ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM...
Transcript of ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM...
i
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
DAN REKSADANA SAHAM SYARIAH MENGGUNAKAN METODE RISK
ADJUSTED RETURN (SHARPE, TREYNOR, JENSEN DAN M-SQUARE) PADA
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2015
Di susunOleh :
YuvitaYuhanaPutri
NIM :1112081000095
KONSENTRASI KEUANGAN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL
DAN REKSADANA SAHAM SYARIAH MENGGUNAKAN METODE RISK
ADJUSTED RETURN (SHARPE, TREYNOR, JENSEN DAN M-SQUARE) PADA
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Yuvita Yuhana Putri
NIM: 1112081000095
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. Hj. Pudji Astuty, SE, MM
NIDN. 0311065804
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 13 Mei 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswi:
1. Nama : Yuvita Yuhana Putri
2. NIM : 1112081000095
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan
Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Risk Adjusted Return (Sharpe,
Treynor, Jensen Dan M-Square) pada Bursa Efek Indonesia PeriodeTahun 2013-
2015”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Mei 2016
1. Titi Dewi Warninda SE., M.Si (_______ )
NIP.197312212005012002 Penguji I
2. DwiNur’ainiIhsan, SE, MM ( )
NIP. 197710212014112001 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Kamis, 25 Agustus 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswi:
1. Nama : Yuvita Yuhana Putri
2. NIM : 1112081000095
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan
Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Risk Adjusted Return (Sharpe,
Treynor, Jensen Dan M-Square) pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-
2015”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan
LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Agustus 2016
1. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )
NIP : 197312212005012002 Ketua
2. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE, MM ( )
NIDN : 0311065804 Sekertaris
3. Dr. Indoyama Nasarudin, SE, MAB ( )
NIP : 197411272001121002 Penguji Ahli
4. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE, MM ( )
NIDN : 0311065804 Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yuvita Yuhana Putri
No. Induk Mahasiswa : 1112081000095
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin
pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenakan sanki berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 01 September 2016
Yang menyatakan
( Yuvita Yuhana Putri)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Yuvita Yuhana Putri
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya 29 Januari 1995
Agama : Islam
Nama Ayah : Toha
Nama Ibu : Fuji Yunita
Alamat Sekarang : Jl. Johar Baru v RT/RW. 004/011, No.10b, Kelurahan
Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Kota Jakarta Pusat
– DKI Jakarta 10560
No.Handphone : 087774540940
II. PENDIDIKAN FORMAL
2012 – 2016 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – 2012 : MA Ponpes Annur Bekasi
2006 – 2009 : MTs Ponpes Annur Bekasi
2000 – 2006 : SD Negeri 29 Pagi Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bendahara Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) “MAHATMA” 2015, Desa
Jambe – Tangerang
3. Anggota OSIS MA Annur
vii
COMPARISON PERFORMANCE ANALYSIS OF CONVENTIONAL STOCK
MUTUAL FUNDS AND SYARIAH MUTUAL FUNDS SHARES USING METHODE
RISK ADJUSTED RETURN
(Studies on Conventional and Syariah Mutual Funds Year 2013-2015)
ABSTRACK
The purpose of this research is to compare performance conventional stock mutual
funds with syariah mutual fund shares. Research sample is conventional mutual funds and
syariah mutual funds from 2013 up to 2015 used purposive sampling method with various
sampling criteria. This research sample was eighteen (18) mutual funds, where there is nine
(9) conventional stock mutual funds and nine (9) syariah mutual funds shares. Comparisons
carried out by comparing several magnitudes calculations, that is, Sharpe index,
Treynorindeks, Jensen indeks, and M-Square indeks. Data analysis techniques used in this
study was independent samples t-test. These result indicate that: (1) Based on the method of
Sharpe is known that the performance of syariah shares funds is higher than the performance
of conventional stock mutual funds, based on the method Treynor known that the performance
of syariah shares funds is higher than the performance of conventional stock mutual funds,
based on the method Jensen is known that the performance of syariah shares funds is higher
than the performance of conventional stock mutual funds. while the results based on the
method of M-Square note that the performance of a conventional stock mutual fund is higher
than the performance of syariah shares funds. (2) There were no differences between the
performance of conventional stock funds with syariah shares funds based methods Sharpe,
Jensen and M-Square. However, there are differences in the performance of conventional
stock mutual funds and the performance syariah shares funds assessed by the method
Treynor.
Keywords : Convencional Mutual Funds, Syariah Mutual Funds, Sharpe method,
Treynor method, Jensen method, M-Square method.
viii
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADAN SAHAM KONVENSIONAL
DAN REKSADANA SAHAM SYARIAH MENGGUNAKAN METODE RISK
ADJUSTED RETURN
(Studi Pada Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Tahun 2013-2015)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja reksadana saham
konvensional dengan reksadana saham syariah. Sampel penelitian adalah reksadana
konvensional dan reksadana syariah dari 2013 sampai dengan 2015 menggunakan metode
purposive sampling dengan berbagai kriteria sampling. Sampel penelitian ini adalah delapan
belas (18) reksadana, dimana ada sembilan (9) reksadana saham konvensional dan sembilan
(9) sahamreksa dana syariah. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan beberapa
perhitungan besaran, yaitu, indeks Sharpe, indeks Treynor, indeks Jensen, dan indeks M-
Square.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji independen t-test.
Hasil ini menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan metode Sharpe diketahui bahwa kinerja
reksadana saham syariah lebih tinggi dari kinerja reksadana saham konvensional, berdasarkan
metode Treynor diketahui bahwa kinerja reksadana saham syariah lebih tinggi dari kinerja
reksadana saham konvensional, berdasarkan metode Jensen diketahui bahwa kinerja
reksadana saham syariah lebih tinggi dari kinerja reksadana saham konvensional, sedangkan
hasil berdasarkan metode M-Square diketahui bahwa kinerja reksadana saham konvensional
lebih tinggi dari kinerja reksadana saham syariah. (2) Tidak ada perbedaan antara kinerja
reksadana saham konvensional dengan reksadana saham syariah dengan metode berdasarkan
Sharpe, Jensen dan M-Square. Namun, ada perbedaan kinerja reksadana saham konvensional
dan kinerja reksadana saham syariah yang dinilai dengan metode Treynor.
Kata Kunci : Reksadana konvensional, Reksadana Syariah, Metode Sharpe, Metode
Treynor, Metode Jensen, Metode M-Square
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT,
Tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham
Konvensional dan Reksadana Saham Syariah. Shalawat serta salam semoga tetap dan akan
terus tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan yang pribadinya selalu
menjadi tauladan bagi kita semua, kepada keluarganya, kepada sahabatnya sampai kepada
para pengikutnya.
Skripsi ini mengkaji perbandingan reksadana saham konvensional dan reksadana saham
syariah dengan menggunakan metode risk adjusted return (Sharpe, Treynor, JensendanM-
square. Sampel penelitian ini adalah reksadana saham konvensional dan reksadana saham
syariah tahun 2013-2015.
Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat disusun tanpa
bantuan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, pada sedikit paragraph ini penulis akan
menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak-pihak tersebut, yang diantaranya adalah:
1. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Toha dan Ibu Fuji Yunita yang selalu memberikan
doa dan dengan sabar serta bijaksana memberikan arahan dan semangat bagi penulis.
Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, nasehat, semangat, kepercayaan, dan doa
yang tiada henti. Semoga bias menjadi kebanggaan papa dan mama.
2. Untuk nenek bunda Musniar Yahya dan ayah Dadi Tursadi terima kasih atas nasehat,
semangat dan doa restu pada setiap bagian dari perjalanan hidup penulis.
3. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE, MM, sebagai dosen pembimbing skripsi, terima kasih
telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulisan skripsi ini dengan
kesabarannya.
4. Bapak Herni Ali HT. Dr., SE., MM selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih
telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa.
5. Segenap dosen pengajar jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas semua ilmu pengetahuan,
budi pekerti dan nilai kehidupan yang telah rela dibagi kepada penulis.
6. Untuk Allam Fikri terima kasih untuk semua dukungan, semangat, dan kesabarannya
dalam menemani selama penulisan skripsi ini.
x
7. Untuk personil cherrybelle kesayangan, terima kasih atas suka duka selalu bersama
dalam menjalani perkuliahan bersama penulis, terkhusus untuk Silvia Soraya, Septiani,
Rika Maulina Yulinda, Imasmasitoh, Maulia Dhamayanti dan Septiani NH yang masih
tetap memberikan support dan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Personil Manajemen Keuangan, Pemasaran dan SDM angakatan 2012 semuanya terima
kasih.
9. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih
dengan tidak mengurangi rasa hormat.
Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini yang
sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca
berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi pada skripsi ini dan
diadakannya perbaikan untuk penulisan berikutnya.
Jakarta, 03 Agustus 2016
YuvitaYuhanaPutri
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi
ABSTRACT ........................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 8
2.1 Investasi ...................................................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Investasi .......................................................................................... 8
xii
2.1.2 Jenis-jenis Investasi .......................................................................................... 9
2.1.3 Tujuan Investasi .............................................................................................. 10
2.1.4 Proses Investasi ............................................................................................... 10
2.1.5 Risiko Investasi ............................................................................................... 12
2.1.6 Investasi Dalam Perspektif Syariah ................................................................ 13
2.1.7 Risiko Dalam Investasi Syariah ...................................................................... 17
2.1.8 Pengertian Reksadana ..................................................................................... 17
2.1.9 Manfaat Reksadana ......................................................................................... 19
2.1.10 Klasifikasi Reksadana ................................................................................... 21
2.1.11 Pengelola Reksadana .................................................................................... 28
2.1.12 Konsep Return dan Risiko ............................................................................ 30
2.1.13 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksadana .......................................... 32
2.1.14 Metode Pengukuran Kinerja Reksadana ....................................................... 33
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 37
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 51
2.4 Hipotesis ................................................................................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 54
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 54
3.2 Metode Penentuan Sampel........................................................................................ 54
3.2.1 Populasi........................................................................................................... 54
3.2.2 Sampel ............................................................................................................ 55
3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................................... 57
3.4 Definisi Operasional Variabel .................................................................................. 59
xiii
3.5 Metode Pengolahan Data .......................................................................................... 60
3.5.1 Menghitung Return NAB, IHSG, dan JII ....................................................... 60
3.5.2 Menghitung rata-rata Tingkat Suku Bunga SBI & SWBI/SBIS .................... 61
3.5.3 Menghitung Standar Deviasi Portofolio ......................................................... 61
3.5.4 Menghitung β (beta) ....................................................................................... 62
3.5.5 Melakukan penilaian kinerja reksadana berdasarkan Risk-Adjusted
Return (Sharpe, Treynon, Jensen M²-Square) ......................................................... 62
3.6 Metode Analisis Data................................................................................................ 67
3.6.1 Uji Normalitas ................................................................................................ 67
3.6.2 Parametric Statistic (Uji Independent Sample T-test) .................................... 68
3.6.3 Non Parametric Statistic (Uji Mann-Whitney) ............................................... 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 70
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................................... 70
4.1.1 Hasil Rata-rata Return Tahunan Reksadana Saham ....................................... 70
4.1.2 Hasil Rata-rata Return Tahunan Benchmark .................................................. 71
4.1.3 Hasil Rata-rata Bulanan Investasi Bebas Risiko ............................................ 73
4.1.4 Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode Sharpe ............................. 73
4.1.5 Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode Treynor ............................ 75
4.1.6 Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode Jensen .............................. 76
4.1.7 Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode M² (M-Square) ................ 77
4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 78
4.2.1 Kinerja Reksadana Konvensional yang Dianalisis dengan Metode
Risk Adjusted Return (Sharpe, Treynon, Jensen M-Square) .......................... 79
xiv
4.2.2 Kinerja Reksadana Syariah yang Dianalisis dengan Metode Risk
Adjusted Return (Sharpe, Treynon, Jensen M-Square) .................................. 85
4.2.3 Perbandingan Kinerja Secara keseluruhan antara Reksadana Saham
Konvensional dengan Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan
menggunakan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M-Square dari
Tahun (2013-2015) ......................................................................................... 92
4.2.4 Hasil Uji Statistik ............................................................................................ 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 100
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 100
5.2 Saran ....................................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 102
LAMPIRAN........................................................................................................................ 105
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah ............................... 27
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 42
Tabel 3.1 Sampel Reksadana yang akan diteliti .................................................................... 56
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 66
Tabel 4.1 Hasil Kinerja Reksadan Saham Konvensional dengan menggunakan Metode
Sharpe Periode 2013-2015 .................................................................................... 79
Tabel 4.2 Hasil Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan menggunakan Metode
Treynor Periode 2013-2015................................................................................... 80
Tabel 4.3 Hasil Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan menggunakan Metode
Jensen Periode 2013-2015..................................................................................... 82
Tabel 4.4 Hasil Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan menggunakan Metode
M²(M-Square) Periode 2013-2015 ........................................................................ 84
Tabel 4.5 Hasil Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan menggunakan Metode
Sharpe Periode 2013-2015 .................................................................................... 85
Tabel 4.6 Hasil Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan menggunakan Metode
Treynor Periode 2013-2015................................................................................... 87
Tabel 4.7 Hasil Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan menggunakan Metode
Jensen Periode 2013-2015..................................................................................... 89
Tabel 4.8 Hasil Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan menggunakan Metode
M²(M-Square) Periode 2013-2015 ........................................................................ 90
xvi
Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Analisis Sharpe, Treynor, Jensen, dan M²(M-Square) pada
Tahun 2013 ............................................................................................................ 92
Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Analisis Sharpe, Treynor, Jensen, dan M²(M-Square) pada
Tahun 2014 ......................................................................................................... 93
Tabel 4.11 Hasil Perbandingan Analisis Sharpe, Treynor, Jensen, dan M²(M-Square) pada
Tahun 2015 ......................................................................................................... 94
Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .............................................................. 96
Tabel 4.13 Hasil Uji t-test menggunakan Software SPSS ..................................................... 97
Tabel 4.14 Uji Mann-Whitney Treynor dan Jensen ............................................................... 98
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Investasi.................................................................................................... 9
Gambar 2.2 Mekanisme Kinerja Reksadana .......................................................................... 29
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................................... 52
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Return Reksadana Saham Konvensional setelah diolah .......................... 105
Lampiran 2 Data Return Reksadana Saham Syariah setelah diolah ................................... 108
Lampiran 3 Data Rata-rata Return Reksadana Saham Konvensional Setelah diolah .......... 111
Lampiran 4 Data Rata-rata Return Reksadana Saham Syariah setelah diolah .................... 111
Lampiran 5 Hasil Return IHSG setelah diolah .................................................................... 111
Lampiran 6 Hasil Return JII setelah diolah ......................................................................... 112
Lampiran 7 Hasil Return SBI dan SWBI/SBIS ................................................................... 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi
yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2007). Dengan penundaan konsumsi
tersebut diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan, dan kemudian akan
meningkatkan taraf hidupnya. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
yaitu dengan berinvestasi pada pasar modal.
Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang
disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga
lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek (Sunariyah, 2006). Investasi pasar
modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan
dengan cepat. Namun, investasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko yang lebih
besar dibanding menempatkan dana dalam deposito. Untuk memperkecil risiko dalam efek
hendaknya melakukan diversifikasi, artinya melakukan investasi tidak pada satu macam efek
atau saham, tetapi pada berbagai macam efek. Investor juga harus tetap mengikuti
perkembangan pasar modal pada berbagai kesempatan. Untuk itu investor memerlukan
sarana untuk dapat menyalurkan dananya dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang
tinggi dari suatu investasi.
Reksadana merupakan salah satu bentuk invetasi dengan diversifikasi yang cukup baik.
Melalui reksadana, modal dari para investor dikumpulkan untuk selanjutnya dibelikan efek
oleh manajer investasi. Dengan menanamkan dana milik kolektif itu ke dalam berbagai objek
investasi (Portofolio), maka risiko investasi dapat dikurangi (Bahtiar Usman dan Indri
Ratnasari 2004).
2
Reksadana adalah sarana investasi yang berbeda dengan deposito, investasi rill,
(pembiayaan) maupun investasi saham di pasar modal. Reksadana menurut Bapepam (1997),
merupakan sekumpulan saham-saham, obligasi atau sekuritas lainnya yang dimiliki oleh
sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan invesatsi profesional. Dalam Undang-
undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, reksadana didefinisikan sebagai suatu
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, selanjutnya
diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh suatu manajer investasi.
Reksadana dalam perkembangannya berhasil menarik minat banyak investor karena
beberapa keunggulan yang dimilikinya (Darmadji dan Fakhruddin, 2001), seperti terbukanya
kesempatan bagi pemodal kecil untuk melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga
memperkecil risiko yang dihadapi, mempermudah pemodal kecil untuk melakukan investasi
di pasar modal, dan efisiensi waktu. Selain itu, keuntungan yang diperoleh dari reksadana
bisa melebihi keuntungan yang diperoleh dari tingkat bunga deposito. Dari aspek perpajakan,
kewajiban pajak menjadi tanggung jawab perusahaan reksadana (Pratomo dan Nugroho,
2005).
Reksadana terbagi menjadi empat jenis berdasarkan alokasi asetnya, seperti reksadana
pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham, dan reksadana campuran. Setiap
jenis reksadana tersebut memiliki proporsi jumlah aset yang berbeda-beda. Reksadana
pendapatan tetap 80% portofolio investasinya pada efek yang berbentuk surat utang seperti
obligasi. Reksadana pasar uang portofolio investasinya pada jenis instrumen pasar uang
seperti SBI. Reksadana saham 80% portofolio investasinya terdiri dari saham. Reksadana
campuran yang instrumen investasinya bisa berbentuk saham dan obligasi atau
dikombinasikan dengan instrumen lainnya. Selain itu setiap jenis reksadana juga memiliki
kinerja yang berbeda-beda. Kinerja ini dapat dilihat dari Nilai Aktiva Bersih dari setiap jenis
reksadana.
3
Namun tak hanya itu, dalam perkembangannya reksadana dibagi lagi menjadi dua
berdasarkan basis operasionalnya yaitu reksadana berbasis konvensional dan reksadana
berbasis syariah. Reksadana syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh
National Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity dengan
kapitalisasi US 150 juta. Sedangkan di Indonesia reksadana Syariah diperkenalkan pertama
kali pada tahun 1998 oleh PT Dana Reksa Investment Management. Fatwa DSN (Dewan
Syariah Nasional) MUI No. 20/DSN MUI/IX/2000 mendefinisikan reksadana Syariah
sebagai reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer
investastasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil
shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Di dalam bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang
menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama
Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang
mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi
hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di
bidang pasar modal. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama
Islam. Sebagian dari masyarakat yang ada menginginkan adanya suatu instrumen investasi
yang sesuai dengan syariah Islam. Menanggapi adanya peluang pangsa pasar, maka para
pelaku pasar di bidang investasi meluncurkan jenis investasi reksadana yang basis
operasionalnya adalah syariah, yaitu yang sering dikenal dengan nama reksadana syariah.
Reksadana syariah ini merupakan alternatif investasi di reksadana, selain reksadana yang
basis operasionalnya konvensional.
Dalam perkembangannya, reksadana syariah yang dimaksudkan untuk memberikan
alternatif investasi yang lebih luas kepada pemodal muslim. Kegiatan investasi yang
4
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah akan menarik, karena memberi keyakinan bahwa
kegiatan investasi juga merupakan bentuk kegiatan ibadah muamalah. Sehingga sosialisasi
informasi yang tepat mengenai reksadana syariah akan mempunyai pengaruh yang cukup
menentukan terhadap perkembangan reksadana syariah di Indonesia.
Secara Organisatoris reksadana syariah tidak berbeda dengan reksadana konvensional
yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat selanjutnya oleh manajer
investasi diinvestasikan pada instrumen-instrument di pasar modal.
Sedangkan untuk perbedaan reksadana syariah dan reksadana kovensional adalah dalam
proses manajemen portofolio, screening (penyaringan), valuation, strategi, controlling hingga
benchmarking selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam penyusunan portofolio
investasinya, reksadana syariah hanya dapat menempatkan dananya ke dalam instrumen-
instrument investasi yang bebas dari riba dan praktek-praktek yang tidak halal menurut
syariah.
Dalam hal investasi tentu tidak terlepas dari kinerja berupa imbal hasil (return). Bagi
beberapa investor yang mempertimbangkan nilai-nilai syariah dalam berinvestasi sudah tentu
akan memilih produk syariah, dan mengenai hal kinerja antara reksadana syariah dan
reksadana konvensional bukanlah menjadi suatu masalah. Namun, bagi investor yang juga
lebih melihat pada sisi kinerjanya, tentu hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
Informasi mengenai risiko menjadi penting dalam membandingkan kinerja investasi
reksadana. Pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan faktor risiko memberikan
informasi bagi investor tentang sejauh mana suatu hasil atau kinerja yang diberikan manajer
investasi dikaitkan dengan risiko yang diambil untuk mencapai kinerja tersebut, yang menjadi
tolak ukur kinerja reksadana ialah besarnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) dan return yang
dihasilkan. Bermacam metode yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja reksadana agar
mendapatkan portofolio reksadana yang optimal.
5
Pada penelitian ini kinerja yang akan diteliti difokuskan pada reksa dana saham.
Adapun kategori reksadana saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu reksadana
kategori saham syariah yang dibandingkan dengan reksadana kategori saham konvensioanl
karena pada dasarnya investasi pada kategori ini sama-sama sekurang-kurangnya 80% dalam
efek bersifat saham dari portofolionya, yang sudah pasti memiliki tingkat risiko yang tinggi.
Pentingnya dilakukan penelitian ini untuk memberikan gambaran kepada calon investor
terhadap kinerja saham yang terbaru, sebelum mereka menanamkan modal atau dana yang
mereka miliki di reksadana saham syariah atau reksadana saham konvensional.
Dalam melakukan penilaian kinerja sebuah investasi, terdapat dua pengukuran kinerja
yaitu return reksadana itu sendiri dan Model Risk Adjusted Return. Adapun metode untuk
melakukan penelitian kinerja dengan menggunakan return reksadana itu sendiri adalah raw
return. Sedangkan Risk Adjusted Return adalah perhitungan return yang disesuaikan dengan
risiko yang harus di tanggung (Hartono, 2010), adapun metodenya antara lain: Sharpe Ratio,
Treynor Ratio, Jensen Alpha, Roy Safety Firs Ratio, M2, Sortino Ratio, MSR, FPI, dan
Information Ratio. Dalam penelitian ini, digunakan 4 metode pengukuran untuk menilai
kinerja reksadana, yaitu Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen Alpha dan M2.
Penelitian ini melakukan penelitian kinerja reksadana menggunakan Risk Adjusted
Return, karena jika melakukan pengukuran reksadana berdasarkan return saja akan
menghasilkan hasil yang tidak akurat, sehingga pengukuran harus melibatkan return dan
risiko (Hartono, 2010).
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dilakukan dan mengingat manfaat
yang dapat diambil dari informasi mengenai reksadana saham, maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham
Konvensional Dan Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Risk Adjusted
6
Return (Sharpe, Treynor, Jensen Dan M-Square) Pada Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2013-2015”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan kinerja antara reksadana saham konvensional dengan
reksadana saham syariah yang menggunakan metode Sharpe.
2. Bagaimana perbandingan kinerja antara reksadana saham konvensional dengan
reksadana saham syariah yang menggunakan metode Treynor.
3. Bagaimana perbandingan kinerja antara reksadana saham konvensional dengan
reksadana saham syariah yang menggunakan metode Jensen.
4. Bagaimana perbandingan kinerja antara reksadana saham konvensional dengan
reksadana saham syariah yang menggunakan metode M-Square.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut disusunlah penelitian dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mendiskripsikan perbandingan kinerja antara reksadana saham
konvensional dengan reksadana saham syariah yang menggunakan metode
Sharpe.
2. Untuk mendiskripsikan perbandingan kinerja antara reksadana saham
konvensional dengan reksadana saham syariah yang menggunakan metode
Treynor.
3. Untuk mendiskripsikan perbandingan kinerja antara reksadana saham
konvensional dengan reksadana saham syariah yang menggunakan metode
Jensen.
7
4. Untuk mendiskripsikan perbandingan kinerja antara reksadana saham
konvensional dengan reksadana saham syariah yang menggunakan metode M-
Square.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Calon Investor
Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi serta bahan evaluasi
mengenai kinerja reksadana saham syariah dah kinerja reksadana saham
konvensional sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi.
2. Bagi Manajer Investasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai
perbandingan kinerja reksadana sehingga di kemudian hari dapat lebih
memaksimalkan kinerja reksadana yang dikelolanya.
3. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan dari aplikasi-aplikasi teori
yang telah dipelajari selama perkuliahan dan untuk meningkatkan kemampuan
peneliti umtuk melakukan penelitian ilmiah.
4. Bagi Pihak-Pihak Lain
Sebagai bahan pustaka atau bahan acuan peneliti yang berkepentingan untuk
meneliti permasalahan yang sesuai, khususnya mengenai analisis kinerja
reksadana saham syariah dan kinerja reksadana saham konvensional.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai komitmen saat ini atas uang dan
sumber daya lainnya selama periode tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa depan (Bodie, Kane, dan Marcus 2007).
Investasi menurut Reilly dan Brown (2000) adalah komitmen sejumlah dana saat ini
sampai periode waktu tertentu, untuk menghasilkan pengembalian (payment) diakhir periode
sebagai kompensasi atas penundaan konsumsi selama dana tersebut ditepatkan. Sedangkan
Sharpe (1995) mendefinisikan investasi adalah suatu pengorbanan harta pada saat ini, untuk
mendapatkan harta pada masa yang akan datang. Dalam kamus lengkap ekonomi, investasi
didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham
atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu
supaya menghasilkan pendapatan. Definisi tersebut terdapat dua unsur makna, yaitu waktu
dan risiko. Pengorbanan harta pada saat ini bersifat pasti, sedangkan harta dimasa yang akan
datang bersifat tidak pasti, yang biasa disebut risiko.
Menurut Elton (2003), Financial assets dibagi menjadi dua kelompok, yaitu direct
investing dan indirect investing. Direct investing yaitu dengan cara investasi langsung pada
bursa Efek yang terdiri dari money market invesment, capital market invesment dan derivatif
invesment. Sedangkan indirect invesment adalah investor berinvestasi pada reksadana yang
merupakan paket dari indirect investing.
Berdasarkan definisi-definisi investasi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan suatu bentuk pengorbanan sejumlah kekayaan di masa sekarang untuk
mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat risiko tertentu. Terdapat tiga unsur
9
yang sama berkaitan dengan definisi tersebut, yakni adanya pengorbanan sesuatu (sumber
daya) pada saat sekarang yang bersifat pasti, adanya ketidakpastian mengenai hasil (risiko
dan return), serta adanya tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor (Tandelilin, 2001). Dalam hal
ini investor dibagi menjadi dua, yaitu investor individu yang terdiri dari individu-individu
yang melakukan aktifitas investasi, dan investor institusional yang terdiri dari lembaga-
lembaga penyimpan dana, perusahaan-perusahaan asuransi, maupun perusahaan-perusahaan
investasi.
2.1.2 Jenis – jenis Investasi
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak
langsung (Jogiyanto, 2010). Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva
keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain.
Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan
lain. Skema investasi langsung dan investasi tidak langsung dapat dilihatpada gambar 2.1
berikut ini.
Gambar 2.1
Skema Investasi
Investasi
Tidak Langsung
Investasi Langsung
Sumber : Jogiyanto, 2010
Investor Perusahaan
Investasi
Aktiva
Keuangan
10
2.1.3 Tujuan Investasi
Dalam konteks perekonomian, menurut (Tandelilin, 2001) ada beberapa motif mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang
2. Mengurangi tekanan inflasi
3. Sebagai usaha untuk menghemat pajak
Namun pada umumnya yang menjadi pokok tujuan investasi adalah untuk mendapatkan
sejumlah pendapatan keuntungan.
2.1.4 Proses Investasi
Menurut Fabozzi (2000) tanpa melakukan perbedaan terhadap investor institusional,
proses manajemen investasi meliputi lima langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan sasaran investasi
Hal ini tentu tergantung pada institusi itu sendiri sehingga harus disesuaikan
dengan kemampuan yang dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif antara
tingkat pendapatan dan risiko maka sasaran investasi dapat dinyatakan dalam tingkat
pengembalian maupun risiko.
2. Membuat kebijakan investasi
Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva di mana investor
memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-
kelompok aktiva utama yang ada, yang biasanya meliputi saham, obligasi, real estate,
dan sekuritas-sekuritas luar negeri.
3. Pemilihan strategi investasi
Strategi-strategi investasi dapat dibedakan menjadi strategi investasi aktif dan
strategi pasif. Strategi investasi aktif menggunakan informasi-informasi yang tersedia
11
dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik dibandingkan
portofolio yang hanya didiversifikasi secara luas. Hal pentingnya adalah harapan
terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari kelompok aktiva.
Sedangkan strategi investasi pasif melibatkan input ekspektasional minimal, dan
sebagai gantinya bergantung pada diversifikasi untuk mencocokkan kinerja dari
berbagai indeks pasar. Akibatnya, strategi pasif mengasumsikan bahwa pasar akan
merefleksikan seluruh informasi yang tersedia pada harga sekuritas. Pemilihan strategi
investasi sendiri tergantung pada pandangan klien atau manajer keuangan mengenai
harga pasar yang efisien dan tergantung pada karakteristik dari kewajiban klien.
4. Memilih aktiva
Hal ini membutuhkan evaluasi terhadap masing-masing sekuritas. Dalam strategi
aktif, hal ini berarti usaha untuk mengidentifikasi kesalahan penetapan harga sekuritas.
Pada tahap ini manajer investasi berusaha merancang portofolio yang efisien, yaitu
yang memberikan pengembalian yang diharapkan terbesar untuk tingkat risiko tertentu,
atau dengan kata lain, tingkat risiko terendah untuk tingkat pengembalian tertentu.
5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam manajemen investasi. Namun
meskipun ini dikatakan sebagai langkah terakhir, sebenarnya proses manajemen
investasi merupakan sebuah siklus yang berkesinambungan. Langkah ini sendiri
meliputi pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya pengevaluasian kinerja tersebut
secara relative terhadap beberapa patokan duga (benchmark). Patok-duga merupakan
kinerja serangkaian sekuritas yang telah ditentukan, diperoleh untuk tujuan
perbandingan. Dengan mengasumsikan bahwa risiko portofolio sama dengan portofolio
patok-duga, maka manajer investasi telah menunjukkan kinerja yang lebih baik apabila
memiliki pengembalian yang baik. Namun apabila ternyata keberhasilan tersebut tidak
12
dapat membawa hasil bagi perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kegagalan
tersebut bukanlah karena kinerja manajer investasi melainkan pada usaha penetapan
tujuan dan kebijakan investasi.
2.1.5 Risiko Investasi
Menurut Tandelilin (2001) risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya perbedaan antar return aktual dengan return yang diharapkan.
Husnan (1998) membagi risiko investai menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-
faktor unik pada suatu sekuritas, dan dapat diminimalisir dengan melakukan diversifikasi.
Terdapat beberapa jenis/faktor risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko suatu
investasi (Tandelilin, 2010). Risiko tersebut antara lain:
1. Interest rate risk
Risiko yang berasal dari variabilitas return akibat perubahan tingkat suku bunga.
Perubahan tingkat suku bunga ini berpengaruh negatif terhadap harga sekuritas.
2. Market risk
Risiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan
pasar sehingga berpengaruh pada semua sekuritas.
3. Inflation Risk
Suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah purchasing power risk.
Jika suku bunga naik, maka inflasi juga meningkat, karena leaders membutuhkan
tambahan premium inflasi untuk mengganti kerugian purchasing power.
13
4. Business Risk
Risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri tertentu.
5. Financial Risk
Risiko yang timbul karena penggunaan leverage finansial oleh perusahaan.
6. Liquidity Risk
Risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu di mana sekuritas
diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat dibeli dan dijual dengan cepat tanpa
perubahan harga yang signifikan, maka investasi tersebut dikatakan likuid,
demikian sebaliknya.
7. Exchange Rate Risk
Risiko yang berasal dari variabilitas return sekuritas karena fluktuasi kurs
currency.
8. Country Risk
Risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga mengarah pada politic risk.
2.1.6 Investasi Dalam Perspektif Syariah
Investasi syariah adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang
akan datang yang sesuai dengan syariat islam (Rodoni 2009).
Menurut Nafik (2009) Investasi syariah yaitu pengorbanan sumber daya pada masa
sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih
besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung seraya tetap berpijak
pada prinsip-prinsip syariah secara menyeluruh.
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi proses tadrij
dan trichotomy pengetahuan tersebut (Huda, dan Nasution, 2008). Hal tersebut dapat
14
dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual
karena menggunakan norma syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan
amal, oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut dijelaskan
dalam Al-Qur‟ an surat Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memerhatikan apa yang telah diperbuatmya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dalam ayat tersebut ditafsirkan bahwa: “hitung dan introspeksilah diri kalian sebelum
diintrospeksi, dan lihatlah apa yang telah kalian simpan (invest) untuk diri kalian dari amal
sholeh (after here investment) sebagai bekal kalian menuju hari perhitungan amal pada hari
kiamat untuk keselamatan diri di depan Allah SWT ” (Katsir, 2000 dalam Huda dan
Nasution, 2007).
Dalam berinvestasi hendaklah juga mempersiapkan generasi yang kuat, baik aspek
intelektualitas, fisik, maupun aspek keimanan, sehingga terbentuklah sebuah kepribadian
yang utuh dengan kapasistas:
1. Memiliki aqidah yang benar
2. Ibadah dengan cara yang benar
3. Memiliki akhlak mulia
4. Intelektualitas yang memadai
5. Mampu bekerja atau mandiri
6. Disiplin atas waktu
7. Bermanfaat bagi orang lain
15
Adapun beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi keuangan
yang ditawarkan (Pontjowinoto, 2000, dalam Huda dan Nasution, 2007), yaitu sebagai
berikut:
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan menghindari
setiap transaksi yang dzalim. Setiap transaksi yang memberikan manfaat akan
dilakukan bagi hasil.
2. Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya
adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang
atau harta sedangkan manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya berdasarkan
atas pemakaian barang atau harta yang dibeli dengan uang tersebut.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan risiko
yang besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko.
5. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung risiko.
6. Manajemen yang diterapkan adalah manajemen Islami yang tidak mengandung
unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinya
lingkungan hidup.
Dalam berinvestasipun, Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dan rambu-
rambu pokok yang seyogianya diikuti oleh setiap muslim yang beriman (Satrio 2005, dalam
Huda dan Nasution, 2007). Rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut:
16
1. Terbebas dari unsur riba
Menurut Imam Badrudin Al’Aini dalam kitabnya Umdatu al-Qari mendefinisikan
riba sebagai penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil.
2. Terhindar dari unsur gharar
Gharar secara etimologi bermakna kekhawatiran atau risiko, dan gharar berarti
juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan/atau kebinasaan.
3. Terhindar dari unsur maysir (judi)
Secara etimologi maysir bermakna mudah. Maysir merupakan bentuk objek yang
diartikan sebagai tempat utnutk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan
sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah
akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang
dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta
aturan syariah.
4. Terhindar dari unsur haram
Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim diharuskan terhindar dari
unsur haram. Dalam kaidah ushul fiqh mendefinisikan bahwa “hukum adalah
sebagai sesuatu yang disediakan hukuman (iqab) bagi yang melakukan dan
disediakan pahala bagi yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan
syariat-Nya.”
5. Terhindar dari unsur syubhat
Kata syubhat berasal berarti mirip, serupa, semisal, dan bercampur. Dalam
terminologi syariah syubhat diartikan sebagai “sesuatu perkara yang tercampur
(antara halal dan haram) akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia sesuatu
yang halal atau haram, dan apakah ia hak ataukah batil.
17
2.1.7 Risiko Dalam Investasi Syariah
Dalam investasi syariah tidak menampik adanya risiko. Risiko dalam investasi timbul
karena adanya ketidakpastian waktu dan besarnya return yang akan diterima investor (Nafik,
2009). Penyimpangan hasil itu tidak termasuk dalam kategori maysir (judi) maupun gharar
(penipuan), karena menurut (Adiwarman, 2003, dalam Nafik, 2009), gharar adalah transaksi
yang mengandung ketidakpastian bagi kedua pihak yang melakukan transaksi sebagai akibat
diterapkannya kondisi ketidakpastian dalam suatu akad yang secara alamiah seharusnya
mengandung kepastian. Sedangkan maysir adalah permainan peluang atau permainan
ketangkasan, ketika salah satu (atau beberapa) pihak harus menanggung beban pihak lain
sebagai konsekuensi keuangan akibat permainan tersebut.
Menurut Nafik (2009) tidak semua ketidak pastian disebut spekulasi, dan tidak semua
game of chance dianggap sebagai perjudian. Permainan peluang yang dianggap perjudian
adalah yang hasilnya zero sum game. Ketidakpastian memperoleh return investasi tidak
termasuk gharar maupun maysir, karena hal itu merupakan konsekuensi suatu investasi.
Ketidakpastian return itu mendorong Islam untuk mengajarkan win win solution dalam
kontrak investasi yang dilakukan oleh dua atau beberapa pihak, yaitu sistem bagi hasil (profit
and loss sharing). Sistem itulah yang dianggap adil, karena keuntungan dan kerugian dibagi
bersama sesuai perjanjian yang telah disepakati, atau sesuai dengan proporsi sumber daya
yang diberikan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak investasi.
2.1.8 Pengertian Reksadana
Secara etimologi (asal kata) reksadana berasal dari dua kata yaitu reksa yang berarti
menjaga atau memelihara dan dana berarti uang atau sekumpulan uang. Jadi reksadana berati
sekumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan. Menurut Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal (pasal 1 ayat 27), Reksadana adalah wadah
18
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi (fund manager).
Manurung (2002) mengemukakan bahwa reksadana adalah kumpulan dana dari
masyarakat yang diinvestasikan pada saham, obligasi, deposito berjangka, pasar uang, dan
sebagainya. Dalam kamus keuangan, reksadana didefinisikan sebagai portofolio asset
keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan terbuka, yang menjual saham
kepada mayarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga Nilai Aktiva Bersih
(NAB).
Reksa Dana (Asril, 2000) adalah salah satu bentuk investasi yang dalam bahasa asalnya
disebut mutual funds, dimana para investor secara bersama-sama melakukan investasi mereka
dalam suatu himpunan dana dan kemudian himpunan dana ini dinvestasikan dalam berbagai
bentuk investasi seperti saham, obligasi, ataupun melalui tabungan / sertifikat deposito di
bank-bank.
Dari uraian definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, ada tiga hal yang terkait dari
definisi tersebut, yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi.
2. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi.
3. Manajer investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik investor.
Seperti yang telah disebutkan di atas, Sharpe (1995) menjelaskan reksadana
menyediakan dua fasilitas yang memudahkan bagi investor untuk memenuhinya, yang juga
merupakan kelebihan dari Reksadana, yakni: “for individual, there are two advantages for
investing in such companies instead of investing directly in the financial assets that
companies own. Specifically the advantages arise from: (1) economic of scale, and (2)
profesional management.”
19
Dari pendapat di atas Hadi Sasana (2004) menjelaskan bahwa: 1) Menciptakan skala
ekonomis dalam berinvestasi, yaitu melalui penggabungan dana antara pemodal yang satu
dengan pemodal yang lain untuk menciptakan investasi dalam skala yang besar. 2)
Menyediakan tenaga yang profesional pengelola ionvestasi efek secara kolektif.
Karena keunggulannya tersebut, reksadana saat ini menjadi media investasi yang
semakin diminati masyarakat.
2.1.9 Manfaat Reksadana
Reksadana memberikan banyak keuntungan bagi investor. Para pemodal/pemegang
reksadana tanpa harus memonitor aktivitas perdagangan saham atau investasi mereka telah
diurus oleh pengelola reksadana (manajer investasi). Beberapa keuntungan lain yang
didapat dari investasi reksadana adalah sebagai berikut (Sunariyah, 2004):
1. Mendapat dividend dan bunga
Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen,
sedangkan bunga hasil dari investasi seperti deposito dan obligasi.
2. Distribusi laba capital (capital gain distribution)
Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk tiap
lembar saham reksadana yang dimiliki.
3. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko
Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko karena kekayaan
reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga
tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seseorang membeli
dua jenis saham atau efek secara individual.
20
4. Biaya rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara
profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan
investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya
transaksi akan menjadi rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan
transaksi sendiri pada suatu bursa.
5. Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa.
Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka
pengelola dana (manajer investasi) akan mengalihkan ke instrument investasi
lain, misalnya pasar uang untuk menjaga agar investasi pemodal senantiasa
menguntungkan.
6. Likuiditas terjamin
Pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaannya setiap saat
sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga memudahkan
investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali saham/
unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
7. Pengelola portofolio yang professional
Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilaksanakan oleh manajer investasi
yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana.
Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada
umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga efek serta mengakses
informasi di pasar modal.
21
2.1.10 Klasifikasi Reksadana
Sebelum berinvestasi hendaknya mengetahui dan memahami jenis reksadana yang
sesuai dengan kebutuhan investasi yang dikehendaki, khususnya mengenai instrumen dimana
investor melakukan investasinya, karakteristik potensi return dan risiko yang akan mungkin
terjadi dalam investasi di reksadana. Jenis-jenis reksadana dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang, antara lain:
Berdasarkan portofolio investasinya, peraturan BAPEPAM NO IV C.3 membagi
Reksadana menjadi empat, yaitu:
1. Reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada
Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Reksadana
jenis ini menekankan pada upaya menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal
dengan membentuk portofolio yang terdiversifikasi pada berbagai instrument
jangka pendek (kurang dari satu tahun), seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
2. Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam bentuk
Efek bersifat hutang. Pengalokasian asset pada reksadana pendapatan tetap
dikonsentrasikan pada berbagai tipe obligasi yang dikelompokkan menjadi
obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah daerah yang
dapat memberikan tingkat pengembalian yang stabil dengan tingkat kemungkinan
risiko yang lebih tinggi dari reksadana pasar uang, namun lebih rendah
dibandingkan dengan kemungkinan risiko pada reksadana saham.
3. Reksasana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80 % (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam Efek bersifat
ekuitas (saham), terutama saham biasa (common stock). Saham dikenal dengan
karakteristik imbal hasil tinggi, risiko tinggi. Artinya, reksadana saham
22
merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi,
namun memberikan potensi risiko yang tinggi pula.
4. Reksadana campuran membentuk diversifikasi portofolio dengan
mengkombinasikan pengalokasian asset pada saham, sekuritas pendapatan tetap,
dan efek pasar uang. Komposisi pengalokasian asset diantara ketiganya berbeda-
beda tergantung pada kebijakan masing-masing manajer investasi, dan biasanya
kebijakan investasi ini tecantum pada masing-masing propektus reksadana.
Berdasarkan tujuan investasinya, terbagi atas:
a. Growth fund
Reksadana jenis ini menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana,
sehingga biasanya reksadana ini mengalokasikan dananya pada saham.
b. Income fund
Reksadana ini menekankan pada upaya mendapatakan pendapatan yang konstan,
sehinga reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada obligasi atau surat
hutang.
c. Safety fund
Reksadana jenis ini lebih mengutamakan keamanan dari pada pertumbuhan.
Pengalokasian dananya ditempatkan pada instrumen-instrumen di pasar uang
seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan surat utang jangka pendek.
Berdasarkan dilihat dari bentuknya, reksadana dapat dibagi atas dua bentuk, yaitu
(Sunariyah, 2004):
1. Reksadana Berbentuk Persero
Dalam reksadana bentuk ini, perusahaan penerbit reksadana kegiataan usahanya
adalah menghimpun dana dengan menjual saham, selanjutnya dana dari penjualan
23
saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di
pasar modal dan pasar uang.
Reksadana berbentuk perseroan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas.
b. Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara Direksi
Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.
c. Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian.
2. Reksadana KIK (Kontrak Investasi Kolektif)
Sunariyah (2004) menjelaskan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif
(KIK) merupakan instrumen penghimpun dana dengan menerbitkan unit
penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik di pasar modal maupun di pasar
uang. Pada reksadana berbentuk perseroan pihak menghimpun dana dengan
melakukan penjualan saham, sedangkan reksadana KIK menghimpun dana
melalui penjualan unit penyertaan. Namun keduanya sama-sama
menginvestasikan dana yang dihimpun pada berbagai efek yang diperdagangkan.
Reksadana bentuk ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif
b. Pengelolaan reksadana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan
kontrak.
c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilakukan oleh Bank Kustodian
berdasarakan kontrak.
24
Adapun berdasarkan sifatnya, reksadana dapat dibedakan menjad (Darmadji dan
Fakhruddin,2006):
a. Reksadana Terbuka (open-end investment company)
Reksadana terbuka yaitu reksadana dimana pemegang unit penyertaannya
dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimiliki setiap saat diinginkan
langsung kepada manajer investasi. Manajer investasi reksadana melalui
bank kustodian wajib membelinya sesuai Nilai Aktiva Bersih per unit
penyertaan pada saat tersebut.
b. Reksadana Tertutup (close-end investment company)
Reksadana tertutup merupakan suatu bentuk reksadana yang investor
pemegang unit penyertaannya tidak dapat menjual kembali unit penyertaan
tersebut kepada manajer investasi. Pemegang unit penyertaan hanya dapat
menjual kembali unit penyertaan melalui Bursa Efek tempat saham tersebut
dicatatkan.
Karena penelitian ini membandingkan reksadana berdasarkan basis operasionalnya,
maka disertakan juga klasifikasi reksadana berdasarkan basis operasionalnya terbagi atas:
1. Reksadana Konvensional
Reksadana konvensional merupakan instrumen reksadana yang keberadaannya
tidak berlandaskan prinsip-prinsip syariah atau syariat islam. Unsur-unsur yang
dikandung oleh reksadana konvensional yang tidak sesuai dengan syariat islam antara
lain dari segi akad, operasi, investasi, transaksi dan pembagian keuntungannya.
Reksadana konvensional bebas berinvestasi di berbagai instrumen investasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang usaha termasuk bidang
perjudian, makananan dan minuman haram, lembaga keuangan ribawi dan lain-lain
yang tentunya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
25
2. Reksadana Syariah
Pembeda antara reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah pada
reksadana syariah memiliki kebijakan investasi yang berbasis instrumen investasi pada
portofolio yang dikategorikan halal, yang dimaksud halal disini adalah jika perusahaan
yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Di
samping itu, dalam pengelolaan dana reksadana ini tidak mengijinkan penggunaan
strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi. Selanjutnya, hasil keuntungan
investasi tersebut dibagi hasilkan di antara para investor dan Manajer Investasi sesuai
dengan proporsi modal yang dimiliki.
Fatwa DSN (Dewa Syariah Nasional) MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000
mendefinisikan reksadana syariah sebagai reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Islam.
Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa No.20/DSN/-MUI/VI/2001.
Fatwa tersebut memuat antara lain:
a. Dalam reksadana konvensional, masih terdapat unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah, baik dari segi akad, pelaksana investasi,
maupun dari segi pembagian keuntungan.
b. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai
dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum
dan pembagian deviden didasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan
pada deposito dalam bank umum syariah dan surat utang sesuai syariah.
c. Jenis usaha emiten haruslah sesuai dengan syariah, antara lain tidak boleh
melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga ribawi,
usaha memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan
26
minuman haram serta barang-barang atau jasa-jasa merusak modal dan
membawa keburukan. Pemilihan dan pelaksanaan investasi harus
dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan tidak boleh ada unsur yang
tidak jelas (gharar). Diantaranya tidak boleh melakukan penawaran palsu,
penjualan barang yang belum dimiliki, insider trading menyebarkan
informasi yang salah dan menggunakan informasi orang dalam untuk
keuntungan transaksi yang dilarang, serta melakukan investasi pada
perusahaan yang tingkat hutangnya lebih dominan dari modalnya.
d. Emiten dinyatakan tidak layak diinvestasikan dalam reksadana syariah jika
struktur hutang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari
hutang, yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur
riba, emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang
45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar
prinsip usaha yang Islami.
e. Mekanisme operasioanl reksadana syariah terdiri dari: Wakalah antara
manajer investasi dan pemodal; serta mudharabah antara manajer investasi
dengan penggunaan investasi.
f. Karakteristik mudharabah adalah sebagai berikut: (1) pembagian
keuntungan antara pemodal (yang diwakili oleh Manajer Investasi) dan
pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang ditentukan dalam akad
yang telah dibuat bersama dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu
kepada si pemodal, (2) pemodal menaggung risiko sebesar dana yang telah
diberikan, (3) Manajer Investasi sebagai wakil pemodal tidak menanggung
risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
kelalaiannya.
27
g. Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksadana syariah adalah
(1) penghasilan dari saham berupa dividen, rights, dan capital gain. (2)
penghasilan dari obligasi yang sesuai syariah. (3) penghasilan dari surat
berharga pasar uang. (4) penghasilan dari deposito.
Tabel 2.1
Perbedaan Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah
No. Aspek-Aspek
Reksadana
Reksadana Konvensional Reksadana Syariah
1 Aspek
Prinsip
Menggunakan prinsip
umum berdasarkan
ketentuan dari manajer
investasi dan perusahaan
yang diambil adalh
perusahaan yang masih
aktif
Menggunakan prinsip
syariah, dimana
perusahaan yang dipakai
adalah perusahaan yang
murni dijamin halal.
2 Aspek
Kelembagaan
Dalam hal kelembagaan,
keputusan tertinggi
adalah manajer investasi,
yang mengelola dan
melakukan transaksi
adalah manjer investasi
Keputusan tertinggi
dalam keabsahan produk
adalah dewan pengawas
islami yang
beranggotakan beberapa
alim ulama dan ahli
ekonomi yang
direkomendasikan oleh
Dewan Pengawas islam
Nasional Majlis Ulama
28
Indonesia
3 Aspek
Transaksi
Manajer investasi
melakukan transaksi
secara langsung dengan
pihak perusahaan yang
mengeluarkan saham,
serta melakukan
perjanjian kontrak dan
pembagian hasil.
Dalam transaksi,
menggunakan akad
muharabah, yaitu yakni
kontrak kemitraan yang
berdasarkan pada prinsip
pembagian hasil dengan
cara seseorang
memberikan modalnya
kepada pihak lain untuk
diinvestasikan, dengan
kedua belah pihak
membagi keuntungan atau
memikul kerugian sesuai
dengan kesepakatan
bersama.
2.1.11 Pengelola Reksadana
Berbeda dari deposito yang dikelola hanya oleh satu pihak, yaitu bank, reksadana
dikelola oleh 2 pihak, yakni manajer investasi dan bank kustodian (Eko Pratomo dan
Ubaidillah, 2009). Dalam reksadana, manajer investasi bertanggung jawab atas kegiatan
investasi, memonitor pasar investasi, dan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk
kepentingan investor. Sementara bank kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe
29
keeper) serta administrator reksadana, baik dalam pencatatan maupun penjualan kembali
suatu reksadana sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan bersama manajer investasi.
Undang-undang Pasar Modal menyebutkan bahwa manajer investasi tidak boleh
memegang langsung kekayaan reksadana. Kekayaan reksadana tersebut wajib disimpan pada
bank kustodian yang tidak memiliki afiliasi dengan manajer investasi untuk menghindari
adanya kecurangan atau benturan kepentingan dalam pengelolaan kekayaan tersebut. Manajer
investasi sebagai pengelola reksadana dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan
izin dari Bapepam.
Menurut pratomo dan ubaidillah (2005), mekanisme kerja yang terjadi dalam
reksadana, selain melibatkan manajer investasi, bank kustodian dan investor juga melibatkan
pelaku (perantara) di Pasar Modal (broker, underwriter) serta di pasar uang (Bank) serta
pengawasan yang dilakukan BAPEPAM & LK. Berikut ini disajikan bagan mekanisme kerja
reksadana pada gambar 2.2.
Gambar 2.2
Mekanisme Kerja Reksadana
Sumber: Eko Priyo Pratomo, 2005
30
1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan) Unit
Penyertaan.
2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan
kembali.
3. Perintah transaksi investasi.
4. Eksekusi transaksi investasi
5. Konfirmasi transaksi.
6. Perintah penyekesaian transaksi.
7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta.
8. Informasi Nilai Aktiva Bersih/Unit secara harian melalui media massa.
9. Laporan evaluasi harian dan bulanan.
10. Laporan bulanan kepada Bapepam & LK.
2.1.12 Konsep Return dan Risiko
1. Return Reksadana
Menurut Jogiyanto (2010) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return
dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi
tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return reksadana dapat berupa
capital gain dan dividen. Capital gain merupakan hasil pengembalian yang diperoleh para
unit penyertaan yang diperoleh dari perubahan nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih bernilai
positif maka dikatakan capital gain dan apabila nilai aktiva bersih bernilai negatif dikatakan
capital loss. Sedangkan dividen merupakan pembagian laba yang diberikan pengelola
reksadana kepada para pemegang unit penyertaan. Perhitungan return pada reksadana
ditentukan oleh besarnya Nilai Akitva Bersih (NAB) per unit penyertaan.
31
2. Risiko Reksadana
Menurut (Tandelilin, 2001) risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. Reksadana
memiliki kriteria berbeda–beda begitu juga dengan tingkat risiko dan tingkat pengembalian
dari reksadana tersebut. Berdasarkan risiko instrument yang menjadi investasi reksadana,
risiko tersebut dapat dikelompokan dari yang terendah sampai tertinggi.
Dalam berbagai prospektus reksadana, maka risiko yang dihadapi investor (Huda, dan
Nasution, 2007) yaitu:
a. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik, menggambarkan situasi ekonomi
dan politik yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di
Indonesia termasuk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi kinerja portofolio reksadana.
b. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, penurunan nilai aktiva bersih yang
disebabkan oleh perubahan harga efek ekuitas dan lainnya menyebabkan Nilai
Unit Penyertaan berfluktuatif.
c. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait, risiko ini terjadi apabila rekan usaha
manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya.
d. Risiko Likuiditas, penjualan kembali tergantung pada likuiditas dari portofolio
atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali dengan
menyediakan uang tunai.
e. Risiko kehilangan kesempatan transaksi investasi pada saat pengajuan klaim
asuransi. Terjadi apabila ada kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga
dan aset reksadana. Selama tenggang waktu penggantian, manajer investasi tidak
dapat melakukan transaksi investasi.
32
2.1.13 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksadana
Di benak para investor selalu timbul pertanyaan, faktor apa saja yang mempengaruhi
kinerja reksadana, sehingga tingkat pengembalian reksadana lebih baik dari yang lain.
Menurut Manurung (2007), faktor yang mempengaruhi kinerja reksadana diantaranya yaitu
faktor pengelolaan investasi reksadana, Faktor ini disebabkan oleh faktor kecerdasan manajer
investasi dalam empat hal:
1. Alokasi asset investasi reksadana, adalah faktor yang penting bagi manajer
investasi dalam melakukan pengelolaan investasi. Kesalahan dalam
mengalokasikan akan sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja reksadana yang
bersangkutan. Badan pengawas pasar modal telah membuat aturan nomor IV.B.1
tentang batasan atas pengelolaan investasi, bahwa sebuah reksadana tidak dapat
mengalokasikan assetnya melebihi 10% dari total assetnya kepada satu pihak,
atau melebihi 5% dari modal yang disetor perusahaan yang bersangkutan.
2. Pemilihan atas instrument investasi, bila manajer investasi memilih obligasi yang
couponnya tinggi tetapi kemungkinan tidak terbayarnya juga tinggi maka tingkat
pengembalian yang diinginkan tidak akan tercapai.
3. Market timing pembelian instrument investasi merupakan salah satu fakor
penting untuk peningkatan kinerja portofolio atau reksadana, walaupun untuk
menentukan waktu yang tepat kapan untuk masuk dan keluar yang optimal
tidaklah mudah.
4. Promosi dan penjualan, merupakan hal terpenting dari kecerdasan manajer
investasi, karena apabila manajer investasi gagal dalam promosi dan penjualan,
maka kecerdasan-kecerdasan lain yang dimiliki oleh manajer investasi tidak akan
berarti apa-apa. Karena setiap kegiatan investasi yang dilakukan selalu
33
membutuhkan dana, dan dana diperoleh dari investor melalui promosi dan
penjualan.
2.1.14 Metode Pengukuran Kinerja Reksadana
Untuk melihat kinerja sebuah reksadana, tidak cukup hanya dilihat dari tingkat return
yang dihasilkan saja, tetapi diperlukan juga memperhatikan faktor -faktor lain seperti tingkat
risiko reksadana tersebut. Beberapa ukuran kinerja reksadana yang sudah memasukkan faktor
risiko adalah Indeks Sharpe, Indeks Treynor, Indeks Jensen dan M2(M-Square)
(Tandelilin,
2010).
1. Metode Sharpe
Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut premium
atas risiko atau risk premium. Risk premium adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata
kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan kinerja investasi yang bebas risiko (risk
free asset). Dalam pembahasan ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan
tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI/SBIS). Standart deviasi
merupakan risiko fluktuasi reksadana yang dihasilkan karena laba yang dihasilkan
berubah-ubah. Sharpe mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi yang
diperoleh (risk premium) untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin tinggi nilai
rasio sharpe makin baik kinerja reksadana. Pengukuran Sharpe diformulasikan sebagai
ratio risk premium terhadap standar deviasinya. (Pratomo dan Ubaidillah 2005:195).
Pengukuran metode Sharpe dirumuskan sebagai berikut:
Spi = R R
Dimana:
Spi = Nilai Sharpe portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
34
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
σp = Standar deviasi atau total risiko portofolio
2. Metode Treynor
Model ini dikembangkan oleh Treynor (1965) yang diperkenalkan dalam
artikelnya di Harvard Business Review Jan-Feb 1965, “How to rate management of
investment funds”. Index Treynor menunjukkan hubungan antara portofolio excess
return dan risiko sistematis yang ada. Diasumsikan bahwa unsystematic risk
diminimumkan melalui diversifikasi portofolio, sehingga index ini menunjukan risk
premium per risiko sistematis. Inilah perbedaannya dengan Sharpe index yang
menggunakan risiko total portofolio, sementara Treynor memakai risiko pasar.
Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan atas risk premium, seperti
halnya yang dilakukan Sharpe, namun dalam metode Treynor digunakan pembagi beta
(β) yang merupakan risiko fluktuasi terhadap risiko pasar. Metode Treynor ini
digunakan untuk mengukur besarnya premi risiko per beta portofolio, apabila beta
portofolio berubah satu satuan semakin positif nilai indeks Treynor maka semakin
bagus pula kinerja portofolio. (Pratomo dan Ubaidillah 2005:196).
Pengukuran dengan metode Treynor, diformulasikan sebagai berikut:
Tpi = R R
β
Dimana:
T pi = Nilai Treynor portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
β = Beta portofolio (risiko pasar atau risiko sistematis)
35
3. Metode Jensen
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (security market line-
SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan
kesempatan investasi yang bebas risiko. Dalam keadaan ekulibrium semua portofolio
diharapkan berada pada SML. Jika terjadi penyimpangan artinya, jika dengan risiko
yang sama tingkat pengembalian portofolio berbeda dengan tingkat pengembalian pada
SML, maka perbedaan tersebut disebut dengan indeks Jensen, di mana risikonya
dinyatakan dalam beta (risiko pasar atau risiko sistematis). Apabila tingkat
pengembalian actual dari suatu portofolio lebih besar dari tingkat pengembalian yang
sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen akan bernilai positif, sebaliknya,
apabila tingkat pengembalian actual dari suatu portofolio lebih kecil dari tingkat
pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen akan bernilai
negatif. (Halim, 2005)
Berdasarkan uraian diatas, maka indeks Jensen dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jpi = ( R p - R f) – β ( R m - R f)
Dimana:
Jpi = Nilai Jensen portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
R m = Rata-rata return pasar
β = Beta portofolio (risiko pasar atau risiko sistematis)
36
4. Metode M2
(M-Square)
Metode M2
(M-Square) dikemukakan oleh Leah Modigliani dan Franco
Modigliani. Metode M2
(M-Square) merupakan perluasan dari metode Sharpe.
Diperoleh dari menghitung Sharpe yang kemudian dikalikan dengan standart deviasi
pasar dan ditambah dengan suku bunga bebas risiko (risk free) yang kemudian
dikurangi dengan return pasar. Metode ini menghitung berapa besar tingkat
pengembalian suatu portofolio jika memiliki standar deviasi yang sama dengan
portofolio pasar atau benchmark nya.
Penilaian: jika M2
(M-square) measure reksa dana positif atau lebih besar dari M2
(M-square) measure pasar (selalu nol) maka kinerja reksadana baik (Jogiyanto, 2010).
Semakin tinggi nilai M2
(M-Square) maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut.
Reksadana yang menunjukkan nilai positif atau return reksadana berada di atas return
pasar. Metode M-square measure merupakan perluasan dari metode Sharpe, maka
formulanya:
M2 = R f + ( R R
) σm – R m
Dimana:
M2 = Nilai M-square portofolio
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
σp = Standar deviasi atau total risiko portofolio
σm = standar deviasi pasar
R m = Rata-rata return pasar
37
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang meneliti kinerja reksadana menggunakan metode Sharpe,
Treynor, Jensen dan M2 (M-Square) telah banyak dilakukan. Peneliti hanya menggunakan
tujuh penelitian terdahulu yang relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh Furaida (2008) yang mengangkat judul “Studi
Komparatif Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Konvensional dan Reksadana Pendapatan
Tetap Syariah dengan Metode Sharpe dan Treynor di Pasar Modal Indonesia Tahun 2007-
2008”. Variabel pada penelitian ini menggunakan kinerja reksadana pendapatan tetap
konvensional dan kinerja reksadana pendapatan tetap syariah. Sedangkan sub variabel dalam
penelitian ini adalah metode Sharpe, dan Treynor. Dalam penelitiannya, Furaida
menggunakan teknik analisis data dengan uji Sampel Kolmogorov Smirmov, metode Sharpe
dan juga Jensen. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap
konvensional dan reksadana pendapatan tetap syariah lebih rendah dari pada tolok ukurnya
yaitu rata-rata suku bunga bank swasta dan pemerintah. Kinerja reksadana konvensional lebih
tinggi dari pada reksadana pendapatan tetap syariah menggunakan metode Treynor,
sedangkan jika menggunakan metode Sharpe keduanya tidak menunjukan perbedaan yang
signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah 2009 yang berjudul “Studi Komparatif
Pengukuran Kinerja Reksadana Shariah dan Kinerja Reksadana Konvensional Berdasarkan
Tingkat Return dan Risiko”. Teknik analisisis data yang digunakan adalah analisis komparatif
dengan menggunakan data sekunder, sedangkan pengumpulan data diperoleh melalui
pengumpulan data via internet, dokumen hasil penelitian, buku-buku, Pusat Data Bisnis dan
Ekonomi UGM, dan sumber lain yang sesuai dengan topik Penelitian. Sedangkan untuk
menilai kinerja reksadana, metode yang digunakan adalah Sharpe, Treynor dan Jensen
dengan mengamati fluktuasi dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) harian atau historical data
38
selama 80 hari kerja atau selama 5 bulan dari bulan Mei sampai bulan September 2008
dengan mengacu pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sangat fluktuatif. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa return reksadana syariah lebih tinggi disbanding return
reksadana konvensional. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata untuk reksadana syariah
0,0007839 dan 0,0003363 untuk reksadana konvensioanal
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Riza Hafizi 2012 yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah Dan Konvensional Menggunakan Metode Rasio
Informasi, Rasio Risiko, Rasio Sortino Dan Roy Safety First Ratio (Periode 2009-2011”.
Penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori-
teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistik. Penggunaan statistik dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif karena data penelitian ini berupa sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh reksadana syariah dan konvensional yang masuk dalam kategori equity fund, asset
allocation fund dan debt fund. Sampel pada penelitian ini adalah 4,9 reksadana saham
syariah, 8,18 reksadana campuran syariah, 4,9 reksadana pendapatan tetap syariah, 12,85
reksadana saham konvensional, 19,71 reksadana campuran konvensional, dan 27,42
reksadana pendapatan tetap konvensional. Hasil dari penelitian ini berdasarkan metode
information ratio pada tahun 2009-2011 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja reksadana syariah dan konvensional setelah diuji dengan uji statistic
menggunakan independent sampel t-test. Berdasarkan metode risk ratio pada tahun 2009-
2011 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara reksadana syariah
dan konvensional. Berdasarkan hasil metode roy safety first ratio pada tahun 2009-2011
menunjukkan tidak ada perbedaan antara reksadana konvensioal dan reksadana syariah
setelah diuji dengan uji statistic menggunakan independent sampel t-test. Namun pada tahun
2011 indeks roy safety first ratio menunjukkan nilai negatif dikarenan krisis ekonomi yang
39
terjadi di Eropa. Berdasarkan hasil metode sartino ratio pada tahun 2009 menunjukkan ada
perbedaan kinerja reksadana syariah dan konvensional setelah diuji dengan uji statistic
menggunakan independent sampel t-test. Sedangkan pada tahun 2010-2011 tidak terdapat
perbedaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Ibrahim (2011) yang berjudul “ Analisis
Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah jenis Reksadana
Pendapatan Tetap Periode 2008-2011”. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
berdasarkan pada reksadana dari manajemen investasi yang memiliki baik reksadana
konvensional maupun reksadana syariah jenis reksadana pendapatan tetap dengan periode
analisis kinerja tahun 2008-2011. Hasil dari penelitian ini, bahwa berdasarkan Sharpe Index,
pada tahun 2008, 2009, dan 2011, kinerja reksa dana syariah lebih baik dibandingkan dengan
kinerja reksa dana konvensional. Sedangkan pada tahun 2010, kinerja reksa dana
konvensional lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksa dana syariah. Berdasarkan
Treynor Index, pada tahun 2008, 2009, dan 2011, kinerja reksa dana konvensional lebih baik
dibandingkan dengan kinerja reksa dana syariah. Sedangkan pada tahun 2010, kinerja
reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksadana konvensional.
Berdasarkan Jensen Index, pada tahun 2008-2011, kinerja reksa dana syariah lebih baik
dibandingkan dengan kinerja reksa dana konvensional.
Skripsi tahun 2009 oleh Umi Salamah “Evaluasi Kinerja dan Pemeringkatan Reksadana
Syariah Campuran Berdasarkan Metode Time-Weighted Rate Of Return, Metode Sharpe,
Metode Treynor, dan Metode Jensen”. Penelitian ini mengevaluasi kinerja dan melakukan
pemeringkatan reksadana syariah campuran berdasarkan tingkat return dilakukan dengan
menggunakan time-weighted rate of return, sedangkan pengukuran kinerja berdasarkan
tingkat rasio dilakukan dengan menggunakan metode indeks Sharpe, indeks Treynor, dan
Indeks Jensen. Penelitian ini bersifat komparatif, yaitu membandingkan tingkat return
40
reksadana syariah dengan return indeks JII sebagai benchmark. Penelitian ini membahas
mengenai reksadana mana yang mempunyai kinerja lebih baik jika dibanding kinerja
reksadana yang lain ataupun jika dibandingkan dengan benchmark. Alat analisis yang
digunakan adalah uji beda independent samle t-test.Proksi yang digunakan sebagai aset bebas
risiko (risk free asset) adalah suku bunga SBI. Sampel yang diambil pada 11 reksadana
syariah campuran dari total populasi 30 reksadana syariah selama periode penelitian. Data
yang digunakan adalah NAB/unit penertaan masing-masing reksadana syariah campuran,
suku bunga SBI, dan return JII. Sumber data tersebut berupa data mingguan selama satu
tahun, yaitu dari tanggal 31 Desember 2006 – 31 Desember 2007. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana
syariah campuran dengan kinerja indeks JII.Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan
bahwa ternyata tidak ada satupun reksadana syariah yang lebih baik (outperform) terhadap
kinerja indeks JII (benchmark).
Penelitian oleh Reny Nur Fikasari tahun 2012 yang berjudul “Analisis Komparatif
Kinerja Reksadana Syariah Indonesia dan Malaysia”. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
yang terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama yaitu menganalisis kinerja reksadana syariah
Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan tiga model yaitu sharpe, treynor, dan jensen.
Tahap kedua adalah menguji perbedaan kinerja reksadana Indonesia dan Malaysia
menggunakan uji Mann-Whitney U-Test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
reksadana Indonesia dan Malaysia yang masuk dalam kategori equity fund, asset allocation
fund, dan debt fund. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 27 reksadana syariah Indoseia,
dan 77 reksadana syariah Malaysia. Adapun hasil dari penelitian ini 1) berdasarkan hasil
perhitungan model Sharpe, Treynor, dan Jensen sebagian besar kinerja reksadana syariah
Indonesia dan Malaysia tahun 2008 mengalami penurunan yang disebabkan oleh imbas krisis
finansial global. Pada tahun 2009 rata-rata kinerja reksada syariah kedua negara sudah mulai
41
membaik,tetapi jika dibandingkan tingkat pertumbuhannya, Malaysia lebih tinggi dibanding
Indonesia dan malaysia mengalami perkembangan yang cukup pesat, 2) setelah dilakukan uji
Mann-Whitney U Test, secara keseluruhan hasil menyatakan bahwa ada perbedaan kinerja
syariah Indonesia dan Malaysia.
Penelitian oleh Hesham Merdad, M. Kabir Hassan and Yasser Alhenawi (2010) yang
berjudul “Islamic Versus Conventional Mutual Funds Performance in Saudi Arabia: A Case
Study”. Penelitian Menggunakan sampel reksadana syariah dan konvensional reksadana yang
dikelola oleh HSBC, manajer investasi terbesar keempat di Arab Saudi, dari Januari 2003
hingga Januari 2010, dalam penelitian ini meneliti perilaku risk-return dengan menggunakan
sejumlah ukuran kinerja seperti Sharpe, Treynor, Jensen Alpha dan varian mereka. Didalam
penelitian ini membagi periode sampel di empat segmen seperti periode penuh, periode bull,
periode bearish dan periode krisis keuangan untuk menganalisis lebih lanjut jika kinerja dua
dana tersebut berbeda satu sama lain. Penelitian ini juga memeriksa timing pasar dan
selektivitas manajer HSBC pada kinerja portofolio mereka. Penelitian ini menemukan bahwa
reksadana Islam underperform atau dibawah reksadana konvensional selama periode penuh
dan periode bullish, tetapi mereka overperform reksadana konvensional selama periode krisis
bearish dan keuangan. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya dengan
reksadana syariah dan konvensional lainnya. Manajer HSBC yang baik yang menunjukkan
waktu dan selektivitas untuk dana syariah selama periode bearish, dan reksadana
konvensional selama periode bullish. Salah satu portofolio pelajaran penting dari studi kasus
ini adalah bahwa reksadana syariah yang menawarkan lindung nilai kesempatan bagi investor
selama kemerosotan ekonomi karena pembatasan bahwa hukum Islam membebankan pada
seleksi portofolio.
Penelitian oleh Andri Rachmad Pranoto (2012) yang berjudul “Analisis Kinerja
Reksadana Syariah Dibandingkan dengan Reksadana Konvensional di Indonesia”. Penelitian
42
ini membahas mengenai perbandingan kinerja dan risiko antara reksadana syariah dengan
reksadana konvensional dimana secara fundamental memiliki perbedaan. Periode
penelitiannya dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2010 dan
penelitian ini menggunakan permodelan Sharpe, Jensen dan Treynor dalam pengolahan data.
Dari hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa
secara keseluruhan kinerja seluruh reksadana baik itu reksadana syariah maupun reksadana
konvensional masih belum optimal. Namun, Jika dibandingkan dari segi kinerja dan risiko
antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional, Reksadana syariah memiliki
kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional. Untuk risiko, dengan
menggunakan metode Sharpe yang merupakan risiko total, reksadana yang memiliki risiko
terendah adalah reksadana konvensional. Sedangkan jika menggunakan metode Treynor dan
Jensen yang menggunakan risiko sistematis. Reksadana yang memiliki risiko terendah adalah
reksadana syariah. Untuk uji statistik metode Treynor yang telah dilakukan, diperoleh ada
perbedaan kinerja antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Penelitian
Judul Peneliti Metode
Penelitian
Kesimpulan
1 Furaida
(2008)
Studi Komparatif
Kinerja Reksadana
Pendapatan Tetap
Konvensional dan
Reksadana
Pendapatan Tetap
Uji Sampel
Kolmogorov
Smirmov,
metode
Sharpe dan
juga Jensen
Kinerja reksadana
pendapatan tetap
konvensional dan
reksadana pendapatan tetap
syariah lebih rendah dari
pada tolok ukurnya yaitu
43
Syariah dengan
Metode Sharpe dan
Treynor di Pasar
Modal Indonesia
Tahun 2007-2008.
rata-rata suku bunga bank
swasta dan pemerintah.
Kinerja reksadana
konvensional lebih tinggi
daripada reksadana
pendapatan tetap syariah
menggunakan metode
Treynor, sedangkan jika
menggunakan metode
Sharpe keduanya tidak
menunjukan perbedaan
yang signifikan.
2 Eva
Muzdalifa
(2009)
Analisis Kinerja
Reksa Dana syariah
pendapatan tetap
dan campuran
dengan metode
sharpe treynor dan
Jensen
Uji t-test Kinerja reksa Dana Syariah
pendapatan tetap diukur
dengan metode sharpe
Treynor dan Jensen
memiliki kinerja yang
positif. Kinerja reksa dana
syariah campuran diukur
dengan metode sharpe
treynor dan Jensen
memiliki kinerja yang
negative. Kinerja reksa
dana pendapatan tetap lebih
tinggi disbanding dengan
44
kinerja reksa dana
campuran, dengan rata-rata
kinerja yang positif. Hasil
uji perbedaan kinerja reksa
dana menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan signifikan
antara reksa dana syariah
pendapatan tetap dengan
kinerja pasar terutama
diukur dengan metode
Jensen, dan terjadi
perbedaan kinerja reksa
dana syariah campuran
dengan kinerja pasar
terutama diukur dengan
metode shrape dan Jensen.
Hasil perbedaan
menunjukkan bahwa
kinerja reksa dana syariah
pendapatan tetap memiliki
kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan kinerja pasar,
sedangkan untuk kinerja
reksa dana syariah
campuran lebih rendah
45
dibandingkan dengan
kinerja pasar.
3 Siti Fatimah
(2009)
Studi Komparatif
Pengukuran Kinerja
reksadana syariah
dan kinerja
reksadana
konvensional
berdasarkan
Tingkat return dan
risiko
Sharpe,
Treynor dan
Jensen
mengacu
pada Indeks
Harga Saham
Gabungan
(IHSG) yang
sangat
fluktuatif
Hasil penelitian ini
diketahui bahwa return
reksadana syariah lebih
tinggi disbanding return
reksadana konvensional.
Hal ini berdasarkan nilai
rata-rata untuk reksadana
syariah 0,0007839 dan
0,0003363 untuk reksadana
konvensioanal.
4 Muhammad
Riza Hafizi
(2012)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Reksadana
Syariah dan
Konvensional
menggunakan
metode Rasio
Informasi, Rasio
Sortino dan Roy
Safety First Ratio
Metode rasio
informasi,
rasio risiko,
rasio sortino
dan roy
safety first
ratio
Berdasarkan metode
informasi ratio pada tahun
2009-2011 menunjukkan
bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja
reksadana syariah dan
konvensional. Berdasarkan
metode risk ratio pada
tahun 2009-2011
menunjukkan tidak ada
perbedaan antara reksadana
konensional dan reksadana
syariah setelah diuji dengan
46
uji statistic menggunakan
independent sampel t-test.
Namun pada tahun 2011
indeks roy safety first ratio
menunjukkan nilai negatif
dikarenakan krisis ekonomi
yang terjadi di Eropa.
Berdasarkan hasil metode
sortino ratio pada tahun
2009 menunjukkan ada
perbedaan kinerja
reksadana syariah dan
konvensional. Sedangkan
pada tahun 2010-2011
tidak dapat perbedaan.
5 Luthfi
Ibrahim
(2011)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Reksadaa
Konvensional dan
Reksadana Syariah
jenis Reksadana
Pendapatan Tetap
periode 2008-2011
Indek Sharpe,
Indeks
Treynor dan
Indeks Jensen
Hasil dari penelitian ini,
bahwa berdasarkan Sharpe
index, pada tahun
2008,2009, dan 2011,
kinerja reksadana syariah
lebih baik dibandingkan
dengan kinerja reksadana
konvensional. Sedangkan
pada tahun 2010, kinerja
reksadana konvensional
47
lebih baik dibandingkan
dengan kinerja reksadana
syariah. Berdasarkan
Treynor indeks, pada tahun
2008,2009 dan 2011,
kinerja reksadana
konvensioanl lebih baik
dibandingkan dengan
kinerja reksadana syariah.
Sedangkan pada tahun
2010, kinerja reksadana
syariah lebih baik
dibandingkan dengan
kinerja reksadana
konvensional. Berdasarkan
Jensen index, pada tahun
2008-20011, kinerja
reksadana syariah lebih
baik dibandingkan dengan
kinerja reksadana
konvensional.
6 Umi Salamah
(2010)
Evaluasi kinerja
dan pemeringkatan
reksadana syariah
campuran
Metode time-
weighted rate
of return,
indeks
Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara
kinerja reksadana syariah
campuran dengan kinerja
48
berdasarkan metode
Time-Weighted
Rate of return,
metode sharpe,
metode treynor dan
metode Jensen
sharpe,
indeks
treynor dan
indeks jensen
indeks JII. Selain itu,
penelitian ini juga
menunjukkan bahwa
ternyata tidak ada satupun
reksadana syariah yang
lebih baik (outperform)
terhadap kinerja indeks JII
(benchmark)
7
Reny Nur
Fikasari
(2012)
Analisis komparatif
kinerja reksadana
syariah Indonesia
dan Malaysia
Indeks
Sharpe,
Indeks
Treynor dan
Indeks Jensen
Berdasarkan hasil
perhitungan model sharpe,
treynor dan Jensen
sebagian besar kinerja
reksadana syariah
Indonesia dan Malaysia
tahun 2008 mengalami
penurunan yang disebabkan
oleh imbas krisis finansial
global. Pada tahun 2009
rata-rata kinerja reksadana
syariah kedua Negara
sudah mulai membaik,
tetapi jika dibandingkan
tingkat pertumbuhannya
Malaysia lebih tinggi
dibanding Indonesia dan
49
Malaysia mengalami
perkembangan yang cukup
pesat. Setelah dilakukan uji
Mean-Whitney U Test,
secara keseluruhan hasil
menyatakan bahwa ada
perbedaan kinerja syariah
Indonesia dan Malaysia
8 Hesham
Merdad, M.
Kabir Hassan
and Yasser
Alhenawi
(2010)
12 Islamic funds
and 16 conventional
mutual funds in the
Saudi Arabia Jan
2003 – Dec 2010
Sharpe Ratio,
Treynor
Ratio, MM
measure, TT
measure, IR
measure
Reksadana syariah
dilakukan lebih baik dari
dana konvensional selama
pasar bearish, sementara
reksadana konvensional
dilakukan lebih baik dari
yang Islam selama pasar
bullish. Manajer HSBC
yang baik akan
menunjukkan waktu dan
selektivitas untuk
reksadana syariah selama
periode bearish, dan untuk
reksadana konvensional
selama periode bullish.
Salah satu portofolio
pelajaran penting dari studi
50
kasus ini adalah bahwa
reksadana syariah yang
menawarkan lindung nilai
kesempatan bagi investor
selama kemerosotan
ekonomi karena
pembatasan bahwa hukum
Islam membebankan pada
seleksi portofolio.
9 Andri
Rachmad
Pranoto
(2012)
Analisis Kinerja
Reksadana Syariah
dibandingkan
dengan Reksadana
Konvensional di
Indonesia
Metode
Sharpe,
metode
Treynor dan
metode
Jensen
Reksadana syariah
memiliki kinerja yang lebih
baik dibandingkan dengan
reksadana konvensional.
Untuk risiko, dengan
menggunakan metode
Sharpe yang merupakan
risiko total, reksadana yang
memiliki risiko terendah
adalah reksadana
konvensional. Sedangkan
jika menggunakan metode
Treynor dan Jensen yang
menggunakan risiko
sistematis. Reksadana yang
memiliki risiko terendah
51
adalah reksadana syariah.
Sumber: Kumpulan dari berbagai Jurnal yang telah diolah
Ada beberapa hal yang dapat membedakan penlitian ini dengan beberapa penelitian
terdahulu. Perbedaan – perbedaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Periode pengamatan yang digunakan, pada penelitian ini periode pengamatannya
adalah tahun 2013 – 2015.
2. Objek penelitian. Objek penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu
lebih difokuskan pada kinerja Reksa Dana konvensional dan Reksa Dana syariah
kategori saham saja.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran akan menjelaskan alur pengolahan data kinerja reksadana yang
dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai perbandingan investasi pada reksadana.
Dalam penelitian ini, skema penelitiannya akan ditunjukkan pada gambar 2.3.
52
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Penelitian
Reksadana Saham
Konvensional 2013-
2015
Reksadana Saham 2013-
Syariah2015
SBI dan SBIS IHSG dan JII Data NAB
Reksadana
Proses Olah Data
Menghitung return
Hitung Sharpe Ratio
Hitung Treynor Ratio
Menghitung st.deviasi
Reksadana, IHSG & JII
Menghitung Beta
IHSG & JII
Hitung M2
(M-Square
Ratio)
Hitung Jensen Ratio
Membandingkan Kinerja Reksadana Syariah
dan Konvensional
Uji Normalitas: one sample
Kolmogorov-Sminrov
Uji Normalitas
Uji t-test
Kesimpulan, Saran
Uji Mann-
Whitney
53
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas perumusan masalah yang diajukan.
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang teoritis yang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan adalah sebagai berikut:
- H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksadana saham konvensional dengan
kinerja reksadana saham syariah pada tahun 2013 - 2015
- Ha : Terdapat perbedaan kinerja reksadana saham konvensional dengan kinerja
reksadana saham syariah pada tahun 2013 - 2015
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian tentang kinerja reksadana ini menggunakan data sekunder
yang didapat dari situs BAPEPAM selaku otoritas pasar modal. Di dalam situs BAPEPAM
ini terdapat seluruh daftar nama reksadana yang beredar di Indonesia dari berbagai macam
jenis, periode dan jenis Manajer Investasi. Adapun jenis reksadana konvensional dan
reksadana syariah yang akan diteliti adalah reksadana saham. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis ada atau tidak adanya perbedaan kinerja reksadana saham konvensional dan
reksadana saham syariah di Indonesia yang aktif pada periode tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015. Penelitian terhadap reksadana tersebut akan menggunakan metode Sharpe,
Treynor, Jensen dan M2
(M-Square).
3.2 Metode Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah keseluruhan reksadana saham konvensional maupun reksadana saham
syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dengan sifat operasi reksadana terbuka
(open end funds) yang sudah dipublikasikan secara umum di Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013– 2015.
Populasi reksadana saham yang masih aktif sampai tahun 2016 sebanyak 222
reksadana yang terdaftar di Bapepam-LK. Dari 222 reksadana saham yang terdaftar di
55
Bapepam-LK meliputi 29 reksadana kategori saham syariah, dan untuk reksadana kategori
saham konvensional sebanyak 193 reksadana.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono: 116). Dari populasi tersebut tidak semua populasi dijadikan sampel pada
penelitian ini. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling,
yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu terlebih dahulu. Adapun kriteria penentuan
sampel yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1. Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham).
2. Manajer investasi yang memiliki reksadana basis operasional konvensional dan
syariah.
3. Reksadana saham baik konvensional dan syariah yang dipilih adalah yang sudah
dan tetap aktif serta tercatat di Bapepam selama periode penelitian (2013-2015).
Berdasarkan populasi yang memenuhi kriteria tersebut, maka akan digunakan sebagai
sampel atau objek dalam penelitian ini, ada 18 sampel reksadana terdiri dari 9 reksadana
saham dari sub kategori konvensional dan 9 reksadana saham dari sub kategori syariah.
Data yang diambil adalah data Nilai Aktiva Bersih (NAB). Untuk reksadana saham
kategori konvensional dan syariah, akan dinilai menggunakan metode Sharpe, Treynor,
Jensen dan M-Square, kemudian dibandingkan dari sisi kinerja reksadana konvensional dan
syariah selama tiga tahun (dari Desember 2012 hingga Desember 2015).
Pada tabel 3.1 berikut ini dapat dilihat nama reksadana saham yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
56
Tabel 3.1
Sampel Reksadana yang Akan Diteliti
Manajer Investasi
Manajer Investasi
Konvensional Syariah
PT Batavia Prosperindo Aset
Manajemen
Batavia Dana Saham
Optimal
Batavia Dana Saham
Syariah
PT CIMB Principal Asset
Management
CIMB-Principal Equity
Aggressive
CIMB-Principal Islamic
Equity Growth Syariah
PT Ciptadana Asset
Management
Rencana Cerdas Cipta Syariah Equity
PT Mandiri Manajemen
Investasi
Reksadana Mandiri
Investa Atraktif
Mandiri Investa Atraktif-
Syariah
PT Panin Asset Management Panin Dana Maksima Panin Dana Syariah
Saham
PT Trimegah Asset
Management
Trim Kapital RD Trim Syariah Saham
PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia
Manulife Saham Andalan Reksadana Manulife
Syariah Sektoral
Amanah
PT PNM Investment
Management
PNM Saham Agresif Reksadana PNM Ekuitas
Syariah
PT BNP Paribas Investment
Partners
BNP Paribas Ekuitas BNP Paribas Pesona
Amanah
57
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yakni dimana metode tersebut merupakan metode yang digunakan untuk
pengumpulan data sekunder dan data kepustakaan.
1. Metode Kepustakaan
Pengumpulan data dalam penelitian ini yang didapatkan dari beberapa bahan
yang mendukung dan terkait antara lainnya melalui buku-buku yang ada, serta
jurnal-jurnal dan skripsi.
2. Data Sekunder (Internet Research)
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
dokumen atau laporan yang bersumber dari instansi atau pihak-pihak lain yang
berkaitan dan mendukung terhadap penelitian ini. Dalam penelitian ini
merupakan data yang didapat dari BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia dan Bank
Indonesia. Data tersebut terdiri dari:
a. List reksadana saham konvensional dan reksadana saham syariah yang aktif
dan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari reksadana saham selama periode
bulan Desember tahun 2012 sampai dengan bulan Desember tahun 2015
yang diperoleh dari website resmi Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam). Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) ini digunakana karena
merupakan nilai inti dari sebuah reksadana. NAB merupakan harga suatu
reksadana yang dipergunakan sebagai harga jual atau harga beli dari suatu
reksadana sehingga investor dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
dari hasil menjual atau membeli suatu reksadana.
(www.bapepam.go.id)
58
b. Data tingkat suku bunga bebas risiko yakni menggunakan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia/Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SWBI/SBIS), berupa tingkat suku bunga yang
ditawarkan oleh Bank Indonesia selama tahun penelitian yang diperoleh
dari situs resmi Bank Indonesia. Tingkat suku bunga SBI dan SWBI/SBIS
ini akan digunakan sebagai acuan tingkat pengembalian asset bebas risiko
(risk free). Reksadana Syariah akan menggunakan tingkat suku bunga
SWBI/SBIS sebagai risk free sedangkan Reksadana konvensional
menggunakan SBI sebagai risk free. Data SBI dan SWBI/SBIS yang
digunakan adalah SBI dan SWBI/SBIS dalam periode 1 Januari 2013
sampai dengan 31 Desember 2015
(http://www.bi.go.id)
c. Data IHSG dan JII ini digunakan sebagai indikator pasar. Indikator ini
penting untuk investor sebagai panduan untuk berinvestasi. Hal ini
dikarenakan dalam IHSG dan JII ini tergambar kondisi pasar secara
menyeluruh. Oleh karena itu Reksadana merupakan salah satu instrumen
pasar modal, maka data IHSG dan JII ini penting sebagai bagian dalam
melakukan analisis. Reksadana konvensional akan menggunakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai benchmark sedangkan Reksadana
syariah akan menggunakan Jakarta Islamic Index sebagai benchmark. Data
tentang IHSG dan JII diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
(http://finance.yahoo.com)
59
3.4 Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam istilah, perlu kiranya diberi penegasan istilah
yaitu sebagai berikut:
1. Kinerja reksadana saham syariah adalah suatu ukuran mengenai tingkat pencapaian
keuntungan atau kerugian yang diperoleh masing-masing reksadana saham syariah
yaitu reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelola dalam bentuk efek ekuitas dimana instrumen investasi yang dipilih berbasis
pada prinsip-prinsip Islam seperti kegiatan usaha yang tidak melakukan riba dan halal
yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII).
2. Kinerja reksadana saham konvensional adalah ukuran mengenai tingkat keuntungan
atau kerugian yang diperoleh masing-masing reksadana saham dengan melihat NAB
per unit penyertaan.
3. Nilai Aktiva Bersih merupakan jumlah aset setelah dikurangi kewajiban-kewajiban
yang ada. Sedangkan NAB per unit penyertaan merupakan jumlah NAB dibagi
dengan jumlah nilai unit penyertaan yang beredar. Jika NAB mengalami kenaikan
atau penurunan, karena NAB tersebut sangat tergantung akan kinerja aset yang
merupakan portofolio reksadana tersebut. Kalau harga pasar aset-aset suatu reksadana
mengalami kenaikan maka NAB nya tentu akan mengalami kenaikan, demikian
sebaliknya (Tjipton dan fakrudin:177,2011).
4. Metode Sharpe adalah metode untuk mengukur kinerja reksadana saham dengan
mempertimbangkan semua total risiko dari reksadana yang bersangkutan. Sp = (Ri -
Rf)/ σp (Tandelilin, 2001:324).
60
5. Metode Terynor, metode ini menggunakan asumsi bahwa portofolio sudah
terdiversifikasi secara sempurna sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko
sistematis yaitu Beta (β). Tp = (Ri – Rf)/βi (Tandelilin, 2001:327)
6. Metode Jensen adalah suatu metode yang menunjukkan selisih antara return
portofolio dan premi risiko portofolio yang seharusnya diterima dengan tingkat risiko
sistematis tertentu. Jpi = ( R p - R f) – β ( R m - R f) (Tandelilin, 2001:330).
7. Metode M2 (M-Square) adalah metode yang menghitung berapa besar tingkat
pengembalian suatu portofolio jika memiliki standar deviasi yang sama dengan
portofolio pasar atau benchmark nya. (Bahtiar Usman dan Indri Ratnasari, 2004).
3.5 Metode Pengolahan Data
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja reksadana
menggunakan metode Sharpe, Jensen, Treynor dan M2
(M-Square) yaitu:
3.5.1 Menghitung Return NAB, IHSG dan JII
1. Mencari return masing-masing reksadana perbulan. Return reksadana dihitung
dengan rumus:
RRD
Dimana:
RRD = Return Reksadana
NABt = Nilai Aktiva Bersih periode t
NABt-1 = Nilai Aktiva Bersih periode t-1
Menghitung rata-rata dari return setiap reksadana. Rata-rata return reksadana
dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata geometri dari masing-masing
reksadana.
61
2. Menghitung return benchmark IHSG dan JII per bulan dengan rumus:
RIHSG =
Dimana:
RIHSG = Return IHSG
IHSGt = Nilai IHSG pada periode t
IHSGt-1 = Nilai IHSG pada periode t-1
RJII =
Dimana:
RJII = Return JII
JIIt = Nilai Pasar JII periode t
JIIt-1 = Nilai pasar JII pada periode t-1
Menghitung rata-rata dari return pasar IHSG dan JII. Rata-rata return pasar per
bulan dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata geometri.
3.5.2 Menghitung Rata-rata Tingkat Suku Bunga SBI dan SWBI/SBIS
Untuk pendekatan imbal hasil bebas risiko (risk free return) yang digunakan
adalah data SBI dan SWBI/SBIS, karena SBI dan SWBI/SBIS sudah merupakan
return maka tidak perlu di return kan lagi. Data SBI dan SWBI/SBIS ini
kemudian disebut dengan Rf.
3.5.3 Menghitung Standar Deviasi Portofolio
Perhitungan standar deviasi dilakukan terhadap tingkat return kedua reksadana
dengan rumus:
62
σ = √
Dimana:
σ = Standar deviasi
x = Nilai data (sampel)
µ = Rata-rata hitung
n = Jumlah data
Menghitung standar deviasi menggunakan formula dari “stdev” pada microsoft
excel. Standar deviasi portofolio didapatkan dari “stdev” return NAB
reksadana. Dengan diperolehnya nilai standar deviasi ini maka akan diketahui
risiko total dari sebuah portofolio.
3.5.4 Menghitung β (beta)
Risiko sistematik diukur dengan koefisien beta. Beta portofolio mengukur
tingkat kepekaan portofolio terhadap perubahan pasar. Koefisien beta diukur
dengan slope yang diperoleh dengan meregresikan return portofolio dengan
return pasar. Adapun persamaan regresi untuk mencari beta suatu portofolio
adalah sebagai berikut:
Rp= α + β (Rm)
3.5.5 Melakukan penilaian kinerja reksadana berdasarkan Risk-Adjusted Return
(Sharpe, Treynon, Jensen M2-Square)
a. Metode Sharpe
63
Melakukan analisis perhitungan menggunakan Risk-Adjusted Return dengan
metode Sharpe adalah sebagai berikut:
1. Menghitung terlebih dahulu return NAB reksadana yang diperoleh dengan
cara menselisihkan antara NAB per unit penyertaan bulan sekarang dengan
NAB per unit penyertaan bulan sebelumnya.
2. Menghitung rata-rata return NAB pertahun dengan rata-rata geometri.
3. Langkah berikutnya adalah mencari standar deviasi untuk masing-masing
reksadana tersebut dengan program microsoft excel. Data berikutnya yang
juga dibutuhkan dalam perhitungan ini adalah data risk free (Rf) yang
diperoleh dari tingkat suku bunga SBI/SBIS.
4. Menghitung Sharpe ratio dengan mengkurangkan rata-rata tahunan return
NAB denga rata-rata tahunan risk free rate, kemudian hasilnya (excess
return) dibagi dengan standart deviasi tahunan.
Rumus Sharpe ratio:
Spi = R R
Dimana:
Spi = Nilai Sharpe portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
σp = Standar deviasi atau total risiko portofolio
b. Metode Treynor
Melakukan analisis perhitungan menggunakan Risk-Adjusted Return dengan
metode Treynor adalah sebagai berikut:
64
1. Menghitung terlebih dahulu return NAB reksadana yang diperoleh dengan
cara menselisihkan antara NAB per unit penyertaan bulan sekarang dengan
NAB per unit penyertaan bulan sebelumnya.
2. Menghitung rata-rata return NAB pertahun dengan rumus rata-rata
geometri.
3. Langkah berikutnya adalah melakukan regresi sederhana untuk mencari
beta (β) yang merupakan fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Data
berikutnya yang juga dibutuhkan dalam perhitungan ini adalah data risk
free (Rf) yang diperoleh dari tingkat suku bunga SBI/SBIS.
4. Menghitung Treynor ratio dengan mengkurangkan rata-rata tahunan return
NAB denga rata-rata tahunan risk free rate, kemudian hasilnya (excess
return) dibagi dengan beta tahunan.
Rumus Treynor ratio:
Tpi = R R
β
Dimana:
Tpi = Nilai Treynor portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
β = Beta portofolio (risiko pasar atau risiko sistematis)
c. Metode Jensen
Melakukan analisis perhitungan menggunakan Risk-Adjusted Return dengan
metode Jensen adalah sebagai berikut:
65
Langkah pengerjaannya sama seperti Treynor, tetapi untuk mengukur indeks
Jensen dilakukan penyelisihan antara return portofolio (reksa dana) terhadap
return bebas risiko (SBI/SBIS) lalu dikurangi dengan hasil dari beta yang
dikalikan dengan selisih antara return pasar (IHSG/JII).
Rumus Indeks Jensen:
Jpi = ( R p - R f) – β ( R m - R f)
Dimana:
Jpi = Nilai Jensen portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
R m = Rata-rata return pasar
β = Beta portofolio (risiko pasar atau risiko sistematis)
d. Metode M2
(M-Square)
Melakukan analisis perhitungan menggunakan Risk-Adjusted Return dengan
metode M-Square adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama diperoleh dari menghitung Sharpe
2. Kemudian dikalikan dengan standar deviasi pasar
3. Ditambah dengan suku bunga bebas risiko
4. Kemudian dikurangi dengan return pasar
Rumus indeks M-Square:
M2
= R f + ( R R
) σm – R m
Dimana:
66
M2
= Nilai rasio M2
(M-Square)
Rp = Rata-rata tingkat pengembalian portofolio
Rf = Rata-rata risk free rate
σp = Standart deviasi portofolio
σm = Standart deviasi pasar
Untuk selengkapnya tentang definisi variable-variabel operasional yang
digunakan pada metode dalam pengukuran kinerja Reksadana, dapat dilihat
pada table berikut ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Operasional Skala Pengukuran
1 Return
Reksadana
Saham
Return Reksadana
periode tertentu
Ratio
RRD
2 Return
Pasar IHSG
dan JII
Ukuran kemampuan
kinerja pasar sebagai
benchmark-nya pada
periode tertentu
Ratio
RIHSG =
RJII =
3 Risk Free Merupakan investasi
dengan bebas risiko yang
diasumsikan dengan
tingkat rata-rata suku
bunga SBI dan
SWBI/SBIS pada suatu
periode tertentu
Ratio
R f =
4 Standar
Deviasi
Portofolio
Standar deviasi
menggambarkan
penyimpangan yang
terjadi dari rata-rata
return yang dihasilkan
pada Reksadana dan
pasar pada periodeterentu
Ratio
σ = √
67
5 Beta (β) Risiko pasar Ratio
β =
6 Metode
Sharpe
Metode yang digunakan
untuk mengukur kinerja
Reksadana dan
benchmark yang
didasarkan pada seberapa
besar penambahan hasil
investasi yang diperoleh
untuk setiap unit risiko
yang diambil
Ratio
Spi = R R
7 Metode
Treynor
Metode Treynor
menggunakan beta (β)
yang merupakan risiko
sistematisnya
Ratio
Tpi = R R
8 Metode
Jensen
Metode yang digunakan
untuk menilai kinerja
Reksadana dan
benchmark
Jpi = ( R p - R
f) – β ( Rm - R
f)
9 Metode M2
(M-Square)
Metode yang menghitung
berapa besar tingkat
pengembalian suatu
portofolio jika memiliki
standart deviasi yang
sama dengan portofolio
pasar atau benchmark
nya
M
2 = R f + ( R R
) σm –
R m
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data sampel dalam penelitian ini menggunakan one-sample
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Metode analisis data yang digunakan
untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian ini adalah parametric statistic (independent
sample t-test) untuk data berdistribusi normal, sedangkan untuk data berdistribusi tidak
normal menggunakan non parametric statistic (Mann-Whitney)
68
Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal. Berdasarkan uji
statistik diperoleh gambaran sebagai berikut:
Proses pengambilan keputusan:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Dasar pengambilan keputusan:
Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
Probabilitas < 0.05 maka H1 diterima
3.6.2 Parametric Statistic (Uji Independent Sample T-Test)
Uji beda untuk jenis penelitian yang menghasilkan data berskala interval, pada
umumnya dimaksudkan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung diantara kelompok-
kelompok tertentu yang memiliki persyaratan tertentu yang diteliti. Jika kelompok sampel
yang ingin diuji perbedaan rata-rata hitungnya hanya terdiri dari dua kelompok, teknik
statistik yang dipergunakan pada umumnya adalah teknik t-test. Untuk menguji dua
kelompok yang subjeknya berbeda, namun dikenakan perlakuan yang sama, maka teknik
analisis yang dapat digunakan adalah t-test untuk sampel bebas (independent sample)
(Burhan Nurgiyantoro, 2004).
Menurut Purbayu dan Ashari (2005:60), tahap-tahap yang harus dilakukan untuk
menguji hipotesis diawali dengan pemilihan level signifikansi, pemilihan alat uji statistik
yang digunakan, penentuan titik kritis pengambilan keputusan, perhitungan nilai statistik dan
penentuan keputusan statistik dan interpretasi.
Jika nilai t hitung > t table, maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.
69
Dan sebaliknya bila nilai t hitung < t table, maka Ha diterima yang berarti
terdapat perbedaan yang signifikan.
Uji t atau uji beda dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Data total skor (yang menjadi tolak ukur kinerja) dari seluruh reksadana yang
dinilai dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok syariah dan kelompok
konvensional.
Gunakan fungsi Analysis-Independent Sample untuk mengolah kedua kelompok
kedua kelompok data tersebut.
3.6.3 Non Parametic Statistic (Uji Mann-Whitney)
Tes nonparametrik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
respon dari 2 populasi data yang saling independen ketika data lebih lemah dari skala
interval. Uji ini dapat disamakan dengan t-test untuk 2 kelompok yang independen ketika
terjadi pelanggaran terhadap asumsi normalitas atau skala data tidak sesuai untuk uji t
(Suseno, 2012). Dasar pengambilan keputusan:
Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
Probabilitas < 0.05 maka Ha diterima
70
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Hasil Rata-rata Return Tahunan Reksadana Saham
Langkah pertama yang digunakan untuk menghitung hasil rata-rata return
tahunan adalah dengan menghitung return dari Nilai Aktiva Bersih dengan rumus
sebagai berikut:
RRD
Dimana:
RRD = Return Reksadana
NABt = Nilai Aktiva Bersih periode t
NABt-1 = Nilai Aktiva Bersih periode t-1
Berikut contoh perhitungan return bulanan dari reksadana saham konvensional
Batavia Dana Saham Optimal pada bulan Januari 2013:
RRD
0.00886
Perhitungan return bulanan pada bulan yang lain dihitung dengan menggunakan
rumus yang sama. Data return bulanan ini dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 1
hal 104.
Langkah kedua dalam perhitungan ini adalah mencari rata-rata return tahunan
reksadana saham. Cara untuk menghitung rata-rata return tahunannya dengan
menggunakan rata-rata geometrik adalah dengan mengakarkan jumlah return bulanan
71
reksadana saham yang sudah ditambah satu setiap bulannya dengan jumlah periodenya,
kemudian dikurangkan dengan satu. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
R p = [(1+Rp1)( 1+Rp2)( 1+Rp3)… (1+Rpn)]1/n
-1
Dimana:
R p = Rata-rata return portofolio
Rp = Return portofolio
N = Jumlah periode evaluasi
Berikut contoh perhitungan rata-rata return tahunan reksadana saham
konvensional Batavia Dana Saham pada bulan Januari 2013 sampai dengan Desember
2013:
R p = [(1+1.00886)(1+1.09180)(1+0.11157)(1+0.32220)(1+-0.03763)(1+0.12561)(1+ -
0.01010)(1+ -0.09590)(1+0.02677)(1+0.06041)(1+-0.04805)(1+0.13655)]1/12
- 1
= 0.05255
Perhitungan rata-rata return tahunan pada tahun yang lain dihitung dengan
menggunakan rumus yang sama. Data rata-rata return tahunan ini dapat dilihat
selengkapnya pada lampiran 2 hal 106.
2. Hasil Rata-rata Return Tahunan Benchmark
Return bulanan benchmark yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari
data bulanan IHSG dan JII. Cara yang digunakan sama dengan menghitung return
bulanan reksadana saham, yaitu sebagai berikut:
Rm =
dan Rm =
Dimana:
72
Rm = Return pasar
IHSGt dan JIIt = IHSG dan JII pada periode pengukuran
IHSGt-1 dan JIIt-1 = IHSG dan JII pada periode sebelum pengukuran
Perhitungan return bulanan IHSG pada bulan Januari 2013:
Rm =
= 0.0303
Perhitungan return bulanan IHSG pada bulan yang lain dihitung dengan
menggunakan rumus yang sama. Data return bulanan IHSG ini dapat dilihat
selengkapnya pada lampiran 5 hal 110.
Langkah kedua dalam perhitungan ini adalah mencari rata-rata return tahunan
IHSG. Cara untuk menghitung rata-rata return tahunannya dengan menggunakan rata-
rata geometrik adalah dengan mengakarkan jumlah return bulanan benchmark yang
sudah ditambah satu setiap bulannya dengan jumlah periodenya, kemudian dikurangkan
dengan satu. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
R m = [(1+Rm1)( 1+Rm2)( 1+Rm3)… (1+Rmn)]1/n
-1
Dimana:
R m = Rata-rata return portofolio
Rm = Return pasar
N = Jumlah periode evaluasi
Berikut contoh perhitungan rata-rata return tahunan IHSG pada bulan Januari
2013 dampai dengan Desember 2013:
R m = [(1+0.0303)(1+0.0756)(1+0.02970)(1+0.0217)(1+0.0096)(1+0.0464)(1+0.03)
(1+0.0918)(1+0.0285)(1+0.0453)(1+0.0486)(1+0.00)
= 0.000984
73
Perhitungan rata-rata return tahunan IHSG dan JII pada periode yang lain
dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
3. Hasil Rata-rata Bulanan Investasi Bebas Risiko
Perhitungan rata-rata return bulanan investasi bebas risiko diperoleh dari rata-rata
return mingguan BI rate dalam periode berikut:
R f =
Dimana :
R f = Rata-rata return bulanan investasi bebas risiko
∑ SBI = Jumlah BI rate pada periode tertentu
∑ Periode = Jumlah periode perhitungan
Berikut contoh perhitungan rata-rata return tahunan dari investasi bebas risiko
pada bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013:
R f =
= 0.06080
Perhitungan rata-rata return tahunan BI rate pada periode yang lain dihitung
dengan menggunakan rumus yang sama. Data return bulanan dan rata-rata return SBI
dan SWBI/SBIS ini dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 7 hal 112.
4. Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode Sharpe
Langkah pertama dalam perhitungan kinerja menggunakan metode Sharpe adalah
dengan menghitung standard deviasi dari masing-masing reksadana saham
konvensional dan reksadana saham syariah. Perhitungan standar deviasi pada penelitian
74
ini menggunakan program Microsoft Excel dengan rumus (=stdev) atau dengan rumus
manual sebagai berikut:
σ = √
Dimana:
σ = Standar deviasi
x = Nilai data (sampel)
µ = Rata-rata hitung
n = Jumlah data
Langkah selanjutnya adalah menghitung kinerja menggunakan metode Sharpe
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Spi = R R
Dimana:
Spi = Nilai Sharpe portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
σp = Standar deviasi atau total risiko portofolio
Berikut contoh perhitungan kinerja dari reksadana konvensional Batavia Dana
Saham menggunakan metode Sharpe pada bulan Januari 2013 sampai dengan bulan
Desember 2013:
SRD Batavia Dana Saham =
= -0.07721
75
Kinerja dari reksadana Batavia Dana Saham dengan menggunakan metode
Sharpe diperoleh -0.07721. Perhitungan kinerja reksadana saham menggunakan metode
Sharpe yang lain dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
5. Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode Treynor
Langkah pertama dalam perhitungan kinerja menggunakan metode Treynor
adalah dengan menghitung beta dari masing-masing reksadana saham sebagai pembagi.
Perhitungan beta pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
β =
Dimana:
β = Beta portofolio
σij = Kovarians antara return pasar dan return portofolio
σm2
= Varians pasar
Kovarians pada penelitian ini menggunakan proxy dari σ (IHSG) x ( R p). Beta
yang diperoleh pada Batavia adalah sebesar 1.01013.
Langkah selanjutnya adalah menghitung kinerja menggunakan metode Treynor
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tpi = R R
Dimana:
Tpi = Nilai Treynor portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
β = Beta portofolio (risiko pasar atau risiko sistematis)
76
Berikut contoh perhitungan kinerja dari reksadana konvensional Batavia Dana
Saham dengan metode Treynor pada bulan Januari 2013 sampai dengan Desember
2013:
TRD Batavia Dana Saham =
= -0.00816
Kinerja dari reksadana Batavia Dana Saham dengan menggunakan metode
Treynor diperoleh -0.00816. Perhitungan kinerja reksadana saham menggunakan
metode Treynor yang lain dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
6. Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode Jensen
Pada perhitungan menggunakan metode Jensen, variable yang digunakan adalah
rata-rata return tahunan, rata-rata return investasi bebas risiko, rata-rata return tahunan
IHSG/JII, dan beta portofolio. Rumus yang digunakan untuk mengukur kinerja
menggunakan metode Jensen adalah sebagai berikut:
Jpi = ( R p - R f) – β ( R m - R f)
Dimana:
Jpi = Nilai Jensen portofolio i
R p = Rata-rata return portofolio
R f = Rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
R m = Rata-rata return pasar
β = Beta portofolio (risiko pasar atau risiko sistematis)
Berikut contoh perhitungan kinerja dari reksadana konvensional Batavia Dana
Saham dengan metode Jensen pada bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013:
77
Jpi = ( R p - R f) – β ( R m - R f)
= (0.05255 – 0.06079) – 1.01013 (0.00098 – 0.06079)
= 0.05217
Perhitungan kinerja reksadana saham menggunakan metode Jensen yang lainnya
dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
7. Hasil Perhitungan Kinerja Menggunakan Metode M2
(M-Square)
Langkah pertama dalam perhitungan kinerja menggunakan metode M-Square
adalah dengan menghitung standard deviasi dari benchmarknya (IHSG/JII).
Perhitungan standar deviasi pada penelitian ini menggunakan program dari Microsoft
Excel dengan rumus (=stdev).
Langkah selanjutnya adalah menghitung kinerja menggunakan metode M-Square.
Pada perhitungan menggunakan metode M2(M-Square), variabel yang digunakan
adalah hasil dari indeks Sharpe, rata-rata return investasi bebas risiko, rata-rata return
tahunan IHSG/JII, dan standar deviasi IHSG/JII. Rumus yang digunakan untuk
mengukur kinerja menggunakan metode M2(M-Square) adalah sebagai berikut:
M2 = R f + ( R R
) σm – R m
Dimana:
M2
= Nilai rasio M2
Rp = Rata-rata tingkat pengembalian portofolio
Rf = Rata-rata risk free rate
σp = Standart deviasi portofolio
σm = Standart deviasi pasar
78
Berikut contoh perhitungan kinerja dari reksadana Batavia Dana Saham
menggunakan metode M-Square pada bulan Januari 2013 sampai dengan Desember
2013:
M2 = 0.06839 +
0.04545 – 0.00098
= 0.05630
Perhitungan kinerja reksadana saham menggunakan metode M-Square yang lain
dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
4.2 Pembahasan
Dalam subbab ini akan dianalisis dan dilakukan pembahasan hasil analisis kategori
reksadana saham. Delapan belas produk reksadana yang dijadikan objek dalam penelitian ini
dari sub kategori konvensional dan dari sub kategori syariah untuk kategori reksadana saham.
Selain itu, produk reksadana baik dari sub kategori konvensional maupun syariah dari
masing-masing perusahaan investasi tersebut telah beroperasi lebih dari tiga tahun terhitung
mundur sejak bulan Desember 2015.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Risk Adjusted Return (Sharpe,
Jensen, Treynor dan metode M2
(M-Square). Dengan dilakukan analisis ini nantinya akan
diketahui reksadana jenis konvensional ataupun syariah yang memiliki kinerja terbaik, dan
juga dapat diketahui adakah perbedaan antara kinerja reksadana saham konvensional dan
reksadana saham syariah dalam pengujiannya yang menggunakan metode Sharpe, Treynor,
Jensen,dan M-Square.
79
4.2.1 Kinerja Reksadana Konvensional yang Dianalisis dengan Metode Risk
Adjusted Return (Sharpe, Treynor, Jensen dan M-Square)
a. Analisis Berdasarkan Metode Sharpe
Analisis kinerja dengan menggunakan metode Sharpe merupakan metode yang
mengukur tingkat excess return pada setiap unit risiko portofolio. Semakin tinggi nilai
indeks Sharpe memiliki arti bahwa semakin baik kinerja reksadananya
Tabel 4.1 Hasil kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan
metode Sharpe periode 2013 - 2015
Reksadana Sharpe
2013
Sharpe
2014
Sharpe
2015
Batavia Dana Saham Optimal -0.07721 0.04376 -0.91453
CIMB-Principal Aggressive -0.70838 0.01323 -0.54896
Rencana Cerdas -1.23245 -1.29618 -0.13009
Mandiri Investa Atraktif -0.42058 0.35532 -0.61570
Panin Dana Maksima 0.26954 0.07154 -0.28027
Trim Kapital -0.28296 0.41780 -0.31767
Manulife Saham Andalan 0.17164 0.34084 -0.70162
PNM Saham Agresive 0.50462 -0.44423 -0.12460
BNP Paribas Ekuitas -0.22459 -0.24394 -0.06862
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham konvensional pada tahun
2013 menggunakan metode sharpe 3 reksadana menunjukkan kinerja yang positif yaitu
reksadana Panin Dana Maksima, Manulife Saham Andalan, PNM Saham Agresive.
Terdapat 6 reksadana menunjukkan kinerja negatif yaitu Batavia Dana Saham Optimal,
80
CIMB-Principal Aggressive, Rencana Cerdas, Mandiri Investa Atraktif, Trim Kapital,
BNP Paribas Ekuitas.
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 6 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana Batavia Dana Saham Optimal, CIMB-Principal
Aggressive, Mandiri Investa Atraktif, Panin Dana Maksima, Trim capital, Manulife
Saham Andalan. Terdapat 3 reksadana menunjukkan kinerja yang negatif yaitu
reksadana rencana cerdas, PNM Saham Agresive dan BNP Paribas Ekuitas.
Untuk tahun 2015 terdapat 9 reksadana menunjukkan kinerja yang negatif dan
tidak terdapat reksadana yang positif. Reksadana saham konvensional dengan hasil
positif menunjukkan bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas
risiko. Hal ini mengindikasikan bahwa berinvestasi pada reksadana saham dengan hasil
kinerja Sharpe yang positif layak dijadikan sebagai tempat investasi dan akan lebih
menguntungkan dari pada berinvestasi pada asset bebas risiko (dalam hal ini SBI).
Semakin besar hasil indeks sharpe yang diperoleh maka semakin baik pula kinerja
suatu reksadana saham karena memberikan return yang tinggi atas risiko individual
yang ditanggungnya.
b. Analisis Berdasarkan Metode Treynor
Analisis kinerja menggunakan metode Treynor merupakan metode yang mengukur
tingkat excess return terhadap risiko sistematis yang tergambar dengan nilai beta.
Semakin tinggi nilai rasio Treynor memiliki arti bahwa semakin baik kinerja reksadana.
Tabel 4.2 Hasil kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan
metode Treynor periode 2013 - 2015
Reksadana Treynor
2013
Treynor
2014
Treynor
2015
81
Batavia Dana Saham Optimal -0.00816 -0.00512 -0.04614
CIMB-Principal Aggressive -0.03920 0.00086 -0.04721
Rencana Cerdas -0.12046 -0.05572 -0.01291
Mandiri Investa Atraktif -0.03048 -0.02354 -0.04376
Panin Dana Maksima 0.01892 0.00336 -0.01339
Trim Kapital -0.02995 -0.01748 -0.01967
Manulife Saham Andalan 0.05595 -0.01535 -0.04864
PNM Saham Agresive 0.09584 -0.19356 0.02185
BNP Paribas Ekuitas -0.01225 0.01768 -0.00462
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham konvensional pada tahun
2013 menggunakan metode Treynor 3 reksadana menunjukkan kinerja yang positif
yaitu reksadana Panin Dana Maksima, Manulife Saham Agresive, dan PNM Saham
Andalan. Terdapat 6 reksadana menunjukkan kinerja negatif yaitu reksadana Batavia
Dana Saham Optimal, CIMB-Principal Aggressive, Rencana Cerdas, Mandiri Investa
Atraktif, Trim Kapital dan BNP Paribas Ekuitas.
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 3 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana CIMB-Principal Aggressive, Panin Dana Maksima, dan
BNP Paribas Ekuitas. Terdapat 6 reksadana menunjukkan kinerja yang negatif yaitu
reksadana Batavia Dana Saham Optimal, Rencana Cerdas, Mandiri Investa Atraktif,
Trim Kapital, Manulife Saham Andalan, dan PNM Saham Agresive.
Untuk tahun 2015 terdapat 8 reksadana menunjukkan kinerja yang negatif yaitu
reksadana Batavia Dana Saham Optimal, CIMB, Rencana Cerdas, Mandiri Investa
Atraktif, Panin Dana Maksima, Trim Kapital, Manulife Saham Andalan dan BNP
Paribas. Terdapat 1 reksadana yang positif yaitu PNM Saham Agresive.
82
Reksadana saham konvensional dengan hasil positif mempunyai return yang
hasilnya melebihi return investasi bebas risiko. Hal ini mengindikasikan bahwa
berinvestasi pada reksadana saham dengan hasil kinerja Treynor yang positif akan lebih
menguntungkan dari pada berinvestasi pada asset bebas risiko (dalam hal ini SBI) hal
ini menunjukkan bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko.
Semakin besar hasil indeks Treynor yang diperoleh maka semakin baik pula kinerja
suatu reksadana saham karena memberikan return yang tinggi atas risiko sistematis
yang ditanggungnya.
c. Analisis Berdasarkan Metode Jensen
Tabel 4.3 Hasil kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan
metode Jensen periode 2013 - 2015
Reksadana Jensen
2013
Jensen
2014
Jensen
2015
Batavia Dana Saham Optimal 0.05217 -0.04853 0.05722
CIMB-Principal Aggressive 0.03160 0.18014 0.04578
Rencana Cerdas -0.04605 -0.00103 0.11544
Mandiri Investa Atraktif -0.02232 0.05364 -0.05502
Panin Dana Maksima 0.02257 -0.01267 -0.00022
Trim Kapital -0.02034 0.08364 -0.00480
Manulife Saham Andalan 0.01598 0.04555 -0.03311
PNM Saham Agresive 0.08784 -0.06291 -0.03454
BNP Paribas Ekuitas -0.00883 -0.00369 0.01116
Sumber: Diolah Peneliti 2016
83
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham konvensional pada tahun
2013 menggunakan metode Jensen terdapat 5 reksadana menunjukkan kinerja yang
positif yaitu reksadana Batavia Dana Saham Optimal, CIMB-Principal Aggresive,
Panin Dana Maksima, Manulife Saham Andalan, PNM Saham Agresive. Terdapat 4
reksadana menunjukkan kinerja negatif yaitu reksadana Rencana Cerdas, Mandiri
Investa Atraktif, Trim Kapital dan BNP Paribas Ekuitas.
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 4 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu CIMB-Principal Aggressive, Trim Kapital, Mandiri Investa
Atraktif, Manulife Saham Andalan. Terdapat 5 reksadana menunjukkan kinerja yang
negatif yaitu Batavia Dana Saham Optimal, Rencana Cerdas, Panin Dana Maksima,
PNM Saham Agresive dan BNP Paribas Ekuitas.
Untuk tahun 2015 terdapat 4 reksadana yang positif yaitu reksadana Batavia Dana
Saham Optimal, CIMB-Principal Aggresive, Rencana Cerdas, dan BNP Paribas
Ekuitas. Terdapat 5 reksadana menunjukkan kinerja yang negatif yaitu Mandiri Investa
Atraktif, Panin Dana Maksima, Trim Kapital, Manulife Saham Andalan, PNM Saham
Agresive.
Hal ini kinerja reksadana saham yang yang positif menunjukkan actual return yang
lebih tinggi dari pada return yang diharapkan. Sedangkan kinerja reksadana saham
yang negative menunjukkan actual return yang lebih rendah dari pada return yang
diharapkan. Semakin besar hasil indeks Jensen yang diperoleh maka semakin baik pula
kinerja suatu reksadana saham karena memberikan actual return yang lebih tinggi dari
pada return yang diharapkan.
84
d. Analisis Berdasarkan Metode M2
(M-Square)
Pengukuran kinerja reksadana menggunakan metode ini bertujuan untuk mengukur
bagaimana kinerja manajer investasi dalam mengelola reksadananya terkait dengan
seberapa besar tingkat pengembalian suatu portofolio jika memiliki standar deviasi
yang sama dengan portofolio pasar atau benchmark nya.
Tabel 4.4 Hasil kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan
metode M2
(M-Square) periode 2013 - 2015
Reksadana M-Square
2013
M-Square
2014
M-Square
2015
Batavia Dana Saham Optimal 0.05630 0.05522 0.04165
CIMB-Principal Aggressive 0.02761 0.05465 0.05673
Rencana Cerdas 0.00379 0.03009 0.07402
Mandiri Investa Atraktif -0.01744 -0.00706 -0.01217
Panin Dana Maksima 0.01393 -0.01238 0.00167
Trim Kapital -0.01118 -0.00589 0.00013
Manulife Saham Andalan 0.00948 -0.00733 -0.01572
PNM Saham Agresive 0.02461 -0.02205 0.00810
BNP Paribas Ekuitas -0.00853 -0.01830 0.01041
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham Konvensional pada tahun
2013 menggunakan metode M2
(M-Square) terdapat 6 reksadana saham menunjukkan
kinerja yang positif yaitu Batavia Dana Saham Optimal, CIMB-Principal Aggressive,
Rencana Cerdas, Panin Dana Maksima, Manulife Saham Andalan, PNM Saham
Agresive. Terdapat 3 reksadana saham menunjukkan kinerja negatif yaitu Mandiri
Investa Atraktif, Trim Kapital, dan BNP Paribas Ekuitas.
85
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 3 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana Batavia Dana Saham Optimal, CIMB-Principal
Aggressive, dan Rencana Cerdas. Terdapat 6 reksadana menunjukkan kinerja yang
negatif yaitu Mandiri Investa Atraktif, Panin Dana Maksima, Trim Kapital, Manulife
Saham Andalan, PNM Saham Agresive, dan BNP Paribas Ekuitas.
Untuk tahun 2015 terdapat 7 reksadana yang positif yaitu reksadana Batavia Dana
Saham Optimal, CIMB-Principal Aggressive, Rencana Cerdas, Panin Dana Maksima,
Trim Kapital, PNM Saham Agresive, dan BNP Paribas Ekuitas. Terdapat 2 reksadana
menunjukkan kinerja yang negative yaitu reksadana Mandiri Investa Atraktif, dan
Manulife Saham Andalan.
Sehingga reksadana saham yang positif tersebut menunjukkan kinerjanya lebih
baik dari pada kinerja pasar (outperform). Sedangkan reksadana saham yang negatif
berkinerja di bawah kinerja pasar (underperform). Pada metode M-Square measure
reksadana yang berkinerja positif atau lebih besar dari M-Square measure pasar (selalu
nol) maka kinerja reksadana baik, atau return reksadana berada di atas return pasar.
Sehingga yang paling tepat untuk diinvestasikan adalah pada reksadana saham yang
mempunyai kinerja positif dan outperform terhadap benchmark.
4.1.2 Kinerja Reksadana Syariah yang Dianalisis dengan Metode Risk Adjusted
Return (Sharpe, Treynor, Jensen dan M-Square)
a. Analisis Berdasarkan Metode Sharpe
Tabel 4.5 Hasil kinerja reksadana saham syariah dengan menggunakan
metode Sharpe periode 2013 – 2015
86
Reksadana Sharpe
2013
Sharpe
2014
Sharpe
2015
Batavia Dana Syariah 0.27450 -0.24968 -0.27731
CIMB-Principal Islamic 0.50974 0.24513 -0.16738
Cipta Syariah Equity 0.37066 0.17287 0.00207
Mandiri Atraktif Syariah -0.29739 0.13572 0.23696
Panin Dana Syariah 0.23492 0.47171 -0.11596
Trim Syariah Saham -0.00286 0.62424 -0.21989
Manulife Syariah -0.09036 -0.05919 -0.46389
PNM Ekuitas Syariah -0.29011 -0.20835 -0.94938
BNP Paribas Syariah 0.65689 -0.91449 -0.55550
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah pada tahun 2013
menggunakan metode Sharpe 5 reksadana menunjukkan kinerja yang positif yaitu
reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah Equity, Panin
Dana Syariah dan BNP Paribas Syariah. Terdapat 4 reksadana menunjukkan kinerja
negatif yaitu reksadana Mandiri Atraktif Syariah, Trim Syariah Saham, Manulife
Syariah dan PNM Ekuitas Syariah.
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 5 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah Equity, Mandiri
Atraktif Syariah, Panin Dana Syariah, dan Trim Syariah Saham. Terdapat 4 reksadana
menunjukkan kinerja yang negatif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, Manulife
Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas Syariah.
Untuk tahun 2015 terdapat 2 reksadana yang menunjukkan kinerja yang positif
yaitu reksadana Cipta Syariah Equity, dan Mandiri Atraktif Syariah. Terdapat 7
87
reksadana menunjukkan kinerja yang negatif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah,
CIMB-Principal Islamic, Panin Dana Syariah, Trim Syariah Saham, Manulife Syariah,
PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas Syariah.
Reksadana saham Syariah dengan hasil positif menunjukkan bahwa return yang
dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko. Hal ini mengindikasikan bahwa
berinvestasi pada reksadana saham dengan hasil kinerja Sharpe yang positif akan lebih
menguntungkan dari pada berinvestasi pada asset bebas risiko (dalam hal ini SBIS) hal
ini menunjukkan bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko.
Semakin besar hasil indeks sharpe yang diperoleh maka semakin baik pula kinerja
suatu reksadana saham karena memberikan return yang tinggi atas risiko individual
yang ditanggungnya.
b. Analisis Berdasarkan Metode Treynor
Tabel 4.6 Hasil kinerja reksadana syariah dengan menggunakan metode
Treynor periode 2013 - 2015
Reksadana Treynor
2013
Treynor
2014
Treynor
2014
Batavia Dana Syariah 0.01623 0.01126 -0.01853
CIMB-Principal Islamic 0.05884 -0.01973 -0.01973
Cipta Syariah Equity 0.04411 -0.00868 0.00039
Mandiri Atraktif Syariah -0.01190 0.01122 0.01800
Panin Dana Syariah 0.04408 0.04536 -0.00813
Trim Syariah Saham -0.00035 -0.02133 -0.01413
Manulife Syariah -0.00536 0.00338 -0.02323
88
PNM Ekuitas Syariah 0.52059 -0.00735 -0.06472
BNP Paribas Syariah 0.10033 0.08541 -0.0341l5
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah pada tahun 2013
menggunakan metode treynor terdapat 6 reksadana menunjukkan kinerja yang positif
yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah Equity,
Panin Dana Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas Syariah. dan 3 reksadana
menunjukkan kinerja negatif yaitu reksadana Mandiri Atraktif Syariah, Trim Syariah
Saham, dan Manulife Syariah.
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 5 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, Mandiri Atraktif Syariah, Panin
Dana Syariah, Manulife Syariah, dan BNP Paribas Syariah. Terdapat 4 reksadana
menunjukkan kinerja yang negatif yaitu CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah Equity,
Trim Syariah Saham, dan PNM Ekuitas Syariah.
Untuk tahun 2015 terdapat 2 reksadana yang positif yaitu reksadana Cipta Syariah
Equity, dan Mandiri Atraktif Syariah. Terdapat 7 reksadana menunjukkan kinerja yang
negatif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-Principal Islamic, Panin Dana
Syariah, Trim Syariah Saham, Manulife Syariah, PNM Ekuitas Syariah, BNP Paribas
Syariah.
Reksadana saham dengan hasil positif mempunyai return yang hasilnya melebihi
return investasi bebas risiko. Hal ini mengindikasikan bahwa berinvestasi pada
reksadana saham dengan hasil kinerja Treynor yang positif akan lebih menguntungkan
dari pada berinvestasi pada asset bebas risiko (dalam hal ini SBIS) hal ini menunjukkan
bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko. Semakin besar
89
hasil yang diperoleh maka semakin baik pula kinerja suatu reksadana saham karena
memberikan return yang tinggi atas risiko sistematis yang ditanggungnya.
c. Analisis Berdasarkan Metode Jensen
Tabel 4.7 Kinerja reksadana saham syariah dengan menggunakan metode
Jensen periode 2013 - 2015
Reksadana Jensen
2013
Jensen
2014
Jensen
2015
Batavia Dana Syariah 0.01798 0.00448 -0.00140
CIMB-Principal Islamic 0.12959 0.07403 -0.02564
Cipta Syariah Equity 0.01800 0.04178 0.00510
Mandiri Atraktif Syariah -0.00262 -0.00188 0.04557
Panin Dana Syariah 0.07693 0.03288 0.01695
Trim Syariah Saham 0.00513 0.21076 0.00155
Manulife Syariah 0.00549 0.01976 -0.00639
PNM Ekuitas Syariah -0.04366 -0.01968 -0.03828
BNP Paribas Syariah 0.08501 -0.01783 -0.01611
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah pada tahun 2013
menggunakan metode Jensen terdapat 7 reksadana menunjukkan kinerja yang positif
yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah Equity,
Panin Dana Maksima, Trim Syariah Saham, Manulife Syariah, dan BNP Paribas
Syariah. Terdapat 2 reksadana menunjukkan kinerja negatif yaitu reksadana Mandiri
Atraktif Syariah dan PNM Ekuitas Syariah.
90
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 6 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-Principal Islamic, Cipta
Syariah Equity, Panin Dana Maksima, Trim Syariah Saham, Manulife Syariah.
Terdapat 3 reksadana menunjukkan kinerja yang negative yaitu reksadana Mandiri
Atraktif Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas Syariah.
Untuk tahun 2015 terdapat 4 reksadana yang positif yaitu reksadana Cipta Syariah
Equity, Mandiri Atraktif Syariah, Panin Dana Maksima, Trim Syariah Saham. Terdapat
5 reksadana menunjukkan kinerja yang negatif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah,
CIMB-Principal Islamic, Manulife Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas
Syariah.
Hal ini kinerja reksadana saham yang yang positif menunjukkan actual return yang
lebih tinggi dari pada return yang diharapkan. Sedangkan kinerja reksadana saham
yang negatif menunjukkan actual return yang lebih rendah dari pada return yang
diharapkan. Semakin besar hasil yang diperoleh maka semakin baik pula kinerja suatu
reksdana saham karena memberikan actual return yang lebih tinggi dari pada return
yang diharapkan.
d. Analisis Berdasarkan Metode M2
(M-Square)
Tabel 4.8 Hasil kinerja reksadana saham syariah dengan menggunakan
metode M2
(M-Square) periode 2013 - 2015
Reksadana M-Square
2013
M-Square
2014
M-Square
2015
Batavia Dana Syariah 0.01859 -0.01807 0.00424
CIMB-Principal Islamic 0.02507 -0.00757 0.00903
Cipta Syariah Equity 0.02124 -0.00910 0.01642
91
Mandiri Atraktif Syariah 0.00286 -0.00989 0.02666
Panin Dana Syariah 0.01750 -0.00276 0.01127
Trim Syariah Saham 0.01096 0.00048 0.00674
Manulife Syariah 0.00855 -0.01403 -0.00390
PNM Ekuitas Syariah 0.00306 -0.01719 -0.02506
BNP Paribas Syariah 0.02912 -0.03219 -0.00789
Sumber: Diolah Peneliti 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja reksadana saham Syariah pada tahun 2013
menggunakan metode M-Square terdapat 9 reksadana saham menunjukkan kinerja yang
positif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah
Equity, Mandiri Atraktif Syariah, Panin Dana Syariah, Trim Syariah Saham, Manulife
Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas Syariah dan tidak ada reksadana
saham menunjukkan kinerja negatif.
Kinerja reksadana saham pada tahun 2014 terdapat 1 reksadana yang menunjukkan
kinerja positif yaitu reksadana Trim Syariah Saham. Terdapat 8 reksadana
menunjukkan kinerja yang negatif yaitu reksadana Batavia Dana Syariah, CIMB-
Principal Islamic, Cipta Syariah Equity, Mandiri Atraktif Syariah, Panin Dana Syariah,
Manulife Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas Syariah.
Untuk tahun 2015 terdapat 6 reksadana yang positif yaitu reksa dana Batavia Dana
Syariah, CIMB-Principal Islamic, Cipta Syariah Equity, Mandiri Atraktif Syariah,
Panin Dana Syariah, Trim Syariah Saham. Terdapat 3 reksadana menunjukkan kinerja
yang negatif yaitu reksadana Manulife Syariah, PNM Ekuitas Syariah, dan BNP Paribas
Syariah. Sehingga reksadana saham yang positif tersebut menunjukkan kinerjanya lebih
baik dari pada kinerja pasar (outperform). Sedangkan reksadana saham yang negatif
berkinerja di bawah kinerja pasar (underperform). Pada metode M-Square measure
92
reksadana yang berkinerja positif atau lebih besar dari M-Square measure pasar (selalu
nol) maka kinerja reksadana baik, atau return reksadana berada di atas return pasar.
Sehingga yang paling tepat untuk diinvestasikan adalah pada reksadana saham yang
mempunyai kinerja positif dan outperform terhadap benchmark.
4.1.3 Perbandingan Kinerja secara keseluruhan antara reksadana saham
konvensional dengan reksadana saham syariah dengan menggunakan metode Sharpe,
Treynor, Jensen dan M-Square dari Tahun 2013-2015
Dalam subbab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan secara keseluruhan rata-
rata kinerja reksadana, yang menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2
(M-
Square) baik itu dari jenis reksadana saham konvensional maupun dari reksadana saham
syariah. Dengan dilakukan analisis ini nantinya akan diketahui reksadana jenis mana
yang memiliki kinerja terbaik.
Tabel 4.9 Hasil perbandingan Analisis Sharpe, Treynor, Jensen dan M2
(M-Square)
pada tahun 2013
Tahun 2013
Jenis Reksadana Sharpe Treynor Jensen M-Square
Reksadana Konvensional -0.22226 -0.00776 0.01251 0.01095
Reksadana Syariah 0.15178 0.08517 0.03243 0.01522
Keterangan Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Syariah
Lebih baik
93
Pada tahun 2013, metode Sharpe untuk kinerja reksadana syariah lebih baik
dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Sharpe reksadana
syariah lebih besar, yaitu sebesar 0.15178 dibandingkan dengan reksadana
konvensional sebesar -0.22226.
Pada metode Treynor, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan
reksadana konvensional karena nilai rasio Treynor reksadana syariah lebih besar, yaitu
0.08517 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar -0.00776.
Pada metode Jensen, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan
reksadana konvensional karena nilai rasio Jensen reksadana syariah lebih besar, yaitu
sebesar 0.03243 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0.01251.
Pada metode M2
(M-Square), Kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan
dengan reksadana konvensional karena nilai rasio M2
(M-Square) reksadana syariah
lebih besar, yaitu sebesar 0.01522 dibandingkan dengan reksadana konvensional
sebesar 0.01095.
Tabel 4.10 Hasil perbandingan Analisis Sharpe, Treynor, Jensen dan M2
(M-
Square) pada tahun 2014
Tahun 2014
Jenis Reksadana Sharpe Treynor Jensen M-Square
Reksadana Konvensional -0.08243 -0.03210 0.02602 0.00744
Reksadana Syariah 0.02422 0.01106 0.03826 -0.01226
Keterangan Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Konvensional
Lebih baik
94
Pada tahun 2014, metode Sharpe untuk kinerja reksadana syariah lebih baik
dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Sharpe reksadana
syariah lebih besar, yaitu sebesar 0.02422 dibandingkan dengan reksadana
konvensional sebesar -0.08243.
Pada metode Treynor, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan
reksadana konvensional karena nilai rasio Treynor reksadana syariah lebih besar, yaitu
0.01106 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar -0.03210.
Pada metode Jensen, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan
reksadana konvensional karena nilai rasio Jensen reksadana syariah lebih besar, yaitu
sebesar 0.03826 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar 0.02602.
Pada metode M2
(M-Square), Kinerja reksadana konvensional lebih baik
dibandingkan dengan reksadana syariah karena nilai rasio M2
(M-Square) reksadana
konvensional lebih besar, yaitu sebesar 0.00744 dibandingkan dengan reksadana
syariah sebesar -0.01226.
Tabel 4.11 Hasil perbandingan Analisis Sharpe, Treynor, Jensen dan M2
(M-
Square) pada tahun 2015
Tahun 2015
Jenis Reksadana Sharpe Treynor Jensen M-Square
Reksadana Konvensional -0.41134 -0.02383 0.01132 0.01831
Reksadana Syariah -0.27892 -0.01825 -0.00207 0.00417
Keterangan Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Syariah
Lebih baik
Reksadana
Konvensional
Lebih baik
Reksadana
Konvensional
Lebih baik
95
Pada tahun 2015, metode Sharpe untuk kinerja reksadana syariah lebih baik
dibandingkan dengan reksadana konvensional karena nilai rasio Sharpe reksadana
syariah lebih besar, yaitu sebesar -0.27892 dibandingkan dengan reksadana
konvensional sebesar -0.41134.
Pada metode Treynor, kinerja reksadana syariah lebih baik dibandingkan dengan
reksadana konvensional karena nilai rasio Treynor reksadana syariah lebih besar, yaitu
-0.01825 dibandingkan dengan reksadana konvensional sebesar -0.02383.
Pada metode Jensen, kinerja reksadana konvensional lebih baik dibandingkan
dengan reksadana syariah karena nilai rasio Jensen reksadana konvensional lebih besar,
yaitu sebesar 0.01132 dibandingkan dengan reksadana syariah sebesar -0.00207.
Pada metode M2
(M-Square), Kinerja reksadana konvensional lebih baik
dibandingkan dengan reksadana syariah karena nilai rasio M2
(M-Square) reksadana
konvensional lebih besar, yaitu sebesar 0.01831 dibandingkan dengan reksadana
syariah sebesar 0.00417.
96
4.1.4 Hasil Uji Statistik
a. Uji Normalitas
Tabel 4.12
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sharpe Treynor Jensen M2
N 54 54 54 54
Normal Parametersa,b
Mean -.1365 .0024 .0197 .0073
Std. Deviation .44986 .08567 .05504 .02313
Most Extreme Differences Absolute .103 .243 .148 .117
Positive .051 .243 .148 .117
Negative -.103 -.202 -.070 -.079
Test Statistic .103 .243 .148 .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
.000c .005
c .062
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
bahwa probabilitas (sig) pada Sharpe sebesar 0.200 dan M-Square sebesar 0.062
sehingga nilai sig. > 0.05 yang menunjukkan bahwa data Sharpe dan M-Square
menyebar normal, dan dapat digunakan untuk melakukan uji t-test. Sedangkan Treynor
menunjukkan probabilitas (sig) sebesar 0.000 dan Jensen sebesar 0.005 sehingga nilai
sig. < 0.05 yang menunjukkan data tidak menyebar normal, sehingga menggunakan uji
Mann-Whitney.
97
b. Parametric Statistic (Uji Independent Sample T-Test)
Group Statistics
Reksadana N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sharpe Syariah 27 -.0343 .41242 .07937
Konvesional 27 -.2387 .46984 .09042
M2 Syariah 27 .0024 .01605 .00309
Konvesional 27 .0122 .02798 .00538
Tabel 4.13
Hasil Uji t-test menggunakan software SPSS
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Sharpe Equal variances
assumed .284 .597 1.699 52 .095 .20437 .12031 -.03706 .44580
Equal variances not
assumed
1.699 51.14
1 .095 .20437 .12031 -.03716 .44590
M2 Equal variances
assumed
8.99
1 .004 -1.588 52 .118 -.00986 .00621 -.02231 .00260
Equal variances not
assumed
-1.588 41.43
8 .120 -.00986 .00621 -.02239 .00267
Pada tabel 4.13, untuk uji tabel t-test metode yang di uji yaitu Sharpe dan M-
Square. Pada penelitian ini Significance level yang dipakai adalah 0.05 (Confidence
level 95%). Dengan memakai 2-tailed. Dari tabel t-test dibawah, maka dapat dilihat
98
hasil uji beda kinerja reksadana saham konvensional dan syariah berdasarkan metode
Sharpe memiliki tingkat Sig. 2tailed sebesar (0.095), dan berdasarkan metode M2
(M-
Square) (0.120) yang berarti nilai sig. 2tailed > 0.05, Berarti H0 diterima.
Dari hasil statistik uji beda dapat disimpulkan bahwa metode Sharpe, dan M2
(M-
Square) diketahui hasilnya tidak terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham
konvensional dan kinerja reksadana saham syariah.
c. Non Parametric Statistic (Uji Mann-Whitney)
Ranks
Reksadana N Mean Rank Sum of Ranks
Treynor Syariah 27 32.52 878.00
Konvesional 27 22.48 607.00
Total 54
Tabel 4.4
Uji Mann-Whitney Treynor dan Jensen
Test Statisticsa
Jensen
Mann-Whitney U 333.000
Wilcoxon W 711.000
Z -.545
Asymp. Sig. (2-tailed) .586
a. Grouping Variable: Reksadana
Untuk uji Mann-Whitney metode yang di uji yaitu Treynor dan Jensen. Pada
penelitian ini Significance level yang dipakai adalah 0.05 (Confidence level 95%).
Dengan memakai 2-tailed. Dari tabel Mann-Whitney diatas, maka dapat dilihat hasil uji
beda Mann-Whitney kinerja reksadana saham konvensional dan syariah berdasarkan
Test Statisticsa
Treynor
Mann-Whitney U 229.000
Wilcoxon W 607.000
Z -2.344
Asymp. Sig. (2-tailed) .019
a. Grouping Variable: Reksadana
99
metode Treynor memiliki tingkat Sig. 2tailed sebesar (0.019), dan berdasarkan metode
Jensen sebesar (0.586) yang berarti nilai sig. 2tailed > 0.05, Berarti H0 diterima.
Dari hasil statistik uji beda Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa metode
Treynor diketahui hasilnya terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham
konvensional dan kinerja reksadana saham syariah. Dan untuk metode Jensen diketahui
hasilnya tidak terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham konvensional dan
kinerja reksadana saham syariah. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh
Pranoto (2012) yang berjudul “Analisis Kinerja Reksadana Syariah dibandingkan
dengan Reksadana Konvensional di Indonesia”. Yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan antara kinerja reksadana syariah dan reksadana konvensional dengan
menggunakan metode Treynor.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Berdasarkan hasil analisis perbandingan kinerja antara reksadana saham
konvensional dengan kinerja reksadana saham syariah, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Pada hasil analisis Sharpe dan Treynor, untuk tahun 2013, 2014, dan 2015
reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana syariah. Pada hasil
analisis Jensen, Untuk tahun 2013 dan 2014 reksadana yang memiliki kinerja
terbaik adalah reksadana syariah, dan Untuk 2015 reksadana yang memiliki
kinerja terbaik adalah reksadana konvensional. Pada hasil analisis M-Square,
untuk tahun 2013 reksadana yang memiliki kinerja terbaik adalah reksadana
syariah, untuk tahun 2014 dan 2015 reksadana yang memiliki kinerja terbaik
adalah reksadana konvensional.
b. Dari hasil uji beda t-test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara kinerja reksadana saham konvensional dan kinerja reksadana saham
syariah menggunakan metode Sharpe dan M-Square. Dari hasil uji beda Mann-
Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kinerja reksadana
saham konvensional dan kinerja reksadana saham syariah menggunakan metode
Treynor. Sedangkan dengan metode Jensen diketahui hasilnya tidak terdapat
perbedaan antara kinerja reksadana saham konvensional dan kinerja reksadana
saham syariah.
101
5.2 Saran
1. Sebelum mengambil keputusan berinvestasi pada reksadana saham, sebaiknya
investor membekali diri dengan pengetahuan dan cara-cara berinvestasi yang benar.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara rentang waktu 1 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2015, para investor yang akan melakukan investasi
dalam bentuk reksadana dapat menggunakan laporan penelitian ini sebagai bahan
acuan untuk memilih jenis reksadana yang akan diinvestasikan nantinya. Dari hasil
analisi yang telah dilakukan ddapat hasil bahwa kinerja reksadana syariah dominan
memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional.
Dan investor dapat menjadikan reksadana syariah sebagai alternatif berinvestasi.
3. Investor perlu memantau prospektus reksadana yang bersangkutan, keadaan pada saat
itu dan juga melihat kinerja fund manager yang akan dipercaya untuk mengelola
dananya dengan tujuan agar dana yang diinvestasikan memberikan nilai guna (value
added) yang lebih dimasa mendatang sebelum melakukan investasi.
4. Penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, untuk penelitian yang akan
datang disarakan untuk dapat melakukan penelitian seluruh reksadana konvensional
dan syariah yang ada di Indonesia baik itu jenis reksadana pendapatan tetap,
reksadana pasar uang dan reksadana campuran.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim.2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Bodie, Kane and Marcus. (2007). Essentials of Investments. Sixth Edition. New York:
McGraw Hill.
Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Elton, Edwin J., et al. (2003). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. Ed 6th.New
York: John Wiley & Sons.
Fabozzi, Frank J. (2000). Manajemen Investasi. Buku Dua: Salemba Empat. Pearson
Education Asia Pte. Ltd. Prentice-Hall.
Fatimah, Siti. (2009). Studi Komparatif Pengukuran Kinerja reksadana syariah dan kinerja
reksadana konvensional berdasarkan Tingkat return dan risiko.
Furaida. (2008). Studi Komparatif Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Konvensional dan
Reksadana Pendapatan Tetap Syariah dengan Metode Sharpe dan Treynor di
Pasar Modal Indonesia Tahun 2007-2008.
Hartono. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7. BPFE. Yogyakarta.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. (2007). Investasi Pada Pasar Modal Syariah
(Cet2). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. (2008). Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Edisi Revisi Cetakan 2. Jakarta: Kencana.
Husnan, Suad. (1998). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas .Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Ibrahim, Luthfi. (2011). Analisis Perbandingan Kinerja Reksadaa Konvensional dan
Reksadana Syariah jenis Reksadana Pendapatan Tetap periode 2008-2011.
Jensen, Michael C. (1968). The Performance of Mutual Funds in the Periode 1945- 1964.
Journal of Finance, V. 23, No. 2: pp 389-416.
Jogiyanto, Hartono, M. (2007). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Jogiyanto, Hartono, M. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.
BPFE. Yogyakarta.
Katsir, Ibnu. (2000). Kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jilid 4. Jakarta:
Gema Insani Press.
103
Manurung, Adler Haymans. (2002). Lima Bintang Untuk Agen Penjual Reksa Dana. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Manurung, Adler Haymans. (2007). Reksa Dana Investasiku. Kompas. Jakarta.
Merdad, Hesham., Hassan, Kabir, M., and Alhenawi, Yasser. (2010). 12 Islamic funds and 16
conventional mutual funds in the Saudi Arabia Jan 2003 – Dec 2010
Nafik, Muhammad. (2009). Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta.
Burhan Nurgiyantoro dkk. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu – ilmu Sosial.
Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Fikasari, Nur, Renny. (2012). Analisis komparatif kinerja reksadana syariah Indonesia dan
Malaysia.
Pratomo, Eko Priyo dan Nugraha, Ubaidillah. (2005). Reksadana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. 2009. Reksadana Solusi Perencanaan Investasi
di Era Modern. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Pranoto, Rachmad, Andi. (2012). Analisis Kinerja Reksadana Syariah dibandingkan dengan
Reksadana Konvensional di Indonesia.
Reilly, Frank K, Keith C. Brown. (2000) Invesment Analysis and portofolio manajemen. bed
the Bryden Press.
Hafizi, Riza, Muhammad. (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan
Konvensional menggunakan metode Rasio Informasi, Rasio Sortino dan Roy
Safety First Ratio.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, cet
1.
Santosa, Purbayu Budi, dan Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta
Sasana, Hadi. (2004). “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia
dan Filipina. (pendekatan Error Correction Model). Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, vol 11, no 2, 207 -220.
Salamah, Umi. (2010). Evaluasi kinerja dan pemeringkatan reksadana syariah campuran
berdasarkan metode Time-Weighted Rate of return, metode sharpe, metode
treynor dan metode Jensen.
Sharpe, William, F. Gordon J. Alexander, Jeffery V. Balley. (1995). Investasi. Index.
Jakarta.
Sitompul, Asril. (2000).”Reksadana (Pengantar dan Pengenalan Umum”. Citra Aditya
Bakti. Edisi I. Februari. Bandung.
104
Suseno, M. N. (2012). STATISTIKA Teori dan Aplikasi Untuk Penelitian Ilmu Sosial dan
Humaniora. Yogyakarta: Ash-Shaff.
Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama.
Yogyakarta: Kanisius.
Tjipto, Darmadji dan Fakhruddin, Hendry M. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Salemba
Empat. Jakarta.
Treynor, J. (1965). “How to Rate Management of Investment Funds”, Harvard Business
Review 44(1), 63-75.
Usman, Bahtiar dan Ratnasari, Indri. (2004). Evaluasi Kinerja Reksa Dana berdasarkan
Metode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2, Media Riset Bisnis dan Manajemen
vol.4 , No. 2.
www.aria.bapepam.go.id
www.bi.go.id
www.finance.yahoo.com
105
Lampiran 1
Data Return Reksadana Saham Konvensional Setelah diolah
Return Reksadana Saham Konvensional Januari 2013-Desember 2015
Tahun Batavia CIMB RC Mandiri Panin Trim Manulife PNM BNP
Jan-13
0.00886 0.00547 0.04242 0.05035
-
0.03592
-
0.01077 -0.05273 0.10462
-
0.01367
Feb-13
0.09180 0.11366 0.06380 -0.06065 0.05147 0.03076 -0.02160
-
0.03605 0.05311
Mar-13
0.11157 0.01991
-
0.19501 0.06544 0.05455 0.03285 0.17398 0.56734 0.06398
Apr-13
0.32220 0.09881
-
0.05345 -0.02058 0.09935
-
0.16462 -0.06493 0.21247
-
0.03097
Mei-13 -
0.03763 0.09876 0.01891 0.01372 0.15211
-
0.02160 0.17965 0.15274
-
0.00839
Jun-13
0.12561
-
0.05405
-
0.03279 -0.07297 0.04577
-
0.06189 0.15104
-
0.13624
-
0.02872
Jul-13 -
0.01010
-
0.14780
-
0.09442 -0.10259
-
0.04317
-
0.03981 -0.03133 0.08791
-
0.03265
Agst-
13
-
0.09590
-
0.12611
-
0.09089 -0.09476
-
0.11548
-
0.09361 -0.06238 0.03094
-
0.10372
Sep-13
0.02677 0.02860 0.05605 -0.01161 0.10524 0.00235 0.01094
-
0.08825 0.02849
Okt-13 0.06041 0.04458 0.04781 0.05708 0.07551 0.04919 0.04859 0.14355 0.01316
N0v-13 -
0.04805
-
0.08504
-
0.04785 -0.05483
-
0.07278
-
0.06358 -0.06102 0.07136
-
0.05103
Des-13 0.13655 0.05571 - -0.00084 - 0.14936 -0.00606 0.10197 0.03221
106
0.04730 0.00076
Jan-14
0.03890 0.05140 0.02906 0.03105 0.09369 0.00873 0.02415
-
0.44481 0.04245
Feb-14 -
0.01184 0.12926 0.07696 0.02914 0.06307 0.05251 0.02666 0.07922 0.03970
Mar-14
0.13126 0.33982 0.02509 0.01321
-
0.00342 0.02435 0.01321 0.03454 0.02835
Apr-14
0.07756 0.52912 0.00043 0.00992
-
0.00096 0.01698 -0.00131
-
0.01926
-
0.02478
Mei-14 -
0.05009 0.25920 0.02463 0.00337
-
0.01029 0.04174 -0.04221 0.00137
-
0.03537
Jun-14
0.02384
-
0.01607
-
0.00024 -0.01788
-
0.05749
-
0.00706 0.01405
-
0.04042 0.03473
Jul-14
0.00690
-
0.03078 0.04677 0.05390
-
0.00201
-
0.17871 -0.02534 0.02692
-
0.20278
Agst-
14 0.14630
-
0.01226
-
0.03228 -0.02573 0.00495 0.04745 -0.05505
-
0.00384
-
0.07932
Sep-14
0.02935
-
0.24545
-
0.01450 -0.01146
-
0.01909 0.29016 0.09395
-
0.04781
-
0.00421
Okt-14
0.09048
-
0.05449 0.04616 0.34800 0.00234 0.02760 0.20427 0.00363 0.03513
N0v-14
0.41745
-
0.12071 0.03824 0.01788
-
0.09518 0.22249 -0.01639
-
0.15042 0.00010
Des-14 0.07121 0.29037 0.08682 0.02823 0.12063 0.11518 0.10799 0.02643 0.02607
Jan-15
0.01445 0.27976 0.08499 -0.05552 0.05095
-
0.01971 -0.07879
-
0.03892 0.01326
Feb-15 0.06770 - 0.03584 -0.20992 0.01739 - -0.14234 - 0.01575
107
0.13042 0.00428 0.24555
Mar-15
0.09904 0.18048 0.60265 0.01308
-
0.05237
-
0.01711 0.00312 0.17356 0.20247
Apr-15 -
0.09864
-
0.09427
-
0.03830 -0.41742
-
0.06968
-
0.06647 -0.10041
-
0.09452
-
0.07132
Mei-15
0.00936
-
0.06929 0.06973 0.03513 0.00620 0.10557 0.02410
-
0.29451 0.10241
Jun-15 -
0.07376
-
0.08827
-
0.03367 -0.06938
-
0.08886
-
0.05206 -0.08528
-
0.09568
-
0.06952
Jul-15 -
0.03618
-
0.04321
-
0.02447 -0.04910
-
0.04920 0.01173 -0.03584
-
0.01657
-
0.14443
Agst-
15
-
0.07748
-
0.07486
-
0.05888 -0.06366
-
0.08052
-
0.04586 -0.10045 0.37510
-
0.05175
Sep-15 -
0.06154
-
0.07449
-
0.05954 -0.09160
-
0.10550
-
0.03578 -0.07768 0.07904
-
0.03921
Okt-15 0.19893 0.09449 0.08775 0.07447 0.13483 0.03782 0.08593 0.10501 0.03262
N0v-15 -
0.09702 0.02675
-
0.00767 0.00533 0.01837
-
0.05643 -0.01931
-
0.03740
-
0.03314
Des-15 0.02388 0.09173 0.02766 0.03613 0.04295 0.00598 0.03382 0.03772 0.04208
108
Lampiran 2
Data Return Reksadana Saham Syariah Setelah diolah
Return Reksadana Saham Konvensional Januari 2013-Desember 2015
Tahun Batavia CIMB Cipta Mandiri Panin Trim Manulife PNM BNP
Jan-13 -
0.01920
0.03445 0.03314 -0.01078 0.02422 0.05556 -0.00667
-
0.01596
0.01591
Feb-13
0.07287
-
0.08411
0.00188 -0.07409
-
0.05882
-
0.01403
0.11347
-
0.17079
0.09916
Mar-13
0.02439 0.01356 0.00380 0.06777 0.29061
-
0.14291
-0.00539
-
0.05335
0.01692
Apr-13
0.06176 0.77442 0.08168 0.09580
-
0.26585
0.09367 0.04610
-
0.39548
0.17472
Mei-13
0.03880 0.21118
-
0.00152
0.04189 0.70898 0.03192 -0.12653 0.18326 0.20919
Jun-13 0.02412 0.21305 0.04978 0.06379 0.47022 0.06126 0.02625 0.12688 0.39559
Jul-13 -
0.04629
0.08129
-
0.05405
-0.04342
-
0.08866
-
0.02232
-0.02512 0.01043 0.02451
Agst-
13
0.03588 0.01044 0.06366 -0.38811
-
0.10867
-
0.00464
-0.04170
-
0.03805
0.00015
Sep-13
0.00197 0.15080
-
0.01440
-0.02610 0.07502 0.00392 0.00498
-
0.04124
0.05745
Okt-13 0.02988 0.07138 0.05993 0.04450 0.11706 0.03695 0.04986 0.15158 0.06251
N0v-13 -
0.06361
0.11097 0.01520 -0.06319
-
0.05506
-
0.05819
-0.05366
-
0.06813
-
0.02194
Des-13
0.00883
-
0.04817
-
0.02543
0.00272
-
0.00278
0.01077 0.00807
-
0.01714
-
0.01486
109
Jan-14
0.05041 0.02694
-
0.02154
-0.09745 0.06652 0.00476 0.03619
-
0.01088
-
0.02091
Feb-14
0.02837 0.03920 0.01965 0.14256 0.14697
-
0.02715
0.02805 0.04609
-
0.02603
Mar-14
0.09214 0.01335 0.02363 0.28531 0.21829 0.37037 -0.34294 0.06002
-
0.01458
Apr-14 -
0.05840
-
0.00822
-
0.01199
0.04268 0.25087 0.24027 -0.01029
-
0.03119
-
0.07460
Mei-14 -
0.11573
0.02224
-
0.01215
0.00438 0.04497 0.07459 0.06523
-
0.03202
-
0.04961
Jun-14
0.01002
-
0.02621
0.07394 -0.01419 0.01209 0.01101 0.12559
-
0.01272
-
0.01100
Jul-14 -
0.42187
-
0.05238
-
0.09381
-0.09865
-
0.04933
-
0.25391
0.02042 0.01132
-
0.01476
Agst-
14
0.01303 0.32529
-
0.00158
-0.01293
-
0.03748
0.48974 -0.00305
-
0.06762
-
0.00185
Sep-14
0.11205 0.37837
-
0.13459
-0.02964
-
0.05227
0.27708 -0.06670
-
0.00907
-
0.00450
Okt-14
0.01930 0.03490 0.25074 -0.01198 0.01051 0.46782 0.16960
-
0.03425
0.01669
N0v-14
0.01593
-
0.30852
0.04150 0.01771
-
0.00225
0.09489 0.01842 0.00614
-
0.00030
Des-14
0.02177 0.31577 0.15088 0.01697 0.01913 0.10005 0.00479 0.02272
-
0.01903
Jan-15
0.00726
-
0.05255
-
0.01056
0.01009 0.04917 0.02249 -0.03891
-
0.00805
-
0.00601
Feb-15 - 0.18520 0.02393 0.01442 - 0.01253 -0.00464 - -
110
0.04259 0.03499 0.06373 0.06760
Mar-15
0.03053 0.00658
-
0.06065
0.07155 0.23971
-
0.00598
-0.02606
-
0.06611
-
0.06518
Apr-15
0.00234 0.30812 0.12806 0.04651
-
0.00752
-
0.03457
-0.07300
-
0.05618
-
0.11820
Mei-15
0.03483
-
0.01254
0.06035 0.32493
-
0.02776
0.06393 0.04033 0.01669 0.01621
Jun-15 -
0.06720
-
0.23322
-
0.03840
-0.03783
-
0.23928
-
0.11008
-0.06303
-
0.18875
-
0.01289
Jul-15 -
0.00667
0.15502 0.00089 -0.04021
-
0.08695
0.00505 -0.02210
-
0.04564
-
0.02662
Agst-
15
-
0.07508
-
0.15914
-
0.07859
-0.08151
-
0.11338
-
0.05153
-0.07163
-
0.08411
-
0.08231
Sep-15 -
0.06212
-
0.14627
-
0.05279
-0.03499
-
0.22450
0.02193 -0.05752
-
0.05613
-
0.08512
Okt-15
0.04682
-
0.09299
0.06869 0.09392 0.20503 0.04756 0.08075 0.00285 0.08180
N0v-15 -
0.01839
-
0.12899
-
0.01817
-0.01165 0.11748
-
0.03718
-0.01434
-
0.03920
0.03381
Des-15
0.04626 0.02629 0.02526 0.01151 0.07687
-
0.01409
0.03171 0.02012 0.00741
111
Lampiran 3
Data Rata-rata Return Reksadana Saham Konvensional Setelah diolah
Rata-rata Return Reksadana Saham Konvensional Tahun 2013 - 2015
Thn Batavia CIMB RC Mandiri Panin Trim Manuli
fe
PNM BNP
2013 0.05255 0.00067 -
0.03067
- 0.02096 0.02339 -
0.01889
0.01818 0.08899 -
0.00757
2014 0.07547 0.07324 0.02671 0.03620 0.00641 0.04917 0.02636 -
0.05644
-
0.01420
2015 - 0.01100 0.00123 0.04598 - 0.07665 -
0.01695
-
0.01243
-
0.04326
-
0.01927
-
0.00373
Lampiran 4
Data Rata-rata Return Reksadana Saham Syariah Setelah diolah
Rata-rata Return Reksadana Saham Syariah Tahun 2013 - 2015
Thn Batavia CIMB Cipta Mandiri Panin Trim Manuli
fe
PNM BNP
2013 0.01336 0.11178 0.01706 -0.03350 0.06418 0.00249 -
0.00253
-
0.04009
0.07924
2014 -0.03119 0.04725 0.01921 0.01587 0.04808 0.13415 -
0.00481
-
0.00488
-
0.01865
2015 -0.00959 -
0.02340
0.00236 0.02613 -
0.01455
-
0.00771
-
0.01928
-
0.04896
-
0.02864
Lampiran 5
Data Return IHSG Setelah diolah
Bulan 2013 2014 2015
Januari 0.0303 0.0289 0.0106
Februari 0.0756 0.0484 0.0328
112
Maret 0.02970 0.0389 0.0121
April 0.0217 0.0092 -0.0780
Mei 0.0096 0.0100 0.0242
Juni -0.0464 -0.0046 -0.0578
Juli -0.0309 0.0433 -0.0247
Agustus -0.0918 0.0119 -0.0562
September 0.0285 -0.0043 -0.0580
Oktober 0.0453 -0.0115 0.0529
November -0.0486 0.0093 0.0009
Desember 0.0012 0.0149 0.0197
Rata-rata 0.00098 0.01603 -0.01100
Lampiran 6
Data Return JII Setelah diolah
Bulan 2013 2014 2015
Januari -0.00100 0.02277 0.01920
Februari 0.00200 0.04777 0.02575
Maret 0.01236 0.03435 -0.00056
April 0.01880 0.00358 -0.08532
Mei -0.00326 0.01669 0.04095
Juni -0.01844 -0.00119 -0.05970
Juli -0.02787 0.05305 -0.02741
Agustus -0.05704 0.01099 -0.05994
September -0.00974 -0.00884 -0.06390
113
Oktober 0.04945 -0.02329 0.05253
November -0.04722 0.01505 -0.00796
Desember -0.01405 0.01271 0.00890
Rata-rata -0.00838 0.01508 -0.01409
Lampiran 7
Data Return SBI dan SWBI/SBIS
Tanggal 2013 2014 2015
10-Jan-13 4.84021 7.23217 6.93347
13-Feb-13 4.86119 7.17434 6.67192
13-Mar-13 4.86950 7.12591 6.65157
11-Apr-13 4.89075 7.13529 6.65972
15-May-13 5.02275 7.14912 6.66058
13-Jun-13 5.27558 7.13715 6.66592
11-Jul-13 5.52051 7.09418 6.68538
15-Aug-13 5.85743 6.97263 6.75000
12-Sep-13 6.60944 6.88248 7.10000
19-Sep-13 6.95555 - -
09-Oct-13 6.98025 6.84809 7.10000
02-Oct-13 6.96715 - -
30-Oct-13 6.97042 - -
13-Nov-13 7.21565 6.86651 7.10000
27-Nov-13 7.22435 - -
12-Dec-13 7.21695 6.90129 7.10000
Rata-rata 0.06080 0.07043 0.06840