Analisa fundamental saham
-
Upload
muammar-khadafy -
Category
Documents
-
view
549 -
download
2
Transcript of Analisa fundamental saham
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melakukan investasi, seorang investor harus memiliki alat untuk
meneliti, menganalisis, dan menyeleksi saham yang akan dibeli. Sehubungan dengan
hal tersebut, investor harus mempertimbangkan resiko yang dihadapi dan keuntungan
yang diharapkan. Resiko dapat timbul karena adanya ketidakpastian pada masa yang
akan datang. Resiko dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) resiko sistematis,
(2) resiko unsistematis, dan (3) resiko portofolio.
Resiko sistematis disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak
mempengaruhi harga saham di bursa (atau disebut juga dengan resiko pasar),
misalnya kebijakan pemerintah di bidang politik, ekonomi, adanya inflasi dan
devaluasi. Resiko ini tidak dapat dicegah atau dipengaruhi melalui diversifikasi.
Resiko unsistematis disebabkan karena faktor internal perusahaan atau dalam industri
itu sendiri. Unsur yang mempengaruhi resiko ini adalah kelompok industri, sistem
manajemen organisasi, personalia perusahaan, bidang usaha, struktur permodalan,
susunan aktiva tetap dan sebagainya. Resiko ini dapat diperbaiki dengan cara
memperbaiki manajemen perusahaan dan pemodal mendesain kembali portofolionya.
Sedangkan resiko portofolio dipengaruhi oleh bagian atau prosentase pemilikan
saham dari suatu perusahaan. Besarnya resiko setiap saham dan corak hubungan antar
masing-masing saham cenderung positif atau negatif. Resiko ini secara teori diukur
dengan koefisien beta.
Dengan mempertimbangkan resiko tersebut, diharapkan investor mendapat
tingkat keuntungan yang cukup. Upaya untuk dapat memperoleh tingkat keuntungan
yang menarik, investor dapat menginvestasikan dananya pada beberapa kelompok
saham, dengan harapan jika investasi pada saham tertentu tidak dapat memperoleh
tingkat keuntungan seperti yang diharapkan, investor masih mempunyai harapan
untuk mendapatkan tingkat keuntungan dari saham-saham yang lain. Cara-cara seperti
ini dinamakan investasi dalam portofolio. Yang penting untuk dilakukan oleh investor
dalam menentukan saham mana yang akan dimasukkan dalam portofolio memerlukan
keahlian dalam memilih saham-saham yang sekiranya nanti dapat mendatangkan
tingkat keuntungan yang optimal.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis saham, yaitu dengan
menggunakan analisis fundamental, atau sering disebut dengan share price forcasting
model, dan analisis teknikal. Analisis fundamental digunakan untuk menganalisis
saham berdasarkan kemampuan perusahaan, yang meliputi sistem manajemen
organisasi, jenis usaha, dan situasi keuangan perusahaan. Analisis ini terutama
menyangkut masalah kebijakan perusahaan. Alat analisis fundamental yang sering
digunakan adalah dengan menghitung PER (Price Earning Ratio), ROI (Return On
Investment), ROE (Return On Equity), PBV (Price Book Value), dan EPS (Earning
Per Share). Analisis fundamental dimaksudkan untuk menjawab apakah harga suatu
saham itu murah atau mahal. Jika harga saham murah maka investor dapat mengambil
keputusan untuk membeli saham tersebut.
Analisis teknikal dilakukan dengan analisis terhadap harga saham berdasarkan
perilaku fluktuasi harga saham dalam beberapa periode. Sarana yang digunakan dalam
analisis ini adalah metode bagan dan grafik yang nantinya dapat diketahui trend harga
saham. Metode ini berpandangan bahwa harga saham dipengaruhi oleh suatu siklus
trend atau mode tertentu.
Memperkirakan harga saham pada masa yang akan datang dapat dilakukan
dengan mengestimasikan nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham
di masa yang akan datang. Dengan demikian langkah penting dalam memprediksi
harga saham adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor fundamental (seperti
penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dan sebagainya) yang
diperkirakan akan mempengaruhi harga saham.
