ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI...

130
ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI RATE TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2015) Skripsi Oleh Ridhaoneti Kamiela NIM : 1112086000031 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Transcript of ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI...

  • ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI RATE

    TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

    DI INDONESIA (PERIODE 2012-2015)

    Skripsi

    Oleh

    Ridhaoneti Kamiela

    NIM : 1112086000031

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1437 H/2016 M

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN

    KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertandatangan di bawah ini:

    Nama : Ridhaoneti Kamiela

    NIM : 1112086000031

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Syariah

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

    mempertanggung jawabkan

    tanpa izin pemilik karya

    4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

    Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

    pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa

    saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan

    aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, 25 Mei 2016

    Ridhaoneti Kamiela

    NIM. 1112086000031

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    1. Nama : Ridhaoneti Kamiela

    2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 13 November 1993

    3. Alamat : Kp. Sawah Lengkong Kulon 003/003

    No. 50 Pagedangan, Tangerang

    4. Telepon : 081283845883

    5. E-mail : [email protected]

    II. PENDIDIKAN

    1. SD Impres 03 Kp.Sawah Tahun 1999-2005

    2. MTs Negeri Madinatunnajah Tahun 2005-2008

    3. MA Negeri Madinatunnajah Tahun 2008-2011

    4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Tahun 2012-2016

    III. PENGALAMAN ORGANISASI

    1. Bendahara Gugus Depan 19142 2009-2010

    2. Sekretaris Organisasi Santri Madinatunnajah 2010-2011

    3. Ketua HMJ Ekonomi Syariah 2012-2014

    mailto:[email protected]

  • vi

    ABSTRACT

    This study aims to analyze the effect of theCapital Adequacy

    Ratio(CAR),Operating Expenses to Operating Income (BOPO), and BI Rate to

    the Islamic Banking Profitability (ROA).

    Objects in this study is Sharia Banks and Sharia business units in

    Indonesia, which has been registered in the Bank Indonesia during 2012-2015.

    The method used in this research is to use multiple regression analysis

    estimation method to test the hypothesis that the t test and F test Before using

    multiple regression analysis, performed classical assumption first.

    From the results of simultaneous hypothesis test (F test) showed that

    CAR, BOPO, and BI Rate have a significant impact on banking profitability of

    Islamic banks with a significance level of 0,000. And based on the partial

    results of hypothesis testing (t test) showed that variable CAR, BOPO, and BI

    Rate influence to the profitability of Islamic banks because CAR 0,000, BOPO

    0,000 and BI Rate 0,001 which means under alpha of 0,05. The value of

    adjusted R2 in regression models obtained for publicly traded banks 0,795. This

    shows that the major effect of independent variables are CAR, BOPO, and BI

    Rate to the dependent variable (ROA) of 79,5% while the remaining 20,5% is

    influenced by other factors such NPF, FDR, SIZE and each others.

    Keywords: ROA, CAR, BOPO, BI Rate

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),

    Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan BI Rate terhadap

    Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (ROA).

    Obyek dalam penelitian ini adalah Bank-bank Umum Syariah dan Unit-Unit Usaha

    Syariah di Indonesia yang telah terdaftar di Bank Indonesia periode tahun 2012-2015.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi

    berganda metode dengan uji hipotesis yaitu uji t dan uji F. Sebelum menggunakan analisis

    regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

    Dari hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa CAR, BOPO,dan

    BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah dengan

    tingkat signifikansi 0,000. Dan berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada bank

    syariah menunjukkan bahwa variabel CAR, BOPO, dan BI Rate berpengaruh signifikan

    terhadap profitabilitas bank syariah karena CAR 0,000, BOPO 0,000, and BI Rate 0,001 yang

    berarti berada di bawah α sebesar 0,05. Nilai adjusted R2

    dalam model regresi ini diperoleh

    sebesar 0,795 Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen CAR, BOPO,

    dan BI Rate terhadap variabel dependent (ROA) sebesar 79,5% sedangkan sisanya sebesar

    20,5% dipengaruhi oleh faktor lain seperti NPF, FDR, SIZE, dan lain-lain .

    Kata Kunci : ROA, CAR, BOPO, BI Rate

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia,

    kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, DAN BI RATE TERHADAPA

    PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2015)”. Tak

    lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang

    membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.

    Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana

    Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

    Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang penulis miliki.Untuk

    itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam

    skripsi ini.

    Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi

    ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun

    materil.Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Ibunda Mahsumah Agustia dan ayahanda Benny Rustandi tercinta yang telah yang

    memberikan dukungan, kepercayaan dan doa, semoga Allah Subhanahu Wata’ala

    memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka, dan semoga

    saya dapat membahagiakan keduanya, amin Ya Robbal ’Alamin.

    2. Adik ku Pria Mulya Lugina yang turut memberikan dukungan serta doa kepada saya.

    3. Bapak Ali Rama, SE.,M.Ec, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya

    dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak.,

    M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan

  • ix

    Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr

    Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah

    memberikan jalan bagi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Ibu Endra

    Kasni Laila Yuda, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah.

    6. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Pembimbing Akademik.

    7. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM sebagai penguji ahli dan penemu

    H’Theory.

    8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak

    dan Ibu berikan kepada kami.

    9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani

    mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

    10. Sahabat saya Laila Fajriatul Rizki, dan Nina Astriana yang senantiasa selalu menemani

    setiap suka dan duka serta mendukung dalam setiap hal kebaikan yang saya lakukan

    selama ini.

    11. Abdullah Zein teman yang dapat merubah pola pikir saya, dan senantiasa memotivasi

    saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    12. Teman-teman seperjuangan HMI Ekonomi Syariah angkatan 2012 Rahmatika Istiqamah,

    Dita Andriana, Nunung Damar Ningsih, Rindo Khosario, dan Wisnu Dwi Cahyo yang

    selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.

    13. Teman-teman membagi ilmu Rifqah Amalia, Mubasysyir Jamili, Annisa Arif Daud, dan

    yang senantiasa menemani saya ketika banyak maunya Luthfiana Andini, terima kasih

    untuk waktu dan dukungan kalian.

    14. KKN Pelita teman berjuang bersama-sama selama sebulan mengabdi di Desa Kawung

    Luwuk yang selalu memberikan semangat, do’a dan dukungannya.

    15. Terima kasih teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2012 dan adik-adik Ekonomi

    Syariah angkatan 2013 – 2015 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas semangat,

    do’a dan dukungannya.

  • x

    16. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah 2015 yang telah

    bekerjasama dan mendukung selama ini.

    Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

    kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan

    maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini.

    Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik

    manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, dan para pembaca yang tertarik dengan

    dunia perbankan syariah.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Tangerang Selatan, 25 Mei 2016

    Penulis

    (Ridhaoneti Kamiela)

  • xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ..................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv

    ABSTRAK .................................................................................................................. vi

    ABSTRAK .................................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii

    DAFTAR ISI............................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv

    DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................... 11

    C. Tujuandan Manfaat Penelitian ........................................................ 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori................................................................................ 15

    1. Perbankan .................................................................................. 15

    2. Fungsi Perbankan ...................................................................... 15

    3. Filosofi Ekonomi Islam............................................................. 17

    4. Bank Syariah ............................................................................. 21

    a. Pengertian Bank Syariah ..................................................... 21

    b. Prinsip Bank Syariah........................................................... 24

    c. Produk Bank Syariah .......................................................... 29

    d. Sumber Dana Bank Syariah ................................................ 34

    e. Sistem Pembiayaan Bank Syariah ...................................... 34

    f. Laporan Keuangan Bank Syariah ....................................... 35

    5. Profitabilitas Bank Syariah ....................................................... 36

    a. Pengertian Profitabilitas ...................................................... 36

    b. Macam-macam Profitabilitas .............................................. 36

    c. Manfaat Profitabilitas.......................................................... 37

    d. Tujuan profitabilitas ............................................................ 37

