ANALISIS KONTRASTIF AFIKSASI BAHASA DAYAK LINOH … · IKAN BAH DIKAN BA UAN DAN S SANAT GYAKAR...
Transcript of ANALISIS KONTRASTIF AFIKSASI BAHASA DAYAK LINOH … · IKAN BAH DIKAN BA UAN DAN S SANAT GYAKAR...
BAHA
PROG
ANA
ASA DAYA
Diaj
M
Program
RAM STUD
JURUS
FAKULTA
UN
ALISIS KO
AK LINO
ajukan untuk
Memperoleh
m Studi Pen
Lusian
DI PENDID
SAN PENDI
AS KEGUR
NIVERSITA
YO
ONTRAS
H DENGA
SKRIPSI
k Memenuhi
h Gelar Sarja
ndidikan Bah
Oleh:
nus Rinata P
111224080
DIKAN BAH
IDIKAN BA
RUAN DAN
AS SANAT
OGYAKAR
2016
TIF AFIK
AN BAHA
I
Salah Satu S
ana Pendidik
hasa Sastra I
Pratama
0
HASA SAST
AHASA DA
ILMU PEN
TA DHARM
RTA
KSASI
ASA INDO
Syarat
kan
Indonesia
TRA INDO
AN SENI
NDIDIKAN
MA
ONESIA
ONESIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KONTRASTIF AFIKSASI
BAHASA DAYAK LINOH DENGAN BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Lusianus Rinata Pratama
111224080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
}?rd uluurx
9I0Z lunf 9IpEtueI
YIStrNO(INI YSYHYS NYCNflO HONIT XYAY(I VSYIIYfl
ISYS'XI.{Y .ilIS\TUINOX SISITYNV
ISdIDTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IIIi
I
?urJstlo Bisu€s sellsJo^rufl
uelrprpued ru.ull ucp uerun8e11 sulln{ed
9I0Z 1unl91 'uge1u.(Eoa
'pd'IAI'ortouul6'ro Jord
'tunH'I tr 6lprer{3u uuefun; 'u'rcl
'pd'W 'o1ue,{"ruqpt1\. 'g 'r(l
'urnH'IAi 'ip;eqeA uuu[un11 'U 'rCI
'pd'IAI'qts8urue,(qaS ewrln1'rC
1 fn8ue 4 uI]FIu d IIEunsnS
1e-re,{s qnuelueul qole} uB>lB}€,(urp uup
9I0Z iunf 91 1u83u4 epu4
Ilniuod ullltred uedep Ip uu{uerlupodlp WIoJ
080nzzl I I :urlN
€ru€]?Jd Bl?ulu snu€ ISn'I
:qelo srlntlp uep ueldurs-redrq
VISflNO(NI VSYHYS NYSNTO HONI-I XYAY(I YSYHYfl
ISYSXI.{V CIISI1IL\iOX SI SITYNV
u1o38uy
eioBEuy
e1o33uy
su€iar{es
€nie>I
ISdTTDIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing dan
memberikan rahmat serta karunianya disetiap langkah hidup saya, karya ini akan
saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang selalu membimbing, serta
mendoakan dalam setiap langkah saya.
Masyarakat desa Baya Mulya yang selalu memberikan dukungan dan
motivasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Realisasikan ucapan lewat perbuatan”
Perjuangan dan pengorbanan
kunci kesuksesan
(Lusianus Rinata Pratama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Pratama, Lusianus Rinata. 2016. Analisis Kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak
Linoh dengan Bahasa Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS,
FKIP, USD.
Penelitian ini membahas tentang analisis kontrastif afikasi bahasa Dayak
Linoh dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
proses morfologis pembentukan kata bahasa Dayak Linoh dan mendeskripsikan
persamaan bentuk, fungsi, dan makna bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia. Subjek dalam penelitian ini adalah penutur asli Dayak Linoh, yakni
mereka yang tinggal di Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sintang
Kecamatan Sungai Tebalian, yang sedang menempuh studi di Yogyakarta
(Yohanes Pamfi S.P, Cyprianus Karte, Supriandi, dan Elian Dotala).
Penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini
berisi gambaran analisis kontrastif afiksasi yang diperoleh dari terjemahan
karangan, lagu dan rekaman. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara (konfirmasi kepada informan) serta penelitian sendiri dengan
bekal teori analisis kontrastif. Metode pengumpulan data yakni, pertama, metode
cakap dengan teknik catat dan rekam, dan kedua, metode cakap yang disejajarkan
dengan metode wawancara yang dilaksanakan dengan teknik pancing. Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan proses afiksasi bahasa Dayak
Linoh serta mendeskriksikan persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
sebagai suatu pemahaman terhadap penggunaan afiks terutama penggunaan
afikasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia.
Simpulan dari penelitian ini adalah Peneliti menemukan 83 afiks dalam
bahasa Dayak Linoh. Delapan puluh tiga afiks tersebut terdiri dari prefik, sufiks,
konfiks, dan simulfiks. Dalam bahasa Dayak Linoh juga terdapat persamaan dan
perbedaan bentuk afiks dengan bahasa Indonesia seperti prefiks be- dalam bahasa
Dayak Linoh memiliki persamaan bentuk dengan prefiks ber- dalam bahasa
Indonesia, perbedaan bentuk sufiks –am/-om/-em dalam bahasa Dayak Linoh
tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Penelitian analisis kontrastif afiksasi ini
juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain, bagi guru dan bagi
masyarakat Dayak Linoh.
Kata kunci: kontrastif, afiksasi, bahasa Dayak Linoh, bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Pratama, Lusianus Rinata. 2016. The Contrastive Analysis of Affixation between
Dayak Linoh Language and Indonesian Language. Thesis. Yogyakarta:
PBSI, JPBS, FKIP. USD
This research discusses the contrastive analysis of affixation between
Dayak Linoh language and Indonesian language. The research aims to describe
the morphological process of word-forming of Dayak Linoh language and to
describe the form, function, dan meaning similarity of these language. The subject
of this research is Dayak Linoh’s native speakers, who live in Kalimantan Barat
especially Kabupaten Sintang Kecamatan Sungai Tebalian who are studying in
Yogyakarta (Yohanes Pamfi S.P, Cyprianus Karte, Supriandi, and Elian Dotala).
The contrastive analysis of affixation between Dayak Linoh language and
Indonesian language applies the descriptive-qualitative research, because the
research contains the contrastive analysis of affixation that is gained from prints
translation, songs and records. The instrument that is used is interview
(informants confirmation) and individual research with contrastive analysis basic
theory. The data collects method is, first interview method with writing and record
technique and second, interview method that is lined-up with fishing-rod
technique. In this research, the researcher tries to describe the affixation process
of Dayak Linoh language and to describe the similarity and diversity of affixation
form of these language, it goal is to be an comprehension about affix using
espesially in Dayak Linoh language and Indonesian language.
The research conclusion is the researcher finds 83 affix in Dayak Linoh
language. The-83-affix including preffix, suffix, konffix, and simulffix. In Dayak
Linoh language is also found the similarity and diversity of affix form with
Indonesian language as preffix be- un Dayak Linoh language has the siilar form
with preffix ber- in Indonesian language, the diversity of suffix –am/-om/-em in
Dayak Linoh language is not found in Indonesian language. The analysist of
affixation contrastive research is also expected to give inputs to another
researchers, teachers and the people of Dayak Linoh.
Keywords: contrastive, affixation, Dayak Linoh language, Indonesian language.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak Linoh
dengan Bahasa Indonesia” bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar
kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selama ini
bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,
mendorong, dan member masukan yang sangat bermanfaat untuk
penyusunan skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen prodi PBSI yang dengan penuh dedikasi mendidik,
mengarahkan, membimbing, membagi ilmu pengetahuan, memberikan
dukungan, dan bantuan kepada penulis dari awal perkuliahan sampai
selesai.
5. R. Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI yang dengan sabar
memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan
berbagai urusan administrasi.
6. Bapakku Gabriel Rian S.Ag, Ibuku Anastasia Nuraini, Adikku Antonius
Melly Dwisa Putra, dan pamanku Utoi serta seluruh kerabat dekat yang tak
pernah berhenti mendukung dan mendoakan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 10
2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 10
2.2 Landasan Teori ................................................................................................... 12
2.2.1 Analisis Kontrastif ..................................................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.2 Afiksasi ..................................................................................................... 14
2.2.3 Suku Dayak ............................................................................................... 20
2.2.4 Bahasa Dayak Linoh ................................................................................. 21
2.2.5 Bahasa Indonesia ....................................................................................... 24
2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 26
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 26
3.2 Subjek Penelitian ................................................................................................ 26
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28
3.4 Instrumen Penelitian............................................................................................. 29
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ........................................................................ 30
3.6 Triangulasi Data ................................................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ..................................... 32
4.1 Deskripsi Data ...................................................................................................... 32
4.1.1 Prefiks ........................................................................................................ 33
4.1.2 Sufiks ......................................................................................................... 36
4.1.3 Konfiks ....................................................................................................... 38
4.1.4 Simulfiks .................................................................................................... 42
4.2 Analisis Data ....................................................................................................... 43
4.2.1 Prefiks ........................................................................................................ 43
4.2.2 Sufiks ......................................................................................................... 45
4.2.3 Konfiks ....................................................................................................... 47
4.2.4 Simulfiks .................................................................................................... 49
4.3 Pembahasan ........................................................................................................ 51
4.3.1 Proses Pembentukan Kata dengan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh .... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.3.1.1 Prefiks ................................................................................................... 52
4.3.1.1.1 Prefiks Be ............................................................................................. 52
4.3.1.1.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Be- ........................................... 54
4.3.1.1.2 Prefiks N- dan Ng- ............................................................................... 55
4.3.1.1.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks N- dan Ng- ............................. 58
4.3.1.1.3 Prefiks Te- ............................................................................................ 59
4.3.1.1.3.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Te- ............................................ 61
4.3.1.1.4 Prefiks Ke- ........................................................................................... 62
4.3.1.1.4.1Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Ke- ............................................ 62
4.3.1.1.5 Prefiks Pe- ............................................................................................ 63
4.3.1.1.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Pe- ........................................... 64
4.3.1.2 Sufiks .................................................................................................... 64
4.3.1.2.1 Sufiks –e ............................................................................................... 65
4.3.1.2.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –e .............................................. 67
4.3.1.2.2 Sufiks –am,-om .................................................................................... 67
4.3.1.2.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –am, -om ................................... 69
4.3.1.3 Konfiks ................................................................................................. 70
4.3.1.3.1 Konfiks Pe-....-e ................................................................................... 70
4.3.1.3.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Pe-....-e ................................... 71
4.3.1.3.2 Konfiks Ng-...-e .................................................................................... 72
4.3.1.3.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Ng-...-e ................................... 72
4.3.1.3.3 Konfiks Ng-...-kan ................................................................................ 73
4.3.1.3.3.1Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Ng-...-kan ................................ 74
4.3.1.3.4 Konfiks Se-...-e .................................................................................... 75
4.3.1.3.4.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Se-...-e .................................... 76
4.3.1.3.5 Konfiks Pe-....-an ................................................................................. 76
4.3.1.3.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Pe-...-an ................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.3.1.3.6 Konfiks Peny-.....-e .............................................................................. 78
4.3.1.3.6.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Peny-...-e ................................ 79
4.3.1.4 Similfiks ................................................................................................ 79
4.3.1.4.1 Simulfiks Dipe-...-kan .......................................................................... 80
4.3.1.4.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Simulfiks Dipe-...-kan ......................... 80
4.3.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia ................................................................................................. 81
4.3.2.1 Bentuk Prefiks atau Awalan Ber- .................................................. 82
4.3.2.2 Bentuk Prefiks atau Awalan Ter- .................................................. 82
4.3.2.3 Bentuk Prefiks atau Awalan Per- .................................................. 83
4.3.2.4 Bentuk Konfiks atau Imbuhan Gabung Ke-...-an .......................... 83
4.3.2.5 Bentuk Konfiks atau Imbuhan Gabung Per-...-an ......................... 84
4.3.2.6 Persamaan Fungsi Afiks Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia ...................................................................................... 84
4.3.2.7 Persamaan Makna Afiks Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia ...................................................................................... 85
4.3.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia ................................................................................................. 86
4.3.3.1 Afiks Bahasa Dayak Linoh Yang Mirip dengan Bahasa
Indonesia ..................................................................................... 86
4.3.3.2 Afiks Bahasa Dayak Linoh Yang Berbeda dengan Afiks Bahasa
Indonesia ..................................................................................... 88
4.3.3.3 Perbedaan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia ..................................................................................... 90
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 91
5.1 Simpulan ........................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
5.1.1 Proses Pembentukan Kata dengan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh.. .... 91
5.1.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia .................................................................................................. 92
5.1.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia .................................................................................................. 93
5.2 Saran ................................................................................................................. 94
5.2.1 Bagi Peneliti Lain .................................................................................... 94
5.2.2 Bagi Guru ................................................................................................. 94
5.2.3 Bagi Masyarakat Dayak Linoh ................................................................ 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 96
LAMPIRAN .............................................................................................................. 98
Lampiran 1. Tabulasi Karangan ............................................................................... 98
Lampiran 2. Tabulasi Lagu Dayak Linoh ................................................................ 116
Lampiran 3. Tabulasi Data Rekaman ....................................................................... 125
Lampiran 4. Karangan Guide Kedua Setelah TUHAN .............................................. 131
Lampiran 5. Karangan Negeri Cantik Budaya Menarik ............................................ 133
Lampiran 6. Karangan Mengambil Mimpi di Tanah Rantau ..................................... 136
Lampiran 7. Kumpulan Lagu Dayak Linoh .............................................................. 138
RIWAYAT PENDIDIKAN ..................................................................................... 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berpikir
Bagan 2 Peta Penggunakan Bahasa Dayak Linoh
Bagan 3 Subjek Penelitian
Bagan 4 Sumber Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi antarindividu, kelompok,
dan masyarakat luas. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang
digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda suku, ras, agama, dan budaya
untuk berkomunikasi. Setiap daerah memiliki bahasa pemersatu daerah mereka
sendiri, khususnya dalam bahasa Dayak Linoh. Keberadaan bahasa daerah sebagai
bahasa pertama (B1), bahasa Indonesia dan bahasa asing sebagai bahasa kedua
(B2) sedikit banyak membawa kendala, masalah, dan kesulitan tersendiri dalam
pembelajaran bahasa karena keberadaan bahasa daerah sebagai bahasa pertama
ternyata membawa pengaruh terhadap pembelajaran bahasa Indonesia sebagai
bahasa kedua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan bahasa
daerah sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia dan bahasa asing sebagai bahasa
kedua (B2) saling berkaitan.
