ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI...
-
Upload
truongdien -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI...
-
ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI RATE
TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH
DI INDONESIA (PERIODE 2012-2015)
Skripsi
Oleh
Ridhaoneti Kamiela
NIM : 1112086000031
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ridhaoneti Kamiela
NIM : 1112086000031
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 25 Mei 2016
Ridhaoneti Kamiela
NIM. 1112086000031
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
-
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ridhaoneti Kamiela
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 13 November 1993
3. Alamat : Kp. Sawah Lengkong Kulon 003/003
No. 50 Pagedangan, Tangerang
4. Telepon : 081283845883
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Impres 03 Kp.Sawah Tahun 1999-2005
2. MTs Negeri Madinatunnajah Tahun 2005-2008
3. MA Negeri Madinatunnajah Tahun 2008-2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara Gugus Depan 19142 2009-2010
2. Sekretaris Organisasi Santri Madinatunnajah 2010-2011
3. Ketua HMJ Ekonomi Syariah 2012-2014
mailto:[email protected]
-
vi
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of theCapital Adequacy
Ratio(CAR),Operating Expenses to Operating Income (BOPO), and BI Rate to
the Islamic Banking Profitability (ROA).
Objects in this study is Sharia Banks and Sharia business units in
Indonesia, which has been registered in the Bank Indonesia during 2012-2015.
The method used in this research is to use multiple regression analysis
estimation method to test the hypothesis that the t test and F test Before using
multiple regression analysis, performed classical assumption first.
From the results of simultaneous hypothesis test (F test) showed that
CAR, BOPO, and BI Rate have a significant impact on banking profitability of
Islamic banks with a significance level of 0,000. And based on the partial
results of hypothesis testing (t test) showed that variable CAR, BOPO, and BI
Rate influence to the profitability of Islamic banks because CAR 0,000, BOPO
0,000 and BI Rate 0,001 which means under alpha of 0,05. The value of
adjusted R2 in regression models obtained for publicly traded banks 0,795. This
shows that the major effect of independent variables are CAR, BOPO, and BI
Rate to the dependent variable (ROA) of 79,5% while the remaining 20,5% is
influenced by other factors such NPF, FDR, SIZE and each others.
Keywords: ROA, CAR, BOPO, BI Rate
-
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan BI Rate terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (ROA).
Obyek dalam penelitian ini adalah Bank-bank Umum Syariah dan Unit-Unit Usaha
Syariah di Indonesia yang telah terdaftar di Bank Indonesia periode tahun 2012-2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi
berganda metode dengan uji hipotesis yaitu uji t dan uji F. Sebelum menggunakan analisis
regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Dari hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa CAR, BOPO,dan
BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah dengan
tingkat signifikansi 0,000. Dan berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada bank
syariah menunjukkan bahwa variabel CAR, BOPO, dan BI Rate berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah karena CAR 0,000, BOPO 0,000, and BI Rate 0,001 yang
berarti berada di bawah α sebesar 0,05. Nilai adjusted R2
dalam model regresi ini diperoleh
sebesar 0,795 Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen CAR, BOPO,
dan BI Rate terhadap variabel dependent (ROA) sebesar 79,5% sedangkan sisanya sebesar
20,5% dipengaruhi oleh faktor lain seperti NPF, FDR, SIZE, dan lain-lain .
Kata Kunci : ROA, CAR, BOPO, BI Rate
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia,
kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI RATE TERHADAPA
PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2015)”. Tak
lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang
membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang penulis miliki.Untuk
itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam
skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi
ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun
materil.Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibunda Mahsumah Agustia dan ayahanda Benny Rustandi tercinta yang telah yang
memberikan dukungan, kepercayaan dan doa, semoga Allah Subhanahu Wata’ala
memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka, dan semoga
saya dapat membahagiakan keduanya, amin Ya Robbal ’Alamin.
2. Adik ku Pria Mulya Lugina yang turut memberikan dukungan serta doa kepada saya.
3. Bapak Ali Rama, SE.,M.Ec, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak.,
M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan
-
ix
Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr
Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah
memberikan jalan bagi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Ibu Endra
Kasni Laila Yuda, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah.
6. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Pembimbing Akademik.
7. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM sebagai penguji ahli dan penemu
H’Theory.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak
dan Ibu berikan kepada kami.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani
mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
10. Sahabat saya Laila Fajriatul Rizki, dan Nina Astriana yang senantiasa selalu menemani
setiap suka dan duka serta mendukung dalam setiap hal kebaikan yang saya lakukan
selama ini.
11. Abdullah Zein teman yang dapat merubah pola pikir saya, dan senantiasa memotivasi
saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan HMI Ekonomi Syariah angkatan 2012 Rahmatika Istiqamah,
Dita Andriana, Nunung Damar Ningsih, Rindo Khosario, dan Wisnu Dwi Cahyo yang
selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.
13. Teman-teman membagi ilmu Rifqah Amalia, Mubasysyir Jamili, Annisa Arif Daud, dan
yang senantiasa menemani saya ketika banyak maunya Luthfiana Andini, terima kasih
untuk waktu dan dukungan kalian.
14. KKN Pelita teman berjuang bersama-sama selama sebulan mengabdi di Desa Kawung
Luwuk yang selalu memberikan semangat, do’a dan dukungannya.
15. Terima kasih teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2012 dan adik-adik Ekonomi
Syariah angkatan 2013 – 2015 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas semangat,
do’a dan dukungannya.
