ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH …
Transcript of ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH …
i
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH
DAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
( Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Disusun Oleh:
Hastuti Dewi Monita
NPM 16.0101.0080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020
i
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH
DAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
( Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang
Disusun Oleh:
Hastuti Dewi Monita
NPM 16.0101.0080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM
SYARIAH DAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
(Studi Empiris Pada BEI Periode 2015-2019)
Yang disusun oleh:
Nama : Hastuti Dewi Monita
NPM : 16.0101.0080
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Disetujui untuk digunakan dalam ujian komprehensif
Magelang, Agustus 2020
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra. Marlina Kurnia, MM Mulato Santosa, SE., MSC
NIDN. 0616036401 NIDN. 0630037601
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hastuti Dewi Monita
NPM : 16.0101.0080
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH
DAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
( Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
skripsi orang lain, apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
bilamana diperlukan.
Magelang, 11 Agustus 2020
Peneliti
Hastuti Dewi Monita
NPM 16.0101.0080
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hastuti Dewi Monita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Temanggung, 4 Juli 1998
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Klebakan Rt 01/Rw 10, Soropadan, Pringsurat,
Temanggung
Alamat Email : [email protected]
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (2004-2010) : SD Negeri 3 Soropadan
SMP (2010-2013) : SMP Negeri 13 Kota Magelang
SMA (2013-2016) : SMA Negeri 1 Grabag
Perguruan Tinggi (2016- : S1 Program Studi Manajemen
2020) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang
Pengalaman Organisasi:
- Pengurus Harian Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah Komisariat Ekonomi
(IMM) sebagai Divisi Organisasi (2018-2019).
Magelang,11 Agustus 2020
Peneliti
Hastuti Dewi Monita
NPM 16.0101.0080
v
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“ Perjuangkanlah impianmu meski hujan badai harus dilalui
Yakinlah bahwa setelah hujan badai menghilang akan datang pelangi
Indah yang akan mewarnai hidupmu”
(Hastuti Dewi Monita)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan Karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “ANALISIS
KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH DAN
REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL (Studi Empiris Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2019)”.
Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih
derajat Sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,
penulisan tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat
adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Suliswiyadi, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Magelang.
2. Ibu Dra. Marlina Kurnia, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang, sekaligus Dosen Pembimbing 1
yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Muhdiyanto S.E, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang.
4. Bapak Mulato Santoso SE., M.Sc selaku Ketua Program Studi Manajemen
Sekaligus Dosen Pembimbing 2 yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam
menyeledaikan skripsi ini.
vii
5. Seluruh Dosen Pengajar yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak
ternilai harganya dan telah membantu kelancaran selama menjalankan
studi di Universitas Muhammadiyah Magelang.
6. Kepada seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Magelang yang telah banyak memberikan bantuannya
selama masa studi.
7. Kedua orang tua tersayang, Bapak (alm) R Sadjarwo D. H dan Ibunda Siti
Musbikah serta nenekku yang selalu memberikan doa dan dengan sabar
serta bijaksana memberikan arahan dan semangat bagi penulis.
Terimakasih atas kasih sayang, perhatian, nasehat, semangat, kepercayaan,
dan do’a yang tiada henti.
8. Kakakku tercinta yang selalu menyemangati dan juga tulus membantu
dalam hal apapun
9. Sahabatku Nafia, Desi, Abra, Putri, Erin, Arief, Bimo, dan Bayu dan
teman-teman 16 Manajemen yang selalu memotivasi, memberi semangat
dan tulus membantu penulis dalam hal apapun hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, pengarahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun, penyusun harapkan untuk
perbaikan penulisan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat kepada pihak yang memerlukan.
Wassalamualikum Wr.Wb
Magelang, 11 Agustus 2020
Hastuti Dewi Monita
NPM 16.0101.0080
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Kontribusi Penelitian .................................................................................... 8
E. Sistematika Pembahasan .............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .................. 10
A. Telaah Teori ............................................................................................... 10
1. Signalling theory (teori sinyal) ............................................................... 10
2. Reksadana ............................................................................................... 11
3. Saham ..................................................................................................... 16
4. Pengukuran Kinerja Portofolio ............................................................... 18
B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................... 21
C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 23
D. Model Penelitian ........................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
A. Jenis Data ................................................................................................... 28
ix
B. Populasi & Sampel ..................................................................................... 28
C. Definisi Operasional & Perhitungan .......................................................... 29
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 36
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 36
B. Uji Statistik Deskriptif ............................................................................... 37
C. Uji Normalitas ............................................................................................ 39
D. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................... 40
E. Pembahasan ................................................................................................ 42
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 47
A. Kesimpulan ................................................................................................ 47
B. Keterbatasan Penulisan .............................................................................. 48
C. Saran ........................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50
LAMPIRAN .......................................................................................................... 52
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Posisi Rata – Rata NAB Reksa Dana Per 31 Januari 2019 ..................... 3
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel ................................................................... 36
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 37
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 39
Tabel 4.4 Hasil Uji Paired Sample T Test............................................................. 40
Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon ................................................................................ 42
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Reksadana Syariah .......................................... 4
Gambar 2.1 Model Penelitian ............................................................................... 27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Reksadana Saham 2015-2019 ................................... 53
Lampiran 2 Tabulasi Data 2015-2019................................................................... 54
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 74
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 75
Lampiran 5 Hasil Uji Paired Sample t-test ........................................................... 76
Lampiran 6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test &Mann-Whitney Test ........ 77
xiii
ABSTRAK
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH
DAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
( Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)
Oleh :
Hastuti Dewi Monita
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis ada atau tidaknya
perbedaan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham
Konvensional dengan Metode Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen ratio yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham Konvensional yang
terdaftar pada BEI periode 2015-2019. Berdasarkan pengumpulan sampel dengan
menggunakan Purposive Sampling diperoleh 5 Reksadana saham. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Paired t-test. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara kinerja
Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham Konvensional dengan
menggunakan metode Sharpe dan Treynor Sedangkan dengan metode Jensen
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksadana Saham Syariah
dan Reksadana Saham Konvensional.
Kata Kunci : Reksadana Saham Syariah, Reksadana Saham Konvensional,
Kinerja, Perbandingan
1
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Hal ini
menyebabkan semakin banyak masyarakat yang mulai tertarik dan terjun
kedalam bursa untuk melakukan investasi. Kompleksnya kebutuhan
masyarakat menyebabkan keinginan untuk memasuki dunia investasi semakin
besar yang mampu memberikan peluang bagi para pengelola dana untuk
berlomba – lomba menciptakan berbagai macam produk yang dapat menarik
minat masyarakat.
Pada dasarnya investasi merupakan kegiatan menempatkan dana pada
aset tertentu dan pada periode tertentu yang diharapkan mendapatkan imbal
hasil. Seorang investor dapat memilih akan menempatkan dananya pada
investasi rill asset atau financial asset. Investasi riil asset / aset berwujud
seperti tanah, bangunan, mesin, dan emas, sedangkan financial asset / aset
keuangan seperti surat berharga, saham dan obligasi yang diperjual belikan
baik di pasar uang maupun di pasar modal. Investasi pada pasar modal
menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang investor yang ingin menanamkan
dananya.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 Pasar Modal
merupakan suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
2
modal menjadi tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana dan pihak
yang memiliki kelebihan dana, selain itu pasar modal dapat memberikan
tambahan pendapatan yang berupa deviden. Terdapat kendala yang akan
dialami seorang investor jika investor tersebut memiliki keterbatasan
pengetahuan, informasi dan waktu serta dana yang akan membatasi
kemampuan dalam melakukan investasi. Salah satu instrumen keuangan yang
dapat dijadikan solusi dari kendala tersebut adalah reksadana. Beberapa jenis
reksadana berdasarkan alokasi aset diantaranya Reksadana Campuran,
Reksadana Pasar Uang dan Reksadana Saham.
Reksadana saham diyakini sangat menguntungkan didalam
perkembangan investasi, terdapat reksadana konvensional yaitu instrument
yang dapat diperjual belikan oleh investor setiap saat sesuai dengan tujuan
investasi, dalam reksadana konvensional tidak menerapkan prinsip- prinsip
syariah. Investor yang memilih reksadana konvensional bebas dalam
berinvestasi pada berbagai macam instrument investasi yang telah dikeluarkan
oleh perusahaaan – perusahaan dari berbagai bidang usaha termasuk dibidang
lembaga keuangan ribawi, makanan, perjudian dan yang lain sebagainya yang
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, terdapat unsur-unsur dari
reksadana saham konvensional yang tidak sesuai dengan syariat islam seperti
pada segi akad, operasi, investasi, transaksi serta dalam pembagian
keuntungannya. Reksadana kini juga menerapkan Reksadana berbasis Syariah.
Hal tersebut diperuntukkan bagi investor yang ingin melakukan investasi
dengan prinsip syariah sesuai dengan ajaran agama Islam. Reksandana
3
berbasis syariah dalam proses pendapatannya menggunakan proses cleasing
atau membersihkan pendapatan yang diperoleh tanpa adanya riba.
Reksadana memiliki kinerja yang bereda-beda pada setiap jenisnya.
Kinerja ini dapat dilihat dari Nilai Aktiva bersih. Nilai Aktiva Bersih
merupakan jumlah total dana yang dikelola oleh manajer investasi pada
Reksadana. NAB dihitung dari total harga pasar atas aset seperti saham, surat
utang dan deposito dalam reksadana, ditambah dengan biaya pencadangan
bunga dari surat utang atau deposito lalu dikurangi dengan biaya-biaya
operasional reksadana seperti pengelolaan biaya kustodian dan pajak. Total
Nilai Aktiva Bersih dihasilkan nilai yang sudah bersih dan tidak lagi terkena
pajak. Pada tabel berikut ini dapat dilihat NAB setiap jenis Reksadana per
tanggal 31 Januari 2019 yang terdaftar di OJK.
Tabel 1.1
Posisi Rata – Rata NAB Reksa Dana Per 31 Januari 2019
Sumber: ojk.go.id, data diolah kembali
Fenomena pada tabel tersebut menunjukkan jumlah Nilai Aktiva bersih
(NAB) yang berbeda-beda dari setiap jenis Reksadana per 31 Januari 2019.
Dapat dilihat bahwa NAB tertinggi terdapat pada jenis Reksadana Saham yang
memiliki risiko paling tinggi diantara jenis Reksadana lainnya. Sedangkan
NAB terendah yaitu pada jenis Reksadana Campuran.
NO POSISI JENIS REKSADANA Nilai Aktiva Bersih
1. Reksadana Pasar Uang 11.493 Milyar
2. Reksadana Pendapatan Tetap 18.848 Milyar
3. Reksadana Campuran 4.640 Milyar
4. Reksadana Saham 41.905 Milyar
TOTAL 76.887 Milyar
4
Perbankan Konvensional pernah mengalami kebangkrutan yang
diakibatkan adanya krisis ekonomi. Krisis tersebut berdampak pada keadaan
keuangan negara. Hal ini menunjukkan sistem ekonomi konvensional tidak
dapat bertahan terhadap krisis. Akan tetapi berbeda dengan Perbankan Syariah
yang tidak mengalami apapun saat terjadinya krisis. Perbankan Syariah masih
mampu memberikan kinerja yang relatif baik. Pengaruh dari krisis keuangan
saling berkaitan dengan instrumen reksadana. Dengan adanya reksadana
syariah mampu membangkitkan perkembangan reksadana yang terpuruk
akibat dari krisis.
Berikut ini adalah grafik perkembangan reksadana syariah yang
menggambarkan peningkatan reksadana syariah dan Nilai Aktiva Bersih
reksadana syariah dari tahun ke tahun.
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Reksadana Syariah
Sumber: ojk.go.id
Grafik tersebut menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun Reksadana
Syariah mengalami peningkatan baik dari jumlah reksadana maupun Nilai
Aktiva bersih (NAB), hal ini menunjukkan bahwa Reksadana syariah mampu
5
menarik investor untuk menginvestasikan dananya pada Reksadana Syariah.
Munculnya reksadana saham syariah membuat bimbang investor dalam
mengambil keputusan investasi menempatkan kelebihan dana yang
dimilikinya pada reksadana saham syariah atau pada reksadana saham
konvensional. Informasi mengenai masing-masing kinerja reksadana dianggap
penting sebagai alat pembandingan dalam pengambilan keputusan investasi.
Penelitian ini memilih reksadana jenis saham untuk diteliti karena reksadana
saham banyak diminati masyarakat dan juga jika dilihat dari Nilai Aktiva
Bersih, reksadana saham memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan reksadana jenis lainnya.
Dari penelitian terdahulu terdapat perbedaan yang tidak signifikan
antara reksadana saham syariah dan reksadana saham konvensional. Hasil
penelitian Aprilia dan Azhari (2015) periode 2014 menunjukkan hasil
perhitungan sharpe ratio terdapat perbedaan kinerja reksadana saham syariah
dan reksadana saham konvensional. Perhitungan treynor ratio reksadana
saham konvensional dan reksadana saham syariah menunujukkan tidak adanya
perbedaan anatara kedua reksadana tersebut. Sedangkan perhitungan Jensen
Ratio terdapat perbedaan kinerja antara reksadana saham syariah dan
reksadana saham konvensional. Penelitian Nurul, Nazwirman dan Hudori
(2017) periode 2012 – 2015 menunjukkan perhitungan sharpe ratio reksadana
saham konvensional dan reksadana syariah tidak terdapat perbedaan kinerja
diantara kedua reksadana saham tersebut. Perhitungan treynor ratio reksadana
saham konvensional dan reksadana saham syariah menunjukkan hasil bahwa
6
tidak terdapat perbedaan kinerja diantara kedua reksadana saham tersebut,
serta perhitungan Jensen ratio reksadana saham konvensional dan reksadana
saham syariah menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja
diantara kedua reksadana saham tersebut.
Uji perhitungan sharpe ratio dan Jensen ratio dari hasil penelitian
sebelumnya di periode tertentu menunjukkan hasil yang berbeda – beda. Hasil
penelitian Aprilia dan Azhari (2015) periode 2014 dan Nurul, Nazwirman dan
Hudori (2017) periode 2012 – 2015 kinerja reksadana saham konvensional
dan syariah menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini menjadi alasan
pembanding dari kinerja reksadana saham konvensional dan syariah. Oleh
karena itu, penelitian sebelumnya belum menunjukkan hasil yang konsisten
walaupun periode sampel dari setiap periode berbeda. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah periode sampel, jumlah sampel, dan
ratio penelitian. Peneliti akan menggunakan sampel pada periode 2015-2019.
Pengambilan sampel menggunakan data reksadana saham yang ada di BEI.
Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja reksadana saham konvensional dan syariah dengan ratio Sharpe ratio,
Treynor ratio dan Jensen ratio, dengan judul “Analisis Komparatif Kinerja
Reksadana Saham Syariah Dan Reksadana Saham Konvensional Studi
Empiris Pada BEI Periode 2015-2019”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya
menunjukkan bahwa pihak investor mengalami kebimbangan dalam
menentukan pilihan yang tepat dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya
antara di reksadana syariah atau reksadana konvensional. hal tersebut
menjadikan peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan kinerja antara Reksadana Saham Syariah dengan
Reksadana Saham Konvensional dengan metode Sharpe pada periode
2015-2019?
2. Bagaimana perbedaan kinerja antara Reksadana Saham Syariah dengan
Reksadana Saham Konvensional dengan metode Treynor pada periode
2015-2019?
3. Bagaimana perbedaan kinerja antara Reksadana Saham Syariah dengan
Reksadana Saham Konvensional dengan metode Jensen pada periode
2015-2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut disusunlah penelitian dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis ada atau tidak adanya perbedaan kinerja
antara Reksadana Saham Syariah dan Reksadan Saham Konvensional
dengan metode Sharpe pada periode 2015-2019.
8
2. Untuk menguji dan menganalisis ada atau tidak adanya perbedaan kinerja
antara Reksadana Saham Syariah dan Reksadan Saham Konvensional
dengan metode Treynor pada periode 2015-2019.
3. Untuk menguji dan menganalisis ada atau tidak adanya perbedaan kinerja
antara Reksadana Saham Syariah dan Reksadan Saham Konvensional
dengan metode Jensen pada periode 2015-2019.
D. Kontribusi Penelitian
Melalui penelitan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
Pengembangan keilmuan dibidang Ekonomi yang berkaitan dengan
reksadana.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan arahan
pada calon investor dalam menentukan keputusan pemilihan jenis
reksadana yang akan diinvestasikan agar memberikan return yang sesuai.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.
9
E. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Dalam bab
terdiri dari sub-sub, sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis
Bab ini berisi teori sebagai dasar untuk menganalisa pokok-pokok
penelitian terdahulu, hipotesis dan model penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan populasi dan sampel penelitian,
variabel penelitian, metode analisis data, dan pengujian hipotesis.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian yang berisi data dan
analisis data dengan menggunakan alat analisis yang telah
ditentukan, sehingga dapat mencapai tujuan dari penelitian.
BAB V : Kesimpulan
Bagian ini merupakan tahap terakhir dari penelitian / skripsi. Pada
bagian ini akan diuraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran.
10
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Telaah Teori
1. Signalling theory (teori sinyal)
Menurut Jogiyanto (2013), signally theory menekankan pada
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap
keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Selain itu teori sinyal
menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Pihak diluar perusahaan (eksternal) yang
dimaksud dalam teori ini adalah underwriter, investor, kreditor atau
pengguna informasi lainnya. Pihak eksternal kemudian menilai
perusahaan sebagai fungsi dari mekanisme signalling yang berbeda-
beda. Informasi mengenai perusahaan yang kurang, membuat pihak
eksternal berpendapat bahwa nilai dari semua perusahaan sama. Hal ini
akan merugikan perusahaan dimana perusahaan yang telah memiliki
kondisi baik akan dinilai rendah oleh pihak eksternal dan sebaliknya.
Menurut teori sinyal, dengan perusahaan memberikan informasi
kepada investor tentang nilai aktiva bersih pada reksadana saham maka
informasi tersebut merupakan sinyal positif bagi investor. Informasi
sebagai sinyal yang diumumkan oleh pihak manajemen kepada publik
informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan perusahaan terhadap
volume perdagangan reksadana saham dapat tercermin dalam efisiensi
pasar. Salah satu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi pihak luar
11
perusahaan terutama untuk investor adalah laporan keuangan tahunan.
Hubungan antara kinerja keuangan terhadap reksadana saham dengan
teori sinyal adalah jika dalam suatu perusahaan memiliki kinerja
keuangan dengan nilai aktiva yang baik maka reksadana saham tersebut
dikatakan memiliki kinerja yang baik, dimana perusahaan akan
memberikan sinyal atau suatu informasi kepada pihak eksternal atau
investor. Sinyal ini akan membantu pihak eksternal untuk melihat kondisi
keuangan atau kinerja keuangan pada suatu perusahaan, yang nantinya
akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menanamkan modal pada
reksadana saham.
2. Reksadana
Reksadana adalah wadah atau tempat pola pengolaan dana ataupun
modal bagi investor untuk berinvestasi pada instrumen-instrumen
investasi yang tersedia di pasar reksadana. Dana tersebut dikelola oleh
seorang manajer investasi kedalam portofolio investasi, dapat berupa
saham, obligasi, pasar uang ataupun efek sekuriti lainnya.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat
(27), Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Uraian definisi yang telah
disebutkan diatas memiliki unsur-unsur penting dalam pengertian
reksadana yaitu:
12
a. Terdapat kumpulan dana investor baik individu maupun institusi.
b. Dana diinvestasikan pada efek instrumen investasi
c. Dana milik investor dikelola oleh manajer investasi
d. Reksadana merupakan instrumen baik jangka menengah dan jangka
panjang.
Manajemen investasi mengelola dana milik investor yang
ditanamkan pada surat berharga dan mewujudkan keuntungan ataupun
kerugian serta menerima deviden yang dibukukannya pada “Nilai Aktiva
Bersih” (NAB) reksadana tersebut. Hasil kekayaan reksadana yang
dikelola oleh manajer investasi wajib untuk disimpan pada bank
kustodian yang tidak memiliki hubungan dengan manajer investasi. Tugas
dari bank kustodian secara umum dapat sebagai administrator dan
pengawas. Administrator yang dimaksudkan yaitu segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan pencatatan dalam investasi reksadana baik
yang dilakukan oleh investor maupun manajer investasi. Kegiatan
administrasi yang berhubungan dengan investor seperti pencatatan,
pengiriman surat konfirmasi pada transaksi pembelian,penjualan dan
pengalihan reksadana. Bank kustodian dalam setiap bulan juga harus
mengirimkan surat laporan bulanan terkait dengan perkembangan nilai
investasi. Kegiatan administrasi yang berkaitan dengan Manajer Investasi
seperti konfirmasi dalam pembelian, konfirmasi dalam penjualan dan aksi
korporasi pada surat berharga seperti obligasi, saham, dan pencatatan
yang berkaitan terhadap penempatan deposito.
13
Banyak keuntungan yang dihasilkan dari Reksadana untuk Investor.
Seorang Investor tidak perlu bersusah payah untuk memonitor aktivitas
perdagangan saham atau investasi yang dijalankan karena investasi milik
investor tersebut telah di urus oleh pengelola reksadana (Manajer
Investasi). Beberapa keuntungan lain yang didapat dari investasi
reksadana adalah sebagai berikut (Sunariyah 2004):
a. Mendapat devidend dan bunga. Investasi pada saham kemungkinan
memberikan pendapatan berupa deviden, sedangkan bunga hasil
investasi seperti deposito dan obligasi.
b. Distribusi laba capital (capital gain distribution). Merupakan
keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk tiap
lembar saham reksadana yang dimiliki.
c. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko. Diversifikasi portofolio
suatu reksadana akan mengurangi risiko karena kekayaan reksadana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga
tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risikonya pun juga
tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila
seseorang membeli dua jenis saham atau efek secara individual.
d. Biaya rendah. Karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak
pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan
besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan
menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan
menjadi rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan
transaksi sendiri pada suatu bursa.
14
e. Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di
bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara
umum maka pengelola dana (manajer investasi) akan mengalihkan ke
instrumen investasi lain, misalnya pasar uang untuk menajaga agar
investasi pemodal senantiasa menguntungkan.
f. Likuiditas terjamin. Pemodal dapat mencairkan kembali saham atau
unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-
masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya.
Reksadana terbuka wajib membeli kembali saham/ unit penyertaanya
sehingga sifatnya sangat likuid
g. Pengelola portofolio yang profesional. Pengtelolaan portofolio suatu
reksadana dilaksanakan oleh manajer investasi yang memang
mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran
manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada
umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak
dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga efek
serta mengakses informasi dipasar modal.
Reksadana dapat diklasifikasikan berdasarkan basis
operasionalnya yaitu :
a. Reksadana konvensional
Reksadana konvensional adalah instrumen reksadana yang dapat
dibeli maupun dijual kembali oleh investor setiap saat sesuai dengan
tujuan investasi, jangka waktu dan profil risiko investor, Lestari
(2015). Dalam kinerjanya reksadana konvensional tidak menerapkan
15
prinsip-prinsip syariah atau Syariat Islam. Terdapat unsur-unsur dari
reksadana konvensional yang tidak sesuai dengan syariat islam seperti
dari segi akad, operasi, investasi,transaksi dan pembagian keuntungan.
Reksadana konvensional bebas dalam berinvestasi di berbagai
instrumen investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dari
berbagai bidang usaha termasuk dalam bidang lembaga keuangan
ribawi, makanan, perjudian dan yang lainnya yang tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Reksadana konvensional sebenarnya berisi
akad muamalah yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu kegiatan jual
beli dan bagi hasil. Dan terdapat manfaat yang diberi dari hal tersebut
yaitu memajukan bidang perekonomian, meminimalkan resiko dalam
pasar modal dan sebagainya.
b. Reksadana Syariah
Merupakan tempat yang digunakan oleh masyarakat untuk
melakukan investasi dengan mengacu pada prinsip-prinsip syariah
Islam, Lestari (2015). Terdapat ciri tersendiri dari reksadana syariah
yang membuat reksadana syariah berbeda dengan reksadana lain yaitu
adanya proses cleasing atau membersihkan pendapatan yang diperoleh
dengan cara membayar zakat, ini bukan merupakan suatu instrumen
yang menghasilkan riba. Jika akan melakukan pembelian instrumen
berupa saham maka perusahaan yang akan dibeli adalah perusahaan
yang tidak berkaitan dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat
Islam seperti minum-minuman keras, perjudian, pornografi.
16
Mekanisme operasional yang dijalankan reksadana syariah antara
pemodal atau investor dan manajer investasi adalah dengan wakalah
yaitu akad pelimpahan perjanjian dari pihak yang memiliki dana
memberikan kuasanya kepada pihak lain. Sedangkan sistem
Mudharabah untuk manajer investasi dengan pengguna investasi,
Mudharabah yaitu perjanjian antara pihak yang menyediakan dana
berjanji akan menyerahkan dananya dan untuk pihak pengelola
berjanji akan mengelola dana / modal tersebut sesuai dengan syariat
Islam.
3. Saham
Saham merupakan surat berharga bukti kepemilikan suatu
perusahaan atau tanda bahwa penyertaan modal dalam suatu perusahaan.
Menurut (Fred & Copeland 1999) saham merupakan tanda penyertaan
atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemiliknya. Pemilik saham yang menanamkan modalnya
mempunyai hak atas pendapatan perusahaan, hak atas asset perusahaan
serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dengan menerbitkan saham, akan memungkinkan perusahaan yang
membutuhkan pendanaan dalam jangka panjang untuk memperjualkan
bisnis saham (efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham dapat
dikategorikan sebagai berikut :
17
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah suatu sertifikat atau surat berharga yang
mempunyai fungsi sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan.
Pemilik saham memiliki dan mendapatkan hak untuk menerima
sebagian pendapatan atau deviden dari perusahaan akan tetapi juga
menanggung risiko-risiko kerugian jika terjadi pada perusahaan
tersebut. Seorang pemegang saham dalam suatu perusahaan memiliki
hak suara yang berbeda-beda sesuai dengan besar kecilnya saham
yang dimiliki. Semakin banyak presentase saham yang dimiliki
investor tersebut maka semakin besar pula hak suara yang dimiliki
untuk mengontrol operasional suatu perusahaan.
Karakteristik utama yang dimiliki saham biasa:
1) Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris
2) Hak didahulukan, jika perusahaan atau organisasi penerbit
menerbitkan saham baru
3) Tanggung jawab terbatas, hanya sesuai pada jumlah yang
diberikan saja.
b. Saham Preferen (Preffered Stock)
Saham Preferen adalah saham yang pemilikinya akan memiliki
hak lebih jika dibandingkan dengan pemilik saham biasa. Saat
pembagian deviden, pemegang saham preferenlah yang akan
mendapatkan deviden terlebih kemudian pemegang saham biasa.
Pemegang saham preferen memiliki keuntungan yang lebih yaitu
18
memiliki hak suara lebih banyak dibandingkan dengan pemegang
saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan dewan direksi.
Saham Preferen mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Memiliki berbagai tingkat, yang dapat diterbitkan dengan
karakteristik berbeda.
2) Prioritas lebih tinggi pada tagihan terhadap aktiva serta
pendapatan daripada saham biasa dalam hal pembagian deviden.
3) Jika deviden kumulatif belum dibayarkan dari periode
sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan serta
lebih dahulu dari saham biasa.
4) Jika terjadi kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi
penerbit terjalin maka konvertibilitas dapat ditukar menjadi
saham biasa.
4. Pengukuran Kinerja Portofolio
Menurut (Tandelilin,2010) Terdapat metode pengukuran kinerja
portofolio yang sudah memasukkan faktor resiko dalam perhitungannya
yaitu:
a. Metode Sharpe Ratio
Metode untuk evaluasi kinerja portofolio yang pertama adalah
metode Sharpe Ratio atau Reward to Variability Ratio (RVAR).
Dalam metode ini digunakan pembagi standar deviasi yang
memperlihatkan total risiko dari portofolio. Pengukuran pada metode
sharpe dirumuskan sebagai berikut :
19
Keterangan :
S = Nilai Sharpe Ratio
Rp= Rata-rata Return portofolio periode t
RRF= Rata-rata return investasi bebas risiko pada periode t
σ p= standar deviasi return portofolio
Dalam ukuran kinerja ukuran sharpe, Reksadana dapat dinyatakan
superior risk-adjusted performance jika memiliki nilai Sharpe atau
RVAR yang besar dari nilai Sharpe Indeks pasar. Jika makin besar
nilai sharpe suatu Reksadana, maka hal tersebut menunjukkan kinerja
yang lebih baik dari Reksadana tersebut (Tandelilin,2010).
b. Metode Treynor
Metode Treynor atau Reward to volatily (RVOL), kinerja
portofolionya sama halnya dengan metode Sharpe, akan tetapi dilihat
dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan
besarnya risiko dari portofolio tersebut. Metode Treynor memiliki
asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga
risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (diukur dengan
beta). Indeks Treynor Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
20
Keterangan :
T = Nilai Treynor Ratio
Rp= Rata-rata return portofolio
RRF= Rata-rata return investasi bebas resiko pada periode t
β= Beta atau resiko sistematik
Dari hasil pengukuran indeks treynor dapat dijelaskan bahwa jika
semakin tinggi angka indeksnya maka reksadana tersebut semakin
baik kinerjanya (Tandelilin,2010).
c. Metode Jensen
Metode Jensen memperhatikan CAPM dalam mengukur kinerja
portofolio.Metode jensen merupakan metode yang memperlihatkan
perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio
dengan tingkat return harapan jika portofolio tersebut berada dalam
garis modal. Perhitungan metode jensen dapat dirumuskan sebagai
berikut:
) – β ( - )
= Nilai Jensen Ratio Reksadana
Rp= Rata-rata return portofolio periode t
RRF= Rata-rata return investasi bebas resiko pada periode t
β = Beta atau resiko sistematik
Rm = Rata-rata return pasar
21
Dari pengukuran pada metode jensen tersebut dapat diperhatikan
bahwa semakin tinggi angka indeksnya maka reksadana tersebut
semakin baik kinerjanya (Tandelilin,2010).
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Rumintang dan Azhari (2015) menggunakan
metode sharpe, treynor dan Jensen. Hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut, berdasarkan metode sharpe ratio menunjukkan reksadana saham
konvensional lebih unggul dibandingkan dengan reksadana saham syariah,
berdasarkan metode treynor menunjukkan keadaan seimbang antara kedua
reksadana tersebut, sedangkan berdasarkan metode Jensen menunjukkan
reksadana saham syariah lebih unggul dibandingkan reksadana saham
konvensional.
Penelitian Lestari (2015), penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji normalitas,uji anova dan uji independent simple test. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan antara reksadana
saham syariah dan reksadana saham konvensional.
Penelitian Esha, et.al, (2014), penelitian ini dilakukan dengan uji
normalitas, uji t-test, analisis annual return , analisis risk adjusted return. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari semua hasil analisis dapat
disimpulkan kinerja reksadana saham syariah lebih baik dibandingkan dengan
reksadana saham konvensional.
22
Penelitian Hamzah dan Yohanes (2014), penelitian ini dilakukan
dengan analisis sharpe, treynor,analisis tingkat return reksadana dan analisis
standar deviasi. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana syariah dan
reksadana konvensional.
Penelitian Hilman (2017), Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode indeks sharpe melalui tahapan uji beda independent t
test. Dari penelitian tersebut menunjukkan, berdasarkan metode sharpe,
kinerja reksadana saham syariah lebih baik daripada dana ekuitas
konvensional, dan berdasarkan uji beda rata-rata terbukti ada perbedaan yang
signifikan antara kinerja dana ekuitas syariah dengan kinerja dana ekuitas
konvensional.
Penelitian Huda (2017), Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode menggunakan metode sharpe ratio,treynor ratio dan jensen ratio. Dari
penelitian tersebut menunjukkan, berdasarkan metode sharpe ratio, treynor
ratio dan Jensen ratio kinerja reksadana saham konvensional dan reksadana
saham syariah tidak menunjukkan perbedaan kinerja antara kedua reksadana
saham tersebut.
Penelitian Wilujeng (2019), Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode sharpe, treynor, Jensen dan modgliani-modgliani (M2). Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja reksadana saham syariah
memiliki perbedaan dengan reksadaana saham konvensional baik dengan
menggunakan return bebas resiko yaitu: return portofolio, metode sharpe,
metode treynor, metode Jensen dan juga metode modgliani-modgliani.
23
C. Pengembangan Hipotesis
1. Perbedaan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana saham
Konvensional yang diukur dengan Metode Sharpe
Perbedaan Reksadana saham syariah dan reksadana konvensional
terletak pada proses pemilihan aset yang membentuk potofolionya.
Reksadana konvensional hanya menggunakan pertimbangan tingkat
keuntungan dan resiko dalam mengatur portofolio investasi. Sementara
pada reksadana saham syariah wajib mempertimbangkan kehalalan suatu
produk keuangan di samping tingkat resikonya. Selain itu terdapat
beberapa perbedaan diantaranya tujuan dari reksadana saham syariah yaitu
tidak hanya semata-mata mendapatkan return tetapi juga SRI (Socially
Responsible Invesment) sedangkan tujuan dari reksadana saham
konvensional yaitu mendapatkan return yang tinggi, perbedaan selanjutnya
pada operasional yang dilakukan oleh masing-masing reksadana, untuk
reksadana syariah dalam proses operasionalnya menggunakan proses
screening sedangkan pada reksadana saham konvensional proses
operasionalnya tanpa melakukan proses screening, selanjutnya perbedaan
pada transaksi yang dilakukan oleh kedua reksadana saham, reksadana
saham syariah dalam transaksinya tidak diperbolehkan berspekulasi yang
mengandung gharar seperti najsy (penawaran palsu), ikhtikan, dan riba,
dalam transaksi reksadana saham konvensional apa saja diperbolehkan
selama transaksinya memberikan keuntungan, kemudian pengawas yang
mengawasi masing-masing reksadana, pada reksadana saham syariah
24
diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Bapepam, sedangkan
pengawas pada reksadana saham konvensional hanya Bapepam saja.
Sharpe ratio adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur
kelebihan pengembalian, atau premi risiko, per unit deviasi dalam asset
investasi. Selain itu sharpe ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menghitung kinerja portofolio, penghitungan yang digunakan sharpe ratio
berdasarkan perbandingan antara return dan resiko. Semakin tinggi nilai
sharpe ratio maka semakin baik kinerja reksadana tersebut.
Pada penelitian terdahulu Aprilia Grace dan Muhammad Azhari
(2015) menunjukan bahwa reksadana konvensional lebih unggul
dibanding reksadana syariah. Dari penelitian tersebut maka dapat
menunjukkan adanya perbedaan kinerja antara reksadana saham syariah
dan reksadana saham konvensional sehingga dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan kinerja Reksadana Saham Syariah dan
Reksadana Saham Konvensional yang diukur dengan metode
Sharpe
2. Perbedaan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham
Konvensional yang diukur dengan Metode Treynor
Treynor ratio memiliki kesamaan dengan metode sharpe ratio
hanya dalam pembaginya bukan standar deviasi melainkan beta. Beta
merupakan resiko fluktuatif terhadap resiko pasar. Beta yang ada dalam
konsep CAPM merupakan resiko sistematis yang juga merupakan resiko
pasar. Semakin tinggi nilai rasio treynor, semakin baik kinerja
portofolionya.
25
Pada penelitian terdahulu Hamzah dan Yohanes (2014)
menunjukkan bahwa dari perhitungan treynor ratio rata-rata return
reksadana saham syariah bernilai negative, sementara reksadana saham
konvensional bernilai positif. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
didalam kinerja reksadana saham syariah dan reksadana saham
konvensional tidak terdapat perbedaan kinerjanya walaupun perhitungan
treynor ratio nilai rata-rata return reksadana saham syariah bernilai
negative dan reksadana saham konvensional bernilai positif.
Pada penelitian terdahulu wilujeng (2019) perbandingan kinerja
reksadana saham konvensional dan reksadana saham syariah berdasarkan
metode treynor menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kinerja antara kinerja reksadana saham syariah dan reksadana
saham konvensional. Kedua penelitian tersebut menunjukkan hasil yang
berbeda-beda antara kinerja reksadana saham syariah dan reksadana saham
konvensional sehingga dapat dirumusukan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Terdapat Perbedaan kinerja Reksadana Saham Syariah dan
Reksadana Saham Konvensional yang diukur dengan metode
Treynor
3. Perbedaan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham
Konvensional yang diukur dengan Metode Jensen
Metode Jensen adalah nilai yang menggambarkan selisih antara
return portofolio terhadap return asset bebas resiko (risk free asset).
Metode Jensen dalam mengukur kinerjanya juga mempunyai kesamaan
dengan metode treynor yaitu dengan menggunakan faktor beta dalam
mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan pada Capital
26
Asset Pricing Model (CAPM). Semakin tinggi nilai Jensen ratio maka
menunjukkan kinerja reksadana yang semakin baik, sedangkan apabila
nilai Jensen ratio semakin rendah maka menunjukkan kinerja reksadana
yang semakin memburuk.
Pada penelitian terdahulu Rumintang (2015) menunjukan bahwa
reksadana saham syariah lebih unggul dibandingkan dengan reksadana
saham konvensional. Penelitian Esha (2014) menunjukkan Jika reksadana
saham syariah lebih unggul dari reksadana saham konvensional. Penelitian
Wilujeng (2019) dengan menggunakan metode Jensen menunjukkan
adanya perbedaan antara kinerja reksadana saham syariah dan reksadana
saham konvensional.
Dari berbagai penelitian terdahulu yang membandingkan kinerja
reksadana saham syariah dan reksadana saham konvensional dengan
menggunakan metode Jensen, hasil yang didapatkan menyatakan bahwa
kinerja reksadana saham syariah lebih unggul jika dibandingkan dengan
kinerja reksadana saham konvensional. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan kinerja antara kedua reksadana saham tersebut.
Kemudian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Terdapat perbedaan kinerja Reksadana Saham Syariah dan
Reksadana Saham Konvensional yang diukur dengan metode
Jensen
27
H1 H2 H3
D. Model Penelitian
Reksadana saham dalam penelitian ini merupakan variabel yang akan
dibandingkan, sedangkan kinerja merupakan indikator dari variabel yang akan
diteliti. Reksadana Saham dalam kinerjanya dapat dipengaruhi dan dapat
dihitung dengan beberapa metode diantaranya adalah metode sharpe, metode
treynor dan juga metode jensen.
Gambar 2.1 Model Penelitian
Ada Perbedaan atau tidak ada perbedaan Kinerja
Reksadana Saham Syariah dengan Kinerja
Reksadana Saham konvensional yang diukur
dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen
Kinerja Reksadana
Saham Syariah
Kinerja Reksadana
Saham
Konvensional
Metode Sharpe Metode Treynor Metode Jensen
28
3 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder atau data tidak langsung.
Data sekunder digunakan dalam penelitian ini karena kemudahan perolehan
data, informasi dan keakuratan data. Sumber data sekunder diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Populasi & Sampel
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (1997:57)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang diambil untuk objek penelitian ini adalah seluruh
Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham Konvensional yang
terdaftar pada BEI periode 2015-2019.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono: 116). Dari populasi tersebut tidak semua
populasi dijadikan sampel pada penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 5 Reksadana yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
tahun 205-2019. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling
adalah metode pengambilan sampel penelitian dengan memperhatikan
29
beberapa kriteria tertentu yang didasarkan pada tujuan penelitian. Adapun
kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Reksadana melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio
yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham).
2. Perusahaan Manajer Investasi menaungi 2 produk reksadana, yaitu
reksadana syariah dan reksadana konvensional
3. Reksadana aktif dan tercatat di BEI selama periode penelitian 2015-2019.
4. Reksadana Syariah dan Konvensional memiliki nilai NAB pada 5
peringkat tertinggi selama periode 2015-2019
5. Reksa Dana menyajikan secara lengkap laporan keuangan tahunan
periode 2015-2019 ke BEI.
C. Definisi Operasional & Perhitungan
1. Kinerja Reksadana Saham
Kinerja reksadana saham dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
reksadana saham syariah dan reksadana konvensional. Reksadana saham
syariah adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
pemodal sebagai pemilik harta. Dalam kinerjanya reksadana saham
syariah menggunakan prinsip-prinsip syariah atau syariat Islam. Syariat
Islam yakni mengerjakan yang halal dan menjauhi yang haram. Dalam hal
investasi reksadana saham syariah, dana investasi tidak boleh ditanam di
perusahaan yang berhubungan dengan sesuatu yang haram. Sedangkan
reksadana saham konvensional adalah wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari pemodal yang kinerjanya tidak menerapkan
30
prinsip-prinsip syariat Islam seperti reksadana saham syariah, sehingga
dana investasi dapat ditanamkan pada perusahaan dari berbagai sektor
usaha.
Perhitungan kinerja reksadana:
a. Return reksadana
Menurut (Lubis,2010) Return reksadana adalah tingkat keuntungan
yang ditunjukkan dengan perubahan nilai aktiva dari reksadana. Return
reksadana dapat dihitung sebagai berikut :
= Return reksadana
= Nilai Aktiva Bersih Periode t
= Nilai Aktva Bersih sebelum periode t-1
b. Return IHSG sebagai benchmark
Ukuran kemampuan kinerja pasar sebagai benchmarknya pada periode
tertentu (Yuliarti 2013)
= Return pasar saham
= Return pasar saham IHSG periode t
= Return pasar saham IHSG periode t-1
31
c. Standar Deviasi Return portofolio
Standar deviasi menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari rata-
rata return yang dihasilkan pada portofolio dan pasar pada periode
tertentu (Yuliarti, 2013)
√
= Standar Deviasi
= Return Portofolio periode t
= Expected return periode t
= jumlah data
d. Return Risk Free
Merupakan investasi dengan bebas resiko yang diasumsikan dengan
tingkat rata-rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada
periode tertentu (Yuliarti,2013)
= Return Investasi bebas resiko
= Jumlah suku bunga SBI periode t
= Jumlah periode pengamatan
e. Beta
Beta merupakan pengukur resiko sistematik dari suatu sekuritas atau
portofolio relatif terhadap resiko pasar (Jogiyanto,2010:383).
32
2. Metode Sharpe Ratio
Merupakan metode yang digunakan untuk mengukur Kinerja
Reksadana yang didasarkan pada seberapa besar penambahan hasil
investasi yang diperoleh untuk setiap resiko yang diambil (Yuliarti,2013).
Formulasi rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
S = Nilai Sharpe Ratio
= Rata-rata return Reksadana Periode t
= Rata-rata return bebas resiko pada periode t
= Standar Deviasi return portofolio
3. Metode Treynor Ratio
Metode Treynor dalam kinerja portofolionya sama halnya dengan
metode sharpe, akan tetapi dilihat dengan cara menghubungkan tingkat
return portofolio dengan besarnya resiko dan portofolio tersebut. Dalam
metode ini memiliki asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi
dengan baik sehingga resiko yang dianggap relevan adalah resiko
sistematis (diukur dengan beta) (Yuliarti,2013). Formulasi rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
= Nilai Treynor ratio
= Rata-rata return Reksadana periode t
33
= Rata-rata return investasi bebas resiko periode t
= Beta atau resiko seistematik
4. Metode Jensen Ratio
Merupakan metode yang digunakan untuk menilai kinerja manajer
investasi apakah mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar sesuai
resiko yang dimilikinya (Yuliarti,2013). Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
= Nilai Jensen Ratio
= Rata-rata return Reksadana periode t
= Rata-rata return investasi bebas resiko periode t
= persamaan garis hasil regresi linier
= Rata-rata return pasar
D. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Statistik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari
mean, median, deviasi standar, nilai minimum dan nilai maksimum
(Ghozali, 2018). Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
34
2. Uji Normalitas
Pada penelitian ini Uji Asumsi Klasik yang digunakan hanya Uji
Normalitas saja dikarenakan pada penelitian ini merupakan penelitian
yang membandingkan suatu variabel. Uji normalitas adalah suatu
pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penganggu atau residual mempunyai distribusi normal
(Ghozali,2013). Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi
normal atau tidak, maka dapat diuji dengan metode Kolmogrov Smirnov.