Salah satu macam dari bahasa adalah kata. Berbicara mengenai kata
tentunya tidak terlepas dari proses pembentukan kata yang salah satunya melalui
pengimbuhan afiks. Untuk memperjelas fenomena tersebut, berikut ini diberikan
contoh (1) sampai (3) yang menguraikan perbedaan afiksasi bahasa Dayak Linoh
dengan bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1. (a) Harta paling beroga iyak’am keluarga (Bahasa Dayak Linoh)
(b) Harta paling berharga adalah keluarga (Bahasa Indonesia)
2. (a) Umak ngogak engkayok kerimak (Bahasa Dayak Linoh)
(b) Ibu mencari sayur kehutan (Bahasa Indonesia)
3. (a) Jari adin tekonak isau (Bahasa Dayak Linoh)
(b) Tangan adik terkena pisau (Bahasa Indonesia)
Afiks be- pada kalimat 1(a) khususnya pada kata beroga ternyata
mempunyai kemiripan fungsi dengan afiks ber- pada bahasa Indoneisa. Begitu
juga pada Afiks N- pada kalimat 2(a) khususnya pada kata ngogak ternyata
mempunyai kemiripan fungsi dengan afiks me- pada bahasa Indoneisa. Afiks te-
pada kalimat 3(a) khususnya pada kata tekena ternyata mempunyai kemiripan
fungsi dengan afiks Ter- pada bahasa Indoneisa. Ketiga contoh di atas
memperlihatkan kemiripan fungsi afiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia. Kemiripan tersebut antara lain: be-, ng-, dante-dalam bahasa Dayak
Linoh mempunyai kemiripan fungsi pada afiks ber-, men-, dan ter-dalam bahasa
Indonesia. Selain Bahasa Dayak Linoh, pada penelitian sebelumnya juga terdapat
kajian mengenai perbandingan pada Bahasa Jawa dengan Bahasa Indonesia.
Berikut data contoh 4 merupakan perbandingan afiksasi pada bahasa Jawa dengan
Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
4 (a) Omahe Ardi neng ndeso Jogokaryan (Bahasa Jawa)
(b) Rumahnya Ardi di desa Jogokaryan (Bahasa Indonesia)
Sufiks–e dalam bahasa Jawa mempunyai kemiripan arti dengan sufiks
–nya pada Bahasa Indonesia. Sufiks–e dalam bahasa Jawa sama dengan sufiks
-e dalam bahasa Dayak Linoh. Perhatikan contoh berikut:
5 (a) Omahe Ardi neng ndeso Jogokaryan (Bahasa Jawa)
(b) Langkau’e Ardi di desa Jogokaryan (Bahasa Dayak Linoh)
Dalam bahasa Indonesia terdapat 4 proses afiksasi, yaitu prefiks (afiks
yang berupa awalan), infiks (afiks yang berupa sisipan), sufiks (afiks yang berupa
akhiran) dan konfiks (afiks yang berupa awalan dan akhiran). Sebenarnya tidak
hanya bahasa Indonesia yang mengalami proses afiksasi dalam pembentukan
katanya, tetapi bahasa daerah seperti bahasa Dayak Linoh juga mengalami proses
afiksasi. Misalnya dalam bahasa Dayak Linoh: Kata ‘lamat e’ (lamanya)
mempunyai sufiks - e, jika di tuliskan dalam bahasa Indonesia sufiks - e sama
dengan sufiks – nya. Begitu juga dalam bahasa Jawa yang juga memiliki sufiks -
nya, misalnya kata ‘sue ne’ (lamanya), sufiks -ne sama dengan sufiks -nya.
Banyaknya variasi bahasa daerah di Indonesia membuat peneliti tertarik
untuk mengkaji struktur kebahasaannya. Misalnya bahasa Dayak Linoh yang
selama ini belum ada kajian tentang bahasa tersebut.Bahkan kamus bahasa Dayak
Linoh pun belum ada. Hal itu begitu kontras dengan bahasa-bahasa daerah lain
yang memang sudah ada kamusnya. Contohnya, kamus bahasa Jawa yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dulu sudah dibukukan dan diterbitkan di tanah air ini. Padahal bahasa merupakan
kearifan lokal yang harus dijaga oleh generasi berikutnya. Oleh karenanya peneliti
ingin mengkaji bahasa Dayak Linoh dari sudut proses afiksasi. Peneliti tidak serta
merta hanya mengkaji proses afiksasi dalam bahasa Dayak Linoh, tetapi peneliti
juga akan membandingkan dengan proses afiksasi yang ada di bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, untuk mengetahui afiksasi apa saja yang terdapat dalam bahasa
Dayak Linoh diperlukan analisis kontrastif dengan bahasa Indonesia. Analisis
kontrastif merupakan salah satu cara untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam suatu unsur kebahasaan. Analisis kontrastif dalam konteks
penelitian ini digunakan untuk membandingkan perbedaan afiksasi yang terdapat
dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Dayak Linoh. Hal itu bertujuan untuk
mengetahui afiksasi apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Dayak Linoh dan apa
perbedaannya dengan afiksasi yang ada di dalam bahasa Indonesia. Maka dari itu
untuk membuktikan bahwa di dalam bahasa Dayak Linoh juga terdapat proses
afiksasi seperti halnya bahasa Indonesia dibutuhkan langkah identifikasi,
klasifikasi dan deskripsi. Ada beberapa teori yang digunakan salah satunya adalah
teori analisis kontrastif.
Bahasa Dayak Linoh yang menjadi kajian peneliti merupakan bahasa yang
digunakan sebagai sarana komunikasi antara individu maupun kelompok di desa
Baya Mulya Kabupaten Sintang Kalimantan Barat sehingga bahasa ini memiliki
persamaan dengan unsur-unsur yang terdapat di dalam bahasa Indonesia. Di
samping persamaan juga ada perbedaannya. Penutur bahasa Dayak Linoh pada
umumnya dwibahasawan. Mereka dalam pergaulannya menggunakan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dayak Linoh dengan orang sesukunya, berbahasa Indonesia dengan orang bukan
sesukunya. Dalam keadaan dan kebiasaan seperti ini terutama oleh meningkatnya
pemakaian bahasa Indonesia sudah dapat diduga bahwa bahasa ini kelak akan
menghilang dari pergaulan sehari-hari.
Peneliti mengambil topik analisis kontrastif afiksasi di Desa Baya Mulya
Kabupaten Sintang Kalimantan Barat karena bahasa daerah yang mirip tentu
memudahkan proses belajar bahasa tersebut. Selain itu, Sebagai lambang identitas
kebudayaan daerah, bahasa Dayak Linoh perlu dibina dan dikembangkan karena
bahasa Dayak Linoh merupakan salah satu bahasa Indonesia yang masih hidup
dan berkembang di Indonesia. Perkembangan bahasa daerah Dayak Linoh juga
seirama dengan perkembangan bahasa daerah lainnya di Indonesia khususnya
bahasa daerah di Kalimantan Barat.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pembentukan kata dengan afiks dalam bahasa Dayak
Linoh ?
2. Apakah persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia?
3. Apakah perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses afiksasi pada kata bahasa Dayak Linoh.
2. Mendeskripsikan persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan
bahasa Indonesia.
3. Mendeskripsikan perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan
bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan.
Terdapat dua manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat mendalami pengembangan kajian teori
kebahasaan morfologi khususnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif
afiksasi. Penelitian ini dapat dikatakan memiliki kegunaan teoritis karena
dengan memahami teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli, penelitian ini
dapat digunakan sebagai referensi dalam berkomunikasi antara penutur dan
lawan tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Penelitian Bidang Bahasa
Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk mengembangkan teori
kebahasaan dan secara khusus menambah pengetahuan mengenai analisis
kontrastif. Penelitian ini juga dapat memberi masukan (sumbangan) untuk
studi bahasa terutama menyangkut pendidikan bahasa Indonesia pada
masyarakat dan kebahasaan dalam bahasa Dayak Linoh.
2) Bagi Penelitian Lain
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang sejelas-
jelasnya kepada pembaca khususnya para peneliti bidang bahasa tentang
analisis kontrastif afiksasi dalam bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia.
I.5 Batasan Istilah
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini tidak lepas dari teori
analisis kontrastif afiksasi, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai
berikut.
1. Bahasa Dayak Linoh adalah bahasa daerah yang ada di Kalimantan Barat
yang muncul karena masyarakat Dayak Linoh mabok kulat (jamur) saat ada
pegawai atau pesta (Lorensius Logang dkk dalam rekaman). Bahasa Dayak
Linoh juga digunakan sebagai sarana komunikasi antara individu maupun
kelompok dalam lingkup formal dan non formal. Selain itu, bahasa Dayak
Linoh juga dapat dikatakan sebagai bahasa pemersatu orang-orang suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Linoh. Surjani Alloy dkk (2008) dari sisi kebahasaannya, penutur bahasa
Dayak Linoh kebanyakan [r]-nya bergetar (berkarat).
2. Analisis kontrastif
Kridalaksana (2001:13) menyatakan bahwa analisis kontrastif adalah metode
sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan
perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek.
3. Afiksasi
Afiks (imbuhan) adalah morfem non dasar yang secara struktural dilekatkan
pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru (Zainal
Arifin dan Junaiyah 2009:5). Afiks memiliki 5 jenis imbuhan yaitu: Prefiks
(Awalan), Infiks (Sisipan), Sufiks(Akhiran), Konfiks ( Imbuhan Terbelah),
dan Simulfiks (imbuhan Gabung). Namun Pada penelitian ini, peniliti
membatasi jenis afiks Bahasa Indonesia menjadi 4 jenis yaitu Prefiks(awalan),
sufiks (akhiran), konfiks (imbuhan terbelah), simulfiks (imbuhan gabung).
3. Peneliti hanya membandingkan kata yang berafiks dalam bahasa Dayak
Linoh dengan kata yang berafiks dalam bahasa Indonesia.
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab.
1. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan,
yang ada di lapangan, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Bab II berisi landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis
masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai penelusuran literatur
yang relevan. Dimana penulis mencari buku-buku yang berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan dengan mencari teori-
teori sebagai dasar untuk membedah permasalahan.
3. Bab III berisi metodologi penelitian yang memuat tentang cara dan
prosedur yang akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data, pada
bab ini dibahas mengenai (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3)
metode dan teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) metode
dan teknik analisis data, dan (6) triangulasi hasil analisis data.
4. Bab IV berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan
mengenai hasil penelitian, yang diperoleh peneliti di lapangan baik dari
hasil wawancara, rekam, catat, dan terjemahan untuk menjawab rumusan
masalahan.
5. Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran bagi penelitian lain,
guru, dan masyarakat Dayak Linoh yang berkaitan dengan penelitian
analisis kontrastif afiksasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan
kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap topik-
topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Landasan teori berisi
tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini
yang terdiri atas analisis kontrastif, afiksasi (prefiks atau awalan, infiks atau
sisipan, sufiks atau akhiran, konfiks atau imbuhan terbelah, simulfiks atau
imbuhan gabung), bahasa Dayak Linoh, dan bahasa indonesia Kerangka berpikir
berisi tentang acuan teori yang berdasarkan pada penelitian yang relevan dan
landasan teori untuk menjawab rumusan masalah.
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ada dua, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Miftahur Rohim (2013) dan Krishan Dini (2011). Penelitian
yang dilakukan oleh Miftahur Rohim (2013) berjudul “Analisis Kontrastif Bahasa
Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah, dan Persona”. Penelitian
ini bertujuan (1) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan
kala, (2) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan jumlah,
(3) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan persona.
Hasil dari penelitian Miftahur Rohim adalah bentuk kosakata BI dan BA
berdasarkan kala, jumlah, dan persona ditinjau dari masing-masing ciri atau
struktur mempunyai perbedaan pada proses morfologis masing-masing bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tersebut. Pada tataran kala, dalam BI dibagi menjadi tiga, yaitu (1) kala lampau,
(2) kala sedang, dan (3) kala akan datang. Pada tataran jumlah, dalam BI dan BA
digolongkan atas dua macam, yaitu (1) singularis, (2) pluralis. Pada tataran
persona, dalam BI dan BA digolongkan atas tiga, yaitu (1) orang pertama, (2)
orang kedua, dan (3) orang ketiga.
Peneliti Krishan Dini (2011) berjudul “Analisis Kontrastif Afiksasi Verba
Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia”. Penelitian ini bertujuan (1)
mendeskripsikan bentuk kontrastif sistem afiks verba bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia (2) mengetahui persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk afiks verba
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia (3) bagaimanakah makna afiks yang dimiliki
oleh verba bahasa Jawa dan afiks verba bahasa Indonesia. Berdasarkan dari tujuan
penelitian yang dilakukan oleh Krishan Dini menghasilkan beberapa kesimpulan
afiks bahasa Jawa mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan jika
dibandingkan dengan afiks Bahasa Indonesia. Persamaan dan perbedaan itu
meliputi dua aspek, yaitu adanya kesejajaran bentuk afiks verba dan bentuk dasar
yang dilekati oleh afiks tersebut.
Kedua penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan kajian
yang akan diteliti oleh peneliti. Persamaannya adalah analisis yang dilakukan
untuk kedua bahasa adalah analisis kontrastif, bahkan pada peneliti yang
dilakukan oleh Krishan dini terdapat rumusan masalah yang hampir sama, yaitu
mengkaji tentang persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk afiksasi tetapi pada
subjek penelitian terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Kajian ini akan meneliti analisis kontrastif afiksasi pada bahasa Dayak Linoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan bahasa Indonesia sehingga judul penelitian ini “Analisis Kontrastif
Afiksasi Bahasa Dayak Linoh Dengan Bahasa Indonesia”. Oleh karena itu, kedua
penelitian kata serapan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengkaji fenomena
analisis kontrastif afiksasi khususnya dalam ranah masyarakat yang selama ini
belum pernah ada peneliti yang menelitinya.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Analisis Kontrastif
Berdasarkan kedudukannya sebagi sebuah pendekatan ilmiah dalam proses
pembelajaran bahasa (mempunyai teori dan aplikasi bersifat ilmiah), maka
analisis kontrastif akhirnya mendapat tempat sebagai suatu Linguistik Terapan.
Kehadiran analisis kontrastif ini dalam bidang pendidikan bahasa seperti di
Indonesia perlu mendapat tempat yang layak dan perhatian yang serius mengingat
kedwibahasaan yang sudah sulit dibendung.