D. Rumusan Dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memprediksi harga saham berdasarkan share price
forcasting model?
2. Seberapa besar fluktuasi harga saham pada perusahaan yang diteliti
2. Batasan Masalah
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan yang sahamnya
teraktif yang masuk dalam peringkat LQ 45
2. Data yang akan dianalisis adalah data tahun 2000 dan 2001 yang akan
digunakan untuk memprediksi harga saham pada tahun 2002 dan 2003.
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aplikasi share price forcasting model untuk
memprediksi harga saham.
2. Untuk mengetahui fluktuasi harga saham pada perusahaan yang diteliti
.
F. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk beberapa pihak, yaitu:
1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memprediksikan
harga saham pada masa yang akan datang.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan investor untuk mengambil
keputusan dalam membeli saham
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Penelitian Terdahulu
Siswanto (1998) meneliti tentang Penerapan Share Price Forcasting
Model dalam menganalisis harga saham perusahaan property (Studi Kasus
Pada PT Lippo Land Development). Berdasarkan data keuangan
triwulanan tahun 1997, dilakukan analisis terhadap variabel-variabel
seperti pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, penghasilan di luar
operasi,net profit margin, earning per share, price earning ratio, dan
dividend payout ratio, ternyata hasilnya cenderung menurun. Dari hasil
perhitungan beberapa variabel diatas dapat diramalkan harga saham pada
tahun 1998, ternyata hanya mengalami pertumbuhan harga yang rendah,
meskipun begitu angkanya masih positif.
Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian Siswanto dengan
menambah jumlah perusahaan yang diteliti.
2. Kajian Teori
1. Investasi dan Saham
a. Pengertian investasi dan saham
Investasi atau penanaman modal menurut Husnan ( 2001:48)
merupakan penanaman modal yang dilakukan dalam bentuk pembelian
surat-surat berharga, emas, valuta asing, deposito dan lain-lain guna
memperoleh pendapatan tambahan secara periodik atau keuntungan atas
penjualan kembali surat-surat berharga , emas, valuta asing maupun
deposito tersebut.
Saham adalah surat bukti kepemilikan dalam perseroan terbatas yang
diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberi hak
atas deiden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal
pada perusahaan tersebut. Saham menurut Baridwan (1990 : 241)
dimasukkan dalam kelompok investasi jangka pendek jika pembelian
dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang dimiliki perusahaan
dan dijual jika dibutuhkan uang.
b. Manfaat investasi dalam saham
Beberapa keuntungan bagi mereka yang memiliki saham antara lain :
1. Kemungkinan memperoleh capital gain, yaitu selisih positif antara
harga pada saat membeli saham dibandingkan dengan harga pada
saat menjual saham tersebut di bursa efek.
2. Memiliki har prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan
perusahaan.
3. Kemungkinan memperoleh deviden berupa uang tunai atau saham
(deviden saham ) kalau perusahaan berkembang baik.
4. Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat menjual
kembali saham tersebut di bursa efek.
5. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus
6. Memiliki hak suara dalam RUPS.
2. Teknik dalam pengambilan keputusan investasi
Dua pendekatan analisis yang sering digunakan dalam analisis
sekuritas adalah analisis fundamental (share price forcasting model ) dan
analisis teknikal. Teknik analisis rasio merupakan rasio-rasio keuangan yang
sering digunakan dalam pendekatan fundamental, namun dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas digunakan analisis teknikal.
a. Analisis Fundamental
Husnan (2001:316) mencoba memperkirakan harga saham yang akan
datang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-
variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Variabel-variabel
yang sering digunakan dalam model peramalan harga saham adalah :
1. Pertumbuham penjualan
Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23
menjelaskan bahwa penjualan merupakan bagian dari pendapatan(revenue),
dimana penjualan bisa diperoleh dari :
a. Penjualan barang
Merupakan penjualan yang meliputi barang yang diproduksi
perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali,
seperti barang dagang yang dibeli untuk dijual kembali.
b. Penjualan Jasa
Merupakan penjualan yang menyangkut pelaksanaan tugas
yang secara kontrktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu
periode waktu yang disepakati oleh perusahaan, jasa tersebuut dapat
diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode.
