Analisis Efisiensi Modal Kerja pada PT Astra Agro Lestari Tbk Part II

37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) bermula dari dibentuknya Divisi Agribisnis PT Astra International pada tahun 1983. Awalnya dimulai dengan usaha perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar. Areal tersebut kemudian berganti menjadi perkebunan karet. Pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang saat itu menguasai dan mengelola 15.000 hektar perkebunan kelapa sawit di Riau. Pada tanggal 3 Oktober 1988, didirikan PT Suryaraya Cakrawala yang kemudian pada tahun 1989 berubah namanya menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1997 PT Astra Agro Niaga melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera dan namanya berubah menjadi PT Astra Agro Lestari. Pada tanggal 9 Desember 45

description

Analisis Efisiensi Modal Kerja pada PT Astra Agro Lestari Tbk Part II

Transcript of Analisis Efisiensi Modal Kerja pada PT Astra Agro Lestari Tbk Part II

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil PenelitianSejarah Singkat PerusahaanPT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) bermula dari dibentuknya Divisi Agribisnis PT Astra International pada tahun 1983. Awalnya dimulai dengan usaha perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar. Areal tersebut kemudian berganti menjadi perkebunan karet. Pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang saat itu menguasai dan mengelola 15.000 hektar perkebunan kelapa sawit di Riau. Pada tanggal 3 Oktober 1988, didirikan PT Suryaraya Cakrawala yang kemudian pada tahun 1989 berubah namanya menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1997 PT Astra Agro Niaga melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera dan namanya berubah menjadi PT Astra Agro Lestari. Pada tanggal 9 Desember 1997, PT Astra Agro Lestari mencatatkan sahamnya di dua bursa saham, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan menawarkan 125.800.000 lembar sahamnya ke publik dengan harga Rp. 1.550 per lembar saham. Pada bulan Agustus 1999, PT Astra Agro Lestari menerbitkan saham bonus sebanyak 251.600.000 lembar saham. Pada bulan Maret 2000, PT Astra Agro Lestari berhasil menerbitkan obligasi lima-tahunan untuk pertama kalinya di Bursa Efek Surabaya, dengan total nilai sejumlah Rp. 500 miliar. Di tahun 2004, PT Astra Agro Lestari menyelesaikan penjualan kebun-kebunnya yang tidak terkait dengan perkebunan kelapa sawit. Saat ini, PT Astra Agro Lestari adalah salah satu perusahaan Publik terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan penghasil Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil / CPO), yang mengelola areal perkebunan seluas lebih dari 235.000 hektar. Sekitar 47,9% dari seluruh tanaman kelapa sawit yang dimiliki telah memasuki masa puncak produktifi tas, dengan usia tanaman 10-14 tahun, sedangkan 6,1% lainnya adalah tanaman dengan umur sekitar 4-9 tahun serta usia 15->25 tahun sebesar 25,2% dan 20,8% sisanya adalah tanaman belum menghasilkan. PT Astra Agro Lestari selalu mengutamakan pencapaian terbaiknya dalam segala hal yang berkaitan dengan produksi, mulai dari pemilihan bibit unggul, penanaman, pemupukan, perawatan, pemanenan serta pemrosesan. Hasilnya, PT Astra Agro Lestari selama ini selalu mampu memenuhi kebutuhan para pelanggan akan produk-produk bernilai tinggi. Penjualan produk-produk PT Astra Agro Lestari saat ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun pasar internasional.

Struktur Organisasi Gambar 4.1Struktur Organisasi PT. Astra Agro LestariShareholders

President commisioner :Prijono SugiantoVice President commisioner :Chiew Sin CeokCommisioner : Gunawan GeniusahardjaCommissioner :Simon Collier DixonIndependent Commissioner : Patrick Morris AlexanderIndependent Commissioner : Harbrinderjit Singh DillonIndependent Commissioner : Anugerah PekertiBoard of Commisioners

President Director :Widya WiryawanDirector :RudyDirector :Bambang PalgoenadiDirector :Juddy AriantoDirector: Joko SupriyonoDirector: Jamal Abdul NasserBoard of Directors

Director in Charge

Internal Audit, Commodity & Community Development (IACC)Widya Wiryawan

Finance & Corporate Secretary (FCS)Rudy

Shareholders

Sustainability & Public Relations (SPR)Joko SupriyonoEngineering & Operation Support (EOS)Juddy AriantoResearch & Development (R&D)Bambang PalgoenadiHuman Capital, General Affair & Water Mgmt. System (HCGW)Jamal Abdul Nasser

