Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber
-
Upload
rizwan-mohammad -
Category
Documents
-
view
241 -
download
49
description
Transcript of Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ernest Miller Hemingway (21 Juli 1899- 2 Juli 1961) atau yang lebih
dikenal dengan Hemingway adalah salah satu pengarang karya sastra
yang sangat terkenal dan telah mendapat beragai macam perhagaan atas
novel maupun cerpen yang dibuatnya. Ia memperoleh Penghargaan
Pulitzer pada tahun 1953 untuk novel karyanya yang berjudul The Old
Man and the Sea serta memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra
pada tahun 1954.
Gaya penulisannya yang minimalis dalam mengecilkan keadaan yang
sebenarnya merupakan ciri khas yang kuat dari Hemingway. Ciri khas
Hemingway dalam membuat karakter yang seringkali memproyeksikan
dirinya dalam karakter atau cerita yang dibuatnya menjadi salah satu
keunikannya sebagai sastrawan, karena pembaca bisa melihat lebih
dalam mengenai diri Hemingway dalam karya sastra buatannya.
Cerita Pendek berjudul The Short Happy Life of Francis Macomber
karya Ernest Hemingway pertama kali diterbitkan pada bulan Sptember
1936 dalam majalah Cosmopolitan. Cerpen ini kemudian mendapat
adaptasi film yang berjudul The Macomber Affair pada tahun 1947.
Banyak orang yang menganggap cerpen ini adalah salah satu karya
terbaik Hemingway.
1
Cerpen ini terkenal karena tema yang dibawakannya ialah mengenai
kejantan atau keberanian. Karakter-karakter yang bersifat ambigu dan
motif tindakan dari tiap karakter yang kompleks dalam cerita membuat
cerpen ini layak dikatakan sebagai salah satu cerpen terbaik Hemingway.
Melihat cerpen ini begitu terkenal dan sangat berpengaruh terhadap
masyarakat, serta memberi pengaruh terhadap pengembangan karya
sastra maka cerpen ini tepat untuk dianalisis melalui aspek-aspek
sosioloogi dalam teori sosiologi sastra.
1.2 Biografi Pengarang
Ernest Hemingway dilahirkan pada 21 Juli 1899 di Oak Park,Illinois,
sebuah suburban dari Chicago. Hemingway adalah anak lelaki
pertama dan anak kedua dari enam anak yang dilahirkan dalam
keluarga Clarence Edmonds ("Doctor Ed") dan Grace Hall Hemingway.
Hemingway belajar di SMA Oak Park dan River Forest dan di sana
ia berhasil baik dalam bidang akademis maupun atletik.
Hemingway bertinjudan bermain rugby, serta memperlihatkan bakat
yang luar biasa dalam pelajaran sastra Inggris. Pengalaman
menulisnya yang pertama adalah menjadi untuk Trapeze dan Tabula,
surat kabar dan majalah sastra sekolah.
Walaupun cukup berhasil dalam hampir seluruh aktivitasnya di
sekolah, ia sempat dua kali berhenti sekolah dan kabur dari rumah
sebelum bergabung sebagai reporter magang di sebuah koran lokal
yang terbit di Kansas City pada umur 17 tahun. Ia lalu menjadi sopir
ambulan pasukan Sekutu di Italia dalam Perang Dunia I dan pulang
2
dalam keadaan terluka sebagai seorang pahlawan perang. Kemudian,
sebagai wartawan muda ia menulis feature secara teratur untuk
mingguan Star Weekly yang terbit di Toronto, Kanada.
Dia menjadi salah satu penulis terkemuka di abad 20. Hemingway
memulai karirnya sebagai jurnalis sebelum sukses menjadi pengarang.
Pria kelahiran Oak Park, Illinois, pada 21 Juli 1899 ini tak kalah
menarik dengan karya-karyanya. Ia adalah sosok kontroversial sejak
usia muda. Dia mulai menulis untuk koran sekolahnya saat SMA.
Pengalaman hidupnya yang luas dituangkan dalam karya-
karyanya, antara lain novel The Old Man and the Sea (1952) ini yang
berkisah tentang perjuangan seorang nelayan tua Kuba untuk
menangkap seekor ikan marlin raksasa. Novel yang ditulis saat dia
tinggal di Kuba ini memenangi Hadiah Pulitzer 1953 dan Award of
Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters. Novel ini juga
kemudian mengantarnya meraih penghargaan bergengsi Hadiah Nobel
Sastra pada 1954.
Sementara ibunya berharap bahwa anaknya akan
mengembangkan minat dalam musik, Hemingway mewarsi minat
ayahnya yang aktif dalam kegiatan di luar rumah, yaitu berburu dan
memancing di hutan-hutan dan danau-danau di Michigan utara.
Hemingway banyak menulis tentang hal-hal yang berbau
kekerasan seperti perang, adu matador, perburuan di padang liar
Afrika, kehidupan nelayan di laut. Ia juga dikenal sebagai seorang
pecinta yang berkobar-kobar. Ia menikah empat kali dan menjalin
3
sekian banyak affair selama hidupnya. Tiga pernikahannya berakhir
dengan perceraian.
Hemingway mati bunuh diri karena depresi setelah merasa
kehilangan kemampuan menulis pada usia tuanya. Dia menembak
kepalanya sendiri dengan senapan berburu beberapa hari sebelum
ulang tahunnya yang ke-62 tanggal 2 Juli 1961, di Ketchum, Idaho.
Beberapa anggota keluarga dekatnya juga mati bunuh diri, termasuk
ayahnya, Clarence, dua orang saudaranya Ursula dan Leicester, dan
belakangan cucunya, Margaux Hemingway, seorang aktris.
1.3 Ringkasan Cerita
Cerpen yang berjudul The Short Happy Life of Francis Macomber
ini menceritakan tentang dua orang pasangan suami istri bernama
Francis Macomber dan Istrinya Margot Macomber yang pergi bersafari
untuk pertama kalinya dan dibantu dengan pemburu bernama Robert
Wilson. Francis Macomber memiliki sifat yang penakut, bahkan dapat
dikatakan sebagai pengecut untuk ukuran pria sepertinya yang tinggi
dan cukup berisi sedangkan istrinya adalah orang Amerika yang kaya
akibat menikah dengan Macomber.
Cerita diawali ketika Macomber, Magot, dan Wilson sedang duduk
di tenda menikmati minumannya dan merayakan bahwa mereka telah
berhasil memburu seekor singa di safari. Budak-budak Afrika yang
disewa oleh Wilson juga turut merayakan keberhasilan perburuan tsb.
dan memuji-muji Macomber atas keberhasilannya.
4
Kemudian, alur cerita berubah menjadi flashback menceritakan
kejadian pemburuan singa. Istri Macomber, Margot awalnya ingin ikut
dalam perburuan tsb. akan tetapi Wilson dan Macomber tidak
mengizinkannya. Ketika Macomber dan Wilson menemukan seekor
singa dibalik pohon, mereka pun turun dari mobil safari yang
dikendarainya. Wilson sudah siap untuk berjalan menuju singa
tersebut tetapi Macomber masih belum siap, wajahnya menjadi pucat
dan tangan serta kakinya gemetaran. Ketika singa itu mengeluarkan
suara aumannya, Macomber terkejut setengah mati akan suara auman
tersebut dan secara spontan menembak singa tersebut sehingga singa
itu lari kedalam hutan meninggalkan jejak-jejak darah.
Ketika mereka menelusuri jejak darah singa tsb. mereka kemudian
melihat singa itu dalam jarak yang dekat, singa tersebut mengaum
dengan sangat kuat dan siap untuk menyerang. Wajah Macomber jadi
sangat pucat dan kemudian lari dari situ. Akan tetapi Wilson berhasil
menembak singa tersebut tepat dikepalanya. Ketika kembali dari
perburuan, Margot mengetahui kejadian yang sebenarnya bahwa
Macomber lari sperti seorang pengecut. Margot menjadi sangat
merendahkan suaminya.
Tetapi karena Macomber tidak suka jika sifat pengecutnya
dibicarakan, maka ketika mereka sedang menikmati minuman di tenda.
Tidak ada yang membicarakan kejadian tsb. Malam harinya, ketika
Macomber sedang tidur lelap, Margot menyelinap ke tenda Wilson
untuk berhubungan intim dengannya.
5
Sekembalinya Margot ke tenda Macomber, Macomber bertanya
kemana dia tadi pergi akan tetapi Margot tidak ingin menjawanya.
Macomber tahu bahwa sebenarnya dia telah bertemu dengan Wilson.
Hal ini membuat Macomber marah.
Keesokan harinya, Wilson dan Macomber memutuskan untuk
memburu bufallo namun kali ini Margot ikut dalam pemburuan. Ketika
mereka menemukan kawanan bufallo, Wilson mengatakan kepada
Macomber untuk siap sedia dan jangan menembak dulu. Akan tetapi
Macomber yang sudah emosi terhadap Wilson tidak lagi menuruti kata-
katanya dan langsung saja menembak seekor bufallo selagi mobil
safari masih berjalan. Bufallo yang ditembak Macomber terkena peluru
di lehernya dan Bufallo itu langsung terjatuh dan mati. Hal ini membuat
Macomber menjadi pemberani seketika dan semangat untuk memburu
dua bufallo yang kabur lainnya.