-
x
16. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah 2015 yang telah
bekerjasama dan mendukung selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan
maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik
manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, dan para pembaca yang tertarik dengan
dunia perbankan syariah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tangerang Selatan, 25 Mei 2016
Penulis
(Ridhaoneti Kamiela)
-
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 11
C. Tujuandan Manfaat Penelitian ........................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................................ 15
1. Perbankan .................................................................................. 15
2. Fungsi Perbankan ...................................................................... 15
3. Filosofi Ekonomi Islam............................................................. 17
4. Bank Syariah ............................................................................. 21
a. Pengertian Bank Syariah ..................................................... 21
b. Prinsip Bank Syariah........................................................... 24
c. Produk Bank Syariah .......................................................... 29
d. Sumber Dana Bank Syariah ................................................ 34
e. Sistem Pembiayaan Bank Syariah ...................................... 34
f. Laporan Keuangan Bank Syariah ....................................... 35
5. Profitabilitas Bank Syariah ....................................................... 36
a. Pengertian Profitabilitas ...................................................... 36
b. Macam-macam Profitabilitas .............................................. 36
c. Manfaat Profitabilitas.......................................................... 37
d. Tujuan profitabilitas ............................................................ 37
-
xii
6. Return On Asset (ROA) ............................................................ 38
7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................ 39
8. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ............... 40
9. Suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) ..................................... 41
B. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 42
C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 59
D. Kerangka Pemikiran........................................................................ 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 66
B. Jenis Data Penelitian ....................................................................... 66
C. Sumber Data Penelitian................................................................... 67
D. Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 67
E. Metode Analisis Data Penelitian ..................................................... 69
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 76
1. Gambaran Umum Bank Syariah ............................................... 76
2. Perkembangan ROA ................................................................. 78
3. Perkembangan CAR.................................................................. 79
4. Perkembangan BOPO ............................................................... 80
5. Perkembangan BI Rate ............................................................. 81
B. Pengujian dan Pembahasan ............................................................. 82
1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 82
a. Uji Normalitas ..................................................................... 82
b. Uji Multikolinearitas ........................................................... 84
c. Uji Heteroskedasitas ........................................................... 85
d. Uji Autokorelasi .................................................................. 86
2. Uji Signifikansi ......................................................................... 88
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................ 88
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................ 91
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 92
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..................................................................................... 95
B. Saran .............................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 97
-
xiii
LAMPIRAN................................................................................................................. 104
-
xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Rasio Keuangan Bank Syariah Periode 2012-2015………. .................................9
2.1 Perkembangan ROA Bank Syariah Periode 2012-2015........................................78
2.2 Perkembangan CAR Bank Syariah Periode 2012-2015........................................79
2.3 Perkembangan BOPO Bank Syariah Periode 2012-2015......................................80
2.4 Perkembangan BI Rate Periode 2012-2015……………………...............................81
3.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...................................................................84
3.2 Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF ..................................................85
3.3 Uji Durbin Watson .................................................................................................87
3.4 Uji t..........................................................................................................................88
3.5 Uji F..........................................................................................................................91
3.6 Uji Adjusted R Square (R2
Adj) ............................................................................. 92
-
xv
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Pemikiran........................................................................................63
1.2 Model Konseptual ..........................................................................................65
2.1 Grafik P-p Plot.................................................................................................83
2.2 Scatterplot ........................................................................................................86
-
xvi
DAFTAR GRAFIK
1.1 Grafik ROA Bank Syariah Periode 2012-2015.........................................77
1.2 Grafik CAR Bank Syariah Periode 2012-2015.........................................80
1.3 Grafik BOPO Bank Syariah Periode 2012-2015.......................................81
1.4 Grafik BI Rate Periode 2012-2015........................................................... 82
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Bank Umum Syariah (BUS) Dan Unit Usaha Syariah (UUS)….104
2. Data Variabel Penelitian ...........................................................................104
3. Uji Normalitas ........................................................................................ 105
4. Uji Multikolinieritas ............................................................................... 106
5. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 106
6. Uji Autokorelasi...................................................................................... 107
7. Tabel Model Summary, Anova, dan Coefficients .................................. 107
8. Uji Adjusted R2........................................................................................ 108
9. Tabel Persentase Distribusi F untuk α = 0,05 ..........................................108
10. Tabel Persentase Distribusi t.....................................................................110
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri perbankan mempunyai peranan yang amat penting terhadap
pembangunan ekonomi. Sejarah perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa
ekonomi bangsa ini bergerak seiring dengan industri perbankan. Ekonomi Indonesia
adalah bank-based economy, sebuah perekonomian yang bergantung pada keberadaan
perbankan sebagai sumber pembiayaan. Oleh sebab itu, upaya memperkuat sistem
perbankan yang sehat, efisien dan bermanfaat bagi perekonomian menjadi kunci
keberhasilan dalam menjaga keberlangsungan pembangunan ekonomi nasional
(Prasetyo et al, 2015).
Pada tahun 1997, Asia Tenggara mengalami krisis moneter yang mampu
merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal ini berimbas kepada
perusahaan-perusahaan yang ada di dalam negeri terutama pada sektor perbankan.
Sektor perbankan sangat bergantung dengan posisi kurs karena transaksi mereka
menggunakan mata uang asing. Hal ini semakin memperburuk kondisi perekonomian
nasional. Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
suatu negara karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi semakin terkena
imbasnya. Salah satu permasalahan yang muncul adalah bank menghadapi negative
spread yakni suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini
menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan (Yuliani, 2007).
Dalam mengatasi krisis ekonomi tersebut, berbagai kebijakan dikeluarkan oleh
pemerintah diantaranya dengan menaikkan tingkat bunga bank dan mengeluarkan
-
2
kebijakan pengetatan uang. Akan tetapi kebijakan tersebut ternyata tidak mampu
mengatasi kemerosotan rupiah terhadap dollar AS yang kemudian memicu laju inflasi
hingga tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini berdampak buruk pada iklim investasi
yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dunia usaha, perbankan serta pasar
modal (Oktavia, 2009). Perubahan lingkungan ekonomi yang terjadi seperti
perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada
fluktuasi harga dan kondisi perekonomian di masyarakat.
Bank syariah membuktikan sebagai lembaga keuangan yang dapat bertahan
ditengah krisis perekonomian yang semakin parah. Pada semester kedua tahun 2008
krisis kembali menerpa dunia. Krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat
akhirnya merambat ke negara-negara lainnya dan meluas menjadi krisis ekonomi
secara global. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya
perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada
tahun 2009. Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja
ekspor nasional, pada akhirnya akan berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi
nasional. Pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas
perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi
dengan sistem keuangan global merupakan alasan salah satu alasan mengapa bank
syariah dapat bertahan. Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi
sampai posisi Februari 2009 dengan kinerja pembiayaan yang baik (Non Performing
Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah per
Februari 2009 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan
sebesar 33,3% pada Februari 2008 menjadi 47,3% pada Februari 2009. Sementara itu,
nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.40,2 triliun.
-
3
Dengan kinerja pertumbuhan industri yang mencapai rata-rata 46,32% dalam lima
tahun terakhir, iB (ai-Bi, Islamic Bank) di Indonesia diperkirakan tetap akan
mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena
itu masa mendatang akan semakin tinggi minat masyarakat Indonesia untuk
menggunakan bank syariah dan pada gilirannya akan meningkatkan signifikansi peran
bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan nasional (Wibowo, 2011).
Menurut Nasution (2003) yang membedakan antara manajemen bank syariah
dengan bank umum (konvensional) adalah terletak pada pembiayaan dan pemberian
balas jasa yang diterima oleh bank dan investor. Balas jasa yang diberikan atau
diterima pada bank umum berupa bunga (interest loan atau deposit) dalam prosentase
pasti. Jadi tidak peduli kondisi dari peminjam dana (borrowers) apakah masih mampu
ataukah tidak dalam melunasi hutang sehingga hal ini akan membebani bagi pihak
borrowers. Sementara pada bank syariah, hanya memberi dan menerima balas jasa
berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil. Bank syariah akan memperoleh keuntungan
berupa bagi hasil dari proyek yang dibiayai oleh bank tersebut. Apabila proyeknya
mandek, maka akan dicarikan solusi penyelesaian. Bagi peminjam dana, hal ini
merupakan kesempatan emas dimana peminjam tidak terlalu terbebani atas bunga
pinjaman tersebut. Tetapi bagi kalangan investor (deposan atau penanam modal
lainnya), sistem perbankan ini kurang menjanjikan. Para investor (lenders)
menginginkan dana yang diinvestasikannya memiliki pengembalian minimal sesuai
dengan harapan mereka. Sebaliknya, bank sebagai media perantara (intermediasi) bisa
mengalami kesulitan untuk menggalang dana masyarakat. Kegiatan operasional bank
dalam bentuk penyaluran kredit, dapat terhambat jika mobilisasi dana tidak sesuai
dengan jumlah permintaan pendanaan.
-
4
Industri keuangan dan perbankan syariah saat ini mengalami peningkatan
peminat khususnya setelah terjadinya krisis keuangan global 2007/2008. Hasilnya,
industri keuangan syariah tidak lagi hanya menjadi sekedar “peripheral” atas sistem
konvensional, akan tetapi sudah berperan menjadi pelengkap yang memiliki potensi
untuk dikembangkan di masa yang akan datang sebagai alternatif terhadap sistem
konvensional yang sudah lama beroperasi (Rama, 2013).
