ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA
Transcript of ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA
702 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
ANALISIS FI’IL TSULASI MUJARROD DAN MAZID BESERTA
FAIDAHNYA DALAM SURAT AL- JUMU’AH
Darisy Syafaah
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
ABSTRAK
Al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang memiliki nilai sastra yang tinggi. Sehingga sangat
menarik untuk dikaji dari berbagai persepektif keilmuan termasuk keilmuan lingusitik. Pada
penelitian ini akan dibahasa dari persepektif morfologis (al-siyagh al-shorfiyah) dari fi’il
tsulasi mujarrad dan mazid beserta faidahnya. Melalui penelitian ini akan dideskripsikan
wazan- wazan fi’il yang terdapat pada surat al-jumu’ah beserta faidahnya. Metode
poenelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain
library research (kajian pustaka). Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pada surat Al-
Jumu’ah terdapat 36 fi’il yang meliputi fi’il tsulasi mujarrad sebanyak 20 dan fi’il tsulasi
mazid ruba’i sebanyak 11 dan fi’il tsulasi mazid khumasi sebanyak 5 dengan makna yang
bervariasi mulai dari lazim, muta’addi, muthowa’ah,dan tholab.
Kata kunci: Fi’il tsulasi mujarrad dan mazid, faidah, Surat Al- Jumu’ah.
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
Saw dengan perantara malaikat Jibril secara berangsur- angsur. Al-Qur’an juga sebagai
mukjizat nabi Muhammad sekaligus pedoman bagi umat Islam yang bersifat kekal
hingga akhir zaman yang terjaga keotentikannya dan kemurniannya.
Alqur’an memiliki keistimewaan dari berbagai sisi, di antaranya adalah pada
aspek kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an yang relevan sepanjang zaman seperti
persoalan Aqidah, ibadah dan muamalah, persoalan hukum, sejarah dan kisah – kisah
umat terdahulu serta rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak hanya pada aspek kandungannya, dalam aspek linguistik, Bahasa Arab
yang terdapat dalam Al-Qur’an memiliki susunan bahasa yang indah serta uslubnya
berbeda dengan bahasa- bahasa Arab lainnya. Sehingga Bahasa Arab yang terdapat
dalam Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang tinggi dan tidak tertandingi. Keindahan
Bahasa yang terdapat dalam Al-Qur’an ini dibahas dalam berbagai bidang ilmu di
antaranya adalah ilmu lughah, ilmu nahwu, ilmu Sharaf,, ilmu ashwat, ilmu balaghah,
dan lain sebagainya.
703 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Kajian- kajian ilmu tersebut pada hakikatnya merupakan ruang lingkup kajian
ilmu linguistik yang diterapkan pada aspek pembelajaran di semua bahasa termasuk
Bahasa Arab. Mengkaji Al-Qur’an dari aspek kebahasaannya seperti membahas unsur
yang luas sekali. Dalam satu ayat saja kita bisa melihat aspek balaghahnya, wazannya
dan faidah- faidah yang terdapat dalam setiap wazan kata tersebut. Menurut Ghalayaini
(1984:9) wazan merupakan patokan yang digunakan bvagian selain akhir kata yang
berupa urutan harakat seperti fathah, dhammah, kasrah, sukun. Wazan ini diterapkan
pada fi’il maupun isim, terutama kata- kata yang bukan mabni (tetap).
Penelitian ini memilih fi’il sebagai obyek kajiannya karena di dalam unsur
kebahasaan baik dalam al-Qur’an atau yang lainnya banyak menggunakan fi’il pada
pola penyusunanannya baik jumlah ismiyyah maupun fi’liyyah. Dalama segi
penyusunannya sendiri, fi’il berbeda dengan isim dan huruf mukhatabah seperti
menerima ta’ taknis sakinah, ta’ fa’il mutaharrikah pada fi’il madhi, menerima huruf
lam ( لم ) dan didahului huruf mudhara’ah ( أنيت) serta menerima nun taukid , pada fiil
mudhari’, dan pada fiil amr sighatnya menunjukkan permintaan terhadap mukhatab
serta menerima ya’ mukhatabah Fuad Ni’mah ( 1985:18). Selain itu dari tataran
marfologis, fi’il menerina afiksasi (ziyadah) dari mujarrad menjadi mazid yang akan
berpengaruh terhadap perbedaan makna pada fi’il tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis fiil tsulasi mujarrad dan mazid
yang terdapat pada Al-Qur’an surat Al-Jumu’ah yang secara garis besar menjelaskan
sifat-sifat orang-orang munafik dan sifat-sifat buruk pada umumnya seperti berdusta,
bersumpah palsu dan penakut; mengajak orang-orang mukmin supaya taat dan patuh
kepada Allah dan Rasul-Nya dan supaya bersedia menafkahkan harta untuk
menegakkan agama-Nya sebelum ajal datang
Shorof (Morfologi)
Ilmu shorof dari segi Bahasa memiliki makna perubahan ( تغيير ) sedangkan
menururt istilah memiliki makna perubahan asal suatu kata kepada beberapa kata yang
berbeda untuk mencapai arti yang dikehendaki yang bisa tercapai dengan dengan
perubahan tersebut (al-kaylani: 2). Hal ini sebagaimana yang diucapkan oleh Mushthofa
Al-Ghalayyini (2007:8) bahwa Sharaf secara istilah memiliki makna ilmu yang
digunakan untuk mengetahui sighat- sighat kata berbahasa Arab dan perubahannya
704 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
bukan dari aspek i’rob dan bina’nya. Jadi shorof adalah ilmu yang membahas tentang
kalim yang di dalamya terdapat tashrif, i’lal, idgham, ibdal, serta melalui shorof kita
bisa mengetahui susunan kata sebelum masuk ke dalam struktur sebuah kalimat.
