analisis fistum (1)

16
RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang dibimbing oleh Ibu Betty Lukiati Oleh: Kelompok 2 Offering G Dwi Sendi Priyono (110342422039) Novika Wahyu W. (110342406487) Qori Nuhalida (1103424064 ) Indriana Rahmawati (1103424064 ) Duwi Agustin (1103424064 ) The Learning University

description

FISIOLOGI TUMBUHAN

Transcript of analisis fistum (1)

RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUMDisusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhanyang dibimbing oleh Ibu Betty Lukiati

Oleh:Kelompok 2Offering G

Dwi Sendi Priyono(110342422039)Novika Wahyu W. (110342406487)Qori Nuhalida (1103424064 )Indriana Rahmawati (1103424064 )Duwi Agustin(1103424064 )

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIApril 2013

DATAPerlakuanVolume HCl yang dibutuhkanKontrol

BijiKecambah

Rata-rataRata-rata

Kulkas15,521,854,7524,5

28,25,3

Suhu kamar8,218,8517,919,9530,5

29,522

Inkubator20,520,2517,51227,5

286,5

ANALISISKonsentrasi KOH semula : 50 ml 0,5 N = 0,5 x grol = 0,025 grolPerlakuan 11. Biji dengan perlakuan suhu dingin ( kulkas)Grol KOH = 0,1 x grol = 0,00219 grol KOH yang bereaksi dengan CO2 = 0,025 0,00219 = 0,02281 grolGas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,02281= 0,01141 grolV1 (CO2) terlarut sebagai hasil respirasi E = = = 0,26963 literVolume CO2 respirasi tiap jam = = = 0,01123 liter

2. Kecambah dengan perlakuan suhu dingin (kulkas)grol KOH = 0,1 x grol = 0,0005 groljumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 = 0,025 0,0005 = 0,0245 groltiap grol gas CO2 yang berkaitan dengan KOH = 0,5 x 0,0245 = 0,01225 grolV1 (CO2) terlarut sebagai hasil respirasiE = = = 0,28948 literVolume CO2 respirasi tiap jam = = = 0,01206 liter3. Kontroldengan perlakuan suhu dingin (kulkas)grol KOH = 0,1 x grol = 0,00245 groljumlah KOH yang bereaksi dengan CO2 = 0,025 0,00245 = 0,02255 groltiap grol gas CO2 yang berkaitan dengan KOH = 0,5 x 0,02255 = 0,011275 grolV1 (CO2) terlarut sebagai hasil respirasiE = = = 0,2664 literVolume CO2 respirasi tiap jam = = = 0,01110 literBerdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa biji kacang hijau yang diberi perlakuan dimasukkan dalam kulkas selama sehari, Volume CO2 respirasi tiap jamnya sebesar 0,01123 liter, sedangkan kecambah kacang hijau yang diberi perlakuan dimasukkan dalam kulkas selama sehari, Volume CO2 respirasi tiap jamnya sebesar 0,01206 liter.

Perlakuan 21. Biji pada perlakuan suhu kamarGrol KOH = 0,1 x = 0,001885 grol KOH yang bereaksi dengan CO2 = 0,025 0,001885= 0,023115Tiap grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,023115 = 0,0115575V1 (CO2) terlarut sebagai hasil respirasi = = = 0,282V. CO2 tiap jam = = 0, 01177 L2. Kecambah dengan perlakuan suhu kamarGrol KOH = 0,1 x = 0,001995 grol KOH yang bereaksi dengan CO2 = 0,025 0,001995= 0,023005Tiap grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,023005= 0,0115025V1 (CO2) terlarut sebagai hasil respirasi = = = 0,2812V. CO2 tiap jam = = 0, 0117 L3. Kontrol dengan perlakuan suhu kamarGrol KOH = 0,1 x = 0,00305 grol KOH yang bereaksi dengan CO2 = 0,025 0,00305= 0,02195Tiap grol gas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,02195= 0,010975V1 (CO2) terlarut sebagai hasil respirasi = = = 0,268V. CO2 tiap jam = = 0, 01111 LBerdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa biji kacang hijau yang diberi perlakuan di suhu kamar selama sehari, Volume CO2 respirasi tiap jamnya sebesar0,01177 liter, sedangkan kecambah kacang hijau yang diberi perlakuan dimasukkan dalam kulkas selama sehari, Volume CO2 respirasi tiap jamnya sebesar 0,01170 liter.

