ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA...
Transcript of ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA...
i
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN
RUANG SISI DATAR DI KELAS VIIIA SMP NEGERI 1
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Patrisia Senita
141414100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Pramoedya Ananta Toer
“ Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang
dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Bacharudddin Jusuf Habibie
“Tanpa cinta kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa cinta kecerdasan itu tidak cukup”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
TuhanYesusKristus
Kedua orang tua yang selalu memberikan cinta dan dukungan
Saudarasaudaraku
Sahabarku Hera, Isti, Noni, Kasmiran.
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar di
VIIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta”.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak
yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Beni Utomo M.Sc. Selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen yang banyak
memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi.
3. Bapak Febi Sanjaya M.Sc. Selaku Dosen pembimbing saya atas segala
kebaikan yang penuh kasih dan kesabaran dalam membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Romo Eko Budi Santoso, S.J.S.Pd.,Ph.D. Selaku dosen Pendidikan
Matematika yang dengan penuh kasih dan kesabaran memberikan ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
selama perkuliahan.
5. Segenap Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
6. Orang Tua saya yang selama ini sudah selalu membantu dan
mendukung saya dalam keadaan senang maupun sedih yang sudah
memberikan segala cinta dan kasih sayangnya sehingga saya bisa
seperti sekarang ini.
7. Marselus Suarta Kasmiran thank for always support and loving me.
8. Sahabat para sahabat saya Hera, Isti, Noni, yang juga selalu membantu
saya ketika saya mengalami kesulitan.
9. Sekretaris pendidikan matematika yang sudah membantu saya dalam
pengurusan administrasi selama saya berkuliah di prodi pendidikan
matematika Universitas Sanata Dharma.
10. Ibu Istingah, S.Pd. Selaku guru mata pelajaran matematika SMP Negeri
1 Yogyakarta.
11. Teman teman pendidikan matematika kelas c
12. Siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran guna melengkapi kekurangan dari penulisan
skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, 18 Desember 2019
Penulis
Patrisia Senita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………i
Halaman Persetujuan Pembimbing………………………………………….ii
Halaman Pengesahan………………………………………..……………….iii
Halaman Motto……..………………………………………………………...iv
Halaman Pernyataan Keasliaan Karya………………………………….......v
Halaman Persetujuan Publikasi……………………………………………..vi
Abstrak……………………………………………………………………….vii
Abstract……………………………………………………………...………viii
Kata Pengantar……………………………………………………………….ix
Daftar Isi……………………………………………………………………....x
Daftar Tabel…………………………………………………………………...xi
Daftar Gambar………………………………………………...………..……xii
Daftar Lampiran…………………………………………...……………......xiii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Batasan Masalah…………………………………………………………….5
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………...5
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………6
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………..6
F. Variabel, Definisi Operasional dan Indikator……………………………......7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………8
A. Berpikir Tingkat Tinggi……………………………………………………..8
B. Kegiatan Pembelajaran…………………………………………..…………16
C. Model Pembelajaran……………………………………………….……….28
D. Materi Bangun Ruang Sisi Datar………………………….………….…….31
E. Kerangka Berpikir…………………………………………………………..40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..42
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………. 42
B. Tempat danWaktu Penelitian……………………………………………...42
C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………………….42
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………....42
E. Instrumen Penelitian……………………………………………………......45
F. Teknik Analisis Data………………………………………………….…….50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………………53
A. Analisis Data……………………………………………………………….53
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………….53
2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…....56
3. Hasil dari Tes Kemampuan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi….....60
B. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………...61
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………….61
2. Pembahsan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi……………66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...72
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...72
1. Desain RPP………………….……………………………………………..72
2. Kegiatan Pembelajaran…………………………………………………….73
3. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa…………………..74
B. Keterbatasan Peneliti……………………………………………………..…..74
C. Saran……………………………………………………………………...…...75
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………76
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 PerbedaanTaksonomi Bloom Sebelum Revisi dan Sesudah Revisi...12
Table 3.1 Kisi kisi Pedoman Wawancara…………………………………........46
Tabel 3.2 Instrumen Observasi Aktifitas Guru di Kelas……………………….48
Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…..…49
Tabel 3.4 Sistem Penskoran Tingkat Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi….51
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa……..52
Tabel 4.1 Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika dengan
Permendikbud No. 103 tahun 2017…………………………………………….54
Tabel 4.2 Hasil Analisis Instrumen Kegiatan Penilaian Kelas………………...59
Tabel 4.3 Hasil Analisis Soal Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…….60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bangun Ruang Kubus……………………………………………….31
Gambar 2.2 Bangun Ruang Balok………………………………………………. 32
Gambar 2.3 Bangun Ruang Prisma………………………………………………32
Gambar 2.4 Bangun Ruang Limas……………………………………..…………33
Gambar 2.5 Bangun Ruang Deskripsi Kubus…………………………………….34
Gambar 2.6 Bangun Ruang Deskripsi Balok……………………………………..35
Gambar 2.7 Bangun Prisma Segi 5……………………………………………….36
Gambar 2.8 Bangun Ruang Prisma Segi Empat………………………………….38
Gambar 2.9 Prisma Segi enam……………………………………………………38
Gamabr 4.1 Pekerjaan Siswa………………………………………………...……67
Gambar 4.2 Pekerjaan Siswa No 2………………………………………………..68
Gambar 4.3 Pekerjaan Siswa No 3………………………………………………..68
Gambar 4.4 Pekerjaan Siswa No 1 dengan Skor 3………………………………..70
Gambar 4.5 Pekerjaan Siswa No 2 dengan Skor 3………………………………..70
Gambar 4.6 Pekerjaan Siswa No 3 dengan Skor 3………………………………..71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………79
Lampiran 2 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Di Kelas……………………...105
Lampiran 3 Instrumen Analisis RPP……………………………………………..107
Lampiran 4 Tabel Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika Dengan
Permendikbud No. 103 Tahun 2017…………….…….…………………………109
Lampiran 5 Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)………....112
Lampiran 6 Lembar Indikator Untuk Aspek Kognitif Pada Desain RPP………...115
Lampiran 7 Lembar Dan Hasil Wawancara……………………………………...117
Lampiran 8 Perhitungan Hasil Tes KeterampilanBerpikir Tingkat Tinggi
Siswa……………………………………………………………………………..120
Lampiran 9 Lembar Jawaban Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa……………………………………………………………………………..122
Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Tes…………………………………………123
Lampiran 11 Lembar Validasi Instrumen Wawancara…………………………...124
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian………………………………………………...125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi alasan rasional mengapa peneliti meneliti topik keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS). Bab ini terdiri dari enam bagian, yaitu: (1) latar
belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5)
manfaat penelitian, dan (6) variabel, definisi operasional, dan indikator.
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang
dialami seseorang ketika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang
harus dipecahkan. Berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu
memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan,
atau memenuhi hasrat keingintahuan. Pendapat ini menunjukkan ketika seseorang
memutuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami
sesuatu, maka orang tersebut melakukan aktivitas berpikir (Heong dkk, 2011).
Kegiatan berpikir dibedakan menjadi dua jenjang, yaitu berpikir tingkat
tinggi atau Higher Order Thinking (HOT) dan berpikir tingkat rendah atau Lower
Order Thinking (LOT). Menurut (Heong, dkk 2011) keterampilan berpikir tingkat
tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara luas untuk menemukan
tantangan baru. Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang
untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan
memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi
seperti sesuatu itu disampaikan.
Berbicara mengenai tahapan yang baru. Berpikir tingkat tinggi adalah
berpikir pada tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau
mengatakan sesuatu kepada seseorang persis berpikir, maka taksonomi bloom
dianggap sebagai dasar bagi berpikir tingkat tinggi, pemikiran ini didasarkan
bahwa pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih dari
pada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum (Heong, dkk 2011).
Berlandaskan pada taksonomi bloom tersebut, maka terdapat tiga aspek dalam
ranah kognitif yang menjadi bagian dari keterampilan berpikir tingkat tinggi atau
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
higher-order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek menganalisa (C4), aspek
mengevaluasi (C5) dan aspek mencipta (C6). Sedangkan tiga aspek lain dalam
ranah yang sama, yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek
menerapkan (C3), masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau
lower-order thinking.
Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom dari satu dimensi
menjadi dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif (cognitive process) dan
dimensi pengetahuan (types of knowledge). Dimensi proses kognitif merupakan
hasil revisi dari taksonomi Bloom. Anderson mengklasifikasikan proses kognitif
menjadi enam kategori, yaitu mengingat (remember), memahami (understand),
mengaplikasi (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
mencipta (create). (Krathwohl & Andrerson, 2018).
Tema umum dalam pergerakan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan
berpikir yang melibatkan keterampilan mengambil keputusan yang bernalar dalam
situasi yang kompleks. Pergerakan ini menekankan pada ”knowing how” dari
pada ”knowing what”. Oleh karena itu, usaha membantu individu memperoleh
keterampilan tersebut membutuhkan kesadaran diri sebagai bagian usaha dari
pendidik untuk menggali keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan
memanfaatkan metode dari pada peran sederhana memorisasi dan pengajaran
diktatik.
Dengan melihat kenyataan yang ada saat ini, begitu banyak lembaga
pendidikan dengan tenaga pendidik yang menerapkan model pembelajaran hanya
menitik beratkan pada keterampilan menghafal. Keterampilan berpikir tingkat
tinggi sangat penting diterapkan dalam berbagai aspek pengetahuan, lembaga
pendidikan yang hanya menanamkan model pembelajaran pada keterampilan
menghafal akan menjadikan siswa terbiasa tidak kritis dan hanya menerima
materi tanpa mengkritisi materi yang diberikan. Sebagai akibatnya kebiasaan
siswa yang hanya menghafal materi tanpa tahu bagaimana mengkritisinya akan
terus berlanjut hingga perguruan tinggi bahkan sampai saat dimana siswa tersebut
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting ditanamkan pada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengingat tantangan peningkatan mutu dalam berbagai aspek kehidupan tidak
dapat ditawar lagi. Pesatnya perkembangan iptek dan tekanan globalisasi yang
menghapuskan batas antar negara, mempersyaratkan setiap individu untuk
mengerahkan pikiran dan seluruh potensi yang dimilikinya untuk bisa tetap
bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perebutan pemanfaatan
kesempatan dalam berbagai sisi kehidupan.
Mengingat kebutuhan manusia yang terus meningkat sedangkan alat
pemuas kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya peningkatan sikap
kompetitif secara sistematik dan berkelanjutan terhadap sumber daya manusia
(SDM) melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dewasa ini harus
diarahkan pada peningkatan keterampilan berpikir agar mampu berkompetisi
dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan di sekolah
diarahkan tidak semata-mata pada keterampilan menghafal dan pemahaman
konsep-konsep ilmiah, tetapi juga pada peningkatan keterampilan dan
keterampilan berpikir siswa itu sendiri, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Artinya, guru perlu mengajarkan siswanya keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Dalam proses pembentukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, sebagai
pihak yang memiliki peran penting, maka sekolah harus mampu mengembangkan
komponen pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada keterampilan
menghafal guna mencapai nilai yang tinggi. Peran sekolah dalam menumbuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan hingga tahap evaluasi yang berupa desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan kegiatan pembelajaran..
Banyaknya lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada pencapaian
nilai, sebagai akibatnya mulai dari perencanaan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran hanya mengacu pada keterampilan menghafal guna memperoleh
nilai yang tinggi, sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi dari siswa itu
sendiri tidak diasah dan dikembangkan.
Sistem pendidikan yang demikian akan membuat siswa memiliki pandangan
bahwa apa yang mereka kerjakan dan mereka kejar di bangku sekolah semata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mata hanyalah nilai. Akibatnya banyak siswa yang melakukan kecurangan hanya
untuk mendapat hasil yang lebih baik dibandingkan teman- temannya. Contoh
kasus yang paling terlihat adalah pada saat Ujian Nasional (UN). Selain banyak
kecurangan yang dilakukan siswa dan pihak sekolah, angka ketidak lulusan pun
masih relatif tinggi. Bahkan pihak sekolah termasuk guru, hampir sebagian besar
hanya memikirkan bagaimana sekolahnya bisa menjadi yang terbaik dalam hal
prestasi nilai-nilai akademis saja, sehingga melupakan pentingnya penanaman
keterampilan berpikir tingkat tinggi, agar kelak siswa dapat bersaing di dunia
kerja yang kompleks. Saat ini tidak begitu banyak sekolah yang mengedepankan
proses dan keterampilan berpikir, sehingga siswa yang dihasilkan adalah siswa
yang memiliki prestasi tinggi dengan keterampilan berpikir yang rendah.
SMP N 1 Yogyakarta, sebagai sekolah yang meraih predikat nilai rata rata
Ujian Nasional dengan lulusan tertinggi peringkat ke kedua di Yogyakarta tahun
2018 dan merupakan salah satu sekolah menengah pertama favorit di Yogyakarta,
maka penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa nilai yang diperoleh siswa
tidak hanya berdasarkan keterampilan berpikir tingkat rendah yaitu berupa
keterampilan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan yang mana hal ini
mengindikasikan bahwa sekolah hanya berorientasi pada pencapaian nilai. Akan
tetapi predikat yang diperoleh sungguh-sungguh telah mencerminkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi setiap siswanya.
Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Sekolah ini
dipilih menjadi tempat penelitian karena SMP Negeri 1 Yogyakarta merupakan
salah satu sekolah favorit yang mendapatkan predikat sebagai sekolah dengan
nilai lulusan tertinggi peringkat ke 2 pada mata pelajaran matematika tahun 2018,
sehingga SMP N 1 menjadi tempat yang tepat untuk melakukan penelitian guna
mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam berpikir. Mengingat
keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting diterapkan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Kecenderungan pendidik dalam
mengajar perlu dievaluasi apakah masih menerapkan metode pengajaran yang
hanya menekankan pada keterampilan menghafal ataukah telah sungguh-sungguh
mengarahkan siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, sehingga nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang diperoleh siswa SMP N 1 sungguh-sungguh mencerminkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai keterampilan
berpikir tingkat tinggi diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi dunia
pendidikan terutama bagi para pendidik agar tidak hanya berorientasi pada
strategi, model, dan metode pembelajaran yang hanya menanamkan keterampilan
menghafal. Kebiasaan tenaga pendidik yang hanya menerapkan strategi, model,
dan metode pembelajaran pada keterampilan menghafal harus diubah dan
diarahkan agar mampu menerapkan pembelajaran yang mengarah pada proses
kognitif yang mendorong dan meningkatkan keterampilan berpikir setiap
siswanya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun
Ruang Sisi Datar di VIIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti perlu memberikan batasan
masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang ingin diteliti
serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat banyak masalah yang ada.
Peneliti memfokuskan variabel yang ingin diteliti yaitu: keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa yang tercermin dalam perumusan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan pemberian soal test keterampilan
berpikir tingkat tinggi kepada siswa. Selain itu fokus kegiatan penelitian juga
dibatasi pada tahap keterampilan guru dalam menciptakan pembelajaran yang
mengarah pada berpikir tingkat tinggi melalui desain RPP, pelaksanaan aktivitas
pembelajaran, dan peneliti mendesain soal untuk mengukur berpikir tingkat tinggi
siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sebagai berikut:
1. Apakah desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP N 1 Yogyakarta
memuat serangkaian kegiatan yang merepresentasikan keterampilan berpikir
tingkat tinggi?
2. Apakah kegiatan pembelajaran di SMP N 1 Yogyakarta telah menumbuh
kembangkan keterampilan berpikir tingka tinggi?
3. Bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII A SMP N 1
Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah diatas maka peneliti melakukan penelitian
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) SMP N 1 Yogyakarta memuat serangkaian kegiatan yang
merepresentasikan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran di SMP N 1 Yogyakarta
telah menumbuh kembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3. Untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMP N 1
Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi SMP N 1 Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan menambah
informasi bagi guru, terutama guru mata pelajaran matematika agar
mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan dapat merumuskan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan kegiatan pembelajaran
yang tidak hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat
membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada setiap siswa.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bacaan
ilmiah bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
masukan atau refrensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini penulis berharap dapat memperluas
cakupan wawasan yang ada dan menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan.
F. Batasan Istilah
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Merupakan rencana pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
mencakup keterampilan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
2. Kegiatan Pembelajaran
Merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan
menjalin komunikasi edukatif dengan menggunakan metode model dan teknik
tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran berupa keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang mencakup keterampilan menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta secara efektif dan efisien.
3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi
Merupakan kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hirarki tinggi
dari taksonomi berpikir Bloom, mengklasifikan ranah kognitif ke dalam enam
tingkatan yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom. Keenam tingkatan
tersebut terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi,
dan mencipta. Ranah kognitif di atas merupakan kemampuan peserta didik
dalam menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif menurut Bloom,
merupakan segala aktivitas pembelajaran yang dikemas menjadi 6 tingkatan.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Pengertian
Keterampilan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai
penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk
menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan
memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam
situasi baru (Heong, dkk, 2011). Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada
tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan
sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan kepada kita.
Wardana mengemukakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah
proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha
mengeksplorasi pengalaman yamg kompleks, reflektif dan kreatif yang
dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh
pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill –
HOTS) merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan
menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Keterampilan berpikir
tingkat tinggi merupakan keterampilan menghubungkan, memanipulasi, dan
mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk
berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan
memecahkan masalah pada situasi baru.
Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu
keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah.
Arifin (2010:185) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah
proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi,
logika, dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain. Keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berpikir kreatif yang disarikan dari Thomas and Thorne dari Center for
Development and Learning menyatakan bahwa berpikir kreatif meliputi
mengkreasikan, menemukan, berimajinasi, menduga, mendesain,
mengajukan alternatif, menciptakan dan menghasilkan sesuatu. Membentuk
ide yang kreatif berarti muncul dengan sesuatu yang tidak biasa, baru, atau
memunculkan solusi atas suatu masalah. Keterampilan seseorang untuk
berpikir kreatif dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya
mampu mengusulkan ide baru, mengajukan pertanyaan, berani
bereksperimen dan merencanakan strategi.
Berpikir kritis dan kreatif digunakan dalam upaya memecahkan
masalah (problem solving). Keterampilan untuk memecahkan masalah yang
dimiliki seseorang dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya
mampu mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu, bekerja secara
teliti dan mampu mengevaluasi keputusan. Keterampilan berpikir tingkat
tinggi baik itu keterampilan berpikir kritis, kreatif serta keterampilan
pemecahan masalah yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat dimiliki secara
langsung melainkan diperoleh melalui latihan.
Secara lebih lanjut, (Arikunto : 2014) juga menyatakan bahwa ada
delapan aspek yang berasosiasi dengan berpikir tingkat tinggi, yaitu:
Tidak ada seorang pun yang dapat berpikir sempurna atau tidak dapat
berpikir sepanjang waktu;
a. Mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu;
b. Mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya;
c. Berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar;
d. Terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif dan
praktis;
e. Ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam kehidupan
sehari-hari;
f. Keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses yang
terlibat dalam berpikir;
g. Metakognisi adalah bagian berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil
informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling
terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk
mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi
membingungkan.
2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi
Berbicara mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai landasan utama. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan pada tahun 1990 lalu
kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl agar lebih relevan
digunakan oleh dunia pendidikan abad ke-21. Keterampilan berpikir tingkat
tinggi yang dikemukakan oleh Bloom menggunakan kata benda yaitu :
pengetahuan, pemahaman, terapan, analisis, sintesis, evaluasi. Sedangkan
dimensi kognitif setelah direvisi diubah menjadi kata kerja yakni:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
Dalam taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian
dari keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga
aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta.
Sedangkan tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat,
aspek memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intelektual
berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking.
Fenomena pendidikan dewasa ini yang lebih sering menekankan tujuan
pendidikan pada proses kognitif ‘’Mengingat‟ dan kurang memperhatikan
proses-proses kognitif yang lebih kompleks (Anderson dan Krathwohl,
2018:98). Ada begitu banyak tujuan pendidikan, dua dari sekian banyak
tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan mentransfer
(Anderson dan Krathwohl, 2018: 94). Meretensi adalah keterampilan untuk
mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu sama seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
materi yang diajarkan. Sedangkan mentransfer adalah keterampilan untuk
menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan masalah-
masalah baru atau memudahkan proses mempelajari materi pelajaran baru
yang kemudian dapat dikatakan sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampuan untuk
mengingat cukup mudah dirumuskan, akan tetapi tujuan pendidikan yang
menanaman keterampilan mentransfer lebih sulit dirumuskan, diajarkan, dan
diakses (Anderson, 2018:96). Tujuan pendidikan yang paling penting
dirumuskan adalah menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
siswa, sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal dan mengingat materi
pembelajaran melainkan mampu memecahkan masalah dengan berpedoman
pada materi pembelajaran yang telah didapatkan.
3. Kategori-Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat
Tinggi
Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya
berupa taksonomi pendididkan dengan menyajikan dalam bentuk hirarki.
Tujuan penyajian kedalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksud
untuk mengkategori hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah
pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut
taksonomi Bloom
Lorin Anderson merevisi aksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil
perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada
kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih
diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi.
Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah
kognitif Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6.
Klasifikasi hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi
Bloom tersebut sekalipun dengan bentuk yang sedikit berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel 2.1
Perbedaan taksonomi bloom sebelum revisi dan sesudah revisi
TAKSONO
MI
BLOOM
C1
C2
C3
C4
C5
C6
SEBELUM
REVISI
Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
SESUDAH
REVISI
Mengingat
Memahami
Mengaplikas
ikan
Menganalisis
Mengevalu
asi
Mencipta
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat tiga
dimensi kognitif pada taksonomi Bloom yang direvisi oleh (Anderson dan
Krathwohl 2018 : 96) yang masuk sebagai indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi yakni: Menganalisis, Mengevaluasi dan Mencipta. Sedangkan
ketiga proses kognitif dalam ranah yang sama yakni keterampilan
mengingat, memahami, dan mengaplikasikan merupakan keterampilan
berpikir yang berada pada tingkat rendah. Dalam (Anderson dan Krathwohl
2018 : 98) masing-masing indikator akan dijelaskan satu persatu sebagai
berikut:
a. Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan
dari memori jangka panjang. Tujuan dari pembelajaran dengan
menanamkan keterampilan mengingat adalah untuk menumbuhkan
keterampilan meretensi materi pelajaran sama seperti materi diajarkan.
Kategori proses meningat ini meliputi proses-proses kognitif yang
mencakup:
1) Mengenali merupakan proses menempatkan pengetahuan dalam memori
jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Mengingat kembali merupakan proses mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang.
Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif mengingat (C1) :
membilang, mendaftar, menunjukkan, menamai, menandai, membaca,
menghafal, mengulang, memilih, melafalkan, menuliskan, menyebutkan.
b. Memahami
Merupakan proses mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Kategori
proses memahami ini meliputi proses-proses kognitif yang mencakup:
1) Menafsirkan merupakan proses mengubah suatu bentuk gambaran.
2) Mencontohkan merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi
tentang konsep atau prinsip.
3) Mengklafikasikan merupakan proses menentuan sesuatu dalam satu
kategori.
4) Merangkum merupakan proses mengabstraksikan tema umum atau poin
pokok.
5) Menyimpulkan merupakan proses membuat ksimpulan yang logis dari
informasi yang diterima.
6) Membandingkan merupakan proses menentukan hubungan antara dua
ide, dua objek dan semacamnya.
7) Menjelaskan merupakan proses membuat model sebab-akibat dalam
sebuah sistem.
Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif memahami (C2) :
menjelaskan, mengkategorikan, mengasosiasikan, membandingkan,
menghitung, menguraikan, membedakan, mendiskusikan, mencontohkan,
mengemukakan, menyimpulkan, merangkum, menjabarkan,
mengidentifikasi, mengartikan, menghitung.
c. Mengaplikasikan
Merupakan kegiatan menerapkan atau mengguakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu. Kategori proses mengaplikasi ini meliputi proses-
proses kognitif yang mencakup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Mengeksekusi merupakan kegiatan menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang familier.
2) Mengimplementasikan merupakan kegiatan menerapkan suatu prosedur
pada tugas yang tidak familier.
Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif menerapkan (C3) :
menerapkan, menggunakan, menyelidiki, mengoperasikan, melaksanakan,
memproduksi, memproses, melakukan, mengimplementasikan.
d. Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan materi jadi
bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian-
bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini
meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang diklafikasikan dalam
menganalisis mencakup:
1) Membedakan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan membedakan bagian
materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting
dari yang tidak penting.
2) Mengorganisasikan
Menentukan cara untuk menata atau merangkai potongan-potongan
informasi penting yang telah didapatkan. Proses mengorganisasikan terjadi
ketika siswa membangun hubungan- hubungan yang sistematis dan koheren
antar potongan informasi.
3) Mengatribusikan
Menentukan tujuan dibalik informasi yang telah didapatkan. Proses
mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang,
pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi.
Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif menganalisis (C4) :
menganalisis, mendiagnosis, menyeleksi, merinci, mendiagramkan,
membagankan, menelaah, mengedit, mengaitkan, memilah.
e. Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasar kriteria dan
standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Masing-masing dari kriteria tersebut
ditentukan oleh siswa. Standar yang digunakan bisa bersifat kuantitatif
maupun kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif
memeriksa keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal
dan mengkritik keputusan-keputsan yang diambil berdasarkan kriteria
eksternal.
1) Memeriksa
Melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal
dalam suatu operasi atau produk. Proses memeriksa terjadi ketika siswa
menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis- premisnya atau
tidak, apakah data-data yang diperoleh mendukung atau menolak hipoteis
atau apakah masing-masing materi pelajaran berisikan bagian-bagian yang
saling bertentangan.
2) Mengkritik
Merupakan melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses
berdasarkan kriteria eksternal. Dalam mengkritik, siswa mencari ciri-ciri
positif atau negatif dari suatu produk dan membuat keputusan berdasarkan
ciri-ciri yang telah ditemukan. Kegiatan mengkritik adalah inti dari yang
kita kenal sebagai berpikir kritis.
e. Mencipta
Merupakan suatu kegiatan yang melibatkan proses menyusun beberapa
elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan
yang diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut siswa untuk
membuat suatu produk baru dengan mengorganisasikan elemen atau atau
bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan ini, banyak siswa yang menciptakan dalam artian
menyintesiskan informasi atau materi untuk membuat sesuatu yang baru.
Proses mencipta (kreatif) dapat dibagi ke dalam tiga proses kognitif sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1) Merumuskan
Merupakan tahap divergen dimana siswa memikirkan berbagai solusi
ketika siswa berusaha memahami tugas.
2) Merencanakan
Merupakan tahap dimana siswa berpikir konvergen, siswa
merencanakan berbagai metode dan solusi lalu kemudian mengubahnya
menjadi suatu rencana aksi.
3) Memproduksi
Ketika siswa mulai melaksanakan rencana dengan mengkonstuksikan
solusi.
B. Kegiatan Pembelajaran
Selain pengembangan RPP, adapun faktor lain yang perlu
diperhatikan oleh pihak sekolah dalam upaya menumbuhkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi adalah kompetensi mengajar yang dimiliki oleh guru.
Kompetensi mengajar guru akan tercermin melalui kegiatan pembelajaran
yang terlaksana. Untuk menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
maka sebagai “ujung tombak” guru harus mampu menerapkan baik
pendekatan, strategi, model, maupun metode pembelajaran yang mengacu
pada proses kognitif dari masing-masing indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi itu sendiri.
Selain itu, guru harus melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mengarahkan siswa
kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang artinya pendidik tidak
hanya menanamkan keterampilan menghafal pada siswa guna memperoleh
nilai yang tinggi.
1. Pengertian kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung
serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Arikunto (2014 :113) pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan
belajar dan membelajarkan siswa di kelas. Pelaksanaan pembelajaran adalah
interaksi guru dan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran
kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari definisi
tersebut diketahui bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa
unsur diantaranya adalah pembelajaran sebagai sebuah proses yang
bertujuan untuk membelajarkan siswa di dalam kelas. Dalam kegiatan
pembelajaran terjadi proses interaksi yang bersifat edukatif antara guru
dengan siswa. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut bermuara pada satu
tujuan yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Pandangan lain yang sejalan dengan hal tersebut adalah yang
dikemukakan oleh Arifin (2010 : 210) bahwa pelaksanaan pembelajaran
adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode
pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif
dan efisien.
Berdasarkan kedua batasan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa
proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan
oleh guru dengan siswa dengan menjalin komunikasi edukatif dengan
menggunakan strategi-strategi, pendekatan, prinsip dan metode tertentu
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu,
Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan optimal
sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan optimal
pula.
Efektivitas pembelajaran dapat tercapai sangat tergantung dari
keterampilan guru untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran
tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat proses belajar, yaitu
proses terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, informasi, keterampilan
dan keterampilan yang sifatnya permanen melalui pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Selain unsur interaksi, transfer pengetahuan dan sikap, secara umum
kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan mengajar yang dilakukan oleh
guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Jika ditinjau dari segi
etimologisnya, ”belajar” berasal dari kata “ajar” yang berarti memberi
pelajaran. Jadi, belajar adalah upaya untuk mendapatkan suatu perubahan.
Secara khusus pengertian belajar dikemukakan oleh Arifin (2010:231) yaitu:
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi tersebut mengandung pemahaman bahwa belajar
berarti bukan hanya sekedar pengetahuan tentang fakta-fakta, melainkan
sekaligus terjadi suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
proses belajar tersebut. Selain pandangan Slameto, pandangan lain
dikemukakan oleh Arikunto (2014:142), bahwa belajar adalah berubah yang
berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu, dan lebih khusus adalah berubah terhadap tingkah laku.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka belajar dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas individu yang berkelanjutan melalui kegiatan dan
pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada individu, baik sikap maupun perilakunya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, kemahiran,
keterampilan, kepribadian, sikap, kebiasaan yang akhirnya mampu untuk
melaksanakan tugas atau kerja tertentu dengan baik.
Menurut Arifin (2010:211) belajar jika ditinjau dari aspek hukum
pertautan adalah “hubungan antara perangsang dan reaksi tingkah laku.
Dengan demikian, maka proses belajar adalah merupakan suatu proses
dimana terjadi suatu rangsangan dari seseorang yang akan ditanggapi berupa
reaksi terhadap rangsangan tersebut berupa tingkah laku yang akan berubah
sedemikian rupa sesuai dengan perubahan rangsangan yang diperolehnya.
Jadi, proses belajar merupakan proses asosiasi atau hubungan dan pertautan
antara ransangan dan respon dari seseorang kepada orang lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menyebabkan terjadinya suatu perubahan. Dengan demikian, maka hasil
dari belajar itu adalah perubahan yang terjadi dari seseorang yang telah
mengikuti proses belajar.
2. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses
tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi keterampilan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran
keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah.
Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang
dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran. Kegiatan
kokurikuler dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang
terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya tugas individu, tugas
kelompok, dan pekerjaan rumah berbentuk proyek atau bentuk lainnya.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui berbagai kegiatan
yang bersifat umum dan tidak terkait langsung dengan mata pelajaran,
misalnya kepramukaan, palang merah remaja, festival seni, bazar, dan
olahraga.
Masyarakat merupakan tempat pendidikan yang jenisnya beragam
dan pada umumnya sulit diselaraskan antara satu sama lain, misalnya media
massa, bisnis dan industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga
keagamaan. Untuk itu para tokoh masyarakat tersebut semestinya saling
koordinasi dan sinkronisasi dalam memainkan perannya untuk mendukung
proses pembelajaran. Singkatnya, keterjalinan, keterpaduan, dan konsistensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat harus diupayakan dan
diperjuangkan secara terus menerus karena tripusat pendidikan tersebut
sekaligus menjadi sumber belajar yang saling menunjang. Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
serta menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui kegiatan tatap muka di
kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Terkait dengan hal
tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar memiliki keterampilan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu
berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan
berperadaban dunia.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki keterampilan untuk secara
aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan
kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses
kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya (Permendikbud No.103 tahun 2014).
3. Prinsip pembelajaran
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen
kurikulum, pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut
(Permendikbud No.103 tahun 2014):
a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d. Pembelajaran berbasis kompetensi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Pembelajaran terpadu;
f. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki
kebenaran multidimensi;
g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard
skills and soft-skills;
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung dirumah, disekolah, dan
di masyarakat;
l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; dan
n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
4. Lingkup pembelajaran
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik
dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning,
project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung (indirect instructional).
Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan
pengetahuan, keterampilan berpikir dan keterampilan menggunakan
pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung
peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama
proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak
pengiring atau nurturant effect. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-
2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang
dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran
dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di
kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka
mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap
(Permendikbud No.103 tahun 2014).
5. Permasalah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Permasalahan yang sering terjadi adalah masih banyaknya tenaga
pendidik yang menerapkan kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan
pada keterampilan menghafal. Metode pembelajaran yang demikian tentu
tidak dapat membentuk keterampilan berpikir setiap siswa. Banyaknya guru
yang lebih menekankan pada keterampilan mencapai nilai yang tinggi,
menjadikan penanaman keterampilan berpikir tidak terlalu diperhatikan.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir yang
tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang
diketahui. Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan keterampilan
menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif
dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi
yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.
Dengan melihat pemamparan diatas, maka jelas perolehan nilai
tinggi yang dicapai oleh seorang siswa tidak serta merta mengindikasikan
bahwa siswa tersebut memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, yakni penelitian pada bidang
studi matematika memang telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan hasil
belajar kognitif (Deh-ghani, 2011; Surachman, 2010), akan tetapi hal ini
tidak dapat disetarakan dengan hasil pembelajaran pada bidang studi
matematika yang pada dasarnya banyak mengadung teori yang notabene
tidak terlalu sulit dalam proses penghafalannya. Sedangkan apabila berkaca
pada pencapaian hasil belajar seorang siswa pada bidang studi matematika
jelas hal tersebut sedikit banyak menunjukan sejauh mana keterampilan
berpikirnya.
Waktu pelaksanaan seringkali menjadi kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Materi yang perlu
dipelajari siswa di sekolah dalam waktu yang terbatas dan bagaimana
pelaksanaan pembelajaran yang dapat mendorong level belajar yang tinggi
bagi setiap siswa.
Dengan melihat masalah diatas, maka disadari benar bahwa waktu
yang dimiliki oleh seorang pendidik untuk mentransfer materi pembelajaran
kepada siswa tidaklah banyak, selain itu tingkat pemahaman dan daya
tangkap masing-masing siswa yang berbeda-beda semakin menyulitkan
pencapaian tujuan pembelajaran secara merata bagi setiap siswa.
Menurut Anderson dan Krathwohl (2018:351) hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang pendidik agar dapat menyelesaikan masalah
tersebut adalah menyadari benar bahwa transfer dan retensi merupakan
tujuan pembelajaran yang penting. Proses-proses kognitif yang lebih
kompleks ditransfer dari dimana konteks itu dipelajari ke konteks lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Ketika siswa telah mengembangkan proses-proses kognitif tersebut, proses-
proses kognitif yang telah diterima akan disimpan dalam memori jangka
panjang. Proses-proses kognitif tersebut juga dapat digunakan sebagai
aktivitas untuk memudahkan pencapaian tujuan pendidikan berupa proses
kognitif yang kurang kompleks.
Sebagaimana halnya proses kognitif yang berbeda-beda, demikian
pula halnya dengan pengetahuan yang juga berbeda-beda. Pengetahuan dan
proses konitif menentukan apa yang dipelajari oleh siswa. Pemilihan proses
kognitif biasanya menentukan jenis pengetahuan yang akan diajarkan
demikian pula sebaliknya.
Selain itu, dengan memahami masing jenis-jenis pengetahuan dan
berbagai pasangan proses kognitifnya, maka guru akan dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara lebih efektif.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi perlu diajarkan oleh guru
melalui pendekatan, strategi, dan model pembelajaran yang dapat
merangsang cara berpikir siswa.
a. Pendekatan
Merupakan suatu rangkaian tindakan terpola atau terorganisir
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (Arikunto : 2014). Yang terarah secara
sistematis dengan maksud agar pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai,
yang dalam hal ini adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan
demikian, pola tindakan tersebut dibangun diatas prinsip- prinsip yang telah
dibuktikan kebenarannya, sehingga tindakan- tindakan yang diorganisisr
tersebut dapat berjalan secara konsisten kearah ketercapaian tujuan yang
diinginkan.
b. Strategi
Strategi dapat diartikan sebagai perpaduan secara keseluruhan dan
pengorganisasian secara kronologis dari metode-metode dan bahan-bahan
yang dipilih untuk mencapai tujuan. Strategi merupakan pola umum
perbuatan guru dan siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Hal itu dapat diartikan bahwa interaksi belajar mengajar berlangsung dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
suatu pola yang digunakan bersama oleh guru dan siswa (Arikunto : 2014).
Hasil deskripsi di atas dapat dirumuskan sebagai suatu pola umum
pembelajaran dimana subjeknya adalah siswa yang belajar berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan
mengintegrasikan struktur/urutan-urutan/langkah-langkah pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas,
evaluasi, dan waktu yang diperlukan agar siswa sebagai pembelajar dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dalam dunia pendidikan, dikenal beberapa strategi pembelajaran
yang dapat diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Ada
beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran guna
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, ini artinya
bahwa tidak semua strategi pembelajaran dapat diterapkan pada kegiatan
pembelajaran dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat
tingi pada siswa. Secara lebih lanjut (Arikunto : 2014) mengemukakan jenis-
jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab
dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau
dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik
tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode
pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini adalah:
a. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini sesuai
dengan pengertian dan maksud dari strategi ekspositori tersebut, dimana
strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan
dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada
siswanya.
c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru
memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk
memberikan contoh kepada siswa.
2) Strategi Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu
masalah yang ditanyakan. Adapun metode yang digunakan pada strategi
inkuiri adalah:
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru
memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa,
sehingga siswa menjadi aktif.
c. Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi
pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang
berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Metode tanya jawab.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk
siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
3) Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Adapun metode yang diterapkan pada strategi CTL
adalah metode:
a. Demonstrasi
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan
menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.
b. Sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan dengan masalah sosial
disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa, sehingga siswa
lebih paham.
4) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran yang dapat
menggambarkan strategi ini adalah:
a. Metode Problem Solving
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
` Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem
solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
b. Metode Diskusi
Di sini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
5) Strategi Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan keterampilan berpikir merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada keterampilan berpikir
siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja
kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri
konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus
dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan keterampilan berpikir
adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
keterampilan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman
anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. Beberapa
metode pembelajaran yang relevan dengan strategi ini adalah:
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari
masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk
siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk
melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Model pembelajaran
Merupakan suatu pola atau struktur pembelajaran yang tersusun dan
didesain, ditetapkan, dan dievaluasi secara sistemik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan guru. Istilah model sendiri dapat diartikan
sebagai suatu bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya.
Model juga dapat diartikan sebagai suatu contoh konseptual atau
prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang dapat dijadikan
acuan atau pedoman kreatif dalam pemenuhan akan kebutuhan siswa di
sekolah dasar, telah banyak mengembangkannya. Hal itu tidak lain agar
kualitas pendidikan di sekolah-sekolah seluruh negeri ini selalu dalam
rangka memecahkan suatu masalah agar tujuan dapat tercapai.
Banyak model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh
para ahli pendidikan, akan tetapi dalam upaya menanamkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, tidak semua model pembelajaran yang ada dapat
diterapkan. Hanya beberapa model pembelajaran tertentu yang dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun model pembelajaran yang
memenuhi kriteria dalam upaya menanamkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi adalah:
1) Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran
terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat
menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Oleh sebab itu, model pembelajaran terpadu cukup sesuai diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran guna menanamkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menerapkan model
pembelajaran terpadu adalah:
a. Menentukan sebuah tema yang sesuai
b. Libatkan semua siswa dikelas agar mendiskusikan kemungkinan
tema yang akan diangkat dalam pembelajaran
c. Menentukan fokus pembelajaran
d. Memberikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beraneka macam yang
berkaitan dengan tema yang akan jadi fokus pembelajaran
e. Mengembangkan strategi-strategi untuk menggunakan sumber daya yang
tersedia.
f. Membentuk suasana belajar yang rileks tapi tetap serius.
g. Membagi informasi-informasi yang dimiliki pada tema yang akan
dipelajari
h. Mengajak siswa mencermati dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
personal (afektif)
i. Mendorong demokrasi dalam belajar, kreatif, penemuan, dan kooperatif.
j. Mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan informasi
k. Melibatkan berbagai narasumber yang mungkin dapat membantu seperti
pustakawan, para profesional, orang tua siswa, hingga relawan
l. Membantu dan mengajak siswa menyajikan hasil kerja dan hasil belajar
mereka
m. Memberi penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung jawab
untuk evaluasi mandiri.
2) Model Pembelajaran PBL ( Problem Based Learning)
Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) dirancang untuk membantu
mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan
investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk
menjadi pelajar yang mandiri.
Dengan menerapkan model pembelajaran PBL, maka guru dapat
mengarahkan siswa untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi.
Kemandirian siswa dalam belajar dapat membentu guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menanamkam keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun langkah-langkah
dalam model pembelajaran PBL adalah:
a) Orientasi siswa kepada masalah otentik
b) Mengorganisasi siswa untuk belajar
c) Membimbing penyelidikan individual/kelompok
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
D. Materi Bangun Ruang Sisi Datar
1) Pengertian Bangun ruang sisi datar Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang
membatasi bagian dalam atau luar berbentuk bidang datar.
Macam-macam bangun ruang sisi datar:
a. Kubus
Soenarjo (2008: 233) menyatakan bahwa kubus adalah prisma siku siku
khusus. Semua sisinya berupa persegi atau bujur sangkar yang sama. Sifat
sifat kubus sebagai berikut : memiliki 6 buah sisi, memiliki 12 rusuk,
memiliki 8 titik sudut, dan sisi sisi pada kubus berbentuk persegi.
b. Balok
Gambar 2.1 Bangun Ruang Kubus ABCD.EFGH
Soenarjo (2008: 234) menyatakan bahwa balok merupakan prisma tegak
segi empat. Sifat sifat balok menurut Soenarjo (2008: 234) sebagai berikut :
mempunyai enam buah sisi, mempunyai 12 rusuk, mempunyai 8 titik sudut,
dan sisi pada balok berbentuk persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Prisma
Gambar 2.2 Bangun Ruang Balok ABCD.EFGH
Heruman (2008: 110) mengatakan prisma adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh bidang sejajar. Dua bidang tersebut dinamakan bidang alas dan
bidang atas. Bidang – bidang lainnya disebut bidang tegak, sedangkan jarak
antara kedua bidang (bidang alas dan bidang atas tersebut) disebut tinggi
prisma. Sifat sifat prisma menurut Sumanto dkk (2008: 149) sebagai berikut
: prima terdiri atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan ukurannya sama,
mempunyai sisi alas dan sisi atas yang sejajar, mempunyai sisi tegak yang
berbentuk persegi panjang, jarak antara sisi alas dan sisi atas disebut tinggi
prisma.
Gambar 2.3 Bangun Ruang Prisma ABC.EFG
d. Limas
Limas merupakan bangun ruang yang memiliki sisi tegak berbentuk
segitiga dan sisi alas berbentuk segi banyak. Heruman (2008:120)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menyatakan penamaan limas bergantung dari bentuk alasnya. Karena sisi
tegaknya berbentuk segitiga, maka limas tidak mempunyai sisi atas tetapi
memiliki titik puncak. Sifat-sifat limas menurut Sumanto (2008: 155)
sebagai berikut : mempunyai sisi tegak berbentuk segitiga, sisi alasnya
berbentuk segi banyak, mempunyai 1 titik puncak, penamaan limas
bergantung bentuk alasnya.
Gambar 2.4 Bangun Ruang Limas Segi Empat T.ABCD
2) Mengidentifikasi bagian-bagian pada bangun ruang sisi datar yaitu:
a. Sisi (bidang sisi)
Bidang sisi atau sisi pada bangun ruang adalah bidang yang
membatasi bagian dalam atau bagian luar suatu bangun ruang. Sisi
bangun ruang dapat berbentuk bidang datar atau bidang lengkung.
b. Rusuk
Rusuk - Rusuk adalah ruas garis yang dibentuk oleh perpotongan
dua bidang sisi yang bertemu. Rusuk pada bangun ruang dapat berupa
garis lurus atau garis lengkung. Rusuk terletak pada satu bidang dan
tidak berpotongan dinamakan rusuk-rusuk yang sejajar. Rusuk - rusuk
yang berpotongan tetapi tidak terletak dalam satu bidang disebut rusuk-
rusuk yang bersilangan.
c. Titik sudut
Titik sudut adalah titik pertemuan 3 atau lebih rusuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
bangun ruang.
d. Diagonal sisi
Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut yang terletak pada rusuk–rusuk berbeda pada satu sisi bidang.
e. Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah luas garis yang menghubungkan duat itik
sudut yang masing - masing terletak pada sisi atas dan sisi alas yang
tidak terletak pada satu sisi kubus atau balok.
f. Bidang diagonal
Bidang yang dibatasi oleh dua buah diagonal sisi yang behadapan
pada kubus atau balok.
3. Penjelasan kubus, balok, prisma dan limas
a. Kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi
berbentuk persegi yang kongruen.
Gambar 2.5 Bangun Ruang Deskripsi Kubus
Kubus
6 sisi kubus : ABCD, ABEF, ADEH, BCFG, CDGH, EFGH.
12 rusuk, rusuk alas :AB, BC, CD,AD.
rusuk atas : EF, FG, GH, EH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
rusuk tegak : AE, BF, CG, DH.
8 titik sudut :A dengan G, B dengan H, C dengan E, D dengan F.
12 buah diagonal sisi: AC dan BD, EG dan FH, AF dan BE, CH
dan DG, BG dan CF, AH dan DE.
4 buah diagonal ruang : AG dan CE, BH dan DF.
6 buah bidang diagonal : ABGH, ACGE, ADGF, BCHE, BDHF, dan
CDEF.
Luas Permukaan Kubus = 6 × 𝒔𝟐
Keliling Kubus = 12 × 𝒔
Volume Kubus = Luas alas × tinggi = 𝒔𝟐 × 𝒔 = 𝒔𝟑
b. Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang
masing-masing berbentuk persegi.
Gambar 2.6 Bangun Ruang Deskripsi Balok
Balok ABCD EFGH dibatasi oleh 6 buah bidang datar yang berbentuk
persegi yaitu : ABCD, ABFE, DCGH, EFGH, BCGF dan ADHE.
Panjang balok (AB), lebar balok (BC), tinggi balok (AE).
Balok ABCD.EFGH mempunyai :
6 sisi balok : ABCD, EFGH, BCFG, ADEH, ABEF,CDGH.
12 rusuk balok : (AB, EF, CD, GH) (BC, AD, EH, FG) (AE, BF, CG,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
DH).
8 buah titik sudut : A, B, C, D, E, F, G,H.
12 buah diagonal sisi:(AC, BD, EG, FH)(AF, BE, DG,CH)(AH, DE,
BG, CF)
4 buah diagonal ruang : AG, BH, CE,DF
6 buah bidang diagonal : ACGE dan BDHF, AFGD dan BEHC,
BGHA dan DFED.
Luas permukaan balok = 2 × ((𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡))
Volume balok = (𝒑 × 𝒍 × 𝒕)
c. Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi (n)
dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar
bidang segi (n). Garis t disebut tinggi limas dan titik T disebut titik
puncak.
Gambar 2.7 Bangun Prisma Segi 5
Seperti prisma, nama limas juga berdasarkan jumlah segi (n)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sisi alasnya. Apabila alas limas berupa segi (n) beraturan dan tiap sisi
tegak merupakan segitiga sama kaki yang beraturan, maka limasnya
disebut limas segi (n) beraturan.
Macam-macam limas :
Limas sembarang yaitu limas yang bidang alasnya berbentuk segi-n
sembarang dan titik puncaknya sembarang.
Limas beraturan yaitu limas yang bidang alasnya berbentuk segi-n
beraturan dan proyeksi titik puncaknya berimpit dengan titik pusat
bidang alas.
Unsur-unsur yang dimiliki limas : titik sudut, rusuk, dan bidang isi.
Ciri-ciri limas:
1. Bidang atas berupa sebuah titik.
2. Bidang bawah berupa bidang datar.
3. Bidang sisi tegak berupa segitiga
Sifat-sifat limas beraturan :
1. Unsur yang dimiliki adalah titik sudut, rusuk dan bidang sisi.
2. Limas segi-n beraturan mempunyai alas berupa segi-n beraturan,
dimana : semua rusuk tegaknya sama panjang, semua sisi tegaknya
kongruen, semua apotemanya sama panjang (apotema = jarak titik
puncak ke titik alas)
3. Tinggi limas adalah jarak dari titik puncak ke proyeksinya pada alas limas.
4. Titik puncak limas adalah titik temu bidang sisi tegaknya yang
berbentuk segitiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pada gambar dibawah ini menunjukkan limas segiempat yang memiliki :
5 titik sudut = A, B, C, D, dan T
5 bidang sisi = 1 sisi alas(ABCD)
4 sisi tegak (TAB,TBC,TCD,TAD)
4 rusuk alas = (AB, BC, CD,DA)
4 rusuk tegak = (AT, BT, CT,DT) Gambar 2.8 Bangun ruang prisma segi empat
Pada gambar dibawah ini menunjukkan limas segi lima yang mempunyai :
6 titik sudut = A, B, C, D, E, danT
6 bidang sisi = alas (ABCDE) tegak (TAB,TBC,TCD,TDE,TAE)
5 rusuk alas = AB, BC, CD, DE, EA
5rusuk tegak = AT, BT, CT, DT, ET
Pada gambar diatas menunjukkan limas segienam, yang mempunyai:
7 titik sudut = A, B, C, D, E, F, danT
7 bidangsisi = alas (ABCDEF) tegak (TAB,TBC,TCD,TDE,TEF,TAF)
6 rusuk alas = (AB, BC, CD, DE, EF, AF)
6 rusuk tegak = (AT, BT, CT, DT, ET,FT)
Gambar 2.9 Prisma Segienam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang yang
sejajar ( bidang alas dan bidang atas ) dan oleh bidang lain yang saling
berpotongan menurut rusuk-rusuk sejajar.
Jenis – Jenis Prisma :
Berdasarkan bentuk bidang alas, prisma dapat disebut sebagai “ prisma segi-
n” :
a. Jika bidang alasnya berbentuk segitiga disebut prisma segitiga
b. Jika bidang alasnya berbentuk segiempat disebut prisma segiempat dan
seterusnya.
c. Jika prisma yang bidang alasnya jajaran genjang disebut prisma pararel
epipedum.
Ditinjau dari rusuk-rusuk prisma, prisma dapat disebut sebagai :
d. Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus
terhadap bidang = alas.
e. Prisma miring adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak
lurus terhadap bidang alas.
Sifat – sifat prisma tegak, prisma miring, dan prisma segi- 𝑛 beraturan :
1. Bidang alas dan bidang atasnya sejajar serta bentuknya sama
dan sebangun.
2. Bidang sisi tegak berbentuk jajar genjang.
3. Semua rusuk tegak sejajar dan sama panjang.
4. Semua bidang diagonalnya berbentuk jajar genjang.
5. Benyak bidang diagonal pada prisma segi-𝑛adalah/2(𝑛 − 3).
6. Banyak diagonal ruang pada prisma segi-𝑛 adalah𝑛(𝑛 − 3)
7. Luas selubung prisma segi-n beraturan = (keliling bidang alas segi-n) ×
(panjang rusuk tegak )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Luas Permukaan Prisma = (luas bidang alas + luas selubung + luas bidang
alas)
2 volume prisma = volume balok
2 volume prisma = panjang × lebar × tinggi
Volume prisma = ½ × panjang × lebar ×
tinggi
Volume prisma = (1/2 × luas alas balok) ×
tinggi
Volume Prisma = Luas alas × tinggi
E. Kerangka Berpikir
Sebagai lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan,
sekolah harus mampu menanamkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi
kehidupan setiap generasi pelajar. Dalam melaksanakan program
pendidikan, guru adalah individu yang memegang peran penting setiap
pelaksanaannya. Sebagai “ujung tombak”, guru harus mampu menanamkan
berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dengan cara yang
benar guna menghasilkan generasi yang baik.
Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan penguasaan ilmu
pengetahuan menjadi semakin kompleks. Pesatnya perkembangan iptek dan
tekanan globalisasi yang menghapuskan batas antar negara,
mempersyaratkan setiap individu untuk mengerahkan pikiran dan seluruh
potensi yang dimilikinya untuk bisa tetap bertahan dan dapat memenangkan
persaingan dalam perebutan pemanfaatan kesempatan dalam berbagai sisi
kehidupan.
Kebutuhan manusia yang terus meningkat sedangkan alat pemuas
kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya peningkatan sikap
kompetitif secara sistematik dan berkelanjutan terhadap sumber daya
manusia (SDM) melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dewasa
ini harus diarahkan pada peningkatan keterampilan berpikir agar mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan
di sekolah diarahkan tidak semata- mata pada keterampilan menghafal dan
pemahaman konsep-konsep ilmiah, tetapi juga pada peningkatan
keterampilan dan keterampilan beripikir siswa itu sendiri, khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Artinya, guru perlu mengajarkan
siswanya keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan melalui
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dapat dirumuskan dalam bentuk desain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), setelah itu untuk melihat sajuh mana guru
telah melaksanakan pembelajaran yang untuk meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa maka peneliti membuat soal guna melihat dan
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa setelah guru
melaksanan kegiatan pembelajaran.
Dapat disimpulkan peneliti akan menggunakan desain rpp yang
dibuat oleh guru mata pelajaran matematika, mengobservasi kegiatan
pembelajaran, dan memberikan soal test keterampilan berpikir tingkat tinggi
kepada siswa guna untuk meninjau sejauh mana penerapan keterampilan
berpikir tingkat tingkat tinggi siswa dan bagaimana kemana kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif adalah upaya untuk mengungkap suatu fakta atau fenomena
(Arikunto & Jabar, 2014). Dalam penelitian ini menggunakan model
analisisformatif , dimana menurut (Weston & Mc Alpine, 2009) menjelaskan
bahwa analisis formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan
tercapai, memberikan informasi yang bermanfaat, dan untuk memperbaiki suatu
produk atau program. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis pada
desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan
pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa melalui tes
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di
Jalan Cik Di Tiro No. 29, Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55223
2. Waktu penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penelitian
dilakukan pada bulan Agustus 2018 – Oktober 2019.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang guru mata pelajaran
matematika kelas VIIIA serta 32 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta
yang menerapkan kurikulum 2013.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, diperlukan beberapa teknik tertentu. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
wawancara, observasi, soal tes dan dokumentasi dengan masing-masing
penjelasan sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2015: 204) observasi merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
observasi untuk memperoleh data primer berupa analisis kegiatan pembelajaran
yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Untuk memperoleh data, peneliti melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian, yaitu saat pelaksanaan pembelajaran sedang
berlangsung. Analisis dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
diterapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan
pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, berupa
kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam teknik observasi yang
dilakukan, yang menjadi narasumber adalah guru mata pelajaran matematika yang
mengajar di kelas VIII A. Dengan menggunakan lembar observasi yang dapat
dilihat pada lampiran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan
data sekunder berupa desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui buku-buku yang
relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip- arsip, catatan-
catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini,
dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti berupa: RPP beserta lampiran-
lampirannya berupa (1) penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan yang
meliputi: teknik penilaian, instrumen penilaian, serta pembelajaran remedial dan
pengayaan; (2) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
Kisi-kisi desain RPP yang dianalisis dengan melihat kata kerja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
digunakan pada masing- masing komponen yang dianalisis. Desain RPP yang baik
adalah yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk desain
RPP yang dapat dianalisis terutama pada bagian (1) kompetensi dasar; (2)
indikator; (3) proses pembelajaran, dan (4) lembar kerja siswa yang
dikembangkan dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi pada siswa. Desain RPP dapat dianalisis dengan menggunakan lembar
analisis seperti yang terlampir pada lampiran 5.
Selain memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, desain RPP
yang baik seharusnya sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Permendikbud No. 103 tahun 2014, dengan menggunakan format seperti yang
terlampir pada lampiran 6.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan dialog secara langsung dengan narasumber. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam terutama
jika jumlah respondennya sedikit (Sugiyono,2011).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara guna
memperoleh data yang konsisten dengan data yang diperoleh melalui kegiatan
observasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Peneliti akan
melakukan dialog secara langsung dengan objek penelitian yakni berupa tenaga
pendidik mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas VIII A , wawancara
dilakukan guna mengetahui proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah guru menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran
yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menggunakan
lembar pertanyaan wawancara seperti yang terlampir pada lampiran 7.
4. Test
Secara teoritis, test merupakan suatun alat atau prosedur yang dipakai
dalam rangka kegiatan pengukuran dan penilaian. Munurut Dejamri (2008 : 67),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tes merupakan salah satu cara untuk menaksirkan besarnya kemampuan seseorang
secara tidak langsung yaitu melaui respon seseorang melalui stimulus atau
pertanyaan. Tes juga dapat diartikan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemapuan seseorang atau
mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes berupa soal tes guna
memperoleh data sejauh mana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas
VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen
pokok dan instrumen penunjang (Arikunto, 2006: 149). Instrumen pokok adalah
manusia itu sendiri sedangkan instrumen penunjang adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara dan pedoman tes.
1. Instrumen pokok dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai
instrumen dapat berhubungan langsung dengan responden dan mampu memahami
serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di lapangan. Menurut Moleong (2007:
168) Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah ia sekaligus
merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, pada
akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Untuk membantu peneliti sebagai instrumen pokok, maka peneliti
membuat instrumen penunjang. Dalam penyusunan instrumen penunjang tersebut,
Suharsimi Arikunto (1996: 153–154) mengemukakan pemilihan metode yang
akan digunakan peneliti ditentukan oleh tujuan penelitian, sampel penelitian,
lokasi, pelaksana, biaya dan waktu, dan data yang ingin diperoleh. Dari tujuan
yang telah dikemukakan tersebut, dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi, wawancara, dan tes. Setelah ditentukan metode yang digunakan, maka
peneliti menyusun instrumen pengumpul data yang diperlukan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan.
2. Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Secara
umum, penyusunan instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini :
a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan
judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
c. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
d. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
e. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar
(Suharsimi Arikunto, 2005:135)
Lebih lanjut, sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu membuat
kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut:
Tujuan wawancara :
1. Untuk mengetahui bagaimana upaya penerapan ketermpilan berpikir tingkat
tinggi yang sudah dilaksanakan.
2. Untuk menggali apakah guru sudah menfasilitasi siswa untuk menumbuhkan
ketermpilan berpikir tingkat tinggi
3. Untuk mengetahui hambatan apa saya dalam melaksanakan penerapan
ketermpilan berpikir tingkat tinggi
4. Untuk mengetahui cara guru dalam menumbuhkan ketermpilan berpikir tingkat
tinggi terkait model, teknik, dan metode pembelajaran.
Tabel 3.1 Kisi – kisi Pedoman Wawancara
No Kisi Kisi Butir Pertanyaan Wawancara
1 Penerapan kegiatan pembelajaran
untuk mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Bagaimana Ibu menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat
mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi ?
2 Hambatan dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis
kemampuan berpikir tingkat
tinggi terkait model, teknik, dan
metode.
Apakah ada hambatan yang berasal
terkait metode, teknik dan model dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang berbasis meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa ? Jika ada bagaimana Ibu
menanggapi hal tersebut ?
3 Penerapan model,teknik dan
metode agar siswa mampu memecahkan masalah.
Bagaimana Ibu menerapkan model,
teknik, dan metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
siswa melalui kegiatan diskusi dan
memecahkan masalah ?
4 Pemberian soal yang berbasis
masalah
Ketika melaksanakan kegiatan diskusi
apakah Ibu selalu memberikan soal
untuk dipecahkan oleh siswa dalam
kelompok ?
5 Pelaksanaan pembelajaran untuk
mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan.
Ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran bagaimana Ibu selalu
mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan ?
6 Melibatkan siswa dalam
memecahkan masalah dan
fenomena matematika
Apakah dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran Ibu meminta siswa untuk
mengamati masalah atau fenomena
matematika kemudian memberikan
tanggapan mengenai masalah atau
fenomena tersebut ?
7 Pengelolaan waktu yang efektif
dan efisien selama pembelajaran
Apakah dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, Ibu mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisisen ?
3. Instrumen ketiga dalam penelitian ini adalah dengan observasi. Secara umum,
penyusunan instrumen pengumpulan data berupa observasi dilakukan dengan
tahap-tahap berikut ini :
a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan
judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
c. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
d. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
e. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar
(Arikunto, 2005:135)
Lebih lanjut, sebelum melakukan observasi peneliti terlebih dahulu membuat kisi
- kisi pedoman observasi dan instrument observasi guru dikelas sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.2 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas
Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
1 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak
terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk
menjelaskan materi
2 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru
menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi siswa seperti diskusi dan memecahkan
masalah
3 Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk
memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna
memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi
dalam kegiatan diskusi
4 Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu
memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswa dalam
kelompok
5 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
6 Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai
7 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik
dibandingkan yang tertera pada RPP
8 Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu
dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
kegiatan pembelajaran
9 Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran
10 Dalam melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran,
guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau
fenomena matematika kemudian memberikan tanggapan
mengenai masalah atau fenomena tersebut
11 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru
mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien
4. Instrumen keempat dalam penelitian ini adalah dengan test yang berupa soal.
Sebelum melaksanakan tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi pedoman
tes dan instrument tes berupa soal essai sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
No Indikator Soal
1. Menganalisis
• Siswa mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah alur
yang rumit dan dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya
3. Suatu kotak
berbentuk kubus dapat
memuat 8 buah kubus
kecil. Volume 1 kubus
kecil tersebut adalah 8
cm3. Tentukan: a. Volume kotak
tersebut?
Panjang rusuknya?
Jika panjang rusuknya
bertambah 2 cm, berapa
jumlah kubus kecil
yang dapat dimuatkan
pada kotak tersebut ?
2. Mengevaluasi
• Siswa mampu memberikan penilaian terhadap
solusi, gagasan, dan metodologi dari unsur unsur
limas yang diketahui dengan menggunakan
kriteria yang cocok untuk memastikan langkah
yang efektivitas membuat hipotesis, mengkritik
dan melakukan pengujian menerima atau
menolak suatu pernyataan pada soal berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan pada konsep limas.
2. Atap rumah berbentuk persegi
panjang dengan
panjang rusuk alas 30
m x 12 m dan tinggi limas 8 m. Jika setiap 1
m2 membutuhkan 24
buah genting, banyak
genting yang
dibutuhkan untuk atap
rumah adalah….
3. Mengkreasi
• Siswa Membuat generalisasi suatu ide atau
cara pandang terhadap sesuatu pemecahan dalam
menentukan luas kaleng yang berbentuk prisma,
kemudian merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah dalam perubahan
volume serta
mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-
bagian dalam menetukan tinggi air sekarang.
1.Sebuah kaleng berbentuk prisma
persegi panjang dengan
alas berukuran 6 cm x
5 cm dan tinggi 12 cm berisi air penuh. Jika
separuhnya dikeluarkan
dari kaleng, kemudian
dimasukan air yang
baru 60 cm3, tentukan
tinggi air sekarang pada kaleng?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
F. Teknik Analisis Data
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk mengetahui desain RPP yang dibuat oleh guru untuk mata pelajaran
Matematika sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
peniliti melakukan analisis desain RPP pada koponen kompetensi dasar, indikator,
proses pembelajaran, dan lembar kerja siswa.
Desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah RPP yang pada komponen kompetensi dasar, indikator, proses
pembelajaran, dan lembar kerja siswa memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada level menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Selain menganalisis komponen RPP yang memuat indikator keterampilan
berpikir tingkat tinggi, RPP juga dianalisis kesesuaiannya dengan ketentuan yang
tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014.
2. Tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sudah mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan analisis terhadap
hasil dari soal keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diberikan kepada siswa.
Hasil dikatakan dinyatakan baik jika hasil analisis menunjukkan bahwa proses
pengerjaan yang digunakan telah mencerminkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Metode data analisis hasil tes pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa pada penelitian ini mengadopsi metode analisis data milik Lewy, dkk
(2009). Dimana data hasil tes untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa dilihar dari skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal tes
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor diperoleh siswa, kemudian dihitung
persentasenya untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Sistem
penskoran tingkat keterampilan tersebut dibuat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.4
Sistem penskoran tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
(diadopsi dari Lewy, dkk, 2009)
SKOR KRITERIA
3 Tampak 3 deskriptor
2 Tampak 2 deskriptor
1 Tampak 1 deskriptor
0 Tampak 0 deskriptor
Penilaian dalam analasis hasil pekerjaan siswa
1. Tampak deskriptor 3
Siswa memperoleh skor 3 dengan tampak 3 deskriptor, ketika siswa dapat
(1) menjawab dengan benar dan (2) sudah sesuai dengan indikator dan pertanyaan
pada soal tersebut dimana (3) siswa mampu untuk menuliskan dengan benar serta
urut dalam memecahkan permasalahan pada soal tersebut sesuai dengan salah satu
proses kognisi higher order thinking skill (Mengananlisis, Mengavaluasi, dan
Mencipta), jawaban juga harus benar maka siswa akan memperoleh skor 3
2. Tampak deskriptor 2
Siswa memperoleh skor 2 dengan tampak 2 deskriptor, ketika siswa dapat
(1) sudah menjawab sesuai dengan indikator dan pertanyaan pada soal, (2) Siswa
bisa menuliskan bagaimana proses penyelesaian yang yang tepat dalam
memecahkan permasalahan pada soal tersebut sesuai dengan proses kognisi higher
order thinking skill (Mengananlisis, Mengavaluasi, dan Mencipta), baik itu salah
akan memperoleh 2 skor
3. Tampak 1 deskriptor
Siswa memperoleh skor 1 dengan tampak 1 deskriptor, (1) ketika siswa
sudah bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dan berusaha untuk
memecahkan pertanyaan pada soal baik itu salah akan memperoleh 1 skor.
4. Tampak 0 deskriptor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Siswa memperoleh skor 0 dengan tampak descriptor, ketika siswa tidak
menjawab sama sekali.
Skor keterampilan berpikir tingkat tinggi dari masing masing siswa adalah
jumlah skor yang diperoleh sesuai dengan banyaknya deskriptor yang tampak
pada saat menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor
maksimum adalah skor tertinggi (skor 3) dikalikan dengan jumlah soal (3 butir
soal), skor maksimumnya adalah 3 x 3 = 9, sedangkan skor minimum adalah 0 x 3
= 0, peneliti membagi interval menjadi 3 selang dengan rentang 3 rentang.
Data hasil tes kemudian dianalisis untuk menentukan rata-rata skor akhir
pada setiap pertemuan dan kemudian dikonversi kedalam data kuantitatif untuk
menentukan kategori tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa tersebut
ditentukan seperti pada table berikut :
Tabel 3.5 Kategori tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
(diadopsi dari Lewy, dkk, 2009)
Nilai Siswa Tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
7-9 Baik
4-6 Cukup
0-3 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal Agustus 2018 – Desember
2019. Analisis data pembahasan penelitian ini dibagi menjadi tiga rumusan
masalah, yaitu:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk mengetahui bahwa guru matematika telah menyusun RPP untuk
mata pelajaran matematika sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir tingkat
tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP yang telah dibuat oleh
guru mata pelajaran matematika.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Bangun Ruang
Sisi Datar kemudian dianalisis tingkat kesesuaiannya dengan kriteria keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Kegiatan analisis dilakukan dengan melihat penggunaan
kata kerja pada komponen kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, dan lembar kerja siswa (LKS).
Analisis RPP dinyatakan baik ketika kata kerja yang digunakan pada
komponen kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
dan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunaan kata kerja yang mengarahkan siswa
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yakni berupa keterampilan menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Berikut hasil analisis kesesuaian RPP dengan
indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel4.1 Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika dengan
Permendikbud No. 103 tahun 2017
Komponen Keterangan
Lengkap Tidak
Indentitas Mata
Pelajaran √
Kompetensi Inti √
Kompetensi Dasar √
Indikator √
Materi Pembelajaran √
Kegiatan Pembelajaran √
Kegiatan Pendahuluan √
Kegiatan Inti
a. Mengamati √
b.Menanya √
c. Mengumpulkan informasi
√
d.Mengasosiasi √
e. Mengkomunikasikan
√
Kegiatan Penutup √
Penilaian,
Remedial, dan
Pengayaan
√
Media, Bahan, dan
Sumber Belajar √
Lampiran-lampiran √
Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa RPP sudah
mencantumkan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada komponen
kompetensi dasar, indikator, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
terlihat dari kelima indikator pada desain RPP masih menggunakan kata kerja
berupa menentukan dan menyelesaikan. Menentukan dan menyelesaikan
merupakan proses kognitif dari keterampilan mengingat.
Upaya menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi telah dilakukan
oleh pemerintah melalui Permendigbud no.103 tahun 2014. Upaya tersebut dapat
dilihat melalui kompetensi dasar yang tercantum dalam format penyusunan RPP.
Pada komponen kompetensi dasar sudah digunakan beberapa kata kerja yang
mengacu pada proses kognitif yang mengarahkan siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
Hal ini terlihat dari cara guru menyusun indikator pembelajaran. Dalam
format penyusunan RPP pada bagian kompetensi dasar tertulis bahwa siswa
diminta untuk menganalisis materi pembelajaran dengan menggunakan kata kerja
mendeskripsikan. Kegiatan mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif
yang berada pada level keterampilan menganalisis. Sedangkan pada komponen
indikator, guru menguraikan kegiatan dengan menggunakan kata kerja berupa
menentukan dapat dilihat pada lampiran 1 kata identifikasi sendiri berarti
menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan
bagaimana materi tersebut disampaikan oleh guru. Dengan demikian, jelas bahwa
proses menentukan merupakan bagian proses kognitif berupa keterampilan
menganalisis yang artinya sudah berada pada tahap keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Selain itu terlihat pula bahwa guru sudah mampu menggunakan kata kerja
yang bersifat operasional, yang dimaksud dengan kata kerja operasional adalah
kata kerja yang digunakan dapat diukur. Hal ini terlihat dari desain RPP yang
sudah menggunakan kata kerja berupa menentukan dan menyelesaikan masalah.
Secara lebih rinci rekapitulasi penggunaan kata kerja pada KD dan indikator dapat
dilihat pada lampiran 1.1.
Sedangkan apabila dianalisis kelengkapan RPP berdasarkan ketentuan
yang tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014, RPP dapat dinyatakan
cukup baik dan disiplin. Hal ini terlihat dari desain RPP yang dibuat oleh guru
telah menyesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendikbud no.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
103 tahun 2014, walaupun pada beberapa bagian RPP masih ada beberapa hal
yang belum sesuai, misalnya guru belum RPP membuat lampiran secara lengkap
seperti LKS atau pada bagian kompetensi inti yang tidak dijabarkan secara
lengkap. Akan tetapi secara keseluruhan desain RPP berdasarkan Permendikbud
no.103 tahun 2014 dapat dikatakan baik.
Dari komponen langkah-langkah pembelajaran juga ditemukan bahwa
desain pembelajaran yang tercantum dalam RPP masih berupa kegiatan-kegiatan
yang hanya mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat rendah. Hal ini
terlihat dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas hanya meminta siswa
untuk mengidentifikasi materi- materi yang terdapat dalam buku paket kemudian
mendiskusikannya didalam kelompok.
Akan tetapi desain LKS yang dibuat oleh guru, LKS yang dibuat oleh guru
dinilai belum mampu membentuk dan mengarahkan siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari soal-soal yang dicantumkan dalam
LKS adalah soal-soal latihan yang terdapat dalam buku paket, selain itu proses
pengerjaannya pun tercantum dalam buku paket. Dengan demikian pengerjaan
soal yang terdapat dalam LKS dapat dilakukan dengan melihat cara pengerjaan
yang tercantum dalam buku paket, sehingga tidak membutuhkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS.
2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran matematika sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir
tingkat tinggi, maka peneliti melakukan observasi di kelas VIIIA. Observasi
dilakukan menggunakan 11 pernyataan dengan mengacu pada kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Ada tiga kriteria yang digunakan untuk menilai implementasi
pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
pada mata pelajaran matematika, yaitu kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta yang tercermin pada strategi, model, metode dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika didalam kelas dan hasil tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dilaksanakan oleh peneliti di kelas.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa guru mata pelajaran
matematika belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan pembelajaran
masih bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat rendah
terutama pada keterampilan mengingat dan memahami materi pelajaran. Hal ini
terlihat dari strategi, model dan metode yang digunakan guru di kelas.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, terlihat bahwa guru telah menggunakan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa.
Salah satu metode yang dinilai dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa
adalah dengan menerapkan metode pembelajaran seperti diskusi dan tanya jawab.
Akan tetapi, penggunaan metode diskusi dan tanya jawab tidak secara
langsung mengindikasikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan memuat
indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru menerapkan metode diskusi dan tanya jawab dengan
membahas dan mengerjakan soal yang tercantum dalam LKS. Soal-soal yang
tercantum dalam LKS bukan merupakan jenis soal yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir siswa. Hal ini dikarenakan bahan diskusi yang terdapat
dalam LKS jawabannya terdapat dalam buku paket. Dengan demikian siswa dapat
dengan mudah mengerjakannya cukup hanya dengan berpedoman pada cara
pengerjaan yang tercantum dalam buku paket.
Tentunya kegiatan diskusi semacam ini tidak dapat meningkatkan
keterampilan berpikir siswa. Kegiatan diskusi dan tanya jawab yang baik adalah
dengan membahas dan mengerjakan soal-soal yang sifat pengerjaannya
mewajibkan siswa untuk mencari jawaban secara mandiri berdasarkan
pendapatnya masing-masing kemudian didiskusikan dalam kelompok.
Berdasarkan analisis yang dilakukan juga terlihat bahwa guru belum
memahami arti dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari hasil
kegiatan wawancara pendahuluan dan observasi yang telah dilakukan dapat dilihat
pada lampiran 1,2. Pada saat melakukan wawancara, salah satu pertanyaan yang
dikemukakan oleh peneliti adalah sudahkah guru menerapkan pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ketika
diajukan pertanyaan demikian guru terlihat bingung serta menjawab sudah tetapi
belum semua dan kembali mempertanyakan arti konkrit dari keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Ketidakpahaman guru akan arti dari keterampilan berpikir tingkat
tinggi ini juga diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan di kelas. Di kelas
guru tidak menerapkan kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan guru secara penuh
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berpedoman pada RPP, sedangkan
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap desain RPP ditemukan bahwa
desain RPP yang dibuat oleh guru tidak memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Oleh karena itu bagaimana mungkin guru dapat menerapkan
pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi ketika guru tersebut tidak paham makna dari keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan bagaimana mengaplikasikannya dalam observasi kegiatan
pembelajaran.
Untuk melihat apakah guru sudah sungguh-sungguh melaksanakan
pembelajaran sebagaimana yang diamati oleh peneliti selama kegiatan observasi
di kelas, maka peneliti juga mencari informasi dari melalui observasi dikelas.
Dengan ini diharapkan data yang terkumpul dapat menunjukkan keadaan yang
sesungguhnya.
Untuk mengetahuai apakah guru sudah sungguh-sungguh melaksanakan
pembelajaran sebagaimana dan menerapkan kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi yang peneliti lakukan
ketika guru sedang mengajar didalam kelas.
Pada hasil observasi terhadap guru dalam implementasi pembelajaran yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3 indikator
keterampilan berpikir, yaitu kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.2
Hasil Analisis Instrumen Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)
Kriteria
Penilaian
Kata Kerja Keterangan
Ya Tidak
Menggunakan
kata kerja yang
memuat indikator
keterampilan
berpikir yang
berada pada level
mencipta
Merancang √
Membangun
Merencanakan
Menciptakan
Merancang
Membuat
Menggunakan
kata kerja yang
memuat indikator
keterampilan
berpikir yang
berada pada level
mengevaluasi
Mengecek √
Menduga
Mengkritik
Mencoba
Menilai
Menguji
Mendeteksi
Memantau
Menggunakan
kata kerja yang
memuat indikator
keterampilan
berpikir yang
berada pada level
menganalisis
Membandingkan √
Mengorganisasikan
Mengkonstruksi
Mengaitkan
Menguraikan
Menemukan
Menyusun
Menghubungkan
Membedakan
Memberi contoh
Menafsirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menceritakan
Menerangkan
Mengartikan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru masih belum sepenuhnya
mengarahkan siswa pada pada pembelajaran yang bersifat keterampilan berpikir
tingkat tinkat dimana terlihat ketika guru mengajar siswa diskusi, guru
menggunakan soal yang terdapat pada buku paket siswa. Disini terlihat bahwa
guru tidak memberikan kewenangan pada siswa untuk mengekplorasi dan
berkreatifitas diluar soal yang tercantum pada buku paket, dimana ketika siswa
mengerjakan soal pada buku paket siswa dapat dengan mencontoh pada contoh
soal yang dijelaskan pada buku paket tersebut.
3. Hasi dari soal test kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
Untuk mengetahui implementasi dari menerapan keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang sudah guru laksanakan melalui kegiatan pembelajaran dikelas
peneliti melakukan test kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada seluruh siswa
kelas VIII A berjumlah 32 orang siswa. Pada soal terdapat indikator berpikir
tingkat tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta yang peneliti
susun. Soal berjumlah 3 soal esai dimana soal no 1 memuat indikator mencipta
atau mengkreasi, pada soal nomor 2 memuat indikator mengevaluasi, dan pada
soal nomor tiga memuat indikator menganalisis dan mengevaluasi.
Dari hasil analisis soal test yang telah dikerjakan siswa, dengan
menghitung total skor setiap siswa dari 3 pernyataan. Berikut ini hasil dari analisis
total skor dan kualifikasi dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil analisis soal tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
Interval skor Frekuensi Persentase (%) Kategori
7– 9 10 31,25 Baik
4– 6 13 40,625 Cukup
0– 3 9 28,125 Kurang
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Jumlah 32 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan guru dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada siswa melalui perhitungan tersebut.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui RPP yang telah
dibuat oleh guru mata pelajaran Matematika berupa RPP, dengan materi Bangun
Ruang Sisi Datar. Dari RPP tersebut kemudian dianalisis pengembangannya
berdasarkan kriteria indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa guru mata
pelajaran matematika cukup mampu membuat desain RPP yang memuat
indikator keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari kata kerja yang
digunakan pada komponen RPP pada bagian:
a. Kompetensi dasar
Pada bagian kompetensi dasar, terlihat bahwa ada beberapa penggunaan
kata kerja yang digunakan sudah dapat mengarahkan siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi, baik pada desain RPP. Hal ini terlihat dari kata kerja yang
digunakan seperti membedakan. Kegiatan membedakan merupakan proses
kognitif yang berada pada level menganalisis dan selain itu juga ditemukan
proses kognitif berupa keterampilan mengevaluasi yaitu melalaui kata kerja
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas dan volume bangun ruang
sisi datar. Untuk itu hal ini sudah mengindikasikan bahwa guru cukup mampu
merumuskan desain RPP yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi, hal ini dikarenakan yang merumuskan komponen komptensi dasar adalah
guru mata pelajaran itu sendiri sesuai yang tercantum dalam Permendikbud,
hanya saja pada proses kognitif yang berada pada level mencipta belum guru
cantumkan pada kompentensi dasar RPP yang guru buat.
b. Indikator
Pada bagian indikator, guru mata pelajaran Matematika belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menggunkan kata kerja yang berada pada level keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Kata kerja yang digunakan oleh kedua guru dalam desain RPP masih
menggunakan kata kerja seperti menentukan, dan menyelesaikan masalah. Pada
komponen indikator terdapat penggunaan kata kerja berupa menentukan yang
berarti guru meminta siswa untuk mengaplikasikan pengertian atau definisi dari
sebuah materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa komponen RPP berupa
kompetensi dasar masih berada pada level berpikir tingkat rendah yang berupa
keterampilan mengingat hingga mengaplikasikan.
Ketidakmampuan guru dalam mendesain RPP pada komponen indikator
yang mampu membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi dikarenakan guru
yang belum sepenuhnya paham akan keterampilan berpikir tingkat tinggi secara
kongkrit. Hal ini terlihat dari desain RPP pada bagian kompetensi dasar, pada
bagian kompetensi dasar tertulis bahwa siswa diminta untuk menganalisis materi
pembelajaran dengan menggunakan kata kerja menentukan. Kegiatan menentukan
merupakan kategori proses kognitif yang berada pada level keterampilan
mengaplikasi dan menganalisis. Sedangkan pada bagian indikator guru
menguraikan kegiatan dengan menggunakan kata kerja berupa menentukan, yang
artinya masih berada pada tahap keterampilan mengaplikasi dan menganilis.
Dengan mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl (2018: 101)
kata kerja berupa menenetukan merupakan kategori proses kognitif yang berada
pada keterampilan menerapkan (C3). Akan tetapi penggunaan kata kerja berupa
menentukan yang dicantumkan guru dalam desain RPP belum mengarah pada
keterampilan berpikir berupa menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh
Anderson dan Krathwohl. Karena dalam hal ini guru menggunakan kata kerja
menentukan hanya untuk menerapkan materi berupa pengertian, fungsi, tujuan,
dan jenis-jenis dari bangun ruang sisi datar sebagaimana yang tercantum dalam
desain RPP. Aktifitas menentukan sebagaimana yang digambarkan oleh guru
tersebut masih berada pada keterampilan berpikir tingkat rendah yang berada pada
level mengaplikasi.
c. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pada bagian langkah-langkah kegiatan pembelajaran, desain RPP dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
materi bangun ruang sisi datar belum memuat kegiatan pembelajaran yang mampu
membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Rancangan kegiatan
pembelajaran yang didesain hanya berpusat pada kegiatan untuk membangun
keterampilan siswa untuk mengingat, dan memahami materi pembelajaran.
Desain kegiatan pembelajaran yang dicantumkan hanya berupa desain kegiatan
dirancang untuk membangun keterampilan berpikir siswa pada kemampuan untuk
mengingat dan memahami.
Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas hanya
meminta siswa untuk mengidentifikasi, menentukan, dan menyelesaikan materi-
materi yang terdapat dalam buku paket kemudian mendiskusikannya didalam
kelompok.
d. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja siswa merupakan suatu perangkat pembelajaran yang
digunakan oleh guru dengan tujuan untuk melatih keterampilan berpikir siswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Lembar kerja siswa yang baik adalah lembar
kerja yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi
keterampilan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Suatu LKS dinyatakan baik ketika soal-soal latihan yang dicantumkan
dalam LKS bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Soal yang dicantumkan dalam LKS akan mampu melatih keterampilan berpikir
siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, bahkan hingga mencipta. Oleh karena
itu soal yang dicantumkan harus bersifat melatih siswa untuk berpikir, dimana
jawaban dari setiap soal tidak terdapat dalam buku paket. Sehingga siswa
diarahkan untuk membuat jawaban sendiri berdasarkan analisis terhadap soal yang
diberikan.
Analisis yang dilakukan pada LKS, ditemukan bahwa soal yang
dicantumkan guru dalam LKS merupakan soal yang dibuat berdasarkan
pertanyaan yang ada pada buku paket dan pengerjaan dari masing- masing soal
dapat dilakukan dengan melihat panduan yang ada pada buku paket.
Sedangkan apabila dianalisis tingkat kesesuaian RPP dengan ketentuan
yang tercantum pada Permendikbud no. 103 tahun 2014, terlihat bahwa guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
cukup mampu mendesain RPP secara baik sesuai dengan ketentuan pemerintah,
hanya saja belum memuat seluruh indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada keempat
komponen RPP secara keseluruhan yang meliputi kompetensi dasar, indikator,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan lembar kerja siswa menunjukkan
bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran
Matematika di SMP N1Yogyakarta belum menunjukkan bahwa siswa memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
e. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Kegiatan pembelajaran yang mengarahkan dan membangun keterampilan
berpikir siswa dengan menerapkan strategi, model, dan metode yang dapat
mengarahkan keterampilan berpikir siswa adalah kegiatan pembelajaran yang
bersifat menumbuhkan keterampilan berpikir pada siswa, terutama keterampilan
berpikir tingkat tinggi seharusnya dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran yang dapat merangsang dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam
berpikir.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat merangsang
dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam berpikir adalah dengan cara melakukan
kegiatan diskusi kelompok, tanya jawab, dan eksperimen. Selain itu, guru dapat
memberikan soal tertentu untuk dipecahkan bersama kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan, masukan, atau kritikan
terhadap hal-hal yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa tidak hanya
memiliki keterampilan untuk menghafal materi yang telah didapatkan, namun
siswa juga mampu untuk mengkritik, mengembangkan serta menciptakan hal-hal
baru yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada guru yang mengajar di
kelas VIII A, ditemukan bahwa guru mata pelajaran matematika melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang disesuaikan secara keseluruhan dengan komponen
yang dicantumkan dalam RPP. Selain itu guru juga belum sepenuhnya mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang secara utuh mengarah pada indikator
keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pembelajaran pada bagian:
f. Strategi
Untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa,
strategi yang paling tepat untuk digunakan pada egiatan pembelajaran adalah
strategi inkuiri. Strategi inkuiri menekankan pada keterampilan berpikir secara
kritis dan analitis. Pada strategi inkuiri metode pembelajaran yang diterapkan
adalah diskusi, pemberian tugas, eksperimen, dan tanya jawab. Berdasarkan
observasi yang dilakukan pada guru mata pelajaran matematika, ditemukan bahwa
guru belum sepenuhnya menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan, terlihat ditemukan bahwa guru sudah menerapkan metode
pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi hal ini belum
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kegiatan tanya jawab dan
materi yang didiskusikan hanya berupa lembar kerja siswa yang berisi pertanyaan-
pertanyaan sederhana yang berasal dari materi yang dibahas dalam buku paket dan
LKS tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan
keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Kegiatan diskusi dan tanya
jawab yang mampu mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah dengan membahas dan menganalisis fenomena-fenomena matematika
kemudian memberikan jawaban-jawaban dan tanggapan kritis yang mana jawaban
terebut tidak tercantum dalam buku paket.
g. Model
Untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, model
pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan adalah model pembelajaran
problem based learning (PBL). Melalui model PBL maka siswa mampu
memecahkan masalah-masalah matematika melalui kasus yang diberikan oleh
guru.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa guru sudah
menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi kasus yang
diberikan oleh guru untuk didiskusikan oleh siswa hanya kasus-kasus sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang berasal dari materi pembelajaran yang tercantum dalam buku paket.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran
yang meliputi strategi, metode, dan model, menunjukkan bahwa nilai tertinggi
Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran matematika di SMP N
1 Yogyakarta belummenunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir
tingkat tinggi, analisis yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran
menunjukkan bahwa siswa hanya mampu berpikir pada level mengingat,
memahami, dan menerapkan.
Sedangkan apabila dilihat dari persepsi siswa terhadap guru, siswa menilai
bahwa guru sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini jelas berbeda dengan hasil observasi
yang dilakukan peneliti terhadap guru dikelas.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi siswa
dengan hasil observasi yang dilakukan. Adapun faktor tersebuat adalah: (1) siswa
menyukai guru ataupun metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata
pelajaran matematika, sehingga pada saat mengisi kuesioner siswa menjadi sangat
subjektif; (2) siswa tidak dapat menangkap maksud yang peneliti jabarkan pada
kuesioner; (3) siswa mengisi kuesioner secara asal atau sembarangan tanpa
membaca apa yang tertuang pada kuesioner. Dengan melihat ketiga faktor
tersebut, maka sangat mungkin terjadi perbedaan persepsi siswa dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti.
2. Pembahasan hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
Dari hasil analisis data tes soal untuk mengukur keterampilan tingkat tinggi
siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar dapat diketahui bahwa 10 siswa
(31,25%) yang termasuk dalam kategoru memiliki keterampilan berpikir tingkat
baik, dan 13 siswa (40,625%) termasuk dalam kategori memiliki keterampilan
berpikir tingkat tinggi dengan kategori cukup, dan 9 siswa (28,125%) termasuk
dalam kategori memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan kategori
rendah. Ini berarti secara keseluruhan 23 siswa (71,875%) dari 32 siswa yang
telah memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi kategori cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4.1 Pekerjaan siswa
Dari hasil tes siswa diperoleh dan diketahui bahwa kemampuan analisis
siswa sudah cukup baik, sebagian besar siswa telah mampu menganalisis
informasi yang masuk dan membagi bagi atau menstrukturkan informasi yang
masuk dan membagi bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubunganya, mampu mengenali pola
hubungannya, mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah scenario yang rumit dan telah mampu mengidentifikasi/ merumuskan
pertanyaan.
Gambar 4.1 Pekerjaan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.2 Pekerjaan siswa no 2
Kemampuan siswa dalam mengevaluasi dalam kategori baik. Dimana
siswa telah mampu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan
metodologi seperti tampak pada gambar 4.5, dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektif atau manfaatnya.
Siswa juga telah mampu membuat hipotesis, menkritik dan melakukan pengujian
walaupun dengan memasukan beberapa variabel uji. Hanya beberapa siswa yang
mempunyai kemampuan mengevaluasi dengan pembuktian induktif.
Gambar 4.3 Pekerjaan siswa no 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Soal yang diberikan juga berhasil menimbulkan kemampuan mengkreasi
seperti tampak pada gambar 4.3 dan 4.4 dengan cara membuat beberapa strategi
yang baru dalam menyelesaikan masalah. Siswa dapat membuat generalisasi suatu
idea tau cara pandang terhadap sesuatu, merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah dan mengorganisasikan unsur unsur atau bagian - bagian
menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. Berikut ada beberapa
soal dan jawaban siswa.
Soal No 1
Sebuah kaleng berbentuk prisma persegi panjang dengan alas berukuran 6 cm x 5
cm dan tinggi 12 cm berisi air penuh. Jika separuhnya dikeluarkan dari kaleng,
kemudian dimasukan air yang baru 60 cm3, tentukan tinggi air sekarang pada
kaleng?
Jawaban Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.4 Pekerjaan siswa no 1 dengan skor 3
Dari hasil berbagai jawaban siswa terlihat bahawa siswa telah mampu
menganalisis dan mengembangkan strategi untuk menemukan pola dan
menemukan rumus.
Soal no 2
Atap rumah berbentuk limas persegi panjang dengan panjang rusuk alas 30 m ×
12 m dan tinggi limas 8 m. Jika setiap 1 m2 membutuhkan 24 buah genting,
banyak genting yang dibutuhkan untuk atap rumah adalah….
Jawaban siswa
Gambar 4.5 pekerjaan siswa no 2 dengan skro 3
Pada gambar 4.5 terlihat bahwa siswa dalam menyelesaikan soal no 2 siswa
sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah dan menggeneralisasi rumus
juga terlihat dalam beberapa contoh strategi yang di kreasi siswa pada
pekerjaannya tersebut.
Soal no 3
Suatu kotak berbentuk kubus dapat memuat 8 buah kubus yang berbentuk kubus
kecil. Volume 1 kubus kecil tersebut adalah 8 cm3. Tentukan:
a. Volume kotak tersebut?
b. Panjang rusuknya?
c. Jika panjang rusuknya bertambah 2 cm, berapa jumlah penghapus faber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
castell yang dapat dimuatkan pada kotak tersebut ?
Jawaban siswa
Gambar 4.6 Pekerjaan siswa no 3 dengan skor 3
Dari jawaban siswa pada gambar 4.6 untuk menyelesaikan soal nomor 3 diketahui
bahawa siswa mampu mengevaluasi rumus dan memberikan argument walaupun
secara deduktif. Ini dapat dipahami karena siswa kurang dilatih untuk
membuktikan rumus secara induktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
A. Kesimpulan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran
matematika di SMP N 1 Yogyakarta belum sepenuhnya menunjukkan bahwa
siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui:
1. Desain RPP
Desain RPP yang dibuat memang sudah sesuai dengan Permendikbud No.
103 tahun 2014. Guru sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat
tinggi, yang dilihat melalui analisis pada komponen kompetensi dasar, indikator
dan langkah-langkah desain pembelajaran.
Kata kerja yang digunakan dalam komponen lain pada desain RPP yang
akan dilakukan sudah merupakan kata kerja yang berada pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi .
2. Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada guru yang mengajar di
VIII A, ditemukan bahwa guru mata pelajaran matematika belum mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada indikator keterampilan
berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dikelas
pada bagian strategi, metode, dan model pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada guru mata pelajaran
matematika, ditemukan bahwa guru belum mampu sepenuhnya menciptakan
pembelajaran yang mengarahkan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, ditemukan bahwa guru sudah
menerapkan metode pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi
hal ini belum menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kegiatan
tanya jawab dan materi yang didiskusikan hanya berupa lembar kerja yang berisi
pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berasal dari materi yang dibahas dalam
buku paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Hasil tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap hasiltes kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta ditemukan
bahwa terdapat 31,25 % kategori baik, 40,625 % kategori cukup, dan 28,125%
kategori rendah.
Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
mata pelajaran matematika hanya menanamkan keterampilan mengingat,
memahami, hingga menerapkan yang merupakan keterampilan berpikir tingkat
rendah. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa meskipun siswa dapat
meraih nilai tertinggi dalam UN, akan tetapi keterampilan berpikir siswa masih
berada pada tahapan berpikir tingkat rendah. Nilai tinggi yang diperoleh siswa
belum disertai oleh keterampilan berpikir tingkat tinggi.
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa keterbatasan
penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian ini terbatas pada analisis implementasi pembelajaran mata pelajaran
matematika yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada guru mata pelajaran matematika kelas
VIII A serta siswa kelas VIIIA SMP N 1 Yogyakarta.
3. Instrumen observasi dalam penelitian ini terbatas pada observasi tentang
frekuensi dan terlaksananya kegiatan pembelajaran yang mengarahkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa yang dilakukan oleh guru dan
observasi mengenai keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
4. Penelitian ini juga terbatas dengan pengukuran keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa, tidak memberikan pembelajaran yang berbasis penerapan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Dengan melihat guru yang belum memahami benar mengenai keterampilan
berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain RPP, kegiatan pembelajaran, maupun
kegiatan assesment berupa pembuatan soal ujian yang merupakan instrumen
pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknyadilakukan sosialisasi, pelatihan, dan
praktik secara langsung mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Pelatihan yang dapat dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan
pemahaman guru tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan
melalui praktik secara langsung. Pada saat pelatihan, oleh pembimbing guru-guru
dapat diminta untuk membuat baik desain RPP, desain pembelajaran, dan desain
soal yang memuat inikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.Selain itu
pembimbing harus secara langsung membimbing, memantau, dan menilai sejauh
mana keterampilan guru dalam merumuskan baik desain RPP, desain
pembelajaran, dan desain soal.
Praktik dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga masing - masing
guru memiliki keterampilan yang baik dan secara benar dapat membuat desain
RPP, desain pembelajaran, maupun desain soal yang memuat indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Untuk desain pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya diminta untuk
membuat desain pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Akan tetapi guru juga harus mempraktikkannya secara langsung di
hadapan pembimbing. Setelah pelaksanaan pelatihan, guru tidak dilepas begitu
saja, melainkan harus dilakukan pengecekan secara berkala ke setiap sekolah di
mana guru mengajar. Untuk pengecekan desain RPP dapat dilakukan di awal
semester, untuk desain dan pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dapat dilakukan
beberapa kali dalam satu bulan, sedangkan untuk pembuatan soal dapat dilakukan
pengecekan paling sedikit setiap sebelum dilaksanakannya ulangan, baik UTS
maupun ulangan akhir semester.
Pengecekan dapat dilakukan secara mendadak guna memastikan guru
secara sungguh-sungguh menerapkan hal-hal yang telah dipraktikkan selama
pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Guru Mata Pelajaran Matematika
Dengan melihat guru yang belum memahami benar mengenai
keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain RPP, kegiatan
pembelajaran, maupun kegiatan assesment berupa pembuatan soal ujian yang
merupakan instrumen pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknya guru mengikuti
pelatihan mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk meningkatkan
pemahaman guru mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi itu sendiri,
sehingga guru dapat menerapkan dalam desain RPP, proses pembelajaran, dan
desain soal penilaian.
3. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan
penelitian ini dapat menambahkan masalah lain yang lebih mendalam dan dilihat
dari perspektif yang berbeda sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan guru Matematika kelas VIII A
dan seluruh siswa kelas VIII A sebagai subyek penelitian. Selain itu penelitian
akan dilakukan pada aspek desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat
oleh guru mata pelajaran matematika dan menganalisis keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa melalui soal test. Hal ini dilakukan guna mengetahui
implementasi pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah dan
bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dengan menganalisis aspek tersebut,
akan terlihat pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah.
Ketika aspek pembelajaran tersebut memuat dan bersifat mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
nilai UN tertinggi yang diperoleh siswa juga disertai dengan keterampilan berpikir
yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. 2018. Kerangka Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto. 2014. Evaluasi Program Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Ghani. 2011. Berpikir Tingkat Tinggi Jurnal Pendidikan. Vol. 1,No. 2, Januari 2011, 125-129
Heong, Y. M.,Othman, W.D.,Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011. The
Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students .
International Journal of
Heong, Y. M.,Othman, W.D.,Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011. The
Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students .
International Journal of Social and humanity, Vol. 1,No. 2, July 2018, 121-125
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Lewy, Zulkardi, dan Nyimas Aisyah. 2009. Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan Di Kelas IX Akselerasi
SMP Xaverius Maria Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 3. Nomor 2.
Krathwohl, D. R.2002. A revision of Bloom‟s TaVIIonomy: an overview – Theory Into Practice,
College of Education, The Ohio State University Pohl. 2000. Learning to think, thinking to
learn: ( tersedia di www.purdue.edu/geri diakses 24 febuari 2019)
Krathwohl, D.R. & Anderson, L.W.2001. A TaVIIonomy For Learning, Teaching, And Assesing; A
Revision Of Bloom’s TaVIIonomy Of Education Objective:( tersedia di www.purdue.edu/geri
diakses 24 Februari 2019)
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Muhubbin. Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raya Grafindo Persada Puskur Balitbang
Depdiknas (2003) eprints.ums.ac.id/25287/13/
Soenarjo. 2008. Matematika untuk SMP. Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Sumanto. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. Sumber Tentang Metode-metode
Baru). Jakarta: UIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.Bndung: Alfabeta
Surachman. 2010. Implementasi Berpikir Tingkat Tinggi Jurnal Pendidikan Nasional. Vol.
1,No. 5, Agustus 2018, 118-121
Salinan Lampiran Permendikbud No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
2018.Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Salinan Lampiran Permendigbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah 2014. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 16 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan
menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya diri,peduli, danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu
pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif,
produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Membedakan dan menentukan luas permukaan
dan volume bangun ruang sisi datar (kubus,
balok, prisma, dan limas)
Menentukan luas permukaan kubus dan balok dengan
menggunakan alat peraga berupa benda nyata
Menentukan luas permukaan prisma yang didapat dari
penurunan rumus luas permukaan balok.
Menentukan luas permukaan limas dengan syarat-syarat ukuran
yang harus diketahui
Menentukan volume kubus dan balok melalui pola tertentu sehingga bisa diterapkan pada volume prisma dan limas.
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima dan limas), serta gabungannya
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang
sisi datar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat:
Menentukan luas permukaan kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga berupa benda nyata
Menentukan luas permukaan prisma yang didapat dari penurunan rumus luas permukaan balok.
Menentukan luas permukaan limas dengan syarat-syarat ukuran yang harus diketahui
Menentukan volume kubus dan balok melalui pola tertentu sehingga bisa diterapkan pada volume prisma dan
limas.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang sisi datar
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Bangun Ruang Sisi Datar
Kubus, balok, prisma, dan limas
Jaring-jaring:
Kubus, balok, prisma, dan limas
Luas permukaan: kubus, balok, prisma, dan limas
Volume: kubus, balok, prisma, dan limas
Menaksir volume bangun ruang tak beraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Fakta
Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi dalam sistem koordinat (x,y,z). Bangun ruang terdiri dari bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung. Bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok. prisma, dan limas sedangkan
bangun ruang sisi lengkung yaitu silinder, kerucut dan bola. besaran-besaran yang di cari dalam bangun
ruang adalah mengenai Luas dan Volume,
Konsep
Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang berbentuk bujur sangkar. Luas Permukaan kubus
Volume Kubus
Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang yang berbentuk persegi panjang serta bidang-bidang
yang berhadapan adalah sepasang yang kongruen.
Luas balok: L = 2 (p.l +p.t + l.t)
Volume balok: V = p x l x t
Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang sejajar dimana bidang-bidang sejajar tersebut merupakan bidang atas dan bidang atas (tutup).
Luas Permukaan Prisma
= (2 x luas alas) + luas sisi tegak
Volume Prisma
V = L alas x t
Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi-n misalkan segi-3, segi-4, sebagai bidang alas dan
beberapa bidang tegak berbentuk segitiga.
Luas =Luas alas+Luas semua sisi tegak
Volume = luas alas x tinggi
Prinsip
Sifat-sifat bangun ruang sisi datar kubus
Mempunyai 8 buah titik sudut yaitu A,B,C,D,E,F,G, dan H, titik sudut merupakan persekutuan tiga rusuk atau
persekutuan tiga bidang sisi
Mempunyai 6 buah sisi yang kongruen berbentuk persegi, terdiri atas: (Sisi yang merupakan bidang atas kubus atau bidang dasar yaitu ABCD. Sisi yang merupakan bidang atas kubus atau bidang tutup yaitu EFGH. Sisi
tegak kubus yaitu ABFE, BCGF, CDHG, dan ADHE)
Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.
Rusuk merupakan garis persekutuan dua sisi kubus
Mempunyai 12 buah diagonal sisi (bidang) yang sama panjang yaitu AF, BE, BG, CF, CH, DG, DE, AH, AC,
BD, EG, dan FH
Mempunyai 6 buah bidang diagonal yang kongruen berbentuk persegi panjang yaitu ABGH, EFCD, BCHE,
FGDA, BFHD, dan AEGC
Jaring-jaring bangun ruang sisi datar kubus
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh 6 bidang sisi yang berbentuk bujur sangkar. Jaring-
jaring kubus terdiri dari 6 buah persegi kongruen yang saling berhubungan
.
Prosedur
Menggambarkan kubus, balok, prisma dan limas
Menghitung luas dan volum kubus, prisma dan limas
2. Materi Pembelajaran Remedial
Bagi siswa yang sudah mencapai indikator pembelajaran, dapat melanjutkan kebagian Pengayaan. Pada
kegiatan remidial guru ditantang untuk memberikan pemahaman kepada siswa yang belum mencapai
kompetensi dasar. Berikut ini alternatif cara untuk memberikan remidi: 1. Meminta siswa untuk mempelajari kembali bagian yang belum tuntas. 2. Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas.
3. Meminta siswa untuk bertanya kepada teman yang sudah tuntas tentang materi yang belum tuntas.
4. Memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas.
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai KBM/KKM berdasarkan
hasil PH. Mereka yang telah mencapai KBM/ KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak
diberi pengayaan. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulangkali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Based Learning
3. Metode : Demonstrasi
F. Media Pembelajaran
1. Laptop 2. LCD
3. Power Point
4. Internet
G. Sumber Belajar
1. As’ari, Abdur Rahman, dkk..(2016). Matematika Jilid I untuk SMP Kelas VIII. Edisi Revisi 2016. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit) Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk
memulai pembelajaran - Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit)
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Pengertian Bagun Ruang
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 50 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Pengertian Bagun Ruangdengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Lembar kerja materi Pengertian Bagun Ruang.
Pemberian contoh-contoh materi Pengertian Bagun Ruanguntuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Pengertian Bagun Ruang.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Pengertian Bagun Ruang.
Mendengar
Pemberian materi Pengertian Bagun Ruangoleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
Pengertian Bagun Ruang untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen (pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Pengertian Bagun Ruang yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian Mengamati dengan seksama materi Pengertian Bagun Ruangyang sedang dipelajari dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit)
bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi
dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Pengertian Bagun Ruangyang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati
dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Pengertian
Bagun Ruangyang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Pengertian Bagun Ruangyang telah
disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Pengertian Bagun Ruang.
Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang telah diperoleh pada
buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriPengertian Bagun Ruangsesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi :
Pengertian Bagun Ruang
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing (pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :
Pengertian Bagun Ruang
Mengolahinformasi dari materi Pengertian Bagun Ruangyang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Pengertian Bagun Ruang.
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Pengertian Bagun Ruang
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Pengertian Bagun Ruangberupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit)
mengungkapkan pendapat dengan sopan. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Pengertian Bagun Ruang
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Pengertian
Bagun Ruangdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Pengertian Bagun Ruang
Menjawab pertanyaan tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Pengertian Bagun Ruangyang akan
selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Pengertian Bagun Ruangyang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Pengertian Bagun Ruangberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Pengertian Bagun Ruangyang baru diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Pengertian Bagun Ruang.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Pengertian Bagun Ruang.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Pengertian Bagun Ruangkepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Tokoh Bangun Ruang
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Tokoh Bangun Ruang dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Lembar kerja materi Tokoh Bangun Ruang .
Pemberian contoh-contoh materi Tokoh Bangun Ruang untuk dapat dikembangkan
peserta didik, dari media interaktif, dsb
Membaca.Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
Tokoh Bangun Ruang .
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Tokoh Bangun Ruang .
Mendengar
Pemberian materi Tokoh Bangun Ruang oleh guru.
MenyimakPenjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
Tokoh Bangun Ruang untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen (pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Tokoh Bangun Ruang
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data collection (pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Tokoh Bangun Ruang yang sedang dipelajari dalam
bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi
dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Tokoh Bangun Ruang yang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Tokoh Bangun
Ruang yang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Tokoh Bangun Ruang yang telah disusun
dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Tokoh Bangun Ruang .
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang telah diperoleh pada
buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriTokoh Bangun Ruang sesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi :
Tokoh Bangun Ruang
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data processing (pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :
Tokoh Bangun Ruang
Mengolahinformasi dari materi Tokoh Bangun Ruang yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Tokoh Bangun Ruang .
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Tokoh Bangun Ruang
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Tokoh Bangun Ruang berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Tokoh Bangun Ruang
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Tokoh
Bangun Ruang dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Tokoh Bangun Ruang
Menjawab pertanyaan tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Tokoh Bangun Ruang yang akan
selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Tokoh Bangun Ruang yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Tokoh Bangun Ruang berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Tokoh Bangun Ruang yang baru diselesaikan. Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Tokoh Bangun Ruang . Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi
pelajaran Tokoh Bangun Ruang .
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Tokoh Bangun Ruang kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik.
3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 50 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Jaring-jaring Kubus dan balokdengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)
Lembar kerja materi Jaring-jaring Kubus dan balok. Pemberian contoh-contoh materi Jaring-jaring Kubus dan balokuntuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
Jaring-jaring Kubus dan balok.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Jaring-jaring Kubus dan balok.
Mendengar
Pemberian materi Jaring-jaring Kubus dan balokoleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection (pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang sedang dipelajari
dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi
dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Jaring-jaring Kubus dan balokyang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati
dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Jaring-jaring
Kubus dan balokyang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang telah
disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Jaring-jaring Kubus dan balok.
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriJaring-jaring Kubus dan baloksesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi : Jaring-jaring Kubus dan balok dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok Mengolahinformasi dari materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Jaring-jaring Kubus dan
balok.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokberupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Jaring-jaring
Kubus dan balokdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang dilakukan
dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Jaring-jaring Kubus dan balok Menjawab pertanyaan tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang
akan selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Jaring-jaring Kubus dan balokberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang baru dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Jaring-jaring Kubus dan balokyang baru diselesaikan. Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Jaring-jaring Kubus dan
balok.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi
pelajaran Jaring-jaring Kubus dan balok.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Jaring-jaring Kubus dan balokkepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
4. Pertemuan Keempat(3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Jaring-jaring prisma dan Limas
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation (stimullasi/ pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Jaring-jaring prisma dan Limasdengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Lembar kerja materi Jaring-jaring prisma dan Limas.
Pemberian contoh-contoh materi Jaring-jaring prisma dan Limasuntuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
Jaring-jaring prisma dan Limas.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Jaring-jaring prisma dan Limas.
Mendengar
Pemberian materi Jaring-jaring prisma dan Limasoleh guru.
MenyimakPenjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4. Pertemuan Keempat(3 x 40 Menit)
materi : Jaring-jaring prisma dan Limas
untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Jaring-jaring prisma dan Limas
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang sedang dipelajari
dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi
dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Jaring-jaring prisma dan Limasyang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati
dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Jaring-jaring
prisma dan Limasyang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang telah
disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Jaring-jaring prisma dan Limas.
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diriJaring-jaring prisma dan Limassesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi : Jaring-jaring prisma dan Limas
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing (pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :
Jaring-jaring prisma dan Limas
Mengolahinformasi dari materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Pertemuan Keempat(3 x 40 Menit)
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Jaring-jaring prisma dan
Limas.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Jaring-jaring prisma dan Limas
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasberupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Jaring-jaring prisma dan Limas Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Jaring-jaring
prisma dan Limasdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang dilakukan
dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Jaring-jaring prisma dan Limas
Menjawab pertanyaan tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang
akan selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Jaring-jaring prisma dan Limasberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Jaring-jaring prisma dan Limasyang baru diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Jaring-jaring prisma dan
Limas.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi
pelajaran Jaring-jaring prisma dan Limas.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Jaring-jaring prisma dan Limaskepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Menentukan Luas Permukaan Kubus
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 50 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Menentukan Luas Permukaan Kubusdengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Lembar kerja materi Menentukan Luas Permukaan Kubus. Pemberian contoh-contoh materi Menentukan Luas Permukaan Kubusuntuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Menentukan Luas Permukaan Kubus.
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Menentukan Luas Permukaan
Kubus.
Mendengar
Pemberian materi Menentukan Luas Permukaan Kubusoleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
Menentukan Luas Permukaan Kubus untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi : Menentukan Luas Permukaan Kubus
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi
dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati
dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang
telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi Menentukan Luas Permukaan Kubus.
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diriMenentukan Luas Permukaan Kubussesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi : Menentukan Luas Permukaan Kubus
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :
Menentukan Luas Permukaan Kubus
Mengolahinformasi dari materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Menentukan Luas Permukaan
Kubus.
Verification
(pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)
Menentukan Luas Permukaan Kubus antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusberupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Menentukan Luas Permukaan Kubus
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Menentukan
Luas Permukaan Kubusdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan. Bertanya atas presentasi tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : Menentukan Luas Permukaan Kubus
Menjawab pertanyaan tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Menentukan Luas Permukaan
Kubusyang akan selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubusberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubusyang baru
diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Menentukan Luas
Permukaan Kubus.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi
pelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubus.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubuskepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam
proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
o Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai umlah
Skor or Sikap ode Nilai
BS JJ TJ DS
1 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan
kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif,
maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan
kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
o Pernyataan Ya Tidak umlah
Skor or Sikap de Nilai
1 ama diskusi, saya ikut serta
mengusulkan ide/gagasan. 50
250
62,50
C
2 tika kami berdiskusi, setiap anggota
mendapatkan kesempatan untuk berbicara.
50
3 a ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok.
50
4 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K) 5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan
penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian,
dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
o Pernyataan Ya Tidak umlah
Skor or Sikap de Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
C
1 u menerima pendapat teman. 100
450
90,00
SB
2 mberikan solusi terhadap permasalahan.
100
3 maksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok.
100
4 rah saat diberi kritik. 100
5 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan
yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda
ULANGAN HARIAN 1. Bak air berbentuk prisma dengan alas belah ketupat. Jika panjang salah satu diagonalnya 18 dm, panjang
sisi alas 15 dm dan tinggi bak 1 m, maka volume air dalam bak tersebut jika penuh adalah ....
A. 1.080 liter B. 1.296 liter C. 2.062 liter
D. 2.160 liter
2. Untuk membuat kerangka balok dengan ukuran 20 cm x 17 cm x 13 cm tersedia kawat sepanjang 10 meter. Banyaknya model kerangka balok yang dapat dihasilkan adalah .... B. 4 buah
C. 5 buah
D. 6 buah
E. 7 buah
3. Perhatikan gambar prismaberikut!
F
D E
A B
Volume bangun tersebut adalah ....
A. .. 2.7000 cm3
B. .. 2.100 cm3 C. .. 1.800 cm3
15 c
m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
D. 1.080 cm3 1
4. Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, kemudian rusuk tersebut diperkecil sebesar 2
kali panjang
rusuk semula. Volume kubus setelah diperkeciladalah….
A. 64 cm3
B. 256 cm3 C. 512 cm3 D. 600 cm3
5. Sebuah prisma trapesium sama kaki mempunyai panjang sisi sejajarnya masing-masing 16 cm dan
12 cm, jarak kedua sisi sejajar 8 cm, dan tinggi prisma 20 cm, maka volume prisma tersebut adalah ....
A. .. 1.000 cm3
B. .. 1.260 cm3 C. .. 2.000 cm3 D. .. 2.240 cm3
6. Perhatikan gambar gabungan kubus dan limas berikut!
Volume bangun tersebut adalah….
A. 400 cm2 B. 1.000 cm2
C. 1.400 cm2 D. 1.600 cm2
T
12 cm
H G
E F
D C
7. Diketahui volume suatu prisma 450 cm3. Alas prisma berbentuk segiAtiga s1i0kucm-sikuBdengan panjang
sisi 5 cm, 13 cm, dan 12 cm. Tinggi prisma adalah....
A. 12 cm B. 13 cm C. 14 cm
D. 15 cm
8. Sebuah bak kamar mandi berbentuk balok berukuran 2 m × 1,5 m × 1 m. Jika Susi memakai air
yang ada di bak tersebut sebanyak 1.300 liter, hitunglah sisaair yang ada di dalam bak tersebut!
A. 3.000 liter B. 1.300 liter
C. 1.700 liter
D. 1.000 liter
9. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 cm dan tinggi 42 cm. Jika volume
air di dalam akuarium tersebut adalah 31.080 cm3, maka lebar akuarium tersebut adalah….
A. 5 cm B. 10 cm
C. 15 cm
D. 20 cm
10. Limas persegi mempunyai keliling alas 56 cm. Bila tinggi sisi tegak 25 cm, maka volume limas
adalah ....
A. .... 8.00 cm3 B. .. 1.568 cm3
C. .. 4.800 cm3 D. .. 9.600cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas
rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan
penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara
sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No
Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25) 1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal
(100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran) - Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
Gunakan benang untuk membentuk bidang diagonal pada kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Guntinglah kertas seukuran dengan luas bidang diagonal yang dibuat dari benang tersebut
Ulangi cara kerja 1 dan 2 pada bidang diagonal-bidang diagonal lain..
SOAL REMIDI 1. Banyaknya rusuk dan sisi dari limas segi-6 adalah ….
B. 12 dan 7
C. 7 dan 6
D. 6 dan 12
E. 7 dan 12
2. Sebuah kawat yang panjangnya 8 meter, dipergunakan untuk membuat 5 kerangka limas
segi empat beraturan dengan panjang sisi alas 18 cm dan rusuk tegak 12 cm. Panjang sisa
kawat adalah ....
A. 36 cm
B. 72 cm
C. 100 cm
D. 200 cm
3. Alas suatu prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal 30 cm dan 16 cm.
Luas permukaan prisma tersebut jika tingginya 20 cm adalah ….
A 1.920 cm2
B. 1.840 cm2
C 1.600 cm2
D. 800 cm2
4. Sebuah limas alasnya berbentuk jajargenjang yang alas dan tinggi masing-masing 18 cm
dan 12 cm. Jika volume limas itu 1.080 cm3, maka tinggi limas tersebut adalah ….
A. 5 cm
B. 10 cm
C. 15 cm
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : …………………………………………….. Mata Pelajaran : …………………………………………….. Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
ama Peserta
Didik
Nilai
Ulanga n
ndikator yang Belum
Dikuasai
Bentuk Tindakan
Remedial
Nilai Setelah
Remedial
terangan
t
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
Membaca buku-buku tentang materi.
Mencari informasi secara online tentang bangun ruang sisi datar.
SOAL PENGAYAAN
1. Limas persegi mempunyai keliling alas 56 cm. Bila tinggi sisi tegak 25 cm, maka volume limas adalah ....
E. .... 8.00 cm3
F. .. 1.568 cm3 G. .. 4.800 cm3
H. .. 9.600cm3
2. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 cm dan tinggi 42 cm. Jika volume air di dalam akuarium tersebut adalah 31.080 cm3, maka lebar akuarium tersebut adalah….
A. 5 cm B. 10 cm
C. 15 cm
D. 20 cm
3. Sebuah bak mandi berbentuk balok bagian dalamnya berukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi
30 cm. Bagian dalam bak tersebut akan dipasang keramik berukuran 10 cm 10 cm. Banyak keramik
yang dibutuhkan adalah ….
A. 120 buah B. 94 buah
C. 74 buah
D. 54 buah
4. Perhatikan kubus ABCD.EFGH di bawah!
3x B
H G
C D
E F Bila panjang CH = 12
tersebut adalah ....
A. 216 cm3 B. 864 cm3 C. 960 cm2 D. 1.768 cm2
cm, maka luas kubus
A C
D
A B
5. Lampion berbentuk prisma dengan alas belah ketupat yang panjang diagonal-diagonalnya 10 cm dan 24 cm. Jika tinggi lampion 30 cm, maka luas sisinya adalah ….
A. 3.600 cm2
B. 2.040 cm2 C. 1.800 cm2
D. 1.680 cm2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Yogyakarta, Juli 2017
Mengetahui Guru Mapel
Drs.Sucipta Istingah
Nip. 19591107 1993111001 Nip. 197306061998022001
Catatan Kepala Sekolah
............................................................................................................................. ..................................................
...............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..................................................
............................................................................................................................. ......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 2
Instrumen Observasi Aktivitas Guru Di Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas
No Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
1 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak
terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk
menjelaskan materi
√
2 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru
menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan
partisipasi siswa seperti diskusi danmemecahkan
masalah
√
3 Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk
memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna
memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi
dalam kegiatan diskusi
√
4 Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu
memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswadalam
kelompok
√
5 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
6 Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai
√
7 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik
dibandingkan yang tertera pada RPP
√
8 Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu
dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalamkegiatan pembelajaran
√
9 Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran
√
10 Dalam melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran,
guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau
fenomena matematika kemudian memberikan tanggapan
mengenai masalah atau fenomena tersebut
√
11 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru
mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 3
Instrumen Analisis RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Instrumen Analisis RPP
Materi : Bangun Ruang Sisi Datar
No Aspek Kriteria Penilaian Keterangan
Ya Tidak
1 Komptensi
Dasar
Memuat keterampilan
menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta
√
2 Indikator Memuat keterampilan
menganalisis,mengevaluasi,
dan mencipta
√
3 Langkah-
langkah
Pembelajaran
Memuat keterampilan
menganalisis,mengevaluasi,
dan mencipta
√
4 Lembar Kerja
Siswa
Memuat keterampilan
menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 4
Tabel Kesesuaian Desain Rpp Mata Pelajaran Matematika Dengan Permendikbud No. 103
Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika
dengan Permendikbud No. 103 tahun 2017
Komponen Keterangan
Lengkap Tidak
Indentitas Mata Pelajaran √
Kompetensi Inti √
Kompetensi Dasar √
Indikator √
Materi Pembelajaran √
Kegiatan Pembelajaran √
Kegiatan Pendahuluan √
Kegiatan Inti
a. Mengamati √
b.Menanya √
Komponen Keterangan
Lengkap
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
c. Mengumpulkan
informasi √
d.Mengasosiasi √
e. Mengkomunikasikan √
Kegiatan Penutup √
Penilaian, Remedial, dan
Pengayaan √
Media, Bahan, dan Sumber
Belajar √
Lampiran-lampiran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 5
Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)
Kriteria
Penilaian
Kata Kerja Keterangan
Ya Tidak
Menggunakan
kata kerja yang
memuat indikator
keterampilan
berpikir yang
berada padalevel
mencipta
Merancang √
Membangun
Merencanakan
Menciptakan
Merancang
Membuat
Menggunakan
kata kerja yang
memuat indikator
keterampilan
berpikir yang
berada pada level
mengevaluasi
Mengecek √
Menduga
Mengkritik
Mencoba
Menilai
Menguji
Mendeteksi
Memantau
Menggunakan
kata kerja yang
memuat indikator
keterampilan
berpikir yang
berada pada level
menganalisis
Membandingkan √
Mengorganisasikan
Mengkonstruksi
Mengaitkan
Menguraikan
Menemukan
Menyusun
Menghubungkan
Membedakan
Memberi contoh
Menafsirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menceritakan
Menerangkan
Mengartikan
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 6
Lembar Indikator Untuk Aspek Kognitif Pada Desain
RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
KELOMPOK KATA KERJA OPERASIONAL INDIKATOR UNTUK
ASPEK KOGNITIF PADA DESAIN RPP
NO Rumusan Indikator
Aspek Kognitif
Tingkatan Taksonomi Bloom
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Kompetensi Dasar
Sub Total & Persentase
(%)
10 % 10 % 10 % 10 % 10
%
10
%
2 Indikator
Sub Total &Persentase
(%)
10 % 10% 10% 10% 10% 10
%
Total &Persentase
(%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 7
Lembar Dan Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Pedoman Wawancara Guru Mata Pelajaran
Matematika Tujuan wawancara :
1. Untuk mengetahui bagaimana upaya penerapan ketermpilan berpikir tingkat
tinggi yang sudah dilaksanakan.
2. Untuk menggali apakah guru sudah menfasilitasi siswa untuk menumbuhkan
ketermpilan berpikir tingkat tinggi
3. Untuk mengetahui hambatan apa saya dalam melaksanakan penerapan
ketermpilan berpikir tingkat tinggi
4. Untuk mengetahui cara guru dalam menumbuhkan ketermpilan berpikir tingkat
tinggi terkait model, teknik, dan metode pembelajaran.
No Kisi Kisi Butir Pertanyaan Wawancara
1 Penerapan kegiatan
pembelajaran untuk
mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Bagaimana Ibu menerapkan
kegiatan pembelajaran yang
bersifat mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat
tinggi ?
2 Hambatan dalam
pelaksanaan pembelajaran
berbasis kemampuan
berpikir tingkat tinggi terkait
model, teknik, dan metode.
Apakah ada hambatan yang
berasal terkait metode, teknik dan
model dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang
berbasis meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa ? Jika ada bagaimana
Ibu menanggapi hal tersebut ?
3 Penerapan model,teknik dan
metode agar siswa mampu
memecahkan masalah.
Bagaimana Ibu menerapkan
model, teknik, dan metode
pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi siswa
melalui kegiatan diskusi dan
memecahkan masalah ?
4 Pemberian soal yang
berbasis masalah
Ketika melaksanakan kegiatan
diskusi apakah Ibu selalu
memberikan soal untuk
dipecahkan oleh siswa dalam
kelompok ?
5 Pelaksanaan pembelajaran
untuk mengaitkan materi
dengan pengetahuan lain
Ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran bagaimana Ibu
selalu mengaitkan materi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
yang relevan. pengetahuan lain yang rrelevan ?
6 Melibatkan siswa dalam
memecahkan masalah dan
fenomena matematika
Apakah dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran Ibu
meminta siswa untuk mengamati
masalah atau fenomena
matematika kemudian
memberikan tanggapan mengenai
masalah atau fenomena tersebut ?
7 Pengelolaan waktu yang
efektif dan efisien selama
pembelajaran
Apakah dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, Ibu
mampu mengelola waktu dengan
efektif dan efisisen ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 8
Perhitungan Hasil Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No Nama Nilai
1 A 75
2 B 70
3 C 50
4 D 75
5 E 100
6 F 60
7 G 100
8 H 60
9 I 50
10 J 60
11 K 25
12 L 85
13 M 85
14 N 70
15 O 30
16 P 35
17 Q 10
18 R 55
19 S 0
20 T 70
21 U 85
22 V 50
23 W 75
24 X 50
25 Y 60
26 Z 70
27 AB 25
28 AC 55
29 AB 25
30 AE 0
31 AF 0
32 AG 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 9
Lembar Jawaban Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 10
Lembar Validasi Soal Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 11
Lembar Validasi Instrumen Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 12
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI