ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN
PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
(Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)
Di susun oleh :
AHMAD WIRMAN CHAUZI 107081002713
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ahmad Wirman Chauzi
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 26 Maret 1989
Alamat : Pondok Benda Indah Blok J 24 RT 006 RW 015
Tangerang Selatan 15416
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
Telepon : 08567755827
Email : [email protected]
Motto Hidup : Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal
Pendidikan :
1. SDN Pondok Benda I Tahun 2001
2. SLTP Negeri 4 Serpong Tahun 2004
3. SMAN 1 Cisauk Tahun 2007
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Manajemen FEB Tahun 2011
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota Divisi Kemahasiswaan BEM Jurusan Manajemen Universitas
Islam Negeri Jakarta 2009/2010
2. KABID III BEM Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Jakarta
2010/2011 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
v
ABSTRACT This research is intended to analyze the factors that affect the policy of
bank lending. The variables of this research are capital adequacy ratio, return on assets, non performing loan, loan to deposit ratio, third party funds, SBI rates, and money supply with purposive sampling method. This research uses multiple regression analysis using data, from 2005 to 2009.
The result show that the capital adequacy ratio, return on assets, non performing loan, loan to deposit ratio, third party funds, SBI rates and money supply have significant effect on lending. Capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, non performing loan, third party funds, and money supply is partially significant effect on lending while return on assets and SBI rates have no significant effect on lending partially.
Keywords: Return On Assets (ROA), SBI rates, Third Party Funds.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan. Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah capital adequacy ratio, return on assets, non performing loan, loan to deposit ratio, dana pihak ketiga, suku bunga sbi dan jumlah uang beredar dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, dengan periode penelitian dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Hasil uji regresi ditemukan bahwa capital adequacy ratio, non performing loan, loan to deposit ratio, dana pihak ketiga, dan jumlah uang beredar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit sedangkan return on assets dan suku bunga sbi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Kata Kunci : Return On Assets (ROA), Suku Bunga SBI, Dana Pihak Ketiga (DPK), Kredit.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat,
karunia, kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN PENYALURAN KREDIT PERBANKAN”. Tak lupa shalawat
serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang
membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya
skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril
maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibunda Rosmarini dan ayahanda Sutrisno tercinta yang telah yang
memberikan dukungan moral, material, dan spiritual yang tidak terhingga.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan
kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka, dan semoga penulis dapat
membahagiakan keduanya meskipun tidak akan sebanding dengan apa
yang telah mereka berikan, amin Ya Robbal ’Alamin.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi, MA selaku Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Indo Yama Nasaruddin,SE,MAB selaku Pudek II Bagian Keuangan
dan Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
viii
5. Bapak Suhendra, S.Ag,MM selaku Kajur Manajemen yang telah
memberikan ilmu dan bantuan sehingga saya hingga saya wisudawan
ekonomi islam.
6. Ibu Leis Suzanawati, SE,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen yang
telah memberikan ilmu dan bantuan sehingga saya bisa menjadi
wisudawan ekonomi islam.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan
yang bermanfaat selama penulis.
8. Kakak ku Tyas Widyarini Nofi yang turut memberikan dukungan serta doa
kepada penulis.
9. Terima kasih buat Mifathul Rohman yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk membantu menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman Manajemen B 2007. Terima kasih untuk suka maupun duka
kita selama menjadi civitas akademika UIN Jakarta, semoga tali
silahturahmi kita akan terus terjalin sampai kapanpun.
11. Teman-teman Manajemen Perbankan 2007. Terima kasih untuk suka
maupun duka kta selama menjadi civitas akademika UIN Jakarta, semoga
tali silahturahmi kita akan terus terjalin sampai kapanpun.
12. Anak-anak Bank mini, khususnya bangga, doli, wawo, haikal, ivan, asu,
aan makasih banyak atas cerita-cerita kita selama ini semoga ke depannya
akan menjadi solid, dan kita semua bisa menjadi orang yang sukses.
13. Anak-anak Blasto, khususnya Ucil, Said, Adhan, Aming, Jabew, Komenk,
Ale, Batax, Buluk makasih banyak atas dorongan untuk menyelesaikan
skripsi dan semoga kita menjadi orang yang sukses.
14. Anak-anak pondok benda indah, khususnya, Azis, Mario, Bayu, Fathan,
Richard, Eki, Riza, Ditya makasih banyak atas dukungannya baik doa dan
dorongan untuk menyelesaikan skripsi dan semoga kita persahabatan kita
tetap solid sampai tua nanti, dan mudah-mudahan kita menjadi orang
sukses dunia dan akhirat.
ix
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil
penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan,
karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
bagi penulis sendiri.
Jakarta, 14 Juni 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi……………………………………………….. i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif………………………………... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi………………………………………... iii
Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………… iv
Abstract……………………………………………………………………… v
Abstrak……………………………………………………………................ vi
Kata Pengantar……………………………………………………………... vii
Daftar Isi…………………………………………………………………….. x
Daftar Gambar……………………………………………………………... xii
Daftar Tabel………………………………………………………………… xiii
Daftar Lampiran…………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang………………………………………. 1
B Perumusan Masalah…………………………………. 11
C Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………… 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis……………………………………. 14
1. Pengertian Lembaga Keuangan………………...... 14
2. Pengertian Bank…………………………………. 16
3. Jenis-Jenis Bank………………………................. 17
4. Fungsi Bank……………………………………... 25
5. Kredit…………………………………………...... 27
xi
6. Rasio Keuangan……………………………......... 35
7. Dana Pihak Ketiga……………………………...... 43
8. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia…………. 45
9. Jumlah Uang Beredar……………………………. 47
B Keterkaitan Antar Variabel…………………………. 56
C Penelitian Terdahulu………………………………. 61
D Kerangka Pemikiran…………………………………. 69
E Hipotesis……………………………………………... 70
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Ruang Lingkup Penelitian…………………………… 71
B Metode Pemilihan Populasi dan Sampel…………….. 71
C Teknik Pengumpulan Data…………………………... 72
D Teknik Analisis……………………………………… 73
E Operasional Variabel………………………………… 81
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Objek Penelitian…………………. 84
B Hasil Analisis………………………………………... 87
C Interpretasi…………………………………………… 103
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A Kesimpulan………………………………………….. 109
B Implikasi……………………………………………... 110
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 112
LAMPIRAN………………………………………………………………… 116
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 69
4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi 91
4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi 92
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas 94
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 61
4.1 Daftar Nama Perusahaan 86
4.2 Hasil Satatistik Deskriptif 87
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 93
4.4 Hasil Uji Autokorelasi 95
4.5 Hasil Uji Adj R2 96
4.6 Hasil Uji F 98
4.7 Hasil Uji t 99
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Data Sampel Penelitian (Sebelum Transformasi) 117
2 Data Sampel Penelitian (Setelah Transformasi) 125
3 Hasil Uji Regresi Berganda 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kredit dalam istilah perekonomian merupakan suatu penundaan
pembayaran,artinya uang atau barang yang diterima akan dikembalikan
setelah jangka waktu tertentu. Bila tidak ada jangka waktu maka bank
akan mengalami kesulitan dalam masalah pembayaran.
Besar kecilnya dana dalam kondisi apapun akan tetap terbatas
sementara kebutuhan akan kredit akan terus menuntut selama manusia
berusaha menjalankan usahanya, Permintaan akan suplai kredit akan terus
mengalir ke bank apakah setiap hari, setiap minggu, atau setiap saat.
Keadaan tersebut tentu harus selalu dipikirkan dan di perhatikan oleh bank
kapan,bagaimana, dan berapa yang diberikan oleh bank untuk suplai
kreditnya
Salah satu dari tugas pokok bank adalah memberikan kredit
(pinjaman) kepada orang atau badan usaha yang membutuhkannya. Kredit
ini untuk tujuan kegiatan yang produktif dan dapat diberikan dengan kredit
jangka panjang, kredit jangka menengah serta kredit jangka pendek.
Bank sebagai lembaga keuangan (financial institution) yang
berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara
2
pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana
(deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan
kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat bagi
kedua belah pihak. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (Dana
Pihak Ketiga) dan kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk
kredit.
Kredit yang diberikan adalah penyedian uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Jadi,
suatu perjanjian kredit mengandung unsur kepercayaan dan unsur waktu.
Dalam menyalurkan dana masyarakat tersebut, sejalan dengan
peraturan-peraturan tentang perbankan, bank wajib melaksanakan prinsip
kehati-hatian agar tidak merugikan bank dan nasabahnya, hal ini karena
pemberian kredit merupakan kegiatan usaha pokok bank yang
mengandung risiko tinggi dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan
kelangsungan usaha bank, karena pemberian kredit yang tidak sehat akan
mengakibatkan kredit bermasalah. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
kerugian pada pihak bank dan akan mempersulit bank dalam pendanaan.
3
Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada
perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika
sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional juga ikut terpuruk.
Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi
sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak
berjalan normal. (Kiryanto, 2007).
Menurut Halim Alamsyah, dkk (2005) di negara-negara seperti
Indonesia peranan bank cenderung lebih penting dalam pembangunan,
karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan tetapi juga mampu
mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan. Hal
ini dikarenakan bank lebih superior dibandingkan dengan lembaga
keuangan lainnya dalam menghadapi informasi yang asimetris dan
mahalnya biaya dalam melakukan fungsi intermediasi. Secara alami bank
mampu melakukan kesepakatan dengan berbagai tipe peminjam.
Bank umum (Commercial bank) memiliki peranan yang sangat
penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, karena lebih
dari 95% Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional yang meliputi
Bank Umum (Commercial Bank), Bank Syariah (Sharia Bank), dan Bank
Perkreditan Rakyat (Rural Bank) berada di Bank Umum (Statistik
Perbankan Indonesia, diolah). DPK ini yang selanjutnya digunakan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberian kredit.
4
Menurut Lukman Dendawijaya (2005) dana-dana yang dihimpun
dari masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70% - 80% dari
total aktiva bank. Bila memperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa sisi
aktiva didominasi oleh besarnya kredit yang diberikan, dan bila
memperhatikan laporan laba rugi bank akan terlihat bahwa sisi pendapatan
didominasi oleh besarnya pendapatan dari bunga dan provisi kredit. Hal
ini dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan berkaitan erat secara
langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan (Nurmawan,
2005).
Menurut Dahlan Siamat (2005) salah satu alasan terkonsentrasinya
usaha bank dalam pemberian kredit adalah sifat usaha bank sebagai
lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber
utama dana bank berasal dari masyrakat sehingga secara moral mereka
harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia
usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan
yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian
kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalamn menghasilkan
keuntunga, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari
pemberian kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus dikawal dengan
manajemen risiko yang ketat (InfoBankNews.com, 2007).
5
Penyaluran kredit memungkinkan masyrakat untuk melakukan
investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan
penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi
ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
Melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Development (Susilo,
Triandaru, dan Santoso, 2006).
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penyaluran kredit
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Goldsmith (1969), Mc
Kinon (1973), dan Shaw (1973) menyatakan bahwa dana berlebih (surplus
fund) yang disalurkan secara efisien bagi unit yang mengalami deficit akan
meningkatkan kegiatan produksi. Selanjutnya kegiatan tersebut akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada level mikro Gertler dan
Gilchrist (1994) membuktikan bahwa adanya kendala dalam penyaluran
kredit dapat berdampak pada kehancuran usaha-usaha kecil.
Meskipun penyaluran kredit memegang peranan penting bagi
pertumbuhan ekonomi Negara, namun kredit yang disalurkan oleh
perbankan belum optimal. Hal ini dilihat dari Loan to Deposit Ratio
(LDR) Bank Umum periode 2005-2009 yang masih berkisar pada angka
59,66% - 74,58% (Statistik Perbankan Indonesia), masih berada dibawah
harapan Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka
6
LDR seharusnya berada disekitar 85% - 110% (Manurung, Rahardja,
2004).
LDR sendiri merupakan indikator dalam pengukuran fungsi
intermediasi perbankan di Indonesia. Sesuai dengan Surat Edaran bank
Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari
pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk
antarbank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro,
tabungan, dan deposito (tidak termasuk antarbank). Semakin tinggi LDR
menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk
penyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsi
intermediasinya dengan baik. Disisi lain LDR yang terlampau tinggi dapat
menimbulkan risiko likuiditas bagi bank.
Pentingnya kredit bagi perekonomian nasional juga disadari betul
oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Program Kredit Usaha Rakyat
(KUR) lahir sebagai respon atas keluarnya Instruksi Presiden No. 6 Tahun
2007 tentang kebijakan Percepatan Pengembanagan Sektor Riil dan
Pemberdayaan Usaha Mikro, kecil dan Menengah khususnya Bidang
Reformasi Sektor Keuangan, yang bertujuan untuk menggerakkan sektor
riil melalui kredit modal kerja dan atau kredit investasi bagi usaha
produktif yang feasible namun belum bankable. Disisi lain Bank Indonesia
berniat mengubah lagi aturan Giro Wajib Minimum (GWM). Perubahan
ini bertujuan untuk mendorong penyaluran kredit perbankan. Dalam aturan
7
yang berlaku itu, besarnya GWM untuk tiap bank sesuai dengan rasio
penyaluran kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio)
bank tersebut (Kontan, 2010).
Menurut Perry Warjiyo (2004) mekanisme transmisi kebijakan
moneter melalui saluran uang secara implisit beranggapan bahwa semua
dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat dalam bentuk uang
beredar dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui
penyaluran kredit perbankan. Dalam kenyataannya menuru Perry Warjiyo
(2004) anggapan itu tidak selamanya benar. Selain dana yang tersedia
perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank
terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti
permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPL), dan Loan to Deposit Ratio
(LDR). Menurut Djoko Retnadi (2006) kemampuan menyalurkan kredit
oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi
internal dan eksternal bank. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi
oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan
penetapan tingkat suku bunga. Dan dari sisi eksternal bank dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Sementara
Sinungan (2000) kebijakan perkreditan harus memperhatikan beberapa
faktor seperti : keadaan keuangan bank saat ini, pengalaman bank, dan
keadaan perekonomian.
8
Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank
(Dendawijaya, 2005). Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari
masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). Pemberian kredit merupakan
aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntunga
(Dendawijaya, 2005).
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan (Ali, 2004). Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula
sumber daya financial yang dapat digunakan untuk keperluan
pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang
diakibatkan oleh penyaluran kredit.
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagaln
pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). NPL mencerminkan
risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka akan semakin besar pula
risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004). Akibat
tingginya NPL perbankan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal
bank akan terkikis. Padahal besarab modal sangat mempengaruhi
9
besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab
sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit (Sentausa, 2009).
ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk
mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang
dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana bank. ROA
membandingkan laba terhadap total asset, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank bersangkutan.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam mata
uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu
piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang
dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian
moneter. Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh mekanisme pasar
bedasarkan sistem lelang (PBI No. 4/10/PBI/2002). SBI merupakan
instrument yang menawarkan return (risk free) gagal bayar (Ferdian,
2008). Suku bunga SBI yang terlalu tinggi membuat perbankan betah
menenmpatkannya dananya di SBI ketimbang menyalurkan kredit
(Sugema. 2010).
Melalui penelitiannya Anggrahini menemukan bahwa Dana Pihak
Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit
perbankan. Hasil serupa juga ditemukan oleh Soedarto (2004) dan
Budiawan (2008). Sementara hasil yang berbeda ditemukan oleh Setiyati
10
dimana DPK berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit
perbankan.
Menurut Soedarto (2004) Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan, demikian
juga dengan penelitian yang dilakukakan oleh Budiawan (2008).
Sedangkan menurut Lestari CAR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kredit perbankan.
Masih menurut Soedarto (2004) Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Namun
menurut Harmanta dan Ekananda (2005) berpengaruh dan negatif dan
signifikan. Sementara Budiawan (2008) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kredit perbankan.
Menurut Desi Arisandi Return On Asset (ROA) mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat penawaran kredit.
Dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menurut
Anggrahini berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan.
Namun menurut Harmanta dan Ekananda (2005), dan Siregar (2006)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sementara
menurut Masyitha tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
digunakannya penelitian dilakukan pada 18 bank umum di Indonesia. Data
11
rasio dan data dana pihak ketiga, suku bunga SBI dan data jumlah uang
beredar adalah data triwulan denga periode penelitian dari tahun 2005-
2009.
Dari latar belakang di atas dan mengingat betapa pentingnya
fungsi bank saat ini sebagai intermediasi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan”. (Studi
kasus pada Bank Umum di Indonesia Tahun 2005 – 2009)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan
permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Apakah secara simultan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non
Performing Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK), Suku Bunga SBI,
dan Jumlah Uang Beredar (JUB) berpengaruh secara signifikan
terhadap Penyaluran Kredit ?
2. Apakah secara parsial variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing
Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK), Suku Bunga SBI, dan Jumlah
Uang Beredar (JUB) berpengaruh secara signifikan terhadap
Penyaluran Kredit ?
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
a). Untuk menganalisa apakah secara simultan variabel CAR, ROA,
LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah Uang Beredar
terhadap Penyaluran Kredit.
b). Untuk menganalisa apakah secara parsial variabel CAR, ROA,
LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah Uang Beredar
terhadap Penyaluran Kredit.
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mmemberikan manfaat
ganda, yakni manfaat bagi akademisi maupun praktisi.
a) Dari segi teoritis pada persfektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk :
1) Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih
diri dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa
perkuliahan.
2) Bagi civitas akademika untuk memberikan sumbangan pikiran
sebagai bahan perbandingan kepada semua pihak yang
melakukan penelitian lebih lanjut.
b) Dari segi perspektif praktis, penelitian ini akan bermanfaat untuk :
13
1) Bagi pihak perbankan, diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen
perbankan sebagai acuan dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi.
2) Bagi investor dan masyarakat untuk memberikan informasi
tambahan guna melakukan pertimbangan dalam hal
menginvestasikan dananya dan juga peminjaman kredit di
perbankan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian lembaga keuangan
Menurut Ahmad Rodoni (2005:1) Lembaga keuangan (financial
institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya
terutama dalam bentuk asset-asset keuangan (financial assets) maupun
non-financial asset atau asset riil.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14/1967 yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di
Indonesia bahwa lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga yang
kegiatannya menarik dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada
masyarakat.
Dalam keputusan SK Menkeu RI no. 792 Tahun 1990 dinyatakan
bahwa lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya di
bidang keuangan melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana kepada
masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan.
Dari pengertian dapat di simpulkan yang di maksud lembaga
keuangan adalah badan usaha atau institusi yang memiliki kekayaan
15
berupa aset-aset berharga dan dalam kegiatanya menarik dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat.
Lembaga keuangan dapat di bedakan menjadi dua, yaitu : (Ahmad Rodoni,
2006:3).
a. Lembaga keuangan depositori, yaitu lembaga keuangan (bank)
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
simpanan (deposits), misalnya tabungan, deposito berjangka dan giro
yang diterima dari penabung.
b. Lembaga keuangan non-depositori (bukan bank) dikelompokkan
menjadi tiga bagian, antara lain bersifat kontraktual (contractual
institutions) yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan
dana untuk memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian,
misalnya perusahaan asuransi dan dana pensiun. Berikutnya adalah
lembaga keuangan investasi (investment institutions) yaitu lembaga
keuangan yang kegiatannya melakukan investasi di pasar uang dan
pasar modal, misalnya perusahaan efek dan reksadana. Bagian ketiga
adalah tidak termasuk dalam kelompok kontraktual dan investasi
yaitu perusahaan modal ventura (venture capital) dan perusahaan
pembiayaan (finance company), yang menawarkan jasa pembiayaan
sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan
konsumen (consumer company) dan kartu kredit (credit card).
16
B. Bank
1. Pengertian bank
Bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas
utamanya sebagai perantara (financial intermediary) untuk menyalurkan
penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang di tentukan.(Kasmir,
2001:2003). Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah :
(Ahmad Rodoni, 2006:22).
a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
b. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
17
2. Jenis-Jenis bank
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
1) Bank Sentral
Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah
lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan
fungsi sebagai lender of the last resort. Di Indonesia yang dimaksud
dengan Bank Sentral adalah Bank Indonesia.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang ini.(Ahmad Rodoni, 2006:9).
a) Tujuan Bank Indonesia
Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan
Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan berkelanjutan, konsisten, transparan, dan
harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.(Ahmad Rodoni, 2006:10).
18
b. Tugas Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut: (Ahmad Rodoni, 2006:10).
(1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
(2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
(3) mengatur dan mengawasi bank
2) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya meberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.(Kasmir,
2001:33).
Fungsi pokok bank umum adalah : (Ahmad Rodoni, 2006:22).
1) Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.
2) Menciptakan uang.
3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
4) Menawarkan jasa-jasa keuangan.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No.
10 Tahun 1998 adalah : (Ahmad Rodoni, 2006:22).
1) Menghimpun dana dari masyarakat.
2) Memberi kredit
3) Menerbitkan surat pengakuan hutang.
19
4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6) Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan
surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek
atau sarana lainya.
7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan antara pihak ketiga.
8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak (custodian).
10) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercacat di bursa efek.
11) Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian
dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank,
dengan ketentuan agunan yang di beli tersebut wajib dicairkan
secepatnya.
12) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan
kegiatan wali amanat (trustee).
13) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
20
3) Bank Perkreditan Rakyat
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh
lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.(Kasmir,
2001:34).
BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan
yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-
kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu: (Dahlan Siamat,
2005:404).
a) menerima simpanan berupa giro,
b) mengikuti kliring,
c) melakukan kegiatan valuta asing,
d) melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi
hal-hal berikut ini. (Dahlan Siamat, 2005:404).
a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan
deposito.
b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
prinsip syariah.
21
a. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas
bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta
asing. (Kasmir, 2001:34).
1) Bank Milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank
dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI),
Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang
terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh
Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya. (Kasmir, 2001:34).
2) Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun
didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga
dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank
Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.
(Kasmir, 2001:34).
3) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki
oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-
lain. (Kasmir, 2001:35).
