Analisis Kation Ca2+ Dan Analisis Anion Cl
-
Upload
afgan-reni -
Category
Documents
-
view
341 -
download
12
Transcript of Analisis Kation Ca2+ Dan Analisis Anion Cl
1) Judul : Analisis Kation Ca2+ dan Analisis Anion Cl-
2) Tujuan:
1. Menentukan kation Ca2+ yang terdapat dalam analit
2. Menentukan anion Cl- yang terdapat dalam analit
3) Dasar Teori :
Analisis kualitatif untuk anion dan kation dikaji secara terpisah. Analisis kualitatif
anion lebih sederhana dibandingkan analisis kation, tetapi analisis kualitatif anion
memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul. Analisis
anion dan kation dapat dibantu oleh diagram alir, yang menggambarkan langkah-langkah
sistematis untuk mengidentifikasi jenis anion dan kation. Dalam diagram analisis kualitatif
anion dan kation dimulai dari ion yang ditanyakan, pereaksi yang perlu ditambahkan,
kondisi eksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan. Apabila analit berupa
larutan dapat langsung dianlisis, tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat dan
cair, perludicari pelarut yang sesuai.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-
ion dapat diidentifikasi berdasarkan sufat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis
kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gelembung-
gas dan endapan, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk
mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi rendah.
Analisis kation
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini
dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan
dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.
Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang
masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapakan kembali membentuk
kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada
akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi
pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakuakan untuk memisahkan kation
menjadi beberapa kelompok.
Golonga
n
Kation Pereaksi Pengendap
1 Ag+, Hg22+, Pb2+ HCl 6 M
2 Cu2+, Cd2+, Bi3+, Hg2+,
Sn4+, Sb3+
H2S 0,1 M pada pH 0,5
3 Al3+, Cr3+, Co2+, Fe2+,
Ni2+, Mn2+, Zn2+
H2S 0,1 M pada pH 9
4 Ba2+, Ca2+ NH4Cl, NH4OH, (NH4)2CO3
5 Mg2+, Na+, K+, NH4+
Tidak ada pereaksi pengendap
Golongan
Kation Golongan IV: Ba 2+ dan Ca 2+
Kation-kation golongan IV tak dapat diendapkan langsung dari
filtrat yang diperoleh setelah pengendapan golongan IIIB, karena ia
mengandung garam-garam ammonium dalam konsentrasi yang terlalu
tinggi. Untuk menghilangkan garam-garam ammonium dapat dilakukan
dengan sublimasi saja. Ini dapat dilakukan dengan mula-mula
menguapkan filtrat yang telah diasamkan diatas penangas air dan lalu
memenaskan residu pada suhu tinggi, sampai uap putih garam-garam
ammonium berhenti keluar. Namun, adalah jauh lebih mudah untuk
menghilangkan garam-garam ammonium dengan asam nitrat pekat.
NH4+ + HNO3 → N2O↑ + 2H2O + H+
Reaksi ini berjalan pada suhu yang lebih rendah daripada yang
diperlukan untuk menguapkan garam-garam ammonium. Namun,
sejumlah kecil ion ammonium harus selalu ada untuk mencegah
pengendapan magnesium.maka sejumlah kecil ammonium klorida
ditambahkan setelah garam-garam ammonium dihilangkan.
Kalsium dan Barium terletak dalam satu golongan, sehingga
keduanya memiliki sifat-sifat yang mirip, dan sulit untuk saling
dipisahkan. Karena hanya memiliki dua macam kation dan memiliki
kemiripan sifat. Klorida, sulfida dan hidroksida dari barium dan
kalsium bersifat larut, sehinng akedua kationnya dapat dipisahkan
dengan golongan sebelumnya. Kedua ion dapat diendapkan sebagai
karbonat dalam suasana buffer ammonium klorida-amoniak.
Identifikasi Kation Ca 2+
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Yang
melebur pada 845oC ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara
lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan kalsium
hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium
hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium(II), Ca2+, dalam larutan-
larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan
membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan
sebagai zat pengering. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan
mudah dalam etanol atau dalan campuran 1+1 dari etanol bebas air dan
dietil eter.
Reaksi-reaksi :
1. Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut
cukup banyak. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat,
mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
2. Larutan amonium karbonat : endapan amorf putih kalsium karbonat
Ca2+ + CO32- CaCO3 ↓
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal.
Endapan larut dalam air yang mengandung asam karbonat berlebihan
(misalnya, air soda yang baru dibuat), karena pembentukan kalsium
hidrogen karbonat yang larut :
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+ + 2HCO-3
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi karena
karbondioksida keluar selama proses itu sehingga reaksi berlangsung
kearah kiri. Ion-ion barium dan sromtium bereaksi serupa. Endapan
larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat :
CaCO3↓ + 2H+ → Ca2+ + H2O + CO2↑
CaCO3↓ + 2CH3COOH Ca2+ + H2O + CO2↑+ 2CH3COO-
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-gaaram
amonium dari asam kuat.
3. Asam sulfat encer : endapan putih kalsium sulfat :
Ca2+ + SO42- → CaSO4↓
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 gram Ca2+, 2,06
gram CaSO4 atau 2,61 gram CaSO4.2H2O l-1, Ks = 2,3 x 10-6) yaitu
larut lebih banyak dari pada barium atau strontium sulfat. Dengan
adanya etanol, kelarutannya menjadi jauh lebih sedikit.
Endapan melarut dalam asam sulfat pekat, panas:
CaSO4 + H2SO4 ↔ 2H+ + [Ca(SO4)2]2-
Kompleks yang sama akan terbentuk jika endapan dipanaskan
dengan larutan ammonium sulfat 10 persen:
CaSO4 + SO42- ↔ [Ca(SO4)2]2-
Meskipun pelarutan dalam ammonium sulfat mungkin tak
sempurna, ion-ion kalsium dapat dideteksi dalam filtrat dengan oksalat,
setelah dinetralkan dengan amonia.
4. Larutan ammonium oksalat: endapan putih kalsium oksalat, segera
dari larutan-larutan pekat dan lambat dari larutan-larutan encer:
Ca2+ + (COO)22- → Ca(COO)2↓
Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifat
basa dengan amonia. Endapan praktis tak larut dalam air (6,53 mg
Ca(COO)2 ℓ-1, Ks = 2,6 x 10-9), tak larut dalam asam asetat, tetapi
larut dengan mudah dalam asam-asam mineral.
Analisis anion
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh
gambaran ada tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki
sifat-sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang
merupakan uji spesifik dari anion tertentu.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat
dilakukan fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang
tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. Jika zat yang tak diketahui
tidak larut dalam air, harus dilakukan perlakuan tertentu dengan pereaksi kimia
agar menjadi larut. Beberapa larutan tidak stabil dalam larutan asam, atau
bereaksi satu sama lain dalam suasana asam. Bila terjadi keadaan tidak stabil
dalam suasana asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam suasana basa.
Penyediaan sampel dari padatan yang tidak larut untuk analisis anion,
dilakukan dengan mendidihkan padatan dalam larutan jenuh natrium karbonat.
Perlakuan ini dilakukan untuk mengubah anion kedalam bentuk garam natrium
yang larut dan menyisakan kationnya sebagai karbonat yang tidak larut atau
produk dari hidrolisisnya.
Identifikasi Anion Cl -
Uji untuk identifikasi Cl- bila didalamnya terdapat ion I- dan Br-,
langkah pertama harus dilakukan adalah menghilangkan ion I- dan Br-. Untuk
menghilangkan ion I- dan Br- digunakan ion peroksodisulfat (S2O82-). Ion
peroksodisulfat hanya mampu mengoksidasi ion I- dan Br- menjadi unsur-
unsur bebasnya, tetapi tidak mampu mengoksidasi ion Cl-. Reaksi oksidasi I-
dan Br- oleh peroksodisulfat dapat ditulis sebagai berikut
2X- + S2O82- → X2 + 2 SO4
2-
(X- = I- atau Br-)
Halogen yang dibebaskan diekstraksi ke dalam CCl4
Setelah larutan bebas dari ion I- dan Br- larutan diasamkan dengan
HNO3, kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalamnya. Terbentuknya
endapan putih AgCl yang larut dalam larutan amoniakpekat, menunjukkan
adanya ion Cl-.
Bila dalam larutan sampel tidak terdapat ion I- dan Br-, pengujian
adanya Cl- lebih sederhana. Jika pengujian dengan larutan AgNO3 terbentuk
endapan putih AgCl yang larut dalam larutan amoniak pekat, menunjukkan
adanya ion Cl-.
Reaksi-reaksinya adalah sebagai berikut
Cl- + HNO3 → HCl(aq) + NO3-
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3
4) Alat dan Bahan :
Alat :
Gelas kimia Kasa
Pembakar spiritus Corong
Tabung reaksi Penjepit tabung
Pipet tetes Gelas ukur
Rak tabung reaksi Spatula
Pangaduk Sedotan
Kertas saring Plastisin
Kaki tiga
Bahan :
Analit NH4OH 6 M
Aquades H2O2
HCl encer NH4Cl
H2S NH3 pekat
HNO3 pekat NH3 encer
Na2CO3 jenuh NH4Cl 20%
AgNO3 (NH4)2CO3
K2CrO4
5) Langkah Kerja:
Analisis Kation
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan kemudian memasukkan analit yang
akan diteliti kedalam tabung dan menambahkannya dengan HCl encer 6M.. Karena
tidak ada endapan (kemunkinan kation gol I, II, III, IV, V) melanjutkan dengan
menambahkan H2O2 3% lalu menambahkannya dengan HCl hingga konsentrasi H+
sekitar 0,3M dengan cara mengeceknya dengan indikator universal, lalu
memanaskannya dalam penangas air selama 2-3 menit kemudian mengalirkan gas H2S
kedalamnya. Karena tidak terdapat endapan lagi (kemungkinan kation gol II, III, IV, V)
lalu melanjutkannya dengan mendidihkannya dan menambahkan dengan 3 tetes HNO3
pekat lalu mendidihkannya lagi. Setelah itu menambahkan 0,25 mL NH4Cl 20% dan
memanaskannya dalam penangas air lalu menambahkan NH3 pekat hingga bersifat
basa, dan memanaskannya lagi selama 2-3 menit. Karena tidak terbentuk endapan
(kemungkinan kation gol IIIB, IV, V), maka melanjutkannya dengan menambahkan 2
tetes NH3 encer lalu memanaskannya dalam penangas air dan mengalirinya dengan gas
H2S selama 1 menit, karena tidak terjadi endapan hitam (kemungkinan gol VI ayau V)
dilanjutkan dengan menambahkan NH4Cl 20% kemudian menambahkannya dengan
NH4OH 6M dan 6 tetes (NH4)2CO3 sehingga menghasilkan filtrat yang berwarna putih
keruh (kemungkinan kation gol IV). Lalu memanaskan dan menyaringnya kemudian
membaginya menjadi 2 bagian. Endapan direaksikan dengan menambahakan larutan
K2CrO4 larutan berubah menjadi kuning dan endapan menghilang, yang menandakan
bahwa tidak ada kation Ba2+. Sedangkan filtratnya akan kita analisis untuk menemukan
kation Ca2+ yaitu dengan cara menambahkan 0,3 mL (NH4)2CO3 sehingga dihasilkan
endapan putih dimana endapan ini menunjukkan adanya kation Ca2+.
Analisis Anion
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan kemudian memasukkan analit yang
akan di teliti kedalam tabung dan menambahkannya dengan Na2CO3 jenuh, lalu
menyaring endapannya sehingga menghasilkan filtrat ( larutan persiapan ). Kemudian
menambahkan AgNO3 ke dalam filtrat secara perlahan-lahan melalui dinding tabung
sehingga terbentuk endapan putih AgCl. Untuk melakukan uji penegasan adanya ion Cl-
yaitu dengan cara menambahkan NH3, sehingga endapan putih putih yang terbentuk
larut dalam amonia dan menunjukkan adanya ion Cl-.
6) Diagram Alir:
Analisis Kation: Analit
+ HCl dinginLarut
Filtrat ( kemungkinan gol. II, III, IV, V )
+ H2S, HCl , H2O2
+ HNO3 pekat
+ NH4Cl, NH3 pekat, NH3 encer, H2S(g)
LarutFiltrat ( kemungkinan gol.
III, IV, V )
LarutFiltrat ( kemungkinan
gol. III B, IV, V )
LarutFiltrat ( kemungkinan
gol. IV, V )
+ NH4Cl 20%, NH4OH 6 M,
+ (NH4)2CO3
Filtrat larut
Filtrat keruh(kemungkinan kation
golongan IV)
Dipanaskan dan disaring
Larutan kuning menunjukkan tidak adanya kation Ba2+
+ K2CrO4
Larutan keruh dan terdapat endapan putih yang menunjukkan adanya
kation Ca
+ (NH4)2CO3
Ca2+ ada
Analisis Anion:
Uji Penegasan:
Analit
+ Na2CO3 jenuh
Filtrat ( larutan persiapan )
+ AgNO3
AgCl(s)
( putih )
AgCl(s)
( putih )
+ NH3
[Ag(NH3)2]+(aq)
( endapan larut )
Cl- ada
7) Pengamatan atau Aanlisis Data
Analisis Kation
Tindakan Hasil Reaksi Analisis/Keterangan Gambar
+ HCl dingin Larutan jernih Ca2+ + HCl(aq) tidak
terjadi reaksi
Kation golongan IV
(kation Ca) tidak
bereaksi dengan
reagensia-reagensia I, II,
III.
+ H2S (g) , HCl,
H2O2
Larutan jernih Ca2+ + H2S(g) + HCl(aq)
+H2O2 (aq) tidak
terjadi reaksi
Kation golongan IV
(kation Ca) tidak
bereaksi dengan
reagensia-reagensia I, II,
III.
+ HNO3 pekat
Dididihkan
+ NH4Cl + NH3
pekat
Larutan jernih Ca2+ + HNO3 pekat +
NH4Cl(aq) + NH3 pekat
tidak terjadi reaksi
Kation golongan IV
(kation Ca) tidak
bereaksi dengan
reagensia-reagensia I, II,
III.
+ NH3 encer
Dialiri dengan
H2S (g)
Dipanaskan
Larutan jernih Ca2+ + NH3 encer +
H2S(g) + tidak terjadi
reaksi
Kation golongan IV
(kation Ca) tidak
bereaksi dengan
reagensia-reagensia I, II,
III.
+ 6 tetes NH4Cl
20%
+ NH4OH Larutan jernih Ca2+ + NH3 + 2H2O →
Tidak bereaksi
Memberikan suasana
basa agar endapan
maksimal
+ 6 tetes
(NH4)2CO3
Larutan keruh Ca2+ + CO32- → CaCO3 ↓
endapan putih
Membentuk endapan
dengan (NH4)2CO3
dengan adanya NH4Cl
dalam suasana netral atau
sedikit asam
Dipanaskan Endapan turun
kebawah
Pemanasan dilakukan
agar endapan turun
kebawah dan mudah
dipisahkan endapan dan
filtratnya
Dipisahkankan
antara filtrat dan
endapannya
Endapan dan
filtrat
Untuk memisahkan
endapan dan filtratnya
agar dilakukan
identifikasi lebih lanjut
Endapan
ditambahkan
larutan K2CrO4
Larutan kuning Ca2+ + CrO4- → Tidak
bereaksi
Untuk memastikan
bahwa kation dari analit
yang kita dapatkan tidak
terdapat kation Ba2+
Filtrat
ditambahkan
dengan larutan
(NH4)2CO3
Larutan keruh
dan terdapat
endapan putih
Ca2+ + CO32- → CaCO3 ↓
endapan putih
Endapan putih
menandakan adanya
kation Ca2+ pada analit.
Analisis Anion
Tindakan Hasil Reaksi Analisis/Keterangan Gambar
+ Na2CO3 jenuh Keruh (ada
endapan putih)
2HCl(aq) + Na2CO3(aq)
2NaCl(aq) +
H2CO3(g)
Penambahan Na2CO3
mampu menangkap
kation H+ sehingga
larutan awal yaitu
HCl akan tersisa
anion Cl- saja. Jadi,
dapat dilakukan
pengujian selanjutnya.
Produk reaksi adalah
larutan NaCl dan gas
H2CO3. Karena gas
H2CO3 menguap,
maka yang digunakan
untuk analisis adalah
larutan NaCl.
Dipanaskan Endapan turun
kebawah
Pemanasan berfungsi
agar endapan turu
kebawah dan mudah
untuk dipisahkan antara
filtrat dan endapannya
Disaring Endapan dan
filtrat
Berfungsi untuk
memisahkan endapan
dan filtratnya
Filtrat
ditambahkan
dengan AgNO3
Ada endapan
putih
NaCl (aq) + AgNO3(aq)
AgCl(s) + NaNO3(aq)
Penambahan larutan
AgNO3 akan membentuk
endapan AgCl atau perak
klorida yang berwarna
putih dan seperti dadih.
Endapan ini mudah
dideteksi.
Uji penegasan
dengan
menambahkan
NH3 (aq)
Endapan putih
larut
AgCl(s) + 2 NH3
[Ag(NH3]+ (aq)
Larutan amonia encer
akan melarutkan
endapan, yang mana
reaksinyanya akan
menghasilkan ion
kompleks
diaminaargentat.
Uji ini menandakan
bahwa terdapat anion Cl-
pada analit.
8) Diskusi
Seharusnya dilakukan uji lebih lanjut untuk memastikan adanya kation Ca2+.
Namun tidak dilakukan, hal tersebut terjadi karena waktu yang tidak mencukupi, ketidak
telitian dalam mencari etil alkohol atau etanol, dan tidak adanya larutan amonium oksalat.
9) Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa kation yang terdapat
dalam analit adalah kation Ca2+ dan anion yang terdapat dalam analit adalah anion Cl-.
Daftar Pustaka
Ekanuryana. 2009. Analisis Kation Anion. Online
(http://ekanuryana.blogspot.com/2009/10/analisis-kation-anion.html) diakses pada 28
September 2012, pukul 15.28 WIB.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analiti Dasar. Jakarta: Gramedia.
Puspita, Dian. 2011. Identifikasi Kation Golongan I-IV. Online
(http://dhuarapuspitasari.blogspot.com/2011/02/praktikum-analisis-kualitatif.html)
diakses pada 28 September 2012, pukul 15.22 WIB.
Svehla, G. 1985. Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan
Semi mikro edisi ke lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Svehla, G. 1985. Vogel Bagian Dua Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semi
mikro edisi ke lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Sodiq Ibnu, M, Endang Budiasih, dkk. 2004. Kimia Analitik 1. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Tim Penyusun. 2011. Panduan Praktikum Kimia Analitik Jurusan Kimia. Surabaya: Jurusan
Kimia FMIPA UNESA, hlm 20 – 29.
Lampiran
a. Jawaban Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi umum untuk masing-masing golongan!
( golongan I : M+ + Cl- MCl(s) putih )
Jawab :
Golongan I : M+ + Cl- MCl(s) (putih)
Golongan II : M2+ + S2- MS(s)
Warna endapannya tergantung masing-masing kationnya, yaitu HgS,
Bi2S3, CuS yang berwarna hitam, CdS, As2S3, SnS2 berwarna kuning, dan
Sb2S3, Sb2S5 warna merah.
Pengendapan dilakukan pada larutan dengan suasananya asam (H2S
yang mengandung HCl encer).
Golongan III A: M3+ + 3NH3 + 3H2O M(OH)3(s) + 3NH4+
Warna endapan tergantung pada masing-masing kation, yakni Fe(OH)3,
Al(OH)3, yang berwarna putih, Cr(OH)3 warna abu-abu kehijauan.
Golongan III B:
Warna endapan tergantung pada masing-masing kation, yakni NiS,
CoS, warna hitam, MnS warna merah jambu, dan ZnS warna putih.
Pengendapan terjadi pada larutan yang suasananya basa (H2S yang
mengandung larutan NH3 dan NH4Cl)
Golangan IV : M2+ + CO32+ MCO3(s) (putih)
Golongan V
Pada golongan V, tidak ada reagensia umum, sehingga digunakan
reaksi khusus uji kering untuk mengidentifikasi ion-ionnya. Uji kering itu
antara lain, uji pipa tiup, uji pewarnaan, uji nyala dan lain sebagainya.
2. Mengapa oksidator yang digunakan dalam analisis kation secara sistem H2 S adalah
H2O2 atau air brom dan bukan HNO3 ?
Jawab :
Oksidator yang digunakan dalam analisis kation secara sistem H2S adalah
H2O2 atau brom sebab H2O2 mudah menguap jika ditambahkan air sehingga didapat
endapan garam sulfida dari H2S. Dan bukan menggunakan oksidator HNO3 sebab
semua asam harus dihilangkan sehingga endapan garam sulfida tidak akan terbentuk,
karena gas H2S dialirkan dalam analit dalam suasana asam.
3. Bagaimana cara mengetahui bahwa H2 S, H2O2 atau Br2 sudah tidak terdapat dalam
larutan ?
Jawab :
Untuk mengetahui H2S sudah tidak terdapat di dalam larutan, digunakan kertas
Pb-Asetat. Untuk mengetahui H2O2 sudah tidak terdapat di dalam larutan, caranya
kertas saring dicelupkan pada HCl, kemudian dihadapkan pada lubang selang yang
disalurkan ke H2O2. Jika pada kertas saring tidak ada noda hitam, maka H2O2 tidak
ada. Untuk mengetahui Br2 sudah tidak terdapat di dalam larutan, melalui cara larutan
diuapkan. Asap yang keluar diletakkan pada kertas kanji yang basah. Jika kertas kanji
basah menjadi merah jingga, maka Br2 masih ada, tapi jika berwarna jingga maka Br2
sudah tidak ada.
4. Mengapa menentukan adanya kation NH4+ harus digunakan analitnya langsung ?
Jawab :
Karena, filtrat yang didapat dari pemisahan golongan-golongan sebelumnya
telah banyak mengandung NH4+ yaitu dari penambahan NH4OH, NH4Cl, (NH4)2SO4.
Sehingga sudah pasti mengandung NH4 oleh karena itu harus menggunakan zat
aslinya.
5. Bagaimana reaksinya secara umum pada pembuatan larutan persiapan untuk
menentukan adanya anion ?
Jawab :
AxBy(aq) + Na2CO3(aq) A2CO3y(s) + 2NaxB(aq)
6. Pengendapan garam sulfida pada analisis kation golongan II dan golongan III B
dilakukan pada suasana larutan yang berbeda. Jelaskan ?
Jawab :
Pengendapan garam sulfida pada analisis kation golongan II dan golongan III
B dilakukan pada suasana larutan yang berbeda, sebab pada golongan II, pengendapan
garam sulfidanya dilakukan dalam suasana asam, yakni dalam H2S yang mengandung
HCl encer. Hal ini dikarenakan filtrat yang digunakan untuk mendapatkan endapan
garam sulfida tadi berasal dari filtrat golongan I yang masih mengandung HCl encer.
Pada golongan III B, pengendapan garam sulfidanya dilakukan dalam suasana basa
yaitu dalam H2S yang mengandung larutan NH3 dan NH4Cl. Hal ini karena filtrat yang
digunakan untuk mendapatkan endapan garam sulfidanya tadi berasal dari filtrat
golongan III A yang masih mengandung NH3 dan NH4Cl.
7. Mengapa pada pengendapan golongan IV harus dalam suasana basa ?
Jawab :
Pengendapan golongan IV harus dalam suasana basa, sebab larutan amonia
dalam air, NH4OH, yang ditambahkan sebelum filtrat diletakkan pada penangas air
dapat mencegah hilangnya asam-asam yang mudah menguap sehingga akan
dihasilkan garam-garam karbonat yang berasal dari larutan amonium karbonat. Oleh
sebab itu, pengendapan golongan IV harus dalam suasana basa.
b. Laporan Sementara