ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM...
Transcript of ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM...
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR
DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah
RA. Kartini JeparaTahun 2014-2016)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Disusun Oleh:
DESY DWI AVISTA PUSPITASARI
NIM. 131120001067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2018
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM
MENILAI KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah
RA. Kartini Jepara Tahun 2014-2016 )
Skripsi ini telah disetujui pembimbing dan siap untuk dipertahankan dihadapan
tim penguji skripsi program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Nama : Desy Dwi Avista Puspitasari
NIM : 131120001067
Program Studi : Akuntansi
Disetujui Oleh Pembimbing
Solikhul Hidayat, S.E., M.Si.
NIY. 1 631212 11 076
Jepara,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM
MENILAI KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah
RA. Kartini Jepara Tahun2014-2016 )
Nama Penyusun : Desy Dwi Avista Puspitasari
NIM : 131120001067
Program Studi : Akuntansi
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan penguji
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Penguji I Penguji II
Mengesahkan
Ketua Program Studi Akuntansi
H. Muhammad Ridho, S.E.,M.Si.
NIY. 1 800902 10 068
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Program S-1 jurusan
Akuntansi merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai
pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) dari Universitas
Islam Nahdlatul Ulama Jepara maupun dari perguruan tinggi lain.
Adapun bagian- bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip
dari karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. Skripsi berjudul : “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI
DASAR DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus Di
Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini Jepara Tahun 2014-2016).”
2. Saya juga mengakui bahwa hasil karya akhir ini, dapat diselesaikan berkat
bimbingan dan dukungan penuh dari pembimbing saya yaitu Bapak Solikhul
Hidayat, S.E., M.Si.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima PENCABUTAN GELAR AKADEMIK yang saya
sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Jepara,
DESY DWI AVISTA P.
NIM. 131120001067
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang.Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan
yang teguh." (Andrew Jackson)
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saa tmereka
menyerah."(Thomas Alva Edison)
“Kita mungkin tidak berguna, tapi dalam beberapa hal kita bisa lebih
berguna.” (Shikamaru)
“And ever say of anything, “indeed, I will do that tomorrow.” Except
(when adding). If Allah wills.” (Q.S Al-Kahfi:23-24)
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Aswin Abdillah, yang merupakan motivasi
terbesar saya untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini.
vi
ABSTRAK
Rumah Sakit merupakan institusi yang kompleks, dinamis, kompetitif,
padat modal dan padat karya, yang multi disiplin serta dipengaruhi oleh
lingkungan yang selalu berubah. Namun Rumah Sakit harus tetap konsisten untuk
menjalankan misinya sebagai institusi pelayanan sosial, dengan mengutamakan
pelayanan kepada masyarakat dengan selalu memperhatikan etika pelayanan.
Untuk memperoleh pedoman yang tepat dalam mendisripsikan suatu
hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa
perubahan rasio ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada
penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan, maka peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu
serangkaian observasi yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka, bukan
merupakan suatu kriteria yang diperoleh dari data-data perusahaan yang terkait
dalam analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas yang
digunakan senagai alat untuk menilai kinerja RSU Kartini Jepara.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa:1. Rasio likuiditas keuangan RSU
RA Kartini Jepara jika dilihat dari Current Ratio dan Quick Ratio adalah dalam
posisi sangat baik. 2. Rasio solvabilitas diketahui bahwa posisi keuangan RSU RA
Kartini Jepara dilihat dari Debt to Equity Ratio adalah baik. 3. Rasio rentabilitas,
RSU RA Kartini Jepara mengalami defisit, bisa dikatakan dalam melakukan
kegiatan operasionalnya kurang efektif dan efisien.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Menilai Kinerja Keuangan
(Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini Jepara Tahun 2014-
2016).”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa
arahan, bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sa’ dullah Assaidi, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam
Nahdlatul Ulama’ (UNISNU) Jepara.
2. Bapak Much. Imron, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
3. Bapak H. Muhammad Ridho, S.E., M.Si., selaku Ketua Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
4. Bapak Solikhul Hidayat, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis selama penyusunan skripsi ini, sehingga setiap kendala dan kesulitan
yang dihadapi bisa terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Nahdlatul Ulama Jepara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Kedua orang tua, Bapak Kusnadi dan Ibu Khotimah, yang selalu memberikan
doa restu dan kasih sayang yang tak terhingga, serta dukungan materiil dan
immateriil.
7. Kakakku dan Adikku, Benny Achwan Teguh Dan Shera Vina Naira yang
selalu memberikan dukungan semangat yang tak henti-hentinya, serta kasih
sayang dan perhatiannya selama ini.
8. Sahabat-sahabatku, nova, afinda, dani, mala, nofita, venny yang telah
memberikan hiburan dan keceriaan serta teman berbagi dan bertukar pikiran.
viii
9. Teman-teman akuntansi angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama
dari awal perkuliahan sampai sekarang, semoga kalian sukses.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tiada karya cipta manusia yang sempurna
kecuali ciptaan-Nya, begitu pula dengan penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan serta pengalaman
penulis. Skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat berharap
atas kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca semua.
Jepara,
Penulis
Desy Dwi Avista Puspitasari
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup Masalah ....................................................... 4.
1.3. Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ..................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ................................... 7
2.1.2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ................................... 8
x
2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan .......................................... 9
2.1.4. Karakteristik Laporan Keuangan ................................ 9
2.1.5. Fungsi Laporan Keuangan .......................................... 11
2.1.6. Analisis Laporan Keuangan ........................................ 12
2.1.6.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ........ 12
2.1.7. Kinerja Keuangan Perusahaan ..................................... 14
2.1.8. Rasio Keuangan ............................................................ 15
2.1.8.1. Pengertian Analisis Rasio ............................... 15
2.1.8.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ............................. 15
2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................ 20
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ……………………………………………. 23
3.2. Variabel Penelitian Dan Operasional Variabel ……………... 23
3.2.1. Variabel Bebas (Indepemdent Variabel) …………… 23
2 .2.2. Variabel Tergantung (Dependent Variabel) .............. 23
3.3. Jenis Dan Sumber Data …………………………………….. 24
3.4. Metode Pengumpulan Data ……………………………… … 24
3.5. Metode Pengolahan Data …………………………………… 25
3.6. Metode Analisis Data …………………………………….… 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum …………………………………….…….. 28
xi
4.1.1. Sejarah Perusahaan …………………………………… 28
4.1.2. Organisasi Dan Tata Laksana …………………….….. 31
4.1.2.1. Visi, Misi, Nilai-Nilai, Motto Dan Tujuan …. 31
4.1.2.2. Dasar Hukum ……………………………….. 33
4.1.2.3. Tugas Pokok Dan Fungsi ………………….... 34
4.1.2.4. Pejabat Struktural …………………………… 34
4.2. Analisis Data ………………………………………………… 36
4.3. Data Keuangan ……………………………………………… 39
4.4. Pembahasan ………………………………………….……… 48
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………………….……… 52
5.2. Saran ……………………………………………….……….. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………….. 20
Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Keuangan Rasio Likuiditas …………...… 37
Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Keuangan Rasio Solvabilitas ……………. 38
Tabel 4.3. Rekapitulasi Data Keuangan Rasio Rentabilitas …………… 38
Tabel 4.4. Hasil Analisis Current Ratio ………………………………... 39
Tabel 4.5. Hasil Analisis Quick Ratio …………………………………. 40
Tabel 4.6. Hasil Analisis Cah Ratio ……………………………………. 42
Tabel 4.7. Hasil Analisis Debt To Equity Ratio ………………………... 44
Tabel 4.8. Hasil Analisis Debt To Total Asset Ratio …………………... 45
Tabel 4.9. Hasil Analisis Return On Asset …………………………….. 46
Tabel 4.10. Hasil Analisis Return On Equity …………………..……….. 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………….. 22
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Neraca RSU Kartini Tahun 2014 ……………………… 56
LAMPIRAN 2 Neraca RSU Kartini Tahun 2015 ……………………… 58
LAMPIRAN 3 Neraca RSU Kartini Tahun 2016 …………………….... 59
LAMPIRAN 4 Laporan Operasional RSU Kartini Tahun 2014 ……….. 60
LAMPIRAN 5 Laporan Operasional RSU Kartini Tahun 2015 ……….. 61
LAMPIRAN 6 Laporan Operasional RSU Kartini Tahun 2016 ……….. 62
LAMPIRAN 7 Hasil Rasio Likuiditas …………………………………. 63
LAMPIRAN 8 Hasil Rasio Solvabilitas ……………………………….. 64
LAMPIRAN 9 Hasil Rasio Rentabilitas ……………………………….. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk dari Badan Layanan Umum
dalam Instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005
pasal 1 disebutkan: “Badan Layanan Umum adalah Instansi di lingkungan
Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip dan
prodiktifitas”. Rumah Sakit Badan Pelayanan Umum merupakan bagian dari
instansi pemerintahan umum yang aktivitasnya juga melakukan penjualan barang
atau jasa sama dengan yang dilakukan perusahaan orientasi laba (profit
organization) pada umumnya. Beda halnya dengan pemerintah daerah yang sama
sakali tidak berorientasi pada laba (non profit organization) karena berbasis
anggaran dimana dana disediakan untuk dihabiskan sesuai anggaran yang tersedia.
Perlu diketahui bahwa BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan
pencarian keuntungan.