Macomber langsung berubah mejadi lebih jantan dan tidak takut
lagi. Hal ini tentu saja membuat Macomber merasa bahagia tetapi
Margot malah menjadi takut dan terlihat khawatir akan hal itu. Ketika
mereka menemukan bufallo yang kabur tadi, Wilson dan Macomber
segera turun dari mobil dan siap untuk menembak bufallo itu. Mereka
pun berhasil menembak bufallo tersebut tepat di lehernya. Namun,
tiba-tiba Margot menembak kepala Macomber dari mobil
menggunakan senapan cadangan yang ada di mobil.
6
Margot takut jika Macomber menjadi pemberani maka Macomber
akan meninggalkan dirinya dan membuatnya jadi miskin lagi.
Macomber pun meninggal ditempat dan mayatnya tergeletak didekat
mayat bufallo yang berhasil ditembaknya. Margot kemudian menangis
sangat kencang menyesali perbuatannya. Cerita diakhiri dengan
Wilson membawa pulang Margot dan menyuruh budak-budak
Afrikanya untuk membuat kejadian tadi seakan-akan sebuah
kecelakaan.
1.4 Pendekatan (Teori)
Teori yang digunakan adalah Teori Sosiologi Sastra karena Teori
ini mampu untuk menganalisa cerpen The Short Happy Life of Francis
Macomber dari berbagai aspek sosiologi yang berbeda-beda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:855) sosiologi
sastra merupakan pengetahuan tentang sifat dan perkembangan
masyarakat dari atau mengenai sastra karya para kritikus dan
sejarawan yang terutama mengungkapkan pengarang yang
dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi
politik dan soaialnya, kondisi ekonimi serta khalayak yang ditujunya.
Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.
Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung
berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu.
Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat
pula. Pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara
satra dan masyarakat, sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat.
7
Hubungan yang nyata antara sastra dan masyarakat oleh Wellek
dan Werren dapat diteliti melalui:
1. Sosiologi Pengarang
Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil Karya
satra. Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial
pengarang, dan ketertiban pengarang di luar karya sastra.
2. Sosiologi Karya Sastra
Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi
karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya
sastra itu sendiri, dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.
3. Sosiologi Pembaca
Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya
tersebut, yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi
masyarakat pembacanya.
8
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam menganalisa karya sastra melalui teori sosilologi sastra, ada
tiga sisi yang dapat ditinjau yaitu dari sisi sosiologis pengarang, sisi
sosiologis masyarakat pada waktu karya tersebut dibuat, dan sisi
sosiologis dari pembaca. Dari sosilogis pengarang yang dilihat adalah
pengaruh biografi dan ideologi pengarang tehadap karya sastra yang
dibuat. Dari sisi sosiologis masyarakat, yang dilihat adalah bagaimana
situasi masyarakat pada waktu itu mempengaruhi cerita dalam karya
sastra yang dibuat. Dari sisi soiologis pembaca adalah bagaimana
pengaruh yang didapat pembaca setelah membaca karya sastra tsb.
1. Sisi Sosiologis Pengarang
Dalam cerita pendek The Short Happy Life of Francis Macomber,
latar belakang dalam cerita adalah di safari Afrika. Berdasarkan
pengalaman biografi hidup Ernest Hemingway, ditemukan bahwa
Hemingway sering melakukan perjalanan safari di Afrika. Hal ini dibuktikan
dengan karya-karya lainnya yang juga menggunakan Afrika dalam
ceritanya seperti : Green Hills of Africa, The Snows of Kilimanjaro, True at
First Light, dan Under Kilimanjaro.
Hal lainnya adalah dalam cerita The Short Happy Life of Francis
Macomber ini, Hemmingway menggunakan berburu sebagai sub-tema
yang penting dalam cerita ini. Ditemukan bahwa, ternyata ketika
Hemingway masih berusia remaja ia mewarisi hobi ayahnya yaitu berburu
dan memancing di hutan.
9
Hal ini tentu saja dapat dikatakan sebagai faktor yang cukup
mempengaruhi mengapa dalam cerita The Short Happy Life of Francis
Macomber ini membuat berburu menjadi hal yang penting dalam cerita.