Pertumbuhan penjualan ini biasanya dinyatakan dalam prosentase
penjualan dalam kurun waktu tertentu misalnya dalam bulanan,
triwulanan, kuartal, setengan tahun maupun per tahun. Pertumbuhan
penjualan ini merupakan realisasi penjualan bersih yang dihitung
berdasarkan pergerakan total penjualan perusahaan.
2. Nilai penjualan
Nilai penjualan merupakan salah satu teknik riel pendapatan yang
diungkapkan dalam bentuk mata uang, nilai penjualan dalam hal ini
merupakan nilai penjualan bersih yang dihasilkan dari aktivitas rutin
perusahaan. Seperti halnya dijelaskan diatas, nilai penjualan merupakan
bagian dari pendapatan perusahaan yang biasanya disajikan dalam laporan
laba rugi , nilai penjualan ini juga bisa dalam bentuk nilai penjualan
dagang maupun jasa. Nilai ini merupakan arus masuk atau penambahan
lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (atau
kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau produksi
barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utma
perusahaan.
3. Penghasilan diluar operasi
Penghasilan diluar operasi merupakan penghasilan lain diluar
aktivitas rutin perusahaan, penghasilan diluar operasi ini juga merupakan
bagian dari pendapatan yang mana penghasilan ini juga terkadang bersifat
rutin tapi bukan merupakan penghasilan utama perusahaan.
4. Net profit margin
Merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total
penghasilan. Rasio ini digunakan untuk mngetahui sejauhmana kontribusi
laba bersih terhadap total penghasilan. Rasio ini diungkapkan dalam
bentuk prosentase
5. Price Earning Ratio
Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai
harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka
waktu yamh diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga
saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh
karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu
jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan, sehingga PER dapat
dihitung dengan Rumus sebagai berikut
Po ( 1 - RE)PER = ----------- Atau PER = ------------
E P S ( k – g ) 1
Dimana :
Po = Harga saham yang layak beli
E P S = Earning Per Share tahun mendatang 1RE = Return Earning
k = Tingkat bunga bebas resiko
g = Pertumbuhan Deviden
b. Analisis Teknikal
Husnan ( 2001 :350) menyatakan bahwa analisis teknikal merupakan
upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan
harga diwaktu lalu. Analisis ini menyatakan bahwa harga saham
mencerminkan informasi yang relevan, bahwa informasi tersebut
ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan karenanya
perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut
akan berulang.
6. Jenis –jenis transaksi di Bursa Saham
Klasifikasi trasaksi dibursa saham ada tiga jenis menurut Brigham
Houston (2001:356) :
a. Perdagangan saham yang beredar oleh perusahaan terbuka yang
telah ditetapkan : Pasar Sekunder, yaitu pasar yang digunakan
saham-saham yang diperdagangkan setelah diterbitkan oleh
korporasi.
b. Tambahan saham yang dijual oleh perusahaan terbuka yang telah
ditetapkan pasar : Pasar Primer, yaitu pasar dimana perusahaan
menerbitkan sekuritas baru untuk menaikkan modal korporasi
c. Penawaran perdana kepada publik oleh perusahaan terbuka : Pasar
IPO, yaitu pasar saham pertama kali ditawarkan ke publik ( Initial
Public Offering )
7. Jenis –jenis Saham Biasa
Menurut Brighham Houston (2001: 354) jenis-jenis saham biasa :
a. Saham Berklasifikasi , yaitu saham biasa yang diberi nama khusus,
seperti kelas A, kelas B dan seterusnya untuk memenuhi kebutuhan
khusus perusahaan.
b. Saham Pendiri, yaitu Saham yang dimiliki oleh pendiri perusahaan
dan memiliki hak suara tunggal tetapi devidennya tidak dibayar
selama beberapa tahun yang ditentukan.
8. Pasar Saham Biasa
a. Korporasi Tertutup , sebuah korporasi yang dimiliki oleh beberapa
individu yang biasanya terlibat dengan manajemen perusahaan,
sehingga Saham Biasa yang mereka miliki tidak diperdagangkan
aktif di Bursa. Perusahaan semacam itu disebut milik pribadi(
privately owned).
b. Korporasi Milik Publik atau Terbuka, sebuah korporasi yang
dimiliki oleh sejumlah besar individu yang tidak terlibat aktif
dalam manajemen.Perusahaan semacam ini disebut korporasi
terbuka ( Publicy owned corporations)
9. Indeks Harga saham
Indek harga saham merupakan indikator utama yang
menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks itu juga merupakan
suatu indikator yang secara umum mencerminkan kecenderungan
pergerakan harga saham di Bursa efek. Indeks harga saham dibursa
memiliki beberapa fungsi antara lain :
a. Sebagai indikator perekonomian suatu negara
b. Sebagai indikator trend pasar
c. Sebagai indikator tingkat keuntungan
d. Sebagai tolok ukur kinerja suatu portofolio
Ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang
digunakan untuk menghitung indeks haga saham menurut Fkhrudin
dan Hadianto ( 2001 : 203) yaitu :
a. IHSG ( Indeks Harga saham Gabungan ) , menggunakan semua
saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.IHSG
pertama kali diperkenalkan pada tgl 1 Agustus 1983 sebagai
indikator pergerakan harga saham yang tercatat di BEJ baik
saham biasa maupunsaham preferen. Hari dasar penghitungan
IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100 dengan
jumlah saham yang tercatat pada saat itu sebanyak 13 saham.
b. Indeks Sektoral , menggunakan semua saham yang masuk
dalam masing-masing sektor. Indeks sektoral BEJ merupakan
sub indeks dari IHSG. Semua saham yang tercatat di BEJ
diklasifikasikan kedalam ssektor menurut klasifikasi industri
yang telah ditetapkan BEJ, yang diberi nama JASICA ( Jakarta
Stock Exchange Industrial Classification) Kesembilan sektor
tersebut adalah :
1. Sektor-sektor Primer ( Ektraktif)
1) Pertanian
2) Pertambangan
2. Sektor-sektor Sekunder
3) Industri dasar kimia
4) Aneka industri
5) Industri barang konsumsi
3. Sektor- sektor Tersier (jasa)
6) Properti dan Real Estate
7) Transprortasi dan Infrastruktur
8) Keuangan
9) Perdagangan, jasa dan Investasi
c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih setelah
melalui beberapa macam seleksi. Indeks ini menggunakan 45
saham yang terpilih berdasarkan likuiditas (LiQuid)
perdagangan saham dan disesuaikan setiap 6 bulan (setiap awal
bulan Pebruari dan Agustus). Dengan demikian saham yang
terdapat dalam indeks teersebut akan selalu berubah. Kriteria
pemilihan saham untuk Indeks LQ 45 sebagai berikut :
1. Masuk dalam ranking 60 terbesar dari total transaksi saham
di pasar Reguler ( rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan
terakhir)
2. Ranking bedasarkan Kapitalisasi pasar (rata-rata
Kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan
4. Keadaan perusahan dan prospek pertumbuhannya ,
frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar
reguler.
d. Jakarta Islamic Indeks (JII), yang dikenal sebagai indeks
syariah, menggunakan 30 saham yang termasuk dalam kriteria
Syariah dan termasuk saham likuid
e. Indeks Individual, yaitu indeks harga masing –masing saham
terhadap harga dasarnya
f. Indeks papan utama (Main Board Indeks)
g. Indeks Papan Pengembangan (Development Board Indeks)
10. Model- model Penilaian Saham
Menurut Fkhrudin dan Hadianto (2001:94) Model penilaian saham
yang sering digunakan yaitu :
1. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Aprroach), nilai
perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham saat ini sama
dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima
pemiliknya.