Rumah Sakit Badan Layanan Umum dalam menyusun laporan keuangan
tahunannya membuat dua jenis laporan keuangan yaitu laporan keuangan
berdasarkan PP No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahaan dan
laporan keuangan berdasarkan peraturan menteri keuangan No.76 Tahun 2008.
Olehnya itu, meskipun sudah berstatus Badan Layanan Umum RSUD RA. Kartini
tetap membuat laporan keuangan berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan Laporan Keuangan tersebut digunakan untuk
keperluan konsolidasi laporan keuangan rumah sakit yang merupakan instansi
pemerintah daerah. Sedangkan laporan keuangan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No.76 2008 digunakan untuk kepentingan stakeholder.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara membuka celah baru bagi penerapan anggaran berbasis
kinerja di lingkungan instansi pemerintah. Dalam Undang-Undang tersebut,
instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan
kepada masyarakat dapat menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel
dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Satuan kerja baru
tersebut bernama Badan Layanan Umum (BLU) (Waluyo, 2011).
Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di
lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual dengan tidak
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-BLU, adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
ini, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada
umumnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005,
pasal 1).
Rumah Sakit merupakan institusi yang kompleks, dinamis, kompetitif,
padat modal dan padat karya, yang multi disiplin serta dipengaruhi oleh
lingkungan yang selalu berubah. Namun Rumah Sakit harus tetap konsisten untuk
menjalankan misinya sebagai institusi pelayanan sosial, dengan mengutamakan
pelayanan kepada masyarakat dengan selalu memperhatikan etika pelayanan
(Candri, 2007). Rumah Sakit dituntut untuk dapat melayani masyarakat, dapat
berkembang dan mandiri serta harus mampu bersaing dan memberikan pelayanan
yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Melalui konsep pola pengelolaan
keuangan BLU ini Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme,
mendorong enterpreneurship, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka
pelayanan publik, sesuai dengan tiga pilar yang diharapkan dari pelaksanaan
PPKBLU ini, yaitu mempromosikan peningkatan kinerja pelayanan publik,
fleksibilitas pengelolaan keuangan dan tata kelola yang baik (Sri Mulyani, 2007
dalam Meidyawati, 2011).
Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini telah ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah dengan Keputusan Bupati Jepara Nomor
188.45/308/427.12/2009 tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah RA.
Kartini Kabupaten Jepara. Hal ini bertujuan agar Rumah Sakit Umum Daerah RA.
Kartini dapat menerapkan pengelolaan yang lebih profesional dan ala bisnis yang
diharapkan dapat menjadi lebih responsif dan agresif dalam menghadapi tuntutan
masyarakat dengan memberikan pelayanan prima yang efektif dan efisien namun
tetap dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat (Buku profil RS RA. Kartini
Kabupaten Jepara, 2014).
Peneliti memilih Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini Kabupaten
Jepara karena Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini Kabupaten Jepara telah
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah selama enam tahun sejak tahun
2009 sampai saat ini. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti
terdorong untuk mengangkat permasalahan dalam bentuk penelitian dengan judul
“Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Menilai Kinerja
Keuangan (Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini Jepara
Tahun 2014-2016)”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Peneliti dapat membatasi ruang lingkup penelitiannya yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas.
2. Penelitian ini menggunakan jangka waktu 3 tahun dari tahun 2014-2016.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang akan
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini
berdasarkan Rasio Likuiditas ditinjau dari Current Ratio, Quick Ratio dan
Cash Ratio?
2. Bagaimana kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini
berdasarkan Rasio Solvabilitas ditinjau dari Total Debt to Assets Ratio dan
Total Debt to Equity Ratio?
3. Bagaimana kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini
berdasarkan Rasio Rentabilitas ditinjau dari Return on Assets dan Return on
Equity?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
RA. Kartini berdasarkan Rasio Likuiditas ditinjau dari Current Ratio, Quick
Ratio dan Cash Ratio.
2. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
RA. Kartini berdasarkan Rasio Solvabilitas ditinjau dari Total Debt to Assets
Ratio dan Total Debt to Equity Ratio.
3. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah
RA. Kartini berdasarkan Rasio Rentabilitas ditinjau dari Return on Assetst
dan Return on Equity.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi pihak yang berkepentingan
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan teori
selama kuliah dan lebih mengetahui tentang manfaat, tata cara dan analisis
laporan keuangan.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan perusahaan dalam
mempertimbangkan penentuan kebijakan dalam pengambilan keputusan
manajemen Rumah Sakit.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan juga
digunakan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan dalam bidang
dan kajian yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan. (Baridwan 2001:17).
Brigham dan Houston (2001:38) Laporan keuangan adalah “laporan
pertanggung jawaban manager atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang punya
kepentingan (stakeholders) di luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah,
kreditor, dan pihak lainnya.
Menurut Hanafi (2003:69), laporan keuangan merupakan informasi yang
dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon
investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan
akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas,
yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomis yang berkepentingan. Dalam Standart Akuntansi Keuangan
(2007:4).
7
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan salah satu informasi yang penting bagi perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data yang terdiri dari neraca, dan
perhitungan laba-rugi serta keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya.
2.1.2. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Warsono (2001:25) ada 2 macam bentuk laporan keuangan utama
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca dan Laporan laba rugi.
a. Neraca
Menurut Warsono (2001: 25), neraca adalah laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu periode
tertentu. Neraca perusahaan ini disusun berdasarkan persamaan dasar
akuntansi, yaitu bahwa kekayaan atau aktiva (asets) sama dengan kewajiban
(liabilities) ditambah modal saham (stock equities).
b. Laporan laba-rugi
Menurut Warsono (2001:26), laporan laba-rugi adalah laporan keuangan
yang mengambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai selama periode tertentu.
Laba rugi bersih adalah selisih antara pendapatan total dengan biaya atau
pengeluaran total. Pendapatan mengukur aliran masuk asset bersih setelah
dikurangi utang) dari penjualan barang atau jasa.
c. Laporan Arus Kas
Adalah arus kas tahunan dari operasi, arus kas dihitung melalui
penyesuaian laba bersih sebelum pos luar biasa terhadap depresiasi, pajak
ditangguhkan perubahan bukan kas pada current asset dan perubahan hutang
lancar yang berasal dari hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo. Arus
kas dibagi dua yaitu arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk
terdiri dari penerimaan yang berupa kas dan arus kas keluar adalah
pengeluaran kas untuk membiayai operasi perusahaan. Laporan arus kas
menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari
kegiatan usaha, pembelajaran, dan investasi selama periode yang
bersangkutan.
Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa “Laporan arus kas ini dinilai
banyak memberikan infornasi tentang kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dan likuiditas dimasa yang akan datang”. Laporan arus kas
ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yang
mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan
dan investasi.
2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan dari laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan adalah: Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai pengambil keputusan ekonomi.(Martani. 2012:8).
2.1.4. Karakteristik Laporan Keuangan
Akuntansi Keuangan selain tujuan diatas, akan lebih bermanfaat jika
laporan keuangan memiliki karakteristik kualitatif yang berguna bagi para
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.(IAI,2002)
Terdapat empat karakteristik yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan dan
dapat di bandingkan.Adapun penjelasan dari kutipan diatas adalah:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.Dalam
hal ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketentuan yang wajar.Namun demikian, informasi komplek
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini dan masa depan.
c. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja perusahaan.
2.1.5. Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan
alat komunikasi.Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-
kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
(Pura, 2013:11)
Menurut Hernanto, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
(2001:11), bahwa dari laporan keuangan maka manajemen dapat memperoleh
informasi yang berfungsi untuk:
a. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian terhadap kebijakan-
kebijakan yang dianggap perlu.
b. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikam kegiatan-kegiatan atau aktivitas
dalam kegiatan.
c. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan atau aktivitas sehari-hari dalam
perusahaan.
d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Disamping fungsi tersebut diatas, laporan keuangan juga berfungsi sebagai
alat pertanggungjawaban manajemen kepada semua pihak yang menanamkan dan
mempercayakan pengelola dananya dalam perusahaan tersebut terutama kepada
para pemilik. Melalui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan,
maka ada dua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut,
yaitu:
a. Pihak Intern, meliputi:
1) Pemilik perusahaan
2) Manajemen perusahaan
b. Pihak Ekstern, meliputi:
1) Investor atau calon investor
2) Karyawan
3) Instansi Pemerintah
4) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
5) Pemberi Pinjaman
6) Masyarakat
2.1.6. Analisis Laporan Keuangan
2.1.6.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan antara lain:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
(IAI, 2004:2)
Munawir (2004:2) pengertian laporan keuangan adalah laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata atau aktivitas perusahaan
tersebut.
Jadi dengan analisis laporan keuangan ini maka dapat memperluas dan
mempertajam informasi yang disajikan oleh laporan keuangan serta dapat
menggali dan mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi dalam laporan
keuangan biasa. Dengan demikian analisis laporan keuangan ini sangat
bermanfaat bagi manajemen, investor dan pihak-pihak lainnya.
Analisis laporan keuangan pada hakikatnya bertujuan untuk memberikan
dasar pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka memprediksi
apa yang mungkin akan terjadi di masa datang, mengingat data yang disajikan
oleh laporan keuangan menggambarkan apa yang telah terjadi. Selain itu, analisis
laporan keuangan juga akan mampu mengurangi dan mempersempit berbagai
ketidakpastian serta dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi
keberhasilan perusahaan di masa datang.
Analisis laporan keuangan memiliki beberapa kegunaan khususnya bagi
para pemakai laporan keuangan, antara lain sebagai berikut:
a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu
laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan.
c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
d. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan.
