Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

9
Jurnal utama : Beyond a clinical role : Nurse were psychosocial supporters, coordinators and problem solver in the Black Saturday and Victorian bushfires in 2009 Introduction Penelitian ini menyelidiki peran perawat yang berpartisipasi dalam merespon dan atau usaha pemulihan selama Black Saturday dan kebakaran hutan di Victorian pada bulan February 2009 sebagai anggota dari St. John Ambulance Australia. Menurut sejarah, perawat Australia telah aktif berpartisipasi dalam upaya pemulihan selama bencana alam baik di nasional maupun internasional, seperti Tragedi Bom Bali, Gempa bumi dan tsunami sumatera. Pemahaman tentang peran perawat dalam bencana masih kurang dan belum dipahami dengan baik, pengalaman perawat sebelumnya terkait bencana, pendidikan dan perlatihan, serta ketersediaan sumber daya. Bencana didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang mengganggu fungsi normal dari masyarakat, sehingga membutuhkan bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Pendidikan dan Pelatihan Di US, kompetensi inti untuk perawat di emergency dan bencana sudah disarankan. Begitu pula WHO dan Council of Nurses telah mengembangkan kompetensi perawat di bidang bencana. Kompetensi ini dapat diadopsi sebagai kompetensi bagi perawat di Australia. Saat ini, pendidikan kebencanaan perawat Australia bervariasi dalam kualitas dan konten pelayanan kesehatan, organisasi, unit, dan provider. Populasi sampel Populasi dalam penelitian ini termasuk perawat sukarelawan dari St John Ambulance Australia. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. 55 calon peserta dipilih untuk ikut selama keadaan kebakaran. Calon peserta dikirimkan informasi tentang penelitian serta formulir persetujuan. Peserta yang bersedia menjadi responden diwawancara apakah pernah berpartisipasi aktif dalam respon bencana atau upaya pemulihan selama kebakaran. Dapat dikatakan berpartisipasi

description

free

Transcript of Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

Page 1: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

Jurnal utama : Beyond a clinical role : Nurse were psychosocial supporters, coordinators and problem solver in the Black Saturday and Victorian bushfires in 2009

Introduction

Penelitian ini menyelidiki peran perawat yang berpartisipasi dalam merespon dan atau usaha pemulihan selama Black Saturday dan kebakaran hutan di Victorian pada bulan February 2009 sebagai anggota dari St. John Ambulance Australia. Menurut sejarah, perawat Australia telah aktif berpartisipasi dalam upaya pemulihan selama bencana alam baik di nasional maupun internasional, seperti Tragedi Bom Bali, Gempa bumi dan tsunami sumatera. Pemahaman tentang peran perawat dalam bencana masih kurang dan belum dipahami dengan baik, pengalaman perawat sebelumnya terkait bencana, pendidikan dan perlatihan, serta ketersediaan sumber daya. Bencana didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang mengganggu fungsi normal dari masyarakat, sehingga membutuhkan bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Pendidikan dan Pelatihan

Di US, kompetensi inti untuk perawat di emergency dan bencana sudah disarankan. Begitu pula WHO dan Council of Nurses telah mengembangkan kompetensi perawat di bidang bencana. Kompetensi ini dapat diadopsi sebagai kompetensi bagi perawat di Australia. Saat ini, pendidikan kebencanaan perawat Australia bervariasi dalam kualitas dan konten pelayanan kesehatan, organisasi, unit, dan provider.

Populasi sampel

Populasi dalam penelitian ini termasuk perawat sukarelawan dari St John Ambulance Australia. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. 55 calon peserta dipilih untuk ikut selama keadaan kebakaran. Calon peserta dikirimkan informasi tentang penelitian serta formulir persetujuan. Peserta yang bersedia menjadi responden diwawancara apakah pernah berpartisipasi aktif dalam respon bencana atau upaya pemulihan selama kebakaran. Dapat dikatakan berpartisipasi aktif apabila melakukan peran seperti perawatan klinis, dukungan klinis, administrasi, komandan, koordinasi, atau bekerjasama dengan organisasi lain

Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan semi-structures telephone interview. Peneliti melakukan wawancara dan direkam terkait data demografi, karakteristik perawat, pendidikan dan pelatihan yg pernah diikti, dan peran selama kebakaran hutan. Wawancara ini dapat mengumpulkan data mengenai pengalaman peserta, persepsi, serta opini.

Analisis data -----

Page 2: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

Langkah selanjutnya setelah interview, peneliti akan melakukan transkrip dan melakukan analisis tema. Analisis tema dilakukan oleh peneliti secara individual menggunakan panduan dari van Manen.

A. HASIL1. Karakteristik Demografi

Perawat yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 11 orang (7 laki – laki dan 4 perempuan), yang terdiri dari perawat profesional pada bidang Gawat Darurat, ICU, Bedah, Medis, Rehabilitasi, dan Peneliti Lingkungan.

2. Analisis temaa. Persiapan menghadapi bencana

Para perawat yang menjadi partisipan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa mereka mempunyai tingkat pendidikan dan pelatihan yang layak untuk diterapkan pada keadaan bencana yang terjadi di luar rumah sakit. Mereka juga menyatakan bahwa pengalaman mereka sebagai volunteer dalam St John Ambulance telah membuat mereka nyaman untuk bekerja pada keadaan bencana.Pada saat menghadapi bencana busfires, para perawat sudah mempunyai ilmu dari pendidikan dan pelatihan tersebut, sehingga mereka dapat mengetahui peralatan clinical care yang diperlukan dan segera mempersiapkannya ke dalam mobil ambulance. Peralatan tersebut meliputi tas dokter, semua peralatan resusitasi, extra Ivs dan lain lain.Pada saat dilokasi kejadian, mereka juga mendapat banyak bantuan dari petugas farmasi, dan juga organisasi masyarakat setempat. Selain itu, kerjasama dengan departemen gawat darurat dari rumah sakit lain juga turut membantu dalam proses transfer korban.

b. Peran Perawat1) Penyedia perawatan primer

Para perawat berperan dalam memberikan perawatan klinis untuk luka dan cedera. Selain itu, apabila pada saat kejadian tidak terdapat jumlah korban yang besar, perawat dapat melakukan pengukuran pada tekanan darah.

2) Penyedia dukungan psikososialSebagai seorang perawat, peran yang diberikan ketika kejadian bencana tidak hanya sebagai pemberi perawatan klinis, namun juga perawat perlu memberikan dukungan psikososial kepada korban. Seperti mendampingi dan dapat mendengarkan apa yang korban keluhkan.

3) Koordinator perawatan dan sumberdayaDalam kedaan bencana, perawat dapat berperan dalam mengkoordinasikan perpindahan pasien, inventaris peralatan yang diperlukan, menghubungi petugas evakuasi lain untuk menentukan peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan.

4) Sebagai problem solverPerawat dapat membantu korban dalam menyelesaikan masalahnya. Sebagai contoh, ketika korban menyatakan bahwa mereka kehilangan kartu asuransi, maka perawat

Page 3: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

dapat membantu memberikan solusi apa yang dapat korban dilakukan dan dimana mereka bisa mendapatkan kartu asuransi lagi.

B. PEMBAHASAN1. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan bagi perawat untuk menghadapi bencana. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, bahwa perawat di St John Australia dapat melakukan tugasnya dengan baik pada saat bencana, karena memang mereka telah dipersiapkan untuk bekerja tidak hanya dilingkungan rumah sakit, namun juga dilingkungan luar rumah sakit khususnya pada saat terjadi bencana. Sehingga pada saat mereka menghadapi bencana Black Saturday and Victorian bushfires di bulan Februari 2009, mereka telah cukup banyak mendapatkan pendidikan dan pengalaman dari penanganan bencana sebelumnya.Di Australia, banyak perawat undergraduate, perawat emergency post-gradute, dan perawat di Australia selatan yang belum cukup mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Perawat yang menangani gempa di Chinese Wenchuan menyatakan bahwa mereka kurang persiapan dalam menghadapi bencana, karena mereka belum cukup mendapat pengetahuan dan skills dalam kebencanaan. Mereka juga menyatakan bahwa skils yang mereka kuasai di dalam lingkungan rumah sakit tidak cukup apabila diterapkan di lingkungan luar rumah sakit saat terjadi bencana. Sehingga adanya program untuk pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan bagi perawat untuk persiapan menghadapi bencana.Di Australia, pendidikan dan pelatihan kebencanaan dilakukan secara formal, terstandar, dan selalu dilakukan evaluasi. Aspek yang diperhatikan meliputi 1) Public Health, 2) Kegawat daruratan dan managemen resiko, 3) Psikososial dan perawatan klinis.

2. Sumber dayaSumber daya yang dibutuhkan pada saat bencana memerlukan kerjasama tidak hanya dari sesama tenaga medis namun juga perlu bantuan dari pihak lain. Dalam hal ini perawat dapat berperan sebagai problem solver untuk mengkaji peralatan apa saja yang dibutuhkan, dan apa saja bantuan yang diperlukan. Dalam hal ini perawat memerlukan kerjasama dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi epidemiologi, sehingga persebaran sumber daya dapat merata dan sesuai dengan kebutuhan.

3. PeranPeran perawat dalam bencana tidak hanya berfokus pada saat acute response, dalam penelitian ini terdapat 4 peran yang dapat dilakukan perawat, yaitu 1) Penyedia perawatan primer, 2) Penyedia dukungan sosial, 3) Koordinator perawatan dan sumber daya, 4) Problem solver.Namun peran perawat dalam bencana dapat berbeda – beda, hal ini disesuaikan dengan jenis bencana, budaya, masyarakat, dan organisasi. Secara keseluruhan, pendidikan dan juga kompetensi akan mempengaruhi perawat dalam menjalankan tugasnya.

Page 4: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

C. KELEMAHAN PENELITIANPenelitian ini hanya dilakukan pada 1 bencana, yaitu Black Saturday and Victorian bushfire dan responden penelitian ini hanya terdiri dari perawat dari St John Australia. Sehingga diperlukan penelitian lain dengan bencana dan responden dari organisasi lain yang mempunyai pengalaman yang berbeda.

D. KESIMPULAN

Penelitian ini menyatakan bahwa terdapat ketidakadekuatan sumber, khususnya pada saat pengumpulan dan proses distribusi, dimana partisipan mendapatkan banyak bantuan namun hanya sedikit yang digunakan. Selain itu, peran perawat pada penelitian ini lebih dari sekedar peran di klinis namun menjadi pemberi dukungan psikososial, koordinator dan pemecah masalah. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini terkait peran perawat pada fase respon dan usaha recovery harus diaplikasikan dalam proses pengembangan kompetensi perawat dalam fase bencana.

HASIL DISKUSI KELOMPOK

Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal ini dapat disimpulkan bahwa perawat memiliki banyak peran dalam fase intra bencana yaitu tidak hanya berfokus pada saat acute response, dalam penelitian ini terdapat 4 peran yang dapat dilakukan perawat, yaitu 1) Penyedia perawatan primer, 2) Penyedia dukungan sosial, 3) Koordinator perawatan dan sumber daya, 4) Problem solver.

Namun peran perawat dalam bencana dapat berbeda – beda, hal ini disesuaikan dengan jenis bencana, budaya, masyarakat, dan organisasi. Secara keseluruhan, pendidikan dan juga kompetensi akan mempengaruhi perawat dalam menjalankan tugasnya. Untuk mampu mencapai kompetensi yang diharapkan maka diperlukan pendidikan dan pelatihan untuk mencapai kompetensi. Hal ini sesuai dengan jurnal pendukung kami yang berjudul When Disaster Happens: Emergencies Preparedness for Nurse Practitioners yang menyatakan bahwa peran perawat dalam persiapan bencana masih kurang. Salah satu cara meningkatkannya yaitu dengan membuat framework mengenai analisis risiko bencana di suatu daerah sebelum bencana terjadi, serta pengadaan pendidikan dan pelatihan yang adekuat serta Emergency Nurses and Disaster Response: An Exploration of South Australian Emergency Nurses’ Knowledge and Perceptions of Their Roles in Disaster Response yaang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan bencana sangat penting bagi perawat. Berikut kami jabarkan hasil analisis dari jurnal pendukung kami.

Page 5: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

Journal Pendukung :

Emergency Nurses and Disaster Response: An Exploration of South Australian Emergency Nurses’ Knowledge and Perceptions of Their Roles in Disaster Response

A. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat emergency terkait perannya dalam kebencanaan. Penelitian ini diharapkan dapat menentukan jenis edukasi yang tepat untuk diberikan pada perawat saat bencana.

B. Desain penelitian

Kuesioner terdiri dari pertanyaan terbuka dengan data kualitatif dan kuantitatif. Tujuan menggunakan metode kualitatif adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai persepsi perawat.

C. Tempat dan sampel penelitian

Tempat penelitian ini berfokus di RS umum dan 8 bangsal emergency. Populasi penelitian ini adalah perawat emergency di Australia bagian selatan. Jumlah sampel penelitian ini terdapat 588 perawat di RS Adelaide.

D. Pengumpulan data dan analisisPerawat akan mengisi kuesioner, jenis pertanyaan pada kuesioner adalah demografi,

pengetahuan, kewaspadaan, pengalaman dan peran pada bencana sebelumnya. Data kemudian akan di input dengan menggunakan Ms. Excel. Analisis data meliputi jumlah, persentase, distribusi frekuensi, dan penghitungan sentral tendency.E. Hasil

a. Data demografiUmur responden antara 21 – 59 th, dengan rata – rata umur 36 tahun.Lama bekerja perawat 65% telah bekerja di bangsal emergensi selama 5 th.77% perawat dengan level 1 (s1)16% perawat level 2 (perawat klinis)6% perawat level 3 (perawat konsultan)1% perawat level 4 (advance nurse)

b. Pengetahuan tentang bencana dan kewaspadaan diniSebanyak 48% perawat tidak mengetahui tentang siapa yang menjadi leader dalam memberikan tindakan pada saat fase respon. Perawat juga merasa kebingungan terhadap peran mereka dalam bencana.

Page 6: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok

c. Pendidikan dan pelatihan tentang bencanaBentuk edukasi yang paling umum dilakukan oleh perawat terkait bencana adalah edukasi di rumah sakit (69%) (n=134). Bentuk pelatihan lain adalah Major Incident Medical Management and Support Course, Emergo Train, online education, pelatihan militer dan Emergency Management Australia Course. Meskipun mayoritas perawat sudah mengikuti training tetapi sayangnya frekuensi dari pelatihan masih minim.

d. Pengalaman perawat dalam mengatasi bencana1 kali: 22%2 kali: 5%3 kali: 9%Belum pernah: 64%

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman bencana di masa lalu merupakan hal penting agar perawat dapat merencanakan tindakan persiapan bencana ke depannya, serta lebih siap secara mental untuk menghadapi bencana. Namun, perawat emergency di Australia bagian selatan mempunyai sedikit pengalaman mengenai respon kebencanaan. Yang kedua, meskipun mayoritas perawat telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terhadap bencana namun masih banyak perawat yang belum paham. Hal ini disebabkan oleh pendidikan dan pelatihan yang tidak terfokus sehingga terdapat banyak variasi pendidikan dan pelatihan antar rumah sakit. Sehingga, hal tersebut menyebabkan ketidak konsistenan pada perawat emergency. Ketiga, level pengetahuan perawat yang masih rendah sehingga mereka masih bingung peran perawat pada fase respon. Hal ini dikarenakan kurang adekuatnya pendidikan dan pelatihan yang diikuti. Diharapkan kedepannya efektifitas pendidikan dan pelatihan kebencanaan perlu ditingkatkan.

KesimpulanPerawat harus melakukan persiapan terhadap kebencanaan. Australia bagian

selatan merupakan daerah yang mempunyai potensi bencana yang besar sehingga baik perawat dan masyarakat perlu melakukan persiapan mengenai kebencanaan sehingga perawat sebagai garis terdepan dapat merasa siap dan percaya diri dalam menghadapi situasi bencana.

Page 7: Analisis Jurnal Fix Beserta Hasil Diskusi Kelompok