Perbankan syariah sebagai salah satu alternatif jasa perbankan telah menjadi
suatu fenomena tersendiri dalam perekonomian di Indonesia. Eksistensinya telah
memberikan nafas baru bagi dunia bisnis di negeri ini, terutama dunia perbankan.
Walau masih tergolong baru di dunia perbankan, namun bank syariah mampu maju
dan berkembang di tengah persaingan yang pelik.
Dengan telah berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah yang terbit pada tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan
industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai
dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan asset lebih
dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri
perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin
signifikan.
Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan
terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian
nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional
selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur
Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
-
5
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya
pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung
pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional
(Bank Indonesia).
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya
pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk
menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini
terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi diukur
dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula
kinerja bank tersebut.
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank berupa neraca
memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral, masyarakat
umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat
digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank.
Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan bank yang
bersangkutan.Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-
pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-
hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.
Perkembangan kondisi bank perlu di-review secara periodik untuk menyesuaikan
kondisi terkini dengan tujuan agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di
waktu yang akan datang.
http://www.bi.go.id/
-
6
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja
suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE)
untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset (ROA) pada industri
perbankan (Ponco, 2008). Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang
membandingkan antar laba bersih (net profit) perusahaan dengan aset bersihnya
(ekuitas atau modal). Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan
oleh perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham. Dan
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar
ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Naomi, 2009).
Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset (ROA).
Rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas bank adalah CAR,
dan BOPO (Ahmad Buyung Nusantara, ST, 2009; Adi Stiawan, 2009; Lyla Rahma
Adyani, 2010; Paolo Saona Hoffmann, 2011; Kadek Indah Maheswari dan I Made
Surya Negara Sudirman, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap
dari variabel-variabel independen yang mempengaruhi profit bank, variabel-variabel
tersebut adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan modal sendiri
perusahaan. Rasio modal yang rendah, lebih tinggi pengembalian yang diharapkan
dari besar pengganti efisiensi keuntungan bagi ekuitas modal sampai batas tertentu
dengan melindungi bank terhadap distress, risiko default, atau likuidasi
(Athanasoglou et al., 2008). Dalam penelitian Adi Stiawan (2009) yang menunjukkan
adanya pengaruh yang positif signifikan antara CAR dengan profit bank. Hasil
-
7
penelitian Adi Stiawan (2009) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kadek Indah Maheswari dan I Made Surya Negara Sudirman (2013) dan Paolo Saona
Hoffmann (2011) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif signifikan antara CAR
terhadap profit bank.
Variabel kedua adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional. Semakin besar BOPO maka semakin kecil profit bank, karena laba yang
diperoleh bank kecil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Buyung Nusantara,
ST (2009) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara BOPO
dengan Profitabilitas bank. Penelitian Ahmad Buyung Nusantara (2009) bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Stiawan (2009) dan Lyla Rahma Adyani
(2010) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif signifikan antara BOPO
terhadap profit.
Hasan dan Basher (2002) menjelaskan semua variabel makroekonomi
berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Dengan asumsi bahwa Bank Islam
melakukan usaha dengan tidak menggunakan prinsip bunga dan lebih ke arah
investasi riil dengan model bagi hasil.
Hubungan antara sektor keuangan diartikan sebagai peningkatan volume
produk dan jasa perbankan dan lembaga-lembaga intermediasi lainnya serta transaksi
keuangan di pasar modal dan pertumbuhan ekonomi telah lama menjadi objek
penelitian dalam bidang ilmu ekonomi pembangunan. Perkembangan sektor keuangan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya. Jika sektor
keuangan mengalami pertumbuhan yang baik maka akan semakin banyak sumber
pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor ekonomi produktif dan pada
-
8
akhirnya akan menambah pembangunan modal sektor ekonomi untuk meningkatkan
produktivitasnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.
Kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif terhadap kinerja
ekonomi suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan
sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang
dialokasikan pada sektor-sektor riil maka akan semakin berkurang tingkat
pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian. Sejumlah penelitian telah
menunjukkan bahwa sektor perbankan berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu negara. Saat ini, hampir semua sektor
bisnis khususnya di negara-negara berkembang sangat tergantung terhadap
pembiayaan perbankan sebagai sumber modal pembiayaan.
Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai
peranan penting dalam perekonomian.Peranan perbankan syariah dalam aktifitas
ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan
syariah dalam sistem perbankan nasional di Indonesia diharapkan dapat mendorong
perkembangan perekonomian nasional. Perbedaan mendasar antara perbankan syariah
dan konvensional terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan dan
operasional.
Salah satu ciri utama perbankan syariah yang berdampak positif terhadap
pertumbuhan sektor riil dan ekonomi yaitu bahwa lembaga keuangan syariah lebih
menekankan pada peningkatan produktivitas. Lembaga keuangan syariah adalah
lembaga keuangan yang menekankan konsep asset & production based system (sistem
berbasis aset dan produksi) sebagai ide utamanya. Mudharabah dan musharakah
adalah cerminan utama dari ide tersebut. Melalui pola pembiayaan seperti itu maka
sektor riil dan sektor keuangan akan bergerak secara seimbang. Akibatnya semakin
-
9
tumbuh perbankan syariah maka akan semakin besar kontribusinya terhadap kinerja
dan pertumbuhan ekonomi. Jumlah kemiskinan dan pengangguran secara langsung
akan teratasi melalui kinerja ekonomi yang baik (Rama, 2013).
Variabel ekonomi makro yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu BI Rate (Silvya Nur
Indahsari, 2015; dan Luthfia Hanania,2015)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silvya Nur
Indahsari (2015) menunjukkan bahwa variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif
terhadap profit bank. Hasil penelitian Silvya Nur Indahsari (2015) bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh dan Luthfia Hanania (2015) yang
menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan antara BI rate terhadap profit bank.
Tabel 1.1
Rasio keuangan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)
periode tahun 2012-2015
Rasio 2012 2013 2014 2015
1. ROA 1,93% 2,13% 0,83% 1,18%
2. CAR 15,18% 14,42% 15,84% 14,61%
3. BOPO 77,03% 75,85% 89,46% 91,04%
4. BI Rate 5,77% 6,43% 7,52% 7,52%
Sumber : Data OJK dan BI diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ROA Bank Syariah dalam
perkembangannya selama periode tahun 2012-2015 cenderung mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 0,2% dari 1,93 menjadi
2,13%. Tetapi pada tahun 2013-2013 ROA mengalami penurunan sebesar 1,3% dari
2,13% menjadi 0,83%. Tetapi nilai ROA meningkat pada tahun 2014-2015 sebesar
-
10
0,35% dari 0,83% sampai 1,18%. Dengan demikian perlu diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan fluktuasi nilai ROA tiga tahun terakhir ini, sehingga dapat diambil
langkah perbaikan kinerja keuangan bank untuk meningkatkan ROA di tahun
selanjutnya.