2.1.7. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa
depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik dari perusahaan.
Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber
daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk memprediksi
kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003). Keberhasilan
sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya yang memenuhi kebutuhan
masyarakat sangat bergantung dari kinerja dan manajemen perusahaan didalam
pelaksanaan tanggungjawabnya.
Indra Bastian (2006:274) kinerja adalah gambaran pencapaian
pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi suatu organisasi.
Konsep kinerja keuangan menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri
(2002:275) adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang
dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca.
2.1. 8. Rasio keuangan
2.1.8.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Jumingan (2006:242) “Analisis Rasio Keuangan merupakan
analisis dengan membandingkan satu pos laporan dengan pos laporan keuangan
lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama guna untuk mengetahui
hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba
rugi. Rasio menggambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah
tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain. Dengan
menggunakan metode analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan. Dengan rasio keuangan pula dapat membantu perusahaan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
2.1.8.2. Jenis-jenis rasio keuangan
Secara garis besar ada 3 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan, yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio
Rentabilitas.
1. Rasio likuiditas terdiri dari:
Macam-macam rasio likuiditas yaitu:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
Aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan.
Sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang
pajak, hutang gaji upah, dan hutang jangka pendek lainnya. Current ratio
yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka
pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk
melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan tetapi
current ratio yang tinggi akan berpengaruh negative terhadap kemampuan
memperoleh laba (Rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar
atau mengalami pengangguran. (Hanafi & Halim, 2005:79).
Aktiva Lancar
X 100% Kewajiban Lancar
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan adalah Quick Ratio (atau juga disebut acid test ratio). Rasio ini
merupakan pertimbangan antara jumlah aktiva lancar di kurangi persediaan
dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam
perhitungan quick ratio atau rasio cepat, karena persediaan merupakan
komponen atau unsur aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih
likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan
hutang lancar atau hutang jangka pendek. (Harahap, 2007:302).
QR = Aktiva Lancar-Persediaan
X 100% Kewajiban Lancar
c. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Yang dimaksud dengan kas adalah
uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk
CR =
rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar
yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan. Di Negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat, Inggris,
dan Jepang, banyak jenis surat berharga (seperti surat saham, obligasi, dsb)
dengan mudah dapat dijual tanpa harus menurunkan harganya terlalu
banyak (Siswanto, 2000:69).
Cash Ratio = Kas + Setara Kas
X 100% Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama
seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).
2. Rasio Solvabilitas
Sutrisno (2009:15), “Rasio Solvabilitas adalah rasio-rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi.”
Menurut Djarwanto (2004:162), “Rasio Solvabilitas adalah rasio yang
menunjukkan kapasitas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Besarnya ukuran umum yang
dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang
perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%.
Solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan cara beberapa analisis rasio
yaitu sebagai berikut:
a. Total Debt to Assets Ratio (Rasio hutang terhadap aktiva) Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi
total debt semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. (Syamsudin, 2007:54).
Debt to Total Assets Ratio = Total Kewajiban
X 100% Total Aktiva
b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap modal) Rasio ini untuk
mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur.
Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar.
Debt Equity Ratio = Total Uang X 100% Total Modal
3. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan
kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara
produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dapat
diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu
periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut
(Munawir, 2010: 33).
Menurut Hery (2015: 226), rasio profitabilias dikenal juga sebagai rasio
rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio
rentabilitas antara lain:
a. Return on Assets (ROA)
Menurut Hanafi & Halim (2003:27), ROA adalah rasio keuanagn
perusahaan yang terkait dengan potensi keuangan perusahaan yang terkait
dengan potensi keuntungan mengukur kekuatan perusahaan dalam
membuahkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan juga
modal saham spesifik.
ROA = Surplus/(Defisit) X 100%
Total Aktiva
b. Return on Equity
ROE adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Jadi analisis rasio merupakan
suatu teknik analisis laporan keuangan untuk menjelaskan atau memberi
gambaran hubungan dari berbagai pos-pos dalam laporan keuangan untuk
membantu dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Untuk itu dalam menganalisa harus mampu menyesuaikan faktor-faktor
yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor di masa yang akan
datang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi
perusahaan.
ROE = Surplus/(Defisit) X 100% Modal Sendiri
2.2. Penelitian Terdahulu
Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian
ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Kesimpulan
1 Skripsi Disusun oleh Anang
Candra Wahyudi, berjudul:
Analisis Laporan Keuangan
Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan
Yang Go Public Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Kasus pada
PT. Unilever Indonesia Periode
2006 - 2010)
1. Hasil perhitungan pada rasio
solvabilitas pada rasio total
terhadap total asset cukup baik
karena cenderung mengalami
kenaikan
2. Berdasarkan perhitungan debt to
equity ratio sudah baik karena
perusahaan mampu menutup
hutangnya melalui modalnya
sendiri
3. Hasil perhitungan dari rasio
profitabilitas pada profit margin,
ROA dan ROE sudah cukup baik
karena batas prosentase
keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan
2 Skripsi saudara Ratih
Puspitasari, berjudul Analisa
laporan keuangan guna
mengukur kinerja keuangan PT
ASTRA internasional Tbk.
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Likuiditas perusahaan tahun
2007 dan 2008 cukup baik namun
pada tahun 2006 terjadi beda
penyajian laporan keuangan yang
mengakibatkan analisa rasio
likuiditas perusahaan terlihat tidak
baik. Solvabilitas perusahaan terlihat
cukup baik, dimana perusahaan dapat
memenuhi seluruh total kewajiban-
kewajibanya.
3 Skripsi saudari Isha
Kusumastuty, berjudul
Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan Melalui Analisis
Rasio Pada Perusahaan
Telekomunikasi
Hasil analisis data yang telah
dilakukan perhitungan current ratio
masing-masing perusahaan belum
dapat memenuhi kewajiban
lancarnya dengan aktiva lancar,
return on equity masing-masing
perusahaan belum dapat dikatakan
baik karena laba bersih yang didapat
lebih kecil dibandingkan jumlah
modal dan debt to equity ratio,
meskipun rasio ketiga perusahaan
telekomunikasi menunjukan
peningkatan namun kondisi
keuangannya masih belum baik.
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Setiap perusahaan memiliki tujuan, yang di wujudkan dalam aktivitas-
aktivitas yang telah direncanakan, baik meliputi produksi, pemasaran sampai
hasil penjualan. Semua transaksi yang dilakukan di catat dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan kemudian di olah dan dianalisis sehingga
memberikan informasi mengenai kondisi keuangan, baik yang sedang berjalan
maupun pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Analisis Rasio Keuangan
- Rasio Lancar
(Current Ratio)
- Rasio Cepat
(Quick Ratio)
- Rasio Kas
(Cash Ratio)
Rasio Likuiditas
- Return on
Assets
- Hasil
Pengembalian
Ekuitas (Return
on Equity)
Rasio Solvabilitas
- Debt To Equity
Ratio
- Debt to Assets
Ratio
Rasio Profitabilitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif ,
yaitu untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian, tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiono, 2005:21).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data dan menggambarkan kinerja
keuangan Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini Jepara.
3.2. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
3.2.1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel Independen yaitu suatu variabel yang keberadaannya tidak
dipengaruhi oleh variabel lain, sebaliknya variabel ini akan mempengaruhi
variabel lainnya. Yang menjadi variabel independen adalah analisis laporan
keuangan.
3.2.2. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini sebagai variabel
dependent yaitu variabel yang keberadaannya merupakan sesuatu yang
dipengaruhi atau dihasilkan oleh variabel independent. Penjabaran atas kinerja
keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
23
3.3. Jenis dan sumber data
Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah :
1. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka seperti laporan biaya
operasional dan realisasi anggaran.
2. Data kualitatif, yaitu data yang terdiri dari kumpulan data non angka yang
sifatnya deskriptif.
Sumber data dalam penulisan ini adalah :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.
Data tersebut diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung dan
wawancara atau pengajuan pertanyaan kepada pejabat dan pegawai rumah
sakit RA Kartini Jepara, serta data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
berkaitan langsung.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari rumah sakit dan sudah terolah
dan didapatkan lewat dokumen-dokumen.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan metode
pengumpulan data yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode penelitian kepustakaan
ini dilakukan dengan mengumpulkan data referensi, dalam melakukan
penelitian ini diperoleh dengan membaca literatur, karangan ilmiah serta
berbagai bahan pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah peninjauan
secara langsung pada objek penelitian guna mendapatkan data di lapangan
secara nyata.
3.5. Metode Pengolahan Data
Yang dimaksud dengan metode pengolahan data adalah cara mengolah data
yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interprestasi,
pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.
Oleh karena itu untuk memperoleh pedoman yang tepat dalam mendisripsikan
suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa
perubahan rasio ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada
penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan, maka peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu
serangkaian observasi yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka, bukan
merupakan suatu kriteria yang diperoleh dari data-data perusahaan yang terkait
dalam analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas yang
digunakan senagai alat untuk menilai kinerja RSUD RA. Kartini Jepara.