Visi dan MisiVisi dan Misi PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah sebagai berikut :Visi: Menjadi perusahaan agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif didunia.Misi: Menjadi panutan dan berkontribusi untuk pembangunan serta kesejahteraan bangsa.Tata Kelola Perusahaan1) Rapat umum pemegang sahamBerdasarkan undang-undang republik indonesia No. 40/2007 tentang perseroan terbatas (UUPT) dan Anggaran Dasar Perusahaan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki otoritas tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan.a. Menyetujui dan menerima baik laporan tahunan perusahaan untuk tahun buku 2012, termasuk mengesahkan laporan tugas pengawasan dewan komisaris perusahaan dan mengesahkan laporan keuangan konsolidasian perusahaan untuk tahun buku 2012, yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan, sebagaimana dimuat dalam laporan mereka tertanggal 20 Pebruari 2013 dengan pendapat wajar dalam semua hal yang materialb. Menyetujui penggunaan laba bersih perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 2,41 triliunc. Mengangkat anggota dewan komisaris dan direksi perusahaand. Memberikan wewenang kepada Direksi Perusahaan 2) Dewan komisaris Dewan komisaris berwenang untuk memberikan arahan dan saran kepada Direksi dan manajemen dalam mengelola perusahaan dan mengawasi seluruh operasi bisnis perusahaan untuk memastikan bahwa semua dijalankan sesuai dengan visi dan misi, serta kebijakan yang telah dirancang untuk memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan3) Direksi Direksi adalah badan eksekutif tertinggi dalam perusahaan yang memiliki tugas dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan bisnis perusahaan sesuai dengan visi, misi strategi dan tujuan perusahaan

Hasil PerhitunganPenelitian yang dilakukan pada PT. Astra Agro Lestari Tbk sesuai data-data laporan keuangan yang diperoleh disitus Bursa Efek Jakarta (www.idx.co.id) dari tahun 2009 sampai dengan 2013, maka untuk menghitung dan menganalisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 4.1PT. Astra Agro Lestari, Tbk.Ikhtisar Laporan Keuangan Periode Tahun 2009-2013(Dalam Jutaan Rupiah)

NOKETERANGANTAHUN

20092010201120122013

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)

1Aktiva Lancar1.714.4262.051.1771.857.0251.780.3951.691.694

Kas dan setara kas788.5491.240.781838.190227.769709.090

Piutang156.72498.83216.35850.06820.554

Persediaan610.031624.694769.9031.249.050802.978

Uang muka122.27364.555177.184174.85885.453

Pajak dibayar dimuka36.84922.31555.39078.65073.619

2Kewajiban Lancar938.9761.061.8521.467.5692.600.5403.759.265

3Ekuitas6.226.3657.211.6878.426.1589.365.41110.267.859

4Penjualan bersih7.424.2838.843.72110.772.58211.564.31912.674.999

5Laba Bersih Setelah Pajak1.729.6482.103.6522.498.5652.520.2661.903.088

Sumber : http://www.idx.co.id (Data Olahan)

Pada tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah aktiva lancar PT. Astra Agro Lestari Tbk selama periode 2009 2013 mengalami kenaikan dan penurunan yaitu berjumlah Rp. 1.714.426.000.000 tahun 2009 dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi 2.051.177.000.000 dan kemudian berturut turut mengalami penurunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 yaitu Rp. 1.857.025.000.000 tahun 2011, Rp. 1.780.395.000.000 tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar Rp. 1.691.694.000.000. Terjadinya penurunan terhadap aktiva lancar ini sebagian besar dipengaruhi oleh naik turunnya kas, piutang usaha, persediaan dan uang muka yang dimiliki oleh perusahaan.Hutang lancar perusahaan berturut-turut mengalami kenaikan dari tahun ketahun dimana tahun 2009 sebesar Rp.938.976.000.000, Rp. 1.061.852.000.000 tahun 2010, Rp. 1.467.569.000.000 tahun 2011, Rp. 2.600.540.000.000 tahun 2012 dan Rp. 3.759.265.000.000 tahun 2013. Terjadinya kenaikan ini disebabkan karena bertambahnya uang muka pelanggan, utang usaha, utang pajak, kewajiban imbalan kerja dan pinjaman bank jangka pendek.Penjualan dari tahun ketahun mengalami peningkatan yaitu tahun 2009 sebesar Rp. 7.424.283.000.000, tahun 2010 sebesar Rp. 8.843.721.000.000, tahun 2011, 2012 dan 2013 masing - masing berturut turut sebesar Rp. 10.772.582.000.000, Rp. 11.564.319.000.000 dan Rp. 12.674.999.000.000. Meningkatnya jumlah penjualan dari tahun ketahun disebabkan karena meningkatnya jumlah produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) yang diikuti dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap minyak kelapa sawit sehingga mempengaruhi bertambahnya transaksi.Laba bersih setelah pajak PT. Astra Agro Lestari Tbk dari tahun 2009 2012 berturut turut mengalami kenaikan kecuali untuk tahun 2013 yang mengalami penurunan, yaitu tahun 2009 sebesar Rp. 1.729.648.000.000, tahun 2010 Rp. 2.103.652.000.000, tahun 2011 Rp. 2.498.565.000.000, tahun 2012 Rp. 2.520.266.000.000 dan menurun pada tahun 2013 menjadi Rp. 1.903.088.000.000. Terjadinya penurunan laba bersih setelah pajak pada tahun 2013 ini disebabkan karena nilai harga pokok penjualan yang juga mengalami peningkatan dan juga kerugian selisish kurs yang begitu besar, sehingga walaupun penjualan mengalami peningkatan namun laba yang diperoleh mengalami penurunan.Dari data ikhtisar laporan keuangan diatas, maka dimasukkan kerumus rasio likuiditas dan rasio profitabilitas dapat diketahui perhitungannya sebagai berikut :1) Likuiditasa. Current ratioCurrent Ratio = Tahun 2009 = = 1,82Tahun 2010 = = 1,93Tahun 2011 = = 1,26Tahun 2012 = = 0,68Tahun 2013 = = 0,45Berdasarkan hasil perhitungan current rasio dapat terlihat bahwa pada tahun 2009 kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar sebanyak 1,82 kali, artinya setiap Rp. 1 utang lancar dapat dijamin oleh Rp. 1,82 harta lancar atau 1,82 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Nilai ini mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 1,93 kali, nilai ini terjadi dikarenakan ketersediaan kas yang mengalami peningkatan menjadi 1.240.781 dibandingkan dengan tahun 2009 yang jumlahnya sebesar 788.549. Namun berturut-turut mengalami penurunan di tahun 2011 menjadi 1,26 atau 126%, tahun 2012 menjadi 0,68 atau 68% dan tahun 2013 menjadi 0,45 atau 45%. Hal ini terjadi karena pada tahun 2010, tahun 2011 dan tahun 2013 terjadi penurunan pada aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar yang selalu terjadi kenaikan pada tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013. b. Quick ratioQuick ratio = Tahun 2009 = = 1,01Tahun 2010 = = 1,26Tahun 2011 = = 0,58Tahun 2012 = = 0,10Tahun 2013 = = 0,19Berdasarkan hasil perhitungan quick ratio dapat kita ketahui pada tahun 2009 nilai rasionya sebesar 1,01, ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan dengan menggunakan aktiva paling likuid yaitu 1,01 atau jika dipresentasikan sebesar 101%. Nilai ini mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 1,26 atau 126%. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan pada kas perusahaan menjadi 1.240.781 pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 yang jumlahnya sebesar 788.549. Nilai ini kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 0,58 atau 58%, tahun 2012 menjadi 0,10 atau 10% dan tahun tahun 2013 mengalami peningkatan lagi menjadi 0,19 atau 19%. Hal ini disebabkan karena bertambahnya hutang jangka pendek perusahaan.c. Working Capial TurnoverWorking Capial Turnover = Tahun 2009 = = 9,57Tahun 2010 = = 8,93Tahun 2011 = = 27,66Tahun 2012 = = -14,10Tahun 2013 = = -6,13Berdasarkan hasil perhitungan working capital turnover dapat kita ketahui pada tahun 2009 perputaran modal kerja sebesar 9,57 kali, ini berarti setiap Rp. 1 modal kerja bersih dapat menghasilkan Rp. 9,57 penjualan. Nilai ini mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 8,93 kali dan 27,66 kali. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan penjualan perusahaan. Sedangkan tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan pada perputaran modal kerja yaitu -14,10 kali dan -6,13 kali. Hal ini terjadi karena bertambahnya hutang lancar perusahaan.Perkembangan Hasil Analisis Rasio LikuiditasBerkaitan dengan perhitungan diatas, maka dapat kita ketahui trend perkembangan rasio likuiditas pada tabel berikut :

Tabel 4.2Hasil perhitungan trend rasio likuiditasTahun 2009 - 2013NoJenis rasioAngka RasioTrend

Tahun dasar 2009 = 100%

2009201020112012201320092010201120122013

1Current ratio1,821,931,260,680,45100%106,04%69,23%37,36%24,73%

2Quick ratio1,011,260,580,100,19100%124,75%57,43%9,90%18,81%

3Working capital turnover9,578,9327,66-14,10-6,13100%93,31%289%-147,33%-64,05%

Sumber : Data OlahanPada tabel trend perkembangan rasio likuiditas diatas tampak bahwa modal kerja PT. Astra Agro Lestari Tbk berdasarkan current ratio yang diperoleh mengalami penurunan yakni pada tahun 2011 menjadi 69,23%, tahun 2012 sebesar 37,36% dan 2013 sebesar 24,73%. Perhitungan quick ratio yang dipeoleh pada tiap tahunnya mengalami fluktuasi yakni tahun 2010 sebesar 124,75%, tahun 2011 sebesar 57,43%, tahun 2012 sebesar 9,90% dan tahun 2013 sebesar 18,81%. Berdasarkan perhitungan working capital turnover yang diperoleh perusahaan juga mengalami fluktuasi yaitu tahun 2010 sebesar 93,31%, tahun 2011 sebesar 289%, tahun 2012 sebesar -147,33% dan tahun 2013 meningkat menjadi -64,05%. Berdasarkan hasil analisa trend yang diperoleh diatas maka berikut ini disajikan analisa trend dalam grafik tahun 2009 s/d 2013 :

Gambar 4.2Trend Perkembangan Rasio Likuiditas

Grafik trend perkembangan rasio likuiditas diatas menggambarkan bahwa modal kerja pada PT. Astra Agro Lestari Tbk untuk current ratio dapat dikatakan kurang efisien karena mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Penurunan ini dipengaruhi karena pada tahun tersebut angka rasio yang mengalami penurunan yang disebabkan oleh aktiva lancar yang berfluktuasi dan masih rendah dibandingkan dengan hutang lancar yang mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan perusahaan tidak mampu melunasi hutang lancar pada saat jatuh tempo atau ditagih secara keseluruhan pada masa mendatang.Modal kerja PT. Astra Agro Lestari Tbk untuk quick ratio dapat dikatakan kurang efisien karena mengalami penurunan pada tahun 2011, 2012 meskipun tahun 2013 mengalami kenaikan tetapi jauh lebih rendah dibanding tahun 2009 dan 2010. Hal ini terjadi karena angka ratio yang mengalami penurunan yang disebabkan oleh nilai kas dan piutang yang masih rendah, sehingganya hal ini mengindikasikan perusahaan tidak mampu melunasi hutang lancar pada saat jatuh tempo atau ditagih dengan menggunakan aktiva paling likuid. Modal kerja PT. Astra Agro Lestari Tbk ditinjau dari working capital turnover juga mengalami penurunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Hal ini terjadi karena modal kerja bersih perusahaan yang bernilai negatif dikarenakan besarnya hutang lancar dibanding aktiva lancar sehingga mengindikasikan tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi. 2) Profitabilitasa. Marjin laba bersih Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Adapun rumus marjin laba bersih sebagai berikut :Marjin laba bersih = Tahun 2009 = = 0,23Tahun 2010 = = 0,23Tahun 2011 = = 0,23Tahun 2012 = = 0,21Tahun 2013 = = 0,15Berdasarkan hasil perhitungan marjin laba bersih, maka dapat diperoleh gambaran bahwa pada tahun 2009 setiap Rp. 1,00 penjualan perusahaan akan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp. 0,23. Nilai ini tetap konstan pada tahun 2010 dan 2011 sedangkan tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami penurunan menjadi Rp. 0,21 dan Rp. 0,15, hal ini terjadi karena menurunnya laba bersih yang diakibatkan meningkatnya kerugian selisih kurs pada tahun 2013.b. Hasil pengembalian atas total aktiva atau ROA (Return on Assets)ROA = Tahun 2009 = = 0,22Tahun 2010 = = 0,23Tahun 2011 = = 0,24Tahun 2012 = = 0,20Tahun 2013 = = 0,12Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa return on assets tahun 2009 sebesar 0,22 hal ini berarti perusahaan mampu mengelola setiap assets Rp. 1,00 untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,22 nilai ini mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 0,23 dan 0,24 hal ini berarti setiap assets Rp. 1,00 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan Rp.0,23 untuk tahun 2010 dan Rp.0,24 tahun 2011. Nilai ini kemudian kembali mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 0,20 dan 0,12.c. Hasil pengembalian atas ekuitas atau ROE (Return on Equity)ROE = Tahun 2009 = = 0,27Tahun 2010 = = 0,29Tahun 2011 = = 0,29Tahun 2012 = = 0,26Tahun 2013 = = 0,18Dari hasil perhitungan, maka dapat diketahui return on equity tahun 2009 sebesar 0,27 hal ini berarti perusahaan mampu mengelola modal Rp. 1,00 untuk menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,27 nilai ini mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 menjadi 0,29 dan 0,29 hal ini berarti setiap modal Rp. 1,00 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan Rp.0,29 untuk tahun 2010 dan Rp.0,29 tahun 2011. Nilai ini kemudian kembali mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 0,26 dan 0,18.Perkembangan Hasil Analisis Rasio ProfitabilitasBerkaitan dengan perhitungan diatas, maka dapat diketahui perkembangan rasio profitabilitas PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tabel berikut :Tabel 4.3Hasil perhitungan trend rasio profitabilitasTahun 2009 - 2013NoJenis rasioAngka RasioTrend

Tahun dasar 2009 = 100%

2009201020112012201320092010201120122013

1Marjin laba bersih0,230,230,230,210,15100%100,00%100,00%91,30%65,22%

2Return on assets0,220,230,240,200,12100%104,55%109,09%90,91%54,55%

3Return on equity0,270,290,290,260,18100%107,40%107,40%96,29%66,66%

Sumber : Data OlahanPada tabel 4.3 diatas, trend perkembangan rasio profitabilitas diatas tampak bahwa berdasarkan marjin laba bersih yang diperoleh pada tahun 2012 dan 2013 menurun menjadi 91,30% dan 65,22%. Berdasarkan perhitungan return on assets yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikan menjadi 104,55% dan 109,09% dan kembali menurun pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 90,91% dan 54,55%. Sedangkan return on equity yang diperoleh perusahaan juga mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar 107,40% dan 107,40%, dan kemudian menurun pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 96,29% dan 66,66% . Berdasarkan hasil analisa trend yang diperoleh diatas maka berikut ini disajikan analisa trend dalam grafik tahun 2009 s/d 2013 :Gambar 4.3Trend Perkembangan Rasio Profitabilitas

Berdasarkan grafik trend perkembangan rasio profitabilitas diatas, dapat dilihat bahwa marjin laba bersih perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2012 dan tahun 2013 ini terjadi karena penurunan angka rasio karena tingkat penjualan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun harga pokok penjualan dan kerugian kurs yang tinggi sehingga menyebabkan laba bersih yang dihasilkan mengalami penurunan. Return on assets perusahaan juga mengalami penurunan selama dua tahun terakhir, kondisi ini terjadi karena angka rasio yang mengalami penurunan sehingga menunjukkan bahwa penggunaan aktiva perusahaan belum sepenuhnya efisien karena pengalokasian dana yang ditempatkan pada aktiva yang kurang produktif seperti aktiva tidak lancar sehingganya tingkat pengembalian aktiva perusahaan mengalami penurunan dalam hal ini laba bersih perusahaan. Begitu juga untuk return on equity perusahaan bisa dikatakan belum mampu mengelola modalnya secara efisien karena mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013.

PembahasanSetelah menganalisis hasil perhitungan diatas maka penulis melakukan perbandingan dengan menggunakan standard rasio rasio yang dapat dijadikan sebagai alat pengukur bagi perusahaan yang bersangkutan. Adapun standar rasio tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.4Standar Ratio EfisiensiJenis rasioPersentaseKriteria

a. Current Ratio > 174% 150% - 174% 125% - 149% < 125% Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien

b. Quick ratio 100% 75% - 99% 50% - 74% < 50% Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien

c. Working Capital Turnover > 3 Kali 2 3 Kali < 2 Kali Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien

Berkaitan dengan tabel diatas, maka untuk mempermudah menganalisis modal kerja dilihat dari rasio likuiditas PT Astra Agro Lestari Tbk dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 4.5Kriteria Hasil Pengukuran Ratio LikuiditasJenis RatioTahun

20092010201120122013

Current Ratio182%193%126%68%45%

Standar> 174%> 174%125% - 149%< 125%< 125%

KriteriaSangat EfisienSangat EfisienCukup EfisienKurang EfisienKurang Efisien

Quick Ratio101%126%58%10%19%

Standar100%100%50% - 74%< 50%< 50%

KriteriaSangat EfisienSangat EfisienCukup EfisienKurang EfisienKurang Efisien

Working capital Turnover (kali)9,578,9327,66-14,1-6,13

Standar> 3 kali> 3 kali> 3 kali< 2 Kali< 2 Kali

KriteriaSangat EfisienSangat EfisienSangat EfisienCukup EfisienCukup Efisien

Sumber : Data OlahanBerdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa nilai current ratio PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2009 dan 2010 berada diatas standar angka ratio yaitu 182% dan 193 % > 174% , ini berarti modal kerja perusahaan dapat dikatakan sangat efisien karena nilai rasionya berada diatas standard, sehingganya hutang lancar perusahaan dapat terpenuhi dengan menggunakan aktiva lancar saat ditagih. Pada tahun 2011 nilai current ratio mengalami penurunan menjadi 126%, ini berarti modal kerja perusahaan dapat dikatakan cukup efisien karena berada diantara standar ratio yaitu 125% - 149% ini berarti hutang lancar perusahaan mampu dilunasi oleh aktiva lancar perusahaan sebesar 126%. Pada tahun 2012 dan 2013 angaka ratio mengalami penurunan menjadi 68% dan 45%, hal ini berarti modal kerja perusahaan dikatakan kurang efisien karena masih berada dibawah standar yaitu 68% dan 45% < 125%. Hal ini menandakan perusahaan tidak mampu memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar perusahaan apabila ditagih pada saat jatuh tempo secara keseluruhan . Modal kerja perusahaan dilihat dari Quick Ratio pada tahun 2009 dapat dikatakan sangat efisien karena berada diatas standar ratio yaitu 101% > 100%, ini berarti perusahaan mampu melunasi hutang lancar perusahaan dengan menggunakan aktiva paling likuid sebesar 101%. Nilai ratio mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 126% sehingga dapat dkatakan sangat efisien karena berada diatas standar ratio yaitu 126% > 100%, hal ini disebabkan karena bertambahnya nilai kas dan setara kas perusahaan. Pada tahun 2011 nilai quick ratio mengalami penurunan menjadi 58%, ini modal kerja perusahaan dapat dikatakan cukup efisien karena berada diantara standar ratio yaitu 50% - 74%, nilai ini kemudian mengalami penurunan lagi pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 10% dan 19%, ini berarti nilai quick ratio tersebut dikatan kurang efisien karena berada pada standar < 50%, hal ini berarti perusahaan mampu melunasi hutang lancar perusahaan dengan menggunakan aktiva paling likuid sebesar 10% untuk tahun 2012 dan 19% untuk tahun 2013.Modal kerja perusahaan dilihat dari working capital turnover (perputaran modal kerja) pada tahun 2009, 2010 dan 2011 dapat dikatakan efisien karena berada pada standar ratio yaitu 9,57 kali, 8,93 kali, 27,66 > 3 kali. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan dan dapat dikatakan cukup efisien karena berada pada standar yaitu -14,1 kali, -6,13 kali < 2 kali. Hal ini disebabkan karena hutang lancar perusahaan yang mengalami peningkatan dibanding dengan aktiva lancar yang mengalami penurunan.

BAB VPENUTUP

5.1. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian dan pembahasan atas data dan informasi yang terkumpul serta dengan mengkaji ulang penulisan laporan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :1. Dari hasil perhitungan tahun 2009 2013 dengan menggunakan beberapa jenis rasio likuiditas maka didapatkan hasil current ratio sebesar sebesar 182%, 193%, 126%, 68%, dan 45%. Hal ini berarti modal kerja PT. Astra Agro Lestari Tbk dapat dikatakan kurang efisien karena dilihat dari analisis trend yang mengalami penurunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 dan juga setelah melakukan pengukuran dengan standar rasio juga masih berada pada kriteria kurang efisien yaitu masih berada dibawah 125% atau