Perlakuan 31. Biji dengan perlakuan inkubatorGrol KOH = 0,1 x = 0,002025 grol KOH yang bereaksi dengaan CO2= 0,025 - 0,002025 grol = 0,022975 grolGas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,022975 = 0,0114875 V1 (CO2 yang terlarut sebagai hasil respirasi) = = 0,2903 liter Volume CO2 respirasi / jam= = 0,01209 liter

2. Kecambah dengan perlakuan inkubatorGrol KOH = 0,1 x = 0,0012 grol KOH yang bereaksi dengaan CO2 = 0,025 - 0,0012 grol = 0,0238 grolGas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,0238 = 0,0119 grolV1 (CO2 yang terlarut sebagai hasil respirasi) = = 0,30073 literVolume CO2 respirasi / jam= = 0,01253 liter3. Kontrol dengan perlakuan inkubatorGrol KOH = 0,1 x = 0,00275 grol KOH yang bereaksi dengaan CO2 = 0,025 - 0,00275 grol = 0,02225 grolGas CO2 yang berikatan dengan KOH = 0,5 x 0,02225 = 0,011125 grolV1 (CO2 yang terlarut sebagai hasil respirasi) = = 0,28114 liter Volume CO2 respirasi / jam= = 0,01171 literBerdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa biji kacang hijau yang diberi perlakuan di inkubasi selama sehari, Volume CO2 respirasi tiap jamnya sebesar0,01209 liter, sedangkan kecambah kacang hijau yang diberi perlakuan dimasukkan dalam kulkas selama sehari, Volume CO2 respirasi tiap jamnya sebesar 0,01253 liter.

PEMBAHASANPada praktikum kali ini yaitu mengetahui respirasi yang dilakukan oleh biji kacang hijau dan kecambah kacng hijau. Biji dan kecambah kacang hijau digantung dalam botol yang berisi KOH 0,5N sebanyak 50 ml, ditambah 1 botol berisi KOH saja tanpa biji atau kecambah sebagai kontrol. Pemberian KOH pada masing-masing botol tersebut berfungsi untuk mengetahui jumlah kadar CO2 sebagai hasil dari respirasi, karena KOH mampu berikatan dengan CO2. Lalu ketiga botol diberi 3 perlakuan yaitu perlakuan suhu dingin dengan meletakkan botol tersebut di dalam kulkas, perlakuan suhu ruangan (25oC) dan perlakuan inkubasi dalam inkubator (35oC) selama 24 jam. Setelah itu masing-masing botol diberi tambahan BaCl2dan indikator pp kemudian dititrasi dengan HCl.Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi laju respirasi salah satunya adalah suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Tetapi pada peningkatan suhu sampai 40C atau lebih, laju respirasi akan menurun, khususnya bila tumbuhan berada pada keadaan ini dalam jangka waktu yang lama. Nampaknya enzim yang diperlukan mulai mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu yang tinggi, sehingga mencegah peningkatan metabolik yang semestinya terjadi (Salisbury & Ross, 1995)Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa besarnya suhu mempengaruhi kadar CO2 yang dilepaskan dari proses respirasi kecambah, dimana pada suhu inkubator (350C) diperoleh volume CO2 hasil respirasi lebih besar dibandingkan pada suhu ruangan, yakni berkisar 0,012 L. Hal ini dikarenakan pada suhu inkubator, keadaan suhunya dibuat konstan (stabil), dimana pada suhu yang konstan (stabil) kerja enzim akan lebih optimal tanpa mengalami kerusakan. Seperti yang kita ketahui bahwa proses respirasi melibatkan kerja berbagai enzim. Karena enzim tidak mengalami kerusakan maka enzim akan mempercepat pengubahan glukosa menjadi karbon dioksida. Oleh karena itu, CO2 yang dilepaskan dari respirasi kecambah lebih besar. Selain itu, pada suhu yang lebih tinggi volume CO2 akan lebih banyak diikat oleh KOH sehingga kadar CO2 yang dilepaskan makin besar. Sedangkan pada suhu yang lebih rendah, kerja enzim tidak optimal sehingga mengakibatkan reaksi pengubahan glukosa menjadi CO2 lebih lambat sehingga volume CO2 yang dilepaskan dari proses respirasi lebih sedikit. Selain itu, pada suhu yang lebih rendah, volume CO2 akan lebih sedikit diikat oleh KOH sehingga CO2 yang dilepaskan dari proses respirasi lebih kecil

Reaksi pengikatan CO2 oleh KOH adalah :2 KOH + CO2K2CO3+ H2OBaCl2 + K2CO3 BaCO3 + 2KClKOH sisa yang tidak mengikat CO2 :KOH + HCl KCl + H2O

Untuk volume CO2 respirasi pada kecambah lebih besar dibanding volume CO2 respirasi pada biji, akan tetapi pada perlakuan suhu kamar volume CO2 respirasi biji lebih tinggi dari volume CO2 respirasi kecambah. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan. (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009)

KESIMPULANa. Suhu mempengaruhi kecepatan respirasi kecambah. Laju respirasi meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Respirasi pada kecambah lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Makin banyak CO2 yang dibebaskan, maka proses respirasi makin cepat.b. Untuk volume CO2 respirasi pada kecambah lebih besar dibanding volume CO2 respirasi pada biji . Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Tugas Pengembangan1. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap respirasi jaringan tumbuhan?Jawab : Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi laju respirasi, diantaranya adalah sebagai berikut :a. Ketersediaan substratb. Ketersediaann oksigenc. Suhud. Jenis dan Umur Tumbuhan2. Bagaimana hubungan antara aktivitas respirasi dengan pertumbuhan?Jawab : Respirasi menghasilkan energi yang digunakan untuk pertumuhan dari tumbuhan tersebut. Sebagian besar energi yang dilepaskan selama respirasi kira-kira 2870 kj atau 686 kal per mol glukosa berupa bahang. Bila suhu rendah, bahang ini dapat merangsang metabolisme dan menguntungkan beberapa spesies tertentu, tapi biasanya bahang tersebut dilepas ke atmosfer atau ke tanah, dan berpengaruh kecil terhadap tumbuhan. Yang lebih penting dari bahang adalah energi yang terhimpun dalam ATP, sebab senyawa ini digunakan untuk berbagai proses esensial dalam kehidupan, misalnya pertumbuhan. Bila tumbuhan sedang tumbuh, laju respirasi meningkat sebagai akibat dari permintaan pertumbuhan, tapi beberapa senyawa yang hilang dialihkan ke dalam reksi sintesis dan tidak pernah muncul sebagai CO2. (Salisbury & Ross, 1995)

3. Faktor suhu lingkungan dan jenis kecambah terkait denagn aktivitas respirasi jaringan. Bagaimana hubungan antara suhu lingkungan dan jenis kecambah terhadap laju respirasinya?Jawab : a. Suhu: Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesiesb. Jenis dan Umur Tumbuhan : Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies . Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan. (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009)

4. Apakah pertumbuhan terkait dengan pembelahan sel meristem?Jawab :Pembelahan sel meristem menyebabkan terjadinya pertumbuhan pada suatu tumbuhan, baik pertumbuhan primer maupun pertumuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan sebagai hasil pembelahan sel-sel pada jaringan meristem primer. Sebaliknya, pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas jaringan meristem sekunder berupa kambium dan kambium gabus.

5. Apakah respirasi terkait dengan pembelahan sel tersebut?Jawab : respirasi terkait dengan pembelahan sel tersebut, karena respirasi sendiri menghasilkan energi berupa ATP yang akan digunakan dalam pembelahan sel tersebut.

DAFTAR PUSTAKALovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PT Gramedia.Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: Penerbit ITBYasa, I Komang Jaya Santika. 2009. Respirasi Dipengaruhi oleh Beberapa Faktor. (Online), (http://www.idonbiu.com, diakses tanggal 23 April 2013).