3.6. Metode Analisis Data
Langkah-langkah dalam menetukan nilai analisis laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Rasio Likuiditas, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
CR= Aktiva Lancar
x 100% Hutang Lancar
b. Rasio cepat (Quick Ratio)
QC= Aktiva Lancar-Persediaan
100% Hutang Lancar
c. Cash Ratio
Cash Ratio = Kas + Setara Kas
X 100% Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas (Leverage debt/rasio hutang)
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi, baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir:2001). Selanjutnya
analisis rasio solvabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari
proses menganalisis rasio yang berhubungan dengan pelunasan kewajiban serta
pengembalian modal. Rasio solvabilitas ini dapat ditentaukan dengan:
a. Debt to Total Assets Ratio
Debt to Total Assets Ratio = Total Kewajiban
X 100% Total Aktiva
b. Debt Equity Ratio
Debt Equity Ratio = Total Uang X 100% Total Modal
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas menunjukkan kemapuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir: 2001). Selanjutnya
analisis rentabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang menunjukkan berapa
besar kontribusi laba dari modal yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis rasio
rentabilitas ini dapat ditentukan dengan dua macam cara yaitu:
a. Return on Assets (ROA)
ROA = Surplus/(Defisit) X 100%
Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE)
ROE = Surplus/(Defisit) X 100%
Modal
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Sejarah
Rumah Sakit yang dahulu bernama Rumah Sakit Umum Kabupaten Jepara
semula adalah sekolah untuk anak-anak Belanda dan Pribumi. Namun bukan
sembarang pribumi yang boleh bersekolah di tempat itu dan hanya para ningrat
dan priyayi yang diperbolehkan. R.A. Kartini, Rukmini dan R.A. Kardinah serta
putra-putri Jepara lainnya juga sekolah ditempat tersebut dan guru-gurunya
sebagian besar orang-orang Belanda, sehingga wajib menggunakan bahasa
Belanda di sekolah itu.
Sekolah itu terbagi menjadi Holand Eropesche School untuk para anak
Belanda dan Holand Indiche School untuk para pribumi. Setelah lulus sekolah ini
kebanyakan melanjutkan sekolah ke HBS di Semarang. Karena alasan tertentu
akhirnya sekolah ini ditutup oleh pemerintah Belanda akhirnya bekas sekolah
tersebut dialih fungsikan sebagai balai pengobatan kecil. Balai pengobatan itu
dipimpin oleh seorang dokter dan beberapa tenaga kesehatan. Mengingat balai itu
merupakan satu-satunya lembaga pelayanan kesehatan sehingga banyak
dikunjungi orang yang membutuhkan pengobatan. Saat itu tercatat banyak
penderita penyakit malaria. Balai pengobatan tersebut oleh pemerintah Belanda
ditingkatkan fungsinya menjadi Consultatie Buereau (CB) atau sejenis Rumah
Sakit.
28
Bekas sekolah tersebut dibagi dalam beberapa ruang pelayanan,
diantaranya ada 3 bangsal yang masing-masing dengan berukuran 6 x 10 meter
yang terdiri dari bangsal pria, bangsal wanita dan bangsal anak, juga terdapat
ruang kebidanan dan satu ruang operasi kecil masing-masing dengan ukuran 3 x 4
meter ditambah satu kamar bersalin dengan dua tempat tidur, gudang obat
sekaligus apotek, garasi ambulan dan dapur sekaligus tempat mencuci. Setelah
beberapa waktu dipimpin oleh seorang dokter dari Belanda, India, Jerman dan
Italia. Rumah Sakit ini kepemimpinannya diserahkan kepada dokter pribumi yaitu
dr. Soeleman dan dr. Soenadi hingga awal Kemerdekaan. Setelah itu datang
dokter dari Manado bernama dr. Kho Khing Hien yang kemudian digantikan dr.
Wahyu hingga tahun 1962.
Lembaran baru muncul pada tahun 1962, saat Rumah Sakit dipimpin oleh
seorang dokter asli Jepara yaitu dr. Moh. Hamidun Khosim, seorang dokter
lulusan UGM. Beliau juga merangkap sebagai Kepala Djawatan Kesehatan
Rakyat. Beliau merupakan satu-satunya Dokter di Rumah Sakit tersebut dan
hanya dibantu oleh petugas kesehatan pria dan wanita serta beberapa petugas yang
saat itu dikenal dengan POS ( Pembantu Orang Sakit ) masing-masing 10 petugas
pria dan 10 wanita. Selain itu terdapat orang yang bertugas di apotek, 6 orang staf
administrasi dan 2 bidan. Lama-kelamaan apotek diperlengkapi oleh seorang
asisten apoteker dan ditambah 4 orang tenaga apotek. Karena minimnya tenaga
kesehatan, maka para petugas harus bertugas kerja selama 24 jam penuh.
Terutama ketika wabah penyakit di masyarakat seperti Kolera dan cacar. Karena
begitu banyaknya penderita yang meminta pelayanan kesehatan akhirnya dr. Moh
Hamidun Khosim membangun dua kamar lagi yaitu untuk kamar isolasi. Saat itu
tingkat hunian ( BOR ) rata-rata 50% keatas dengan kapasitas 30 tempat tidur.
Setelah 3 tahun merangkap jabatan akhirnya dr. Moh. Hamidun Kosim
melepas jabatan Kepala Rumah Sakit dan berkonsentrasi menjabat Kepala
Djawatan Kesehatan Rakyat. Jabatan Kepala Rumah Sakit digantikan dr. Ang
Swie Giem yang kemudian berturut-turut digantikan oleh dr. Budiawan, dr. Sujud,
Dr. Koentjoro, dr. Sri Murtanto dan selanjutnya dr. Agustinus Subandijo.
Tanpa mengecilkan jasa dan pengabdian para Direktur di era masing-
masing, dr. Agustinus Subandijo memang punya andil besar dalam kepindahan
Rumah Sakit dari Sebelah alun-alun ketempat yang baru yaitu di kelurahan
Bapangan. Saat itu telah mulai dibicarakan pemindahan Rumah Sakit.
Pertimbangan saat itu adalah adanya tuntutan perkembangan kota, menyusul akan
digunakannya lokasi tersebut sebagai Kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten
jepara, sebab letaknya yang bersebelahan dengan pendopo Kabupaten, Apalagi
Pemerintah Kabupaten Jepara telah memiliki tanah yang berada dipinggiran Kota
yaitu di Desa Bapangan, Jalan Raya Jepara – Kudus Km 3 yang akhirnya pada
tahun 1978 ditargetkan Rumah Sakit dipindah ke lahan tersebut. Pembangunan
mulai berjalan pada tahun 1975, saat itu hanya 2 bangunan memanjang seperti
gerbong kereta api di sayap kanan dan kiri. Bangunan tersebut terdiri dari : ruang
poliklinik, rawat inap, laboratorium, ruang opersai kecil dan kantor administrasi.
Secara bertahap sejak 1977 Rumah Sakit dipindah ke lahan baru, sesuai
target akhirnya sejak tahun 1978 Rumah Sakit yang baru resmi pindah ke
Bapangan yang diresmikan oleh Bupati yang saat itu dijabat oleh Sudikto, SH.
Awalnya hanya menempati tanah seluas 1,3 hektar, namun lama kelamaan karena
sokongan dana dari APBD, APBN maupun bantuan dari pihak luar dari berbagai
prasarana dilengkapi termasuk tenaga medis, saat itu mempunyai daya tampung
60 tempat tidur.
Semula Rumah Sakit ini hanya bernama Rumah Sakit Umum Daerah
Tingkat II Jepara, namun sejak peringatan satu abad dari lahirnya RA.KARTINI
yaitu pada tanggal 21 April 1979 berubah menjadi Rumah Sakit Umum RA.
Kartini Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara. Awal pemberian nama baru tersebut
sebenarnya muncul dari pihak Rumah Sakit dengan alasan untuk mengenang jasa
pahlawan nasional wanita dari jepara sekaligus meneruskan perjuangannya.
Semula yang diusulkan ke Bupati waktu itu adalah Rumah Sakit Umum Kartini,
namun dalam rapat Muspida pemberian nama tersebut dibahas dan oleh Dandim
yang dijabat Letkol Sutrisno, bila yang dimaksud kartini adalah pahlawan
nasional maka harus dilengkapi dengan RA Kartini karena nama lengkap beliau
adalah RA Kartini. Maka jadilah nama yang baru itu menjadi RSU RA Kartini
Jepara.
4.1.2. Organisasi dan Tata Laksana
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 10 Tahun 2008.
4.1.2.1. Visi, Misi, Nilai-Nilai, Motto dan Tujuan
1. Visi : “ MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN PERTAMA DAN UTAMA”
2. Misi :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Prima
2. Mengembangkan Profesioanalisme Sumber Daya Manusia
3. Melengkapi Sarana Prasarana sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi ( IPTEK )
4. Meningatkan kerjasama Lintas Sektor.
3. Nilai-Nilai :
a. Ketaqwaan
b. Etos Kerja
c. Kebersamaan
d. Kejujuran
e. Keterbukaan
f. Akuntabilitas
g. Efisien dan Efektivitas
h. Profesionalisme
i. Pelayanan Prima.
4. Motto : “ MITRA ANDA MENJADI SEHAT ”
5. Tujuan :
1. Terwujudnya RSU RA. Kartini Jepara mempunyai fasilitas yang memadai
serta memiliki Sumber Daya Manusia yang Profesional.
2. Terwujudnya Pelayanan Kesehatan prima dengan biaya yang terjangkau
oleh masyarakat serta memberikan kepuasan bagi pengguna jasa Rumah
Sakit.
3. Terwujudnya RSU. RA. Kartini Jepara yang berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing Rumah Sakit.
4.1.2.2. Dasar Hukum
1. Undang-undang nomor 13 tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah
kabupaten dalam lingkungan propinsi Jawa Tengah.
2. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang perubahan Kedua Atas Undang-undang nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844)
5. Peraturan daerah Kabupaten Jepara Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara
(Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2008 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Jepara No 8)
6. Peraturan Bupati Jepara Nomor 60 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas
dan Fungsi RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara ( Berita Daerah
Kabupaten Jepara Tahun 2008 Nomor 327).
4.1.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perrorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, RSU RA Kartini mempunyai fungsi :
1. Perencanaan, pengembangan dan evaluasi
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan penunjang medis dan non medis
4. Pelayanan dan asuhan keperawatan
5. Pelayanan rujukan
6. Pendidikan dan pelatihan
7. Penelitian dan pengembangan
8. Pengelolaan administrasi umum dan keuangan
4.1.2.4. Pejabat Struktural
Direktur : drg.Kusnarto, M.Kes
Wadir Umum dan Keuangan : Muh. Ali S.Kep, MM.Kes
Wadir Pelayanan : Dr. Bambang Dwipo, M.Kes
Kabag. Umum : Mujoko, SH, MM
Kabag. Bina Program dan Hukum :Drs. Adi Bintoro, MM
Kabag. Keuangan : Nikmah, SE. MM.
Subbag. Tata Usaha : Umrotun, SH, MH
Subbag. Kepegawaian : Suharni
Subbag. Rumah Tangga : Ana Peristiwaningsih, SH
Subbag. Hukum dan Humas : Emi Hariati, SH, MH
Subbag. Program dan Evaluasi : Sukir, S.Kep
Subbag. SIM RS dan Promosi : Slamet Noor Riyadi, AMKL
Subbag. Anggaran dan Mob. Dana : Yetti Hartanti, Bsc
Subbag. Pembendaharaan : Wiyoto, SH Subbag.
Akuntasi dan Verifikasi : Himawan Mutaqin DP, SE, MH
Kabid Pelayanan Medik : dr.M. Fakhrudin
Seksi Pelayanan I : dr.Moh.Farid Faisol
Seksi Pelayanan II : Sulih Raharjo S.Kep
Kabid Keperawatan : Muh.Ali, S.Kep
Seksi Keperawatan I : Sri Rahayu, S.Kep
Seksi Keperawatan II : Sri Wahyuni, S.Kep
Kabid Penunjang Medik : dr.Sukmawati
Kangiden Seksi Penunjang I : Djupri, Amd
Seksi Penunjang II : Dwi Prasetyowati, S.Kep
Pejabat Struktural Susunan Organisasi Susunan organisasi RSUD RA.
Kartini terdiri dari:
1. Direktur
2. Wakil Direktur
a. Bagian Bina Program dan Hukum, membawahi: 1) Sub. Bagian Program dan
Evaluasi 2) Sub.Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan
Promosi 3) Sub. Bagian Hukum dan Humas.
b. Bagian Keuangan, Membawahi: 1) Sub. Bagian Anggaran dan Mobilisasi
Dana 2) Sub. Bagian Pembendaharaan 3) Sub. Bagian Akutansi dan
Verifikasi .
c. Bagian Umum, membawahi: 1) Sub. Bagian Tata Usaha 2) Sub. Bagian
Kepegawaian 3) Sub. Bagian Rumah Tangga.
1. Wakil Direktur Keuangan, membawahi:
a. Bidang Pelayanan Medik, membawahi: 1) Seksi Pelayanan I 2) Seksi
Pelayanan II
b. Bidang Penunjang Medik, membawahi: 1) Seksi Penunjang I 2) Seksi
Penunjang II
c. Bidang Keperawatan, membawahi: 1) Seksi Keperawatan I 2) Seksi
Keperawatan II
2. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Kelompok Instansi
4.2. Analisis Data
Data keuangan bersumber dari:
1. Neraca tahun 2014- 2016
2. Laporan Operasional tahun 2014- 2016
Data yang diperlukan untuk menganalisis keuangan RSUD RA. Kartini
Jepara dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Keuangan Untuk Menghitung Rasio Likuiditas RSU
Kartini Jepara Pada Tahun 2014-2016.
Keterangan Tahun
2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp)
Aktiva Lancar 33.268.673.507,00 33.113.866.636,00 30.233.748.196,50
Utang Lancar 7.482.543.405,00 10.569.336.523,00 14.653.880.190,00
Kas & Setara Kas 20.847.768.718,00 18.986.116.666,00 8.997.274.256,00
Persediaan 3.977.664.929,00 4.962.762.834,00 6.479.485,00
Aktiva lancar -
Persediaan 29.291.008.578,00 28.151.103.802,00 23.754.263.196,50
Sumber :Laporan Keuangan RSU Kartini Jepara.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa aktiva lancar RSU
Kartini Jepara, dari tahun 2014-2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2014
aktiva lancar menunjukkan angka Rp. 33.268.673.507. Pada tahun 2015 menjadi
Rp. 33.113.866.636, dan pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu
Rp. 30.233.748.196,50.
Perubahan dana kas yang terdapat di RSU Kartini Jepara dari tahun 2014
hingga tahun 2016 rata-rata kepemilikan dana kas mengalami penurunan dari
tahun ke tahun yaitu dari Rp. 20.847.768.718 pada tahun 2014 menurun menjadi
Rp. 18.986.116.666 pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 menurun menjadi Rp.
8.997.274.256. Hal tersebut menunjukkan bahwa RSU Kartini Jepara didalam
melakukan pembiayaan melalui dana yaitu kas berjalan secara proporsional
dengan operasi produksi perusahaan dalam satu siklus normal, sehingga
penetapan kas menjadi bervariasi.
Tabel 4. 2
Rekapitulasi Data Keuangan Untuk Menghitung Rasio Solvabilitas RSU
Kartini Jepara Pada Tahun 2014- 2016.
Keterangan Tahun
2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp)
Total Aktiva 136.812.627.182,00 167.726.380.304,00 192.352.564.466,50
Total Hutang 7.482.543.405,00 10.569.336.523,00 14.653.880.190,00
Modal 129.330.083.777,00 157.157.043.781,00 177.698.684.276,00
Sumber: Laporan Keuangan RSU Kartini Jepara.
Solvabilitas pada Total aktiva diperoleh nilai tahun 2014 sebesar
Rp. 136.812.627.182,00, dan mengalami kenaikan pada tahun 2015 sebesar
Rp. 167.726.380.304,00, dan naik lagi pada tahun 2016 menjadi
Rp. 192.352.564.466,50. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa asset RSU Kartini selalu mengalami kenaikan dari tahun
2014-2016.
Tabel 4. 3
Rekapitulasi data Keuangan Untuk Menghitung Rasio Rentabilitas RSU
Kartini Jepara Pada Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp)
Total Aktiva 136.812.627.182,00 167.726.380.304,00 192.352.564.466,50
Surplus/(Defisit) (7.736.976.618,05) (18.569.927.997,00) (24.969.129.483,30)
Modal 129.330.083.777,00 157.157.043.781,00 177.698.684.276,00
Sumber: Laporan Keuangan RSU Kartini Jepara.
Rasio Rentabilitas RSU Kartini Jepara dapat diketahui pada total aktiva
dari tahun 2014 yaitu Rp. 136.812.627.182,00, dan mengalami kenaikan pada
tahun 2015 Rp. 167.726.380.304,00, pada tahun 2016 mengalami kenaikan lagi
sebesar Rp. 192.352.564.466,50.
Rentabilitas Modal merupakan jumlah kekayaan netto. Dengan kata lain
bahwa rentabilitas modal adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Dari hasil pengukuran Rentabilitas Modal pada periode 2016 adalah
lebih baik jika dibandingkan dengan periode tahun 2014 dan tahun 2015.
4.1.2 Data Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
RSU RA Kartini untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera
dipenuhi pada saat yang tepat.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka
panjang. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut:
Analisis likuiditas tahun 2014- 2016 RSU Kartini Jepara.
Current Ratio = Aktiva Lancar
X 100% Kewajiban Lancar
1) Tahun 2014 =
33.268.673.507,00 X 100% = 4,45 atau 445%
7.482.543.405,00
2) Tahun 2015 = 33.113.866.636,00
X 100% = 3,13 atau 313% 10.569.336.523,00
3) Tahun 2016 = 30.233.748.196,50
X 100% = 2,06 atau 206% 14.653.880.190,00
Tabel 4.4
Hasil Analisis Rasio Likuiditas dengan Perhitungan Current Ratio
Periode Tahun 2014-2016.
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Current Ratio 4,45% 3,13% 2,06%
Sumber: Data yang telah diolah.
Dari tabel hasil analisis rasio likuiditas yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa:
1) Tahun 2014 diperoleh Current Ratio sebesar 4,45%, yang berarti setiap Rp
1,00 utang lancar akan dijamin oleh Rp. 4,45 dari aktiva lancar.
2) Tahun 2015 Current Ratio menurun menjadi 3,13% yang berarti setiap
kewajiban lancar (utang lancar) Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva Lancar sebesar
Rp. 3,13.
3) Tahun 2016 Current Ratio sebesar 2,06 artinya setiap kewajiban lancar (hutang
lancar) Rp. 1,00 dijamin dengan aset lancar sebesar Rp. 2,06.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik RSU RA Kartini dapat
memenuhi kewajiban, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada persediaan.
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = Aktiva Lancar-Persediaan
X 100% Kewajiban Lancar
1) Tahun 2014 =
29.291.008.578,00 X 100% = 3,91 atau 390%
7.482.543.405,00
2) Tahun 2015 = 28.151.103.802,00
X 100% = 2,66 atau 266% 10.569.336.523,00
3) Tahun 2016 = 23.754.263.196,50
X 100% = 1,62 atau 162% 14.653.880.190,00
Tabel 4.5
Hasil Analisis Ratio Likuiditas Dengan Perhitungan Quick Ratio
Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Quick Ratio 3,91% 2,66% 1,62%
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel hasil Analisis Rasio Likuiditas yang telah dilakukan, maka
dapat diketahui bahwa :
1) Tahun 2014 diperoleh Quick Ratio sebesar 3,91% ini berarti setiap kewajiban
lancar (hutang lancar) sebesar Rp. 1,00 dijamin dengan Rp. 3,91, dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
2) Tahun 2015 Quick Ratio sebesar 2,66% ini berarti setiap hutang lancar sebesar
Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan
yaitu sebesar Rp. 2,66.
3) Tahun 2016 Quick Ratio sebesar 1,62%, artinya setiap hutang lancar pada
tahun sebesar Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
persediaan yaitu sebesar Rp. 1,62 .
c. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Yang dimaksud dengan kas adalah uang
perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening Koran.
Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah
dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
Negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Cara pengukurannya
adalah sebagai berikut :
Analisis likuiditas Tahun 2014 - 2016 RSU Kartini Jepara.
i. Cash Ratio = Kas dan Setara Kas
X 100% Hutang Lancar
1) Tahun 2014 =
20.847.768.718,00 X 100% = 2,79 atau 279%
7.482.543.405,00
2) Tahun 2015 = 18.986.116.666,00
X 100% = 1,80 atau 180% 10.569.336.523,00
3) Tahun 2016 = 8.997.274.256,00
X 100% = 0,61 atau 61% 14.653.880.190,00
Tabel 4.6
Hasil Analisis Ratio Likuiditas Dengan Perhitungan Cash Ratio Periode
Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Quict Ratio 2,79% 1,80% 0,61%
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel hasil Analisis Rasio Likuiditas yang telah dilakukan, maka
dapat diketahui bahwa :
1) Tahun 2014 diperoleh Cash Ratio sebesar 2,79%, artinya setiap hutang
lancar sebesar Rp. 1,00 dapat dijamin dengan kas dan setara kas sebesar
Rp. 2,79.
2) Tahun 2015 Cash Ratio menunjukkan angka sebesar 1,80% yang berarti
bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp 1,00 mendapat jaminan kas dan
setara kas sebesar Rp 1,80.
3) Tahun 2016 Cash Ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 0,61%, yang
artinya bahwa setiap hutang lancar Rp 1,00 dapat dijamin kas dan setara
kas sebesar Rp. 0,61.
b. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan RSU RA Kartini untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
a. Debt to Equity Ratio
Rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki RSU RA Kartini, sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya suatu
utang.
Cara perhitungan adalah:
Debt Equity Rasio = Total Utang
X 100% Modal
b) Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa bagian dari danaRSU RA Kartini yang
berasal dari pinjaman. Semakin tinggi presentase yang dicapai berarti semakin
kecil pula aktiva yang digunakan untuk menjamin terbayarnya utang-utang
apabila RSU RA Kartini tersebut sewaktu-waktu dilikuidasi. Secara sistematis
rasio ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Analisis solvabilitas Tahun 2014-2016RSU Kartini Jepara .
Debt Equity Ratio = Total Utang
X 100% Modal
1) Tahun 2014 =
7.482.543.405,00 X 100% = 0,06 atau 6%
129.330.083.777,00
2) Tahun 2015 = 10.569.336.523,00
X 100% = 0,07 atau 7% 157.157.043.781,00
3) Tahun 2016 = 14.653.880.190,00
X 100% = 0,08 atau 8% 177.698.684.276,00
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Analisis Rasio Solvabilitas dengan Perhitungan Debt to
Equity Ratio Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Debt to Equity Ratio 0,06% 0,07% 0,08%
Sumber: Data yang telah diolah.
Dari tabel hasil analisis rasio solvabilitas yang telah dilakukan, maka
dapat diketahui bahwa:
1) Pada tahun 2014 Debt to Equity Ratio RSU Kartini sebesar 0,06, artinya setiap
total hutang sebesar Rp. 1,00, dapat dijamin dengan modal sebesar Rp. 0,06.
2) Pada tahun 2015 Debt to Equity Ratio RSU Kartini mengalami penurunan
sebesar 0,07, artinya setiap total hutang sebesar Rp. 1,00, dapat dijamin dengan
modal sebesar Rp. 0,07.
3) Pada tahun 2015 Debt to Equity Ratio RSU Kartini mengalami penurunan lagi
sebesar 0,08, artinya setiap total hutang sebesar Rp. 1,00, dapat dijamin dengan
modal sebesar Rp. 0,08.
b. Debt to Total Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui berapa bagian dari aset yang dibiayai oleh utang dan dapat
digunakan untuk menjamin hutang.
Debt to Total Assets Ratio = Total Kewajiban
X 100% Total Aktiva
Analisis solvabilitas Tahun 2014-2016 RSU Kartini Jepara .
1) Tahun 2014 = 7.482.543.405,00
X 100% = 0,05 atau 5% 136.812.627.182,00
2) Tahun 2015 = 10.569.336.523,00
X 100% = 0,06 atau 6% 167.726.380.304,00
3) Tahun 2016 = 14.653.880.190,00
X 100% = 0,08 atau 8%
192.352.564.466,50
Tabel 4. 8
Hasil Analisis Rasio Solvabilitas Dengan Perhitungan Debt to Total Asset
Ratio Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Debt to Total Assets Ratio 0.05% 0.06% 0.08%
Sumber : Data yang telah diolah
Dari tabel hasil analisis rasio solvabilitas yang telah dilakukan, maka
dapat diketahui bahwa Debt to Total Assets Ratio dari tahun 2014-2016 :
1) Pada tahun 2014 Debt to Total Assets Ratio RSU Kartini sebesar 0,05, yang
berarti setiap total aset sebesar Rp. 5,00 dapat dapat dibiayai oleh hutang
sebesar Rp. 1,00.
2) Pada tahun 2014 Debt to Total Assets Ratio RSU Kartini sebesar 0,063, yang
berarti setiap total aset sebesar Rp. 6,00 dapat dapat dibiayai oleh hutang
sebesar Rp. 1,00
3) Pada tahun 2014 Debt to Total Assets Ratio RSU Kartini sebesar 0,08, yang
berarti setiap total aset sebesar Rp. 8,00 dapat dapat dibiayai oleh hutang
sebesar Rp. 1,00
c. Rasio Rentabilitas
Rentabilitas merupakan rasio untuk menghasilkan laba RSU RA Kartini
yang diukur dengan kesuksesan RSU RA Kartini dalam kemampuannya
menggunakan aktiva secara produktif.
a. Return On Assets
ROA = Surplus/(Defisit) X 100%
Total Aktiva
Return On Assets
=
Surplus/(Defisit) X 100%
Total Aktiva
1) Tahun 2014 =
(7.736.976.618,05) X 100% = (0,06) atau -6
136.812.627.182,00
2) Tahun 2016 = (18.569.927.997,00)
X 100% = (0, 110) atau -11 167.726.380.304,00
3) Tahun 2016 =
(24.969.129.483,00) X 100% = (0,130) atau -13
192.352.564.466,50
Tabel.4. 9
Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan Perhitungan ROA
Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Return on Assets -6% -11% -13%
Sumber : Data yang telah diolah.
Dari tabel analisis rasio rentabilitas yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa:
a. Tahun 2014, Return on Assets sebesar -6% berarti bahwa setiap Rp 1,00 dari
total aktiva mengalami kerugian sebesar Rp 6,7.
b. Pada tahun 2015 rasio sebesar -11%, ini berarti setiap Rp 1,00 keseluruhan
aktiva mengalami kerugian sebesar Rp 11.
c. Pada tahun 2016 rasio sebesar -13%, ini berarti Rp 1,00 keseluruhan aktiva
dapat menghasilkan rugi sebesar Rp 13. Jadi jumlah kerugian semakin
bertambah setiap tahunnya.
b. Return on Equity (ROE)
Return On Equity = Surplus/(Defisit) X 100% Modal
1) Tahun 2014 =
(7.736.976.618,05) X 100% = (0,06) atau -6
129.330.083.777,00
2) Tahun 2015 = (18.569.927.997,00)
X 100% = (0,118) atau -12 157.157.043.781,00
3) Tahun 2016 = (24.969.129.483,00)
X 100% = (0,070) atau -7
177.698.684.276,00
Tabel 4.10
Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan Perhitungan ROE
Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Return on Equity -6 % -12 % -7 %
Dari tabel analisis rasio rentabilitas yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa:
a. Tahun 2014, Return On Equity sebesar -6% yang artinya bahwa setiap Rp 1,00
modal mengasilkan rugi sebesar Rp. 6.
b. Tahun 2015, Return on Equity sebesar -12% yang artinya bahwa setiap Rp 1,00
modal dapat menghasilkan rugi sebesar Rp. 12. Pada tahun 2015 kerugian
bertambah dibanding tahun 2014 yang disebabkan naiknya modal.
c. Tahun 2016, Return on Equity sebesar -7% yang artinya bahwa setiap Rp 1,00
menghasilkan rugi sebesar Rp. 7 dari modal sendiri yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan.
4.2 Pembahasan
Hasil analisis terhadap data keuangan baik analisis rasio likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas untuk menilai kinerja RSU Kartini Jepara. Analisis
rasio likuiditas dan solvabilitas digunakan untuk menilai posisi keuangan RSU
Kartini Jepara dan analisis rasio rentabilitas digunakan untuk menilai kinerja
RSU Kartini Jepara.
1. Hasil perhitungan current ratio pada tahun 2014-2016 masing-masing adalah
445%, 313%, dan 206%. Pada tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan
sebesar 132%, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan
sebesar 107%. Dari angka presentase tersebut RSU Kartini berada dalam
posisi likuid, meskipun setiap tahun cenderung menurun tapi masih diatas
200%. Namun RSU Kartini tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban lancarnya.
Nilai Quick Ratio RSUD Kartini pada tahun 2014-2016 sebesar 391%,
266%, dan 162%. Tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar 125%,
dan tahun 2015-2016 menurun menjadi 104%. Hal ini berarti angka
presentase penurunan tersebut masih dalam posisi baik, karena aktiva lancar
dan persediaan dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan kewajiban lancar.
Berdasarkan hasil analisis cash rasio dari tahun 2014-2016 yaitu sebesar
279%, 180%, 61%. Pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar
99%, untuk tahun 2015-2016 terjadi penurunan sebesar 119%. Artinya dari
hasil angka presentase tersebut, RSU Kartini berada dalam posisi tidak likuid.
Hal ini disebabkan karena penurunan pada jumlah kas yang dimiliki RSU
Kartini dan terjadi kenaikan pada kewajiban lancar.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kurniawan Kahar, dengan hasil analilis
rasio likuiditas RSUD Bahteramas Sultra dapat disimpulkan bahwa selama
priode tahun 2013-2015 terjadi kenaikan untuk ketiga rasio rasio yaitu Current
Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio. Hal ini disebabkan nilai aset lancar yang
semakin besar dan diikuti nilai utang lancar yang semakin kecil.
2. Dari perhitungan Rasio Solvabilitas yang telah dilakukan maka terlihat bahwa
presentase Debt to Equity Ratio selama Tahun 2014-2016 adalah sebesar
0,06%, 0,07%, dan 0,08%. Berarti angka presentase dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan 0,01%, yaitu dari nilai total hutang dan nilai modal
sama-sama mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dengan demikian RSU
Kartini dapat dikatakan solvabel, karena RSU Kartini mampu memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Hasil dari perhitungan Debt To Total Aset Ratio dari tahun 2014-2016
adalah 0,05%, 0,06%, 0,08%. Angka presentase tersebut berarti mengalami
peningkatan rasio dari tahun ke tahun, berarti posisi keuangan RSU Kartini
dalam sangat baik. Rasio ini mengukur sampai seberapa jauh aktiva RSU
Kartini dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman. Suatu perusahaan yang solvable
belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum
tentu likuid.
Hal ini sejalan dengan penelitian Debby Firoeza Indiany, yang
menyatakan solvabilitas RSUD Kardinah sesudah penerapan PPK-BLUD
terdapat peningkatan dari aspek Time Interest Earned, dan penurunan pada
Aspek Debt Total Asset.
3. Tingkat rentabilitas RSU Kartini Jepara bila dilihat dari perhitungan Net Rate
of Return on Assets pada Tahun 2014 sampai 2016 adalah sebesar -6,%,
-11%, dan -13%. Sedangkan Return on Equity pada tahun 2014 sebesar -6%,
tahun 2015 bertambah menjadi -12% dan pada tahun 2016 berkurang sebesar
-7%.
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa untuk tahun 2014-2016, RSU
Kartini mengalami kerugian. Kerugian ini dipengaruhi oleh jumlah beban
yang semakin meningkat daripada pendapatan, yaitu Rp. 97.685.524.748,05,
sedangkan pendapatannya sebesar Rp. 89.948.548.130 pada tahun 2014. Pada
tahun 2015 jumlah beban sebesar Rp. 115.301.333.527 dan jumlah
pendapatan Rp. 96.731.405.530. Dan pada tahun 2016 jumlah beban Rp.
140.748.732.435 dengan pendapatan sebesar Rp. 116.016.529.958. Beban
biaya tersebut terdiri dari biaya pegawai, biaya persediaan, biaya jasa, biaya
perjalanan dinas, biaya penyusutan dan biaya barang dan jasa. Hasil tersebut
membuktikan bahwa semakin rendah pendapatan dan beban semakin
bertambah maka akan terjadi defisit. Bisa dikatakan rumah sakit tidak
beroperasi secara efektif dan efisien.
Hal ini sejalan dengan penelitian Widhi Widyasari yang menyatakan
rentabilitas dalam kondisi relatif rendah dan perputaran modal kerjanya relatif
rendah perolehan laba kurang maksimal dan belum diberdayakan dengan
efisien.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis yang telah dilakukan terhadap
laporan keuangan yang telah diperoleh dari RSUD RA. Kartini Jepara selama
kurun waktu tiga periode akuntansi yaitu dari tahun 2014-2016 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Jika dilihat dari Current Ratio dan Quick Ratio maka posisi keuangan RSUD
RA. Kartini Jepara dari tahun 2015-2016 dalam posisi baik. Dengan demikian
RSUD RA. Kartini Jepara dapat dikatakan perusahaan yang likuid.
2. Berdasarkan rasio solvabilitas maka dapat diketahui bahwa posisi keuangan
RSUD RA. Kartini Jepara dilihat dari Debt to Equity Ratio, maka dapat
dikatakan bahwa tingkat solvabilitas RSUD RA. Kartini Jepara dalam tiga
tahun terakhir adalah baik.
3. Berdasarkan hasil analisis rasio rentabilitas, manajemen RSUD RA. Kartini
Jepara dapat mengetahui seberapa besar kemampuan RSU Kartini dalam
menghasilkan laba dan kemajuan kinerja, berarti bisa dikatakan sebagai
perusahaan yang tidak profitabel karena terjadi defisit.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka penulis mengajukan
saran, agar Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini lebih meningkatkan kinerja
perusahaan melalui peningkatan keuntungan dengan hal-hal sebagai berikut:
52
1. Laporan keuangan akan menggambarkan posisi keuangan, oleh sebab itu
perusahaan sebaiknya mengurangi jumlah hutang jangka panjang dan
meningkatkan aktiva.
2. Perlu peningkatan sumber daya manusia agar bisa membuat konsep
menajemen keuangan yang akurat dan tepat waktu.
3. Pihak manajemen Rumah Sakit diharapkan mencari cara agar mencapai target
laba yang diharapkan dengan lebih meningkatkan pendapatan oprasional dan
juga mencari dana-dana lain seperti sumbangan dari pihak ketiga.
Dari keterbatasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka untuk
penelitian yang akan datang disarankan untuk :
1. Memperpanjang tahun pengamatan agar diperoleh hasil yang maksimal.
2. Memperbanyak data yang terkait dengan penelitian karena terdapat beberapa
data yang sifatnya rahasia bagi RSU Kartini.
3. Meneliti lebih mendalam tentang tingkat kinerja serta menambahkan variabel
lain dalam mengukur tingkat kinerja keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Indriyo. Gitusudarmo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta:BPFE
Agus, Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8,
Jakarta: Erlangga.
Carolina Candri Prihandini Sari. 2007. “Analisis Kinerja Keuangan Badan
Layanan Umum dan Penentuan Status Subjek Pajaknya”, Jakarta.
Chairun Amallia. 2016. “Analisis Kinerja Keuangan Rumah Sakit Jiwa Prof. Hb.
Sa’anin Sebelum Dan Setelah Ditetapkan Sebagai Badan Layanan Umum
Daerah”, Vol. 7, No.2.
Eugene F Brigham, dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan Buku 2. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: ALFABETA .
Fakultas Ekonomi: Universitas Indonesia. Dwi Martani, dkk. 2012. Akuntansi
Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta : SalemaEmpat.
Hanafi Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Kedua, Yogyakarta : STIE YKPN.
Harahap, Sofyan Safri. 2002. Teori Akuntansi. Edisi 8. Jakarta : Pt. Raja Grasindo
Persada.
Harjito, A. 2011. Manajemen Keuangan, Edisi 2. Yogyakarta. EKONISIA.
Hernanto. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
James, C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr .2012. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan, Edisi 13 Buku 1. Jakarta. Salemba Empat.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT Bumi
Aksara,. Jakarta.
Kurniawan Kahar. 2016. “Analisis Rasio Kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum
Bahteramas”. Sulawesi Tenggara . Universitas Halu Oleo Kendari.
Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya
Offset, Bandung.
Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
54
Mamduh. M. Hanafi. 2003. Analisis Laporan Keuangan, UPP AMK YKPN,
Yogyakarta.
Posma Pratama Yosafat. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio
Profitabilitas Pada Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang”. Jurnal
Akuntansi Bisnis & Keuangan (Jabk), Vol 1, ISSN 2355-9047.
Rahman Pura. 2013. Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan Siklus Akuntansi,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ridwan S. Dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan 2 Edisi keempat.
Literata Lintas Media Jendela Ilmu Dunia, Jakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat
BPFE. Yogyakarta.
S. Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakrta : Liberty.
Siswanto Sutojo. 2000. Strategi Manajemen Kredit Bank Umum. PT. Damar
Mulia Pustaka. Jakarta.
Sofyan Syafri Harahap. 2002. Teori Akuntansi, Edisi Delapan. Jakarta, PT. Raja
Grasindo Persada.
Sofyan Syafri Harahap. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sundjaja, Ridwan S., dan IngeBarlian, 2003, Manajemen Keuangan Satu, Edisi
Kelima, Jakarta.Literata Lintas Media.
Sutrisno, 2007.Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta:
Ekonisia.
Universitas Widyatama. Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu
Pengantar, Erlangga, Jakarta .
Warsono. 2008. Keputusan Keuangan Jangka Panjang. Buku Satu, Edisi Pertama.
UMM Press. Malang.
Zaki Baridwan. 2001.Siklus Akuntansi. Jakarta: Kanisius.
LAMPIRAN 1
NERACA
BLUD RSU RA. KARTINI JEPARA
PER 31 DESEMBER 2014
Uraian 31 Desember 2014
ASET Aset Lancar
Kas di Bank 20.847.768.718
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Lainnya
Bagian Lancar Tagihan
Penyisihan Piutang (1.586.384.675)
Piutang Lainnya 10.029.624.535
Biaya Dibayar Dimuka
Persediaan 3.977.664.929
Jumlah Aset Lancar 33.268.673.507
ASET TETAP
Tanah 33,021.410.700
Peralatan Dan Mesin 26.343.410.072
Gedung Dan Bangunan 40.578.536.894
Jalan, Irigrasi Dan Jaringan 4.712.954.898
Aset Tetap Lainnya 28.534.080
Kontruksi Dalam Pengerjaan 13.110.475.441
Akumulasi Penyusutan (1.5.742.015.810)
Jumlah Aset Tetap 102.053.306.275
ASET
LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud 472.196.000
Aset Lain-Lain
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
Jumlah Aset Lainnya 1.490.647.400
Jumlah Aset 136.812.627.182
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 15.855.850
Utang Bunga
Pendapatan Diterima Dimuka
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Utang Jangka Pendek Lainnya 7.466.687.555
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 7.842.543.405
EKUITAS
DANA
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 20.831.912.868
Pendapatan Yang Ditangguhkan
Cadangan Piutang 8.443.239.860
Cadangan Persediaan 3.977.664.929
Dana Yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jk Pendek
(7.466.687.555)
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 25.786.130.102
Ekuitas Dana
Investasi
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 102.053.306.275
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 1.490.647.400
Jumlah Dana Ekuitas Investasi 103.543.953.675
EKUITAS
DANA
CADANGAN
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan
Jumlah Ekuitas Dana 129.330.083.777
LAMPIRAN 2
NERACA
BLUD RSU RA. KARTINI JEPARA
PER 31 DESEMBER 2015
Uraian 31 Desember 2015
ASET Aset Lancar
Kas di Bank 4.986.116.666
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek 14.000.000.000
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Lainnya 10.931.887.329
Bagian Lancar Tagihan
Penyisihan Piutang (1.766.900.193
Piutang Lainnya
Biaya Dibayar Dimuka
Persediaan 4.962.762.834
Jumlah Aset Lancar 33.113.866.636
ASET TETAP
Tanah 33.447.048.200
Peralatan Dan Mesin 45.589.487.861,31
Gedung Dan Bangunan 610.111.969.390,23
Jalan, Irigrasi Dan Jaringan 8.584.721.878
Aset Tetap Lainnya 34.013.480
Kontruksi Dalam Pengerjaan 6.739.724.946
Akumulasi Penyusutan (20.312.847.093,49)
Jumlah Aset Tetap 134.194.118.662,06
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud 691.056.000
Aset Lain-Lain 531.749.400
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (804.410.394)
Jumlah Aset Lainnya 418.395.006
Jumlah Aset 167.726.380.304,06
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 15.856.150
Utang Bunga
Pendapatan Diterima Dimuka
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Utang Jangka Pendek Lainnya 10.553.480.373
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 10.569.336.523
Ekuitas 157.157.043.781,06
Jumlah kewajiban & ekuitas 167.726.380.304,06
LAMPIRAN 3
NERACA
BLUD RSU RA. KARTINI JEPARA
PER 31 DESEMBER 2016
Uraian 31 Desember 2016
ASET Aset Lancar
Kas di Bank 4.940.640.970
Kas di Bendahara Pengeluaran 56.633.286
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek 4.000.000.000
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Lainnya 16.663.266.442
Bagian Lancar Tagihan
Penyisihan Piutang (1.906.596.980,50
Piutang Lainnya
Biaya Dibayar Dimuka
Persediaan 6.479.804.479
Jumlah Aset Lancar 30.233.748.196,50
ASET TETAP
Tanah 33.906.506.732
Peralatan Dan Mesin 67.576.808.004
Gedung Dan Bangunan 74.812.587.789
Jalan, Irigrasi Dan Jaringan 9.603.092.878
Aset Tetap Lainnya 40.257.880
Kontruksi Dalam Pengerjaan 2.079.485.000
Akumulasi Penyusutan (26.148.431.185)
Jumlah Aset Tetap 161.870.307.098
ASET
LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud 691.056.000
Aset Lain-Lain 117.193.172
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (559.740.000)
Jumlah Aset Lainnya 248.509.172
Jumlah Aset 192.352.564.466,50
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 22.716.850
Utang Bunga
Pendapatan Diterima Dimuka
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Utang Jangka Pendek Lainnya 14.631.163.340
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 14.653.880.190
EKUITAS 177.698.684.276,50
JUMLAH KEWAJIBAN &
EKUITAS
192.352.564.466,50
LAMPIRAN 4
LAPORAN OPERASIONAL
BLUD RSU RA. KARTINI JEPARA
PER 31 DESEMBER 2014
URAIAN 31 DESEMBER 2014
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Asli Daerah Lainnya 89.671.686.130
JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH LAINNYA 89.671.686.130
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah 276.680.000
Pendapatan Hibah Barang
JUMLAH PENDAPATAN 89.948.548.130
BEBAN
Beban Pegawai 24.780.612.005
Beban Persediaan 27.657.762.104,05
Beban Jasa 9.247.289
Beban Perjalanan Dinas 1.375.000
Beban Penyusutan 2.623.808.037
Beban Penyisihan Piutang 1.586.384.675
Beban Penghapusan Aset 1.278.476.786
Beban Barang Dan Jasa 39.474.858.852
JUMLAH BEBAN 97.685.524.748,05
SURPLUS/(DEFISIT) LAPORAN OPERASIONAL (7.736.618,05)
LAMPIRAN 5
LAPORAN OPERASIONAL
BLUD RSU RA. KARTINI JEPARA
PER 31 DESEMBER 2015
URAIAN 31 DESEMBER 2015
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Asli Daerah Lainnya 96.707.095.530
JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH LAINNYA 96.707.095.530
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Hibah Barang 24.310.000
JUMLAH PENDAPATAN 96.731.405.530
BEBAN
Beban Pegawai 29.510.245.854
Beban Persediaan 80.650.038.180
Beban Jasa
Beban Perjalanan Dinas 750.000
Beban Penyusutan 4.730.874.975
Beban Penyisihan Piutang 180.515.518
Beban Penghapusan Aset 228.900.000
Beban Barang Dan Jasa
JUMLAH BEBAN 115.301.333.527
SURPLUS/(DEFISIT) LAPORAN OPERASIONAL (18.569.927.997)
LAMPIRAN 6
LAPORAN OPERASIONAL
BLUD RSU RA. KARTINI JEPARA
PER 31 DESEMBER 2016
URAIAN 31 DESEMBER 2016
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Asli Daerah Lainnya 115.996.180.558
JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH LAINNYA 115.996.180.558
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Hibah Barang 20.349.400
JUMLAH PENDAPATAN 116.016.529.958
BEBAN
Beban Pegawai 33.725.041.583
Beban Persediaan 53.028.547.547
Beban Jasa 170.800.000
Beban Perjalanan Dinas 63.742.216
Beban Penyusutan 6.152.194.420
Beban Amortisasi 50.152.000
Beban Penyisihan Piutang 537.176.434,30
Beban Penghapusan Aset
Beban Barang Dan Jasa 47.021.078.255
JUMLAH BEBAN 140.748.732.435,30
SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN
OPERASIONAL
(24.732.202.477,30)
SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL
Defisit Penjualan Aset Non Lancar (236.927.006)
SURPLUS/(DEFISIT) LAPORAN OPERASIONAL (24.969.129.483,30)
LAMPIRAN 7
Hasil Analisis Rasio Likuiditas dengan Perhitungan Current Ratio
Periode Tahun 2014-2016.
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Current Ratio 4,45% 3,13% 2,06%
Hasil Analisis Ratio Likuiditas Dengan Perhitungan Quick Ratio
Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Quick Ratio 3,91% 2,66% 1,62%
Hasil Analisis Ratio Likuiditas Dengan Perhitungan Cash Ratio Periode
Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Quict Ratio 2,79% 1,80% 0,61%
LAMPIRAN 8
Hasil Perhitungan Analisis Rasio Solvabilitas dengan Perhitungan Debt to
Equity Ratio Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Debt to Equity Ratio 0,06% 0,07% 0,08%
Hasil Analisis Rasio Solvabilitas Dengan Perhitungan Debt to Total Asset
Ratio Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Debt to Total Assets Ratio 0.05% 0.06% 0.08%
LAMPIRAN 9
Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan Perhitungan ROA
Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Return on Assets -6% -11% -13%
Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan Perhitungan ROE
Periode Tahun 2014-2016
Keterangan Tahun
2014 2015 2016
Return on Equity -6 % -12 % -7 %
LAMPIRAN