  • xii

    6. Return On Asset (ROA) ............................................................ 38

    7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................ 39

    8. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ............... 40

    9. Suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) ..................................... 41

    B. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 42

    C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 59

    D. Kerangka Pemikiran........................................................................ 63

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 66

    B. Jenis Data Penelitian ....................................................................... 66

    C. Sumber Data Penelitian................................................................... 67

    D. Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 67

    E. Metode Analisis Data Penelitian ..................................................... 69

    BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 76

    1. Gambaran Umum Bank Syariah ............................................... 76

    2. Perkembangan ROA ................................................................. 78

    3. Perkembangan CAR.................................................................. 79

    4. Perkembangan BOPO ............................................................... 80

    5. Perkembangan BI Rate ............................................................. 81

    B. Pengujian dan Pembahasan ............................................................. 82

    1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 82

    a. Uji Normalitas ..................................................................... 82

    b. Uji Multikolinearitas ........................................................... 84

    c. Uji Heteroskedasitas ........................................................... 85

    d. Uji Autokorelasi .................................................................. 86

    2. Uji Signifikansi ......................................................................... 88

    a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................ 88

    b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................ 91

    c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 92

    BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 95

    B. Saran .............................................................................................. 96

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 97

  • xiii

    LAMPIRAN................................................................................................................. 104

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    1.1 Rasio Keuangan Bank Syariah Periode 2012-2015………. .................................9

    2.1 Perkembangan ROA Bank Syariah Periode 2012-2015........................................78

    2.2 Perkembangan CAR Bank Syariah Periode 2012-2015........................................79

    2.3 Perkembangan BOPO Bank Syariah Periode 2012-2015......................................80

    2.4 Perkembangan BI Rate Periode 2012-2015……………………...............................81

    3.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...................................................................84

    3.2 Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF ..................................................85

    3.3 Uji Durbin Watson .................................................................................................87

    3.4 Uji t..........................................................................................................................88

    3.5 Uji F..........................................................................................................................91

    3.6 Uji Adjusted R Square (R2

    Adj) ............................................................................. 92

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    1.1 Kerangka Pemikiran........................................................................................63

    1.2 Model Konseptual ..........................................................................................65

    2.1 Grafik P-p Plot.................................................................................................83

    2.2 Scatterplot ........................................................................................................86

  • xvi

    DAFTAR GRAFIK

    1.1 Grafik ROA Bank Syariah Periode 2012-2015.........................................77

    1.2 Grafik CAR Bank Syariah Periode 2012-2015.........................................80

    1.3 Grafik BOPO Bank Syariah Periode 2012-2015.......................................81

    1.4 Grafik BI Rate Periode 2012-2015........................................................... 82

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar Bank Umum Syariah (BUS) Dan Unit Usaha Syariah (UUS)….104

    2. Data Variabel Penelitian ...........................................................................104

    3. Uji Normalitas ........................................................................................ 105

    4. Uji Multikolinieritas ............................................................................... 106

    5. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 106

    6. Uji Autokorelasi...................................................................................... 107

    7. Tabel Model Summary, Anova, dan Coefficients .................................. 107

    8. Uji Adjusted R2........................................................................................ 108

    9. Tabel Persentase Distribusi F untuk α = 0,05 ..........................................108

    10. Tabel Persentase Distribusi t.....................................................................110

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Industri perbankan mempunyai peranan yang amat penting terhadap

    pembangunan ekonomi. Sejarah perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa

    ekonomi bangsa ini bergerak seiring dengan industri perbankan. Ekonomi Indonesia

    adalah bank-based economy, sebuah perekonomian yang bergantung pada keberadaan

    perbankan sebagai sumber pembiayaan. Oleh sebab itu, upaya memperkuat sistem

    perbankan yang sehat, efisien dan bermanfaat bagi perekonomian menjadi kunci

    keberhasilan dalam menjaga keberlangsungan pembangunan ekonomi nasional

    (Prasetyo et al, 2015).

    Pada tahun 1997, Asia Tenggara mengalami krisis moneter yang mampu

    merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal ini berimbas kepada

    perusahaan-perusahaan yang ada di dalam negeri terutama pada sektor perbankan.

    Sektor perbankan sangat bergantung dengan posisi kurs karena transaksi mereka

    menggunakan mata uang asing. Hal ini semakin memperburuk kondisi perekonomian

    nasional. Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

    suatu negara karena berfungsi sebagai lembaga intermediasi semakin terkena

    imbasnya. Salah satu permasalahan yang muncul adalah bank menghadapi negative

    spread yakni suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini

    menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan (Yuliani, 2007).

    Dalam mengatasi krisis ekonomi tersebut, berbagai kebijakan dikeluarkan oleh

    pemerintah diantaranya dengan menaikkan tingkat bunga bank dan mengeluarkan

  • 2

    kebijakan pengetatan uang. Akan tetapi kebijakan tersebut ternyata tidak mampu

    mengatasi kemerosotan rupiah terhadap dollar AS yang kemudian memicu laju inflasi

    hingga tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini berdampak buruk pada iklim investasi

    yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dunia usaha, perbankan serta pasar

    modal (Oktavia, 2009). Perubahan lingkungan ekonomi yang terjadi seperti

    perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai

    regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada

    fluktuasi harga dan kondisi perekonomian di masyarakat.

    Bank syariah membuktikan sebagai lembaga keuangan yang dapat bertahan

    ditengah krisis perekonomian yang semakin parah. Pada semester kedua tahun 2008

    krisis kembali menerpa dunia. Krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat

    akhirnya merambat ke negara-negara lainnya dan meluas menjadi krisis ekonomi

    secara global. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya

    perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada

    tahun 2009. Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja

    ekspor nasional, pada akhirnya akan berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi

    nasional. Pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas

    perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi

    dengan sistem keuangan global merupakan alasan salah satu alasan mengapa bank

    syariah dapat bertahan. Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi

    sampai posisi Februari 2009 dengan kinerja pembiayaan yang baik (Non Performing

    Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah per

    Februari 2009 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan

    sebesar 33,3% pada Februari 2008 menjadi 47,3% pada Februari 2009. Sementara itu,

    nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.40,2 triliun.

  • 3

    Dengan kinerja pertumbuhan industri yang mencapai rata-rata 46,32% dalam lima

    tahun terakhir, iB (ai-Bi, Islamic Bank) di Indonesia diperkirakan tetap akan

    mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena

    itu masa mendatang akan semakin tinggi minat masyarakat Indonesia untuk

    menggunakan bank syariah dan pada gilirannya akan meningkatkan signifikansi peran

    bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan nasional (Wibowo, 2011).

    Menurut Nasution (2003) yang membedakan antara manajemen bank syariah

    dengan bank umum (konvensional) adalah terletak pada pembiayaan dan pemberian

    balas jasa yang diterima oleh bank dan investor. Balas jasa yang diberikan atau

    diterima pada bank umum berupa bunga (interest loan atau deposit) dalam prosentase

    pasti. Jadi tidak peduli kondisi dari peminjam dana (borrowers) apakah masih mampu

    ataukah tidak dalam melunasi hutang sehingga hal ini akan membebani bagi pihak

    borrowers. Sementara pada bank syariah, hanya memberi dan menerima balas jasa

    berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil. Bank syariah akan memperoleh keuntungan

    berupa bagi hasil dari proyek yang dibiayai oleh bank tersebut. Apabila proyeknya

    mandek, maka akan dicarikan solusi penyelesaian. Bagi peminjam dana, hal ini

    merupakan kesempatan emas dimana peminjam tidak terlalu terbebani atas bunga

    pinjaman tersebut. Tetapi bagi kalangan investor (deposan atau penanam modal

    lainnya), sistem perbankan ini kurang menjanjikan. Para investor (lenders)

    menginginkan dana yang diinvestasikannya memiliki pengembalian minimal sesuai

    dengan harapan mereka. Sebaliknya, bank sebagai media perantara (intermediasi) bisa

    mengalami kesulitan untuk menggalang dana masyarakat. Kegiatan operasional bank

    dalam bentuk penyaluran kredit, dapat terhambat jika mobilisasi dana tidak sesuai

    dengan jumlah permintaan pendanaan.

  • 4

    Industri keuangan dan perbankan syariah saat ini mengalami peningkatan

    peminat khususnya setelah terjadinya krisis keuangan global 2007/2008. Hasilnya,

    industri keuangan syariah tidak lagi hanya menjadi sekedar “peripheral” atas sistem

    konvensional, akan tetapi sudah berperan menjadi pelengkap yang memiliki potensi

    untuk dikembangkan di masa yang akan datang sebagai alternatif terhadap sistem

    konvensional yang sudah lama beroperasi (Rama, 2013).