Pembahasan dalam ilmu shorof meliputi isim-isim yang متمكن (yang dapat
diubah- ubah) dan fi’il- fi;il yang mutasharrif (dapat ditashrif). Ilmu shorof memiliki
fungsi untk menjaga lisan agar jangan sampai salah dalam mengucapkan tiap- tiap kata
atau kalimat dan untuk menjaga peraturan – peraturan Bahasa Arab yang terdapat pada
tulisan (Muhtarom, 2016: 22).
Ilmu shorof memiliki hubungan yang erat dengan ilmu nahwu. Keduanya saling
melengkapi dan membutuhkan seperti ibu dan bapak. Ilmu shorof adalah ilmu tata
Bahasa Arab yang sangat penting karena sebagai pedoman untuk mengetahui sighat
atau bentuk kalimat, tasghirnyan, nisbatnya, jamaknya, (baik sama’iy, qiyasy, syadz) ,
I’lalnya, idghamnya, ibdalnya dan lain- lain (Al-Ghalayani, 2007:6).
Adapun perbedaan ilmu shorof dan nahwu adalah posisi kata tersebut. Jika ilmu
shorof membahas suatu kata sebelum masuk di dalam susunan kalimat. Sedangkan ilmu
nahwu membahas suatu kata ketika sudah masuk dalam susunan kalimat.
Fi’il
Fi’il merupakan salah satu bagian dari taqsim al-kalimat selain isim dan huruf
(Ghayati: 11). Fiil adalah kata yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri disertai
dengan waktu tertentu (Gahalayyani, 2007: 10). Melalui pernyataan ini, fiil dari aspek
waktunya dibagi menjadi waktu madhi (lampu), mudhari’ (masa sekarang), dan amr.
Dari aspek maknya fi’il dibedakan menjadi fi’il muta’addi dan fi’il lazim.
Karakteristik dari fi’il yang lain adalah fi’il dalam Bahasa Arab menunjukkan adanya
morfem rangkap yaitu fi’il dan fa’il. Perubahan- perubahan yang terjadi pada fi’il
memberikan perubahan makna semantik, misal sighat fi’il madhi, sighat fi’il mudhari’
dan juga sighat fi’il amr dan setiap penambahan pada fi’il yang berupa taukid
(penguatan)dan tadh’if (mendobelkan) juga berpengaruh terhadap maknanya.
Sebagaimana dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Arab juga megalami afiksasi atau
proses pembentukan kata melalui pembubuhan imbuhan atau afiks pada bentuk dasar
tunggal maupun kompleks. Dalam Bahasa Arab afiksasi disebut dengan ahrufu al-
ziyadah yaitu huruf- huruf tambahan yang masuk dalam kata Bahasa Arab yang
705 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
mengkibatkan munculnya berbagai makna (Al-Khuli, 1982:8). Afikasasi dalam Bahasa
Arab muncul pada fi’il (verba) dan isim (nomina).
Afiksasi pada fi’il (verba) dalam Bahasa Arab dilihat dari aspek penyusunnya
terbagi menjadi dua yaitu fiil tsulasi (tiga huruf konsonan asli) dan ruba’i, (empat huruf
konsonan asli). Masing- masing dari fi’il tsulasi dan ruba’i dibedakan menjadi tsulasi
mujarrad , tsulasi mazid ,ruba’i mujarrad dan ruba’i mazid.
Fi’il mujarrad adalah fi’il yang seluruh hurufnya asli atau disepikan dari
tambahan. Fi’il mazid adalah jika terdapat penambahan huruf dari aslinya. Adapun
penambahan- penambahan tersebut sebagai berikut:
a. Wazan- Wazan Tsulasi Mujarrad
Wazan fi’il tsulasi mujarrad terdiri dari enam bab. Fi’il tsulasi mujarrad
didahulukan daripada fi’l mazid karena di pandang dari segi keasalannya.
a) ) نصر - ينصر :contoh فعل - يفعل )فتح ضم
b) ) ضرب - يضرب :contoh فعل - يفعل )فتح كسر
c) ) فع ل - يفعل )فتحتان contoh: فتح - يفتح
d)) فعل - يفعل )كسر فتح contoh: علم - يعلم
e) ) فعل - يفعل )ضم ضم contoh: حسن - يحسن
f) )فعل يفعل )كسرتان contoh: حسب - يحسب
Dari setiap kata kerja yang terdapat pada fi’il tsulasi menunjukkan muta’addi
dalam artian dikerjakan oleh setiap anggota badan sasaran/ maf’ul bih
sedangkan sebagian menun jukkan fiil lazim. Adapun wazan yang kelima
yaitu فعل - يفعل merupakan fi’il lazim, karena menunjukkan watak, tabiat atau
sifat. Sedangkan wazan yang kelima kebanyakan beripa fi’il muta’addi.
b. Fiil Tsulasi Mazid
Fi’il tsulasi mazid ( المزيد لثلاثي adalah kata kerja tiga huruf yang ( الفعل
mendapat tambahan huruf atau tambahan reduplikasi.
1) Fiil tsulasi mazid ruba’i yaitu fiil tsulasi yang mendapat tambahan satu huruf
Menjadi Kata Kerja Prefiks Wazan
أفعل أ كرم أكرم
706 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Manjadi Infiks Kata Kerja Wazan
فاعل قتل ا قاتل
Menjadi Reduplikasi Kata Kerja Wazan
ر فعل كرر ر كر
Adapun faidah fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan أفعل adalah:
a) Menunjukkan makna ta’diyah (fi’ilnya membutuhkan maf’ul)
b) Menunjukkan makna masuknya fa’il pada suatu waktu contoh: مساء menjadi
امسى
c) Menunjukkan makna menujunya fa’il pada suatu tempat (fa’il menuju asal
fi’il) contoh: احجز (menuju tanah Hijaz)
d) Menunjukkan makna wujudnya sesuatu (asal fi’il) pada fa’il yang fi’ilnya
dicetak dari asal fi’il tersebut contoh أثمر ( berbuah)
e) Menunjukkan makma mubalaghah (berlebih-lebihannya makna yang
ditunjukkan oleh asal fi’il) contoh أشغل (sangat menyibukkan)
f) Menunjukkan makna menemukan sesuatu (maf’ul) dalam suatu sifat contoh:
أعظمته
(aku temukan sifat agung padanya)
g) Menunjukkan makna shoiruroh yaitu berubahnya fa’il menjadi asal fi’il
contoh أقفر (telah menjadi kosong)
h) Menunjukkan ma’na ta’ridh yaitu menawarkan sesuatu (fa’il menawarkan
maf’ul untuk diberi hukum asal fi’il) contoh أباع (menawarkan)
i) Menunjukkan makna Salbu yaitu hilangnya asal fi’il dari fa’il contoh: أشفى
(telah hilang kesembuhannya)
j) Menunjukkan makna Hainunah yaitu: datangnya suatu masa yang mana fa’il
harus berhubungan dengan asal fi’il maksudnya telah tibanya masa
melaksanakan hadats (asal fi’il) contoh: أحصد (telah sampai masa panen)
Adapun faidah fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan فعل adalah
sebagai berikut:
707 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
a) Menunjukkan makna ta’diyah ( fi’il membutuhkan pada maf’ul, sasaran atau
obyek ) contoh: ح (membahagiakan) فر
b) Menunjukkan makna taksir / memperbanyak ( memperbanyak fa’il asal fi’il)
Contoh: قطع (memotong- motong)
c) Menunjukkan arti menisbatkan maf’ul pada asal fi’il atau memberi hukuman
maf’ul dengan asal fi’il atau menyebut maf’ul dengan asal fi’il
Contoh: كفر (menisbatkan/ menghukumi fa’ilnya pada tindakan kufur)
Adapun faidah fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan فاعل adalah
sebagai berikut:
a) Menunjukkan arti musyarokah atau persekutuan antara dua orang dalam
melakukan sesuatu (asal fi’il). Contoh: ضارب
b) Menunjukkan arti yang sama dengan artinya wazan فعل yang berfaidah
memperbanyak ( للتكثير) menunjukkan makna taksir (memperbanyak )
sebagaimana wazanفعل contoh: ضاعف الله= Allah melipatgandakan.
c) Menunjukkan ma’na seperti ma’nanya wazan أفعل yang menunjukkan makna
ta’diyah , contoh: عافاك الله Allah memberi ampun kepadamu
d) Menunjukkan makna sebagaimana ma’nanya wazan فعل yang mujarrad.
contoh.سافر زيد Zaid telah pergi.
hanya saja maknanya lebih mubalaghah.
2) Fi’il Tsulasi Mazid Khumasi
Yaitu kalimat yang fi’il madzinya terdiri dari lima huruf yang tiga berupa
huruf asal dan yang 2 berupa huruf tambahan. Dinamakan khumasi
(sebangsa lima huruf) Contoh yang mendapat tambahan dua huruf dan/atau
tambahan satu huruf plus reduplikasi yaitu:
a) Huruf ta’ yang ada dipermulaan beserta alif yang berada di antara fa’ dan
‘ain fi’il (wazan تفاعل )
Fi’il tsulasi mujarrad yang mengukuti wazan تفاعل memiliki faidah-
faidah sebagai berikut: 1) Menunjukkan makna pesersekutuan antara dua
orang aatau lebih dalam melakukan sesuatu (musyarokah), contoh: تضارب
Zaid dan Amar saling pukul memukul, 2) Menunjukkan arti fa’il =زيد وعمر
meenampakkan suatu (asal fi’il) tetapi tidak sesuai dengan sebanarnya.