22
b. Jenis Bank Menurut Operasionalnya
1) Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara
itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan
kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang
dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga
sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara
meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain
tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang
telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan
pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter
of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft,
wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar,
misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat
deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan
pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian
23
dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran
kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR.
2) Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an.
Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh
hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.
Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk
memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas,
dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya.
Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan
nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya
sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank
syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah
penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang
akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima
24
penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
(Ahmad Rodoni, 2006:37).
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah).
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus
berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan
penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah,
bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak
hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat
nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar di berbagai negara-negara
muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa.
Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang
berdasarkan prinsip syariah. Contoh Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat (dikutip dari dahlanforum.wordpress.com tanggal 15 November
2010)
25
A. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Secara
garis besar bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa
adanya himpunan dana dari masyarakat luas maka bank tidak dapat
menjalankan kegiatan operasionalnya, karena bagian terpenting dalam
operasional bank adalah penyaluran pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan, hal tersebut merupakan sumber pendapatan terbesar yang
dihasilkan oleh bank.
Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:9) dalam
bukunya, fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat
akan berminat menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak
akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan
masyarakat dapat menarik kembali simpanan dananya di bank. Pihak bank
juga akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau
masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya
bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan
26
mengelola dananya dengan baik, debitur akan mampu membayar pada saat
jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik
untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh
tempo.
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor
moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak bisa dipisahkan dan
saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak
dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan
baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan
investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan uang, sehingga
dapat membangun perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara
lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga,
jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
27
C. Kredit
a. Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. (Kasmir, 2003:101).
Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Menurut UU No. 10 Tahun 1998 kredit adalah :
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangna setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”.
Menurut Suliso (2000:69) mendefinisikan kredit sebagai berikut :
“Secara umum kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu. Kewajiban tersebut dapat berupa pokok pinjaman, bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Menurut Teguh Podjo Muljono (2001:9) mendefinisikan kredit adalah:
”Kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
Menurut Kasmir dalam bukunya Dasar-dasar Perbankan (2004:102) kredit adalah:
”Penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan inbalan atau bagi hasil”.
28
Sedangkan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002:87) menjelaskan tentang kredit:
“Kredit merupakan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.
Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pihak yang mendapatkan kredit (debitor) adalah yang mendapat
keperacayaan dari pihak yang memberikan kredit (creditor), tentunya
setelah memenuhi syarat dan penilaian atas kemampuan dan niat baiknya.
b. Unsur – unsur kredit
Dalam pemberian kredit haruslah ada unsur-unsur yang terkandung
dalam pemberian suatu fasilitas kredit, unsur-unsur kredit menurut Kasmir
(2002:94), adalah sebagai berikut :
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit yang diberikan (berupa uang,
barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah
dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah bank baik secara intern
maupun secara ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa
lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit Menurut Kasmir
(2000:74) kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberian kredit (bank)
bahwa kredit yang diberikan baik berupan uang, barang atau jasa benar-
benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.
29
b. Kesepakatan
Adanya kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian tertulis dimana
masing-masing pihak mendatangi hak dan kewajibannya masing-masing.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah.
Kasmir (2000:75).
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup pengembalian kredit yang telah disepakati.
Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah,
atau jangka panjang. Kasmir (2000:75).
d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagihnya atau kredit macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit maka semakin besar resikonya demikian sebaliknya.
Risiko ini menjadi tanggungan bank atau non bank, baik risiko tidak
sengaja, misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah
tanpa ada unsur kesengajaan panjang. Kasmir (2000:75).
e. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk
bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank atau non
30
bank. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa
ditentukan dengan bagi hasil panjang. Kasmir (2000:75).
c. Tujuan kredit
Pemberian suatu fasilitas pemberian kredit mempunyai tujuan.
Tujuan utama pemberian kredit menurut Kasmir (2002:96), antara lain:
a. Mencari keuntungan
Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank atau non
bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank
atau non bank.
b. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
peningkatan pembangunan diberbagai sektor.
31
d. Fungsi kredit
Disamping unsur-unsur diatas, suatu fasilitas kredit memiliki fungsi
menurut Kasmir (2002:97) sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi
berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diedarkan atau disalurkan dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang
dari daerah lainnya.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan peredaran uang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu
wilayah lainnya atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang
beredar.
32
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi
karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat.
f. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Bagi peneriaam kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, apalagi bagi nasabah yang modalnya pas-pasan.
g. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja
sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.
h. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam pinjaman internasional akan dapat meningkat, saling membutuhkan
antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Pemberi kredit oleh Negara
lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.
e. Jenis – jenis kredit
Pemberian kredit pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan perorangan atau badan yang membutuhkan. Bank Indonesia
sebagai pemberi kredit, dapat memberikan bantuannya secara langsung
kepada pihak ketiga bukan bank, seperti Pertamina, yang disebut dengan
kredit langsung. Sedangkan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia ke
33
bank-bank umum, ditujukan untuk membantu bank umum dalam
memenuhi kebutuhan likuiditasnya maupun kebutuhan yang akan
disalurkan ke nasabahnya. Kredit jenis ini disebut dengan Kredit
Likuiditas. (Judisseno 2005: 170)
Adapun jenis-jenis kredit menurut Judisseno (2005: 170) adalah
sebagai berikut:
a. Kredit dari segi tujuannya, meliputi:
1) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan maksud
untuk memperlancar kegiatan yang sifatnya konsumtif, seperti
Kredit Pemilikian Rumah (KPR), Kredit Pembelian Mobil/Motor,
Credit Card, dan kredit konsumtif lainnya.
2) Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan maksud untuk
memperlancar proses produksi;
3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan untuk membantu
pihak-pihak yang akan membeli barang untuk dijual kembali,
seperti bank garansi, anjak piutang, self liquidity credit, pinjaman
berjangka (term loan), pembiayaan bersama, dan jenis-jenis
pinjaman lainnya yang dikeluarkan oleh bank untuk membantu
pembiayaan modal kerjanya seperti L/C dan sebagainya
b. Kredit dari segi penggunaanya, meliputi:
1) Kredit eksploitasi, yaitu kredit berjangka waktu pendek yang
diberikan oleh bank kepada perusahaan yang membutuhkan modal
34
kerja untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Kredit
ini sering disebut sebagai kredit modal kerja;
2) Kredit investasi, kredit ini adalah kredit jangka menengah atau
jangka panjang yang diberikan oleh bank kepada pihak perusahaan
yang membutuhkan dana untuk investasi atai penanaman modal.
c. Kredit dilihat dari segi jangka waktunya, meliputi:
1) Jangka pendek, biasanya berkisar antara 1 (satu) tahun.
2) Menengah, biasanya berkisar antara 1-3 tahun.
3) Jangka panjang, biasanya berkisar lebih dari 3 tahun.
Sedangkan jenis-jenis kredit menurut Susilo (2000: 72) adalah
sebagai berikut:
a. Atas Dasar Tujuan Penggunaan
Atas dasar tujuan penggunaan dana oleh debitur, kredit dapat
dibedakan menjadi:
1) Kredit Modal Kerja (KMK)
KMK (Kredit Modal Kerja) yang digunakan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja nasabah.
2) Kredit Investasi (KI)
Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan
barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah.
35
3) Kredit Konsumsi
Kredit Konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka
pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi.
b. Atas Dasar Cara Penarikan Dana
1. Cash-Loan
Cash Loan adalah kredit yang memungkinkan nasabah menarik
dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus
tertentu. Yang termasuk dalam jenis kredit ini adalah Kredit
Investasi dan Kredit Modal Kerja.
2) Non-Cash-Loan
Non-Cash Loan adalah kredit yang tidak memungkinkan nasabah
menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan
khusus tertentu. Yang termasuk jenis dalam jenis ini antara lain
adalah Bank Garansi dan L/C.
D. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keungan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir,
2008:104). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
36
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya
antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok
produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim
digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio
keuangan itu bisa banyak sekali (Harahap, 2007:297).
Rasio keuangan, membantu kita untuk mengidentifikasi beberapa
kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut
memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan dan data
keuangan perusahaan yang berarti : (1) kita dapat meneliti rasio antar-
waktu (katakanlah untuk 5 tahun terkahir) untuk meneliti arah
pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio perusahaan
lainnya. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi
keuangan secara sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur
atas informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan batas-batas
waktu yang berbeda (Keown, Martin, Petty, dan Scott JR, 2004:70-71).
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan,
kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur
diiterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.
Berikut ini adalah bentuk dari rasio keuangan yaitu Capital Adequacy
37
Ratio (CAR), Loan to deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA), Non
Performing Loan (NPL)
1. Capital Adequacy Ratio ( CAR )
Menurut Slamet Riyadi (2003:142) Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki
oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi
kecukupan modalnya. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan
bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, CAR juga menjadi
indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan
untuk investasi. Apabila persentase CAR terlalu kecil (lebih rendah dari
standar BI) maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidak
sehat, namun apabila persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar
dana bank yang menganggur (idle fund). Ahmad Faishol (2007:153).
Bank have to make decisions about the amount of capital they need
to hold for three reasons. First, bank capital helps prevents bank failure, a
situation in which the bank cannot satisfy its obligations to pay its
depositors and other creditors and so goes out of business. Second, the
amount of capital affects returns for the owners (equity holders) of the
bank. Third, a minimum amount of bank capital (bank capital
requirement) is required by regulatory authorities. (Frederic S Mishkin,
2007:231).
38
Karena itu penilaian mengenai kecukupan modal menjadi salah
satu bagian terpenting dalam menilai kondisi bank. Dalam anggaran dasar
suatu bank dikenal pengertian modal dasar dan modal disetor. Modal dasar
yaitu jumlah modal yang dinyatakan dalam anggran dasar sedangkan
modal disetor adalah jumlah modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemilik modal tersebut. Bagi bank umum dikenal istilah modal inti
(meliputi modal disetor, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun
lalu, laba/rugi berjalan) dan modal pelengkap (meliputi penilaian aktiva
tetap, cadangan umum PPAP, pinjaman sub ordinasi) dalam
menghitungkan kecukupan modal bank yang bersangkutan.
Penerapan penghitungan kecukupan modal bagi bank Indonesia
sejak bulan Mei 1993 telah mengikuti Standart Bank For International
Settlement (BIS) dengan beberapa penyesuaian, sesuai dengan usaha yang
dilakukn oleh perbankan di Indonesia. Kecukupan Pemenuhan Modal
Minimum (KPMM) atau yang sering dikenal CAR (Capital Adequacy
Ratio) bank diukur berdasarkan persentase antara Modal dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Langkah pertama pada penghitungan CAR adalah menghitung Risk
Weighted Assets atau Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Dalam
hal ini seluruh aktiva diberi timbangan bobot tertentu berdasarkan
timbangan tertentu dari yang tidak berisiko (risiko = 0%) sampai yang
paling berisiko (risiko = 100%). Pembobotan ini, bank terlebih dahulu
melakukan pengujian terhadap risiko kredit (credit assessment)
39
berdasarkan kriteria tertentu. Contoh sistem pembobotan : kredit
kepemilikan rumah dengan hipotek sebesar 50%, kredit komersial sebesar
100% atau tergantung dari credit assessment terhadap kreditur. Surat
hutang atau kalim komersial bobotnya 100% atau tergantung dari credit
assessment terhadap kreditur.
Untuk mendapatkan nilai CAR langkah selanjutnya adalah
membagi Modal Bank (Bank’s Equities) dengan Risk Weighted Assets
(ATMR). Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa apabila suatu bank
semakin agresif menyalurkan dananya ke dalam aktiva produktif yang
berisiko (karena mengharapkan pendapatan bunga yang lebih besar),
sudah seharusnya bank tersebut juga harus memiliki modal yang semakin
besar.
퐶퐴푅 =푀표푑푎푙 푆푒푛푑푖푟푖
퐴푘푡푖푣푎 푇푒푟푡푖푚푏푎푛푔 푀푟푛푢푟푢푡 푅푎푠푖표 × 100%
Keterangan :
Modal : terdiri atas modal inti dan modal pelengkap
ATMR : Aktiva tertimbang menurut resiko
2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Perry Warjiyo (2004:26), dalam kenyataannya perilaku
penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang
tersedia yang bersumber dari DPK (Dana Pihak Ketiga), tetapi juga
dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan
kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR (Capital
40
Adequacy Ratio), jumlah kredit macet atau NPLs (Non Performing Loans),
dan LDR (Loan to Deposit Ratio).
Menurut Slamet Riyadi (2003;146), LDR adalah perbandingan
antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang
dapat dihimpun oleh Bank. LDR akan menunjukan tingkat kemampuan
Bank dalam menyaluran dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank
yang bersangkutan. Menurut Ahamd Faishol (2007: 151) LDR yaitu rasio
antara jumlah seluruh kredit yang diberikan Bank dengan dana yang
diterima oleh Bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
untuk membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Maksimal LDR yang di perkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar
110%. Rumus Loan to Deposit Ratio adalah:
퐿퐷푅 =푇표푡푎푙 퐾푟푒푑푖푡 푦푎푛푔 푑푖푏푒푟푖푘푎푛
푇표푡푎푙 퐷푃퐾 × 100%
3. Return On Asset ( ROA )
Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas
dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. Semakin
besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin
baik atau sehat (Mahrinasari, 2003). Sedangkan menurut Bank Indonesia,
Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum
41
pajak dengan rata-rata total asset dalam satu periode. Dalam bukunya,
Frederic Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa, because owners of a
bank must know whether their bank is being managed well, they need good
measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is
return on assets (ROA). Semakin besar Return On Asset (ROA)
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin
besar. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset
(ROA) sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perusahaan
perbankan. Return on Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur
kinerja keuangan perbankan karena Return on Asset (ROA) digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset (ROA)
merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin
besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik,
karena tingkat kembalian semakin besar. Apabila Return on Asset
meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang
saham (Husnan, 1998).
Rumus dari Return On Asset adalah :
푅푂퐴 = 퐿푎푏푎 푆푒푏푒푙푢푚 푃푎푗푎푘
푇표푡푎푙 푎푠푒푡 (푟푎푡푎 − 푟푎푡푎) × 100%
42
4. Non Performing Loan (NPL)
Menurut Manurung dan Prathama Rahardja (2004: 196), NPL (Non
Performing Loans terbagi menjadi dua, yaitu kredit tidak lancar dan kredit
macet, kredit tidak lancar adalah kredit yang masih dilakukan
pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya.
Sedangkan kredit macet adalah kredit yang sejak + 21 bulan dikategorikan
diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. NPL
(Non Perfoming Loan) atau tingkat kredit macet menunjukkan berapa
persen kredit yang bermasalah dari keseluruhan kredit yang mereka
kucurkan ke masyarakat. NPL juga merupakan faktor yang sangat penting
bagi penilaian kinerja perbankan, bahkan hamper semua rasio nilainya
dipengaruhi oleh NPL.
Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia telah
mengeluarkan peratuaran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan NPL maksimim 5%. Semakin
rendah NPL semakin bagus karena jumlah kredit yang bermasalah/macet
pada bank tersebut semakin kecil begitupun sebaliknya semakin tinggi
NPL suatu bank maka akan semakin besar kredit yang bermasalah/macet
pada bank tersebut.
NPLs menunjukan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam
mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.
NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria
43
kurang lancar, diragukan, dan macet ). NPL dapat dirumuskan sebagai
berikut :
푁푃퐿 =퐾푟푒푑푖푡 푦푎푛푔 푏푒푟푚푎푠푎푙푎ℎ
푇표푡푎푙 퐾푟푒푑푖푡 푦푎푛푔 푑푖푏푒푟푖푘푎푛 × 100%
E. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1)
disebutkan bahwa, simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam
bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat,
dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah
tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah
maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana
masyarakat ini merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai
dengan fungsi bank sebagai penghimpunan dana dari masyarakat. (dikutip
dari http//: esutomo.staff.gunadarma.ac.id/)
a. Giro (demand deposit)
Giro adalah simpanan masyarakat baik dalam bentuk rupiah
maupun valuta asing pada bank yang dalam transaksinya (penarikan dan
penyetoran) dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, kartu ATM, sarana perintah bayar yang lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
44
Dana giro ini termasuk dana yang sensitive atau peka terhadap
perubahan, atau disebut juga dana yang labil yang sewaktu dapat ditarik
atau disetor oleh nasabah.
Sifat giro pada dasarnya adalah merupakan perintah nasabah
kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah tertentu uang atas bebar
rekening penarik pada tangal yang ditentukan kepada pihak yang
tercantum namanya dalam warkat bilyet giro tersebut.
b. Tabungan (saving deposit)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga dalam bentuk rupiah
maupun valuta asing pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu dari masing-masing bank penerbit.
c. Simpanan Berjangka
Deposito Berjangka (time deposit)
Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga dalam rupiah
maupun valuta asing, yang diterbitkan atas nama nasabah kepada bank dan
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Simpanan
berjangka termasuk deposit on call yang jangka waktunya relatif lebih
singkat dan dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pemberitahuan
sebelumnya.
Sertifikat Berjangka
Sertifikat deposito atau negotiable Certificate of Deposits yang
sering disingkat dengan CD adalah deposito berjangka yang bukti
45
simpanannya dapat diperdagangkan, yang juga merupakan surat
pengakuan hutang dari bank dan lembaga keuangan bukan bank yang
dapat diperjual-belikan dalam pasar uang.
Deposit on Call
Deposit on call adalah simpanan atas nama (atau pihak ketiga
bukan bank) dalam jumlah yang besar. Penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan pemberitahuan sebelumnya. Pemberitahuan nasabah
kepada bank untuk penarikan tersebut dilakukan misalnya dalam jangka
waktu sehari, tiga hari, seminggu, atau jangka waktu lainnya yang
disepakati oleh nasabah dan bank yang bersangkutan.
F. Suku bunga SBI
a. Suku Bunga
Menurut Kasmir (2003:37), bunga bagi bank berdasarkan prinsip
konvensional dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya . Bunga juga dapat
diartikan sebagai harga yang harus dibayarkan kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memperoleh pinjaman). Menurut Frederic S. Mishkin
(2007:4), interest rate is the cost of borrowing or the price paid for the
rental of funds (usually expressed as a percentage of the rental of $100
per year).
Menurut Ana Octavia (2007:13-14), unsur-unsur di dalam tingkat
suku bunga, meliputi :
46
1) Syarat jatuh tempo
Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman
terpendek adalah pinjaman satu malam. Surat-surat berharga jangka
pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-
surat berharga jangka panjang umumnya memberikan suku bunga yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek.
2) Risiko
Ada pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki risiko,
sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan
tagihan-tagihan pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan, oleh
kredit dan kekuatan pajak dari pemerintah. Unsur-unsur ini dapat
dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar dibayar.
Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit perusahaan
yang kondisinya baik. Sedangkan investasi yang berisiko mempunyai
peluang gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi termasuk investasi
pada perusahaan yang hampir bangkrut.
3) Likuiditas
Aktiva akan disebut “likuid“ apabila dapat ditukarkan dengan kas
secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang sedikit. Sebagian
besar surat berharga, termasuk saham biasa, obligasi perusahaan dan
pemerintah, dapat diukur dengan kas secara cepat mendekati nilai
sekarangnya. Aktiva-aktiva tidak likuid termasuk aktiva-aktiva unik yang
tidak memiliki pasar yang berkembang baik.
47
4) Biaya-biaya administrasi
Waktu serta ketelitian yang diperlukan untuk administrasi berbagai
jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Pinjaman dengan biaya administrasi
yang tinggi akan mempunyai bunga 5 sampai 10 persen per tahun lebih
besar dari tingkat bunga lainnya.
b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM tentang
Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat Bank
Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata
uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek. Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban
memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah
uang primer (uang kartal + uang giral di Bank Indonesia) yang berlebihan
dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh
BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut. (www.bi.go.id)
G. Jumlah uang yang beredar (JUB)
Perkembangan uang beredar di Indonesia di pengaruhi oleh
beberapa factor, antara lain : sector luat negeri, sector pemerintah, sector
swasta domestic. dan sector lainnya. Transaksi-transaksi dari sector-sektor
tersebut dicatat dalam neraca system moneter yang memperlihatkan
besarnya jumlah uang yang beredar dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahannya.
48
Uang adalah suatu benda yang dapat dipertukarkan dengan benda
lain; dapat digunakan untuk menilai benda lain atau sebagai alat hitung;
dan dapat digunakan sebagai alat penyimpan kekayaan (Veithzal Rivai,
2007:3).
Uang adalah suatu alat yang dapat dipakai dan diterima oleh
masyarakat umum sebagai alat pembayaran terhadap pembelian barang
dan jasa (Zakaria, 2009:78).
Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima dalam
pembayaran barang dan jasa atau pembayaran atas hutang (Mishkin.
2008:68).
Uang adalah alat pembayaran yang sah yang diterbitkan oleh
pemerintah (bank sentral) baik berbentuk kertas maupun logam yang
memiliki nilai atau besaran tertentu yang tertera pada kertas atau logam
yang di maksud yang penggunaanya diatur dan dilindungi dengan undang-
undang (Putong dan Andjaswati, 2010:107).
Sehingga uang dapat diartikan sebagai alat tukar yang dapat berupa
benda atau apapun yang diakui dan diterima oleh masyrakat luas sebagai
alat pembayaran dalam proses pertukaran barang maupun jasa dan fungsi
utamanya sebagai alat tukar dan satuan hitung.
Pada umumnya jumlah uang yang beredar bias ditentukan secara
langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan hubungannya
49
dengan uang inti, yang terdiri dari uang kartal ditambah dengan cadangan
yang dimiliki oleh bank-bank umum. Perilaku seperti ini berlandaskan
pada analisis penentuan JUB secara mekanis, dimana JUB dihubungkan
dengan uang inti lewat angka pengganda. Besarnya angka pengganda ini
ditentukan oleh rasio cadangan perbankan dan rasio antara uanga kartal
dengan uang giral.
Perubahan jumlah uang yang beredar di tentukan oleh hasil
interaksi antara masyarakat, lembaga keuangan dan bank sentral. Jumlah
uang yang beredar adalah hasil kali uang primer (monetary base) dengan
pengganda uang atau money multiplier.
Ahli-ahli ekonom sebelum Keynes, terutama ahli ekonomi Klasik,
menumpukkan analisis mereka kepada efek dari perubahan-perubahan
penawaran uang ke atas tingkat harga.
Teori permintaan uang terbagi menurut pandangan klasik dan
pandangan keynessian.
a. Teori permintaan uang klasik
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanyalah sebagai
alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diterima berbanding proporsional
dengan tingkat output atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat,
maka permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang
yang dipegang masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi
50
juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga
(real modey balances) ( Ekawan dan fechruddiansyah, 2010:93).
Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat
netral, dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Menurut
pandangan Klasik, teori keuangan ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu
teori kuantitas ( Quantity Theory of Money ) dan teori sisa tunai ( Cash
Balance Theory ).
Dalam uraian yang akan dibuat, dengan nyata akan dapat dilihat
bahwa kedua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Akan tetapi
pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yaitu : perubahan dalam
penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya
dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga
pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan
harga juga pada tingkat yang sama ( Sadono Sukirno, 2010:296).
1). Teori kuantitas uang
Teori ini dikembangkan oleh Irving Fisher dengan menggunakan
persamaan pertukaran. Persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
MV = PT
Dimana :
M = jumlah uang yang beredar
V = velositas uang (laju peredaran uang)
P = tingkat harga umum
51
T = jumlah unit transaksi
Velositas uang merupakan konsep menunjukkan berapa kali dalam
setahun uang berputar di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka
pendek, kecepatan uang beredar dianggap tetap.
Kesulitan dari model ini adalah pengukuran unit tranasaksi (T)
yang memungkinkan kesulitan tersebut, maka nilai untuk T yang
digunakan adalah nilai output riil (GDP riil).
Pandangan teori kuantitas uang dapat diringkas sebagai berikut:
perubahan dalam penawaran uang yang akan menimbulkan perubahan
yang sama tingkatnya ke atas harga-harga dan perubahan kedua variabel
tersebut adalah kea rah yang sama. Apabila penawaran uang bertambah
sebanyak lima persen, maka harga-harga bertambah sebanyak lima persen
dan apabila penawaran uang berkurang sebanyak lima persen maka harga-
harga juga akan berkurang lima persen ( Sadono Sukirno, 2010:297).
2). Teori sisa tunai
Teori ini dikembangkan oleh Alfred Marshall dari Cambridge,
adalah orang pertama yang menerangkan teori kuantitas uang yang
meneliti hubungan antara JUB dengan inflasi. Teori ini juga menerangka
sifat hubungan di antara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa
tunai mempunyai pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori
ini juga berependapat bahwa perubahan dalam penawaran uang akan
52
menimbulkan perubahan harga-harga yang sama tingkatnya. Teori ini
diterangkan dalam persamaan berikut (Putong dan Andjaswati, 2010:116):
M = kPT
Di mana M, P, dan T mempunyai arti yang sama dengan M, P, dan
T dalam persamaan MV = PT. Dalam teori sisa tunai k adalah pendapatan
masyarakat yang tetap dipegang dalam bentuk tunai. Sekiranya 20 persen
dari pendapatan akan dipegang masyarakat dalam bentuk tunai, maka k
=1/5. Dalam teori sisa tunai M = kPT atau M/k = PT. Sedangkan dalam
persamaan teori kuantitas uang MV = PT. Dengan demikian M/k = MV,
atau k = 1/V.
b. Teori permintaan uang Keynes
Di pasar uang, penawaran akan uang bertemu dengan permintaan
akan uang dan menetukan “harga” dari uang. Menurut Keynes, “harga”
uang adalah harga yang harus dibayar untuk penggunaan uang, yang tidak
lain adalah tingkat bunga. Penawaran akan uang dianggap ditentukan oleh
penguasa moneter sehingga identik dengan jumlah uang yang beredar.
Dalam analisis Keynes masyarakat meminta (memegang uang)
untuk tiga tujuan yaitu :
1). Permintaan uang untuk transaksi
Memegang uang untuk membayar transaksi merupakan tujuan
memegang uang yang paling penting. Uang sangat penting peranannya
53
untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi. Sebagian besar dari
uang yang diterima masyarakat dari pekerjaanya digunakan untuk
membeli kebutuhan-kebutuhannya seperti makanan, pakaian, dan
pengeluaran lainnya.
2). Permintaan uang untuk berjaga-jaga
Di samping untuk membiayai transaksi, uang diminta pula oleh
masyarakat untuk menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting
lain di masa depan. Masa depan adalah keadaan yang tidak bias
diramalkan. Ada kalanya keadaan masa depan bertambah baik, tetapi ada
kalanya masalah-masalah buruk akan di hadapi. Untuk mengahadapi masa
depan yang tidak pasti, terutama untuk mengahadapi masa kesusahan,
sebagian uang yang di minta masyarakat digunakan untuk menghadapi
masa kesusahan di masa yang akan datang. Di samping itu uang digunakan
pula untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga yang lebih baik, yaitu
untuk membeli rumah, membiayai persekolahan anak-anak dan untuk
pergi melancong.
3). Permintaan uang untuk spekulasi
Masyarakat menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi yaitu
disimpan dan digunakan untuk membeli surat-surat berharga seperti
obligasi pemerintah, saham perusahaan dan treasury bill. Dalam
menggunakan uang untuk tujuan spekulasi ini, suku bunga atau dividen
yang diperoleh dari memiliki surat-surat berharga tersebut sangat penting
54
dalam menetukan besarnya permintaan uang. Apabila suku bunga atau
dividen surat-surat berharga itu tinggi, masyarakat akan menggunakan
uang untuk membeli surat-surat berharga tersebut. Apabila suku bunga dan
tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat akan lebih suka
menyimpan uangnya dari pada membeli surat-surat berharga.
Jumlah uang yang beredar juga mempunyai keterkaitan dengan suku
bunga depsito. Semakin banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat,
investasi menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan menyimpan
didalam bentuk tabungan.
Pengertian uang beredar yang umum digunakan di Indonesia dapat
dibedakan dalam dua kategori, yaitu uang beredar dalam arti sempit atau
disebut juga narrow money (M1) dan uang beredar dalam arti luas atau
broad money (M2). M1 terdiri dari semua uang kartal yang beredar di
masyarakat ( tidak termasuk uang kartal yang ada di bank) di tambah
tabungan dan deposito berjangka atau disebut juga uang kuasi atau (quasi
money) (Dahlan Siamat, 2005:93).
a. Uang dalam arti sempit (M1)
M1 diartikan sebagai uang tunai (uang kartal dan uang uang
logam) yang dipegang oleh masyarakat, tidak termasuk uang yang ada di
kas bank serta kas negara. Uang tersebut dikenal dengan uang kartal.
Kemudian ditambah dengan uang yang berada di rekening giro perbankan
55
yang langsung dapat digunakan dengan menggunakan cek dan biasa
disebut dengan uang giral, sehingga persamaan M1 adalah:
M1 = C + DD
Dimana :
M1 = uang dalam arti sempit
C = currency, uang kartal
DD = Demand deposit, uang giral
Pengertian uang giral (DD) diatas hanya mencakup saldo rekening
Koran atau giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank dan belum
digunakan pemiliknya untuk berbelanja atau membayar.
b. Uang dalam arti luas (M2)
M2 merupakan perluasan dari defines M1 dengan uang kuasi.
Uang kuasi adalah bentuk kekayaan yang paling likuid yang terdiri dari
deposito berjangka atau rekening tabungan pada bank, sehingga
persamaan M2 adalah :
M2 = M1 + TD + SD
Dimana :
M2 = uang dalam arti luas
M1 = uang dalam arti sempit
TD = time deposits (deposito berjangka)
SD = saving deposits (saldo tabungan)
56
Orang menempatkan uangnya dalam TD atau SD karena simpanan
ini memberikan bunga. M2 juga disebut uang yang beredar dalam arti luas.
Di Indonesia, M2 biasanya mencakup semua TD dan SD rupiah pada
bank-bank (tidak tergantung besar kecilnya simpanan), tetapi tidak
mencakup TD dan SD mata uang asing (dollar).
H. Keterkaitan Antar Variabel
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan Billy Arma Pratama (2010), Luh Gede
Meydianawathi (2007), Desi Arisandi (2009), Abdul Rosyid (2009), dan
Sesy Rizkiyanti Oktavia (2006) menyimpulkan bahwa capital adequacy
ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit. Karena capital adequacy ratio merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Tingginya capital adequacy ratio
mengindikasikan adanya sumber daya financial (modal) yang idle.
Kondisi CAR yang cukup tinggi jauh diatas ketentuan minimal yang
disyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% mengahuskan Bank Umum
untuk lebih optimal dalam memanfaatkan kegunaan sumber daya financial
(modal) yang dimiliki melalui penyaluran kredit (sektor produktif).
57
2. Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan Abdul Rosyid (2009) menyimpulkan
bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap penawaran
kredit investasi. Ini dikarenakan dalam kenyataannya perilaku penawaran
kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang
bersumber dari DPK (Dana Pihak Ketiga), tetapi juga dipengaruhi oleh
persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu
sendiri seperti permodalan atau CAR (Capital Adequacy Ratio), jumlah
kredit macet atau NPLs (Non Performing Loans), dan LDR (Loan to
Deposit Ratio). LDR adalah perbandingan antara total kredit yang
diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank.
LDR akan menunjukan tingkat kemampuan Bank dalam menyaluran dana
pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank yang bersangkutan. LDR
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
3. Return On Assets (ROA) dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi (2007)
menyimpulkan bahwa return on assets berpengaruh positif terhadap
penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja yang disebabkan oleh
stabilnya jumlah modal dan laba bank umum. Kondisi perbankan yang
stabil akan meningkatkan kemampuan bank umum dalam menyalurkan
kredit kepada sektor UMKM. Slope positif dari variabel ROA
58
menunjukkan bahwa selama periode penelitian, Januari 2002-Februari
2006, jumlah kredit investasi dan modal kerja yang disalurkan bank
umum kepada sektor UMKM akan bertambah apabila: (1) Rasio
kecukupan modal bank umum dinaikkan, (2) rentabilitas bank umum
yang terus meningkat.
Berbeda dengan penelitian Desi Arisandi (2009) yang
menyimpulkan bahwa return on assets berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap tingkat penawaran kredit. Ini dikarenakan oleh pada
tahun 2005 menunjukkan peningkatan relative lambat namun stabil,
setelah tahun 2006 return on assets menagalami peningkatan yang
cukup signifikan yang kemudian akhirnya melemah pada tahun 2007
inilah yang menyababkan return on assets mengalami pengaruh yang
tidak signifikan.
4. Non Performing Loan (NPL) dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi (2007),
Billy Arma Pratama (2010), dan Abdul Rosyid (2009) menyimpulkan
bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhada
penyaluran kredit. Karena Non Performing Loan (NPL) merupakan
faktor yang mendukun penyaluran kredit perbankan. Semakin rendah
NPL maka semakin besar jumlah kredit yang disalurkan. Bank Umum
diharuskan memiliki manajemen perkreditan yang baik, agar tingkat
NPL-nya tetap berada dalam batas maksimal yang disyaratkan oleh
59
Bank Indonesia sebesar 5%. Dengan demikian Bank Umum dapat
menyalurkan kredit secara optimal.
5. Dana Pihak Ketiga dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi (2007),
Billy Arma Pratama (2010), Desi Arisandi (2009), Nresna Iqlima
(2005), dan Abdul Rosyid (2009) menyimpulkan bahwa Dana Pihak
Ketiga (DPK) merupakan faktor yang mendukung penyaluran kredit
perbankan. Semakin besar DPK yang berhasil dihimpun maka semakin
besar pula jumlah kredit yang disalurkan. Oleh karena itu Bank Umum
harus melakukan penghimpunan DPK secara optimal. Hal ini dapat
dilakukan antara lain melalui program reward yang menarik, sales
people, dan service people yang qualified, suku bunga simpanan yang
menarik, dan jaringan layanan yang luas dan mudah diakses, guna
menarik minat masyarakat untuk menyimpan dananya. Di sisi lain
ketatnya persaingan dalam rangka penghimpunan dana (baik dengan
sesama bank maupun dengan lembaga keuangan bukan bank) dan
tuntutan sebagai business entity untuk meningkatkan peroleha laba,
mendorong Bank Umum untuk mempergunakan DPK yang berhasil
dihimpun dengan optimal. Penyaluran kredit merupakan alokasi DPK
yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, disamping sebagai
bentuk tanggung jawab moral perbankan atas DPK yang berhasil
dihimpun dari masyarakat.
60
6. Suku Bunga SBI dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Billy Arma Pratama (2010)
menyatakan bahwa suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit. Hal ini dikarenakan SBI merupakan
instrumen yang menawarkan return yang cukup kompetitif serta bebas
risiko (risk free) gagal bayar. Suku bunga SBI yang terlalu tinggi
membuat perbankan betah menempatkannya dananya di SBI ketimbang
menyalurkan kredit, inilah yang menyebabkan tidak ada pengaruhnya
SBI terhadap penyaluran kredit.
7. Jumlah Uang Beredar dengan Penyaluran Kredit
Penelitian yang dilakukan oleh Sesy Rizkiyanti Oktavia (2006)
menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit. Dikarenakan jika jumlah uang beredar
mengalami peningkatan maka jumlah penyaluran kredit juga akan
mengalami peningkatan.
61
I. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
1 Luh Gede Meydianawathi (2007)
Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia
DPK (X1) ROA (X2) NPLs (X3) CAR (X4) Penawaran kredit (Y)
Ordinary Least Square (OLS)
Hasil analisis Uji F menunjukkan bahwa variabel-variabel DPK, CAR, ROA, dan NPLs berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja yang disalurkan bank umum, dan pada tingkat signifikansi 10% variabel DPK, CAR, dan ROA secara parsial menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penawaran kredit invesatsi dan KMK. Sebaliknya
62
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
NPLs menunjukkan hubungan yang negatif dan signifkan terhadap penawaran kedua jenis tersebut
2 Billy Arma Pratama (2010)
Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan
DPK (X1) CAR (X2) NPL (X3) Suku Bunga SBI (X4) Kredit (Y)
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian adalah DPK berpengaruh signifikan positif terhadap variabel kredit, CAR berpengaruh signifikan positif terhadap variabel kredit, NPL berpengaruh signifikan positif terhadap variabel kredit, dan Suku Bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kredit.
3 Tatik Setiyati (2007)
Analisis pengaruh suku bunga kredit,
Suku bunga kredit (X1)
Error Correction Model
Hasil regresi ECM variabel suku
63
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
dana pihak ketiga, dan produk domestik bruto terhadap penyaluran kredit pada perbankan di Indonesia.
DPK (X2) PDB (X3) Kredit (Y)
bunga kredit dan DPK berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit dan hasil Uji F variabel independen IR, DPK, dan PDB secara bersama-sama mempengaruhi penyaluran kredit pada perbankan pada tingkat signifikansi 5%.
4 Desi Arisandi (2009)
Analisis Faktor Penawaran Kredit pada Bank Umum di Indonesia
DPK (X1) CAR (X2) NPL(X3) ROA (X4) Kredit (Y)
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian yaitu dimana DPK mempunyai pengaruh positif dan sifnifikan, CAR mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan, NPL mempunyai
64
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
pengaruh negatif dan signifikan sedangkan ROA mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat penawaran kredit.
5 Nresna Iqlima (2009)
Pengaruh Inflasi, DPK, dan Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja terhadap Posisi Kredit Modal Kerja pada Bank Persero
Inflasi (X1) DPK (X2) Suku Bunga Kredit (X3) Kredit Modal Kerja (Y)
Regresi Linier Berganda
Hasil uji regresi berganda secara simultan variabel inflasi, DPK, dan suku bunga kredit modal kerja secara bersamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja Bank Persero, sementara secara parsial DPK dan suku bunga kredit modal kerja mempunyai pengaruh signifikan
65
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
terhadap posisi kredit modal kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap posisi kredit modal kerja, sedangkan variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi kredit modal kerja.
6 Abdul Rosyid (2009)
Analisis Pengaruh DPK, CAR, NPL, LDR dan Inflasi Terhadap Penawaran Kredit Investasi pada Bank
DPK (X1) CAR (X2) NPL (X3) LDR (X4) Inflasi (X5) Kredit(Y)
Path Analysis
Hasil Uji Regresi Jalur atau path analysis, variabel DPK, CAR, NPL, LDR dan Inflasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penawaran kredit Investasi dan secara parsial variabel DPK, CAR, NPL, dan LDR berpengaruh signifikan terhadap penawaran kredit investasi,
66
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
sedangkan variabel Inflasi tidak berpengaruh.
7 Dewi Anggrahini (2006)
Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan.
Modal (X1) Simpanan masyarakat (X2) Suku Bunga SBI (X3) Pertumbuhan Ekonomi (X4) Kredit (Y)
Ordinary Least Square (OLS)
Hasil dari penelitiannya yaitu modal dan simpanan masyarakat berpengaruh positif terhadap kredit perbankan dengan tingkat signifikansi 5%, tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap kredit perbankan dengan tingkat signifikansi 5%, tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap kredit perbankan dengan tingkat signifikansi 10%, dan pertumbuhan ekonomi
67
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan dengan tingkat signifikansi 5%.
8 Sesy Rizkiyanti Oktavia (2006)
Analisis Pengaruh BI Rate, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar terhadap CAR dan Implikasinya terhadap CAR dan Implikasinya terhadap Penawaran Kredit
BI Rate (X1) Inflasi (X2) Jumlah Uang Beredar (X3) CAR (Y) Penawaran kredit (Z)
Path Analysis
Hasil Pengujian setelah trimming, diketahui BI Rate, Inflasi, jumlah Uang beredar dan CAR memiliki pengaruh secara simultan pada kredit sebesar 0,977. Hasil pengujian secara parsial, diketahui bahwa hanya variabel BI Rate memiliki pengaruh negatif dan signifikan sedangkan inflasi dan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan
68
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
No Peneliti Judul Penelitian
Variabel Model Analisis
Hasil Penelitian
pada penawaran kredit.
69
J. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Bank Indonesia
Bank Umum Kebijakan Moneter
CAR ROA LDR NPL DPK SBI JUB
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik: 1. Uji Normalitas
2. Multikolonieritas 3. Heteroskedastisitas
Uji Regresi Berganda
Uji F
Uji t
Adjusted R Square
Interpretasi
Kesimpulan
Penyaluran kredit
70
K. Hipotesis
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan
hipotesis alternatif sebagai berikut :
1. CAR, ROA, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah Uang
Beredar secara simultan berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR,
ROA, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah
Uang Beredar secara simultan terhadap Penyaluran Kredit.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR, ROA,
LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah Uang
Beredar secara simultan terhadap Penyaluran Kredit.
2. CAR, ROA, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi,
Jumlah Uang Beredar dan PDB secara parsial berpengaruh terhadap
Penyaluran Kredit
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR,
ROA, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah
Uang Beredar secara parsial terhadap penyaluran kredit.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel CAR, ROA,
LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan Jumlah Uang
Beredar secara parsial terhadap penyaluran kredit.
71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian survei. Data
berasal dari studi pustaka, dokumentasi, dan mengumpulkan data-data
sekunder yang berhubungan dengan variabel yang berhubungan dengan
variabel pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
car, roa, ldr, npl, dpk, suku bunga SBI dan jumlah uang beredar terhadap
penyaluran kredit di Bank Konvensional. Dalam penelitian ini tempat yang
digunakann sebagai tujuan penelitian adalah perusahaan perbankan, yaitu
bank konvensional untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Data yang diteliti adalah pertriwulan karena data
yang diambil adalah car, roa, ldr, npl, dpk, suku bunga SBI, dan jumlah uang
beredar dari tahun 2005 sampai 2009.
B. Metode Pemilihan Populasi dan Sampel
Sampel penelitian adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset
(ROA), Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Dana
Pihak Ketiga (DPK), suku bunga SBI, Jumlah Uang Beredar, data pemberian
kredit Bank Umum yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pertriwulan dari
maret tahun 2005 hingga desember tahun 2009.
72
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode
sampel (judgement sampling) yaitu sample yang diambil sesuai dengan
karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang
bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan elemen-elemen
sample penelitian. (Abdul Hamid, 2004 : 22 ). Skripsi ini disusun dengan
melakukan pemilihan sampel menggunakan metode non probabilitas (secara
tidak acak). Metode yang diambil adalah pemilihan sampel berdasarkan
pertimbangan (judgment sampling) yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak
acak yang informasinya diperoleh dengan mempergunakan pertimbangan
tertentu (yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian atau skripsi
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berasal dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun luar BI, BPS.
sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia)
dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut meliputi:
a. Laporan keuangan Bank Konvensional tentang pemberian kredit
yang dipublikasikan oleh BI.
b. Data rasio keuangan yang di pubilkasikan BI dan BPS
c. Data Dana Pihak Ketiga yang dipublikasikan BI dan BPS
d. Data Suku Bunga SBI yang dipublikasikan BI dan BPS
73
e. Data Jumlah Uang Beredar (JUB) yang dipublikasikan BI dan BPS
f. Data penelitian ini menurut waktunya merupakan data time series
atau juga disebut data deret waktu yang merupakan data deret
waktu yang merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena
tertentu dalam berbagai interval waktu tertentu (Umar:2000:83).
2. Library Research
Merupkan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber
dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang
tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip
bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Teknik Analisis
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan
menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS,
setelah semua data-data ini terkumpul maka selanjutnya data-data tersebut
dianalisis yaitu dengan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan
agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta
74
penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara
grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum dan minimum (Ghozali, 2005:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Ketika melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolienaritas, dan uji
Heteroskedastisitas, yaitu sebagai berikut:
a. Normalitas
Ada dua pengujian yang umumnya dilakukan pada data sebelum
diterapkan sebelum sebuah metode statistik dilakukan, yaitu: uji
normalitas data dan uji varian. Uji normalitas data adalah pengujian
tentang kenormalan distribusi data. Uji ini bertujuan untuk menguji
apakah variabel yang digunakan mempunyai distribusi yang normal
atau tidak. Ada beberapa cara untuk mendeteksi normalitas data, yaitu:
1) Dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik Q-Q Plot. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas
data adalah: Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal maka variabel-variabel tersebut
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar dari garis diagonal
dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka variabel-variabel
tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
75
2) Uji Kolmogorov-Smirnov, dengan dasar pengambilan keputusan
sebgai berikut: Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas
<0,05 maka distribusi data tidak normal. Nilai Sig. atau signifikansi
atau nilai probabilitas >0,05 maka distribusi data normal.
b. Multikolienaritas
Menurut Imam, Uji multikolienaritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai
berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas.
76
Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai Tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance =0.10 sama dengan tingkat
kolinieritas 0.95. walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan
nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui
variabel-variabel independen manasajakah yang saling berkorelasi.
c. Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2005:105), Uji Heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
77
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
di-studentized.
Dasar analisis:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model
regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.
78
Menurut Singgih Santoso ada beberapa cara mendeteksi adanya
autokorelasi diantaranya:
1) Angka Durbin Watson (DW) dibawah -2, berarti ada autokorelasi
positif.
2) Angka Durbin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka Durbin Watson (DW) diatas +2 berarti ada autokorelasi
negatif.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi dalam penelitian ini menjadi alat untuk mengukur
bagaimana pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Tujuan dari analisis regresi adalah untuk memprediksi besarnya variabel
dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah
diketahui besarnya.
Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel
independen, maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan
sebagai berikut:
푌 = 푎 + 푏 푋 + 푏 푋 + 푏 푋 + 푏 푋 + 푏 푋 + 푏 푋 + 푏 푋 + 휀
Dimana:
Y = Penyaluran Kredit
a = Intercept (variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel dipenden
dan variabel independen
b = Koefisien regresi dari variabel independen
79
X 1 = Capital Adequacy Ratio
X2 = Loan To Deposit Ratio
X3 = Return On Total Asset
X4 = Non Performing Loan
X5 = Dana Pihak Ketiga
X6 = Suku Bunga SBI
X7 = Jumlah Uang Beredar
4. Uji Signifikansi
a. Uji Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
depeden yang diuji pada tingkat signifikasi 0.05 maka variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
b. Uji Signifikasi Simultan (uji statistik F)
Uji F dilakukan dengan tujuan menguji apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikasi
> 0.05 maka Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikasi < 0.05 maka
Ha diterima.
Dapat juga dilihat apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen secara simultan.
80
Untuk menentukan Fhitung dapat dilakukan dengan rumus:
퐹 =푅 /(푘 − 1)
(1 − 푅 )/(푛 − 푘)
Dimana:
R2 = Koefisien determinan
n = jumlah pengamatan/sampel
k = jumlah parameter yang diestimasi dalam regresi
81
E. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Variabel Endogen
Variabel endogen (variabel dependen) adalah variabel yang
dipengaruhi variabel eksogen. Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel endogen atau variabel dependen adalah Penyaluran Kredit di
Bank Umum.
2. Variabel Eksogen
Variabel eksogen (variabel independen) adalah variabel yang
diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel eksogen (variabel indenpenden)
adalah:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, Bank yang
dinyatakan termasuk sebagai bank sehat harus memiliki CAR paling
sedikit 8%. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
퐶퐴푅 =푀표푑푎푙 푆푒푛푑푖푟푖
퐴푘푡푖푣푎 푇푒푟푡푖푚푏푎푛푔 푀푟푛푢푟푢푡 푅푎푠푖표 × 100%
82
b. Return On Assets (ROA)
Rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
(sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.
푅푂퐴 = 퐿푎푏푎 푆푒푏푒푙푢푚 푃푎푗푎푘
푇표푡푎푙 푎푠푒푡 (푟푎푡푎 − 푟푎푡푎) × 100%
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam
menylurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang
bersangkutan. Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia
adalah sebesar 110%.
퐿퐷푅 =푇표푡푎푙 퐾푟푒푑푖푡 푦푎푛푔 푑푖푏푒푟푖푘푎푛
푇표푡푎푙 퐷푃퐾 × 100%
d. Non Performing Loan (NPL)
NPLs menunjukan kemampuan kolektibilitaas sebuah bank dalam
mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.
NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria
kurang lancar, diragukan, dan macet ). NPL dapat dirumuskan sebagai
berikut :
푁푃퐿 =퐾푟푒푑푖푡 푦푎푛푔 푏푒푟푚푎푠푎푙푎ℎ
푇표푡푎푙 퐾푟푒푑푖푡 푦푎푛푔 푑푖푏푒푟푖푘푎푛× 100%
83
e. Suku Bunga SBI
Menurut Kasmir (2003:37), bunga bagi bank berdasarkan prinsip
konvensional dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya . Bunga juga
dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayarkan kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). SBI adalah surat berharga
dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek.
f. Jumlah Uang Beredar
Dalam penelitian ini, penulisan menggunakan jumlah uang yang
beredar dalam arti luas (M2). M2 merupakan perluasan dari definisi M1
dengan uang kuasi. Uang kuasi adalah bentuk kekayaan yang paling
likuid yang terdiri dari deposito berjangka atau rekening tabungan pada
bank, sehingga JUB yang digunakan dalam penelitian ini adalah M2.
84
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Perkembangan Jumlah Kredit yang Disalurkan Oleh Bank
Keadaan ekonomi di Indonesia saat ini yang penuh persaingan dan kondisi
yang tidak menentu menyebabkan bank-bank umum berlomba untuk
meningkatkan sumber dana bank yang kemudian disalurkan kembali dalam
bentuk penyaluran kredit. Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini
merupakan pendapatan utama bank. Kondisi perekonomian bank-bank umum
belum bias dikatakan mantap, namun kondisi tersebut tidak menyebabkan
perkembangan penyaluran kredit bank-bank umum menurun. Ini bias dilihat dari
penyaluran kredit pada tahun 2005-2009 yang terus mengalami peningkatan.
Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank-bank umum antara lain : kredit modal
kerja, kredit investasi, serta kredit konsumsi.
Semakin banyak bank melakukan kegiatan operasionalnya seperti
penyaluran kredit, maka akan semakin banyak pula pendapatan bunga yang akan
diperoleh bank. Ketika pendapatan meningkat juga dapat mempengaruhi jumlah
laba, baik deviden dan laba ditahan. Hal ini tentu saja meningkatkan pertumbuhan
sumber dana bank dan akhirnya akan dapat meningkatkan sumber dana untuk
menyalurkan kreditnya. Pengalokasian dana yang tidak efisien menyebabkan
85
penyaluran kredit berkurang. Karena jumlah dana pada sumber dana berkurang
sehingga akan menyebabkan dana yang akan disalurkan pada periode berikutnya
iku turun.
Keadaan tersebut itu akan menghambat kegiatan operasional bank itu
sendiri dan juga dapat menurunkan pendapatan bank. Pengalokasian dana yang
tidak tepat dapat saja terjadio pada suatu bank atau beberapa bank, oleh karena itu
perlu dilakukan pembenahan terhadap manajemen bank sperti komite kredit yang
terdiri dari decision maker yang bertugas untuk menganalisis dan memutuskan
lebih lanjut apakah calon debitur layak dalam memenuhi persyaratan kredit di
dalam pemberian kredit yang diberikan oleh bank, sehingga kredit yang diberikan
dapat memberikan hasil atau laba yang besar bagi bank. Bank Indonesia sebagai
sentral juga turut berperan untuk melakukan pengawasan serta pelatihan terhadap
kegiatan operasional bank, agar tiap bank tetap berada pada kondisi yang sehat.
Adapun nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 pada halaman selanjutnya.
86
Tabel 4.1 Daftar Nama Perusahaan
No Nama Bank Kode
1 PT Bank Bukopin BKP
2 PT Bank Danamon Indonesia Tbk DMN
3 PT ICB Bumiputera Tbk BPA
4 PT Bank Kesawan Tbk KWN
5 PT Bank Lippo Tbk LPO
6 PT Bank Mandiri Tbk MDR
7 PT Bank Mayapada International Tbk MPD
8 PT Bank Mega Tbk MGA
9 PT Bank Mutiara Tbk MTA
10 PT Bank Negara Indonesia Tbk BNI
11 PT Bank OCBC NISP Tbk NSP
12 PT PAN Indonesia Bank Tbk PAN
13 PT Bank Permata Tbk PMA
14 PT Bank Rakyat Indonesia BRI
15 PT Bank Sinarmas Tbk SRS
16 PT Bank Swadesi Tbk SDI
17 PT Bank Tabungan Negara Tbk BTN
18 PT Bank UOB Buana Tbk UOB
87
B. Hasil Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.
Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada
tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variable independen Capital
Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai minimum sebesar -2,5158 yang diperoleh
dari MTR pada triwulan IV di tahun 2005 sedangkan untuk nilai maksimumnya
yang sebesar -0,4676 diperoleh dari SRS pada triwulan I di tahun 2005. Nilai
rata-rata CAR sebesar -1,728417 dan standar deviasinya adalah sebesar
0,3468104.
Hasil Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
ln_CAR 354 -2.5158 -.4676 -1.728417 .3468104 ln_ROA 354 -9.2103 -2.7806 -4.208562 .7960835 ln_LDR 354 -1.5559 .1877 -.370923 .3198478 ln_M2 354 2.6273 2.6794 2.654181 .0154465 ln_SBI 354 -2.7395 -2.0596 -2.407385 .2046295 ln_npl 354 -9.2103 -1.2852 -3.790393 1.1180542 ln_dpk 354 2.54 2.97 2.8103 .09655 kredit 360 11.6510 19.1413 16.270889 1.6188468 Valid N (listwise)
354
88
Variabel independen Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum
sebesar -52,00 yang diperoleh dari KWN pada triwulan I di tahun 2006 sedangkan
nilai maksimumnya yang sebesar 6,2 diperoleh DMN pada triwulan I di tahun
2005. Nilai rata-rata ROA sebesar -4,208562 dan standar deviasinya adalah
sebesar 0,7960835.
Variabel independen Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai
minimum sebesar -1,5559 yang diperoleh dari MTA pada triwulan III di tahun
2006 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 0,1877 diperoleh LPO pada
triwulan I di tahun 2008. Nilai rata-rata LDR sebesar -0,370923 dan mememiliki
standar deviasinya adalah sebesar 0,3198478.
Variabel independen Jumlah Uang Beredar memiliki nilai minimum
sebesar 2,6273 yang diperoleh dari BNI, BTN, BRI, MDR, PMA, BKP, SRS,
NSP, PAN, BPA, DMN, KWN, LPO, MPD, MTA, SDI, UOB, MGA pada tiap
triwulan I di tahun 2005 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 2,6794
diperoleh dari BNI, BTN, BRI, MDR, PMA, BKP, SRS, NSP, PAN, BPA, DMN,
KWN, LPO, MPD, MTA, SDI, UOB, MGA pada tiap triwulan IV di tahun 2009.
Nilai rata-rata Jumlah Uang Beredar sebesar 2,654181dan standar deviasinya
adalah 0,0154465
Variabel independen Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
memiliki nilai minimum sebesar -2,7395 yang diperoleh dari BNI, BTN, BRI,
MDR, PMA, BKP, SRS, NSP, PAN, BPA, DMN, KWN, LPO, MPD, MTA, SDI,
UOB, MGA pada tiap triwulan IV di tahun 2009 sedangkan nilai maksimumnya
yang sebesar -2,0596 diperoleh dari dari BNI, BTN, BRI, MDR, PMA, BKP,
89
SRS, NSP, PAN, BPA, DMN, KWN, LPO, MPD, MTA, SDI, UOB, MGA pada
triwulan IV di tahun 2005. Nilai rata-rata SBI sebesar -2,407385 dan standar
deviasinya adalah 0,2046295.
Variabel independen Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai
minimum sebesar -9,2103 yang diperoleh dari SRS di triwulan I tahun 2008, PAN
di triwluan II tahun 2007 dan LPO di triwulan II tahun 2007 sedangkan nilai
maksimum -1,2852 diperoleh dari MDR Tbk pada triwulan I di tahun 2006. Nilai
rata-rata NPL sebesar -3,790393 dan standar deviasinya adalah 1,1180542.
Variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai minimum
sebesar 2,54 yang diperoleh dari SRS pada triwulan I di tahun 2005 sedangkan
nilai maksimum 2,97 diperoleh dari MDR pada tahun 2008 terjadi di triwulan IV
sedangkan pada tahun 2009 terjadi di triwulan II, III, dan IV. Nilai rata-rata DPK
sebesar 2.8103 dan standar deviasinya adalah 0,09655.
Variabel dependen kredit memiliki nilai minimum 11,6510 yang diperoleh
dari SRS pada triwulan I di tahun 2005 sedangkan nilai maksimumnya yang
sebesar 19,1413 diperoleh dari MDR pada triwulan I di tahun 2005. Nilai rata-rata
kredit sebesar 16,270889 dan standar deviasinya adalah 1,6188468.
2. UJI ASUMSI KLASIK
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi ketergantungan variabel tak
bebas (dependent) pada satu atau lebih variabel penjelas atau terikat (variable
independent) dengan maksud untuk mengestimasi atau menaksir rata-rata populasi
atau nilai rata-rata variabel dependent berdasarkan nilai variabel independent yang
90
diketahui (Gujarati, 1995). Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier
berganda (multiplier linier regression method) dengan variabel dependent-nya
adalah Penyaluran Kredit sedangkan variabel independent-nya adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR),
Non Performing Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK), Suku Bunga SBI dan
Jumlah Uang Beredar (JUB).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data
normal atau tidak, ada dua cara untuk mendekatinya, yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat
normalitas residual dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
91
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi
Sumber : Data Sekunder diolah
Dari gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa terdapat titik-titik yang tidak
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya menyimpang serta
menjauhi arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini masih belum terdistribusi secara normal.
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik dan valid maka
langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi data mentah ke dalam bentuk
natural logaritma dari masing-masing data yang diuji (Ghozali, 2007:32). Berikut
adalah P-Plot setelah dilakukannya transformasi data yang dapat dilihat pada
gambar 4.2 di halaman berikutnya.
92
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi
Sumber : Data Sekunder diolah
Setelah dilakukan transformasi data dapat dilihat dari gambar 4.2 di atas
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Terkait dengan data hasil
transformasi uji normalitas, maka data tersebut akan digunakan dalam pengujian
asumsi klasik yang lainnya dan uji hipotesis selanjutnya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikonearitas bertujuan untuk menguji apakah model rregresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Jika variabel
independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesame
variabel independent sama dengan nol ( Ghozali, 2006 ). Untuk mengetahui
93
apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF yang terdapat pada
masing-masing variabel seperti terlihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Keputusan Tolerance VIF
1 Ln.CAR .735 1.361 Tidak ada multikolonieritas Ln.ROA .575 1.738 Tidak ada multikolonieritas Ln.LDR .810 1.235 Tidak ada multikolonieritas Ln.M2 .618 1.617 Tidak ada multikolonieritas Ln.SBI .705 1.419 Tidak ada multikolonieritas Ln.NPL .876 1.141 Tidak ada multikolonieritas Ln.DPK .683 1.464 Tidak ada multikolonieritas
a. Dependent Variable: Kredit Sumber : Data sekunder diolah
Dari tabel diatas menunjukkan suatu model regresi dinyatakan bebas dari
multikolinearitas adalah jika data mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari 0.1
dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua
variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh
dibawah angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah pada uji
multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
94
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terajdi
heteroskedastisitas ( Ghozali, 2006 ).
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik
scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik di
atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka
tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada
gambar dibawah ini:
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data sekunder diolah
Dengan melihat grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar
secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedatisitas
pada model transformasi regresi yang digunakan (homokedastisitas).
95
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (D-
W). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu
dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
bebas dari masalah autokorelasi.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate D-W
1 .998a .995 .995 .1129229 .890 a. Predictors: (Constant), ln_dpk, ln_CAR, ln_SBI, ln_LDR, ln_npl, ln_M2, ln_ROA
b. Dependent Variable: kredit Sumber : Data sekunder diolah
Dari tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 0.890.
Dengan jumlah predictors sebanyak 6 buah (k=6) dan sampel sebanyak 18
perusahaan (n=90), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat signifikansi 5%, maka
dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,5181 dan (du) adalah sebesar 1,8014.
Dengan demikian nilai D-W < (dl) yang menandakan bahwa terdapat autokorelasi
positif dalam model regresi, atau dengan kata lain, penelitian ini masih belum
terbebas dari masalah autokorelasi. Namun menurut Sunyoto (2009:91-92), nilai
D-W yang berada diantara -2 dan +2 dapat dijadikan acuan bahwa tidak terjadi
masalah autokorelasi dalam model penelitian. Maka karena nilai D-W sudah
96
berada diantara -2 dan +2, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Adj R2
Pada model regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj R2), atau
koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen bila
dibandingkan dengan R2 (koefisien determinasi). Kelemahan dalam menggunakan
nilai R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya mengenai hasil uji Adj R2 penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Adj R2 Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .998a .995 .995 .1129229 a. Predictors: (Constant), ln_dpk, ln_CAR, ln_SBI, ln_LDR, ln_npl, ln_M2, ln_ROA b. Dependent Variable: kredit
Sumber : Data sekunder diolah
Besarnya angka R square (R2) adalah 0.995, angka tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai CAR, ROA, LDR, NPL, DPK,
Suku bunga SBI, dan Jumlah Uang Beredar terhadap penyaluran kredit di dunia
perbankan dengan cara menghitung koefesien determinasi (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
97
KD = R2 x 100%
KD = 0.995 x 100%
KD = 99.5%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh nilai CAR, ROA,
LDR, NPL, DPK Suku bunga SBI, dan Jumlah Uang Beredar secara gabungan
terhadap penyaluran kredit di perbankan adalah 99.5%, sedangkan sisanya sebesar
0.5% (100% - 99.5%) dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian. Adapun angka koefisien korelasi (R)
menunjukkan nilai sebesar 0,998 yang menandakan bahwa hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai
R > 0,5.
b. Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen
secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan
melihat nilai signifikansi (sig.) yang ada di tabel 4.6. Selengkapnya mengenai
hasil uji F penelitian dapat dilihat pada halaman selanjutnya.
98
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 928.422 7 132.632 10401.204 .000a Residual 4.412 346 .013
Total 932.834 353 a. Predictors: (Constant), ln_dpk, ln_CAR, ln_SBI, ln_LDR, ln_npl, ln_M2, ln_ROA b. Dependent Variable: kredit
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil Uji Hipotesis 1
Pengaruh CAR, ROA, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI, dan
Jumlah Uang Beredar terhadap Penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.6 nilai F diperoleh
10401,204 dengan tingkat signifkansi 0,000, karena tingkat signifkansi
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
CAR, ROA, LDR, NPL, DPK, Suku Bunga SBI dan Jumlah Uang
Beredar berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.
c. Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing
variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.
Apabila Thitung lebih besar Ttabel (Thit > Ttab) dan nilai signifikan Thitung lebih kecil
dari α : 5% (0,05) (sig < α), berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen secara parsial dengan variabel dependen. Dengan menggunakan
metode regresianalisis regresi linier berganda. Signifikansi model regresi pada
99
penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.7. Selengkapnya
mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Sumber: Data sekunder diolah Hasil Uji Hipotesis 2
Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel car mempunyai
tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat
dikatakan bahwa car berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel car lebih kecil dari 0,05.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) -31.950 1.244 -25.679 .000
ln_CAR .079 .020 .017 3.923 .000
ln_ROA .013 .010 .006 1.301 .194
ln_LDR .909 .021 .179 43.547 .000
ln_M2 1.411 .495 .013 2.852 .005
ln_SBI .024 .035 .003 .688 .492
ln_npl .031 .006 .022 5.462 .000
ln_dpk 16.084 .075 .955 213.554 .000
a. Dependent Variable: kredit
100
Hasil Uji Hipotesis 3
Pengaruh Return On Assets terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel roa mempunyai
tingkat signifikansi 0,194. Hal ini berarti menolak Ha2 sehingga dapat
dikatakan bahwa roa tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
kredit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel roa lebih besar
dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 4
Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel ldr mempunyai
tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti menerima Ha3 sehingga dapat
dikatakan bahwa ldr berpengaruh signifkan terhadap penyaluran kredit
karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel ldr lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 5
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel M2 mempunyai
tingkat signifikansi 0,005. Hal ini berarti menerima Ha7 sehingga dapat
dikatakan bahwa jumlah uang beredar signifikan terhadap penyaluran
kredit karena tingkat signifikan yang dimiliki variabel M2 lebih kecil dari
0,05.
101
Hasil Uji Hipotesis 6
Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel sbi mempunyai
tingkat signifikansi 0,492. Hal ini berarti menolak Ha6 sehingga dapat
dikatakan bahwa sbi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
kredit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel sbi lebih besar
dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 7
Pengaruh Non Performing Loan terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 7 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel npl mempunyai
tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti menerima Ha4 sehingga dapat
dikatakan bahwa npl berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
karena tingkat signifkansi yang dimiliki variabel npl lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 8
Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit.
Hasil uji hipotesis 8 dapat dilihat pada tabel 4.7, variabel dpk mempunyai
tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti menerima Ha5 sehingga dapat
dikatakan bahwa dpk berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
karena tingkat signifkansi yang dimiliki variabel dpk lebih kecil dari 0,05.
102
Berdasarkan tabel 4.7, maka diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut.
