ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM...
Transcript of ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM...
ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI
KONSEP FISIKA MATERI POKOK VEKTOR PADA PESERTA DIDIK
KELAS X SEMESTER I MA YA FALAH GROBOGAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
M. JAZURI NIM: 3104114
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.(024) 7601295
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan Mat Solikhin, M.Ag. _____________ ____________ Ketua
Andi Fadllan, M.Sc _____________ ____________ Sekertaris
Sugeng Ristiyanto, M.Ag _____________ ____________ Penguji
Wenty Dwi Yuniarti ,M.Kom. _____________ ____________ Penguji
iii
MOTTO
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan bebarapa derajat. (QS Al-Mujadalah :11) 1
1Abdul Aziz, Mushaf Al-Quran Terjemah, (Jakarta: Al Huda, 2002), hlm.747
iv
PERSEMBAHAN
Karya penelitian ini saya persembahkan kepada:
1. Ayahanda Bapak Irfan dan ibunda Siti Fatimah yang telah mencurahkan
kasih sayang dan dukungannnya serta doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini.
2. Kakak tercinta Muh Syaifudin dan M. Nur Fuad serta adik tercinta Fachrur
Rozikin dan M. Subhan yang selalu memotivasi dan memberikan kritik dan
saran selama penulisan.
3. Yang tercinta Fitri Riyani yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi
dan dukunganya dikala keputusasaan datang
4. Sahabat-sahabatku (Huda, Wafi, Ichwan, Syukron) yang selalu berbagi
kesedihan dan kesenangan.
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan
beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan
pelayanan dengan baik selama masa penelitian.
2. Andi Fadllan, M.Sc, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan
waktu, bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
3. Drs. Widodo Supriyono, M.A. selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
layanan dan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan dan
mengembangkan Ilmu Pengetahuan.
Kepada semua, penulis mengucapkan terima kasih, turut serta do’a semoga
budi baik semuanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat
ganda dari Allah SWT. Amiin.
vi
Akhirnya, semoga apa yang telah penulis rencanakan dan penulis kerjakan
mendapat ridlo Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi seluruh ummat pada
umumnya dan diri penulis khususnya.
Semarang, 21 Desember 2009
Penulis.
vii
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa:
Skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis penulis lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran penulis
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai
bahan rujukan.
Semarang, 21 Desember 2009 Deklarator, M. Jazuri NIM: 3104114
viii
ABSTRAK
M. Jazuri (NIM: 3104114). Analisis Kesulitan Peserta Didik Dalam Memahami Konsep Fisika Materi Pokok Vektor Pada Peserta Didik Kelas X Semester I Ma Ya Falah Grobogan. Program Strata I Jurusan Pendidikan Fisika IAIN Walisongo, 2004.
Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mengetahui bentuk kesulitan peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor pada peserta didik kelas X semester I MA Ya Falah Grobogan. 2) Untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor penyebab kesulitan peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor. 3) Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas I MA Ya Falah Grobogan yang berjumlah 50 peserta didik yang terdiri dari kelas XA dan XB, dengan menggunakan teknik random sampling maka diperoleh kelas XA sebagai kelas sampel dengan jumlah responden sebanyak 25 peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode tes, metode angket dan metode wawancara. Metode tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, lembar angket tes digunakan untuk mengetahui informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik, dan wawancara digunakan untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik.
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan adalah kesulitan memahami gambar dan perhitungan. Kesulitan konsep sebesar 16%, kesulitan gambar sebesar 52,3%, kesulitan simbol sebesar 37%, dan kesulitan perhitungan sebesar 62,1%. Faktor penyebab peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor adalah adanya miskonsepsi penggambaran konsep gaya vektor yang tidak didasarkan pada aturan-aturan penjumlahan vektor yang benar, adanya miskonsepsi pemahaman tentang definisi konsep yang kurang tepat, adanya miskonsepsi dalam penggunaan rumus vektor, materi fisika termasuk materi yang cukup sulit dan SDM yang dimiliki MA Ya Falah Grobogan cukup rendah. Sedangkan cara untuk mengatasinya adalah dengan mempelajari konsep vektor secara utuh, menguasai pokok bahasa fisika, yaitu matematika, menganalisa soal fisika berdasarkan ceritanya, melakukan usaha-usaha yang lebih intensif kepada peserta didik agar lebih banyak berlatih mengerjakan soal, menyelesaikan soal vektor secara analisis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam mengajarkan atau menyampaikan materi fisika, khususnya pada materi pokok vektor. Sehingga peserta didik di kemudian hari tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal fisika.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DEKLARASI .................................................................................................. viii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Penegasan Istilah .............................................................................. 3
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 4
E. Kajian Pustaka .................................................................................... 5
F. Metode Penelitian ............................................................................ 7
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang Belajar ................................................................. 13
B. Pengertian Kesulitan Belajar ........................................................... 15
C. Materi Pokok Vektor ....................................................................... 16
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Peserta Didik dalam
Memahami Konsep Fisika Materi Pokok Vektor ............................ 22
E. Cara Mengatasi Kesulitan Peserta Didik dalam Memahami Konsep
Fisika Materi Pokok Vektor ............................................................ 25
x
BAB III : HASIL PENELITIAN
A. Profil MA Ya Falah Grobogan ........................................................ 29
B. Data Hasil Penelitian ....................................................................... 20
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Bentuk dan Faktor Penyebab Kesulitan Peserta Didik
dalam Memahami Konsep Fisika Materi Pokok Vektor .......... …...41
B. Cara Mengatasi Kesulitan Peserta Didik dalam Memahami Konsep
Fisika Materi Pokok Vektor ............................................................. 43
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 45
B. Saran Saran .................................................................................... 46
C. Kata Penutup ................................................................................... 46
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kategori Soal ................................................................................... 37
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Analisis Pemahaman Konsep Vektor ................ 37
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Analisis Pemahaman Simbol Vektor .................. 38
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Analisis Pemahaman Gambar Vektor ................ 38
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Analisis Pemahaman Perhitungan Vektor .......... 38
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2..1. Diagram Vektor ........................................................................... 17
Gambar 2..2. Penjumlahan Dua Vektor dengan Metode Poligon .................... 18
Gambar 2..3. Pengurangan Dua Vektor dengan Metode Poligon ..................... 18
Gambar 2..4. Penjumlahan dengan Metode Jajaran Genjang .......................... 19
Gambar 2..5. Penguraian Vektor ...................................................................... 19
Gambar 2..6. Resultan Dua Buah Vektor ......................................................... 20
Gambar 2..7. Vektor Satuan ............................................................................. 21
Gambar 2..8. Penambahan Vektor dengan Dua Metode yang Berbeda ........... 24
Gambar 2..9. Negatif Sebuah Vektor ............................................................... 24
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba MA Ya Falah
Grobogan.
Lampiran 2 : Daftar Nama Peserta Didik Kelas Sampel MA Ya Falah
Grobogan.
Lampiran 3 : Silabus Fisika Materi Pokok Vektor..
Lampiran 4 : Kisi-kisi Soal Uji Coba.
Lampiran 5 : Soal Tes Uji Coba.
Lampiran 6 : Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Uji Coba.
Lampiran 7 : Hasil Analisis Uji Coba Soal.
Lampiran 8 : Kisi-kisi Soal Tes Instrumen.
Lampiran 9 : Soal Tes Instrumen.
Lampiran 10 : Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Instrumen.
Lampiran 11 : Daftar Nilai Tes Peserta Didik Kelas Sampel.
Lampiran 12 : Angket Bentuk dan Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Pesrta
Didik.
Lampiran 13 : Daftar Wawancara.
Lampiran 14 : Dokumentasi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Hampir semua kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan sikap
manusia dibentuk, dimodifikasikan dan dikembangkan melalui belajar dan
pembelajaran. Namun proses ini tidak selalu mulus dan berjalan lancar.
Dalam belajar baik formal maupun non formal, pasti ada kesulitan dan
hambatan yang disebut masalah belajar. Masalah belajar merupakan problema
yang menghambat atau mengganggu proses belajar atas pencapaian tujuan
belajar.
Dalam proses belajar mengajar, banyak guru bahkan mungkin sebagian
besar dari mereka belum efisien dalam menggunakan pendekatan untuk
melakukan tugas diagnosis dan pemecahan masalah kesulitan belajar.
Akibatnya banyak kesulitan belajar yang dihadapi para peserta didik itu tetap
tidak terpecahkan. Atau paling untung, kesulitan-kesulitan itu dapat
dipecahkan tetapi memakan waktu yang lama.
Pelajaran matematika dan IPA sampai saat ini masih menjadi pelajaran
yang menakutkan bagi sebagian besar peserta didik. Hal ini cukup beralasan
karena cukup banyak konsep sulit dalam matematika dan IPA yang tidak
dimengerti oleh peserta didik. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa
kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk,
menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh
pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian. Akibatnya IPA sebagai
proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.1
Salah satu fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika bagi peserta didik
adalah agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep fisika. Peserta
didik diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep fisika sehingga
1Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 101.
2
mampu memahami dan menerapkannya dalam penyelesaian persoalan-
persoalan fisika. Salah satu contoh konsep yang sulit dalam pelajaran fisika
adalah materi vektor. Pada materi ini meliputi pelukisan vektor, penjumlahan
dan pengurangan vektor, serta penentuan resultan vektor dimana dalam
pembahasan masalah tersebut tidak lepas dari pemahaman konsep. Maka
penguasaan konsep vektor merupakan hal yang sangat penting bagi peserta
didik untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan pada materi vektor.
Materi vektor merupakan salah satu materi yang diberikan kepada
peserta didik SMA kelas X semester I. Meskipun pada saat materi ini
disampaikan sebagian besar peserta didik dapat menerima dengan baik, tetapi
pada saat mereka dihadapkan untuk menyelesaikan soal-soal mengenai vektor,
banyak terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini terjadi karena
mereka kurang memahami konsepnya. Dengan demikian sangatlah logis bila
konsep ini tidak dipahami maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan persoalan mengenai vektor.
Dalam mempelajari fisika tanpa memahami konsep-konsep, prinsip-
prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori adalah tidak sesuai dengan proses
belajar bermakna. Kesulitan peserta didik dalam memahami konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori fisika apabila tidak segera
diatasi akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan dalam proses belajar
dan ketuntasan dalam belajar tidak dapat terwujud. Oleh karena itu, analisis
terhadap kesulitan belajar peserta didik sangatlah diperlukan, untuk
mengetahui jenis dan faktor-faktor penyebab kesulitan peserta didik sehingga
sedini mungkin dapat dicari alternatif pemecahannya.
Bertolak dari masalah di atas maka peneliti ingin mengetahui
kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi peserta didik dalam mempelajari
materi vektor. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan judul
”Analisis Kesulitan Peserta Didik Dalam Memahami Konsep Fisika Materi
Pokok Vektor Pada Peserta Didik Kelas X Semester I Ma Ya Falah
Grobogan”.
3
B. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam konteks ini dimaksudkan untuk mencari
kesamaan visi dan persepsi serta untuk menghindari pemahaman yang salah.
Oleh sebab itu diperlukan beberapa penjelasan tentang istilah dan pembatasan-
pembatasan penting yang ada dalam judul skripsi ini. Berikut penjelasan
istilah dari skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Peserta Didik dalam
Memahami Konsep Fisika Materi Pokok Vektor pada Peserta Didik Kelas X
Semester I MA Ya Falah Grobogan”.
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan
dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk
perkaranya, dan sebagainya.2
2. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah keadaan di mana anak didik/peserta didik
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.3
3. Memahami Konsep Fisika
Pemahaman adalah kemampuan untuk menerjemahkan,
menginterpretasi, mengekstrapolasi, dan menghubungkan antara fakta atau
konsep. 4
Menurut KBBI, konsep diartikan sebagai ide/pengertian yang
diabstraksikan dari peristiwa konkret.