Pada tabel di atas juga dapat kita liat nilai rasio CAR pada tahun 2012-2015
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012-2013 CAR mengalami penurunan sebesar
0,76% dari 15,18% menjadi 14,42%, tetapi nilai ROA mengalami peningkatan pada
periode tersebut. Pada tahun 2013-2014 nilai CAR meningkat sebesar 1,42% dari
14,42% menjadi 15,84%, sedangkan pada periode tersebut ROA mengalami
penurunan. Lalu pada tahun 2014-2015 CAR mengalami penurunan sebesar 1,23%
dari 15,84% menjadi 14,61%, tetapi beda halnya dengan ROA yang pada tahun 2014-
2015 mengalami peningkatan. Fenomena ini menunjukkan telah terjadi hubungan
yang negatif antara CAR dengan ROA. Di mana CAR tahun 2012-2013 menurun dan
ROA justru mengalami peningkatan, begitupun di tahun 2013-2014 dan 2014-2015
yang terlihat memiliki hubungan yang negatif. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Pada tabel 1.1 juga dapat terlihat bahwa rasio BOPO pada tahun 2012-2015
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012-2013 BOPO mengalami
penurunan sebesar 1,18% dari 77,03% menjadi 75,85%, tetapi ROA pada tahun
tersebut mengalami peningkatan. Lalu pada tahun 2013-2014 BOPO meningkat
sebesar 13,61% dari 75,85% menjadi 89,46%, namun nilai ROA pada tahun tersebut
mengalami penurunan. Selanjutnya terjadi peningkatan BOPO pada tahun 2014-2015
sebesar 1,58% dari 89,46% menjadi 91,04%, begitupun nilai ROA pada tahun
tersebut sama-sama mengalami peningkatan. Fenomena ini menunjukkan bahwa telah
terjadi ketidakkonsistenan hubungan antara BOPO dengan ROA. Di mana pada tahun
-
11
2014-2015 BOPO mengalami peningkatan dan ROA juga mengalami peningkatan,
sedangkat pada tahu 2012-2013 ketika BOPO menurun, nilai ROA mengalami
peningkatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Pada tabel di ataspun terdapat peningkatan suku bunga bank Indonesia pada
tahun 2012-2015, hanya saja pada tahun 2014-2015 nilai BI Rate cenderung konstan
atau tetap. Di sini terlihat ketidakkonsistenan hubungan antara BI Rate dengan ROA.
Di mana pada tahun 2012-2013 BI Rate mengalami peningkatan dan ROA juga
meningkat, tetapi pada tahun 2013-2014 BI Rate meningkat sedangkan ROA
menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan uaraian latar belakang dan dengan adanya research gap dari
penelitian terdahulu, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana peranan rasio
keuangan dan faktor makroekonomi dalam memprediksi tingkat profitabilitas pada
bank syariah. Pentingnya penilaian terhadap tingkat profitabilitas sebuah bank,
penulis terdorong untuk mengambil judul “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, dan BI
Rate terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia (Periode 2012-2015)”
B. Rumusan Masalah
Penilaian terhadap kinerja keuangan pada bank sangat penting bagi setiap
stakeholder bank tersebut. Kinerja bank dapat memberikan kepercayaan kepada
deposan dan investor guna menyimpan dananya.
Seperti yang diuraikan dalam latar belakang diatas bahwa terdapat perbedaan
hasil penelitian antara satu peneliti dengan peneliti lainnya, dan juga terdapat
perbedaan antara teori dengan hasil penelitian terdahulu, maka dapat diketahui adanya
masalah dalam penelitian ini. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bermaksud mengetahui seberapa
-
12
besar pengaruh rasio keuangan (CAR, BOPO) dan pada faktor makroekonomi (BI
Rate) terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia pada periode tahun 2012-2015.
Dari latar belakang dan rumusan masalah penelitian diatas, maka pertanyaan
penelitian yang dapat diajukan adalah :
1. Bagaimana pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap profitabilitas pada Bank Syariah di
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh CAR, BOPO, dan BI Rate secara simultan terhadap
profitabilitas Bank Syariah di Indonesia?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah memberi jawaban atas pertanyaan penelitian
yang ada, yang menjadi tujuan penelitian, antara lain :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank
Syariah di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh BI Rate terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah di Indonesia.
-
13
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaruh CAR, BOPO, dan BI
Rate, secara bersama-sama terhadap profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia.
b. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank Indonesia
Digunakan sebagai sarana evaluasi penetapan kebijakan dan implementasi
strategi pengawasan bank.
2. Bagi Perbankan
Bank yang berkepentingan dapat mengetahui kinerja keuangan, serta dapat
digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu
yang akan datang.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah
dan menambah pengetahuan serta wawasan khususnya yang berkaitan dengan
manajemen keuangan.
4. Bagi Pihak Lain
a. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang wacana perbankan baik
sistem maupun permasalahannya.
b. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan pada bank syariah.
c. Sebagai salah satu informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang perbankan.
d. Meneliti faktor syariah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
profitabilitas Bank Syariah di Indonesia.
-
14
c. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan
memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh
penulis.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang
mendasari diadakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab dua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori yang
menjadi dasar dan bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan
definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS
Bab empat berisi hasil dan pembahasan yang menjelaskan deskripsi objek
penelitian, analisis data, dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Bab lima berisi penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisis rasio-rasio
keuangan dan faktor makroekonomi terhadap tingkat profitabilitas bank
syariah dan saran yang berupa tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan.
-
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan
Menurut undang-undang RI nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2003).
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbankan adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Fungsi perbankan
Menurut Riyadi (2006) fungsi perbankan lebih spesifik sebagai berikut :
a. Fungsi pembangunan (development)
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat menunjang
pertumbuhan perekonomian Negara. Jika sistem dan perbankan baik, maka
perbankan akan bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.
b. Fungsi Pelayanan (service)
Pelayanan di sini adalah memberikan semua kegiatan keuangan yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh nasabah, sehingga nasabah memperoleh
kemudahan dalam melakukan kegiatan transaksi keuangan.
-
16
c. Fungsi Transmisi
Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang berkaitan
dengan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan
instrument keuangan yang disebut dengan uang giral. Uang giral adalah jenis
simpanan dana di bank yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan
cek dan jenis simpanan uang tersebut umumnya dikenal dengan tabungan giro.
Adapun fungsi bank syariah menurut Sofyan S.Harahap (2005) antara
lain sebagai berikut:
a. Manajer Investasi
Salah satu fungsi bank yang penting adalah sebagai manajer investasi,
maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik
dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang
diterima sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan
profesionalisme dari bank syariah. Penyaluran dana yang dilakukan oleh
bank syariah diharapkan mendapatkan hasil yang mempunyai implikasi
langsung kepada pemilik dana. Jika investasi yang dilakukan bank syariah
mengalami pembayaran yang tidak lancar, bahkan sampai macet, bisa
mengakibatkan pendapatan yang diperoleh kecil dan pendapatan pemilik
dana menjadi kecil pula.
b. Investor
Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis dan pola investasi
yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut meliputi akad murabahah,
ijarah, musyarakah, mudharabah, salam, memperdagangkan produk dan
investasi atau memperdagangkan saham yang dapat diperjualbelikan,
-
17
keuntungan dibagikan setelah bank menerima bagian keuntungan yang
sudah disepakati sebelum pelaksanaan akad.
c. Jasa Keuangan
Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa keuangan,
misalnya memberi jasa kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, jasa
untuk memperoleh imbalan atas dasar sewa, dan sebagainya. Hanya saja
yang sangat diperhatikan adalah prinsip syariah tidak boleh dilanggar.
d. Fungsi Sosial
Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank islam
memberikan pelayanan sosial apakah melalui dana Qard (pinjaman
kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Di samping itu konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank
islam untuk memainkan peran penting didalam pengembangan sumber
daya manusianya dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial.
3. Filosofi Ekonomi Islam
Ontologi dari konsep Kaffah adalah islam. Bahwa sistem kehidupan yang ada
pada diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam semesta berawal dari konsep islam.
Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah islam.
Kata islam memiliki akar kata dari 3 huruf, yaitu huruf „s‟ atau sin, huruf „l‟
atau lam, dan huruf „m‟ atau mim (Aziz, 2015). Ada ayat yang mendukung
makj\na ontologi dari islam pada Q.S Ali Imran [3]: 19.
ْسََلم يَن ِعْنَد اللَِّو اْْلِ ِإنَّ الدِّArtinya: Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah islam (Q.S. Ali Imran: 19)
-
18
Secara ontologis, ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin ilmu secara
bersamaan yaitu, ilmu ekonomi murni dan ilmu fiqh mu‟amalat. Sumber fiqh
mu‟amalat adalah wahyu yang didasarkan pada petunjuk Al-Qur‟an dan Hadits
Nabi dan sumber ilmu ekonomi Islam adalah pemikiran manusia (akal). Wahyu
dalam islam merupakan sumber ilmu pengetahuan dan sekaligus sebagai penuntun
(guide) dalam kehidupan manusia, karena ia merupakan emanasi kebenaran yang
bersumber dari kebenaran yang sejati. Sedangkan akal merupakan instrumen
untuk mencapai pengetahuan, alat untuk mempersepsi, memahami, mengamati,
menerima, membedakan dan menimbang maslahat serta mafsadat (Muhammad,
2008). Dalam ontologi dari semua ciptaan atau makhluk atau alam semesta adalah
sistem dan sistem dasar yang bernama Islam . Pada dasar dari sistem ini (Islam)
maka unsur sub - sistem yang ada telah diciptakan oleh Tuhan dan bukan oleh
manusia atau makhluk lainnya (Aziz, 2015).
Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif atau
menyeluruh. Dan kemudian islam yang menyeluruh inilah yang menjadi
epistemologi dari konsep institusi keuangan yang sedang dikembangkan, yaitu
kaffah.
Institusi keuangan yang kaffah merupakan epistemologi yang muncul karena
beranggapan bahwa konsep dasar kehidupan adalah islam dan islam dianggap
sebagai suatu sistem (Aziz, 2015). Epistemologi ini didukung oleh ayat al-Qur‟an
Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi :
يَا أَي َُّها الَِّذيَن آَمن وا اْدخ ل وا ِف السِّْلِم َكافَّة
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam islam
secara kaffah (menyeluruh). Q.S. al-Baqarah: 208)
-
19
Secara epistemologi, ekonomi berasal dari oikonomia (Greek atau Yunani),
kata oikonomia berasal dari dua kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos
yang berarti aturan. Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu mengatur rumah tangga, yang
dalam bahasa inggris disebut economics (Samuelson, 2004;3). Kata economics ini
tidak ditemukan dalam Alquran. Menurut Hans Wehr (1961) yang diedit oleh J.
Milton Cowan, dijumpai kata dasar “qa sha da”, yang dilahirkan “qasd” (yang
berarti; endeavor, aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution,
object, goal, aim, end, frugality, thrift dan economy), “qasdan” (intentional,
intended), “qasid” (aspired, desired, aimed at, intended), “maqsid” atau
“maqasid” (destination), dan “iqtishad” (saving, economization, retrenchment,
thriftinrss, thrift, providence, economy). Dari sini lahirlah istilah „ilm al iqtishadi‟
(ilmu ekonomi), dan “al-iqtishadiyah” (the economy).
Secara terminologi, Samuelson merumuskan, “ilmu ekonomi didefinisikan
sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungan dengan pemanfaatan
sumber-sumber prospektif yang langka untuk memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi (Samuelson, 2004;3).
Berdasarkan ruang lingkup ekonomi sebagaimana tersebut, maka Islam
sebagai sebuah agama yang mengatur segala aspek kehidupan, tentu saja
mempunyai cara untuk berekonomi. Dalam kaitan ini Yusuf Halim al-Alim (1975)
mendefinisikan ilmu ekonomi islam sebagai; “ilmu tentang hukum-hukum syariat
aplikatif yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci terkait dengan mencari,
membelanjakan, dan cara-cara membelanjakan harta.” Definisi ini menunjukkan
bahwa fokus kajian ekonomi Islam adalah mempelajari perilaku muamalah
masyarakat Islam yang sesuai dengan Al-Quran, as-Sunnah, Qiyas, dan Ijma’
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencari ridha Allah.
-
20
Diawali dari ontologis berupa islam sebagai alas an kehidupan termasuk
ekonomi, kemudian epistemologi yang digunakan adalah kaffah sebagai suatu
sistem dalam institusi keuangan dan terakhir adalah aksiologi yang lebih
sederhana berupa penerapa dalam pengembangan institusi, yaitu adanya
keseimbangan dari 2 hal.
Dalam aksiologi ini, hubungan tersebut selalu ada 2 hal yang merupakan
hubungan antara fungsi horizontal dan struktur vertikal. Munculnya islam,
membentuk konsep kaffah, yang memiliki dua sisi berdampingan secara fitrah.
Dua hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda, seperti laki-laki dan
perempuan, terang dan gelap (Aziz, 2015. Sesuai al-Qur‟an surah Yasin [36] ayat
36 menyatakan 2 hal :
س ْبَحاَن الَِّذي َخَلَق اْْلَْزَواَج ك لََّها ِمَّا ت ْنِبت اْْلَْرض َوِمْن أَنْ ف ِسِهْم َوِمَّا ََل يَ ْعَلم ونَ
Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Q.S. Yasin: 36)
Ditinjau dari aspek aksiologi, tujuan ekonomi Islam adalah bahwa setiap
kegiatan manusia didasarkan kepada pengabdian kepada Allah dan dalam rangka
melaksanakan tugas dari Allah untuk memakmurkan bumi, maka dalam
berekonomi umat Islam harus mengutamakan keharmonisan dan pelestarian alam.
Kebahagiaan yang dikejar dalam Islam bukan semata-mata di dunia saja, tetapi
juga kebahagiaan di akhirat (Karim, 2002;22). Dengan demikian, ilmu ekonomi
Islam harus mempunyai sistem ekonomi yang dapat memakmurkan bumi, mampu
membahagiakan manusia baik selama hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
-
21
4. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 tentang
Perbankan Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank
umum dan bank pembiayaan rakyat syariah.
Bank syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
dan menjauhi praktik riba, untuk diisi dengan kegiatan investasi atas dasar
bagi hasil dari pembiayaan perdagangan. Industri perbankan syariah
merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang mempunyai peranan
penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah secara khusus antara
lain sebagai perekat nasionalisme baru, artinya menjadi fasilitator jaringan
usaha ekonomi kerakyatan, memberdayakan ekonomi umat, mendorong
penurunan spekulasi di pasar keuangan, mendorong pemerataan pendapatan,
dan peningkatan efisiensi mobilitas dana (Muhammad, 2005;16).
