ANALISA KASUS ILEUS

12
ANALISA KASUS TN. W DENGAN OBS. ILEUS DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS NGADIROJO KABUPATEN PACITAN UPT PUSKESMAS NGADIROJO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN

description

ANALISA KASUS ILEUS

Transcript of ANALISA KASUS ILEUS

Page 1: ANALISA KASUS ILEUS

ANALISA KASUS

TN. W DENGAN OBS. ILEUS DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS NGADIROJO KABUPATEN PACITAN

UPT PUSKESMAS NGADIROJO

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN

TAHUN 2015

Page 2: ANALISA KASUS ILEUS

BAB I

PENDAHULUAN

Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan

keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak

dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan

segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau

perdarahan masif di rongga perut maupun saluran cerna, infeksi, obstruksi atau

strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan

kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis.

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi

usus akut. Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom

mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi

sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti

diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. Di Indonesia

ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus

paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan tindakan

operatif.

Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar.

Keduanya memiliki cara penanganan yang agak berbeda dengan tujuan yang berbeda

pula. Obstruksi usus halus yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi

usus dan memicu iskemia, nekrosis, perforasi dan kematian, sehingga penanganan

obstruksi usus halus lebih ditujukan pada dekompresi dan menghilangkan penyebab

untuk mencegah kematian.

Obstruksi kolon sering disebabkan oleh neoplasma atau kelainan anatomic

seperti volvulus, hernia inkarserata, striktur atau obstipasi. Penanganan obstruksi

kolon lebih kompleks karena masalahnya tidak bisa hilang dengan sekali operasi saja.

Terkadang cukup sulit untuk menentukan jenis operasi kolon karena diperlukan

diagnosis yang tepat tentang penyebab dan letak anatominya. Pada kasus keganasan

kolon, penanganan pasien tidak hanya berhenti setelah operasi kolostomi, tetapi

membutuhkan radiasi dan sitostatika lebih lanjut. Hal ini yang menyebabkan

manajemen obstruksi kolon begitu rumit dan kompleks daripada obstruksi usus halus.

Page 3: ANALISA KASUS ILEUS

Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif,

maka hal ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan

oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai, skills, dan kemampuan ekonomi

pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh pada faktor-faktor tersebut juga akan

mempengaruhi pola manajemen pasien ileus yang akhirnya berpengaruh pada

mortalitas ileus. Faktor-faktor tersebut juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari

satu daerah terhadap daerah lainnya sehingga menarik untuk diteliti mortalitas ileus

pada pasien yang mengalami operasi dengan pasien yang ditangani secara konservati

Page 4: ANALISA KASUS ILEUS

BAB II

KONSEP MEDIS

A. DEFINISI

Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami

paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi

sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti

diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson.

(Harnawatiaj : 2008).

Ileus paralitik adalah keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus karena

usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas), pasien tidak dapat buang air

besar.(dr.Liza: 2008). Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan

dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu

berhenti. (www.medicastore.com).

Dari keempat definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ileus

paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut yang biasanya timbul

mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama karena usus tidak dapat bergerak

(mengalami motilitas) dan menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar

B. ETIOLOGI

a. Obstruksi non mekanis

1. Manipulasi terhadap organ-organ dalam abdomen selama pembedahan

abdomen

2. Iritasi peritoneum (peritonitis)

3. Nyeri yang berasal dari Thorakolumbal

Fraktur tulang iga / tulang spinal

Spinal infark myokard

Pneumonia

Pyelonefritis

Batu ureter / empedu

Perdarahan retroperitoneal

4. Sepsis

5. Hypokalemia yang menyebabkan menurunnya tekanan otot usus

6. Iskemia usus

Page 5: ANALISA KASUS ILEUS

b.    Obstruksi usus mekanik

Perlengketan

Hernia

Neoplasma

Penyakit peradangan usus

Benda asing, batu empedu

Fecal impaction

Striktur : kongenital, radiasi

C. KLASIFIKASI

Adapun klasifikasiksi Ileus Paralitik yaitu:

1. Ileus Mekanik

1)Lokasi Obstruksi

a. Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum.

b. Letak Tengah : Ileum Terminal.

c. Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum.

2) Stadium

a. Parsial : menyumbat lumen sebagian.

b. Simple/Komplit: menyumbat lumen total.

c. Strangulasi: Simple dengan jepitan vasa 6.

2. Ileus Neurogenik

1) Adinamik : Ileus Paralitik.

2) Dinamik : Ileus Spastik.

3. Ileus Vaskuler : Intestinal ischemia 6.

D. PATOFISIOLOGI

Ileus non mekanis dapat disebabkan oleh manipulasi organ abdomen, peritonitis,

sepsis dll, sedang ileus mekanis disebabkan oleh perlengketan neoplasma, benda

asing, striktur dll. Adanya penyebab tersebut dapat mengakibatkan passage usus

terganggu sehingga terjadi akumulasi gas dan cairan dlm lumen usus. Adanya

akumulasi isi usus dapat menyebabkan gangguan absorbsi H20 dan elektrolit pada

lumen usus yang mengakibatkan kehilangan H20 dan natrium, selanjutnya akan

terjadi penurunan volume cairan ekstraseluler sehingga terjadi syok hipovolemik,

Page 6: ANALISA KASUS ILEUS

penurunan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, hipotensi dan asidosis

metabolik.

Akumulasi cairan juga mengakibatkan distensi dinding usus sehingga timbul

nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding usus juga dapat menekan kandung kemih

sehingga terjadi retensi urine. Distensi juga dapat menekan diafragma sehingga

ventilasi paru terganggu dan menyebabkan sulit bernafas. Selain itu juga distensi

dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Selanjutnya terjadi iskemik

dinding usus, kemudian terjadi nekrosis, ruptur dan perforasi sehingga terjadi

pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam peritoneum dan

sirkulasi sistem. Pelepasan bakteri dan toksin ke peritoneum akan menyebabkan

peritonitis septikemia.

Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan terjadinya

obstruksi komplet sehingga gelombang peristaltik dapat berbalik arah dan

menyebabkan isi usus terdorong ke mulut, keadaan ini akan menimbulkan

muntah-muntah yang akan mengakibatkan dehidrasi. Muntah-muntah yang

berlebihan dapat menyebabkan kehilangan ion hidrogen & kalium dari lambung

serta penurunan klorida dan kalium dalam darah, hal ini merupakan tanda dan

gejala alkalosis metabolik.

E. PENATALAKSANAAN

a. Puasa

b. Penghisapan nasointestinal

c. Indikasi intervensi bedah

Obstruksi usus dengan prioritas tinggi adalah strangulasi, vovulus,

dan jenis obstruksi kolon.

Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric

untuk mencegah sepis sekunder atau rupture usus.

Operasi dilewati dengan laparotomi kemudian disusul dengan

teknik bedah yang disesuikan dengan hasil eksplorasi melalui

laparotomi.

d. Decompresi usus melalui selang nasogastik (NGT)

e. Analgetik bila terjadi nyeri

Page 7: ANALISA KASUS ILEUS

f. Antibiotik untuk bakteri aerob dan an aerob

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto abdomen 3 posisi

Tampak dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan dinding

usus halus yang dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance

(gambaran seperti tulang ikan), karena dua dinding usus halus yang menebal dan

menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai

kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di tepi

abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti

tangga yang disebut step ladder appearance di usus halus dan air fluid level

panjang-panjang di kolon

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Page 8: ANALISA KASUS ILEUS

Tn. w umur 82 tahun alamat dsn lodro desa bogoharjo, masuk rawat inap di

puskesmas ngadirojo pada tanggal 17 april 2015 dengan keluhan : nyeri perut ( merata

seluruh permukaan perut ) ,perut kembung, flatus bisa, bab (-) ,bak agak susah,

muntah

Terapi yang diberikan :

Infus RL / DEX 5% 2 : 1

Injeksi amox 2x1 gram

Injeksi norages 2 x1 amp

Injeksi ulsikur 2x1 amp

Drip becombion

NGT

Karena belum ada perkembangan maka pasien disarankan rujuk pada tanggal 19 april

2015

Pada tanggal 21 april 2015 pasien pindah rawat dari RSUD Pacitan minta perawatan

di puskesmas ngadirojo dengan alasan pasien menolak rujuk keluar kota dengan

diagnosa ileus obstruksi .

kondisi pasien saat itu : keadaan umum lemah , Tensi 150 / 90 mmHg ,Suhu 36,8

ºC ,nadi 80 x/menit, nyeri perut , perut kembung , bab (-) ,terpasang NGT produksi

(+) ± 200 cc

Tanggal 23 april 2015 nyeri perut berkurang , flatus (+), kembung (+), aff NGT,

dicoba minum bertahap dan makan bubur saring

Tanggal 24 april 2015 bab keras , flatus (+) ,kembung berkurang

Tanggal 25 april 2015 pasien diperbolehkan pulang

BAB 1V

PENUTUP

Page 9: ANALISA KASUS ILEUS

A. KESIMPULAN

Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan

keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul

mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan

penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada

obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun saluran

cerna, infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan

perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna

sehingga terjadilah peritonitis.

Pada pasien Tn. W kemungkinan besar disebabkan Ileus obstruksi karena

skibala sehingga pasien dapat BAB keluhan obstruksi berkurang / hilang

B. SARAN

Penegakan diagnosa dengan pemeriksaan penunjang sangat diperlukan untuk

menentukan langkah tindakan yang akan diambil untuk penanganan kepada

pasien

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan bergaya hidup sehat dan cara

menjaga diri dari lingkungan dan meningkatkan asupan makanan yang bergizi

yang meningkatakan daya tahan tubuh serta diet tinggi serat yang mempunyai

efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran pencernaan