Lebih jauh lagi, Hemingway adalah orang yang memuja alam
(Nature). Dia percaya akan kekuatan dari alam (power of nature) dan
kecantikan alam itu sendiri. Maka dari itu, Hemingway gemar
menghabiskan waktunya dialam seperti memancing, berburu, dan
berkemah. Dia percaya bahwa jika kita mampu melewati ujian dari alam,
maka kita akan menjadi lebih baik. Filosofi Hemingway akan alam ini jelas
mempengaruhi cerita yang dibuatnya. Misalnya dalam cerita The Short
Happy Life of Francis Macomber, Macomber mendapatkan keberanian
setelah membunuh buffalo. Macomber berhasil menaklukkan alam
dengan berburu buffalo sehingga ia menjadi orang yang lebih baik, dalam
hal ini adalah menjadi orang yang berani.
Tema yang terlihat jelas dalam cerpen The Short Happy Life of
Francis Macomber ini adalah tentang keberanian dan ketakutan (courage
and cowardice). Terlihat dari karakter Macomber yang awalnya pengecut
menjadi berani setelah membunuh seekor buffallo. Setelah mengkaji
perjalanan karir Hemingway, ditemukan bahwa Hemingway memang
sering menggunakan tema courage dalam karya-karyanya.
Hal ini dipengaruhi oleh perjalanan hidup Hemmingway dimana
pada masa Perang Dunia I ia meraih Medali Perak untuk Keberanian dan
mendapat Bintang Perunggu (Koresponden Perang – Militer luar biasa)
dalam Perang Dunia II.
10
Hemmingway menganggap laki-laki yang sebenarnya adalah
mereka yang berani dan percaya diri, mereka yang tidak menunjukkan
rasa keragu-raguan dan ketakutan dalam diri mereka. Terlihat jelas
bahwa, perjalanan hidup Hemingway dan ideologinya tentang keberanian
memberikan pengaruh terhadap karya yang dibuatnya seperti di dalam
cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber.
Kemudian dalam bagian akhir cerita The Short Happy Life of
Francis Macomber, Wilson mengutip satu baris ungkapan dari Bagian Dua
Drama karya Shakespeare yang berjdul Henry IV. Kutipan tersebut adalah
“By my troth, I care not; a man can die but once; we owe God a death and
let it go which way it will he that dies this year is quit for the next” yang
kurang lebih dapat diterjemahkan sebagai berikut : “aku tidak peduli, mati
hanya satu kali; kita berutang maut kepada Tuhan dan biarkanlah hal itu
terjadi sesukanya; orang yang mati tahun ini berarti bebas pada tahun
depan”
Setelah mengkaji biografi Hemingway, ternyata kutipan ini pernah
dikatakan oleh Eric Dorman-Smith, seorang serdadu yang pernah
dijumpai Hemingway ketika Hemingway menjadi anggota dari Korps
Ambulan Palang Merah pada masa Perang Dunia I.
Hemingway sendiri pun sudah membaca dan mempelajari semua
karya-karya Shakespeare guna mengembangkan alur cerita yang
menyangkut cinta, keberanian, dan konflik yang sering ada dalam karya-
karya Shakespeare. Serta ditemukan bahwa Hemingway juga sering
menggunakan referensi-referensi dari karya-karya sastra klasik dalam
11
novel maupun cerpen yang dibuatnya, seperti novelnya yang berjudul For
Whom the Bell Tolls, Hemingway menggunakan satu bait dari puisi karya
John Donne sebagai judul novel tersebut.
2. Sisi Sosiologis Masyarakat
Dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber ini,
terdapat budak-budak yang merupakan orang asli dari Afrika. Cerpen The
Short Happy Life of Francis Macomber pertama kali diterbitkan pada tahun
1936.
Pada tahun 1936, tradisi perbudakan di Afrika secara hukum
seharusnya sudah resmi dihentikan. Akan tetapi, masih banyak praktek-
praktek perbudakan di Afrika yang masih tersembunyi dan tidak mendapat
hukuman bahkan hingga abad ke 20. Disini dapat dimpulkan bahwa,
fenomena sosial perbudakan di Afrika yang seharusnya sudah tidak ada
lagi masih terjadi ketika cerpen ini dibuat. Hal ini tentu menjadi salah satu
pengaruh dari sisi sosiologis masyarakat mengapa Hemingway
menuangkan unsur budak dalam cerita The Short Happy Life of Francis
Macomber.
Dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber ini,
perburuan yang dilakukan adalah memburu singa dan bufallo. Setelah
mengkaji peristiwa yang terjadi pada tahun 1936, ditemukan bahwa pada
tahun 1897 – 1936 dilakukan Big Game Hunting And Adventure yang
pada dasarnya ialah semacam perburuan binatang untuk mendapatkan
piala berupa hasil buruan atau hanya sebgai ajang olahraga berburu. Big
12
Game Hunting And Adventure ini memburu lima binatang besar di Afrika,
yaitu : singa, bufallo, leopard, gajah, dan badak.
Lebih jauh lagi, metode yang digunakan ketika perburuan dalam
cerita The Short Happy Life of Francis Macomber punya kesamaan
dengan metode Big Game Hunting seperti penggunaan kendaraan ketika
berburu, baik kendaraan darat maupun udara. Serta, dalam Big Game
Hunting juga menggunakan bantuan pemburu yang disewa untuk
membantu mendapatkan buruan. Hal ini mirip dengan keadaan Wilson
yang seorang pemburu disewa oleh Macomber dan Margot dalam cerita
The Short Happy Life of Francis Macomber. Sudah terlihat jelas bahwa
fenomena sosial Big Game Hunting yang terjadi di masyarakat pada
waktu itu adalah contoh dari pengaruh sosiologis masyarakat dalam
cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber.
3. Sisi Sosiologis Pembaca
Tidak banyak sisi sosiologis pembaca yang dapat ditemukan dalam
cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber. Bagi saya pribadi
yang juga merupakan seorang pembaca, cerpen ini membuat saya
menjadi lebih sadar akan ciri khas dari karya-karya buatan Ernest
Hemingway dan menjadi tertarik untuk membaca karya-karya sastra lain
buatannya.
Selain itu, cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber juga
memberi pembaca dampak sosiologis berupa pelajaran moral kepada
pembaca tentang konsep keberanian yang ingin disampaikan Hemingway
melalui cerpen ini. Pembaca juga dapat menganggap cerpen The Short
13
Happy Life of Francis Macomber ini sebagai media hiburan yang edukatif
bagi mereka.
BAB 3
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sosiologi
Sastra adalah teori sastra yang menganalisis aspek sosiologis dalam
karya sastra dari tiga sisi. Dari sisi pengarang, sisi sosiologis masyarakat,
dan sisi sosiologis pembaca. Berdasarkan analisis tiga sisi sosiologis
untuk cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber karya Ernest
Hemingway, dapat disimpulkan bahwa sisi sosiologis yang paling
menonjol dalam cerpen ini adalah sisi sosiologis pengarang, yaitu Ernest
Hemingway sendiri.
Hal ini disebabkan, karena Hemingway merupakan penulis yang
selalu menggambarkan kehidupannya dalam setiap karya sastra yang ia
buat. Dalam setiap novel ataupun cerpen yang ia buat, dapat ditemukan
pengalaman-pengalaman hidup yang pernah dialaminya dalam cerpen
tsb. Dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber
pengalaman tersebut ialah kegemarannya terhadap alam, hobinya untuk
berburu, serta pengalaman yang ia alami ketika berada di Afrika.
Selain dari sisi sosiologis pengarang, terdapat juga beberapa
contoh pengaruh sisi sosiologis masyrakat seperti perbudakan di Afrika
yang seharusnya sudah dihentikan tapi masih dilakukan pada saat itu. Hal
ini dituangkan dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber
14
dengan cara memunculkan tokoh budak Afrika dalam cerpen tsb.
Sedangkan dari sisi pembaca sendiri, ialah membuat pembaca mendapat
pelajaran moral dari tema keberanian dalam cerpen The Short Happy Life
of Francis Macomber.
DAFTAR PUSTAKA :
Azhar. 2013. Sosiologi Sastra. Diakses pada tanggal 06 Desember
2015 dari laman, https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/
BBC. The End of Slavery. Diakses pada tanggal 06 Desember 2015
darilaman, http://www.bbc.co.uk/worldservice/africa
GradeSaver. 2015. Short Stories of Ernest Hemingway Themes.
Diakses pada tanggal 06 Desember 2015 dari laman,
http/www.gradesaver.com/
Merdeka.com. 2012. Biografi Ernest Hemingway. Diakses pada
tanggal 06 Desember 2015 dari laman, http://profil.merdeka.com
Sindelar, Nancy W. 2014. Influencing Hemingway : People and
Palces That Shaped His Life and Work. Diakses pada tanggal 06
Desember 2015 dari laman, https://books.google.co.id/books
Wikipedia. 2014. The Short Happy Life of Francis Macomber.
Diakses pada tanggal 06 Desember 2015 dari laman,
https://wikipedia.org
Wikipedia. 2015. Big-game hunting. Diakses pada tanggal 06
Desember 2015 dari laman, https://en.wikipedia.org/wiki/Big-
game_hunting#Methods
Wikipedia. 2015. Ernest Hemingway. Diakses pada tanggal 06
Desember 2015 dari laman, https://id.wikipedia.org
15
16