Pendekatan Kolmogrov Smirnov (K-S)
Uji statistik non-parametik kolmogrov-smirnov (K-S) digunakan
untuk menguji normalitas residual dengan uji 1-sample. Dengan
menggunakan pengujian ini, maka keputusan ada atau tidaknya residual
berdistribusi normal bergantung pada:
a. Jika didapatkan angka signifikan > 0,05 yang berarti menunjukkan
bahwa residual berdistribusi normal, dan model regresi memenuhi
asumsi normalitas
b. Jika didapatkan angka signifikan < 0,05, yang berarti menunjukkan
bahwa residual tidak berdistribusi normal, dan model regresi ini tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Beda rata-rata
Uji beda rata-rata (paired sample t-test) atau disebut juga dengan Uji
T sampel berpasangan digunakan karena dalam penelitian ini terdapat 2
sampel yang berpasangan yaitu reksadana saham syariah dan reksadana
35
saham konvensional, dikatakan berpasangan karena reksadana tersebut
dalam satu manajer investasi yang sama namun manajer investasi tersebut
menaungi 2 produk yaitu reksadana saham syariah dan reksadana saham
konvensional. Uji ini merupakan uji parametrik yang digunakan untuk
menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan
(Ghozali,2018).
Paired sample t test digunakan apabila data berdistribusi normal. Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara kedua sampel pada tingkat (α ) 5% dengan asumsi data
berdistribusi normal. Kedua sampel dikatakan berbeda signifikan apabila
nilai signifikansinya lebih kecil dari 5%.
47
5 BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis ada atau
tidaknya perbedaan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham
Konvensional dengan Metode Sharpe ratio, Treynor ratio dan Jensen ratio.
Objek penelitian ini adalah Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham
Konvensional yang terdaftar pada BEI periode 2015-2019. Sampel diperoleh
dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 5 Reksadana. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham syariah
dengan kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan
metode Sharpe. Perbedaan kinerja reksadana saham ini terjadi karena
penambahan hasil investasi diantara kedua reksadana tersebut yang
berbeda, dimana semakin tinggi nilai sharpe ratio maka akan menunjukkan
kinerja yang lebih baik dari reksadana tersebut, yang mencerminkan
semakin tinggi nilai sharpe ratio maka semakin tinggi pula penambahan
hasil investasi yang diterima oleh investor.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham syariah
dengan kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan
metode Treynor. Perbedaan kinerja reksadana saham ini terjadi karena cara
menghubungkan return portofolio dengan besarnya resiko dari portofolio
48
tersebut yang berbeda, dimana semakin tinggi nilai treynor ratio maka
semakin baik baik kinerja reksadana saham tersebut, yang mencerminkan
semakin tinggi nilai treynor maka semakin tinggi pula return yang diterima.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham
syariah dengan kinerja reksadana saham konvensional dengan
menggunakan metode Jensen. Tidak adanya perbedaan kinerja reksadana
saham ini terjadi karena terdapat kesamaan dalam standar yang dimiliki
oleh manajer investasi dan juga hasil dari penelitian yang menunjukkan
hasil rata-rata kinerja reksadana saham syariah dan rata-rata kinerja
reksadana saham konvensional yang hampir sama.
B. Keterbatasan Penulisan
Berdasarkan pada hasil yang dianalisis, penelitian ini masih terdapat
beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :
1. Data Sekunder yang diperoleh melalui berbagai sumber publikasi mungkin
kurang reliable karena dimungkinkan terjadinya kesalahan dalam
menginput data, sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi bias.
2. Penelitian ini menghadapi masalah keterbatasan data terutama dalam
rentang waktu penelitian yang digunakan terlalu sempit yaitu lima tahun
dari periode 2015-2019.
3. Sampel penelitian ini hanya menggunakan jenis reksadana saham dan
tidak memperluas sampel dengan jenis reksadana lain.
49
C. Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu memperluas periode penelitian
dengan tujuan untuk meningktkan hasil yang lebih akurat dan tidak bias.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya memperluas penggunaan sampel, misal
reksadana jenis pendapatan tetap, campuran, dan pasar uang.
3. Bagi Investor atau calon investor sebelum menanamkan modal ke suatu
reksadana perlu memperhatikan kinerja dari reksadana tersebut, kemudian
apabila investor mengutamakan Syariat Islam maka reksadana saham
syariah adalah pilihan investasi yang dalam pelaksanaanya menawarkan
sistem cleansing dan screening dalam pendapatanya, dan apabila investor
mengutamakan keuntungan tanpa melihat kehalalan dari suatu reksadana
maka reksadana saham konvensional merupakan pilihan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, dan Huston.(2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat
Esha, M., R., et.al, (2014).Binus Business Review. Analisis Perbandingan
Reksadana Saham Konvensional Periode 2009-2012 vol.5 No.1
Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19 (edisi 5). Semarang : Universtitas Diponegoro
Ghozali, Imam (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan penerbit – Universitas Diponegoro, edisi ketujuh.
Hamzah, A., dan Yohanes, A., (2014).Jurnal MIX. Analisis Perbandingan Kinerja
Reksadana Syariah Dengan Reksadana Konvensional Jenis Saham Pada
Periode 2008-2012 vol.4 No.3
Hilman, I., (2017). Account and Financial Management Journal ISSN:2456-
3374. Kinerja Dana Ekuitas Syariah Dan Dana Ekuitas Konvensional, Mana
Yang Lebih Baik? (Studi Banding Dana Ekuitas Di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016) vol.2
Huda, N., et.al, (2017). IQTISHADIA Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam.
Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah Dan Konvensional
Periode 2012-2015 Vol.10, No.2.
Jogiyanto, H. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta
Lestari, W.,R., (2015). Jurnal Magister Manajemen. Kinerja Reksadana Saham
Syariah Dengan Kinerja Reksadana Saham Konvensional vol.01, No.1.
Lubis, Tona Aurora, Moeljadi dan Ismail, Munawar. Analisis KinerjaReksadana
Saham dan Reksadana Indeks Dalam Penilaian Tingkat Efisiensi Pasar Modal
Indonesia. Wacana. 2010. Vol. 13 No.2. p289-300
Rumintang,A., G.,dan Azhari,M.,(2015).e-proceeding Of Management. Analisis
Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional Dan Reksadana
Saham Syariah Dengan Menggunakan Metode Sharpe, Treynor Dan Jensen
Pada Tahun 2014 vol.2, No.2.
Sugiyono.1997. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta
51
Sunariyah.(2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi ke lima. Bandung
: CV Alfabeta
Tandelilin,Eduardus.(2010). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (27)
Tentang Pasar Modal
Weston, J, Fred dan Copeland, Thomas.(1999). Manajemen Keuangan. (Alih
bahasa kibrandoko dan Waksana,J) Jakarta : Penerbit Binapura Aksara
Wilujeng, P., W., (2019). Jurnal Universitas Islam Indonesia. Analisis
Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham
Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017
Yuliarti, Ricke. (2013). “Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham
Konvensional Dan Reksadana Saham Syariah Dengan Menggunakan Metode
Sharpe, Treynor Dan Jensen Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”
Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro