ANALISIS KESALAHAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA...
Transcript of ANALISIS KESALAHAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA...
ANALISIS KESALAHAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA
PADA PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS V
SD NEGERI SAMPAY RUMPIN-BOGOR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Yeti Puspitasari
NIM 1110018300008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/ 1436 H
i
ABSTRAK
Yeti Puspitasari, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul
Skripsi, Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca Pada Paragaraf
Deskriptif Siswa Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan huruf kapital dan
tanda baca yang dibuat oleh siswa dalam menulis paragraf deskriptif. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriprif, yaitu
metode yang melibatkan peneliti secara langsung untuk mengamati objek yang
sedang diteliti. Kemudian data yang terkumpul dari hasil penelitian dideskripsikan
dalam bentuk kata-kata. Adapun pengolahan data yang digunakan oleh peneliti
yaitu menggunakan langkah-langkah pengklasifikasian, pengodean, penabulasian,
pembetulan/pengoreksian, pengkalkulasian, penginterpretasi, dan penyimpulan.
Hasil penelitian ini ditemukan pada penulisan huruf kapital, kesalahan
terbesar yang paling sering dilakukan siswa yaitu pada penulisan huruf pertama
kata awal kalimat dengan persentase 48 %. Kesalahan tersebut terlihat pada
pemulaan kalimat, baik awal kalimat maupun pergantian kalimat. Indikasi
kesalahan ini sering terjadi Pertama, adanya keterbiasaan dari siswa itu sendiri.
Kedua, siswa tidak terlatih menulis huruf kapital pada huruf pertama awal
kalimat. Pada tanda baca kesalahan terbanyak yaitu kesalahan penghilangan tanda
titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan/seruan dengan persentase 39,13
%. Indikasi yang menyebabkan kesalahan ini terjadi pertama, ketidaktelitian
siswa setelah akhir kalimat menggunakan tanda titik sehingga siswa kurang
memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Kedua, ketidaktahuan
siswa akan penempatan tanda titik ketika akhir kalimat. Faktor lain penyebab
kesalahan yaitu motivasi belajar siswa rendah, respon dan sikap siswa yang
kurang baik selama proses belajar, guru yang hanya menghandalkan metode
ceramah dan lebih menekankan aspek teoretikal dari pada keterampilan praktis
bahasa tulis, dan materi ajar yang kurang dipahami siswa
Kata kunci: Analisis, Huruf Kapital, Tanda Baca, Paragraf Deskriptif
ii
ABSTACT
Yeti Puspitasari, Teacher Education Program Elementary School (primary
education), Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi Title, Error Analysis of Capital Letters and Punctuation In
Descriptive Paragraph is a Class V Elementary School Students Sampay Rumpin-
Bogor
This study aims to determine the errors capital letters and punctuation
were made by students in writing descriptive paragraphs. The method used in this
study is a qualitative method descriptive, a method that involves direct
researchers to observe the object being studied. Then the data collected from the
research described in the form of words. The processing of the data used by
researchers is to use measures of classification, coding, tabulation,
rectification/correction, estimation, interpretation, and inference.
The results of this study are found in the writing of capital letters, the
biggest mistake most often made students that the first letter of the first word of
writing a sentence with a percentage of 48%. The error looks on with the previous
sentence, the beginning of a sentence and turn both sentences. This error often
occurs indications First, the existence of the familiarity of the students themselves.
Second, students are not trained to write a capital letter at the beginning of the
first letter of a sentence. In most punctuation errors are errors removal of the dot
at the end of a sentence that is not a question/exclamation with a percentage of
39.13%. Indications that causes this error occurs first, inaccuracy students after
the end of a sentence using a dot so that students do not pay attention to the rules
of language is good and right. Secondly, ignorance students will mark the point
when the final placement of the sentence. Another factor is the cause of the error
is low student motivation, response and attitude of students who are less well
during the learning process, teachers are only reliable lecturing and more
emphasis on theoretical aspects of the practical skills of written language, and
teaching materials are poorly understood students
Keywords: Analysis, Capitalization, Punctuation, Descriptive Paragraph
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf Deskriptif
Siswa Kelas V SD Negeri Sampay”. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah menjauhkan kita dari zaman
kebodohan.
Banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi selama penulisan
skripsi ini. Tetapi, berkat do’a, usaha, dan perjuangan serta dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya segala tantangan dan rintangan ini dapat diatasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., selaku dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
2. Dr. Fauzan, M.A., selaku ketua prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI). Terima kasih atas arahan, motivasi, dan bimbingan menyelesaikan
skripsi ini;
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku sekretaris jurusan Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang telah memberikan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
4. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill., selaku dosen pembimbing I. Terima kasih
atas motivasi, arahan, dan bimbingan, serta kesabaran Bapak dalam
membimbing saya menyelesaikan skripsi ini;
5. Dindin Ridwanudin, M.Pd., selaku selaku dosen pembimbing II. Terima kasih
atas motivasi, arahan, dan bimbingan, serta kesabaran Bapak dalam
membimbing saya menyelesaikan skripsi ini;
6. Abdul Ghofur, M.A., selaku pembimbing akademik Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI);
7. Seluruh dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang selama
ini membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan;
iv
8. Kedua orang tuaku, Supriyono dan Murtafiah, yang telah merawat, mendidik,
membimbing, memberikan kasih sayang, mendukung, dan mendoakan
penulis agar diberi kemudahan dalam menempuh pendidikan. I love you so
much;
9. Seluruh keluarga penulis, adikku tersayang: Fitri Priana dan Risky Priana.
Terima kasih telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini;
10. Seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),
khususnya kelas A angkatan 2010, terima kasih atas pengalaman dan
pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama ini. Canda tawa kalian
akan selalu penulis kenang selamanya;
11. Teman-temanku yang “cerewet”, Siti Nurkhoyah, Gadies Farhana, Dewi
Nurzannah, Nur Azizah, Rahmi Mulyati, Alfiyah Nurul Azizah, dan Irfan
Siddiq yang selalu mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih berkat kecerewetan kalian, skripsi ini dapat diselesaikan;
12. Kak Desi sebagai teman dekat yang selalu memberi motivasi dan dukungan
untuk penulis agar menyelesaikan skripsi ini;
13. Keluarga besar PAUD Rizky Cendikia yang memberikan dukungan baik
materi maupun nonmateri;
14. Keluarga besar SD Negeri Sampay yang memberikan dukungan dan
diperbolehkannya melakukan penelitian;
15. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga bantuan, dukungan, motivasi, dan partisipasi yang diberikan
kepada penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Aamiin.
Jakarta, 6 November 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................... 6
A. Kajian Teori ........................................................................................................ 6
1. Huruf Kapital ............................................................................................... 6
a. Definisi Huruf Kapital .......................................................................... 6
b. Kaidah-Kaidah Penulisan Huruf Kapital ............................................... 6
c. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital ...................................................... 7
d. Faktor Penyebab Kesalahan Penulisan Huruf Kapital ........................... 19
vi
2. Tanda Baca ................................................................................................. 11
a. Tanda Titik .......................................................................................... 11
1) Definisi Tanda Titik ....................................................................... 11
2) Kaidah-Kaidah Penggunaan Tanda Titik ...................................... 11
3) Kesalahan Penggunaan Tanda Titik ............................................... 13
b. Tanda Koma ......................................................................................... 15
1) Definisi Tanda Koma ...................................................................... 15
2) Kaidah-Kaidah Penggunaan Tanda Koma ..................................... 15
3) Kesalahan Penggunaan Tanda Koma ............................................. 17
c. Faktor Penyebab Kesalahan Tanda Baca ................................................. 19
3. Menulis ......................................................................................................... 20
a. Hakikat Menulis .................................................................................... 20
b. Tujuan Menulis ...................................................................................... 21
c. Manfaat Menulis ................................................................................... 22
d. Ragam Tulisan ...................................................................................... 23
4. Paragraf ......................................................................................................... 24
a. Hakikat Paragraf .................................................................................... 24
b. Unsur-unsur Paragraf ............................................................................. 25
c. Struktur Paragraf.................................................................................... 25
d. Paragraf Deskriptif ................................................................................ 26
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 31
B. Latar Penelitian (Setting) ..................................................................................... 31
C. Metode Penelitian ................................................................................................ 31
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................... 32
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................................. 33
F. Pengolahan Data ................................................................................................. 33
G. Analisis Data ....................................................................................................... 34
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 36
A. Deskripsi Data .................................................................................................... 36
B. Interpretasi Data ................................................................................................. 102
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 103
A. Simpulan ........................................................................................................... 103
B. Saran ................................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa ASB ................................................................................................. 37
Tabel 4.2 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa AH ...................................................................................................... 39
Tabel 4.3 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa AZ ...................................................................................................... 42
Tabel 4.4 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa AN ...................................................................................................... 44
Tabel 4.5 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa AR ...................................................................................................... 47
Tabel 4.6 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa AYS .................................................................................................... 48
Tabel 4.7 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa DD ...................................................................................................... 50
Tabel 4.8 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa EL ....................................................................................................... 53
Tabel 4.9 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa ER....................................................................................................... 55
Tabel 4.10 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa IN ..................................................................................................... 55
Tabel 4.11 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa IP ...................................................................................................... 59
Tabel 4.12 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa IA ..................................................................................................... 61
Tabel 4.13 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa JK ..................................................................................................... 63
Tabel 4.14 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa KR ................................................................................................... 65
Tabel 4.15 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa MS .................................................................................................... 66
Tabel 4.16 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa MI ..................................................................................................... 67
Tabel 4.17 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa MJ..................................................................................................... 69
Tabel 4.18 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa NA .................................................................................................... 70
Tabel 4.19 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa NAU ................................................................................................. 71
Tabel 4.20 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa ND .................................................................................................... 72
Tabel 4.21 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa RA .................................................................................................... 73
ix
Tabel 4.22 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa RAP .................................................................................................. 74
Tabel 4.23 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa RP ................................................................................................... 76
Tabel 4.24 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa SN..................................................................................................... 76
Tabel 4.25 Analisis kesalahan penulisan huruf kapital dalam paragraf deskriptif
siswa YS..................................................................................................... 77
Tabel 4.26 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa ASB ............................................................................................... 78
Tabel 4.27 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa AZ ................................................................................................... 79
Tabel 4.28 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa AN ................................................................................................... 80
Tabel 4.29 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa AYS ................................................................................................. 81
Tabel 4.30 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa EL .................................................................................................... 84
Tabel 4.31 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa ER..................................................................................................... 85
Tabel 4.32 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa IP ...................................................................................................... 86
Tabel 4.33 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa KR .................................................................................................... 87
Tabel 4.34 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa MS ................................................................................................... 88
Tabel 4.35 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa MI .................................................................................................... 90
Tabel 4.36 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa NA ................................................................................................... 92
Tabel 4.37 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa SN.................................................................................................... 93
Tabel 4.38 Analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif
siswa SY.................................................................................................... 94
Tabel 4.39 Rekapitulasi frekuensi kesalahan siswa pada huruf kapital dalam
paragraf deskriptif .................................................................................. 95
Tabel 4.40 Rekapitulasi frekuensi kesalahan siswa pada tamda baca dalam
paragraf deskriptif .................................................................................... 98
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Profil Sekolah SD Negeri Sampay
Lampiran 2 : Nama Siswa
Lampiran 3 : Daftar Wawancara
Lampiran 4 : Hasil Wawancara
Lampiran 5 : Tulisan Paragraf Deskriptif Siswa
Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 9 : Dokumentasi
Lampiran 10 : Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern
sekarang ini, ternyata keterampilan menulis kurang mendapat perhatian. Pendidik
(guru) merupakan salah satu tugas untuk melatih keterampilan menulis siswa, dan
tentunya perlu memahami dengan baik keterampilan menulis. Pemahaman
konsep menulis menjadi penting bagi kita karena dalam praktek kesehariannya
banyak orang yang terampil membaca tetapi mengalami kesulitan dalam menulis.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis adalah suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dalam menggunakan bahasa tulis sebagai alat
medianya.1 Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati pemakaiannya. Dengan demikian dalam komunikasi tulis paling tidak
terdapat 4 unsur yang terlibat: penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan,
saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.2
Pemahaman akan tata bahasa perlu diperhatikan dalam menulis atau hasil
tulisan lain yang bersifat ilmiah maupun nonilmiah. Dengan memperhatikan tata
bahasa yang baik dan benar siswa dapat membiasakan bahwa hal tersebut
memanglah perlu dalam keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis.
Menulis harus menggunakan aturan-aturan yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
Sebagai pemakai bahasa, kita wajib mematuhi aturan baku berbahasa yang
dinyatakan dalam ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan
EYD. Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-
1 Suparno dan M. Yunus dalam Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: CV Karya Putra Darwati, 2012), cet. 1, hlm. 96. 2 Ibid.
2
lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis
yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.3
Bentuk tulisan yang baik adalah tulisan yang memperhatikan penggunaan
huruf, penggunaan tanda baca dan lain-lain. Di dalam menulis paragraf penulisan
huruf kapital dan tanda baca perlu ditingkatkan dan dimengerti oleh setiap
pemakai bahasa Indonesia, khususnya bagi siswa-siswi. Tidak hanya huruf kapital
saja, penggunaan dan peletakkan tanda baca juga perlu dipahami untuk
menunjang peningkatan keterampilan dalam berbahasa.
Penerapan penulisan huruf kapital merupakan aturan-aturan yang harus
ditaati oleh pemakai bahasa untuk keteraturan dan keseragaman bentuk dalam
bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berpengaruh pada ketepatan dan kejelasan
makna. Dengan demikian, penulis dapat menyampaikan maksud yang ingin
disampaikan melalui tulisannya. Sedangkan tanpa tanda baca, dapat menyulitkan
pembaca memahami tulisan, mungkin juga mengubah maksud suatu kalimat.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas saat praktek profesi
keguruan terpadu (PPKT) masih banyak terjadi kesalahan dalam penulisan huruf
kapital dan tanda baca. Ini berarti kemampuan siswa dalam memahami huruf
kapital dan tanda baca tergolong rendah. Kesalahan penulisan huruf kapital dan
tanda baca yang kurang tepat sering terjadi dalam tulisan siswa. Bahkan
sepertinya mereka sudah terbiasa menulis tanpa memberhatikaan huruf kapital dan
tanda baca. Hal ini disebabkan ketidaktahuan siswa dalam penulisan huruf kapital
dan tanda baca, metode pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif
khususnya untuk materi huruf kapital dan tanda baca sehingga mengakibatkan
siswa belum mampu memahami penulisan huruf kapital dan tanda baca secara
tepat dan benar, guru kurang menekankan siswa untuk membiasakan menulis
dengan memperhatikan penulisan huruf kapital dan tanda baca, buku rujukan atau
3 E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
Akademika Pressindo, 2008), hlm. 164.
3
teks paragraf deskriptif tidak tersedia di kelas, serta Sarana dan prasarana yang
menunjang keterampilan menulis masih terbatas.
Faktor lain disebabkan karena kemampuan siswa dalam menulis paragraf
deskriptif lemah. Menulis bukan hanya sekedar menulis kata-kata dan kalimat-
kalimat yang menjadikan sebuah paragraf atau wacana. Dalam ragam tulis, ide
atau gagasan-gagasan itu disajikan secara jelas dan khas. Suatu tulisan secara
umum mengandung dua hal yaitu isi dan cara pengungkapannya. Kegiatan
menulis dapat dilakukan oleh siapapun. Akan tetapi kemampuan menulis dengan
baik dan benar tidaklah bisa dilakukan oleh sembarang orang. Minat siswa akan
kegiatan menulis dapat dikatakan relatif rendah terutama menulis paragraf. Hal ini
disebabkan kurangnya siswa mengetahui manfaat dari menulis itu sendiri.
Pengajaran paragraf suatu proses yang sistematis untuk mengembangkan
suatu gagasan yang saling berkaitan. Hasil dari pengajaran paragraf ini diharapkan
siswa mampu merangkai kalimat untuk mengembangkan gagasan tersebut
sehingga menjadi tulisan yang baik dan menarik. Mengingat pentingnya
pengajaran paragraf dalam keterampilan menulis maka hendaknya guru
memotivasi siswa untuk meningkatkan mengenai pemahaman pengajaran
paragraf.
Kesalahan penulisan huruf kapital mungkin bukanlah hal yang terlalu
rumit untuk diperbaiki. Hanya saja, siswa kurang memperhatikan hal tersebut.
Kecenderungan menganggap mudah segala sesuatu hal sudah menjadi kebiasaan.
Hal inilah yang menjadi faktor mengapa kesalahan tersebut sering terjadi.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca
pada Paragraf Deskriptif Kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor”.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Banyak kesalahan penulisan huruf kapital dan tanda baca pada tulisan siswa.
2. Guru kurang menekankan untuk membiasakan menulis dengan
memperhatikan huruf kapital dan tanda baca kepada siswa.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif khususnya untuk
materi penulisan huruf kapital dan tanda baca sehingga menyebabkan siswa
belum mampu memahami penulisan huruf kapital dan tanda baca secara baik
dan benar.
4. Siswa tidak tahu tata cara penulisan huruf kapital dan tanda baca dengan baik
dan benar.
5. Siswa kurang memahami tata cara menulis paragraf deskriptif.
6. Minat siswa dalam menulis paragraf deskriptif masih rendah.
7. Sarana dan prasarana yang menunjang keterampilan menulis masih terbatas.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka dalam
penelitian ini penulis membatasi masalah pada kesalahan huruf kapital dan tanda
baca pada paragraf deskriptif siswa kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah kesalahan huruf kapital dan tanda baca
pada paragraf deskriptif siswa kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor?”
D. Tujuan Penelitian
5
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kesalahan huruf kapital dan tanda baca pada paragraf deskriptif siswa
kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup
aspek teoretis maupun praktis, seperti:
1. Bagi Guru
Sebagai masukan atau informasi untuk memperoleh gambaran yang lebih
konkrit mengenai huruf kapital dan tanda baca dan implikasinya terhadap
pembelajaran menulis paragraf deskriptif dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Guru senantiasa mengingatkan siswa dan terus memotivasi agar terbiasa
menulis dengan memperhatikan huruf kapital dan tanda baca.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, peserta didik dapat dengan mudah belajar huruf
kapital dan tanda baca dalam menulis sebuah paragraf, sehingga pada saat
mendapatkan tugas menulis paragraf siswa terbiasa memperhatikan huruf
kapital dan tanda baca.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Huruf Kapital
a. Definisi Huruf Kapital
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia huruf kapital adalah huruf
yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari huruf biasa) biasanya
digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama
nama diri, dll.1 Sedangkan Menurut Dendy Sugono, dkk. Huruf kapital merupakan
huruf besar, biasanya digunakan pada huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat atau huruf pertama nama, seperti A, B, dan D.2 Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa huruf kapital merupakan huruf besar seperti A, B, C, D, dan
seterusnya yang digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat, huruf pertama nama diri, huruf pertama nama bulan, huruf pertama nama
hari, dll.
b. Kaidah-Kaidah Penulisan Huruf Kapital
Terdapat banyak aturan-aturan yang mengatur penggunaan huruf kapital
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya: Kita harus bekerja keras.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, tuhan, dan termasuk kata ganti untuk
Tuhan. Misalnya: Allah, Al-Quran, Alkitab, dan Islam
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya: Dewi Sartika
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya dan peristiwa sejarah. Misalnya: bulan September
1 Pusat Bahasa Kemdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), Cer ke-4, hlm. 513. 2 Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2010), Cet ke-1, hlm. 112.
7
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Misalnya: suku Sunda, bangsa Indonesia
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave
Maria ke Jalan Lain ke Roma
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi.
Misalnya: Jawa Barat, Cirebon, dll.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?”
Tanya Harto.3
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menulis harus
memperhatikan penulisan huruf kapital. Adapun penulisan huruf kapital yang
benar adalah pada awal kata dalam kalimat, huruf pertama unsur-unsur nama
geografi, nama gelar, nama jabatan, singkatan nama gelar, nama tempat atau
lokasi, nama bulan, nama hari, huruf pertama kata ganti Anda, nama judul
karangan kecuali kata seperti: di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, dan kata
petunjuk hubugan kekerabatan seperti: Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Paman.
c. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-
kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Dapat dilihat pada:
1) Kesalahan penulisan huruf pertama petikan langsung
Contoh: Ibu mengingatkan, “jangan lupa dompetmu, Tik!” 4
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan pedoman baku EYD bahwa huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama petikan langsung. 5
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Ibu mengingatkan, “Jangan lupa dompetmu, Tik!”
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Bandung: CV Pusaka Setia, 2012), hlm.17-20. 4 Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktek,
(Jakarta :Yuma Pustaka, 2010), cet ke-2, hlm. 156. 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Baku EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) Terbaru, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2010), hlm. 6.
8
2) Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan
Contoh: Limpahkanlah rahmatmu kepada kami ya allah.6
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan pedoman baku EYD bahwa huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. 7
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami ya Allah.
3) Kesalahan penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
Contoh: Pada bulan agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi
bangsa Indonesia. 8
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan pedoman baku EYD bahwa huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.9
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia.
4) Kesalahan penulisan huruf pertama pada kata tugas seperti : di, ke, dari,
untuk, dan, atau, dan dalam pada judul buku, majalah, surat kabar,
karangan, yang tidak terletak pada posisi awal
Contoh: Idrus mengarang buku Dari Ave Maria Ke jalan lain Ke Roma.10
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan pedoman baku EYD bahwa huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata
6 Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 157.
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, loc. cit.
8 Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 161.
9Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 8.
10 Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 163.
9
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.11
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Idrus mengarang buku dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma.
5) Kesalahan penulisan huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan,
seperti : bapak, ibu, saudara, anda, adik, kakak, dan paman yang di pakai
sebaga kata ganti sapaan.
Contoh: Surat saudara sudah saya terima beberapa hari yang lalu.12
Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan pedoman baku EYD bahwa huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.13
Jadi, contoh kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini:
Surat Saudara sudah saya terima beberapa hari yang lalu.
Dari uraian contoh kesalahan penulisan huruf kapital di atas, kesalahan
penulisan huruf kapital masih terjadi dalam tulisan siswa dalam proses belajar hal
tersebut mengimplikasikan bahwa tujuan pengajaran bahasa belum tercapai secara
maksimal. Semakin tinggi kualitas kesalahan berbahasa itu, maka semakin sedikit
tujuan pengajaran bahasa yang dicapai. Untuk itu maka kesalahan berbahasa yang
dilakukan oleh siswa harus dikurangi sampai ke batas minimal, bahkan
diusahakan dihilangkan sama sekali. Hal ini dapat tercapai jika guru pengajar
bahasa mengkaji secara mendalam segala aspek seluk beluk kesalahan berbahasa
itu.
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 10. 12
Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 165. 13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 10-11.
10
d. Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Huruf Kapital
Pangkal penyebab kesalahan berbahasa ada pada orang yang menggunakan
bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakan.14
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan kesalahan berbahasa khususnya pada penulisan huruf
kapital:15
1) Intelegensi siswa rendah
2) Motivasi belajar siswa rendah
3) Kurangnya menguasai materi
4) Malas mempelajari ejaan yang disempurnakan (EYD)
5) Sikap siswa yang kurang baik selama belajar
6) Malu bertanya kepada guru
7) Materi ajar khususnya pada huruf kapital yang kurang dipahami siswa
8) Kurangnya latihan yang dilakukan siswa dalam menerapkan penulisan
huruf kapital
9) Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas lebih menekankan aspek teoretikal
dari pada keterampilan praktis bahasa tulis
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang
menyebabkan kesalahan pada penulisan huruf kapital tidak terbatas pada aspek
siswa namun dari aspek guru juga. Pada siswa motivasi belajar rendah, kurang
menguasai materi, malas mempelajari EYD, malu bertanya kepada guru,
kurangnya latihan-latihan penulisan huruf kapital yang baik dan benar,
pemahaman siswa kurang. Sedangkan pada guru pembelajaran menekanan aspek
teoretikal dari pada keterampilan menulis.
2. Tanda Baca
14
Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 15. 15
Cusna Arifah, Analisis Penggunaan Huruf Kapital dalam Penulisan Kalimat
Sederhana Siswa Sekolah Dasar,
http://repository.upi.edu/11905/7/kd_Tasik_1004133_Chapter5.pdf. Jakarta: 3 Desember 2014.
11
Salah satu yang sering diabaikan orang dalam menulis adalah penggunaan
tanda baca (pungtuasi). Padahal, tanda baca dapat membatu seseorang dalam
memahami isi bacaan. Coba bayangkan jika sebuah teks atau wacana tidak
menggunakan tanda baca. Sudah tentu, bacaan tersebut tidak dapat dipahami.16
Tanda baca tidak dipisahkan dari tulisan. Setiap kali kita menulis pasti
menggunakan tanda baca. Tanda baca berfungsi menuntun pembaca untuk
memahami bagian-bagian dari kalimat. Menurut Dendy Sugono, dkk. Tanda baca
adalah tanda-tanda dalam tulisan misalnya tanda titik, tanda koma, dll.17
Sedangkan tanda baca dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu tanda yang
dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dll).18
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tanda baca merupakan tanda-
tanda yang digunakan dalam tulisan seperti titik, koma, titik dua, dll. Tanda baca
digunakan untuk memahami bagian-bagian dari kalimat sehingga akan
mempermudah pemahaman pembaca.
a. Tanda Titik
1) Definisi Tanda Titik
Tanda merupakan sebuah lambang, petunjuk, bukti adanya sesuatu.19
Tanda Titik merupakan tanda yang biasanya dipakai untuk menandai akhir
sebuah kalimat.20
lambang dari tanda titik yaitu (.)
2) Kaidah-kaidah Penggunaan Tanda Titik
Kaidah penulisan tanda koma, berdasarkan Pedoman Baku EYD (Ejaan
yang Disempurnakan) adalah sebagai berikut:
a) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya: W.S
Rendra
16
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 43. 17
Dendy Sugono, dkk, op. cit., hlm.375-376. 18
Pusat Bahasa Kemdiknas, op. cit., hlm. 1393. 19
Dendy Sugono, dkk, op. cit., hlm. 357. 20
Ibid., hlm. 403.
12
b) Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Misalnya : Dr. (doktor)
c) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua
huruf diberi dua buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas
tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik. Misalnya:
s.d (sampai dengan) dan a.n (atas nama)
d) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan
e) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukan waktu.
f) Tanda titik tidak digunakan dibelakang singkatan kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya: Cu (kuprum)
dan Kg (kilogram)
g) Tanda titik tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala
karangan, kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya. Misalnya: Acara
Kunjungan Menteri Kesra Abu Rizal Bakri
h) Tanda titik tidak digunakan dibelakang alamat pengirim dan tanda
surat serta dibelakang nama dan alamat penerima surat. Misalnya:
Jalan Harapan III /AB 1921
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian tanda titik yang tepat adalah
singkatan nama orang; singkatan nama gelar atau pangkat; singkatan yang
terdiri atas dua huruf diberi dua buah tanda titik sedangkan singkatan yang
terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik; tanda
titik dipakai pada akhir kalimat; tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
yang menunjukan waktu; serta tanda titik tidak digunakan pada singkatan
nama kimia, takaran, timbangan, dll; tidak digunakan pada akhir judul; dan
tidak digunakan dibelakang alamat pengirim.
3) Kesalahan Penggunaan Tanda Titik (.)
21
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., hlm. 197-200.
13
Penggunaan tanda koma yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi
kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Perhatikan
contoh berikut:
a) Pengilangan tanda titik pada akhir singkatan nama orang. Contoh: M
Ramlan.22
Penulisan nama singkatan di atas salah karena karena tidak memakai
tanda titik. Menurut E, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai mengatakan
bahwa tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.23
Jadi kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: M. Ramlan
b) Pengilangan tanda titik pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan. Contoh: S E24
Penulisan nama gelar di atas salah karena karena tidak memakai tanda
titik. Menurut E, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai mengatakan bahwa
tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.25
Jadi kata-kata di atas dapat diperbaiki menjadi: S.E. (Serjana Ekonomi)
c) Pemakaian tanda titik yang kurang atau berlebihan pada singkatan kata
atau ungkapan. Contoh: (a) an. (b) da. (c) dkk (d) t.s.b26
Penulisan singkatan di atas salah karena pemakaian titik yang kurang
atau berlebihan. Menurut E, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
mengatakan bahwa tanda titik dipakai pada singkatan kata atau
ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil.
Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua buah tanda titik,
sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya
diberi satu buah tanda titik.27
Jadi, contoh kata-kata di atas dapat diperbaiki menjadi : a.n (atas
nama), d.a (dengan alamat), dkk. (dan kawan-kawan), tsb. (tersebut)
22
Nanik Setyawati, op. cit. hlm. 181. 23
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., hlm.197. 24
Nanik Setyawati, loc. cit. 25
E, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, loc. cit., hlm. 198. 26
Nanik Setyawati, loc. cit., hlm. 182. 27
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, loc. cit.
14
d) Penghilangan tanda titik pada angka yang menyatakan jumlah untuk
memisahkan ribuah, ratusan, jutaan, dan seterusnya.
Contoh: 2320 halaman, 3497 meter, sebanyak 1250 liter.28
Penulisan angka di atas salah karena tidak memakai tanda titik untuk
memisahkan ribuan. Menurut E, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
mengatakan bahwa tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan
jumlah untuk memisahkan ribuah, ratusan, jutaan, dan seterusnya.
Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik
tidak digunakan. Nomor telepon dan nomor rekening tidak diberi tanda
titik pada setiap tiga angka. Misalnya tahun 2000, halaman 1234, NIP
1305199777, Telepon (021) 730824).29
Jadi, contoh di atas dapat diperbaiki menjadi: 2.320 halaman, 3.497
meter, sebanyak 1.250 liter.
e) Penambahan tanda titik pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf
awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata
(akronim). Contoh: S.M.A Negeri III30
Menurut E, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai mengatakan bahwa tanda
titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal
kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata
(akronim).31
Jadi, contoh kata-kata di atas dapat diperbaiki menjadi: SMA Negeri III
f) Penambahan tanda titik dibelakang alamat pengirim, tanggal surat, di
belakang nama penerima, dan alamat penerima surat. Contoh: Jalan
Sudiran III. 45.32
Penulisan kalimat di atas salah karena tidak digunakan tanda titik
dibelakang alamat pengirim. Menurut E, Zaenal Arifin dan S. Amran
Tasai mengatakan bahwa tanda titik tidak digunakan dibelakang alamat
28
Nanik Setyawati. loc. cit. 29
E. Zaenal Arifin, op. cit., hlm. 199. 30
Nanik Setyawati. op. cit., hlm. 182-183. 31
E. Zaenal Arifin. loc. cit. 32
Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 183.
15
pengirim dan tanda surat serta dibelakang nama dan alamat penerima
surat.33
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Jalan Sudiran
III. 45.
Dari berbagai uraian kesalahan penggunaan tanda titik di atas, bahwa
kesalahan penggunaan tanda koma dianggap bagian dari proses belajar yang
dilakukan siswa namun kesalahan itu tidak sepenuhnya oleh siswa tetapi peran
guru juga sangat menentukan. Dalam pengajaran bahasa yang kurang tepat atau
kurang sempurna. Hal ini berkaitan dengan bahan yang diajarkan dan cara
pelaksanaan pengajaran. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan teknik
dan strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, kesinambungan
pembelajaran dan alat bantu atau media yang digunakan.
b. Tanda Koma
1) Definisi Tanda Koma
Tanda koma merupakan untuk memisahkan satuan-satuan di dalam
suatu perincian, untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimat, dan sebagainya.34
2) Kaidah-Kaidah Penggunaan Tanda Koma
Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda
koma tidak digunakan. Tanda koma digunakan sebagai berikut:
a) Diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pemberian.
Misalnya : Barang yang saya akan beli di Pasar Harco Glodok adalah
harddisc, CD, printer, laptop, dan lain sebagainya.
b) Untuk memisahkan bagian kalimat setara yang menggunakan tetapi dan
melainkan. Misalnya: Rumah yang akan dijual bagus sekali, tetapi
harganya murah.
c) Untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misalnya: Supaya pandai, kita harus rajin belajar dan berlatih.
33
E. Zaenal Arifin, op. cit., hlm. 200. 34
Dendy Sugono, dkk, op. cit., hlm. 171.
16
d) Dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
dalam posisi awal (lihat transisi konjungsi antarkalimat dalam paragraf).
Misalnya: Jika demikian, kami tidak akan meluluskan Anda.
e) Dibelakang kata seru yang terdapat pada posisi awal. Misalnya: Mari,
Nak!
f) Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain pada suatu kalimat.
Misalnya: Amir bertanya kepadaku, “Kapan gaji PNS akan dinaikan?”
g) Diantara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan. Misalnya: Jika Anda
ingin berkirim surat, alamatkan ke: Jln. Kertamukti, Gg. H. Nipan No. 20
A, RT 001/08, Desa Pisangan, Kecamatan Ciputat, Kode Pos 15419
Kabupaten Tangerang.
h) Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga. Misalnya:
Malin Sitohang, S. H., M.Si.
i) Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Misalnya:
Dosen kami, Pak Mustofa, sering berceramah di televisi.
j) Dan tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan
langsungdari bagian lain yang mengringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya:
“Kapan Anda akan menyelesaikan penyusunan skripsi itu?” tanya dosen
pembimbing kepada mahasiswanya.35
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian tanda koma yang tepat adalah
diantara unsur-unsur perincian, memisahkan bagian kalimat setara yang
menggunakan tetapi dan melainkan, memisahkan anak kalimat dengan induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya, dibelakang
kata atau ungkapan penghubung (konjungsi) antarkalimat yang terdapat dalam
posisi awal, dibelakang kata seru pada posisi awal, memisahkan petikan langsung
dari bagian lain pada suatu kalimat, diantara unsur-unsur alamat yang ditulis
secara berurutan, diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga, di muka angka
persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan, mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi, dan tanda koma tidak digunakan untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
35
Ramlan A. Gani dan mahmudah Fitriyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
FITK Press, 2010), hlm. 46-48.
17
1) Kesalahan Penggunaan Tanda Koma (,)
Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda
koma tidak digunakan. Tanda koma digunakan sebagai berikut :36
a) Penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pemberian atau pembilang.
Contoh: Anakku mengirimi aku beberapa baju, makanan dan uang.37
Penulisan kalimat di atas salah karena tidak memakai tanda koma diantara
unsur perincian tersebut. Sedangkan berdasarkan pedoman umum EYD
bahwa tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilang.38
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Anakku mengirimi
aku beberapa baju, makanan, dan uang.
b) Penghilangan tanda koma diantara dua klausa dalam kalimat majemuk
setara (yang didahului oleh konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan)
Contoh: Ibu akan mengabulkan permintaanmu tetapi kau harus mengikuti
nasihat orang tua.39
Penulisan kalimat di atas salah karena tidak memakai tanda koma diantara
dua klausa dalam kalimat majemuk. Sedangkan berdasarkan pedoman
umum EYD bahwa tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian
kalimat setara yang menggunakan tetapi, melainkan, sedangkan, dan lain
sebagainya.40
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Ibu akan
mengabulkan permintaanmu, tetapi kau harus mengikuti nasihat orang
tua.
c) Penghilangan tanda koma dibelakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat dalam posisi awal (lihat transisi konjungsi
antarkalimat dalam paragraf).
36
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op.cit., hlm. 200. 37
Nanik Setyawati, op. cit., hlm.184. 38
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 66. 39
Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 184. 40
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. loc. cit.
18
Contoh: Jadi minggu depan kita berangkat ke Bali.41
Berdasarkan pedoman umum EYD bahwa tanda koma digunakan
dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
dalam awal kalimat seperti, oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.42
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Jadi, minggu depan
kita berangkat ke Bali.
d) Penghilangan tanda koma diantara nama orang dan gelar keserjanaan yang
mengikutinya.
Contoh: Dra. Intan Indiati M.Si.43
Berdasarkan pedoman umum EYD bahwa tanda koma dipakai diantara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.44
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Dra. Intan Indiati,
M.Si.
e) Penghilangan pemakaian tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dan
induk kalimat yang anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Dia lupa datang karena sangat sibuk.45
Berdasarkan pedoman umum EYD bahwa tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.46
Jadi, contoh kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi: Dia lupa datang,
karena sangat sibuk.
Dari berbagai uraian kesalahan pengunaan tanda koma di atas, bahwa
siswa yang melakukan kesalahan dalam penulisan tanda koma, kesalahan tersebut
tidak dengan sendirinya dengan demikian siswa dikatakan bersikap negatif
padahal sikap negatif itu terbentuk jika siswa tahu dan sudah diberi tahu bahwa
41
Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 185-186. 42
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 67. 43
Nanik Setyawati. loc. cit. 44
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 70. 45
Nanik Setyawati, op. cit., hlm. 189. 46
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 66.
19
mereka telah melakukan kesalahan tetapi enggan untuk berusaha dan
memperbaiki kesalahan tersebut. Siswa yang kurang terampil dalam berbahasa
maka dapat menunjukan sikap positif bahwa mereka belajar dari kesalahan,
memperhatikan saran, petunjuk, atau pendapat guru serta senantiasa untuk
mengupayakan perbaikan pemakaian bahasa dan kecermatan akan hal tersebut.
c. Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa pada Penggunaan Tanda baca
Faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa di bagi menjadi dua faktor
yaitu faktor internal dan eksternal: 47
1) Faktor Internal
a) Kurangnya Motivasi
Seperti pendapat yang dikatakan Ellis bahwa motivasi berpengaruh
terhadap seberapa besar upaya untuk menguasai bahasa kedua (B2).
Berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama yang tidak memerlukan
motivasi, faktor motivasi justru sangat berpengaruh pada pemerolehan
bahasa kedua. Pengaruh motivasi ini memiliki dampak yang besar
pada diri pembelajar agar dapat menguasai bahasa kedua dengan baik.
Dengan motivasi yang tinggi membuat pembelajar berusaha
memperbanyak pengetahuan yang dikuasai.
b) Potensi
Banyak waktu yang digunakan untuk mempelajari bahasa kedua, tetapi
mereka tetap mengalami kegagalan. Sementara sebagian orang dapat
menyerap dengan mudah. Ada yang mengambil keputusan bahwa
perbedaan itu disebabkan adanya potensi mereka.
2) Faktor Eksternal
47
Nurvita Anjarsari, Sarwiji Suwandi, dan Slamet Mulyono. BASASTRA Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Volume 2 Nomor 1, April 2013, ISSN
12302-6450, http://eprints.uns.ac.id/1312/1/2144-4827-1-SM.pdf.
20
a) Pembelajaran yang belum sempurna
Bahan ajar, media pembelajaran, teknik dan strategi pembelajaran
yang dilakukan guru belum berjalan secara maksimal.
b) Masa belajar yang singkat
Masa belajar akan mempengaruhi terhadap perkembangan penguasaan
bahasa. Penguasaan bahasa yang dimiliki akan semakin banyak apabila
masa belajarnya panjang.
3. Menulis
a. Hakikat Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan.
Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang rumit diantara jenis-
jenis keterampilan yang lainnya. Karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-
kata dan kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-
pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.48
Menurut Henry Guntur
Tarigan, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis
ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu.49
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan
ekspresi bahasa. Hakikatnya, fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat
komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena
memudahkan peserta didik dalam berpikir. Selain itu, juga dapat membantu dalam
berpikir kritis, merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam
48
Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009), Cet ke- 1, hlm. 128. 49
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1994), hlm. 22.
21
tanggap atau persepsi, memecahkan masalah, serta menyusun urutan bagi
pengalaman.50
Menulis sebagai keterampilan seseorang mengkomunikasikan pesan dalam
sebuah tulisan. Keterampilan tersebut berkaitan dengan kegiatan sesorang dalam
memilih, memilah dan menyusun pesan untuk ditansaksikan melalui bahasa
tulis.51
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis sebagai
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis sebuah
rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
Menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain.
b. Tujuan Menulis
Tujuan menulis semestinya didasari oleh tujuan menulis itu sendiri. Akan
tetapi, karena begitu beragamnya tujuan menulis, di bawah ini hanya di
kemukakan beberapa tujuan saja, antara lain:
1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar biasa di
sebut dengan wacana informatif (informative discourse)
2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut juga
wacana persuasif (persuasive discourse)
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau
literary discourse)
4) Tulisan yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang
kuat berapi-api disebut wacana ekspresif (expessive discourse).52
Sehubungan dengan “tujuan” penulisan suatu tulisan Hugo Hartig
mengklasifikasikan tujuan penulisan antara lain:
1) Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan khusus. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan bukan kemauan sendiri
50
Ibid. 51
Isah Cahayani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Jakarta: UPI
Press, 2008), hlm. 127. 52
Henry Guntur Tarigan, op. cit., hlm. 24-25.
22
2) Altruitic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, ingin membuat hidup
pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tujuan yang meyakinkan pembaca akan kebenaran yang akan diutarakan
4) Informational purpose (tujuan informasional)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada
pembaca
5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan ini bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada pembaca
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian
7) Poblem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Tujuan ini penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri
agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.53
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis
memiliki banyak ragamnya tujuan menulis tiada lain agar memiliki
kemampuan dan pengalaman menulis serta dapat memanfaatkan kemampuan
itu untuk berbagai keperluan..
c. Manfaat Menulis
Adapun manfaat menulis adalah sebagai berikut:
1) Mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri
2) Mengembangkan berbagai gagasan,
3) Memperluas wawasan teoritis dan praktis
4) Memperjelas permasalahan yang samar-samar
5) Menilai gagasan sendiri secara objektif
6) Memecahkan masalah
7) Mendorong belajar secara aktif, dan
8) Membiasakan diri untuk berfikir dan berbahasa secara tertib.54
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis dapat
memberikan manfaat bahwa dengan menulis bisa mengenali kemampuan dan
potensi yang ada dalam diri individu. Dapat mengembangan berbagai gagasan
53
Ibid., hlm. 25-26 54
Budinuryanta, Kasuriyanta, dan Imam Koerman, Pengajaran Keterampilan berbahasa,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet. ke-2, hlm. 12.2-12.3.
23
serta memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan dalam otak. Dengan menulis
juga dapat meningkatkan perasaan harga diri jika tulisannya di cetak di media
massa rasa percaya dirinya akan tumbuh dan menjadi suatu kebanggaan percaya
akan kemampuan diri. Selain itu juga menulis untuk memecahkan masalah agar
dapat meningkatkan kesadaran karena dituntut untuk terus belajar untuk
mengetahui berbagai informasi sehingga pengetahuannya akan semakin luas.
d. Ragam Tulisan
Telah banyak ahli yang membuat klasifikasi mengenai tulisan. Sebagai
contoh berdasarkan bentuknya, Weayer membuat klasifikasi sebagai berikut: 55
1) Eksposisi yang mencakup:
a) Definisi
b) Analisis
2) Deskripsi yang mencakup:
a) Deskripsi ekspositori
b) Deskripsi literer
3) Narasi yang mencakup:
a) Urutan waktu
b) Motif
c) Konflik dan Titik pandang
d) Pusat minat
4) Argumentasi yang mencakup:
a) Induksi
b) Deduksi
Uraian klasifikasi di atas senada berdasarkan pendapat Morris beserta
rekan-rekannya yang menjelaskan sebagai berikut: 56
1) Eksposisi mencakup 6 metode analisis yaitu: klasifikasi, definisi,
eksemplifikasi, sebab-akibat, komparasi-kontras, dan prose
2) Argumen mencakup: argumen formal (deduksi dan induksi) serta persuasi
informal
3) Deskripsi meliputi: deskripsi ekspositoris dan deskripsi artistik/literer
4) Narasi meliputi: narasi informatif dan narasi artistik/literer
55
Henry Guntur Tarigan, op. cit., hlm.27-28. 56
Ibid., hlm. 28-29.
24
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ragam tulisan berdasarkan
bentuknya diklasifikasikan menjadi tulisan eksposisi, deskripsi, narasi, dan
argumentasi.
4. Paragraf
a. Hakikat Paragraf
Secara visual paragraf atau alinea ditandai oleh dua hal: (1) baris pertama
ditulis/diketik menjorok ke dalam sebanyak lima ketukan dari marjin kiri; (2)
selalu diawali baris baru. Variasi penulisan dapat saja dilakukan namun cara inilah
yang universal dan direkomendasikan untuk karya-karya ilmiah. Paragraf
merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan
pikiran/ide/gagasan.57
Asih Anggraini, dkk, menjelaskan bahwa paragraf adalah satuan bahasa
tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, lengkap,
utuh, dan padu. Sebuah paragraf terdiri atas sejumlah kalimat yang
mengungkapkan kesatuan informasi dengan satu pikiran utama atau gagasan poko
sebagai pengendalinya.58
Rosihan Anwar dalam buku Kunjana Rahardi mengemukakan bahwa
paragraf yang baik ialah paragraf yang memungkinkan pembaca memahami
kesatuan informasi yang terkandung di dalamnya. Paragraf juga dapat dikatakan
baik apabila gagasan pokok (controlling idea) yang mengendalikan paragraf itu
sudah dikembangkan dan tuntas diuraikan.59
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan fikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah
paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah
kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan
bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu
57
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang,
(Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 158. 58
Asih Anggraini, dkk, Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 55. 59
Kunjana Rahardi, loc. cit.
25
mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu
memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau
sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.60
Jadi paragraf adalah sebuah tulisan yang membentuk satu-kesatuan ide
atau gagasan biasanya paragraf terdiri dari lima buah kalimat. Tiap kalimat
memiliki hubungan erat dengan masalah yang diperbincangkan.
b. Unsur-unsur Paragraf
Paragraf terdiri dari dua unsur yaitu unsur lahiriah dan unsur non lahiriah.
Adapun unsur lahiriah seperti: kalimat, frasa dan kata. Sedangkan unsur
nonlahiriah paragraf berupa makna atau maksud penulis yang terkandung di
dalam keseluruhan jiwa paragraf itu.61
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur-unsur yang
membangun paragraf agar paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis.
Unsur-unsur lahiriah suatu paragraf haruslah padu atau disebut juga dengan
kohesi (keterpaduan) sedangkan unsur non lahiriah paragraf juga harus satu atau
disebut juga dengan kohesi (kesatuan). Menurut Nanik M. Kuntarto mengatakan
bahwa keterpaduan paragraf menggunakan kata penghubung, terdapat dua jenis
kata penghubung yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung
antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan
anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat
adalah kata yang menghubungkan kalimat satu dengan yang lainnya.62
Kesatuan
paragraf adalah tiap paragraf mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan
dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakan di awal paragraf dinamakan
paragraf deduktif, sedangkan Kalimat utama yang diletakan di akhir paragraf
dinamakan paragraf induktif.63
c. Struktur Paragraf
60
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., hlm. 115. 61
Kunjana Rahardi, op. cit., hlm. 160. 62
Nanik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010), cet ke-8, hlm. 154. 63
Ibid., hlm.156.
26
Pada kalimat topik/kalimat utama paragraf hanya dimungkinkan muncul di
depan atau sebaliknya di bagian belakang. Kalimat topik/kalimat utama yang
ditempatkan di depan disebut paragraf deduktif, sedangkan yang ditempatkan di
bagian paling belakang disebut paragraf indukif. Selain itu, terdapat jenis paragraf
yang kalimat topik atau kalimat utamanya diletakan baik di bagian awal maupun
akhir disebut paragraf abduktif. 64
d. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang berisi tentang melukiskan atau
menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Paragraf ini
bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan,
penyajiannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau sebaliknya, dari depan ke
belakang. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggambaran paragraf deskriptif ini
berkaitan dengan segala sesuatu yang ditangkap atau diserap oleh pancaindera.65
Deskripsi bertalian erat dengan pancaindera. Melalui deskripsi, pembaca diajak
melihat, mendengar atau merasakan sesuai dengan yang dilukiskan.66
Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat
dan kita dengar saja, tetapi yang dapat kita rasa dan kita fikir, seperti rasa takut,
cemas, tegang, jijik, haru, dan kasih sayang. Begitupula suasana yang timbul dari
suatu peristiwa seperti suasana mencekam, putus asa, kemesraan, dan
keromantisan panorama pantai.67
Berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan dalam
deskripsi yaitu orang dan tempat.68
a) Deskripsi orang
64
Kunjana Rahardi, op. cit, hlm. 163. 65
Ibid., hlm. 166. 66
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT Hikmat
Syahid Indah, 1986), hlm. 117. 67
Novi Resmini, Yayah Curiyah, dan Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD:
Teori dan Pengajarannya, (Jakarta: UPI PRESS, 2006), hlm. 116. 68
Ibid., hlm. 118.
27
Yaitu mendeskripsikan tentang orang, adapun macam-macam dari deskripsi
orang yaitu:
(1) Deskripsi keadaan fisik
Deskripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang
keadaan tubuh seseorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif.
(2) Deskripsi keadaan sekitar
Deskripsi keadaan sekitar yaitu penggambaran seseorang yang
mengelilingi sang tokoh, misalnya menggambaran tentang aktivitas-
aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat
kediaman, dan kendaraan yang ikut menggambarkan watak seseorang.
(3) Deskripsi watak atau tingkah laku perbuatan
Mendeskripsikan watak sesorang ini memang paling sulit dilakukan. Kita
harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung dibalik fisik manusia.
Dengan kecermatan dan keahlian kita, kita harus mampu mengidentifikasi
unsur-unsur dan kepribadian seseorang tokoh. Kemudian, menampilkan
dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang
digambarkan.
(4) Deskripsi gagasan–gagasan tokoh
Hal ini memang tidak dapat diserap oleh panca indera manusia. Namun,
antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan erat. Pancaran
wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk
tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.69
b) Deskripsi tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa.
Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan
selalu mempunyai latar belakang tempat. Jika kita melukiskan sebuah tempat,
hendaknya kita bekerja dengan mengikuti cara yang logis dalam menyusun
perincian.70
Menurut Mahsusi paragraf deskripsi terbagi menjadi dua macam, yaitu
deskripsi ekspositoris dan deskripsi improsionistik (sugestif). Deskripsi
ekspositoris penulis hanya ingin memberitahukan memperlihatkan atau
mendengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak adanya kesan pembaca
tidak menjadi masalah bagi penulis.71
Sedangkan deskripsi improsionistik
69
Ibid., hlm. 118-121. 70
Ibid., hlm. 121. 71
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), hlm.254.
28
menimbulkan suatu kesan pada para pembaca, kesan itu bisa bermacam-macam,
misalnya: menarik hati, benci, seram, indah, jijik, cantik, tampan.72
Langkah-langkah menulis deskripsi sebagai berikut:
(1) Menentukan apa yang akan dideskripsikan, apakah akan mendeskripsikan
tempat atau orang
(2) Merumuskan tujuan pendeskripsian
(3) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan
(4) Memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjuang kekuatan bagian
yang akan dideskripsikan. 73
Contoh paragraf deskriptif:
Menempuh jalan sepanjang kurang lebih 5 KM yang kiri-kanannya penuh
kandang kuda, Anda akan menemukan deretan rumah gedig yang sangat mirip
satu sama lain. Di sana-sini tampak anak-anak sampai dewasa, bahkan sampai
usia lanjut berseleweran bagaikan semut rangrang yang bubar karena terinjak.
Itulah pesantren salafi Al-Hidayah pimpinan Haji Ma’mun Bajuri. Deretan rumah
berdinding anyaman bambu (gedig) yang mirip satu sama lain tadi tidak lain
adalah pemukiman dan sekaligus tempat berlangsungnya segala aktivitas santri
dari pagi hingga malam. Yang tampak hanyalah santri laki-laki, sedangkan santri
wanita selalu tidak diperbolehkan keluar kalau tidak ditenami muhrimnya. Santri
wanita tinggal dibangunan belakang tempat tinggal laki-laki dan diawasi selama
24 jam oleh ustadzah yang kebetulan bermukim di kompleks itu juga”.74
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf
deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan apa yang ditangkap dan dilihat
oleh panca indera. Namun sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada
apa yang kita lihat dan kita dengar saja, tetapi yang dapat kita rasakan dan kita
fikirkan. Baik yang dapat menimbulkan kesan bagi pembaca ataupun tidak
menimbulkan kesan.
72
Ibid. 73
Novi Resmini, Yayah Curiyah, dan Nenden Sundori, op. cit, hlm. 122. 74
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, op. cit, hlm. 101.
29
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam proses pembuatan skripsi ini, peneliti mengacu pada penelitian-
penelitian yang relevan yang telah ada sebelumnya, diantaranya :
1. Penelitian skripsi Siti Romlah (2010), yang berjudul Analisis Kesalahan
Berbahasa Siswa Kelas VII Mts Al-Furqon Cileungsi Tahun Ajaran 2010-
2011. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesalahan terbanyak yang
dilakukan oleh siswa dalam menulis laporan hasil wawancara adalah
kesalahan dalam menulis huruf kapital yaitu 51.14 %. Artinya tingkat
keterpahaman siswa dalam menulis sangat rendah. Ditingkat kedua pada
penulisan diksi yaitu 25,42 %, artinya keterpahaman siswa dalam menulis
sudah tergolong cukup bagus. Tingkat ketiga pada penulisan kata, yaitu
mencapai 14,57 %, artinya tingkat keterpahaman siswa sudah cukup
bagus. Tingkat terakhir pada penulisan tanda baca yaitu 8,85 %, artinya
keterpahaman siswa dalam menulis sudah bagus.
2. Penelitian skripsi Tirmizi Ramadhan (2009), yang berjudul Analisis Hasil
Karangan Eksposisi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuasin
Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukan kesalahan penulisan huruf
kapital dalam karangan siswa umumnya terjadi pada: (1) kesalahan
penulisan huruf kapital pada huruf pertama kata pada awal kalimat, (2)
kesalahan penulisan judul karangan, (3) kesalahan penulisan pada nama,
(4) kesalahan penulisan kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Dari beberapa beberapa temuan kesalahan penulisan huruf kapital paling
sering terjadi pada kata yang seharunya ditulis dengan huruf kecil (70%).
Kesalahan penulisan huruf kapital ini sangat dipengaruhi oleh kurangnya
latihan siswa menggunakan huruf-huruf kapital. Kesalahan yang ditemui
huruf /b/, g/, h/, t/, dan /r/. Tampaknya, siswa kurang terlatih dan terbiasa
30
menulis huruk kelima tersebut dengan baik dan benar. Kesalahan
berikutnya adalah penulisan huruf kapital pada awal kalimat (67%).
Kesalahan tersebut mudah mudah sekali terlihat pada permulaan kalimat
yang ditulis siswa, baik awal paragraf maupun pergantian kalimat baru.
Beberapa kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat banyak
terjadi pasa saat siswa menuliskan kalimat baru (pergantian kalimat).
Kesalahan ini tidak akan terjadi apabila siswa memperhatikan penghentian
kalimat yang ditandai dengan intonasi tanda titik (.).
3. Penelitian Skripsi Wahyu Dwi Anggraeni (2011) yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital Dalam menulis
Kalimat sederhana melalui Media Kartu Huruf pada Siswa Kelas II SDN
MANGLIAWAN 02 MALANG Penelitian ini menggunakan rancangan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Diperoleh kseimpulan bahwa: bahwa
pembelajaran penggunaan huruf kapital dengan menggunakan media kartu
huruf dapat meningkatkan kemampuan menggunakan huruf kapital dalam
menulis kalimat sederhana pada siswa kelas II SDN Mangliawan 02
Malang. Peningkatan kemampuan tersebut dinilai dari hasil evaluasi siswa
yang mengalami peningkatan. Hasil pretest siswa mencapai 59,97, pada
siklus I mencapai 69,38 dan pada siklus II mencapai 84,22.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sampay yang beralamat di
Kampung Sampay Rt 04/02 Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian terhitung sejak bulan Juni sampai dengan bulan
September 2014.
B. Latar Penelitian (Setting)
Latar penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sampay sebanyak 30
siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian
ini berupaya untuk menganalisis isi dari paragraf deskriptif yang telah dibuat
siswa, dimana dilakukan analisis terhadap kesalahan penulisan huruf kapital dan
tanda baca. Oleh karena itu, metode deskriptif kualitatif ini dipandang sesuai
untuk mengkaji dan menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta nyata
yang ditemukan di lapangan. Kemudian dipaparkan secara deskriptif, melalui
analisis isi dari paragraf deskriptif ini sehingga ditemukan kesalahan penulisan
yang dibuat oleh siswa khususnya kesalahan dalam penulisan huruf kapital dan
tanda baca.
32
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan
suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk menghimpun data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan yaitu wawancara terbuka.
Wawancara ini dilakukan kepada wali kelas V dan digunakan untuk menggali
informasi tentang sistem pembelajaran di kelas, metode yang digunakan pada
saat pembelajaran, kondisi kelas saat pembelajaran pada siswa kelas V SD
Negeri Sampay. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan pengetahuan siswa membuat paragraf deskriptif.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari sumber-sumber data tertulis dilapangan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maksud data tertulis dalam
penelitian ini yaitu seluruh hasil tulisan siswa dalam bentuk paragraf
deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber data utama yaitu siswa/siswi kelas V SD
Negeri Sampay. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan hasil tulisan
siswa dalam bentuk paragraf deskriptif sebanyak 30 siswa-siswi yang
selanjutnya data tersebut akan diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui
adanya kesalahan penulisan siswa. Sedangkan data sekunder yaitu data
tambahan seperti profil sekolah, laporan penelitian, dan data-data pendukung
lainnya.
33
E. emeriksaan atau Pengecekan Keseluruhan Data
Triangulasi
Tiangulasi adalah cara yang ditempuh untuk melakukan verifikasi
sepanjang penelitian dilakukan hingga data dianalisis dan laporan ditulis.1 Ada 4
model triangulasi, yaitu dengan menggunakan sumber, waktu, teknik, dan teori.
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi sumber.
Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yaitu siswa dan
guru kelas V SD Negeri Sampay.
F. Pengolahan Data
Setelah data yang diperoleh dari lapangan mencukupi dan memenuhi
untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka data yang terkumpul dari berbagai
sumber kemudian ditelaah dan diolah dan diharapkan dapat memberikan
gambaran yang sesungguhnya dari kenyataan yang ditemui dilapangan. Data
diperoleh dan dikumpulkan dari berbagai sumber melalui wawancara dan
dokumentasi dilapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.
Setelah data terkumpul, pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian
2. Pengodean
3. Penabulasian
4. Pembetulan/pengoreksian
1 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group,
2013) hlm. 137.
34
5. Pengkalkulasian dengan menggunakan rumus
x 100 %
Keterangan:
F = Frekuensi kalimat yang dianalisis
N = Jumlah Kesalahan
100 = Bilangan tetap 2
6. Penginterpretasian dan penyimpulan
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan pengodean
atau coding. Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu
informasi atau data yang akan dianalisis. Pengodean ini dilakukan dengan cara
membuat singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan kata,
simbol, kalimat, dan alinea dari hasil catatan lapangan yang bertujuan untuk
menunjukan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang akan diteliti
untuk selanjutnya dilakukan analisis.
Dengan teknik pengkodean ini akan memudahkan peneliti
mengelompokan data lapangan sebagai hasil dari serangkaian kegiatan penelitian.
Tujuannya untuk mempermudah peneliti dalam mengelompokan jenis kesalahan
yang dibuat siswa diantaranya mengklasifikasikan jenis kesalahan huruf kapital
dan jenis kesalahan pada tanda baca. Setelah data terkumpulkan akan diketahui
kesalahan yang paling sering dibuat siswa dalam menulis paragraf deskriptif.
Adapun aspek kesalahan pada penulisan huruf kapital penulis
menggunakan kode angka, berikut akan diuraikan tiap-tiap kode kesalahan:
1 Kesalahan penulisan huruf pertama nama khas geografi
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010),
hlm. 43.
35
2 Kesalahan penulisan huruf pertama kata pada awal kalimat
3 Kesalahan penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat
4 Kesalahan menulis huruf kapital disetiap kata dalam kalimat
5 Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan (terbatas pada nama diri) kitab suci, dan nama
tuhan (termasuk kata ganti untuk tuhan)
6 Kesalahan penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
7 Kesalahan penulisan huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan.
Sedangkan aspek kesalahan pada penggunaan tanda baca penulis
menggunakan kode huruf, berikut akan diuraikan tiap-tiap kode kesalahan:
A Penghilangan tanda koma yang dapat dipakai untuk menghindari salah
baca/salah pengertian
B Penghilangan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu didahului induk kalimatnya
C Penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilang
D Penghilangan tanda koma dibelakang kata/ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat seperti oleh karena itu, jadi,
meskipun, saat itu, namun, dll
E Penghilangan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi, sedangkan, melainkan, dll
F Penghilangan tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
sapaan
G Penghilangan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pengumpulan data berangsung kurang lebih satu minggu, terhitung dari
hari Sabtu-Kamis. Pada hari Sabtu, peneliti menyampaikan surat izin penelitian ke
sekolah untuk diizinkan melakukan penelitian serta menjelaskan maksud dan
tujuan melakukan penelitian. Pada hari Senin, peneliti melakukan wawancara
kepada guru untuk menggali informasi tentang pembelajaran siswa menulis
paragraf di kelas, metode yang digunakan pada saat pembelajaran menulis,
kondisi kelas saat pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Sampay.
Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan pengetahuan siswa membuat paragraf deskriptif khususnya dengan
penggunaan EYD yang baik dan benar. Pada hari Selasa, peneliti datang ke kelas
V untuk memberikan pemahaman membuat paragraf deskriptif serta memberikan
penugasan tertulis dengan membuat paragraf deskriptif. Pada hari Rabu, peneliti
mengumpulkan data yang berupa dokumentasi hasil tulisan siswa dalam bentuk
paragraf deskriptif, dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 30 diantaranya 20
laki-laki dan 10 perempuan. Hari Kamis, peneliti menyampaikan kepada kepala
sekolah bahwa penelitian telah selesai dilaksanakan namun jika ada data-data atau
informasi yang kurang maka peneliti diperbolehkan untuk datang lagi ke sekolah.
Kemampuan menulis dengan menerapkan kaidah penulisan huruf kapital
dan tanda baca secara tepat dari hasil tulisan siswa dalam membuat paragraf
deskriptif ternyata sangat bervariasi. Untuk tanda baca peneliti membatasi pada
tanda titik dan tanda koma sebagaimana telah dijelaskan pada BAB II. Berikut ini,
penulis akan menguraikan tentang frekuensi kesalahan siswa dalam penulisan
huruf kapital dan kesalahan penggunaan tanda baca pada paragraf deskriptif,
masing-masing siswa dari tiap-tiap kalimat. Setelah diketahui kesalahannya data-
37
data tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk wacana
deskripsi, untuk lebih jelas mengenai deskripsi data hasil pekerjaan siswa
dimaksud, dapat diuraikan satu persatu di bawah ini.
Tabel 4.1
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa ASB
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Liburan sekolah tahun
kemarin aku dan keluargku
berekreasi ke taman bunga.
(kalimat ke-1)
√ Liburan sekolah tahun
kemarin aku dan
keluargku berekreasi ke
Taman Bunga.
2 banyak hamparan bunga dan
tanaman hijau.
(kalimat ke-3)
√ Banyak hamparan
bunga dan tanaman
hijau.
3 semuanya tertanam dengan
rapi bunga yang warna
warni terlihat sangat indah.
(kalimat ke-4)
√ Semuanya tertanam
dengan rapi bunga yang
warna warni terlihat
sangat indah.
4 ada juga hal yang paling
menarik yaitu taman labirin
(kalimat ke 5)
√
√ Ada juga hal yang
paling menarik yaitu
Taman Labirin
Jumlah 2 3
Keteragan aspek kode kesalahan:
1 Kesalahan penulisan huruf pertama nama khas geografi
2 Kesalahan penulisan huruf pertama kata pada awal kalimat
3 Kesalahan penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat
4 Kesalahan menulis huruf kapital disetiap kata dalam kalimat
5 Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan (terbatas pada nama diri) kitab suci, dan nama
tuhan (termasuk kata ganti untuk tuhan
38
6 Kesalahan penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
7 Kesalahan penulisan huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa ASB sebanyak 5 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1 dan 2. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, ketiga, keempat, dan kelima.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 1. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Liburan sekolah tahun
kemarin aku dan keluargku berekreasi ke taman bunga.” Penulisan huruf pertama
kata taman bunga dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf
kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur geografi yang diikuti nama geografi. Jadi kata taman bunga ditulis
menjadi Taman Bunga. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Liburan
sekolah tahun kemarin aku dan keluargku berekreasi ke Taman Bunga.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “banyak hamparan bunga dan
tanaman hijau.” Penulisan huruf pertama kata banyak dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata banyak ditulis
menjadi Banyak. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Banyak hamparan
bunga dan tanaman hijau.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “semuanya tertanam dengan
rapi bunga yang warna warni terlihat sangat indah.” Penulisan huruf pertama
39
kata semuanya dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital
bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Jadi kata semuanya ditulis menjadi Semuanya. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Semuanya tertanam dengan rapi bunga yang warna
warni terlihat sangat indah.”
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
1 dan 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “ada juga hal paling unik
yaitu taman labirin.” Penulisan huruf pertama kata ada dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital karena huruf pertama kata pada awal
kalimat. Begitupun dengan kata taman labirin seharusnya huruf pertama kata dan
huruf kedua kata ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil, karena huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur geografi yang diikuti nama
geografi. Jadi kata taman labirin ditulis menjadi Taman Labirin. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Ada juga hal paling unik yaitu Taman Labirin.”
Tabel 4.2
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AH
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 aku sangat menyukai
pemandangan alam, salah
satu tempat yang sering aku
kunjungi yaitu curug
cigamea.
(kalimat ke-1)
√
√ Aku sangat menyukai
pemandangan alam,
salah satu tempat yang
sering aku kunjungi
yaitu Curug Cigamea.
2 disana udaranya sangat
sejuk, pemandangan yang
indah dan dihiasi dengan
pohon-pohon yang hijau.
√ Disana udaranya sangat
sejuk, pemandangan
yang indah dan dihiasi
dengan pohon-pohon
40
(kalimat ke-3) yang hijau.
3 yang tidak kalah menarik
aku melihat air terjun yang
bersih, putih, seperti kapas.
(kalimat ke-4)
√ Yang tidak kalah
menarik aku melihat air
terjun yang bersih,
putih, seperti kapas.
4 rumput-rumput hijau
menghiasi sela-sela tebing.
(kalimat ke-5)
√ Rumput-rumput hijau
menghiasi sela-sela
tebing.
5 aku merasakan tiupan angin
sepoi-sepoi
(kalimat ke-6)
√ Aku merasakan tiupan
angin sepoi-sepoi
Jumlah 1 5
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa AH sebanyak 6 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1 dan 2. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, ketiga, keempat, kelima, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 1 dan 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “aku sangat menyukai
pemandangan alam, salah satu tempat yang sering aku kunjungi yaitu curug
cigamea.” Penulisan huruf pertama kata aku dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata aku ditulis
menjadi Aku. Selanjutnya penulisan huruf pertama pada kata curug cigamea
dalam penulisannya salah. Seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf
kecil, karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur geografi
yang diikuti nama geografi. Jadi kata curug cigamea dapat ditulis menjadi Curug
Cigamea. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Aku sangat menyukai
41
pemandangan alam, salah satu tempat yang sering aku kunjungi yaitu Curug
Cigamea.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “disana udaranya sangat sejuk,
pemandangan yang indah dihiasi dengan pohon-pohon yang hijau.” Penulisan
huruf pertama kata disana dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan
huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata disana ditulis menjadi Disana.
Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Di sana udaranya sangat sejuk,
pemandangan yang indah dihiasi dengan pohon-pohon yang hijau.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “yang tidak kalah menarik
aku melihat air terjun yang bersih, putih, seperti kapas.” Penulisan huruf pertama
kata yang dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital
bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Jadi kata yang ditulis menjadi Yang. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Yang tidak kalah menarik aku melihat air terjun yang bersih,
putih, seperti kapas.”
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “rumput-rumput hijau menghiasi
sela-sela tebing.” Penulisan huruf pertama kata rumpu-rumput dalam penulisanya
salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata rumput-
rumput ditulis menjadi Rumput-rumput. Sehingga kalimat dapat diperbaiki
menjadi “Rumput-rumput hijau menghiasi sela-sela tebing.”
42
5. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “aku merasakan tiupan angin
sepoi-sepoi” Penulisan huruf pertama kata aku dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata aku ditulis
menjadi Aku. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Aku merasakan tiupan
angin sepoi-sepoi”
Tabel 4.3
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AZ
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 ku buka jendela kamarku
kulihat burung-burung yang
berterbangan meninggalkan
sarangnya untuk mencari
makan.
(kalimat ke-2)
√ Ku buka jendela
kamarku, dan kulihat
burung-burung yang
berterbangan
meninggalkan
sarangnya untuk
mencari makan.
2 sang surya menyinari
indahnya pagi ini.
(kalimat ke-3)
√ Sang surya menyinari
indahnya pagi ini.
3 aku berjalan ke halaman
rumah yang kebetulan
rumahku dekat dengan
hamparan sawah yang
sangat luas
(kalimat ke-4)
√ Aku berjalan ke
halaman depan rumah,
rumahku dekat dengan
hamparan sawah yang
luas.
Jumlah 3
43
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa AH sebanyak 3 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat kedua,
ketiga, dan keempat.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “ku buka jendela kamarku kulihat
burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari
makan.” Penulisan huruf pertama kata ku dalam penulisannya salah, seharusnya
ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata ku ditulis menjadi Ku.
Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Ku buka jendela kamarku, dan
kulihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk
mencari makan.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “sang surya menyinari indahnya
pagi ini.” Penulisan huruf pertama kata sang dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata sang ditulis
menjadi Sang. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Sang surya menyinari
indahnya pagi ini.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “aku berjalan ke halaman
rumah yang kebetulan rumahku dekat dengan hamparan sawah yang sangat
luas” Penulisan huruf pertama kata aku dalam penulisannya salah, seharusnya
ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai pada
44
huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata Aku ditulis menjadi Aku.
Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Aku berjalan ke halaman depan
rumah, rumahku dekat dengan hamparan sawah yang luas.”
Tabel 4.4
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AN
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 ....dan di atasnya ada pas
bungga yang beRwaRna
hijau dan dihiasi bunga-
bunga yang teRbuat daRi
kain.
(kalimat ke-2)
√ .....dan di atasnya ada
pas bungga yang
berwarna hijau dan
dihiasi bunga-bunga
yang terbuat dari kain.
2 Lalu aku melangkaHkan
kaki ku menuju kebelakang,
aku melihat banyak sapu
yang beRantakan dan aku
hitung ada tiga sapu.
(kalimat ke-3)
√ Lalu aku
melangkahkan kaki ku
menuju kebelakang,
aku melihat banyak
sapu yang berantakan
dan aku hitung ada tiga
sapu.
3 Jam dinding yang
mempeRcantik diding kelas
ku.
(kalimat ke-4)
√ Jam dinding yang
mempercantik diding
kelas ku.
4 Kemudian aku mulai
membeRsihkan kelas ku
supaya kelas ku menjadi
lebih beRsih.
(kalimat ke-5)
√ Kemudian aku mulai
membersihkan kelas ku
supaya kelas ku
menjadi lebih bersih.
5 Kata guRuku, jagalah
kebeRsihan supaya kita
nyaman saat belajaR di
kelas.
(kalimat ke-6)
√ Kata guruku, jagalah
kebersihan supaya kita
nyaman saat belajar di
kelas.
Jumlah 5
45
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa AN sebanyak 5 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 3. Kesalahan terletak pada kalimat kedua,
ketiga, keempat, kelima, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “....dan di atasnya ada pas bungga
yang beRwaRna hijau dan dihiasi bunga-bunga yang teRbuat daRi kain.”
Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kata pada beRwaRna, teRbuat, dan daRi
dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf
kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat.
Jadi kata beRwaRna, teRbuat, dan daRi ditulis menjadi berwarna, terbuat, dan
dari. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “.....dan di atasnya ada pas
bungga yang berwarna hijau dan dihiasi bunga-bunga yang terbuat dari kain.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “Lalu aku melangkaHkan kaki ku
menuju kebelakang, aku melihat banyak sapu yang beRantakan dan aku hitung
ada tiga sapu.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam
kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kata pada melangkaHkan
dan beRantakan dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil
bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan setiap
kata dalam kalimat. Jadi kata melangkaHkan dan beRantakan ditulis menjadi
melangkahkan dan berantakan. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Lalu
aku melangkahkan kaki ku menuju kebelakang, aku melihat banyak sapu yang
berantakan dan aku hitung ada tiga sapu.”
46
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Jam dinding yang
mempeRcantik diding kelas ku.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital
dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Kata pada mempeRcantik dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan
huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada
pertengahan setiap kata dalam kalimat. Jadi kata mempeRcantik ditulis menjadi
mempercantik. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Jam dinding yang
mempercantik diding kelasku.”
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Kemudian aku mulai
membeRsihkan kelas ku supaya kelas ku menjadi lebih beRsih.” Kesalahan pada
penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis
dengan huruf kecil. Kata pada membeRsihkan dan beRsih dalam penulisannya
salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf
kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata
membeRsihkan dan beRsih ditulis menjadi membersihkan dan bersih. Sehingga
kalimat dapat diperbaiki menjadi “Kemudian aku mulai membersihkan kelas ku
supaya kelas ku menjadi lebih bersih.”
5. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “Kata guRuku, jagalah
kebeRsihan supaya kita nyaman saat belajaR di kelas.” Kesalahan pada penulisan
huruf kapital dipertengahan setiap kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis
dengan huruf kecil. Kata pada guRuku dan belajaR dalam penulisannya salah,
47
seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital
tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata guRuku dan belajaR
ditulis menjadi guruku dan belajar. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Kata guruku, jagalah kebersihan supaya kita nyaman saat belajar di kelas.”
Tabel 4.5
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AR
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 pasar Tanah Abang adalah
sebuah pasar yang
sempurna.
(kalimat ke-1)
√ Pasar Tanah Abang
adalah sebuah pasar
yang sempurna.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa AN sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat pertama.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “pasar Tanah Abang adalah
sebuah pasar yang sempurna.” Penulisan huruf pertama kata Pasar dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil.
Karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi
kata pasar ditulis menjadi Pasar. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna.”
48
Tabel 4.6
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AYS
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Libur Sekolah Saya PeRgi
ke bukit.
(kalimat ke-1)
√ Libur Sekolah saya
pergi ke bukit.”
2 Saat dipeRjalanan saya
meliHat pohon-pohon
cemara dijalanan buRung
yang beRkicau batu-batu
beSaR di ataS bukit dan ada
kobakan aiR di bawah bukit
(kalimat ke-2)
√ Saat diperjalanan saya
melihat pohon-pohon
cemara dijalanan
burung yang berkicau,
batu-batu besar di atas
bukit, dan ada kobakan
air di bawah bukit.
3 ada juga batu-batu kecil di
pedalaman air.
(kalimat ke-3)
√ Ada juga batu-batu
kecil di pedalaman air.
4 Banyak orang-orang disana
yang beRbuRu hewan
SePeRTi monyet buRung
ular dan babi.
(kalimat ke-4)
√ Banyak orang-orang
disana yang berburu
hewan seperti monyet,
burung, ular, dan babi.
Jumlah 1 3
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa AYS sebanyak 4 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 3. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Libur sekolah Saya PeRgi
49
ke bukit.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam
kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Pada kata Saya dan PeRgi
dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf
capital, karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat.
Jadi kata Saya dan PeRgi ditulis menjadi saya dan pergi. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Libur sekolah saya pergi ke bukit.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “Saat dipeRjalanan saya meliHat
pohon-pohon cemara dijalanan, buRung yang beRkicau, batu-batu beSaR di ataS
bukit, dan ada kobakan aiR di bawah bukit.” Kesalahan pada penulisan huruf
kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf
kecil. Kata pada dipeRjalanan, meliHat, buRung, beRkicau, beSaR, ataS dan aiR
dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf
kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat.
Jadi kata dipeRjalanan, meliHat, buRung, beRkicau, beSaR, ataS dan aiR ditulis
menjadi diperjalanan, melihat, burung, berkicau, besar, atas dan air. Sehingga
kalimat dapat diperbaiki menjadi “Saat diperjalanan saya melihat pohon-pohon
cemara dijalanan, burung yang berkicau, batu-batu besar di atas bukit, dan ada
kobakan air di bawah bukit.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “ada juga batu-batu kecil di
pedalaman air” Penulisan huruf pertama kata ada dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata ada ditulis
menjadi Ada. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Ada juga batu-batu
kecil di pedalaman air”.
50
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat empat “Banyak orang-orang disana
yang beRbuRu hewan SePeRTi monyet, buRung, ular, babi.” Kesalahan pada
penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis
dengan huruf kecil. Pada kata beRbuRu, SePeRTi, dan buRung dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital
karena huruf kapital tidak dipakai dipertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata
beRbuRu, SePeRTi, dan buRung ditulis menjadi berburu, seperti, dan burung.
Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Banyak orang-orang disana yang
berburu hewan seperti monyet, burung, ular, dan babi.”
Tabel 4.7
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa DD
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Malam Itu, Indah Sekali.
(kalimat ke-1)
√ Malam itu, indah
sekali.”
2 di Langit, Bintang-Bintang
Berkelip-Kelip
Memancarkan Cahaya.
(kalimat ke-2)
√
√
Di langit, bintang-
bintang berkelip-kelip
memancarkan cahaya.
3 Hawa Dingin Menusuk
Kulit, Sesekali Terdengar
Suara Sangkrik, Burung
Malam Dan Kelelawar
Mengusik Sepinya Malam.
(kalimat ke-3)
√ Hawa dingin menusuk
kulit, sesekali terdengar
suara sangkrik, burung
malam dan kelelawar
mengusik sepinya
malam.
4 Angin Berhembus Pelan
Dan Tenang.
(kalimat ke-4)
√ Angin berhembus pelan
dan tenang.
51
Jumlah 1 4
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa AYS sebanyak 5 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 4. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 4. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Malam Itu, Indah Sekali.”
Kesalahan pada penulisan huruf kapital di setiap kata dalam kalimat, yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Pada kata Itu, Indah, dan Sekali dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital
karena huruf kapital tidak dipakai di setiap kata dalam kalimat. Jadi kata Itu,
Indah, dan Sekali ditulis menjadi itu, indah, dan sekali. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Malam itu, indah sekali.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
4. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “di Langit, Bintang-Bintang
Berkelip-Kelip Memancarkan Cahaya.” Penulisan huruf pertama kata di dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil
karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi
kata di ditulis menjadi Di. Selanjutnya penulisan huruf pertama pada kata-kata
Langit, Bintang-Bintang, Berkelip-Kelip, Memancarkan, dan Cahaya dalam
penulisannya salah. Seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Karena huruf kapital
tidak dipakai disetiap awal kata dalam kalimat. Jadi kata Langit, Bintang-Bintang,
Berkelip-Kelip, Memancarkan, dan Cahaya di tulis menjadi langit, bintang-
bintang, berkelip-kelip, memancarkan, dan cahaya. Sehingga kalimat dapat
52
diperbaiki menjadi “Di langit, bintang-bintang berkelip-kelip memancarkan
cahaya.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
4. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “Hawa Dingin Menusuk Kulit,
Sesekali Terdengar Suara Sangkrik, Burung Malam Dan Kelelawar Mengusik
Sepinya Malam” Penulisan huruf pertama kata Dingin, Menusuk, Kulit, Sesekali,
Terdengar, Suara, Sangkrik, Burung, Malam, Kelelawar, Mengusik, Sepinya,dan
Malam dalam penulisannya salah. Seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan
huruf kapital, karena huruf kapital tidak dipakai disetiap awal kata dalam kalimat.
Jadi kata Dingin, Menusuk, Kulit, Sesekali, Terdengar, Suara, Sangkrik, Burung,
Malam, Kelelawar, Mengusik, Sepinya, dan Malam dapat ditulis menjadi dingin,
menusuk, kulit, sesekali, terdengar, suara, sangkrik, burung, malam, kelelawar,
mengusik, sepinya,dan malam. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Di
langit, bintang-bintang berkelip-kelip memancarkan cahaya.”
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 4. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat Angin “Berhembus Pelan
Dan Tenang.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital di setiap kata dalam
kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Pada kata Berhembus, Pelan,
dan Tenang dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil
bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai di setiap kata dalam
kalimat. Jadi kata Berhembus, Pelan, dan Tenang ditulis menjadi berhembus,
pelan, dan tenang. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Berhembus pelan
dan tenang.”
53
Tabel 4.8
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa EL
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 pohon-pohon disekitar
tebing tampak hijau dan
tumbuh dengan subur.
(kalimat ke-2)
√ Pohon-pohon disekitar
tebing tampak hijau
dan tumbuh dengan
subur.
2 dari sela-sela tebing keluar
air terjun dengan deras,
warnanya putih seperti
kapas.
(kalimat ke-3)
√ Dari sela-sela tebing
keluar air terjun dengan
deras, warnanya putih
seperti kapas.
3 suaranya menggema ke
angkasa menutupi suara
burung-burung berkicau.
(kalimat ke-4)
√ Suaranya menggema ke
angkasa menutupi
suara burung-burung
berkicau.
4 suaranya menggema ke
angkasa menutupi suara
burung-burung berkicau.
(kalimat ke-5)
√ Suaranya menggema ke
angkasa menutupi
suara burung-burung
berkicau.
5 angin bertiup menyebarkan
aroma bunga liar yang
tumbuh di sekitar itu.
(kalimat ke-6)
√ Angin bertiup
menyebarkan aroma
bunga liar yang tumbuh
di sekitar itu.
Jumlah 5
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa EL sebanyak 5 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat kedua,
ketiga, keempat, kelima, dan keenam.
54
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “pohon-pohon disekitar tebing
tampak hijau dan tumbuh dengan subur.” Penulisan huruf pertama kata pohon-
pohon dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan
huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Jadi kata pohon-pohon ditulis menjadi Pohon-pohon. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Pohon-pohon di sekitar tebing tampak hijau dan
tumbuh dengan subur.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “dari sela-sela tebing keluar air
terjun dengan deras, warnanya putih seperti kapas.” Penulisan huruf pertama
kata dari dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan
huruf kecil karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi
kata dari ditulis menjadi Dari. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Dari
sela-sela tebing keluar air terjun dengan deras, warnanya putih seperti kapas.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat. “Suaranya menggema ke
angkasa menutupi suara burung-burung berkicau.” Penulisan huruf pertama kata
suaranya dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital
bukan huruf kecil karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat.
Jadi kata suaranya ditulis menjadi Suaranya. Sehingga kalimat dapat diperbaiki
menjadi “Suaranya menggema ke angkasa menutupi suara burung-burung
berkicau.”
55
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “angin bertiup menyebarkan aroma
bunga liar yang tumbuh di sekitar itu.” Penulisan huruf pertama kata angin dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil
karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata angin
ditulis menjadi angin. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Angin bertiup
menyebarkan aroma bunga liar yang tumbuh di sekitar itu.”
Tabel 4.9
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa ER
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 yang tidak kalah menarik
aku dan teman-temanku
yang lain melihat aksi
hewan di kandangnya.
(kalimat ke-5)
√ Yang tidak kalah
menarik aku dan
teman-temanku yang
lain melihat aksi hewan
di kandangnya.
2 tempat hewan yang
dikunjungi antara lain
jerapah gajah kijang monyet
gorila dan ular
(kalimat ke-6)
√ Tempat hewan yang
dikunjungi antara lain
jerapah, gajah, kijang,
monyet, gorila, dan ular
Jumlah 5
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa EL sebanyak 5 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat kelima,
dan keenam.
56
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “yang tidak kalah menarik aku dan
teman-temanku yang lain melihat aksi hewan di kandangnya.” Penulisan huruf
pertama kata yang dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf
kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital dipakai sebagau huruf pertama kata
pada awal kalimat. Jadi kata yang ditulis menjadi Yang. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Yang tidak kalah menarik aku dan teman-temanku yang lain
melihat aksi hewan di kandangnya.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam ”tempat hewan yang dikunjungi
antara lain jerapah, gajah, kijang, monyet, gorila, dan ular.” Penulisan huruf
pertama kata tempat dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf
kapital bukan huruf kecil. Karena huruf kapital dipakai pada huruf pertamakata
pada awal kalimat. Jadi kata tempat ditulis menjadi Tempat. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi ”Tempat hewan yang dikunjungi antara lain jerapah,
gajah, kijang, monyet, gorila, dan ular.”
Tabel 4.10
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa IN
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Saat berkunjung ke Rumah
nenek di aceh.
(kalimat ke-1)
√
√ Saat berkunjung ke
rumah nenek di Aceh.
2 Langit-langit kubah
berbentuk Relung atau
ceruk.
√ Langit-langit kubah
berbentuk relung atau
ceruk.
57
(kalimat ke-3)
3 kubah-kubah itu beratapkan
sirap kayu besi yang
tersusun Rapi.
(kalimat ke-4)
√
√
Kubah-kubah itu
beratapkan sirap kayu
besi yang tersusun rapi.
4 atap kayu besi itu berwarna
Hitam yang menjadikan
kontras dengan warna putih
dinding luar.
(kalimat ke-6)
√
√
Atap kayu besi itu
berwarna hitam yang
menjadikan kontras
dengan warna putih
dinding luar.
Jumlah 1 2 4
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa IN sebanyak 7 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1, 2 dan 3. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, ketiga, keempat, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 1 dan 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Saat berkunjung ke
Rumah nenek di aceh.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan
kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kata Rumah
dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf
kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat.
Jadi kata Rumah ditulis menjadi rumah. Kesalahan penulisan huruf pertama nama
lokasi pada kata aceh dalam penulisannya salah, yang seharusnya huruf pertama
kata nama unsur-unsur geografi ditulis dengan huruf kapital. Kata aceh ditulis
dengan kata Aceh. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Saat berkunjung
ke rumah nenek di Aceh.”
58
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “Langit-langit kubah berbentuk
Relung atau ceruk.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata
dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kata Relung dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital
karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata
Relung ditulis menjadi relung. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Langit-langit kubah berbentuk relung atau ceruk.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 2
dan 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “kubah-kubah itu beratapkan
sirap kayu besi yang tersusun Rapi.” Penulisan huruf pertama kata kubah dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil
karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata kubah
ditulis menjadi Kubah. Selanjutnya Kesalahan pada penulisan huruf kapital
dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Kata Rapi dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan
huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam
kalimat. Jadi kata Rapi ditulis menjadi rapi. Kesalahan penulisan huruf pertama
nama lokasi pada kata aceh dalam penulisannya salah. Kata aceh ditulis dengan
kata Aceh. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Kubah-kubah itu
beratapkan sirap kayu besi yang tersusun rapi.”
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2 dan 4. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “atap kayu besi itu
berwarna Hitam yang menjadikan kontras dengan warna putih dinding luar.”
Kesalahan penulisan huruf pertama kata atap dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital
59
dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata atap ditulis menjadi atap.
Selanjutnya Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam
kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kata Hitam dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital
karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata
Hitam ditulis menjadi hitam. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Atap
kayu besi itu berwarna hitam yang menjadikan kontras dengan warna putih
dinding luar.”
Tabel 4.11
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa IP
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Dirumahku aku Tinggal
bersama ibu, ayah kakak
dan adik-adikku
(kalimat ke-2)
√ Di rumahku aku tinggal
bersama ibu, ayah
kakak dan adik-adikku
2 Rumahku berada ditempat
yang dipadaTi masyarakat
diantaranya Rumah nenekku
dan rumah teman-temanku.
(kalimat ke-3)
√ Rumahku berada
ditempat yang dipadati
masyarakat diantaranya
rumah nenekku dan
rumah teman-temanku.
3 Bunga tersebut bermacam-
macam diantaranya warna
merah unggu Dan putih.
(kalimat ke-4)
√
Bunga tersebut
bermacam-macam
diantaranya warna
merah unggu dan putih.
4 bunga dihalaman rumahku
yang selalu ku rawat.
(kalimat ke-6)
√
Bunga dihalaman
rumahku yang selalu ku
rawat.
Jumlah 1 3
60
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa IP sebanyak 4 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 3. Kesalahan terletak pada kalimat
kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “Dirumahku aku Tinggal bersama
ibu, ayah kakak dan adik-adikku.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital
dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Kata Tinggal dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil
bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata
dalam kalimat. Jadi kata Tinggal ditulis menjadi tinggal. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Dirumahku aku tinggal bersama ibu, ayah kakak dan adik-
adikku.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 3.
Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “Rumahku berada ditempat yang
dipadaTi masyarakat diantaranya Rumah nenekku dan rumah teman-temanku.”
Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kata dipadaTi dan Rumah dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital
karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata
dipadaTi dan Rumah ditulis menjadi dipadati dan rumah. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Rumahku berada ditempat yang dipadati masyarakat
diantaranya Rumah nenekku dan rumah teman-temanku.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Bunga tersebut bermacam-
61
macam diantaranya warna merah unggu Dan putih.” Kesalahan pada penulisan
huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan
huruf kecil. Kata Dan dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf
kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata
dalam kalimat. Jadi kata Dan ditulis menjadi dan. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Bunga tersebut bermacam-macam diantaranya warna merah
unggu dan putih.”
4. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “bunga dihalaman rumahku yang
selalu ku rawat.” Kesalahan penulisan huruf pertama kata bunga dalam
penulisannya salah. Seharusnya ditulis dengan huruf kapital bungan huruf kecil
karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata bunga
ditulis menjadi Bunga. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Bunga
dihalaman rumahku yang selalu ku rawat.”
Tabel 4.12
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa IA
No Kalimat
Aspek Kesalahan
Perbaikan
1 2 3 4 5 6 7
1 Kamar itu, menurut
pengLihatan saya,
sangatLah besar dan bagus.
(kalimat ke-1)
√ Kamar itu, menurut
penglihatan saya,
sangatlah besar dan
bagus.
2 Sebuah tempat tidur besi
besar dengan kasur, bantaL,
guLing, dan keLambu yang
serba putih, berenda dan
√ Sebuah tempat tidur
besi besar dengan
kasur, bantal, guling,
dan kelambu yang
62
berbunga putih, berada di
kamar dekat dinding
sebeLah utara.
(kalimat ke-2)
serba putih, berenda
dan berbunga putih,
berada di kamar dekat
dinding sebelah utara.
3 Di kamar itu juga ada
Lemari pakaian yang amat
besar terbuat dari kayu jati.
(kalimat ke-4)
√
Di kamar itu juga ada
lemari pakaian yang
amat besar terbuat dari
kayu jati.
Jumlah 3
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa IA sebanyak 3 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 3. Kesalahan terletak pada kalimat pertama,
kedua, dan keempat.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Kamar itu, menurut
pengLihatan saya, sangatLah besar dan bagus.” Kesalahan pada penulisan huruf
kapital dipertengahan setiap kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan
huruf kecil. Kata pada pengLihatan dan sangatLah dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital
tidak dipakai pada pertengahan setiap kata dalam kalimat. Jadi kata pengLihatan
dan sangatLah ditulis menjadi penglihatan dan sangatlah. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan
bagus.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “Sebuah tempat tidur besi besar
dengan kasur, bantaL, guLing, dan keLambu yang serba putih, berenda dan
63
berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebeLah utara.” Kesalahan pada
penulisan huruf kapital dipertengahan setiap kata dalam kalimat, yang seharusnya
ditulis dengan huruf kecil. Kata pada bantaL, guLing, keLambu dan sebeLah
dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf
kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan setiap kata dalam
kalimat. Jadi kata bantaL, guLing, keLambu dan sebeLah ditulis menjadi bantaL,
guling, kelambu dan sebelah. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Sebuah
tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba
putih, berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah
utara.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Di kamar itu juga ada
Lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati.” Kesalahan pada
penulisan huruf kapital dipertengahan setiap kata dalam kalimat, yang seharusnya
ditulis dengan huruf kecil. Kata pada Lemari dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital
tidak dipakai pada pertengahan setiap kata dalam kalimat. Jadi kata Lemari ditulis
menjadi lemari. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Di kamar itu juga
ada lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati.”
Tabel 4.13
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa JK
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 di desaku, pagi hari banyak
orang-orang terlihat sangat
sibuk, di jalan-jalan terlihat
ibu-ibu yang sedang
√ Di desaku, pagi hari
banyak orang-orang
terlihat sangat sibuk, di
jalan-jalan terlihat ibu-
64
berjalan menuju pasar untuk
berjualan sayur.
(kalimat ke-1)
ibu yang sedang
berjalan menuju pasar
untuk berjualan sayur.
2 TetanggaKu Seorang
peternak bebek yang juga
tidak kalah sibuknya dengan
orang-orang.
(kalimat ke-3)
√ Tetanggaku seorang
peternak bebek yang
juga tidak kalah
Sibuknya dengan
orang-orang.
Jumlah 1 1
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa JK sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 3. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, ketiga, keempat, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “di desaku, pagi hari banyak
orang-orang terlihat sangat sibuk, di Jalan-jalan terlihat ibu-ibu yang sedang
berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur.” Kesalahan penulisan huruf
pertama kata di desaku dalam penulisannya salah. Seharusnya ditulis dengan
huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama
awal kalimat. Jadi kata di desaku ditulis menjadi Di desaku. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Di desaku, pagi hari banyak orang-orang terlihat
sangat sibuk, di Jalan-jalan terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “TetanggaKu Seorang peternak
bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang-orang.” Kesalahan pada
penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis
dengan huruf kecil. Pada kata TetanggaKu dalam penulisannya salah, seharusnya
ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai
65
pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata TetanggaKu ditulis menjadi
Tetanggaku. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “TetanggaKu Seorang
peternak bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang-orang.”
Tabel 4.14
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa KR
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Ruangan ini sebenarnya
cukup luas diujung terdapat
meja dan kursi guru yang
dihiasi dengan bunga putih
dan vas bunga yang terlihat
Rapi dan indah.
(kalimat ke-3)
√ Ruangan ini
sebenarnya cukup luas
diujung terdapat meja
dan kursi guru yang
dihiasi dengan bunga
putih dan vas bunga
yang terlihat rapi dan
indah.
2 Dinding-dinding penuh
dengan foto paRa pahlawan
dan mading kelas.
(kalimat ke-4)
√
Dinding-dinding penuh
dengan foto paRa
pahlawan dan mading
kelas.
Jumlah 2
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa KR sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 3. Kesalahan terletak pada kalimat pertama,
ketiga, keempat, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “Ruangan ini sebenarnya cukup
luas diujung terdapat meja dan kursi guru yang dihiasi dengan bunga putih dan
vas bunga yang terlihat Rapi dan indah.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital
dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
66
Pada kata Rapi dalam penulisannya salah. Seharusnya ditulis dengan huruf kecil
bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai dipertengahan kata dalam
kalimat. Jadi kata Rapi ditulis menjadi rapi. Sehingga kalimat dapat diperbaiki
menjadi “Ruangan ini sebenarnya cukup luas diujung terdapat meja dan kursi
guru yang dihiasi dengan bunga putih dan vas bunga yang terlihat rapi dan
indah.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Dinding-dinding penuh
dengan foto paRa pahlawan dan mading kelas.” Kesalahan pada penulisan huruf
kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf
kecil. Pada kata TetanggaKu dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan
huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada
pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata paRa ditulis menjadi para. Sehingga
kalimat dapat diperbaiki menjadi “Dinding-dinding penuh dengan foto para
pahlawan dan mading kelas.”
Tabel 4.15
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa MS
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 dan di bawah air terjun yang
jernih terlihat batu-batu
hitam yang kecil-kecil.
(kalimat ke-4)
√ Dan di bawah air terjun
yang jernih terlihat
batu-batu hitam yang
kecil-kecil.
2 aku suka pemandangan
tempat wisata terjun.
(kalimat ke-6)
√ Aku suka
pemandangan tempat
wisata terjun.
Jumlah 2
67
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa MS sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat keempat,
dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “dan di bawah air terjun
yang jernih terlihat batu-batu hitam yang kecil-kecil.” Penulisan huruf pertama
kata dan dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan
huruf kecil karena huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi
kata dan ditulis menjadi Dan. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Dan di
bawah air terjun yang jernih terlihat batu-batu hitam yang kecil-kecil.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “aku suka pemandangan tempat
wisata terjun.” Penulisan huruf pertama kata aku dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital
dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata aku ditulis menjadi Aku.
Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Aku suka pemandangan tempat
wisata terjun.”
Tabel 4.16
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa MI
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 karang di pantai itu sangat
bagus.
(kalimat ke-3)
√ Karang di pantai itu
sangat bagus.
68
2 subhanallah sangat indah
sekali ciptaan allah.
(kalimat ke-6)
√
√
Subhanallah sangat
indah sekali ciptaan
Allah.
Jumlah 2 1
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa MI sebanyak 3 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 5. Kesalahan terletak pada kalimat
keempat, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 2.
Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “karang di pantai itu sangat bagus.”
Penulisan huruf pertama kata karang dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis
dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital dipakai pada huruf
pertama awal kalimat. Jadi kata karang ditulis menjadi Karang. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Karang di pantai itu sangat bagus.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “aku suka pemandangan tempat
wisata terjun.” Penulisan huruf pertama kata aku dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital
dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata aku ditulis menjadi Aku.
Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Aku suka pemandangan tempat
wisata terjun.”
69
Tabel 4.17
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa MJ
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 kamar tidurku tidaklah luas
hanya berukuran 3x4.
(kalimat ke-1)
√ Kamar tidurku tidaklah
luas hanya berukuran
3x4.
2 Sedangkan lemaRi pakaian
diletakkan di sebelah kiri
tempat tidur.
(kalimat ke-5)
√
Sedangkan lemaRi
pakaian diletakkan di
sebelah kiri tempat
tidur.
Jumlah 1 1
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa MJ sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 3. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, dan keenam.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 2.
Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “kamar tidurku tidaklah luas hanya
berukuran 3x4.” Penulisan huruf pertama kata kamar dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi kata kamar ditulis
menjadi Kamar. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Kamar tidurku
tidaklah luas hanya berukuran 3x4.”
70
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 3.
Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Sedangkan lemaRi pakaian
diletakkan di sebelah kiri tempat tidur.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital
dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Pada kata lemaRi dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil
bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata
dalam kalimat. Jadi kata lemaRi ditulis menjadi lemaRi. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Sedangkan lemari pakaian diletakkan di sebelah kiri tempat
tidur.”
Tabel 4.18
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa NA
NO Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Saat pindahan rumah ke
bogor aku melihat ruang
kamar yang acak-acakan
meja dan kursi tidak teratur
dan bahkan jungkir balik.
(kalimat ke-1)
√
Saat pindahan rumah
ke Bogor aku melihat
ruang kamar yang
acak-acakan meja dan
kursi tidak teratur dan
bahkan jungkir balik.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa NA sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1. Kesalahan terletak pada kalimat pertama.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
71
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Saat pindahan rumah ke
bogor aku melihat ruang kamar yang acak-acakan meja dan kursi tidak teratur
dan bahkan jungkir balik.” Penulisan huruf pertama pada kata bogor dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil
karena huruf kapital dipakai pada huruf pertamakata pada nama khas geografi.
Jadi kata kamar ditulis menjadi Kamar. Sehingga kalimat dapat diperbaiki
menjadi “Saat pindahan rumah ke Bogor aku melihat ruang kamar yang acak-
acakan meja dan kursi tidak teratur dan bahkan jungkir balik.”
Tabel 4.19
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa NAU
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 sungguh indah sekali
gelombang ombak
bergulung-gulung datang
silih berganti menyambutku
serasa ingin mengajak
bermain.
(kalimat ke-2)
√ Sungguh indah sekali
gelombang ombak
bergulung-gulung
datang silih berganti
menyambutku serasa
ingin mengajak
bermain.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa NAU sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1. Kesalahan terletak pada kalimat kedua.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “sungguh indah sekali gelombang
72
ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin
mengajak bermain.” Penulisan huruf pertama kata sungguh dalam penulisannya
salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf
kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata sungguh ditulis
menjadi Sungguh. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “sungguh indah
sekali gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku
serasa ingin mengajak bermain.”
Tabel 4.20
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa ND
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 kulihat disekililing tempat
wisata ini kelilingi pohon-
pohon yang beringin tampak
hijau dan indah dipandang
mata
(kalimat ke-2)
√ Kulihat disekililing
tempat wisata ini
kelilingi pohon-pohon
yang beringin tampak
hijau dan indah
dipandang mata
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa ND sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1. Kesalahan terletak pada kalimat kedua.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 2. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “kulihat disekililing tempat
wisata ini kelilingi pohon-pohon yang beringin tampak hijau dan indah
dipandang mata.” Penulisan huruf pertama kata kulihat dalam penulisannya
salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf
73
kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata kulihat ditulis menjadi
Kulihat. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Kulihat disekililing tempat
wisata ini kelilingi pohon-pohon yang beringin tampak hijau dan indah
dipandang mata.”
Tabel 4.21
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa RA
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Meja belajar yang berwarna
putih dengan gambar micky
mouse ini cocok dengan
Ruang kamar aku yang
berwarna unggu
(kalimat ke-5)
√ Meja belajar yang
berwarna putih dengan
gambar micky mouse
ini cocok dengan ruang
kamar aku yang
berwarna unggu
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa RA sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 1. Kesalahan terletak pada kalimat kelima.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 3.
Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Meja belajar yang berwarna putih
dengan gambar micky mouse ini cocok dengan Ruang kamar aku yang berwarna
unggu.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam
kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Pada kata Ruang dalam
penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital
karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata
Ruang ditulis menjadi ruang. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Meja
belajar yang berwarna putih dengan gambar micky mouse ini cocok dengan
ruang kamar aku yang berwarna unggu.”
74
Tabel 4.22
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa RAP
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Masih teringat ketika aku
beRlibuR ke Pantai
Sawarna.
(kalimat ke-1)
√ Masih teringat ketika
aku berlibuR ke Pantai
Sawarna.
2 Letak Pantai Sawarna ini
berada di Banten Selatan
dekat dengan peRbatasan
Provinsi Banten dan Jawa
Barat.
(kalimat ke-3)
√ Letak Pantai Sawarna
ini berada di Banten
Selatan dekat dengan
perbatasan Provinsi
Banten dan Jawa Barat.
3 Di sebelah kiri terlihat
tebing yang sangat tinggi
dan di sebelah kanan aku
bisa melihat dua batu karang
besar menyerupai piRamida
yang seolah-olah siap
menjaga gempuran ombak
yang datang setiap saat.
(kalimat ke-4)
√
Di sebelah kiri terlihat
tebing yang sangat
tinggi dan di sebelah
kanan aku bisa melihat
dua batu karang besar
menyerupai piramida
yang seolah-olah siap
menjaga gempuran
ombak yang datang
setiap saat.
Jumlah 3
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa RAP sebanyak 3 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2 dan 3. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalmia pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Masih teringat ketika aku
beRlibuR ke Pantai Sawarna.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital
75
dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.
Pada kata beRlibuR dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf
kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata
dalam kalimat. Jadi kata beRlibuR ditulis menjadi berlibur. Sehingga kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Masih teringat ketika aku berlibur ke Pantai
Sawarna.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “Letak Pantai Sawarna ini berada
di Banten Selatan dekat dengan peRbatasan Provinsi Banten dan Jawa Barat.”
Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Pada kata peRbatasan dalam penulisannya
salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf
kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata peRbatasan
ditulis menjadi perbatasan. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Letak
Pantai Sawarna ini berada di Banten Selatan dekat dengan perbatasan Provinsi
Banten dan Jawa Barat.”
3. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalmia keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan
kode 3. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Di sebelah kiri terlihat
tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan aku bisa melihat dua batu karang
besar menyerupai piRamida yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak
yang datang setiap saat.” Kesalahan pada penulisan huruf kapital dipertengahan
kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Pada kata
piRamida dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis dengan huruf kecil bukan
huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada pertengahan kata dalam
kalimat. Jadi kata piRamida ditulis menjadi piramida. Sehingga kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Di sebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di
sebelah kanan aku bisa melihat dua batu karang besar menyerupai piramida yang
seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat.”
76
Tabel 4.23
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa RP
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 dinding kantor di cat
berwarna putih.
(kalimat ke-2)
√ Dinding kantor di cat
berwarna putih.
2 ketika saya masuk, saya
melihat ada meja dan
laptop.
(kalimat ke-3)
√ Ketika saya masuk,
saya melihat ada meja
dan laptop.
Jumlah 2
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa RP sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat kedua dan
ketiga.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “dinding kantor di cat berwarna
putih.” Penulisan huruf pertama kata dinding dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital
dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata dinding ditulis menjadi
Dinding. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Dinding kantor di cat
berwarna putih.”
2. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat ketiga
Kalimat ketiga ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketiga “ketika saya masuk, saya melihat
77
ada meja dan laptop.” Penulisan huruf pertama kata ketika dalam penulisannya
salah, seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf
kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata ketika ditulis menjadi
Ketika. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Ketika saya masuk, saya
melihat ada meja dan laptop.”
Tabel 4.24
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa SN
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 sungguh pemandanganya
sangat indah.
(kalimat ke-5)
√ Sungguh
pemandanganya sangat
indah.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.24 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa SN sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 2. Kesalahan terletak pada kalimat kedua.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
2. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “sungguh pemandanganya sangat
indah.” Penulisan huruf pertama kata sungguh dalam penulisannya salah,
seharusnya ditulis dengan huruf kapital bukan huruf kecil karena huruf kapital
dipakai pada huruf pertama awal kalimat. Jadi kata sungguh ditulis menjadi
Sungguh. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Sungguh pemandanganya
sangat indah.”
78
Tabel 4.25
Analisis Kesalahan Penulisan Huruf Kapital dalam Paragraf Deskriptif
Siswa YS
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan 1 2 3 4 5 6 7
1 Airnya sangat jernih dan
berwarna biru disana ku
melihat Bunga-Bunga yang
indah.
(kalimat ke-2)
√ Airnya sangat jernih
dan berwarna biru
disana ku melihat
bunga-bunga yang
indah.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.25 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penulisan huruf kapital oleh siswa YS sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penulisan huruf kapital dengan kode 3. Kesalahan terletak pada kalimat kedua.
1. Kesalahan penulisan huruf kapital pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode
3. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “Airnya sangat jernih dan berwarna
biru disana ku melihat Bunga-Bunga yang indah.” Kesalahan pada penulisan
huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat, yang seharusnya ditulis dengan
huruf kecil. Pada kata Bunga-Bunga dalam penulisannya salah, seharusnya ditulis
dengan huruf kecil bukan huruf kapital karena huruf kapital tidak dipakai pada
pertengahan kata dalam kalimat. Jadi kata Bunga-Bunga ditulis menjadi bunga-
bunga. Sehingga kalimat dapat diperbaiki menjadi “Airnya sangat jernih dan
berwarna biru disana ku melihat bunga-bunga yang indah.
Selanjutnya kesalahan pada penggunaan tanda baca (tanda titik dan koma),
dari tiga puluh tulisan siswa ditemukan hanya tiga belas siswa yang melakukan
kesalahan pada penggunaan tanda baca. Berikut akan diuraikan frekuensisiswa
serta analisisnya pada penggunaan tanda baca dalam paragraf deskriptif.
79
Tabel 4.26
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa ASB
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Daerah luas dengan
hamparan tanaman hijau
bunga-bunga cantik yang
tertata rapi dan bebas polusi
(kalimat ke-6)
√ Daerah luas dengan
hamparan tanaman
hijau, bunga-bunga
tertata rapi, dan bebas
polusi
Jumlah 1
Keterangan aspek kode kesalahan:
A. Penghilangan tanda koma yang dapat dipakai untuk menghindari salah
baca/salah pengertian
B. Penghilangan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu didahului induk kalimatnya
C. Penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilang
D. Penghilangan tanda koma dibelakang kata/ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat seperti oleh karena itu, jadi,
meskipun, saat itu, namun, dll
E. Penghilangan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata tetapi, sedangkan, melainkan, dll
F. Penghilangan tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
sapaan
G. Penghilangan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukan waktu
Berdasarkan tabel 4.26 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa ASB sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode A. Kesalahan terletak pada kalimat keenam
80
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode C. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “Daerah luas dengan
hamparan tanaman hijau bunga-bunga cantik yang tertata rapi dan bebas polusi”
Kesalahan pada penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur perincian. Setelah
kata hijau seharusnya menggunakan tanda koma dan setelah kata rapi seharusnya
menggunakan tanda koma, karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda koma
dipakai diantara unsur-unsur perincian. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Daerah luas dengan hamparan tanaman hijau, bunga-bunga tertata rapi, dan
bebas polusi”
Tabel 4.27
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AZ
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Tepat pukul 6 aku
terbangun....
(kalimat ke-1)
√ Tepat pukul 06.00 aku
terbangun....
2 Masyarakat di desaku rata-
rata pekerjaannya sebagai
petani
(kalimat ke-6)
√ Masyarakat di desaku
rata-rata pekerjaannya
sebagai petani.
Jumlah 1 1
Berdasarkan tabel 4.27 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa AZ sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode F dan G. Kesalahan terletak pada kalimat
pertama dan keenam.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat pertama
81
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode G. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Tepat pukul 6 aku
terbangun....” Kesalahan pada penghilangan penggunaan tanda titik yang
menunjukan waktu, seharusnya pukul 6 dapat ditulis menjadi pukul 06.00. Karena
sesuai kaidah bahasa bahwa tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukan waktu. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Tepat pukul 06.00 aku terbangun....”
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode F. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “Masyarakat di desaku rata-
rata pekerjaannya sebagai petani” Kesalahan pada penghilangan tanda titik
diakhir kalimat. Pada akhir kalimat, setelah kata petani seharusnya menggunakan
tanda titik, karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Masyarakat di desaku rata-rata pekerjaannya sebagai petani.”
Tabel 4.28
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AN
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Kata guruku, jagalah
kebersihan supaya kita
nyaman belajar di kelas
(kalimat ke-6)
√ Kata guruku, jagalah
kebersihan supaya kita
nyaman belajar di
kelas.
Jumlah 1
82
Berdasarkan tabel 4.28 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa AN sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode F. Kesalahan terletak pada kalimat keenam.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode F. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “Kata guruku, jagalah
kebersihan supaya kita nyaman belajar di kelas” Kesalahan pada penghilangan
tanda titik diakhir kalimat. Pada akhir kalimat, setelah kata di kelas seharusnya
menggunakan tanda titik, karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Jadi kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Kata guruku, jagalah kebersihan supaya kita nyaman belajar
di kelas.”
Tabel 4.29
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa AYS
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Saat diperjalanan saya
melihat pohon-pohon
cemara burung yang
berkicau batu-batu besar di
atas bukit dan ada kobakan
air di bawah bukit.
(kalimat ke-2)
√ Saat diperjalanan saya
melihat pohon-pohon
cemara, burung yang
berkicau, batu-batu
besar di atas bukit, dan
ada kobakan air di
bawah bukit.
2 Banyak orang-orang disana
yang beRbuRu hewan
SePeRTi monyet buRung
ular dan babi.
(kalimat ke-4)
√ Banyak orang-orang
disana yang berburu
hewan seperti monyet,
burung, ular, dan babi.
Jumlah 2
83
Berdasarkan tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa AYS sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode C. Kesalahan terletak pada kalimat kedua
dan keempat.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
C. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “Saat diperjalanan saya melihat
pohon-pohon cemara burung yang berkicau batu-batu besar di atas bukit dan ada
kobakan air di bawah bukit.” Kesalahan pada penghilangan tanda koma diantara
unsur-unsur perincian. Setelah kata cemara seharusnya menggunakan tanda koma,
setelah kata berkicau seharusnya menggunakan tanda koma, dan setelah kata bukit
seharusnya menggunakan tanda koma. Karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda
koma dipakai diantara unsur-unsur perincian. Jadi kalimat dapat diperbaiki
menjadi “Saat diperjalanan saya melihat pohon-pohon cemara, burung yang
berkicau, batu-batu besar di atas bukit, dan ada kobakan air di bawah bukit.”
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode C. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Banyak orang-orang
disana yang berburu hewan seperti monyet burung ular dan babi.” Kesalahan
pada penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur perincian. Pada masing-
masing kata monyet burung ular dan babi seharusnya menggunakan tanda koma
dan ditulis menjadi monyet, burung, ular, dan babi. Karena sesuai kaidah bahasa
bahwa tanda koma dipakai diantara unsur-unsur perincian. Jadi kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Banyak orang-orang disana yang berburu hewan seperti
monyet, burung, ular, dan babi.”
84
Tabel 4.30
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa EL
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 angin tertiup menebarkan
aroma harumnya tumbuh-
tumbuhan di sekitar itu
(kalimat ke-6)
√ Angin tertiup
menebarkan aroma
harumnya tumbuh-
tumbuhan di sekitar itu.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.30 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa EL sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode F. Kesalahan terletak pada kalimat keenam
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode F. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “angin tertiup menebarkan
aroma harumnya tumbuh-tumbuhan di sekitar itu” Kesalahan pada penghilangan
tanda titik diakhir kalimat. Pada akhir kalimat, setelah kata disekitar itu
seharusnya menggunakan tanda titik, karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Jadi kalimat
dapat diperbaiki menjadi “Angin tertiup menebarkan aroma harumnya tumbuh-
tumbuhan di sekitar itu.”
85
Tabel 4.31
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa ER
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Tempat hewan yang
dikunjungi antara lain
jerapah gajah kijang monyet
gorila dan ular
(kalimat ke-6)
√ Tempat hewan yang
dikunjungi antara lain
jerapah, gajah, kijang,
monyet, gorila, dan ular
2 Hatiku senang karena bisa
melihat banyak hewan
dengan melihat secara
langsung
(Kalimat ke-7)
√ Hatiku senang bisa
melihat banyak hewan
secara langsung.
Jumlah 1 1
Berdasarkan tabel 4.31 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa ER sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode C dan F. Kesalahan terletak pada kalimat
keenam dan ketujuh.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat keenam ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode C. Kutipan yang terdapat pada kalimat keenam “Tempat hewan yang
dikunjungi antara lain jerapah gajah kijang monyet gorila dan ular” Kesalahan
pada penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur perincian. Pada kata jerapah
gajah kijang monyet dan gorila seharusnya menggunakan tanda koma dan ditulis
menjadi jerapah, gajah, kijang, monyet, dan gorila. Karena sesuai kaidah bahasa
bahwa tanda koma dipakai diantara unsur-unsur perincian. Jadi kalimat dapat
86
diperbaiki menjadi “Tempat hewan yang dikunjungi antara lain jerapah, gajah,
kijang, monyet, gorila, dan ular”
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat ketujuh
Kalimat ketujuh ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode F. Kutipan yang terdapat pada kalimat ketujuh “Hatiku senang karena bisa
melihat banyak hewan dengan melihat secara langsung” Kesalahan pada
penghilangan tanda titik diakhir kalimat. Pada akhir kalimat, setelah kata
langsung seharusnya menggunakan tanda titik, karena sesuai kaidah bahasa
bahwa tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi “Hatiku senang bisa melihat banyak hewan
secara langsung.”
Tabel 4.32
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa IP
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 aku tinggal bersama ibu
ayah kakak dan adik-adikku
(kalimat ke-2)
√ aku tinggal bersama
ibu, ayah, kakak, dan
adik-adikku
2 Bunga tersebut bermacam-
macam diantaranya warna
merah unggu Dan putih.
(kalimat ke-4)
√ Bunga tersebut
bermacam-macam
diantaranya warna
merah, unggu, dan
putih.
Jumlah 2
Berdasarkan tabel 4.32 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa IP sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
87
penggunaan tanda baca dengan kode C. Kesalahan terletak pada kalimat kedua
dan keempat.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat kedua
Kalimat kedua ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
C. Kutipan yang terdapat pada kalimat kedua “aku tinggal bersama ibu ayah
kakak dan adik-adikku” Kesalahan pada penghilangan tanda koma diantara unsur-
unsur perincian. Pada ibu ayah kakak dan adik-adikku seharusnya menggunakan
tanda koma dan ditulis menjadi ibu, ayah, kakak, dan adik-adikku. Karena sesuai
kaidah bahasa bahwa tanda koma dipakai diantara unsur-unsur perincian. Jadi
kalimat dapat diperbaiki menjadi “aku tinggal bersama ibu, ayah, kakak, dan
adik-adikku”
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode C. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “Bunga tersebut bermacam-
macam diantaranya warna merah unggu Dan putih.” Kesalahan pada
penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur perincian. Pada kata merah unggu
dan putih seharusnya menggunakan tanda koma dan ditulis menjadi merah,
unggu, dan putih. Karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda koma dipakai
diantara unsur-unsur perincian. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi “Bunga
tersebut bermacam-macam diantaranya warna merah, unggu, dan putih.”
Tabel 4.33
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa KR
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Saat itu suasana mendung
membuat ruangan kelasku
gelap tanpa cahaya.
√ Saat itu, suasana
mendung membuat
ruangan kelasku gelap
tanpa cahaya.
88
(kalimat ke-5)
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.33 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa KR sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode D. Kesalahan terletak pada kalimat kelima
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
D. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Saat itu suasana mendung
membuat ruangan kelasku gelap tanpa cahaya.” Kesalahan pada penghilangan
tanda koma dibelakang kata penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Setelah kata saat itu seharusnya menggunakan tanda koma dan ditulis
menjadi saat itu, Karena sesuai dengan kaidah bahasa bahwa tanda koma dipakai
dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi “Saat itu, suasana mendung
membuat ruangan kelasku gelap tanpa cahaya.”
Tabel 4.34
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa MS
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Disekeliling air terjun ini
terdapat pohon-pohon yang
tinggi membuat tempat ini
menjadi sejuk udara yang
segar serta tiupan angin
sepoi-sepoi
(kalimat ke-5)
√
Disekeliling air terjun
ini, terdapat pohon-
pohon yang tinggi
membuat tempat ini
menjadi sejuk, udara
yang segar, dan tiupan
angin sepoi-sepoi.
2 aku suka pemandangan √ Aku suka
pemandangan tempat
89
tempat wisata ini
(kalimat ke-6)
wisata ini.
Jumlah 1 1
Berdasarkan tabel 4.34 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa MS sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode A dan F. Kesalahan terletak pada kalimat
kelima dan keenam.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
A. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Disekeliling air terjun ini
terdapat pohon-pohon yang tinggi membuat tempat ini menjadi sejuk udara yang
segar serta tiupan angin sepoi-sepoi” Kesalahan pada penghilangan tanda koma
karena kalimat yang terlalu panjang sehingga menyulitkan pembaca untuk
membacanya. Setelah kata air terjun ini seharusnya menggunakan tanda koma,
setelah kata sejuk seharusnya mengggunakan tanda koma, dan setelah kata segar
seharusnya menggunakan tanda koma sehingga dapat ditulis menjadi air terjun
ini, sejuk, dan segar, Karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda koma dipakai
untuk menghindari salah baca. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi
“Disekeliling air terjun ini, terdapat pohon-pohon yang tinggi membuat tempat
ini menjadi sejuk, udara yang segar, dan tiupan angin sepoi-sepoi.”
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
F. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “aku suka pemandangan tempat
wisata ini” Kesalahan pada penghilangan tanda titik diakhir kalimat. Pada akhir
kalimat, setelah kata wisata ini seharusnya menggunakan tanda titik, karena sesuai
kaidah bahasa bahwa tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi “Aku suka
pemandangan tempat wisata ini.”
90
Tabel 4.35
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa MI
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Pemandangan alam di
pantai indah sekali disana
banyak pohon kelapa ombak
yang bagus dan pasir putih
yang sangat halus.
(kalimat ke-1)
√
√ Pemandangan alam di
pantai indah sekali.
Disana banyak pohon
kelapa, ombak yang
bagus, dan pasir putih
yang sangat halus.
2 ......namun jika siang hari
terasa panas dan gerah.
(kalimat ke-4)
√ .......namun, jika siang
hari terasa panas dan
gerah.
3 Jika sore hari terdengar
suara kicauan burung yang
menghias suara keindahan
pantai itu.
(kalimat ke-5)
√ Jika sore hari,
terdengar suara kicauan
burung yang menghias
suara keindahan pantai
itu.
Jumlah 1 1 1 1
Berdasarkan tabel 4.35 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa MI sebanyak 4 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode A, B, D dan F. Kesalahan terletak pada
kalimat pertama, keempat, dan kelima.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode A dan F. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Pemandangan alam
di pantai indah sekali disana banyak pohon kelapa ombak yang bagus dan pasir
putih yang sangat halus.” Pada kalimat tersebut setelah kata indah sekali
seharusnya menggunakan tanda titik, selanjutnya setelah kata pohon kelapa dan
91
sangat halus seharusnya menggunakan tanda koma. Jadi kalimat dapat diperbaiki
menjadi “Pemandangan alam di pantai indah sekali. Disana banyak pohon
kelapa, ombak yang bagus, dan pasir putih yang sangat halus.”
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keempat
Kalimat keempat ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode D. Kutipan yang terdapat pada kalimat keempat “namun jika siang hari
terasa panas dan gerah.” Kesalahan pada penghilangan tanda koma dibelakang
kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Setelah kata namun seharusnya menggunakan tanda koma, karena sesuai kaidah
bahasa bahwa tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Jadi kalimat dapat diperbaiki
menjadi “namun, jika siang hari terasa panas dan gerah.”
3. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
B. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Jika sore hari terdengar suara
kicauan burung yang menghias suara keindahan pantai itu.” Kesalahan pada
penghilangan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu didahului induk kalimatnya. Setelah kata jika sore hari
seharusnya menggunakan tanda koma, karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu didahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului oleh
kata penghubung bahwa, karena, agar, jika, walaupun, dll. Jadi kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Jika sore hari, terdengar suara kicauan burung yang
menghias suara keindahan pantai itu.”
92
Tabel 4.36
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa NA
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 .....genteng yang bocor
diganti menjadi yang baru
(kalimat ke-6)
√ .....genteng yang bocor
diganti menjadi yang
baru.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.36 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa NA sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode F. Kesalahan terletak pada kalimat keenam.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat keenam
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
F. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “...genteng yang bocor diganti
menjadi yang baru” Kesalahan pada penghilangan tanda titik diakhir kalimat.
Pada akhir kalimat, setelah kata yang baru seharusnya menggunakan tanda titik,
karena sesuai kaidah bahasa bahwa tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi “...genteng
yang bocor diganti menjadi yang baru.”
93
Tabel 4.37
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa SN
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 Rumahku sangat sederhana
tetapi aku dan keluargaku
sangat nyaman.
(kalimat ke-1)
√ Rumahku sangat
sederhana, tetapi aku
dan keluargaku sangat
nyaman.
Jumlah 1
Berdasarkan tabel 4.37 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa SN sebanyak 1 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode E. Kesalahan terletak pada kalimat pertama.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat pertama
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode E. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “Rumahku sangat sederhana
tetapi aku dan keluargaku sangat nyaman.” Kesalahan pada penghilangan tanda
koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, sedangkan, dll. Sebelum
kata tetapi seharusnya menggunakan tanda koma, karena sesuai kaidah bahasa
bahwa tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, sedangkan,
dll. Jadi kalimat dapat diperbaiki menjadi “Rumahku sangat sederhana, tetapi aku
dan keluargaku sangat nyaman.
94
Tabel 4.38
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Deskriptif
Siswa SY
No Kalimat Aspek Kesalahan
Perbaikan A B C D E F G
1 dan ada bunga yang warna
warni? di bawah air terjun
terasa sangat sejuk
(kalimat ke-3)
√ dan ada bunga yang
warna warni. Di bawah
air terjun terasa sangat
sejuk
2 Pohon yang hijau! begitu
indah pemandangan alam
ditempat wisata itu
(kalimat ke-5)
√ Pohon yang hijau.
Begitu indah
pemandangan alam
ditempat wisata itu
Jumlah 2
Berdasarkan tabel 4.38 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan
penggunaan tanda baca oleh siswa SY sebanyak 2 kali. Yaitu kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dengan kode F. Kesalahan terletak pada kalimat ketiga
dan kelima.
1. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat ketiga
Kalimat pertama ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan
kode F. Kutipan yang terdapat pada kalimat pertama “dan ada bunga yang warna
warni? di bawah air terjun terasa sangat sejuk.” Pada kalimat tersebut, kurang
tepat jika tanda tanya (?) dipakai untuk kalimat yang bukan pertanyaan, karena
dalam kaidah bahasa, tanda tanya hanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Seharusnya akan lebih tepat jika menggunakan tanda titik. Jadi kalimat dapat
diperbaiki menjadi “dan ada bunga yang warna warni. Di bawah air terjun
terasa sangat sejuk.”
95
2. Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat kelima
Kalimat kelima ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca dengan kode
F. Kutipan yang terdapat pada kalimat kelima “Pohon yang hijau! begitu indah
pemandangan alam ditempat wisata itu.” Pada kalimat tersebut kurang tepat jika
tanda seru (!) dipakai pada kalimat tersebut. Karena dalam kaidah bahasa, tanda
seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan ataupun emosi yang kuat. Seharusnya kalimat
tersebut akan lebih tepat jika menggunakan tanda titik. Jadi kalimat dapat
diperbaiki menjadi “Pohon yang hijau. Begitu indah pemandangan alam ditempat
wisata itu.”
Setelah frekuensi data dari tiap-tiap siswa serta analisisnya diuraikan,
maka dibuat rekapitulasi data untuk mempermudah pembaca melihat frekuensi
dari aspek-aspek kesalahan tiap-tiap siswa. Berikut rekapitulasi frekuensi
kesalahan siswa:
Tabel 4.39
Rekapitulasi Frekuensi Kesalahan Siswa pada Penulisan Huruf Kapital
dalam Paragraf Deskriptif
No Siswa Jenis Aspek Kesalahan
1 2 3 4 5 6 7
1 ASB 2 3 - - - - -
2 AH 1 5 - - - - -
3 AZ - 3 - - - - -
4 AN - - 5 - - - -
5 AR - 1 - - - - -
6 AYS - 1 3 - - - -
7 DD - 1 - - - - -
8 EL - 5 - 4 - - -
9 ER - 5 - - - - -
10 IN 1 2 4 - - - -
11 IP - 1 3 - - - -
96
12 IA - - 3 - - - -
13 JK - 1 1 - - - -
14 KR - - 2 - - - -
15 MS - 2 - - - - -
16 MI - 2 - - 1 - -
17 MJ - 1 1 - - - 1
18 NA 1 - - - 1 - -
19 NAU - 1 - - - - -
20 ND - 1 - - - 1 -
21 RA - - 1 - - - -
22 RAP - - 3 - - - -
23 RP - 2 - - - - -
24 SN - 1 - - - - -
25 YS - - 1 - - - -
Jumlah 5 36 26 4 2 1 1
Berdasarkan tabel di atas, agar lebih jelas jumlah kesalahan dalam paragraf
deskriptif pada penulisan huruf kapital, maka akan disajikan dalam bentuk
persentase sebagai berikut: Kode 1 yaitu kesalahan penulisan huruf pertama nama
khas geografi
x 100 = 6,66 %. Kode 2 yaitu kesalahan penulisan huruf kapital
pada huruf pertama awal kalimat
x 100 = 48 % Kode 3 yaitu kesalahan
penulisan huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat
x 100 = 34,66 %.
Kode 4 yaitu kesalahan penulisan huruf kapital disetiap kata dalam kalimat
x
100 = 5, 33 %. Kode 5 Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan kitab suci, nama Tuhan (kata ganti untuk
Tuhan)
x 100 = 2,66 %. Kode 6 yaitu penulisan huruf pertama nama tahun,
bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah
x 100 = 1,33 %. Kode 7 yaitu penulisan
huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan
x 100 = 1,33 %.
97
Berdasarkan persentase di atas, dapat dilihat bahwa kode 3 dan 4 memiliki
persentase terbesar sedangkan kode 6 dan 7 memiliki persentase terkecil. Berikut
akan disampaikan beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan pada penulisan
huruf kapital dengan persentase terbesar dan terkecil. Pembatasan ini dilakukan
karena begitu banyak dan beragamnya jenis aspek kesalahan pada penulisan huruf
kapital sehingga penulis hanya memilih dua kesalahan dengan persentase terbesar
dan terkecil.
1. Kesalahan Terbesar
Dapat dilihat dari persentase kesalahan pada kode 2, yaitu penulisan huruf
kapital pada huruf pertama awal kalimat memiliki kesalahan cukup besar yakni
sebesar 48 %. Berdasarkan tulisan siswa yang telah dianalisis, kesalahan tersebut
terlihat pada pemulaan kalimat, baik awal kalimat maupun pergantian kalimat.
Beberapa kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat banyak terjadi pada
saat siswa menuliskan kalimat baru (pergantian kalimat), kesalahan ini tidak akan
terjadi apabila siswa memperhatikan penghentian kalimat yang ditandai dengan
intonasi titik (.). Dengan kata lain bahwa setelah penghentian kalimat siswa harus
memulainya dengan huruf kapital. Ada beberapa indikasi mengapa kesalahan
pada penulisan huruf pertama awal kalimat ini masih sering terjadi kesalahan.
Pertama, adanya keterbiasaan dari siswa itu sendiri. Maksudnya keterbiasaan
siswa saat pergantian kalimat seringkali menulisnya dengan huruf kecil pada
huruf pertama kata dalam kalimat padahal seharusnya ditulis dengan huruf kapital.
Kedua, siswa tidak terlatih menulis huruf kapital pada huruf pertama awal
kalimat. Selanjutnya kesalahan pada kode 3 yaitu kesalahan penulisan huruf
kapital dipertengahan kata dalam kalimat dengan persentase 34,66 % hal ini
berarti kesalahan cukup besar diantara kode 1,4,5,6 dan 7. Beberapa indikasi
kesalahan ini terjadi Pertama, seringkali siswa melakukan kesalahan menulis
huruf kapital dipertengahan kata dalam kalimat sebelum di akhiri tanda titik yang
seharusnya ditulis dengan huruf kecil, adapun huruf-huruf yang sering muncul
yaitu /r/, d/, p/, s/, t/, b/, k/, m/, dan /h/. Tampaknya, siswa kurang terlatih dan
terbiasa menulis 9 huruf tersebut dengan baik dan benar. Kedua, dari gaya tulisan
98
siswa yang memang kurang memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik dan
benar dalam menulis.
2. Kesalahan Terkecil
Kesalahan terkecil ditemukan pada aspek kode 6 dan 7 yang masing-
masing memiliki persentase 1,33 %. Kode 6 yaitu kesalahan penulisan huruf
pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah. Sedangkan kode 7
yaitu kesalahan penulisan huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan.
Berdasarkan tulisan siswa yang telah dianalisis, kesalahan kode 6 dan 7 terkecil
karena penulisan huruf kapital ini sangat jarang digunakan dalam tulisan siswa
dalam paragraf deskriptif. Karena dari tulisan siswa terutama untuk kata yang
menunjukan nama tahun, bulan, dan hari raya ditemukan hanya pada satu siswa
saja yaitu ND sebanyak 1 kali tetapi untuk kata yang menunjukan kata petunjuk
kekerabatan seperti nama ayah, ibu, kakak, dan adik ditemukan dua siswa yaitu
MJ dan RA, siswa RA dalam penulisannya sudah benar namun siswa MJ
penulisannya salah sebanyak 1 kali.
Pada bagian ini, akan dibuat tabel rekapitulasi data untuk penggunaan
tanda baca, rekapitulasi ini bertujuan untuk mempermudah pembaca melihat
frekuensi dari tiap aspek-aspek kesalahan tanda baca. Berikut rekapitulasi
frekuensi kesalahan siswa dari tiap-tiap aspek pada tanda baca:
Tabel 4.40
Rekapitulasi Frekuensi Kesalahan Siswa pada Tanda Baca
dalam Paragraf Deskriptif
No Siswa
Jenis Aspek Kesalahan
A B C D E F G
1 ASB - - 1 - - - -
2 AZ - - - - - 1 1
3 AN - - - - - 1 -
4 AYS - - 2 - - - -
5 EL - - - - - 1 -
99
6 ER - 1 1 - - 1 -
7 IP - - 2 - - - -
8 KR - - - 1 - - -
9 MS 1 - - - - 1 -
10 MI 1 1 - 1 - 1 -
11 NA - - - - - 1 -
12 SN - - - - 1 - -
13 SY - - - - - 2 -
Jumlah 2 2 6 2 1 9 1
Berdasarkan tabel di atas, agar lebih jelas jumlah kesalahan dalam paragraf
deskriptif pada penggunaan tanda baca, maka akan disajikan dalam bentuk
persentase sebagai berikut: Kode A yaitu kesalahan penghilangan tanda koma
yang dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian
x 100 = 8,69
%. Kode B yaitu penghilangan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu didahului induk kalimatnya
x 100 = 8,69 %.
Kode C yaitu penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilang
x 100 = 26, 08 %. Kode D yaitu penghilangan tanda
koma dibelakang kata/ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat seperti oleh karena itu, jadi, meskipun, saat itu, namun, dll
x 100
= 8,69 %. Kode E yaitu penghilangan tanda koma untuk memisahkan kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, sedangkan, melainkan, dll
x
100 = 4,34 %. Kode F yaitu penghilangan tanda titik pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau sapaan
x 100 = 39,13 %. Kode G yaitu penghilangan
tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan
waktu
x 100= 4,34%.
100
Berdasarkan persentase data di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan pada
aspek kode C dan F memiliki persentase terbesar sedangkan aspek kode E dan G
memiliki persentase terkecil. Berikut akan disampaikan beberapa faktor yang
menyebabkan kesalahan pada penggunaan tanda baca dengan persentase terbesar
dan terkecil.
1. Kesalahan Terbesar
Berdasarkan persentase dapat dilihat kesalahan terbesar terdapat pada kode
F yaitu penghilangan tanda titik diakhir kalimat, sebanyak 39,13 %. Berdasarkan
tulisan siswa yang telah dianalisis, siswa yang melakukan kesalahan pada
penghilangan tanda titik diakhir kalimat, dapat diketahui ada beberapa indikasi
kesalahan ini terjadi pertama, ketidaktelitian siswa setelah akhir kalimat tidak
menggunakan tanda titik, padahal sesuai kaidah kebahasaan yang baik dan benar
setelah akhir kalimat menggunakan tanda titik. Kedua, ketidaktahuan beberapa
siswa akan penempatan tanda titik ketika akhir kalimat. Kemudian kesalahan
terbesar kedua terdapat pada kode C yaitu penghilangan tanda koma diantara
unsur-unsur dalam suatu perincian dengan persentase 26,08 %. Setelah dianalisis
dari tulisan siswa yang melakukan kesalahan pada kode C ini indikasinya sama
halnya dengan kode F yaitu karena adanya ketidaktelitian dan ketidaktahuan dari
diri siswa dalam penggunaan tanda koma. Hanya saja pada kode C ini jumlah
kesalahannya lebih sedikit yaitu 6 kesalahan sedangkan kode F berjumlah 9
kesalahan.
2. Kesalahan Terkecil
Kesalahan terkecil ditemukan pada aspek kode E dan G. Kode E yaitu
penghilangan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi, sedangkan, melainkan, dll sedangkan kode G yaitu
penghilangan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu. Kode E dan G memiliki persentase sama yaitu 3, 34 %. Hal
ini terjadi karena dari berbagai tulisan siswa yang telah dianalisis tanda baca ini
101
sangat jarang digunakan. Ditemukan hanya satu orang siswa yang melakukan
kesalahan dengan kode E yaitu siswa SN sedangkan pada kode G yaitu siswa AZ.
Kesalahan kode E kecil karena rata-rata kalimat yang digunakan dalam menulis
paragraf deskriptif ini hanya kalimat tunggal dan jarang sekali menggunakan
kalimat majemuk.
Adapun faktor lain penyebab kesalahan siswa:
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru bahasa Indonesia kelas V (terlampir),
dapat diketahui faktor-faktor lain yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan
pada penulisan huruf kapital tanda baca, yakni disebabkan karena motivasi belajar
siswa rendah, respon dan sikap siswa yang kurang baik selama proses belajar,
guru yang hanya menghandalkan metode ceramah dan lebih menekankan aspek
teoretikal dari pada keterampilan praktis bahasa tulis, dan materi ajar yang kurang
dipahami siswa siswa.1 Harus ada upaya guru dalam memperbaiki kesalahan
tersebut dengan mengkombinasikan metode pembelajaran yang ada agar
pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan. Namun tidak hanya upaya dari guru saja tetapi dari siswa pun
harus berlatih secara terus menerus, siswa dapat mengulang materi yang belum
dipahami, serta bertanya kepada teman atau guru tentang materi yang belum di
pahami. Karena dalam menulis bukan hanya sekedar menulis saja tetapi memiliki
aturan-aturan yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Penerapan penulisan huruf
kapital merupakan aturan-aturan yang harus ditaati oleh pemakai bahasa untuk
keteraturan dan keseragaman bentuk dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan
berpengaruh pada ketepatan dan kejelasan makna. Dengan demikian, penulis
dapat menyampaikan maksud yang ingin disampaikan melalui tulisannya.
Sedangkan tanpa tanda baca, dapat menyulitkan pembaca memahami tulisan,
mungkin juga mengubah maksud suatu kalimat.
1 Hasil wawancara antara peneliti dan guru kelas V SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor,
dilaksanakan pada Hari/Tanggal: Senin, 9 Juni 2014.
102
B. Interpretasi Data
Berdasarkan deskripsi data di atas, dari 30 tulisan siswa yang dianalisis
siswa yang melakukan kesalahan pada penulisan huruf kapital, menghasilkan
interpretasi data sebagai berikut: kesalahan terbesar yang paling sering dilakukan
siswa yaitu pada penulisan huruf pertama kata awal kalimat didapatkan 36
kesalahan dengan persentase 48 %. Kesalahan tersebut terlihat pada pemulaan
kalimat, baik awal kalimat maupun pergantian kalimat. Ada beberapa indikasi
penulisan huruf pertama awal kalimat ini masih sering terjadi kesalahan. Pertama,
adanya keterbiasaan dari siswa itu sendiri. Kedua, siswa tidak terlatih menulis
huruf kapital dengan baik dan benar pada huruf pertama awal kalimat maupun
saat pergantian kalimat.
Sedangkan pada tanda baca kesalahan terbesar yaitu pada penghilangan
tanda titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan/seruan didapatkan 9
kesalahan dengan persentase 39,13 %. Indikasi yang menyebabkan kesalahan ini
terjadi pertama, adanya ketidaktelitian siswa setelah akhir kalimat menggunakan
tanda titik sehingga siswa kurang memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik
dan benar. Kedua, ketidaktahuan siswa akan penempatan tanda titik ketika akhir
kalimat.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru, faktor lain yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan pada penulisan huruf kapital tanda
baca, yakni disebabkan karena motivasi belajar siswa rendah, respon dan sikap
siswa yang kurang baik selama proses belajar, guru yang hanya menghandalkan
metode ceramah dan lebih menekankan aspek teoretikal dari pada keterampilan
praktis bahasa tulis, dan materi ajar yang kurang dipahami siswa.
103
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai “Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Paragraf
Deskriptif Siswa Kelas V” maka, penulis dapat mengemukakan beberapa
simpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan interpretasi data, penulis dapat
mengemukakan simpulan yaitu:
1. Berdasarkan 30 tulisan siswa yang telah dianalisis, pada penulisan huruf
kapital, kesalahan terbesar yang paling sering dilakukan siswa yaitu pada
penulisan huruf pertama kata awal kalimat dengan persentase 48 %. Kesalahan
tersebut terlihat pada pemulaan kalimat, baik awal kalimat maupun pergantian
kalimat. Indikasinya Pertama, adanya keterbiasaan dari siswa itu sendiri.
Kedua, siswa tidak terlatih menulis huruf kapital dengan baik dan benar.
2. Sedangkan pada tanda baca kesalahan terbesar yaitu pada penghilangan tanda
titik pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan/seruan dengan persentase 39,13
%. Indikasinya pertama, adanya ketidaktelitian siswa. Kedua, ketidaktahuan
siswa akan penempatan tanda titik akhir kalimat.
3. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru, faktor lain yang menyebabkan
siswa melakukan kesalahan pada penulisan huruf kapital dan tanda baca, yakni
disebabkan karena motivasi belajar siswa rendah, respon dan sikap siswa yang
kurang baik selama proses belajar, guru yang hanya menghandalkan metode
ceramah dan lebih menekankan aspek teoretikal dari pada keterampilan praktis
bahasa tulis, dan materi ajar yang kurang dipahami siswa.
104
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan. Ada beberapa saran yang
diajukan oleh penulis, yaitu:
1. Bagi Guru
Guru mata pelajaran bahasa Indonesia harus meningkatkan kreativitas dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya pada materi penulisan huruf kapital dan
penggunaan tanda baca dengan mengkombinasikan metode pembelajaran yang
ada agar pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif dan menyenangkan.
2. Bagi Siswa
Siswa harus banyak-banyak membaca buku pedoman ejaan yang
disempurnakan dan memahaminya. Siswa mengikuti arahan yang diberikan
oleh guru dan lebih sering melatih keterampilan menulisnya. Siswa dapat
mengulang materi yang belum dipahami dan bertanya kepada teman atau guru.
Serta siswa tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan, yaitu kesalahan
penulisan huruf kapital dan tanda baca.
105
DAFTAR PUSTAKA
A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK Press, 2010
Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007
Anggraini, Asih, dkk. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006
Arifin, E. Zaenal, dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2008
Budinuryanta, Kasuriyanta, dan Imam Koerman. Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008
Cahayani, Isah. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2009
Cahayani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Universita Pendidikan Indonesia. 2007
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Baku EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) Terbaru. Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2010
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Umum EYD dan Dasar
Pembentukan Istilah. Jogyakarta: Diva Press, 2011
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2008
Kuntarto, Nanik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir. Jakarta: Mitra
Wancana Media, 2010
Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Jakarta Press. 2004
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press
Group, 2013
Tarigan, Henry Huntur, dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1998
Parera, JD. Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa.
Jakarta: Depdikbud IKIP Jakarta, 1997
106
Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama,
1997
Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.
Jakarta: Erlangga, 2009
Resmini, Novi, dkk. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya.
Bandung: UPI Press, 2006
Setyawati, Nanik. Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan Praktik. Jakarta:
Yuma Pusaka, 2010
Sudarno dan Eman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT
Hikmat Syahid Indah, 1986
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada,
2010
Sugono, Dendy, dkk. Kamus Bahasa Indonesia: Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2003
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, 1994
Profile Sekolah
SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor
A. Profil (Umum) Sekolah Dasar
Nama Sekolah : SD Negeri Sampay
No. Statistik Sekolah : 101020218051
Alamat Sekolah : Kp. Sampay
Desa Rabak
Kecamatan Rumpin
Kabupaten Bogor
Telepon/HP/Fax : 081314929078
Status Sekolah : Negeri
Nilai Akreditasi Sekolah : B (Baik )
Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Status Tanah : Hak Pakai
Luas Lahan/Tanah : 1760 m2
Luas Tanah Terbangun : 510 m2
Luas Tanah Siap Bangun : 500 m2
Waktu Belajar : 07.00-13.30
B. Tujuan, Visi, dan Misi
1. Tujuan
Kurikulum ini disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pendidikan di SD Negeri Sampay dalam upaya mencapai sekolah kategori
mandiri. Tujuan ini sejalan dengan delapan komponen Sekolah Standar
Nasional yang meliputi:
a. Standar Isi
1) Menjadi SD formal mandiri
2) Tercapainya kurikulum SD Negeri Sampay kab-Bogor mencakup:
a) Pemetaan SK dan KD
b) Pembuatan silabus dan RPP
c) RPP
3) Tersedianya kurikulum mencakup:
a) Silabus, SK, KD, dan Indikator
b) RPP
b. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Terpenuhinya profesionalisme dan kompetensi guru serta TU
sesuai SNP
2) Terlaksanaannya kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja guru
dan TU
c. Standar Proses
Terselanggaranya proses pembelajaran sesuai SNP, yakni agar dapat
memberi kesmpatan peserta didik untuk :
1) Belajar dengan menyenangkan, untuk memperoleh ilmu dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Belajar untuk memahami an menghayati makna hidup berbangsa,
bernegara, dan beragama
3) Belajar unutuk mampu melaksanakan dan berbuat kebaikan secara
efektif
4) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
5) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
belajar aktif, kreatif dan efektif, serta menyenangkan
d. Standar Sarana dan Prasarana
Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan
SNP
e. Standar Kompetensi Lulusan
1) Terselanggaranya proses pembelajaran sesuai SNP
2) Terpenuhinya kelulusan sesuai SNP
3) Terpenuhinya target kejuaraan pada lomba-lomba akademik dan
non akademik
f. Standar Pengelolaan
Tercapainya kualitas kelembagaan dan terciptanya managemen
pendidikan sesuai dengan MBS dan SNP
g. Standar Pembiayaan Pendidikan
Mewujudkan standar pembiayaan sesuai SNP
h. Standar Penilaian
Mewujudkan system standar pembiayaan sesuai SNP
2. Visi
Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, mandiri, dan
berlandaskan iman dan taqwa.
3. Misi
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan pembelajaran yang
berkualitasientasi pada membaca, menulis, berhitung, membiasakan
kemandirian anak, menanamkan budaya tertib, disiplin, dan
bertanggung jawab
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menuntaskan wajib
belajar 9 tahun
c. Membina dan membiasakan siswa berprilaku religius
d. Meningkatkan profesionalisme pelayanan pendidikan
e. Menerapkan teknologi bidang pendidikan
C. Kurikulum
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada sekolah harus memiliki pedoman
pengajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan
teratur. Agar pelaksanaan kurikulum berjalan dengan teratur, maka sekolah telah
menetapkan jumlah jam pada tiap-tiap mata pelajaran. Oleh karena itu, kurikulum
SD Negeri Sampay yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat
dengan KTSP dengan struktur kurikulum sebagai berikut:
Tabel 1
Struktur Kurikulum SD Negeri Sampay
Komponen Alokasi Waktu
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
Pendekatan
Tematik
3
2. PKn 2
3. Bahasa Indonesia 6
4. Matematika 6
5. IPA 4
6. IPS 3
7. SBK 4
8. Penjas Orkes 4
B. Muatan Lokal 2
1. Bahasa Sunda 2
2. Bahasa Inggris 2
3. PLH 2
C. Pengembangan Diri
2 1. Pramuka
2. Kesenian
Jumlah 28 29 30 38
Sumber: Berdasarkan Rapat Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus IV SD Negeri
Sampay Rumpin-Bogor.
D. Keadaan Tenaga Pengajar, Staff TU dan Penjaga Sekolah
Tenaga pengajar di SD Negeri Sampay berjumlah 19 orang dengan rata-
rata pegawai jenjang pendidikannya S1. Yang terdiri dari 9 orang tenaga pendidik
perempuan dan 6 orang tenaga pendidik laki-laki. Untuk Staff TU berjumlah 1
orang dan penjaga sekolah berjumlah 1 orang. Serta komite sekolah 1 orang dan
konselor 1 orang.
Tabel 2
Keadaan Pegawai SD Negeri Sampay
No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Bidang Studi
1 Subana S. Pd., MM. L S1 Kepala Sekolah
2 Nunung Nurjanah S. Pd. P S1 Wakil Kepsek
3 Didah Waridah, S. Pd. P S1 Guru Kelas
4 Siti Nuraeni, S. Pd. P S1 Guru Kelas
5 Mukhlis, S. Pd. L S1 Guru Kelas
6 Sri Hartati, S. Pd P S1 Guru Kelas
7 Dedi Supriadi, S. Pd. L S1 Guru Kelas
8 Atik Nurhayati, S. Pd. P S1 Guru Kelas
9 Neneng Nurjamilah P SMA Guru Kelas
10 Aqila Munawaroh P SMA Guru Kelas
11 Wawan Nurdin S. Pd. L S1 Guru Kelas
12 Murdiati S. Pd. P S1 Guru Kelas
13 Djamsu S. Pd. L S1 Guru Kelas
14 Gina Aulia Zahra, S. Pd. P S1 Guru Kelas
15 Muhdori, S. Pd. L S1 Guru Kelas
16 Judiman, S, Pd. L S1 Konselor
17 Mimi Maryami P SMA TU
18 Hudri Wijaya, S. Pd. L S1 Komite Sekolah
19 Sodikin L SMP Penjaga Sekolah
Sumber: Data sekolah SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor
E. Jumlah Siswa SD Negeri Sampay
Jumlah siswa SD Negeri Sampay adalah sebanyak 480 siswa. Yang terdiri
dari kelas I sebanyak 84 siswa, kelas II 66 siswa, kelas III 100 siswa kelas IV 92
siswa, kelas V 60 siswa, dan kelas VI 78 siswa. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di
bawah ini:
Tabel 3
Jumlah Peserta Didik Tahun 2014/2015
Kelas Jumlah Jumlah
Rombel
Jumlah
Rombel A Rombel B
I 42 42 2 84
II 33 33 2 66
III 50 50 2 100
IV 46 46 2 92
V 30 30 2 60
VI 39 39 2 78
Jumlah Seluruh Siswa 480
Sumber: Data sekolah SD Negeri Sampay Rumpin-Bogor
Kepala Sekolah
Lampiran
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V-B
No Nama Jenis
Kelamin Inisial
1 Ahmad Sopian Basir L ASB
2 Alip Haryadi L AH
3 Alzan Ziha L AZ
4 Andriana L AN
5 Aripin L AR
6 Ayi Soleh L AYS
7 Deden L DD
8 Erma Lusiana P EL
9 Erwin L ER
10 Ihwanudin L IN
11 Ipal Pahiyulllah L IP
12 Ismail Akbar L IA
13 Izhar Rahman L IR
14 Jajang L JJ
15 Jaki L JK
16 Krisna L KR
17 Mira Safitri P MS
18 Muhamad Iqbal L MI
19 Muhamad Juni L MJ
20 Muhamad Rohman L MR
21 Nuraisah P NA
22 Nuraida Audia P NAU
23 Nurdinah P ND
24 Rani P RA
25 Rifki Apipudin L RAP
26 Riska Anggraeni P RAN
27 Ruhyan Paud L RP
28 Siska Nurjanah P SN
29 Sri Yuningsih P SY
30 Yuha Supiana P YS
*Laki-laki = 20
Perempuan = 10
Jumlah Keseluruhan = 30
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Huruf Kapital
a. Apakah siswa pernah membuat paragraf deskriptif?
b. Bagaimana pemahaman siswa tentang menulis huruf kapital yang baik dan
benar apakah masih terjadi banyak kesalahan pada penulisan huruf kapital
dalam menulis?
c. Apa penyebab-penyebab siswa sering melakukan kesalahan pada penulisan
huruf kapital?
d. Bagaimana metode guru dalam menyampaikan materi tentang huruf
kapital?
e. Media apa saja yang digunakan guru dalam menyampaikan materi
penulisan huruf kapital?
f. Apakah ada kendala-kendala yang di hadapi siswa pada penulisan huruf
kapital yang baik dan benar dalam menulis paragraf?
g. Bagaimana evaluasi pembelajaran penulisan huruf kapital? Serta
bagaimana implementasi pembelajaran huruf kapital pada keseharian siswa
dalam menulis yang baik dan benar sesuai dengan ejaan?
2. Tanda Baca
a. Bagaimana pemahaman siswa tentang penggunaan tanda baca?
b. Apa sebab-sebab siswa melakukan kesalahan pada penggunaan tanda baca?
c. Metode seperti apa yang disampaikan guru dalam pembelajaran di kelas
pada materi tanda baca khususnya untuk tanda baca titik dan koma?
d. Media apa saja yang digunakan guru dalam menyampaikan materi tanda
baca khususnya tanda baca titik dan koma?
e. Apakah ada kendala-kendala yang di hadapi siswa dalam penggunaan tanda
baca dalam menulis paragraf?
HASIL WAWANCARA
Tahap : Sebelum Penelitian
Hari/Tanggal : Senin, 9 Juni 2014
Nara Sumber : Dedi Supriadi S. Pd
Tujuan : Untuk mengetahui keterampilan menulis siswa serta penulisan huruf kapital
dan penggunaan tanda baca.
1. Apakah siswa pernah membuat paragraf deskriptif?
Jawaban: Nara sumber menuturkan bahwa siswa sudah pernah membuat paragraf
deskriptif namun jika peneliti ingin melakukan penelitian mengenai kemampuan siswa
menulis paragraf deskriptif peneliti harus memberikan pemahaman lagi mengenai
paragraf deskriptif beserta contohnya hal ini bertujuan agar siswa memiliki gambaran
tentang paragraf deskriptif
2. Bagaimana pemahaman siswa tentang menulis huruf kapital yang baik dan benar apakah
masih terjadi banyak kesalahan pada penulisan huruf kapital dalam menulis?
Jawaban: Nara sumber menuturkan bahwa Siswa akan menulis sesuai dengan EYD jika
guru seringkali megingatkan siswa jika tidak diingatkan mereka akan melakukan
kesalahan berulang-ulang. Namun ada saja dari beberapa siswa walaupun sudah
diingatkan masih melakukan kesalahan hal ini mungkin dari pemahaman siswa tentang
penulisan huruf kapital masih kurang bagus
3. Apa penyebab-penyebab siswa sering melakukan kesalahan pada penulisan huruf
kapital?
Jawaban: Nara sumber menuturkan pertama, pemahaman siswa tentang penulisan huruf
kapital kurang bagus walaupun guru mengingatkan namun ada dari beberapa siswa
melakukan kesalahan. Kedua, siswa tidak terbiasa menulis sesuai kaidah EYD. Ketiga,
pihak sekolah tidak menyediakan buku pedoman EYD di kelas.
4. Bagaimana metode guru dalam menyampaikan materi tentang huruf kapital?
Jawaban: Nara sumber menuturkan kebanyakan paling ceramah
5. Media apa saja yang digunakan guru dalam menyampaikan materi penulisan huruf
kapital?
Jawaban: Nara sumber menuturkan tidak ada media yang digunakan dalam
penyampaian materi huruf kapital
6. Apakah ada kendala-kendala yang di hadapi siswa pada penulisan huruf kapital yang
baik dan benar dalam menulis paragraf?
Jawaban: Nara sumber menuturkan kendala yang dihadapi karena ketidakterbiasaan
siswa kurang memperhatikan huruf kapital sehingga mereka kesulitan untuk memahami
EYD dan pihak guru juga merasa bosan jika harus mengingatkan terus tapi respon
siswanya kurang sedangkan menulis tidak hanya menulis paragraf saja yang harus baik
dan benar penulisannya namun disetiap pelajaran juga ada aktivitas menulis.
7. Bagaimana evaluasi pembelajaran penulisan huruf kapital? Serta bagaimana
implementasi pembelajaran huruf kapital pada keseharian siswa dalam menulis yang baik
dan benar sesuai dengan ejaan?
Jawaban: Nara sumber menuturkan evaluasi pembelajaran huruf kapital dan
impelmentasinya bersifat penugasan yaitu menulis paragraf. Namun setelah dikoreksi
dari hasil tulisan guru menyadari bahwa kesalahan itu pasti ada karena berbedaan
karakter siswa, respon siswa juga ada yang cepat menangkap apa yang disampaikan guru
ada juga yang biasa saja ada juga yang tidak sedangkan yang tidak cepat mengakap
pelajaran mereka suka enggan untuk bertanya, guru seringkali memberikan kesempatan
untuk bertanya memang rata-rata mereka memilih untuk diam.
Setelah melakukan wawancara pada masalah huruf kapital selanjutnya peneliti melakukan
wawancara untuk masalah tanda baca. Berikut hasil wawancara yang telah peneliti lakukan:
6. Bagaimana pemahaman siswa tentang penggunaan tanda baca?
Jawaban: Nara sumber menuturkan bahwa pemahaman siswa tentang tanda baca rata-
rata sudah cukup baik berdasarkan pengalaman saat guru menjelaskan materi siswa cepat
memahami apa yang disampaikan. Di lihat dari segi tulisan siswa pun mereka sudah
mengerti penampatan tanda titik dan tanda koma yang memang sering muncul dalam
tulisan siswa. Namun ada saja dari beberapa yang terkadang suka terlupa seperti pada
kurang penggunaan tanda koma.
7. Apa sebab-sebab siswa melakukan kesalahan pada penggunaan tanda baca?
Jawaban: Nara sumber menuturkan karena rata-rata siswa memang sudah memahami
menggunaan tanda baca khususnya untuk tanda titik dan koma jadi untuk sebab sebab
siswa melakukan kesalahan tanda baca mungkin karena terlupa dan kurang ketelitian dari
siswa makanya kerap ada saja kesalahan yang dibuat siswa.
8. Metode seperti apa yang disampaikan guru dalam pembelajaran di kelas pada materi
tanda baca khususnya untuk tanda baca titik dan koma?
Jawaban: Nara sumber menuturkan metode yang digunakan hanya ceramah
9. Media apa saja yang digunakan guru dalam menyampaikan materi tanda baca khususnya
tanda baca titik dan koma?
Jawaban: Nara sumber menuturkan media yang digunakan dalam materi tanda baca teks
cerita, dalam teks cerita tersebut tidak menggunakan tanda baca jadi siswa diminta untuk
melangkapi tanda baca yang tepat yang seharusnya digunakan.
10. Apakah ada kendala-kendala yang di hadapi siswa dalam penggunaan tanda baca dalam
menulis paragraf?
Jawaban: kadangkala ada beberapa siswa sulit untuk merangkai kata-kata apa yang akan
mereka tulis dalam paragraf tersebut sehingga ketika pelajaran selesai siswa kadang
terlupa menggunaan tanda bacanya karena kerterbatasan waktu.
Berdasarkan hasil wawancara nara sumber menuturkan bahwa siswa sudah pernah membuat
paragraf deskriptif namun dalam penulisannya masih banyak terjadi kesalahan seperti
penulisan huruf kapital dan tanda baca. Siswa akan menulis sesuai dengan EYD jika guru
seringkali megingatkan siswa jika tidak diingatkan mereka akan melakukan kesalahan
berulang-ulang. Namun ada saja dari beberapa siswa walaupun sudah diingatkan masih
melakukan kesalahan hal ini mungkin dari pemahaman siswa tentang penulisan huruf kapital
masih kurang bagus. Nara sumber pun menuturkan penyebab siswa melakukan kesalahan
yaitu pertama, kurangnya pemahaman siswa tentang penulisan huruf kapital yang baik dan
benar
DOKUMENTASI