Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara ...
Transcript of Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara ...
1
Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara
Pit Central Timur Di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan
Desa Batu Tanjung Kec. Talawi Kota Sawahlunto
Skripsi
Oleh:
Cici Wahyuni
1410024427029
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2018
2
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
Judul : Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan
Batubara Pit Central Timur Di PT. Allied Indo Coal Jaya
Parambahan Desa Batu Tanjung Kec. Talawi Kota
Sawahlunto.
Nama : Cici Wahyuni
NPM : 1410024427029
Program Studi : Teknik Pertambangan
Padang, Agustus 2018
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Refky Adi Nata,ST.,MT Alfi Sabri, M.Pd
NIDN. 1028099002 NIDN. 1004028902
Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang
Dr. Murad,MS, MT RikoErvil,MT
NIDN. 007116308 NIDN. 1014057501
3
Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara
Pit Central Timur Di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan
Desa Batu Tanjung Kec. Talawi Kota Sawahlunto
Nama : Cici Wahyuni
Npm : 1410024427029
Pembimbing I : Refky Adi Nata ST, MT
Pembimbing II : Alfi Sabri, M.pd
ABSTRAK
Jalan tambang perlu mendapat perhatian khusus agar dapat menunjang
kinerja peralatan mekanis. Pada jalan tambang sering dijumpai kerusakan-
kerusakan di badan jalan seperti jalan berlubang, permukaan jalan tidak mulus.
Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi geometri jalan dan daya dukung tanah
pada jalan tambang yang belum memenuhi standar. Tujuan penelitian ini yaitu
mendapatkan geometri jalan ideal pada jalan angkut tambang dari front
penambangan menuju area disposal di PT. Allied indo coal jaya. Dalam
penelitian ini penulis membahas tentang geometri jalan diantaranya: mengamati
jalan lurus, lebar pada tikungan, grade dan superelavasi untuk semua segmen
jalan lurus diambil 5, pada segmen 1 sebesar 3,80 m, segmen 3 sebesar 8,0 m,
sgmen 4 sebesar 7,40 dan segmen 5 sebesar 6,80 m. Lebar jalan tikungan terbagi
dua tikungan untuk segmen 1 sebesar 9,60 m, dan segmen 2 sebesar 10,20 m.
Grede pada segmen 1 sebesar 10° atau setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan
2,5 %. Superlavasi pada segmen 1 sebesar 10,82mm/m, segmen 2 sbesar 10,28
mm/m, dan segmen 3 sebesar 11,05mm/m. Lebar jalan angkut secara teori lebar
jalan angkut untuk dua jalur mengunakan dump truck hino fm 260 ti dj pada jalan
lurus adalah 8,750 m, dengan lebar actual di lapangan segmen 1 sebesar 3,80 m,
segmen 3 sebesar 8,0m, segmen 4 sebesar 7,40 dan segmen 5 sebesar 6,80. Lebar
jalan tikungan terbagi dua tikungan untuk pengukuran, jalan minimum ideal
menurut teori dan hasil analisa data didapatkan lebar jalan tikungan sebesar
13,596 m, sedangkan lebar actual jalan pada tikungan dilapangan sebesar 9,60 m,
sampai 10,20 m. kemiringan jalan/grade pada jalan angkut ada 2 kemiringan
jalan/ grade berdasarkan teori AASTHO <8% dan ideal dilapangan terdapat
kemiringan jalan/ grade sebesar 10° atau setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan
2,5%. Nilai 2,7% dan 2,5% masih dalam kondisi aman yaitu dibawah 8%.
Superelavasi yang ada dilapangan dengan memperhitungan kecepatan kendaraan
40 km/jam didapatkan hasil actual dilapangan pada segmen 1 sebesar 10,82
mm/m, segmen 2 sebesar 10,28 mm/m dan segmen 3 sebesar 11,05 mm/m agar
diketahui jari-jari tikungan dilapangan dari 3 segmen pada superelavasi perlu
dilakukan penimbunan kembali agar jalan pada tikungan terdapat superelavasi
yang baik yaitu 20 mm/m-40 mm/m.
Kata Kunci: grade, superelavasi, geometri jalan
4
Geometry Analysis of Mining Road At East Pit Pit Coal Mining In
PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Village Batu Tanjung
Kec. Talawi Kota Sawahlunto
Name : Cici Wahyuni
Npm : 1410024427029
Supervisior I : Refky Adi Nata ST, MT
Advisor II : Alfi Sabri, M.pd
Abstract
Mine road needs special attention in order to support the performance of
mechanical equipment. On the mine roads are often found disturbs in the road
such as holes, in the surface is not smooth. This is usually caused by the condition
of road geometry and the carrying capacity of the soil on the mine road that has
not standard. The goals of this research is to get the ideal geometry road on the
haul road from front to the disposal area at PT. Allied indo coal jaya. In this study
the author discusses the geometry of the road, among others: observing the
straight road, the width of the bend, grade and superelavation. For all straight road
segments taken 5 segment, in segment 1 of 3.80 m, segment 3 of 8.0 m, segmen 4
of 7, 40 and segment 5 of 6.80 m. The width of the bend is divided into two
segmen, for segment 1 of 9.60 m, and segment 2 is 10.20 m. Grade in segment 1
of 10 ° or equivalent to 2.7% and 9 ° equivalent to 2.5%. Superlavation in
segment 1 is 10.82 mm/m, segment 2 is 10.28 mm/m, and segment 3 is 11,05mm/
m. The width of the haul road in the width of haul road for two lines using hino
fm 260 TI DJ dump truck on a straight road is 8.750 m, with actual width in field
segment 1 of 3.80 m, segment 3 of 8.0m, segment 4 of 7, 40 and segment 5 of
6.80. The width of the bend is divided into two bends for the measurement, the
ideal minimum bend path according to the theory and the result of analysis is
obtained by road width of 13,596 m, where as the actual width of the road on the
bend is 9.60 m, and 10.20 m. The slope of the road / grade on the haul road is 2
slope of the road / grade based on AASTHO <8% theory and the ideal field there
is a slope of the road / grade of 10 ° or equivalent to 2,7% and 9 ° equivalent to
2,5%. The values of 2,7% and 2,5% are still in safe condition that is below 8%.
Superelavation existing in the field by calculating the speed of the vehicle 40 km /
hour from actual measurements in the field segment 1 of 10.82 mm/m, segment 2
of 10.28 mm/m and segment 3 of 11.05 mm/m to be known radius of bend in the
field of 3 segments in superelavatoin need to be backfilled so that the road on the
corner there is a good superelavatoin that is 20 mm/m - 40 mm/m.
Keywords: grade, superelavasi, road geometry
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas
berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi sesuai
waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman modern saat Skripsi
berjudul “ Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara Pit
Central Timur di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa Batu Tanjung
Kec. Talawi Kota Sawahlunto ”.
Saya menyadari bahwa penulisan Skripsi ini belum sempurna karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Walaupun
demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi
ini tepat pada waktunya.
Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak H. Riko Ervil.MT Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
2. Bapak Drs.Murad,MS.,MT selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
3. Bapak Refky Adi Nata, ST., MT selaku dosen pembibing 1 Skripsi .
4. Bapak Alfi Sabri, Mpd selaku dosen pembibing 2 Skripsi .
5. Bapak Andry syaputra selaku Kepala Teknik Tambang PT. Allied Indo
Coal Jaya dan Pembimbing Lapangan Wirman di PT. Allied Indo Coal
Jaya .
6. Semua karyawan di PT. Allied Indo Coal Jaya
7. Seluruh Dosen Teknik Pertambangan dan Karyawan Sekolah Tinggi
Teknologi Industri (STTIND) Padang.
8. Teman-teman Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
6
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh
pihak demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir/ Skripsi saya ini.
Padang, Juli 2018
7
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 4
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 7
2.1.1 Deskripsi perusahaan............................................................ 7
2.1.2 Lokasi Kesampaian Daerah .................................................. 8
2.1.3 Struktur Geologi Secara Umum ........................................... 10
2.1.4 Statigrafi ............................................................................... 11
8
2.1.5 Keadaan Morfologi .............................................................. 12
2.2.1 Pengertian Penambangan ..................................................... 13
2.2.2 Sistem Penambangan ........................................................... 14
2.2.3 Aktifitas Penambangan ........................................................ 15
2.3.1 Pergertian Jalan. ................................................................... 17
2.3.2 Geometri jalan Produksi ....................................................... 18
2.4.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENLITIAN .................................................... 32
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 32
3.2 Lokasi Penelitian. ........................................................................... 32
3.2.1 Tempat Penelitian. ................................................................ 32
3.2.2 Rencana Waktu Penelitian. .................................................. 32
3.3 Variabel Penelitian. ........................................................................ 32
3.4 Data dan Sumber Data. ................................................................... 33
3.4.1 Data yang Dibutuhkan. ......................................................... 33
3.4.2 Sumber Data. ........................................................................ 34
3.5 Teknik Pengumpulan Data. ............................................................ 34
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data. ........................................... 34
3.7 Kerangka Metodologi. .................................................................... 36
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................ 38
4.1 Pengumpulan Data ......................................................................... 38
4.2 Pengolahan Data ............................................................................. 43
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 47
9
5.1 Geometri Jalan Angkut. .................................................................. 47
5.2 Perhitungan Geometri Jalan. .......................................................... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 53
6.1 Kesimpulan. .................................................................................... 53
6.2 Saran. .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Statigrafi Cekungan Ombilin Aic Jaya ........................................ 14
Gambar 2.2 Lebar Jalan Keadaan Lurus ......................................................... 21
Gambar 2.3 Jalan Pada Tikungan .................................................................... 22
Gambar 2.4 Kemiringan Jalan (grade) ............................................................ 23
Gambar 2.5 Cross Slope .................................................................................. 24
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual ................................................................... 32
Gambar 4.1 Pengukuran Jalan Lurus ............................................................... 40
Gambar 4.2 Pengukuran Lebar Jalan Tikungan .............................................. 41
Gambar 4.3 Pengambilan Grade ..................................................................... 42
Gambar 4.4 Pengambilan Cross Slope ............................................................. 43
Gambar 4.5 Jari-jari Belokan .......................................................................... 44
Gambar 5.1 Grade Resisten Aktual PT. Aic Jaya ........................................... 50
Gambar 5.2 Lebar Jalan Lurus Ideal 2 Dimensi ............................................. 51
Gambar 5.3 Rancangan Grade 2 Dimensi ...................................................... 52
Gambar 5.4 Rancangan Grade 2 Dimensi ....................................................... 53
Gambar 5.5 Rancangan Cross Slope 2 Dimensi .............................................. 53
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah ............................................................. 54
11
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Jalan Lurus Aktual PT. AIC Jaya ............................................ 39
Tabel 4.2 Data Jalan Tikungan Aktuan PT. AIC Jaya ..................................... 40
Tabel 4.3 Data Pengukuran Kemiringan Jalan Grade PT. AIC Jaya ............... 41
Tabel 4.4 Data Pengukuran Cross Slope PT. AIC Jaya ................................... 42
Tabel 4.5 Data Pengukuran Jari-jari Belokan ................................................. 43
Tabel 5.1 Upaya Perbaikan Lebar Jalan Lurus ................................................ 48
Tabel 5.2 Upaya Perbaikan Pada Jalan Tikungan ............................................ 49
Tabel 5.3 Grade Aktual PT.AIC Jaya ............................................................. 50
Tabel 5.4 Upaya Perbaikan Cross Slope .......................................................... 51
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Spesifikasi Alat
Lampiran II. Pengambilan data lapangan
Lampiran III. Dokumentasi lapangan
Lampiran IV. Peta desain jalan tambang 3D
Lampiran V. Peta desain jalan tambang 2D
Lampiran VI. Peta jalan tambang
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri pertambangan merupakan salah satu ekonomi primer di Indonesia.
Industri pertambangan juga merupakan industri yang memiliki karakteristik padat
modal dan padat resiko. Padat modal tersebut diartikan dngan pertambangan
membutuhkan modal yang sangat besar di awal kegiatannya dengan mendapatkan
keuntungan. Sedangkan padat resiko diartikan dengan kegiatan penambangan
dilakukan dengan menekan biaya atau ongkos produksi yang sekecil-kecilnya dan
mendapatkan untung yang sebesar-besarnya, namun ongkos produksi yang
ditekan tersebut tidak mengabaikan faktor keamanan. (M. Fairus 2017. Hal. 25)
Dalam perencanaan geometri jalan harus diperhatikan kondisi topografi
lokasi rencana kerja dan peralatan mekanis yang akan digunakan dalam
penambangan. geometri jalan yang sesuai dengan persyaratan dan dimensi alat
angkut serta daya dukung tanah yang mampu menopang beban alat angkut yang
melintas di atasnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap keamanan
dan kelancaran operasi pengangkutan.
Selain itu belum adanya saluran penirisan di tepi jalan angkut tambang
mengakibatkan badan jalan angkut tambang tergenang air pada saat hujan,
sehingga alat angkut tidak dapat beroperasi karena kondisi jalan yang licin dan
jika terus beroperasi akan merusak badan jalan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengkajian terhadap kondisi geometri jalan angkut dan perencanaan pembuatan
14
saluran penirisan di tepi jalan angkut demi keamanan dan kelancaran operasi
pengangkutan. (Zulkifli Sayuti. 2013. Hal. 78)
Dengan mengetahui kemampuan alat angkut dalam melakukan pekerjaan
perlu dilakukan pengontrolan secara kesinabungan terhadap kapabilitasnya
dengan memperkirakan kemampuan produksi alat tersebut. Oleh sebab itu dalam
memperkirakan kemampuan produksi alat angkut, salah satu faktor komponen
yang harus dipertimbangkan yaitu geometri jalan angkut yang dilalui.
Jalan angkut yang baik tentunya dapat mendukung kinerja alat angkut yang
melaluinya. Oleh karena itu, jalan tambang perlu mendapat perhatian khusus
agar dapat menunjang kinerja peralatan mekanis. Pada jalan tambang sering
dijumpai kerusakan-kerusakan di badan jalan seperti jalan berlubang,
permukaan jalan tidak mulus. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi
geometri jalan dan daya dukung tanah pada jalan tambang yang belum
memenuhi standar. Dan kondisi jalan yang berlubang menjadi hambatan
pada proses pengangkutan nya dan tanjakan yang terlalu curam
menyebabkan ganguan pada waktu edar alat angkut sehingga menurunkan
travel speed alat angkut. (Akhmad Rifandy. 2016. Hal. 12 )
Berdasarkan permintaan pasar akan batubara yang semakin meningkat
mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan–perusahaan
pertambangan batubara di Indonesia termasuk Kota Sawahlunto, salah
satunya adalah Di PT. Allied Indo Coal Jaya telah melakukan kegiatan
operasi produksi berdasarkan pada wilayah IUP operasi produksi. Metode
penambangan yang diterapkan adalah metode tambang terbuka dimana
15
dalam pengoperasiannya digunakan ecxavator sebagai alat gali muat dan
dump truck sebagai alat angkut. Salah satu kegiatan penambangan yang
dapat mempengaruhi produksi adalah pengangkutan.
Alat angkut tidak bisa beroperasi secara optimal dikarenakan kondisi
jalan angkut (hauling) yang sempit, tanjakan yang terlalu tinggi, kemiringan
jalan dan sebagainya dan masalah yang dialami pada PT. Allied Indo Coal
Jaya ini yaitu jalan yang terlalu sempit dan sering mengalami ganguan pada
alat muat dump truck. Dengan adanya permasalahan tersebut maka analisis
mengenai kondisi geometri jalan angkut (hauling) dari front penambangan
batubara di PT. Allied Indo Coal Jaya ke disposal. Pengambilan data yang
dilakukan di lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung
mengenai studi kasus seperti melakukan pengukuran jarak, lebar, dan
kemiringan jalan, tinggi tanjakan pada jalan dan aspek pendukung kegiatan
pengangkutan seperti melihat alat angkut yang digunakan di lapangan.
Dalam suatu aktivitas penambangan, jalan tambang merupakan salah
satu faktor yang menunjang untuk kelancaran penambangan, jalan tambang
mempunyai fungsi yang sangat penting karena menghubungkan tempat-
tempat tertentu yang penting keberadaannya di lokasi tambang, salah satunya
lokasi penambangan dengan area crushing plant. Sebelum menentukan
geometri jalan yang akan dibuat maka perlu diketahui spesifikasi alat
angkut yang akan digunakan. Jalan yang baik akan mendukung terpenuhinya
target produksi yang diinginkan agar dapat meningkatkan nilai efesiensi dan
16
efektifitas kerja alat angkut serta tingkat keamananya dalam operasional
penambangan.
Daya dukung jalan harus disesuaikan dengan jumlah beban yang
didistribusikan melalui roda. Dengan adanya permasalahan tersebut maka
diperlukan evalusi mengenai kondisi geometri jalan angkut (hauling) dari front
penambangan ke disposal.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalahnya sebagai
berikut:
1. Lebar jalan yang belum memenuhi standar menjadi kendala dalam
pencampaian target produksi.
2. Kondisi jalan yang berlubang menjadi hambatan proses pengakutan.
3. Tanjakan yang terlalu curam menyebabkan ganguan pada waktu edar
alat angkut sehingga menurunnya travel speed alat angkut.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Penelitian difokuskan pada pengukuran aspek geometri jalan angkut
di PT. Allied Indo Coal Jaya dari front penambangan ke disposal
area pada tahun 2018.
2. Pengamatan di lakukan pada 5 segment jalan tambang yaitu untuk
Lebar jalan lurus, lebar jalan angkut pada tikungan, superelavasi,
Kemiringan jalan (grade).
17
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya dalah:
1. Bagaimana lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan di PT. Allied Indo
Coal Jaya?
2. Bagaimana kemiringan jalan tambang di PT. Allied Indo Coal Jaya?
3. Bagaimana superelavasi di PT. Allied Indo Coal Jaya?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari rumusan masalah adalah:
1. Menentukan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada
di PT. Allied Indo Coal Jaya.
2. Menentukan kemiringan jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo
Coal Jaya.
3. Menentukan superelavasi terhadap jalan tambang yang ada di PT.
Allied Indo Coal Jaya.
1.6 Manfaat penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat
bagi perusahaan maupun bagi penulis sendiri. Berikut manfaat yang
dapat diperoleh:
1. Bagi Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang
Diharapkan dapat di jadikan arsip di perpustakaan, dijadikan pedoman
bagi mahasiswa dalam menambah ilmu dan wawasan bagi mereka.
2. Bagi Penulis
18
Penulis dapat menganalisis geometri jalan tambang dengan baik dan
sesuai standar acuan yang benar dengan mengunakan metode yang ada.
Juga sangat bermanfaat bagi penulis jika saat nanti penulis dapat berkerja
dilapangan.
3. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap jalan angkut yang
ada, diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah bagi perusahaan
terhadap kegiatan loading pada alat muat (excavator) dan alat angkut
dump truck. Melalui perbaikan pada kondisi geometri jalan angkut
produksi, hasil yang diharapkan antara lain:
a. Jalan angkut dapat meningkatkan hasil produksi dari
pengangkutan material ke disposal.
b. Alat angkut dapat melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa
mengabaikan kecepatan maksimum dan kondisi jalan yang
diperbolehkan ditinjau dari sisi keselamatan kerja, sehingga cycle
time (waktu edar) dari alat angkut dapat lebih maksimal.
c. Dapat tercapainya keselamatan kerja pada kegiatan
pengangkutan yang baik terhadap pengemudi maupun alat
angkut itu sendiri.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Deskripsi Perusahaan
PT. Allied Indo Coal (PT.AIC) merupakan perusahaan umum yang
melakukan kegiatan penambangan batubara dengan jenis perusahaan PKP2B
(perjanjian kerjasama perusahaan tambang batubara) sesuai dengan kontrak
No.J2/Ji.Du/25/1985. Dengan luas area 844 Ha. Awalnya perusahan ini
merupakan perusahaan swasta yang di dukung oleh penanaman modal asing.
kerja sama antara Allied Queesland Coalfleds ( AQS) limited. Dari australia
dengan PT. Mitra abadi sakti (PT. MAS) dari indonesia dengan komposisi
saham masing- masing 80% saham dan 20%. Pada tahun 1992 yang
mengontrol seluruh manajemen perusahan.
Pada awal nya kegiatan eksplorasi diperambahan telah dilakukan oleh
pemerintahan indonesi pada tahun 1975 dan 1983. kegiatan eksplorasi di
lanjutkan oleh PT.AIC dalam tahun 1985 dan 1998 stelah kegiatan ekplorasi
selesai dilaksanakan, maka PT. AIC melakukan tambang terbuka yang bekerja
sama dengan devisi alat berat PT. United traktor dalam pegembangan peralatan
penambangan. pada tahun 1991 PT.AIC selaku pemilik kuasa penambangan
(KP) bekerja sama dengan kontrkator PT. Pama Persada Nusantara hingga
tahun 1996 .
Selanjut nya PT.AIC Melakukan kerjasa berturut-turut dengan kontraktor
PT. Berkelindo Jaya Pratama dan PT. Pasura Bina Tambang.
20
Namun pada tahun 2008 PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) yang
merupakan izin walikota berupa kuasa penambangan dengan luas daerah
372,40 Ha , kemudian pada tanggal 4 April 2010 Izin Usaha penambangan
(IUP) dengan luasa area 372,40 Ha.
2.1.2 Lokasi kesampaian Daerah
Secara admitrasi lokasi penambangan PT. Allied Indo Coal Jaya
berada di desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera
Barat. Wilayah tersebut terletak di sebelah Timur Laut Kota Padang.
Secara geografis wilayah IUP PT. Allied indo coal jaya berada pada
posisi 00˚35’34’’ LS – 100˚46’48’’ BT dan 00˚36’59’’ LS - 100˚48’47’’ BT,
dengan batas lokasi wilayah kegiatan sebagai berikut :
1. Sebelah Utara: Wilayah Desa Batu Tanjung dan Desa Tumpuak
Tangah Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
2. Sebelah Timur: Wilayah Jorong Bukit Bua dan Kota Panjang
Nagari V Kota Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijujung.
3. Sebelah Selatan :
a. Wilayah Jorong Panjang Nagari V Koto, Kecamatan Koto
VII . Kabupaten Sijunjung.
b. Wilayah Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.
4. Sebelah barat: wilayah desa salak dan desa sijantang koto
kecamatan talawi, kota sawahlunto.
21
Untuk mencapai wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi
PT. Allied indo coal jaya dari ibu kota sawahlunto dapat di tempuh dengan
mengunakan jalur transportasi sbagai berikut :
1. .Padang sawah lunto dengan jalur transportasi darat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 melalui jalan aspal sejauh ± 90 km dapat di tempuh
dalam waktu ±3 jam.
2 .Sawahlunto PT. Allied indo coal jaya dapat di tempuh dengan
kendraan roda 4 melalui aspal sejauh ± 12 km yang di tempuh dalam
waktu ± 25 menit. Selengkapnya mengenai lokasi penambangan
batubara PT. Allied indo coal jaya.
2.1.3 Struktur Geologi Secara Umum
Area perambahan memiliki kondisi geologi yang cukup kompleks, dimana
sturtur geologi berupa patahan atau sesar yang sangat mempengaruhi pola
penyebaran lampisan batubara dan juga kualitas batubara .
Cekungan ombilin terbentuk sebagai akibat langsung dari gerak
mendatar menganan sistem sesar sumatera pada masa pleosen awal.
Akibatnya terjadi tarikan yang membatasi oleh sistem sesar normal berarah
utara–selatan. daerah tarikan tersebut dijumpai dibagian utara cekungan pada
darah pengundakan mengiri antara sesar setangkai dan sesar silungkang yaitu
terban talawi. sedangkan bagian selatan cekungan merupakan daerah
kompresi yang ditandai oleh terbentuknya sesar naik dan lipatan (sesar
sinamar). ketebalan batuan sendimen di cekungan ombilin mencapai ±4.500m
22
terhitung sangat tebal untuk cekungan berurukuran panjang ±60 km dan
lebar ±30 km.
Dari hasil bebarapa penyelidikan yang telah dilakukan, daerah penelitian
di yakini terletak pada sub-cekungan kiliran yang merupakan bagian dari
suatu sistem cekungan intramortana (cekungan pegunungan), yang merupakan
bagian dari tengah pegunungan bukit barisan. Cekungan-cekungan tersebut
mulai berkembang pada pertengahan tersier, sebagai akibat pengerakan ulang
dari patahan-patahan yang menyebabkan terbentunnya, cekungan-cekungan
tektonik di daerah tinggi (intra mountain basi ) cekungan-cekungan yang
terbentuk di antara pegunungan tersebut merupakan daerah pengendapan
batuan-batuan tersier yang merupakan siklus sendimen tahap kedua .
endapan-endapan sendimen yang terdapat didalam nya cekungan-
cekungan sumatera timur nyaris tergangu oleh orogenesa yang membentuk
pengung bukit barisan,sehingga dapat dijumpai urutan stratifigasi yang
selaras, mulai dari farmasi minas, sihapas, sampai farmasi pemantang,
yang memberi petunjuk bahwa hal endapan berlangsung terus menerus
hingga kuater. tidak demikian halnya dengan bagian sebelah barat. pada
bagian ini merupakan cekungan muka (foredeep) dimana sekarang daerah
tersebut merupakan busur luar, non-vulkanik (nonvucanic outer arch),
perlipatan-perlipatan dan pensesaran mempengaruhi sendimen-sendimen
tersier bawah dan tengah
23
2.1.4 Stratigrafi
Berdasarkan peta geologi lembak solok sumatera barat oleh P.H Silitonga
1975 maka statigrafi daerah penyelidikan dan sekitarnya berurutan dari
muda ke tua terdiri dari satuan aluvial (kuater) dan satuan batulanau, batubara,
serpih (tersier), serta satuan batuan Pra-Tersier. sedangkan secara lokal
berdasarkan hasil eksplorasi dan pengamatan lapangan, maka satuan satuan
batuan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Aluvium: terdapat disepanjang sungai dan muara sungai.
2. Batu lanau: menutupi hampir diseluruh daerah penelitian dengan sisipan
batu pasir glaukonit, batu lempung, serpih dan batubara.
3. Breksi: umunya berwarna coklat samapi kemerahan, berfgamen andesit
dan lempung sebagai matrik. Stratigrafi cekungan omblin yang terdiri dari
satuan batu lanau, batubara, batu pasir dan breksi termasuk dalam angota
Formasi telisa yang terendapakan tidak selaras diatas batuan metamorfik
sebagai basement (batuan pra-tersier)
24
Gambar 2.2 Stratifrafi
Sumber: Dinas Perindagkopnaker Sawahlunto
Gambar: 2.1 Stratigrafi
2.1.5 Keadaan Morfologi
Secara umumnya morfologi daerah penyelidikan dapat digolongan
sebagai perbukitan yang rendah sampai terjal, dengan sudut kemiringan
lereng berkisar antara 5˚ sampai 30˚, yang dikontrol oleh litologi berupa rijang,
meta gamping, lava, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung, serta stuktur
sesar. sedangkan pada kawasan yang berupa dataran mempunyai kemiringan
25
sudut kemiringan lereng berkisar antara 0˚sampai 4˚. dengan litologi batu pasir,
batu lepung, serta rombakan dari batuan yang lebih tua.
Ketingian bukit berkisar antara 140m hingga 300 m dari permukaan laut
(dpl). puncak tertinggi lereng timur berupa bukit kapur dengan ketinggian 300
m dpl. lereng-lereng perbukitan umunya cukup terjal dengan sudut kemiringan
lereng berkisar anatara 30 ˚hingga 50˚.
Pada umunya sungai yang mengalir pada darah penelitian berada pada
stadium muda dimana dasarnya relatif terbentuk “ V” adanya erosi horizontal
yang relatif lebih intensif dibandingan dengan erosi vertikal di beberapa
tempat sehingga terlihat pada beberapa sungai mempunyai dasar telah
berbentuk “U”. secara umum pola aliran diwilayah ini dapat dikategorikan
sebagai sistim pola aliran sub paralel. Kenaikan permukaan air sungai pada
saat musim hujan anrata 0,5 hingga 2,50 meter.
2.2.1 Pengertian Pertambangan
Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penelitian, pengelolaan, pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang (UU No 4 tahun 2009). Kemudian pengertian lain yaitu suatu
penggalian yang dilakukan di bumi untuk memperoleh mineral yang
berharga.Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu tidak dapat
diperbaharui (non renewable), mempunyai resiko relatif lebih tinggi dan
26
pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun lingkungan
yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya.
Pentingnya penerapan kegiatan industri atau pembangunan yang berbasis
lingkungan, perlu disadari oleh setiap elemen bangsa, karena persoalan
lingkungan merupakan permasalahan bersama. Hanya saja dalam pratiknya,
diperlukan lembaga formal pengendali yang secara yuridis berwenang untuk
itu.Pengendalian kegiatan dan operasionalisasi industri, dalam prakteknya
terwujud dalam konsep dan program kerja sistematis dalam bentuk perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup harus bermuara
pada terjaminnya kelestarian lingkungan, seperti tercantum dalam Pasal 1 butir 2
Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2.2.2 Sistem Penambangan
Sistem Penambangan secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah dan tambang bawah air.