    Perbankan syariah sebagai salah satu alternatif jasa perbankan telah menjadi

    suatu fenomena tersendiri dalam perekonomian di Indonesia. Eksistensinya telah

    memberikan nafas baru bagi dunia bisnis di negeri ini, terutama dunia perbankan.

    Walau masih tergolong baru di dunia perbankan, namun bank syariah mampu maju

    dan berkembang di tengah persaingan yang pelik.

    Dengan telah berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang

    perbankan syariah yang terbit pada tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan

    industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai

    dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat. Dengan progres

    perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan asset lebih

    dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri

    perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin

    signifikan.

    Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan

    terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian

    nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional

    selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur

    Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana

  • 5

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya

    pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung

    pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional

    (Bank Indonesia).

    Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya

    pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk

    menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini

    terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi diukur

    dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang

    menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula

    kinerja bank tersebut.

    Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan

    analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank berupa neraca

    memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral, masyarakat

    umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat

    digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank.

    Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan bank yang

    bersangkutan.Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-

    pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-

    hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

    Perkembangan kondisi bank perlu di-review secara periodik untuk menyesuaikan

    kondisi terkini dengan tujuan agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di

    waktu yang akan datang.

    http://www.bi.go.id/

  • 6

    Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja

    suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE)

    untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset (ROA) pada industri

    perbankan (Ponco, 2008). Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang

    membandingkan antar laba bersih (net profit) perusahaan dengan aset bersihnya

    (ekuitas atau modal). Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan

    oleh perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham. Dan

    Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar

    ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

    semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Naomi, 2009).

    Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset (ROA).

    Rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas bank adalah CAR,

    dan BOPO (Ahmad Buyung Nusantara, ST, 2009; Adi Stiawan, 2009; Lyla Rahma

    Adyani, 2010; Paolo Saona Hoffmann, 2011; Kadek Indah Maheswari dan I Made

    Surya Negara Sudirman, 2013).

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap

    dari variabel-variabel independen yang mempengaruhi profit bank, variabel-variabel

    tersebut adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan modal sendiri

    perusahaan. Rasio modal yang rendah, lebih tinggi pengembalian yang diharapkan

    dari besar pengganti efisiensi keuntungan bagi ekuitas modal sampai batas tertentu

    dengan melindungi bank terhadap distress, risiko default, atau likuidasi

    (Athanasoglou et al., 2008). Dalam penelitian Adi Stiawan (2009) yang menunjukkan

    adanya pengaruh yang positif signifikan antara CAR dengan profit bank. Hasil

  • 7

    penelitian Adi Stiawan (2009) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Kadek Indah Maheswari dan I Made Surya Negara Sudirman (2013) dan Paolo Saona

    Hoffmann (2011) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif signifikan antara CAR

    terhadap profit bank.

    Variabel kedua adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

    yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan

    operasional. Semakin besar BOPO maka semakin kecil profit bank, karena laba yang

    diperoleh bank kecil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Buyung Nusantara,

    ST (2009) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara BOPO

    dengan Profitabilitas bank. Penelitian Ahmad Buyung Nusantara (2009) bertentangan

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Stiawan (2009) dan Lyla Rahma Adyani

    (2010) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif signifikan antara BOPO

    terhadap profit.

    Hasan dan Basher (2002) menjelaskan semua variabel makroekonomi

    berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Dengan asumsi bahwa Bank Islam

    melakukan usaha dengan tidak menggunakan prinsip bunga dan lebih ke arah

    investasi riil dengan model bagi hasil.

    Hubungan antara sektor keuangan diartikan sebagai peningkatan volume

    produk dan jasa perbankan dan lembaga-lembaga intermediasi lainnya serta transaksi

    keuangan di pasar modal dan pertumbuhan ekonomi telah lama menjadi objek

    penelitian dalam bidang ilmu ekonomi pembangunan. Perkembangan sektor keuangan

    berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya. Jika sektor

    keuangan mengalami pertumbuhan yang baik maka akan semakin banyak sumber

    pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor ekonomi produktif dan pada

  • 8

    akhirnya akan menambah pembangunan modal sektor ekonomi untuk meningkatkan

    produktivitasnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.

    Kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif terhadap kinerja

    ekonomi suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan

    sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang

    dialokasikan pada sektor-sektor riil maka akan semakin berkurang tingkat

    pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian. Sejumlah penelitian telah

    menunjukkan bahwa sektor perbankan berperan penting dalam menunjang

    pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu negara. Saat ini, hampir semua sektor

    bisnis khususnya di negara-negara berkembang sangat tergantung terhadap

    pembiayaan perbankan sebagai sumber modal pembiayaan.

    Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai

    peranan penting dalam perekonomian.Peranan perbankan syariah dalam aktifitas

    ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan

    syariah dalam sistem perbankan nasional di Indonesia diharapkan dapat mendorong

    perkembangan perekonomian nasional. Perbedaan mendasar antara perbankan syariah

    dan konvensional terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan dan

    operasional.

    Salah satu ciri utama perbankan syariah yang berdampak positif terhadap

    pertumbuhan sektor riil dan ekonomi yaitu bahwa lembaga keuangan syariah lebih

    menekankan pada peningkatan produktivitas. Lembaga keuangan syariah adalah

    lembaga keuangan yang menekankan konsep asset & production based system (sistem

    berbasis aset dan produksi) sebagai ide utamanya. Mudharabah dan musharakah

    adalah cerminan utama dari ide tersebut. Melalui pola pembiayaan seperti itu maka

    sektor riil dan sektor keuangan akan bergerak secara seimbang. Akibatnya semakin

  • 9

    tumbuh perbankan syariah maka akan semakin besar kontribusinya terhadap kinerja

    dan pertumbuhan ekonomi. Jumlah kemiskinan dan pengangguran secara langsung

    akan teratasi melalui kinerja ekonomi yang baik (Rama, 2013).

    Variabel ekonomi makro yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan

    perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu BI Rate (Silvya Nur

    Indahsari, 2015; dan Luthfia Hanania,2015)

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silvya Nur

    Indahsari (2015) menunjukkan bahwa variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif

    terhadap profit bank. Hasil penelitian Silvya Nur Indahsari (2015) bertentangan

    dengan penelitian yang dilakukan oleh dan Luthfia Hanania (2015) yang

    menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan antara BI rate terhadap profit bank.

    Tabel 1.1

    Rasio keuangan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

    periode tahun 2012-2015

    Rasio 2012 2013 2014 2015

    1. ROA 1,93% 2,13% 0,83% 1,18%

    2. CAR 15,18% 14,42% 15,84% 14,61%

    3. BOPO 77,03% 75,85% 89,46% 91,04%

    4. BI Rate 5,77% 6,43% 7,52% 7,52%

    Sumber : Data OJK dan BI diolah kembali

    Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ROA Bank Syariah dalam

    perkembangannya selama periode tahun 2012-2015 cenderung mengalami fluktuasi.

    Pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 0,2% dari 1,93 menjadi

    2,13%. Tetapi pada tahun 2013-2013 ROA mengalami penurunan sebesar 1,3% dari

    2,13% menjadi 0,83%. Tetapi nilai ROA meningkat pada tahun 2014-2015 sebesar

  • 10

    0,35% dari 0,83% sampai 1,18%. Dengan demikian perlu diketahui faktor-faktor yang

    menyebabkan fluktuasi nilai ROA tiga tahun terakhir ini, sehingga dapat diambil

    langkah perbaikan kinerja keuangan bank untuk meningkatkan ROA di tahun

    selanjutnya.

    Pada tabel di atas juga dapat kita liat nilai rasio CAR pada tahun 2012-2015

    mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012-2013 CAR mengalami penurunan sebesar

    0,76% dari 15,18% menjadi 14,42%, tetapi nilai ROA mengalami peningkatan pada

    periode tersebut. Pada tahun 2013-2014 nilai CAR meningkat sebesar 1,42% dari

    14,42% menjadi 15,84%, sedangkan pada periode tersebut ROA mengalami

    penurunan. Lalu pada tahun 2014-2015 CAR mengalami penurunan sebesar 1,23%

    dari 15,84% menjadi 14,61%, tetapi beda halnya dengan ROA yang pada tahun 2014-

    2015 mengalami peningkatan. Fenomena ini menunjukkan telah terjadi hubungan

    yang negatif antara CAR dengan ROA. Di mana CAR tahun 2012-2013 menurun dan

    ROA justru mengalami peningkatan, begitupun di tahun 2013-2014 dan 2014-2015

    yang terlihat memiliki hubungan yang negatif. Oleh karena itu perlu dilakukan

    penelitian lebih lanjut.