Dimana :
Y = Penyaluran kredit
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Return On Assets (ROA)
X3 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
X4 = Jumlah Uang Beredar
X5 = Suku Bunga SBI
X6 = Non Performing Loan (NPL)
X7 = Dana Pihak Ketiga
Maka dapat dijelaskan bahwa (1) apabila X1, X2, X3, X4, X5, X6,
dan X7 bernilai 0, maka nilai Y adalah 31,9 trilliyun maksudnya adalah
jika 18 bank (sampel yang diambil) tidak melakukan operasional
perbankan dapat dikatakan bahwa dalam periode 2005-2009 pertumbuhan
sektor riil kekurangan penyaluran kredit sebesar 31,9 trilliyun .(2) X1=
0,079 maksudnya adalah setiap kenaikan 1% X1 akan menyebabkan
perubahan Y sebesar 0,079 trilliyun. (3) X2= 0,013 maksudnya adalah
setiap kenaikan 1 % X2 akan menyebabkan perubahan Y sebesar 0,013
trilliyun. (4) X3= 0,909 maksudnya adalah setiap kenaikan 1% X3 maka
Y = -31,950 + 0,079X1 + 0,013X2 + 0,909X3 + 1,411X4 + 0,024X5 +
0,031X6 + 16,084X7
103
akan menyebabkan perubahan Y sebesar 0,909 trilliyun. (5) X4= 1,411
maksudnya adalah setiap kenaikan 1 trilliyun X4 akan menyebabkan
perubahan Y sebesar 1,411 trilliyun. (6) X5= 0,024 maksudnya adalah
setiap kenaikan 1% X5 akan menyebabkan perubahan Y sebesar 0,024
trilliyun. (7) X6= 0,031 maksudnya adalah setiap kenaikan 1% X6 akan
menyebabkan perubahan Y sebesar 0,031 trilliyun. (8) X7=16,084
maksudnya adalah setiap kenaikan 1 milliar X7 akan menyebabkan
perubahan Y sebesar 16,084 trilliyun.
C. Interpretasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rici mengenai hasil
pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel CAR 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa car
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Hubungan antara CAR
dan kredit bersifat positif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi (2007), Billy Arma
Pratama (2010), Abdul Rosyid (2009) tetapi tidak mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Desi Arisandi (2009) menyatakan bahwa
capital adequacy ratio tidak berpengaruh signifikan dengan penawaran
kredit.
104
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Semakin tinggi CAR
maka semakin besar pula sumber daya financial yang dapat digunakan
untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi
kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit.
CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana
modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR
terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk ke
dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu
besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur (idle fund). Ahmad
Faishol (2007:153).
2. Pengaruh Return On Assets terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel ROA 0,194 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Hubungan antara ROA
dan kredit bersifat positif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Desi Arisandi (2009), namun tidak mendukung hasil penelitian
dari Luh Gede Meydianawathi (2007) yang menyatakan bahwa return on
assets menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
penawaran kredit investasi dan kredit modal kerja.
105
Return On Assets merupakan indikator pengukur kinerja keuangan
perbankan karena roa digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Semakin besar nilai rasio return on assets maka menunjukkan
tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat (Mahrinasari,
2003).
3. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
LDR 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit. Hubungan antara ldr dan kredit
bersifat positif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
Abdul Rosyid (2009) yang menyatakan bahwa LDT berpengaruh signifikan
terhadap penawaran kredit investasi.
Menurut Perry Warjiyo (2004:26), dalam kenyataannya perilaku
penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang
bersumber dari dana pihak ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi
bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri.
Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar
110%.
4. Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel jumlah uang beredar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
106
kredit. Hubungan antara jumlah uang beredar dan kredit bersifat positif.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sesy Rizkiyanti
Oktavia (2006) yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penawaran kredit.
Jumlah Uang Beredar memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhada penyaluran kredit. Artinya, apabila jumlah uang beredar
mengalami peningkatan maka jumlah penyaluran kredit juga akan
mengalami peningkatan.
5. Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikasi variabel
SBI 0,492 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga SBI tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Hubungan antara suku
bunga SBI dan kredit bersifat positif. Hasil ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Billy Arma Pratama (2010), namun tidak mendukung hasil
penelitian Dewi Anggrahini (2006) dalam penelitiaannya mengenai analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan menyatakan
bahwa suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap kredit perbankan.
Menurut Samuelson (2001:227) tingkat diskonto (BI rate)
digunakan sebagai tanda perubahan kebijaka utama pasar. Tingkat diskonto
mengikuti bunga pasar untuk mencegah bank umum untuk mendapatkan
untung yang lebih besar dari meminjam dengan tingkat diskonto yang
rendah kemudian meminjamkan ke pasar dengan bunga yang lebih tinggi.
Artinya, ketika suku bungaa diskonto naik maka bank umum akan
107
merespon dengan menaikkan suku bunga pembiayaan dan merubah suku
bunga simpanan
SBI merupakan instrument yang menawarkan instrument yang
menawarkan return yang cukup kompetitif serta bebas risiko (risk free)
gagal bayar (Ferdian, 2008). Suku bunga SBI yang terlalu tinggi membuat
perbankan betah menempatkan dananya di SBI ketimbang menyalurkan
kredit (Sugema, 2010).
6. Pengaruh Non Performing Loan terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
NPL 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa NPL berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit. Hubungan antara NPL dan kredit
bersifat positif. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Billy
Arma Pratama (2010), Desi Arisandi (2009), dan Abdul Rosyid (2009).
Non Performing Loan merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan bank dala meng-cover risiko kegagalan
pengembalian kreditoleh debitur (Darmawan,2004). NPL mencerminkan
risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko
kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004). Akibat tingginya NPL
perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada
akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat
mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu
penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit (Sentausa,2009).
108
7. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifkansi variabel dpk
0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dpk berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit. Hubungan antara dpk dan kredit
bersifat positif. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Luh Gede Meydianawathi (2007), Billy Arma Pratama (2010), Tatik
Setiyati (2007), Desi Arisandi (2009), Nresna Iqlima (2009), dan Abdul
Rosyid (2009). Menyimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)
merupakan faktor yang mendukung penyaluran kredit perbankan.
Semakin besar DPK yang berhasil dihimpun maka semakin besar pula
jumlah kredit yang disalurkan. Oleh karena itu Bank Umum harus
melakukan penghimpunan DPK secara optimal. Hal ini dapat dilakukan
antara lain melalui program reward yang menarik, sales people, dan
service people yang qualified, suku bunga simpanan yang menarik, dan
jaringan layanan yang luas dan mudah diakses, guna menarik minat
masyarakat untuk menyimpan dananya. Di sisi lain ketatnya persaingan
dalam rangka penghimpunan dana (baik dengan sesama bank maupun
dengan lembaga keuangan bukan bank) dan tuntutan sebagai business
entity untuk meningkatkan peroleha laba, mendorong Bank Umum
untuk mempergunakan DPK yang berhasil dihimpun dengan optimal.
Penyaluran kredit merupakan alokasi DPK yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan, disamping sebagai bentuk tanggung jawab
moral perbankan atas DPK yang berhasil dihimpun dari masyarakat.
109
109
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Uji F, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets
(ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),
Dana Pihak Ketiga (DPK), Suku Bunga SBI, dan Jumlah Uang
Beredar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran
Kredit pada Bank Umum di Indoneisa.
2. Hasil Uji t, variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga, dan
Jumlah Uang beredar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Penyaluran Kredit sedangkan Return On Assets dan Suku Bunga SBI
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran
Kredit.
110
B. Implikasi Penelitian
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti
menganalisis 7 variabel eksogen yaitu Capital Adequacy ratio (CAR),
Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing
Loan (NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK), Suku Bunga SBI, dan Jumlah
Uang Beredar terhadap variabel endogen yaitu Kredit pada Bank Umum di
Indonesia tahun 2005 bulan Maret hingga tahun 2009 bulan Desember,
semoga hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak yang
memiliki minat mengenai perbankan :
1. Bagi lingkungan akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
pengetahuan mengenai manajemen perbankan dan dapat digunakan
sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi kalangan perbankan
Dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan manajemen pada bank untuk
dapat berada pada kondisi bank yang sehat dan mampu membaca
perubahan pasar sehingga dapat mengambil keputusan yang baik.
3. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu pengetahuan
mengenai manajemen perbankan.
111
C. Saran
Sebagai peneliti penulis menyadari, bahwa dalam melakukan
penelitian harus selalu dilakukan penyempurnaan secara terus menerus,
karena manajemen perbankan di Indonesia selalu berkembang dari waktu
ke waktu, maka untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan kepada
peneliti selanjutnya sebagai berikut :
1. Menggunakan data yang lebih akurat dengan jumlah data yang lebih
banyak dan dengan rentang waktu yang lebih panjang. Penggunaan
data yang lebih akurat dan rentang waktu yang lebih panjang
memungkinkan hasil penelitian lebih baik.
2. Menamabah variabel eksogen dan endogen yang lebih banyak, baik
dari variabel moneter maupun variabel perbankan seperti kurs,
pendapatan masyarakat, dan Net Interest Margin (NIM) untuk
meperkaya perspektif analisis.
3. Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat
sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.
111
DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini, Dewi. “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan”. 2006.
Alamsyah, Halim,dkk. “Banking Disitermediation and it’s Implication for Monetery”: The Case of Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan: 2005.
Ali, Mashud. “Asset Liability Management: Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional”. PT Gramedia. Jakarta: 2004.
Arisandi, Desi. “Analisis Faktor Penawaran Kredit pada Bank Umum di Indonesia”. Skripsi Program Studi Manajemen Universitas Gunadarma. 2009.
Budiawan. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI Banjarmasin)”. Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegor. 2008.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia. Jakarta: 2005.
Ekawarna. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2010
Faishol, Ahmad, “Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Mu’amalat Indonesia Tbk.”. JBM Januari, 2007.
Ferdian, Ilham Reza. “SBI, Instrumen Moneter atau Instrumen Investasi”. Republika:
2008.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 1. Cetakan keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
112
Harmanta, Ekananda. “Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit, Sebuah Pendekatan dengan Model Disequilibrium”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. 2005.
InfoBankNews.com. “Bank Asing Bakal Smackdown Bank BUMN pada 2007?”. 2007
Iqlima, Nresna. “Pengaruh Inflasi, DPK, dan Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja terhadap Posisi Kredit Modal Kerja pada Bank Persero”. Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta. 2009.
Judisseno, Rimsky, ”Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2005.
Kasmir. “Manajemen Perbankan”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2003. Kiryanto, Ryan. ”Langkah Terobosan Mendorong Ekspansi Kredit”. Economic Review: 2007. Manurung, Mandala Prathama Rahardja. ”Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter
(Kajian Konstektual Indonesia)”. FE UI. Jakarta. 2004. Meydianawathi, Luh Gede, “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada
Sektor UMKM di Indonesia”, Buletin Studi Ekonomi Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007.
Mishkin, Frederic S. “The Economics of Money, Banking, and Financial Markets”.
Pearson Education Inc. New York: 2007. Nurmawan. “Uang dan Lembaga Keuangan”. Jurnal Keuangan. 2005. Ocktavia, Ana. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga
SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005”. Skripsi Universitas Negeri Semarang. 2007.
Oktavia, Rizkiyanti, Sezy. “Analisis Pengaruh BI Rate, Inflasi, dan Jumlah Uang
Beredar terhadap CAR dan Implikasinya terhadap Penawaran Kredit”. Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta. 2006.
Pratama, Billy Arya. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Penyaluran Kredit Perbankan”. Tesis Universitas Diponogoro. 2009.
113
Retnadi, Djoko. “Perilaku Penyaluran Kredit Bank”. Jurnal Kajian Ekonomi. 2006. Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liabilitiy Management”. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta: 2006 Rodoni, Ahmad dan Indoyama N. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Center
for Sosial Economics Studies, Jakarta: 2007. Rosyid, Abdul. “Analisis Pengaruh DPK, CAR, NPL, LDR dan Inflasi Terhadap
Penawaran Kredit Investasi pada Bank Persero”. Skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta. 2009.
Setiyati, Tatik. “Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Dana Pihak Ketiga, dan
Produk Domestik Bruto terhadap Penyaluran Kredit pada Perbankan di Indonesia”. 2007.
Siamat, Dahlan. ”Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Kelima, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta,2005.
Sinungan, Muchdarsyah. ”Manajemen Dana Bank”. PT Bumi Aksara. Jakarta: 2000.
Siregar, Togi T.M. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara”. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.2006.
Soedarto, Mochammad. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja di BI Semarang)”. Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. 2004.
Sukirno, Sadono.” Teori Pengantar Makroekonomi”. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2004.
Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso. Bank & Lembaga
Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta: 2006. Umar, Husain. “Research Methods in Finance and Banking”. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta: 2002.
Veithzal, Rivai. “Bank and Financial Instituation Management Conventional and Sharia System”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2007.
114
Warjiyo, Perry. “Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia”. Pusat. Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.2004.
Zakaria. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2009.
117
Lampiran 1 : Data Sampel Penelitian
1. Variabel Dependen dan Independen (Sebelum Transformasi)
Bank Tahun TW CAR ROA LDR NPL DPK SBI M2 Kredit BNI 2005 I 0.1894 0.0274 0.5842 0.0202 112394449 0.0744 1020693 44747997
II 0.1667 0.0195 0.5827 0.0782 107788548 0.0825 1073746 61210500 III 0.1605 0.0171 0.5656 0.083 117017302 0.1 1150451 62208330 IV 0.1667 0.0161 0.5424 0.0836 118177335 0.1275 1203215 62238006 2006 I 0.203 0.009 0.5049 0.1088 119770674 0.1273 1195067 59829114 II 0.2002 0.0164 0.5178 0.1125 117561203 0.125 1253757 60538267 III 0.1757 0.0181 0.4855 0.1158 128041856 0.1125 1291396 61329850 IV 0.1595 0.0185 0.4898 0.0655 138535546 0.0975 1382074 66727705 2007 I 0.1681 0.0141 0.4885 0.0668 144733889 0.09 1366820 69279086 II 0.1587 0.0176 0.5532 0.054 144577019 0.0875 1451974 78447624 III 0.1989 0.0174 0.5942 0.047 137987764 0.0825 1512756 79720870 IV 0.1765 0.0085 0.6056 0.0401 150228182 0.08 1643203 88676188 2008 I 0.1833 0.005 0.7046 0.0317 132242556 0.0796 1594390 89186410 II 0.1608 0.0076 0.6955 0.0171 145382413 0.0873 1703381 99089745 III 0.1513 0.0094 0.732 0.0106 149046826 0.0971 1778139 106482611 IV 0.1438 0.0112 0.6861 0.0174 167425433 0.1083 1895839 112061397 2009 I 0.15 0.0119 0.6876 0.0154 166369002 0.0821 1916752 114689398 II 0.143 0.0162 0.7097 0.0117 171029207 0.0695 1977533 119798061 III 0.1551 0.0157 0.746 0.019 167282995 0.0648 2018031 122183396 IV 0.1378 0.0172 0.6406 0.0084 193928796 0.0646 2141384 120768825
BTN 2005 I 0.1963 0.0216 0.7543 0.0105 17448881 0.0744 1020693 13014210 II 0.1789 0.0209 0.7839 0.0153 17841833 0.0825 1073746 13693656 III 0.1658 0.0168 0.8003 0.0192 18382529 0.1 1150451 14525067 IV 0.166 0.0166 0.7893 0.0118 19470422 0.1275 1203215 15363896 2006 I 0.2104 0.0228 0.8007 0.025 19890766 0.1273 1195067 15925682 II 0.1817 0.0176 0.8147 0.0255 20643825 0.125 1253757 16659908 III 0.1817 0.0191 0.8376 0.0341 20716069 0.1125 1291396 17343980 IV 0.1823 0.0178 0.8375 0.0177 21604778 0.0975 1382074 18086350 2007 I 0.2002 0.0231 0.8552 0.0299 21831851 0.09 1366820 18538814 II 0.2527 0.0122 0.893 0.0308 22001200 0.0875 1451974 19473668 III 0.2343 0.0168 0.9338 0.0317 22702871 0.0825 1512756 20792770 IV 0.2291 0.0192 0.9238 0.0281 24202262 0.08 1643203 22354760 2008 I 0.2102 0.0167 0.9629 0.0344 24635606 0.0796 1594390 23557638 II 0.2021 0.019 0.996 0.0364 26700622 0.0873 1703381 26190650 III 0.1686 0.0173 1.0743 0.0323 28810808 0.0971 1778139 30077198 IV 0.1644 0.018 1.0183 0.0266 31781001 0.1083 1895839 32025231 2009 I 0.1668 0.0135 1.0196 0.0336 33164325 0.0821 1916752 33552878 II 0.1559 0.0126 1.0466 0.0339 34719926 0.0695 1977533 35809773 III 0.15 0.0133 1.1308 0.0429 34978133 0.0648 2018031 38123456 IV 0.2149 0.0147 1.0129 0.0336 40720833 0.0646 2141384 40732957
BRI 2005 I 0.2117 0.0608 0.765 0.0458 83157648 0.0744 1020693 63355711 II 0.17 0.0484 0.768 0.0562 89846276 0.0825 1073746 68950049 III 0.1611 0.0462 0.8033 0.0515 90837916 0.1 1150451 72738021
118
IV 0.1625 0.0504 0.7783 0.0468 98227889 0.1275 1203215 75533234 2006 I 0.2397 0.0559 0.7819 0.0502 98547736 0.1273 1195067 76409377 II 0.2032 0.0428 0.7626 0.0509 108759289 0.125 1253757 82264698 III 0.1977 0.0456 0.7729 0.0479 113333370 0.1125 1291396 86691193 IV 0.1997 0.0436 0.7253 0.0481 126336779 0.0975 1382074 90282752 2007 I 0.222 0.0449 0.747 0.0531 123534219 0.09 1366820 91059260 II 0.1901 0.0429 0.7273 0.0545 138311043 0.0875 1451974 98778508 III 0.1819 0.0427 0.7388 0.0499 146064626 0.0825 1512756 105553477 IV 0.1666 0.0461 0.688 0.0344 167086725 0.08 1643203 113853335 2008 I 0.1736 0.0417 0.7419 0.0383 163745631 0.0796 1594390 118435570 II 0.1454 0.0406 0.7701 0.0337 177744997 0.0873 1703381 135954859 III 0.139 0.0414 0.8635 0.029 178670711 0.0971 1778139 151456514 IV 0.1367 0.0418 0.7993 0.028 204923465 0.1083 1895839 161061059 2009 I 0.1545 0.0392 0.8135 0.0324 206895822 0.0821 1916752 165226025 II 0.1515 0.0361 0.8533 0.037 220776432 0.0695 1977533 184600939 III 0.1377 0.0347 0.8735 0.0392 224998508 0.0648 2018031 192233530 IV 0.133 0.0373 0.8088 0.0352 255739540 0.0646 2141384 205563569
MANDIRI 2005 I 0.2662 0.0131 0.5584 0.1888 175717197 0.0744 1020693 92847594 II 0.2372 0.0076 0.5462 0.2583 186917405 0.0825 1073746 97152135 III 0.2365 0.0105 0.553 0.2439 186098402 0.1 1150451 100081490 IV 0.2365 0.0047 0.4988 0.2658 205201707 0.1275 1203215 100325751 2006 I 0.2522 0.0124 0.509 0.2766 198693128 0.1273 1195067 98069898 II 0.2513 0.0093 0.5236 0.2645 198142565 0.125 1253757 100082959 III 0.2545 0.0096 0.5354 0.2603 192863814 0.1125 1291396 100852650 IV 0.253 0.0112 0.5502 0.1708 204929996 0.0975 1382074 109379723 2007 I 0.2714 0.0231 0.5533 0.1702 194165009 0.09 1366820 105609365 II 0.2513 0.0242 0.5364 0.1618 200632021 0.0875 1451974 106894525 III 0.229 0.0239 0.551 0.1268 204691444 0.0825 1512756 111381010 IV 0.2111 0.024 0.5202 0.0733 239920497 0.08 1643203 126826445 2008 I 0.2242 0.0278 0.5664 0.0514 215452573 0.0796 1594390 122633466 II 0.1772 0.0262 0.5953 0.0474 224705213 0.0873 1703381 134501369 III 0.1708 0.0264 0.6207 0.0442 237484698 0.0971 1778139 146460848 IV 0.1572 0.0269 0.5689 0.0469 279342151 0.1083 1895839 159007051 2009 I 0.1537 0.0246 0.6132 0.0593 263652207 0.0821 1916752 160072261 II 0.141 0.0267 0.5981 0.0478 276188535 0.0695 1977533 164535342 III 0.142 0.0278 0.6043 0.0364 284164044 0.0648 2018031 170715069 IV 0.1555 0.0313 0.5915 0.0262 309457617 0.0646 2141384 179687845
PERMATA 2005 I 0.13 0.025 0.694 0.033 23477680 0.0744 1020693 16080106 II 0.117 0.021 0.781 0.049 24828940 0.0825 1073746 18748634 III 0.101 0.014 0.818 0.064 27913529 0.1 1150451 21473978 IV 0.099 0.012 0.785 0.053 28971599 0.1275 1203215 22217345 2006 I 0.109 0.012 0.765 0.056 29993769 0.1273 1195067 22233230 II 0.109 0.011 0.739 0.066 30617491 0.125 1253757 22043255 III 0.128 0.012 0.767 0.065 29977579 0.1125 1291396 22091339 IV 0.144 0.012 0.831 0.064 30873088 0.0975 1382074 23831136 2007 I 0.146 0.014 0.875 0.067 29298663 0.09 1366820 23819315 II 0.149 0.015 0.831 0.061 31776890 0.0875 1451974 24773023 III 0.147 0.019 0.87 0.056 31184242 0.0825 1512756 24671325 IV 0.14 0.019 0.88 0.046 31097043 0.08 1643203 26454502
119
2008 I 0.14 0.025 0.936 0.043 32465621 0.0796 1594390 28258541 II 0.125 0.019 0.937 0.038 34403097 0.0873 1703381 31248300 III 0.115 0.018 0.904 0.032 37977125 0.0971 1778139 33741019 IV 0.111 0.017 0.818 0.035 43082783 0.1083 1895839 34883337 2009 I 0.11 0.017 0.83 0.054 44510815 0.0821 1916752 35258892 II 0.134 0.017 0.854 0.057 43741326 0.0695 1977533 36715561 III 0.127 0.017 0.874 0.051 44229233 0.0648 2018031 37686627 IV 0.122 0.014 0.906 0.04 46105528 0.0646 2141384 41244082
BUKOPIN 2005 I 0.17 0.0201 0.8803 0.027 14318281 0.0744 1020693 12190022 II 0.1489 0.0243 1.0333 0.0291 13742382 0.0825 1073746 13646861 III 0.1335 0.0217 0.9617 0.0268 15505758 0.1 1150451 14197688 IV 0.1327 0.0209 0.6839 0.0269 20822092 0.1275 1203215 13820759 2006 I 0.1443 0.0221 0.7376 0.029 18582269 0.1273 1195067 13029882 II 0.1282 0.0196 0.764 0.0265 20344764 0.125 1253757 14784392 III 0.1493 0.0196 0.6945 0.0293 22456827 0.1125 1291396 11572403 IV 0.1593 0.0185 0.5886 0.0251 25821874 0.0975 1382074 14682984 2007 I 0.1696 0.019 0.5885 0.0271 26616298 0.09 1366820 14982576 II 0.1542 0.0186 0.6318 0.0287 31007761 0.0875 1451974 18713271 III 0.1364 0.0166 0.6804 0.0265 30860935 0.0825 1512756 20087195 IV 0.1291 0.0163 0.6526 0.0249 30166024 0.08 1643203 19138691 2008 I 0.127 0.0156 0.7256 0.0236 29638051 0.0796 1594390 20342371 II 0.127 0.0171 0.7984 0.019 32524424 0.0873 1703381 24568888 III 0.1106 0.0175 0.9576 0.0265 26730803 0.0971 1778139 23743728 IV 0.1121 0.0166 0.836 0.0414 28769102 0.1083 1895839 22856451 2009 I 0.1309 0.0157 0.8065 0.0381 30622068 0.0821 1916752 23714593 II 0.1246 0.0166 0.9373 0.0334 32277111 0.0695 1977533 28921288 III 0.1298 0.0153 0.8432 0.0269 31916903 0.0648 2018031 25661460 IV 0.1436 0.0146 0.7599 0.0233 31999746 0.0646 2141384 23347067
SINARMAS 2005 I 0.6265 0.019 0.3573 0.0956 319707 0.0744 1020693 114803 II 0.5648 0.0123 0.364 0.032 421067 0.0825 1073746 145468 III 0.5704 0.0122 0.3281 0.1135 402458 0.1 1150451 131009 IV 0.4512 0.0114 0.2526 0.0081 625604 0.1275 1203215 158182 2006 I 0.3365 0.0096 0.2474 0.064 775126 0.1273 1195067 188648 II 0.2842 0.0131 0.3242 0.0009 849923 0.125 1253757 273917 III 0.2766 0.0127 0.5429 0.0169 909699 0.1125 1291396 455553 IV 0.1618 0.0098 0.5273 0.0016 1882904 0.0975 1382074 972839 2007 I 0.1547 0.0081 0.4553 0.0014 2417301 0.09 1366820 1083994 II 0.1249 0.0089 0.5832 0.0004 3095837 0.0875 1451974 1623983 III 0.1266 0.0057 0.5 0.0041 4196820 0.0825 1512756 1923411 IV 0.1118 0.0033 0.6218 0.0026 5147410 0.08 1643203 3047516 2008 I 0.0924 0.0023 0.7934 0.0001 4751312 0.0796 1594390 3156393 II 0.107 0.0049 0.8495 0.0011 5275289 0.0873 1703381 3727874 III 0.1238 0.0054 0.7786 0.0003 5371333 0.0971 1778139 3768101 IV 0.1152 0.0034 0.8331 0.0172 5355202 0.1083 1895839 4332347 2009 I 0.1617 0.005 0.6736 0.0057 5972673 0.0821 1916752 3908652 II 0.1663 0.0059 0.6169 0.005 6964816 0.0695 1977533 4210715 III 0.1519 0.0069 0.7249 0.0042 7074895 0.0648 2018031 4917873 IV 0.1395 0.0093 0.7901 0.0165 7071000 0.0646 2141384 5416964
NISP 2005 I 0.1602 0.0306 0.7807 0.0087 13866866 0.0744 1020693 10757134
120
II 0.1547 0.0163 0.7904 0.0128 14907953 0.0825 1073746 11722192 III 0.1408 0.0085 0.806 0.0185 15728958 0.1 1150451 12611689 IV 0.1995 0.0152 0.7762 0.0187 16114935 0.1275 1203215 12438181 2006 I 0.2159 0.0151 0.7239 0.0251 16449532 0.1273 1195067 11789446 II 0.2 0.0145 0.7885 0.0308 16682618 0.125 1253757 12810432 III 0.1833 0.0154 0.8194 0.0277 17935727 0.1125 1291396 14154348 IV 0.1713 0.0155 0.8217 0.0199 19627127 0.0975 1382074 15633314 2007 I 0.1674 0.0171 0.8071 0.0236 21228075 0.09 1366820 16225641 II 0.1898 0.015 0.9383 0.0217 19854183 0.0875 1451974 17705706 III 0.1761 0.0145 0.9104 0.0209 20493560 0.0825 1512756 18212354 IV 0.1648 0.0131 0.8914 0.0212 22417770 0.08 1643203 19113922 2008 I 0.1895 0.011 0.9129 0.0214 21310722 0.0796 1594390 18918580 II 0.1794 0.015 0.95 0.0186 21491070 0.0873 1703381 20205120 III 0.1726 0.0153 0.9487 0.0169 22471584 0.0971 1778139 21089846 IV 0.1727 0.0154 0.7669 0.0175 27239749 0.1083 1895839 20809545 2009 I 0.1858 0.0221 0.7102 0.0221 28615178 0.0821 1916752 19507317 II 0.195 0.0134 0.6935 0.0189 28114488 0.0695 1977533 18909217 III 0.1892 0.0172 0.7646 0.0204 26415120 0.0648 2018031 19868882 IV 0.18 0.0179 0.7239 0.0139 30638451 0.0646 2141384 21886527
PANIN 2005 I 0.3791 0.0422 0.7951 0.0142 16786308 0.0744 1020693 12216045 II 0.3556 0.0346 0.6946 0.0491 21321012 0.0825 1073746 13342039 III 0.3227 0.0282 0.5542 0.0251 27242594 0.1 1150451 14614129 IV 0.3058 0.0227 0.5517 0.0315 28824305 0.1275 1203215 15101258 2006 I 0.3222 0.0235 0.6214 0.02 25811248 0.1273 1195067 15509845 II 0.2903 0.025 0.7324 0.024 24146333 0.125 1253757 16984728 III 0.3474 0.0255 0.7793 0.0181 24309681 0.1125 1291396 17800596 IV 0.3171 0.0278 0.8047 0.026 27833578 0.0975 1382074 19122611 2007 I 0.3179 0.0296 0.8621 0.0169 25716685 0.09 1366820 20629706 II 0.2914 0.0325 0.9312 0.0001 29242028 0.0875 1451974 23529028 III 0.2527 0.0323 0.9643 0.0041 31400106 0.0825 1512756 26847167 IV 0.2334 0.0314 0.9236 0.0176 33647078 0.08 1643203 29553371 2008 I 0.2312 0.0216 0.9277 0.0186 37192341 0.0796 1594390 32168059 II 0.2217 0.025 0.9433 0.0226 39405760 0.0873 1703381 34348868 III 0.2083 0.0225 0.8377 0.0188 45878493 0.0971 1778139 36966908 IV 0.2065 0.0175 0.7893 0.0215 47618342 0.1083 1895839 36868877 2009 I 0.228 0.0103 0.7255 0.0236 52700438 0.0821 1916752 36490223 II 0.2387 0.0131 0.7002 0.032 53500789 0.0695 1977533 35867174 III 0.2354 0.016 0.7078 0.0278 55696850 0.0648 2018031 40156414 IV 0.2179 0.0175 0.7328 0.0443 58567602 0.0646 2141384 43220220
BUMIPUTERA 2005 I 0.11 0.006 0.766 0.0329 3350143 0.0744 1020693 2525744 II 0.1009 0.0266 0.7408 0.0494 3266630 0.0825 1073746 2395937 III 0.1476 0.0016 0.7664 0.0496 3158322 0.1 1150451 2617209 IV 0.1069 0.0124 0.806 0.0489 3823402 0.1275 1203215 3133360 2006 I 0.1588 0.0031 0.9311 0.0443 3632462 0.1273 1195067 3356035 II 0.1447 0.0027 0.8526 0.0468 4129152 0.125 1253757 3467806 III 0.1457 0.0021 0.9228 0.0489 4210421 0.1125 1291396 3757000 IV 0.1302 0.0026 0.8742 0.0474 4774037 0.0975 1382074 4072353 2007 I 0.1252 0.0133 0.936 0.0455 4866986 0.09 1366820 4353138 II 0.1207 0.0091 0.823 0.0466 5557399 0.0875 1451974 4452057
121
III 0.121 0.0068 0.8831 0.0463 5128567 0.0825 1512756 4465894 IV 0.1221 0.0057 0.845 0.0456 5604946 0.08 1643203 4438685 2008 I 0.123 0.0042 0.8281 0.0454 5528084 0.0796 1594390 4527028 II 0.1159 0.0033 0.9013 0.0399 5766237 0.0873 1703381 5031015 III 0.1107 0.0014 0.9427 0.0347 5697074 0.0971 1778139 5150620 IV 0.1224 0.0009 0.9044 0.0425 5566683 0.1083 1895839 4792908 2009 I 0.119 0.0017 0.7743 0.0435 6121108 0.0821 1916752 4571442 II 0.1193 0.0009 0.8885 0.047 5315999 0.0695 1977533 4563837 III 0.1159 0.0017 0.8697 0.0465 5839181 0.0648 2018031 4858344 IV 0.1223 0.0124 0.8925 0.0482 6323430 0.0646 2141384 5362264
DANAMON 2005 I 0.2959 0.062 0.7639 0.0168 40820516 0.0744 1020693 30329622 II 0.2543 0.0589 0.7743 0.0091 45403277 0.0825 1073746 33428458 III 0.2518 0.0539 0.8235 0.004 46659535 0.1 1150451 35723818 IV 0.2348 0.0426 0.8082 0.0142 48343287 0.1275 1203215 35990927 2006 I 0.2625 0.0203 0.7853 0.0201 50079708 0.1273 1195067 35699679 II 0.2462 0.0207 0.7561 0.0181 52968319 0.125 1253757 37044024 III 0.2286 0.0227 0.778 0.0169 54361236 0.1125 1291396 39150602 IV 0.2237 0.024 0.7551 0.0116 58663446 0.0975 1382074 41159973 2007 I 0.2257 0.0237 0.7571 0.0152 31127582 0.09 1366820 41238660 II 0.223 0.0244 0.7552 0.0145 62888909 0.0875 1451974 44430789 III 0.2085 0.0355 0.85 0.0086 57577097 0.0825 1512756 48292994 IV 0.2057 0.025 0.8805 0.0104 62303575 0.08 1643203 51336934 2008 I 0.2121 0.0253 0.8943 0.0116 64835627 0.0796 1594390 54127166 II 0.1672 0.0255 0.917 0.0067 67653166 0.0873 1703381 59605727 III 0.1542 0.0326 0.9073 0.006 72282942 0.0971 1778139 64829946 IV 0.1399 0.0158 0.8642 0.0123 75962844 0.1083 1895839 64983038 2009 I 0.151 0.0169 0.8144 0.0294 76294171 0.0821 1916752 61591558 II 0.2131 0.0169 0.8761 0.0361 68212515 0.0695 1977533 59573680 III 0.1815 0.0206 0.8609 0.0413 69583227 0.0648 2018031 59508856 IV 0.1755 0.0178 0.8876 0.0464 68984946 0.0646 2141384 60579191
KESAWAN 2005 I 0.1196 0.0094 0.5598 0.0319 1463355 0.0744 1020693 817989 II 0.1294 0.0132 0.5684 0.0342 1436053 0.0825 1073746 817042 III 0.1158 0.0016 0.5423 0.0685 1468257 0.1 1150451 789582 IV 0.1434 0.003 0.554 0.1107 1397565 0.1275 1203215 824876 2006 I 0.1356 0.0001 0.6179 0.0563 1376200 0.1273 1195067 843897 II 0.1254 0.0038 0.6482 0.0521 1563521 0.125 1253757 973415 III 0.1088 0.0043 0.6633 0.0492 1654606 0.1125 1291396 1095477 IV 0.0943 0.0036 0.695 0.0589 1892818 0.0975 1382074 1279243 2007 I 0.0972 0.0095 0.7475 0.053 1926130 0.09 1366820 1317975 II 0.1017 0.009 0.7526 0.0526 1858432 0.0875 1451974 1249220 III 0.1064 0.0069 0.6714 0.0577 1923422 0.0825 1512756 1222899 IV 0.1036 0.0035 0.6846 0.0633 2010857 0.08 1643203 1309789 2008 I 0.1061 0.0055 0.7064 0.0662 1873900 0.0796 1594390 1283760 II 0.1025 0.005 0.7561 0.0621 1916167 0.0873 1703381 1428780 III 0.0981 0.0036 0.8185 0.0569 1846332 0.0971 1778139 1502875 IV 0.1043 0.0023 0.7466 0.0374 1997442 0.1083 1895839 1487425 2009 I 0.1 0.0156 0.75 0.04 1837781 0.0821 1916752 1371045 II 0.11 0.0143 0.7 0.04 1844867 0.0695 1977533 1297147 III 0.14 0.01 0.61 0.05 2040147 0.0648 2018031 1247570
122
IV 0.12 0.0125 0.67 0.05 2143863 0.0646 2141384 1433101 LIPPO 2005 I 0.2489 0.0212 0.2471 0.0237 24487986 0.0744 1020693 6044048
II 0.2354 0.021 0.288 0.0212 23526841 0.0825 1073746 6771516 III 0.2246 0.0237 0.4037 0.0201 24247217 0.1 1150451 7351970 IV 0.2138 0.0187 0.3236 0.0048 25594840 0.1275 1203215 8124864 2006 I 0.2357 0.022 0.3622 0.0132 23447572 0.1273 1195067 8417224 II 0.2166 0.0237 0.3964 0.0068 24667119 0.125 1253757 9752075 III 0.208 0.0276 0.4276 0.0045 25825877 0.1125 1291396 10892337 IV 0.2768 0.0198 0.4487 0.0041 27081797 0.0975 1382074 11977349 2007 I 0.293 0.0292 0.4889 0.0072 26693231 0.09 1366820 12870600 II 0.2659 0.0314 0.5065 0.0061 30319237 0.0875 1451974 14963093 III 0.2455 0.0257 0.5614 0.0061 30689876 0.0825 1512756 16803484 IV 0.1832 0.025 0.7935 0.0194 30998821 0.08 1643203 18142198 2008 I 0.2215 0.0163 0.6405 0.004 32595940 0.0796 1594390 20610642 II 0.1927 0.0108 0.7162 0.0042 33783904 0.0873 1703381 23960353 III 0.1963 0.0175 0.7913 0.0035 31319460 0.0971 1778139 23959255 IV 0.1633 0.011 0.8793 0.0142 54585131 0.1083 1895839 50667223 2009 I 0.1634 0.0144 0.8578 0.0169 51210543 0.0821 1916752 49814655 II 0.153 0.019 0.8723 0.017 83751960 0.0695 1977533 72649002 III 0.1503 0.0211 0.9026 0.0184 82395874 0.0648 2018031 74135295 IV 0.1359 0.0211 0.9522 0.0104 88039289 0.0646 2141384 82970344
MAYAPADA 2005 I 0.1254 0.0124 0.8682 0.0059 2082145 0.0744 1020693 1780135 II 0.1484 0.0104 0.8626 0.0118 2234136 0.0825 1073746 1896652 III 0.1443 0.0097 0.8655 0.0114 2279263 0.1 1150451 1968956 IV 0.1424 0.0084 0.8235 0.0132 2516131 0.1275 1203215 2064605 2006 I 0.1361 0.0049 0.8598 0.0121 2643842 0.1273 1195067 2263697 II 0.1368 0.0125 0.8478 0.0019 2804116 0.125 1253757 2368255 III 0.1367 0.0116 0.8664 0.0328 2873975 0.1125 1291396 2482803 IV 0.1382 0.0155 0.8529 0.0021 3050938 0.0975 1382074 2518054 2007 I 0.1448 0.0198 0.7734 0.0007 3072484 0.09 1366820 2365404 II 0.3628 0.0174 0.8677 0.0015 2931661 0.0875 1451974 2522001 III 0.3377 0.0159 0.9822 0.0012 2730936 0.0825 1512756 2668443 IV 0.2995 0.0146 1.0388 0.0014 2961684 0.08 1643203 3068157 2008 I 0.2831 0.002 1.2065 0.0016 2917408 0.0796 1594390 3419606 II 0.2669 0.0177 1.1857 0.0001 3102630 0.0873 1703381 3604461 III 0.2448 0.0117 1.126 0.0189 3345158 0.0971 1778139 3751196 IV 0.2369 0.0127 1.0022 0.0207 3980026 0.1083 1895839 3980788 2009 I 0.2058 0.007 0.8687 0.019 4685506 0.0821 1916752 4065148 II 0.193 0.0084 0.8945 0.0067 5009506 0.0695 1977533 4473402 III 0.185 0.0094 0.84 0.0075 5475526 0.0648 2018031 4588911 IV 0.1705 0.009 0.8377 0.0049 6053959 0.0646 2141384 1897876
MUTIARA 2005 I 0.1042 0.0077 0.293 0.0297 7067478 0.0744 1020693 1939510 II 0.0913 0.0067 0.2485 0.0337 7912913 0.0825 1073746 2258180 III 0.0933 0.0066 0.276 0.0392 8659034 0.1 1150451 2399718 IV 0.0808 0.0022 0.2384 0.0499 10247990 0.1275 1203215 2325994 2006 I 0.0826 0.004 0.2288 0.053 10501640 0.1273 1195067 2168775 II 0.1252 0.002 0.22 0.0645 9913803 0.125 1253757 2071678 III 0.1234 0.0033 0.211 0.0601 9907204 0.1125 1291396 2393634 IV 0.1166 0.0038 0.2135 0.0494 11353130 0.0975 1382074 2400275
123
2007 I 0.1359 0.0093 0.2531 0.0485 10009500 0.09 1366820 2594123 II 0.1958 0.0058 0.2961 0.0494 9304293 0.0875 1451974 3180275 III 0.1854 0.0061 0.3318 0.0375 10044541 0.0825 1512756 3952583 IV 0.1291 -0.0143 0.3849 0.0333 10510631 0.08 1643203 4294410 2008 I 0.1623 0.0036 0.4199 0.0316 10694531 0.0796 1594390 4708818 II 0.1527 0.0062 0.434 0.0294 11430245 0.0873 1703381 5222219 III 0.1488 0.0046 0.4759 0.0271 12033454 0.0971 1778139 4737301 IV 0.3962 -0.52 0.9316 0.1042 5400749 0.1083 1895839 4737301 2009 I -0.0501 0.0489 0.8764 0.104 5430194 0.0821 1916752 4395114 II 0.1219 0.0419 0.8398 0.073 5465932 0.0695 1977533 4362359 III 0.1043 0.0467 0.8505 0.0681 5492302 0.0648 2018031 4392078 IV 0.1002 0.0384 0.8166 0.0953 6264795 0.0646 2141384 4864096
SWADESI 2005 I 0.2733 0.0195 0.5371 0.0136 717368 0.0744 1020693 380179 II 0.2542 0.0207 0.6238 0.0254 713651 0.0825 1073746 439058 III 0.2317 0.0205 0.6554 0.0033 689772 0.1 1150451 448709 IV 0.2406 0.0206 0.5536 0.0208 801107 0.1275 1203215 443436 2006 I 0.2725 0.0146 0.5579 0.0228 735322 0.1273 1195067 410209 II 0.2603 0.013 0.5479 0.0085 798925 0.125 1253757 437726 III 0.2564 0.0128 0.5301 0.0107 827472 0.1125 1291396 438638 IV 0.2655 0.0128 0.5489 0.0118 843548 0.0975 1382074 457755 2007 I 0.3023 0.0163 0.4728 0.0134 899393 0.09 1366820 420482 II 0.281 0.0147 0.5305 0.009 854126 0.0875 1451974 440276 III 0.2587 0.0127 0.4937 0.0134 946180 0.0825 1512756 464192 IV 0.2066 0.0117 0.6216 0.0147 1009126 0.08 1643203 621422 2008 I 0.195 0.0181 0.7258 0.0129 936900 0.0796 1594390 679225 II 0.1793 0.0201 0.7762 0.0122 969138 0.0873 1703381 747969 III 0.3391 0.0247 0.8706 0.0166 901472 0.0971 1778139 785476 IV 0.3327 0.0253 0.8311 0.0164 1054149 0.1083 1895839 876618 2009 I 0.349 0.0314 0.8443 0.0155 1061130 0.0821 1916752 895599 II 0.3262 0.0311 0.8589 0.0294 1071924 0.0695 1977533 907087 III 0.3193 0.0309 0.8265 0.0249 1132292 0.0648 2018031 935695 IV 0.329 0.0353 0.811 0.0142 1226476 0.0646 2141384 1016346
UOB BUANA 2005 I 0.2271 0.0276 0.6845 0.0133 12494014 0.0744 1020693 8461780 II 0.2071 0.0397 0.6557 0.0188 12503951 0.0825 1073746 9424424 III 0.1977 0.0336 0.8242 0.0166 12892094 0.1 1150451 10219362 IV 0.2015 0.0313 0.7996 0.0166 13259613 0.1275 1203215 10313054 2006 I 0.2295 0.0356 0.757 0.0167 13782160 0.1273 1195067 10138969 II 0.2884 0.0339 0.7638 0.0353 13412112 0.125 1253757 10297516 III 0.3012 0.0361 0.8272 0.0326 12928250 0.1125 1291396 10245923 IV 0.3083 0.0347 0.8303 0.0325 12928250 0.0975 1382074 10353475 2007 I 0.3214 0.0378 0.8621 0.0325 13033920 0.09 1366820 10759988 II 0.2965 0.0368 0.93 0.0238 13602363 0.0875 1451974 11561532 III 0.29 0.0364 0.9408 0.0277 13999637 0.0825 1512756 11974312 IV 0.2794 0.034 0.9523 0.0269 14034148 0.08 1643203 12660839 2008 I 0.2086 0.0242 1.0048 0.0245 13822018 0.0796 1594390 13236216 II 0.2653 0.0191 0.9923 0.0228 14613505 0.0873 1703381 13875800 III 0.2545 0.0192 1.0113 0.0195 14913684 0.0971 1778139 14909292 IV 0.2536 0.0238 0.9165 0.0207 16655936 0.1083 1895839 14891644 2009 I 0.2195 0.0327 0.8734 0.028 17540639 0.0821 1916752 14821487
124
II 0.2118 0.0316 0.8971 0.0222 17111765 0.0695 1977533 15083213 III 0.2268 0.03 0.9124 0.028 17475730 0.0648 2018031 15440851 IV 0.2625 0.0303 0.8947 0.0302 17230372 0.0646 2141384 15808656
MEGA 2005 I 0.1581 0.0307 0.487 0.0198 17442974 0.0744 1020693 7711723 II 0.1458 0.0251 0.4319 0.0126 19415514 0.0825 1073746 8143271 III 0.1195 0.018 0.5215 0.011 20672810 0.1 1150451 10330011 IV 0.1113 0.0125 0.5125 0.0143 23397953 0.1275 1203215 11313598 2006 I 0.1241 0.006 0.5104 0.0154 21617230 0.1273 1195067 10785513 II 0.1725 0.0086 0.4862 0.0168 21740343 0.125 1253757 10438310 III 0.17 0.0081 0.4534 0.0173 23701214 0.1125 1291396 10513021 IV 0.1592 0.0088 0.427 0.0168 28052876 0.0975 1382074 11063044 2007 I 0.1614 0.0217 0.4487 0.0197 26852574 0.09 1366820 11589004 II 0.1602 0.0249 0.4528 0.0142 27149613 0.0875 1451974 11542510 III 0.1544 0.0244 0.4768 0.0126 27575051 0.0825 1512756 12728051 IV 0.1421 0.0233 0.4674 0.0153 30605953 0.08 1643203 14127029 2008 I 0.1945 0.0245 0.5717 0.0135 26973267 0.0796 1594390 14866952 II 0.1802 0.0223 0.5701 0.0116 30718216 0.0873 1703381 16670343 III 0.1624 0.0209 0.674 0.0121 28982826 0.0971 1778139 19337910 IV 0.1616 0.0198 0.6467 0.0118 29675015 0.1083 1895839 19592757 2009 I 0.1729 0.019 0.5881 0.0195 31157165 0.0821 1916752 18140039 II 0.1944 0.0211 0.5536 0.0201 32153167 0.0695 1977533 17599457 III 0.1973 0.0163 0.6058 0.0205 30082818 0.0648 2018031 17366711 IV 0.1884 0.0177 0.5682 0.017 34355188 0.0646 2141384 18789040
125
2. Variabel Dependen dan Independen (Setelah Transformasi)
Bank Tahun TW Ln_car Ln_roa Ln_ldr Ln_npl Ln_dpk Ln_SBI Ln_M2 Ln_kredit BNI 2005 I -1.6639 -3.5972 -0.5375 -3.9021 2.92 -2.5983 2.6273 2.8688
II -1.7916 -3.9373 -0.5401 -2.5485 2.92 -2.495 2.6309 2.8865 III -1.8295 -4.0687 -0.5699 -2.4889 2.92 -2.3026 2.6359 2.8874 IV -1.7916 -4.1289 -0.6118 -2.4817 2.92 -2.0596 2.6391 2.8874 2006 I -1.5945 -4.7105 -0.6834 -2.2182 2.92 -2.0612 2.6386 2.8852 II -1.6084 -4.1105 -0.6582 -2.1848 2.92 -2.0794 2.642 2.8858 III -1.739 -4.0118 -0.7226 -2.1559 2.93 -2.1848 2.6441 2.8866 IV -1.8357 -3.99 -0.7138 -2.7257 2.93 -2.3279 2.6489 2.8913 2007 I -1.7832 -4.2616 -0.7164 -2.7061 2.93 -2.4079 2.6482 2.8933 II -1.8407 -4.0399 -0.592 -2.9188 2.93 -2.4361 2.6524 2.9002 III -1.615 -4.0513 -0.5205 -3.0576 2.93 -2.495 2.6553 2.9011 IV -1.7344 -4.7677 -0.5015 -3.2164 2.94 -2.5257 2.6611 2.9069 2008 I -1.6966 -5.2983 -0.3501 -3.4514 2.93 -2.5307 2.659 2.9072 II -1.8276 -4.8796 -0.3631 -4.0687 2.93 -2.4384 2.6636 2.913 III -1.8885 -4.667 -0.312 -4.5469 2.93 -2.332 2.6666 2.9169 IV -1.9393 -4.4918 -0.3767 -4.0513 2.94 -2.2229 2.6711 2.9196 2009 I -1.8971 -4.4312 -0.3745 -4.1734 2.94 -2.4998 2.6718 2.9209 II -1.9449 -4.1227 -0.3429 -4.4482 2.94 -2.6664 2.674 2.9232 III -1.8637 -4.1541 -0.293 -3.9633 2.94 -2.7364 2.6754 2.9243 IV -1.982 -4.0628 -0.4454 -4.7795 2.95 -2.7395 2.6794 2.9237
BTN 2005 I -1.6281 -3.8351 -0.282 -4.5564 2.81 -2.5983 2.6273 2.7962 II -1.7209 -3.868 -0.2435 -4.1799 2.82 -2.495 2.6309 2.7993 III -1.797 -4.0864 -0.2228 -3.9528 2.82 -2.3026 2.6359 2.8028 IV -1.7958 -4.0984 -0.2366 -4.4397 2.82 -2.0596 2.6391 2.8062 2006 I -1.5587 -3.781 -0.2223 -3.6889 2.82 -2.0612 2.6386 2.8084 II -1.7054 -4.0399 -0.2049 -3.6691 2.82 -2.0794 2.642 2.8111 III -1.7054 -3.9581 -0.1772 -3.3785 2.82 -2.1848 2.6441 2.8135 IV -1.7021 -4.0286 -0.1773 -4.0342 2.83 -2.3279 2.6489 2.816 2007 I -1.6084 -3.7679 -0.1564 -3.5099 2.83 -2.4079 2.6482 2.8175 II -1.3756 -4.4063 -0.1132 -3.4802 2.83 -2.4361 2.6524 2.8205 III -1.4512 -4.0864 -0.0685 -3.4514 2.83 -2.495 2.6553 2.8244 IV -1.4736 -3.9528 -0.0793 -3.572 2.83 -2.5257 2.6611 2.8286 2008 I -1.5597 -4.0923 -0.0378 -3.3697 2.83 -2.5307 2.659 2.8317 II -1.599 -3.9633 -0.004 -3.3132 2.84 -2.4384 2.6636 2.838 III -1.7802 -4.057 0.0717 -3.4327 2.84 -2.332 2.6666 2.846 IV -1.8055 -4.0174 0.0181 -3.6268 2.85 -2.2229 2.6711 2.8497 2009 I -1.791 -4.3051 0.0194 -3.3932 2.85 -2.4998 2.6718 2.8524 II -1.8585 -4.3741 0.0455 -3.3843 2.85 -2.6664 2.674 2.8561 III -1.8971 -4.32 0.1229 -3.1489 2.85 -2.7364 2.6754 2.8597 IV -1.5376 -4.2199 0.0128 -3.3932 2.86 -2.7395 2.6794 2.8635
BRI 2005 I -1.5526 -2.8002 -0.2679 -3.0835 2.9 -2.5983 2.6273 2.8884 II -1.772 -3.0283 -0.264 -2.8788 2.91 -2.495 2.6309 2.8931 III -1.8257 -3.0748 -0.219 -2.9662 2.91 -2.3026 2.6359 2.896 IV -1.8171 -2.9878 -0.2506 -3.0619 2.91 -2.0596 2.6391 2.8981 2006 I -1.4284 -2.8842 -0.246 -2.9917 2.91 -2.0612 2.6386 2.8988
126
II -1.5936 -3.1512 -0.271 -2.9779 2.92 -2.0794 2.642 2.9028 III -1.621 -3.0878 -0.2576 -3.0386 2.92 -2.1848 2.6441 2.9057 IV -1.6109 -3.1327 -0.3212 -3.0345 2.93 -2.3279 2.6489 2.9079 2007 I -1.5051 -3.1033 -0.2917 -2.9356 2.92 -2.4079 2.6482 2.9084 II -1.6602 -3.1489 -0.3184 -2.9096 2.93 -2.4361 2.6524 2.9128 III -1.7043 -3.1536 -0.3027 -2.9977 2.93 -2.495 2.6553 2.9164 IV -1.7922 -3.0769 -0.374 -3.3697 2.94 -2.5257 2.6611 2.9205 2008 I -1.751 -3.1773 -0.2985 -3.2623 2.94 -2.5307 2.659 2.9226 II -1.9283 -3.204 -0.2612 -3.3903 2.94 -2.4384 2.6636 2.93 III -1.9733 -3.1845 -0.1468 -3.5405 2.94 -2.332 2.6666 2.9358 IV -1.99 -3.1749 -0.224 -3.5756 2.95 -2.2229 2.6711 2.939 2009 I -1.8676 -3.2391 -0.2064 -3.4296 2.95 -2.4998 2.6718 2.9404 II -1.8872 -3.3215 -0.1586 -3.2968 2.96 -2.6664 2.674 2.9462 III -1.9827 -3.361 -0.1352 -3.2391 2.96 -2.7364 2.6754 2.9483 IV -2.0174 -3.2888 -0.2122 -3.3467 2.96 -2.7395 2.6794 2.9518
MANDIRI 2005 I -1.3235 -4.3351 -0.5827 -1.6671 2.94 -2.5983 2.6273 2.9094 II -1.4389 -4.8796 -0.6048 -1.3536 2.95 -2.495 2.6309 2.9119 III -1.4418 -4.5564 -0.5924 -1.411 2.95 -2.3026 2.6359 2.9135 IV -1.4418 -5.3602 -0.6956 -1.325 2.95 -2.0596 2.6391 2.9137 2006 I -1.3775 -4.3901 -0.6753 -1.2852 2.95 -2.0612 2.6386 2.9124 II -1.3811 -4.6777 -0.647 -1.3299 2.95 -2.0794 2.642 2.9135 III -1.3685 -4.646 -0.6247 -1.3459 2.95 -2.1848 2.6441 2.9139 IV -1.3744 -4.4918 -0.5975 -1.7673 2.95 -2.3279 2.6489 2.9183 2007 I -1.3042 -3.7679 -0.5919 -1.7708 2.95 -2.4079 2.6482 2.9164 II -1.3811 -3.7214 -0.6229 -1.8214 2.95 -2.4361 2.6524 2.9171 III -1.474 -3.7339 -0.596 -2.0651 2.95 -2.495 2.6553 2.9193 IV -1.5554 -3.7297 -0.6535 -2.6132 2.96 -2.5257 2.6611 2.9263 2008 I -1.4952 -3.5827 -0.5685 -2.9681 2.95 -2.5307 2.659 2.9245 II -1.7305 -3.642 -0.5187 -3.0491 2.96 -2.4384 2.6636 2.9294 III -1.7673 -3.6344 -0.4769 -3.119 2.96 -2.332 2.6666 2.934 IV -1.8502 -3.6156 -0.5641 -3.0597 2.97 -2.2229 2.6711 2.9383 2009 I -1.8728 -3.705 -0.4891 -2.8251 2.96 -2.4998 2.6718 2.9387 II -1.959 -3.6231 -0.514 -3.0407 2.97 -2.6664 2.674 2.9401 III -1.9519 -3.5827 -0.5037 -3.3132 2.97 -2.7364 2.6754 2.9421 IV -1.8611 -3.4641 -0.5251 -3.642 2.97 -2.7395 2.6794 2.9448
PERMATA 2005 I -2.0402 -3.6889 -0.3653 -3.4112 2.83 -2.5983 2.6273 2.809 II -2.1456 -3.8632 -0.2472 -3.0159 2.83 -2.495 2.6309 2.8182 III -2.2926 -4.2687 -0.2009 -2.7489 2.84 -2.3026 2.6359 2.8263 IV -2.3126 -4.4228 -0.2421 -2.9375 2.84 -2.0596 2.6391 2.8283 2006 I -2.2164 -4.4228 -0.2679 -2.8824 2.85 -2.0612 2.6386 2.8283 II -2.2164 -4.5099 -0.3025 -2.7181 2.85 -2.0794 2.642 2.8278 III -2.0557 -4.4228 -0.2653 -2.7334 2.85 -2.1848 2.6441 2.8279 IV -1.9379 -4.4228 -0.1851 -2.7489 2.85 -2.3279 2.6489 2.8324 2007 I -1.9241 -4.2687 -0.1335 -2.7031 2.84 -2.4079 2.6482 2.8324 II -1.9038 -4.1997 -0.1851 -2.7969 2.85 -2.4361 2.6524 2.8347 III -1.9173 -3.9633 -0.1393 -2.8824 2.85 -2.495 2.6553 2.8345 IV -1.9661 -3.9633 -0.1278 -3.0791 2.85 -2.5257 2.6611 2.8385 2008 I -1.9661 -3.6889 -0.0661 -3.1466 2.85 -2.5307 2.659 2.8424 II -2.0794 -3.9633 -0.0651 -3.2702 2.85 -2.4384 2.6636 2.8482
127
III -2.1628 -4.0174 -0.1009 -3.442 2.86 -2.332 2.6666 2.8527 IV -2.1982 -4.0745 -0.2009 -3.3524 2.87 -2.2229 2.6711 2.8546 2009 I -2.2073 -4.0745 -0.1863 -2.9188 2.87 -2.4998 2.6718 2.8552 II -2.0099 -4.0745 -0.1578 -2.8647 2.87 -2.6664 2.674 2.8575 III -2.0636 -4.0745 -0.1347 -2.9759 2.87 -2.7364 2.6754 2.859 IV -2.1037 -4.2687 -0.0987 -3.2189 2.87 -2.7395 2.6794 2.8642
BUKOPIN 2005 I -1.772 -3.907 -0.1275 -3.6119 2.8 -2.5983 2.6273 2.7922 II -1.9045 -3.7173 0.0328 -3.537 2.8 -2.495 2.6309 2.799 III -2.0137 -3.8304 -0.0391 -3.6194 2.81 -2.3026 2.6359 2.8015 IV -2.0197 -3.868 -0.3799 -3.6156 2.82 -2.0596 2.6391 2.7998 2006 I -1.9359 -3.8122 -0.3044 -3.5405 2.82 -2.0612 2.6386 2.7962 II -2.0542 -3.9322 -0.2692 -3.6306 2.82 -2.0794 2.642 2.8039 III -1.9018 -3.9322 -0.3646 -3.5302 2.83 -2.1848 2.6441 2.789 IV -1.837 -3.99 -0.53 -3.6849 2.84 -2.3279 2.6489 2.8035 2007 I -1.7743 -3.9633 -0.5302 -3.6082 2.84 -2.4079 2.6482 2.8047 II -1.8695 -3.9846 -0.4592 -3.5509 2.85 -2.4361 2.6524 2.8181 III -1.9922 -4.0984 -0.3851 -3.6306 2.85 -2.495 2.6553 2.8223 IV -2.0472 -4.1166 -0.4268 -3.6929 2.85 -2.5257 2.6611 2.8194 2008 I -2.0636 -4.1605 -0.3208 -3.7465 2.85 -2.5307 2.659 2.8231 II -2.0636 -4.0687 -0.2251 -3.9633 2.85 -2.4384 2.6636 2.8342 III -2.2018 -4.0456 -0.0433 -3.6306 2.84 -2.332 2.6666 2.8322 IV -2.1884 -4.0984 -0.1791 -3.1845 2.84 -2.2229 2.6711 2.83 2009 I -2.0333 -4.1541 -0.2151 -3.2675 2.85 -2.4998 2.6718 2.8321 II -2.0826 -4.0984 -0.0648 -3.3992 2.85 -2.6664 2.674 2.8438 III -2.0418 -4.1799 -0.1706 -3.6156 2.85 -2.7364 2.6754 2.8368 IV -1.9407 -4.2267 -0.2746 -3.7593 2.85 -2.7395 2.6794 2.8312
SINARMAS 2005 I -0.4676 -3.9633 -1.0292 -2.3476 2.54 -2.5983 2.6273 2.4554 II -0.5713 -4.3982 -1.0106 -3.442 2.56 -2.495 2.6309 2.4755 III -0.5614 -4.4063 -1.1144 -2.176 2.56 -2.3026 2.6359 2.4667 IV -0.7958 -4.4741 -1.3759 -4.8159 2.59 -2.0596 2.6391 2.4825 2006 I -1.0892 -4.646 -1.3967 -2.7489 2.61 -2.0612 2.6386 2.4971 II -1.2581 -4.3351 -1.1264 -7.0131 2.61 -2.0794 2.642 2.5274 III -1.2852 -4.3662 -0.6108 -4.0804 2.62 -2.1848 2.6441 2.5672 IV -1.8214 -4.6254 -0.64 -6.4378 2.67 -2.3279 2.6489 2.6238 2007 I -1.8663 -4.8159 -0.7868 -6.5713 2.69 -2.4079 2.6482 2.6316 II -2.0802 -4.7217 -0.5392 -7.824 2.7 -2.4361 2.6524 2.6603 III -2.0667 -5.1673 -0.6931 -5.4968 2.72 -2.495 2.6553 2.6721 IV -2.191 -5.7138 -0.4751 -5.9522 2.74 -2.5257 2.6611 2.7034 2008 I -2.3816 -6.0748 -0.2314 -9.2103 2.73 -2.5307 2.659 2.7057 II -2.2349 -5.3185 -0.1631 -6.8124 2.74 -2.4384 2.6636 2.7168 III -2.0891 -5.2214 -0.2503 -8.1117 2.74 -2.332 2.6666 2.7175 IV -2.1611 -5.684 -0.1826 -4.0628 2.74 -2.2229 2.6711 2.7267 2009 I -1.822 -5.2983 -0.3951 -5.1673 2.75 -2.4998 2.6718 2.7199 II -1.794 -5.1328 -0.483 -5.2983 2.76 -2.6664 2.674 2.7248 III -1.8845 -4.9762 -0.3217 -5.4727 2.76 -2.7364 2.6754 2.7349 IV -1.9697 -4.6777 -0.2356 -4.1044 2.76 -2.7395 2.6794 2.7412
NISP 2005 I -1.8313 -3.4868 -0.2476 -4.7444 2.8 -2.5983 2.6273 2.7845 II -1.8663 -4.1166 -0.2352 -4.3583 2.8 -2.495 2.6309 2.7898 III -1.9604 -4.7677 -0.2157 -3.99 2.81 -2.3026 2.6359 2.7942
128
IV -1.6119 -4.1865 -0.2533 -3.9792 2.81 -2.0596 2.6391 2.7934 2006 I -1.5329 -4.1931 -0.3231 -3.6849 2.81 -2.0612 2.6386 2.7901 II -1.6094 -4.2336 -0.2376 -3.4802 2.81 -2.0794 2.642 2.7952 III -1.6966 -4.1734 -0.1992 -3.5863 2.82 -2.1848 2.6441 2.8013 IV -1.7643 -4.1669 -0.1964 -3.917 2.82 -2.3279 2.6489 2.8073 2007 I -1.7874 -4.0687 -0.2143 -3.7465 2.83 -2.4079 2.6482 2.8095 II -1.6618 -4.1997 -0.0637 -3.8304 2.82 -2.4361 2.6524 2.8148 III -1.7367 -4.2336 -0.0939 -3.868 2.82 -2.495 2.6553 2.8165 IV -1.803 -4.3351 -0.115 -3.8538 2.83 -2.5257 2.6611 2.8193 2008 I -1.6634 -4.5099 -0.0911 -3.8444 2.83 -2.5307 2.659 2.8187 II -1.7181 -4.1997 -0.0513 -3.9846 2.83 -2.4384 2.6636 2.8227 III -1.7568 -4.1799 -0.0527 -4.0804 2.83 -2.332 2.6666 2.8252 IV -1.7562 -4.1734 -0.2654 -4.0456 2.84 -2.2229 2.6711 2.8244 2009 I -1.6831 -3.8122 -0.3422 -3.8122 2.84 -2.4998 2.6718 2.8206 II -1.6348 -4.3125 -0.366 -3.9686 2.84 -2.6664 2.674 2.8187 III -1.665 -4.0628 -0.2684 -3.8922 2.84 -2.7364 2.6754 2.8217 IV -1.7148 -4.023 -0.3231 -4.2759 2.85 -2.7395 2.6794 2.8274
PANIN 2005 I -0.97 -3.1653 -0.2293 -4.2545 2.81 -2.5983 2.6273 2.7923 II -1.0339 -3.3639 -0.3644 -3.0139 2.83 -2.495 2.6309 2.7977 III -1.131 -3.5684 -0.5902 -3.6849 2.84 -2.3026 2.6359 2.8032 IV -1.1848 -3.7854 -0.5948 -3.4578 2.84 -2.0596 2.6391 2.8052 2006 I -1.1326 -3.7508 -0.4758 -3.912 2.84 -2.0612 2.6386 2.8068 II -1.2368 -3.6889 -0.3114 -3.7297 2.83 -2.0794 2.642 2.8123 III -1.0573 -3.6691 -0.2494 -4.0118 2.83 -2.1848 2.6441 2.8151 IV -1.1485 -3.5827 -0.2173 -3.6497 2.84 -2.3279 2.6489 2.8194 2007 I -1.146 -3.52 -0.1484 -4.0804 2.84 -2.4079 2.6482 2.8239 II -1.2331 -3.4265 -0.0713 -9.2103 2.84 -2.4361 2.6524 2.8317 III -1.3756 -3.4327 -0.0364 -5.4968 2.85 -2.495 2.6553 2.8394 IV -1.455 -3.4609 -0.0795 -4.0399 2.85 -2.5257 2.6611 2.845 2008 I -1.4645 -3.8351 -0.075 -3.9846 2.86 -2.5307 2.659 2.8499 II -1.5064 -3.6889 -0.0584 -3.7898 2.86 -2.4384 2.6636 2.8537 III -1.5688 -3.7942 -0.1771 -3.9739 2.87 -2.332 2.6666 2.8579 IV -1.5775 -4.0456 -0.2366 -3.8397 2.87 -2.2229 2.6711 2.8578 2009 I -1.4784 -4.5756 -0.3209 -3.7465 2.88 -2.4998 2.6718 2.8572 II -1.4325 -4.3351 -0.3564 -3.442 2.88 -2.6664 2.674 2.8562 III -1.4465 -4.1352 -0.3456 -3.5827 2.88 -2.7364 2.6754 2.8627 IV -1.5237 -4.0456 -0.3109 -3.1168 2.88 -2.7395 2.6794 2.8669
BUMIPUTERA 2005 I -2.2073 -5.116 -0.2666 -3.4143 2.71 -2.5983 2.6273 2.6907 II III -1.9132 -6.4378 -0.2661 -3.0038 2.71 -2.3026 2.6359 2.6931 IV 2006 I -1.8401 -5.7764 -0.0714 -3.1168 2.72 -2.0612 2.6386 2.7098 II -1.9331 -5.9145 -0.1595 -3.0619 2.72 -2.0794 2.642 2.712 III -1.9262 -6.1658 -0.0803 -3.018 2.72 -2.1848 2.6441 2.7173 IV -2.0387 -5.9522 -0.1344 -3.0491 2.73 -2.3279 2.6489 2.7226 2007 I -2.0778 -4.32 -0.0661 -3.09 2.73 -2.4079 2.6482 2.727 II -2.1144 -4.6995 -0.1948 -3.0662 2.74 -2.4361 2.6524 2.7284 III -2.112 -4.9908 -0.1243 -3.0726 2.74 -2.495 2.6553 2.7286 IV -2.1029 -5.1673 -0.1684 -3.0878 2.74 -2.5257 2.6611 2.7282
129
2008 I -2.0956 -5.4727 -0.1886 -3.0922 2.74 -2.5307 2.659 2.7295 II -2.155 -5.7138 -0.1039 -3.2214 2.75 -2.4384 2.6636 2.7364 III -2.2009 -6.5713 -0.059 -3.361 2.74 -2.332 2.6666 2.7379 IV -2.1005 -7.0131 -0.1005 -3.1583 2.74 -2.2229 2.6711 2.7332 2009 I II -2.1261 -7.0131 -0.1182 -3.0576 2.74 -2.6664 2.674 2.7301 III -2.155 -6.3771 -0.1396 -3.0683 2.75 -2.7364 2.6754 2.7341 IV -2.1013 -4.3901 -0.1137 -3.0324 2.75 -2.7395 2.6794 2.7405
DANAMON 2005 I -1.2177 -2.7806 -0.2693 -4.0864 2.86 -2.5983 2.6273 2.8465 II -1.3692 -2.8319 -0.2558 -4.6995 2.87 -2.495 2.6309 2.8521 III -1.3791 -2.9206 -0.1942 -5.5215 2.87 -2.3026 2.6359 2.856 IV -1.449 -3.1559 -0.2129 -4.2545 2.87 -2.0596 2.6391 2.8564 2006 I -1.3375 -3.8971 -0.2417 -3.907 2.88 -2.0612 2.6386 2.8559 II -1.4016 -3.8776 -0.2796 -4.0118 2.88 -2.0794 2.642 2.8581 III -1.4758 -3.7854 -0.251 -4.0804 2.88 -2.1848 2.6441 2.8612 IV -1.4974 -3.7297 -0.2809 -4.4568 2.88 -2.3279 2.6489 2.8641 2007 I -1.4885 -3.7423 -0.2783 -4.1865 2.85 -2.4079 2.6482 2.8642 II -1.5006 -3.7132 -0.2808 -4.2336 2.89 -2.4361 2.6524 2.8684 III -1.5678 -3.3382 -0.1625 -4.756 2.88 -2.495 2.6553 2.8732 IV -1.5813 -3.6889 -0.1273 -4.5659 2.89 -2.5257 2.6611 2.8766 2008 I -1.5507 -3.677 -0.1117 -4.4568 2.89 -2.5307 2.659 2.8796 II -1.7886 -3.6691 -0.0866 -5.0056 2.89 -2.4384 2.6636 2.885 III -1.8695 -3.4234 -0.0973 -5.116 2.9 -2.332 2.6666 2.8897 IV -1.9668 -4.1477 -0.146 -4.3982 2.9 -2.2229 2.6711 2.8898 2009 I -1.8905 -4.0804 -0.2053 -3.5268 2.9 -2.4998 2.6718 2.8868 II -1.546 -4.0804 -0.1323 -3.3215 2.89 -2.6664 2.674 2.885 III -1.7065 -3.8825 -0.1498 -3.1869 2.89 -2.7364 2.6754 2.8849 IV -1.7401 -4.0286 -0.1192 -3.0705 2.89 -2.7395 2.6794 2.8859
KESAWAN 2005 I -2.1236 -4.667 -0.5802 -3.4451 2.65 -2.5983 2.6273 2.6111 II -2.0448 -4.3275 -0.5649 -3.3755 2.65 -2.495 2.6309 2.6111 III -2.1559 -6.4378 -0.6119 -2.6809 2.65 -2.3026 2.6359 2.6085 IV -1.9421 -5.8091 -0.5906 -2.2009 2.65 -2.0596 2.6391 2.6118 2006 I -1.998 -9.2103 -0.4814 -2.8771 2.65 -2.0612 2.6386 2.6134 II -2.0762 -5.5728 -0.4336 -2.9546 2.66 -2.0794 2.642 2.6238 III -2.2182 -5.4491 -0.4105 -3.0119 2.66 -2.1848 2.6441 2.6324 IV -2.3613 -5.6268 -0.3638 -2.8319 2.67 -2.3279 2.6489 2.6435 2007 I -2.331 -4.6565 -0.291 -2.9375 2.67 -2.4079 2.6482 2.6456 II -2.2857 -4.7105 -0.2842 -2.945 2.67 -2.4361 2.6524 2.6418 III -2.2405 -4.9762 -0.3984 -2.8525 2.67 -2.495 2.6553 2.6403 IV -2.2672 -5.655 -0.3789 -2.7599 2.68 -2.5257 2.6611 2.6451 2008 I -2.2434 -5.203 -0.3476 -2.7151 2.67 -2.5307 2.659 2.6437 II -2.2779 -5.2983 -0.2796 -2.779 2.67 -2.4384 2.6636 2.6513 III -2.3218 -5.6268 -0.2003 -2.8665 2.67 -2.332 2.6666 2.6549 IV -2.2605 -6.0748 -0.2922 -3.2861 2.67 -2.2229 2.6711 2.6541 2009 I -2.3026 -4.1605 -0.2877 -3.2189 2.67 -2.4998 2.6718 2.6484 II -2.2073 -4.2475 -0.3567 -3.2189 2.67 -2.6664 2.674 2.6444 III -1.9661 -4.6052 -0.4943 -2.9957 2.68 -2.7364 2.6754 2.6417 IV -2.1203 -4.382 -0.4005 -2.9957 2.68 -2.7395 2.6794 2.6515
LIPPO 2005 I -1.3907 -3.8538 -1.398 -3.7423 2.83 -2.5983 2.6273 2.7482
130
II -1.4465 -3.8632 -1.2448 -3.8538 2.83 -2.495 2.6309 2.7555 III -1.4934 -3.7423 -0.9071 -3.907 2.83 -2.3026 2.6359 2.7607 IV -1.5427 -3.9792 -1.1282 -5.3391 2.84 -2.0596 2.6391 2.767 2006 I -1.4452 -3.8167 -1.0156 -4.3275 2.83 -2.0612 2.6386 2.7692 II -1.5297 -3.7423 -0.9253 -4.9908 2.83 -2.0794 2.642 2.7784 III -1.5702 -3.5899 -0.8496 -5.4037 2.84 -2.1848 2.6441 2.7852 IV -1.2845 -3.9221 -0.8014 -5.4968 2.84 -2.3279 2.6489 2.7911 2007 I -1.2276 -3.5336 -0.7156 -4.9337 2.84 -2.4079 2.6482 2.7955 II -1.3246 -3.4609 -0.6802 -5.0995 2.85 -2.4361 2.6524 2.8046 III -1.4045 -3.6613 -0.5773 -5.0995 2.85 -2.495 2.6553 2.8116 IV -1.6972 -3.6889 -0.2313 -3.9425 2.85 -2.5257 2.6611 2.8162 2008 I -1.5073 -4.1166 -0.4455 -5.5215 2.85 -2.5307 2.659 2.8238 II -1.6466 -4.5282 -0.3338 -5.4727 2.85 -2.4384 2.6636 2.8327 III -1.6281 -4.0456 -0.2341 -5.655 2.85 -2.332 2.6666 2.8327 IV -1.8122 -4.5099 -0.1286 -4.2545 2.88 -2.2229 2.6711 2.8759 2009 I -1.8116 -4.2405 -0.1534 -4.0804 2.88 -2.4998 2.6718 2.8749 II -1.8773 -3.9633 -0.1366 -4.0745 2.9 -2.6664 2.674 2.896 III -1.8951 -3.8585 -0.1025 -3.9954 2.9 -2.7364 2.6754 2.8971 IV -1.9958 -3.8585 -0.049 -4.5659 2.91 -2.7395 2.6794 2.9033
MAYAPADA 2005 I -2.0762 -4.3901 -0.1413 -5.1328 2.68 -2.5983 2.6273 2.6667 II -1.9078 -4.5659 -0.1478 -4.4397 2.68 -2.495 2.6309 2.6711 III -1.9359 -4.6356 -0.1444 -4.4741 2.68 -2.3026 2.6359 2.6737 IV -1.9491 -4.7795 -0.1942 -4.3275 2.69 -2.0596 2.6391 2.6769 2006 I -1.9944 -5.3185 -0.1511 -4.4145 2.69 -2.0612 2.6386 2.6832 II -1.9892 -4.382 -0.1651 -6.2659 2.7 -2.0794 2.642 2.6863 III -1.99 -4.4568 -0.1434 -3.4173 2.7 -2.1848 2.6441 2.6895 IV -1.9791 -4.1669 -0.1591 -6.1658 2.7 -2.3279 2.6489 2.6905 2007 I -1.9324 -3.9221 -0.257 -7.2644 2.7 -2.4079 2.6482 2.6862 II -1.0139 -4.0513 -0.1419 -6.5023 2.7 -2.4361 2.6524 2.6906 III -1.0856 -4.1414 -0.018 -6.7254 2.7 -2.495 2.6553 2.6944 IV -1.2056 -4.2267 0.0381 -6.5713 2.7 -2.5257 2.6611 2.7038 2008 I -1.262 -6.2146 0.1877 -6.4378 2.7 -2.5307 2.659 2.711 II -1.3209 -4.0342 0.1703 -9.2103 2.7 -2.4384 2.6636 2.7145 III -1.4073 -4.4482 0.1187 -3.9686 2.71 -2.332 2.6666 2.7172 IV -1.4401 -4.3662 0.0022 -3.8776 2.72 -2.2229 2.6711 2.7211 2009 I -1.5809 -4.9618 -0.1408 -3.9633 2.73 -2.4998 2.6718 2.7225 II -1.6451 -4.7795 -0.1115 -5.0056 2.74 -2.6664 2.674 2.7287 III -1.6874 -4.667 -0.1744 -4.8929 2.74 -2.7364 2.6754 2.7304 IV -1.769 -4.7105 -0.1771 -5.3185 2.75 -2.7395 2.6794 2.6711
MUTIARA 2005 I -2.2614 -4.8665 -1.2276 -3.5166 2.76 -2.5983 2.6273 2.6726 II -2.3936 -5.0056 -1.3923 -3.3903 2.77 -2.495 2.6309 2.6831 III -2.3719 -5.0207 -1.2874 -3.2391 2.77 -2.3026 2.6359 2.6872 IV -2.5158 -6.1193 -1.4338 -2.9977 2.78 -2.0596 2.6391 2.6851 2006 I -2.4937 -5.5215 -1.4749 -2.9375 2.78 -2.0612 2.6386 2.6803 II -2.0778 -6.2146 -1.5141 -2.7411 2.78 -2.0794 2.642 2.6772 III -2.0923 -5.7138 -1.5559 -2.8117 2.78 -2.1848 2.6441 2.6871 IV -2.149 -5.5728 -1.5441 -3.0078 2.79 -2.3279 2.6489 2.6872 2007 I -1.9958 -4.6777 -1.374 -3.0262 2.78 -2.4079 2.6482 2.6925 II -1.6307 -5.1499 -1.2171 -3.0078 2.78 -2.4361 2.6524 2.7062
131
III -1.6852 -5.0995 -1.1032 -3.2834 2.78 -2.495 2.6553 2.7206 IV 2008 I -1.8183 -5.6268 -0.8677 -3.4546 2.78 -2.5307 2.659 2.7321 II -1.8793 -5.0832 -0.8347 -3.5268 2.79 -2.4384 2.6636 2.7388 III -1.9052 -5.3817 -0.7425 -3.6082 2.79 -2.332 2.6666 2.7325 IV 2009 I II -2.1046 -3.1725 -0.1746 -2.6173 2.74 -2.6664 2.674 2.7271 III -2.2605 -3.064 -0.1619 -2.6868 2.74 -2.7364 2.6754 2.7275 IV -2.3006 -3.2597 -0.2026 -2.3507 2.75 -2.7395 2.6794 2.7342
SWADESI 2005 I -1.2972 -3.9373 -0.6216 -4.2977 2.6 -2.5983 2.6273 2.5532 II -1.3696 -3.8776 -0.4719 -3.673 2.6 -2.495 2.6309 2.5644 III -1.4623 -3.8873 -0.4225 -5.7138 2.6 -2.3026 2.6359 2.566 IV -1.4246 -3.8825 -0.5913 -3.8728 2.61 -2.0596 2.6391 2.5651 2006 I -1.3001 -4.2267 -0.5836 -3.781 2.6 -2.0612 2.6386 2.5591 II -1.3459 -4.3428 -0.6017 -4.7677 2.61 -2.0794 2.642 2.5641 III -1.361 -4.3583 -0.6347 -4.5375 2.61 -2.1848 2.6441 2.5643 IV -1.3261 -4.3583 -0.5998 -4.4397 2.61 -2.3279 2.6489 2.5676 2007 I -1.1963 -4.1166 -0.7491 -4.3125 2.62 -2.4079 2.6482 2.561 II -1.2694 -4.2199 -0.6339 -4.7105 2.61 -2.4361 2.6524 2.5646 III -1.3521 -4.3662 -0.7058 -4.3125 2.62 -2.495 2.6553 2.5686 IV -1.577 -4.4482 -0.4755 -4.2199 2.63 -2.5257 2.6611 2.5907 2008 I -1.6348 -4.0118 -0.3205 -4.3505 2.62 -2.5307 2.659 2.5974 II -1.7187 -3.907 -0.2533 -4.4063 2.62 -2.4384 2.6636 2.6045 III -1.0815 -3.701 -0.1386 -4.0984 2.62 -2.332 2.6666 2.6082 IV -1.1005 -3.677 -0.185 -4.1105 2.63 -2.2229 2.6711 2.6162 2009 I -1.0527 -3.4609 -0.1692 -4.1669 2.63 -2.4998 2.6718 2.6178 II -1.1202 -3.4705 -0.1521 -3.5268 2.63 -2.6664 2.674 2.6187 III -1.1416 -3.477 -0.1906 -3.6929 2.63 -2.7364 2.6754 2.621 IV -1.1117 -3.3439 -0.2095 -4.2545 2.64 -2.7395 2.6794 2.627
UOB BUANA 2005 I -1.4824 -3.5899 -0.3791 -4.32 2.79 -2.5983 2.6273 2.7695 II -1.5746 -3.2264 -0.4221 -3.9739 2.79 -2.495 2.6309 2.7763 III -1.621 -3.3932 -0.1933 -4.0984 2.8 -2.3026 2.6359 2.7813 IV -1.602 -3.4641 -0.2236 -4.0984 2.8 -2.0596 2.6391 2.7819 2006 I -1.4719 -3.3354 -0.2784 -4.0923 2.8 -2.0612 2.6386 2.7808 II -1.2434 -3.3843 -0.2694 -3.3439 2.8 -2.0794 2.642 2.7818 III -1.2 -3.3215 -0.1897 -3.4234 2.8 -2.1848 2.6441 2.7814 IV -1.1767 -3.361 -0.186 -3.4265 2.8 -2.3279 2.6489 2.7821 2007 I -1.1351 -3.2754 -0.1484 -3.4265 2.8 -2.4079 2.6482 2.7845 II -1.2157 -3.3023 -0.0726 -3.7381 2.8 -2.4361 2.6524 2.7889 III -1.2379 -3.3132 -0.061 -3.5863 2.8 -2.495 2.6553 2.7911 IV -1.2751 -3.3814 -0.0489 -3.6156 2.8 -2.5257 2.6611 2.7945 2008 I -1.5673 -3.7214 0.0048 -3.7091 2.8 -2.5307 2.659 2.7972 II -1.3269 -3.9581 -0.0077 -3.781 2.8 -2.4384 2.6636 2.8001 III -1.3685 -3.9528 0.0112 -3.9373 2.8 -2.332 2.6666 2.8044 IV -1.372 -3.7381 -0.0872 -3.8776 2.81 -2.2229 2.6711 2.8043 2009 I -1.5164 -3.4204 -0.1354 -3.5756 2.81 -2.4998 2.6718 2.8041 II -1.5521 -3.4546 -0.1086 -3.8077 2.81 -2.6664 2.674 2.8051 III -1.4837 -3.5066 -0.0917 -3.5756 2.81 -2.7364 2.6754 2.8065
132
IV -1.3375 -3.4966 -0.1113 -3.4999 2.81 -2.7395 2.6794 2.808 MEGA 2005 I -1.8445 -3.4835 -0.7195 -3.9221 2.81 -2.5983 2.6273 2.7637 II -1.9255 -3.6849 -0.8396 -4.3741 2.82 -2.495 2.6309 2.7671 III -2.1244 -4.0174 -0.651 -4.5099 2.82 -2.3026 2.6359 2.782 IV -2.1955 -4.382 -0.6685 -4.2475 2.83 -2.0596 2.6391 2.7876 2006 I -2.0867 -5.116 -0.6726 -4.1734 2.83 -2.0612 2.6386 2.7846 II -1.7574 -4.756 -0.7211 -4.0864 2.83 -2.0794 2.642 2.7826 III -1.772 -4.8159 -0.791 -4.057 2.83 -2.1848 2.6441 2.783 IV -1.8376 -4.733 -0.851 -4.0864 2.84 -2.3279 2.6489 2.7862 2007 I -1.8239 -3.8304 -0.8014 -3.9271 2.84 -2.4079 2.6482 2.7891 II -1.8313 -3.6929 -0.7923 -4.2545 2.84 -2.4361 2.6524 2.7888 III -1.8682 -3.7132 -0.7407 -4.3741 2.84 -2.495 2.6553 2.7948 IV -1.9512 -3.7593 -0.7606 -4.1799 2.85 -2.5257 2.6611 2.8012 2008 I -1.6373 -3.7091 -0.5591 -4.3051 2.84 -2.5307 2.659 2.8042 II -1.7137 -3.8032 -0.5619 -4.4568 2.85 -2.4384 2.6636 2.8112 III -1.8177 -3.868 -0.3945 -4.4145 2.84 -2.332 2.6666 2.82 IV -1.8226 -3.9221 -0.4359 -4.4397 2.85 -2.2229 2.6711 2.8208 2009 I -1.755 -3.9633 -0.5309 -3.9373 2.85 -2.4998 2.6718 2.8162 II -1.6378 -3.8585 -0.5913 -3.907 2.85 -2.6664 2.674 2.8144 III -1.623 -4.1166 -0.5012 -3.8873 2.85 -2.7364 2.6754 2.8136 IV -1.6692 -4.0342 -0.5653 -4.0745 2.85 -2.7395 2.6794 2.8183
133
Lampiran 2 : Hasil Uji Regresi Berganda
Sumber : Data Sekunder diolah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .998a .995 .995 .1129229 a. Predictors: (Constant), ln_dpk, ln_CAR, ln_SBI, ln_LDR, ln_npl, ln_M2, ln_ROA b. Dependent Variable: kredit
Hasil Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
ln_CAR 354 -2.5158 -.4676 -1.728417 .3468104 ln_ROA 354 -9.2103 -2.7806 -4.208562 .7960835 ln_LDR 354 -1.5559 .1877 -.370923 .3198478 ln_M2 354 2.6273 2.6794 2.654181 .0154465 ln_SBI 354 -2.7395 -2.0596 -2.407385 .2046295 ln_npl 354 -9.2103 -1.2852 -3.790393 1.1180542 ln_dpk 354 2.54 2.97 2.8103 .09655 kredit 360 11.6510 19.1413 16.270889 1.6188468 Valid N (listwise)
354
134
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate D-W
1 .998a .995 .995 .1129229 .890 a. Predictors: (Constant), ln_dpk, ln_CAR, ln_SBI,
ln_LDR, ln_npl, ln_M2, ln_ROA b. Dependent Variable: kredit
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 928.422 7 132.632 10401.204 .000a Residual 4.412 346 .013
Total 932.834 353 a. Predictors: (Constant), ln_dpk, ln_CAR, ln_SBI, ln_LDR, ln_npl, ln_M2, ln_ROA b. Dependent Variable: kredit
135
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) -31.950 1.244 -25.679 .000
ln_CAR .079 .020 .017 3.923 .000
ln_ROA .013 .010 .006 1.301 .194
ln_LDR .909 .021 .179 43.547 .000
ln_M2 1.411 .495 .013 2.852 .005
ln_SBI .024 .035 .003 .688 .492
ln_npl .031 .006 .022 5.462 .000
ln_dpk 16.084 .075 .955 213.554 .000
a. Dependent Variable: kredit
136
Coefficientsa
Model Correlations
Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF Ln.CAR -.049 .206 .015 .735 1.361
Ln.ROA .428 .070 .005 .575 1.738
Ln.LDR .269 .920 .161 .810 1.235
Ln.M2 .223 .152 .011 .618 1.617
Ln.SBI -.114 .037 .003 .705 1.419
Ln.NPL .248 .282 .020 .876 1.141
Ln.DPK .981 .996 .790 .683 1.464
a. Dependent Variable: Kredit
137