2. Price Earning Ratio Approach, pendekatan ini didasarkan pada
perkiraan laba per saham dimasa yang akan datang sehingga dapat
diketahui berapa lama investasi suatu saham akan kembali,
dinyatakan dengan rasio sebagai berikut :
Po ( 1 - RE)PER = ----------- Atau PER = ------------
E P S ( k – g ) 1
Dimana :
Po = Harga saham yang layak beli
E P S = Earning Per Share tahun mendatang
1
RE = Return Earning
k = Tingkat bunga bebas resiko
g = Pertumbuhan Deviden
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian diskriptif, dimana dalam
penelitian ini akan dijelaskan prosedur pemakaian share price forcasting
model dalam memprediksi harga saham dari perusahaan yang diteliti,
kemudian dikelompokkan prediksi harga saham tersebut berdasarkan jenis
usahanya.
2. Data Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan yang sahamnya masuk dalam peringkat LQ 45 th 2000 dan th
2001 . Sumber data diperoleh dari Bursa Efek
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu
laporan keuangan perusahaan yang sahamnya masuk dalam peringkat LQ
45 th 2000 dan th 2001.
4. Teknik Analisis Data
Untuk memprediksi harga saham berdasarkan share price forcasting
dengan menggunakan Fundamental Analysis atau Share Price Forcasting
model. Model ini memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang
dengan :
1. Mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental , yaitu :
a. Pertumbuhan penjualan
Variabel ini merupakan variabel perkiraan yang diharapkan
akan terjadi dimasa yang akan datang yang diterapkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kondisi yang ada baik
kondisi intern perusahaan maupun kondisi ekstern seperti
kondisi perekonomian negara khususnya yang berdampak pada
aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan Pertumbuhan
penjualan ini dihitung dari penjualan ini dikurangi dengan
penjualan tahun sebelumnya dibagi dengan penjualan tahun
sebelumnya. Sedangkan untuk proyeksi laju pertumbuhan
penjualan adalah rata –rata laju pertumbuhan kemudian dibagi
dengan jumlah tahun yang diteliti dikalikan dengan hasil laju
pertumbuhan tahun terakhir
b. Nilai penjualan
Dalam Share Price Forcasting Model, nilai penjualan
diasumsikan sebagai penjualan diasumsikan sebagai penjualan
bersih pada suatu akhir periode. Sedangkan untuk proyeksi
penjualan tahun berikutnya adalah penjualan bersih pada akhir
periode tahun dikalikan dengan laju pertumbuhan penjualan
tahun proyeksi.
c. Penghasilan diluar operasi
Penghasilan diluar operasi merupakan penghasilan lain diluar
aktivitas rutin perusahaan, penghasilan diluar operasi ini juga
merupakan bagian dari pendapatan yang mana penghasilan ini
juga terkadang bersifat rutin tapi bukan merupakan penghasilan
utama perusahaan. Sedangkan untuk proyeksi penghasilan
diluar operasi diperkirakan setiap tahun mengalami kenaikan
10% dari rata-rata tahun ang diteliti peneliti
d. Net Profit Margin, merupakan rasio antara laba bersih setelah
pajak dengan total penghasilan .
Laba Bersih
Net Profit Margin = --------------------------
Penjualan
Dalam penelitian ini menggunakan anggapan bahwa Net profit
Margin setiap tahun sama
e. Earning Per Share , merupakan pendapatan bersih perlembar
saham pada kurun waktu tertentu periode akuntansi. Rasio ini
menghitung laba bersih dibagi dengan jumlah saham biasa yang
beredar.
Pendapatan bersih
Earning Per Share = ----------------------------------------------
Jumlah lembar saham yang beredar
2. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham.
Untuk mendapatkan taksiran harga saham akhir tahun adalah :
Laju pertumbuhan penjualan (%) ………---------------------------------------------------------------Penjualan (Rp) ………
(+) Pengh Diluar Operasi ………---------------------------------------------------------------(=) Penghasilan (Rp) ………
(X) Net Profit Margin(%) ………---------------------------------------------------------------(=) Laba bersih (Rp) ………
(:) Saham beredar (Rp) ………---------------------------------------------------------------(=) Earning Per Share (%) ………
(X) Payou Ratio(%) ………--------------------------------------------------------------(=) Deviden Persaham (Rp) ………--------------------------------------------------------------EPS ………
(X) PER ………---------------------------------------------------------------(=) Harga Saham Akhir Tahun ……….
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sebelum di analisis , Peneliti akan mendefinisikan variabel-variabel yang
diperlukan dan mencoba untuk mengolah data dari perusahaan –perusahaan yang
sahamnya masuk dalam peringkat LQ-45. Setelah dipilah-pilah , ternyata ada 25
perusahaan yang selama 4 periode yaitu 2 tahun mulai tahun 2000-2001 yang
sahamnya masuk dalam peringkat LQ-45 . Perusahaan –perusahaan tsb adalah :
1. PT. Astra Argo Lestari Tbk
2. PT. Aneka Tambang Tbk
3. PT. Medco Energi Corp. Tbk
4. PT. Tambang Timah Tbk
5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
6. PT. Gudang Garam Tbk
7. PT. HM Sampoerna Tbk
8. PT. Indocement Tunggal PerkasaTbk
9. PT. Semen Cibinong Tbk
10. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
11. PT. Astra International Tbk
12. PT. Gajah Tunggal Tbk
13. PT. Kalbe Farma Tbk
14. PT. INDOSAT Tbk
15. PT. TELKOM ( Persero) Tbk
16. PT. Matahari Putra Prima Tbk
17. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
18. PT. Bank Lippo Tbk
19. PT. Makindo Tbk
20. PT. Jakarta Int Hotel & Devlp Tbk
21. PT. Bimatara Citra Tbk
22. PT. Cipta Marga Nusaphala P Tbk
23. PT. Tempo Scan Pasifik Tbk
24 . PT. Bank Pan Indonesia Tbk
25. PT. Astra Auto Parts Tbk
1. Mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental , yaitu :
Berikut ini adalah variabel-variabel yang diperlukan dalam metode peramalan
harga saham (Share Price Forcasting Model).
1. Nilai Penjualan
Variabel ini merupakan perkiraan yang diharapkan terjadi di masa
yang akan datang yang diterapkan berdasarkan pertimbangan
kondisi yang ada baik kondisi intern maupun extern. Dari 25
Perusahaan , ada 3 perusahaan yang mengalami penurunan
penjualan , yaitu, PT. Makindo Tbk, PT. Bimantara Citra Tbk, PT.
Astra Auto Parts Tbk. ( lihat Tabel 1). Dari ketiga perusahaan tsb
mengalami pertumbuhan penjualan yang menurun dari th 2000 ke
th 2001, tetapi ketiga perusahaan tsb sahamnya masih mampu
masuk dalam peringkat LQ-45 , meskipun tahun 2001 mengalami
penurunan penjualan.
2. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan dari 25 perusahaan yang sahamnya masuk
dalam peringkat LQ-45 , ternyata pertumbuhan penjualannya setiap
tahun tidak selalu positif , ada 7 perusahaan yang mengalami
pertumbuhan negatif yaitu PT. Tambang timah Tbk, PT. Bank
Lippo Tbk, PT. Makindo Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Bank Pan Tbk,
PT. Bimantara Citra Tbk, PT. Astra Auto Parts Tbk mengalami
pertumbuhan penjualan negatif dari tahun 1999 ke th 2000. (lihat
tabel 2). Artinya setiap tahun pertumbuhan penjualan tidak selalu
naik tapi ada penurunan penjualan.
3. Penghasilan di luar operasi
Sebagai perusahaan publik , seharusnyalah perusahaan mampu
mencari alternatif yang terbaik untuk mamacu angka laba bersih
perusahaan agar tidak terpengaruh oleh menurunnya angka
penjualan setiap tahun. Dari 25 perusahaan, 13 perusahaann
mampu memperoleh penghasilan diluar operasi . PT. Aneka
Tambang Tbk PT. Tambang Timah Tbk, PT. Semen Cibinong
Tbk, PT. INDOSAT Tbk, PT. Matahari Putra Prima Tbk, PT.
Ramayana Lestari Sentosa Tbk, PT. Bank Lippo Tbk, PT. Makindo
Tbk, PT. Jakarta Int Hotel & Devlp Tbk, PT. Bimatara Citra Tbk,
PT. Tempo Scan Pasifik Tbk, PT. Bank Pan Indonesia Tbk, PT.
Astra Auto Parts Tbk. Perusahaan tsb ada 4 perusahaan yang
hanya 1 tahun memperoleh penghasilan di luar operasi yaitu PT.
Aneka Tambang Tbk, PT. Semen Cibinong Tbk, PT. Jakarta Int
Hotel & Devlp Tbk, , PT. Astra Auto Parts Tbk. (lihat tabel 3)
4. Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih setelah
pajak dengan total penghasilan yang bertujuan untuk
mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio
ini dihitung sebagai berikut :
Dari 25 perusahaan , 5 perusahaan mengalami kerugian(Loss After
Tax) yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk, PT. Semen Cibinong
Tbk, PT. Astra International Tbk, PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Jakarta
International & Development Tbk. Dari 5 perusahaan tsb belum
mampu menghasilkan laba yang optimal tapi sebalikya perusahaan tsb
mengalami kerugian. (lihat tabel 4)
5. Earning Per Share
Earning Per Share (EPS) merupakan pendapatan bersih per lembar
saham pada kurun waktu tertentu periode akuntansi. Rasio ini
menunjukkan laba bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap
unit saham selama suatu periode tertentu . Rasio ini dihitung
sebagai berikut : Dari 25 perusahaan , 6 perusahaan mengalami
kerugian(Loss After Tax) yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa
Tbk, PT. Semen Cibinong Tbk, PT. Astra International Tbk, PT.
Gajah Tunggal Tbk, PT.Kalbe Farma Tbk, PT. Jakarta
International & Development Tbk. Dari 6 perusahaan tsb belum
mampu menghasilkan laba yang optimal tapi sebalikya perusahaan
tsb mengalami kerugian. Hasil EPS yang ditunjukkan adalah Loss
(lihat tabel 5)
3. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham.
Dari hubungan variabel –variabel nilai penjualan, pertumbuhan
penjualan , penghasilan diluar operasi, Net Profit Margin, Earning
Per Share akan diperoleh harga saham akhit tahun dengan
memasukkan variabel-variabel tsb ke dalam perhitungan yang ada
di bab III .Dari perhitungan tsb terjadi fluktuasi harga saham dari th
2000-2004 (lihat di tabel 6). Ada beberapa perusahaan yang tidak
bisa dihitung harga sahamnya karena kemungkinan :
1. Penjualan cenderung menurun sehingga tidak bisa
menghitung laju pertumbuhan penjualan yang nantinya
untuk menghitung proyeksi penjualan tahun berikutnya.
2. Perhitungan Net Profit Margin hasilnya Not Account (na)
3. Perhitungan Earning Per Share hasilnya Rugi (loss)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
1. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang sahamnya masuk
peringkat LQ –45 selama 2 tahun yaiti tahun 2000 dan tahun 2001 dengan
mengolah data keuangan perusahaan yang diperoleh di Capital Market
Directory dari Bursa Efek
2. Dalam meramalkan harga saham , peneliti menggunakan Share Price
Forcasting Model.
3. Share Price Forcasting Model menggunakan variabel-variabel yaitu :
a. Nilai Penjualan
Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 3 perusahaan yang mengalami
penurunan penjualan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
perusahaan yang sahamnya masuk peringkat LQ-45 penjualan setiap
tahun tidak selalu mengalami kenaikan penjualan.
b. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan dari 25 perusahaan yang diteliti tidak selalu
positif , ada 7 perusahaan yang mengalami pertumbuhan negatif. Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang sahamnya masuk
peringkat LQ-45 penjualan setiap tahun tidak selalu mengalami
pertumbuhan positif.
c. Penghasilan diluar operasi
Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 13 perusahaan yang mampu
menghasilkan penghasilan diluar operasi , jadi tidak tergantung dari
kegiatan operasi perusahaan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
perusahaan yang sahamnya masuk peringkat LQ-45 tidak harus
mampu menghasilkan penghasilan diluar operasi tetapi akan lebih baik
kalau mampu menghasilkan penghasilan diluar operasi.
d. Net Profit Margin
Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 7 perusahaan yang menunjukkan
NPM nya menghasilkan Not Account yang artinya perusahaan tidak
mampu menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu . Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang sahamnya masuk
peringkat LQ-45 perusahaan ada yang tidak mampu menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu .
e. Earning Per Share
Dari 25 perusahaan yang diteliti ada 7 perusahaan yang menunjukkan
EPS nya menghasilkan rugi artinya perusahaan tsb tidak menghasilkan
laba untuk setiap unit saham karena mengalami kerugian. Jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang sahamnya masuk
peringkat LQ-45 perusahaan ada yang tidak mampu menghasilkan
laba untuk setiap unit saham karena mengalami kerugian .
4. Dari 25 perusahaan yang diteliti diatas ternyata masih mampu masuk
dalam peringkat LQ-45, karena kriteria masuk peringkat tsb adalah :
a. Masuk dalam ranking 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
Reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir
b. Ranking berdasarkan Kapitalisasi pasar ( rata-rata kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir )
c. Telah tercatat di BEJ min 3 bulan
d. Keadaan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dari 25 perusahaan yang diteliti ,
dari pehitungan Share Price Forcasting Model yang tidak menunjang tapi
kemungkinan aspek pasar yang menunjang sehingga tetap masuk dalam
peringkat LQ –45 selama 2 tahun.
5. Terjadi Fluktuasi harga saham , jadi harga saham tidak selalu mengalami
kenaikan tapi juga mengalami penuruan
II. SARAN
1. Bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham harus
lebih teliti dengan mempertimbangkan analisis fundamental yang lebih
dikenal dengan share price forcasting model , dengan mengestimasi nilia
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang
akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tsb sehingga
diperoleh taksiran harga saham.
2. Analisis Fundamental dapat diikuti dengan analisis yang lain yang dapat
menunjang investor dalam membeli saham.
Daftar Pustaka
Bapepam, 1994 , Pasar Modal Indonesia, Penerbit Bursa Efek, Surabaya
Eugene F. Brigham, Joel F. Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Penerbit
Erlangga, Jakarta
M. Fakhrudin Dan M. Sopian Hadianto, 2001, Perangkat Dan Model Analisis
Investasi Di Pasar Modal, Penerbit PT. Elek Media Komputindo,
Jakarta
Koran Jawa Pos 17 Januari 2003, Indeks Harga Saham, Hal 3
Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, 1992, Pasar Modal Keberadaan dan
Manfaatnya, Penerbit Rineka Cipta
Suad Husnan, 2001, Manajemen keuangan , Edisi Ketiga Penerbit BPFE ,
Yogyakarta
Siswanto, 1998, Penerapan Share Price Forcasting Model dalam
Menganalisis Harga Saham Perusahaan Properti yang Go Publik Di
Bursa Efek Surabaya, Tidak dipublikasikan
NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN
SHARE PRICE FORCASTING MODEL UNTUK MEMPREDIKSIHARGA SAHAM
Disusun oleh :
UMI HABIBAH K, SE
Dibiayai oleh Anggaran Dana Pendidikan (DPP) Universitas MuhammadiyahMalang Berdasarkan SK Pembantu Rektor I Nomor : E.2.B/126/BAA –
UMM/III/2003
LEMBAGA PENELITIANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2003
LEMBAR PENGESAHAN HASIL PENELITIAN BIDANG ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
1. a. Judul Penelitian : Share Price Forcasting Model untuk Memprediksii
Harga Saham
b. Bidang Ilmu : Manajemen Keuangan
2. Ketua Peneliti :
a. Nama / Gelar : Umi Habibah K, SE
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Gol / Pangkat / NIP : -
d. Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi
e. Pusat Penelitian : Universitas Muhammadiyah Malang
3. Anggota Peneliti : -
4. Lokasi penelitian : Indonesia
5. Lama Penelitian : 4 (Empat) bulan
6. Biaya Penelitian : Rp 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah)
Malang, 24 Juli 2003
Menyetujui, Ketua PenelitiDekan FE UMM
Drs. Wahyu Hidayat R. MM Umi Habibah K, SE----------------------------------- -------------------------NIP. 107.9009.0192 NIP. -
MengetahuiKetua Lembaga Penelitian
DR. Ir. Wahyu W. MS--------------------------------
NIP. 110.8909.0128