    Pada tabel 1.1 juga dapat terlihat bahwa rasio BOPO pada tahun 2012-2015

    cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012-2013 BOPO mengalami

    penurunan sebesar 1,18% dari 77,03% menjadi 75,85%, tetapi ROA pada tahun

    tersebut mengalami peningkatan. Lalu pada tahun 2013-2014 BOPO meningkat

    sebesar 13,61% dari 75,85% menjadi 89,46%, namun nilai ROA pada tahun tersebut

    mengalami penurunan. Selanjutnya terjadi peningkatan BOPO pada tahun 2014-2015

    sebesar 1,58% dari 89,46% menjadi 91,04%, begitupun nilai ROA pada tahun

    tersebut sama-sama mengalami peningkatan. Fenomena ini menunjukkan bahwa telah

    terjadi ketidakkonsistenan hubungan antara BOPO dengan ROA. Di mana pada tahun

  • 11

    2014-2015 BOPO mengalami peningkatan dan ROA juga mengalami peningkatan,

    sedangkat pada tahu 2012-2013 ketika BOPO menurun, nilai ROA mengalami

    peningkatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

    Pada tabel di ataspun terdapat peningkatan suku bunga bank Indonesia pada

    tahun 2012-2015, hanya saja pada tahun 2014-2015 nilai BI Rate cenderung konstan

    atau tetap. Di sini terlihat ketidakkonsistenan hubungan antara BI Rate dengan ROA.

    Di mana pada tahun 2012-2013 BI Rate mengalami peningkatan dan ROA juga

    meningkat, tetapi pada tahun 2013-2014 BI Rate meningkat sedangkan ROA

    menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

    Berdasarkan uaraian latar belakang dan dengan adanya research gap dari

    penelitian terdahulu, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana peranan rasio

    keuangan dan faktor makroekonomi dalam memprediksi tingkat profitabilitas pada

    bank syariah. Pentingnya penilaian terhadap tingkat profitabilitas sebuah bank,

    penulis terdorong untuk mengambil judul “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, dan BI

    Rate terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia (Periode 2012-2015)”

    B. Rumusan Masalah

    Penilaian terhadap kinerja keuangan pada bank sangat penting bagi setiap

    stakeholder bank tersebut. Kinerja bank dapat memberikan kepercayaan kepada

    deposan dan investor guna menyimpan dananya.

    Seperti yang diuraikan dalam latar belakang diatas bahwa terdapat perbedaan

    hasil penelitian antara satu peneliti dengan peneliti lainnya, dan juga terdapat

    perbedaan antara teori dengan hasil penelitian terdahulu, maka dapat diketahui adanya

    masalah dalam penelitian ini. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang

    telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bermaksud mengetahui seberapa

  • 12

    besar pengaruh rasio keuangan (CAR, BOPO) dan pada faktor makroekonomi (BI

    Rate) terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia pada periode tahun 2012-2015.

    Dari latar belakang dan rumusan masalah penelitian diatas, maka pertanyaan

    penelitian yang dapat diajukan adalah :

    1. Bagaimana pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia?

    2. Bagaimana pengaruh rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional

    (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia?

    3. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap profitabilitas pada Bank Syariah di

    Indonesia?

    4. Bagaimana pengaruh CAR, BOPO, dan BI Rate secara simultan terhadap

    profitabilitas Bank Syariah di Indonesia?

    C. Tujuan Dan Manfaat Penelian

    a. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah memberi jawaban atas pertanyaan penelitian

    yang ada, yang menjadi tujuan penelitian, antara lain :

    1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio

    (CAR) terhadap profitabilitas pada Bank Syariah di Indonesia.

    2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio Biaya Operasional

    Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas pada Bank

    Syariah di Indonesia.

    3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh BI Rate terhadap profitabilitas

    pada Bank Syariah di Indonesia.

  • 13

    4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaruh CAR, BOPO, dan BI

    Rate, secara bersama-sama terhadap profitabilitas Bank Syariah di

    Indonesia.

    b. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Bank Indonesia

    Digunakan sebagai sarana evaluasi penetapan kebijakan dan implementasi

    strategi pengawasan bank.

    2. Bagi Perbankan

    Bank yang berkepentingan dapat mengetahui kinerja keuangan, serta dapat

    digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu

    yang akan datang.

    3. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah

    dan menambah pengetahuan serta wawasan khususnya yang berkaitan dengan

    manajemen keuangan.

    4. Bagi Pihak Lain

    a. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang wacana perbankan baik

    sistem maupun permasalahannya.

    b. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan pada bank syariah.

    c. Sebagai salah satu informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di

    bidang perbankan.

    d. Meneliti faktor syariah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

    profitabilitas Bank Syariah di Indonesia.

  • 14

    c. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan

    memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh

    penulis.

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang

    mendasari diadakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

    penelitian, serta sistematika penulisan.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Bab dua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori yang

    menjadi dasar dan bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu,

    kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan

    definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode

    pengumpulan data, dan metode analisis data.

    BAB IV : HASIL DAN ANALISIS

    Bab empat berisi hasil dan pembahasan yang menjelaskan deskripsi objek

    penelitian, analisis data, dan pembahasan.

    BAB V : PENUTUP

    Bab lima berisi penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisis rasio-rasio

    keuangan dan faktor makroekonomi terhadap tingkat profitabilitas bank

    syariah dan saran yang berupa tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Perbankan

    Menurut undang-undang RI nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang

    perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun

    dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

    masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2003).

    Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbankan adalah

    badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

    masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

    2. Fungsi perbankan

    Menurut Riyadi (2006) fungsi perbankan lebih spesifik sebagai berikut :

    a. Fungsi pembangunan (development)

    Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat menunjang

    pertumbuhan perekonomian Negara. Jika sistem dan perbankan baik, maka

    perbankan akan bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.

    b. Fungsi Pelayanan (service)

    Pelayanan di sini adalah memberikan semua kegiatan keuangan yang

    dibutuhkan dan diinginkan oleh nasabah, sehingga nasabah memperoleh

    kemudahan dalam melakukan kegiatan transaksi keuangan.

  • 16

    c. Fungsi Transmisi

    Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang berkaitan

    dengan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan

    instrument keuangan yang disebut dengan uang giral. Uang giral adalah jenis

    simpanan dana di bank yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan

    cek dan jenis simpanan uang tersebut umumnya dikenal dengan tabungan giro.

    Adapun fungsi bank syariah menurut Sofyan S.Harahap (2005) antara

    lain sebagai berikut:

    a. Manajer Investasi

    Salah satu fungsi bank yang penting adalah sebagai manajer investasi,

    maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik

    dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang

    diterima sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan

    profesionalisme dari bank syariah. Penyaluran dana yang dilakukan oleh

    bank syariah diharapkan mendapatkan hasil yang mempunyai implikasi

    langsung kepada pemilik dana. Jika investasi yang dilakukan bank syariah

    mengalami pembayaran yang tidak lancar, bahkan sampai macet, bisa

    mengakibatkan pendapatan yang diperoleh kecil dan pendapatan pemilik

    dana menjadi kecil pula.

    b. Investor

    Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis dan pola investasi

    yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut meliputi akad murabahah,

    ijarah, musyarakah, mudharabah, salam, memperdagangkan produk dan

    investasi atau memperdagangkan saham yang dapat diperjualbelikan,

  • 17

    keuntungan dibagikan setelah bank menerima bagian keuntungan yang

    sudah disepakati sebelum pelaksanaan akad.

    c. Jasa Keuangan

    Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa keuangan,

    misalnya memberi jasa kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, jasa

    untuk memperoleh imbalan atas dasar sewa, dan sebagainya. Hanya saja

    yang sangat diperhatikan adalah prinsip syariah tidak boleh dilanggar.

    d. Fungsi Sosial

    Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank islam

    memberikan pelayanan sosial apakah melalui dana Qard (pinjaman

    kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip

    Islam. Di samping itu konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank

    islam untuk memainkan peran penting didalam pengembangan sumber

    daya manusianya dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial.

    3. Filosofi Ekonomi Islam

    Ontologi dari konsep Kaffah adalah islam. Bahwa sistem kehidupan yang ada

    pada diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam semesta berawal dari konsep islam.

    Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah islam.

    Kata islam memiliki akar kata dari 3 huruf, yaitu huruf „s‟ atau sin, huruf „l‟

    atau lam, dan huruf „m‟ atau mim (Aziz, 2015). Ada ayat yang mendukung

    makj\na ontologi dari islam pada Q.S Ali Imran [3]: 19.

    ْسََلم يَن ِعْنَد اللَِّو اْْلِ ِإنَّ الدِّArtinya: Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah islam (Q.S. Ali Imran: 19)

  • 18

    Secara ontologis, ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin ilmu secara

    bersamaan yaitu, ilmu ekonomi murni dan ilmu fiqh mu‟amalat. Sumber fiqh

    mu‟amalat adalah wahyu yang didasarkan pada petunjuk Al-Qur‟an dan Hadits

    Nabi dan sumber ilmu ekonomi Islam adalah pemikiran manusia (akal). Wahyu

    dalam islam merupakan sumber ilmu pengetahuan dan sekaligus sebagai penuntun

    (guide) dalam kehidupan manusia, karena ia merupakan emanasi kebenaran yang

    bersumber dari kebenaran yang sejati. Sedangkan akal merupakan instrumen

    untuk mencapai pengetahuan, alat untuk mempersepsi, memahami, mengamati,

    menerima, membedakan dan menimbang maslahat serta mafsadat (Muhammad,

    2008). Dalam ontologi dari semua ciptaan atau makhluk atau alam semesta adalah

    sistem dan sistem dasar yang bernama Islam . Pada dasar dari sistem ini (Islam)

    maka unsur sub - sistem yang ada telah diciptakan oleh Tuhan dan bukan oleh

    manusia atau makhluk lainnya (Aziz, 2015).

    Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif atau

    menyeluruh. Dan kemudian islam yang menyeluruh inilah yang menjadi

    epistemologi dari konsep institusi keuangan yang sedang dikembangkan, yaitu

    kaffah.

    Institusi keuangan yang kaffah merupakan epistemologi yang muncul karena

    beranggapan bahwa konsep dasar kehidupan adalah islam dan islam dianggap

    sebagai suatu sistem (Aziz, 2015). Epistemologi ini didukung oleh ayat al-Qur‟an

    Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi :

    يَا أَي َُّها الَِّذيَن آَمن وا اْدخ ل وا ِف السِّْلِم َكافَّة

    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam islam

    secara kaffah (menyeluruh). Q.S. al-Baqarah: 208)

  • 19

    Secara epistemologi, ekonomi berasal dari oikonomia (Greek atau Yunani),

    kata oikonomia berasal dari dua kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos

    yang berarti aturan. Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu mengatur rumah tangga, yang

    dalam bahasa inggris disebut economics (Samuelson, 2004;3). Kata economics ini

    tidak ditemukan dalam Alquran. Menurut Hans Wehr (1961) yang diedit oleh J.

    Milton Cowan, dijumpai kata dasar “qa sha da”, yang dilahirkan “qasd” (yang

    berarti; endeavor, aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution,

    object, goal, aim, end, frugality, thrift dan economy), “qasdan” (intentional,

    intended), “qasid” (aspired, desired, aimed at, intended), “maqsid” atau

    “maqasid” (destination), dan “iqtishad” (saving, economization, retrenchment,

    thriftinrss, thrift, providence, economy). Dari sini lahirlah istilah „ilm al iqtishadi‟

    (ilmu ekonomi), dan “al-iqtishadiyah” (the economy).

    Secara terminologi, Samuelson merumuskan, “ilmu ekonomi didefinisikan

    sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungan dengan pemanfaatan

    sumber-sumber prospektif yang langka untuk memproduksi barang-barang dan

    jasa-jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi (Samuelson, 2004;3).

    Berdasarkan ruang lingkup ekonomi sebagaimana tersebut, maka Islam

    sebagai sebuah agama yang mengatur segala aspek kehidupan, tentu saja

    mempunyai cara untuk berekonomi. Dalam kaitan ini Yusuf Halim al-Alim (1975)

    mendefinisikan ilmu ekonomi islam sebagai; “ilmu tentang hukum-hukum syariat

    aplikatif yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci terkait dengan mencari,

    membelanjakan, dan cara-cara membelanjakan harta.” Definisi ini menunjukkan

    bahwa fokus kajian ekonomi Islam adalah mempelajari perilaku muamalah

    masyarakat Islam yang sesuai dengan Al-Quran, as-Sunnah, Qiyas, dan Ijma’

    dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencari ridha Allah.

  • 20

    Diawali dari ontologis berupa islam sebagai alas an kehidupan termasuk

    ekonomi, kemudian epistemologi yang digunakan adalah kaffah sebagai suatu

    sistem dalam institusi keuangan dan terakhir adalah aksiologi yang lebih

    sederhana berupa penerapa dalam pengembangan institusi, yaitu adanya

    keseimbangan dari 2 hal.

    Dalam aksiologi ini, hubungan tersebut selalu ada 2 hal yang merupakan

    hubungan antara fungsi horizontal dan struktur vertikal. Munculnya islam,

    membentuk konsep kaffah, yang memiliki dua sisi berdampingan secara fitrah.

    Dua hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda, seperti laki-laki dan

    perempuan, terang dan gelap (Aziz, 2015. Sesuai al-Qur‟an surah Yasin [36] ayat

    36 menyatakan 2 hal :

    س ْبَحاَن الَِّذي َخَلَق اْْلَْزَواَج ك لََّها ِمَّا ت ْنِبت اْْلَْرض َوِمْن أَنْ ف ِسِهْم َوِمَّا ََل يَ ْعَلم ونَ

    Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan

    semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka

    maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Q.S. Yasin: 36)

    Ditinjau dari aspek aksiologi, tujuan ekonomi Islam adalah bahwa setiap

    kegiatan manusia didasarkan kepada pengabdian kepada Allah dan dalam rangka

    melaksanakan tugas dari Allah untuk memakmurkan bumi, maka dalam

    berekonomi umat Islam harus mengutamakan keharmonisan dan pelestarian alam.

    Kebahagiaan yang dikejar dalam Islam bukan semata-mata di dunia saja, tetapi

    juga kebahagiaan di akhirat (Karim, 2002;22). Dengan demikian, ilmu ekonomi

    Islam harus mempunyai sistem ekonomi yang dapat memakmurkan bumi, mampu

    membahagiakan manusia baik selama hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

  • 21

    4. Bank Syariah

    a. Pengertian Bank Syariah

    Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 tentang

    Perbankan Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang

    menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup

    kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

    kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

    usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank

    umum dan bank pembiayaan rakyat syariah.

    Bank syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

    dan menjauhi praktik riba, untuk diisi dengan kegiatan investasi atas dasar

    bagi hasil dari pembiayaan perdagangan. Industri perbankan syariah

    merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang mempunyai peranan

    penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah secara khusus antara

    lain sebagai perekat nasionalisme baru, artinya menjadi fasilitator jaringan

    usaha ekonomi kerakyatan, memberdayakan ekonomi umat, mendorong

    penurunan spekulasi di pasar keuangan, mendorong pemerataan pendapatan,

    dan peningkatan efisiensi mobilitas dana (Muhammad, 2005;16).

    Bank syariah sebagai lembaga intermediasi diartikan sebagai bank yang

    mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito

    kemudian dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan pada sektor ekonomi

    yang dibolehkan secara syariah. Bank syariah dan konvensional secara fungsi

    memiliki beberapa kesamaan khususnya pada pengumpulan dana pihak ketiga

    melalui tabungan dan investasi. Namun kedua sistem itu sangat berbeda pada

    instrumen pembiayaannya. Bank syariah mengembangkan instrumen

  • 22

    pembiayaan non bunga (interest-free financing instruments) yang berdasarkan

    pada dua prinsip, yaitu bagi hasil dan risiko (profit- and loss-sharing) dan

    tambahan margin (mark-up margin). Sedangkan bank konvensional menganut

    pinjaman (loan) berdasarkan interest (riba) ( Rama, 2011).

    Dalam Sudarsono (2007:41) dijelaskan bahwa bank syariah adalah

    lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain

    dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi

    disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah memiliki peran

    sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang

    mengalami kelebihan dana (surplus units ) dengan unit-unit lain yang

    mengalami kekurangan dana (deficit units).

    Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak

    yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.

    Dalam bank syariah, hubungan antara bank dan nasabahnya bukan hubungan

    debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara

    penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).

    Bank Islam atau yang disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang

    beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah merupakan

    lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

    berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Hadist Nabi saw. Dengan kata lain Bank

    Umum Syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha atau beroperasi

    berdasarkan prinsip syariah dan tidak mengandalkan pada bunga dalam

    memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran

    (Muhammad, 2005: 13).

  • 23

    Bank syariah menurut Antonio (2001:27) dibedakan menjadi dua

    pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syriah

    Islam. Pengertian Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan

    prinsip-prinsip syariah Islam, sedangkan Bank yang beroperasi dengan prinsip

    syariah Islam memiliki pengertian sebagai bank yang tata cara beroperasinya

    mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Berdasarkan

    definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah merupakan

    salah satu bentuk perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada

    syariat (hukum) Islam.

    Bank syariah adalah sistem perbankan dalam Ekonomi Islam didasarkan

    pada konsep pembagian, baik keuntungan maupun kerugian. Disini artinya

    siapa yang ingin mendapatkan hasil tabungannya, juga harus bersedia

    mengambil risiko. Bank-bank syariah dikembangkan berdasarkan prinsip yang

    tidak membolehkan pemisahan antara hal yang temporal (keduniaan) dan

    agama. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar dari

    semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual,

    tetapi transaksi bisnispun harus sesuai dengan ajaran syariah (Stiawan, 2009).

    Menurut pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

    perbankan, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan

    perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

    kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Lembaga yang

    berwenang di sini adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bersifat

    independen yang merupakan kepanjangan tangan dari Dewan Syariah

    Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). DPS ditempatkan pada bank

  • 24

    yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan tugas

    yang diatur oleh DSN-MUI.

    b. Prinsip Bank Syariah

    Menurut Daud dan Chee (2009:4) terdapat lima prinsip dasar dari sistem

    keuangan syariah, yaitu :

    1. Kepercayaan dan Kepatuhan kepada Wahyu Allah

    Alam semesta dan segala isinya termasuk manusia di dalamnya

    diciptakan oleh Allah. Tuntunan Allah bagi manusia dalam kegiatan

    ekonomi dan keuangan bertujuan untuk menjaga kemaslahatan

    (kebaikan) manusia itu sendiri, serta menghindarinya pada hal-hal

    yang dapat membahayakan maupun yang dapat menyulitkan

    kehidupannya.

    2. Larangan Bunga

    Dalam melakukan transaksi keuangan tidak boleh melibatkan unsure

    bunga. Dilarang membebankan bunga dalam transaksi pinjam

    meminjam. Bunga dalam pandangan sistem keuangan syariah termasuk

    dalam jenis riba yang harus dihapuskan pada sistem keuangan.

    Sebagian ahli keuangan syariah meyakini bahwa sistem bunga menjadi

    penyebab terjadinya krisis keuangan yang sudah berkali-kali terjadi

    pada sistem keuangan modern.

    3. Tidak ada investasi yang haram

    Harta kekayaan dianjurkan untuk diinvestasikan pada sektor yang

    berdampak kebaikan untuk kehidupan manusia. Tidak diperbolehkan

    untuk diinvestasikan pada hal-hal yang dilarang dan dapat

  • 25

    membahayakan kehidupan manusia serta pada hal-hal yang

    berhubungan dengan kemewahan dunia.

    4. Mengutamakan berbagi risiko dan keuntungan

    Berbagi risiko dan keuntungan adalah paradigm/semangat dasar dalam

    sistem keuangan syariah. Semua pihak yang terlibat dalam aktifitas

    bisnis harus berbagi risiko dan keuntungan demi memastikan tidak

    terjadinya unsur kedzaliman terhadap salah satu pihak. Prinsip dasar

    ajaran islam menginginkan jenis transaksi yang saling menguntungkan

    tanpa ada pihak yang dirugikan dan dieksploitasi.

    5. Pembiayaan berdasarkan pada sektor riil

    Pembiayaan melalui produk-produk keuangan syariah hanya

    diperbolehkan untuk dilakukan jika didasarkan pada transaksi riil. Hal

    ini bertujuan untuk menghindari terjadinya spekulasi dan ekspansi

    kredit yang terlalu berlebihan. Sektor keuangan harus berjalan

    beriringan dengan sektor riil. Sektor riil harus seimbang dengan sektor

    keuangan. Bahkan, idealnya sektor keuangan adalah turunan atau

    pendukung sektor riil.

    Bank syariah memiliki beberapa prinsip yang berbeda dengan bank

    konvensional, yaitu sebagai berikut (Sudarsono, 2007:44) :

    a) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad

    perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang

    besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan

    tawar-menawar dalam batas wajar.

    b) Penggunaan persentase dalam hal berkewajiban untuk

    melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase

  • 26

    bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu

    perjanjian telah berakhir.

    c) Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah

    tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang

    pasti yang ditetapkan dimuka.

    d) Penyerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan

    oleh penyimpanan dianggap sebagai titipan (al wadia’ah)

    sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang

    diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang

    dibiayai bank.

    Adapun prinsip perbankan menurut (Aziz, 2006:4) sebagai berikut:

    a. Larangan riba dan bunga

    Larangan ini dimulai dari adanya pelarangan yang tegas terhadap riba.

    Tidak diragukan lagi banhwa apa yang diharamkan oleh al-Qur‟an maupun

    al-hadits adalah riba. Al-Qur‟an mengharamkannya dalam Qs. Al-Baqarah

    ayat 275.

    Allah berfirman:

    َا الَِّذيَن يَْأك ل وَن الرِّبَا ََل يَ ق وم وَن ِإَلَّ َكَما يَ ق وم الَِّذي يَ َتَخبَّط و الشَّْيطَان ِمَن اْلَمسِّ َذِلَك بِ اْلبَ ْيع ِمْثل الرِّبَا َأن َّه ْم َقال واْ ِإَّنَّ

    ىََل الّلِو َوَمْن َعاَد َفأ ْولَ َِِك َوَأَحلَّ الّلو اْلبَ ْيَع َوَحرََّم الرِّبَا َفَمن َجاءه َمْوِعَظٌة مِّن رَّبِِّو َفانتَ َهَى فَ َلو َما َسَلَف َوأَْمر ه إِ

    َأْصَحاب النَّاِر ى ْم ِفيَها َخاِلد ونَ

    Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

    melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)

    penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka

  • 27

    berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

    Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang

    telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

    mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum

    datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali

    (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka

    kekal di dalamnya.

    Rasulullah saw menegaskan kepada para pelaku riba bahwa Allah SWT akan

    melaknat kepada semua pihak yang terlibat. Rasulullah SAW bersabda yang

    artinya : “Allah melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan

    dengannya, kedua saksinya, dan penulisnya, lalu beliau bersabda, “mereka

    semua itu adalah sama“. (HR. Muslim)

    Larangan al-Qur‟an dan Hadits terhadap pengambilan riba adalah jelas dan

    pasti. Sepanjang pengetahuan tidak seorang pun mempermasalahkannya. Tetapi

    pertentangan yang ditimbulkan adalah mengenai perbedaan antara riba dan bunga.

    Salah satu mazhab pemikiran percaya bahwa apa yang dilarang Islam adalah riba,

    bukan bunga. Sementara suatu mazhab pemikiran lain merasa bahwa sebenarnya

    tidak terdapat perbedaan antara riba dan bunga. Karena itu pertayaan pertama

    yang harus dijawab adalah apakah ada perbedaan antara riba dalam al-Qur‟an dan

    bunga dalam dunia kapitalis.

    Jika kita melihat pengertian riba yang tercantum dalam surat al-Rum ayat 39,

    “riba adalah nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta atau uang yang

    dipinjamkan kepada orang lain.” Maka bunga bank sama dengan riba. Oleh

    karena itu wajarlah jika Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Organisasi

    Kerjasama Islam (OKI) mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank adalah haram.

  • 28

    Namun begitu, hukum Islam sangatlah fleksibel. Artinya bagi Anda yang tinggal

    di daerah dimana tidak ada bank syariah seperti di NTT misalnya, sementara

    transaksi perbankan sangatlah krusial bagi bisnis Anda, maka hukumnya menjadi

    makruh. Hukum Islam itu mudah untuk dijalankan tapi jangan dimudahkan.

    b. Keadilan sosial, persamaan, dan hak milik

    Keadilan sosial dalam pandangan islam menuntut pemilik dana dan

    pengguna dana untuk berbagi atas keuntungan, demikian juga bila terjadi

    kerugian. Islam memberikan panduan bahwa proses akumulasi kekayaan

    dan distribusi ekonomi terbentuk secara fair dan benar.

    c. Uang sebagai modal “potensial”

    Dalam pandangan islam uang merupakan modal “potensial”. Ia akan

    menjadi modal nyata ketika uang tersebut bekerjasama dan bergabung

    dengan sumberdaya lain untuk melakukan suatu aktifitas produktif. Islam

    mengakui nilai kontribusi uang, ketika ia bertindak sebagai modal yang

    digunakan untuk aktifitas usaha.

    d. Larangan perilaku spekulatif

    Sistem keuangan islam tidak menghendaki penimbunan (hoarding) dan

    melarang transaksi yang mengandung ketidakpastian, perjudian, dan

    beresiko ekstrim.

    e. Kesucian akad (kontrak)

    Islam menegakkan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak) dan

    keterbukaan informasi sebagai tugas suci. Hal ini dimaksudkan untuk

    mengurangi risiko dari informasi asimetrik dan moral.

  • 29

    f. Aktifitas yang disetujui syariah

    Hanya aktifitas bisnis yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan syariah

    yang memenuhi persyaratan untuk investasi. Sebagai contoh, investasi

    bisnis yang berkaitan dengan minuman keras, perjudian, dan barang haram

    lainnya yang dilarang oleh islam.

    Adapun prinsip-prinsip bank syariah menurut Nadratuzzaman (2006)

    antara lain :

    a. Prinsip Al Ta‟awun yaitu prinsip untuk saling membantu dan bekerja

    sama antara anggota masyarakat dalam kebaikan.

    b. Prinsip menghindari Al Ikhtina yaitu dana berhenti, membiarkan uang

    menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi

    masyarakat umum.

    c. Produk Bank Syariah

    Bank syariah menawarkan produk dan jasa perbankan sesuai dengan

    syariat Islam sebelum dipasarkan, produk atau jasa tersebut harus disetujui

    terlebih dahulu oleh Dewan Pengawas Syariah yang menetapkan apakah

    produk atau jasa tersebut memenuhi prinsip syariah atau tidak.

    a. Produk Penghimpun Dana

    Bank syariah dalam menerima dana masyarakat terdiri atas tiga jenis

    simpanan atau tabungan, yaitu giro Wadiah, tabungan, dan deposito

    berjangka. Namun, bank syariah memungkinkan menerima simpanan dari

    bank-bank atau lembaga keuangan.

    1) Giro Wadiah

    Giro Wadiah amanah yang mempunyai prinsip harta titipan tidak boleh

    dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sedangkan wadi’ah dhamanah adalah

  • 30

    pihak yang dititipi (bank) bertanggungjawab atas keutuhan harta titipan

    sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.

    2) Tabungan

    Penarikan tabungan atau simpanan di bank dilakukan sesuai dengan

    persetujuan antara penabung dan pihak bank. Dalam hal ini dapat

    menggunakan akad wadi’ah atau mudharabah. Berdasarkan akad

    wadi’ah, tabungan selama masih memiliki saldo, dapat ditarik setiap

    saat oleh penabung di setiap saat. Penerimaan tabungan berdasarkan

    akad mudharabah digunakan untuk tabungan yang penarikannya tidak

    dapat dilakukan sewaktu-waktu .untuk akad mudharabah, kepada

    pemilik tabungan diberikan imbalan atas dasar pembagian keuntungan

    yang telah ditetapkan atau telah disetujui sebelumnya. Selain itu,

    apabila bank mengalami kerugian, pemilik tabungan ikut menanggung

    risiko kerugian tersebut.

    3) Deposito berjangka

    Penarikan deposito dilakukan menurut perjanjian antara deposan dan

    bank yang bersangkutan. Dalam hal ini digunakan akad mudharabah

    Deposan diberikan imbalan berdasarkan pembagian keuntungan yang

    nisbah bagi hasilnya telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Jika

    bank mengalami kerugian maka deposan juga akan menanggung

    risiko.

    4) Penerimaan dana lainnya

    Selain menerima simpanan dari masyarakat, bank syariah dapat pula

    menerima dana dari bank dan dari pihak lain. Dana tersebut disalurkan

    untuk meperoleh laba atas dasar akad al wadi’ah, al mudharabah, atau

  • 31

    al qard ul hasan. Dana yang diterima atas dasar akad al qard ul hasan

    antara lain dapat berupa Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS).

    b. Penyaluran Dana

    Penyaluran dana dilakukan untuk berbagi usaha atau kegiatan, dengan

    akad :

    1) Al Mudharabah

    Mudharabah merupakan bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak

    dimana bank sebagai pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan

    sejumlah modal kepada nasabah sebagai pengelola (mudharib) dengan

    suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan

    kerjasama dengan kontribusi 100% modal shahibul maal dan keahlian

    dari mudharib. Bank diberi hak memberikan saran-saran dan

    melakukan pengawasan. Dalam hal ini bank menerima imbalan atau

    keuntungan yang besarnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah

    pihak. Jika terjadi kerugian, sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali

    jika disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian nasabah.

    2) Al Musyarakah

    Musyarakah merupakan transaksi yang dilandasi oleh adanya

    keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset

    yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua modal disatukan

    untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-

    sama.Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan

    kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

    3) Al Murabahah

  • 32

    Murabahah yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai

    penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga

    beli bank ditambah keuntungan. Dalam transaksi ini barang diserahkan

    segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat dilakukan secara

    cicilan maupun sekaligus.

    4) Ijarah dan Ijarah wa Iqtina

    Yaitu kontrak jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual

    sementara nasabah sebagai pembeli. Diakhir masa kontrak bank dapat

    menawarkan nasabah untuk membeli barang yang disewakan .jika

    sewa cicilan sudah termasuk harga pokok barang disebut ijarah wa

    iqnina.

    5) Bai As Salam

    Yaitu kontrak jual beli dimana nasabah bertindak sebagai penjual,

    sementara bank sebagai pembeli barang yang diserahkan oleh nasabah

    secara tangguh, sedangkan pembayaran secara tunai oleh bank. Dalam

    transaksi ini kuantitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus

    ditentukan secara pasti. Transaksi ini biasanya digunakan untuk produk

    pertanian dalam jangka waktu yang singkat.

    6) Bai Al Istisna

    Yaitu produk yang menyerupai produk salam. Sistem pembayarannya

    dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.

    Umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi.

    7) Al Qard Ul Hasan

  • 33

    Bank menyediakan fasilitas dana kepada nasabah tanpa mengharapkan

    imbalan dari nasabah. Fasilitas itu biasanya diberikan kepada nasabah

    yang betul-betul membutuhkan dan berhak menerimanya.

    c. Jasa Perbankan

    Bank Syariah memberikan jasa perbankan dalam bentuk-bentuk

    berikut :

    1) Kafalah

    Bank memberikan garansi bank sebagai jaminan pelaksanaan proyek.

    Pihak yang dijamin menyetor sejumlah uang dengan prinsip al

    wadi’ah.Sebagai imbalan, bank memperoleh sejumlah fee.

