ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …
Transcript of ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN …
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN
PROFITABILITAS PADA PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA
(PERSERO) MAKASSAR
SKRIPSI
NURWAHIDAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS DAN
PROFITABILITAS PADA PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA
(PERSERO) MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
NURWAHIDAH
1057 2030 9611
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
20
M O T T O
Berdoalah Kepada-Ku Niscaya Akan Ku-Perkenankan
Bagimu
(Qs. Al-Mukmin {40} : 60)
Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan
(Mario Teguh)
“Jangan pernah menoleh ke belakang,
Jangan mencemaskan apa yang terjadi pada masa
depan,
Nikmati dan syukuri apa yg kamu dapatkan hari ini
dan
Maju terus karena itulah yang menjadi tugas kita…”
(Widhy)
Kesuksesan adalah Melewati Kegagalan Demi Kegagalan
Tanpa Kehilangan Semangat
(Widhy)
Karya sederhana ini kupersembahkan
untuk kedua Orang tuaku yang tercinta,
serta orang-orang yang menyayangiku
”tiada pengorbanan seikhlas pengorbananmu, tiada
perhatian sebesar perhatianmu, tiada kasih sayang
setulus kasih sayangmu...”
ii
ABSTRAK
NURWAHIDAH. 2015. Analisis Hubungan Tingkat Likuiditas dan
Profitabilitas Pada PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar.
Dibimbing oleh DR. H. Mahmud Nuhung, MA dan Abdul Muthalib, SE,
MM.
Pada hakekatnya hampir semua perusahaan mengalami
permasalahan yang sama dalam melakukan kegiatannya, yaitu bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh profit semaksimal mungkin
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Setiap perusahaan
tentu membutuhkan dana guna menjalankan operasinya sehari-hari Dana
yang digunakan untuk menjalankan operasi sehari-hari tidak lain berasal
dari hasil penjualan perusahaan itu sendiri maupun dari pinjaman yang
dilakukan perusahaan yang bersifat jangka pendek.
Dengan demikian pihak manajemen perusahaan serta investor jangka
panjang juga sangat berkepentingan dalam perhitungan tingkat profitabilitas
perusahaan, misalnya bagi pemegang saham hal ini berguna untuk melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterimanya dalam bentuk dividen pada
masa akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
hubungan tingkat likuiditas degan tingkat profitabilitas pada PT. IKI.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan selama 5 tahun terhitung dari tahun 2010 sampai dengan 2014
dengan menggunakan metode analisis koefisien korelasi Pearson. Hasil
perhitungan koefisen korelasi antara tingkat likuiditas (Current Ratio)
dengan tingkat profitabilitas (ROI) yang dicapai PT. IKI pada tahun 2010
sampai tahun 2014, menghasilkan koefisien korelasi atau r_xy sebesar 0,67.
Hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas dan profitabilitas memiliki
hubungan yang positif yang dicapai PT. IKI. Artinya jika tingkat likuiditas
mengalami peningkatan maka tingkat profitabilitas juga akan mengalami
peningkatan.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur tak terhingga penulis haturkan kepada penguasa alam semesta
beserta isinya Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana.
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu, Bab I
Pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan
penulisan dan Manfaat penulisan. Bab II Landasan Teori, yang terdiri dari
Kerangka Pikir dan Hipotesis. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari Objek
penelitian, Waktu penelitian, Jenis dan Sumber data, Populasi dan Penentuan
Sampel, Metode Pengumpulan Data,Metode Analisis dan Definisi Operasional.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, yang terdiri dari, Sejarah singkat
perusahaan, Struktur Organisasi, Uraian tugas dan Bidang produksi. Bab V Hasil
Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari Perhitungan Tingkat Likuiditas,
Perhitungan Profitabilitas, Hubungan antara tingkat profitabilitas dan Analisis
Koefisien Determinasi. Bab VI Kesimpulan dan Saran, yang berisi tentang
kesimpulan dan saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan dalam hal pembelanjaan perusahaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaiakan
dengan baik tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Olehnya itu sepantasnyalah penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
iii
1. Teristimewa terima kasihku dan keharusan sujudku kuperuntukkan yang
sebesar-besarnya kepada Ayahanda Maknun Ganyu, dengan kemampunanya
tak kenal waktu dalam mendidik penulis sehingga penulis menjadi manusia
yang berguna dan Ibunda Rosmiati tercinta dengan keimanan, kasih sayang,
keihlasannya yang tak kenal lelah beliau senantiasa membaluri penulis dengan
doa-doa yang begitu indah, kepada Keluarga Besar Ba’ba dan Mama tanpa
kalian penulis tidak ada artinya.
2. Bapak DR. H. Mahmud Nuhung, MA. Pembimbing I sekaligus Dekan
Fakultas Ekonomi & Bisinis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
bersedia meluangkan waktu, pemikiran guna mengarahkan penulis dalam
penulisan skripsi ini serta segala kebijakan mengarahkan penulis selama
berada di bangku perkuliahan. Semoga Prodi Pendidikan Administrasi
Perkantoran menjadi yang terbaik.
3. Bapak Abdul Muthalib, SE, MM. Pembimbing II atas kesediaan dan
kesabaran membimbing penulis dalam upaya penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda, MM. Penasehat Akademik terima kasih telah
memberikan banyak saran dan kritik serta bantuannya selama penulis
menimba ilmu sampai saat ini.
5. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM. Tim penguji atas kesediaannya memberikan
dorongan dan sumbangan pemikiran dalam penelitian ini.
6. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM. Ketua Prodi Manajemen Universitas
Muhammadiyah Makassar atas segala pelayanannya serta telah memberikan
iii
banyak saran dan kritik yang berguna selama penulis menimba ilmu sampai
saat ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang selama ini sangat berjasa
mendidik penulis dalam upaya menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
merubah pola pikir penulis selama berada di bangku perkuliahan.
8. Bapak SA. Bandung Sismono. Direktur Utama PT. IKI Makassar beserta staf
atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian pada
instansinya.
9. Bapak Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Makassar
beserta staf atas segala pelayanannya.
10. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan kelas Manajemen 3 kalian sahabat yang
hebat, sahabat senasib sepenanggungan deritaku Nirwana, Dahlia, Mardiani,
Fitrina dan Hasnawati, tak terlupakan Andi Sakinah Gani sahabat yang dengan
setia telah menemani dari bangku SD sampai ke perguruan tinggi. Nur
Rahmah Yunita Abar dan Resky Wahyuni sahabat semasa kecilku “Thank’s
for all you Support” (They Are My Second Family ).
11. Terima kasih kepada adikku tercinta Nur Rahmah Alawiyah yang sudah
memberikan sedikit kontribusinya membuatkan penulis power point yang di
presentasikan di depan penguji, dan tak lupa Kakak satu-satunya Nurul Hayati
Muhrisani, SPd. Yang telah memberikan dukungan berupa materil dan moril.
12. Special thank’s for Reza Echa yang selalu setia memberi dukungan dan
semangatnya meskipun terpisah jarak dan waktu, tidak pernah bosan
iii
mendengar keluhan-keluhan penulis, meskipun tidak jarang kita juga sering
berselisih paham tapi itu tidak mengurangi rasa cinta dan sayang dari kita
berdua, terima kasih sudah hadir mewarnai hidup penulis mengisi kekosongan
hati penulis selama 10 bulan terakhir, kita selalu percaya bahwa semua akan
indah pada waktunya. Keep Calm and “Jodoh Pasti Bertemu”.
13. Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini yang belum sempat penulis sebut satu persatu.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat berbagai
kekurangan didalamnya sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangun,
semoga bantuan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis dinilai ibadah
disisi Allah SWT, Amin.
Makassar, November 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 4
C.1. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
C.2. Manfaat Penlitian ............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5
A. Pengertian & Fungsi Manajemen Keuangan ............................................ 5
B. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ........................................................ 7
C. Pengertian Rasio Likuiditas ...................................................................... 12
D. Pengertian Rasio Profitabilitas ................................................................. 18
E. Metode Koefisien Korelasi ....................................................................... 26
F. Kerangka Pikir ......................................................................................... 29
G. Hipotesis .................................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31
A. Objek dan Waktu Penelitian ..................................................................... 31
iv
B. Jenis dan Sumber Data. ............................................................................ 31
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 32
D. Metode Analisis ....................................................................................... 32
a. Metode Analisis Rasio Keu. Perusahaan ..................................... 32
b. Metode Analisis Koefisien Korelasi ............................................ 33
E. Definisi Operasional ................................................................................. 35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 36
A. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 36
B. Struktur Organisasi ................................................................................ 44
C. Uraian Tugas ......................................................................................... 47
D. Skema Proses Produksi ......................................................................... 56
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 57
1. Perhitungan Tingkat Likuiditas ..................................................... 57
2. Perhitungan Tingkat Profitabilitas ................................................ 64
3. Hub. Tingkat Likuid & Profit........................................................ 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 75
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 75
B. SARAN ................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN ......................................................................................................... 78
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 87
v
DAFTAR TABEL
TABEL I ............................................................................................................... 3
Pertumbuhan Tingkat Likuiditas dan Profitabilita PT. Industri
Kapal Indonesia Thn 2010-2014 ................................................................. 3
TABEL II .............................................................................................................. 60
Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Industri Kapal Indonesia Thn
2010-2014 .................................................................................................... 60
TABEL III ............................................................................................................. 67
Perhitungan Rasio Profitabilitas Pada PT. Industri Kapal
Indonesia Thn 2010-2014 ............................................................................ 67
TABEL IV ............................................................................................................. 73
Perhitungan Koefisien Korelasi PT. Industri Kapal Indonesia
Thn 2010-2014 ............................................................................................ 73
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Skema Kerangka Pikir............................................................ 29
2. Skema Proses Produksi PT. IKI............................................. 56
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Iklim dunia usaha dewasa ini terus menerus mengalami perubahan baik
yang bergerak dalam bidang jasa, dagang, maupun industri. Banyaknya
perusahaan yang bergerak di bidang yang sama mengakibatkan kuatnya
persaingan perusahaan-perusahaan tersebut. Namun pada hakekatnya hampir
semua perusahaan mengalami permasalahan yang sama dalam melakukan
kegiatannya, yaitu bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh profit
semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Disamping itu perusahaan juga dihadapkan atas berbagai pilihan
pendanaan, diantaranya adalah utang jangka pendek.
Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut maka salah satu unsur yang
harus dipenuhi perusahaan adalah memiliki manajer yang mampu serta cakap
dalam mengoperasikan perusahaan dengan baik dan juga memiliki perencanaan
yang baik, dimana dalam perencanaan tersebut harus memiliki unsur kelemahan
dan kekuatan perusahaan.
Dalam melaksanakan kegiatannya, setiap perusahaan tentu membutuhkan
dana guna menjalankan operasinya sehari-hari, misalnya pembayaran persekot
bahan baku, membayar upah buruh dan gaji pegawai, serta biaya-biaya lainnya.
Dana yang digunakan untuk menjalankan operasi sehari-hari tidak lain berasal
dari hasil penjualan itu sendiri maupun dari pinjaman yang dilakukan perusahaan
yang bersifat pendek.
Masalah mengenai pengadaan dana dalam jangka waktu yang relatif
pendek, sangat berkaitan dengan likuiditas yaitu menyangkut tentang kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajibannya yang kegera jatuh tempo.
Suatu perusahaan yang mengalami kekurangan likuiditas akan berdampak
pada penurunan kemampuan dalam membiayai operasi perusahaannya sehingga
mengakibatkan volume penjualan juga menurun.
Bagi investor, masalah likuiditas adalah tolak ukur untuk menanamkan
modalnya pada sebuah perusahaan dan dapat memperkuat kepercayaan
masyarakat dan pihak kreditur kepada perusahaan tersebut. Hal ini bisa saja
dikatakan sebagai kekuatan dari suatu perusahaan.
Karena modal yang tertanam dalam perusahaan, sebagian besar bersumber
dari luar perusahaan, maka wajib bagi setiap perusahaan untuk menghitung
tingkat profitabilitas. Hal ini untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam
menghasilkan laba/ keuntungan bagi perusahaan.
Dengan demikian, investor jangka panjang juga sangat berkepentingan
dalam perhitungan tingkat profitabilitas perusahaan, misalnya bagi pemegang
saham hal ini berguna untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterimanya dalam bentuk dividen pada masa yang akan datang.