Kridalaksana (2001:13) menyatakan bahwa analisis kontrastif adalah metode
sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan
antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat
diterapkan untuk masalah yang praktis, seperti pengajaran bahasa dan
penerjemahan. Sementara itu, Tarigan (2009:5) mengatakan bahwa analisis
kontrastif, berupa prosedur kerja adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba
membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Analisis kontrastif dalam kajian linguistik adalah suatu cabang ilmu bahasa
yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa
sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu dapat terlihat (Lado dalam
Pranowo 1996: 42). Analisis kontrastif berkaitan dengan dua aspek penting, yakni
aspek linguistik dan aspek psikolinguistik. Aspek linguistik berkaitan dengan
masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini, tersirat dua hal penting, yaitu
(1) apa yang akan diperbandingkan, dan (2) bagaimana cara
memperbandingkannya. Dalam penelitian ini, hal yang akan diperbandingkan
adalah proses morfologis khususnya pada afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan
Bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2009: 20)
membandingkan dua bahasa secara menyeluruh tidak mungkin, dan pakar
linguistik Inggris menganjurkan bahwa yang diperbandingkan hanyalah sistem
fonologi dan morfologi. Aspek psikolinguistik, analisis kontrastif menyangkut
kesukaran belajar, cara menyusun bahan pengajaran, dan cara menyampaikan
bahan pengajaran (Tarigan 2009: 19)
Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, yaitu aktivitas atau kegiatan yang
mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua
bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui anakon atau pembandingan dua
struktur bahasa yaitu bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2)serta dapat
digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-
kesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa di
sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2 dari perbincangan di atas dapat kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
simpulkan bahwa analisis kontrastif adalah komparasi sistem-sistem linguistik dua
bahasa, misalnya sistem bunyi atau sistem gramatikal (Tarigan 2009: 5). Analisis
kontrastif dikembangkan dan dipraktikkan pada tahun 1950-an dan 1960-an,
sebagai suatu aplikasi linguisik struktural pada pengajaran bahasa, dan didasarkan
pada asumsi-asumsi berikut ini.
1) Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru
disebabkan oleh inteferensi dari bahasa pertama
2) Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diprakirakan oleh
analisis kontrastif.
3) Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif
untuk mengurangi efek-efek interferensi. (Richard [et al] 1987: 63
dalamTarigan 2009: 5).
2.2.2 Afiksasi
Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks
pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau
imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut
kata berimbuhan.
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan
dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan
pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks
merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun
tengah kata (Richards, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Richard (dalam Putrayasa; 2008:5) mengatakan bahwa afiksasi atau
pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks
(imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks
sedangkan afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal,
akhir atau tengah kata. Menurut Ramlan (2009:55) Afiks ialah suatu satuan
gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan
bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain
untuk membentuk kata atau pokok kata baru, sedangkan menurut (Mulyono 2013-
75) afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan cara membubuhkan afiks
terhadap bentuk dasar baik yang berupa pokok kata, kata asal, maupun bentuk-
bentuk kata lainnya. Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses morfologis yang
mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah mendapatkan afiks, yang dalam
bahasa Indonesia cukup banyak jumlahnya, sedangkan afiks (imbuhan) adalah
morfem non dasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk
dasar untuk membentuk kata-kata baru (Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5).
Afiks memiliki 4 jenis imbuhan yaitu: Prefiks (Awalan), Infiks (Sisipan), Sufika
(Akhiran), Konfiks ( Imbuhan Terbelah), dan Simulfiks (imbuhan Gabung).
1. Prefiks (Awalan)
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di
depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang
dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau
menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Prefiks (awalan) adalah
imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pula kata jadian). Bentuk prefiks (awalan) yaitu: ber-, per-, meng-, di-,
ter-, ke-, dan se-.(Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5).
Contoh:
1 (a) Betumuk Penumuk
Numuk Ditumuk
Tekelolak Nglolak
(b) Bertinju Petinju
Meninju Ditinju
Terlihat Melihat
2 (a) upacara ituk puba penghormatan teakhir seopan jonat dikubur
dalam tanah.(Bahasa Dayak Linoh)
(b) upacara ini sebagai penghormatan terakhir sebelum jenasah
dimakamkan keliang lahat.(Bahasa Indonesia)
3 (a) Sepanyang jalan depan pasar Demangan pas jam-jam sebituk
tekelolak pemandangan yang nak asing agik, iyak am
kemacetan. (Bahasa Dayak Linoh)
(b) Sepanjang jalan depan pasar Demangan pada jam-jam tertentu
terlihat pemandangan yang tidak asing lagi, yaitu kemacetan.
(Bahasa Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4 (a) Antik aku nak nglolu jalan iyak, alah agik obok-obok sak nak
telamat sampai ditempat tujuan. (Bahasa Dayak Linoh)
(b) Saat saya hendak melintas jalan tersebut, terutama pada pagi
hari, saya harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat
sampai di tempat tujuan.
2. Infiks (Sisipan)
Proses pembentukan kata dengan menambah afiks atau imbuhan di
tengah bentuk dasarnya. Afiks yang ditambahkan tersebut disebut infiks
atau sisipan. Bentuk infiks (sisipan) yaitu: -el-, -em-, -er-, dan –in-
.(Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5).
Berikut ini contoh infiks bahasa Indonesia.
(1) Getar Geletar
(2) Gigi Gerigi
(3) Kerja Kinerja
3. Sufiks (Akhiran)
Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan
atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut
disebut sufiks atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin
suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Bentuk sufiks (akhiran)
yaitu: -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, -wi (-wiah), dan –nya.(Zainal
Arifin dan Junaiyah 2009:5). Buku ini menggambarkan pemakaian
afiks pada bahasa Indonesia. Berikut ini contoh sufiks bahasa Indonesia
yang dibandingkan dengan sufiks bahasa Dayak Linoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. (a) Amik Amikkan, Amik’em
Turun Turune
(b) Ambil Ambilkan, Ambillah
Turun turunnya
2. (a) Turune roga sembako matang ngrugikan petani. (Bahasa Dayak
Linoh)
(b) Turunnya harga sembako sangat merugikan petani. (Bahasa
Indonesia)
Akhiran atau sufiks–e,- kan, dan - em pada kata turune, amikan,
dan amikem dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan sufiks-nya, -kan, dan -lah pada kata turunnya, ambilkan, dan
ambillah dalam bahasa Indonesia.
4. Konfiks (Imbuhan Terbelah)
Konfiks (Imbuhan Terbelah) adalah imbuhan yang dilekatkan
sekaligus pada awal dan akhir dasar. Konfiks harus diletakan sekaligus
pada dasar (harus mengapit dasar) karena konfiks merupakan imbuhan
tunggal, yang tentu saja memiliki satu kesatuan bentuk dan satu
kesatuan makna. (Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Konfiks ialah
afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi
mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu itulah
maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masing-
masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu kesatuan bentuk
yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan komposit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem, bukan
gabungan dua morfem (Sumadi, 2008). Bentuk konfiks (imbuhan
terbelah) yaitu: ke-....-an, ber-....-an, peng-...-an, per-....-an, dan se-...-
nya. Berikut ini contoh konfiks bahasa Indonesia yang dibandingkan
dengan konfiks bahasa Dayak Linoh.
1. (a) Konfiks se-.......-e pada kata sepanai-panaie, sebagak-bagake
Konfiks pe-......-an pada kata pejuangan
(b) Konfiks se-....-nya pada kata sepandai-pandainya, sebaik-baiknya
Konfiks per-.....-an pada kata perjuangan
2. (a) Sepanai-panai’e tupai namong pasti panai jatok gam.
(b) Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga
Konfiksse–…-e dan pe-.....-an pada kata sepanai-panaie, sebagak-
bagake dan pejuangan dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai
kemiripan fungsi dengan konfiks se-….-nya dan per-......-an pada kata
sepandai-pandainya, sebaik-baiknya dan perjuangan dalam bahasa
Indonesia.
5. Simulfiks (Imbuhan Gabung)
Simulfiks (Imbuhan Gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang
ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap.
Bentuk simulfiks (imbuhan gabung) yaitu: memper-kan, diper-kan,
memper-i, dan diper-i.
1. Cinta Doni dipeguraukan Sari (Bahasa Dayak Linoh)
2. Cinta Doni dipermainkan Sari (Bahasa Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Simulfiks dipe-….-kan pada kalimat (1) khususnya pada kata
dipeguraukan mempunyai kemiripan fungsi dengan simulfiks diper-
….-kan pada kata dipermainkan dalam bahasa Indonesia. Pada uraian
urutan pengimbuhan (afiksasi), afiks yang pertama kali melekat pada
kata dasar main adalah prefiks per- menjadi permain, setelah itu sufiks
–kan menjadi permainkan. Akhirnya, baru prefiks di- pada kata tersebut
sehingga menjadi dipermainkan.
Morfem ku, mu, nya, kau, dan isme memiliki arti leksikal sedangkan afiks
tidak, oleh karenanya morfem tersebut tidak dapat dimasukkan kedalam
golongan afiks, melainkan golongan yang biasa dan disebut klitik. Menurutt
Ramlan (2013:57) Morfem nya yang termasuk golongan klitik adalah yang
mempunyai pertalian arti dengan ia. Morfem nya yang sudah tidak mempunyai
pertalian arti ia (rupanya, agaknya, dan kiranya) termasuk golongan afiks karena
hubungannya dengan arti leksikal sudah terputus.
2.2.3 Suku Dayak
Suku Dayak adalah suku yang sangat fenomenal yang ada di negara Indonesia,
karena terkenal akan kekuatan magisnya. Kata Dayak berasal dari kata "Daya"
yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau
perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat. Suku Dayak juga
mempunyai bahasa-bahasa pemersatu bagi suku-suku Dayak yang ada di pulau
Kalimantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Bahasa Dayak adalah bahasa yang digunakan masyarakat Dayak untuk
berkomunikasi dalam acara adat istiadat setempat. Bahasa Dayak yang
diperkirakan berjumlah sekitar 400-an merupakan tumpukan harta karun budaya
bangsa yang menyimpan beranekaragam keindahan, kearifan, dan keunikan
tradisi, pengetahuan, dan teknologi. Bahasa tersebut merupakan the last
frontieryang membentengi berbagai kearifan tersebut dari kepunahan. Bagi orang
Dayak yang tidak mengenal tradisi tulisan, bahasa-bahasa yang mereka miliki
dapat diandalkan sebagai pertahanan budaya dan eksistensinya sebagai komunitas
masyarakat adat menurut Surjani Alloy dkk (2008). Afiks dalam bahasa Dayak
memeiliki persamaan bentuk seperti dalam bahasa Dayak Keninjal, bahasa Dayak
Mualang, dan bahasa Dayak Linoh memiliki afik yang sama yaitu afiks n-, be-, te-
se-, dan ke-. Afiks tersebut adalah bɘ jalai, tɘ bɘ Rap, ngɘ lɘ pas, kɘ limak,
sɘ Ribu, ngamik, bejalan, tebait. Persamaan afiks tersebut dikerenakan bahasa
Dayak merupakan bahasa yang serumpun hal ini disebabkan masuknya pengaruh
bahasa lain melalui penjajahan di pulau Borneo.
2.2.4 Bahasa Dayak Linoh
Bahasa Dayak Linoh adalah bahasa yang muncul karena masyarakat Dayak
Linoh mabok kulat (jamur) saat ada pegawai atau pesta (Lorensius Logang dkk
delam rekaman). bahasa Dayak Linoh juga digunakan sebagai sarana komunikasi
antara individu maupun kelompok dalam lingkup formal dan non formal. Selain
itu, bahasa Dayak Linoh juga dapat dikatakan sebagai bahasa pemersatu orang-
orang suku Linoh. Orang Linoh berasal dari daerah sekitar Nobal di dalam
wilayah Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang. Mereka pergi merantau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ke dalam Pinoh karena menghindari penjajahan Belanda melalui perpanjangan
tangan mereka, Panembahan Sintang dan Kerajaan Sepauk. Orang Linoh di Tanah
Pinoh diperkirakan sekitar 2.878 jiwa atau merupakan 13,52% dari penduduk
Kecamatan Tanah Pinoh. Kecamatan Belimbing dan Kecamatan Sei Tebelian
berjumlah masing-masing berjumlah 1324 dan 669 jiwa, sehingga jumlah
keseluruhannya adalah 4.871 orang. Bunyi kebahasaan suku Dayak Linoh
kebanyakan [r]-nya bergetar atau berkarat, hal ini sejalan dengan pendapat Surjani
Alloy dkk (2008) dari sisi kebahasaannya, orang yang menuturkan bahasa Linoh
ini bisa dibedakan dari penutur lainnya yang berada di sekitarnya, misalnya
penutur bahasa Keninjal. Bila bunyi bahasanya kebanyakan [r]-nya bergetar di
dalam maka sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah orang Linoh, sedangkan
orang Keninjalyang [r]-nya biasa saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Peta wilayah yang menggunakan bahasa Dayak Linoh
Berdasarkan peta di atas suku Dayak Linoh berada ditengah-tengah Kabupaten
Sintang dan Kabupaten Melawi, suku Dayak Linoh terbagi menjadi tiga sub yaitu
Dayak Linoh Dakan Ganis, Dayak Linoh Keninyal (perembang), dan Dayak
Linoh Pudau. Dari segi penggunaan bahasa setiap sub suku Dayak Linoh
mempunyai bahasa yang sama hanya saja segi pengucapan berbeda. Suku Dayak
Linoh berasal dari enam orang bersaudara yaitu Tikam, Torap, Tomas, Lumu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Sami, Boji menurut Andreas Jemari. Daerah yang diteliti bahasanya adalah Desa
Baya Mulya. Ketua adat desa Baya Mulya adalah Tanjung dengan anggota FX.
Kedahan. Narasumbernya kepala desa Baya Mulya yaituYosep Suratman.
2.2.5 Bahasa Indonesia
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbriter (KBBI, Ed.IV: 166).
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi
oleh masyarakat pemakai. Selain itu bahasa memiliki fungsi sebagai sarana
komunikasi, intergasi dan adaptasi, kontrolsosial, memahami diri, ekspresi diri,
memahami orang lain, mengamati lingkungan sekitar, berfikir logis, membangun
kecerdasan, mengembangkan kecerdasan ganda, membangun karakter,
mengembangkan profesi, dan memciptakan kreativitas baru. Fungsi ini
berkembang menjadi simbol (lambang) nasional, negara, semangat untuk bersatu,
dan kepribadian (Widjono 2007: 14-22). Bahasa Indonesia merupakan sistem
lambang bunyi yang arbriter yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk
saling berinteraksi satu dengan lainnya dan digunakan sebagai bahasa nasional
dalam berbagai komunikasi yang bersifat nasional, kedinasan, dan kegiatan
nasional dalam lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan. Hal ini
membuktikan pemakaian bahasa Indonesia telah berakar pada seluruh lapisan
masyarakat Indonesia dalam suasana keakraban. Bahasa ini berasal dari bahasa
Melayu tua, yaitu bahasa Melayu yang sampai sekarang masih dapat diselidiki
sebagai peninggalan masa lampau (Mulyati dkk. 2008: 1.3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.3 Kerangka Berpikir
Analisis kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak
Linoh dengan Bahasa Indonesia
Proses Morfologis
Afiksasi (Zaenal Arifin dan Junaiyah, 2009),
dan (Ramlan 2009)
Bahasa Dayak
Linoh
Bahasa Indonesia
Proses pembentukan kata dan afiksasi
Persamaan dan perbedaan bentuk
afiksasi bahasa Dayak Linoh
dengan bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian. Hal-hal
yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) subjek
penelitian (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) instrument penelitian, (5)
metode dan teknik analisis data, (6) triangulasi data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Bog dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2010:4) menjelaskan
penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif dari orang atau pelaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini,
peneliti bersama penutur asli Dayak Linoh menerjemahkan karangan/tulisan ke
dalam bahasa Dayak Linoh.
Penelitian ini merupakan penelitian sinkronis dan historis komperatif
dengan tujuan membandingkan bentuk afiks yang ada dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Dayak Linoh. Selain membandingkan, peneliti juga akan menyimpulkan
persamaan dan perbedaan afiks di kedua bahasa tersebut.
3.2 Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah penutur asli bahasa Dayak Linoh yaitu
Cyprianus Karte, Elian Dotala, Supriyandi dan Yohanes Pamfi S.P yang dirasa
dapat mewakili tuturan afiksasi dari berbagai status sosial. Data penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
adalah data yang sudah dianalisis dari hasil terjemahan karangan opini, tuturan
bahasa Dayak Linoh serta lagu Dayak Linoh dari bahasa Indonesia kedalam
bahasa Dayak Linoh. Berdasarkan hal itu, peneliti akan melakukan suatu
penelitian dengan judul “analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan
Bahasa Indonesia”.
Subjek penelitian:
No Nama Umur Profesi Alamat
1. Cyprianus karte 23 Mahasiswa
Desa Guhung Kec.
Belimbing Kab.
Melawi Kalimantan
Barat
2. Yohanes Pamfi S.P 25 Mahasiswa
Desa Baya Mulya Kec.
Sungai Tebelian Kab.
Sintang Kalimantan
Barat
3. Elian Dotala 21 Mahasiswa
Dusun Tengadak
Desa Bancoh Kec.
Sungai Tebelian Kab.
Sintang Kalimantan
Barat
4. Supriyandi 23 Mahasiswa
Desa SP 4 Rarai Kec.
Sungai Tebelian Kab.
Sintang Kalimantan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Barat
5.
Andreas Jemari
S.Ag.,M.Th
52 Guru
Desa Nobal Kec.
Sungai Tebelian Kab.
Sintang Kalimantan
Barat
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Peneliti berusaha
menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan secara apa adanya.
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan menguji hipotesis tertentu. Melalui
penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian
yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap
peristiwa tersebut. Penelitian deskriptif ini menjadi dasar untuk menguraikan
afiksasi berbahasa karena peneliti akan menguraikan afiks yang terdapat dalam
rekaman, lagu dan karangan/tulisan.
Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan metode cakap.
Sudaryanto (2015) mengatakan bahwa metode cakap ialah cara penyediaan data
yang berupa percakapan antara peneliti dengan informan. Metode cakap memiliki
teknik dasar berupa teknik pancing, karena percakapan yang diharapkan sebagai
pelaksanaan metode tersebut hanya dimunculkan jika peneliti memberi stimulasi
(pancingan) pada informan untuk mengetahui maksud kebahasaan yang
diharapkan oleh peneliti. Teknik dasar tersebut dijabarkan dalam teknik lanjutan,
yaitu teknik cakap lanjutan cakap semuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pada pelaksanaan teknik cakap semuka peneliti langsung melakukan
percakapan dengan penggunaan bahasa sebagai informan dengan bersumber pada
pancingan yang sudah disiapkan (berupa daftar tanya) atau spontanitas,
maksudnya pencingan dapat muncul ditengah-tengah percakapan. Dalam
mengaplikasikan teknik ini, peneliti memberikan stimulus pada penutur bahasa
Dayak Linoh sesuai dengan konteks yang mendukung untuk memperoleh sebuah
data tuturan berafiks. Teknik ini dapat dilengkapi dengan pencatatan atau
perekaman, setelah itu kata-kata yang berafiks kemudian disandingkan dengan
bahasa Indonesianya.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian analisis kontrastif afiksasi
bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia ialah wawancara (konfirmasi
kepada informan) dengan bekal teori analisis kontrastif afiksasi. Teori tersebut
akan digunakan untuk menganalisis afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia. Hasil analisis afiksasi yang diperoleh akan dimasukan kedalam format
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Sumber data: ………………
No Data Kode
Afiks
Keterangan
Prefiks Sufiks Konfiks Simulfiks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode dan teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan metode analisis kontekstual, yakni dengan menerapkan dimensi-
dimensi konteks dalam menafsirkan data yang telah berhasil dikumpulkan,
diidentifikasi, dan diklasifikasikan.Untuk membandingkan kosakata bahasa Dayak
Linoh dengan bahasa Indonesia berdasarkan analisis kontrastif afiksasi adalah
metode deskriptif kontrastif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsi
permasalahan yang menjadi topik dalam penelitian ini, sehingga diperoleh
pembahasan yang lebih terperinci. Metode kontrastif digunakan untuk
menbandingkan kosakata bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia agar
memperoleh perbedaan bentuk kosakata bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa
Indonesia berdasarkan analisis kontrastif afiksasinya. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis sehingga permasalahan yang menjadi topik dalam penelitian
ini dapat terselesaikan.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode cakap. Sudaryanto
(2015:208) mengatakan bahwa metode cakap ialah berupa percakapan dan terjadi
kontak antara peneliti dan penutur selaku narasumber. Metode cakap memiliki
teknik dasar berupa teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekam digunakan untuk
merekam semua pembicaraan yang dilakukan oleh penutur, sedangkan teknik
catat digunakan untuk mencatat kosakata yang berafiks yang dituturkan oleh
penutur menggunakan buku tulis.
Seiddel dalam buku Arikunto (2009) analisis data kualitatif prosesnya
berjalan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat iktisar, dan membuat indeksnya.
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum.
3.6 Triangulasi Data
Penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang telah
diperoleh dari hasil penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (1989:195), triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.
Dalam penelitian ini, peneliti membuat triangulasi dengan tujuan untuk
melakukan pengecekan terhadap validitas dan keterpercayaan hasil temuan.
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan peneliti atau pakar dalam penelitian analisis kontrastif afiksasi
untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan
pengamat lainnya membantu mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data.
Dalam penelitian ini juga dilakukan triangulasi logis. Peneliti lainnya yang
melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini ialah Dr.Y. Karmin,
M.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data dan (2) pembahasan. Deskripsi data
berupa tuturan bahasa Dayak Linoh, lagu Dayak Linoh dan karangan peneliti.
Pada bagian pembahasan berisi uraian atau bahasan dari data yang telah
dideskripsikan pada bagian deskripsi data. Kedua hal tersebut akan dipaparkan
sebagai berikut.
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian yang dianalisis berupa tuturan bahasa Dayak Linoh, lagu
Dayak Linoh dan karangan peneliti. Data diambil berdasarkan afiks yang ada
dalam tuturan bahasa Dayak Linoh, lagu Dayak linoh, dan karangan peneliti. Data
yang terkumpul berjumlah 83 afiks yang terdiri: 48 data berafiks dari karangan,
20 data berafiks dari lagu Dayak Linoh dan 15 data berafiks dari tuturan dalam
rekaman. Setelah mendapatkan data tentang afiks peneliti mengelompokkan
menjadi tiga masalah, yaitu, bentuk afiks, persamaan bentuk afiksasi bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia, dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Data tersebut sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah Data Afik Dalam Bahasa Dayak Linoh
No Afiks Jumlah Data
1 Prefiks (awalan) 48
2 Sufiks (akhiran) 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3 Konfiks (imbuhan terbelah) 13
4 Simulfiks (imbuhan gabung) 1
JUMLAH 83
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah data afiks terbanyak
adalah prefiks (awalan), yaitu berjumlah 48 afiks dari 83 afiks. Selanjutnya sufiks
(ahkiran) ada 21 afiks. Selanjutnya, konfiks (imbuhan terbelah) ada 13 afiks, dan
simulfiks ada 1 afiks.
4.1.1 Prefiks (awalan)
Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori prefiks (awalan)
yang berjumlah 48 afiks yang terdiri dari be-, ng-/n-, pe-, te-, dan ke-. Afiks
tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2
No Data Kode Prefiks Penjelasan
1. a) Antik kita ngisa
colap dan angat
langkau panai
dipakai betoduh.
b) Ketika kita sedang
merasa kedinginan
dan kepanasan
terdapat rumah yang
digunakan untuk
berteduh
K.1/01 Ng-
Be-
Me-
Be-
Kata ngisa dan betoduh
adalah kata berimbuhan,
kata dasarnya isa dan toduh,
mendapat prefiks ng-, dan
be-, yang berfungsi sebagai
pembentuk kata kerja yang
memiliki makna melakukan
atau mengerjakan dan
melakukan atau tindakan,
yang memiliki persamaan
dengan prefiks me- dan ber-
dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. A.Upacara bebukong
itok udah ribuan taun
dipakai bala
masyarakat suku
Dayak Linoh, upacara
ituk puba
penghormatan teakir
seopan jonat dikubur
dalam tanah.
B. Upacara bebukong ini
sudah ribuan tahun di
lakukan oleh
masyarakat suku
Dayak Linoh ,
upacara ini sebagai
penghormatan
terakhir sebelum
jenasah dimakamkan
ke liang lahat.
K.2/07 Te-
Ter-
Kata teakir adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
akir, mendapat prefiks te-,
fungsi prefiks te- sebagai
pembentuk kata kerja pasif
yang memiliki makna telah
dilakukan atau dalam
keadaan, yang memiliki
persamaan dengan prefiks
te- dalam bahasa Indonesia.
3. A.Tapi ngelolu kereja
koras, tokad yang
membara, apai
kelagik semangat
dongan pejuang dirik
kita, panai ngogak
cara pakai sampai
kemimpi.
B. Namun, melalui kerja
keras, tekad yang
membara, juga
K.3/03 Ng-
N-
Me-
Kata nglolu dan ngogak
adalah kata berimbuhan,
kata dasarnya lolu dan
gogak, mendapat prefiks n-
, fungsi prefiks ng- pada
kata nglolu dan ngogak
sebagai pembentuk kata
kerja yang memiliki makna
melakukan atau mencari,
yang memiliki persamaan
dengan prefiks me- dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
semangat dan
perjuangan kita
mampu mencari cara
untuk mencapai
impian.
Me- bahasa Indonesia.
4. A. Matang nyangkak
masalah idup yang
nguntik datang dan
tekadang masalah
iyak uba pemunuh
B. Banyak sekali
masalah hidup yang
sering menghampiri
dan terkadang
masalah itu seperti
pembunuh
K.1/04 Te-
Pe-
Ter-
Pem-
Kata tekadang, dan
pemunuh adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
kadang, dan bunuh,
mendapat prefiks te-, dan
pe- fungsi prefiks te- pada
kata tekadang sebagai
pembentuk kata kerja yang
memiliki makna telah
mengalami, fungsi prefiks
pe- pada kata pemunuh
sebagai pembentuk kata
kerja yang ‘yang
(pekerjaannya) melakukan
perbuatan yang tersebut
pada bentuk dasar’. Dengan
kata lain, dapat dikatakan
makna ‘agentif’, yang
memiliki persamaan dengan
prefiks ter-, dan pe- dalam
bahasa Indonesia.
5. A. Onak kemonai
ikin nan...?
B. Begurau z tok
nguang sidak
R.1/06 Ke-
Be-
Kata kemonai, dan begurau,
adalah kata berimbuhan,
kata dasarnya monai, dan
gurau, mendapat prefiks ke-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pamfi
, dan be-, fungsi prefiks ke-
pada kata kemonai sebagai
pembentuk kata kerja yang
memiliki makna telah
mengalami, fungsi prefiks
be- pada kata begurau
sebagai pembentuk kerja
yang memiliki makna suatu
perbuatan yang aktif, yang
memiliki persamaan dengan
prefiks ke-, ber- dan sufiks -
lah, dalam bahasa
Indonesia.
4.1.2 Sufiks (akhiran)
Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori sufiks (akhiran)
yang berjumlah 21 afiks yang terdiri dari -e-, -am, dan -om, Afiks tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 3
No Data Kode Sufiks Penjelasan
1.
A. Tapi dongan bisik’e
keluarga masalah
iyak dapat teatasi
dengan bait.
B. Namun, dengan
adanya keluarga
masalah itu dapat
teratasi dengan baik.
K.1/05 -e
-nya
Kata bisik’e adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
bisik, mendapat sufiks –e,
fungsi sufiks –e sebagai
pembentuk kata sifat yang
dimaksud untuk dirinya
sendiri, yang memiliki
makna berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dengan perbuatan. yang
memiliki persamaan
dengan sufiks -nya dalam
bahasa Indonesia.
2. A. Upacara bebukong
itok amat bagak selain
iyak gam pakai
nglestarikan budaya
yang agik ada’
jekuk’e.
B.Upacara bebukong ini
sangat menarik selain
itu juga untuk
melestarikan budaya
yang masih ada’
ujarnya.
K.2/05 -e
-nya
Kata jekuk’e adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
jekuk, mendapat sufiks –e,
fungsi sufiks -e pada kata
jekuk’e sebagai pembentuk
kata sifat yang menunjukan
diri sendiri yang memiliki
makna sesuatu yang
berhubungan dengan
perbuatan,
yang memiliki persamaan
dengan sufiks -e, dalam
bahasa Indonesia.
3. A. Wih matang bagak
bah betinak yak
B. Apai bagak’e.
R.1/02 -e Kata bagak’e adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
bagak mendapat sufiks –e,
fungsi sufiks -e pada kata
bagak’e sebagai pembentuk
kata sifat yang menunjukan
diri sendiri yang memiliki
makna sesuatu yang
berhubungan dengan
perbuatan, yang memiliki
persamaan dengan sufiks –
nya dalam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Indonesia.
4. A. Opan isik ,
baru z uwas
tiduk tok.
B. Matang anal
bah mata yak
pool tiduk
A. Keti am kau matang
ngantuk.
R.1/05 -am Kata keti’am adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
keti, mendapat sufiks –am,
fungsi sufiks -am pada kata
keti’am sebagai pembentuk
kata kerja yang memiliki
makna tanya atau
melakukan, yang memiliki
persamaan dengan sufiks -
lah, dalam bahasa
Indonesia.
5. A. Apai pulah ikau diak
Te....?
B. Onak ngamik beletek
gonam tok, ikau onak
nak....?
A. Baik kotok om aku
mintak.
R.1/01 -om Kata kotok’om adalah kata
berimbuhan, kata dasarnya
kotok, mendapat sufiks -
om, fungsi sufiks om pada
kata kotok’om sebagai
pembentuk kata kerja yang
memiliki makna tindakan
atau menyuruh, yang
memiliki persamaan
dengan sufiks -lah dalam
bahasa Indonesia.
4.1.3 Konfiks (imbuhan terbelah)
Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori konfiks (imbuhan
terbelah) yang berjumlah 13 afiks yang terdiri dari pe-...-e, pe-...-an, se-....-e, ng-
...-kan, peny-....-e, dan ng-...-e, Afiks tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4
No Data Kode Konfiks Penjelasan
1. A. Uba hal’e antik jiwa
kita agik risau
pemait’e bedari ke
ontin keluarga.
B. Seperti halnya jika
jiwa kita sedang
risau, pelarian
sebaiknya ketempat
keluarga
K.1/02 Pe-....e
Se-....-nya
Kata pemait’e adalah
kata berimbuhan, kata
dasarnya bait, mendapat
konfiks pe-...-e, fungsi
konfiks pe-..-e pada kata
pemait’e sebagai
pembentuk kata
keterangan yang
memiliki makna paling,
yang memiliki
persamaan dengan
konfiks se-..-nya dalam
bahasa Indonesia.
2. A. Pejuangan ngamik
mimpi di tanah rantau
B. Perjuangan
mengambil mimpi di
tanah rantau
K.3/01 Pe-....-an
Per-....an
Kata pejuangan adalah
kata berimbuhan, kata
dasarnya juang,
mendapat konfiks pe-...-
an, fungsi konfiks pe-
...an pada kata
pejuangan sebagai
pembentuk kata kerja
yang memiliki makna
tindakan, yang memiliki
persamaan dengan
konfiks per-...an dalam
bahasa Indonesia.
3. A. Wih matang bagak
bah betinak yak
R.1/02 Se-.....-e Kata sebagak-bagak’e
adalah kata berimbuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Apai bagak’e,
sebagak-bagak’e
betinak yak bau gam
kontut’e
kata dasarnya bagak
mendapat konfiks se-...-
e, fungsi se-...-e pada
kata sebagak-bagak’e
sebagai pembentuk kata
keterangan dari kata
sifat, yang memiliki
makna tingkatan yang
paling tinggi yang dapat
dicapai, yang memiliki
persamaan dengan
konfiks se-...-nya,
dalam bahasa Indonesia.
4. A. Aku ngarapkan
ikit’n sehat selalu
B. Aku mengharapkan
kalian sehat selalu
L.3/01 Ng-.....-kan
Meng-....-
kan
Kata ngarapkan adalah
kata berimbuhan, kata
dasarnya arap,
mendapat konfiks ng-,..-
kan, fungsi konfiks ng-
...-kan, pada kata
ngarapkan sebagai
pembentuk kata kerja
yang memiliki makna
suatu perbuatan atau
menunggu, yang
memiliki persamaan
dengan Konfiks meng-
..-kan dalam bahasa
Indonesia.
5. A. Beragam penyobab’e
dari mulai pengaruh
K.2/03 Peny-...-e
Kata penyobab’e adalah
kata berimbuhan, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
teknologi.
B.Beragam
penyebabnya, dari
mulai pengaruh
teknologi,
Peny-....-
nya
dasarnya sobab
mendapat konfiks peny-
...-e, fungsi konfiks
peny-...-e, pada kata
penyobab’e sebagai
pembentuk kata benda
yang memiliki makna
suatu perbuatan atau
sebab, yang memiliki
persamaan dengan
konfiks peny-...-nya
dalam bahasa Indonesia.
6. A.Hp yak bah
Dipeguraukan lok sak
adin kau nglolak’e.
R.1/03 Ng-......-e Kata nglolak’e adalah
kata berimbuhan, kata
dasarnya kelolak,
mendapat konfiks ng-...-
e, fungsi konfiks ng-...-
e pada kata nglolak’e
sebagai pembentuk kata
kerja yang memiliki
makna tindakan, yang
memiliki persamaan
dengan konfiks me-...-
nya, dalam bahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4.1.4 Simulfiks (imbuhan gabung)
Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori simulfiks
(imbuhan gabung) yang berjumlah 1 afiks yang terdiri dari dipe-....-kan, Afiks
tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 5
No Data Kode Simulfiks Penjelasan
1. A.Hp yak bah
Dipeguraukan lok
sak adin kau
nglolak’e,
R.1/03 Depe-.....-
kan
Kata dipeguraukan
adalah kata berimbuhan,
kata dasarnya gurau,
mendapat simulfiks
dipe-...-kan, fungsi
simulfiks dipe-...-kan
pada kata dipeguraukan
sebagai pembentuk
kerja yang memiliki
makna tindakan atau
melakukan, yang
memiliki persamaan
dengan simulfiks diper-
...-kan, dalam bahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4.2 Analisis Data
Analisis dari hasil penelitian ini disajikan berdasarkan (a) proses
pembentukan kata bahasa Dayak Linoh dan (b) persamaan bentuk afiks bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia dan (c) perbedaan bentuk afiks bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Berikut adalah pemaparan analisis data
dalam penelitian ini.
4.2.1 Analisis Prefiks
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata
dasar, mungkin pula kata jadian). Kategori ini dianalisis berdasarkan proses
pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud prefiks dalam bahasa
Dayak Linoh didapatkan dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang
terdapat dalam prefiks tersebut. Berikut adalah analisis data prefiks:
Data prefiks dalam bahasa Indonesia
1) Kalau kita merasa dingin dan hangat.
Merasa → me- + rasa (K.1/01)
2) Rumah bisa dipakai berteduh.
Berteduh → ber- + teduh (K.1/01)
3) Masalah hidup yang sering datang dan terkadang masalah itu seperti
pembunuh bayaran.
Terkadang → ter- + kadang (K.1/04)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pembunuh → pem- + bunuh (K.1/04)
4) Lusianus Rinata Pratama anak rantau yang berusaha mengambil (impian)
di tanah rantau.
Berusaha → ber- + usaha (K.3/04)
Mengambil → meng- + ambil (K.3/04)
Data prefiks dalam bahasa Dayak Linoh
1) Antik kita ngisa colap dan angat.
Ngisa → ng- + isa (K.1/01)
2) Langkau panai dipakai betoduh.
Betoduh → be- + toduh (K.1/01)
3) Masalah idup yang nguntik datang dan tekadang masalah iyak uba
pemunuh bayaran.
Tekadang → te- + kadang (K.1/04)
Pemunuh → pe- + munuh (K.1/04)
4) Lusianus Rinata Pratama anak rantau yang beusaha ngamik (impian) di
tanah rantau.
Beusaha → be- + usaha (K.3/04)
Ngamik → ng- + amik (K.3/04)
Pada data prefiks di atas kata ngisa, betoduh, tekadang, pemunuh, beusaha
dan ngamik adalah kata berimbuhan dengan kata dasarnya isa, toduh, kadang,
munuh, usaha dan amik yang mendapat prefiks ng-, be-, te-, pe-, dan –ng yang
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja yang memiliki makna melakukan,
mengerjakan, mengalami dan perbuatan (dengan kata lain, dapat dikatakan makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
‘agentif’), yang memiliki persamaan dengan prefiks me-, ber-, ter- pe- dan meng-
dalam bahasa Indonesia.
Analisis kontrastif berdasarkan data prefiks be-, n-/ng-, te-, dan ke- dalam
bahasa Dayak Linoh tidak memiiliki variasi bantuk seperti prefiks ber-, me-
meng- ter- dan ke- dalam bahasa Indonesia tetapi meliliki persamaan dari variasi
bentuk dalam bahasa indonesia prefiks dalam bahasa Bahasa Dayak Linoh dan
bahasa Indonesia sama-sama berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, kata sifat,
kata bilangan, dan kata nominal, fungsi ini sejalan dengan fungsi prefiks ber-, me-
, ter-, dan ke-, dalam bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Ramlan 2009
yaitu sebagai pembentuk kata sifat, kata bilangan,kata nominal, dan kata kerja.
4.2.2 Analisis Sufiks
Sufiks (akhiran) adalah proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara
menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks
tersebut disebut sufiks atau akhiran. Kategori ini dianalisis berdasarkan proses
pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud sufiks dalam bahasa Dayak
Linoh berupa transkip dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang
terdapat dalam sufiks tersebut. Berikut adalah analisis data sufiks:
Data sufiks dalam bahasa Indonesia
1) Dikitnya kesadaran anak muda untuk mewariskan tradisi nenek moyang.
Dikitnya → dikit + -nya (K.2/03)
2) Pengalaman yang saya dapat dengan kawan panitia semuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Semuanya → semua + -nya (K.3/05)
3) Cantiknya wanita itu bau juga kentutnya.
Cantiknya → cantik + -nya (R.1/02)
4) Bawa sinilah saya minta.
Sinilah → sini + -lah (R.1/02)
5) Gimanalah mata sudah mengantuk
Gimanalah → gimana + -lah (R.1/05)
Data prefiks dalam bahasa Dayak Linoh
1) Sikit’e kesadaran bala biak mudak pakai mewariskan tradisi inik umuh.
Sikit’e → sikit + -e (K.2/03)
2) Pengalaman yang aku ulih, dongan kobant panitia kodak’e.
Kodak’e → kodak + -e (K.3/05)
3) Bagak’e betinak yak bau gam kontut’e.
Bagak’e → bagak + -e (R.1/02)
4) Baik kotok’om aku mintak.
Kotok’om → kotok + -om (R.1/02)
5) Keti’am kau matang ngantuk.
Kati’am → keti + -am (R.1/05)
Pada data sufiks di atas kata sikit’e, kodak’e, bagak’e, kotok’om dan
keti’am adalah kata berimbuhan dengan kata dasarnya sikit, kodak, bagak, kotok
dan keti yang mendapat imbuhan sufiks –e, -om dan -am, yang berfungsi sebagai
pembentuk kata sifat yang menunjukan diri sendiri serta memiliki makna sesuatu
yang berhubungan dengan perbuatan, tindakan (menyuruh) dan tanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(melakukan) yang memiliki persamaan dengan sufiks –nya dan -lah dalam bahasa
Indonesia. Sufiks –nya dan –om/am dalam bahasa Dayaka Linoh dipakai dalam
ragam cakapan non formal, atau dipakai dalam komunikasi sehari-hari.
Analisis kontrastif berdasarkan data sufiks –e,–am/-om dalam bahasa
Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk, ini sejalan dengan bentuk akhiran -lah
dalam bahasa Indonesia yang dipakai dalam ragam cakapan tidak formal dan
tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar tetapi akhiran –e,
-om, –am memiliki persamaan fungsi dan makna dengan akhiran –lah dalam
bahasa Indonesia yaitu berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan memiliki
makna ‘tindakan’, ‘perbuatan’ yang dilakukan oleh pelaku yang menduduki
fungsi subjek.
4.2.3 Analisis Konfiks
Konfiks (imbuhan terbelah) adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal
dan akhir dasar. Kategori ini dianalisis berdasarkan proses pembentukan kata
dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud konfiks dalam bahasa Dayak Linoh berupa
transkip dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang terdapat dalam konfiks
tersebut. Berikut adalah analisis data konfiks
Data sufiks dalam bahasa Indonesia
1) Seperti halnya kalau jiwa kita sedang risau sebaiknya berlari ke tempat
keluarga.
Sebaiknya → se-….-nya + baik (K.1/02)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2) Beragam penyebabnya mulai dari pengaruh teknologi, pembangunan
sampai sedikitnya kesadaran anak muda untuk mewariskan tradisi
nenek moyang.
Penyebabnya → peny-….-nya + sebab (K.2/03)
3) Perjuangan mengambil mimpi di tanah rantau
Perjuangan → per-….-an + juang (K.1/02)
4) Saya mengharapkan kalian sehat selalu.
Mengharapkan → meng-….-kan + harap (L.3/01)
5) Apa cantiknya, secantik-cantiknya wanita itu bau juga kentutnya.
Secantik-cantiknya → se-….-nya + cantik (R.1/04)
6) Hp itu dipermainkan dulu supaya adik kamu melihatnya biar dia bisa.
Melihatnya → me-….-nya + lihat (R.3/03)
Data sufiks dalam bahasa Dayak Linoh
1) Uba hal’e antik jiwa kita agik risau pemait’e bedari ke ontin keluarga.
Pemait’e → pe-….-e + bait (K.1/02)
2) Beragam penyobab’e dari mulai pengaruh teknologi, pembangunan
sampai sikit’e kesadaran bala biak mudak pakai mewariskan tradisi
inik umuh.
Penyobab’e → peny-….-e + sobab (K.2/03)
3) Pejuangan ngamik mimpi di tanah rantau.
Pejuangan → pe-….-an + juang (K.1/02)
4) Aku ngarapkan ikit’n sehat selalu.
Ngarapkan → ng-….-kan + arap (L.3/01)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
5) Apai bagak’e, sebagak-bagak’e betinak yak bau gam kontut’e
Sebagak-bagak’e → se-….-e + bagak (R.1/04)
6) Hp yak bah dipeguraukan lok sak adin kau nglolak’e, sak iye panai.
Nglolak’e → ng-….-e + kelolak (R.3/03)
Pada data konfiks di atas kata pemait’e, penyobab’e, pejungan,
ngarapkan, sebagak-bagak’e dan nglolak’e adalah kata berimbuhan dengan kata
dasarnya bait, sobab, juang, arap, bagak dan kelolak yang mendapat imbuhan
konfiks pe-....-e, peny-….-e, pe-….-an, ng-….-kan, se-….-e, dan ng-….-e yang
berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan, kata benda, kata sifat dan kata kerja
yang memiliki makna paling, tindakan, tingkatan yang paling tinggi yang dapat
dicapai.
Analisis kontrastif berdasarkan data konfiks pe-....-e, peny-….-e, pe-
….-an, ng-….-kan, se-….-e, dan ng-….-e dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
persamaan dari variasi bentuk konfiks se-….-nya, peny-….-nya, per-….-an, meng-
….-kan, se-….-nya dan me-….-nya dengan bahasa Indonesia serta memiliki
persamaan dari segi fungsi dan makna antara konfiks bahasa Dayak Linoh dengan
konfiks dalam bahasa Indonesia
4.2.4 Analisis Simulfiks
Simulfiks (Imbuhan Gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan
pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Bentuk simulfiks (imbuhan
gabung). Kategori ini dianalisis berdasarkan proses pembentukan kata dalam
bahasa Dayak Linoh. Wujud simulfiks dalam bahasa Dayak Linoh berupa transkip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang terdapat dalam simulfiks tersebut.
Berikut adalah analisis data simulfiks
Data simulfiks dalam bahasa Indonesia
1) Hp itu dipermainkan dulu supaya adik kamu melihatnya biar dia bisa.
Dipermainkan → di + per-…-kan + main (L.3/03)
Data simulfiks dalam bahasa Dayak Linoh
1) Hp yak bah dipeguraukan lok sak adin kau nglolak’e, sak iye panai.
Dipeguraukan → di + pe-…-kan + gurau (L.3/03)
Pada data simulfiks diatas kata dipeguraukan adalah kata berimbuhan
dengan kata dasarnya gurau, serta mendapat simulfiks dipe-...-kan, yang berfungsi
sebagai pembentuk kerja yang memiliki makna tindakan atau melakukan.
Analisis kontrastif berdasarkan data simulfiks dipe-,...-kan dalam bahasa
Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk
dengan simulfiks diper-,...-kan dalam bahasa Indonesia. simulfiks dipe-...-kan,
dalam bahasa Dayak Linoh, diper-….-kan dalam bahasa Indonesia juga memiliki
fungsi dan makna yang saya yaitu sebagai pembentuk kerja yang memiliki makna
tindakan atau melakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.3 Pembahasan
Analisis dari hasil penelitian ini disajikan berdasarkan (a) analisis kontrastif
afiksasi, (b) persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia, dan (c) perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia. Data yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya dibahas secara
mendalam pada sub bab ini. Secara berurutan, data dibahas berdasarkan rumusan
masalah yang sudah ditentukan. Peneliti akan mendeskripsikan proses
pembentukan kata dengan afiks, (bentuk fungsi, dan makna afiks) dalam bahasa
Dayak Linoh, menentukan persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Berikut adalah pemaparan pembahasan
dari penelitian tentang analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan
bahasa Indonesia.
4.3.1 Proses Pembentukan Kata Dengan Afiks Dalam Bahasa Dayak Linoh
Berdasarkan analisis data di atas dapat ditemukan bahwa bahasa Dayak
Linoh memiliki prefiks be-, n- & ng-, te-, ke dan pe-. Selain itu bahasa Dayak
Linoh juga memiliki sufiks e- dan om-, memiliki konfiks pe-,…-e, Ng-,…-e, Ng-
,…-kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an. Bahasa Dayak Linok juga memiliki
simulfiks dipe-,…-kan. Berikut ini adalah contoh afiksasi bahasa Dayak Linoh:
a. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan prefiks (be-, n- & ng-, te-, ke-dan
pe)
Contoh: beroga, nyuman, ngamik, tekonak, kemonai, dan pemunuh
b. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan sufik (-e, -am/om)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Contoh: kodak’e, aok om/am
c. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan konfiks (pe-,…-e, Ng-,…-e, Ng-,…-
kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an.)
Contoh: Pemagak’e , ngisa’e, ngisakan, sebagak-bagak’e, dan pejuangan.
d. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan simulfiks (dipe-....-kan)
Contoh: dipeguraukan
4.3.1.1 Prefiks
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan
bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan
cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk
dasarnya. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar
(mungkin kata dasar, mungkin pula kata jadian). Dalam bahasa Dayak Linoh
ditemukan prefiks be-, n- & ng-, te-, ke dan pe-.
4.3.1.1 1 Prefiks be-
Prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa prefiks be- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
prefiks ber- (dalam bahasa Indonesia).
a. Betoduh
Kata beteduh terbentuk dari kata dasar toduh yang dibubuhi prefiks be-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
betoduh
be- + toduh
(prefiks) ( kata dasar)
b. Beroga
Kata beroga terbentuk dari kata dasar roga yang dibubuhi prefiks be-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
beroga
be- + roga
(prefiks) ( kata dasar)
c. Bejantoh
Kata bejantoh terbentuk dari kata dasar jantoh yang dibubuhi prefiks be-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
bejantoh
be- + jantoh
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks be- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia.
d. Bebeda
Kata bebeda terbentuk dari kata dasar beda yang dibubuhi prefiks be-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bebeda
be- + beda
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks be- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia.
e. Betomu
Kata betomu terbentuk dari kata dasar tomu yang dibubuhi prefiks be-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
betomu
be- + tomu
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks be- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.1 1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Be-
a. Bentuk prefiks be-
Bentuk awalan be- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk
seperti pada bahasa Indonesia. Bentuk prefiks ber- dalam bahasa Indonesia
memiliki variasi bentuk ber-, be-, dan bel-.
b. Fungsi prefiks be-
Awalan be- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata
kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata nominal seperti contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a) Betomu → tomu
b) Begurau → gurau (kata kerja)
c) Besedih → sedih ( kata sifat)
d) Besepeda → sepeda (kata nominal)
c. Makna prefiks be-
Makna prefiks be- dengan bentuk dasarnya dalam bahasa Dayak Linoh muncul
berbagai makna yang dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang aktif’, ialah perbuatan yang
dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subyek yang bentuk
dasarnya berupa pokok kata dan kata kerja seperti: bejuang, benyanyi, dan
begurau.
b) Menyatakan makna ‘dalam keadaan’ atau ‘statif’ ialah pada kata-kata
berafiks be- yang bentuk dasarnya berupa kata sifat seperti: besedih dan
besenang.
c) Menyatakan makna ‘memakai’, ‘menggunakan’, ‘mengendarai’, seperti:
Besepeda : orang yang menggunakan sepeda
Beingan : mengeluarkan suara
d) Menyatakan makna ‘menjadi kelompok’
Bepokat : kita harus menjadi satu (satu kelompok)
4.3.1.1.2 Prefiks N- dan Ng-
Prefiks N- dan Ng- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan
fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
membuktikan bahwa prefiks N- dan Ng- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan
dengan prefiks me- (dalam bahasa Indonesia).
a. Ngisa
Kata ngisa terbentuk dari kata dasar isa yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Ngisa
Ng- + isa
(prefiks) ( kata dasar)
b. Ngogak
Kata ngogak terbentuk dari kata dasar gogak yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Ngogak
N- + gogak
(prefiks) ( kata dasar)
c. Nglolu
Kata nglolu terbentuk dari kata dasar lolu yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Nglolu
Ng- + lolu
(prefiks) ( kata dasar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jadi, prefiks N- dan Ng- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia.
d. Ngibur
Kata ngibur terbentuk dari kata dasar ibur yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Ngibur
Ng- + ibur
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks N- dan Ng- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia.
e. Ngamik
Kata ngamik terbentuk dari kata dasar amik yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Ngamik
Ng- + amik
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks N- dan Ng- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.3.1.1.2 .1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks N-, dan Ng-
a. Bentuk prefiks n-, dan ng-
Bentuk awalan n-, dan ng- dalam bahasa Dayak Linoh hanya meliliki bentuk
ng-, sedangkan bentuk prefiks meng- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi
bentuk mem-, men-, meny- me- dan menge-.
b. Fungsi prefiks n-, dan ng-
Awalan n-, dan ng-dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk
kata kerja seperti contoh:
a) Ngogak → gogak
b) Ngamik → amik
c) Nyuman → suman
d) Nglatih → latih
c. Makna prefiks n-, dan ng-
Awalan n-, dan ng- mempunyai makna seperti berikut:
a) Menyatakan makna ‘ mencari’ seperti
Pakai ngogak kemantapan ati iyak keluarga. Untuk mencari kemantapan
hati adalah keluarga.
b) Menyatakan makna ‘melakukan’, ‘mengerjakan’ seperti
Ngamik mimpi di tanah rantau. Mengambil mimpi ditanah rantau
Cuba ikau nglatih adin kau bang. Sedang melakukan latihan untuk adikya
c) Menyatakan makna ‘membuat’,‘menghasilkan’ seperti
Nyuman kangkung tabak tahu tok. Sedang membuat sayur kangkung
campur tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4.3.1.1.3 Prefiks Te-
Prefiks te- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa prefiks te- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
prefiks ter- (dalam bahasa Indonesia).
a. Tebait
Kata tebait terbentuk dari kata dasar bait yang dibubuhi prefiks te-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Tebait
te- + bait
(prefiks) ( kata dasar)
b. Tesisak
Kata tesisak terbentuk dari kata dasar sisak yang dibubuhi prefiks te-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Tesisak
te- + sisak
(prefiks) ( kata dasar)
c. Teakir
Kata teakhir terbentuk dari kata dasar akir yang dibubuhi prefiks te-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
teakir
te- + akir
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks te- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia.
d. Tekadang
Kata tekadang terbentuk dari kata dasar kadang yang dibubuhi prefiks te-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
tekadang
te- + kadang
(prefiks) ( kata dasar)
Jadi, prefiks te- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia.
e. Tenilai
Kata tenilai terbentuk dari kata dasar nilai yang dibubuhi prefiks te-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
tenilai
te- + nilai
(prefiks) ( kata dasar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Jadi, prefiks te- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.1.3.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Te-
a. Bentuk prefiks te-
Bentuk awalan te- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi,
sedangkan bentuk prefiks ter- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk
ter-, te-, dan tel-
b. Fungsi prefiks te-
Prefiks te- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai fungsi sebagai pembentuk
kata kerja pasif, seperti pada kata tebait dan tedinga, tetapi tidak semua prefiks
berfungsi sebagai kata kerja pasif, ada juga berfungsi sebagai kata kerja
intransitif seperti pada kata teuas dan tetiduk.
c. Makna prefiks te-
Awalan te- dalam bahasa Dayak Linoh sebagai pembentuk kata kerja memiliki
makna sebagai berikut:
a) Menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’ seperti
iye teuas laga ninga ingan musik. Dia terbangun karena mendengar suara
musik
b) Menyatakan makna ‘kemungkinan’. Afiks te- yang menyatakan makna ini
pada umumnya didahului kata negatif nak atau inak. seperti
keluarga inak tenilai dan nak dapat digonti pakai duit. ‘tidak dapat dinilai’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4.3.1.1.4 Prefiks Ke-
Prefiks ke- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan prefiks ke- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa prefiks ke- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
prefiks ke- (dalam bahasa Indonesia).
a. Ketowak
Kata ketowak terbentuk dari kata dasar tawak yang dibubuhi prefiks ke-. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut
ketowak
ke- + tawak
Jadi, prefiks ke- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan prefiks ke- dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.1.4.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Ke-
a. Bentuk prefiks ke-
Bentuk awalan ke- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi ini
sejalan dengan bentuk awalan ke- dalam bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar.
b. Fungsi prefiks ke-
Prefiks ke- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja,
dan bertali dengan awalan ter-, seperti tertawa dalam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam ragam lisan tidak resmi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Makna prefiks ke-
Awalan ke- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut:
a) (dalam ragam cakapan), awalan ke- semakna dengan awalan ter- yang
berarti ‘telah mengalami’.
Apai ketowak anak biak yak. Apa yang anak itu tertawakan.
4.3.1.1.5 Prefiks pe-
Prefiks pe- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan prefiks peN- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa prefiks pe- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
prefiks peN- (dalam bahasa Indonesia).
a. Pemunuh
Kata pemunuh terbentuk dari kata dasar bunuh yang dibubuhi prefiks pe-. Apabila
diikuti bentuk dasar yang berawalan dengan fonem /p,b,f/. /p/ hilang* (Ramlan
2009:101). Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut
pemunuh
pe- + bunuh
Jadi, prefiks pe- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan prefiks peN- dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.3.1.1.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Pe-
a. Bentuk prefiks pe-
Bentuk awalan pe- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk
sedangkan bentuk prefiks per- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk
pe-, dan pel- (Zaenal Arifin dan Junaiyah 2009)
b. Fungsi prefiks pe-
Prefiks pe- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata
kerja. Contohnya
Pemunuh → yang (pekerjaannya) membunuh
c. Makna prefiks pe-
Awalan pe- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut:
a) Memiliki makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut
pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan makna ‘agentif’.
Pemunuh :’yang (pekerjaannya) membunuh’
4.3.1.2 Sufiks
Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau
menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks
atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti
melekat (fixus, figere). Dalam bahasa Dayak Linoh terdapat sufiks atau akhiran e-
dan am-,om-.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.3.1.2.1 Sufiks –e
Sufiks –e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan sufiks –nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa sufiks –e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan sufiks
–nya (dalam bahasa Indonesia).
a. Bisik’e
Kata bisik’e terbentuk dari kata dasar bisik yang dibubuhi sufiks –e . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Bisik’e
Bisik + -e
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
b. Jekuk’e
Kata jekuk’e terbentuk dari kata dasar jekuk yang dibubuhi sufiks –e . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
jekuk’e
jekuk + -e
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Kodak’e
Kata kodak’e terbentuk dari kata dasar kodak yang dibubuhi sufiks –e . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
kodak’e
kodak + -e
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
d. Bagak’e
Kata bagak’e terbentuk dari kata dasar bagak yang dibubuhi sufiks –e . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
bagak’e
bagak + -e
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
e. Sikit’e
Kata sikit’e terbentuk dari kata dasar sikit yang dibubuhi sufiks –e . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
sikit’e
sikit + -e
(kata dasar) ( sufiks)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi
dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.2.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –e
a. Bentuk sufiks -e
Bentuk akhiran -e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk,
ini sejalan dengan bentuk akhiran -nya dalam bahasa Indonesia tidak
mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar.
b. Fungsi sufiks -e
Sufiks -e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata sifat,
kata sifat yang dimaksud untuk menunjukan dirinya sendiri. Sufiks –e di
gunakan dalam ragam cakapan lisan tidak resmi.
c. Makna sufiks -e
Akhiran -e sebagai pembentuk kata sifat memiliki makna sebagai berikut:
a) (dalam ragam cakapan), akhiran –e bermakna sesuatu yang berhubungan
dengan perbuatan.
Apai bagak’e, sebagak-bagak’e betinak yak bau gam kontut’e.
