Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Lion Mentari Airlines, beroperasi sebagai Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik. Berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, Lion Air terbang ke kota-kota di Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Arab Saudi. Basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. 1 Maskapai penerbangan ini didirikan pada Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000, dimana maskapai penerbangan ini menerbangan penerbangan penumpang berjadwal antara Jakarta dan Pontianak dengan menggunakan sebuah Boeing 737-200 yang disewa. Maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Maskapai penerbangan ini juga berencana akan bergabung dengan IATA dan karena itu berharap untuk menjadi operator kedua IATA dari Indonesia setelah Garuda Indonesia. Namun, Lion Air dirasa gagal, pada awal 2011, penilaian awal IATA untuk syarat keanggotaan Lion Air dirasa mengkhawatiran akan masalah keamanannya. 2

description

gsegsgs

Transcript of Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

Page 1: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Lion Mentari Airlines, beroperasi sebagai Lion Air adalah maskapai

penerbangan swasta terbesar di Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini

menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik. Berkantor pusat di Jakarta,

Indonesia, Lion Air terbang ke kota-kota di Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia

dan Arab Saudi. Basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah Bandar Udara

Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.1

Maskapai penerbangan ini didirikan pada Oktober 1999 dan mulai beroperasi

pada tanggal 30 Juni 2000, dimana maskapai penerbangan ini menerbangan

penerbangan penumpang berjadwal antara Jakarta dan Pontianak dengan

menggunakan sebuah Boeing 737-200 yang disewa. Maskapai penerbangan ini

dimiliki oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Maskapai penerbangan ini juga

berencana akan bergabung dengan IATA dan karena itu berharap untuk menjadi

operator kedua IATA dari Indonesia setelah Garuda Indonesia. Namun, Lion Air

dirasa gagal, pada awal 2011, penilaian awal IATA untuk syarat keanggotaan Lion Air

dirasa mengkhawatiran akan masalah keamanannya.2

Alasan IATA diatas bukanlah alasan yang tidak mendasar, apabila melihat dari

insiden-insiden yang pernah dialami oleh Lion Air. Diantaranya :

1. 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-

Pekanbaru-Batam gagal mengudara (take off) dan terjerembab setelah lebih dari lima

meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II,

Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.

2. 31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-

Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.

3. 3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta-Palembang mendarat

tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.

1. URL, wikipedia.com/ PT Lion Mentari Airlines2. URL, wikipedia.com/ Sejarah PT Lion Mentari Airlines

1

Page 2: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

2

4. 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-

Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 26

orang penumpangnya tewas.

5. 10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal take off di Bandara Wolter

Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempes.

6. 3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir

saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.

7. 12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika

akan take off di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar

landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu.

8. 6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat

mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan

pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir.

9. 24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-

Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.

10. 18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya

tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.

11. 4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar-Surabaya tergelincir

saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk.

12. 7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas

landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun

sudah bergerak dari apron menuju ujung landasan dan siap terbang.

13. 24 Desember 2006, Lion Air Penerbangan 792,PK-LIJ Boeing 737-400 rute Jakarta-

Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin,

Makassar.

14. 19 Maret 2007, Lion Air Penerbangan 311, MD-82 rute Banjarmasin-Surabaya batal

lepas landas walaupun sempat meluncur di landasan pacu Bandar Udara Sjamsudin

Noor, Banjarmasin.

15. 23 Februari 2009, Lion Air Penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan-Batam-

Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat macetnya roda

depan. Semua penumpang selamat.

16. 9 Mei 2009, MD-90 Lion Air PK-LIL tergelincir di Bandara Soekarno-Hatta

Page 3: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

3

17. 3 November 2010, Lion Air Penerbangan 712 ,PK-LIQ Boeing 737-400 rute Jakarta-

Pontianak-Jakarta tergelincir di Bandara Supadio Pontianak.

18. 14 Februari 2011, Lion Air Penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-

Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru.

Semua Penumpang selamat namun hal itu di tanggapi oleh Dirjen Perhubungan Darat

dengan menyatakan bahwa semua pesawat jenis Boeing 737-900ER Dilarang

Mendarat di Kota Pekanbaru apabila landasan basah. Lion Air memutuskan

menggunakan pesawat Boeing 737-400 untuk melayani rute tersebut (Hal ini

kemungkinan akan menunda niat Lion Air untuk memensiunkan Boeing 737-400)

19. 15 Februari 2011, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Jakarta dengan nomor

penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru pada pukul

17.00 WIB. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. Seluruh penumpang

tidak mengalami luka-luka.

20. 17 Februari 2011 sebuah Lion Air Boeing 737-900 ER (pesawat yang sama yang

tergelincir di Pekanbaru 2 hari sebelumnya) sedang didorong oleh traktor di bandara

Jakarta dan tanpa sengaja mengarah ke pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami

kerusakan pada stabilizer bagian belakang. Tidak ada laporan korban luka.

21. 23 Oktober 2011, Lion Air JT 673 tergelincir di Bandara Sepinggan, Balikpapan,

Kalimantan Timur sekitar pukul 07.24 Wita

22. 13 April 2013, Kecelakaan Lion Air Bali dengan rute Bandung menuju Denpasar

terperosok ke laut di Bandara Ngurah Rai, Denpasar tanpa sempat menyentuh

landasan pacu.

23. 19 April 2013, Lion Air tujuan Denpasar - Jakarta batal terbang karena mengalami

masalah dengan mesin.

24. 21 April 2013, Lion Air dengan nomor penerbangan 0689 dari Bandar Udara Supadio,

Pontianak tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 20

menit terbang secara tiba-tiba masker oksigen keluar di kabin pesawat.

25. 30 September 2013, AC pesawat Lion Air JT775 Mati, rute Manado –Jakarta. Pintu

pesawat, tidak dibuka oleh pilot selama kurang lebih 1 jam hingga akhirnya pintu

darurat  yang dibuka paksa oleh penumpang.

26. 17 Oktober 2013, Pesawat Lion Air JT 208 jurusan Jakarta-Medan telat terbang

hingga 7 jam dari jadwal yang telah ditetapkan.3

3. URL, wikipedia.com/ Insiden yang pernah dialami PT Lion Mentari Airlines

Page 4: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

4

Penilaian IATA diatas, mungkin juga merupakan perwakilan penilaian publik

terhadap kredibilitas dari maskapai penerbangan Lion Air itu sendiri. Insiden 17

Oktober 2013 adalah kejadian yang akan menjadi kasus yang akan dipelajari lebih

lanjut dalam tugas kali ini.

bagaimanakah peran seorang Public Relation dalam mengatasi masalah?. serta

bagaimanakah peran seorang Public Relation dalam mengembalikan citra baik dari

maskapai penerbangan Lion Air?.

B. Insiden 17 Oktober 2013

Mengenai sebenarnya apa yang terjadi dengan maskapai penerbangan Lion Air pada

tanggal 17 Oktober 2013. Mungkin dapat dijelaskan dengan beberapa berita terkait

yang dimuat dalam situs berita online berikut :

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan penumpang maskapai penerbangan Lion Air mengamuk

sejak pagi di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Akibatnya, semua counter tiket

Lion Air yang berada di Terminal 1 tutup.

Salah seorang penumpang pesawat yang hendak terbang ke Solo, Wahyu Muryadi,

mengatakan penumpang yang mengamuk adalah penumpang Lion Air rute Padang-Jakarta,

yang penerbangannya terlambat sekitar tujuh jam. "Seharusnya pesawat yang terbang dari

Padang pukul 20.20, mendarat pukul 22.00, tapi baru mendarat pukul 04.00 di Bandara

Soekarno-Hatta. Dilaporkan ada dua pesawat. Penumpang mau minta kompensasi, tapi pihak

Lion Air sepertinya tidak ada koordinasi, pihak accounting tidak jalan. Begitu counter

pertama dibuka, para penumpang langsung mengamuk, bahkan ada yang melempar botol

minuman. Akhirnya, karena takut, maka semua counter ditutup," kata Wahyu, yang masih

berada di Terminal 1 ketika dihubungi Jumat, 18 Oktober 2013.

Menurut Wahyu, berdasarkan cerita salah seorang penumpang, Novis Indra,

penumpang awalnya hendak minta klaim keterlambatan sebesar Rp 300 ribu karena telah

mendapat faktur klaim dari Padang untuk dicairkan setelah tiba di Jakarta. Tapi petugas

counter tidak begitu paham prosedur. Selain itu, penumpang merasa diabaikan dan tidak

dilayani. Hal inilah yang menyulut kemarahan penumpang tersebut.

Page 5: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

5

Tapi, pihak Lion Air telah menemui para penumpang untuk mengatasi keributan

tersebut. Chief Pasasi Lion Air, Ronaldo Caesar, mengatakan para penumpang kini telah

masuk ke ruang tunggu atau Lounge Lion Air. Lion Air telah memproses klaim keterlambatan

sebesar Rp 300 ribu. "Sembari menunggu, mereka kita sediakan sarapan di Lounge. Jumlah

penumpang kira-kira 215. Kami kini memberikan apa yang menjadi hak penumpang,"

katanya kepada Tempo.

Ketika ditanya mengenai keterlambatan pesawat dari Padang dan penyebabnya,

Ronaldo mengaku belum mengetahui hal tersebut karena ia baru masuk shift pagi. "Mengenai

penyebab, yang tahu yang di Padang. Kami hanya memenuhi yang diminta penumpang di

sini," katanya.4

Merdeka.com - Ratusan penumpang maskapai Lion Air kesal setelah seluruh jadwal

penerbangan mengalami keterlambatan. Tak hanya itu, satu orang pingsan karena menunggu

selama berjam-jam.

"Ada salah satu penumpang, seorang ibu pingsan karena penumpang yang terlambat

sampai sekarang tidak diberi makan dan minum," ungkap Ronald di Jakarta, Kamis (17/10),

seperti dilansir Antara.

Hingga pukul 22.00 WIB, para penumpang harus menunggu hingga dua sampai tiga

jam di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Ronald merupakan

penumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 208 jurusan Jakarta-Medan

keberangkatan pukul 18.00 WIB, namun saat ini belum berangkat.

Ronald mengeluhkan belum menerima penjelasan dari pihak Lion Air terkait

keterlambatan pemberangkatan seluruh jadwal penerbangan tersebut. Bahkan, penumpang

pesawat jurusan Yogya-Padang yang transit ke Bandara Soekarno-Hatta, tidak pesawat yang

melayani penerbangan.

Sebelumnya, ratusan penumpang maskapai penerbangan Lion Air terlantar di

Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Hal itu lantaran jadwal

penerbangan yang delay.

4. URL, tempo.com/ Lion Air delay ratusan penumpang maskapai penerbangan Lion Air mengamuk

Page 6: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

6

"Harusnya jam 17.20 WIB terbang, tetapi hingga saat ini (pukul 20.50 WIB) belum

juga," ujar salah satu calon penumpang Lion Air tujuan Semarang, Dyah kepada

merdeka.com, Kamis (17/10).5

5. URL, merdeka.com/ Ratusan penumpang maskapai Lion Air kesal

Page 7: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Public Relations Sebagai Pembentuk Opini Publik

Dalam buku “Public Relations : Teori dan Praktek” yang ditulis oleh Djanalis

Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR, yakni fungsi konstruktif dan fungsi

korektif.

1. Fungsi Konstruktif

Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “perata jalan”. Jadi Public

Relations merupakan garda terdepan yang dibelakangnya terdiri dari

rombongan tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan marketing, tujuan produksi,

tujuan personalia dan sebagainya. Peranan public relations disini

mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi atau

lembaga, public relations mengevaluasi perilaku publik atau organisasi untuk

direkomendasikan kepada manajemen, public relations menyiapkan prakndisi

untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu

terhadap tujuan-tujuan publik organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

2. Fungsi Korektif

Fungsi ini diibaratkan sebagai “Pemadam Kebakaran” yakni apabila api sudah

terlanjur menjalar dan membakar organisasi atau lembaga, maka peranan yang

dapat dimainkan oleh humas adalah memadamkan api tersebut Artinya, apabila

sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan

publik, maka seorang public relations harus berperan mengatasi

terselesaikannya masalah tersebut.6

Setelah terjadi sebuah krisis dalam sebuah perusahaan atau organisasi, sering

terjadi citra yang ikut memburuk, hal ini dapat dilihat dari opini publik yang turut

memburuk. Opini menurut Webster’s New Collegiate dictionary adalah “suatu

pandangan, keputusan, atau taksiran yang terbentuk didalam pikiran mengenai suatu

persoalan tertentu.” Suatu opini adalah lebih kuat daripada sebuah kesan dan lebih

6. Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, (Ghalia Indonesia:Bogor selatan) hal.22

7

Page 8: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

8

lemah dari pada ilmu pengetahuan yang positif. Opini berarti sutu kesimpulan yang

ada dalam pikiran dan belum dikeluarkan untuk bisa diperdebatkan.7 Sedangkan,

Kata “publik” dari istilah “opini publik” adalah sekelompok orang dengan

kepentingan yang sama yang memiliki suatu pendapat yang sama mengenai suatu

persoalan yang menimbulkan pertentangan atau bersifat kontroversial.8

Jadi Opini Publik (publik opinion) adalah suatu ungkapan keyakinan yang

menjadi pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok atau publik,

mengenai suatu masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum. Proses

pembentukan opini publik berasal dari opini-opini individual yang diungkapkan oleh

para anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung pada pengaruh-

pengaruh yang dilancarkan kelompok itu.9

Salah satu sumber dari terbentuknya opini publik adalah berita (media), media

dalam artian ini dapat berupa media cetak, media elektronik, maupun media-media

sosial yang mampu menciptakan isu yang berkembang. 10 maka dari itu seorang

public relation harus bergaul dengan pers. Hubungan baik dengan pers dapat

merupakan pelaksanaan yang sukses bagi seorang public relations. Bagaimanapun

juga media massa merupakan salah satu saluran informasi yang handal. Dengan

adanya hubungan yang baik maka seorang public relations mempunyai kesempatan

untuk mendapatkan publikasi yang baik dan menghasilkan isu yang baik serta opini

publik yang baik pula.11

Dalam praktek public relations untuk menciptakan opini publik ada tiga cara,

yakni : Tekanan (pressure), membeli (buying), bujukan (persuasive). 12

1. Tekanan (pressure)

Untuk melakukan sebuah kebohongan biasanya lebih banyak menggunakan

pengaruh, baik secara individu yang mempunyai kewibawaan, kharisma

ataupun berdasarkan jabatan, kekuasaan.

2. Membeli (buying)

7. H. Frazer Moore, Hubungan masyarakat, disunting oleh Onong Uchjana Effendy (Remadja karya:Bandung) hal.56

8. Ibid, hal.539. Ibid, hal. 5610. John P. Simandjuntak,dkk, Public Relations dilengkapi 7 kasus dan alamat-alamat situs

web ppenting bagi public relations, (Graha Ilmu:Yogyakarta) 11. John Tondowidjoyo, Dasar dan Arah Public Relations (PT Gramedia Widiasarana:Jakarta) 12. Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Raja Grafindo

persada:Jakarta)

Page 9: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

9

Buying “membeli suara”alias menyogok kepada wartawan dengan sejumlah

uang untuk tujuan memperbaiki opini dengan berita bohong. Kedua cara ini

dalam pelaksanaannya apabila diketahui oleh publik akan menimbulkan opini yang lebih

buruk serta ancaman pemalsuan, pembujukan dan lain sebagainnya yang dapat di kenakan

kepada organisasi atau perusahaan yang melakukan.

3. Bujukan (persuassive)

Cara yang dinilai paling efektif adalah cara persussive ini, cara ini dilakukan

dengan menjaga opini publik yang baik untuk tetap dijaga serta memperbaiki

opini publik yang buruk dengan melakukan tiga tahapan Scott M. Cutlip dan

Allen Center yakni13 :

1) Mengangkat isu melalui agenda setting dengan kerja sama pers dimana

PR bertindak sebagai power maker atau news maker dan bertindak

bebagaii sumber berita (source).

2) Melempar isu atau topik tersebut, kemudian diperdebatkan dan

diupayakan jalan keluar atau pemecahan masalahnya.

3) Mengarahkan atau menggiring isu atau topik tersebut ke arah

pemecahan yang dapat diterima oleh umum (public).

BAB III

PEMBAHASAN13. John Tondowidjoyo, Dasar dan Arah Public Relations (PT Gramedia Widiasarana:Jakarta)

Page 10: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

10

A. Pemecahan Masalah

Apa yang salah dari PR Lion Air pada saat terjadinya Delay 17 Oktober 2013 lalu?

Pemberitaan yang cepat menuntut seorang Public Relations untuk bersikap

cekatan, Hal yang salah adalah seorang Public Relations dari Lion Air tidak segera

meminta maaf dan memberikan klarifikasi. Secara singkat dapat dilihat dari skema

dibawah ini.

Lantas bagaimana yang harus dilakukan oleh seorang public relations menghadapi masalah

seperti ini?

Hal awal yang dilakukan dalam menyelesaikan hal ini sebaiknya seorang public

relations meminta maaf terlebih dahulu. “An apology is the super glue of life. It can repair

just about anything.” Lynn Johnston. Setelah permintaan maaf telah diucapkan, dalam kasus

ini pemberian klaim keterlambatan harus segera diberikan, Memang pihak lion Air pada

akhirnya memberikan klaim keterlambatan tersebut. Namun, pemberiannya dinilai para

penumpang terlambat yang pada akhirnya menimbulkan amarah dari para penumpang.

Tidak adanya respon seorang PR

Timbul kemarahan dari para calon penumpang

Media mengekspos

PR masih belum muncul

Media mencari sumber dari orang-orang yang tidak berhak

Terjadi kesimpang-siuran

Opini publik yang buruk

10

Page 11: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

11

Setelah meminta maaf, hal yang tidak kalah penting adalah pemberian klarifikasi. Klarifikasi

disini bertujuan menunjukkan alasan keterlambatan sehingga publik dapat menerimannya.

Penyampaian klarifikasi ini hendaknya mengungkapkan alasan sejujur-jujurnya. Sebagai

contoh seperti yang terjadi pada saat presiden AS Bill Clinton yang ternyata memiliki istri

simpanan, rakyat sebenarnya tidak memperdulikan hal ini, namun rakyat kesal mengapa Bill

Clinton tidak berterus terang, karena mereka menganggap bahwa mereka tidak ingin memiliki

seorang pemimpin yang tidak jujur.14 Dari peristiwa ini dapat ditarik benang merah bahwa

apapun alasannya, ketika seorang public relations berterus terang, maka publikpun dapat

menerima.

Diatas, adalah cara yang dapat dilakukan sebagai penyelesaian masalah utama,

kemudian yang tidak kalah penting adalah mengembalikan opini publik ke arah yang baik

lagi. Disini apa yang dapat dilakukan seorang Public Relations ?

Yang dapat dilakukan adalah menjaga citra baik yang telah melekat pada maskapai Lion

Air, Lion Air sebagai pelopor penerbangan murah, Low Cost Carriers (LCC) dengan motto

“We make people fly” seharusnya tetap mempertahankan hal ini, dan melakukan publikasi

mengenai hal-hal yang positif dari maskapai Lion Air yang sudah ada. Diantaranya :

1. Kapasitas / Daya Tampung

Persaingan bisnis penerbangan yang semakin marak, tidak cukup dimenangkan dengan perang

tarif saja. Dalam rangka persaingan dan permintaan yang tinggi , maka Lion Air

menambahkan daya tampung pesawatnya. Seperti MD- dan Boeing 737- 300,400 daya

tampung dengan 120 - 150 seat. Diganti dengan Boeing 737-900ER dengan + 217 seat. Selain

itu direncanakan juga pesawat wide body (berbadan besar) berkapasitas 400-500 penumpang

seperti B-737-400. (ke beberapa negara Asia), hingga merambah penerbangan antarbenua

(termasuk ke Eropa).

2. Technology

Pesawat Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta terbesar, Lion Air mengaplikasikan

teknologi Required Navigation Performance pada 25 pesawat baru jenis Boeing 737-900ER

untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan (safety). "Secara umum

manuver pesawat lebih smooth,"14. John P. Simandjuntak,dkk, Public Relations dilengkapi 7 kasus dan alamat-alamat situs

web ppenting bagi public relations, (Graha Ilmu:Yogyakarta)

Page 12: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

12

3. Services

Lion Air menerapkan tarif murah low cost carrier (LCC), reservasi via Internet, dan adanya

home- base di setiap kota merupakan Strategi inovasi pelayanan dari Lion air, selain juga

layanan alternatif seperti SMS Booking, Lion Air Passport dan Mobile Check-in dan lain –

lain. Semua ini adalah service yang diberikan oleh Lion kepada custemornya

4. Branding

Merk merupakan aset yang sangat penting perusahaan Lion. Brand equity dari Lion Air telah

terbentuk melalui proses yang panjang. Mulai dari pesawat jenis DAS X- Q 300, Wings Air

sebagai feeder sampai pada merk Lion Air dengan motto low cost carrier maka merk Lion Air

menjadi merk dengan brand equity yang kuat Brand loyalty dari Lion Air juga kuat. Ini

merupakan hasil dari pengembangan front office yang dibuat semakin banyak dan lebih

mudah untuk mendapatkannya, selain itu strategi promosi yang dilakukan dengan slogan “low

cost carrier (LCC)”.15

Dengan adanya publikasi seperti ini diharapkan opini publik terhadap maskapai penerbangan

Lion Air dapat kembali membaik.

BAB IV

PENUTUP

15. URL, Website resmi Lion Air / www.lionair.co.id

Page 13: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

13

A. Simpulan

Salah satu fungsi dari seorang Public Relations yakni fungsi korektif, fungsi ini

menunjukkan peranan seorang PR apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-

masalah (krisis) dengan publik, maka seorang public relations harus berperan mengatasi

terselesaikannya masalah tersebut.

Setelah seorang PR telah berhasil menyelesaikan masalah tersebut, maka hal yang tidak

kalah penting adalah peranan PR untuk mengembalikan opini publik menujuh ke arah yang

lebih baik.

Mengatasi masalah tadi, Public relations dari Lion Air dapat melakukan dengan cara

segera melakukan permohonan maaf dan melakukan klarifikasi, permohonan maaf dibarengi

dengan pengembalian uang klaim atas keterlambatan yang telah dijanjikan. Kemudian

melakukan klarifikasi dengan sejujur-jujurnya sehingga publik bisa menerima alasan tersebut.

B. Saran

Mengenai saran yang bisa saya sampaikan kepada pihak public relations dari maskapai

penerbangan Lion Air, saran sudah tertera dalam bab pembahasan, dimana sebelum

pembahasan mengenai pemecahan masalahnya, telah diberikan .mengenai kesalahan dari

pihak Public Relations Lion Air.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini, jauh dari kata kesempurnaan. Maka dari itu

kritik dan saran yang membangun dari segala pihak sangat diharapkan, demi perbaikan dalam

tugas selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA13

Page 14: Analisis Kasus Public Relations Lion Air Delay

14

Greener, Tony, Sukses Public Relations dan Pembentukan Citranya, Sinar Grafika Offset,

Jakarta, 1995.

Grerory, Anne, Public Relations dalam Praktek, Erlangga, Jakarta, 2005.

Hadiati, Nikmah, Public Relations Perspektif Teoritis dalam Menjalin Hubungan dengan

Publik, Lunar Media, Pasuruan, 2013.

Kriyantono, Rachmat, Public Relations Writing, PT. Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2008.

Kusumastuti, Frida, Dasar-Dasar Humas, Ghalia Indonesia dan UMM Press, Bogor Selatan,

2004.

Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2005.

Simandjuntak, P. John, dkk, Public Relations dilengkapi 7 Kasus dan Alamat-Alamat Situs

Web Penting bagi Public Relations, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003.

Tondowidjojo, John, Dasar dan Arah Public Relations, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,

Jakarta, 2002.