Mengacu pada pengertian tersebut maka yang dimaksud
memahami konsep fisika dalam penelitian ini yaitu suatu kemampuan
berfikir dalam ranah kognitif yang menunjukkan hubungan sederhana
antara fakta dan konsep-konsep fisika yang diberikan.
2Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jilid 1, (Jakarta : Balai Pustaka,
1961), Cet. 4, hlm. 41. 3M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 229. 4Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002), hlm. 105.
4
4. Vektor
Vektor adalah besaran yang memiliki besar (nilai) dan juga arah. 5
Jadi tegasnya yang dimaksud dengan analisis tingkat kesulitan
pemahaman konsep fisika materi pokok vektor adalah : penyelidikan
mengenai hambatan-hambatan dalam memahami konsep fisika pada
materi pokok vektor.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kesulitan apa yang dihadapi peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan
dalam memahami fisika materi pokok vektor?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peserta didik mengalami
kesulitan dalam memahami fisika materi pokok vektor?
3. Bagaimana cara guru mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami
fisika materi pokok vektor?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk kesulitan peserta didik dalam memahami
konsep fisika materi pokok vektor pada peserta didik kelas X semester I
MA Ya Falah Grobogan.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor penyebab kesulitan
peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor.
3. Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik
dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada guru-guru fisika tentang kesulitan peserta
didik dalam memahami fisika pada materi pokok vektor dan faktor-faktor
penyebabnya.
5Douglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta : Erlangga, 2001), hlm. 57.
5
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pada tahun berikutnya untuk
mengadakan perbaikan strategi mengajar dan penekanan pada aspek
kognitif tertentu yang dirasakan sulit oleh peserta didik.
E. Kajian Pustaka
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul
skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah:
1. Skripsi berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Konsep
Fisika Pokok Bahasan Momentum pada Siswa SMU Negeri I Muntilan
Kelas I Semester II Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2002/2003”
oleh Vita Aryani (2004) mahasiswa FMIPA UNNES.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
kesulitan peserta didik dan letak kesulitan peserta didik dalam memahami
konsep fisika pokok bahasan momentum pada peserta didik SMU Negeri I
Muntilan kelas I semester II tahun pelajaran 2002/2003.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas I
SMU Negeri I Muntilan yang berjumlah 240 peserta didik, dengan jumlah
responden sebanyak 120 peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor minat belajar peserta
didik adalah 42,9 %, faktor interaksi antara guru dan peserta didik adalah
46 %, faktor metode mengajar adalah 42 %, dan faktor hasil belajar adalah
44,87 %. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang cukup
menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami fisika,
sedangkan faktor jadwal belajar, alat penunjang belajar, faktor cara
belajar, dan faktor sarana belajar bukan merupakan faktor yang
menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami fisika.
Tingkat pemahaman peserta didik dalam memahami konsep fisika adalah
sebesar 48,9 % sehingga tingkat kesulitan peserta didik adalah sebesar
51,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memahami konsep fisika pada
pokok bahasan momentum peserta didik termasuk dalam kriteria cukup
6
mengalami kesulitan. Letak kesulitan peserta didik ada pada kesulitan
berhitung, penguasaan konsep, mengelompokkan seperangkat pengertian,
mengingat dan memahami verbal.
2. Skripsi berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Kelas I Semester I dalam
Menyelesaikan Soal-soal Dinamika Gerak Lurus Di SMU Teuku Umar
Semarang Tahun Ajaran 2003/2004”. oleh Miftahul Hasanah (2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kesulitan peserta didik dalam pemahaman konsep dinamika gerak lurus di
SMU Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2003/2004.
Populasi pada penelitian ini berjumlah 236 peserta didik, dengan
sampel berjumlah 38 peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat kesulitan
pemahaman konsep dinamika gerak lurus pada peserta didik kelas I
semester I SMU Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2003/2004 adalah
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman peserta didik pada
materi dinamika gerak lurus adalah rendah, 2) letak kesulitan peserta didik
pada penentuan, 3) selain kesulitan memahami konsep materi dinamika
gerak lurus, peserta didik juga mengalami kesulitan dalam perhitungan
matematisnya. Hal ini setelah pada analisis prosentase kesulitan tiap TPK
yang mencapai 81,56 % untuk pemahaman terhadap penggambaran
dinamika gerak lurus, 79,49 % penyelesaian persoalan mengenai persoalan
mengenai dinamika gerak lurus dan 70,71 % untuk penyelesaian
matematisnya.
Dari kedua hasil penelitian di atas, dapat diketahui letak dan faktor-
faktor kesulitan serta seberapa besar tingkat kesulitan peserta didik dalam
memahami konsep fisika, namun belum memberikan suatu gambaran
mengenai pemecahan masalah. Untuk itu penelitian ini di samping untuk
mengetahui letak dan faktor-faktor kesulitan dalam memahami konsep
fisika, juga untuk memberikan suatu gambaran tentang pemecahan
masalah guna mengatasi kesulitan memahami konsep fisika pada materi
pokok vektor.
7
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif.
Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan suatu prinsip dasar yang
digunakan untuk mengapresiasikan sesuatu. Dalam hal ini pendekatan
yang dipakai adalah pendekatan fenomenologis. Peneliti dalam pendekatan
fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu.7
Dengan pendekatan fenomenologi ini peneliti memahami dan
menggambarkan keadaan atau fenomena subjek yang diteliti dengan
menggunakan logika-logika serta teori-teori yang sesuai dengan lapangan
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MA Ya
Falah Grobogan yang terdiri dari 2 kelas dan dipilih 1 kelas sebagai
sampel secara acak. Sedangkan untuk uji coba digunakan kelas yang sudah
pernah menerima materi vektor.
4. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian.
a. Fokus
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada kesulitan
peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta
didik, serta cara guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam
memahami konsep fisika pada materi pokok vektor.
b. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan diteliti yaitu MA Ya Falah Grobogan
pada mata pelajaran IPA-fisika, yang meliputi aspek :
6Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,: Remaja Rosdakarya, 2002) hlm. 9
7Ibid, hlm. 9
8
1) Pendidik dan peserta didik
2) Proses belajar mengajar.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.8 Metode
ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama dan
jumlah peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.9Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
peserta didik.
c. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.10Metode ini digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai bentuk dan faktor yang
mempengaruhi kesulitan peserta didik.
d. Wawancara
Pada teknik wawancara peneliti datang berhadapan muka
secara langsung dengan responden atau subyek yang akan diteliti.11
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana
cara guru mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami fisika
materi pokok vektor.
8Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia,
2005), hlm. 110 9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2005) hlm.198 10 Ibid, hlm. 200
11Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), Cet. 1, hlm. 39.
9
6. Metode Penyusunan Instrumen.
a. Materi dan Bentuk Tes
Materi yang dipakai untuk menyusun tes dalam peneitian ini
adalah vektor. Bentuk tes yang digunakan adalah uraian atau essai.
Dengan bentuk uraian diharapkan terlihat kesulitan yang dialami oleh
peserta didik, apakah pada pelukisan vektor, penentuan arah vektor,
penentuan besar resultan vektor dan sebagainya. Karena dengan soal
essai jawaban harus disusun dalam bentuk kalimat atau perhitungan
sendiri, sehingga proses berfikir peserta didik dapat dilacak dari
jawaban-jawabannya.
b. Uji Coba Instrumen
Sebelum diujikan pada kelas penelitian (kelas X), soal terlebih
dahulu diujicobakan pada kelas X yang sudah menerima materi vektor.
Tujuan dari uji coba soal ini adalah untuk memperoleh soal yang baik.
c. Analisis Perangkat Tes
1). Validitas
Untuk soal essai menggunakan rumus korelasi product
moment.
})(}{)({))((
2222 YYNXXNYXXYNrxy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya peserta tes
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
Interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
0,800 < rxy ≤ 1,00 : sangat tinggi
0,600 < rxy ≤ 0,800 : tinggi
0,400 < rxy ≤ 0,600 : cukup
0,200 < rxy ≤ 0,400 : rendah
10
0,00 < rxy ≤ 0,200 : sangat rendah12
2). Reliabilitas
Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0
atau 1 adalah dengan menggunakan rumus alpha :
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
2
11 11 t
i
nnr
σσ
Keterangan:
r 11 = reliabilitas yang dicari
∑ 2iσ = jumlah varians skor tiap item
2tσ = varians total
n = banyaknya item
3). Taraf kesukaran
Tingkat kesukaran tes bentuk essai dihitung dengan cara
menentukan persentase siswa yang gagal menjawab dengan benar
atau berada dibawah batas lulus. Dalam penelitian ini peneliti
menerapkan batas lulus ideal sebesar 60% dari skor maksimal.13
Rumus untuk mengetahui taraf kesukaran soal essai adalah14:
%100×=NWP
keterangan:
P = tingkat kesukaran
W = banyaknya siswa yang gagal menjawab soal dengan benar
N = jumlah seluruh siswa peserta tes
dengan kriteria di bawah ini:
12Ibid, hlm 75 13Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja Karya, 1988), hlm. 136.
14Ibid., hlm. 135.
11
Tabel 1.1 Kriteria Tingkat Kesukaran Interval Kriteria
0% - 27%
28% - 72%
73% - 100%
Sukar
Sedang
Mudah
4). Daya Pembeda
Rumus mencari daya pembeda untuk soal yang berbentuk
essai adalah sebagai berikut:15
)1(
22
21
−
+
−=
∑ ∑ii nn
xx
MLMHt
Keterangan:
MH = rata-rata dari kelompok atas
ML = rata-rata dari kelompok bawah
∑ 21x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
∑ 22x = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
in = 27% × N
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan angka-angka.16 Analisis data adalah mengatur urutan
data, mengorganisasikan ke dalam satu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Sehingga dapat ditemukan satu tema, dan dapat dirumuskan
hipotesis (ide) kerja seperti yang disarankan data.17
Metode analisis data yang dimaksud adalah metode yang
digunakan untuk mengolah data yang diperoleh. Pengolahan data ini
merupakan cara untuk mencari kesimpulan atau generalisasi tentang suatu
keadaan dari subjek penelitian. 15Ibid., hlm. 141.
16Lexy J. Moleong, Op. Cit, hlm. 7 17Ibid, hlm. 103
12
Analisis data di sini meliputi analisis deskripsi terhadap tingkat
penguasaan konsep vektor. Adapun rumus untuk analisis deskripsi
persentase yaitu18 :
%100(%) xNnX ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Keterangan :
X (%) = prosentase tingkat penguasaan yang dicari
n = skor mentah yang diperoleh
N = skor maksimal yang diperoleh
Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesulitan pemahaman konsep
vektor tiap butir soal yang diujikan digunakan persamaan sebagai berikut :
(%)%100(%) XTK −=
Keterangan :
TK (%) = prosentase tingkat kesulitan yang dicari
X (%) = prosentase tingkat penguasaan
Atas dasar prinsip belajar tuntas maka kriteria pemahaman peserta
didik dikategorikan sebagai berikut 19:
a. Tinggi, bila skor yang diperoleh di atas 75
b. Cukup, bila skor yang diperoleh antara 50 sampai 75
c. Rendah, bila skor yang diperoleh kurang dari 50
18Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa,1995), hlm. 186.
19Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1986), hlm 103.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Howard L. Kingsley yang dikutip Drs. Wasty Soemanto,
M.Pd. dalam buku Psikologi Pendidikan dijelaskan ”Learning is the
process by which behaviour (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training.” (Belajar adalah proses di mana
tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau di ubah melalui praktek
atau latihan).1
Arno F Wittig, Ph.D. mengatakan ”Learning can be defined as
any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire
that occurs as a result of experience.”,2 yang menjelaskan bahwa belajar
dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi secara relatif permanen
di dalam tingkah laku makhluk yang tampak yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.
Sedangkan menurut Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad
Malik Muhammad Said mendefinisikan belajar dengan:
3تغري يف االداء ينجم عن عملية تدريبيم هو التعل
Belajar adalah merubah dengan mengadakan beberapa pelatihan
Sٍedangkan menurut Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Majid
mendifinisikan belajar dengan:
1Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 104.
2Arno F Wittig, Psychology of Learning, (Newyork: Mc. Grow Hill, 1981), hlm. 2. 3Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al
Manahij Wa Turuqu al Tadris, (Makkah: Darul Liwak, t.th), hlm. 64.
13
14
تغيريا ذهن املتعلم يطراء على خربة سابقة فيحدث فيها تغري يفيالتعلم هو 4جديدا
Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah bentuk perubahan yang dialami
peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil praktek atau latihan. Peserta didik dianggap telah
belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya,
dimana perubahan ini bersifat permanen.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Dari
sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu:5
a. Faktor-faktor stimuli belajar
Stimuli belajar disini adalah segala hal di luar individu yang
merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta
suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh
peserta didik.
b. Faktor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi
metode belajar yang dipakai oleh peserta didik. Dengan kata lain,
metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti
bagi proses belajar.
4Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,
(Mesir: Darul Ma’arif, t.th.), hlm. 169. 5Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 113.
15
c. Faktor-faktor individual
Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual tersebut
menyangkut hal-hal berikut6:
1) Kematangan 2) Usia kronologis 3) Jenis kelamin 4) Pengalaman 5) Kapasitas mental 6) Kondisi kesehatan jasmani dan rohani 7) Motivasi
B. Pengertian Kesulitan Belajar
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya berlangsung
secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang
dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit.
Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit
untuk mengadakan konsentrasi.
Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap
anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitanya dengan aktivitas
belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual
ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan
anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik/peserta didik tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan ”kesulitan belajar”7.
Berdasarkan hasil penelitian Vita Nur Ismawati, bentuk-bentuk
kesulitan peserta didik dalam memahami fisika antara lain kesulitan dalam
memahami konsep, simbol, gambar, dan perhitungan.8
6 Ibid., hlm. 121. 7M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 229. 8Vita Nur Ismawati, Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Dinamika
Gerak Lurus di SMU Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2003/ 2004, (Semarang : FMIPA UNNES, 2004), hlm. 11-12.
16
1. Kesulitan dalam memahami konsep
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat dilihat dari pemahaman
dasar terhadap suatu materi. Pada materi vektor peserta didik harus
memahami konsep tentang aturan penjumlahan dan pengurangan vektor.
2. Kesulitan dalam memahami simbol
Penggunaan simbol yang benar sangat penting dalam
menyelesaikan soal. Hal ini karena penggunaan simbol berhubungan
dengan persamaan yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal yang
terdiri dari simbol-simbol.
3. Kesulitan dalam memahami gambar
Ketidakmampuan peserta didik dalam menggambarkan peristiwa
fisika dapat berakibat salahnya persamaan yang dibuat. Hal ini akan
membuat hasil akhir yang diperoleh salah.
4. Kesulitan dalam melakukan perhitungan
Kesalahan perhitungan terjadi saat langkah dan proses pengerjaan
benar tetapi hasil akhirnya salah. Hal ini sebenarnya dapat diketahui
dengan cara melihat satuan, karena kesalahan perhitungan juga dapat
berakibat salahnya satuan.
C. Materi Pokok
1) Vektor
Kata vektor berasal dari bahasa latin yang artinya pembawa
(carrier), yang ada hubunganya dengan pergeseran. 9
Halliday Resnick dalam Fundamentals of Physics mengatakan “A
change of position of a particle is called a displacement” dan “Quantities
that behave like displacement are called vectors”, yang menjelaskan
bahwa perubahan posisi suatu partikel disebut pergeseran dan besaran-
besaran yang memiliki sifat seperti pergeseran disebut vektor. 10
9David Halliday dan Robert Resnick, Fisika, (Jakarta: Erlangga, 1997), Cet. 3, hlm.21. 10David Halliday dan Robert Resnick, Fundamentals of Physics, (New York, 1961),
hlm.12
17
Jadi yang dimaksud dengan vektor adalah jenis besaran yang
mempunyai besar dan arah. Artinya besaran yang hasil pengukuranya
tergantung pada sistem kordinat. Misalnya, gaya, kecepatan, percepatan,
medan listrik, medan magnet, momentum. 11
a) Notasi Vektor
Vektor biasanya digambarkan atau dilukiskan dengan simbol
huruf tebal, misalnya A. Dalam tulisan tangan biasanya vektor
dinyatakan dengan membubuhkan anak panah kecil di atas simbolnya,
misalnya Ar 12. Panjang anak panah menunjukkan besar (harga) vektor
dan arah panah adalah arah vektor itu bekerja. 13
Gambar 2.1. Diagram vektor
b) Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Dua buah vektor masing-masing A dan B dapat dijumlahkan
dan menghasilkan sebuah vektor baru yang disebut resultan.
Penjumlahan dua buah vektor dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut.
A + B = R (2.1)
Penjumlahan vektor mempunyai arti yang berbeda dengan
penjumlahan bilangan skalar, tetapi penjumlahan vektor memenuhi
hukum komutatif penjumlahan dan asosiatif penjumlahan.
R = A + B Β+Α≠ (2.2)
Hukum komutatif penjumlahan adalah
A + B = B + A (2.3)
Hukum asosiatif penjumlahan adalah
A + (B + C) = (A + B) + C (2.4)
11Ganijanti Aby Sarojo, Mekanika, (Jakarta : Salemba Teknika, 2002), hlm. 10. 12Halliday Resnick, Fisika, (Jakarta : Erlangga, 1985), hlm. 22. 13Op Cit, hlm. 10.
A
18
Sedangkan pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor
dengan mendefinisikan vektor negatif sebagai vektor lain yang sama
besar tetapi arahnya berlawanan.
Contoh :
A – B = A + (-B) (2.5)
Penjumlahan dan pengurangan vektor dapat ditentukan dengan
cara geometri dan cara analitik.
(1) Cara Geometri
Penjumlahan dan pengurangan vektor secara geometri
terdiri dari metode poligon (segitiga) dan metode jajaran genjang.
(a) Metode Poligon (segitiga)
Pada cara ini resultan sejumlah vektor diperoleh dengan
menggambarkan anak panah-anak panah vektor secara
sambung-menyambung dengan memperhatikan panjang dan
arah anak panah yang bersangkutan. Ekor anak panah yang satu
diimpitkan dengan ujung anak panah yang mendahuluinya.14
R R A + B = A =
Gambar 2.2. Penjumlahan dua vektor dengan metode poligon.
Gambar 2.3. Pengurangan dua vektor dengan metode poligon
14Frederick J. Bueche, Teori dan Soal-Soal Fisika, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 1.
D=A-B -B
BA + =
A
B
19
(b) Metode Jajaran Genjang
Untuk menjumlahkan dua buah vektor, resultan dua
vektor yang berpotongan adalah diagonal jajaran genjang
dengan kedua vektor tersebut sebagai sisi jajaran genjang. 15
Gambar 2.4. Penjumlahan dengan metode jajaran genjang
(2) Cara Analitik
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua atau lebih
vektor. Hal ini karena vektor terdiri dari komponen-komponen
vektor.
Gambar 2.5. Penguraian vektor
Berdasarkan gambar di atas, vektor A diuraikan menjadi
A x dan A y . Dengan A x adalah komponen yang searah dengan
sumbu x, sedangkan A y adalah komponen A yang searah dengan
sumbu y. Jadi vektor A dapat dinyatakan dengan.
A = A x + A y (2 dimensi) (2.6)
15Ibid, hlm. 1.
α
B
x
By
y
α
A
x
Ay
y
BR
A
Ax Bx
20
Berdasarkan aturan trigonometri, maka komponen-
komponen vektor A tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut.
A x = A cosα
A y = A sinα (2.7)
Untuk menjumlahkan vektor secara analitik, maka vektor-
vektor tersebut diuraikan terlebih dahulu, kemudian komponen-
komponen vektor yang searah dijumlahkan.
A = A x + A y dan B = B x + B y (2.8)
Sehingga diperoleh hasil,
A + B = (A x + B x ) + (A y + B y )
R = R x + R y (2.9)
Dan besarnya vektor resultan (R) dapat ditentukan dengan dalil
Pythagoras sebagai berikut. 16
R = 22yx RR + (2.10)
c) Besar dan Arah Resultan Vektor
Dengan melihat dua buah vektor A dan B yang mempunyai
titik pangkal yang berhimpit seperti ditunjukkan dalam gambar 2.6.,
maka besar resultan vektor dapat ditentukan dengan persamaan.
R = αcos222 ΑΒ+Β+Α (2.11)
Gambar 2.6. Resultan dua buah vektor.
16Ganijanti Aby Sarojo, Mekanika, (Jakarta : Salemba Teknika, 2002), hlm. 18.
B R
α
A
21
d) Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor tak berdimensi yang didefinisikan
mempunyai besar 1 dan menunjuk ke suatu arah tertentu. 17 Pada kasus
tiga dimensi dalam koordinat Kartesius terdapat 3 buah vektor satuan,
yaitu kji ˆ,ˆ,ˆ .
i = j = k = 1
Gambar 2.7. Vektor satuan.
Vektor A dapat dinyatakan dengan vektor satuan sebagai
berikut.
kji zyxˆˆˆ Α+Α+Α=Α (2.12)
Sedangkan besar vektor A dapat dinyatakan dengan
222zyx Α+Α+Α=Α (2.13)
e) Perkalian Vektor
(1) Perkalian Titik Vektor
Perkalian titik vektor memberikan hasil skalar, sehingga
perkalian titik vektor disebut juga perkalian skalar vektor. Sebagai
contoh, perkalian titik vektor antara A dan B dapat dinyatakan
sebagai berikut.
A •B θcosΑΒ= (2.14)
dimana :
17Paul A. Tipler, Fisika, (Jakarta: Erlangga, 1998) hlm. 59.
Y
X
k
ji
Z
22
A = vektor A
B = vektor B
θ = sudut antara A dan B
Dalam fisika usaha (W) merupakan contoh besaran yang
dihasilkan dari perkalian titik antara vektor gaya (F) dengan vektor
perpindahan (s), dan dinyatakan dengan persamaan berikut.
W = F . s = F s cosθ (2.15)
(2) Perkalian Silang Vektor
Perkalian silang vektor memberikan hasil sebuah vektor
baru, sehingga perkalian silang vektor disebut juga perkalian
vektor. Sebagai contoh, perkalian vektor antara A dan B
menghasilkan vektor C, yang besarnya adalah :
C = A × B θsinΑΒ= (2.16)
dimana :
A = vektor A
B = vektor B
C = vektor C
θ = sudut antara A dan B
Dalam fisika momen gaya (τ ) merupakan contoh besaran
yang dihasilkan dari perkalian silang antara vektor lengan momen
(r) dengan vektor gaya (F) dan besarnya adalah :
=τ r×F θsinrF= (2.17)
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Peserta Didik dalam
Memahami Konsep Fisika Materi Pokok Vektor.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
terdiri atas dua macam.
1. Faktor intern siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik
siswa, yakni:
23
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/inteligensi siswa.
b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi,
minat, dan sikap.
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain, seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan
telinga).
2. Faktor ekstern siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi
menjadi tiga macam.
a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara
ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru, serta alat-alat belajar
yang berkualitas rendah. 18
Dalam kegiatan proses belajar fisika aspek-aspek yang hendak dicapai
meliputi aspek kualitatif, kuantitatif dan aspek keterampilan. Misalnya pada
pokok bahasan vektor, konsep vektor merupakan aspek kualitatif, hasil
penghitungan suatu vektor merupakan aspek kuantitatif, dan bagaimana siswa
dapat melakukan pengukuran vektor secara grafik dengan baik merupakan
aspek keterampilan.
Berdasarkan hasil penelitian dari Indrawati, faktor-faktor yang
mempengaruhi peserta didik dalam memahami konsep fisika materi pokok
vektor adalah19:
18Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.173 19Indrawati, Penggunaan Bridging Analogy [analogi penghubung] remidi miskonsepsi
beberapa konsep fisika siswa : studi kuasi-eksperimen pada siswa kelas III SMU di Kotif Jember tahun 1995, (Semarang : Tesis, 1995) hlm. 42.
24
1. Adanya miskonsepsi pengambaran konsep vektor gaya yang tidak
didasarkan pada aturan-aturan penjumlahan vektor yang benar. Misalnya,
kesalahan penggambaran vektor jumlah sebagai diagonal antara kedua
ujung vektor pada Gb. 2.8c. Cara ini salah, diagonal tersebut tidak
menyatakan jumlah kedua vektor. (Pada kenyataanya, diagonal ini
menyatakan selisih kedua vektor itu, V 2 - V1 ).
Gambar 2.8. Penambahan vektor dengan dua metode yang berbeda. (a)
Pangkal ke ujung dan (b) Jajaran genjang. Gambar (c) Tidak benar.
2. Adanya miskonsepsi pemahaman tentang definisi konsep yang kurang
tepat. Misalnya, jika diketahui sebuah vektor V, kita definisikan negatif
vektor ini (-V) sebagai vektor yang memiliki besar yang sama dengan V
tetapi dengan arah yang berlawanan, Gb. 2.9. meskipun demikian, tidak
ada vektor yang negatif jika ditinjau dari besarnya, besar setiap vektor
adalah positif. Tanda minus memberitahu kita mengenai arahnya.
Gambar 2.9. Negatif sebuah vektor adalah sebuah vektor yang memiliki
panjang yang sama tetapi arahnya berlawanan.
V 2
V 1
=
=
=
V 2 + V 1
V R
V 2
V 1
V 1
V 2 TIDAK BENAR
(b)
(a)
V R
(c)
V -V
25
Kita bisa mendefinisikan pengurangan sebuah vektor dengan vektor
lainya, selisih antara dua vektor V 2 - V 1 , didefinisikan sebagai,
V 2 - V 1 = V 2 + (-V 1 )
yaitu, selisih antara dua vektor sama dengan jumlah yang pertama
ditambah dengan negatif yang kedua.
E. Cara Mengatasi Kesulitan Peserta Didik dalam Memahami Konsep
Fisika Materi Pokok Vektor
Dalam pembelajaran fisika diharapkan peserta didik mampu dan
terampil dalam memecahkan masalah. Melalui pengerjaan tes yang bersifat
kompleks dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah dan membuat peserta didik menjadi lebih terampil
dalam menggunakan konsep fisika. Maka dari itu diperlukan metode
pemecahan masalah. Menurut Dale Ewen secara umum metode pemecahan
masalah di bidang teknik termasuk fisika adalah :20
1. Read the problem carefully
Bacalah soal atau masalah dari awal hingga akhir. Dengan
membaca masalah akan menimbulkan rasa ingin tahu. Ini termasuk
langkah yang penting dalam menyelesaikan soal.
2. Make a sketch
Dengan menggambar grafik dapat membantu mencari solusi dan
menghindarkan terjadinya kesalahan. Sehingga dapat mempersingkat
waktu dalam menyelesaikan masalah.
3. Write down all given information
Usahakan untuk menulis setiap informasi seperti nilai dari besaran-
besaran yang diberikan. Hal ini penting untuk mendapatkan fakta yang
akan membantu dalam menyelesaikan masalah
20Dale Ewen, Physics for Career Education, (Singapore: Prewntice-Hall, 1974), hlm. 30-
31.
26
4. Write down the unknown or quantity asked for in the problem
Tulislah hal-hal yang tidak diketahui dan ditanyakan dalam
masalah atau soal. Banyak peserta didik yang kesulitan dalam
memecahkan masalah karena mereka tidak mengetahui hal-hal apa saja
yang ditanyakan.
5. Write down the basic equation or formula that relates the known and
unknown quantities
Tulislah rumus dasar yang berhubungan dengan hal-hal yang
diketahui dan ditanyakan.
6. Find a working equation by solving the basics equation or formula for the
unknown quantity.
Temukan persamaan yang ditanyakan. Terkadang kita juga harus
mencari terlebih dahulu besaran-besaran yang belum diketahui yang
diperlukan dalam menyelesaikan masalah.
7. Substitute the data in the working equation, including the appropriate
units.
Masukkan data-data yang telah diperoleh ke dalam persamaan dan
hitunglah dengan hati-hati.
8. Perform the indicated operations and work out the solution
Pada bagian ini kita juga harus memperhatikan satuan. Banyak
siswa yang salah memberi satuan atau sengaja tidak memberi satuan
karena tidak tahu satuan dari besaran yang ditanyakan.
Langkah pertama dalam menyelesaikan masalah atau soal dalam fisika
yaitu membaca soal dengan hati-hati. Hal ini penting karena dengan membaca
soal kita akan mengetahui informasi dan pertanyaan yang ada. Langkah kedua
adalah membuat grafik atau gambar jika diperlukan. Dengan membuat grafik
akan mempermudah dalam mencari solusi dan menghindari terjadinya
kesalahan. Menulis semua informasi juga dapat membantu mencari solusi.
Menulis hal-hal yang tidak diketahui dan ditanyakan dalam soal juga
penting. Hal ini akan membantu dalam menentukan persamaan yang akan
27
digunakan. Setelah persamaan yang diperlukan ditemukan, masukkan data
yang telah diperoleh.
Pada bagian terakhir, periksa kembali jawaban yang telah diperoleh.
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memeriksa satuan, karena
satuan merupakan salah satu indikasi benar atau tidaknya jawaban.
Keberhasilan pemecahan soal fisika sangat tergantung pada
kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika. Menurut Mundilarto cara yang dapat
ditempuh dalam mengatasi peserta didik yang melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal antara lain:21
1. Melakukan usaha-usaha yang lebih intensif dalam memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk berlatih memecahkan soal-soal fisika
menggunakan pendekatan analisis.
2. Mengarahkan pembelajaran fisika pada usaha-usaha yang lebih
memperdayakan potensi peserta didik dalam mengembangkan daya fikir
untuk pemecahan soal-soal fisika.
3. Memperkecil rasio guru dan peserta didik
4. Mengoptimalkan potensi guru melalui peningkatan pemahaman dan
wawasan secara berkelanjutan mencakup materi fisika, teknologi dan
metode-metode pengajaran.
Menurut Betha Nurina Sari, motivasi belajar juga menjadi cara atau
modal utama dalam menghadapi halangan atau kesulitan apapun dalam belajar
fisika.22 Sedangkan menurut Sugata Pikatan cara yang dapat ditempuh antara
lain mengingat konsep atau hukum fisika berdasarkan ceritanya, kuasai bahasa
pokok fisika yaitu matematika, menganalisa soal fisika berdasarkan ceritanya,
mencari arti fisis hasil perhitungan atau penurunan rumus fisika, dan
21Mundilarto, “Pola Pendekatan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika”, http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1205105-131949/, hlm. 2. 22Betha Nurina Sari, “Sistem Pembelajaran KBK terhadap Motivasi Para Peserta Didik pada Bidang Fisika”, http://re-searchengines.com/art05-57.html, hlm.6.
28
sintesakan konsep-konsep yang sedang dipelajari dengan konsep-konsep yang
telah dipelajari sebelumnya.23
23Pikatan, Sugata, “Kiat Belajar Fisika”, http/www.geocities.com/dmipa/wu/wukiat/PDF, hal. 1-2.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Profil MA Ya Falah Grobogan
Madrasah Aliyah (MA) Ya Falah berdiri pada tahun 1982. MA Ya
Falah beralamat di Jl. Perhutani No.01 Ginggangtani Kec. Gubug Kab.
Grobogan. Saat ini MA Ya Falah telah berstatus Terakreditasi B.
Visi MA Ya Falah Ginggangtani adalah menjadi Madrasah Aliyah yang
unggul dalam prestasi luhur dalam budi pekerti berwawasan Ahlussunnah Wal
Jama’ah serta diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang
sangat cepat. Sedangkan misinya adalah :
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik
2) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang dijiwai faham
Ahussunnah wal jama’ah yang mampu mengaktualisasikan diri dalam
masyarakat.
3) Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesiswaan sebagai wadah aktifitas
peserta didik agar dapat mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki
secara optimal
Sekolah ini menempati tanah seluas 1964 2m dengan luas bangunan
710 2m , yang terdiri dari kantor, ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium.
Kondisi bangunan secara umum masih baik dan layak sebagai tempat belajar,
tetapi untuk ruang laboratorium masih kurang baik. Hal ini disebabkan karena
laboratorium fisika, biologi dan komputer menjadi satu dan peralatannya juga
kurang memadai.
Saat ini MA Ya Falah dikepalai oleh Bapak Sambudi, S.Ag. Sekolah
ini mempunyai 29 guru dan karyawan. Pada tahun ajaran 2008/ 2009 jumlah
29
30
siswa di MA Ya Falah sebanyak 146 peserta didik yang terdiri 64 putra dan 82
putri. Kelas X memiliki peserta didik sebanyak 60 peserta didik, kelas XI
sebanyak 42 peserta didik dan kelas XII sebanyak 44 peserta didik.
B. Data Hasil Penelitian
1. Data tentang bentuk dan faktor kesulitan peserta didik kelas X MA Ya
Falah Grobogan dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor.
Data tentang tingkat kesulitan peserta didik kelas X MA Ya Falah
Grobogan dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor dapat
dicari dengan menggunakan rumus deskripsi persentase.
Analisis tingkat kesulitan pemahaman materi vektor tiap butir soal
adalah sebagai berikut :
1) Pada soal nomor 1 peserta didik dihadapkan pada permasalahan
mengenai mendefinisikan besaran vektor dan skalar. Ternyata ada
sebanyak 14 peserta didik yang menjawab dengan benar, 5 peserta
didik yang menjawab agak benar dan 6 peserta didik sudah
memberikan jawaban tetapi kurang sempurna. Dari analisis pada soal
nomor 1 tingkat penguasaan peserta didik sebesar 84% dan kesulitan
yang dialami peserta didik sebesar 16%. Berdasarkan angket yang
telah diisi banyak peserta didik yang menyatakan tidak mengalami
kesulitan karena mudah dalam memahami konsep pengertian vektor.
Berikut adalah contoh jawaban peserta didik dalam mendefinisikan
besaran vektor :
31
2) Pada soal nomor 2 peserta didik dihadapkan pada persoalan mengenai
penggambaran vektor dengan cara poligon. Pada soal ini hanya 4
peserta didik yang dapat menjawab dengan benar, 5 peserta didik
menjawab hampir benar dan 16 peserta didik menjawab salah.
Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik banyak peserta
didik yang mengalami kesulitan karena masih bingung mengenai
konsep penggambaran vektor. Tingkat penguasaan peserta didik
sebesar 48,8% dan termasuk kategori rendah karena tingkat kesulitan
yang dialami peserta didik sebesar 51,2%. Berikut adalah contoh
jawaban peserta didik yang mengalami kesalahan dalam
penggambaran vektor dengan cara poligon :
3) Pada soal nomor 3 peserta didik dihadapkan pada persoalan mengenai
penggambaran vektor dengan cara jajaran genjang. Pada soal ini hanya
4 peserta didik yang dapat menjawab dengan benar, 9 peserta didik
menjawab hampir benar dan 12 peserta didik menjawab salah.
Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik banyak peserta
didik yang mengalami kesulitan karena masih bingung mengenai
konsep penggambaran vektor. Tingkat penguasaan peserta didik
sebesar 48,4% dan termasuk kategori rendah karena tingkat kesulitan
yang dialami peserta didik sebesar 51,6%. Berikut adalah contoh
32
jawaban peserta didik yang mengalami kesalahan dalam pelukisan
vektor dengan cara jajaran genjang :
4) Pada soal nomor 4 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
menentukan besar dan arah vektor dengan metode grafis. Pada soal ini
hanya 3 peserta didik yang dapat menjawab dengan benar, 8 peserta
didik menjawab hampir benar dan 14 peserta didik menjawab salah.
Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik banyak peserta
didik yang mengalami kesulitan karena masih bingung mengenai
konsep penggambaran vektor. Tingkat penguasaan peserta didik
sebesar 46% dan termasuk kategori rendah karena tingkat kesulitan
yang dialami peserta didik sebesar 54%. Berikut adalah contoh
jawaban peserta didik yang mengalami kesalahan dalam menentukan
besar dan arah dengan metode grafis :
33
5) Pada soal nomor 5 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
menentukan besar dan arah vektor dengan rumus cosinus. Pada soal ini
hanya 4 peserta didik yang dapat menjawab dengan benar, 5 peserta
didik menjawab hampir benar dan 16 peserta didik menjawab salah.
Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik banyak peserta
didik yang mengalami kesulitan karena masih bingung mengenai
konsep rumus dan perhitungan matematis vektor. Tingkat penguasaan
peserta didik sebesar 44% dan termasuk kategori rendah karena
kesulitan yang dialami peserta didik sebesar 56%. Berikut adalah
contoh jawaban peserta didik yang mengalami kesalahan dalam
menentukan besar dan arah vektor dengan rumus cosinus :
6) Pada soal nomor 6 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
penguraian komponen-komponen vektor. Pada soal ini hanya 1 peserta
didik yang dapat menjawab dengan benar, 6 peserta didik menjawab
hampir benar dan 18 peserta didik menjawab salah. Berdasarkan
angket yang telah diisi oleh peserta didik banyak peserta didik yang
mengalami kesulitan karena masih bingung mengenai konsep rumus
dan perhitungan matematis vektor. Tingkat penguasaan peserta didik
sebesar 33,2% dan termasuk kategori rendah karena kesulitan yang
dialami peserta didik sebesar 66,8%. Berikut adalah contoh jawaban
peserta didik yang mengalami kesalahan dalam penguraian komponen
vektor :
34
7) Pada soal nomor 7 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
menentukan besar dan arah vektor dengan cara penguraian komponen.
Pada soal ini hanya 1 peserta didik yang dapat menjawab dengan
benar, 9 peserta didik menjawab hampir benar dan 15 peserta didik
menjawab salah. Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik
banyak peserta didik yang mengalami kesulitan karena masih bingung
mengenai konsep rumus dan perhitungan matematis vektor. Tingkat
penguasaan peserta didik sebesar 43,2% dan termasuk kategori rendah
karena kesulitan yang dialami peserta didik sebesar 56,8%. Berikut
adalah contoh jawaban peserta didik yang mengalami kesalahan dalam
menentukan besar dan arah vektor dengan cara penguraian komponen
vektor :
8) Pada soal nomor 8 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
menentukan besar dan arah vektor dengan cara analitis. Pada soal ini
35
tidak ada satupun peserta didik yang dapat menjawab dengan benar, 9
peserta didik menjawab hampir benar dan 16 peserta didik menjawab
salah. Berdasarkan angket yang telah diisi oleh peserta didik banyak
peserta didik yang mengalami kesulitan karena masih bingung
mengenai konsep rumus dan perhitungan matematis vektor. Tingkat
penguasaan peserta didik sebesar 31,2% dan termasuk kategori rendah
karena kesulitan yang dialami peserta didik sebesar 68,8%. Berikut
adalah contoh jawaban peserta didik yang mengalami kesalahan dalam
menentukan besar dan arah vektor dengan cara analitis :
9) Pada soal nomor 9 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
perkalian vektor yaitu perkalian dot. Pada soal ini ada 11 peserta didik
yang dapat menjawab dengan benar, 5 peserta didik menjawab hampir
benar dan 9 peserta didik menjawab salah. Berdasarkan angket yang
telah diisi oleh peserta didik, banyak peserta didik yang menyatakan
tidak mengalami kesulitan karena mudah dalam memahami konsep
perkalian vektor. Tingkat penguasaan peserta didik sebesar 64% dan
termasuk kategori cukup berarti kesulitan yang dialami peserta didik
sebesar 36%. Berikut adalah contoh jawaban peserta didik dalam
perkalian dot :
36
10) Pada soal nomor 10 peserta didik dihadapkan pada persoalan tentang
perkalian vektor yaitu perkalian cross. Pada soal ini ada 8 peserta didik
yang dapat menjawab dengan benar, 10 peserta didik menjawab
hampir benar dan 7 peserta didik menjawab salah. Berdasarkan angket
yang telah diisi oleh peserta didik, banyak peserta didik yang
menyatakan tidak mengalami kesulitan karena mudah dalam
memahami konsep perkalian vektor. Tingkat penguasaan peserta didik
sebesar 61,6% dan termasuk kategori cukup berarti kesulitan yang
dialami peserta didik sebesar 38,4%. Berikut adalah contoh jawaban
peserta didik dalam perkalian cross :
37
Untuk mengetahui data tentang kesulitan peserta didik dalam
memahami konsep fisika materi pokok vektor yang dilihat yaitu melalui
pemahaman konsep, simbol, gambar, dan perhitungan.
Table 3.1 Kategori soal
No Penguasaan Nomor soal (item)
1 Konsep 1
2 Simbol 9,10
3 Gambar 2,3,4
4 Perhitungan 5,6,7,8,
Berikut adalah data hasil perhitungan analisis penguasaan konsep
fisika peserta didik tiap kategori soal.
Tabel 3.2 Hasil perhitungan analisis peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep vektor
No Kriteria penilaian Penguasaan konsep vektor
1 Tinggi 1
2 Cukup -
3 Rendah -
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada soal nomor 1
penguasaan konsep vektor peserta didik sebesar 84% dan mengalami
kesulitan sebesar 16% tingkat penguasaanya termasuk kategori tinggi.
38
Tabel 3.3 Hasil perhitungan analisis peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman simbol vektor
No Kriteria penilaian Penguasaan simbol vektor
1 Tinggi -
2 Cukup 9,10
3 Rendah -
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada soal nomor 9 dan 10
penguasaan simbol vektor peserta didik sebesar 64,4% dan 61,6%
sehingga mengalami kesulitan sebesar 35,6% dan 38,4% tingkat
penguasaanya termasuk kategori cukup.
Tabel 3.4 Hasil perhitungan analisis peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman gambar vektor
No Kriteria penilaian Penguasaan gambar vektor
1 Tinggi -
2 Cukup -
3 Rendah 2,3,4
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada soal nomor 2, 3 dan 4
penguasaan gambar vektor peserta didik sebesar 48,8%, 48,4% dan 46%
sehingga mengalami kesulitan sebesar 51,2%, 51,6% dan 54% tingkat
penguasaanya termasuk kategori rendah.
Tabel 3.5 Hasil perhitungan analisis peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman perhitungan vektor
No Kriteria penilaian Penguasaan perhitungan vektor
1 Tinggi -
2 Cukup -
3 Rendah 5,6,7,8
39
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada soal nomor 5, 6, 7,
dan 8 penguasaan perhitungan vektor peserta didik masing-masing adalah
sebesar 44%, 33,2%, 43,2%, dan 31,2% sehingga masing-masing
mengalami kesulitan sebesar 56%, 66,8%, 56,8% dan 68,8% tingkat
penguasaanya masing-masing soal termasuk kategori rendah.
2. Data tentang cara guru mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami
konsep fisika materi pokok vektor
Wawancara dilakukan terhadap guru fisika kelas X MA Ya Falah
Grobogan yaitu Bapak Yazid S.Pd. di MA Ya Falah22.
Peneliti : Hambatan apa saja yang bapak hadapi pada saat
mengajarkan fisika khususnya pada materi pokok vektor?
Guru Fisika : Pertama materinya secara umum memang cukup sulit dan
yang kedua peserta didik di sekolah ini mempunyai
SDM yang relatif masih rendah.
Peneliti : Bagaimana dengan minat dan keaktifan peserta didik
dalam pelajaran fisika?
Guru Fisika : Minat dan keaktifan peserta didik cukup baik. Pada waktu
pembelajaran peserta didik pada umumnya mendengarkan
dengan serius dan merekapun sering bertanya ketika ada
yang belum mereka fahami, namun ketika dihadapkan pada
latihan soal vektor kebanyakan dari mereka masih bingung
dan belum mampu untuk menyelesaikanya
Peneliti : Apa Bapak sering memberikan tugas?
Guru Fisika : Setiap seminggu sekali saya memberikan tugas yang harus
mereka kerjakan di buku tugas, karena hal itu dapat
mendorong mereka untuk belajar. Dan sebagian besar
peserta didik mengerjakannya walaupun ada beberapa
peserta didik yang tidak mengerjakanya.
22 Yazid, Hasil Wawancara, Grobogan, 17 Oktober 2009
40
Peneliti : Selama ini kiat-kiat apa saja yang Bapak lakukan untuk
mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami fisika
materi pokok vektor?
Guru Fisika : Pada waktu pembelajaran sebisa mungkin saya
menerangkan tentang langkah-langkah dalam
menyelesaikan vektor secara urut dan utuh.. Saya juga
menyuruh peserta didik untuk mencatatnya dan
menghafalkanya serta menerapkan langkah-langkah
tersebut ketika dihadapkan pada persoalan vektor seperti
langkah-langkah dalam menyelesaikan soal vektor
dengan cara poligon, jajaran genjang, maupun
penyelesaian vektor secara analitis.
Peneliti : Selain itu ada langkah yang lain yang Bapak tempuh
Guru Fisika : Langkah yang lain yaitu saya menyuruh siswa untuk
mencoba menggunakan metode analisis dalam
menyelesaikan soal. Hal ini karena menurut saya metode
analisis tidak terlalu rumit sehingga dapat mempermudah
peserta didik dalam menyelesaikan soal dan hasilnya
cukup bagus.
41
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Bentuk dan Faktor Penyebab Kesulitan Peserta Didik Kelas X
MA Ya Falah Grobogan dalam Memahami Konsep Fisika Materi Pokok
Vektor
Pada tahap ini penulis berusaha untuk menganalisa data-data yang telah
dituangkan dalam pembahasan sebelumnya.
1. Analisis Data tentang Bentuk Kesulitan Peserta Didik dalam Memahami
Konsep Fisika Materi Pokok Vektor.
a. Pemahaman konsep vektor
Dari analisis data yang telah disajikan pada tabel sebelumnya
dapat diketahui bahwa peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Ya
Falah Grobogan tidak banyak mengalami kesulitan dalam memahami
konsep vektor dan tingkat penguasaanya termasuk dalam kategori
tinggi.
b. Pemahaman simbol vektor
Dari analisis data yang telah disajikan pada tabel sebelumnya
dapat diketahui bahwa peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Ya
Falah Grobogan dalam pemahaman simbol secara umum peserta didik
tidak banyak mengalami kesulitan, sama halnya pada pemahaman
konsep dan tingkat penguasaanya termasuk dalam kategori cukup.
c. Pemahaman gambar vektor
Dari analisis data yang telah disajikan pada tabel sebelumnya
dapat diketahui bahwa peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Ya
Falah Grobogan secara umum banyak mengalami kesulitan dalam
pemahaman gambar yang terletak pada pelukisan vektor dengan
metode segitiga (Polygon) dan metode jajaran genjang dan tingkat
penguasaanya termasuk dalam kategori rendah.
41
42
d. Pemahaman perhitungan vektor
Dari analisis data yang telah disajikan pada tabel sebelumnya
dapat diketahui bahwa peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Ya
Falah Grobogan secara umum banyak mengalami kesulitan dalam
pemahaman perhitungan vektor yang terletak pada menentukan vektor
resultan baik dengan metode rumus cosinus maupun dengan metode
vektor komponen dan tingkat penguasaanya termasuk dalam kategori
rendah.
2. Analisis Data tentang Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Peserta Didik
dalam Memahami Konsep Fisika Materi Pokok Vektor kelas X Madrasah
Aliyah Ya Falah Grobogan.
Setelah menganalisis hasil pekerjaan peserta didik dalam
menyelesaikan persoalan vektor dan berdasarkan hasil angket yang telah
diisi oleh peserta didik dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi
kesulitan peserta didik dalam memahami fisika materi pokok vektor
adalah:
a. Adanya miskonsepsi penggambaran konsep gaya vektor yang tidak
didasarkan pada aturan-aturan penjumlahan vektor yang benar, yang
terlihat dari banyaknya kesalahan- kesalahan mendasar yang dilakukan
peserta didik saat mengambarkan vektor. Banyak peserta didik yang
meyakini jawaban yang mereka berikan sudah benar. Hal ini terjadi
karena konsep awal tentang penggambaran vektor yang mereka
pahami salah, sehingga mereka tidak menyadari kesalahan yang
mereka lakukan.
b. Adanya miskonsepsi pemahaman tentang definisi konsep yang kurang
tepat. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang melakukan
kesalahan dalam menggambarkan arah vektor, seperti pada kasus saat
peserta didik menentukan nilai vektor
c. Adanya miskonsepsi penggunaan rumus vektor. Hal ini terlihat dari
banyaknya peserta didik yang menggunakan rumus yang sama dalam
menyelesaikan soal-soal vektor dengan kasus yang berbeda. Padahal
43
dalam menyelesaikan soal vektor, rumus yang digunakan dapat
berubah disesuaikan dengan kasusnya seperti arah vektor dan besar
sudut yang dibentuk. Namun banyak peserta didik yang belum
memahami hal ini, padahal ini adalah konsep dasar dalam
menggunakan rumus vektor.
d. Materi fisika termasuk materi yang cukup sulit dan SDM yang dimiliki
peserta didik cukup rendah
B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Kelas X Madrasah
Aliyah Ya Falah Grobogan dalam Memahami Fisika Materi Pokok
Vektor
Berdasarkan faktor penyebab kesulitan peserta didik kelas X MA Ya
Falah Grobogan dalam menyelesaikan soal-soal vektor di atas, maka cara yang
dapat ditempuh untuk mengatasi hal itu adalah seperti yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya antara lain :
1. Mempelajari konsep vektor secara utuh. Kebanyakan peserta didik
mempelajari konsep vektor hanya berdasarkan rumusnya, sehingga konsep
dasar yang penting tidak mereka kuasai.
2. Kuasai bahasa pokok fisika, yaitu matematika. Dari hasil penelitian
banyak peserta didik yang kurang menguasai konsep matematika, sehingga
hasil akhir yang diperoleh salah walaupun rumus dan proses pengerjaanya
benar
3. Menganalisa soal fisika berdasarkan ceritanya. Sebagian besar Peserta
didik dalam menganalisa soal fisika didasarkan bukan pada ceritanya
melainkan pada angkanya. Soal fisika juga mempunya jalan cerita.
Cocokan cerita yang sedang dipelajari dengan cerita yang konsep-
konsepnya telah dikuasai. Hal ini akan mempermudah dalam mengerjakan
soal fisika.
4. Melakukan usaha-usaha yang lebih intensif kepada peserta didik agar lebih
banyak berlatih mengerjakan soal, seperti memberikan PR atau tugas baik
bersifat individu ataupun kelompok. Dengan sering memberikan tugas
44
maka akan mendorong peserta didik untuk lebih banyak belajar dan
berlatih mengerjakan soal. Selain itu akan meningkatkan ketelitian peserta
didik dalam mengerjakan soal.
5. Menyelesaikan soal vektor secara analisis. Metode ini termasuk metode
yang tidak terlalu rumit sehingga mempermudah peserta didik dalam
menggunakannya.
45
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk-bentuk kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MA Ya Falah
Grobogan dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor yaitu :
a. Kesulitan dalam memahami gambar
b. Kesulitan dalam melakukan perhitungan
2. Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik kelas X MA Ya Falah
Grobogan mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika materi
pokok vektor yaitu :
a. Adanya miskonsepsi penggambaran konsep gaya vektor yang tidak
didasarkan pada aturan-aturan penjumlahan vektor yang benar
b. Adanya miskonsepsi pemahaman tentang definisi konsep yang kurang
tepat
c. Adanya miskonsepsi dalam penggunaan rumus vektor
d. Materi fisika termasuk materi yang cukup sulit dan SDM yang dimiliki
MA Ya Falah Grobogan cukup rendah
3. Cara mengatasi kesulitan peserta didik kelas X MA Ya Falah Grobogan
dalam memahami konsep fisika materi pokok vektor
a. Mempelajari konsep vektor secara utuh
b. Menguasai pokok bahasa fisika, yaitu matematika
c. Menganalisa soal fisika berdasarkan ceritanya
d. Melakukan usaha-usaha yang lebih intensif kepada peserta didik agar
lebih banyak berlatih mengerjakan soal
e. Menyelesaikan soal vektor secara analisis
45
46
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antara lain:
1. Bagi Guru
a. Dalam menyampaikan materi hendaknya secara urut dan utuh
b. Memperbanyak tugas mengerjakan soal agar peserta didik lebih sering
belajar dan berlatih menyelesaikan soal.
c. Memberikan peserta didik cara-cara yang jelas dalam menyelesaikan
soal-soal vektor.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya meningkatkan frekuensi belajar dan berlatih
mengerjakan soal.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan
dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga
penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi kita dan mendapat
ridho Allah SWT. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa,1995 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2005 Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional, Bandung: Remaja Karya, 1988 Aziz, Shaleh Abdul dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, Mesir: Darul
Ma’arif, t.th. Basyir, Muhammad Muzamil dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al Manahij
Wa Turuqu al Tadris, Makkah: Darul Liwak, t.th Betha Nurina Sari, “Sistem Pembelajaran KBK terhadap Motivasi Para Peserta Didik pada
Bidang Fisika”, http://re-searchengines.com/art05-57.html Dale Ewen, Physics for Career Education, Singapore: Prewntice-Hall, 1974 Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007 Frederick J. Bueche, Teori dan Soal-Soal Fisika, Jakarta: Erlangga, 1989 Giancoli ,Douglas C., Fisika, Jakarta : Erlangga, 2001 Halliday, David dan Robert Resnick, Fisika, Jakarta: Erlangga, 1997 Halliday, David dan Robert Resnick, Fundamentals of Physics, New York, 1961 Indrawati, Penggunaan Bridging Analogy [analogi penghubung] remidi miskonsepsi beberapa
konsep fisika siswa : studi kuasi-eksperimen pada siswa kelas III SMU di Kotif Jember tahun 1995, Semarang : Tesis, 1995
Ismawati, Vita Nur, Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Dinamika Gerak
Lurus di SMU Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2003/ 2004, Semarang : FMIPA UNNES, 2004.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000 Mundilarto, “Pola Pendekatan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika”,
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1205105-131949/ Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 Paul A. Tipler, Fisika, Jakarta: Erlangga, 1998 Pikatan, Sugata, “Kiat Belajar Fisika”, http/www.geocities.com/dmipa/wu/wukiat/PDF Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jilid 1, Jakarta : Balai Pustaka, 1961 Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1986.
Sarojo, Ganijanti Aby, Mekanika, Jakarta : Salemba Teknika, 2002 Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Subagyo, Joko, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007 Wittig, Arno F, Psychology of Learning, New York: Mc. Grow Hill, 1981
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : M. Jazuri
Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 28 September 1984
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Brangsong Rt 11/Rw 04 Kendal
Riwayat Pendidikan : a. MI Brangsong
b MTs. Negeri Brangsong
c MA Negeri Kendal
d Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 21 Desember 2009
Penulis
(M. Jazuri)
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Ujicoba
MA Ya Falah Grobogan
No Nama
1 Ahmad Rifa’i
2 Ana Khumairoh
3 Aprilia Rahmawati
4 Diah Tri Utami
5 Didit Pramono
6 Diyah Ayu Marlina
7 Dzahimatuz Zahiroh
8 Eni Aprilia
9 Imam Chomaeri
10 Ivan Faisyal
11 Khoirotun Nisyak
12 Khurotul Aeni S.
13 Lia Fatmawati
14 Musfirotun Niswah
15 Nur Huda
16 Nur Nasikhatul Maghfiroh
17 Putri Nur Febriyanti
18 Setya Christia Asih
19 Sihabudin Nurul Ulum
20 Siti Lestari
21 Sumtisari
22 Umi Zakiyatul Fakiroh
23 Watini
24 Yanti Kusmiyati
25 Yekti Purwaningtias
Lampiran 2
Daftar Nama Siswa Kelas Sampel MA Ya Falah Grobogan
No Nama
1 Ahmad Munif
2 Anita Marliani
3 Ayu Lestariningsih
4 Choirul Umam
5 Desi Fatmawati
6 Dian Kumala Sari
7 Dina Fitriana
8 Erik Sutanto
9 Fikriatul Azizah
10 Fransiska Nurohmah
11 Khoirotun Khisan
12 Khoirul Badriyah
13 M. Latiful Hakim
14 Maimunatul Choiriyah
15 Maria Ulfah
16 Muflikhatul Islamiyah
17 Muhamad Jamil
18 Muhamad Nurohib
19 Robbi Arsyadani
20 Rohmad Syaifudin
21 Sayyidul Mubarok
22 Siti Koni’atun
23 Siti Mustami’ah
24 Siti Nur Afifah
25 Wahyu Prajoko Bahri S.
Lampiran 3 SILABUS
Nama Sekolah : MA Ya Falah Alokasi Waktu: 6 X 45 menit Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 1 Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukuranya
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
waktu Sumber/
bahan/alat 1.1 Melakukan
penjumlahan vektor.
Penjumlahan vektor
Menjumlahkan dua besaran vektor dalam arah yang berbeda-beda secara grafis.
Menggambar vektor,
resultan vektor, komponen vektor serta menghitung besar dan arah resultan vektor.
Melakukan percobaan
untuk menemukan resultan dua vektor sebidang.
Menerapkan operasi
vektor dalam pemecahan masalah secara individu.
Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara grafis.
Menjumlahkan dua
vektor atau lebih secara analisis
Penilaian kinerja (sikap dan praktik), laporan praktik dan tes tertulis.
6 JP
Sumber: Buku fisika yang relevan Bahan: Lembar kerja, bahan presentasi Alat: Busur, media presentasi
Lampiran 4
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Nama Sekolah : MA Ya Falah
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Jumlah Soal : 15
Bentuk Soal : Essai
Materi pokok : Vektor
Kompetensi dasar Materi Pokok Indikator Nomor Soal
1.2 Melakukan penjumlahan dan perkalian dua buah vektor
Besaran dan satuan
Mendefinisikan pengertian besaran vektor dan skalar
Menjumlahkan dua vektor
atau lebih dengan metode jajaran genjang dan poligon
Menjumlahkan dua vektor
yang segaris atau membentuk sudut secara grafis dan menggunakan rumus cosinus
Menjumlahkan dua vektor
aatau lebih dengan cara analisis
Menghitung hasil perkalian
dua buah vektor dengan cara perkalian titik
Menghitung hasil perkalian
dua buah vektor dengan cara perkalian silang
1 2, 3, 4, 9 5, 6, 7, 8, 10 11 12
Lampiran 5 Soal Tes Uji Coba
Materi Pokok
Vektor PETUNJUK MENGERKAJAKAN SOAL a. Tulislah terlebih dahulu nomor absen anda pada tempat yang telah disediakan. b. Bacalah dengan teliti petunjuk soal dan cara mengerjakannya sebelum
menjawab. c. Kerjakan soal-soal pada lembar jawaban yang telah disediakan d. Waktu tes 60 menit e. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal dalam bentuk essai f. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru. g. Bacalah dengan tenang dan teliti.
1. Apa yang di maksud dengan besaran vektor dan besaran skalar, berikan
masing-masing contohnya !
2. Diketahui vektor-vektor A, B, dan C seperti pada gambar dibawah. Lukis
vektor-vektor tersebut dengan menggunakan metode segitiga (poligon).
a). A + B
b). A – C
c). A + B + C
3. Lukis vektor-vektor pada gambar soal nomor 3 dengan menggunakan metode
jajaran genjang.
4. Tentukan besar dan arah vektor resultan dari vektor perpindahan A sepanjang
15 m dengan arah -20 0 terhadap sumbu X positif (arah mendatar ke kanan)
dan vektor perpindahan B sepanjang 20 m dengan arah +40 0 terhadap sumbu
X positif, secara grafis.
-20° A 4 cm 2,5 cm
2 cm B
50°
C
5. Dua vektor F 1 dan F 2 memiliki pangkal berimpit, dan masing-masing
besarnya 3 N dan 4 N. Jika sudut apit antara kedua vektor adalah 60 0 .
Tentukan besar dan arah kedua vektor tersebut.
6. Tentukan besar dan arah vektor perpindahan yang komponen X dan komponen
Y-nya diberikan sebagai berikut:
a. Ax = - 4 3 cm dan Ay = 4 cm
b. Bx = 8 cm dan By = - 6 cm
7. Dapatkah kumpulan dari gaya-gaya berikut membentuk keseimbangan?
a). 4 N, 5 N, dan 9 N
b). 4 N, 5 N, dan 10 N
8. Tentukan komponen-komponen dari vektor perpindahan 30 m yang
membentuk sudut 210 0 arah mendatar.
9. Vektor A memiliki besar A = 3 m dan berarah 30 0 terhadap sumbu X positif,
vektor B memiliki besar B = 2 m dan berarah 45 0 terhadap sumbu X positif.
Tentukan besar dan arah A + B (dengan metode grafis).
10. Sebuah benda melakukan perpindahan A sejauh 5 m dengan arah 30° utara
dari timur, kemudian perpindahan B sejauh 7 m dengan arah 60° timur dari
selatan, dan akhirnya perpindahan C sejauh 4 m dengan arah 30° barat dari
selatan. Tentukan besar dan arah perpindahan total benda tersebut?
11. Dua vektor p = 2i – 6j dan q = - 3j + j
Hitung : a). p . q
b). Sudut antara p dan q
Selatan
Barat
Utara(y+)
Timur(x+)
5cm
7cm 4cm
30°
30°
60°
12. Dua vektor A = 2i + 2j – 3k dan B = -2i + 3j - 4k
Hitung : a). A x B
b). Besar A x B
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA
NO JAWABAN SKOR1 Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan juga arah.
Contohnya : kecepatan, percepatan, gaya, impuls, momentum.
Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar (nilai) saja. Contohnya : panjang, suhu, luas, volume, kuat arus listrik.
5 5
2.
a). b).
c).
3 3 4
3. a). b). c).
3 3 4
B R
A
-C A
R
R C
B A
B
A
R
R -C
A
A
B C
D
R
4.
Diket : A = 15 m, θ = -20 0 5 m = 1 cm
B = 20 m, 040=θ Dita : Besar dan arah vektor secara grafis...? Jawab :
Besar R = 6,20 cm x cmm
15 = 31 m, arahnya 15 0 sumbu X positif.
2 4 4
5.
Diket : F 1 = 3 N dan F 2 = 4 N 060=θ
Dita : Resultan kedua vektor...? Jawab:
Cos 60 0 = 21
R = θcos2 212
22
1 FFFF ++
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛++
21)4)(3(2)4()3( 22
= 37 N
Sin β = 37
120sin 4 0
000 120)60180( =−
Sin β = 37
)321( 4
= 0,5320 → 07,35=β
2
4
4
6.
Diket : A x = - 4 3 cm dan A y = 4 cm
B x = 8 cm dan B y = - 6 cm Dita : Besar dan arah vektor X dan Y.......? Jawab :
2
3 cm
4 cm
-20°
-20°
B A
40°
40° A
B
R
a. Besar vektor A yaitu A = 22
yx AA +
A = 22 )4()34( +− = )13(42 + = 8 cm Vektor A memiliki A x bertanda negatif dan A y bertanda positif. Ini berarti vektor A terletak dalam kuadran II
tan θ = x
y
AA
= 34
4−
+ = 3
1−+ (kuadran II)
θ = (180 0 - 30 0 ) θ = 150 0 b. Besar vektor B yaitu B = 22
yx BB +
B = 22 )6()8( −+ = 10 cm Vektor B memiliki B x bertanda positif dan B y bertanda negaitif. Ini
berarti vektor B terletak dalam kuadran IV
tan θ = x
y
BB
= 86− =
43− (kuadran IV)
θ = 37 0
4 4
7.
(1). A + E + D + C = B
(2). A + B + C + D = 0
5 5
arc tan (3
1 ) = 30 0
arc tan (43 ) = 37 0
8.
Diket : D = 30 m
θ = 210 0 Dita : Komponen-komponen vektor perpindahan.......? Jawab : D x = D cos θ = 30 cos 210 0
= 30 (- 21 3 ) = - 15 3 m (kuadran III)
D y = D sin θ
= 30 sin 210 0
= 30 (- 21 ) = - 15 m
(kuadran III)
2 4 4
cos 210 o = cos (180 0 + 30 0 )
= - cos 30 0 = - 21 3
sin 210 o = sin (180 0 + 30 0 )
= - sin 30 0 = - 21
9.
Diket : A = 3 m, θ = 30 0 1 m = 1 cm
B = 2 m, 045=θ Dita : Besar dan arah vektor secara grafis...? Jawab :
Besar R = 4,2cm x cmm
11 = 4 m dan arahnya 15 0 sumbu X positif.
2 4 4
10.
Komponen-komponen X dan Y dari setiap vektor diisikan pada tabel berikut. Vektor Sudut terhadap
sumbu X Komponen X (m)
Komponen Y (m)
A = 5m (kuadran I)
030=Aθ 030cos5+=xA =
030sin5+=yA
2 4
Selatan
Barat Timur(x+)
5cm
7cm 4cm
30°
30°
60°
Utara(y+)
3 cm
2 cm
30°
45°
B
A
45°
30° A
B R
+5 325)3
21( = = +5
25)
21( =
B = 7m (kuadran II)
)6090( 00 −=Bθ = 30 0
030cos7+=xB =
+7 327)3
21( =
030sin7−=yB = -
727)
21( −=
C = 4m (kuadran III)
)3090( 00 −=Cθ = 60 0
060cos4−=xC
= -4 2)21( −=
060sin4−=yC = -
4 32)321( −=
362 +−=xR 321−−=yR
Besar R = 22yx RR + = 22 )321()362( −−++−
= )34121()3241084( +++−+ =
320125 − m
Arah = tan )(39,846,4
362321 kuadranIV
RR
x
y
+−
=+−−−
==θ
Arc tan 08,239,846,4
=⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
08,2−=θ
4
11. Diket : p = 2i - 6j q = - 3i + j Dita : a). p . q b). Sudut apit p dan q Jawab : a). p . q = (2i – 6j) . (-3i + j) = 2 (-3) + (-6) (1) = -12 b). 40364)6(2 22 =+=−+=p
101)3( 22 =+−=q p . q = θcospq
Cosθ = 53
2012
40012
104012. −
=−
=−
=−
=pq
qp
Cos )(53 tumpul−
=θ
000 87,12613,53180 =−=θ
2
4 4
Kriteria Penilaian :
Skor maksimum essai = 100
2S = Skor essai = 100×maksimumskor
skorperolehan
12.
Diket : A = 2i + 2j – 3k B = -2i + 3j - 4k Dita : a). A x B b). Besar A x B Jawab :
i j k i j
a). A x B = 2 2 -3 2 2 -2 3 -4 -2 3 A x B = -8i + 6j + 6k – (-4k – 9i – 8j) A x B = i + 14j + 10k b). 2122 10141 ++=AxB
= 333297 =
2 4 4
Lampiran 7
HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL
No Kode No Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC_6 10 10 10 8 10 10 7 6 4 4
2 UC_3 10 10 6 8 10 8 6 9 2 6
3 UC_17 10 10 6 8 2 8 6 10 6 6
4 UC_2 8 8 8 6 10 0 8 9 9 8
5 UC_18 10 8 6 8 6 4 0 6 6 6
6 UC_21 10 10 8 10 8 6 3 4 6 7
7 UC_23 10 8 10 10 8 6 8 4 4 4
8 UC_14 10 6 4 8 8 6 8 8 0 8
9 UC_16 8 8 6 7 9 10 4 0 4 8
10 UC_1 10 6 6 4 6 0 4 6 8 8
11 UC_5 6 6 8 6 6 4 6 8 5 4
12 UC_11 8 6 0 8 6 8 8 2 8 4
13 UC_12 8 8 4 5 8 2 2 4 6 6
14 UC_15 10 6 2 6 8 8 6 6 6 2
15 UC_20 8 6 2 4 8 8 6 6 8 4
16 UC_22 8 6 6 4 4 8 4 10 2 6
17 UC_25 8 6 6 8 6 0 0 2 8 4
18 UC_4 10 6 2 5 8 4 8 6 5 2
19 UC_9 10 4 5 8 8 4 4 0 1 4
20 UC_24 6 8 6 10 0 0 0 8 8 8
21 UC_19 10 2 6 8 8 4 4 2 6 2
22 UC_8 8 10 4 2 6 2 6 4 2 4
23 UC_10 8 10 6 4 6 0 0 2 6 4
24 UC_13 8 6 0 4 6 2 6 4 4 4
25 UC_7 6 0 6 8 8 4 4 2 4 2
Validitas
ΣX 218 174 133 167 173 116 118 128 128 125
ΣXY 19402 15486 11837 14863 15397 10324 10502 11392 11392 11125
rxy 0,507 0,569 0,531 0,398 0,476 0,465 0,292 0,453 0,006 0,497
rtabel 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid
Daya Pe
mbe
da MH 9,71 9,14 7,71 8,3 7,71 6 5,43 6,9 5,29 5,86
ML 8 5,71 4,714 6,29 6 2,29 3,43 3,14 4,43 4
ni 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
t 1,76 1,76 1,76 1,76 1,76 1,76 1,76 1,76 1,76 1,76
DP 2,93 2,87 2,5 1,5 1,37 2,1 1,4 2,4 0,39 2,03
Kriteria signifikan signifikan signifikan tidak tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan
Tingkat
Kesukaran W 25 22 16 17 22 11 13 13 13 11
P 1,00 0,88 0,64 0,68 0,88 0,44 0,52 0,52 0,52 0,44
Kriteria Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang SedangRe
liabilitas
1,882 6,12 6,618 4,62 5,27 10,5 6,92 8,59 5,63 4
Kriteria soal Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai
2iσ
Lampiran 8
Kisi-Kisi Soal Tes
Nama Sekolah : MA Ya Falah
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Jumlah Soal : 10
Bentuk Soal : Essai
Materi pokok : Vektor
Kompetensi dasar Materi Pokok Indikator Nomor Soal
1.2 Melakukan penjumlahan dan perkalian dua buah vektor
Besaran dan satuan
Mendefinisikan pengertian besaran vektor dan skalar
Menjumlahkan dua vektor
atau lebih dengan metode jajaran genjang dan poligon
Menjumlahkan dua vektor
yang segaris atau membentuk sudut secara grafis dan menggunakan rumus cosinus
Menjumlahkan dua vektor
aatau lebih dengan cara analisis
Menghitung hasil perkalian
dua buah vektor dengan cara perkalian titik
Menghitung hasil perkalian
dua buah vektor dengan cara perkalian silang
1 2, 3 4 5, 6, 7, 8 9 10
Lampiran 9
Soal Tes
Pokok Bahasan Vektor
PETUNJUK MENGERKAJAKAN SOAL h. Tulislah terlebih dahulu nomor absen anda pada tempat yang telah disediakan. i. Bacalah dengan teliti petunjuk soal dan cara mengerjakannya sebelum
menjawab. j. Kerjakan soal-soal pada lembar jawaban yang telah disediakan k. Waktu tes 60 menit l. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal dalam bentuk essai m. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru. n. Bacalah dengan tenang dan teliti.
1. Apa yang di maksud dengan besaran vektor dan besaran skalar, berikan
masing-masing contohnya !
2. Diketahui vektor-vektor A, B, dan C seperti pada gambar dibawah. Lukis
vektor-vektor tersebut dengan menggunakan metode segitiga (poligon).
a). A + B
b). A – C
c). A + B + C
3. Lukis vektor-vektor pada gambar soal nomor 3 dengan menggunakan metode
jajaran genjang.
4. Tentukan besar dan arah vektor resultan dari vektor perpindahan A sepanjang
15 m dengan arah -20 0 terhadap sumbu X positif (arah mendatar ke kanan)
dan vektor perpindahan B sepanjang 20 m dengan arah +40 0 terhadap sumbu X
positif, secara grafis.
-20° A 4 cm 2,5 cm
2 cm B
50°
C
5. Dua vektor F 1 dan F 2 memiliki pangkal berimpit, dan masing-masing besarnya
3 N dan 4 N. Jika sudut apit antara kedua vektor adalah 60 0 . Tentukan besar
dan arah kedua vektor tersebut.
6. Tentukan komponen-komponen dari vektor perpindahan 30 m yang
membentuk sudut 210 0 arah mendatar.
7. Tentukan besar dan arah vektor perpindahan yang komponen X dan komponen
Y-nya diberikan sebagai berikut:
c. Ax = - 4 3 cm dan Ay = 4 cm
d. Bx = 8 cm dan By = - 6 cm
8. Sebuah benda melakukan perpindahan A sejauh 5 m dengan arah 30° utara dari
timur, kemudian perpindahan B sejauh 7 m dengan arah 60° timur dari selatan,
dan akhirnya perpindahan C sejauh 4 m dengan arah 30° barat dari selatan.
Tentukan besar dan arah perpindahan total benda tersebut?
9. Dua vektor p = 2i – 6j dan q = - 3j + j
Hitung : a). p . q
b). Sudut antara p dan q
10. Dua vektor A = 2i + 2j – 3k dan B = -2i + 3j - 4k
Hitung : a). A x B
b). Besar A x B
Selatan
Barat
Utara(y+)
Timur(x+)
5cm
7cm 4cm
30°
30°
60°
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL INSTRUMEN
NO JAWABAN SKOR1 Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan juga arah.
Contohnya : kecepatan, percepatan, gaya, impuls, momentum.
Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar (nilai) saja.
Contohnya : panjang, suhu, luas, volume, kuat arus listrik.
5 5
2
a). b).
c).
3
3
4
B
R
A
-C A
R
R C
B
A
3 a). b). c).
3 3
4
4
Diket : A = 15 m, θ = -20 0 5 m = 1 cm
B = 20 m, 040=θ Dita : Besar dan arah vektor secara grafis...? Jawab :
Besar R = 6,20 cm x cmm
15 = 31 m, arahnya 15 0 sumbu X positif.
2 2 2 2 2
5
Diket : F 1 = 3 N dan F 2 = 4 N 060=θ
Dita : Resultan kedua vektor dan besar sudutnya...? Jawab:
2
3 cm
4 cm
-20°
-20°
B A
40°
40° A
B
R
B
A
R
R -C
A
A
B C
D R
Cos 60 0 = 21
R = θcos2 212
22
1 FFFF ++
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛++
21)4)(3(2)4()3( 22
= 37 N
Sin β = 37
120sin 4 0
000 120)60180( =−
Sin β = 37
)321( 4
= 0,5320 → 07,35=β
4
4
6
Diket : D = 30 m
θ = 210 0 Dita : Komponen-komponen vektor perpindahan.......? Jawab : D x = D cos θ = 30 cos 210 0
= 30 (- 21 3 ) = - 15 3 m (kuadran III)
D y = D sin θ
= 30 sin 210 0
= 30 (- 21 ) = - 15 m
(kuadran III)
2 4 4
7
Diket : A x = - 4 3 cm dan A y = 4 cm
B x = 8 cm dan B y = - 6 cm Dita : Besar dan arah vektor X dan Y.......? Jawab : a. Besar vektor A yaitu A = 22
yx AA +
A = 22 )4()34( +− = )13(42 + = 8 cm Vektor A memiliki A x bertanda negatif dan A y bertanda positif. Ini berarti vektor A terletak dalam kuadran II
tan θ = x
y
AA
= 34
4−
+ = 3
1−+ (kuadran II)
θ = (180 0 - 30 0 )
2 4
cos 210 o = cos (180 0 + 30 0 )
= - cos 30 0 = - 21 3
sin 210 o = sin (180 0 + 30 0 )
= - sin 30 0 = - 21
arc tan (3
1 ) = 30 0
θ = 150 0 b. Besar vektor B yaitu B = 22
yx BB +
B = 22 )6()8( −+ = 10 cm Vektor B memiliki B x bertanda positif dan B y bertanda negaitif. Ini
berarti vektor B terletak dalam kuadran IV
tan θ = x
y
BB
= 86− =
43− (kuadran IV)
θ = 37 0
4
8
Komponen-komponen X dan Y dari setiap vektor diisikan pada tabel berikut. Vektor Sudut terhadap
sumbu X Komponen X (m) Komponen Y
(m) A = 5m (kuadran I)
030=Aθ 030cos5+=xA
=+5 325)3
21( =
030sin5+=yA
= +525)
21( =
B = 7m (kuadran II)
)6090( 00 −=Bθ = 30 0
030cos7+=xB
=+7 327)3
21( =
030sin7−=yB
=727)
21( −=
C = 4m (kuadran III)
)3090( 00 −=Cθ = 60 0
060cos4−=xC
= -4 2)21( −=
060sin4−=yC =-
4 32)321( −=
362 +−=xR 321−−=yR
2 4 4
arc tan (43 ) = 37 0
Selatan
Barat Timur(x+)
5cm
7cm 4cm
30°
30°
60°
Utara(y+)
Besar R = 22yx RR + = 22 )321()362( −−++−
= )34121()3241084( +++−+ =
320125 − m
Arah = tan )(39,846,4
362321 kuadranIV
RR
x
y
+−
=+−−−
==θ
Arc tan 08,239,846,4
=⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
08,2−=θ
9
Diket : p = 2i - 6j q = - 3i + j Dita : a). p . q b). Sudut apit p dan q Jawab : a). p . q = (2i – 6j) . (-3i + j) = 2 (-3) + (-6) (1) = -12 b). 40364)6(2 22 =+=−+=p
101)3( 22 =+−=q p . q = θcospq
Cosθ = 53
2012
40012
104012. −
=−
=−
=−
=pq
qp
Cos )(53 tumpul−
=θ
000 87,12613,53180 =−=θ
2 4 4
10
Diket : A = 2i + 2j – 3k B = -2i + 3j - 4k Dita : a). A x B b). Besar A x B Jawab :
i j k i j
a). A x B = 2 2 -3 2 2 -2 3 -4 -2 3
2 4
Kriteria Penilaian :
Skor maksimum essai = 100
2S = Skor essai = 100×maksimumskor
skorperolehan
A x B = -8i + 6j + 6k – (-4k – 9i – 8j) A x B = i + 14j + 10k b). 222 10141 ++=AxB
= 333297 =
4
Lampiran 11
DAFTAR NILAI
No Nama Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ahmad Munif 10 10 8 8 10 3 6 6 10 6 77
2 Anita Marliani 10 6 8 10 10 6 6 6 8 10 80
3 Ayu Lestariningsih 8 10 6 7 4 2 6 4 8 8 63
4 Choirul Umam 10 3 5 5 4 2 2 2 8 6 47
5 Desi Fatmawati 7 4 3 2 2 4 2 3 4 4 35
6 Dian Kumala Sari 7 4 3 10 2 0 6 2 6 4 44
7 Dina Fitriana 10 10 6 10 6 5 4 6 8 10 75
8 Erik Sutanto 4 3 3 2 2 2 0 2 4 2 24
9 Fikriatul Azizah 10 4 4 3 2 6 0 2 8 6 45
10 Fransiska Nurohmah 10 2 5 2 6 2 2 2 10 8 49
11 Khoirotun Khisan 10 10 8 6 6 6 10 6 10 10 82
12 Khoirul Badriyah 10 4 4 2 2 2 6 2 4 6 42
13 M. Latiful Hakim 4 2 2 2 2 2 6 0 2 2 24
14 Maimunatul Choiriyah 10 3 5 5 4 4 2 4 6 6 49
15 Maria Ulfah 10 4 4 2 2 4 4 0 8 8 46
16 Muflikhatul Islamiyah 8 2 4 2 2 2 4 4 6 6 40
17 Muhamad Jamil 8 2 2 2 2 2 8 2 4 6 38
18 Muhamad Nurohib 4 6 4 2 4 2 4 6 4 6 42
19 Robbi Arsyadani 10 6 8 2 2 5 4 6 4 6 53
20 Rohmad Syaifudin 10 6 6 8 10 2 0 6 8 6 62
21 Sayyidul Mubarok 5 3 5 4 6 2 4 0 5 2 36
22 Siti Koni’atun 10 2 2 2 4 2 2 2 6 4 36
23 Siti Mustami’ah 10 8 6 7 6 4 8 5 10 10 74
24 Siti Nur Afifah 10 4 6 8 10 10 8 0 8 10 74
25 Wahyu Prajoko Bahri S. 5 4 4 2 0 2 4 0 2 2 25
Jumlah 210 122 121 115 110 83 108 78 161 154
Persentase penguasaan 84% 48,8% 48,4% 46% 44% 33,2% 43,2% 31,2% 64,4% 61,6% Persentase kesulitan 16% 51,2% 51,6% 54% 56% 66,8% 56,8% 68,8% 35,6% 38,4%
Lampiran 12
LEMBAR ANGKET TENTANG BENTUK DAN FAKTOR PENYEBAB KESULITAN PESERTA DIDIK
1. Pada soal no.1, apa anda mengalami kesulitan?
a. Ya,……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
b. Tidak,……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Untuk menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara polygon, apa anda mengalami kesulitan? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
3. Untuk menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan cara jajaran genjang, apa anda mengalami kesulitan? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Untuk menentukan besar dan arah vektor dengan metode grafis, apa anda mengalami kesulitan? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
5. Untuk menentukan besar dan arah vektor dengan rumus cosinus, apa anda mengalami kesulitan? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
6. Apa anda mengalami kesulitan dalam penguraian komponen vektor? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
7. Untuk menentukan besar dan arah vektor dengan cara penguraian komponen, apa anda mengalami kesulitan?
Nama :
No absen :
Kelas :
a. Ya,……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
b. Tidak,…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
8. Apa anda mengalami kesulitan dalam menentukan besar dan arah vektor dengan cara analitis? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
9. Apa anda mengalami kesulitan dalam menghitung perkalian vektor dengan cara perkalian titik? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
10. Apa anda mengalami kesulitan dalam menghitung perkalian vektor dengan cara perkalian silang? a. Ya,…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….. b. Tidak,………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
Lampiran 13
DAFTAR WAWANCARA
1. Kendala apa yang Bapak hadapi dalam mengajar fisika materi pokok
vektor?
2. Bagaimana minat dan keaktifan peserta didik dalam pelajaran fisika?
3. Apa Bapak sering memberikan tugas?
4. Apa kiat-kiat yang ditempuh Bapak untuk mengatasi kesulitan peserta
didik dalam memahami fisika materi pokok vektor dan bagaimana
hasilnya?
Lampiran 14 DOKUMENTASI
Gambar 1: Peneliti Sedang Mengawasi Tes Kelas Uji Coba di X A
Gambar 2: Peneliti Sedang Mengawasi Tes Kelas Sampel di X B
Gambar 3: Peneliti Sedang Mengambili Hasil Tes Kelas Sampel di X B
Gambar 4: Peneliti Mewancarai Guru Fisika
Gambar 5: Peneliti Mewancarai Guru Fisika