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi diartikan sebagai bank yang
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito
kemudian dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan pada sektor ekonomi
yang dibolehkan secara syariah. Bank syariah dan konvensional secara fungsi
memiliki beberapa kesamaan khususnya pada pengumpulan dana pihak ketiga
melalui tabungan dan investasi. Namun kedua sistem itu sangat berbeda pada
instrumen pembiayaannya. Bank syariah mengembangkan instrumen
-
22
pembiayaan non bunga (interest-free financing instruments) yang berdasarkan
pada dua prinsip, yaitu bagi hasil dan risiko (profit- and loss-sharing) dan
tambahan margin (mark-up margin). Sedangkan bank konvensional menganut
pinjaman (loan) berdasarkan interest (riba) ( Rama, 2011).
Dalam Sudarsono (2007:41) dijelaskan bahwa bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah memiliki peran
sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang
mengalami kelebihan dana (surplus units ) dengan unit-unit lain yang
mengalami kekurangan dana (deficit units).
Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak
yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
Dalam bank syariah, hubungan antara bank dan nasabahnya bukan hubungan
debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara
penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).
Bank Islam atau yang disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah merupakan
lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Hadist Nabi saw. Dengan kata lain Bank
Umum Syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha atau beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dan tidak mengandalkan pada bunga dalam
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
(Muhammad, 2005: 13).
-
23
Bank syariah menurut Antonio (2001:27) dibedakan menjadi dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syriah
Islam. Pengertian Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam, sedangkan Bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam memiliki pengertian sebagai bank yang tata cara beroperasinya
mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Berdasarkan
definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah merupakan
salah satu bentuk perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada
syariat (hukum) Islam.
Bank syariah adalah sistem perbankan dalam Ekonomi Islam didasarkan
pada konsep pembagian, baik keuntungan maupun kerugian. Disini artinya
siapa yang ingin mendapatkan hasil tabungannya, juga harus bersedia
mengambil risiko. Bank-bank syariah dikembangkan berdasarkan prinsip yang
tidak membolehkan pemisahan antara hal yang temporal (keduniaan) dan
agama. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar dari
semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual,
tetapi transaksi bisnispun harus sesuai dengan ajaran syariah (Stiawan, 2009).
Menurut pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Lembaga yang
berwenang di sini adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bersifat
independen yang merupakan kepanjangan tangan dari Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). DPS ditempatkan pada bank
-
24
yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan tugas
yang diatur oleh DSN-MUI.
b. Prinsip Bank Syariah
Menurut Daud dan Chee (2009:4) terdapat lima prinsip dasar dari sistem
keuangan syariah, yaitu :
1. Kepercayaan dan Kepatuhan kepada Wahyu Allah
Alam semesta dan segala isinya termasuk manusia di dalamnya
diciptakan oleh Allah. Tuntunan Allah bagi manusia dalam kegiatan
ekonomi dan keuangan bertujuan untuk menjaga kemaslahatan
(kebaikan) manusia itu sendiri, serta menghindarinya pada hal-hal
yang dapat membahayakan maupun yang dapat menyulitkan
kehidupannya.
2. Larangan Bunga
Dalam melakukan transaksi keuangan tidak boleh melibatkan unsure
bunga. Dilarang membebankan bunga dalam transaksi pinjam
meminjam. Bunga dalam pandangan sistem keuangan syariah termasuk
dalam jenis riba yang harus dihapuskan pada sistem keuangan.
Sebagian ahli keuangan syariah meyakini bahwa sistem bunga menjadi
penyebab terjadinya krisis keuangan yang sudah berkali-kali terjadi
pada sistem keuangan modern.
3. Tidak ada investasi yang haram
Harta kekayaan dianjurkan untuk diinvestasikan pada sektor yang
berdampak kebaikan untuk kehidupan manusia. Tidak diperbolehkan
untuk diinvestasikan pada hal-hal yang dilarang dan dapat
-
25
membahayakan kehidupan manusia serta pada hal-hal yang
berhubungan dengan kemewahan dunia.
4. Mengutamakan berbagi risiko dan keuntungan
Berbagi risiko dan keuntungan adalah paradigm/semangat dasar dalam
sistem keuangan syariah. Semua pihak yang terlibat dalam aktifitas
bisnis harus berbagi risiko dan keuntungan demi memastikan tidak
terjadinya unsur kedzaliman terhadap salah satu pihak. Prinsip dasar
ajaran islam menginginkan jenis transaksi yang saling menguntungkan
tanpa ada pihak yang dirugikan dan dieksploitasi.
5. Pembiayaan berdasarkan pada sektor riil
Pembiayaan melalui produk-produk keuangan syariah hanya
diperbolehkan untuk dilakukan jika didasarkan pada transaksi riil. Hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya spekulasi dan ekspansi
kredit yang terlalu berlebihan. Sektor keuangan harus berjalan
beriringan dengan sektor riil. Sektor riil harus seimbang dengan sektor
keuangan. Bahkan, idealnya sektor keuangan adalah turunan atau
pendukung sektor riil.
Bank syariah memiliki beberapa prinsip yang berbeda dengan bank
konvensional, yaitu sebagai berikut (Sudarsono, 2007:44) :
a) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad
perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang
besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan
tawar-menawar dalam batas wajar.
b) Penggunaan persentase dalam hal berkewajiban untuk
melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase
-
26
bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu
perjanjian telah berakhir.
c) Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah
tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang
pasti yang ditetapkan dimuka.
d) Penyerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan
oleh penyimpanan dianggap sebagai titipan (al wadia’ah)
sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang
diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang
dibiayai bank.
Adapun prinsip perbankan menurut (Aziz, 2006:4) sebagai berikut:
a. Larangan riba dan bunga
Larangan ini dimulai dari adanya pelarangan yang tegas terhadap riba.
Tidak diragukan lagi banhwa apa yang diharamkan oleh al-Qur‟an maupun
al-hadits adalah riba. Al-Qur‟an mengharamkannya dalam Qs. Al-Baqarah
ayat 275.
Allah berfirman:
َا الَِّذيَن يَْأك ل وَن الرِّبَا ََل يَ ق وم وَن ِإَلَّ َكَما يَ ق وم الَِّذي يَ َتَخبَّط و الشَّْيطَان ِمَن اْلَمسِّ َذِلَك بِ اْلبَ ْيع ِمْثل الرِّبَا َأن َّه ْم َقال واْ ِإَّنَّ
ىََل الّلِو َوَمْن َعاَد َفأ ْولَ َِِك َوَأَحلَّ الّلو اْلبَ ْيَع َوَحرََّم الرِّبَا َفَمن َجاءه َمْوِعَظٌة مِّن رَّبِِّو َفانتَ َهَى فَ َلو َما َسَلَف َوأَْمر ه إِ
َأْصَحاب النَّاِر ى ْم ِفيَها َخاِلد ونَ
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
-
27
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.
Rasulullah saw menegaskan kepada para pelaku riba bahwa Allah SWT akan
melaknat kepada semua pihak yang terlibat. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya : “Allah melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan
dengannya, kedua saksinya, dan penulisnya, lalu beliau bersabda, “mereka
semua itu adalah sama“. (HR. Muslim)
Larangan al-Qur‟an dan Hadits terhadap pengambilan riba adalah jelas dan
pasti. Sepanjang pengetahuan tidak seorang pun mempermasalahkannya. Tetapi
pertentangan yang ditimbulkan adalah mengenai perbedaan antara riba dan bunga.
Salah satu mazhab pemikiran percaya bahwa apa yang dilarang Islam adalah riba,
bukan bunga. Sementara suatu mazhab pemikiran lain merasa bahwa sebenarnya
tidak terdapat perbedaan antara riba dan bunga. Karena itu pertayaan pertama
yang harus dijawab adalah apakah ada perbedaan antara riba dalam al-Qur‟an dan
bunga dalam dunia kapitalis.
Jika kita melihat pengertian riba yang tercantum dalam surat al-Rum ayat 39,
“riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta atau uang yang
dipinjamkan kepada orang lain.” Maka bunga bank sama dengan riba. Oleh
karena itu wajarlah jika Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Organisasi
Kerjasama Islam (OKI) mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank adalah haram.
-
28
Namun begitu, hukum Islam sangatlah fleksibel. Artinya bagi Anda yang tinggal
di daerah dimana tidak ada bank syariah seperti di NTT misalnya, sementara
transaksi perbankan sangatlah krusial bagi bisnis Anda, maka hukumnya menjadi
makruh. Hukum Islam itu mudah untuk dijalankan tapi jangan dimudahkan.
b. Keadilan sosial, persamaan, dan hak milik
Keadilan sosial dalam pandangan islam menuntut pemilik dana dan
pengguna dana untuk berbagi atas keuntungan, demikian juga bila terjadi
kerugian. Islam memberikan panduan bahwa proses akumulasi kekayaan
dan distribusi ekonomi terbentuk secara fair dan benar.
c. Uang sebagai modal “potensial”
Dalam pandangan islam uang merupakan modal “potensial”. Ia akan
menjadi modal nyata ketika uang tersebut bekerjasama dan bergabung
dengan sumberdaya lain untuk melakukan suatu aktifitas produktif. Islam
mengakui nilai kontribusi uang, ketika ia bertindak sebagai modal yang
digunakan untuk aktifitas usaha.
d. Larangan perilaku spekulatif
Sistem keuangan islam tidak menghendaki penimbunan (hoarding) dan
melarang transaksi yang mengandung ketidakpastian, perjudian, dan
beresiko ekstrim.
e. Kesucian akad (kontrak)
Islam menegakkan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak) dan
keterbukaan informasi sebagai tugas suci. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi risiko dari informasi asimetrik dan moral.
-
29
f. Aktifitas yang disetujui syariah
Hanya aktifitas bisnis yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan syariah
yang memenuhi persyaratan untuk investasi. Sebagai contoh, investasi
bisnis yang berkaitan dengan minuman keras, perjudian, dan barang haram
lainnya yang dilarang oleh islam.
Adapun prinsip-prinsip bank syariah menurut Nadratuzzaman (2006)
antara lain :
a. Prinsip Al Ta‟awun yaitu prinsip untuk saling membantu dan bekerja
sama antara anggota masyarakat dalam kebaikan.
b. Prinsip menghindari Al Ikhtina yaitu dana berhenti, membiarkan uang
menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi
masyarakat umum.
c. Produk Bank Syariah
Bank syariah menawarkan produk dan jasa perbankan sesuai dengan
syariat Islam sebelum dipasarkan, produk atau jasa tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Dewan Pengawas Syariah yang menetapkan apakah
produk atau jasa tersebut memenuhi prinsip syariah atau tidak.
a. Produk Penghimpun Dana
Bank syariah dalam menerima dana masyarakat terdiri atas tiga jenis
simpanan atau tabungan, yaitu giro Wadiah, tabungan, dan deposito
berjangka. Namun, bank syariah memungkinkan menerima simpanan dari
bank-bank atau lembaga keuangan.
1) Giro Wadiah
Giro Wadiah amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sedangkan wadi’ah dhamanah adalah
-
30
pihak yang dititipi (bank) bertanggungjawab atas keutuhan harta titipan
sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
2) Tabungan
Penarikan tabungan atau simpanan di bank dilakukan sesuai dengan
persetujuan antara penabung dan pihak bank. Dalam hal ini dapat
menggunakan akad wadi’ah atau mudharabah. Berdasarkan akad
wadi’ah, tabungan selama masih memiliki saldo, dapat ditarik setiap
saat oleh penabung di setiap saat. Penerimaan tabungan berdasarkan
akad mudharabah digunakan untuk tabungan yang penarikannya tidak
dapat dilakukan sewaktu-waktu .untuk akad mudharabah, kepada
pemilik tabungan diberikan imbalan atas dasar pembagian keuntungan
yang telah ditetapkan atau telah disetujui sebelumnya. Selain itu,
apabila bank mengalami kerugian, pemilik tabungan ikut menanggung
risiko kerugian tersebut.
3) Deposito berjangka
Penarikan deposito dilakukan menurut perjanjian antara deposan dan
bank yang bersangkutan. Dalam hal ini digunakan akad mudharabah
Deposan diberikan imbalan berdasarkan pembagian keuntungan yang
nisbah bagi hasilnya telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Jika
bank mengalami kerugian maka deposan juga akan menanggung
risiko.
4) Penerimaan dana lainnya
Selain menerima simpanan dari masyarakat, bank syariah dapat pula
menerima dana dari bank dan dari pihak lain. Dana tersebut disalurkan
untuk meperoleh laba atas dasar akad al wadi’ah, al mudharabah, atau
-
31
al qard ul hasan. Dana yang diterima atas dasar akad al qard ul hasan
antara lain dapat berupa Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS).
b. Penyaluran Dana
Penyaluran dana dilakukan untuk berbagi usaha atau kegiatan, dengan
akad :
1) Al Mudharabah
Mudharabah merupakan bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak
dimana bank sebagai pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada nasabah sebagai pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dengan kontribusi 100% modal shahibul maal dan keahlian
dari mudharib. Bank diberi hak memberikan saran-saran dan
melakukan pengawasan. Dalam hal ini bank menerima imbalan atau
keuntungan yang besarnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah
pihak. Jika terjadi kerugian, sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali
jika disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian nasabah.
2) Al Musyarakah
Musyarakah merupakan transaksi yang dilandasi oleh adanya
keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset
yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua modal disatukan
untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-
sama.Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan
kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
3) Al Murabahah
-
32
Murabahah yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga
beli bank ditambah keuntungan. Dalam transaksi ini barang diserahkan
segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat dilakukan secara
cicilan maupun sekaligus.
4) Ijarah dan Ijarah wa Iqtina
Yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual
sementara nasabah sebagai pembeli. Diakhir masa kontrak bank dapat
menawarkan nasabah untuk membeli barang yang disewakan .jika
sewa cicilan sudah termasuk harga pokok barang disebut ijarah wa
iqnina.
5) Bai As Salam
Yaitu kontrak jual beli dimana nasabah bertindak sebagai penjual,
sementara bank sebagai pembeli barang yang diserahkan oleh nasabah
secara tangguh, sedangkan pembayaran secara tunai oleh bank. Dalam
transaksi ini kuantitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus
ditentukan secara pasti. Transaksi ini biasanya digunakan untuk produk
pertanian dalam jangka waktu yang singkat.
6) Bai Al Istisna
Yaitu produk yang menyerupai produk salam. Sistem pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.
Umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi.
7) Al Qard Ul Hasan
-
33
Bank menyediakan fasilitas dana kepada nasabah tanpa mengharapkan
imbalan dari nasabah. Fasilitas itu biasanya diberikan kepada nasabah
yang betul-betul membutuhkan dan berhak menerimanya.
c. Jasa Perbankan
Bank Syariah memberikan jasa perbankan dalam bentuk-bentuk
berikut :
1) Kafalah
Bank memberikan garansi bank sebagai jaminan pelaksanaan proyek.
Pihak yang dijamin menyetor sejumlah uang dengan prinsip al
wadi’ah.Sebagai imbalan, bank memperoleh sejumlah fee.
2) Hiwalah
Bank melakukan pengiriman uang transfer dengan akad hiwalah. Bank
memperoleh fee sebagai imbalan terhadap jasa pengiriman uang.
3) Wakalah
Merupakan akad perwakilan antara dua pihak. Umumnya digunakan
untuk penerbitan L/C (Letter of Credit), akan tetapi juga dapat
digunakan untuk mentransfer dana nasabah ke pihak lain.
4) Ju’alah
Merupakan akad pemberian imbalan tertentu atas pencapaian hasil
yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Akad ini digunakan oleh bank
dalam menawarkan jasa dengan fee sebagai imbalannya. Ju‟alah yang
dikembangkan dalam fiqih adalah suatu kontrak dimana ja‟il (pihak
yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu atas pencapaian
hasil pekerjaan yang ditentukan) memiliki kebebasan yang diperlukan
-
34
untuk menjalankan ju‟alah dalam rangka menghasilkan laba. Karena
ja‟il merupakan pihak yang lebih lemah di dalam kontrak dan
memberikan keterampilannya sebagai modal pada mudharabah, para
Fuqaha tidak membolehkan adanya tuntutan jaminan terhadap ja‟il.
Di bawah perbankan Islam, ju‟alah kemudian digunakan dalam
kongsi-kongsi dagang berjangka pendek, yang di situ tidak ada transfer
dana kepada pihak ja‟il. Tidak ada kebebasan bertindak, karena semua
bagian-bagian yang terperinci tentang bagaimana ju‟alah harus
dijalankan sudah ditetapkan di dalam kontrak.
d. Sumber Dana Bank Syariah
Sumber dana yang terdapat di bank syariah berasal dari :
a. Modal inti (core capital) adalah modal yang berasal dari para pemilik
bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham,
cadangan kas dan laba ditahan.
b. Kuasi ekuitas (mudharabah account) adalah dana-dana yang tercatat
dalam rekening-rekening bagi hasil.
c. Titipan (wadi’ah) adalah simpanan nasabah tanpa imbalan.
e. Sistem Pembiayaan Bank Syariah
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu (Syafi‟i Antonio, 2001) :
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun
investasi.
-
35
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
f. Laporan Keuangan Bank Syariah
Sistem pembukuan akutansi sangat diperlukan oleh semua lembaga
keuangan, untuk mencatat semua transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
lembaga keuangan yang bersangkutan biasanya setahun sekali pada akhir
tahun periode akuntansi (Adyani, 2011). Salah satu indikator utama yang
dijadikan dasar penelitian adalah laporan keuangan bank syariah di
Indonesia. Oleh karena itu kegiatan usaha suatu bank menurut ketentuan
pemerintah harus dinyatakan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dan
dilaporkan kepada masyarakat dan otoritas moneter sebagai pengawas
perbankan nasional.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi :
Neraca
Laporan laba rugi komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan
berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
https://id.wikipedia.org/wiki/Periode_akuntansihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaporan_keuangan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_(akuntansi)https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laporan_perubahan_ekuitas&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_arus_kashttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laporan_arus_dana&action=edit&redlink=1
-
36
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba
rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam
berbagai unsur neraca.
5. Profitabilitas Bank Syariah
a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001:35).
Profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi
operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank (Gozali,
2006).
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi & Halim, 2000). Setiap
perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam
rangka untuk meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan. Kinerja
keuangan bank merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu bank. Bagi nasabah, sebelum mendepositkan dananya di suatu
bank mereka akan melihat terlebih dahulu kinerja keuangan bank tersebut
melalui laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Asethttps://id.wikipedia.org/wiki/Kewajibanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ekuitashttps://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/wiki/Penghasilanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bebanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/wiki/Neraca
-
37
b. Macam-Macam Profitabilitas
Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk
menilai tingkat profitabilitas, yakni terdiri dari :
1. Net Profit Margin (NPM)
2. Gross Profit Margin (GPM)
3. Return On Assets (ROA)
4. Return On Equity (ROE)
Rasio profitabilitas merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi
keuangan bank berdasarkan perhitungan rasio berdasarkan analisis kuantitatif
yang menunjukkan hubungan antar unsur dalam laporan laba rugi dan neraca.
Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan bank pada umumnya adalah
Return On Asset (ROA) (Indahsari, 2015).
c. Manfaat Profitabilitas
Manfaat rasio profitabilitas bagi perbankan syariah adalah :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan,
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
d. Tujuan Profitabilitas
-
38
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya adalah
agar terlihat perkembangan posisi keuangan perusahaan dalam rentan waktu
tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus sebagai evaluasi terhadap
kinerja manajemen sehingga dapat diketahui penyebab dari perubahan kondisi
keuangan perusahaan tersebut. Semakin lengkap jenis rasio yang digunakan,
semakin sempurna hasil yang akan dicapai, sehingga posisi dan kondisi
tingkat profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.
6. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menilai seberapa tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki. Semakin besar ROA semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
dari segi penggunaan asset. Menurut BI, tingkat ROA yang sehat di atas 1,22%,
cukup sehat 0,99% - 1,22%, kurang sehat 0,77% - 0,99%, tidak sehat di bawah
0,77% (Bank Indonesia, 2011). ROA dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
ROA =
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Menurut surat edaran BI No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA
dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset
(total aktiva).
Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return On Asset (ROA) adalah salah
satu rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas yang
Laba sebelum pajak
Total asset X 100%
-
39
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
pada tingkat pendapatan, aset, dan modal saham tertentu.
Menurut Syamsuddin (2009:63) Return on Asset (ROA) menunjukkan
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset
yang dimiliki. ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank
Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank, diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari
dana simpanan masyarakat. Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat
apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5% (Dendawijaya, 2003:119).
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan
kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol
risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank
(Kuncoro, 2002).
Rasio kecukupan modal yang sering disebut dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) mencerminkan kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari
aktifitas yang dilakukannya dan kemampuan bank dalam mendanai kegiatan
operasionalnya. Sesuai peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008,
permodalan minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%. Adapun besarnya nilai
CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
CAR =
Modal bank terdiri dari dua komponen yaitu modal inti dan modal pelengkap.
Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari
modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.
Modal sendiri
ATMR X 100%
-
40
Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,
penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan pinjaman
subordinasi. Kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan ATMR
(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva
neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan
cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko
masing-masing aktiva. ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan risiko
(Adyani, 2010).
Pada bank syariah, perhitungan ATMR sedikit berbeda dari bank
konvensional. Aktiva pada bank syariah dibagi atas aktiva yang dibiayai dengan
modal sendiri serta aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Muhammad,
2005). Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan hutang, risikonya ditanggung
modal sendiri, sedangkan yang didanai oleh rekening bagi hasil risikonya
ditanggung oleh rekening bagi hasil itu sendiri. Pemilik rekening bagi hasil berhak
menolak untuk menanggung risiko atas aktiva yang dibiayainya apabila kesalahan
terletak pada pihak mudharib (bank) (Mokoagow, 2015).
8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional