ANALISIS KONSEP KECANTIKAN GEISHA

19
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KONSEP KECANTIKAN GEISHA DALAM NOVEL UDE KURABE KARYA NAGAI KAFU NASKAH RINGKAS GEMALA FIRYANKA 1106078971 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK MEI 2015 Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015

Transcript of ANALISIS KONSEP KECANTIKAN GEISHA

Microsoft Word - S59307-Gemala Firyanka.docxNASKAH RINGKAS
DEPOK MEI 2015
Analisis Konsep Kecantikan Geisha dalam Novel Ude Kurabe
Karya Nagai Kafu
Gemala Firyanka (1106078971)
Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Kampus UI, Depok, 16424,
Indonesia
[email protected]
Abstrak
Ude Kurabe merupakan karya Nagai Kafu yang berlatarkan kehidupan geisha di Jepang. Karya ini ditunjukkan dengan maksud untuk menunjukkan kepada pembaca di seluruh dunia mengenai sisi kehidupan sosok seniwati terkenal yang berasal dari Jepang, yaitu geisha. Tidak hanya menunjukkan latar kehidupan geisha¸ novel ini juga memaparkan konsep kecantikan dari geisha. Karya ini akan menjelaskan konsep kecantikan geisha dalam novel Ude Kurabe karya Nagai Kafu. Kata kunci : Geisha, Jepang, Konsep Kecantikan, Ude Kurabe
Analysis of the Concept of Beauty of Geisha in Nagai Kafu’s Ude Kurabe
Abstract
Ude Kurabe is a novel written by Nagai Kafu set in geisha’s life in Japan. This novel is published in purpose to explain to readers around the world the life aspect of Japanese famous artist named geisha. This novel explains not only the background life of geisha, but also describes the concept of beauty of geisha. This thesis will explain the concept of beauty of geisha in Nagai Kafu’s Ude Kurabe. Keywords: Geisha, Japanese, The Concept of Beauty, Ude Kurabe
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
1. Latar Belakang
Jepang merupakan negara yang terletak di kawasan Asia Timur. Seringkali disebut
sebagai Nippon, yang berarti Negara Matahari Terbit. Sebagai salah satu negara maju di
dunia, Jepang memiliki keunikan serta ciri khas yang meninggalkan persepsi tersendiri bagi
orang dalam menggambarkannya. Jepang terkenal akan keindahan dalam alam, keunikan seni
dan budayanya. Geisha, Gunung Fuji, dan bunga Sakura menjadi ciri khas yang
menggambarkan Jepang di mata dunia sejak negara ini membuka diri bagi negara asing pada
tahun 1850.
Geisha berasal dari huruf kanji (geisha), yang dalam bahasa Inggris memiliki arti
artist; art person. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti seorang seniwati. Geisha
adalah seorang seniwati yang memiliki keahlian dalam bidang seni, yaitu tarian, upacara
minum teh, dan musik. Geisha wanita (Onna Geisha) sebagai wanita penghibur muncul pada
tahun 1750. Mereka menghibur para tamunya dengan menemani mengobrol, bernyanyi, serta
menari yang diiringi dengan alat musik tradisional Jepang yang bernama shamisen ().
Untuk menjadi seorang geisha, harus melalui berbagai tahap sejak kecil.
Geisha sebagai wanita memiliki kecantikan tersendiri. Kecantikan pada geisha terlihat
pada tata rias rambut, tata rias wajah, serta pakaian mereka atau kimono. Dalam merias wajah
serta rambut, dapat terlihat perbedaan-perbedaannya. Misalnya, tata rambut dan hiasan
rambut seorang geisha yang disebut sebagai kanzashi tiap bulannya berbeda. Selain itu,
kimono yang digunakan seorang maiko dan geisha pun berbeda. Penggunaan tersebut
digunakan sesuai dengan musim yang sedang berlangsung di Jepang. Geisha merupakan ikon
bagi Jepang. Jepang telah menjadikan mereka sebagai ikon negaranya dengan menampilkan
sosok geisha dalam poster iklan mereka; sejak poster untuk mempromosikan wisata Jepang
pertama kali dicetak.
Keindahan, keanggunan, serta keunikan geisha tak hanya dituangkan dalam poster.
Banyak penulis di Jepang yang menjadikan geisha sebagai tokoh utama dalam karya sastra
mereka, yang kemudian dituangkan dalam bentuk karangan fiksi, salah satunya dalam bentuk
novel. Nagai Kafu, adalah salah satu dari penulis yang menjadikan geisha sebagai tokoh
utama.
Nagai Kafu (1879-1959) adalah seorang penulis dan juga seorang editor
majalah.Hasil-hasil karyanya difokuskan pada tema yang menggambarkan kehidupan wanita
di zaman Edo (1600-1868) yaitu kalangan geisha, pelacur, dan penari yang terdapat di distrik
hiburan di Tokyo. Menurutnya, keempat kalangan tersebut melambangkan perwujudan dari
keindahan dan kekayaan budaya zaman Edo di Jepang. Pada tahun 1914, ia menikah dengan
seorang penari terkenal bernama Uchida Yae. Menikah dengan seorang penari, membuat ia
semakin tertarik untuk menulis karya yang mengangkat tentang kehidupan seorang geisha.
Ude Kurabe, atau Rivalry adalah karyanya yang diterbitkan pada tahun 1917.
Novel ini berlatarkan pada awal abad ke-20 (sekitar tahun 1920).Isi dari novel ini
yaitu mengangkat kehidupan geisha di distrik Shimbashi, Tokyo. Tokoh utama dari novel ini
adalah seorang geisha bernama Komayo, yang berjuang untuk mempertahankan
popularitasnya di jagat hiburan. Seorang geisha dilarang untuk memiliki hubungan percintaan
dengan laki-laki. Penggambaran mengenai kehidupan seorang geisha dapat dilihat dalam
novel Ude Kurabe. Konsep kecantikan dalam geisha ; seperti tata cara berpakaian, dan tata
rias rambut seorang geisha yang berbeda-beda akan menjadi penelitian penulis.
2. Metodologi Penelitian
2.1 Masalah Penelitian
Masalah penelitian artikel jurnal ini adalah konsep kecantikan geisha yang terdapat
dalam novel Ude Kurabe karya Nagai Kafu.
Variabel dalam artikel jurnal ini adalah variabel univariat. Variabel utamanya
merupakan konsep kecantikan geisha yang ada pada novel Nagai Kafu berjudul Ude Kurabe.
Unit Analisa dalam artikel jurnal ini adalah penggunaan tata rambut serta kimono yang
digunakan oleh tokoh-tokoh geisha yang digunakan dalam alur cerita novel tersebut.
2.2 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana konsep kecantikan geisha yang digambarkan oleh Nagai Kafu
dalam novelnya yang berjudul Ude Kurabe?
2.3 Metode Penelitian
mengumpulkan sumber-sumber data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian
berdasarkan dari sumber data yang telah diperoleh, kemudian dibuatlah suatu penelitian
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
deskriptif analisis, yaitu dengan menguraikan sumber-sumber data yang telah diperoleh,
setelah itu menganalisis data-data tersebut.
Tahap awal dari penelitian ini adalah mencari sejarah geisha, tahap-tahap untuk
menjadi seorang geisha, konsep kecantikan seorang geisha, serta penulis akanmenganalisis
konsep kecantikan geisha yang digambarkan oleh Nagai Kafu dalam novelnya yang berjudul
Ude Kurabe.
3. Isi
` 3.1 Sejarah dan Perkembangan Geisha hingga Tahun 1930-an
Geisha adalah sebutan bagi seorang seniwati.Kata geisha berasal dari huruf kanji
(gei) (sha). Kanji gei () berarti seni dan sha () berarti orang. Secara literatur, dalam
bahasa Inggris memiliki arti artist; art person. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti
seorang seniwati. Jadi, geisha adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang seni.
Profesi seorang geisha muncul pada zaman Edo(1600-1850). Pada awalnya, sosok geisha
diperankan oleh laki-laki. Di tahun 1751, beberapa pelanggan di sebuah rumah tempat
perjamuan di Shimabara dikejutkan dengan munculnya sosok penabuh drum wanita (onna
taiko-mochi) ikut serta dalam pesta mereka. Penabuh drum wanita ini dikenal sebagai geiko
().
Beberapa tahun kemudian di Edo, mulai tampak sosok-sosok wanita penghibur serupa.
Mereka disebut sebagai onna geisha, atau geisha wanita. Kasen adalah sosok yang pertama
kali tampil sebagai onna geisha.Ia berasal dari komunitas geisha bernama Ogiya di
Yoshiwara pada sekitar tahun 1761. Munculnya sosok geisha wanita perlahan mulai
menggeser jumlah geisha pria. Sejak tahun 1770 hingga 1780, jumlah geisha wanita
mengalami peningkatan. Jumlah geisha wanita mengalami peningkatan tajam di tahun 1800
dengan jumlah 143 orang dan geisha pria berjumlah empat puluh lima orang. Peningkatan
jumlah geisha wanita yang meningkat tajam pada tahun 1800 memberikan pengaruh dalam
penyebutan geisha. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi perekonomian masyarakat
Jepang pada zaman itu sedang mengalami peningkatan. Selain itu, meningkatnya masyarakat
kelas menengah di Jepang menjadi salah satu penyebab peningkatan jumlah geisha wanita di
Jepang.
3.2 Tahapan-tahapan Menjadi Geisha
3.2.1 Shitajikko ()
Shitajikko adalah tahap ketika anak-anak usia belia (di bawah 15 tahun) diseleksi oleh
ibu yang mengurus mereka atau disebut okasan. Proses seleksi ini merupakan penilaian
apakah mereka pantas atau tidak menjadi seorang geisha.
3.2.2 Shikomisan
Pada tahap ini, para shikomisan akan menjadi pelayan bagi senior mereka yaitu
!"!!"#  (kakak) yang merupakan seorang geisha. Kebutuhan sehari-hari geisha dipersiapkan
oleh shikomisan. Misalnya, mempersiapkan air untuk mandi, membersihkan sepatu, dan
membukakan pintu saat geisha masuk dan keluar okiya. Pada tahap ini pula, mereka akan
mengikuti berbagai pelatihan untuk menunjang karier mereka, seperti pelatihan dalam
upacara minum teh, bermain alat musik tradisional Jepang, dan menari.
3.2.3 Maiko ()
Serelah melalui tahap shikomisan, tahap yang selanjutnya dilalui adalah menjadi
seorang maiko().Kata maiko dalam bahasa Jepang memiliki arti gadis penari .Geisha
yang sedang magang, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan apprentice geisha adalah
sebutan lain dari maiko. Penggunaan kata maiko lebih sering digunakan di Kyoto, sedangkan
di Tokyo penyebutan geisha yang sedang magang menggunakan sebutan hangyoku atau
oshaku. Pada tahap ini, ok!san mengutus maiko untuk mengikuti geisha yang lebih senior
dari mereka atau !"!!"# pada saat menghibur para tamu di suatu perjamuan. Saat perjamuan
sedang berlangsung, sebagai seseorang yang sedang magang, maiko mempelajari bagaimana
tata cara menghibur tamu yang baik dan benar dengan cara mengamati senior mereka yang
sedang bekerja. Metode belajar dengan mengamati !"!!"# disebut dengan minarai ().
3.2.4 Mizuage ()
Mizuage adalah proses penyerahan keperawanan kepada salah seorang pelanggannya.
Untuk menjadi seorang geisha, mizuage adalah suatu tahapan yang penting dan harus
dilakukan oleh seorang maiko. Mizuageadalah suatu jembatan yang menghubungi maiko ke
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
tingkat geisha. Jika tidak melakukan mizuage, maka maiko tidak dapat bertransformasi
menjadi geisha. Dengan melewati tahap ini, seseorang maikoakan mengalami transformasi
menjadi wanita dewasa. Penyerahan keperawanan tidak dilakukan secara sembarangan.
Ok!san akan memilih pria yang tepat untuk melakukannya.
3.2.5 Menjadi Geisha
Seorang maiko berubah menjadi geisha pada usia 20 hingga 21 tahun, saat ok!san
menganggap bahwa maiko telah benar-benar dewasa. Masa pembelajaran geisha dalam okiya
termasuk menjadi shikomisan dan maiko biasanya berlangsung selama lima hingga enam
tahun. Pada periode ini, mereka mencari uang untuk membayar pengeluaran yang digunakan
untuk biaya hidup mereka selama di okiya. Untuk dapat hidup, geisha memerlukan banyak
uang untuk memenuhi segala kebutuhannya. Mereka memiliki seorang penyokong, yang
disebut sebagai danna.Danna adalah seorang laki-laki, dan biasanya sudah menikah.
Pemilihan danna yang cocok bagi seorang geisha ditentukan oleh ok!san.
3.3 Konsep Kecantikan
Kata cantik identik kepada penggambaran terhadap sosok wanita. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata cantik merupakan kata yang memiliki arti elok, bagus, dan
molek, yang menggambarkan bentuk wajah. Kata cantik juga memiliki arti indah dalam
bentuk dan buatannya. Setiap masyarakat tentunya memiliki konsep kecantikan tersendiri.
Konsep kecantikan perempuan pada umumnya yaitu sosok yang memiliki tubuh yang
ramping, berkulit putih, wajah mulus tanpa noda, dan berambut panjang.
3.3.2 Konsep Kecantikan Wanita Jepang
Konsep kecantikan pada wanita Jepang memiliki konsepnya tersendiri.Konsep
tersebut adalah memiliki kulit putih yang bersih, halus, dan terawat, serta bentuk wajah yang
kecil. Selain itu, di Jepang, seseorang dapat dikatakan cantik, jika ia memiliki mata yang
berkelopak besar dan bertubuh ramping.
3.3.3 Konsep Kecantikan Geisha dan Maiko
Geisha adalah sosok seniwati yang memiliki keindahan dan kecantikan mereka yang khas
dan berbeda dengan wanita pada umumnya. Seluruh aspek yang digunakan oleh geisha
diperhatikan kecantikannya, baik dalam tata rambut, tata rias wajah, kimono, dan sebagainya.
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
3.3.3.1Kimono ()
Penggunaan kimono sudah diterapkan sejak geisha masih menjadi shikomisan. Hal ini
dilakukan agar mereka terbiasa menggunakan kimono sejak dini.Kimono yang digunakan
oleh shikomisan adalah kimono sederhana tanpa motif. Ketika beranjak menjadi maiko,
kimono yang mereka gunakan mengalami perubahan.Ukuran kimono lebih panjang, dan
terdapat obi untuk mengikatnya. Pada bagian belakang leher, sedikit terbuka sehingga terlihat
di mata yang memandangnya. Warna kimono yang dipakai oleh maiko biasanya berwarna
cerah. Pada waktu debutnya menjadi geisha, warna kimono yang digunakan oleh maiko yaitu
hitam.
Saat sudah menjadi geisha, terdapat perbedaan dalam penggunaan kimono. Berikut ini
adalah perbedaan motif dan bahan kimono yang digunakan oleh geisha menurut musim dan
waktu penggunaannya:1
Tabel 1: Perbedaan Motif dan Bahan Kimono Geisha
                                                                                                                          1 Lesley Downer, The Secret History of a Vanashing World. (London : Headline Book Publishing, 2005) hlm 283-285
Waktu
penggunaan
Musim
panas
3.3.3.2 Tata Rias Wajah (Make-up)
Dalam merias wajah, geisha dan maiko memutihkan wajah dengan makeup warna
putih,berbentuk cair yang disapukan ke wajah mereka. Cairan putih tersebut digunakan
sebagai “alas” wajah mereka. Agar warna putih dapat menempel dengan sempurna,
sebelumnya cairan berminyak yang dinamakan bintsuke-abura harus dioleskan terlebih
dahulu menggunakan kuas khusus ke area wajah, dada, dan bagian belakang leher (tengkuk).
Pada bagian tengkuk leher, ada bagian yang dibiarkan tidak diolesi cairan putih tersebut.
Untuk kegiatan sehari-hari (bekerja), dibentuk dua garis yang tidak diolesi, sedangkan saat
acara atau kegiatan khusus, bentuk garis yang tidak diolesi sebanyak tiga garis.Setelah
Musim
gugur
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
mengolesi cairan putih ke wajah, leher, serta dada, bedak pun digunakan untuk
menyempurnakan cairan tersebut agar menempel lebih sempurna dan tahan lebih lama.Cara
penggunaan bedak yaitu memakai spons khusus dan ditepuk-tepuk ke area yang diberi alas
pemutih wajah.
3.3.3.3 Kanzashi ()
Rambut adalah salah satu bagian yang diperhatikan oleh geisha dan maiko.Tidak
hanya wajah, rambut pun perlu dihias dan dipercantik sedemikian rupa agar
menarik.Kanzashi adalah hiasan rambut yang digunakan oleh geisha dan maiko. Hiasan
rambut yang utama digunakan oleh keduanya yaitu daikan, yang letaknya berada di depan
Mata Wajah Gambar
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
sanggul mereka dan berubah sesuai bulannya. Berikut ini adalah kanzashi yang digunakan
oleh geisha2:
Bulan Juni-
3.3.3.5 Tata Rambut
Rambut pada geisha adalah salah satu bagian yang diperhatikan oleh mereka.Tata
rambut yang digunakan adalah shimada dan gingko-leaf. Berikut adalah tata rambut yang
digunakan oleh geisha:
Jenis Tata
Rambut
                                                                                                                          2 Aihara Kyoko, Geisha: A Living Tradition .(Carlton Books : 2005), hlm.66
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
Shimada Rambut digulung tinggi ke atas,
dihiasi kanzashi
gulungan
3.4 Analisis Konsep Kecantikan Geisha dalam Novel Ude Kurabe Karya Nagai Kafu
3.4.1 Tata Rambut
……
 
Terjemahan :
Pada saat itu, terdengar bunyi langkah kaki di koridor. “Nee-san, apakah di sini
ruangannya?”Eda-san duduk dengan sengaja.Pintu terbuka.Ia adalah Komayo.
Rambutnya digulung dengan sisir berukir berwarna perak, dengan hiasan rambut
permata.
Berdasarkan kutipan di atas, latar tempat yang dideskripsikan adalah koridor di
sebuah tempat perjamuan.Komayo, yang merupakan seorang geisha diundang untuk
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
menemani tamu di sebuah tempat perjamuan.Sedangkan tamunya menunggu kehadiran
geisha untuk menghibur, atau sekedar menemani mereka mengobrol.Sang geisha terlihat
sedang menyusuri tempat tersebut sambil mencari ruangan di mana para tamu menunggunya.
Dari kutipan tersebut, sosok seniwati tersebut rambutnya dideskripsikan sedang
digulung menggunakan sisir berwarna perak Warna sisir yang digunakan, dapat diketahui
bahwa latar cerita tersebut berada pada sekitar bulan Juni-September, karena pada bulan
tersebut, geisha menggunakan sisir berwarna perak. Selain itu, tata rambut yang digunakan
oleh Komayo adalah shimada. Rambut geisha digulung ke atas. Meskipun dalam kutipan
tersebut tidak dijelaskan secara rinci tata rambut yang digunakan oleh Komayo, akan tetapi
dapat diketahui dari hiasan rambut atau kanzashi yang digambarkan oleh Nagai. Kanzashi
yang digunakan oleh Komayo adalah permata. Pada saat menggunakan hiasan rambut
tersebut, geisha menggunakan tata rambut shimada.

Ia berusia sekitar tigapuluh tahun. Ia menggunakan model rambut gingko-leaf, dengan
hiasan rambut dihiasi manik-manik kecil yang terbuat dari kerang. Kimono yang digunakan
bercorak indah, terbuat dari kain sutra tipis, dengan kerah kimono berwarna biru-kehijauan
pucat. Jaket haori yang ia gunakan terbuat dari kain sutra berwarna hitam. Obi terbuat dari
sutra bermotif yang memiliki pengikat yang terbuat daritembagapolos.Ia hanya
menggunakan satu cincin berlian platinum berukuran sederhana. Pakaian yang ia gunakan
terlihat mahal, menggambarkan ia adalah seorang geisha senior.
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
Berdasarkan kutipan di atas, dideskripsikan seorang geisha berusia tigapuluh tahun.Ia
menggunakan model rambut gingko-leaf, dengan hiasan rambut dihiasi manik-manik kecil
yang terbuat dari kerang.Tokoh geisha pada penggambaran cerita tersebut menata rambutnya
dengan membentuk dua gulungan di bagian atas kepala dan dihiasi dengan kanzashi manik-
manik. Kimono yang digunakan oleh geisha tersebut terbuat dari kain sutra tipis berwarna
biru-kehijauan pucat. Motif yang digunakan tidak dideskripsikan secara jelas oleh Nagai.Dari
jenis kain sutra dan warna kimono yang digunakan oleh tokoh geisha tersebut, dapat
diketahui bahwa latar cerita tersebut berada pada saat musim panas. Kain sutra tipis dan
warna biru-kehijauan pucat yang ada dalam kimono adalah kimono yang digunakan pada
musim panas. Selain itu, terdapat penggambaran obi sebagai pengikat kimono. Obi yang
digunakan terbuat dari kain sutra berwarna hitam bermotif yang memiliki pengikat yang
terbuat dari tembaga polos. Pada kutipan tersebut, digambarkan bahwa ia menggunakan satu
cincin berlian platinum berukuran sederhana. Dari penggambaran tersebut, dapat terlihat juga
bahwa terdapat perbedaan dalam kelas geisha, yaitu geisha tingkat senior, yang tergambar
dari penggunaan aksesoris yang digunakan oleh geisha yang sudah senior. Dalam kutipan di
atas, terlihat bahwa tokoh geisha tersebut meggunakan aksesoris berupa cincin berlian yang
berharga mahal.
4. Kesimpulan
Geisha adalah salah satu ikon yang menggambarkan akan budaya tradisional Jepang.
Sosok seniwati ini memiliki ciri khas yang membedakan di antara sosok seniman lainnya.
Geisha adalah seniwati yang lahir pada Zaman Edo (1600-1868).Pada awal kemunculan
sosok geisha, seniwati ini diperankan oleh laki-laki. Namun, pada perkembangannya, di
tahun 1751 di Jepang, sosok geisha yang diperankan oleh wanita mulai bermunculan di
perjamuan-perjamuan. Geisha merupakan salah satu dari penghibur yang ada dalam bisnis
prostusi di Jepang. Sebagai sosok yang menghibur para tamu di perjamuan, mereka memiliki
keahlian yang menunjang karier mereka. Keahlian yang dimiliki tersebut tidak semua
dimiliki oleh para penghibur lainnya. Geisha memiliki keahlian dalam bidang seni, yang
tidak semua orang bisa melakukannya. Untuk memilikinya, geisha mengikuti pelatihan sejak
ia masih menjadi shikomisan yang tinggal di okiya. Keahlian bidang seni yang dimiliki oleh
seniwati tersebut meliputi menari tradisional Jepang, bernyanyi, melukis kaligrafi Jepang,
dan bermain alat musik tradisional Jepang yaitu shamisen.
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
Keahlian yang dimiliki oleh geisha tidak cukup untuk menunjang karier mereka di
dunia hiburan Jepang. Persaingan yang cukup ketat di antara geisha dan seniman lainnya
membuat ia harus menggunakan pakaian, tata rias, serta tata rambut yang menambah
kecantikan yang menarik perhatian para pelanggannya. Geisha, yang merupakan sosok
seniwati, memiliki konsep kecantikan tersendiri. Konsep kecantikan yang dimiliki oleh
mereka berbeda dengan konsep kecantikan wanita pada umumnya. Konsep kecantikan yang
mereka terapkan diadaptasi dari konsep kecantikan wanita pada zaman Heian (794-1185).
Konsep kecantikan tersebut meliputi pengaplikasian alas wajah berwarna putih pada wajah,
pencukuran alis, dan penggunaan pewarna bibir warna merah. Geisha menggunakan pakaian
tradisional Jepang, yaitu berupa kimono. Dalam penggunannya, jenis bahan, motif, dan warna
disesuaikan dengan musim yang berlangsung. Hal itu dilakukan agar nyaman saat digunakan.
Dalam tata rias wajah, geisha dan maiko sama-sama menggunakan alas wajah berwarna putih.
Namun yang membedakannya adalah penggunaan warna eyeliner pada mata. Tata rambut
pada geisha terdapat dua jenis model yang sering digunakan oleh seniwati tersebut. Di
antaranya shimada dan gingko-leaf. Rambut mereka juga dihiasi hiasan rambut bernama
kanzashi yang disesuaikan dengan bulan yang sedang berlangsung.
Geisha adalah seniwati yang memiliki keunikan, dan menjadi ikon bagi Jepang.
Kecantikannya serta keahliannya yang khas membuat banyak penulis yang ingin mengangkat
cerita mengenai geisha. Salah satu penulis novel tersebut adalah Nagai Kafu. Ia menerbitkan
novel berjudul Ude Kurabe, yang di dalamnya mengungkap kejadian kehidupan sehari-hari
geisha. Nagai juga mendeskripsikan konsep kecantikan yang ada pada tokoh-tokoh geisha
yang terdapat dalam cerita yang ada dalam novelnya. Berdasarkan analisis konsep kecantikan
geisha dalam novel Ude Kurabe, Nagai memaparkan konsep penggunaan kimono dan tata
rambut geisha. Penggunaan kimonodalam tokoh geisha yang ia deskripsikan tidak terlalu
digambarkan secara detail. Ia hanya menggambarkan jenis bahan kimono yang digunakan
oleh tokoh geisha. Namun, jika dianalisis menurut teori yang digunakan, dapat diketahui latar
cerita pada saat itu, yang terlihat dari jenis kain pada kimono geisha. Dalam novel ini, terlihat
bahwa latar cerita berlangsung pada musim panas hingga musim gugur, karena Nagai sering
menggambarkan tokoh geisha yang menggunakan kimono berbahan kain sutra tipis (yang
digunakan pada musim panas) serta kimono berwarna gelap (digunakan saat musim gugur).
Penggunaan tata rambut pada tokoh geisha yang dipaparkan oleh Nagai sering
menampilkan tokoh yang mengggunakan model rambut shimada dan gingko-leaf. Model
rambut tersebut adalah model rambut yang umum digunankan pada geisha. Jika dilihat dari
analisis yang digambarkan dalam novel, Nagai juga tidak mendeskripsikan secara detail
Analisis konsep..., Gemala Firyanka, FIB UI. 2015
tentang model rambut yang digunakan oleh tokoh geisha. Akan tetapi, model rambut tersebut
dapat diketahui dari jenis hiasan rambut yang menghiasinya, yaitu kanzashi. Penggunaan
kanzashi pada tokoh geisha yang digambarkan oleh Nagai disesuaikan dengan musim yang
sedang berlangsung. Berdasarkan analisa, latar cerita novel tersebut adalah musim gugur.
Karena, Nagai sering mendeskripsikan hiasan rambut tersebut sebagai hiasan rambut tokoh
geishanya.
Novel Ude Kurabe karya Nagai Kafu merupakan novel yang menceritakan tentang
geisha. Dengan membaca novel tersebut, maka sisi kehidupan serta konsep kecantikan
mengenai sosok seniwati ini dapat dipahami bagi yang membacanya.
Daftar Referensi Aihara Kyoko, (2005) Geisha: A Living Tradition . Carlton Books
Lesley Downer, (2000) The Secret History of a Vanashing World. (London : Headline Book
Publishing, 2005) hlm 283-285
Kafu Nagai, (1983) Ude Kurabe
Kafu Nagai, (2007) Rivalry : A Geisha Tale. English Translation; translated by Stephen Snyder.
USA : Columbia Press