Analisis Pembahasan Protein
-
Upload
raisza-tarida-savana -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Analisis Pembahasan Protein
Prinsip kerja penentuan kadar protein dengan metode biuret adalah menganalisis adanya
ikatan peptida dengan cara menambahkan reagen biuret kedalam sample yang kemudian di ukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Reagen biret sendiri terdiri dari Kalium
hidroksida (KOH) , Tembaga (II) sulfat (CuSO4), Kalium natrium tartrat (KNaC4H4O6).
Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan sampel atau dalam hal ini adalah
tahu, tahu yang digunakan adalah tahu putih yang memiliki tekstur lembut. Tahu tersebut
ditimbang sebanyak 0,4059 gram kemudian dihancurkan dalam mortar sehingga berbentuk bubur
berwarna putih, tahu yang sudah menjadi bubur dilarutkan dengan menggunakan aquades
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan kembali dengan aquadest
sampai tanda batas. Tahu yang sudah dilarutkan kemudian disaring dengan menggunakan kertas
saring sehingga menghasilkan filtrat berupa larutan tak berwarna dan residu berupa bubur putih.
Filtrat yang dihasilkan inilah yang nantinya akan digunakan untuk menentukan kadar protein.
Larutan standart yang digunakan adalah larutan protein yang divariasikan yaitu 1mg/mL,
2mg/mL, 3mg/mL, 4mg/mL, 5mg/mL. Variasi larutan standart dibuat dengan mengencerkan
larutan protein 10mg/mL, pengenceran yang dilakukan yaitu dengan pengenceran bertingkat.
Untuk membuat larutan protein 5 mg/mL, pertama-tama mengambil larutan standart protein 10
mg/mL sebanyak 5 mL, kemudian diencerkan dengan labu ukur 10 mL sampai tanda batas.
Untuk membuat larutan standart 4 mg/mL yang dilakukan adalah mengambil larutan standart 5
mg/mL sebanyak 8 mL kemudian mengencerkannya pada labu ukur 10 mL sampai tanda batas.
Langkah selanjutnya untuk membuat larutan standart protein 3mg/mL adalah mengambil 7,5 mL
larutan standart protein 4 mg/mL kemudian mengencerkannya pada labu ukur 10 mL sampai
tanda batas. Larutan standart protein 2 mg/mL dibuat dengan mengencerkan larutan standart
protein 3mg/mL sebanyak 6,6 mL ke dalam labu ukur 10 mL. Sedangkan untuk membuat larutan
standart protein 1mg/mL yaitu dengan mengambil lareutan standart protein 2mg/mL sebanyak 5
mL kemudian diencerkan ke dalam labu ukur 10 mL sampai tanda batas.
Larutan standart protein yang dihasilkan adalah tidak berwarna dan ada sedikit busa pada
bagian atas permukaan larutan standart, hal ini menandakan bahwa larutan standart yang dibuat
benar-benar mengandung protein. Setelah dibuat larutan standart protein dengan variasi 1mg/mL,
2mg/mL, 3mg/mL, 4mg/mL, dan 5mg/mL, kemudian ditambahkan dengan 4 ml reagen biuret
yang berupa larutan berwarna biru pada masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan
standart protein yang bervariasi sehingga dihasilkan :
1. larutan standart 5 mg/mL : larutan berwarna ungu (++++)
2. larutan standart 4 mg/mL : larutan berwarna ungu (+++)
3. larutan standart 3 mg/mL : larutan berwarna ungu (++)
4. larutan standart 2 mg/mL : larutan berwarna ungu (+)
5. larutan standart 1 mg/mL : larutan berwarna ungu
Berikut ini merupakan reaksi biuret dengan protein, terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO
dan gugus NH2 dari rantai peptida dalam suasanabasa. Reaksi yang dihasilkan adalah sebagai
berikut :
Kelima larutan standart ini kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC dan dalam waktu 10
menit, setelah diinkubasi tidak ada perubahan warna dari larutan standart. Fungsi dilakukannya
