 38.22534 50.10501 0.026886
10 2.421291 11.54482 0.107702 38.49502 49.82561 0.026841
Varian
ce
Decom
position
of DJK:
Period S.E. DDPK DROA DBOPO DER DJK
1 48.62111 3.103536 15.65772 0.583905 1.207383 79.44746
2 61.30902 3.944382 15.78066 0.571475 2.238690 77.46479
3 73.15022 3.807141 15.44413 0.818669 2.275215 77.65485
4 83.02259 3.883015 15.54430 0.877118 2.440953 77.25461
5 91.94793 3.872766 15.52323 0.914023 2.510233 77.17974
6 100.0434 3.887311 15.54915 0.928604 2.565468 77.06947
7 107.5423 3.894220 15.54608 0.944310 2.601607 77.01378
8 114.5438 3.900565 15.54772 0.957857 2.630268 76.96359
9 121.1446 3.904547 15.54843 0.968556 2.653000 76.92546
10 127.4035 3.907879 15.55026 0.976584 2.671527 76.89375
Choles
ky
Orderin
g:
DDPK
DROA
DBOPO
DER
DJK