4.3.1.2.2 Sufiks –am,-om
Sufiks –am,-om dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan sufiks –lah dalam bahasa Indonesia, sufiks –am, -om biasanya dipakai
dalam ragam cakapan sehari-hari dimasyarakat. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa sufiks –am,-om (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
sufiks –lah (dalam bahasa Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
a. Iyak’am
Kata iyak’am terbentuk dari kata dasar iyak yang dibubuhi sufiks –am . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
iyak’am
iyak + -am
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -am yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia.
b. Juju’am
Kata juju’am terbentuk dari kata dasar juju yang dibubuhi sufiks –am . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
juju’am
juju + -am
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -am yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia.
c. Keti’am
Kata keti’am terbentuk dari kata dasar keti yang dibubuhi sufiks –am . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
keti’am
keti + -am
(kata dasar) ( sufiks)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Jadi, sufiks -am yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia.
d. Kotok’om
Kata kotok’om terbentuk dari kata dasar kotok yang dibubuhi sufiks –om . Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
kotok’om
kotok + -om
(kata dasar) ( sufiks)
Jadi, sufiks -om yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.2.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –am
a. Bentuk sufiks –am
Bentuk akhiran –am/om/am dalam bahasa Dayak Linoh memiliki variasi
bentuk menjadi –om, -am., dalam bahasa indonesia akhiran –om, -am, dan –am
ini sejalan dengan bentuk akhiran -lah dalam bahasa Indonesia yang dipakai
dalam ragam cakapan tidak formal dan tidak mengalami perubahan bentuk
ketika dilekatkan pada dasar.
b. Fungsi sufiks –am
Sufiks -am dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja
sufiks –am juga di gunakan dalam ragam cakapan lisan tidak resmi.
c. Makna sufiks -am
Akhiran -am sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
a) (dalam ragam cakapan), akhiran –am menyatakan makna ‘tindakan’,
‘perbuatan’ yang dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subjek.
Baik kotok om aku mintak. Menyuruh menghantarkan yang diminta.
4.3.1.3 Konfiks
Konfiks (Imbuhan Terbelah) adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal
dan akhir dasar. Konfiks harus diletakan sekaligus pada dasar (harus mengapit
dasar) karena konfiks merupakan imbuhan tunggal, yang tentu saja memiliki satu
kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna. Dalam bahasa Dayak Linoh terdapat
konfiks (pe-,…-e, Ng-,…-e, Ng-,…-kan, se-,…-e, dan pe-,…-an.)
4.3.1.3.1 Konfiks pe-,...-e
Konfiks pe-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa konfiks pe-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
konfiks se-,...-nya (dalam bahasa Indonesia).
a. Pemait’e
Kata pemait’e terbentuk dari kata dasar bait yang dibubuhi konfiks pe-,...-e.
Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pemait’e
bait
(kata dasar)
Pe- pemait -e
(prefiks) (sufiks)
Jadi, konfiks pe-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.3.1 1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks pe-,...-e
a. Bentuk Konfiks pe-,...-e
Bentuk konfiks pe-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi
bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks se-...-nya dalam
bahasa Indonesia.
b. Fungsi Konfiks pe-,...-e
Konfiks pe-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata
keterangan ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia
yang dilekatkan pada dasar yang berupa adjektiva perulangan atau yang bukan
perulangan.
c. Makna Konfiks pe-,...-e
Konfiks pe-,...-e sebagai pembentuk kata keterangan memiliki makna sebagai
berikut:
a). Menyatakan makna ‘paling’ seperti:
pemait’e → ‘paling baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.3.1.3.2 Konfiks ng-,...-e
Konfiks ng-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan konfiks me-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa konfiks ng-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
konfiks me-,...-nya (dalam bahasa Indonesia).
a. Ngisa’e
Kata ngisa’e terbentuk dari kata dasar isa yang dibubuhi konfiks ng-,...-e. Jika
diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
ngisa’e
isa
(kata dasar)
ng- ngisa -e
(prefiks) (sufiks)
Jadi, konfiks ng-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan konfiks me-,...-nya dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.3.2 .1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks ng-,...-e
a. Bentuk Konfiks ng-,...-e
Bentuk konfiks ng-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi
bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks me-...-nya dalam
bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b. Fungsi Konfiks ng-,...-e
Konfiks ng-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata
kerja, ini sejalan dengan fungsi konfiks me-...-nya dalam bahasa Indonesia.
Nglolak’e → melihat.
c. Makna Konfiks ng-,...-e
Konfiks ng-,...-e sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai
berikut:
a). Menyatakan makna ‘tindakan’ seperti:
Sak adin kau nglolak’e, sak iye panai. Mengajarkan adiknya agar menjadi
bisa.
4.3.1.3.3 Konfiks ng-,...-kan
Konfiks ng-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan
fungsi dengan konfiks meng-,...-kan dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh
data yang membuktikan bahwa konfiks ng-,...-kan (bahasa Dayak Linoh) sama
dengan dengan konfiks meng-,...-kan (dalam bahasa Indonesia).
a. Ngarapkan
Kata ngarapkan terbentuk dari kata dasar arap yang dibubuhi konfiks ng-,...-
kan. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ngarapkan
arap
(kata dasar)
ng- ngarap -kan
(prefiks) (sufiks)
Jadi, konfiks ng-,...-kan yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks meng-,...-kan dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.3.3.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks ng-,...-kan
a. Bentuk Konfiks ng-,...-kan
Bentuk konfiks ng-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi
bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks meng-...-kan dalam
bahasa Indonesia.
b. Fungsi Konfiks ng-,...-kan
Konfiks ng-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk
kata kerja, ini sejalan dengan fungsi konfiks meng-...-kan dalam bahasa
Indonesia.
Ngarapkan→ mengharapkan.
c. Makna Konfiks ng-,...-kan
Konfiks ng-,...-kan sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai
berikut:
a). Menyatakan makna ‘menderita atau mengalami kejadian’ seperti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Aku ngarapkan ikit’n sehat selalu. Aku mengharapkan kalian sehat selalu
4.3.1.3.4 Konfiks se-,...-e
Konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa konfiks se-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan
konfiks se-,...-nya (dalam bahasa Indonesia).
a. Sebagak-bagak’e
Kata sebagak-bagak’e terbentuk dari kata dasar bagak-bagak yang dibubuhi
konfiks se-,...-e. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
sebagak-bagak’e
bagak-bagak
(kata dasar)
se- sebagak-bagak -e
(prefiks) (sufiks)
Jadi, konfiks se-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan
fungsi dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4.3.1.3.4.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks se-,...-e
a. Bentuk Konfiks se-,...-e
Bentuk konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk
tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks se-...-nya dalam bahasa
Indonesia.
b. Fungsi Konfiks se-,...-e
Konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata
keterangan dari kata sifat, ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam
bahasa Indonesia.
c. Makna Konfiks se-,...-nya
Konfiks se-,...-nya sebagai pembentuk kata keterangan dari kata sifat
memiliki makna sebagai berikut:
a). Menyatakan makna ‘tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai’
seperti:
sebagak-bagak’e → sebaik mungkin
4.3.1.3.5 Konfiks pe-,…-an
Konfiks pe-,...-an dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan
fungsi dengan konfiks per-,...-an dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data
yang membuktikan bahwa konfiks pe-,...-an (bahasa Dayak Linoh) sama dengan
dengan konfiks per-,...-an (dalam bahasa Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
a. Pejuangan
Kata pejuangan terbentuk dari kata dasar juang yang dibubuhi konfiks pe-,...-
an. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
pejuangan
juang
(kata dasar)
pe- pejuang -an
(prefiks) (sufiks)
Jadi, konfiks pe-,...-an yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks per-,...-an dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.3.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks pe-,...-an
a. Bentuk Konfiks pe-,...-an
Bentuk konfiks pe-,...-an dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi
bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks per-...-an dalam
bahasa Indonesia.
b. Fungsi Konfiks pe-,...-an
Konfiks pe-,...-an dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk
kerja ini sejalan dengan fungsi konfiks per-...-an dalam bahasa Indonesia yang
nominalisasi dari kata kerja pada umumnya sejalan dengan kata kerja ber- (an)
seperti contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pejuangan : Sejalan dengan berjuang
c. Makna Konfiks pe-,...-an
Konfiks pe-,...-an memiliki makna sebagai berikut:
a). Menyatakan makna ‘tindakan’ seperti:
Onang tenang-tenang pejuangan ikau agik nyangkak.
4.3.1.3.6 Konfiks peny-,…-e
Konfiks peny-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan
fungsi dengan konfiks peny-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh
data yang membuktikan bahwa konfiks peny-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama
dengan dengan konfiks peny-,...-nya (dalam bahasa Indonesia).
a. Penyobab’e
Kata penyobab’e terbentuk dari kata dasar sobab yang dibubuhi konfiks peny-
,...-e. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Penyobab’e
sobab
(kata dasar)
peny- penyobab -e
(prefiks) (sufiks)
Jadi, konfiks peny-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks peny-,...-nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Apabila konfiks peny- diikuti bentuk dasar yang berawalan dengan fonem / s.
c. j /. Fonem / s / hilang.
4.3.1.3.6.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks peny-,...-e
a. Bentuk Konfiks peny-,...-e
Bentuk konfiks peny-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi
bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks peny-...-nya dalam
bahasa Indonesia.
b. Fungsi Konfiks peny-,...-e
Konfiks peny-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk
benda.
c. Makna Konfiks peny-,...-e
Konfiks pey-,...-e memiliki makna sebagai berikut:
a). Menyatakan makna ‘perbuatan atau sebab’ seperti:
Beragam penyobab’e dari mulai pengaruh teknologi. Penyebabnya karena
pengaruh teknologi.
4.3.1.4 Simulfiks
Simulfiks (imbuhan gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan
pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Dalam bahasa Dayak
Linoh terdapat simulfiks dipe-...-kan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.3.1.4.1 Simulfiks dipe-...-kan
Simulfiks dipe-...-kan dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan
fungsi dengan simulfiks diper-,...-kan dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh
data yang membuktikan bahwa simulfiks dipe-,...-kan (bahasa Dayak Linoh)
sama dengan dengan simulfiks diper-,...-kan (dalam bahasa Indonesia).
a. Dipeguraukan
Kata dipeguraukan terbentuk dari kata dasar gurau yang dibubuhi simulfiks
diper-,...-kan. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
Dipeguraukan
Peguraukan
Di Pe-kan Gurau
(prefiks) (konfiks) (kata dasar)
Jadi, konfiks dipe-,...-kan yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks diper-,...-kan dalam bahasa Indonesia.
4.3.1.4.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Simulfiks dipe-,...-kan
a. Bentuk simulfiks dipe-,...-kan
Bentuk simulfiks dipe-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki
variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan simulfiks diper-,...-
kan dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Fungsi simulfiks dipe-,...-kan
Simulfiks dipe-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai
pembentuk kerja, seperti contoh:
dipeguraukan : Sejalan dengan dipermainkan
c. Makna simulfiks dipe-,...-kan
simulfiks dipe-,...-kan memiliki makna sebagai berikut:
a). Menyatakan makna ‘tindakan’, ‘melakukan’ seperti:
Hp yak bah dipeguraukan lok.
4.3.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh Dengan Bahasa
Indonesia
Pada penelitian ini, peneliti berusaha membandingkan persamaan bentuk, fungsi
dan makna afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Dengan
perbandingan tersebut diketahui adanya kesejajaran atau kesamaan bentuk, fungsi
dan makna antara bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Peneliti
menemukan bahwa afiks yang terlibat dalam pembentukan kata dalam bahasa
Dayak Linoh adalah be-, n- & ng-, te-, e- om-, pe-,…-e, peny-,...-e, Ng-,…-e, Ng-
,…-kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an dan dipe-,…-kan. Bentuk afiks bahasa
Dayak Linoh yang memiliki persamaan dengan bentuk afiks bahasa Indonesia
adalah be-, te-, ke-...-an dan pe-...an, selain persamaan bentuk, persamaan fungsi
dan makna dalam bahasa Dayak Linoh juga dijelaskan dalam pembahasan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4.3.2.1 Bentuk Prefiks atau Awalan ber-
Awalan ber- memiliki variasi bentuk ber-, be-, dan bel- dalam bahasa indonesia
(Ramlan 2009), dalam bahasa Dayak Linoh prefiks be- tidak memiliki variasi.
Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan dan
kesejajaran bentuknya yaitu prefiks be-, seperti tampak dibawah ini.
a. Bahasa Dayak Linoh
Betomu
Bepokat
Beingan
b. Bahasa Indonesia
Bekerja
Beternak
4.3.2.2 Bentuk Prefiks atau Awalan ter-
Awalan ter- memiliki variasi bentuk te- dan tel- dalam bahasa Indonesia (Zaenal
dan junaiyah 2009), dalam bahasa Dayak Linoh prefiks (awalan) te- tidak
memiliki variasi. Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat
kesamaan dan kesejajaran bentuknya yaitu prefiks te-, seperti tampak dibawah ini.
a. Bahasa Dayak Linoh
Tebait
Tesisak
Teakir
b. Bahasa Indonesia
Terasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Terawat
4.3.2.3 Bentuk Prefiks atau Awalan per-
Awalan per- memiliki variasi bentuk pe- dan pel- dalam bahasa Indonesia
(Ramlan 2009), dalam bahasa Dayak Linoh prefiks (awalan) pe- tidak memiliki
variasi. Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan
dan kesejajaran bentuknya yaitu prefiks pe-, seperti tampak dibawah ini.
Pemunuh : pembunuh
4.3.2.4 Bentuk konfiks atau Imbuhan Gabung ke-,..-an
Bahasa indonesia memiliki dua jenis konfiks ke-....-an, pertama ke-...-an berfungsi
sebagai pembentuk kata nominal misalnya kebaikan, ketulusan,keberhasilan,
kepergian, dan kedua ke-...-an berfungsi sebagai pembentuk kata verba, baik
yang termaksuk golongan kata kerja maupun yang termasuk golongan kata sifat
misalnya kehujanan, kedinginan, kehilangan kematian, dan ketahuan. Makna
konfik ke-...-an menyatakan suatu abstraksi atau hal, hal-hal yang berhubungan
dengan masalah yang tersebut pada bentuk dasar, dapat dikenali perbuatan yang
tersebut pada bentuk dasar, dalam keadaan tertimpa akibat perbuatan, dan tempat
atau daerah (Ramlan 2009), dalam bahasa Dayak Linoh konfiks ke-....-an
berfungsi sebagai pembentuk kata nomina, sebagai contoh kesadaran. Akibat
pertemuan afiks ke-...-an dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai makna yang
dapat digolongkan sebagai ‘suatu abstraksi’ atau ‘hal’, baik abstraksi dari suatu
perbuatan maupun dari suatu sifat atau keadaan, jadi bentuk konfiks ke-..an
bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia memiliki kesamaan atau
kesejajaran dalam bentuk fungsi dan maknanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.3.2.5 Bentuk konfiks atau Imbuhan Gabung per-....an
Bentuk konfiks per-...-an dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk per-...-
an, pel-...-an, dan pe-...-an (Zaenal dan junaiyah 2009), dalam bahasa Dayak
Linoh bentuk konfiks per-...-an hanya ada satu yaitu pe-...-an jadi Afiks antara
bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan dan kesejajaran
bentuknya yaitu bentuk konfiks pe-...-an, seperti tampak dibawah ini.
a. Bahasa Dayak Linoh
Pejuangan
b. Bahasa Indonesia
Pemakaman
4.3.2.6. Persamaan fungsi afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia
a. Prefiks be-, n-/ng-, te-, dan ke- dan pe-
Prefiks be-, n-/ng-, te-, dan ke- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai
pembentuk kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata nominal, fungsi ini
sejalan dengan fungsi prefiks ber-, me-, ter-, dan ke-, dalam bahasa Indonesia
yang dikemukakan oleh Ramlan 2009 yaitu sebagai pembentuk kata sifat, kata
bilangan,kata nominal, dan kata kerja.
b. Konfiks se-,...-e
Konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata
keterangan dari kata sifat, ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam
bahasa Indonesia yang fungsinya hanya satu, ialah membentuk kata keterangan
dari kata sifat menurut Ramlan 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.3.2.5.7 Persamaan makna afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia
a. Makna prefiks be- dan ber-
Prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh dapat menyatakan makna ‘suatu
perbuatan yang aktif’ terlihat pada penggunaan bentuk kata bejuang, dan
benyanyi, dalam bahasa Dayak Linoh dan berjuang, dan bernyanyi, dalam
bahasa Indonesia. Semua kata itu diturunkan dari bentuk dasar juang, dan
nyanyi yang ditambahkan prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh sementara
dalam bahasa Indonesia menggunakan prefiks ber-.
b. Makna prefiks te- dan ter-
Awalan te- dalam bahasa Dayak Linoh dan ter- dalam bahasa Indonesia
sebagai pembentuk kata kerja memiliki persamaan makna yaitu:
a) Menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’ seperti
iye teuas laga ninga ingan musik. Dia terbangun karena mendengar suara
musik
b) Menyatakan makna ‘kemungkinan’. Afiks te- yang menyatakan makna
ini pada umumnya didahului kata negatif nak atau inak. seperti
keluarga inak tenilai dan nak dapat digonti pakai duit. ‘tidak dapat dinilai’
c. Makna prefiks pe- dan per-
Awalan pe- dalam bahasa Dayak Linoh dan per- dalam bahasa Indonesia
memiliki makna yang sama yaitu sebagai pembentuk kata kerja yang
memiliki makna sebagai berikut:
a) Memiliki makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut
pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan makna ‘agentif’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pemunuh :’yang (pekerjaannya) membunuh’
d. Makna Konfiks se-...-e dan se-,...-nya
Konfiks se-...-e dalam bahasa Dayak Linoh dan konfiks se-,...-nya dalam
bahasa Indonesia memiliki makna yang sama yaitu:
a). Menyatakan makna ‘tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai’
seperti: sebagak-bagak’e → sebaik mungkin
4.3.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh Dengan Bahasa
Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia, peneliti menemukan adanya perbedaan dan kemiripan afiks antara
bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia .
Afiks bahasa Dayak Linoh yang mirip dan berbeda dengan afiks bahasa
Indonesia sebagai berikut:
4.3.3.1 Afiks bahasa Dayak Linoh yang mirip dengan bahasa Indonesia
Afiks bahasa Dayak
Linoh
Afiks bahasa Indonesia Afiks yang mirip
Prefiks →
Betomu
Ngamik
Ngrusak
Tebait
Bertemu
Mengambil
Merusak
Terbaik
Be- dan Ber-
Ng- dan Meng-
Ng- dan Me-
Te- dan Ter-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sufiks →
Hel’e
Bisik’e
Kodak’e
Halnya
Adanya
Sisanya
-e dan -nya
-e dan -nya
-e dan –nya
Konfiks →
Penyobab’e
Ngungkapkan
Pejuangan
Ngisa’e
Sebagak-bagak’e
Nglolak’e
Penyebabnya
Mengungkapkan
Perjuangan
Merasanya
Sebaik-baiknya
Melihatnya
Peny,...-e dan peny-,...-
nya
Ng-,...-kan dan meng-,...-
kan
Pe-,..-an dan per-,...-an
Ng-,..-e dan me-,...-nya
Se-,...-e dan se-,...-nya
Ng-,...-e dan me-,..-nya
Simulfiks →
Dipeguraukan
Dipermainkan
Dipe-,...-kan dan diper-
,..-kan
Data diatas menunjukan bahwa adanya kemiripan afiks bahasa Dayak Linoh
dengan Bahasa Indonesia, kemiripan tersebut antara lain: prefiks Be- dan Ber-,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Ng- dan Meng-, Ng- dan Me-,Te- dan Ter- sufiks –e dan –nya, konfiks Peny,...-e
dan peny-,...-nya, Ng-,...-kan dan meng-,...-kan, Pe-,..-an dan per-,...-an, Ng-,..-e
dan me-,...-nya, Se-,...-e dan se-,...-nya, Ng-,...-e dan me-,..-nya, simulfiks Dipe-
,...-kan dan diper-,..-kan.
4.3.3.2 Afiks bahasa Dayak Linoh yang berbeda dengan afiks bahasa Indonesia.
Afiks bahasa Dayak
Linoh
Afiks bahasa Indonesia
Afiks yang berbeda dan
tidak terdapat dalam
bahasa
Indonesia
Prefiks →
Bererih
Menetes
Prefiks be- dalam kata
bererih (bahasa Dayak
Linoh) berubah menjadi
prefiks me- dalam kata
menetes (bahasa
Indonesia). Dalam bahasa
Indonesia prefiks ber-
tidak bisa berubah
menjadi prefiks me-
tetapi dalam bahasa
Dayak Linoh perubahan
tersebut terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Sufiks →
Iyak’am
Kotok’om
Itulah
Sinilah
-lah
-lah
Konfiks →
Pemait’e
Sebaiknya
Konfiks pe-,...-e dalam
kata pemait’e (bahasa
Dayak Linoh) berubah
menjadi konfiks se-,...-
nya (bahasa Indonesia)
Dalam bahasa Indonesia
konfiks per-,..-nya tidak
bisa berubah menjadi
konfiks se-,...-nya dalam
bahasa Indonesia tetapi
perubahan tersebut terjadi
pada bentuk afiks dalam
bahasa Dayak Linoh.
Data diatas menunjukan bahwa adanya perbedaan afiks bahasa Dayak Linoh
dengan Bahasa Indonesia, perbedaan tersebut terjadi dalam pemakaian bahasa
sehari-hari selain itu juga dipakai dalam ragam lisan. Afiks yang berbeda tersebut
adalah be-, am-, -om, dan pe-,...-e. Afiks ber-, dan se-...-nya dalam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
indonesia tidak bisa berubah bentuk menjadi afiks me- dan pe-...-e sedangkan
dalam bahasa dayak linoh itu terjadi seperti contoh:
Bahasa Dayak Linoh Bahasa Indonesia
Bererih : Menetes
Pemait’e : Sebaiknya
4.3.3.3 Perbedaan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia
Afiks dalam bahasa Indonesia menurut Zaenal dan Junaiyah 2009 terbagi menjadi
empat yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan
terbelah ( konfiks), sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh afiks hanya terbagi
menjadi tiga yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah (
konfiks), dan tidak ada sisipan (infiks) dalam bahasa Dayak Linoh. Sufiks
(akhiran) –i, dan –an dalam bahasa Indonesia tidak ada dalam bahasa Dayak
Linoh, sufiks yang ada dalam bahasa Dayak Linoh hanyalah sufiks –e dan –
om/am/em. Dalam bukunya Ramlan 2009 dan Zaenal Arifin dan Junaiyah 2009
konfiks (imbuhan terbelah) terdapat 5 bentuk yaitu konfiks ke-...-an, ber-...-an,
per-...-an, peN-...-an dan se-...-nya, etapi dalam Bahasa Dayak Linoh yang
ditemukan terdapat 6 bentuk konfiks yaitu pe-..-e, ng-...-e, ng-...-kan, pe-....-an,
pe-...-e dan se-...-e.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri dari dua hal pokok, yaitu (1) simpulan dan (2) saran.
Simpulan berisi rangkuman keseluruhan isi dari penelitian ini. Sedangkan, saran
berisi hal-hal relevan yang perlu diperhatikan untuk peneliti lanjutan, baik
mahasiwa jurusan Bahasa Indonesia, maupun peneliti lain. Berikut adalah
pemaparan dari kedua hal tersebut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dalam bab IV mengenai analisis kontrastif afiksasi
bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Peneliti menemukan proses
morfologis afiksasi dalam Bahasa Indonesia persamaan dan perbedaan afiksasi
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Temuan tersebut
dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
5.1.1 Proses Pembentukan Kata dengan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh
Bahasa Dayak Linoh memiliki prefiks be-, n- & ng-, te-, ke- pe-. Selain itu bahasa
Dayak Linoh juga memiliki sufiks e- dan om-, memiliki konfiks pe-,…-e, Ng-,…-
e, Ng-,…-kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an. Bahasa Dayak Linok juga memiliki
simulfiks dipe-,…-kan. Proses pembentukan kata dengan afiks dalam bahasa
Dayak Linoh adalah prefiks (prefiks + kata dasar), sufiks (kata dasar + sufiks),
konfiks (prefiks + kata dasar + sufiks), dan simulfiks (prefiks + konfiks + kata
dasar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
5.1.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia
a. Persamaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia dapat
dilihat dari variasi bentuk afiksnya. Dalam bahasa indonesia ber- memiliki
variasi bentuk ber-, be-, dan bel-, sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh hanya
ada bentuk be-,dalam bahasa Indonesia prefiks ter- memiliki variasi bentuk te-
dan tel-, sedangkan dalam bahasa indonesia hanya ada prefiks te-, dalam
bahasa Indonesia prefiks per- memiliki variasi bentuk pe- dan pel- sedangkan
dalam bahasa Dayak Linoh hanya ada bentuk pe- dan per-...-an dalam bahasa
Indonesia memiliki variasi bentuk per-...-an, pel-...-an, dan pe-...-an. Dalam
bahasa Dayak Linoh hanya satu bentuk yaitu pe-...an.
b. Selain persamaan bentuk dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia,
ada juga persamaan fungsi afiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia fungsi tersebut ialah Prefiks be-, n-/ng-, te-, ke- dan pe- dalam
bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, kata sifat, kata
bilangan, dan kata nominal, fungsi ini sejalan dengan fungsi prefiks ber-, me-,
ter-, ke- dan pe-, dalam bahasa Indonesia dan konfiks se-,...-e dalam bahasa
Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan dari kata sifat, ini
sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia yang
fungsinya hanya satu, ialah membentuk kata keterangan dari kata sifat.
c. Persamaan makna dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia.
Prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh dan ber- dalam bahasa Indonesia
menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang aktif’, makna prefiks te- dan ter-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’, ‘kemungkinan’, makna prefiks pe-
‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’.
Dengan kata lain, dapat dikatakan makna ‘agentif’, makna konfiks se-...-e, dan
se-,...-nya menyatakan makna ‘tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai’
5.1.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia
a. Perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia yang
memang benar-benar berbeda ialah afiks be-, am-, -om, dan pe-,...-e. afiks yang
terdapat dalam bahasa Dayak Linoh ini tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
Adapun afiks bahasa Dayak Linoh yang mirip dengan afiks bahasa indonesia
adalah prefiks Be- dan Ber-, Ng- dan Meng-, Ng- dan Me-,Te- dan Ter- sufiks
–e dan –nya, konfiks Peny,...-e dan peny-,...-nya, Ng-,...-kan dan meng-,...-kan,
Pe-,..-an dan per-,...-an, Ng-,..-e dan me-,...-nya, Se-,...-e dan se-,...-nya, Ng-
,...-e dan me-,..-nya, simulfiks Dipe-,...-kan dan diper-,..-kan.
b. Perbedaan jenis afiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia
afiks dalam bahasa Indonesia menurut Zaenal dan Junaiyah 2009 terbagi
menjadi empat yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan
imbuhan terbelah ( konfiks), sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh afiks hanya
terbagi menjadi tiga yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan
terbelah ( konfiks).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, peneliti memberi beberapa saran
bagi peneliti lanjutan yang ingin meneliti topik yang serupa dengan penelitian ini.
Berikut adalah saran-saran dari peneliti.
5.2.1 Bagi Peneliti Lain
1) Penelitian ini hanya meneliti tentang analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak
Linoh dengan bahasa Indonesia saja. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan subjek dan ranah yang berbeda misalnya
situasi dan bunyi.
2) Peneliti mengharapkan ada penelitian selanjutnya yang dapat meneruskan
kajian peneliti agar penelitian kebudayaan yang berkaitan dengan linguistik
dapat berkembang semakin banyak,
5.2.2 Bagi Guru
Peneliti mengharapkan kepada tenaga pendidik, khususnya guru bahasa Indonesia
kiranya skripsi ini dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi guru-guru
bahasa Indonesia terhadap bahasa daerah sehingga dapat memahaminya secara
ilmiah dan dapat membimbing siswa dalam pembelajaran afiksasi bahasa daerah
dan bahasa Indonesia.
5.2.3 Bagi Masyarakat Dayak Linoh
Dengan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diharapkan dengan adanya
penelitian tentang analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Indonesia mampu membuat masyarakat Dayak Linoh menjaga dan
mempertahankan kearifan lokal khususnya dalam bidang bahasa. Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai acuan atau gambaran umum mengenai proses
pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh serta persamaan dan perbedaan
bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia yang dapat
dipergunakan untuk mengembangkan bahasa Dayak Linoh, sehingga masyarakat
Dayak Linoh dengan bangga menggunakan dan mengembangkan bahasa Dayak
Linoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Alloy, Surjani, dkk. 2008. MOZAIK DAYAK: Keberagaman Subsuku dan Bahasa
Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi
Arifin Zaenal, Junaiyah. 2009. Morfologi Bentuk, Makna, dan Kata. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Menajemen Penelitian edisi revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bagus, Ida Putrayasa. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan
Infleksional). Bandung: PT Refika Aditama
Juliarsa, Sesilya Saman, Paternus Hanye, 2006. AFIKSASI BAHASA DAYAK
KENINJAL. Pontianak: FKIP Untan.
Kridalaksana, Harimurti.2001. Kamus Linguistik Umum. Jakarta:Gramedia.
Mulyati, Yati, Asep Supriana, Lis Setiawati, Nunung Supratini, Esti Pramuki.
2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mulyono, Iyo. 2013. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Teori dan Sejumput
ProblematikTerapannya. Bandung : Yrama Widya
Paternus. 2001. Ngelala Bahasa Dayak Mualang. Pontianak: PPSDAK Pancur
Kasih.
Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Ramlan, M. 2009. MORFOLOGI : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V.
KARYONO
Sudaryanto. 2015. METODE DAN ANEKA TEKNIK ANALISIS BAHASA
pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistik. Yogyakarta:
Sanata Dharna University Press
Sumiati, 2006. Afiksasi Bahasa Melayu Tayan Hilir. (Skripsi). Pontianak: FKIP
Untan.UNTAN.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa.
Bandung:Angkasa.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI