ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB...

81
ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI BANDARLAMPUNG (Studi kasus pada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah) (Skripsi) Oleh ANNISA HIDAYATI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2019

Transcript of ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL

PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI BANDARLAMPUNG

(Studi kasus pada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah)

(Skripsi)

Oleh

ANNISA HIDAYATI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2019

Page 2: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

ABSTRACT

ANALYSIS PARTNERSHIP OF PROGRAM NATIONAL TUBERCULOSIS

CONTROL IN BANDARLAMPUNG

(Case study on Bandarlampung City Health Office and SSR Community TB-

HIV Care 'Aisyiyah)

by

Annisa Hidayati

The partnership between the Bandarlampung City Health Office and SSR Community

TB-HIV Care 'Aisyiyah originated from the high cases of tuberculosis in the city of

Bandarlampung, to reduce the number of tuberculosis cases in Bandarlampung we

conducted the partnership. This study uses the concept collaboration partnership

indicators and model of partnership. The method used in this research is descriptive

research type with qualitative approach. Data collected by interview, documentation

and observation. This study aims to determine the collaboration partnerships and

models of partnership that exists between the Bandarlampung City Health Office with

SSR Community TB-HIV Care 'Aisyiyah. Based on research that has been done the

results obtained such a partnership is included into a collaborative partnership because

already includes five indicators that is, create a program together, partner brings

resources, discussions between partners, partners promoting transparency, and deep

partnership. Besides that the partnership model used is a mutualism partnership model,

because the partnership has been mutually beneficial to each other. This partnership

would be better if there are active volunteers in all districts, the provision of a stable

budget for SSR Community TB-HIV Care 'Aisyiyah, community environmental

improvement in Bandarlampung, the holding of Bandarlampung City Health Office

should do the evaluation to all health centers in Bandarlampung, as well as the

necessary improvements in the implementation of the work system of volunteer SSR

Community TB-HIV Care 'Aisyiyah.

Keywords: Tuberculosis, Partnerships, Communities, Civil Society, Community

Organizations

Page 3: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

ABSTRAK

ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL

PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI BANDARLAMPUNG

(Studi kasus pada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community

TB-HIV Care ‘Aisyiyah)

By

Annisa Hidayati

Kemitraan antara SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah dengan Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung berawal dari tingginya kasus Tuberkulosis di Kota

Bandarlampung, untuk menekan angka kasus Tuberkulosis di Bandarlampung maka

dilakukanlah kemitraan antara kedua belah pihak. Penelitian ini menggunakan konsep

indikator kolaborasi kemitraan dan model kemitraan. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kolaborasi kemitraan dan model kemitraan

yang terjalin antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dengan SSR Community

TB-HIV Care ‘Aisyiyah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil yang

didapat ialah kemitraan tersebut termasuk kedalam kemitraan yang kolaboratif karena

telah mencakup 5 indikator yaitu, menciptakan program bersama-sama, mitra

membawa sumber daya, diskusi antar mitra, mitra mengedepankan transparansi, dan

kemitraan mandalam. Serta model kemitraan yang digunakan ialah model mutualism

partnership, karena kemitraan telah saling memberikan manfaat bagi satu sama lain.

Kemitraan ini akan lebih baik apabila terdapat relawan aktif disemua kecamatan,

pemberian anggaran yang stabil bagi SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah oleh

Pemerintah Kota, perbaikan lingkungan masyarakat Kota Bandarlampung,

diadakannya evaluasi rutin sebulan sekali dari pihak Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung kepada semua Puskesmas di Kota Bandarlampung, serta perlu adanya

perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja relawan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah.

Kata kunci: Tuberkulosis, Kemitraan, Komunitas, Civil Society, Organisasi

Masyarakat

Page 4: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL

PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI BANDARLAMPUNG

(Studi kasus pada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah)

Oleh

ANNISA HIDAYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2019

Page 5: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)
Page 6: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)
Page 7: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)
Page 8: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Annisa Hidayati namun kerap

disapa Ocha sejak kecil, lahir di Kota Bandarlampung

tanggal 26 Mei 1997. Penulis merupakan anak bungsu

dari dua bersaudara, yang dilahirkan oleh pasangan

Ayahanda Bedri Nasnur dan Ibunda Beti Zuliawaty.

Meski lahir dan besar di Lampung penulis bukan

bersuku Lampung asli, namun bersuku campuran yaitu

Suku Minang dari Ayahanda dan Suku Lampung dari Ibunda. Pada tahun 2001

penulis mulai mengenyam pendidikan Taman Kanak-Kanan di TK Al-Kautsar.

Kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2003-2009 di SD Al-

Kautsar. Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Kautsar pada tahun

2009-2012. Sekolah Menengan Akhir di SMA Al-Kautsar pada tahun 2012-2015.

Kemudian diterima di Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Ilmu Administrasi Negara pada tahun 2015 melewati jalur undangan

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menimba ilmu di Universitas Lampung, penulis juga turut aktif dalam

beberapa organisasi kemahasiswaan. Keikutsertaan penulis dalam organisasi

kampus dimulai sejak penulis bergabung dengan divisi Humas (Hubungan

Masyarakat) Himagara (Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara) FISIP

Universitas Lampung pada saat Semester 1, kemudian bergabung dengan Divisi

Page 9: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

Pendagra (Pendapatan Negara) di semester 3, dan terakhir bergabung dengan Divisi

Mikat (Minat dan Bakat) pada semester 5. Penulis juga cukup aktif dalam mengikut

beberapa acara kemahasiswaan di HIMAGARA, salah satunya menjadi

Koordinator Acara pada kegiatan WISMAGARA (Wisata Mahasiswa Administrasi

Negara). Selanjutnya, penulis juga bergabung dengan organisasi kerohanian FSPI

(Forum Studi Pengembangan Islam) FISIP Universitas Lampung sebagai anggota

dari divisi Humas (Hubungan Masyarakat). Tidak hanya organisasi di Fakultas

namun penulis juga sempat aktif dalam organisasi BEM (Badan Eksekutif

Mahasiswa) Universitas tepatnya pada Kementerian SOSPOL (Sosial dan Politik).

Perjalan panjang dalam masa perkuliahan telah penulis lalui di kampus tercinta.

Semua ini dilakukan penulis semata-mata karena ingin membahagiakan kedua

orang tua, meski banyak masalah dan ujian yang dihadapi namun penulis tetap

yakin bahwa ujian tersebut merupakan salah satu pernak pernik kehidupan yang

harus dihadapi, karena penulis yakin semua ujian dan masalah yang ada selalu

memberikan pelajaran tersendiri bagi perjalanan hidup penulis.

Page 10: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

MOTTO

INNASHOLATI WANUSUKI WAMAHYAHYA WAMAMATI

LILLAHIRABBILALAMIN

MAN JADDA WAJADA…..

نم ر م م ب لم ىف م ب ف ى وه م ليبم ى بلم

“Barangمsiapaمyang keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan

Allah hingga ia pulang“

(HR.Turmudzi)

HAKUNA MATATA

“NoمWorries,مforمtheمrestمofمyourمdays”

(The Lion King)

Forget what hurt you, but never forget what it taught you

(Annisa Hidayati)

Nyatakan perasaan, hentikan penyesalan, maafkan kesalahan, tertawakan

kenangan, kejar impian. Hidup terlalu singkat untuk dipakai meratap

(Fiersa Besari)

Jangan menunggu, takkan pernah ada waktu yang tepat

(Napoleon Hiils)

Find your name and find your voice by speaking yourself

(BTS)

Page 11: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Maha syukur ku kepada Allah SWT, atas segala hikmat, nikmat dan

kekuatan jiwa yang tak pernah lelah berjalan bersama langkah-langkah kecil

ku sepanjang hidup ini

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang menyayangiku:

Ayah dan Ibu Tercinta

Yang selalu memberikan kekuatan untuk menjalani semua proses ini dan yang

selalu memberikan dukungan, nasehat, dan kasih sayangnya yang tiada henti.

Kakakku, Achmad Taufik Sa’id

Yang selalu memberikan semangat dan contoh baik

Segenap keluarga besar yang selalu mencurahkan dukungan dan doanya kepadaku

Sahabat-sahabat yang selalu ada dan setiap menemaniku saat suka maupun duka

Para dosen dan Civitas Akademika

Yang telah memberikan bekal ilmu, dukungan, dan doa agar bisa sukses

Kedepannya

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 12: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT beserta

segala limpahan rahmat, karunia, dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kemitraan dalam Program

Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Bandarlampung (Studi kasus pada

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah“. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana (S1) pada Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-

besarnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis

selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak pembaca yang

penulis dapat berkembang di masa yang akan datang. Penulis telah banyak

menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai

wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selau Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu

Politik Universitas Lampung.

Page 13: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

2. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung

yang telah membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis semasa

kuliah.

3. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Pubik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung

sekaligus Dosen Pembimbing Kedua skripsi penulis, terimakasih atas

bimbingan dan kebesaran hati kepada penulis selama masa bimbingan.

4. Ibu Dr. Novita Tresiana, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah mencurahkan kesabaran, masukan, saran dan nasehat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dwi Wahyu Handayani, S.IP, M.Si selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan berbagai kritik, saran, dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan dan menyempurnakan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan perhatian dan arahan kepada penulis selama menjadi

Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik.

7. Segenap dosen pengajar atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan, dan

para staff yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis selama

kuliah.

8. Ibu Aning Triningrum, Ibu Pristi Wahyu Diawati, Bapak Sudiyanto, Ibu

Sefti Handayani, Ibu Rahmawati, Ibu Etin Suhetin, Ibu Sari Astiti, Mas

Rudi, Dik Fika atas kerjasamanya dalam membantu penulis melakukan

penelitian dan mencari data selama proses skripsi.

Page 14: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

9. Kedua orang tua ku Ayahanda Bedri Nasnur terimakasih atas curahan uang

jajan selama ini beserta kebutuhan finansial lain yang tak terduga. Ibunda

Beti Zuliawaty dengan segala omelan kasih sayang dan setia menemani

penulis selama proses turun lapang serta doa yang tak pernah terhenti

dicurahkan kepada penulis selama hidup.

10. Kakakku Achmad Taufik Sa’id yang tidak terlalu banyak berkontribusi

dalam proses penulisan skripsi, namun selalu setia dalam urusan antar

mengantar serta jemput menjemput penulis, sungguh jasamu lebih banyak

daripada babang gojek langgananku.

11. Ayu Gustida Fajrin teman penulis semasa masih ingusan di Sekolah Dasar,

yang selalu setia dan ada saat penulis membutuhkan teman curhat,

terimakasih atas jasa telingamu yang tak bosan mendengar cerita ku.

12. Rohmah Khoerunnisa a.k.a mamach a.k.a baymax a.k.a chipo, terimakasih

atas segala motivasi dan kata-kata bijakmu yang selalu membantuku bangkit

disetiap saat-saat terpurukku.

13. Maryam, teman seper-ketoprak-kan terimakasih walau tak banyak

memotivasi aku berterimakasih telah menjadi temanku sejak SMA hingga

sekarang, dan selalu meluangkan waktumu saat mudik lebaran

14. Hastin Barokah Marolina, jangan kebanyakan pacaran urus dulu skripsi itu.

Nandita Ibelia, jangan buru-buru nikah nikmatin dulu masa muda ntar lu

nikah ngurus anak aja kerjaannya. Novrizal Ilham Pahlawan, jangan chat

gua kalo gak penting!. Muhammad Leo Andhika Chandra, jangan lupa

diurus skripsinya terutama bang leo ayo wisuda bareng lumutan ntar

kelamaan di unila. Thanzilul Putri Pratami, teman seper KPOP anku yang

Page 15: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

tak kenal waktu, cuaca dan situasi. Terimakasih atas cerita dan moment

yang tidak akan pernah kulupakan semasa kuliah.

15. Bima Pratama Putra, terimakasih telah menjadi contoh yang baik untuk

penulis dalam menjalani kehidupan kampus, serta motivasi dan kesabaran

yang selalu diberikan kepada penulis selama ini. Kalau bukan karena anda

saya tidak akan mulai ngerjain skripsi mas, jangan lupa semangat

skripsiannya mas, ingat pelaut handal tidak lahir di laut yang tenang

16. Amira Faradhina Pranantya, Edwin Saputra dan Muhammad Vareza

Pratama, teman-teman semasa belum mengenal apa itu liptint, lipmatte, BB

cream, moisturazier. Semoga kita selalu diberikan kesempatan untuk tetap

bertemu di setiap liburan.

17. Bagus Seno Aji, Cindy Nurul Hafsari, Annisa Safira Fitri, semoga kalian

diberikan kemudahan dan jalan untuk memulai dan mengakhiri skripsi

kalian masing-masing, bisnis boleh tapi jangan lupa sks guys.

18. Pasukan KKN 2015 Desa Sinar Saudara, Kecamatan Wonosobo, Kelurahan

Tanggamus, Aron Fiero Siregar, Muhammad Zaenal Hasly, Regiana

Revilia, Tiya Muthia, Welly Nurul Apreliani. Terimakasih atas kenangan

selama di Desa KKN, teman-teman yang sudah kuanggap sebagai saudara

senasib selama KKN, semoga kita bisa bertemu lagi setelah masing-masing

sukses aamiin..

19. Ade Rahma Putri dan Karina Veby Edithia, teman teman sepergaulan yang

luar biasa rempong kalau bertemu, kurang-kurangin rempongnya ya.

Semoga kalian cepat di pertemukan dengan jodoh masing-masing.

Page 16: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

20. Putri Rahayu, Vera Yusnita, Rika Yuliana teman seperbimbingan,

terimakasih atas kerjasamanya selama ini. Ayo kita sama-sama wisuda

bulan Mei.

21. Aulia Rossa Henita, Desy Hilma, Dwi Ambar Prastiwi, Gita Angga Resti

dan Irma Ayu Sundari, teman seperjuangan sejak jaman maba. Ingetkan kita

dulu masih bersepuluh, walaupun sudah memiliki jalan sendiri-sendiri

sekarang. Semangat nyusun skirpsinya jangan males-malesan khususnya

buat lu Ambar jangan pacaran mulu kerjaannya.

22. Sinta Febriani, Agustina Pratiwi, Andini Ramadhanti, Nurma Sawi

Wahyuni, Anggita Agustin, Indah Febriani, Melanie Gusti dan Maharani

Zaihan, teman teman seper-musholah-an yang luar biasa sangat sabar dalam

menjalani bimbingan skripsi, saya belajar sangat banyak dengan kalian

23. Vincensius Soma Ferrer dan Ari Saputra, kalau bukan kalian saya tidak akan

tahu betapa enak nya makanan di kantin FKIP terimakasih atas kenangan

dan bantuan aspirasi selama penulis melakukan kegiatan belajar di kampus.

24. Teman-teman ATLANTIK (Angkatan Tujuh Belas Administrasi Publik)

Dewi Pratiwi, Wahyu Setia Rini, Pradita Irwandari, Reza Ardhia Cahyani,

Rohani Juliana Sihotang, Ajeng Faradhina, Aziz Ibronsyah, Dedi Sonata,

Yuan Hadi Pangesti, Anggi Angel, Bestha Lady, Berzha Nova, Cindy Weny

Sagita, Tiara Mustika, Ria Yuliana, Meika Permata Sari, Muhammad

Ferdinan Putra, Choliyan Eranda, Muhammad Adhan Yuditira, Ogi

Arnaldo, Ganda Aulia Wicaksana, Hawim Dwi Putra serta teman-teman lain

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 17: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

25. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Terimakasih atas

segala dukungannya.

Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis meminta maaf apabila ada kesalahan

yang disengaja ataupun tidak disengaja. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandarlampung, 28 Maret 2019

Penulis,

Annisa Hidayati

Page 18: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

DAFTAR ISI Halaman

Cover ..............................................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................ ii

Daftar Tabel .................................................................................................... v

Daftar Gambar ............................................................................................... vi

Daftar Istilah .................................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

II. TINJAUAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 11

B. Tinjauan tentang Kemitraan ........................................................... 13

1. Konsep Kemitraan .................................................................... 13

2. Jenis Kemitraan ........................................................................ 15

3. Model Kemitraan ..................................................................... 18

C. Tinjauan tentang Komunitas .......................................................... 20

1. Konsep Komunitas ................................................................... 20

2. Model Komunitas dan Masyarakat Sipil .................................. 24

D. Tinjauan tentang Civil Society ...................................................... 28

1. Konsep Civil Society ................................................................ 28

2. Konsep Organisasi Masyarakat ................................................ 29

E. Kerangka Fikir ............................................................................... 32

Page 19: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

iii

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ..................................................................................... 36

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 37

C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 40

D. Sumber Data Penelitian ........................................................................ 41

E. Informan Penelitian .............................................................................. 41

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43

G. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 45

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 46

I. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ................................................................................. 51

1. Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ......................................... 51

1) Profil Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ......................... 51

2) Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ............. 52

3) Tujuan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ....................... 53

4) Program Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung ..................... 54

2. Gambaran Umum Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah ............... 55

1) Profil Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah ........................... 55

2) Visi dan Misi Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah .............. 57

3) Program dan Kegiatan Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah 57

3. Gambaran Umum Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 58

1) Tujuan .................................................................................... 58

2) Strategi Utama Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis ........................................................................... 58

3) Strategi Khusus Program Nasional Pengandalian

4) Tuberkulosis ........................................................................... 59

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 61

1) Hasil Kolaborasi Kemitraan ..................................................... 61

a) Menciptakan Program Bersama-sama ............................... 62

b) Mitra Membawa Sumber Daya untuk Solusi .................... 67

c) Diskusi antar Mitra ............................................................ 75

d) Mitra Mengedepankan Transparansi ................................. 80

Page 20: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

iv

e) Kemitraan Bersifat Mendalam .......................................... 87

2) Hasil Model Kemitraan ............................................................ 94

a) Pseudo Partnership ........................................................... 94

b) Mutualism Partnership ...................................................... 99

c) Conjugation Partnership ................................................... 107

C. Pembahasan ......................................................................................... 112

1) Pembahasan Produktivitas Kemitraan...................................... 112

a) Menciptakan Program Bersama-sama ............................ 112

b) Mitra Membawa Sumber Daya untuk Solusi .................. 114

c) Diskusi antar Mitra.......................................................... 117

d) Mitra Mengedepankan Transparansi ............................... 120

e) Kemitraan Bersifat Mendalam ........................................ 122

2) Pembahasan Model Kemitraan ................................................ 126

a) Pseudo Partnership ......................................................... 127

b) Mutualism Partnership ................................................... 129

c) Conjugation Partnership................................................. 133

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 135

B. Saran ..................................................................................................... 137

Daftar Pustaka .................................................................................................. 139

Page 21: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Penelitian Terdahulu ................................................................. 11

2. Tabel Informan ..................................................................................... 42

3. Tabel Dokumentasi .............................................................................. 44

4. Tabel Matriks Pembahasan Menciptakan Program Bersama............... 65

5. Tabel Matriks Pembahasan Mitra Membawa Sumber Daya ............... 71

6. Tabel Matriks Pembahasan Diskusi antar Mitra .................................. 78

7. Tabel Matriks Pembahasan Transparansi............................................. 83

8. Tabel Matriks Pembahasan Kemitraan Bersifat Mendalam................. 91

9. Tabel Matriks Pembahasan Pseudo Partnership ................................. 97

10. Data jumlah pasien positif Tuberkulosis di setiap PKM ...................... 101

11. Tabel Matriks Pembahasan Mutualism Partnership ............................ 103

12. Tabel Matriks Pembahasan Conjugation Partnership ......................... 109

Page 22: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Lampung ................................... 4

2. Jumlah Kasus Tuberkulosis SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah Bandarlampung .................................................................. 6

3. Jumlah Kasus Tuberkulosis Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung .. 7

4. Hubungan Kemitraan Sektor public, Swasta dan Masyarakat ............. 17

5. Kerangka Pikir ..................................................................................... 35

6. Observasi Program yang di Laksanakan .............................................. 64

7. Observasi Pencarian Suspek oleh Relawan.......................................... 67

8. Observasi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi...................................... 75

9. Observasi Kemitraan Mendalam ......................................................... 87

10. Temuan Positif TB Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah ................... 90

11. Observasi Kontrol yang Dilakukan Para Relawan ............................... 102

Page 23: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

DAFTAR ISTILAH

BTA : Bakteri Tahan Asam (jenis Pemeriksaan

Tuberkulosis

Business Process Outsourcing : Melibatkan kontrak operasi dan tanggung

jawab proses bisnis tertentu ke penyedia

layanan pihak ketiga

Case holding : Kepatuhan dan kelangsungan pengobatan

pasien

Common bound : Ikatan bersama

DM : Diabetel Militus

DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse

Fasyankes : Fasilitas Layanan Kesehatan

HIV : Human Immunodeficiency Virus

INH : Isonikotinil Hidrazid (obat pencegahan

Tuberkulosis)

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

Mycobakterium Tuberkulosis : Virus yang menularkan penyakit

Tuberkulosis

NGO : Non Government Organization/ Organisasi

Non Pemerintah

ODHA : Orang dengan HIV/AIDS

ORNOP : Organisasi Non Pemerintah

PAL : The Practical Approach to Lung Health/

Teknis Pendekatan Praktis Kesehatan Paru

PIS – PK : Program Indonesia Sehat melalui

Pendekatan Keluarga

PKM : Pusat Kesehatan Masyarakat

PVO’s : Private Voluntary Organization /

Organisasi swasta yang bersifat sukarela

Screening : Proses pemeriksaan seluruh anggota

keluarga yang tinggal satu rumah dengan

pasien Tuberkulosis

Shareholders : Pemegang saham

SIRS dan SIM RS : Sistem Informasi Rumah Sakit

Sputum : Sample dahak

Surveilans : Public Health Surveillance, adalah suatu

kegiatan yang dilakukan secara terus

menerus berupa pengumpulan data secara

Page 24: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

viii

sistematik, analisis dan interpretasi data

mengenai suatu peristiwa yang terkait

dengan kesehatan untuk digunakan dalam

tindakan kesehatan

TB : Tuberkulosis (Penyakit yang disebabkan

virus yang disebarkan melalui percikan

udara)

TBC : Tuberculosis/Tuberkulosis

TB MDR : Multi Drag Resistance, fase lanjutan dari

Tuberkulosis, dimana pengobatan mulai

memakai jarum suntik

UPK : Unit Pelayanan Kesehatan

VCT : Voluntary Counselling and Testing

Page 25: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan sedang giat-giatnya

dilakukan di Indonesia, pembangunan kesehatan merupakan bagian dari

pembangunan nasional. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan juga merupakan salah satu

modal manusia (human capital) yang sangat diperlukan dalam menunjang

pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan merupakan prasyarat bagi

peningkatan produktivitas. Pelayanan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh

pemerintah adalah, kesehatan, pendidikan dasar, bahan kebutuhan pokok

masyarakat (Mahmudi, 2015:220).

Salah satu pembangunan kesehatan ialah dengan menangani berbagai macam

penyakit menular berbahaya. Beberapa penyakit menular berbahaya yang perlu

penanganan pemerintah ialah Human Immuno Deficiency (HIV), Acquired Human

Immuno Deficiency (AIDS), Malaria, Tuberkulosis, dan lain-lain. Penanganan

penyakit menular berbahaya ini menjadi salah satu tujuan MDG’S (Millenial

Page 26: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

2

Development Goals) yaitu, tujuan nomor 6 “Menangani penyakit menular

berbahaya seperti HIV, AIDS, Malaria, dan lain-lain”. Kemudian dilanjutkan

dengan SDG’s (Suistable Development Goals) tujuan nomor 3 yaitu “Kehidupan

sehat dan sejahtera”. Tuberkulosis atau TB termasuk kedalam penyakit mematikan

terbesar kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Berdasarkan laporan WHO Global

Tuberculosis Report 2016, Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan

China sebagai negara dengan jumlah pasien Tuberkulosis terbanyak di dunia.

Tuberkulosis disebut-sebut sebagai penyebab kematian utama dan angka kesakitan

dengan urutan teratas setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Indonesia.

Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat Tuberkulosis di

Indonesia. Lebih lanjut, survei memperkirakan kasus Tuberkulosis di Indonesia

sebanyak 647 per 100.000 orang atau diperkirakan setara 1.600.000 kasus

Tuberkulosis (http://www.depkes.go.id/article/print/18030700005/rakerkesnas-

2018-kemenkes-percepat-atasi-3-masalah-kesehatan.html, diakses pada 10

Oktober 2018 pukul 22:10 WIB).

Lebih dari itu, penyakit ini umumnya ditemukan pada masyarakat yang memiliki

tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah, hidup di wilayah kumuh, dan memiliki

pola hidup yang tidak sehat. Hal ini dikarenakan Tuberkulosis ialah penyakit

menular berbahaya yang penyebaran penyakitnya paling mudah, yaitu dengan

percikan air yang keluar saat berbicara, bersin maupun batuk. Oleh sebab itu,

Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang menjadi target pembangunan yang

harus segera diatasi serta menjadi perhatian di seluruh dunia salah satunya ialah di

Indonesia.

Page 27: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

3

Beberapa upaya ditingkat global yang telah dilakukan untuk menanggulangi

penyakit Tuberkulosis diwujudkan dalam Stop TB Partnership. Stop TB

Partnership merupakan kemitraan global untuk mendukung negara-negara di dunia

meningkatkan upaya pememberantasan Tuberkulosis, menurunkan angka kematian

dan kesakitan akibat Tuberkulosis, serta menjabarkan apa yang perlu dilakukan

untuk mencapai rencana global dalam hal pemberantasan Tuberkulosis. Kemitraan

di Indonesia yang terjalin berawal dari kemitraan antara The Global Fund (salah

satu organisasi yang dibuat oleh PBB untuk membantu negara-negara yang

membutuhkan) dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang

kemudian bekerjasama dengan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan membuat sebuah

program melalui Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yaitu SR (sub

recipient) Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah untuk di provinsi dan SSR (sub sub

recipient) Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah untuk di kota, sedangkan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuat Program Nasional

Pengendalian Tuberkulosis dan menurunkan program ini kepada Dinas Kesehatan

di seluruh kota maupun provinsi di Indonesia sebagai penyedia sarana dan

prasarana penanggulangan Tuberkulosis di masyarakat sedangkan Pimpinan Pusat

‘Aisyiyah menurunkan kepada Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah di seluruh kabupaten

atau kota di Indonesia dalam membantu penyedia pelayanan Tuberkulosis di

masyarakat (Kemenkes RI, 2011:21).

Seiiring dengan dibuatnya Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis

Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan sebuah peraturan dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2009 Tentang

Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) sebagai landasan hukum dalam

Page 28: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

4

upaya pemberantasan Tuberkulosis di Indonesia. Bandarlampung menjadi salah

satu kota yang ikut melaksanakan Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis

dan menjalin kemitraan antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dengan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah sendiri telah berlangsung sejak Januari 2014

hingga sekarang. Bandarlampung adalah kota dengan jumlah kasus Tuberkulosis

terbanyak di Provinsi Lampung, berikut data tentang jumlah kasus Tuberkulosis di

Provinsi Lampung

Gambar 1. Jumlah Kasus Tuberkulosis di Provinsi Lampung 2015-2017

Sumber: Olah data dari Depkes.go.id, Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2018

Gambar 1 menunjukkan jumlah kasus Tuberkulosis paru di setiap kabupaten/kota

di Provinsi Lampung. Berdasarkan gambar tersebut Kota Bandarlampung ialah kota

yang paling banyak terdapat penderita Tuberkulosis, hal ini menunjukkan bahwa

kasus Tuberkulosis sudah termasuk ke dalam kategori penting di Lampung.

Pemerintah juga menyelenggarakan Program Nasional Penanggulangan

0

200

400

600

800

1000

1200

Page 29: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

5

Tuberkulosis yang wajib dijalankan disemua provinsi dan kabupaten di Indonesia

melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat. Bandarlampung merupakan

salah satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang menerapkan Program Nasional

Pengendalian Tuberkulosis yang didukung dengan Peraturan Daerah Kota

Bandarlampung Nomor 03 Tahun 2018 Bab 3 Pasal 4 Poin 2A Tentang Pencegahan

dan Penanggulangan Penyakit Menular yang berbunyi “Penyakit menular langsung

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: a. Tuberkulosis (TB); b.

Hepatitis dan infeksi saluran pencernaan; c. Influensa; d. Campak; e. Difteri; f.

Polio; g. Rubella; h. Tetanus; i. Kolera; j. Meningitis; k. Human Immunodeficiensi

Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS); l. Infeksi menular

seksual (IMS); m. Kusta; n. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)”.

Perkiraan kasus Tuberkulosis MDR (tahap lanjutan dari Tuberkulosis) di Indonesia

per tahun adalah 6.800 kasus. Jumlah terduga Tuberkulosis MDR yang telah diobati

tahun 2015 sebanyak 1.547 kasus. Saat ini layanan bagi Tuberkulosis MDR telah

tersedia 34 Rumah Sakir Rujukan di 26 Provinsi, 13 Rumah Sakit Sub Rujukan dan

1.050 Fasyankes (Fasilitas Layanan Kesehatan) Satelit. Pelayanan Tuberkulosis

MDR di Provinsi Lampung terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul

Moeloek, sedangkan Rumah Sakit Rujukan Nasional untuk kasus Tuberkulosis

MDR adalah Rumah Sakit Umum Persahabatan Jakarta. Akses layanan

Tuberkulosis semakin meningkat, sejumlah 9.075 Puskesmas (95%) dan 999

Rumah Sakit (62%) telah menyediakan layanan Tuberkulosis sesuai standar

program (https://dinkes.lampungprov.go.id/toss-tb/, diakses pada 2 Agustus 2018).

Meningkatnya akses fasilitas layanan Tuberkulosis di Indonesia haruslah diiringi

dengan peningkatan kualitas pelayanan. Salah satu peningkatan kualitas pelayanan

Page 30: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

6

ialah dengan melakukan kerjasama atau kemitraan yang sinergis antara lembaga-

lembaga baik di dalam maupun di luar birokrasi pemerintahan. Lembaga tersebut

meliputi private sector (sektor swasta) dan civil society (masyarakat sipil) baik

dengan swasta maupun dengan masyarakat. Seperti hal nya pelaksanaan program

nasional pengendalian Tuberkulosis yang tidak hanya dijalankan oleh sektor

pemerintah saja dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung melainkan

dijalankan pula oleh masyarakat atau civil society dalam hal ini ialah SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung yang merupakan salah satu

program dari organisasi masyarakat ‘Aisyiyah. Kemitraan yang terjalin dengan

SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung membuat Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung lebih cepat dan tanggap dalam mencari pasien

yang masih belum menyadari bahwa dirinya terjangkit virus Tuberkulosis, hal ini

dibuktikan pada tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Jumlah Kasus Tuberkulosis SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung

Sumber: Olah data dari Comunity TB-HIV Care Aisyiyah, 2018

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

2015 2016 2017

Suspek TB Positif TB

Page 31: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

7

Tabel 2. Jumlah Kasus Tuberkulosis Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

Sumber: Olah data dari Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, 2018

Terdapat perbedaan tabel 1 dan tabel 2, hal ini dikarenakan kinerja SSR Community

TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung ialah dengan mencari suspek atau orang

diduga menderita Tuberkulosis yang apabila ditemukan maka para relawan dari

SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Kota Bandarlampung akan melakukan

test sputum (tes dahak), apabila hasil test menunjukkan positif maka suspek tersebut

akan masuk ke dalam kolom berikutnya yaitu kolom positif Tuberkulosis. Setelah

pasien tersebut dinyatakan positif Tuberkulosis maka peran dari relawan SSR

Community TB HIV Care ‘Aisyiyah ialah dengan menjadi Pengawas Minum Obat

serta melakukan kontrol rutin bersama pasien ke puskesmas untuk mengambil obat

rutin seminggu sekali. Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung sangat terbantu

karena dengan adanya relawan yang menjadi Pengawas Minum Obat dan

melakukan kontrol seminggu sekali bagi pasien Tuberkulosis, karena dengan begitu

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung memiliki perpanjangan tangan langsung

kepada pasien Tuberkulosis.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

2015 2016 2017

Sasaran Capaian

Page 32: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

8

Berdasarkan tabel 1 jumlah pasien positif Tuberkulosis yang ditemukan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung tidaklah sedikit, jumlah ini

sangat membantu Dinas Kesehatan dalam pendataan penderita Tuberkulosis di

Bandarlampung. Hal ini merupakan salah satu manfaat atau kelebihan dari

kemitraan yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung. Oleh sebab itu penulis

tertarik untuk menganalisis kemitraan yang terjalin, maka dilakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kemitraan dalam Program Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis di Bandarlampung (Studi Kasus pada Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kolaborasi kemitraan yang telah dilakukan dalam Program

Nasional Pengendalian Tuberkulosis oleh Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah?

2. Bagaimana pelaksanaan model kemitraan yang terjalin dalam

penyelenggaraan Program Pengendalian Tuberkulosis di Bandarlampung

antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah?

Page 33: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan mengkaji kolaborasi kemitraan yang telah dilakukan dalam

Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis oleh Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah.

2. Menganalisis model kemitraan yang terjalin dalam penyelenggaraan

Program Pengendalian Tuberkulosis di Bandarlampung antara Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka

kegunaan penelitian ini adalah

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan kontribusi ataupun manfaat dalam pengembangan Ilmu

Administrasi Negara khususnya dalam Mata Kuliah Governance dan

Kemitraan.

2. Manfaat praktisi

a. Menjadi masukan dan pertimbangan bagi kemitraan Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung dalam menjalankan Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis di Bandarlampung.

Page 34: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

10

b. Bagi penulis, sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung

dalam penelitian sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya

dalam perkuliahan pada keadaan yang sebenarnya dilapangan.

Page 35: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti untuk melakukan

penelitian ini. Penelitian tersebut memiliki beberapa kesamaan permasalahan

penelitian :

Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu

Penulis Annisa Hidayati/2019 Anggi Herliani/2016 Yosi Susanti/2016

Judul Analisis Kemitraan

dalam Program

Nasional Pengendalian

Tuberkulosis di

Bandarlampung (Studi

kasus pada Dinas

Kesehatan Kota

Bandarlampung dan

SSR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah)

Kemitraan antara

Lembaga Pemerhati

Anak dan Masyarakat

(L-PAMAS) dan

Pemerintah Desa

dalam Upaya

Pemberdayaan dan

Perlindungan Anak

(Studi Kasus di Desa

Mataram Kec. Gading

Rejo Kab. Pringsewu)

Kemitraan antara

Stakeholder dalam

Menyukseskan

Program Generasi

Berencana Badan

Pemberdayaan

Perempuan dan

Keluarga Berencana

Kabupaten Lampung

Tengah

Tujuan Penelitian ini

menngklasifikasikan

kemitraan yang

dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota

Bandarlampung dan

SSR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah

dengan indikator

kolaborasi kemitraan

dan menjelaskan

model kemitraan yang

terjalin antara Dinas

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana model

kemitraan yang

terjalin antara L-

PAMAS dengan

Pemerintah Desa

Mataram Kec. Gading

Rejo Kab. Pringsewu

dan kendala apa saja

yang dialami oleh L-

PAMAS dalam Upaya

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana kemitraan

yang terjalin antara

BPPKB Kabupaten

Lampung Tengah

dengan para

Stakeholder yang ada

serta kendala apa saja

yang terjadi dalam

pelaksanaan

kemitraan antar

stakeholder dalam

Page 36: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

12

Kesehatan Kota

Bandarlampung dan

SSR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah

Pemberdayaan dan

Perlindungan Anak

pelaksanaan program

Generasi Berencana

di Kabupaten

Lampung Tengah

Hasil Kemitraan antara SSR

Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah dengan

Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung telah

termasuk ke dalam

kategori kemitraan

kolaboratif. Hal ini

ditandai dengan telah

dilaksanakannya

kelima indikator

kemitraan kolaboratif

menurut buku Guide to

Pratnership Building

(dalam Nurbaity,

2016:22)

Kemitraan antara SSR

Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah dengan

Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung

termasuk ke dalam

model mutualism

partnership

kemitraan yang

terjalin termasuk ke

dalam kemitraan

model 1 hanya

berbentuk jaringan

kerja saja. Masing-

masing mitra memiliki

program tersendiri

mulai dari

perencanaannya,

pelaksanaannya

hingga evalusi.

Jaringan tersebut

terbentuk karena

adanya persamaan

sasaran pelayanan.

Kendala yang

menghambat

kemitraan ini ialah

mengenai sumber

daya manusia yang

kurang memadai

dalam pelaksanaan

program kemitraan.

Model hubungan

kemitraan antara

BPPKB Kabupaten

Lampung Tengah

dengan stakeholder

yang terlibat dapat

dikategorikan ke

dalam hubungan

Pseudo Partnership

atau kemitraan semu,

karena kemitraan

atau hubungan antara

BPPKB Kabupaten

Lampung Tengah

dengan stakeholder

belum sepenuhnya

berjalan secara

maksimal. Kendala

yang dialami ialah

berupa minimnya

Sumber Daya

keuangan yang

dimiliki BPPKB

Kabupaten Lampung

Tengah dan belum

adanya aturan atau

kesepakatan BPPKB

Kabupaten Lampung

Tengah dengan

stakeholder yang

terlibat mengenai

teknis kerjasama

serta hak dan

kewajiban BPPKB

Kabupaten Lampung

Tengah.

Persamaan Sama-sama memakai

konsep kemitraan yang

sama yaitu model

kemitraan menurut

Sulistiyani (2007:130-

131)

Sama-sama memakai

konsep kemitraan

yang sama yaitu

model kemitraan

menurut Sulistiyani

(2007:130-131)

Sama-sama memakai

konsep kemitraan

yang sama yaitu

model kemitraan

menurut Sulistiyani

(2007:130-131)

Perbedaan Lokasi penelitian

penulis berada di Dinas

Kesehatan Kota

Bandarlampung dan

Lokasi pada penelitian

ini berloksi di

Lembaga Pemerhati

Anak dan Masyarakat

Program yang

digunakan, penelitian

ini menggunakan

Program Generasi

Page 37: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

13

SSR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah.

Kemudian program

digunakan peneliti

ialahProgram Nasional

Pengendalian

Tuberkulosis di

Bandarlampung

(L-PAMAS) Desa

Mataram Kec. Gading

Rejo Kab. Pringsewu,

Berencana Badan

Pemberdayaan

Perempuan dan

Keluarga Berencana

Kabupaten Lampung

Tengah

Sumber : Diolah Peneliti, 2019

B. Tinjauan tentang Kemitraan

1. Konsep Kemitraan

Menurut Ibrahim dalam bukunya (2013:26) pada prakteknya kemitraan merupakan

suatu kumpulan yang tidak terpisah secara hukum dimana para mitranya diberi hak

yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari usahanya tersebut. Bentuk-bentuk

khusus dari kemitraan, didasarkan atas bentuk-bentuk bisnis dalam sistem hukum

Civil Law dan pada saat ini yang banyak ditemukan di negara-negara Common Law

adalah justru kemitraan terbatas. Pada bagian pertama Undang-undang Tentang

Kemitraan (Partnership) 1890, mendefinisikan Kemitraan sebagai berikut: “the

relationship which subsist between persons carrying on a business with a view to

profit”(suatu hubungan yang timbul antara orang dengan orang untuk menjalankan

suatu usaha dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.)

Hubungan antara orang dengan orang di atas timbul berdasarkan kontrak yang

dinyatakan secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan Henry R. Cheeseman

memberikan istilah Kemitraan sebagai berikut:

Page 38: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

14

“Voluntary Association of two or more person for carrying on a busineesas co-

owner for profit. The formation of a partnership creates certain tight and duties

among partners and with third parties. These right and duties are established in the

partnership agreement and by law”(Kemitraan atau yang dikenal dengan istilah

persekutuan adalah asosiasi secara sukarela dari dua atau lebih orang untuk

bersama-sama dalam kegiatan usaha dan menjadi mitra untuk memperoleh

keuntungan. Bentuk-bentuk Kemitraan menimbulkan adanya hak dan kewajiban di

antara keduanya. Hak dan kewajiban para pihak dinyatakan dalam perjanjian

Kemitraan ataupun ditentukan oleh Undang-undang.)

Menurut Denhart (dalam Duadji&Tresiana, 2015:55-65) dasar pemikiran kemitraan

pada dasarnya berada dalam argument tentang peran dan posisi negara yang berelasi

dengan masyarakat. Hal ini jelas terlihat perspektif New Publik Services oleh

Denhardt and Denhardt, bahwa pemenuhan kebutuhan publik (masyarakat)

dilakukan bersama-sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat itu sendiri.

Pada tahun 1990-an mulai dirasakan kebutuhan untuk merubah organisasi publik

menjadi tidak terlalu hierarkis, semakin desentralisasi, dan mau menyerahkan

peranan dan kebijakan kepada sektor swasta. Perkembangan teori administrasi

selanjutnya mengarah pada penggunaan manajemen berbasis pasar dan teknik

alokasi sumberdaya, semakin mengandalkan pada organisasi sektor swasta untuk

menyampaikan pelayanan publik dan berusaha merampingkan dan melakukan

desentralisasi. Organisasi efektif, sumber-sumber daya manusia dan sumber-

sumber daya material menyebabkan meningkatnya profuktivitas. Hal tersebut

dilaksanakan melalui apa yang dinamakan “sinergisme” (synergism). Dalam hal itu

anggota-anggota suatu organisasi mengombinasikan upaya secara kolektif guna

Page 39: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

15

melaksanakan tugas-tugas. Sinergi dicapai melalui pengintegrasian tugas-tugas

yang terspesialisasi (Winardi, 2014:21).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemitraan

ialah sebuah kerjasama yang lakukan oleh 2 pihak atau lebih dengan tujuan untuk

mendapatkan sebuah keuntungan tertentu. Adapun yang menjadi karakteristik atau

ciri umum dari suatu kerjasama yang dibuat oleh para pihak dalam hal kemitraan

(dalam Ibrahim, 2013:27) adalah:

1. Timbul karena adanya keinginan untuk mengadakan hubungan konsesual, di

mana keinginan itu timbul bukan karena diatur oleh Undang-undang

(melainkan dari masing-masing pribadi para pihak);

2. Selalu melibatkan unsur-unsur seperti modal, pekerja atau gabungan dari

keduanya;

3. Pada umumnya terdiri atas perusahaan (firma) dan mitranya;

4. Dibentuk untuk memperoleh keuntungan bagi para pihak.

2. Jenis Kemitraan

Suatu Kemitraan pada dasarnya dapat berdiri berdasarkan keinginan para pihak

yang membuatnya. Berdasarkan jenisnya, Kemitraan dapat dibedakan sebagai

berikut:

1. General Partnership dan Spesific Partnership

a. General Partnership

Kemitraan ini timbul berdasarkan hubungan secara umum dari berbagai

macam bentuk bisnis.

b. Spesific Partnership

Kemitraan ini dibentuk untuk satu macam bentuk transaksi. Seperti contoh

Kemitraan untuk menjual atau membeli saja.

Page 40: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

16

2. Trading Partnership dan Non Trading Partnership

a. Trading Partnership

Kemitraan yang dibentuk dengan tujuan pembelian maupun penjualan dalam

bidang perdagangan barang, seperti contoh perusahaan yang bergerak di

bidang usaha bahan makanan.

b. Non Trading Partnership

Kemitraan yang dibentuk untuk sesuatu yang bersifat tidak komersial, seperti

contoh kerjasama dalam bidang kedokteran.

Apabila dikaitkan dengan kasus kemitraan antara Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah Bandarlampung dengan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, maka

kemitraan ini termasuk ke dalam jenis kemitraan Non Trading Partnership. Karena

dalam kerjasamanya kedua belah pihak tidak terbentuk berdasarkan sifat komersil.

Sebuah kemitraan akan lebih baik apabila terjalin dengan kolaboratif dan saling

menguntungkan satu sama lain. Terdapat beberapa indikator yang dapat

menyatakan apakah kemitraan yang terjalin masuk ke dalam kemitraan yang

kolaboratif ataupun tidak. Kemitraan yang kolaboratif dalam buku Guide to

Pratnership Building (dalam Nurbaity, 2016:22) memiliki ciri antara lain:

1. Menciptakan program bersama-sama

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra menciptakan

program yang bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang

ada. Program tersebut juga harus bias diterapkan dengan baik di lapangan.

2. Mitra membawa sumber daya

Page 41: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

17

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra membawa

berbagai sumber daya yang lebih inovatif dan dapat menjadi solusi atas

berbagai masalah yang ada.

3. Diskusi antar mitra

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra melakukan diskusi

dengan lebih fleksibel pada saat tertentu dan sesuai dengan keadaan di

lapangan.

4. Mitra mengedepankan transparansi

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra dituntut untuk

lebih tranparan dalam menginformasikan data-data terkait kemitraan yang

dijalankan agar dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah

yang ada.

5. Kemitraan bersifat mandalam

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana kemitraan tidak hanya

berupa perjanjian kontrak semata, namun terdapat kerjasama yang lebih

mendalam interpersonal.

Gambar 2. Hubungan Kemitraan Sektor Publik, Sektor Swasta dan

Masyarakat

Sumber: (Mahmudi, 2007)

Page 42: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

18

(Mahmudi, 2007) kemitraan Pemerintah Swasta (Publik Private Partnership)

merupakan suatu model kemitraan yang didasarkan pada rerangka penyedia terbaik

( Best Sourcing). Dengan kerangka Best Sourcing tersebut pemerintah dapat

mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam memberikan pelayanan publik

tertentu yang mana hal itu akan lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pelayanan (value for money) dan memberikan win-win solution baik bagi

pemerintah maupun pihak swasta. Bentuk kerjasama pemerintah dengan swasta

bisa berupa kontrak kerja, tender penyediaan barang atau jasa, atau bisa juga

berupa Business Process Outsourcing.

3. Model Kemitraan

Menurut Sulistiyani (2007:130-131) kemitraan secara etimologis berasal dari kata

partnership yang berasal dari suku kata partner yang berarti kawan, sekutu atau

mitra. Secara definisi, maka kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama atas dasar

kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas

dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga

memperoleh hasil yang lebih baik. Kemitraan dapat dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu melalui model–model dalam penerapan kemitraan itu sendiri. Menurut

model–model kemitraan terbagi atas sebagai berikut:

1. Pseudo partnership (kemitraan semu)

Merupakan persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun

tidak sesungguhnya melakukan kerjasama secara seimbang satu dengan

yang lain. Bahkan ada satu pihak belum tentu memahami secara benar akan

makna sebuah kerjasama yang dilakukan, dan untuk tujuan apa itu semua

dilakukan serta disepakati. Ada sesuatu yang unik dari semacam kemitraan

Page 43: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

19

ini, bahwa kedua belah pihak atau lebih sama–sama merasa penting untuk

melakukan kerja sama, akan tetapi pihak–pihak yang bermitra belum tentu

mengerti dan memahami substansi yang diperjuangkan dan manfaatnya apa.

2. Mutualism partnership (kemitraan mutualistik)

Merupakan persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari

aspek pentingnya melakukan kemitraan, yaitu saling memberikan manfaat

lebih, sehingga akan mencapai tujuan secara optimal. Berangkat dari

pemahaman akan nilai pentingnya melakukan kemitraan, dua organisasi

atau kelompok atau lebih yang memiliki status sama atau berbeda

melakukan kerjasama. Manfaat saling silang antara pihak–pihak yang

melakukan kerjasama dapat diperoleh sehingga sekaligus saling menunjang

satu dengan lainnya.

3. Conjugation partnership (kemitraan melalui peleburan atau pengembangan)

Merupakan kemitraan yang dianalogikan sebagai paramecium. Dua

paramecium melakukan konjungsi untuk mendapatkan energi dan

kemudian terpisah satu sama lain dan selanjutnya dapat melakukan

pembelahan diri. Bertolak dari analogi tersebut, maka suatu organisasi atau

kelompok-kelompok, perorangan yang memiliki kelemahan di dalam

melakukan usaha atau kegiatan dapat melakukan kemitraan dengan model

ini. Dua pihak atau lebih dapat melakukan konjungsi dalam rangka

meningkatkan kemampuan masing–masing.

Page 44: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

20

C. Tinjauan tentang Komunitas

1. Konsep Komunitas

(Sujali, 2017:1.11) masyarakat adalah suatu istilah yang memiliki arti yang luas

mencakup tata cara hidup antar manusia, manusianya sebagai warga masyarakat,

sampai dengan kelembagaan/system hubungan antarmanusia/antarkelompok.

Menurut Koentjoroningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berorientasi menurut suatu system adat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan

yang terikat oleh suatu sistem adat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan yang

terikat oleh suatu rasa identitas tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka

rumusan komunitas adalah sebagai berikut. Komunitas adalah kesatuan hidup

manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata memiliki ikatan bersama

(common bound) yang merupakan identitas komunitas tersebut. Komunitas sebagai

sebuah kelompok social dari beberapa organisme dan berbagai lingkungan,

umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Pada komunitas manusia,

individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,

preferensi, kebutuhan, risiko, dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Berdasarkan

pengertian kemunitas di atas dapat disimpulkan bahwa komunitas merupakan

sebuah perkumpulan manusia yang memilliki sebuah kesamaan ataupun ikatan

tertentu yang kemudian menjadi identitas dari komunitas itu sendiri.

Meskipun kewajiban pemberian pelayanan publik terletak pada pemerintah,

pelayanan publik juga dapat diberikan oleh pihak swasta dan pihak ketiga, yaitu

organisasi non-profit, relawan (volunteer), dan Lembaga Swadaya Masyarakat

Page 45: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

21

(LSM). Jika penyelenggaraan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada swasta

atau pihak ketiga, maka yang terpenting dilakukan oleh pemerintah adalah

memberikan regulasi, jaminan keamanan, kepastian hukum, dan lingkungan yang

kondusif (Mahmudi, 2015:220). Peran pemerintah sepanjang proses pemenuhan

kebutuhan pelayanan jasa public menurut Richard Afonso dalam (Sinamo 2014:81)

harus berbasis pada prinsip jasa public sebagai government transfer, government

provision, dan government production. Dia mengemukakan bahwa “… arti sector

jasa public sebagai government transfer lebih mengacu pada argumen kesejahteraan

dan keadilan. (Duadji&Tresiana, 2015:55:56) perspektif new publik service

memandang birokrasi publik (sebagai yang melayani) adalah melibatkan

masyarakat (warganegara) dalam pemerintahan dan bertugas untuk melayani

masyarakat. Saat menjalankan tugas tersebut, birokrasi publik atau yang dikenal

juga dengan administrator publik menyadari adanya beberapa lapisan kompleks

tanggungjawab, etika, dan akuntabilitas dalam suatu sistem demokrasi.

Administrator yang bertanggungjawab harus melibatkan masyarakat tidak hanya

dalam perencanaan tetapi juga dalam pelaksanaan program guna mencapai tujuan-

tujuan masyarakat. Hal ini harus dilakukan tidak hanya untuk menciptakan

pemerintahan yang lebih baik tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Oleh

sebab itu pekerjaan administrator publik atau pelayan publik tidak lagi

mengarahkan atau memanipulasi insentif tetapi pelayanan kepada masyarakat.

Ada beberapa prinsip New Publik Service yang dilontarkan oleh

Denhardt&Denhardt (dalam Duadji&Tresiana, 2015:59-60) Prinsip-prinsip

tersebut adalah:

Page 46: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

22

1. Serve citizens, not customers

Karena kepentingan publik merupakan hasil dialog tentang nilai-nilai

bersama daripada agregasi kepentingan pribadi perorangan maka adbi

masyarakat tidak semata-mata merespon tuntutan pelanggan tetapi justru

memusatkan perhatian untuk membangun kepercayaan dan kolaborasi

dengan dan di antara warga negara,

2. Seek publik interest

Administrator publik harus memberikan sumbangsih untuk membangun

kepentingan publik bersama. Tujuannya tidak untuk menemukan solusi

cepat yang diarahkan oleh pilihan-pilihan perorangan tetapi menciptakan

kepentingan bersama dan tanggung jawab bersama.

3. Value citizenship over entrepreneurship

Kepentingan publik lebih baik dijalankan oleh abdi masyarakat dan warga

negara yang memiliki komitmen untuk memberikan sumbangsih bagi

masyarakat daripada dijalankan oleh para manajer wirausaha yang

bertindak seolah-olah uang masyarakat adalah milik mereka sendiri.

4. Think strategically, act democratically

Kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan publik dapat dicapai

secara efektif dan bertanggungjawab melalui upaya kolektif dan proses

kolaboratif.

5. Recognize the accountability is not simple

Pada prespektif ini abdi masyarakat seharusnya lebih peduli daripada

mekanisme pasar. Selain itu, abdi masyarakat juga harus mematuhi

peraturan perundang-undangan, nilai-nilai kemasyarakatan, norma politik,

standar profesional, dan kepentingan warga negara.

6. Serve rather than steer

Penting sekali bagi abdi masyarakat untuk menggunakan kepemimpinan

yang berbasis pada nilai bersama dalam membantu warga negara

mengemukakan kepentingan bersama dana memenuhinya daripada

mengontrol atau mengarahkan masyarakat ke arah nilai baru.

7. Value people, not just productivity

Organisasi publik beserta jaringannya lebih memungkinkan mencapai

keberhasilan dalam jangka panjang jika dijalankan melalui proses

kolaborasi dan kepemimpinan bersama yang didasarkan pada penghargaan

kepada semua orang.

Pendekatan pemberdayaan yang lebih berpusat kepada manusia memungkinkan

masyarakat mengembangkan potensi dirinya. Penciptaan iklim yang

memungkinkan masyarakat berkembang (enabling), upaya memperkuat potensi

yang dimiliki oleh masyarakat (empowering), dan perlindungan (Jumiati, tanpa

tahun:80-81). Pandangan demikian didukung dalam pendekatan pengelolaan

Page 47: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

23

sumber yang bertumpu pada komunitas (Community based resource management)

dari Korten (dalam Jumiati, tanpa tahun:80-81) dengan ciri-ciri pendekatan adalah:

1. Prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat tahap demi tahap harus diletakkan di masyarakat sendiri.

2. Fokus utamanya adalah meningkatkan kemampuan untuk mengelola dan

memobilisasikan sumbersumber yang terdapat di komunitas untuk

memenuhi kebutuhan mereka.

3. Pendekatan ini mentoleransi variasi lokal dan karenanya, sifatnya amat

fleksibel menyesuaikan dengan kondisi lokal.

4. Saat melaksanakan pembangunan, pendekatan ini pada proses social

learning yang didalamnya terdapat interaksi kolaboratif antara birokrasi dan

komunitas mulai dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan

mendasarkan pada saling belajar.

5. Proses pembentukan jaringan (networking) untuk birokrat dan lembaga

swadaya masyarakat, satuan-satuan organisasi tradisionil yang mandiri,

merupakan bagian integral dari pendekatan ini, baik untuk meningkatkan

kemampuan mereka mengindentifikasi dan mengelola berbagai sumber,

maupun untuk menjaga keseimbangan antar struktur vertikal dan horizontal.

Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiose antara struktur-

struktur pembangunan di tingkat lokal.

Pemerintah perlu mengubah pendekatan kepada masyarakat dari suka memberi

perintah dan mengajari masyarakat menjadi mau mendengarkan apa yang menjadi

keinginan dan kebutuhan masyarakat, bahkan dari suka mengarahkan dan memaksa

masyarakat menjadi mau merespon dan melayani apa yang menjadi kepentingan

dan harapan masyarakat karena dalam paradigma the new publik service dengan

menggunakan teori demokrasi ini beranggapan bahwa tugas-tugas pemerintah

untuk memberdayakan rakyat dan mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada

rakyat pula. Hal ini dimaksudkan bahwa para penyelenggara negara harus

mendengar kebutuhan dan kemauan warga negara (citizens). Akar-akar new publik

service menurut Denhardt&Denhardt ada 3 akar layanan publik baru yakni :

1. Teori warga negara demokratis

2. Model komunitas dan masyarakat sipil

Page 48: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

24

3. Humanisme organisasional dan adminsitrasi publik baru.

2. Model Komunitas dan Masyarakat Sipil

Menurut Denhardt&Denhardt (dalam Duadji&Tresiana, 2015:59-60)

pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana dan terarah yang

meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi

kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat

institusi-institusi sosial. Ciri utama pembangunan kesejahteraan sosial adalah

holistic komprehensif dalam arti setiap pelayanan (beneficiaries) sebagai manusia,

baik dalam arti individu maupun kolektifitas, yang tidak terlepas dari sistem

lingkungan sosiokulturnya. Administrasi publik juga menempatkan komunitas dan

masyarakat sipil sebagai akar-akar penting layanan atau pelayanan. John Gardner

beranggapan bahwa kesadaran komunitas, yang dapat berasal dari benyak level

hubungan manusia yang berbeda mulai dari lingkungan hingga kelompok kerja,

dapat memberikan struktur perantara yang sangat membantu di antara individu dan

masyarakat. Nilai-nilai bersama suatu komunitas, menurut Gardner, penting tetapi

dia juga mendesak agar kita mengakui bahwa keseluruhan juga harus memadukan

keberagaman, harus ada suatu filsafat pluralism, dan suatu kesempatan bagi

subkomunitas mempertahankan identitas mereka dan mendapat bagian dalam

penetapan tujuan-tujuan kelompok yang lebih besar.

Warga negara ingin mempunyai andil dalam pembangunan negeri dan mereka

bangga dengan komunitas dan negerinya dan mereka ingin membantu

menghasilkan perubahan yang positif. Adanya peran penting dari pemerintah untuk

mendorong pembangunan komunitas dan masyarakat sipil. Seiring dengan

Page 49: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

25

banyaknya pemimpin yang berpandangan kedepan menyadari bahwa usaha-usaha

demikian bermanfaat dan dapat dilaksanakan dan kemudian mereka melibatkan

diri. Para pemimpin politik berusaha menjangkau warga negara dengan cara-cara

substansial, baik melalui teknologi informasi yang modern maupun dengan alat-alat

yang lebih konvensional. Menurut Denhardt&Denhardt (dalam Duadji&Tresiana,

2015:59-60) faktor komunitas dan masyarakat sipil yang mempengaruhi

administrator publik ialah:

1. Jaringan interaksi warga negara yang kuat dan tingkat kepercayaan sosial

yang tinggi dan kohesi di kalangan warga negara, para administrator publik

dapat memperhitungkan stok modal sosial yang sudah ada ini untuk

membangun jaringan-jaringan yang lebih kuat lagi untuk membuka jalan-

jalan baru untuk dialog dan perdebatan serta dapat mendidik warga negara

lebih jauh dalam masalah-masalah pemerintahan demokrasi.

2. Para administrator publik dapat menyumbang untuk pembangunan komunitas

dan modal sosial. Bebebapa pendapat menyatakan bahwa peran utama

administrator publik adalah membangun komunitas. Sebagian orang lainnya

tentu saja menyatakan bahwa para administator publik dapat memainkan

peran aktif dalam mempromosikan modal sosial dengan menyemangati

keterlibatan warga negara dalam pembuatan atau pengambilan keputusan

publik.

Pendekatan pemberdayaan yang lebih berpusat kepada manusia memungkinkan

masyarakat mengembangkan potensi dirinya. Penciptaan iklim yang

memungkinkan masyarakat berkembang (enabling), upaya memperkuat potensi

yang dimiliki oleh masyarakat (empowering), dan perlindungan (Jumiati, tanpa

Page 50: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

26

tahun:80-81). Pandangan demikian didukung dalam pendekatan pengelolaan

sumber yang bertumpu pada komunitas (Community based resource management)

dari Korten (dalam Jumiati, tanpa tahun:80-81) dengan ciri-ciri pendekatan adalah:

1. Prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat tahap demi tahap harus diletakkan di masyarakat sendiri.

2. Fokus utamanya adalah meningkatkan kemampuan untuk mengelola dan

memobilisasikan sumbersumber yang terdapat di komunitas untuk

memenuhi kebutuhan mereka.

3. Pendekatan ini mentoleransi variasi lokal dan karenanya, sifatnya amat

fleksibel menyesuaikan dengan kondisi lokal.

4. Saat melaksanakan pembangunan, pendekatan ini pada proses sosial

learning yang didalamnya terdapat interaksi kolaboratif antara birokrasi dan

komunitas mulai dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan

mendasarkan pada saling belajar.

5. Proses pembentukan jaringan (networking) untuk birokrat dan lembaga

swadaya masyarakat, satuan-satuan organisasi tradisionil yang mandiri,

merupakan bagian integral dari pendekatan ini, baik untuk meningkatkan

kemampuan mereka mengindentifikasi dan mengelola pelbagai sumber,

maupun untuk menjaga keseimbangan antar struktur vertikal dan horizontal.

Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiosis antara struktur-

struktur pembangunan di tingkat lokal. .

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Proses pemberdayaan mempunyai

kecenderungan yaitu menekankan pada proses pemberian kekuatan kepada

masyarakat lain untuk dapat lebih berdaya. Pemberdayaan masyarakat dapat

diartikan pula menurut Suhendra (dalam Tresiana, 2015:156) bahwa masyarakat

diberi kuasa, dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan, melalui pemberdayaan

masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya

untuk semua aspek kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan,

pengelolaan lingkungan dan sebagainya. Pemberdayaan, masyarakat memiliki

otonomi atas dirinya sehingga mampu meningkatkan potensi yang dimilikinya.

Pemberdayaan masyarakat dapat pula digagas oleh wanita, terlebih di masa

sekarang komunitas maupun organisasi wanita telah menunjukkan peningkatan dan

Page 51: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

27

peran nya di masyarakat. Terdapat 3 strategi yang dapat diterapkan dalam

pembangunan yang melibatkan wanita menurut Fakih (dalam Tresiana, 2015:156)

yaitu : Pertama, Women In Development (WID) sebagai strategi pembangunan yang

menjelaskan bahwa struktur sosial yang ada sebagai sesuatu yang given dan

keterbelakangan perempuan disebabkan oleh tidak terlibatnya perempuan dalam

pembangunan, sehingga solusi yang ditawarkan adalah dengan mengintegrasikan

perempuan dalam pembangunan. Kedua, strategi Women and Development (WAD)

memandang bahwa perempuan sebagai pelaku penting dalam pembangunan dan

kerja mereka menjadi sentral, sehingga solusi yang ditawarkan adalah perubahan

struktur, yang salah satunya melalui kebijakan dan program yang relevan. Ketiga,

strategi Gender and Development (GAD) yang memandang relasi gender yang

tidak adil antara laki-laki dan perempuan menjadi faktor penghalang terbesar bagi

peningkatan kualitas kehidupan dan upaya partisipasi penuh kaum perempuan

dalam proses pembangunan. Karenanya, dekonstruksi kebijakan pembangunan

harus berbasis pada kesetaraan gender baik dalam aspek substansi maupun

pelaksanaan kebijakan pembangunan.

Menurut Bennet (dalam Fatmawati, 2011) Pelayanan Berbasis Masyarakat

(Community Based Provision/ CBO) ialah berawal ketika keterbatasan keuangan

menghadang pemerintah untuk memberikan pelayanan yang cukup untuk

masyarakat. Community based provision mendorong anggota masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri. Anggota dari Community based provision

meliputi individual, keluarga atau perusahaan dalam ruang lingkup mikro.

Seringkali beberapa aktivitas tidak dapat diakui dan tidak dapat terintegrasi dalam

system yang formal. Di beberapa kota dimana pemerintah mengakui adanya (Non

Page 52: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

28

Government Organization) NGO, NGO akan memberikan bantuan pada group non

formal ini secara terorganisir, NGO menyediakan input untuk proses manajemen

media negosiasi antara CBO dengan lembaga politik yang lebih luas, jaringan kerja,

dan penyebaran informasi.

D. Tinajauan tentang Civil Society

1. Konsep Civil Society

Sebuah masyarakat baik secara individual maupun secara kelompok, dalam negara

yang mampu berinteraksi dengan negara secara independen. Masyarakat tersebut

memiliki empat komponem: otonomi, akses terhadap lembaga Negara, arena publik

yang bersifat otonom, arena publik tersebut bagi semua lapisan masyarakat (Efendi,

tanpa tahun:8) . Secara harfiah, “civil society” pertama kali digunakan dalam makna

seperti yang ada sekarang oleh Adam Ferguson. Menggambarkan civil society

sebagai sebuah masyarakat yang terdiri dari lembaga-lembaga otonom yang yang

mampu mengimbangi kekuasaan Negara. Adam Ferguson menjelaskan (dalam

Efendi, tanpa tahun:8) masyarakat yang dinamainya civil society ini tidak

membatasi fungsi negara sebagai penjaga harmoni serta wasit berbagai kepentingan

besar, namun secara konsisten menghalangi negara untuk melakukan dominasi dan

atominasi kepada masyarakat. Sedangkan Cohen & Arato (dalam Efendi, tanpa

tahun:8) membuat perbedaan yang menarik tentang gagasan civil society antara

lain:

1. Political society;

2. Economic society;

Page 53: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

29

3. Civil society;

Political society berkaitan dengan semua persoalan tentang kekuasaan sehingga

didalamnya bisa terdapat Negara, birokrasi, partai politik, dan sebagainya.

Sementara economic society berkaitan dengan hal-hal seputar produksi. Yang ada

disana adalah perusahaan, korporasi bisnis,dan seterusnya. Sedangkan civil society

sangat berkaitan dengan swadaya, bisa meliputi LSM ataupun ormas. Menurut

pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa civil society adalah masyarakat

yang terdiri dari lembaga-lembaga otonom yang mampu mengimbangi kekuasaan

negara dan berperan sebagai pengawas negara dari berbagai bentuk dominasi.

2. Konsep Organisasi Masyarakat

(B.A, 2016:430-432) dalam UU Ormas tahun 2013 (Pasal 40) ditegaskan bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah diminta untuk melakukan pemberdayaan ormas

untuk meningkatkan kinerja dan menjaga keberlangsungan hidup ormas. Saat

melakukan pemberdayaan tersebut, pemerintah/pemerintah daerah menghormati

dan mempertimbangkan aspek sejarah, rekam jejak, peran, dan integritas ormas

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pemberdayaan itu

dapat dilakukan melalui :

a. Fasilitasi kebijakan; melalui peraturan perundang-undangan

b. Penguatan kapasitas kelembagaan; melalui penguatan manajemen

organisasi, penyediaan data dan informasi, pengembangan kemitraan,

dukungan keahlian, program, dan pendampingan, penguatan

Page 54: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

30

kepemimpinan dan kaderisasi, pemberian penghargaan; dan/atau

penelitian dan pengembangan.

c. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan dan

pelatihan, pemagangan, dan atau kursus.

Pengembangan masyarakat sebetulnya adalah upaya sistematis untuk

meningkatkan kekuatan kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung

(disadvantaged group) agar menjadi lebih dekat kepada kemandirian. Jadi

pengembangan masyrakat sangatlah ‘menyasar’ kelompok masyarakat yang

spesifik, yaitu mereka yang memiliki masalah (Kartini, 2013:37). Menyadari

tumbuh dan berkembangnya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui organisasi

kemasyarakatan yang mengalami perkembangan sejak awal tahun 1980-an, maka

pemerintah bersama DPR akhirnya menerbitkan Undang-undang. Nomor 8 Tahun

1985 tentang Organisasi kemasyarakatan, sebagai landasan hukum dan pengakuan

secara legal atas keberadaan dan kiprah organisasiorganisasi dimaksud. Konsideran

Umum UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi kemasyarakatan Masalah

Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah wajar. Kesadaran

serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat pembangunan

adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia.

Melalui pendekatan ini, usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus

juga merupakan upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional.

Organisasi kemasyarakatan adalah sekelompok orang yang mempunyai visi, misi,

ideologi, dan tujuan yang sama, mempunyai anggota yang jelas, mempunyai

Page 55: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

31

kepengurusan yang terstruktur sesuai hierarki, kewenangan, dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka memperjuangkan anggota dan kelompoknya di

bidang/mengenai/perihal kemasyarakatan seperti pendidikan, kesehatan,

keagamaan, kepemudaan, dan lain-lain dalam arti kemasyarakatan seluas-luasnya.

Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 pasal l, organisasi kemasyarakatan

adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara Republik

Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berperan serta dalam wadah

Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Kemudian dalam

penjelasan Pasal tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa, salah satu ciri penting

dari organisasi kemasyarakatan adalah kesukarelaan dalam pembentukan dan

keanggotanannya. Artinya, anggota masyarakat warga Negara Republik Indonesia

diberikan kebebasan untuk membentuk, memilih, bergabung dalam organisasi

kemasyarakatan yang diminatinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang maha Esa, atau bergabung terhadap organisasi

kemasyarakatan yang mempunyai lebih dari satu ciri dan/atau kekhususan. Melihat

ruang lingkup organisasi kemasyarakatan, maka secara umum organisasi

kemasyarakatan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dengan dasar sukarela;

b. Alat perjuangan dan pengabdian satu bidang kemasyarakatan tertentu atau

lebih;

c. Sebagai wadah berekspresi anggota masyarakat dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

d. Kegiatannya bukan merupakan kegiatan politik, tetapi gerak langkah dan

kegiatan dari setiap program organisasinya dapat mempunyai dampak

politik.

Page 56: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

32

Berdasarkan Undang-undang No 17 Tahun 2013 tentang ormas atau organisasi

kemasyarakatan, ormas mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Saran penyaluran kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan tujuan

organisasi;

b. Saran pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan

organisasi;

c. Saran penyaluran aspirasi masyarakat;

d. Sarana pemberdayaan masyarakat;

e. Sarana pemenuhan pelayanan sosial;

f. Sarana partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat

persatuan dan kesatuan bangsa, dan

g. Sarana pemeliharaan dan pelestarian norma, nilai, dan etika dalam kehidpan

bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

E. Kerangka Pikir

Penyakit Tuberkulosis atau TB adalah penyakit mematikan terbesar kedua di dunia

setelah HIV/AIDS. Berdasarkan laporan WHO Global Tuberculosis Report 2016,

Indonesia menempati peringkat kedua dengan beban Tuberkuloasis teringgi di

dunia setelah negara India. Lebih lanjut, survei memperkirakan kasus Tuberkulosis

di Indonesia sebanyak 647 per 100.000 orang atau diperkirakan setara 1.600.000

kasus Tuberkulosis

(http://www.depkes.go.id/article/print/18030700005/rakerkesnas-2018-kemenkes-

percepat-atasi-3-masalah-kesehatan.html, diakses pada 10 Oktober 2018). Oleh

karena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2009 Tentang

Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik

Indonesia sebagai landasan hukum dalam upaya pemberantasan Tuberkulosis di

Indonesia. Seiring dengan peraturan tersebut Pemerintah juga menyelenggarakan

Page 57: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

33

Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis yang wajib di jalankan di semua

provinsi dan kabupaten di Indonesia melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas

setempat.

Bandarlampung merupakan salah satu dari sekian banyak kota yang menerapkan

Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis yang didukung dengan Peraturan

Daerah Kota Bandarlampung Nomor 03 Tahun 2018 Bab 3 Pasal 4 Poin 2A

Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular yang berbunyi

“Penyakit menular langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri

atas: a. Tuberkulosis (TB); b. Hepatitis dan infeksi saluran pencernaan; c. Influensa;

d. Campak; e. Difteri; f. Polio; g. Rubella; h. Tetanus; i. Kolera; j. Meningitis; k.

Human Immunodeficiensi Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrom

(AIDS); l. Infeksi menular seksual (IMS); m. Kusta; n. Infeksi saluran pernapasan

akut (ISPA)”.

Beberapa upaya di tingkat global yang telah dilakukan untuk menanggulangi

penyakit Tuberkulosis diwujudkan dalam Stop TB Partnership. Stop TB

Partnership merupakan kemitraan global untuk mendukung negara-negara di dunia

meningkatkan upaya memberantas Tuberkulosis, menurunkan angka kematian dan

kesakitan akibat Tuberkulosis, serta menjabarkan apa yang perlu dilakukan untuk

mencapai rencana global dalam hal pemberantasan Tuberkulosis. Kemitraan yang

terjalin berawal dari kemitraan antara Global Fund dengan Kementrian Kesehatan

Indonesia, kemudian Kementrian Kesehatan Indonesia bekerjasama dengan

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam bidang pemberian pelayanan kesehatan. Pimpinan

Pusat ‘Aisyiyah membuat sebuah program melalui majelis kesehatan ‘Aisyiyah

pusat yaitu Community TB-HIV Careb ‘Aisyiyah yang kemudian diturunkan

Page 58: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

34

kepada pimpinan cabang di seluruh Indonesia, sedangkan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia menurunkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota di

seluruh Indonesia untuk membantu penyedia pelayanan Tuberkulosis di masyarakat

(Kemenkes RI, 2011:21). Kemitraan antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

dengan Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah sendiri telah berlangsung sejak Januari

2014 hingga sekarang.

Berdasarkan kemitraan yang ada antara Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung dengan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, penulis

menggunakan teori untuk melakukan identifikasi untuk mengukur kolaboratif

tidaknya kemitraan ini menggunakan identifikasi dari buku Guide to Pratnership

Building dalam (Nurbaity, 2016:22) yang memiliki ciri antara lain:

1. Menciptakan program bersama-sama;

2. Mitra membawa sumber daya ;

3. Diskusi antar mitra;

4. Mitra mengedepankan transparansi;

5. Kemitraan bersifat mendalam;

Selain mengidentifikasikan produktivitas kemitraan peneliti juga menganalisis

termasuk ke dalam model kemitraan apakah kemitraan yang terjanlin antara

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung dengan Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung. Model kemitraan yang digunakan ialah model kemitraan

menurut Sulistiyani (2004:130-131) model-model tersebut terbagi sebagai berikut:

1. Pseudo partnership (kemitraan semu)

2. Mutualism partnership (kemitraan mutualistik)

3. Conjugation partnership (kemitraan melalui peleburan atau

pengembangan)

Page 59: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

35

Gambar 3. Kerangka Pikir

Ket:

: Garis kemitraan

Sumber: diolah oleh peneliti, 2018

Tinggginya tingkat penderita Tuberkulosis di

Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 364/MENKES/SK/V/2009 Tentang

Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Daerah Kota Bandarlampung Nomor 03

Tahun 2018 Bab 3 Pasal 4 Poin 2A Tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Community

TB-HIV Care ‘Aisyiyah

Model Kemitraan menurut

Sulistiyani (2004:130-131):

1.Pseudo partnership

(kemitraansemu)

2.Mutualism partnership

(kemitraan mutualistik)

3.Conjugation partnership

(kemitraan melalui peleburan

atau pengembangan)

Berkurangnya peningkatan penderita Tuberkulosis

di Bandarlampung

Ciri Kemitraan yang

kolaboratif menurut dari buku Guide to Pratnership Building

dalam (Nurbaity, 2016:22):

1.Menciptakan program

bersama-sama

2.Mitra membawa sumber daya

untuk solusi

3.Diskusi antar mitra

4.Transparansi

5.Kemitraan bersifat mendalam

Page 60: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Kemitraan dalam

Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Bandarlampung pada Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah,

maka penulis menggunakan tipe penelitian penelitian yang bersifat deskriftif–

kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,

baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variable yang lain. Menurut Denzin

dan Linclon dalam buku Lexy Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi

dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Moleong

menyatakan (dalam Septia, 2013:46) bahwa metode kualitatif digunakan karena

beberapa pertimbangan. Pertama menyesuaikan metode kualitatif dengan

kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih

dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap

pola-pola nilai yang dihadapi.

Page 61: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

37

Studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-

faktor yang menjadi fokus perhatian peneliti. Tipe penelitian deskriptif ialah suatu

penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki. Berdasarkan pendapat tersebut, maka tipe penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan bagaimana sifat serta hubungan antara fenomena sosial

tertentu. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana

analisis kemitraan dalam Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di

Bandarlampung pada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community

TB-HIV Care ‘Aisyiyah.

B. Fokus Penelitian

Penetapan fokus penelitian kualitatif ini membatasi ruang lingkup penelitian dan

untuk mengarahkan pelaksanaan penelitian atau pengamatan. Fokus penelitian

memberikan batasan dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data, sehingga

dalam pembatasan ini penelitian terfokus untuk memahami masalah-masalah yang

menjadi tujuan penelitian. Pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan dengan

menentukan sasaran utama penelitian, lokasi penelitian serta tahun penelitian.

Sehingga diperoleh hasil dari rumusan masalah dari latar belakang yang ditetapan

sebelumnya. Ada pun fokus dalam penelitian ini berdasarkan kerangka pikir dan

judul penelitian ialah berfokus pada kolaborasi kemitraan dan model kemitraan

Page 62: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

38

yang terjalin antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community

TB-HIV Care ‘Aisyiyah. Sehingga fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan mengkaji apakah kemitraan yang telah dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah dalam Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis termasuk

kedalam kemitraan yang kolaboratif dengan indikator dari buku Guide to

Pratnership Building (dalam Nurbaity, 2016:22) yang memiliki ciri antara

lain:

a) Menciptakan program bersama-sama

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra menciptakan

program yang bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang

ada. Program tersebut juga harus bias diterapkan dengan baik di lapangan.

b) Mitra membawa sumber daya

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra membawa

berbagai sumber daya yang lebih inovatif dan dapat menjadi solusi atas

berbagai masalah yang ada.

c) Diskusi antar mitra

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra melakukan diskusi

dengan lebih fleksibel pada saat tertentu dan sesuai dengan keadaan di

lapangan

d) Transparansi

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana mitra dituntut untuk

lebih tranparan dalam menginformasikan data-data terkait kemitraan yang

Page 63: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

39

dijalankan agar dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah

yang ada.

e) Kemitraan mandalam

Sebuah kemitraan antara 2 pihak atau lebih dimana kemitraan antara dua

mitra dimana kemitraannya hanayalah berupa perjanjian kontrak semata,

tanpa ada kerjasama lebih mendalam interpersonal.

2. Mengetahui dan mengkaji model kemitraan yang terjalin dalam

penyelenggaraan Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis antara Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah. Adapun model kemitraan yang gunakan ialah model kemitran

menurut (Sulistiyani, 2004:130-131):

a) Pseudo partnership (kemitraan semu)

Merupakan persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun

tidak sesungguhnya melakukan kerjasama secara seimbang satu dengan

yang lain.

b) Mutualism partnership (kemitraan mutualistik)

Merupakan persekutuandua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari

aspek pentingnya mela-kukan kemitraan, yaitu saling memberikan manfaat

lebih, sehingga akan mencapai tujuan secara optimal.

c) Conjugation partnership (kemitraan melalui peleburan atau penge-

mbangan)

Merupakan kemitraan yang dianalogikan sebagai paramecium. Dua

paramecium melakukan konjungsi untuk mendapatkan energi dan

Page 64: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

40

kemudian terpisah satu sama lain dan selanjutnya dapat melakukan

pembelahan diri.

C. Lokasi Penelitian

Menurut Moleong (dalam Septia, 2013:50) lokasi penelitian merupakan tempat

dimana peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau

peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka

mendapatkan data-data yang akurat. Pada saat penentuan lokasi penelitian cara

terbaik yang ditempuh adalah dengan mempertimbangkan teori subtantif dengan

jajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Selain itu juga perlu diperhatikan penentuan lokasi penelitiannya seperti

keterbatasan geografi, waktu, tenaga dan juga biaya. Mempertimbangkan hal

tersebut, maka lokasi penelitian ini ditentukan dengan sengaja yang dilakukan pada

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Divisi Penyakit Menular dan organisasi

SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah. Lokasi ini dipilih karena setelah adanya

kerjasama atau kemitraan antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Divisi

Penyakit Menular dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah terdapat

peningkatan signifikan.

Page 65: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

41

D. Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moelong (2017:157) sumber data utama

dalam penelitian kalitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah daa

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Ada dua jenis sumber data dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang

dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya merupakan data primer.

Data primer diperolehnya sendiri secara mentah-mentah dari masyarakat dan masih

harus dianalisa lebih jauh. Pada penelitian ini data primer didapat dari kader serta

orang-orang yang berkecimpung di dalam Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung

Divisi Penyakit Menular dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan

kepustakaan. Data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data Moelong

(2017:157). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari catatan maupun

dokumen yang berkaitan dengan program nasional pengendalian tuberkulosis di

Bandarlampung

E. Informan Penelitian

Sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan hasil

penelitian. Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer

Page 66: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

42

dan data sekunder. Data primer adalah data yang baru diperoleh melalui wawancara

dengan penentuan informan berdasarkan teknik purposive sampling dimana

penentuan informan sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan

penelitian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Menurut Sugiyono dalam (Septia, 2013:51) purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini misalnya orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan

peneliti untuk memperoleh data. Oleh sebab itu berikut tabel informan dalam

penelitian ini.

Tabel 3. Tabel Informan

No Nama Informan Jabatan Substansi

1. Triningrum Aning

Dinas Kesehatan Kota

Bandarlampung (Divisi

Penanganan dan

Penanggulangan

Penyakit Menular)

1. Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis

2. Tugas / Peran

3. Prosedur Kemitraan

4. Hasil Kegiatan

PenanggulanganTuberkulosis

2. Pristi Wahyu Diawati

Koordinator Lapangan

SSR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung

1. Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis

2. Tugas / Peran

3. Prosedur Kemitraan

4. Koordinasi dan Jaringan

5. Hasil Kegiatan Penanggulangan

Tuberkulosis

3. Sudiyanto

Koordinator Lapangan

SR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung

1. Capaian Suspek dan Positif TB

4. Sefti Handayani

Staff Keuangan SR

Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung

1. Sistem keuangan Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung

5. Rahmawati Relawan Community

TB-HIV Care

1. Latar Belakang

2. Prosedur Kerja Relawan

Page 67: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

43

‘Aisyiyah

Bandarlampung

6. Etin Suhetin

Relawan Community

TB-HIV Care

‘Aisyiyah

Bandarlampung

1. Latar Belakang

2. Prosedur Kerja Relawan

7. Sari Astiti Pasien Tuberkulosis

1. Prosedur Pemberian Pelayanan

2. Pelayanan Kesehatan yang

diberikan Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah Bandarlampung

8. Rudi Pasien Tuberkulosis

1. Prosedur Pemberian Pelayanan

2. Pelayanan Kesehatan yang

diberikan Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah Bandarlampung

9. Fika Pasien tuberkulosis

1. Prosedur Pemberian Pelayanan

2. Pelayanan Kesehatan yang

diberikan Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah Bandarlampung

Sumber: diolah peneliti, 2019

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah cara memperoleh data dalam kegiatan penelitian,

yaitu menentukan cara mendapatkan data mengenai variabel-variabel. Pada

dasarnya pengumpulan data kualitatif bukan berupa angka melainkan huruf maupun

kalimat. Pengumpulan data tersebut akan dideskripsikan dalam bentuk tulisan. Ada

berapa metode pengumpulan data yang terdiri atas:

1. Wawancara

Menurut (Moleong, 2017: 186) pengertian wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan dua pihak antara pewawancara (interviuwer), dan

terwawancara (interviewee). Wawancara yang dilakukan bersifat terstruktur

dengan menggunakan panduan wawancara terkait program nasional

penanggulangan tuberkulosis di Bandarlampung. Adapun instrumen yang

Page 68: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

44

digunakan dalam wawancara adalah tape recorder, catatan-catatan kecil serta foto-

foto.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data primer.

Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif

dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Pada

tahapan penelitian ini obyek yang diamati berupa kegiatan-kegiatan Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung Divisi Penyakit Menular dan SSR Community TB-

HIV Care ‘Aisyiyah..

3. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan dengan tanpa

mengganggu obyek atau suasana penelitian. Adapun pada tahapan dalam penelitian

ini, peneliti mengambil dokumen-dokumen yang digunakan berhubungan dalam

penelitian ini meliputi: peraturan-peraturan daerah, surat-surat keputusan, catatan-

catatan, arsip-arsip, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan program

nasional penanggulangan tuberkulosis di Bandarlampung.

Tabel 4.Tabel Dokumentasi

No. Dokumen Substansi

1. Peraturan Daerah Kota Bandarlampung

Nomor 03 Tahun 2018

Berisi tentang Penanggulangan Penyakit

Menular

2. Strategi Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis 2010-2014

Berisi tentang Program Nasional

Pengendalian Tuberkulosis dan Kemitraan

yang Terjalin antara Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia dengan Pimpinan Pusat

‘Aisyiyah

3. Laporan Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah Bandarlampung

Berisi tentang Capaian Community TB-HIV

Care ‘Aisyiyah Bandarlampung

Page 69: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

45

4. Dokumentasi lainnya Berupa berita-berita dan kemitraan Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung dan

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah

Bandarlampung dalam pelaksanaan

Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis

5. Buku Literatur Berkaitan tentang teori-teori kemitraan yang

digunakan dalam penelitian ini

Sumber: diolah peneliti, 2019

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dapat diartikan sebagai proses mengartikan data-data yang

diperoleh agar sesuai dengan tujuan dan sifat penelitian, atau dengan kata lain

yang berarti agar data yang telah diperoleh dapat dimaknai, sehingga dapat ditarik

suatu kesimpulan penelitian. Setelah data diperoleh melalui teknik pengumpulan

data, selanjutnya data diolah. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Tahap Editing

Pada tahapan ini hasil wawancara yang didapat diperiksa kembali apakah masih

terdapat kesalahan di dalam melakukan pengisiannya, tidak tepat, atau terdapat

keterangan fiktif.

2. Tahap interpretasi

Interpretasi data adalah proses penafsiran atau penjabaran atas hasil penelitian yang

telah dilakukan untuk dicari makna yang lebih luas dengan menghubungkan

jawaban yang diperoleh dengan data lain. Pada tahap ini, penelitian yang berupa

Page 70: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

46

data diinterpretasikan agar lebih mudah dipahami yang kemudian dilakukan

penarikan kesimpulan.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki. Fenomena yang diteliti secara deskriptif tersebut

dicari informasi mengenai hal-hal yang dianggap mempunyai relevansi dengan

tujuan penelitian. Menurut (Moelong, 2017:51-52) terdapat tiga komponen analisis

data yaitu :

1. Reduksi Data

Yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang

tertulis di lapangan. Reduksi data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

adalah analisa yang menajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu untuk mengorganisasi data mengenai hubungan kemitraan Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah

dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan

diverifikasi. Reduksi data terasa sesudah penelitian di lapangan, sampai laporan

akhir lengkap tersusun. Saat pengumpulan data terjadilah tahapan reduksi

Page 71: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

47

selanjutnya yaitu membuat ringkasan mengenai penelitian ini. Reduksi data sebagai

proses transformasi yang berlanjut terus sesudah penelitian lapangan.

2. Penyajian Data

Peneliti membatasi suatu penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang

tersusun untuk memberi kemungkinan adanya penariakan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara

yang utama bagi analisa kualitatif yang valid. Penyajian yang paling sering

digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif, berbagai jenis matrik,

grafik dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang

tersusun dalam bentuk padu dan mudah diraih. Penelitian ini penyajian data

yang digunakan adalah bentuk teks naratif yang disertai bagan dan tabel yang isinya

berkaitan dengan peneliti ini tentunya.

3. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan permulaan pengumpulan data, penganalisis kualitatif mulai mencari

arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola kejelasan, kenfigurasi-

konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proposisi. Kesimpulan akhir yang

muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada kesimpulan-

kesimpulan catatan lapangan, dan metode yang digunakan dan kecakapan

peneliti.

Page 72: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

48

I. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Menentukan

keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa persyaratan.

Menurut (Moleong, 2017:324) terdapat empat kriteria keabsahan data yaitu:

1. Derajat Kepercayaan (credibility) derajat kepercayaan (kredibilitas)

menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriteria ini

berfungsi pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat

kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat

kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti

pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti untuk memeriksa kredibilitas atau derajat kepercayaan antara

lain:

a. Triangulasi , triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak

digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin dalam

(Moleong, 2017: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik, teori. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data,

dimana peneliti membandingkan ketiga sumber data yaitu sumber

wawancara, sumber observasi dan sumber dokumentasi.

b. Kecukupan referensial, dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan

berbagai bahan-bahan, catatan, atau rekaman-rekaman yang dapat

Page 73: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

49

digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu

diadakan analisis dan penafsiran data.

2. Keteralihan (transferability), pengujian transferability atau keteralihan data

berkenaan dengan hingga hasil penelitian ini dapat diterapkan atau digunakan

dalam situasi lain. Saat melakukan keteralihan, peneliti berusaha mencari dan

mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama antara kemitraan

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah yang terlibat langsung dalam Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis.

3. Kebergantungan (dependability), kebergantungan merupakan substitusi

reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif. Reliabilitas merupakan syarat bagi

validitas. Pada penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan

pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak

melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian ke lapangan, tetapi

bisa memberikan data. Peneliti ini perlu diuji dependability-nya, dan untuk

mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau tidak, maka peneliti

mendiskusikannya dengan pembimbing. Pengujian dependability dalam penelitian

ini dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti

dalam melakukan penelitian.

4. Kepastian (confirmability), menguji kepastian data (confirmabilty) berarti

menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian,

jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui

audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses

Page 74: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

50

penelitian serta hasil penelitiannya. Hal yang dilakukan peneliti untuk menguji

kepastian ini adalah dengan seminar tertutup atau terbuka dengan mengundang

teman sejawat dan dosen pembimbing serta dosen pembahas.

Page 75: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat berdasarkan penelitian ialah:

1. Kemitraan antara SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah dengan Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung telah termasuk ke dalam kategori

kemitraan kolaboratif. Hal ini ditandai dengan telah dilaksanakannya kelima

indikator kemitraan kolaboratif menurut buku Guide to Pratnership

Building (dalam Nurbaity, 2016:22) yaitu

a) Menciptakan program bersama-sama. Kedua belah pihak secara

bersama-sama telah membuat dan melaksanakan program yang cukup

banyak dan beragam seperti sosialisasi, pencarian suspek, pembagian

nutrisi tambahan dan lain-lain.

b) Mitra membawa sumber daya. Kedua belah pihak telah saling

memberikan sumber daya yaitu SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah membawa relawan Tuberkulosis sedangkan Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung membawa sarana prasarana sebagai solusi bagi

masalah yang ada, namun masih terdapat beberapa kecamatan yang

memiliki relawan pasif dengan capaian yang rendah serta sistematika

Page 76: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

136

pelaksanaan kerja relawan Tuberkulosis masih kurang mendetail seperti

kewajiban memakai masker saat mengunjungi pasien Tuberkulosis.

c) Diskusi antar mitra. Kedua belah pihak rutin melaksanakan diskusi yaitu

dengan kegiatan koordinasi sebulan sekali dan monitoring evaluasi 3

bulan sekali, namun setelah adanya pemberitahuan dari The Global

Fund terkait pengurangan dana yang di berikan maka kegiatan

monitoring dan evaluasi dilaksanakan 3-5 bulan sekali karena

kurangnya dana.

d) Mitra mengedepankan transparansi. Kedua belah pihak saling berbagi

informasi terkait jumlah kasus Tuberkulosis dan dana yang didapat serta

tidak ada informasi yang ditutup tutupi satu sama lain.

e) Kemitraan mendalam. Kedua belah pihak tidak hanya bermitra diatas

kertas namun bermitra dengan kedekatan yang baik, hal ini dibuktikan

dari seringnya dilakukan pertemuan non formal antara kedua belah

pihak.

2. Kemitraan antara SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah dengan Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung termasuk ke dalam model mutualism

partnership.

a) Telah diperoleh manfaat-manfaat saling silang antara Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung bermitra dengan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah, yaitu berupa informasi jumlah penderita Tuberkulosis dan

jangkauan pelayanan dan kualitas pelayanan masyrakat.

b) Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung mendapatkan manfaat yaitu

sumber daya manusia berupa staff dan relawan Tuberkulosis dari SSR

Page 77: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

137

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah yang membantu dalam

peningkatan capaian.

c) SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah mendapatkan manfaat yaitu

sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pencarian suspek

seperti, akses ke puskesmas terdekat dan terdapat lab untuk tes sputum

di setiap puskesmas di Kota Bandarlampung. Akan tetapi, Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung kurang memberikan kontrol kepada

semua puskesmas di Kota Bandarlampung sehingga masih terdapat

puskesmas yang mempersulit kinerja relawan Tuberkulosis, selain itu

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung juga perlu memperhatikan

kondisi pemukiman padat penduduk yang kurang asupan cahaya

matahari, terlalu lembab dan sanitasi yang kurang baik.

3. Kemitraan yang dilakukan antara SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah

dengan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dalam rangka pelaksanaan

Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis termasuk ke dalam jenis

kemitraan Non Trading Partnership, karena dalam kerjasamanya kedua

belah pihak tidak terbentuk berdasarkan sifat komersil. Kemitraan yang

dilakukan antara Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dengan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah bersifat sukarela dan berdasarkan pada

rasa kemanusiaan.

B. Saran

1. Pemerintah Kota Bandarlampung perlu memberikan angaran yang stabil

bagi SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah dalam rangka pelaksanaan

Page 78: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

138

Program Nasional Pengendalian Tubekrulosis, dikarenakan selama ini dana

yang dipakai ialah berasal dari dana hibah The Global Fund, yang sebentar

lagi akan dihentikan aliran dananya. Jangan sampai dengan berhentinya

aliran dana dari The Global Fund maka akan menurun pula kinerja dari para

relawan SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah maupun pihak Dinas

Kesehatan Kota Bandarlampung.

2. Perlu diadakannya evaluasi rutin sebulan sekali dari pihak Dinas Kesehatan

Kota Bandarlampung untuk mengevaluasi kinerja puskesmas di Kota

Bandarlampung yang kurang baik.

3. Perbaikan lingkungan masyarakat, seperti sanitasi, kelembapan dan asupan

cahaya matahari di semua rumah khususnya di daerah padat penduduk di

Kota Bandarlampung perlu ditingkatkan, sehingga dapat mengurangi

penyebaran virus Tuberkulosis.

4. Perlu adanya relawan aktif SSR Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah di

semua kecamatan di Kota Bandarlampung, sehingga kegiatan pencarian

suspek Tuberkulosis dapat lebih maksimal, tidak hanya aktif di beberapa

kecamatan namun sangat pasif di kecamatan lain

5. Perlu adanya perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja relawan SSR

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah yaitu dengan penambahan peraturan

penggunaan masker oleh relawan untuk mengindari penularan virus

Tuberkulosis dari pasien ke relawan SSR Community TB-HIV Care

‘Aisyiyah.

Page 79: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Duadji, N., & Tresiana, N. 2015. Buku Ajar Pengantar Ilmu Administrasi Publik.

Bandarlampung.

Ibrahim, J. 2013. Hukum Organisasi Perusahaan. Bandung: Refika Aditama.

Kartini, D. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep

Sustanibility Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika

Aditama.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sinamo, N. 2014. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Jala Permata Aksara.

Sujali, d. 2017. Pembangunan yang Bertumpu pada Komunitas. Jakarta: Penerbit

Universitas Terbuka.

Sulisiyani, A. T. 2017. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta:

Winardi, J. (2014). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Rajawali

Press.

Sumber Jurnal

Akib, Haedar dan Tarigan, Antonius. 2008. Artikulasi Konsep Implementasi

Kebijakan: Perspektif, Model Dan Kriteria Pengukurannya, Jurnal

Kebijakan Publik

B.A, M. Yusuf. 2016. Peran Organisasi Masyarakat Ikatan Pemuda Loktuan

Bersatu (ORMAS IPBL) dalam Penyediaan Tenaga Kerja pada Perusahaan

di Kelurahan Loktuan Kecamatan Bontang Utara. E-Journal Ilmu

Pemerintahan 4(1):430-432

Page 80: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

140

Efendi, Bahkri. Negara dan Masyarakat Sipik Study Hubungan Pemerintah Daerah

Riau dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau). Riau: Universitas

Riau

Fatmawati, E. 2011. Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan FEB Undip dengan

Metode LibQual+TM. Yogyakarta: Tesis Universitas Gadjah Mada.

Jumiati, Ipah Ema. Sinergisitas Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat Sipil

(Civil Society) melalui Coorporate Social Responsibility (CSR) dalam

Program Pengentasan Kemiskinan di Cilegon. Serang: Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Kurniawan, Dodi Ardi. 2012. Pelaksanaan Program Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Di SMP Negeri 2 Tempel. Tesis Universitas Negeri Yogyakarta

Mahmudi. Kemitraan Pemerintah Daerah dan Efektivitas Pelayanan Publik. Jurnal

Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen. Januri 2007. Vol 9 No 1, 53-67.

Nurbaity, N. 2016. Public Organization Private Partnership (Studi tentang

Kemitraan dalam Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA

Negeri Kabupaten Purworejo). 2016: Satya Wacana University Press:22.

Septia, Intan. 2013. Kinerja Keuangan BUMN Pasca Penerapan Good Coorporate

Governance (GCG) (Pengalaman PT. PLN (Persero) Tahun 2003-2011).

Bandarlampung: Universitas Lampung Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Tresiana, Novita. 2015. Perumusan Kebijakan Pendidikan yang Berspektif Gender

di Povinsi Lampung. Jurnal Borneo Administrator. 11(2), 156

Sumber Online dan lain-lain

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung. 2018. Bahan presentasi

Community TB-HIV Care ‘Aisyiyah Bandarlampung. Bandarlampung

Community TB-HIV Care Aisyiyah. 2018. Data Tuberkulosis 2015, 2016, dan

2017. Bandarlampung.

Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung. 2018. Data Tuberkulosis 2015, 2016, 2017.

Bandarlampung.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Gerakan TOSS TB.

https://dinkes.lampungprov.go.id/toss-tb/ diakses 28 Juni 2018 pukul 19:01

PM

Ditjen PP&PL Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lainlain/Data%20da

n%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesia%20

2016%20%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf. Diakses pada 31

Agustus 2018 pakul 15:22 PM

Page 81: ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL …digilib.unila.ac.id/56639/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ANALISIS KEMITRAAN DALAM PROGRAM NASIONAL ... Pendagra (Pendapatan Negara)

141

Profil Kesehatan Provinsi Lampung.

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV

INSI_2015/08_Lampung_2015.pdf. Diakses pada 26 Oktober 2018 pukul

22:14 WIB

Dapartemen Kesehatan. 2018. Kemenkes Percepat Atasi 3 Masalah Kesehatan.

http://www.depkes.go.id/article/print/18030700005/rakerkesnas-2018-

kemenkes percepat-atasi-3-masalah-kesehatan.html. Diakses pada 10

Oktober 2018 pukul 18:55 WIB

Kementrian Kesehatan RI, 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB.

http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/stranas_tb-2010-

2014.pdf?ua=1. Diakses 15 November 2018 pukul 19:23 WIB