Kebanyakan perusahaan mengeluarkan kebijakan dan keputusan yang
ditujukan untuk mempertinggi profitabilitas termasuk pada penentuan besarnya
dana yang tertanam dalam aktiva lancar dan harta-harta lainnya dan khususnya
menyangkut likuiditas.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk mengetahui
dan menganalisis hubungan tingkat likuiditas dengan tingkat profitabilitas dengan
memilih perusahaan perseroan PT Industri Kapal Indonesia Cabang Makassar
sebagai tempat penelitian penulis.
Tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan dengan menggunakan indikator
Current Ratio dan indikator tingkat profitabilitas yang digunakan adalah Rate of
Return on Investment (ROI), maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Pertumbuhan Tingkat Likuiditas dan Tingkat Profitabilitas
PT Industri Kapal Indonesia (Persero)
Tahun 2010-2014
TAHUN CURRENT
RATIO
QUICK
RATIO
ROI
2010 160,22% 118,56% -0,21%
2011 114,22% 52,60% -0,14%
2012 118,26% 109,47% 0,14%
2013 63,69% 57,93% -0,39%
2014 108,84% 102,51% 0,16%
Sumber: PT IKI (Persero), data telah diolah
Menurut hasil sementara Tabel 1, ternyata tingkat likuiditas dan tingkat
profitabilitas mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif selama 5 (lima) tahun
terakhir.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian yaitu:
”apakah tingkat likuiditas memiliki hubungan yang positif terhadap tingkat
profitabilitas”.
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengetahui besarnya hubungan
tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas pada perusahaan tersebut.
4. Manfaat Hasil Penelitian
a. Sebagai sumbangan pikiran dan bahan masukan bagi pihak perusahaan
dalam mengambil keputusan.
b. Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis
dalam penelitian lapangan, selain itu diharapkan tulisan ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memperdalam atau
mengembangkan masalah yang relevan dengan tulisan ini.
c. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan
studi pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Strata satu (S1) Jurusan
Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan salah satu dari beberapa fungsi
manajemen yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi lainnya, seperti fungsi
produsi, fungsi pemasaran dan fungsi personalia. Fungsi keuangan menyangkut
kelangsungan hidup perusahaan, dimana berhubungan erat dengan masalah
bagaimana mendapatkan serta mengalokasikan dana perusahaan secara efisien
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Keberhasilan ataupun kegagalan usaha
hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan keuangan. Dengan kata
lain masalah yang biasa timbul dalam setiap organisasi berimplikasi terhadap
bidang keuangan.
Untuk mengetahui fungsi dan pengertian manajemen keuangan, maka
terlebih dahulu harus mengetahui fungsi dan tugas manajemen keuangan tersebut.
Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan beberapa penulis.
J.Fred Weston dan Copeland dalam bukunya manajemen keuangan,
yang diterjemahkan oleh Joko Wasana (1997:3) memberikan pengertian fungsi
manajemen keuangan sebagai berikut :
“Menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan
kegiatan usaha dan pembagian deviden pada suatu perusahaan.”
Sementara tugas pokok manajemen keuangan menurut J.Fred Weston
dan Copeland dalam bukunya Manajemen Keuangan, (1997:3) yang sama adalah:
“Merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana
tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan.”
Selanjutnya menurut J.Fred Weston C. Van Home yang diterjemahkan
oleh Junior Tirok dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Keuangan (1986:14).
Tugas Manajemen Keuangan yaitu:
a. Mengalokasikan dana secara efisien di dalam perusahaan
b. Mendapatkan dana dengan cara yang menguntungkan.
Menurut Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan
Perusahaan (2000:8) menulis tiga tugas pokok manajemen keuangan yaitu:
− Menganalisis dan merencanakan pembelanjaan perusahaan
− Mengelola penanaman modal dalam aktiva, dan
− Mengatur struktur finansial dan struktur modal perusahaan.”
Selanjutnya menurut R. Agus Sartono dalam bukunya Manajemen
Keuangan Perusahaan (2000:8) menuliskan bahwa:
“Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik
berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara
efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau
pembelanjaan secara efisien.”
Dan fungsi manajemen keuangan menurut Lukas Setia Atmajaya dalam
bukunya Manajemen Keuangan, edisi revisi (2003:2) adalah:
“Pengambilan keputusan investasi pengambilan keputusan pembelanjaan
dan kebijakan deviden.”
Pada buku Manajemen Keuangan (2003:2) Lukas Setia Atmajaya juga
menguraikan bahwa:
“Efektif dalam keputusan investasi akan tercermin dalam pencapaian
tingkat keuntungan yang optimal. Efisien dalam pembiayaan investasi akan
tercermin dalam perolehan dana dengan biaya minimum. Sedangkan
kebijaksanaan deviden yang optimal akan tercermin dalam peningkatan
kemakmuran pemilik perusahaan.”
Berdasarkan beberapa definisi dan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas dari seorang manajer
keuangan suatu perusahaan dalam memperoleh dan mengalokasikan dana secara
efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
2. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, serta laporan-laporan keuangan lainnya.
Penganalisaan terhadap pos-pos ceraca akan menghasilkan gambaran tentang
posisi keuangan suatu perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan rugi-laba
akan memberikan gambaran tentang perkembangan usaha yang bersangkutan.
Analisis Rasio Keuangan merupakan alat yang sangat umum digunakan
untuk mengetahui keadaan keuangan dan perkembangan usaha suatu perusahaan
dimasa lalu, saat ini dan kemungkinan dimasa depan. Analisis rasio-rasio
keuangan dilakukan berdasarkan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan
(Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan) (2000:37) menguraikan bahwa:
“Pada umumnya ada tiga kelompok yang paling berkepentingan dalam
rasio-rasio finansial, yaitu: para pemegang saham dan calon pemegang saham,
kreditur dan calon kreditur serta manajemen perusahaan (the firm‟s own
management).”
Para pemegang saham dan calon pemegang saham memberikan perhatian
pada tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan sekarang, juga pada
masa yang akan datang. Hal ini penting bagi mereka karena akan berpengaruh
terhadap harga saham-saham yang mereka miliki.
Pada kreditur sangat memperhatikan aspek kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini untuk memberikan jaminan kepada pihak kreditur bahwa
perusahaan yang diberikan pinjaman dana oleh mereka akan mampu membayar
bunga dan pokok pinjaman tetap pada waktunya.
Bagi pihak manajemen perusahaan sendiri (the firm’s own management)
analisis rasio keuangan ini bermanfaat untuk mengetahui seluruh keadaan
keuangan perusahaan karena mereka sadar bahwa keadaan keuangan perusahaan
akan dinilai oleh pemilik perusahaan dan pihak kreditur. Selain itu pihak
manajemen perusahaan rasio-rasio finansial perusahaan merupakan alat
memonitor keadaan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Perlu juga diketahui analisis rasio keuangan hanya mampu memberikan
gambaran satu sisi saja, oleh karena itu diperlukan lagi tambahan data-data lain
selain data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan (neraca dan
laporan rugi-laba), agar hasil analisis dapat lebih baik dan akurat.
Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan beberapa penulis mengenai
analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
Sofyan Syafri Harapa dalam bukunya Analisis Krisis atau Laporan
Keuangan (1998;297) menulis bahwa:
“Ratio keuntungan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan (berarti).”
Menurut S. Munawir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (1993:64)
menyatakan bahwa:
“Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah „Future
Oriented‟ oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-
faktor yang ada periode waktu itu dengan faktor-faktor lain dimasa yang akan
datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil perusahaan
yang bersangkutan.”
Mengenai sumber daya yang digunakan dalam analisis laporan keuangan
menurut Lukman Syamsuddin menguraikan dalam bukunya Manajemen
Keuangan Perusahaan (2000:37) bahwa:
“Data pokok sebagian input dalam analisis rasio ini adalah rugi-laba dan
neraca perusahaan.”
Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan
(1998:330), menggolongkan rasio keuangan berdasarkan sumber rasio itu dibuat,
yaitu:
1) Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios). ialah rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio,
acitest ratio, current assets to total asset ratio, current liabilities to total
assets ratio dan lain sebagainya.
2) Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income statement ratio). Ialah rasio-
rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement,
misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio
dan lain sebagainya.
3) Rasio-rasio antar laporan (intern-statement ratios), ialah rasio-rasio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya
berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory
turnover, receivables turnover dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya Manajemen
Keuangan (2003:415) mengelompokkan rasio keuangan atas 4 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada
waktunya.
2. Rasio Aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
3. Rasio Leverage, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Rasio Profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan
penjualan assets.
Berdasarkan uraian dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis
Rasio Keuangan adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk
menganalisis kelemahan dan kekuatan aspek keuangan perusahaan dan
pengolahan perusahaan pada periode tertentu berdasarkan data-data yang
bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan periode yang
dianalisis, sehingga membantudalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan
prospeknya dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pendapat diatas mengenai pengelompokkan rasio keuangan,
dapat diambil keputusan bahwa ada 4 (empat) rasio keuangan yang sering
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam
menganalisis keadaan keuangan suatu perusahaan, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Profitabilitas
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Solvabilitas
Dalam hal ini penulis hanya membatasi penggunaan Analisis Rasio
Likuiditas (Current Ratio) dan Rasio Profitabilitas (Rate of Return on Investment)
sesuai dengan judul penulisan skripsi ini.
3. Pengertian Rasio Likuiditas
Pada umumnya yang pertama kali menjadi perhatian seoran analisis
keuangan adalah tingkat likuiditas perusahaan, apakah perusahaan tersebut
mampu membayar hutangnya yang akan jatuh tempo. Dengan kata lain masalah
likuiditas berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang berjangka pendek.
Perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar yang terdapat pada
neraca perusahaan pada periode tertentu akan menggambarkan tingkat likuiditas
suatu perusahaan pada periode tertentu. Sehingga dapat membantu manajer
perusahaan dalam mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Dan juga
membantu para kreditur untuk mrngukur margin of savery dari data yang mereka
akan pinjamkan kepada pihak perusahaan yang membutuhkan modal.
Dilain pihak tingkat likuiditas dapat pula digunakan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk mengetahui kesanggupan dan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya yang bersifat intern, yakni berupa pembelian
bahan baku, bahan pembantu, upah tenaga kerja, dan pengeluaran-pengeluaran
lainnya (Likuiditas Perusahaan).
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang rasio likuiditas, maka dapat
dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa penulis berikut ini:
Alex S. Nitisemito dalam bukunya Pembelanjaan Perusahaan (1983:40)
mengemukakan pengertian tentang likuiditas sebagai berikut:
“Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban yang segera harus dibayar.”
Sedangkan menurut Kashmirdan Jakfar dalam bukunya Studi Kelayakan
Bisnis, edisi 2 (2009:122).
“Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur
seberapa likuid suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan
seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pasiva lancar
(utang jangka pendek).”
Pendapat yang dikemukakan oleh Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya
Manajemen Keuangan (2003:416) tentang pengertian likuiditas tidak jauh beda
dengan dua pengertian diatas. Pengertian tersebut telah dikemukakan pada
pembahasan pengertian analisis rasio keuangan diatas pada uraian
pengelompokkan rasio keuangan yaitu:
“Rasio Likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.”
Kemudian menurut Lukas Setia Atmajaya dalam bukunya Manajemen
Keuangan (2003:416) membedakan likuiditas ada dua macam adalah sebagai
berikut:
“Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa pengertian likuiditas
dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain
yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah uang
lancar dilain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaran-
pengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan di lain pihak (likuiditas
perusahaan).”
Dari uraian dan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
dari rasio likuiditas adalah alat yang digunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan untuk kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dengan cara
membandingkan aktiva lancar perusahaan yang tercantum pada neraca perusahaan
pada periode tertentu. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat
menilai atau mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang
jangka pendeknya, misalnya calon kreditur jangka pendek, yang akan terus
memberikan kepercayaan kepada perusahaan atas dana yang akan mereka
pinjamkan. Dan merupakan indikator untuk melihat terjadinya alat-alat likuid
yang meliputi: kas, piutang, persediaan dan surat-surat berharga di dalam
perusahaan dalam menjamin tersedianya dana dalam membiayai operasional
perusahaan sehari-hari.
Tingkat likuiditas sangat mempengaruhi keberhasilan dan kelancaran
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya atau dengan kata lain tingkat
likuiditas sangat menentukan dalam rangka menjaga dan menjamin eksistensi
perusahaan. Oleh karena itu, tingkat likuiditas tertentu suatu perusahaan harus
dapat dipertahankan untuk menjamin perusahaan pengolahan perusahaan.
