ANALISIS KERJA SAMA DAN KEMAMPUAN KREATIVITAS SISWA …
Transcript of ANALISIS KERJA SAMA DAN KEMAMPUAN KREATIVITAS SISWA …
77
ANALISIS KERJA SAMA DAN KEMAMPUAN KREATIVITAS
SISWA KELAS V SD PADA MATERI EKOSISTEM
Anjas wiharti1) & Nur Ngazizah2)
Universitas Muhammadiyah Purworejo
ABSTRAK
Kemampuan kerja sama dan kemampuan kreativitas siswa dalam materi
ekosistem baru terbatas pada pembuatan produk atau karya hanya menggunakan
plastisin dan masih individu. Hal tersebut belum sesuai dengan kebutuhan siswa
dalam penerapannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Kerja sama merupakan
suatu kegiatan atau aktivitas yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan
memiliki target atau tujuan dalam jangka waktu tertentu yang dapat mengurangi
biaya, tenaga, dan waktu dalam pengerjaannya dalam kerja sama, sedangkan
kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta atau menemukan ide yang
kemudian dapat diciptakan dalam sebuah produk yang dapat menghasilkan
sesuatu yang baru. Tujuan penelitian ini untuk mengefektifkan kemampuan kerja
sama dan kreativitas pada siswa kelas V SD pada materi ekosistem. Dengan
menggunakan metode tes, wawancara, dan dokumentasi untuk mencapai aspek
kemampuan tersebut. Hasil yang didapat dalam aspek pada kerja sama meliputi
tanggung jawab, koordinasi, bertukar informasi, fokus pada tugas, dan
komunikasi masih rendah. Selain itu, aspek pada kreativitas meliputi kemampuan
mencari informasi, kemampuan mengembangkan informasi, keluwesan
menerapkan informasi, originality, dan kemampuan mengevaluasi juga masih
rendah. Berdasarkan hasil tersebut perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
keefektifan kemampuan kreativitas dan kerja sama siswa pada materi ekosistem
kelas V SD.
Kata Kunci: Kerja sama, Kreativitas, dan Sekolah Dasar
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan
yang sudah atau belum dimiliki sebelumnya yang kemudian dikembangkan atau
dipahami lebih dalam agar dapat melakukan perubahan lebih baik. Pembelajaran
dalam pendidikan disesuaikan dengan kurikulum, silabus dan perangkat
pembelajaran agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dalam pencapaian kemampuan sendiri melalui pembelajaran bembelajaran
tertentu sesuai dengan apa yang dihendaki dalam suatu pencapaian kemampuan.
Kemampuan merupakan suatu pencapaian individu dalam melakukan suatu tugas.
Kemampuan setiap siswa berbeda – beda sesuai dengan kemampuan dari siswa
78
tersebut. Kemampuan siswa dalam kurikulum 2013 saat ini meliputi, kemampuan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengasosiasikan. Contoh
kemampuan yang dibutuhkan siswa diantaranya kemampuan kerja sama dan
kreativitas. Kemapuan kerja sama merupakan kemampuan untuk menyatukan atau
mengabungkan dua individu atau lebih untuk melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan kreativitas adalah upaya menciptakan ide
atau gagasan kedalam produk baru atau produk yang sudah ada sebelumnya atau
menjadi baru. Kemampuan kerja sama dan kreativitas merupakan hal yang
penting yang dibutuhkan oleh siswa Sekolah Dasar. Seperti pada siswa kelas atas
yang seharunya sudah dapat melakukan kegiatan kerja sama dan kreativitas
dengan baik.Kemampuan kerja sama sendiri dapat di terapkan di berbagai aspek
pembelajaran baik di dalam kelas juga diluar kelas. Sedangkan kemampuan
kreativitas dapat menggunkan barang bekas dan kegiatan pembelajaran yang
menarik denagn mengembangkan pola pikir siswa untuk menimbulkan kreativitas
siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di kelas V Sekolah Dasar,
penerapan indikator dari kemampuan kerja sama yakni tanggung jawab,
koordinasi, bertukar informasi, fokus pada tugas, dan komunikasi. Sedangkan
indikator dari kreativitas meliputi kemampuan mencari ide, kemampuan
mengembangkan ide, keluwesan menerapkan ide, originality, dan kemampuan
mengevaluasi. Hal tersebut dikarenakan guru belum memunculkan adanya kerja
sama anatar siswa dan belum adanya keluwesan dalam kreativitas yang
dimunculkan atau di kembangkan siswa dimana siswa masih menggunakan
plastisin dan kegiatan masih bersifat individu, sehingga kemampuan yang dimiliki
siswa terhambat dan siswa tidak bisa belajar secara maksimal. Pemahaman konsep
sudah cukup baik, akan tetapi belum sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kerja sama dan kreativitas
materi ekosistem pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Subjek dalam penelitian
yaitu siswa kelas V SD Negeri Kepatihan tahun pelajaran 2019/2020 dengan
79
jumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu observasi dan wawancara.
Pembelajaran IPA
Pembelajaran mengandung dua karakteristik utama, yakni bahwa 1)
proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal yang
menghendaki aktivitas siswa untuk berpikir 2) pembelajaran diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya
kegiatan berpikir itu dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan yang
mereka kontruksi sendiri (Abidin, 2016: 2). IPA berkaitan dengan cara mencari
tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga mata pembelajaran
IPA bukan semata hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (Astuti 2015: 37). Sulthon (2016: 39) menambahkan pembelajaran IPA
tidak bisa dengan cara menghafal atau pasif mendengarkan guru menjelaskan
konsep namun siswa sendiri yang harus melakukan pembelajaran melalui
percobaan, pengamatan dan bereksperimen secara aktif yang akhirnya akan
terbentuk kreativitas dan kesadaran untuk menjaga dan memperbaiki gejala-gejala
alam yang terjadi untuk selanjutnya membentuk sikap ilmiah yang pada gilirannya
akan aktif untuk menjaga kestabilan alam ini secara baik dan lestari.Dalam
pembelajaran IPA tidak terlepas dari hanya menghafal akan tetapi harus
melakukan pembelajaran melalui percobaan, pengamatan dan bereksperimen
secara aktif yang akhirnya akan terbentuk kreativitas sehingga dapat memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam proses pembelajaran.
Kemampuan Kerja Sama
Kerja sama merupakan kegiatan menyatukan dua orang atau lebih dengan
tujuan bersama untuk melaksanakan kegitan lebih mudah. Dengan kerjasama
semua kegiatan atau aktifitas yang ditempuh semakin cepat dan bisa terlaksana
dengan baik dan akan memperoleh keuntungan atau manfaat dari orang lain
(Kusuma, 2018: 29). Berdasarkan uraian di atas bahwa aspek yang terkandung
dalam kerja sama antara lain: 1) Dua orang atau lebih, artinya kerja sama dapat
dilakukan jika minimal ada dua orang atau pihak yang melakukan kesepakatan.
80
Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran
dari kedua orang atau kedua pihak yang melakukan kerjasama. 2) Aktivitas,
menunjukkan bahwa kerjasama tersebut terjadi apabila adanya suatu aktivitas
yang dikehendaki bersama. 3) Tujuan/ target, merupakan aspek yang menjadi
sasaran dari kerjasama usaha tersebut. Tujuan tersebut dapat dirasakan atau
diterima oleh kedua pihak. 4) Jangka waktu tertentu, menunjukkan bahwa
kerjasama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya ada kesepakatan kedua pihak
kapan kerjasama itu berakhir (Kisworo, dkk 2019: 69). Indikator kerjasama
menurut Mardatillah dan Hermin (2018: 387) komunikasi, koordinasi, kooperasi,
dan bertukar informasi. Setyaningrum, dkk (2019: 275) indikator kerja sama
meliputi komunikasi, koordinasi, kontribusi, toleransi, tanggungjawab, dan
motivasi.
Kemampuan Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang komplek, yang
menimbulkan berbagai perbedaan pandangan, perbedaan tersebut terletak pada
bagaimana kreativitas itu di definisikan (Abdullah, 2016: 37). Setiawan (2017: 4)
kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta atau menghasilkan karya seni
yang baru dengan berbekal pada kemampuan keterampilan dan imajinasi yang
dimiliki. Indikator-indikator kreativitasmenurut Sari (2018) memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi, memiliki kepercayaan diri, berani mengungkapkan pendapat,
dan memiliki ketekunan yang tinggi, dan mempunyai daya imajinasi yang tinggi.
Aini, dkk (2018: 4) keluwesan, kelancaran, elaboration dan originality.
Sedangkan indikator kreativitas matematis adalah sebagai berikut: 1) kelancaran
(fluency), 2) fleksibilitas (flexibility), 3) keaslian (novelty) Setiawan dan Rusgianto
(2017: 43).
Materi Ekosistem
Semua makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar makhluk
hidup. Sebuah lingkungan terdiri atas bagian yang hidup (biotik) dan bagian tak
hidup (abiotik). Bagian yang hidup di sebuah lingkungan terdiri atas tumbuhan,
hewan, dan makhluk hidup lainnya. Bagian lingkungan yang tak hidup terdiri atas
81
cahaya matahari, air, udara dan tanah. Cahaya matahari dapat menghangatkan
udara, air, dan tanah agar mencapai suhu yang sesuai kebutuhan hidup makhluk
hidup. Cahaya matahari juga membantu tumbuhan membuat makanan. Air dan
tanah merupakan bagian penting dari sebuah lingkungan. Air yang turun dalam
bentuk hujan, meresap ke dalam tanah. Air di dalam tanah ini akan dimanfaatkan
oleh tumbuhan yang hidup di atasnya dan makhluk hidup kecil lainnya yang hidup
di dalam tanah. Bagian hidup dan tak hidup di sebuah lingkungan saling
berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. Interaksi antara makhluk hidup
dan benda-benda tak hidup di sebuah lingkungan disebut ekosistem. Ekosistem
tersusun atas individu, populasi, dan komunitas. Individu adalah makhluk hidup
tunggal, misalnya seekor kambing, seekor burung, dan sebuah pohon cemara.
Tempat individu tinggal disebut habitat. Populasi adalah kumpulan individu
sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh, di sebuah kolam, terdapat
populasi ikan, populasi tumbuhan teratai, dan populasi lumut. Sementara itu
komunitas adalah populasi makhluk hidup di suatu daerah tertentu. Contoh
komunitas adalah komunitas sungai dan komunitas padang rumput.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Kepatihan tahun pelajaran
2019/2020 dengan jumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu observasi dan wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil observasi di SD Negeri Kepatihan yakni kemampuan kerja
sama dan kreativitas masih rendah. Pada kegiatan yang masih individu yang
dilakukan di kelas belum muncul adanya koordinasi dan bertukar informasi serta
sikap tanggung jawab, fokus pada tugas dan komunikasi yang masih rendah. Pada
kegiatan koordinasi ditandai dengan tidak adanya kerja sama antar siswa dikelas,
dan siswa terlihat pasif dalam penggerjaan tugas tanpa adanya saling tukar
informasi atau diskusi anatar siswa. Kegiatan pembelajaran terlihat pasif dan
pembelajaran masih bersifat individu yang seharunya bisa dikerjakan bersama-
sama. Sikap tanggung jawab sudah muncul ketika siswa mengerjakan tugas dan
82
fokus pada tugas akan tetapi komunikasi yang disampaikan siswa masih kurang
jelas atau belum sesuai dengan apa yang dikerjakan siswa. Pada kreativitas produk
yang dibuat siswa juga belum sesuai dengan kebutuhan indikator pembelajaran.
Pada kemampuannya mencari ide masih tergolong lama karena belum dapat
mengerjakan secara cepat, kemudian dalam mengembangkan ide tersebut masih
kurang sesuai dengan ide apa yang di dapat sebelumnya. Dalam keluwesan belum
seimbang antara ide dan produk nyata yang dibuat dan masih bersifat menjiplak
dan belum bisa mengevaluasi dari apa yang sudah dibuat dalan kreativitasnya.
Dalam kegiatan wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa
menunjukan bahwa guru belum mampu menggunakan media dengan baik, selain
itu guru juga belum trampil dalam mengelola model pembelajaran yang
seharusnya diberikan pada saat proses belajar mengajar yang sesuai. Pada
wawancara terhadap siswa menunjukan bahwa siswa masih belum memahami
secara menyeluruh kegiatan pembelajaran yang menari. Kegiatan yang jarang
dilakukan secara berkelompok dan kegiataan proyek yang jarang dilakukan pada
saat pembelajaran dikelas. Sehingga indikator-indikator pembelajaran belum
terpenuhi secara maksimal dalam proses pencapaian belajar mengajar siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan observasi dan wawancara pada kelas V SD Negeri 1
Kepatihan dapat disimpulkan bahwa penerapan indikator kerja sama yakni
bertanggung jawab pada tugas, koordinasi, bertukar informasi, fokus pada tugas
dan komunikasi belum maksimal. Untuk indikator kreativitas seperti kemampuan
mencari ide, mengembangkan ide, keluwesan ide, originality, dan mengevaluasi
juga masih rendah. Sehingga guru perlu memaksimalkan semua indikator dalam
pembelajaran baik di dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
Pembelajaran bisa dilakukan dengan guru lebih trampil dalam penggunaan
perangkat pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran yang menarik lainnya. Hal tersebut menjunjukan bahwa perlu
adanya penelitian selanjutnya agar yang dibutuhkan siswa dapat disesuaikan
dengan pembelajaran yang siswa lakukan dikelas.
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. (2017). Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam
Pemanfaatan Media Pembelajaran. Lantanida Journal. 4(1), 35.
Abidin, Y. (Ed). (2016). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung. PT. Refika Aditama.
Aini, Q., Lesmono, A. D., & Wahyuni, S. (2015). Pembelajaran Fisika
Menggunakan Model Project Based Learning Dengan Memanfaatkan.
Jurnal Pembelajaran Fisika, 7(1), 1–7.
Astuti, R. (2015). Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pengolahan Limbah
Menjadi Trash Fashion Melalui PjBL. Jurnal Pendidikan Biologi, 8(2), 37.
Firda M. H. B. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Untuk Melatihkan Kerjasama Peserta Didik. Inovasi Pendidikan Fisika.
7(3), 385–389.
Kisworo, D. A., Wasitohadi, W., & Rahayu, T. S. (2019). Perbedaan Efektivitas
Group Investigation Dengan Problem Based Learning Terhadap Kerjasama
Siswa Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Gugus Joko Tingkir. Jurnal
Basicedu, 3(1), 66–75.
Kusuma, A. W. (2018). Meningkatkan Kerjasama Siswa dengan Metode Jigsaw.
Universitas Muhammadiyah Malang, 7(1), 26–30.
Sari, W. P., Hidayat, A., &Kusairi, S. (2018). Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa SMA dalam Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) pada Materi
Fluida Statis. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan,
3(6), 751–757.
Setiawan, B. (2017). Kreativitas dan Inovasi Seni Pertunjukan Sebagai Jembatan
Membangun Multikultur: Studi Kasus Masyarakat Kota Mataram. Jurnal
Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional, 23(1), 1–14.
Sulthon. (2016). Pembelajaran IPA yang Efektif dan Menyenangkan Bagi Siswa
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Elementary, 4(1), 38–54.
Setiawan, A, Rusgianto Heri Santosa (2017). Efektivitas Model Problem Based
Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kreativitas
Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(6), 41-47.
Styaningrum, dkk. (2019). Media Quizlet Live dalam Pembelajaran Ilmu Sosial
Untuk Meningkatkan Kerjasama Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan dan Pembelajaran, 256-262.