    2) Hiwalah

    Bank melakukan pengiriman uang transfer dengan akad hiwalah. Bank

    memperoleh fee sebagai imbalan terhadap jasa pengiriman uang.

    3) Wakalah

    Merupakan akad perwakilan antara dua pihak. Umumnya digunakan

    untuk penerbitan L/C (Letter of Credit), akan tetapi juga dapat

    digunakan untuk mentransfer dana nasabah ke pihak lain.

    4) Ju’alah

    Merupakan akad pemberian imbalan tertentu atas pencapaian hasil

    yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Akad ini digunakan oleh bank

    dalam menawarkan jasa dengan fee sebagai imbalannya. Ju‟alah yang

    dikembangkan dalam fiqih adalah suatu kontrak dimana ja‟il (pihak

    yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu atas pencapaian

    hasil pekerjaan yang ditentukan) memiliki kebebasan yang diperlukan

  • 34

    untuk menjalankan ju‟alah dalam rangka menghasilkan laba. Karena

    ja‟il merupakan pihak yang lebih lemah di dalam kontrak dan

    memberikan keterampilannya sebagai modal pada mudharabah, para

    Fuqaha tidak membolehkan adanya tuntutan jaminan terhadap ja‟il.

    Di bawah perbankan Islam, ju‟alah kemudian digunakan dalam

    kongsi-kongsi dagang berjangka pendek, yang di situ tidak ada transfer

    dana kepada pihak ja‟il. Tidak ada kebebasan bertindak, karena semua

    bagian-bagian yang terperinci tentang bagaimana ju‟alah harus

    dijalankan sudah ditetapkan di dalam kontrak.

    d. Sumber Dana Bank Syariah

    Sumber dana yang terdapat di bank syariah berasal dari :

    a. Modal inti (core capital) adalah modal yang berasal dari para pemilik

    bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham,

    cadangan kas dan laba ditahan.

    b. Kuasi ekuitas (mudharabah account) adalah dana-dana yang tercatat

    dalam rekening-rekening bagi hasil.

    c. Titipan (wadi’ah) adalah simpanan nasabah tanpa imbalan.

    e. Sistem Pembiayaan Bank Syariah

    Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 (dua),

    yaitu (Syafi‟i Antonio, 2001) :

    a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

    memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

    peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

    investasi.

  • 35

    b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    f. Laporan Keuangan Bank Syariah

    Sistem pembukuan akutansi sangat diperlukan oleh semua lembaga

    keuangan, untuk mencatat semua transaksi ekonomi yang dilakukan oleh

    lembaga keuangan yang bersangkutan biasanya setahun sekali pada akhir

    tahun periode akuntansi (Adyani, 2011). Salah satu indikator utama yang

    dijadikan dasar penelitian adalah laporan keuangan bank syariah di

    Indonesia. Oleh karena itu kegiatan usaha suatu bank menurut ketentuan

    pemerintah harus dinyatakan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dan

    dilaporkan kepada masyarakat dan otoritas moneter sebagai pengawas

    perbankan nasional.

    Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

    perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

    menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah

    bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

    biasanya meliputi :

    Neraca

    Laporan laba rugi komprehensif

    Laporan perubahan ekuitas

    Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan

    berupa laporan arus kas atau laporan arus dana

    https://id.wikipedia.org/wiki/Periode_akuntansihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelaporan_keuangan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_(akuntansi)https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laporan_perubahan_ekuitas&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_arus_kashttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laporan_arus_dana&action=edit&redlink=1

  • 36

    Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

    merupakan bagian integral dari laporan keuangan

    Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi

    keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang

    berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba

    rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya

    mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam

    berbagai unsur neraca.

    5. Profitabilitas Bank Syariah

    a. Pengertian Profitabilitas

    Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu

    perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas

    perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal

    yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001:35).

    Profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi

    operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank (Gozali,

    2006).

    Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi & Halim, 2000). Setiap

    perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam

    rangka untuk meningkatkan produktivitas dan laba perusahaan. Kinerja

    keuangan bank merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kondisi

    keuangan suatu bank. Bagi nasabah, sebelum mendepositkan dananya di suatu

    bank mereka akan melihat terlebih dahulu kinerja keuangan bank tersebut

    melalui laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Asethttps://id.wikipedia.org/wiki/Kewajibanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ekuitashttps://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/wiki/Penghasilanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bebanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugihttps://id.wikipedia.org/wiki/Neraca

  • 37

    b. Macam-Macam Profitabilitas

    Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk

    menilai tingkat profitabilitas, yakni terdiri dari :

    1. Net Profit Margin (NPM)

    2. Gross Profit Margin (GPM)

    3. Return On Assets (ROA)

    4. Return On Equity (ROE)

    Rasio profitabilitas merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi

    keuangan bank berdasarkan perhitungan rasio berdasarkan analisis kuantitatif

    yang menunjukkan hubungan antar unsur dalam laporan laba rugi dan neraca.

    Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan bank pada umumnya adalah

    Return On Asset (ROA) (Indahsari, 2015).

    c. Manfaat Profitabilitas

    Manfaat rasio profitabilitas bagi perbankan syariah adalah :

    1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

    satu periode tertentu.

    2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

    sekarang.

    3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

    4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

    5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan,

    baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

    6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

    digunakan baik modal sendiri.

    d. Tujuan Profitabilitas

  • 38

    Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

    perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan,

    terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya adalah

    agar terlihat perkembangan posisi keuangan perusahaan dalam rentan waktu

    tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus sebagai evaluasi terhadap

    kinerja manajemen sehingga dapat diketahui penyebab dari perubahan kondisi

    keuangan perusahaan tersebut. Semakin lengkap jenis rasio yang digunakan,

    semakin sempurna hasil yang akan dicapai, sehingga posisi dan kondisi

    tingkat profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.

    6. Return On Asset (ROA)

    Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menilai seberapa tingkat

    pengembalian dari asset yang dimiliki. Semakin besar ROA semakin besar pula

    tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank

    dari segi penggunaan asset. Menurut BI, tingkat ROA yang sehat di atas 1,22%,

    cukup sehat 0,99% - 1,22%, kurang sehat 0,77% - 0,99%, tidak sehat di bawah

    0,77% (Bank Indonesia, 2011). ROA dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut :

    ROA =

    ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam

    menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

    Menurut surat edaran BI No. 3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA

    dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset

    (total aktiva).

    Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return On Asset (ROA) adalah salah

    satu rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas yang

    Laba sebelum pajak

    Total asset X 100%

  • 39

    digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

    pada tingkat pendapatan, aset, dan modal saham tertentu.

    Menurut Syamsuddin (2009:63) Return on Asset (ROA) menunjukkan

    kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset

    yang dimiliki. ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank

    Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai

    profitabilitas suatu bank, diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari

    dana simpanan masyarakat. Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat

    apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5% (Dendawijaya, 2003:119).

    7. Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan

    kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol

    risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank

    (Kuncoro, 2002).

    Rasio kecukupan modal yang sering disebut dengan Capital Adequacy Ratio

    (CAR) mencerminkan kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari

    aktifitas yang dilakukannya dan kemampuan bank dalam mendanai kegiatan

    operasionalnya. Sesuai peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008,

    permodalan minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%. Adapun besarnya nilai

    CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus :

    CAR =

    Modal bank terdiri dari dua komponen yaitu modal inti dan modal pelengkap.

    Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari

    modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.

    Modal sendiri

    ATMR X 100%

  • 40

    Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,

    penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan pinjaman

    subordinasi. Kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan ATMR

    (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva

    neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan

    cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko

    masing-masing aktiva. ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara

    mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan risiko

    (Adyani, 2010).

    Pada bank syariah, perhitungan ATMR sedikit berbeda dari bank

    konvensional. Aktiva pada bank syariah dibagi atas aktiva yang dibiayai dengan

    modal sendiri serta aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Muhammad,

    2005). Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan hutang, risikonya ditanggung

    modal sendiri, sedangkan yang didanai oleh rekening bagi hasil risikonya

    ditanggung oleh rekening bagi hasil itu sendiri. Pemilik rekening bagi hasil berhak

    menolak untuk menanggung risiko atas aktiva yang dibiayainya apabila kesalahan

    terletak pada pihak mudharib (bank) (Mokoagow, 2015).

    8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

    Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional