Analisis Jurnal Gizi
-
Upload
riya-shingwa -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
Transcript of Analisis Jurnal Gizi
Analisis jurnal
Judul :
1. Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota
Manado.
2. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian
Gizi Lebih Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1 Makasar.
3. Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada Media Massa, Asupan Makan, Dan Frekuensi
Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 3 Pontianak.
Bibliografi Penulis :
1. Winarsi Damopolii, Nelly Mayulu, Gresty Masi. 2013. ‘’ Hubungan Konsumsi Fastfood
Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado’’. ejournal keperawatan (e-
Kp).Vol 1, Nomor 1, Agustus.
2. Barre Allo, Aminuddin Syam, Devintha Virani. ‘’ Hubungan Antara Pengetahuan Dan
Kebiasaan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Sudirman 1 Makasar’’.
3. Asmika, Amalia Ruhana, Mila Febriyani. ‘’ Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada
Media Massa, Asupan Makan, Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian
Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 3 Pontianak’’.
I. Latar belakang
Obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang mulai
menjadi sorotan dunia. Hal ini terkait dengan adanya peningkatan remaja yang
mengalami obesitas di berbagai Negara, termasuk negara- negara berkembang. Di
Indonesia , berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, kasus obesitas pada remaja
mencapai angka 13,9% pada laki-laki dan 23,8% pada perempuan . angka ini jauh di atas
remaja yang mengalami obesitas pada tahun 1992 menurut SUSENAS, yaitu 6,3% pada
laki-laki dan 3,8% pada perempuan.
Globalisasi industry fast food merupakan salah satu penyebab terjadinya
perubahan life style dalam masyarakat. Dengan pelayanan yang dimiliki oleh restoran
cepat saji, seperti pelayanan yang cepat dan ramah, serta desain interior yang menarik,
restoran fast food dinilai mampu memberikan rasa nyaman dan prestise tersendiri bagi
pelanggannya. Tidak hanya masyarakat umum, remaja juga mendapatkan pengaruh
dengan adanya restoran Cepat saji ini. Penelitian di semarang memperlihatkan bahwa
remaja dapat mengkonsumsi fast food rata-rata satu hingga dua kali dalam seminggu, dan
mereka umumnya berasal dari SMP dan SMA dengan kelas ekonomi menenggah ke atas.
Hubungan antara penambahan berat badan dan pola konsumsi fast food, terkait
dengan kejadian obesitas, merupakan suatu pertanyaan empiris yang masih
diperdebatkan. Belum ada bukti yang jelas yang mendukung adanya hubungan sebab
akibat antara konsumsi fast food dengan obesitas, terkait dengan adanya factor
determinan lain yang berpengaruh, Yaitu factor genetik, factor lingkungan, dan
pengeluaran energy. Terlebih lagi dengan adanya sedentary life style akibat
pekembangan social ekonomi dan teknologi, sehingga aktivitas fisik semakin berkurang.
Walaupun sebagian besar penelitian menemukan bukti adanya korelasi positif antara
konsumsi fastfood dengan kejadian obesitas.
II. Tujuan Penulisan
1. Memberitahu pembaca pengertian fastfood, kandungan, dan dampak
mengkonsumsi fastfood
2. Memberikan informasi kepada pembaca hubungan antara konsumsi fastfood
dengan terjadinya obesitas
III. Bahan dan Metode
1. Jenis penelitian
Dari ketiga jurnal yang kami analisis, jenis penelitiannya adalah dengan
metode penelitian survei.
Pada jurnal pertama (Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado) menggunakan metode penelitian
survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pada jurnal kedua (Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan
Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Sudirman 1 Makasar) menggunakan penelitian survey deskriptif dengan
case control.
Sedangkan pada jurnal ketiga (Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada
Media Massa, Asupan Makan, Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan
Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 3 Pontianak) menggunakan
metode penelitian survey analitik dengan rancangan yang sama dengan jurnal
pertama yaitu cross sectional (potong lintang).
2. Alat dan Bahan penelitian
Dari ketiga jurnal yang kami analasis, peneliti menggunakan dua jenis
data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data
yang menyangkut karakteristik subyek penelitian datanya hanya diperoleh dari
sumber asli , sedangkan data sekunder yaitu data yang sudah tersedia sehingga
kita tinggal mencari dan menggumpulkan saja.
Pada jurnal pertama (Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado) pada data primer terdiri dari data
tentang orang tua, tingkat social ekonomi keluarga, serta data memuat aktivitas
fisik, sedangkan data sekundernya yaitu data tentang jumlah sekolah, alamat
sekolah, dan jumlah siswa, yang diperoleh dari dinas pendidikan dan kebudayaan
kota manado. untuk melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada
penelitian ini menggunakan timbangan injak Electronik Personal Scale merk
camri dengan ketelitian 0,1 kg, dan alat pengukur tinggi badan (Microtoise)
berkapasitas panjang 200 cm dengan ketelitian 0,01 cm. data umum karakteristik
responden dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Pada jurnal kedua (Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan
Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Sudirman 1 Makasar) Pada Data primer terdiri data dari data hasil
wawancara dan pengukuran, meliputi karakteristik responden, status gizi,
pengetahuan, dan konsumsi fast food. Data tentang gizi lebih dikumpulkan
dengan cara melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Data tentang
karakteristik responden dan pengetahuan siswa dikumpulkan dengan
menggunakan instrument kuesioner. Data kebiasaan konsumsi fast food
dikumpulkan dengan menggunakan instrument food frequency questionnaire
(FFQ)
Sedangkan pada jurnal ketiga (Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada
Media Massa, Asupan Makan, Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan
Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 3 Pontianak) data karakteristik
responden yang diambil adalah jenis kelamin, usia, kejadian obesitas, daya tarik
iklan fast food dan frekuensi konsumsi fastfood. Data berat badan diperoleh
melalui pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak dengan ketelitian
0,1 kg sedangkan data tinggi badan diperoleh dengan menggunakan microtoice.
Pengambilan data terkait dengan asupan makan dan frekuensi konsumsi fast food
diperoleh dengan wawancara berupa form 2x24 hours recall dan form frekuensi
fast food, sedangkan data tarik iklan fast food diperoleh melalui wawancara
berupa kuesioner.
3. Cara kerja
Pada Pada jurnal pertama (Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan
Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado) penelitian dilaksanakan
dikota madano,. Menentukan populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh murid SD dari kelas 1 sampai kelas 5 yng berada di 8 SD yang
dijadikan tempat penelitian. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 68 murid yang
obes (kasus) dan 68 murid yang tidak obes (control). Pemilihan sampel secara
kuota sampling hingga terpernuhi jumah besar sampel yang dibutuhkan. Data
primer dan sekunder dikumpulkan dengan menggunakan pengukuran antrometri,
dan wawancara responden dengan menggunakan kuesioner. Penggolahan data
sebagai berikut, data obesitas dengan cara pengukuran antrometri dengan
menggunakan indeks BB/TB dengan penilaian IMT dengan penilaian IMT,
sedangkan data konsumsi makanan untuk mengetahui asupan energy diolah
dengan menggunakan computer program nutri survey.
Pada jurnal kedua (Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan
Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Sudirman 1 Makasar) penelitian dilaksanakanang di SD Negeri Sudirman
I Makassar. Menentukan populasi dan sampel. Populasi penelitian adalah seluruh
siswa yang berstatus gizi lebih yang berjumlah 63 siswa. Sampel penelitian terdiri
dari kelompok kasus dan control yang berjumlah masing-masing 42 siswa.
Karena rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah kasus-kontrol maka
Responden yang dijadikan sampel penelitian adalah hasil penyesuaian (matching)
sehingga memiliki kesamaan antara kelompok kasus dengan kelompok control.
Data primer dan sekunder dikumpulkan dengan menggunakan pengukuran
antrometri, instrument kuesioner, dan instrument food frequency questionnaire
(FFQ).
Sedangkan pada jurnal ketiga (Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada
Media Massa, Asupan Makan, Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan
Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 3 Pontianak) penelitian dilakukan
pada responden sebanyak 56 orang remaja SMA Negeri 3 Pontianak. Data
dikumpulkan dengan menggunakan pengukuran antrometri, wawancara dengan
mengunakan form, dan wawancara berupa kuensioner.
4. Analisis data
Dari ketiga jurnal yang kami teliti analisis data yang dipakai adalah
analisis univariat dan bivariate. Hasil analisis ditemukan tidak terdapatnya hasil
uji hubungan bermakna dan terdapatnya hubungan yang bermakna.
Pada Pada jurnal pertama (Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan
Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado) data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis, analisis data yang dipakai adalah analisis univariat dan
analisis bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
proporsi masing-masing variable yang diteliti. Tujuan dari analisi univariat untuk
memperlihatkan atau menjelaskan distribusi data fisik dengan dari varibel yang
terlibat dalam penelitian. Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan aktivitas
fisik dengan kejadian obesitas pada anak SD di Kota Manado, menggunakan uji
chi-square (x²), pada tingkat kemaknaan 95% dan odds ratio (OR). hasil uji chi-
square (x²)
hubungan konsumsi fastfood dengan kejadian obesitas pada anak , pada
tingkat kemaknaan 95% menunjukan nilai p =0,024. Nilai p ini lebih kecil dari
nilai ɑ= 0,05 menunjukan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi fastfood
dengan terjadinya obesitas.
Pada jurnal kedua (Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan Konsumsi
Fastfood Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1
Makasar) data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan analisa univariat dan
bivariat. Analisa univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden,
pengetahuan, dan kebiasaan konsumsi fastfood. Analisa bivariate untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi fastfood dengan kejadian gizi
lebih dengan menggunakan uji statistic cchi-square (x²) dan odds ratio (OR). Hasil uji
statistic
hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian gizi lebih
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
responden dengan kejadian gizi lebih pada siswa (p= 1.000 > 0,05).
Ketidakmaknaan hubungan variabel ini diduga disebabkan sebaran tingkat
pengetahuan siswa pada kelompok kasus dan control memiliki pola yang sama,
selain itu juga bahwa hal-hal yang berkaitan dengan makan dan makanan pada
anak SD sebagian besar masih ditangani oleh orang tua, khususnya ibu.
Sedangkan hasil uji statistic
hubungan antara kebiasaan konsumsi fastfood dengan kejadian gizi lebih
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi
fastfood dengan kejadian gizi lebih pada siswa (p= 0,000 < 0,05). Tertapi hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian pada jurnal penelitian ketiga
(Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada Media Massa, Asupan Makan, Dan
Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Sma
Negeri 3 Pontianak) menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
daya tarik iklan fastfood dengan kejadian obesitas dengan menggunakan uji
spearman’s dengan p = 0,642 > 0,05
Sedangkan pada jurnal ketiga (Hubungan Daya Tarik Iklan Fastfood Pada
Media Massa, Asupan Makan, Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian
Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 3 Pontianak) data yang telah dikumpulkan
dianalisis, analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui mengetahui hubungan daya
tarik iklan fastfood pada media massa, asupan makan, dan frekuensi konsumsi
fastfood dengan kejadian obesitas pada remaja di sma negeri 3 pontianak dengan
menggunakan uji korelasi spearman’s pada program SPSS. Hasil uji statistic
hubungan daya tarik iklan fast food pada media massa dengan kejadian
obesitas menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara daya tarik
iklan fastfood dengan kejadian obesitas dengan menggunakan uji spearman’s
dengan p = 0,642 > 0,05. Tidak adanya hubungan antara daya tarik iklan fastfood
terhadap kejadian obesitas dapat disebabkan karena hubungan antara daya tarik
iklan fastfood dengan kejadian obesitas tidak berpengaruh secara langsung
dengan kejadian obesitas. Ditinjau dari pola makan, remaja merupakan kelompok
yang pecan terhadap pengaruh lingkungan luar seperti maraknya iklan makan siap
santap (fastfood) yang umumnya mengandung kalori tinggi, kaya lemakm tinggi
natrium, dan rendah serat. Hal ini memungkinkna kasus kegemukan dikalangan
remaja.
Hubungan frekuensi konsumsi fastfood dengan kejadian obesitas menunjukan
tidak adanya hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi makanan
fastfood dengan kejadian obesitas dengan menggunakan uji spearman’s dengan
nilai p= 0,642 >0,05. Tidak adanya hubungan kemaknaan ini dapat disebabkan
karena hubungan antara konsumsi fastfood dengan kejadian obesitas dapat
disebabkan karena hubungan antara konsumsi fastfood dengan kejadian obesitas
tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi konsumsi fastfood saja. Namun juga dari
jenis makanan fastfood yang dikonsumsi dan porsi makan yang dihabiskan setiap
kali makan.
Hubungan asupan makan dengan kejadian obesitas menunjukan adanya
hubungan yang signifikan antara asupan makan terhadap kejadian obesitas dengan
nilai p=0,007 < 0,05. Rata-rata asupan gizi responden yang berstatus obesitas
yaitu 1930,26 kkal lebih tinggi dibandingkan responden yang berstatus bukan
obesitas yaitu 1510,90 kkal.
IV. Fakta-fakta unik
Beberapa fakta unik yang ditemukan dari ketiga jurnal yang kami analisis
1. Kegemukan saat anak-anak bisa disebabkan akibat makan melebihi kebutuhan,
kurang aktivitas fisik, dan karena pengaruh iklan makanan yang berlebihan.
2. Fastfood merupakan makanan siap saji yang merupakan makanan siap saji yang
mengandung tinggi kalori, tinggi lemak, dan rendah serat.
3. Konsumsi yang tinggi terhadap fastfood atau makanan siap saji dapat
menyebabkkan terjadinya gizi lebih atau kegemukan karena kandungan fastfood
tersebut.
4. fastfood adalah makanan bergizi tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan atau
obesitas terhadap anak-anak yang mengkonsumsi, selain itu dapat menyebabkan
penyakit jantung , penyumbatan pembuluh darah dan sebagainya.
5. Fastfood jika dikonsumsi secara berkesinambungan dan berlebihan dapat
mengakibatkan masalah gizi berlebih dapat mengakibatkan masalah gizi berlebih,
karena makanan tersebut cenderung mengandung lemak dan natrium yang relative
tinggi.
6. Hanya dengan makanan cepat saji sederhana sudah dapat memenuhi setengah
kebutuhan kalori seseoran dalam sehari.
7. Pola makan anak sangat berkaitan erat dengan gizi lebih karena semakin sering
anak mengkonsumsi makanan dalam sehari, maka kecenderungan untuk
mengalami gizi lebih sangat tinggi.
8. Obesitas adalah akibat dari ketidakseimbangan antara asupan energy dengan
keluaran energy sehingga terjadi kelebihan energy yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak
9. Pola makan dengan tinggi kalori dan kurangnya akitifitas fisik merupakan factor
dominan untuk terjadinya obesitas.
10. Seseorang yang mengkonsumsi makanan secara berlebihan memiliki gejala
cenderung untuk menderita obesitas.
11. Semakin tinggi asupan energy dan lemak semakin tinggi kemungkinan terjadinya
obesitas
12. Energy diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan
makanan.
13. Kandungna karbohidrat, protein, dan lemak dalam bahan makanan menentukan
nilai energinya
V. Pertanyaan yang timbul
Setelah melakukan analisis terhadap ketiga jurnal, menterjemahkan dan mencari
hal-hal yang belum kami ketahui sebelumnya, kami mengajukan beberapa pertanyaan
yang tidak kami temukan jawabannya pada jurnal ini, yakni:
1. Bagaimana cara menghitung berapa banyak kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam sehari?
2. Bagaimana proses kelebihan kalori yang mengakibatkan penimbunan lemak?
3. Berapa batas jumlah natrium yang dapat dikonsumsi oleh orang dewasa?
4. Apa akibat yang ditimbulkan jika mengkonsumsi natrium yang melebihi batas
yang terkandung dalam fastfood?
VI. Konsep baru yang ditemukan
Banyak konsep baru yang kami dapatkan selama menganalisis ketiga jurnal ini,
yaitu :
1. Mengkonsumsi fastfood dapat menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan
karena kandungan gizi fastfood yang kaya akan kalori, lemak, garam, dan
kolesterol. Kondisi itulah yang dapat menyebabkan obesitas, penyakit jantung,
diabetes, dan tekanan darah tinggi.
2. Orang tua sebagai factor penguat sangat berpengaruh terhadap kejadian obesitas
pada anak, karena peran orang tua dalam memilihkan makanan dan
mencontohkan perilaku makan masih sangat besar.
3. Tingkat pengetahuan gizi orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam pemilihan makanan kepada anaknya yang pada akhirnya
berpengaruh kepada keadaan gizi yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan gizi seseorang diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya.
4. Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan tubuh kuran
menggunakan energy yang tersimpan dalam tubuh. Oleh karena itu, jika asupan
energy berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai maka secara
berkelanjutan dapat mengakibatkan obesitas.
VII. Refleksi diri
Setelah kami menganalisi ketiga jurnal ini, sekarang kami mengetahui bahwa fastfood
yang dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan terutama jika tidak
diimbangg i oleh aktivitas fisik yang tinggi. kami akan berusaha lebih bida selektif dalam
memilih makanan dan dapat mengontrol tingkat keseringan frekuensi konsumsi fastfood.
Kami juga berusaha untuk memberikan pemahamankepada orang lain tentang bahaya
konsumsi fastfood.