1. Sistem tambang terbuka (Surface mining)
Merupakan metoda penambangan yang segala kegiatan atau
aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
udara luar.
2. Sistem tambang bawah tanah (Underground mining)
27
Tambang bawah tanah merupakan suatu metoda penambangan yang segala
kegiatan dan aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan
tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Tambang bawah air
Merupakan metoda yang segala kegiatan dan aktivitas penambangannya
dilakukan di bawah permukaan air.
Pemilihan metoda yang cocok dipilih berdasarkan pada metoda yang dapat
memberikan keuntungan yang terbesar dan bukan pada kedalaman yang dangkal
letaknya endapan bahan galian, serta perolehan tambang yang terbaik.Pemilihan
berdasarkan keuntungan perlu dilakukan karena industri pertambangan dalam
usahanya dikenal sebagai wasting assets, dengan resiko tinggi, sedangkan
mineral atau endapan bahan galian tersebut tidak dapat diperbaharui (Non
Renewable Resources).
2.2.3 Aktifitas Penambangan
Secara umum aktivitas penambangan Batubara yang dilakukan PT. Jambi
Prima Coal melalui beberapa tahap yaitu:
1. Survey dan Pemetaan
Survey dan pemetaan merupakan faktor penting dalam semua kegiatan
pertambangan, karena perencanaan yang diambil dari hasil data survey
selanjutnya dibuat pemetaan yang menjadi pedoman untuk kegiatan
selanjutnya di area penambangan, serta penentu dalam pembuatan lokasi
28
seluruh fasilitas tambang seperti tempat tinggal (camp), bengkel (workshop),
posisi jalan angkut, posisi disposal (dumping area), stockpile, stock top soil.
Kegiatan survey yang saat itu dilakukan untuk mengetahui perubahan
bentuk Topografi akibat proses penambangan. Perubahan ini digunakan untuk
mengetahui tonase batubara dan volume overburden yang digali.
Tujuannya untuk sebagai analisa efektifitas kerja alat berat, sehingga
diketahui apakah alat berat bekerja dengan optimal atau tidak. Selain itu
dilakukan juga survey terhadap sarana tambang yang baru dibuat seperti
jalan tambang.
2. Pembersihan Lahan dan Pemindahan Tanah Pucuk (Land Clearing and
Top Soil).
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan daerah yang akan
ditambang dari semak-semak, pepohonan dan tanah maupun bongkah-
bongkah batu yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tanah
pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di tempat tertentu, lalu
ditanami rerumputan dan semak-semak agar tidak mudah tererosi, sehingga
kelak dapat dipakai untuk reklamasi bekas tambang. Pembuatan ini bisa
dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis (bulldozer).
3. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden)
Pengupasan overburden (OB) dengan menggunakan excavator
dimaksudkan untuk membuang tanah penutup agar mempermudah proses
pengambilan batubara yang akan ditambang.
29
4. Penggalian.
Proses pengalian bertujuan untuk pengambilan batubara. (Coal Getting)
5. Pemuatan (loading).
Setelah pengalian maka dilakukan pekerjaan selanjutnya, yaitu
pemuatan atau loading kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil dan memuat material bahan galian kedalam alat angkut.
6. Pengangkutan (hauling).
Hauling batubara bertujuan untuk memindahkan batubara ke area
penimbunan Rom Of Material.
7. Penimbunan Overburden di disposal(dumping).
Overburden yang telah dimuat dan diangkut akan ditimbun di tempat
penimbunan Overburden(disposal).
2.3.1 Pengertian Jalan
Kep Mentri ESDM No 1827 Th (2018) menyatakan, Jalan Pertambangan
adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan dan berada
di area pertambangan atau area proyek yang terdiri atas jalan penunjang dan jalan
tambang. Jalan Tambang/ Produksi adalah jalan yang terdapat pada area
pertambangan dan/atau area proyek yang digunakan dan dilalui oleh alat
pemindah tanah mekanis dan unit penunjang lainnya dalam kegiatan
pengangkutan tanah penutup, bahan galian tambang, dan kegiatan penunjang
pertambangan.
30
Geometri jalan yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya
umumnya, yaitu lebar jalan angkut, kemiringan jalan dan sebagainya. Alat
angkut atau truck tambang umumnya berdimensi lebih besar, panjang dan
lebar dibanding dengan alat angkut dijalan raya, oleh karena itu geometri
jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar alat angkut
dapat bergerak leluasa pada kecepatan normal dan aman.
2.3.2 Geometri Jalan Produksi
Fungsi utama jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran
operasional pengangkutan dalam kegiatan penambangan baik dalam
pengangkutan ke stock pile atau pengangkutan overburden di sekitar
penambangan dan juga jalan angkut merupakan bagian dari perencanaan yang
lebih ditekankan pada rencana bentuk fisik jalan sehingga bisa memenuhi
fungsi dasar jalan tambang, karena tujuan dari perencanaan geometri jalan
angkut adalah menghasilkan infrastuktur yang aman, memaksimalkan
pelayanan dan memaksimalkan rasio tingkat pengunaan atau biaya pelaksaan,
bentuk ukuran, ruang jalan yang baik, dan memberikan rasa nyaman kepada
alat yang melintas diatasnya dan pengemudi dump truck. (ady winarko 2014
pada hal 2) Geometri jalan angkut yang harus memperhatikan hal sebagai
berikut:
1. Lebar Jalan Angkut
Dalam sehari-hari dalam kegiatan penambangan, semakin lebar jalan angkut
maka semakin aman dan lancar lalu lintas pengangkutan. Umumnya jalan angkut
pada tambang dibuat untuk jalur tunggal dengan satu arah atau dua arah. Untuk
31
menghitung lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua macam yaitu lebar jalan
angkut lurus dan lebar jalan angkut untuk belokan (tikungan). Penentuan lebar
jalan angkut lurus dan lebar jalan angkut belokan dalam perhitungan berbeda,
Lebar Jalan Pada Keadaan Lurus
Penentuan lebar jalan minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of
thumb yang dikemukakan oleh AASHTO (American Association Of State
Highway And Transportation Officials) (1990) yaitu jumlah jalur kali lebar
dump truck ditambah setengah lebar truck untuk tepi kiri, kanan jalan dan jarak
antara dua dump truck yang sedang bersilangan lebar jalan minimum yang
dipakai sebagai jalur ganda atau lebih pada jalan lurus adalah sebagai berikut:
( )( )WtnWtnLm ++=2
11 ...............................................(1.1)
Sumber:Thony Rianto. (2016)
dengan:
Lm = lebar jalan minimum (m)
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut (m)
32
Sumber: Kurniawan Nur Pratomo( 2015)
Gambar 2.2 lebar jalan keadaan lurus
a. Lebar Jalan keadaan Tikungan
Penentuan lebar jalan pada saat dump truck membelok berebeda
dengan keadaan jalan lurus, karena pada belokan terjadi pelebaran jalan yang
sangat tergantung dari jari-jari tikungan, sudut tikungan dan kecepatan
rencana pelebaran jalan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Wmin = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C …………………………(2.1)
Z = (U + Fa + Fb) / 2
Sumber: Aldiyansyah ( 2016)
dengan:
W = lebar jalan angkut pada tikungan(m)
n = Jumlah jalur.
Fa = lebar juntai (over hang) depan(m).
Fb = lebar juntai (over hang) belakang(m).
U = Lebar jejak roda (center to center tyre)(m).
C = Jarak antara dua dump truck yang akan bersimpangan (m).
Tanggul pengaman
Parit
1/2 Wt Wt 1/2 Wt Wt 1/2 Wt
Lebar jalan
33
Z = Jarak sisi luar dump truck ketepi jalan (m).
Sumber: Kurniawan Nur Pratomo(2016).
Gambar 2.3 Jalan pada tikungan
b. Kemiringan Jalan (grade)
Kemiringan (grade) adalah tanjakan dari jalanangkut, kelandaian atau
kecuramannya sangatmempengaruhi produksi (output) alat angkut,sebab
adanyakemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan(grade resistance)
yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.
Berdasarkan kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persen,
kemiringan 1 % adalah kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1
meter atau 1 feet secara vertikal dalam jarak horizontal 100 meter atau 100 feet.
Grade (kemiringan) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
( ) %100
=x
hGrade ..........................................................(2.4)
Sumber: Thony Rianto(2016)
W
Z
U Fb
C
Fa
Fa
Fb
U
34
dengan:
h = beda tinggi antara dua titik yang diukur (m).
x = jarak datar antara dua titik yang diukur (m).
Sumber: Ir Yanto Indinesianto, (2005)
Gambar 2.4 Kemiringan jalan (grade)
Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilaluidengan baik oleh alat
angkut khususnya dump truck, yaitu 8%. Sedangkan untuk jalan naik maupun
jalan turun pada daerah perbukitan lebih aman kemiringan jalan maksimum
8%.
c. superelavasi
Adalah sudut yang dibentuk untuk mengetahui nilai-nilai superelavasi
dilapangan maka harus memprhitungkan nilai kecepatan (v), jari-jari belokan (r)
koofisin blokan (f). Rumus perhitungan superelavasi.
𝑒 + 𝑓 𝑣²15 R......................................................................(2.5)
Sumber: Murad Ali (2016)
h
x
A
B
35
dengan:
e = superelavasi
R = Jari-jari belokan
f = kooefisien gesek pada tikungan (0,17)
v = kecepatan alat angkut (km/jam)
Sumber: Murad Ali (2016)
Gambar 2.5 Superelavasi
Alsiyansyah, dkk (2016) menyatakan, Penelitian ini lebih ditekankan
pada geometri jalan yaitu pada lebar jalan dan kemiringan memanjang(grade)
jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan geometri jalan
yang dibuat sesuaidengan standarisasi, untuk mendapatkan kemiringan
memanjang (grade) yang sesuai. Metode penelitianyang dilakukan di lapangan
36
yaitu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front
penambangan dengan memperhitungkan jarak, lebar, dan kemiringan dengan
menyesuaikan standarisasi perhitungan teknis, kemudian dari data tersebut diolah
menggunakan autocad 2007sehingga memudahkan dalam proses analisis.
Proses pengambilan data yang dilakukan di lapangan yaitudengan
melakukan pengamatan secara langsung mengenai studi kasus seperti melakukan
pengukuran jarak, lebar, dan kemiringan jalan dan aspek pendukung kegiatan
pengangkutan seperti melihat alatangkut yang digunakan di lapangan. Hasil
penelitian yang didapatkan bahwa lebar jalan angkut untukkeadaan lurus yaitu 5
m dan 9 m sedangkan pada keadaan tikungan yaitu 8,11 m dan 14,25
m.kesimpulan yang didapatkan bahwa keadaan lebar jalan pada STA 57 – 58
masih mengalami kekuranganyaitu 4 m dan harus dilakukan penambahan yaitu
sebesar 1 m dan kemiringan memanjang pada STA 9 –10 yaitu mencapai 30,48%
dan harus dilakukan pemotongan sebesar 25%.
Thoni Riyanto, dkk (2016) menyatakan, Pada kegiatan pemindahan
material overburden, jalan tambang merupakan parameter penting untuk
menunjang kinerja alatangkut. Pada jalan tambang sering dijumpai kerusakan-
kerusakan di badan jalan seperti, jalan berlubang dan permukaan jalan tidak
mulus. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi geometri jalan dan daya
dukung tanah pada jalan tambang yang belum memenuhi standar,sehingga perlu
dilakukan evaluasi. Penelitian dilakukan di Jalan Alphard, Dodge dan Cadillac
dengan jalan 3720 meter di Pit Tutupan Highwall PT Pama persada Nusantara
Jobsite PT Adaro Indonesia. Pemilihan lokasi jalan penelitian berdasarkan
37
jalan yang memiliki data jumlah alat angkut dan jumlah fleet paling banyak, serta
data kecepatan alat angkut paling rendah. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan menganalisis geometri jalan, daya dukung tanah jalan
terhadap bebanyang melewatinya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kerusakan jalan dan perbaikan geometri.
Penelitian dimulai dengan pengambilan data geometri aktual jalan dan
daya dukung tanah aktual jalan (CBR subgrade dan rolling resistance). Kemudian
membandingkan dengan standar teoritis, diperoleh geometri ideal untuk desain
kecepatan 60 km/jam yaitulebar jalan lurus 24 meter, lebar jalan tikungan 28
meter, grade maksimal 8%, superelevasi 8% dan cross slope 2 - 4%. Daya dukung
tanahjalan diperoleh CBR ideal 40% dan rolling resistance 65 lb/ton (3,25%).
Dapat diketahui bahwa jalan dalam kondisi paling rusak adalahjalan Cadillac
Kemudian membandingkan travel speed alat angkut kondisi jalan aktual dan
kondisi simulasi pada jalan Cadillac, dandidapat selisih waktu tempuh sebesar
0.67 - 1.31 menit. Tidak terlalu menjadi masalah jika alat angkut harus kehilangan
waktu cycle timesebesar 0.67 – 1.31 menit.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, tidak terlalu disarankan untuk
melakukan perbaikan perkerasan di jalan Cadillac, cukup dengan hanya
melakukan pemeliharaan dan perawatan jalan meliputi grading, compacting
dan water spraying. Namunjika jalan Cadillac dalam kondisi rusak parah,
mengganggu keselamatan kerja dan diharuskan melakukan perkerasan, maka
berdasarkandata CBR yang ada, ketebalan lapisan perkerasan yang dapat
38
diberikan yaitu 1 lapisan di atas subgrade, sebesar 9.64 inci materialbatulempung
(claystone).
Zulkifli Sayuti, dkk (2013) menyatakan, Operasi pengangkutan bongkaran
Overburden ke Disposal PT. Kitadin TDM menggunakan Dump Truck Komatsu
HD 785-5 dan Caterpillar 777D. Operasi pengangkutan memegang peranan
yang sangat penting. Keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan tidak
pernah lepas dariinteraksi antara jalan angkut dan alat angkut itu sendiri. Geometri
jalan angkut di Pit Seam 11 PT.Kitadin TDM belum memenuhi syarat jalan
angkut tambang yang baik. Selain itu tidak ada saluranpenirisan di tepi jalan
angkut tambang yang mengakibatkan badan jalan angkut tambang tergenangair
pada saat hujan. Oleh karena itu di lakukan pengkajian terhadap geometri jalan
angkut dan perencanaan pembutan saluran penirisan di tepi jalan angkut di Pit
Seam 11 Selatan PT. KitadinTDM untuk keamanan dan kelancaran operasi
pengangkutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji
secara teknis kondisi jalan angkut tambang di Pit Seam 11 Selatan dan
merencanakan dimensi saluran penirisan jalan yang akan digunakan di tepi jalan
angkuttambang.
Berdasarkan spesifikasi alat angkut terlebar yaitu Caterpillar 777D
diperoleh lebar jalan angkut minimum untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu
21,35 m dan pada jalan tikungan yaitu26,21 m. kemiringan pada tikungan adalah
1,04 m. Cross slope sebesar 42,7 cm. Grade jalan yang mampu di atasi oleh HD -
785 sebesar 10,3%.Dimensi saluran penirisan di tepi jalan,ditentukan dengan
menggunakan rumus Manning, setelah analisis data curah hujan tahun 2004-2008
39
dengan curah hujan harian sebesar 85,22 mm/hari, dan perolehan daerah
tangkapan hujan seluas 519.779 m 2. Saluran penirisan tersebut berbentuk
trapezium dengan panjang sisi saluran1.396 m, lebar dasar saluran 1.392 m,
kedalaman aliran 1.209 m, dan lebar muka air 2.794 m.
Akhmad Rifandy dan Hefni (2016) menyatakan, mengetahui kemampuan
alat angkut dalam melakukan pekerjaan perlu dilakukan pengontrolan secara
berkesinambungan terhadap kapabilitasnya dengan memperkirakan kemampuan
produksi alat angkut tersebut.Geometri jalan tersebut berdasarkan teori ASHTOO
sehingga memperoleh rekomendasi upaya perbaikan terhadap permasalahan-
permasalahan dari geometri jalan angkut agar dapat mengoptimalkan kemampuan
produksi alat angkut batubara.Lebar jalan angkut batubaraLebar jalan angkut pada
tikungan, Jari – jari tikungan, Superelevasi, Kemiringan melintang (cross slope),
Kemiringan jalan ( grade), Daya dukung material.
Perbaikan jalan lurus jalan tikungan secara teori AASHTO lebar jalan
angkut untuk 2 lajur pengangkutan menggunakan Dumpt Truck Hino FM 320 TI
pada jalan lurus adalah 8,592 meter, dan lebar jalan lurus yang belum memenuhi
standar teori di lapangan.Jadi superelevasi yang dianjurkan menurut teori
(AASHTO) saat kendaraan melaju dengan kecepatan 40 km/jam pada jalan
menikung adalah 0,23 m.Cross slopesesuai dengan lebar jalan yang ada
membutuhkan 20 cm dan cross slope yang ada dilapangan adalah 13,4-48 cm
berdasarkan lebar jalan angkut.Berdasarkan pengamatan pada peta dan lapangan
nilai kemiringan jalan (Grade) yang tersedia adalah 9,7 %, 9,8 %, dan 11,6 %
yang terdiri dari 3 tanjakan. Untuk mengetahui gaya tarik maksimum (Rimpull)
40
yang dapat disediakan oleh mesin pada setiap “Gear” maka seperti pada tahanan
Gelinding (RR), merupakan besarnya putaran roda untuk menggerakan alat
angkut, jadi berdasarkan berat alat angkut Dump Truck Hino 320 FM , jadi total
rolling resistance yang harus diatasi jika alat angkut seberat 20 ton melintas pada
permukaan jalan konstan 2 % adalah 400 kg.Lebar jalan angkut Secara teori
lebar jalan angkut untuk 2 lajur menggunakan Dump Truck Hino FM 320 TI pada
jalan lurus adalah 8.592 m dengan lebar jalan yang ada di lapangan adalah 6,85
meter – 24,08 meter, sedangkan pada jalan tikungan sebesar 13,127 m dengan
lebar jalan secara Actual adalah 8,54 m – 29,41 m.
Kurniawan Nur Pratomo, dkk (2016) menyatakan, Dalam suatu aktivitas
penambangan, banyak faktor yang mempengaruhi terhadap aspekketercapaian
produksi, salah satunya yaitu jalan angkut. Jalan angkut memberikan kontribusi
yang besar bagi kelancaran dalam operasi pengangkutan jika geometri jalan
sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan, maka target produksi
Andesit sebesar 45.000 ton/ bulan dapat tercapai. Kondisi lapangan saatini
secara geometri jalan dinilai tidak representatif untuk pergerakan alat angkut
dan dapat mengganggu aktivitas penambangan. Berdasarkan perhitungan The
American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO)Manual Rural High Way Design 1973, lebar minimum jalan
angkutagar dapat dilalui dengan baik oleh Dump Truck Komatsu HD 180 - D
yang melintas adalah 10,5 meteruntuk jalan lurus dan 14 meter untuk jalan
tikungan.
41
Kemiringan pada tikungan (Superelevation) dengankisaran antara 0,041
m/m sampai 0,091 m/m agar alat angkut bisa melewati tikungan dengan
kecepatanmaksimal. Berdasarkan lebar jalan yang dibuat, cross slope yang harus
dibuat yaitu sebesar 21,877 cmterhadap sisi jalan agar badan jalan tidak
digenangi oleh air. Daya dukung material yang ada dapatdiklasifikasikan dalam
kategori Medium hard rock yang memiliki daya dukung tanah sebesar 80.000
psf. Dimana nilai tersebut dapat menahan beban yang didistribusikan pada
permukaan jalan sebesar 12.320,64psf. Untuk pendukung keamanan dan
keselamatan kerja pada jalan angkut maka dibuat jarak henti padajalan lurus yaitu
13,599 sampai 15,364 meter dan untuk jarak henti pada tikungan 8 sampai 14
meter.Untuk tanggul pengaman (safety berm) perlu dibuat tingginya yaitu 1,356
meter. Waktu tempuh dumptruck Komatsu HD 180 – D tidak bermuatan sebelum
perbaikan adalah 390,5008 detik dan setelahdilakukan penurunan kemiringan
jalan angkut maka waktu tempuh dump trucktidak bermuatan adalah341,139
detik, lebih cepat ± 49,362 detik.
2.4.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan rancangan penelitian terhadap hubungan
masalah yang diteliti, pada pendahuluan penulis menggunakan judul “Evaluasi
Jalan Angkut Dari Front Tambang Batubara Menuju Disposal PT. Allied Indo
Coal Jaya”
1. Input, yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu terdiri:
a. Data Primer:
1.) Lebar jalan pada lurus.
42
2.) Lebar jalan pada tikungan.
3.) Kemiringan Jalan(grade).
4.) Cross slope.
b. Data Sekunder:
1.) Peta topografi
2.) Peta jalan tambang.
3.) Spesifikasi alat angkut yang digunakan oleh PT. Allied Indo Coal
Jaya
2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini
yang terdiri atas:
a. Menghitung lebar jalan lurus dan jalan tikungan.
b. Menghitung kemiringan jalan/grade
c. Menganalisa hasil perhitungan dengan mengunakan manual dan
software autocad dalam merancang jalan tambang
d. Mendsaign geometri jalan tambang mengunakan Software
Autocad dan Sketchup.
3.Output, yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
Menganalisa Geometri Jalan Angkut PT. Allied Indo Coal Jaya.
a. Menganalisa lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan..
b. Mengetahui kemiringan jalan
43
Input Proses Output
Gambar 2.6 kerangka konseptual
Data Primer:
1. Mengukur lebar
jalan lurus dan
lebar tikungan.
2. Mengukur
kemiringan
jalan(grade)
Data Sekunder:
1. Peta topografi
2. Peta jalan tambang
3. Spesifikasi alat
Dump Truck yang
digunakan pada
PT. Allied indo
coal jaya (AICJ)
1.Menghitung lebar jalan
dan lebar tikungan pada
jalan hauling.
Untuk lebar jalan lurus:
L(min) = (n x Wt) + (n +
1) x (½ x Wt)
untuk lebar jalan tikungan:
Wmin = 2(U + Fa + Fb +
Z) + C
Z = (U + Fa + Fb) /2
2.Mengukur kemiringan
jalan pada jalan hauling.
Grade = 𝛥ℎ𝛥𝑥 × 100%
3.Menganalisa hasil
perhitungan dengan
menggunakan manual
4.Mengunakan software
autocad dalam merancang
jalan tambang
5.Mendesign geometri jalan
tambang menggunakan
Software Autocad dan
Sketchup.
1. Mengetahui lebar
jalan lurus dan
lebar tikungan pada
PT. Allied Indo
Coal Jaya (AICJ)
2. Mengetahui
kemiringan
jalan(grade) dan
mengetahui
superelavasi pada
PT. Allied Indo
Coal Jaya (AICJ)
3. Setelah di analisa
dengan dengan
manual lalu
menggunakan
software untuk
merancang jalan
tambang.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat Deskriptif
(descriptive research) tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat
pecandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat populasi atau daerah tertentu. (Sumandi Suyabrata, 2004). Melalui penelitian
ini deskriptif ini, peneliti nantinya akan memberikan hasil berupa perhitungan
pada jalan lurus, jalan pada tikungan, kemiringan jalan (grade), superelavasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu
penemuan baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang
telah ada.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Melakukan penelitian di lokasi penambangan batubara PT. Allied Indo
Coal Jaya secara administratif terletak di Desa Batu Tanjung Kec. Talawi
Kota Sawahlunto.
3.2.2 Rencana Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Juli sampai
25 juli 2018.
3.3 Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang
diteliti yang mempunyai variasi yang berhubungan satu dengan yang lain dalam
45
kelompok tersebut. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel
penelitiannya adalah Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan
Batubara Utara Di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa Batu Tanjung
Kec. Talawi Kota Sawahlunto. Geometri jalan yaitu: lebar jalan lurus, lebar jalan
pada tikungan, kemiringan jalan (grade), dan superelavasi.
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data yang dibutuhkan
Data yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari pengamatan di
lapangan yaitu:
a. Data pengukuran lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan.
b. Data pengukuran kemiringan jalan (grade)
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku literatur atau studi kepustakaan
dan data-data/arsip perusahaan. Seperti berikut:
a. Peta topografi
b. Peta jalan tambang
c. Spesifikasi alat Dump Truck yang digunakan pada PT. Allied Indo Coal
Jaya (AICJ)
46
3.4.2 Sumber data
Sumber data yang peneliti dapatkan berasal dari pengamatan langsung di
lapangan dan arsip dari PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) serta studi kepustakaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan pengambilan data di lapangan meliputi:
1. Lebar jalan lurus (diambil pada 3 segmen dan menggunakan meteran
dalam pengukuran)
2. Lebar jalan pada tikungan ( diambil pada 3 segmen dan menggunakan
meteran dalam proses pengukuran )
3. Kemiringan jalan(grade) ( diambil pada 2 segmen menggunakan Meteran
dan Clinometer dalam pengukuran
4. (superelavasi) ( diambil pada 2 segmen menggunakan Waterpass dan
Clinometer dalam proses pengukuran)
5. Jari-jari tikungan diambil dengan memutar roda ban dengan mengunakan
busur.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Perhitungan lebar jalan lurus
Perhitungan lebar jalan lurus menggunakan persamaan (1.1 hal. 11)
2. Perhitungan Lebar Jalan pada Tikungan
Perhitungan lebar jalan pada tikungan menggunakan persamaan (2.1 hal
12)
47
3. Perhitungan kemiringan jalan (grade)
Perhitungan kemiringan jalan menggunakan persamaan (3.1 hal 13)
4. Perhitungan (superelavasi)
Perhitungan kemiringan melintang menggunakan persamaan (4.1 hal 15)
5. Desain jalan menggunakan program Autocat 2007, layout jalan tambang
dengan menggunakan program Map info dan desain 3D dengan perangkat
lunak Sketchup.
48
3.7 Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:
Pengumpulan Data
Identifikasi masalahnya:
1.Lebar jalan yang belum memenuhi standar menjadi kendala dalam pencampaian
target produksi.
2. Kondisi jalan yang berlubang menjadi hambatan proses pengakutan.
3.Tanjakan yang terlalu curam menyebabkan ganguan pada waktu edar alat angkut
sehingga menurunnya travel speed alat angkut.
Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara
Utara Di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa Batu
Tanjung Kec. Talawi Kota Sawahlunto
Tujuan:
1. Menentukan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada di PT. Allied
Indo Coal Jaya.
2. Menentukan kemiringan jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo Coal Jaya.
3. Menentukan superelavasi terhadap jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo Coal
Jaya.
A
49
Data Primer
1. Mengukur lebar jalan lurus dan
lebar tikungan.
2. Mengukur kemiringan
jalan(grade)
Data Skunder
1. Peta topografi
2. Peta jalan tambang
3. Spesifikasi alat Dump Truck
yang digunakan pada PT. Allied
indo coal jaya (AICJ)
Analisa
Menganalisa geometri jalan aktual dan ideal di
PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ)
Hasil
1. Mendapatkan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada di PT.
Allied Indo Coal Jaya (AICJ)
2. Mendapatkan kemiringan jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo Coal Jaya
(AICJ)
3. Mendapatkan Superelavasi terhadap jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo
Coal Jaya (AICJ)
Pengolahan data:
1. Lebar jalan angkut lurus (pers. 1.1)
2. Lebar jalan pada tikungan (pers. 2.1)
3. Kemiringan jalan(grade) (pers. 3.1)
4. Superelavasi (pers. 5.1)
5. Pembuatan Desaign jalan tambang di bantu program Autocad 2007, layout
jalan dengan map info dan desaign 3D dengan perangkat lunak Sketcaup.
A
50
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
Pada bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang
diperlukan. Dalam penelitian ini mengevaluasi jalan angkut dari front
penambangan batubara menuju area disposal di PT. Allied Indo Coal Jaya.
Dari hasil kegiatan pengumpulan data, maka data-data yang didapatkan
sebagaiberikut:
1. Pengamatan lebar jalan lurus aktual di lapangan di PT. Allied Indo Coal
Jaya dibagi menjadi 5 segment. Hasil pengukuran jalan lurus aktual dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Data Lebar Jalan Lurus Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya .
5 SG-5 6,80 m
No Segmen
Lebar jalan
lurus (m)
1 SG-1 3,80 m
2 SG-2 8,80 m
3 SG-3 8,0 m
4 SG-4 7,40 m
51
Dalam pengukuran lebar jalan lurus digunakan meteran sebagai alat
ukur untuk menentukan panjang jalan yang terlihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Pengukuran Jalan Lurus
2. Pengamatan lebar jalan tikungan aktual PT. Allied Indo Coal Jaya dibagi
3. menjadi 1 tikungan. Hasil pengukuran jalan tikungan aktual dapat
dilihat pada table 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Data Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya.
No Tikungan Lebar Jalan Tikungan
(m)
1 T-1 10,20 M
2. T-2 9,60 M
52
Dalam mengukur jalan pada tikungan digunakan meteran sebagai alat
ukur dan pengukuran dilakukan ditengah-tengah jalan tikungan yang terlihat
pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pengukuran Lebar Jalan Tikungan
4. Pengamatan kemiringan jalan/grade aktual di lapangan PT. Allied Indo
Coal Jaya terdapat 2 tanjakan. Hasil pengamatan kemiringan aktual
dilapangan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Data Pengukuran Kemiringan Jalan/Grade PT. Allied Indo Coal Jaya.
No Tanjakan Grade
1 Tanjakan 1 10°
2 Tanjakan 2 9°
53
pada pengambilan data kemiringan jalan mengunakan waterpass dalam
pemgukuranya yang diambil di bagian tengah-tengah jalan terlihat pada gambar
4.3.
Gambar 4.3 Pengambilan Grade
5. Pengamatan superelavasi aktual di lapangan pada PT. Allied Indo Coal
Jaya dibagi menjadi 3 segment. Hasil pengukuran superelavasi aktual
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Data Pengukuran Superelavasi PT. Allied Indo Coal Jaya
No Segment superelavasi
1 SV-1 9,70 m
2 SV-2 10,20 m
3 SV-3 9,50 m
54
Pada pengukuran superelavasi pengambilan datanya mengunakan
waterpass dalam pengambilan datanya dilakukan pengambilan data ditepi-tepi
jalan yang terlihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 pengambilan superelavasi
6. Pengamatan pada jari-jari belokan aktual di lapangan pada PT. Allied
Indo Coal Jaya pada pengamatan 1 segmen. Hasil pengukuran jari-jari
belokan dapat dilihat dari pengambilan data lapangan terlihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.5
Data pengukuran jari-jari belokan
No Segment
Sudut
penyimpangan
depan
Jarak antar
poros roda
depan dan
belakang
1 CS-1 30° 4,13 m
55
Dalam pengambilan data jari-jari belokan untuk mencari sudut
pada roda ban dengan pengukuran mengunakan busur dengan memutar
roda ban pada dump truck, yang terlihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Pengambilan jari-jari belokan
4.2. Pengolahan Data
Pada pengolahan data didalam penelitian ini akan menggunakan teori
sesuai standar AASHTO(American Association Of State Highway And
Transportation Officials) tentang lebar jalan angkut pada keadaan lurus, lebar
jalan pada tikungan, kemiringan jalan/grade dan cross slope.
56
1. Perhitungan Lebar Jalan Pada Keadaan Lurus.
Guna memenuhi standar lebar jalan lurus menurut AASHTOdengan
spesifikasi alat angkutdumpt truck Hino FM 260 TI JD yang memiliki
lebar (Wt)=2.500 meter. Perhitungannya mengunakan persamaan (2.1)
sebagai berikut:
( )( )WtnWtnLm ++=2
11
L = ( 2 x 2,500) + {(2+1)x(1 2⁄ x 2,500)}
= ( 5,00)+{(3)x 1,250 )}
= ( 5,00)+( 3,75 )
= 8,750 m
Jadi lebar jalan angkut ideal pada PT. Allied Indo Coal Jaya
berdasarkan teori AASHTO adalah 8.75 m.
2. Perhitungan Lebar Jalan Pada tikungan.
Lebar jalan ditikungan selalu dibuat lebih besar dari jalan lurus, hal
ini bermaksud untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat
angkut yang disebabkan sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan
badan dump truck saat melintasi tikungan. Untuk perhitungan lebar
jalan tikungan mengunakan persamaan (2.2) dan (2.3) sebagai berikut:
Lebar juntai depan ( Fa ) : 1,350 m
Lebar juntai belakang ( Fb ) : 1,450 m
Jarak antara jejak roda ban ( U ) : 2,49 m
Sudut penyimpangan roda max :30º
Fa = 1,350 m x sin 30º = 0,67 m
57
Fb = 1,450 m x sin 30º = 0,725 m
C-Z = 1 2⁄ ( U + Fa +Fb )
= 1 2⁄ (2,49 + 0,67 + 0,725 )
= 1,942 m
W = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C
= 2 ( 2,49 + 0,67 + 0,725 + 1,942 ) + 1,40
= 2 x ( 5,827 ) + 1,942
= 13,596 m
Jadi lebar jalan tikungan ideal pada PT. Allied Indo Coal Jaya
berdasarkan teori AASHTO adalah 13.596 m.
3. Perhitungan kemiringan jalan/grade.
(%) 𝐷𝑒𝑟𝑗𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖360° x100%
Segmen 1 = 10°360° x 100%
= 2,7%
Segmen 2 = 9°360° x100%
=2,5%
Jadi kemiringan jalan/ grade aktual di PT. Allied Indo Coal Jaya
adalah 10° atau setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan 2,5%.
4. Kemiringan Melintang (superelavasi).
58
Standar superelavasi pada jalan angkut menurut AASTHO
berkisar antara 20 mm/m sampai dengan 40 mm /m yang di analisa
untuk tiap meternya.
Diketahui:
V= 40 km/jam
R 1 = 9,70 m
R 2 = 10,20 m
R 3 = 9,50 m
e+f = 𝑣 ² 15 𝑅
e = 𝑣 ² 15 𝑅 – f
Segmen 1 e = ( 40 𝑘𝑚𝑗𝑎𝑚)²15 (9,70) − 0,17
= 1600 145,5 − 0,17
= 10,99 − 0,17
= 10,82 𝑚𝑚/𝑚
Segmen 2 e = ( 40 𝑘𝑚𝑗𝑎𝑚)²15 (10,20) − 0,17
= 1600 153 − 0,17
= 10,45 − 0,17
= 10,28 𝑚𝑚/𝑚
Segmen 3 e = ( 40 𝑘𝑚𝑗𝑎𝑚)²15 (9,50) − 0,17
59
= 1600 142,5 − 0,17
= 11,22 − 0,17
= 11,05 𝑚𝑚/𝑚
5. Jari-jari belokan
Besarnya jari-jari belokan minimum pada jalan dapat dihitung
dengan mengunkan perhitungan.
R =
𝑊𝑏sin α
R =
4130 𝑚 sin 30°
= 4130 0,5 = 8,2 𝑚
Dari perhitungan diatas maka di peroleh jari-jari belokan
sebesar 8,2 m.
60
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1. Geometri Jalan Angkut
5.1.1. Perhitungan Geometri Jalan
1. Analisa Jalan Angkut Keadaan Lurus
Kondisi jalan angkut yang menghubungkan front penambangan ke
disposal mengunakan dump truck pada PT. Allied Indo Coal Jaya yaitu
Hino FM 260 TI JD dari hasil analisa perhitungan data lebar jalan lurus secara
teori AASTHO jalan angkut minimum ideal adalah 8,750 meter, sedangkan
jalan aktual di lapangan segmen 1sebesar 3,80 m segemen 3 sebesar
8,0m, segmen 4 sebesar 7,40, dan segmen 5 sebesar 6,80m, maka perlu
dilakukan upaya pelebaran jalan lurus agar aktivitas pengangkutan operasi
produksi batubara dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari
kecelakaan terlihat pada tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1
Upaya Perbaikan Lebar Jalan Lurus
No Segment (SG) Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 SG-1 3,80 m
8,750 m
Dilebarkan 4,950 m
2 SG-2 8,80 m Sudah ideal
3 SG-3 8,0 m Dilebarkan 0,75 m
4 SG-4 7,40 m Dilebarkan 1,35 m
5 SG-5 6,80 m Dilebarkan 1,95 m
61
2. Analisa Perhitungan Pada Keadaan Tikungan
Untuk analisa lebar jalan angkut pada tikungan, hasil perhitungan lebar
tikungan ideal adalah 13,596 meter, sedangkan lebar aktual jalan dilapang
adalah 9,60 meter sampai dengan 10,20 meter, dari hasil dengan perhitungan
yang berarti jalan angkut batubara masih belum bisa dikatakan memenuhi
standar, maka perlu dilakukan pelebaran jalan angkut operasi produksi
batubara pada PT. Allied Indo Coal Jaya berjalan dengan lancar dan
terhindar dari kecelakaan kerja terlihat pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2
Upaya Perbaikan Pada Jalan Tikungan
No Tikungan Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 T-1 10,20 m
13,596 m
Perlu Pelebaran 3,396 m
2 T-2 9,60 m Perlu Pelebaran 3,996 m
3. Analisa Perhitungan Pada Kemiringan Jalan/Grade.
Dari hasil analisa data aktual dilapangan kemiringan jalan/
grade pada jalan angkut grade PT. Allied Indo Coal Jaya adalah sebesar
10° atau sama dengan 2,7% dan 9° sama dengan 2,5% sedangkan
standarisasi menurut teori AASTHO kemiringan jalan/grade maksimum
yang aman untuk jalan naik maupun turun dilalui oleh alat angkut
dump truck Hino FM 260 TI JD adalah sebesar berkisar 8%. Grade
jalan yang di amati telah ideal karena tidak lebih dari 8%.
62
Tabel 5.3
Grade Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya
No Grade (GR) Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 GR-1 2,7% 8%
Ideal
(AASTHO) 2 GR-2 2,5%
Gambar 5.1 Grade Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya
4. Analisa (superelavasi).
Berdasarkan pengamatan dilapangan superelavasi jalan pada
PT. Allied Indo Coal Jaya hasil perhitungan secara teori maka didapatkan
superelavasi pada segmen 1sebesar 10,82 mm/m, segmen 2 sebesar
10,28, dan segmen 3 sebesar 11,05 mm/m pada PT. Allied Indo Coal Jaya
bertujuan untuk mengetahui jari –jari pada tikungan terlihat pada tabel
5.4.
2,5 %
2,7 %
63
Tabel 5.4
Superelavasi
No Superelavasi
(SV) Aktual
Superelavas
i menurut
(Aashto)
1 SV-1 10,82 mm/m 20mm/m-
40mm/m 2 SV-2 10,28 mm/m
5 SV-3 11,05 mm/m
5.2 Rancangan Geometri Jalan Angkut Ideal Dalam Bentuk 2 Dimensi
1. Rancangan lebar jalan angkut lurus 2 dimensi.
Rancangan lebar jalan lurus ideal 2 dimensi dengan lebar 8.5 meter.
Gambar 5.2 Lebar Jalan Lurus Ideal 2 Dimensi
2. Rancangan lebar jalan tikungan 2 dimensi.
Rancangan lebar jalan ideal 2 dimensi dengan lebar 10,20 meter.
8,750 m
64
Gambar 5.3 Lebar Jalan Tikungan Ideal 2 Dimensi
3. Rancangan kemiringan jalan/grade 2 dimensi.
Rancangan grade jalan maksimum dengan tinggi 8%.
Gambar 5.4 Rancangan Grade 2 Dimensi
13,596 m
65
4. Kemiringan Melintang (superelavasi).
Rancangan superelavasi 2 dimensi
Gambar 5.5 Rancangan superelavasi 2 Dimensi
20mm/m – 40mm/m
mm/m
66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dan hasil analisis yang telah
dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari pengamatan yang
dilakukan antara lain:
1. Lebar jalan angkut secara teori lebar jalan angkut untuk dua jalur
mengunakan dump truck Hino FM 260 TI DJ pada jalan lurus adalah
8,750 meter dengan lebar aktual di lapangan segemen 1 sebesar 3,80m,
segmen 3 sebesar 8,0m, segmen 4 sebesar 7,40m, dan segmen 5 sebesar
6,80m. Lebar jalan tikungan terbagi menjadi 2 tikungan untuk
pengukuran, jalan minimum ideal menurut teori dan hasil analisa data,
didapatkan lebar jalan tikungan sebesar 13,596 meter, sedangkan lebar
aktual jalan pada tikungan di lapangan sebesar 9,60 meter sampai 10,20
meter.
2. Kemiringan jalan/grade pada jalan angkut pada PT. Allied Indo Coal
Jaya ada 2 kemiringan jalan/grade berdasarkan teori AASTHO < 8%,
dan ideal dilapangan terdapat kemiringan jalan/garde sebesar 10° atau
setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan 2,5%. Nilai 2,7% dan 2,5%
masih dalam kondisi aman yaitu dibawah 8%.
3. Superelavasi yang ada dilapangan dengan memperhitungakan kecepatan
kendaraan 40km/jam didapatkan hasil actual dilapangan pada segemen 1
sebesar 10,82 mm/m, segmen 2 sebesar 10,28 mm/m, dan segmen 3
67
sebesar 11,05 mm/m agar dapat diketahui jari-jari tikungan di lapangan.
Dari 3 segment pada superelavasi perlu dilakukan penimbunan lagi agar
jalan pada tikungan terdapat superelavasi yang baik yaitu 20mm/m-
40mm/m.
6.2 Saran
Adapun saran untuk perusahaan sebagai berikut:
1. Hendaknya pengawas melalukan pemantauan secara berkala agar
mengetahui dimana terjadi kerusakan jalan.
2. Untuk menghindari waktu tunggu pada saat alat angkut berselisih pada
jalan lurus hendaknya dibuat penambahan lebar jalan pada segmen 1
yaitu dilebarkan sebesar 4,950 m, segmen 3 sebesar 0,75m, segmen 4
sebesar 1,35m, dan segmen 5 sebesar 1,59m. untuk kondisi dua jalur.
3. Pada jalan tikungan hendaknya dilakukan penambahan lebar jalan pada
tikungan 1 sebesar 3,396 m, dan tikungan 2 sebesar 3,996 m, utuk jalan
kondisi 2 jalur.
4. Untuk mengatasi konsentrasi pada debu pada jalan tambang hendaknya
perusahaan melakukan pnyiram secara rutin.
68
DAFTAR PUSTAKA
Aldiyansah, dkk. Analisi Geometri Jalan tambang utara.“Jurnal geomine”. vol 4,
No,1. April 2016.
Akhmad rifandi, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Hauling. ”Jurnal Geologi Pertambangan”.Vol,1 Februari 2016.
Ignasius Johan,”Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik”
Jakarta. 2018.
Kurniawan Nur Pratomo, dkk. Evaluasi Jalan Angkut dari front Tambang andesit
ke Crusher.”Jurnal Teknik Pertambangan”. Vol 2, No 2, 2016.
M. Fairus, dkk. Kajian Pengaruh Grade Resistance dan Rolling Resistance
Terhadap Produktifitas Pengankutan Overburden. “Jurnal Prosiding
Teknik Pertambangan”. Vol,3 2017.
Partanto prodjosumarto. Pemindahan Tanah Mekanis. “Jurusan Teknik Pertambangan”.ITB, Bandung, 1996.
Riko Ervil,dkk “Buku panduan Penulisan dan Ujian Skripsi” Sekolah Tinggi
Teknologi Industri (STTIND) Padang. 2013.
Sumadi Suryabrata,“Metododologi Penelitian”,Universitas Gajah Mada (UGM)
Jakarta. 2004.
Thony Riyanto, dkk. Evaluasi Jalan Tambang Berdasarkan Geometri dan Daya
Dukung Pada Lapisan Tanah.“Jurnal Himasapta”.Vol 1, No 2, 2016.
Yanto Indonesianto. Pemindahan Tanah Mekanis.”Jurusan Teknik
Pertambangan”.UPN, “Veteran”.,Jogyakarta., 2005.
Zulkifli Sayuti, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Angkut Tambang dan Rencana
Pembuatan Saluran Penirisan di Tepi Jalan Angkut Tambang. “Jurnal Geosains”.Vol 9, No 1, 2013.
69
70
DOKUMENTASI LAPANGAN
Gambar 1. Pengukuran pada jalan lurus Gambar 2: pengukuran
jalan tikungan
Gambar 3: pengukuran grade Gambar 4: pengkuruan jari-
jari belokan
71
72
73
74
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Cici Wahyuni
Npm : 1410024427029
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Laporan : Analisis Geometri Jalan Tambang Pada
Penambangan
Batubara Pit Central Timur di PT. Allied Indo
Coal Parambahan Kec. Talawi Kota Sawahlunto
No. Tanggal Saran / Perbaikan Paraf
1.
.
12 april 2018 1. Tambahakan cerita di jurnal
2. Ganti jurnal ke jurnal proctor
3. Perbaiki tata tulis yang ada di latar belakang
2.
13 april 2018 1. Cari inti masalah dari jurnal proctor
3. 11 mei 2018 1. Acc seminar jurnal
4.
7 juni 2018
22 juni 2018
1. Perbaiki latar belakang dan perkuat dengan
yang ada di jurnal
2. Bagian akhir penelitian dan kerangka
konseptual harus sejalan
3. Tambahkan rumusan masalah dan gambar di
tinjauan pustaka tentang jalan
75
5.
7
8.
9.
10
11
12
23 juni 2018
24 juni 2018
25 juli 2018
27 juli 2018
31 juli 2018
1 agustuss
2018
4. Jenis penelitian di perbaiki
5. Teknik pengumpulan data di perbaiki
1. Sempurnakan identifikasi masalah
2. Ulas pada latar belakang
3. Perbaiki teknik pengolahan data
Acc seminar proposal
1. perbaiki keterangan
2. perbaiki peta di A3
Acc sidang komprehensif
1. perbaiki abstrak
2. perbaiki peta kesampaian daerah
Acc jilid
Pembimbing I
( Refky Adi Nata, ST., MT )
76
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Cici Wahyuni
Npm : 1410024427029
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Laporan : Analisis Geometri Jalan Tambang Pada
Penambangan
Batubara Pit Central Timur di PT. Allied Indo
Coal Parambahan Kec. Talawi Kota Sawahlunto
No Tanggal Saran / Perbaikan Paraf
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
12 april 2018
14 april 2018
11 mei 2018
8 juni 2018
24 juni 2018
25 juli 2018
27 juli 2018
1. perbaiki tata tulis di review jurnal
1. perbaiki tata tulis di jurnal nya
Acc seminar jurnal
1. Tambahkan cerita tentang jalan tambang
yang khas
2. Tambahakan hasil atau proses yang
dibutuhkan dari metologi
Acc seminar proposal
1. Prbaiki daftar pustaka
Acc sidang komprehensif
77
8.
9.
31 juli 2018
1 agustus 2018
1. Perbaiki huruf penulisan di kesimpulan
Acc jilid
Pembimbing II
(Alfi Sabri, M.Pd)
78
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Cici Wahyuni
NIM : 1410024427029
Program Studi : Teknik Pertambangan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
“Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara Pit Central
Timur Di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa Batu Tanjung Kec. Talawi
Kota Sawahlunto”
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi orang
lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Padang, Juli 2018
Pembuat Pernyataan,
Cici Wahyuni
NPM. 1410024427029
79
80
BIODATA WISUDAWATI
No. Urut :
Nama : Cici Wahyuni
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Padang/ 22 November 1995
Nomor Pokok
Mahasiswa
: 1410024427029
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 28 Juli 2018
IPK : 3,32
Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
Judul Skripsi : Analisis Geometri Jalan Tambang Pada
Penambangan Batubara Pit Central Timur Di
PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa
Batu Tanjung Kec. Talawi Kota Sawahlunto.
Dosen Pembimbing : 1. Refky Adi Nata, ST., MT
2. Alfi Sabri, M.pd
Asal SMA : SMA N 8 Padang
Nama Orang Tua : Ayah: Safirman
Ibu : Sari Deli
Pekerjaan Orang
Tua
: Ayah: Industri
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat /Telp/Hp : Komp. Denai Pamulang Blok F. 16 Kel. Padang
Sarai/ 082387274143
Email : [email protected]