708 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Contoh: تمارض زيد = Zaid pura- pura sakit. 3) Menunjukan arti jatuhnya atau
terjadinya sesuatu (asal fi’il) secara bertahap. Contoh: توارد القوم = Para kaum
itu dating secara bertahap, 4) Menunjukkan arti sama dengan arti
mujarradnya. Seperti pada lafadh تعالى = Maha tinggi. 5) Menunjukkan arti
mutowa’ah dari wazan فاعل yang berfaidah ta’diyah. Contoh: باعدته فتباعد
= Saya jauhkan Zaid, maka jauhlah dia.
b) Fiil tsulasi Mujarrad diikutkan wazan تفعل dengan menambahkan ta’
dipermulaan dan tasydid pada ‘ain fi’ilnya.
Beberapa faidah dari wazan tersebut adalah: 1) Muthawa’ah, seperti pada
lafadh تكسر = memecah 2) taakalluf (kesungguhan fail dalam usaha (asal
fi’il) supaya berhasil ع / memberanikan diri, 3) menunjukkan arti = تشج
mengambil fa’il pada maf’ul untuk dijadikan asal fi’il, contoh: تبنيت = aku
ambil anak angkat, 4) menunjukkan arti fa’il menjauhi suatu perbuatan (asal
fi’il) maksudnya fa’il menjauhi asal fi’il contoh: تذمم= menjauhi perbuatan
tercela, 5) menunjukkan arti صيرورة = berubahnya fa’il menjadi asal fi’il
contoh تأيمت = menjanda,6) menunjukkan arti hasilnya asal fi’il dalam suatu
tahap setelah tahap yang lain (bertahap) contoh: ع minum sedikit demi) تجر
sedikit) 7) menunjukkan arti thalab /mencari (mencari asal fi’il dari maf’ul)
contoh: تبين berusaha memperjelas
c) Fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan إفتعل dengan menambahkan
hamzah di permulaan dan huruf ta’ diantara fa’ fi’il dan a’in fi’il.
Adapun faidah dari fi’il- fi’il ini di antaranya adalah: 1)Muthowa’ah dari
wazan فعل seperti pada lafadh إجتمع yang artinya berkumpullah, 2)
menunjukkan arti اتخاذ (fa’il membuat atau mengambil asal fi’il) contoh
yang artinya membuat roti, 3) Menunjukkan arti bertambahnya bobotإختبز
makna fi’il contoh:إكتسب yang berarti bekerja keras , 4) menunjukkan arti
sama dengan wazannya فعلmujarrad, contoh: اجتنب yang artinya menarik ,
5) Bermakna musyarakah sebagaimana wazan تفاعل contoh: احتصم yang
artinya, saling bertengkar 6) menunjukkan arti tholab atau fa’il mencari asal
fi’il, contoh:اكتد yang artimya mencari pekerjaan.
d) Fi’il tsulasi Mujarrad diikutkan wazan إنفعلdengan menambah hamzah
washal dan huruf nun dipermulaannya.
709 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Adapun faidahnya sebagai berikut: 1)Menunjukkan arti muthawa’ah dari
wazan فعل , contoh : انكسر yang artinya pecahlah, 2) menunjukkan arti
muthawa’ah dari wazan افعنل(hukumnya qolil/ sedikit) contoh: انرجع yang
artinya bergeraklah.
e) Fi’il tsulasi mujarrad diikutkan wazan افعل dengan menambahkan
hamzah washal di permulaan dan tasydid pada lam fi’il mempunyai dua
faidah yaitu: 1) menunjukkan arti masuknya fa’il pada suatu sifat (asal fi’il)
contoh: احمر yang artinya memerah (telah masuk warna merah, 2)
menunjukkan arti mubalaghah yaitu berlebih- lebihannya suatu sifat (asal
fi’il) yang ada pada fa’il.
3) Fi’il tsulasi mazid tsudasi yaitu kalimat yang fi’il madhinya terdiri dari 6
huruf yang tiga berupa huruf yang tiga berupa huruf asal dan tiga huruf yang
lain berupa tambahan. Dinamakan sudasi karena jumlah gurufnya ada 6.
Adapun wazan- wazan fi’il tersebut beserta maknanya adalah sebagai
berikut:
(a) Fiil tsulasi mujarrad pindah ke wazan استفعل dengan menambah hamzah
washol, sin, dan ta’.
Faidah dari fi’l yang mengikuti wazan tersebut adalah : 1) menunjukkan
arti طلب contoh استغفر yang artinya meminta ampun,2) menunjukkan
arti wujdan (وجدان) yaitu menemukan maf’ul dalam suatu sifat (asal fi’il)
contoh: استعظمت yang artinya aku anggap besar, 3) menunjukkan arti
tahawwul ( تحول ) yang artinya berubah atau pindahnya fa’il pada asal
fi’il, contoh استحجر yang artinya membatu (berubah menjadi baru), 4)
menunjukkan arti takalluf ( تكلف ) yang artunya kesungguhan fa’il untuk
menghasilkan asal fi’il contoh: استجرأ yang artinya memberanikan diri,
5) menunjukkan arti seperti artiya فعل yang mujarrad, contoh: استقر
yang artinya tetap itu perkara, 6) menunjukkan arti muthawa’ah
(muthawa’ah yang tidak mutlak)
(b) Fi’il tsulasi mujarrad dipindah ikut wazan افعوعل dengan menambahkan
hamzah washal dipermulaan dan menta’dlif ‘ain fi’ilnya serta
menambahkan wawu diantara dua ‘ain.
710 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Faidah daru wazan tersebut adalah : 1) menunjukkan arti
mubalaghah ( مبالغة ) yaitu berlebih- lebihan maknanya fi’il , contoh
yang artinya sangat bongkok, 2) menunjukkan artii sama dengan اجدودب
arti mujarrad فعل contoh احلولى yang artinya: manis.
(c) Fi’il tsulasi Mujarrad diikutkan wazan افعال dengan menambahkan
hamzah washal dipermulaan dan alif setelah ‘ain fi’il serta menta’dlif
lam fi’ilnya.
Wazan ini memiliki faidah mubalaghah yaitu berlebihannya suatu sifat
(asal fi’il) yang dimasuki / dimiliki oleh fa’il. Contoh: اصفار yang
artimya sangat kuning.
(d) Fi’il tsulasi mujarrad diikutkan wazan ل dengan menambahkan افعو
hamzah washal dipermulaan dan dua wawu setelah ‘ain fi’il
Wazan ini menunjukkan arti berlebihannya makna fi’il lazim, contoh:
ط .yang artinya sangat tajam اخرو
(e) Wazan افعنلال dan افعنلاء di dalam kitab matan maqsud digolongkan
pada jajaran tsulasi mazid, namun dalam kitab tashrif dan mayoritas ahli
shorof digolongkan Mulhaq dengan اخرنجم (ruba’i mazid).
c. Fi’il Ruba’i Mulhak ( الفعل الرباعي ملحق )
Fi’il ruba’i mulhak kalimat yang fi’il madzinya terdiri dari empat
huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf ilhaq
(huruf yang ditambahkan karena ilhaq /agar sama bilangan hurufnya
dengan kalimat lain). Adapun wazan- wazan fi’il ruba’i mulhak
adalah sebagai berikut:
:yang menunjukkan makna muta’addi contoh فعلل - يفعلل - فعللة (1
جلبب - يجلبب - جلببة
حوقل- :yang menunjukkan makna lazim contoh فوعل - يفوعل - فوعلة (2
يحوقل- حوقلة
:yang menunjukkan makna muta’addi contoh فيعل - يفيعل – فيعلة (3
بيطر - يبيطر - بيطرة
: yang menunjukkan makna muta’addi contohفعول - يفعول - فعولة (4
جهور - يجهور – جهورة
711 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
شريف - yang menunjukkan makna lazim contoh ,فعيل - يفعيل - فعيلة (5
يشريف - شر يفة
سلقى :yang menunjukkan makna muta’addi contoh فعلى- يفعلى- فعلاة (6
– يسلقى- سلقاة
قلنس - يقلنس - قلنسة :contoh فعنل - يفعنل - فعنلة (7
Pada wazan yang ketujuh ini terdapat perbedaan pendapat antara
ulama’ Bashrah dan ulama’ Kufah. Menurut ulama’ bashrah
wazan tersebut termasuk ruba’i mujarrad, namun menurut ulama’
Kufah termasuk ruba’I Mulhaq. Makna yang terdapat pada
lafadh- lafadh yang mengikuti wazan tersebut adalah berbentuk
lazim.
d. Ruba’i
Fi’il ruba’i ( الرباعي adalah struktur kata kerja yang terdiri dari ( الفعل
empat huruf . Adapun fi’il ruba’i dibedakan dalam dua kategori.
1) Fi’il Rubai Mujarad ( الفعل الرباعي المجرد)
Yaitu kata kerja yang terdiri dari empat huruf asli dan tidak ada
tambahan. Contoh:ب سمل .Lafadh- lafadh yang terdapat pada ruba’i
mujarrad kebanyakan berupa fi’il; muta’addi.
2) Fi’il Ruba’i Mazid ( الفعل الرباعي المزيد )
Yaitu kata kerja empat huruf yang mendapat tambahan huruf atau
tambahan berupa reduplikasi.
a) Fi’il ruba’i mazid khumasi yaitu kalimat yang fi’il madhinya terdiri
dari 5 huruf, yang empat berupa huruf asal dan satu beruba huruf
tambahan. Fi’il ruba’i mujarrad diikutkan wazan تفعلل dengan
menambahkan huruf ta’ dipermulaan .
Adapun faidah dari wazan tersebut adalah: 1) menunjukkan arti
muthowa’ah contoh: تدخرج yang artinya menggelinding, 2)
menunjukkan arti sama dengan mujarradnya contoh: تلأل yang
artinya mengkilat.
3) Fi’il – fi’il tsulasi yang disamakan (mulhaq) dengan تدخرج
712 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Adapun fi’il tsulasi dapat diilhaqkan dengan lafadh تدخرج dengan cara
menambahkan dua huruf. Adapun wazan- wazannya adalah sebagai
berikut:
(a) تفعلل - يتفعلل - تفعللا yaitu dengan menambah huruf ta’ di permulaan dan
huruf yang sejenis dengan lam fi’il di akhirnya. Adapun makna yang
ditimbulkan adalah menunjukkan makna muthowa’ah contoh: جلبب
yang artinya memakaikan baju kurung.
(b) تفوعل - يتفوعل - تفوعلا yaitu dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan wawu di antara fa’ dan ‘ain fi’il. Adapun faidahnya
menunjukkan makna muthowa’ah dari فعلل contoh: تجورب yang
artinya memakai kaos kaki
(c) تمفعل - يتمفعل - تمفعلا yaitu dengan menambahkan huruf ta’ dan nun
dipermulaan. Adapun tidak mempunyai faidah gan kemulhaqkannya
masih diragukan.
(d) ت فيعل - يتفيعل- تفيعلا yaitu dengan tambahan ta’ dipermulaan dan ya’
diantara fa’ dan ‘ain fi’il. Faidah makna yang ditunjukkan adalah
muthowa’ah. Contoh: تشيطن
Yang artinya melakukan perbuatan yang dimakruhkan atau bermakna
tasybih yang artinya: berbuat seperti perbuatan setan.
(e) تفعول - يتفعول - تفعول yaitu dengan tambahan ta’ dipermulaan dan huruf
wawu di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il. Faidah makana yang
ditunjukkan adalah makna muthowa’ah contoh: تزهوك yang artinya
berjalan dengan sombong.
(f) تفعيل - يتفعيل – تفعيلا yaitu dengan tambahan huruf ta’ dipermulaan dan
ya’ diantara ‘ain fi’il dan lam fi’il. Tidak ada makna dalam wazan ini
sehingga jarang dibahas dalam kitab syarah.
(g) تفعلى- يتفعلى- تفعلي ا yaitu dengan tambahan ta’ di permulaan dan ya’ di
akhirnya. Faidah makna yang ditunjukkan adalah muthowa’ah dari
wazan فعلل (ruba’i mulhaq) contoh: تسلقى, yang artinya tidaur dengan
terlentang.
713 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
b) Fi’il ruba’i mazid sudasi yaitu: kalimat yang fi’il madhinya memuat
6 huruf , yang empat huruf berupa asal dan dua huruf merupakan
tambahan. Diantarara wazan- wazan fi’il ruba’I mazid sudasi adalah
sebagai berukut:
1) Mengikuti wazan افعنلل dengan menambah hamzah washal di
permulaan beserta huruf nun setelah ‘ain fi’il.
Adapun faidah dari wazan ini adalag muthawa’ah dari wazan فعلل
, contoh: احرنجم yang artinya berkumpul
2) Yang mengikuti wazan افعلل dengan menambahkan hamzah
washol dan ta’dlif lam fi’ilnya. Adapun faidah dari wazan
tersebut adalah memubalaghahkan makna fi’il lazim, misalnya
pada lafadh اقسعر yang memiliki arti sangat mengerut.
c) Fi’il tsulasi mujarrad yang diilhaqkan pada احرنجم
Fi’il tsulasi yang diilhaqkan dengan احرنجم (ruba’i mazid sudasi ada
dua yaitu:
yaitu dengan menambah hamzah washol dipermulaan dan افعنلل (1
nun setelah ‘ain fi’il serta ta’dlif lam fi’ilnya. Faidah yang
ditunjukkan adalah muthowa’ah dari lazim, contoh: اقعنسس yang
artinya sangat mengedek.
, yaitu dengan menambahkan hamzah washal dipermulaan افعنلى (2
nun setelah ‘ain fi’il dan huruf ya’ di akhir. Faidah makna yang
ditunjukkan adalah muthowa’ah dari fi’il lazim فعلى , contoh:
.yang artinya: tidur terlentang اسلنقى
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis fi’il mujarrad dan mazid pada surat Al-Jumu’ah beserta maknanya.
Surat Al-Jumu’ah adalah surat ke-62 dalam Al-Qur’an. Surat Al-Jumu’ah
tergolong surat madaniyah yang terdiri 11 ayat. Al-jumu’ah memiliki makna hari
perkumpulan. Pada pembahasan ini akan dibahas tentang fi’il mazid dan mujarrad
beserta maknanya yang terdapat pada surat tersebut. Adapun pembahasannya adalah
sebagai berikut:
714 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Ayat 1
ما فى السموت وما فى الرض الملك القدوس العزيز الحكيم يسب ح لله
langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Apa yang ada di“
Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”
Pada ayat tersebut terdapat tsulasi mazid ruba’i (fi’il tsulasi yang mendapat
tambahan 1 huruf) yaitu pada kata يسب ح yang merupakan fi’il mudhari dari madhi سبح
yang mengikuti wazan ل Faidah makna yang ditunjukkan pada lafadh tersebut .فعل - يفع
adalah menisbatkan maf’ul pada asal fi’il yaitu apa yang ada di langit dan bumi
bertasbih (menyucikan) Allah.
Ayat 2
نهم عث الذي ب هو ي ن رسول م ي عليهم ايته ويز يتلوافى الم الكتب والحكمة وان كانوا من قبل لفي ضلل يعل مهم هم و ك
بين ل م
“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)
mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun
sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”
Pada ayat 2 terdapat 2 fi’il tsulasi mujarrad yaitu pada lafadh بعث (fi’il madhi)
danيتلو ا ( f’il mudhari’ dari fi’il madhi تلى ) keduanya merupakan fi’il muta’addi
(membutuhkan maf’ul). Pada ayat ini juga terdapat 2 fi’il tsulasi mazid ruba’i yaitu ي يزك
)fi’il mudhari dari fi’il madhi زكى)dan يعل م (fi’il mudhari’ dari madhi علم ) mengikuti
wazanل yang bermakna ta’diyah (membutuhkan maf’ul) فعل - يفع
Ayat 3
ا اخرين منهم لم بهم وهو العزيز الحكيم يلحقواو
“Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan
mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”
Pada ayat 3 terdapat 1 fi’il tsulsi mazid ruba’i yaitu pada lafadh يلحق وا yang
merupakan fi’il mudhari’ dari fi’il madhi الحق mengikuti wazan ا فعل - يفعل yang
bermakna ta’diyah.
715 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Ayat 4
ي ذو الفضل العظيم يشاء من ؤتيه ذلك فضل الله والله
“Demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan
”Allah memiliki karunia yang besar
Pada ayat tersebut terdapat 2 fi’il tsulasi mujarrad yaitu lafadh يؤتي yang
merupakan fi’il mudhari(majhul) dari fi’il madhi أتى yang bermakna muta’addi dan
lafadh يشاء) fi’il mudhari’) dari fi’il madhi شآء mengikuti wazan فعل - يفعل yang bermakna
muta’addi.
Ayat 5
لوامثل الذين ح ل ذبوااسفارا بئس مثل القوم الذين ك حمل وها كمثل الحمار ي حمل التورة ثم لم ي م والله يهدىبايت الله
القوم الظهلمين
“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka
tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat
Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”
Pada ayat tersebut terdapat lima fi’il dengan perinciannya adalah sebagai
berikut: 1) fi’il لوا yang فعل yakni fi'iul tsulasi mazid ruba'i yang mengikuti wazan حم
menunjukkan makna ta’diyah, 2) fi’il tsulasi mujarrad pada lafadh ’ يحملوها dan يحمل
(mudhari’) yang mengikuti wazan فعل - يفعل dan menunjukkan makna muta’addi, 3) fi’il
tsulasi mazid rruba’i pada fi’il madhi كذبوا mengikuti wazan فعل menunjukkan makna
ta'diyah, 4) fiil tsulasi mujarrad pada fi’il madhi يهدى mengikuti wazan فعل - يفعل yang
memiliki makna muta’addi.
Ayat 6
من دون الناس ف عمتم ان ز ادوايايها الذين ه قل الموت ان كنتم صدقين تمنواانكم اولياء لله
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang Yahudi! Jika kamu mengira bahwa
kamulah kekasih Allah, bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu,
jika kamu orang yang benar.”
Pada ayat ini terdapat fi’il tsulasi mujarrad yaitu lafadh قل yang merupakan fi’il
amar dari fi’il قال - يقول yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang memiliki makna muta’addi
716 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
. Kemudian ada lafadh هادوا (fi’il madhi) merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang
mengikuti wazan فعل - يفعل yang bermakna lazim. Lafadh زع متم (fi’il madhi) merupakan
fi’il tsulasi mujarrad yang menikuti wazan فعل - يفعل yang bermakna lazim. Lafadh فتمنوه
merupakan tsulasi mazid khumasi yang menikuti wazan تفعل - يتفعل yang menunjukkan
makna tholab.
Ayat 7
عليم بالظهلمين دمت ه ابدا بما ق منونول يت ايديهم والله
“Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selamanya disebabkan kejahatan
yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang zalim”
Pada ayat tersebut terdapat dua lafadh fi’il yang merupakan fi’il tsulasi mazid
yaitu: 1)يتمنونه merupakan fi’il tsulasi mazid khumasi yang mengikuti wazan تفعل - يتفعل
yang menunjukkan makna tholab. Kemudian pada lafadh قد مت (fi’il madhi) merupakan
fi’il tsulasi mazid ruba’i yang megikuti wazan ل yang menunjukkan makna فعل - يفع
ta’diyah.
Ayat 8
ون ان الموت الذي ت قل تعملون بما كنتم فينب ئكم هادة الى عالم الغيب والش ردون منه فانه ملقيكم ثم ت فر
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui
kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib
dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Pada ayat ini terdapat lima fi’il yaitu 1) قل yang merupakan fi’il amar dari fi’il
ون (yang memiliki makna muta’addi , 2 فعل - يفعل yang mengikuti wazan قال - يقول تفر
(fi’il mudhari’ dari fi’il madhi فر )merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang mengikutu
wazan فعل - يفعل yang menunjukkan makna lazim 3) تردون )merupakan fi’il tsulasi
mujarrad yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang memiliki makna muta'addi , 4) )فينب ئكم(
ل merupakan fi’il tsulasi mazid ruba’i yang menikuti wazan ينب ئ yang memiliki,فعل- يفع
makna ta’diyah 5) lafadh تعملون (fi’il mudhari’ dari fi’il madhi عمل ) merupakan fi'il
tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل menunjukkan makna muta’addi.
Ayat 9
لوة من يوم الجمعة نودي اذا امنوايايها الذين و فاسعواللص تعلمون ا البيع ذلكم خير لكم ان كنتم ذروالى ذكر الله
717 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat
pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”
Pada ayat ini terdapat 5 fi’il sebagai berikut: 1) منوا , merupakan fiil madhi dari
fi’il tsulasi mazid ruba’i yang mengikuti wazan فاعل- يفاعل yang memiliki makna
seperti wazan افعل yang bermakna ta’diyah 2) نودي (fi’il mudhari’ majhul dari fi’il
madhiنادى ) yang mengikuti wazan فاعل- يفاعل ( yang menunjukkan makna seperti
wazan افعل yang berfaidah ta’diyah , 3) اسعوا,( fi’il amr dari fil madhiسعى) yang
merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang mengkuti wazan فعل- يفعل yang memiliki makna
muta’addi 4) ذروا (fi’il amr dari fi’il madhi ذر ا( yang merupakan fi’il tsulasi mujarrad
mengikuti wazan فعل- يفعل bermakna muta’addi , 5) lafadh تعملون (fi’il mudhari’ dari
fi’il madhi عمل ) merupakan fi'il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل
menunjukkan makna muta’addi.
Ayat 10
لوة فاقضيت فاذا واابتغوا فى الرض و نتشرواالص كثيرا لعلكم ذكروامن فضل الله تفلحون الله
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”
Pada ayat tersebut terdapat 5 fi’il sebagai berikut : 1) قضيت (fi’il madhi majhul)
merupakan fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل yang berfaidah
muta’adi 2) انتشروا (fi’il amr dari fi’il madhiانتشر ( merupakan fi’il tsulasi mazid
khumasi yang mengikuti wazan افتعل yang menunjukkan makna muthowa’ah 3) ابتغوا
(fi’il amr dari fi’il madhi ابتغى ) merupakan fi’il tsulasi mazid khumasi yang
menunjukkan makna muthowa’ah 4) اذكروا (fi'il amr dari fi'il madhi ذكر ) merupakan
fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang berfaidah muta’adi 5)
merupakan fi’il tsulasi mazid ( افلح fi’il mudhari jamak- mukhatab dari fi’il madhi)تفلحون
ruba’i yang mengikuti wazan افعل - يفعل yang menunjukkan makna menemukan sesuatu
(maf’ul) dalam suatu sifat.
Ayat 11
و تجارة او لهوا راواواذا ن اللهو و قل قائما تركوك ا اليها و انفض خير م زقين ما عند الله خير الره من الت جارة والله
718 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
“Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan
perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik.”
Pada ayat tersebut terdapat 4 fi’il sebagai berikut: 1راوا (fi’il madhi ) merupakan
fi’il tsulasi mujarrad yang mengikuti wazan فعل - يفعل yang berfaidah muta’addi 2)
وا انفعل merupakan fi’il tsulasi mazid khumasi yang mengikuti wazan ( fi’il madhi)ان فض
yang menunjukkan makna muthowa’ah 3) تركو (fi’il madhi jamak-ghoib) fi’il tsulasi
mujarrad yang mengikuti wazan فعل- يفعل yang berfaidah muta’addi 4) ق ل yang
merupakan fi’il amar dari fi’il قال - يقول (fi’il tsulasi mujarrad) yang mengikuti wazan - فعل
.yang memiliki makna muta’addi يفعل
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang fi’il tsulasi mujarrad dan mazid beserta
maknanya yang terdapat dalam surat Al-Jumu’ah ditemukan sebanyak 36 fi’il. Terdapat
17 fi’il tsulasi mujarrad yang bermakna muta’addi dan 3 fiil tsulasi mujarrad yang
bermakna lazim. Adapun fi’il mazid ruba’i yang menunjukkan makna ta’diyah
sebanyak 9, menunjukkan makna menisbatkan maf’ul pada asal fi’il sebanyak 1 dan 1
fi’il yang menunjukkan makna menemukan sesuatu (maf’ul) dalam sifat. Selain itu juga
terdapat 3 fi’il tsulasi mazid khumasi yang bermakna muthowa’ah dan 2 fi’il tsulasi
mazid khumasi bermakna tholab.
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah Ibn Malik, Muhammad. Alfiyyah Ibnu Malik. Kediri: P.P Lirboyo
Busyro, Mukhtarom. 2016. Shorof Praktis; Metode Krapyak. Jogjakarta: Menara Kudus
Jogjakarta.
Ghalayini, Mustafa. 2007.Jami’ud Durus. Beirut: Darul Kutub Al- Ilmiyah
Ghayati, Sa’id Muhammad. Mulakhos Qowa’idul Lughah Al-‘Arabiyyah. Kairo: Al-
Maktabah Al-Taufiqiyah.
Maksum, Muhammad. Al-Amtsilah Al- Tashrifiyyah.Maktabah Salim bin Sa’id Nubhan
719 | Konferensi Nasional Bahasa Arab (KONASBARA) VII 2021
Manaf, Abdul Hamid.1993. Pengantar Ilmu Shorof Istilahi- Lughawi .Nganjuk: PP.
Fathul Mubtadi’in
Mufid, Ahmad. 2014. Mudahnya Belajar Ilmu Shorof. Jakarta: PT Suka Buku
Ni’mah Fuad. Mulakhos Qowa’idul Lughah Al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar Al- Tsaqofah
Al-Islamiyyah
.
.