Dari apa yang telah diuraikan diatas, maka dapatlah dikatakan bahwa
pengukuran/penilaian pada suatu perusahaan, merupakan hal yang penting dan
harus selalu mendapat perhatian bagi manajer perusahaan, khususnya manajemen
keuangan.
Apabila hasil analisis yang dilakukan memperhatikan tingkat likuiditas yang
tinggi berarti keuangan perusahaan dalam keadaan yang baik (sehat), sehingga
dapat memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Sebaliknya
apabila hasil perhitungan memperlihatkan tingkat likuiditas yang rendah maka
perusahaan perlu berhati-hati, karena posisi keuangan perusahaan dalam keadaan
terancam.
Namun disisi lain tingkat likuiditas yang tinggi (besar), dapat diartikan
bahwa saldo kas yang menganggur, tingkat persediaan yang berlebihan
dibandingkan dengan kebutuhan yang ada, serta kebijakan kredit yang keliru
mengakibatkan piutang usaha menjadi berlebihan. Dimana hal-hal itu
menunjukkan raktek-praktek manajemen yang kurang baik.
Suatu pedoman yang lazim bahwa rasio likuiditas sebear 2 : 1 atau 200%
dianggap layak untuk perusahaan pada umumnya, kecuali perusahaan kredit.
Dengan dasar pemikiran, meskipun ada pengangguran 50% dalam nilai aktiva
lancar, perusahaan masih dapat memenuhi semua kewajiban lancarnya. Dan
kelemahan dari pemikiran rasio ini adalah rasio ini tidak mencerminkan usaha
yang berkesinambungan, yang akan menjadi prioritas manajemen.
Namun pedoman rasio likuiditas 2 :1 bukanlah hal yang mutlak secara
umum likuiditasnya. Hal ini untuk menghindari adanya aktiva yang menganggur,
sehingga kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar hilang begitu saja.
Sebagaimana Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan
perusahaan (2000:44) menuliskan bahwa:
“Tidak ada suatu ketentuan mutlak berapa current ratio yang dianggap
baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biaya tingkat
current ratio ini juga sangat bergantung pada jenis usaha dari masing-masing
perusahaan.”
Selanjutnya menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan (1998:26) menuliskan bahwa:
“Pedoman current ratio 2 : 1. Sebenarnya didasarkan pada prinsip hati-
hati.”
Apabila standar rasio likuiditas 1 : 1 sudah ditetapkan sebagai rasio
minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan, maka perusahaan
dalam menarik kredit jangka pendeknya juga harus selalu didasarkan pada
pedoman tersebut agar tingkat likuiditasnya tetap terjaga.
Lebih lanjut menurut Lukman Syamsuddin, menguraikan dalam bukunya
Manajemen Keuangan Perusahaan (2000:44), bahwa:
“Untuk mengetahui seberapa besar current assets bisa dikurangi tanpa
mengganggu kemampuan membayar utang jangka pendek (jumlah aktiva lancar
= jumlah utang lancar) dapat dihitung sebagai berikut : (1 – (1 : Current Ratio) x
100%).”
Tingkat likuiditas dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio. Secara
umum banyak penulis membagi tiga cara untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan, yaitu:
Current Ratio
Cash Ratio
Pada penulisan proposal ini penulis hanya menggunakan peralatan Current
Ratio dan dalam bab pembahasan rasio likuiditas, karena Current Ratio banyak
digunakan oleh perusahaan dalam mengukur tingkat likuiditasnya serta
merupakan peralatan yang mengukur tingkat likuiditas secara kasar dibandingkan
dengan peralatan lainnya.
Juga berdasarkan pendapat Lukman Syamsuddin dalam bukunya
Manajemen Keuangan Perusahaan (2000:45), bahwa:
“Current ratio merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas
perusahaan, karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relatif
antara aktiva lancar dengan utang lancar masing-masing perusahaan.”
Adapun formula dari current ratio adalah sebagai berikut:
Selanjutnya tambahan untuk sekedar diketahui formula dari cara
lain untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan adalah sebagai berikut:
4. Pengertian Rasio Profitabilitas
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan pokok memperoleh
laba, laba tersebut dimaksudkan dapat digunakan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.
Bagi setiap perusahaan sangatlah lebih penting untuk meningkatkan
profitabilitas, karena laba besar merupakan ukuran bahwa suatu perusahaan telah
beroperasi secara efisien. Dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan
kekayaan atau modal yang terdapat dalam neraca perusahaan, profitabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dan dengan sendirinya efisien pengelolaan perusahaan
dapat dicapai.
Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa penulis, yaitu
sebagai berikut:
J.Fred Weston dalam bukunya Manajemen Keuangan (1997:225)
diterjemahkan oleh Joko Wasana mengemukakan sebagai berikut:
“Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen
yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi
perusahaan.”
Napa J Awat menuliskan pengertian profitabilitas dalam bukunya
Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis (1999:391) sebagai berikut:
“Rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan menghasilkan laba,
baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan
menggunakan modal sendiri.”
Dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis (2009:138) Kashmir dan Jakfar
mengemukakan bahwa:
“Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.”
Sedangkan menrut Alex S Nitisemito dalam bukunya Pembelanjaan
Perusahaan (1983:51) pengertian profitabilitas sebagai berikut:
“Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan
dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dalam presentase.”
Dari uraian dan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian rasio profitabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sebagai hasil dari
penggunaan sejumlah modal, aktiva dan penjualan, yang dinyatakan dalam
presentase (%)
Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam. Hal
ini tergantung bagaimana pihak yang berkepentungan terhadap perusahaan.
Mengingat rasio ini sangat dibutuhkan oleh investor jangka panjang, misalnya
pemegang saham dan calon pemegang saham, untuk melihat keuntungan yang
benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Terlebih lagi bagi pihak
perusahaan, rasio ini merupakan tolak ukur efektifitas manajemen dalam
menggunakan total aktiva seperti yang tercatat dalam neraca, sehubungan dengan
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu.
Untuk menghitung rasio profitabilitas ada beberapa rumus yang dapat
digunakan antara lain:
Gross provit margin
Operating Income Ratio
Operating Ratio
Net profit Margin
Rate of Return On Investment (ROI)
Rate of Return On The Worth
Beberapa penulis secara tersirat mengelompokkan rasio profitabilitas, yaitu:
Pertama adalah profitabilitas ekonomis (Earning Power = Return On
Investment), yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan
modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba, yang dinyatakan dalam
bentuk presentase.
modal yang dimaksud disini adalah modal yang digunakan perusahaan
dalam membiayai bisnis utamanya, yaitu modal operasi. Bukan termasuk modal
yang ditanamkan dalam efek kecuali perusahaan kredit.
Dan laba yang dimaksud disini adalah laba ynag dihasilkan oleh bisnis
utama perusahaan, yaitu laba operasi (Net Operating Income). Bukan laba yang
dihasilkan dari bisnis sampingan perusahaan, misalnya efek yang menghasilkan
dividen.
Adapun formulasi yang digunakan dalam menghitung profitabilitas
ekonomis sebagai berikut:
.Formulasi diatas diperoleh dari hasil perkalian sebagai berikut:
(Earning Power = ROI) = Profit Margin x Operating Asset Turnover
Dari formulasi diatas memperlihatkan bahwa profitabilitas ekonomis adalah
hasil perkalian antara profit margin dengan operating asset turnover (tingkat
perputaran aktiva). Dengan formulasi seperti itu, maka dapat diketahui bahwa
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas ekonomis adalah profit
margin dan operating asset turnover.
Dari formulasi diatas dapat dikatakan bahwa profit margin adalah
perbandingan antara Net Operating Income (laba bersih) dengan Net Sales
(penjualan bersih). Atau dengan kata lain profit margin adalah selisih antara Net
Sales dengan operating expenser (harga pokok penjualan + biaya penjualan +
biaya administrasi + biaya umum). Profit margin merupakan indikator
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tingkat laba yang maksimum dan
sampai sejauh mana pihak manajemen perusahaan dapat mengelola keuangannya
secara efisien.
Karena profit margin sangat mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas
ekonomis suatu perusahaan, maka sangat penting bagi pihak manajemen
perusahaan untuk mengetahui cara-cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
profit margin perusahaan yang dikelolanya adalah sebagai berikut:
a. Mengupayakan untuk meningkatkan jumlah penjualan yang relatif lebih
besar daripada peningkatan biaya operasi.
b. Dengan jumlah penjualan yang tetap, pihak manajemen perusahaan harus
mampu menekan biaya-biaya.
c. Tentu jika terjadi penurunan jumlah penjualan, maka pihak manajemen
perusahaan harus menurunkan biaya-biaya yang relatif lebih besar lagi.
Seperti profit margin jika dilihat dari formulasi diatas, maka Operating
Asset Turnover (tingkat perputaran aktiva), yaitu perbandingan antara net sales
dengan net operating assets. Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas
penggunaan aktiva perusahaan dalam hubungannya dengan jumlah penjualan pada
periode tertentu. Yang dapat dilihat dari kecepatan perputaran aktiva usaha dalam
periode tertentu.
Hal ini sama juga berlaku untuk manajemen perusahaan, dimana mereka
mengetahui cara-cara untuk meningkatkan operating assets turnover, agar
profitabilitas ekonomi perusahaannya meningkat. Adapun cara yang dapat
ditempuh pihak manajemen perusahaan adalah:
a. Mengupayakan adanya peningkatan jumlah penjualan yang relatif lebih
besar daripada bertambahnya assets.
b. Mengupayakan dengan jumlah assets tertentu, pihak manajemen dapat
meningkatkan jumlah penjualan.
c. Jika terjadi penurunan jumlah penjualan, pihak manajemen perusahaan
harus berupaya untuk menurunkan penggunaan assets lebih besar lagi.
Dengan memperhatikan profit margin dan operating assets
turnovermerupakan salah satu indikasi bagi manajer dalam mengelola perusahaan
secara efektif dan efisien.
Dari uraian diatas mengenai profitabilitas ekonomis dapat disimpulkan
bahwa rasio ini merupakan alat yang digunakan pihak manajemen perusahaan
dalam mengukur dan menilai efektifitas pengelolaan perusahaan dalam periode
tertentu. Sehingga dengan rasio ini pihak manajemen dapat mempunyai pijakan
yang kuat dalam membuat kebijakan-kebijakan yang baru agar pengelolaan
perusahaan dimasa yang akan datang lebih efisien lagi dan lebih baik dari masa-
masa sebelumnya.
Kedua adalah profitabilitas modal sendiri (Return On Net Work) atau
profitabilitas usaha, yang digunakan untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan modal sendiri yang terdapat pada perusahaan.
Dalam perhitungan profitabilitas modal sendiri, laba yang dimaksud adalah
laba usaha yang telah dikurangi dengan bunga modal asing/utang dan pajak.
Sedangkan modal sendiri yang dimaksud adalah modal sendiri yang dipergunakan
perusahaan dalam membiayai bisnis utamanya.
Adapun formulasi yang digunakan untuk menghitung profitabilitas modal
sendiri adalah sebagai berikut:
Berdasarkan formulasi di atas terlihat bahwa penambahan modal sendiri
yang lebih besar proporsinya dari laba sesudah pajak yang diperoleh perusahaan
akan memperkecil rentabilitas modal sendiri. Dari keadaan ini maka
diperbolehkan untuk menambah modal asing dalam perusahaan untukmemperkuat
permodalan perusahaan. Adapun syaratnya adalah rate of return dari penambahan
modal asing tersebut lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya.
Jadi dapat dikatakan bahwa rasio profitabilitas inilah yang sangat
diperhatikan oleh para pihak investor dan calon investor untuk melihat
keuntungan yang akan mereka peroleh dalam bentuk dividen.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan pokok antara
profitabilitas ekonomis dengan profitabilitas modal sendiri hanyalah terletak pada
jenis modal yang digunakan. Dimana pada profitabilitas ekonomis yang
diperhitungkan adalah keseluruhan modal ( modal sendiri dan modal asing ) yang
dipergunakan dalam menghasilkan keuntungan, sedangkan pada profitabilitas
modal sendiri yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang digunakan dalam
memperoleh keuntungan.
Dari kedua macam cara penilaian tingkat profitabilitas di atas, profitabilitas
ekonomis ( Earning Power atau ROI ) sering digunakan sebagai tolak ukur
efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan. Untuk itu pada bab
pembahasan penulis menggunakan Rate of Return On Investment ( ROI ) untuk
mengukur tingkat profitabilitas PT. IKI Makassar.
5. Metode Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan hubungan antara dua variabel
dalam hal ini keterkaitan antara likuiditas dan profitabilitas, maka diperlukan
suatu metode yang dapat menjelaskannya. Metode tersebut adalah metode
koefisien korelasi.
Dengan korelasi berarti ,mempelajari secara timbal balik bagaimana dua
variabel itu berhubungan. Dengan kata lain, yaitu bagaimana kuatnya dua
hubungan antara variabel-variabel apabila bentuk hubungan adalah linier. Angka
koefisien korelasi ini merupakan angka nyata yaitu antara +1 dan – 1 atau 1 ≥ e ≥
-1.
Dengan demikian sehingga korelasi dapat bersifat langsung / positif, dan
dapat juga terbalik atau negatif tergantung pada arah perubahannya. Besarnya
angka korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan :
a. Koefisien korelasi bersifat positif bila suatu variabel naik / turun dan
yang lain berubah dengan jumlah yang tetap didalam arah yang sama.
b. Koefisien korelasi bersifat negatif, jika kedua jika kedua variabel tersebut
dalam perubahan yang berlawanan arah.
c. Koefisien korelasi merupakan rata-rata hubungan yang dua arah sifatnya.
Untuk menghitung koefisien korelasi sederhana kita dapat memilih tipe
koefisien korelasi person adalah tipe dasar korelasi. Simbol koefisien korelasi
adalah r, dan untuk menghitung koefisien korelasi dari data yang kasar ( belum
disusun dalam bentuk distribusi frekuensi ). Metode ini digunakan untuk
menganalisa tentang sejauh mana atau seberapa besar hubungan antara tingkat
likuiditas dengan tingkat profitabilitas perusahaan yang dinyatakan dalam persentase.
Rumusan yang digunakan oleh Anto Dajan dalam bukunya Pengantar
Metode Statistik ( 1985 : 315 ) adalah sebagai berikut :
√ √
Dimana:
r = menyatakan kuat atau lemahnya hubungan tingkat likuiditas dan tingkat
profitabilitas
n = jumlah periode
x = merupakan variabel bebas
y = merupakan variabel dependen yaitu variabel lain dalam hal ini adalah
laba usaha.
Berdasrkan rumus diatas, maka hasil perhitungan antara variabel x dan y
bervariasi, yaitu dari -1 melalui 0 hingga 1. Nilai ini memiliki arti tersendiri.
Oleh Anto Dajan dalam bukunya Pengantar Metode Statistik (1985 : 316-
318) menguraikan lebih lanjut mengenai pengertian rumus tersebut diatas bahwa:
“Apabila r = 0 atau mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel
sangat lemah atau tidak ada sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka
korelasinya dikatakan kuat dan positif, sedangkan bila r = -1 atau mendekati -1
maka korelasinya dikatakan sangat kuat dan negatif.”
Dan selanjutnya Anto Dajan dalam bukunya Pengantar Metode Statistik
(1985 : 317) mengemukakan bahwa tanda positif dan negatif pada korelasi
mempunyai arti sendiri yaitu:
“Bila r positif, maka korelasi antara dua variabel bersifat searah artinya
kenaikan atau penurunan nilai-nilai x terjadi bersama-sama dengan kenaikan
atau penurunan nilai-nilai y. Sebaliknya bila r negatif, kenaikan nilai x terjadi
bersama-sama dengan penurunan nilai-nilai yatau sebaliknya.”
Dengan menggunakan peralatan teori yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis akan menganalisa lebih lanjut berdasarkan pada pokok-pokok penelitian
dan landasan teori sebagai indikator dalam pembahasan selanjutnya.
6. Kerangka Pikir
Feed back
PT Industri Kapal
Indonesia
Laporan Keuangan PT IKI
2010,2011,2012,2013,2014
Neraca
(Balance Sheet)
Laporan Laba Rugi
(Income Statement)
Likuiditas
Current Ratio
Quick Ratio
Profitabilitas
Return on
Investment
Kinerja Keuangan
(Efisiensi)
7. Hipotesis
Berdasarkan analisis sementara laporan keuangan yang digunakan untuk
melihat masalah tersebut di atas maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah :
“Diduga terdapat hubungan yang positif antara likuiditas perusahaan dengan
tingkat profitabilitas dalam mencapai efisiensi perusahaan”.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian dan Waktu Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian skripsi, penulis mengadakan penelitian
pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkapalan yang berlokasi di
Kota Makassar, Perusahaan ini adalah PT Industri Kapal Indonesia (Persero).
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan. dimulai tanggal 14 Januari
sampai dengan 14 Februati 2015.
1. Jenis dan Sumber Data
Dalam menghadapi data, ditunjang berbagai jenis data dan sumber data
sebagai berikut:
(a) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis dari hasil pengamatan
dan wawancara dengan pimpinan perusahaan dan staf mengenai obyek dan
masalah yang erat kaitannya dengan penelitian.
(b) Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi, laporan keuangan
perusahaan selama lima tahun terakhir dan pencatatan-pencatatan lain yang
erat hubungannya dengan masalah yang dibahas seperti gambaran umum
perusahaan dan struktur organisasi perusahaan yang erat kaitannya dengan
penelitian.
2. Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi laporan keuangan PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) dari tahun
1981-2014 adalah 33 laporan keuangan. Dari total populasi ini, peneliti
mengambil sampel laporan keuangan sebanyak 5 laporan keuangan dari tahun
2010-2014.
3. Metode Analisis
Sebagai dasar untuk menganalisis masalah dan untuk dapat menguji
hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa peralatan analisis sebagai berikut:
a. Metode Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Rasio Likuiditas, diukur antara lain dengan Current Ratio, rasio ini
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar
hutangnya yang segera jatuh tempo, dengan jaminan aktiva lancar.
Adapun formulasi dari Current Ratio adalah sebagai berikut:
Rasio Profitabilitas, yang digunakan antara lain adalah Return on
Investment (ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
dalam menghasilkan keuntungan bersih. Adapun formulasi dari
ROI ini adalah sebagai berikut:
ROI = Profit margin x Operating assets turnover
dimana:
Net Opreating Assets : Seluruh aset yang digunakan perusahaan
untuk menjalankan usahanya.
Net Sales : Penjualan bersih perusahaan yang
diperoleh dari hasil usaha pokoknya.
Rate Of Return On Investment (ROI) yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dari modal yang dinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bersih. Sedangkan Profit margin merupakan
peralatan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi perushaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Sementara
Operating assets turnover dipergunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan
dengan melihat pada kesempatan perputaran operating assets dalam suatu periode
tertentu.
b. Metode Koefisien Korelasi
Metode ini digunakan untuk menganalisis tentang seberapa jauh atau berapa
besarnya hubungan antara tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas perusahaan
dalam persentase. Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah :
√ √
Dimana :
r = Koefisien korelasi yang menyatakan kuat atau lemahnya hubungan
keterkaitan antara likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
n = Jumlah periode tahun
x = Likuiditas perusahaan, yang dalam hal ini merupakan variabel
bebas (independen)
y = Profitabilitas perusahaan, yang merupakan vaiabel dependen, yaitu
variabel yang tergantung pada variabel lain.
Untuk menunjukkan hubungan tergantung dari nilai rxy dimana nilai rxy
dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga +1. Bila rxy = 0 atau mendekati 0, maka
hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama
sekali. Bila rxy = +1 atau mendekati 1, maka hubungannya antara dua variabel
sangat kuat sekali dan positif (searah). Dan bila rxy = -1 atau mendekati -1, maka
hubungan dikatakan sangat kuat dan negatif (berlawan arah).
5. Definisi Operasional
a. Tingkat Likuiditas
Tingkat likuiditas adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi suatu kewajiban yang harus segera dibayar. Likuiditas
merupakan suatu indikator kemampuan perusahaan untuk membayar
semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
b. Tingkat Profitabilitas
Tingkat profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba, baik
menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan
modal sendiri.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tahun 1962 di Makassar dimulai pembangunan proyek galangan kapal
yaitu galangan kapal Paotere dan pryek galangan kapal Tallo. Proyek galangan
kapal Paotere dibangun oleh departemen perindustrian dasar/pertambangan,
dengan maksud untuk membuat kapal-kapal baja yang berkapasitas 2500 ton,
sedangkan galangan kapal Tallo dinagun oleh departemen urusan veteran dan
demobilitas, yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal kayu sampai dengan
bobot mati 300 ton. Proyek ini memiliki slip way atau fasilitas untuk menaikkan
kapal dari laut ke darat, dan sebaliknya menurunkan kapal dari darat ke laut, yang
panjangnya 45 meter dan mempunyai daya angkut500 lt (lifting ton).
Pada pertengahan tahun 1963, kegiatan dua proyek ini masing-masing baru
pada taraf pengerjaan dasar. Pada waktu itu proyek galangan kapal Paotere belum
memiliki peralatan sama sekali, sedangkan proyek galangan kapal Tallo telah
memiliki peralatan mesin dan alat-alat lain yang didatangan dari Polandia.
Berhubung karena terbatasnya pembiayaan pada waktu itu maka pemerintah
memutuskan untuk menggabungkan kedua proyek tersebut yang lokasinya ±2 km
antara satu dengan yang lainnya dibawah pengawasan departemen perindustrian
dasar/pertambangan, kemudian merubah namanya menjadi proyek galangan kapal
Makassar yang lokasinya terletak dipantai Paotere kecamatan Tallo bagian utara
kota Makassar atau sekitar 3,5 km dari pusat kota, diatas areal tanah seluas
250.000 m2. Dengan diresmikannya proyek tersebut sesuai surat keputusan
presiden No.225/1963. Proyek ini dinyatakan proyek sebagai proyek vital.
Dengan terjadinya penggabungan tersebut maka :
1) Lokasi bekas proyek galangan kapal Tallo dipindahkan berdampingan dengan
bekas proyek galangan kapal Paotere.
2) Mengadakan redesigning yang disesuaikan dengan biaya yang ada dan
menitikberatkan pada penyelesaian tahap pertama (bekas proyek galangan
kapal) dengan sasaran utama mereparasi dan memelihara kapal-kapal sampai
dengan 500 ton.
3) Menunda pembangunan bekas diteruskan penyelesaiannya pada tahap kedua
(rencana perusahaan).
Galangan Kapal Makasaar tahap pertama diresmikan oleh Sekretaris
Jenderal Departemen Perindustrian yang pada wakti itu diwakili Departemen
Pertambangan tepat pada tanggal 7 Maret 1970. Galangan Kapal Makassar ini
mempunyai slipway horizontal yang terletak di pantai Paotere kecamatan Tallo
bagian utara kota Makassar dengan areal 250.000 m2.
Sistem docking dari Galangan Kapal Makassar mempunyai slipway
horizontal dan miring. Shifter besar untuk menaikkan dan menurunkan kapal dari
laut atau sebaliknya dan setelah kapal didaratkan, maka kapal dapat ditarik ke
samping salah satu side track (normal). Panjang shifter tersebut minimal 45 meter
dan mempunyai daya angkut 500 ton. Tinggi air diatas shifter maksimal 3,40
meter. Sebelah barat shifter terdapat area yang agak luas untuk tempat penelitian
kapal tersebut sebelah barat dari slipway horizontal terdapat 4 sidetrack yang
panjangnya masing-masing 140 meter dan 70 meter, dua buah dengan kapasitas.
Dengan peralatan yang dimiliki saat ini, Galangan Kapal Makassar baru
dapat melayani kapal yang berukuran 1500 DWT serta mereparasi kapal yang 500
ton ke bawah kurang lebih dari itu serta mempunyai fasilitas dan daya tampung
sampai 16 buah kapal sekaligus untuk ukuran seperti itu tersebut diatas. Galangan
kapal makassar juga membuat kapal-kapal kayu yang dikerjakan dengan pesanan
yang ada berdasarkan kondisi dan tingkat kegiatan yang dihadapi, galangan baru
menyerap tenaga sebesar kurang lebih 400 orang pegawai yang setiap hari
mempekerjakan 30 sampai dengan 50 orang.
PT Industri Kapal Indonesia (Persero) atau disingkat PT IKI (Persero)
didirikan berdasarkan Akte Pendirian No.122 tanggal 29 Oktober 1977, yang
dibuat dihadapan Sitske Limowa, S,H. Notaris di Makassar, kemudian dirubah
dengan akte tertanggal 28 Februari 1979 No.151 dan akte tertanggal 7 Juli 1979
No.40, yang dibuat dihadapan notaris yang sama, dan telah mendapat pengesahan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
YA5/374/16 tanggal 5 Agustus 1980 serta termuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.64 tanggal 11 Agustus 1981, tambahan No.637. Sesuai dengan Akte
Perubahan No.23 tanggal 3 Oktober 1984, yang dibuat dihadapan Notaris Sitske
Limowa, S.H, yang berkedudukan di Makassar, yang selanjutnya telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman RI tertanggal 18 Maret1985 sesuai Surat
Keputusan Nomor C2-1440-HT.01.04 tahun 1985 dan termuat dalam berita
negara RI No.73 tanggal 10 September 1985, perusahaan ini mengalami
perubahan nama menjadi “PT Industri Kapal Indonesia (Persero)”.
PT. Industri Kapal Indonesia yang berpusat di Makassar dan mencakup 4
galangan kapal, antara lain sebagai berikut :
1) Galangan Kapal Gresik (Jawa Timur)
2) Galangan Kapal Padang (Sumatera Barat)
3) Galangan Kapal Makassar (Sulawesi Selatan)
4) Galangan Kapal Bitung (Sulawesi Utara).
Jadi, jelas disini bahwa Galangan Kapal Makassar sekarang telah menjadi
unit produksi dari PT. Industri Kapal Indonesia (Persero).
Pada tahun 1986, unit produksi Galangan Kapal Padang telah dialihkan
pengelolaannya kepada PT Kodja Jakarta dan tahun 1988 unit Galangan Kapal
Gresik juga dialihkan pengelolaanya dan sebaliknya PT Dok dan Galangan Kapal
Wayime Ambon akan menjadi satu unit produksi PT Industri Kapal
Indonesia (Persero) sesuai dengan kebijakan Menteri Perindustrisan dan Menteri
Keuangan.
Rencana perluasan direncanakan oleh pemerintah dengan mendirikan 4
pusat industri kapal di seluruh Indonesia, yaitu Palembang, Jakarta, Surabaya dan
Makassar. Makassar dimaksudkan sebagai pusat industri perkapalan untuk seluruh
wilayah Indonesia Timur. Dengan mendirikan pusat tersebut, maka diharapkan
dan disahakan mendirikan industri-industri pembuatan komponen-komponen
kapal (peralatan-peralatan kapal, perlengkapan kapal serta lain sebagainya yang
ada hubungannya dengan perlengkapan) seperti sub kontroler dan lain sebagainya.
Kondisi umum dok dan galangan kapal mengalami pukulan berat tahun
1985-1989 dan hampir semua galangan kapal mengalami kerugian yang cukup
besar. Demikian juga dok PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) pada tahun itu
produksi dan penjualannya mengalami penurunan yang cukup tajam, sehingga
mengakibatkan kondisi keuangan tidak sehat dan tidak dapat memperbaiki sarana
produksi sampai pada tahun 1990.
Peningkatan keuangan dan keuntungan mulai didapatkan sehingga
akumulasi kerugian sudah mulai diatasi dan sudah dapat memperbaiki modal
untuk investasi serta membayar kewajiban yang tertunda. Investasi yang
dilaksanakan antara lain mengadakan perbaikan sarana produksi yang telah ada
dan meningkatkan kapasitas dari 7 kapal menjadi 15 kapal dan 500 TSL dan 1000
TLC dan jumlah unit kapal secara bersamaan dapat direparasi dengan lebih cepat.
Membangun secara bertahap Graving Dock dengan kapasitas 6000 DWT
dan Building Berth dengan kapasitas 8000 DWT serta penambahan kapasitas
pendukungnya agar dapat mereparasi kapal dan membuat lebih besar. Kemajuan
yang telah tercapai oleh perusahaan saat ini belumlah sebanding dengan
perusahaan sejenisnya yang ada, namun atas usaha kerja keras karyawan dan
pimpinan, serta bantuan segenap unsur masyarakat dan pemerintah,maka yakin
apa yang menjadi impian dan harapan serta cita-cita perusahaan akan dapat
diwujudkan.
Adapun tujuan didirikannya perusahaan ini sesuai akte perusahaan tersebut
adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dan
khususnya di bidang industri perkapalan serta mesin-mesin dan industri logam
dasar lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menjalankan kegiatan
usaha di bidang :
1) Produksi.
a. Mengolah, merakit dan membuat bahan baku tertentu menjadi kapal,
peralatan lepas pantai, alat apung, peralatan dan perlengkapan kapal
lainnya.
b. Merawat, mereparasi, merehabilitasi dan konversi (merubah bentuk dan
fungsi) segala jenis kapal, peralatan lepas pantai serta alat apung
lainnya.
c. Pabrikasi dan perawatan struktur berat permesinan pabrik dan kegiatan
industri lainnya atau sarana produksi dalam sektor industri perkapalan
dan/atau industri sejenisnya.
2) Pemberian jasa dengan melaksanakan studi/penelitian, pengembangan,
desaign, engineering, angkutan atau perancangan pembuatan kapal, peralatan
lepas pantai, alat apung, pekerjaan galangan kapal, pengoperasian pabrik,
konstruksi, manajemen, reparasi, pemeliharaan, latihan, pendidikan, konsultasi
dan jasa teknis lainnya dalam sektor industri perkapalan atau industri
sejenisnya.
3) Perdagangan dengan menyelenggarakan kegiatan pemasaran baik dalam
maupun liar negeri yang berhubungan dengan hasil produksi
4) Melakukan kegiatan usaha atau jasa lainnya yang berkaitan dengan produksi,
pemberian jasa, perdagangan yang merupakan sarana pelengkap atau
penunjang dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam pelaksanaan operasinya sesuai dengan SK direksi No. 33/DIR-
IKI/KPTS/VII/2006 tanggal 16 Juli 2006, mempunyai unit dok dan unit-unit
usaha sebagai berikut :
1) Unit do dan galangan Makassar
2) Unit dok dan galangan Bitung
3) Unit usaha dan perdagangan Makassar.
2. Struktur Organisasi
Suatu organisasi adalah kelompok orang yang bekerjasama untuk tujuan
yang telah disepakati. Agar aktifitas organisasi yang dijalankan oleh orang-orang
yang ada didalamnya dapat berjalan baik, maka dibentuklah struktur organisasi
yang menggambarkan suatu sistem kerja yang baik, dimana terdapat batasan-
batasan, pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab serta funsi masing-
masing personil dalam organisasi peruahaan.
Struktur organisasi itu sendiri adalah suatu susunan yang merinci pembagian
aktifitas kerja dan menunjukkan tingkatan aktifitas berkaitan satu sama lain,
sampai tingkat tertentu ia juga menunjukkan tingkat spesialisasi dan aktifitas
kerja. Struktur ini juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur wewenang,
serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Bagi perusahaan, struktur
organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi
tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta mengkoordinasikan
hubungannya dengan lingkungannya.
Adapun Struktur Orgsnisasi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
Makassar adalah sebagai berikut :
Pada gambar 1 disajikan struktur organisasi PT. Industri Kapal Indonesia
(Persero) yang menunjukkan hubungan atau hierarki dalam perusahaan tersebut
tentang komunikasi kerja yang ada dan menentukan pembagian tugas dan
wewenang pada perusahaan. Dilihat dari struktur organisasinya PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero) menggunakan bentuk organisasi garis dan staf. Dimana
bantuan yang diberikan staf hanya berupa nasihat, sedangkan keputusan dan
pelaksanaan dari keputusan tersebut tetap berada ditangan pimpinan.
Adapun dewan Komisaris PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Sesuai
Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 339/KMK 016/1995 tanggal 20 Juli
1995 terdiri atas 5 (lima) orang yaitu :
1) Ir Marwoto (Komisaris Utama)
2) Drs. Moh Anas (Komisaris)
3) Ir. P. Purwadi Sugito (Komisaris)
4) Sanyoto Gondodiyoto (Komisaris)
5) Ir. M Yamin Rahman (Komisaris)
Direksi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara RI. No.KEP-222/M/-
PBUMN/1999 tanggal 5 Oktober 1999 Tentang Pengangkatan anggota Direksi
PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) diangkat ir. Petrus Massolo Paranoan MSc.
Sebagai Direktur Program dan Pengembangan Usaha. Sehingga susunan direksi
per 31 Desember 1999 menjadi 4 (empat) orang yaitu sebagai berikut :
1) La Adrian I fie NA, MBA (Direktur Utama)
2) Ir. Amirullah Pase (Direktur Produksi)
3) Ir. Baharuddin Sellang (Direktur Komersial/Keuangan)
4) Ir.Petrus Massolo Paranoan, MSc (Direktur Program dan
Pengembangan)
Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
No.239/KMK 05/2001 tanggal 15 Mei 2001 tentang pemberhentian dan
pengangkatan anggota direksi perusahaan sebagai berikut :
1) Ir. Amirullah Pase (Direktur Utama)
2) Ir. Petrus Massolo Paranoan, MSc (Direktur Operasi)
3) Drs. Natsir Sarawa, MM (Direktur Keuangan)
4) Ir. Abdul Rakhman Caing (Direktur Pemasaran)
Adapun yang menjabat saat ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri
tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota direksi perusahaan sebagai
berikut :
1) SA. Bandung Sismono (Direktur Utama)
2) Ahril Abdullah (Direktur Produksi)
3) Aurelius Larope, SE, MM (Direktur Keuangan)
4) Ir. Hasanuddin B. Nur (Direktur Pemas
3. Uraian Tugas
Dari bagan struktur organisasi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
nampak bahwa ada Dewan Komisaris yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) dan unsur lain.
Setiap bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian dan bertanggungjawab
pada manajer divisi diatasnya.
Adapun uraian tugas masing-masing adalah sebagai berikut :
1) Direktorat
Dipimpin oleh seorang Direktur Utama yaitu Direktur Produksi
dan Direktur Keuangan.
2) Biro
Setiap biro dipimpin oleh seorang general manager dan
bertanggung jawab pada direktorat diatasnya, dan setiap biro
membawahi divisi.
3) Divisi
Setiap devisi dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab pada general manager.
4) Bagian
Setiap bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian dan
bertanggung jawab pada manajer divisi diatasnya.
Adapun uraian tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Komisaris atau RUPS dengan tugas pokok bersama-sama para
Direktur menetapkan manajemen dan kebijaksanaan pokok
perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Direktur Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama dengan tugas pokok bersama-sama. Direktur Utama dan
Direktur Keuangan menetapkan kebijaksanaan pokok perusahaan
dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Direktur Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama dengan tugas mengkoordinir, membimbing dan
mengawasi kegiatan bidang keuangan, akuntansi, pergudangan,
dan perpajakan sesuai dengan penggarisan Direksi dan
manual/sistem akuntansi yang berlaku.
Sekretaris perusahaan bertanggung jawab pada Direksi dengan
tugas melayani kepentingan Direksi dalam melaksanakan tugas
sehari-hari yang meliputi persiapan rapat, pelayanan tamu direksi,
sebagai notulis rapat, dan pengelola arsip direksi.
Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI) bertanggung jawab
kepada direktur utama dengan tugas melakukan fungsi
pemeriksaan intern (internal auditing) yaitu mengawasi agar
kebijaksanaan perusahaan dan prosedur kerja yang telah
ditetapkan oleh direksi dilaksanakan sebagaimana mestinya,
meneliti sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan mengusulkan
langkah-langkah perbaikan.
Staf ahli/Asisten bertanggung jawab kepada direksi dengan tugas
memasuki dan meminta data serta keterangan yang berkaitan
dengan perencanaan pelaksanaan pengendalian kegiatan yang
dilaksanakannya.
Asisten Produksi bertanggung jawab kepada direktur produksi
dengan tugas melakukan pengawasan atau kegiatan di bidang
produksi maupun logistik untuk tercapainya efisiensi perusahaan
dan mengadakan evaluasi terhadap kegiatan proyek yang telah
selesai dilaksanakan baik untuk order pekerjaan/nilai penjualan
masing-masing order pekerjaan dan investasi yang diadakan
perusahaan.
Kepala Biro Quality Assurance dan Kepala Biro Quality Control
bertanggung jawab kepada direktur utama dengan tugas
mengkoordinasikan dan mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan
teknis agar sesuai yang direncanakan untuk pekerjaan order
bangunan baru, reparasi kapal, pekerjaan sipil, dan pekerjaan non
kapal, dan meneliti/memeriksa kontrak/desaign yang akan
dikerjakan berdasarkan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan) yang telah disahkan Rapat Pemegang Saham.
Kepala Biro Perwakilan bertanggung jawab kepada Direksi
dengan tugas memimpin dan melaksanakan kegiatan pemasaran
untuk kepentingan perusahaan serta tugas yang telah digariskan
dalam RKAP yang telah disahkan Rapat Pemegang Saham.
Kepala Biro Produksi Bangunan Baru bertanggung jawab kepada
Direktur Produksi dengan tugas mengerahkan tenaga untuk
kegiatan operasional semaksimal mungkin agar dapat mencapai
pendapatan yang telah digariskan dalam RKAP yang telah
disahkan oleh Rapat Pemegang Saham.
Kepala Biro Produksi Reparasi bertanggung jawab kepada
Direksi produksi dengan tugas mengendalikan dan mengerahkan
sarana dan daya untuk pelaksanaan pekerjaan reparasi kapal
secara efektif dan efisien.
Kepala Biro Logistik bertanggung jawab kepada direksi produksi
dengan mengkoordinasikan, memimpin dan mengawasi
pelaksanaa pembelian peralatan impor maupun lokal untuk
kebutuhan unit dan galangan unit lainnya sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan perusahaan dan kebijaksanaan direksi
berdasarkan RKAP yang telah disahkan oleh Rapat Pemegang
Saham.
Kepala Biro Komersial dan Teknologi bertanggung jawab kepada
direktur komersial/keuangan dengan tugas menyusun rencana
anggaran penjualan tahunan untuk dasar pembuatan RKAP tahun
berikutnya, mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan
pemasaran dan engineering secara efisien dan efektif.
Kepala Biro Keuangan dan Akuntansi bertanggung jawab kepada
direktur komersial dan keuangan dengan tugas
mengkoordinir/membawahi dan mengawasi kegiatan bidang
keuangan akuntansi dan perpajakan.
Kepala Biro Umum/Personalia bertanggung jawab kepada
direktur komersial/keuangan dengan tugas mengkoordinir,
memimpin, dan mengawasi pelaksanaan tugas yang berhubungan
dengan masalah kepegawaian, ketatausahaan, umum/rumah
tangga, kehumasan, hukum dan tugas-tugas umum lainnya.
Kepala Divisi Marketing bertanggung jawab langsung kepada
biro komersil dan teknologi dengan tugas mengkoordinasikan,
membimbing dan mengawasi kegiatan semua kegiatan yang
berkaitan dengan pemasaran.
Kepala Divisi Keuangan bertanggung jawab langsung kepada
kepala biro keuangan/akuntansi dengan tugas mengkoordinasikan,
memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang
menyangkut kegiatan masalah akuntansi dan administrasi
keuangan agar laporan keuangan dapat disusun tepat waktu sesuai
dengan manual akuntansi yang berlaku.
Kepala Divisi Akuntansi bertanggung jawab langsung kepada
kepala biro keuangan/akuntansi dengan tugas mengkoordinasikan,
memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas yang menyangkut
kegiatan dibidang keuangan dan perpajakan.
Kepala Divisi Quality Control bertanggung jawab kepada manajer
unit dengan tugas pokok mengkoordinasikan, membimbing dan
mengawasi kegiatan pengawasn dan penelitian teknis atas
pekerjaan pembuatan kapal baru berdasarkan Network Planning,
Production, Schedule, pengawasan mutu serta waktu penyelesaian
pekerjaan.
4. Bidang Produksi
PT. Industri Kapal Indonesia (Perseo) perusahaan yang bergerak di bidang
saha seperti berikut :
I. Produksi
Adapun hasil produksi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) adalah :
Mendesain kapal yaitu membuat kapal untuk dijual kepada
pemesan atau pemilik kapal (maih dalam bentuk gambar)
Pembuatan kapal baru, yaitu perusahaan membuat desain kapal.
Dimana kapal dibuat digalangan kapal PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero). Adapun sumber bahan baku yang digunakan
untuk membuat kapal baru tersebut berasal dari tiga sumber,
tergantung dari kesepakatan bersama yaitu perusahaan mendesain
kapal serta menyediakan sendiri bahan dan alat-alat yang
diperlukan dalam pembuatan kapal baru.
Pembuatan peralatan lepas pantai, yaitu membuat alat yang
digunakan oleh perusahaan minyak lepas pantai seperti pipa dan
bor.
Pabrikasi struktur baja, yaitu membuat peralatan yang akan
digunakan untuk tulang beton atau bangunan.
II. Perbaikan dan Reparasi
Adapun perbaikan/reparasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Running Repair, yaitu memperbaiki kapal yang mengalami
kerusakan tetapi kapal tersebut masih bisa beroperasi pada saat
perbaikan, kapal yang rusak tidak perlu dibawa ke galangan kapal
tetapi cukup diperbaiki ditempat dimana kapal itu rusak.
Floating Repair, yaitu memperbaiki kapal-kapal yang rusak tadi
dibawa ke galangan kapal untuk diperbaiki, tetapi kapal tersebut
tidak sempat dinaikkan kedarat (Docking), kapal cukup diperbaiki
di galangan saja.
Docking Repair, yaitu memperbaiki kapal yang rusak, atau kapal
yang telah tiba saatnya untuk mengalami decking (setiap satu
tahun sekali) agar tetap berjalan sebagaimana mestinya, cara
kerjanya ialah kapal yang rusak dibawa ke galangan kapal, lalu
kapal tersebut dinaikkan ke darat kemudian diperbaiki.
III. Modifikasi Kapal
Modifikasi kapal yaitu kapal yang ingin dimodifikasikan dibuat
bentuk dan fungsinya kemudian kapal dinaikkan kedarat. Adapun
modifikasi yang dilakukan PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) adalah
sebagai berikut :
Mengubah kapal barang menjadi kapal penumpang atau
sebaliknya.
Mengubah kapal tongkong menjadi kapal ikan atau sebaliknya.
Mengubah kapal barang menjadi kapal tongkong atau sebaliknya.
Mengubah kapal barang menjadi kapal ikan atau sebaliknya.
1. Kantor pusat menerima order dari pihak eksternal (pemesanan).
2. Order ini kemudian ditindaklanjuti melalui negosiasi antara pihak
manajemen PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)dengan pihak
eksternal (pemesan) tersebut agar tercapai suatu kesepakatan.
3. Setelah kesepakatan tercapai maka langkah selanjutnya adalah
membuat kontrak kerja di atas materai.
4. Atas dasar kontrak kerja ini, kantor pusat memerintahkan unit
usaha untuk melaksanakan pekerjaan.
5. Unit usaha menyusun rencana konstruksi dan rencana produksi.
6. Berdasarkan rencana konstruksi dan rencana produksi ini, disusun
time schedule.
7. Pelaksanaan produksi segera dilakukan dengan berpedoman pada
time schedule.
8. Output yang telah dihasilkan kemudian diteliti ulang (Quality
Control) sebelum diserahkan kepada pemesan.
SKEMA 2
Proses Produksi
PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
DIPERIKSA
DISETUJUI
YA
TIDAK
KANTOR PUSAT KANTOR KERJA
DOK DAN GALANGAN
PERENCANAAN
KONSTRUKSI PERENCANAAN
PRODUKSI
ETIME SCHEDULE
PELAKSANAAN PRODUKSI
QUALITY CONTROL
OUTPUT
BAB V
ANALISIS LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS
PADA PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero)
MAKASSAR
1. Perhitungan Tingkat Likuiditas
Pada dasarnya tujuan utama mengelola suatu perusahaan adalah
mengoptimalkan profit serta menjaga kontinuitas perusahaan. Untuk mencapai hal
tersebut maka perusahaan harus dikelola secara secara efektif dan efisien.
Tingkat likuiditas merupakan suatu indikator untuk mengetahui efisiensi
dan efektivitas suatu perusahaan. Sebab perusahaan yang memiliki tingkat
likuiditas yang baik apabila perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup
untuk melunasi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo.
Untuk mencapai tingkat likuiditas tersebut, tergantung bagaimana suatu
perusahaan mengelola aktivanya. Aktiva yang terallu banyak digunakan untuk
kegiatan investasi jangka panjang akan membawa pengaruh terhadap tingkat
likuiditas. Kegiatan yang demikian ini dapat diperkirakan akan menyebabkan
tingkat likuiditas yang dimiliki perusahaan akan rendah.
Demikian pula sebaliknya jika aktiva hanya di prioritaskan untuk investasi
yang bersifat jangka pendek, maka dapat menyebabkan perusahaan memiliki
tingkat likuiditas yang tinggi dikarenakan banyak dana yang menganggur, yang
memberikan dampak merugikan perusahaan.Jadi tinggi rendahnya tingkat
likuiditas perusahaan tergantung bagaimana perusahaan tersebut mengelola
aktiva-aktivanya.
Untuk menganalisa tingkat likuiditas PT Industri Kapal Indonesia, penulis
menggunakan laporan keuangan yaitu neraca dalam lima periode yaitu tahun 2010
sampai dengan tahun 2014, sebagai sumber data. Dimana laporan keuangan yang
bersumber dari PT. IKI Makassar terlampir. Berdasarkan data-data tersebut,
penulis menggunakan metode analisis time series, dan alat analisis yang
digunakan adalah current ratio dan quick ratio.
Rumus current ratio dan quick ratio sebagai berikut :
Current ratio merupakan ratio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam melunasi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo, dengan cara
membandingkan aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current
liability).
Perhitungan tingkat likuiditas PT. Industri Kapal Indonesia Makassar
selama 5 (lima) periode (2010-1014) adalah sebagai berikut :
Tahun 2010
= 160,22 %
Tahun 2011
= 144,22 %
Tahun 2012
= 118,26 %
Tahun 2013
= 63,69 %
Tahun 2014
= 108,84 %
Untuk lebih memudahkan dalam menganalisa tingkat likuiditas PT. industri
Kapal Indonesia, berikut ini penulis menyajikan (Current Ratio) dalam bentuk
tabel beserta tingkat perubahannya.
Tabel II
Perhitungan Rasio Likuiditas
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR
Tahun 2010-2014
Thn Current Assets Current Liabilities (CL) Inventory
CA (Rp) Δ CL (Rp) Δ Inventory (Rp) Δ
2010 50,632 - 31,602 - 13,163 -
2011 67,565 16,933 59,152 27.550 36,451 23,288
2012 69,01 1,445 58,385 -767 5,124 -31,327
2013 41,793 -27,217 65,623 7.238 3,775 -1,349
2014 46,88 5,087 44,072 -21,551 2,725 -1,05
Thn Current Ratio (CR)
CR (%) Δ %
2010 160,22 -
2011 114,22 -46
2012 118,26 4,04
2013 63,69 -54,57
2014 108,84 45,15
Keterangan :
Δ = perubahan nilai
( ) = menurun
Sumber ; PT. IKI Makassar, data diolah
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas PT.
IKI 5 (lima) tahu terakhir cenderung membaik, hal ini ditandai dengan terus
meningkatnya current ratio perusahaan dari tahun 2010 sampai tahun 2014.
Walaupun current ratio untuk 2013 dan tahun 2011 berada dibawah ukuran
normal, namun pada tahun berikutnya perusahaan sudah mampu menaikkan
current ratio ini mengindikasikan upaya pihak manajemen untuk menjaga tingkat
likuiditasnya.
Jadi jika dirata-ratakan dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas PT. IKI
lima tahun terakhir masih berada dibawah ukuran normal 200% yang dijadikan
pedoman sebagai prinsip hati-hati (rules of thumb), namun demikian rasio
likuiditas yang dimiliki PT. IKI meningkat setiap tahun mengindikasikan upaya
perusahaan untuk menjaga likuiditasnya agar tetap mampu untuk menutupi
hutang-hutangnya yang segera jatuh tempo.
CURRENT RATIO
Pada tahun 2010, Current Ratio yang dimiliki PT. IKI sebesar 160,22%
artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI dijamin oleh harta lancar yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp. 1,60.
Pada tahun 2011, current ratio PT. IKI mengalami penurunan sebesar
46,00% yaitu dari 160,22% tahun 2010 menjadi 114,22% atau 1,14 pada tahun
2011, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT . IKI dijamin oleh harta lancar
yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 1,14. Penurunan current ratio yang kecil ini
disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar perusahaan sebesar 16,933% yaitu
dari Rp. 50.632 tahun 2006 menjadi Rp. 67.565 pada tahun 2011. Kenaikan aktiva
lancar perusahaan pada tahun ini disebabkan oleh peningkatan persediaan dalam
proses (Mina Jaya) yang dimana pada tahun 2010 berupa piutang dalam proses
(Mina Jaya) sebesar Rp. 7.500 dan pada tahun 2011 menjadi persediaan dalam
proses (Mina Jaya) sebesar Rp.31.173. Peningkatan hutang lancar perusahaan
pada tahun ini juga disebabkan oleh kenaikan hutang usaha, pinjaman bank jangka
pendek yang sangat besar, hutang pajak, hutang RDI dan hutang lain-lain.
Pada tahun 2012, current ratio PT. IKI mengalami peningkatan sebesar
4,04% yaitu dari 114,22% pada tahun 2011 menjadi 114,26% atau 1,14 pada
tahun 2012, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI dijamin oleh harta yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp. 1,14. Kenaikan current ratio yang masih kecil ini
disebabkan oleh kenaikan aktiva lancar sebesar 1,445% yaitu dari Rp. 67.565
pada tahun 2011 menjadi Rp. 69.010 pada tahun 2012, sedangkan hutang lancar
mengalami penurunan sebesar Rp. 767 dimana pada tahun 2011 sebesar Rp.
59.152 menjadi Rp. 58.385 pada tahun 2012. Kenaikan aktiva lancar pada tahun
ini disebabkan oleh piutang usaha dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 23.181
menjadi Rp. 24.735 pada tahun 2012 dan aktiva lancar lainnya yang dimana pada
tahun 2011 sebesar Rp. 6.577 menjadi Rp. 37.858 sedangkan hutang lancar
mengalami penurunan disebabkan oleh hutang usaha yang dimana pada tahun
2011 sebesar Rp.6.720 menjadi 5.433 pada tahun 2012 dan hutang sub konduktor
dimana pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.200 menjadi Rp. 1.691 pada tahun 2012.
Pada tahun 2013, current ratio mengalami penurunan yang sangat yang
cukup besar dari sebanyak 54,57% yaitu dari 118,26% pada tahun 2012 menjadi
63,69% atau 6,36 pada tahun 2013, artinya tiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI
dijamin oleh harta lancar yang dimiliki perusahaan sebesar Rp.6,36. Penurunan
current ratio ini disebabkan oleh menurunnya aktiva lancar sebesar Rp. 27.217
yaitu dari Rp. 69.010 pada tahun 2012 menjadi Rp.41.793 pada tahun 2013.
Penurunan aktiva lancar pada tahun ini disebabkan oleh persediaan bahan baku /
pembantu dari Rp. 5.125 pada tahun 2012 menjadi Rp. 3.755 dan aktiva lancar
lainnya dari Rp. 37.858 menjadi Rp. 9.225. Dan peningkatan hutang lancar
sebesar Rp. 7.238 dimana pada tahun 2012 sebesar Rp. 58.385 menjadi Rp.65.623
pada tahun 2013. Peningkatan hutang lancar ini disebabkan oleh hutang lain-lain
dimana pada tahun 2012 sebesar Rp. 13.704 menjadi Rp. 16.455, hutang sub
kontraktor dimana pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.691 menjadi Rp. 1.760 dan
terdapat pos baru yang dimana pada tahun 2012 terdapat pinjaman jangka pendek
sebesar Rp. 30.181 dan pada tahun 2013 berubah menjadi kredit bank jangka
pendek sebesar Rp. 33.655, serta hutang usaha dimana pada tahun 2012 sebesar
Rp. 5.433 menjadi Rp. 6.457.
Kemudian pada tahun 2014, current ratio PT. IKI mengalami peningkatan
yang cukup besar sebanyak 45,15% yaitu dari 63,69% pada tahun 2013 menjadi
108,84% atau 1,08 tahun 2014, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar PT. IKI
dijamin oleh harta lancar sebesar Rp. 1,08. Kenaikan current ratio ini disebabkan
oleh kenaikan aktiva lancar sebesar Rp. 5.087 yaitu dari Rp. 41.793 pada tahun
2013 menjadi Rp. 46.880 pada tahun 2014 dan penurunan hutang lancar sebesar
Rp. 21.551 yaitu dari Rp. 65.623 pada tahun 2013 menjadi Rp. 44.072 pada tahun
2014. Kenaikan aktiva lancar pada tahun ini disebabkan oleh piutang usahadimana
pada tahun 2013 sebesar Rp. 27.427 menjadi Rp. 29.816 dan aktiva lancar lainnya
dimana pada taun 2013 sebesar Rp. 9.225 menjadi Rp. 11.610, sedangkan
penurunan hutang lancar disebabkan oleh hutang usaha dimana pada tahu 2013
sebesar Rp. 6.457 menjadi Rp. 12.882 dan pada tahun ini sudah tidak dilakukan
pinjaman jangka pendek maupun kredit bank jangka pendek.
2. Perhitungan Tingkat Profitabilitas
Tingkat profitabilitas (rentabilitas) suatu prusahaan menunjukkan berapa
besar kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk mengelolah
perusahaan guna menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.
Dalam menghitung tingkat Profitabilitas PT. IKI Makassar, seperti analisis
likuiditas diatas, penulis menggunakan laporan keuangan yaitu neraca dan laporan
laba rugi 5(lima) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2010,
sebagai sumber data. Dimana laporan yang bersumber dari PT. IKI Makassar
terlampir.
Berdasarkan data-data tersebut penulis menggunakan metode analisis time
series, dan alat analisa yang digunakan adalah ratio profitabilitas, yaitu Rate Of
Return On Investment (ROI).
Rate Of Return On Investment (ROI) merupakan peralatan ratio
profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan
modalnya untuk memperoleh keuntungan bersih. Adapun formulasi dari Rate Of
Return On Investment (ROI) adalah:
Rate Of Return On Invesment (ROI) =Profit Margin x Total Assets turnover
Dimana :
Profit margin adalah ratio untuk mengukur laba bersih sebelum pajak
dibandingkan dengan volume penjualan. Dan total assets turnover adalah ratio
untuk mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume
penjualan. Jika kedua ratio ini diperkalikan, maka akan menghasilkan rate of
return on invesment atau ratio profitabilitas.
Perhitungan tingkat profitabilitasperusahaan PT. IKI Makassar sebagai
berikut :
Tahun 2010
ROI = -3,86 X 0,07 kali = - 0,27 %
Tahun 2010
ROI = -3,86 % X 0,07 kali = - 0,27 kali
Tahun 2011
ROI = - 0,95% X 0,14 kali = - 0,13%
Tahun 2012
ROI = - 0,81% X 0,17 kali = 0,14 kali
Tahun 2013
ROI = - 2,77% X 0,14 kali = 0,39 kali
Tahun 2014
ROI = 0,59% X 0,27 kali = 0,16 kali
Untuk lebih memudahkan penulis dalam menganalisis tingkat profitabilitas
PT. IKI Makassar, berikut ini perhitungan ratio profitabilitas dalam bentuk tabel :
Tabel III
Perhitungan Ratio Profitabilitas
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASAR
Tahun 2010 - 2014
Tahun Net Operating Income (NOI) Net Sales Total Assets
NOI (Rp) Δ
Net Sales
(Rp) Δ Total Assets (Rp) Δ
2010 -1.646 - 42.696 - 550.694 -
2011 -347 1,299 36.502 -6.194 245.756
-
304.938
2012 346 693 42.675 6.173 244.536 -1.220
2013 -1.123 -1.469 40.580 -2.095 285.976 41.440
2014 470 1593 78.774 38.194 287.444 1.468
Tahun Profit Margin Total Assets Turnover Roi
(%) Δ (%) Kali Δ (kali) (%) Δ (%)
2010 -3,86 - 0,07 - -0,27 -
2011 -0,95 2,91 0,14 0,07 -0,13 0,14 2012 0,81 1,76 0,17 0,03 0,14 0,27 2013 -2,77 -3,58 0,14 -0,03 -0,39 -0,53
2014 0,59 3,36 0,27 0,13 0,16 0,55 Keterangan :
Δ = perubahan nilai
() = menurun
Sumber : PT. IKI Makassar, data diolah
Berdasarkan analisis Rate Of Return On Investment (ROI) diatas maka
dapat diperoleh suatu gambaran tentang seberapa jauh prestasi yang telah dicapai
oleh manajer dalam mengelola perusahaan dalam mencapai tingkat keuntungan.
Rate of return on investment (ROI) atau tingkat ROI PT. IKI untuk 5(lima)
tahun terakhir berfluktuasi. Dimana tingkat ROI pada tahun 2011 mengalami
peningkatan dari tingkat ROI pada tahun 2010. Pada tahun 2012 tingkat ROI
kembali mengalami peningkatan dan lebih baik dari dua periode yang lalu yaitu
tahun 2010 dan 2011. Namun pada tahun 2013 tingkat ROI yang dicapai PT. IKI
kembali mengalami penurunan yang cukup besar. Dan pada tahun 2014 tingkat
ROI kembali mengalami peningkatan.
Pada tahun 2010, perusahaan memiliki ROI sebesar -0,27% ini berarti
bahwa setiap Rp. 1.000 yang diinvestasikan PT. IKI menghasilkan kerugian
Rp.2,70. Nilai ROI ini diperoleh karena adanya pengaruh dari profit margin
sebesar -3,86% dan operating assets turnover /perputaran total aktiva sebanyak
0,07 kali.
Pada tahun 2011 PT. IKI peningkatan tingkat ROI sebesar 0,14% yaitu dari
-0,27% pada tahun 2010 menjadi -0,13 pada tahun 2011. Tingkat ROI sebesar -
0.13% memberikan arti bahwa dari keseluruhan aktiva PT. IKI mengalami
kerugian sebesar 0,13%.peningkatan tingkat ROI ini disebabkan oleh
meningkatnya profit margin sebesar 2,91% yaitu pada tahun 2010 sebesar -3,86%
menjadi -0,95% pada tahun 2007 dan peningkatan perputaran total aktiva sebesar
0,07 kali.
Pada tahun 2012 tingkat ROI yang dicapai PT. IKI mengalami pengingkatan
sebesar 0,27% yaitu dari -0,13% pada tahun 2011 menjadi 0,14%. ROI sebesar
0,14% menmpunyai arti bahwa penghasilan yang diperoleh pihak perusahaan dari
total aktiva yang digunakan adalah sebesar 0,14% atau dengan kata lain setiap Rp.
1.000 yang dinvestasikan PT. IKI menghasilkan keuntungan Rp. 1,40. Kenaikan
ROI pada tahun ini disebabkan oleh meningkatnya profit margin sebesar 1,76%
yaitu -0,95% pada tahun 2011 menjadi 0,81% pada tahun 2012 dan diikuti dengan
peningkatan perputaran total aktiva sebesar 0,03 kali.
Pada tahun 2013 ROI yang dicapai PT. IKI menurun sangat besar sebesar
0,53% yaitu dari 0,14% pada tahun 2012 menjadi -0,39%. Tingkat ROI sebesar -
0,39% mengindikasikan bahwa setiap penggunaan aktiva Rp. 1.000 akan
mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 3,90. Penurunan tingkat ROI ini disebabkan
oleh menurunnya profit margin perusahaan sebesar 3,58% yaitu pada tahun 2012
sebesar 0,81% menjadi -2,77% dan penurunan perputaran total aktiva sebesar 0,03
kali. Penurunan profit margin disebabkan oleh menurunnya tingkat pendapatan
perusahaan sebesar Rp. 1.469 yaitu Rp. 346 pada tahun 2012 menjadi – Rp. 1.123
tahun 2013 dan penurunan penjualan sebesar Rp.2.095 dimana pada tahun 2012
sebesar Rp. 42.675 pada tahun 2012 menjadi Rp.40.580 pada tahun 2009.
Penurunan tingkat perputaran total aktiva tidak diikuti dengan penurunan total
aktiva perusahaan dimana total aktiva perusahaan pada tahun 2012 sebesar Rp.
244.536 menjadi Rp. 285.976 pada tahun 2013.
Pada tahun 2014 PT. IKI mengalami peningkatan ROI sebesar 0,55%
dimana pada tahun 2013 sebesar -0,39% menjadi 0,16%. Tinrkat ROI sebesar
0,16% menunjukkan kemampuan menghasilkan laba sebesar Rp. 1,60 dari setiap
penggunaan aktiva sebesar Rp. 1.000. peningkatan ROI ini disebabkan oleh
meningkatnya profit margin sebesar 3,36% dimana pada tahun 2013 sebesar
2,77% menjadi 0,59%. Dan peningkatan perputaran total aktiva sebanyak 0,13
kali dimana pada tahun 2013 sebanyak 0,14 kali menjadi 0,27 kali. Peningkatan
profit margin dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan perusahaan sebesar
Rp.1.593 yaitu pada tahun 2013 sebesar –Rp 1.123 menjadi Rp. 470, dan
penjualan perusahaan sebesar Rp. 38.194 dimana pada tahun 2013 sebesar Rp.
40.580 menjadi Rp. 78.774. Peningkatan perputaran total aktiva dipengaruhi oleh
meningkatnya jumlah total aktiva perusahaan.
Jadi selama 5 (lima) periode yaitu tahun 2010 - 2014 tingkat profitabilitas
perusahaan PT. IKI berkisar -0,39% sampai 0,16%.tingkat profitabilitas tertinggi
pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,16% dan yang paling rendah pada tahun 2013
yaitu sebesar -0,39%.
Rendahnya tingkat ROI yagn dicapai perusahaan disebabkan oleh tingginya
biaya operasi yang berpengaruh terhadap tingkat laba yagn diperoleh perusahaan,
hal tersebut terlihat pada profit margin yang diperoleh perusahaan masih kecil.
Rendahnya tingkat profit margin yang diperoleh perusahaan menunjukkan
rendahnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya ROI yang dicapai perusahaan
adalah sangat rendahnya total assets turnover perusahaan yang hanya berkisar
antara 0,07 kali sampai 0,27 kali, sebagai akibat dari meningkatnya jumlah aktiva
yang digunakan dalam beroperasi setiap tahun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rendahnya tingkat ROI yang
dicapai perusahaan disebabkan oleh rendahnya profit margin dan total assets
turnover yang dihasilkan, ini terjadi karena disatu sisi tingginya biaya operasi
perusahaan sementara disatu sisi lain terjadi penambahan asset yang menyebabkan
terjadinya perimbangan antara laba yang dihasilkan dengan besarnya asset yang
digunakan menghsilkan ratio yang kecil.
3. Hubungan Antara Tingkat LIkuiditas Dengan Tingkat Profitabilitas
Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara ringkat likuiditas
dengan tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan dalam hal ini PT. IKI, maka
penulis mengalisis dengan menggunakan formullasi koefisien korelasi. Adapun
formulasi koefisien korelasi adalh sebagai berikut:
√
Dimana :
= koefisien korelasi
= jumlah periode
= tingkat likuiditas yang digunakan dalam presentase
= tingkat profitabilitas yang digunakan dalam presentase
perhitungan antara tingkat likuiditas dengan tingakat profitabilitas yang
penulis analisis dengan menggunakan current ratio sebagai tingkat likuiditas dan
rate of return on investment (ROI) sebagai tinggkat profitabilitas.
Besarnya hubungan antara variable X (tingkat likuiditas) dan variable Y
(tingkat profitabilitas ) diukur dengan koefisien korelasi yang diwakili dengan
symbol . Nilai dari koefisien korelasi antara -1 dan 1, artinya yang paling
kecil adalah -1 dan yang paling besar adalah +1. Koefisien korelasi mempunyai
tiga kemungkinan yaitu :
− = +1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah kuat
dan positif, atinya jika variabel yang satu (X) meningkat, maka variabel
yang lain (Y) juga ikut meningkat.
− = 0, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut sangat
kecil atau tidak ada hubungan sama sekali.
− = -1, maka hubungan variabel X dan variabel Y mempunyai
hubungan kuat namun berlawanan arah. Artinya kenaikan variabel yang
satu (X) akan menyebabkan perununan variabel yang lain (Y) dan
demikian pula sebaliknya.
Adapun analisis koefisien untuk mencari besarnya hubungan antara tingkat
likuiditas dengan tingkat profitabilitas pada PT. IKI Makassar adalah sebagai
berikut:
Tabel IV
Perhitungan Koefisien Korelasi
PT. IKI Makassar
Tahun 2010-2014
Tahun X Y XY X² Y²
2010 160,22 -0,29 -46,46 25670,49 0,084
2011 114,22 -0,14 -15,99 13046,21 0,019
2012 118,26 0,14 16,56 13985,43 0.019
2013 63,69 -0,39 -24,84 4056,42 0,152
2014 108,84 0,16 17,41 11846,15 0,026
Jumlah 565,23 -0,52 53.32 68604,68 0,3
Sumber : PT.IKI Makassar, data telah diolah
Kemudian diperhitungkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
√ ( √ (
( ( (
√ ( ( √ ( (
√ √
√
= 0,67
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh besarnya koefisien korelasi antara
tingkat likuiditas dengan profitabilitas sebesar 0,67, artinya mendekati 1 yang
menunjukkan bahwa hubungan tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas yang
dimiliki PT.IKI Makassar adalah kuat bersifat positif. Dengan kata lain jika
tingkat likuiditas naik maka tingkat profitabilitas akan meningkat, demikian pula
sebaliknya jika tingkat likuiditas menurun, maka tingkat profitabilitas akan
menurun.
Hal ini disebabkan oleh tingkat likuiditas dan tingkat profitabilitas yang
berfluktuasi dimana pada tahun 2011 tingkat likuiditas mengalami penurunan
sebesar 46% dan tingkat profitabilitas meningkat sebesar 0,15%, kemudian pada
tahun 2012 tingkat likuiditas dan profitabilitas mengalami peningkatan sebesar
4,04% dan 0,28%, pada tahun 2013 mengalami penurunan tingkat likuiditas dan
tingkat profitabilitas sebesar 54,57% dan 0,53%, dan pada tahun 2014 tingkat
likuiditas dan profitabilitas mengalami peningkatan sebesar 45,15% dan 0,23%.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa hasil perhitungan koefisen korelasi antara
tingkat likuiditas dengan tingkat profitabilitas yang dicapai PT. IKI pada tahun
2010 sampai tahun 2014, menghasilkan koefisien korelasi atau sebesar 0,67.
Hal ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas dan profitabilitas memiliki
hubungan yang positif yang dicapai PT. IKI. Artinya jika tingkat likuiditas
mengalami peningkatan maka tingkat profitabilitas juga akan mengalami
peningkatan, sehingga hipotesa yang penulis ajukan pada bab terdahulu dapat
diterima.
B. SARAN
Sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi, maka beberapa saran
dari penulis adalah :
1. pihak manajemen PT IKI Makassar harus berhati-hati dalam mengelola
dan mendistribusikan aktiva lancar perusahaan agar tingkat likuiditas
perusahaan tetap berada diatas batas normal tingkat likuiditas yaitu
200% atau sebaliknya PT IKI Makassar menetapkan tingkat likuiditas
munimum yang digunakan sebagai acuan dalam mengelola aktiva
lancar perusahaan, sehingga tingkat likuiditas perusahaan selamanya
sehat dan kepercayaan pihak kreditur dapat tercipta dan dapat
dipertahankan.
2. Pihak Manajemen PT IKI disarankan menetapkan tingkat minimum
persediaan agar tidak terjadi investasi yang berlebihan pada pos
persediaan. Hal ini berdasarkan pertimbangan lamanya waktu yang
dibutuhkan persediaan jika dikonversikan dalam uang tunai, sehingga
dapat berdampak pada tingkat likuiditas perusahaan.
3. Untuk memperkecil aktiva lancar yang tertanam dalam piutang,
disarankan pihak manajemen PT IKI Makassar untuk lebih
mengaktifkan bagian piutang agar melakukan penagihan. Dan lebih
baik lagi jika manajemen PT IKI Makassar kembali kekebijaksanaan
kredit, syarat-syarat kredit dan kebijaksanaan pengumpul piutang.
4. Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan cara meningkatkan
profit margin.
DAFTAR PUSTAKA
Atmajaya, Lukas Setia. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi
Aquarista, koko pradwi. 2013. Analisis Hubungan Tingkat Likuiditas Dengan
Tingkat Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Farmasi Yang
Terdaftar di BEJ). Jakarta
Awat, Napa J. 2013. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka.
Dajan, Anto. 2011. Pengantar Metode Statistik. Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga
Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Harapa, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Horne, James C.Van. 2012. Dasar –Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Lima.
Jakarta: Erlangga. Ahli Bahasa: Junius Tirok.
Jakfar, dan kasmir. 2013. Study Kelayakan Bisnis. Edisi 2. Cetakan Keenam.
Jakarta: Kencana.
Munawir, S.. 2009. Analisis Laporan Keuangan edisi ke Empat. Yogyakarta:
Liberty.
Mursalim. 2001. Analisis Hubungan Tingkat Likuiditas dan Tingkat Profitabilitas
Sebagai Salah Satu Alat Untuk Mengukur Efisiensi Pada PT IKI
Makassar. Makassar.
Nitisemito, Alex S.. 2011. Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat Jakarta:
Balai Aksara Saadya.
Pangaribuan, Efendi J. 2013. Analisis Hubungan Likuiditas Terhadap
Profitabilitas pada PT. (persero) Pelabuhan Indonesia. Medan
Riyanto, Bambang. 1012. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Cetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, R. Agus. 2012. Manajemen Keuangan. Yogyakarta:BPFE.
Syamsuddin, Lukman. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi
dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Edisi
Baru. Cetakan Keempat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pertumbuhan Tingkat Likuiditas dan Tingkat Profitabilitas
PT Industri Kapal Indonesia (Persero)
Tahun 2010-2014
TAHUN CURRENT
RATIO
QUICK
RATIO
ROI
2010 160,22% 118,56% -0,21%
2011 114,22% 52,60% -0,14%
2012 118,26% 109,47% 0,14%
2013 63,69% 57,93% -0,39%
2014 108,84% 102,51% 0,16%
Perhitungan Rasio Likuiditas
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR
Tahun 2010-2014
Thn Current Assets Current Liabilities (CL) Inventory
CA (Rp) Δ CL (Rp) Δ Inventory (Rp) Δ
2010 50,632 - 31,602 - 13,163 -
2011 67,565 16,933 59,152 27.550 36,451 23,288
2012 69,01 1,445 58,385 -767 5,124 -31,327
2013 41,793 -27,217 65,623 7.238 3,775 -1,349
2014 46,88 5,087 44,072 -21,551 2,725 -1,05
Thn Current Ratio (CR)
CR (%) Δ %
2010 160,22 -
2011 114,22 -46
2012 118,26 4,04
2013 63,69 -54,57
2014 108,84 45,15
Perhitungan Ratio Profitabilitas
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASAR
Tahun 2010 - 2014
Tahun Net Operating Income (NOI) Net Sales Total Assets
NOI (Rp) Δ
Net Sales
(Rp) Δ Total Assets (Rp) Δ
2010 -1.646 - 42.696 - 550.694 -
2011 -347 1,299 36.502 -6.194 245.756
-
304.938
2012 346 693 42.675 6.173 244.536 -1.220
2013 -1.123 -1.469 40.580 -2.095 285.976 41.440
2014 470 1593 78.774 38.194 287.444 1.468
Tahun Profit Margin Total Assets Turnover Roi
(%) Δ (%) Kali Δ (kali) (%) Δ (%)
2010 -3,86 - 0,07 - -0,27 - 2011 -0,95 2,91 0,14 0,07 -0,13 0,14 2012 0,81 1,76 0,17 0,03 0,14 0,27 2013 -2,77 -3,58 0,14 -0,03 -0,39 -0,53
2014 0,59 3,36 0,27 0,13 0,16 0,55
STRUKTUR ORGANISASI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) Makassar Tahun 2014
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR OPERASI DIREKTUR ADM &
KEUANGAN
SEKRETARIAT
PERUSAHAAN
KEUANGAN &
AKUNTANSI
PRODUKSI
PEMASARAN
PENGEMB. &
LOGISTIK
UNIT GAL.
BITUNG
UNIT USAHA
&
PERDAGANGN
S D M
Umum
Humas &
Hukum
Perwakilan
Jakarta
Keuangan &
Pajak
Akuntansi
Produksi
Remdal &
QC
Fasilitas &
Pemeliharaan
Pimpro-2
Perencanaan
Proyek
Pelayanan
Pelanggan
Logistik
QA &
Pengemb.
K J L H Adm & Keu
Pemasaran
Produksi
Pimpro-2
Operasional
Perencanaan
Produksi
Pengadaan
Adm & Keu
S P I
Auditor
Operasional
Auditor
Keuangan
RIWAYAT HIDUP
Nurwahidah. Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 3 November 1993. Anak
kedua dari tiga bersaudara buah kasih Maknun Ganyu dan Rosmiati. Mulai
memasuki jenjang pendidikan formal di SD Inpres Jongaya 1 Kotamadya Ujung
Pandang pada tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005. Selanjutnya memasuki
jenjang Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2006 di SLTP Negeri 1 Makassar
dan tamat pada tahun 2008. Kemudian memasuki jenjang Sekolah Menengah
Kejuruan pada tahun 2009 di SMK Negeri 1 Makassar dan tamat pada tahun
2011. Pada tahun yang sama yaitu tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.