inkubasi pada suhu 37ºC dan dalam waktu 10 menit adalah untuk mempercepat reaksi reagen
biuret dengan larutan standart protein sehingga pembentukan warna dari reaksi biuret secara
optimal terjadi. Setelah menjalani proses inkubasi maka selanjutnya adalah menguji absorbansi
dari larutan standart tersebut dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan panjang
gelombang 520 nm. Panjang gelombang ini yang digunakan karena warna ungu yang teramati
terletak pada panjang gelombang 520 nm. Dari hasil pengujian maka absorbansi yang didapatkan
adalah :
I. Absorbans
i
II. Konsentrasi
0,043 1
0,093 2
0,141 3
0,181 4
0,215 5
Sehingga didapatkan kurva standar :
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06-0.005
0.045
0.095
0.145
0.195
0.245
f(x) = 4.32 x + 0.00499999999999998R² = 0.993780352730681
konsentrasi
konsentrasiLinear (konsentrasi)
Konsentrasi
Absorbansi
Persamaan yang didapat dari kurva yang dibuat adalah y = 4,32x + 0,005 dan R2 =
0,9938, persamaan ini akan digunakan untuk menghitung konsentrasi dari larutan sampel yang
diuji sesuai dengan Hukum Lambert-Beer. Pada kurva di atas membentuk suatu garis lurus yang
linear, hal ini dikarenakan larutan protein yang digunakan merupakan larutan encer dengan
konsentrasi yang kecil. Penyimpangan Hukum Beer akan berlaku jika larutan protein yang
digunakan mempunyai konsentrasi yang besar.
Langkah percobaan selanjutnya yang dilakukan adalah penetapan absorbansi larutan
blanko dan larutan sampel. Untuk larutan blanko 1 ml aqudest dimasukkan dalam tabung reaksi
setelah itu ditambahkan dengan 4 ml reagen biuret dan untuk larutan sampel 1 ml larutan sampel
tahu dimasukkan dalam tabung reaksi setelah itu ditambahkan dengan 4 ml reagen biuret.
Sehingga dihasilkan perubahan warna sebagai berikut :
- Larutan blanko : larutan berwarna biru
- Larutan sampel 1 : larutan berwarna biru
- Larutan sampel 2 : larutan berwarna biru
- Larutan sampel 3 : larutan berwarna biru
Larutan sampel dan blanko ini kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC dan dalam
waktu 10 menit, setelah diinkubasi tidak ada perubahan warna dari larutan standart.
Fungsi dilakukannya inkubasi pada suhu 37ºC dan dalam waktu 10 menit adalah untuk
mempercepat reaksi reagen biuret dengan larutan blanko dan sampel sehingga
pembentukan warna dari reaksi biuret secara optimal terjadi. Setelah menjalani proses
inkubasi maka selanjutnya adalah menguji absorbansi dari larutan standart tersebut
dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan panjang gelombang 520 nm.
Panjang gelombang ini yang digunakan karena warna ungu yang teramati terletak pada
panjang gelombang 520 nm. Dari hasil pengujian maka absorbansi yang didapatkan
adalah :
Sampel Konsentrasi Absorbansi
1 0,001 0,006
2 0,001 0,005
3 0,002 0,009
Dengan menerapkan rumus dari Hukum Lambert-Beer, kadar protein dalam larutan
sampel dapat diketahui dengan memasukkan nilai absorbansi yang didapat pada persamaan
yang diperoleh dari kurva standart : y = 4,32 x + 0,005. Untuk menghitung konsentrasi
protein dalam larutan sampel maka data absorbansi yang diperoleh dari sampel 1, 2 dan 3
dimasukkan ke persamaan garis sesuai dengan hukum Lambert-Beer kemudian dibuat rata-
rata hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :
- Sampel 1 Tahu
y = 4,32x + 0,005
0,006 = 4,32x + 0,005
x = 0,00023
- Sampel 2 Tahu
y = 4,32x + 0,005
0,005 = 4,32x + 0,005
x = 0
- Sampel 3 Tahu
y = 4,32x + 0,005
0,009 = 4,32x + 0,005
x = 0,00092
maka kadar protein dalam sampel tahu dapat diketahui dengan cara :
0,00038 mg /mL40,59 mg /mL
x 100% = 0,00094 %