All Registrasi
-
Upload
fadlinugraha6109 -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
description
Transcript of All Registrasi
REGISTRASI PRODUK FARMASIRegistrasi obat adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mendapat izin edar.
Tujuan dilakukannya registrasi obat adalah untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat
yang tidak memenuhi persyaratan efikasi, keamanan, dan mutu.
A. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PERSYARATAN PRODUK OBAT YANG
DIDAFTARKAN
I. PROSEDUR PENDAFTARAN
(A) TATA LAKSANA
Tata laksana registrasi obat diatur oleh Badan POM dalam Keputusan Kepala BPOM No.
HK.00.05.3.1950 Tahun 2003 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat. Secara
umum registrasi obat dilakukan dalam dua tahapan yaitu
1. Tahapan pra-registrasi yang bertujuan untuk menilai kelengkapan administrasi dari
Industri Farmasi yang akan meregistrasi obat dan sekaligus menentukan kriteria
registrasi dan jalur evaluasi
2. Tahapan registrasi untuk menilai apakah obat tersebut layak mendapatkan ijin edar.
Proses registrasi obat dilakukan oleh Industri Farmasi yang akan memproduksi obat tersebut
ke Badan POM, dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan. Badan POM kemudian akan
melakukan penilaian dan evaluasi apakah obat tersebut memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Jika obat tersebut dianggap telah memenuhi syarat registrasi yang dinyatakan
dengan diberikannya nomor registrasi, maka Menteri Kesehatan akan mengeluarkan ijin edar,
yang pada pelaksanannya dilimpahkan kepada Badan POM. Ijin edar ini berlaku selama 5
tahun dan dapat diperpanjang.
Secara sistematis, dapat dilihat pada bagan berikut.
Keterangan:
1. Pendaftaran oleh Industri Farmasi kepada kepala Badan POM, sekaligus tahapan pra-
registrasi yaitu prosedur untuk menentukan jalur evaluasi dan kategori registrasi. Pada
tahap pra-registrasi juga disertai dengan penyerahan dokumen pra-registrasi.
2. Pemberitahuan hasil pra-registrasi secara tertulis.
3. Pengajuan registrasi dengan menyerahkan berkas registrasi, mengisi formulir registrasi
dan disket, menyerahkan bukti pembayaran biaya evaluasi dan pendaftaran, serta hasil pra-
registrasi.
4. Evaluasi berkas registrasi obat oleh KomNas Penilai Obat Jadi yang dibentuk oleh Badan
POM.
5. KomNas Penilai Obat Jadi memberitahukan hasil evaluasi secara tertulis kepada Industri
Farmasi pendaftar dan memberikan rekomendasi kepada kepala Badan POM.
6. Kepala Badan POM memberikan keputusan berupa pemberian ijin edar atau penolakan
pemberian ijin edar. Keputusan ini disampaikan secara tertulis kepada Industri Farmasi
yang bersangkutan. Pemberian keputusan ini diberikan selambat-lambatnya berkisar antara
40-100 hari kerja (tergantung kategori dan jalur evaluasi) setelah menerima berkas
registrasi yang lengkap.
7. Setelah mendapatkan ijin edar, Industri Farmasi yang bersangkutan boleh mulai
memproduksi obat jadi tersebut untuk kemudian diedarkan.
8. Badan POM melaporkan pemberian ijin edar obat jadi kepada Menteri Kesehatan setiap
satu tahun sekali.
(B) PERSYARATAN PENDAFTAR OBAT
1. Obat Produksi Dalam Negeri
Yaitu obat yang dibuat dan dikemas oleh industri di dalam negeri, meliputi obat
tanpa lisensi, obat dengan lisensi, dan obat kontrak. Pendaftar obat produksi dalam
negeri harus memiliki ijin Industri Farmasi dari Menteri Kesehatan dan sudah
memenuhi syarat CPOB yang dibuktikan dengan sertifikat CPOB dari Badan POM.
Khusus untuk obat narkotika, hanya boleh dilakukan oleh Industri Farmasi yang
memiliki ijin khusus dari Menteri Kesehatan untuk memproduksi narkotika.
Untuk obat lisensi, harus ada dokumen perjanjian lisensi antara pemberi lisensi
(Industri Farmasi luar negeri atau badan riset pemilik formula dan teknologi dalam
negeri atau luar negeri)
Untuk obat kontrak, registrasi dilakukan oleh pemberi kontrak yang memiliki ijin
Industri Farmasi dan minimal memiliki 1 fasilitas sediaan lain yang memenuhi
CPOB. Industri farmasi yang dikontrak harus memenuhi syarat CPOB.
2. Obat Import
Yaitu obat produksi Industri Farmasi luar negeri. Diutamakan untuk obat program
kesehatan, obat penemuan baru dan obat yang dibutuhkan tapi belum dapat diproduksi
di dalam negeri. Registrasi obat import dilakukan oleh Industri Farmasi dalam negeri
yang sudah memiliki ijin dari Industri Farmasi luar negeri, dan ada kesepakatan alih
teknologi selambat-lambatnya 5 tahun harus sudah dapat diproduksi di dalam negeri,
kecuali untuk obat yang masih dilindungi paten. Industri Farmasi luar negeri yang
memproduksi obat tersebut harus memenuhi syarat CPOB.
3. Obat Khusus Eksport
Yaitu obat yang diproduksi di dalam negeri untuk keperluan ekspor (diedarkan di
luar negeri). Pendaftar obat khusus eksport adalah Industri Farmasi yang telah
memenuhi syarat dari negara tujuan.
4. Obat yang Dilindungi Paten
Yaitu obat yang mendapatkan perlindungan paten berdasarkan Undang-Undang Paten
yang berlaku di Indonesia. Registrasi obat yang dilindungi paten hanya boleh
dilakukan oleh Industri Farmasi pemegang hak paten (dibuktikan dengan sertifikat
paten), atau Industri Farmasi lain atau Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh
pemilik paten (dibuktikan dengan surat pengalihan paten).
Kategori Registrasi Obat
Registrasi obat dibagi menjadi dua kategori, yaitu registrasi baru dan registrasi variasi.
Masing-masing kategori kemudian dibagi lagi menjadi 5 kategori.
Registrasi baru meliputi:
Kategori 1: adalah registrasi obat baru dengan zat aktif baru atau derivat baru
atau kombinasi baru atau produk biologi dengan zat aktif baru atau kombinasi
baru atau dalam bentuk sediaan baru.
Kategori 2: adalah registrasi obat baru dengan komposisi lama dalam bentuk
sediaan baru atau kekuatan baru atau produk biologi sejenis
Kategori 3: adalah adalah registrasi obat atau produk biologi dengan komposisi
lama dengan : (a) indikasi baru dan (b) posologi baru
Kategori 4: adalah registrasi obat copy: (a) obat copy dengan nama dagang dan
(b) obat copy dengan nama generik.
Kategori 5: adalah registrasi alat kesehatan yang mengandung obat.
Registrasi variasi meliputi:
Kategori 6: adalah adalah registrasi obat copy yang sudah mendapat izin edar
dengan perubahan yang sudah pernah disetujui di Indonesia :
1. Perubahan atau penambahan bentuk sediaan dengan posologi atau cara
pemberian yang berbeda.
2. Perubahan atau penambahan bentuk sediaan.
3. Perubahan atau penambahan kekuatan sediaan.
4. Perubahan komposisi.
5. Perubahan obat copy dengan nama dagang menjadi obat copy dengan nama
generik atau sebaliknya.
Kategori 7: adalah registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan
perubahan klaim penandaan yang mempengaruhi keamanan.
Kategori 8: adalah registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan:
1. Perubahan zat tambahan.
2. Perubahan spesifikasi dan/atau metoda analisa.
3. Perubahan stabilitas.
4. Perubahan teknologi produksi dan/atau tempat produksi.
Kategori 9: adalah adalah registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan
perubahan atau penambahan jenis kemasan.
Kategori 10: adalah registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan:
1. Perubahan klaim penandaan yang tidak mempengaruhi efikasi, keamanan
dan mutu.
2. Perubahan desain kemasan.
3. Perubahan nama pabrik atau nama pemberi lisensi.
4. Perubahan importir.
5. Perubahan/penambahan besar kemasan.
6. Perubahan nama dagang tanpa perubahan formula dan jenis kemasan.
II. PERSYARATAN PRODUK OBAT YANG DIDAFTARKAN
Obat yang akan di registrasi oleh Industrai Farmasi harus memenuhi beberapa kriteria sebagai
berikut:
1. Aman dan berkhasiat, dibuktikan melalui uji preklinik dan uji klinik.
2. Memenuhi persyaratan mutu yang dinilai dari proses produksi yang sesuai Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metode pengujian bahan baku
dan produk jadi dengan bukti yang sahih (ada sertifikatnya).
3. Penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin
penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman.
4. Khusus untuk psikotropika baru, kemanfaatan & keamanannya lebih unggul
dibandingkan dengan obat standar dan obat yang beredar di Indonesia untuk
indikasi yang di klim.
5. Khusus untuk kontrasepsi untuk program nasional dan obat untuk program lainnya
harus dilakukan uji klinik di Indonesia.
6. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan terjangkau (ditetapkan oleh Badan
POM).
III. CATATAN
Jika pendaftar merasa keberatan terhadap hasil evaluasi KomNas Penilai Obat Jadi,
dapat mengajukan permohonan dengar pendapat secara tertulis kepada Badan POM selambat-
lambatnya 15 hari setelah pemberitahuan hasil evaluasi.
Jika pendaftar merasa keberatan terhadap penolakan pemberian ijin edar, maka boleh
mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada kepala Badan POM selambat-
lambatnya 6 bulan setelah penolakan, dengan disertai data-data baru atau data yang pernah
diajukan dilengkapi dengan justifikasi. Permohonan peninjauan kembali ini dapat dilakukan
sampai 2 kali.
Kepala Badan POM dapat melakukan evaluasi kembali terhadap obat yang telah
diberikan ijin edar untuk:
Obat dengan risiko efek samping lebih besar dibandingkan dengan efektifitasnya yang
terungkap sesudah obat dipasarkan;
Obat dengan efektifitas tidak lebih baik dari plasebo;
Obat yang tidak memenuhi persyaratan ketersediaan hayati/bioekivalensi
Kepala Badan POM dapat membatalkan ijin edar jika dikemudian hari terjadi salah
satu dari hal-hal di bawah ini:
Berdasarkan penelitian atau pemantauan dalam penggunaannya setelah beredar tidak
memenuhi kriteria.
Penandaan dan promosi menyimpang dari persetujuan izin edar.
Selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut obat yang bersangkutan tidak diproduksi,
diimpor atau diedarkan.
Izin Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi yang mendaftarkan, memproduksi atau
mengedarkan dicabut.
Pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang produksi dan/atau peredaran obat.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
B. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PERSYARATAN PRODUK KOSMETIK
YANG DIDAFTARKAN
I. PROSEDUR PENDAFTARAN
Sesuai Pasal 10 ayat (2) Keputusan Kepala Badan No. HK.00.05.4.1745 Tahun 2003
tentang Kosmetik, ditetapkan bahwa yang berhak mendaftarkan kosmetik di wilayah
Indonesia:
a. produsen kosmetik yang mendapat izin usaha Industri;
b. perusahaan yang bertanggung jawab atas pemasaran
c. badan hukum yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh perusahaan dari negara asal.
Sesuai Pasal 11 ayat (1) Keputusan Kepala Badan POM No.HK.00.05.4.1745 Tahun
2003 tentang Kosmetik, ditetapkan bahwa permohonan izin edar diajukan secara
tertulis kepada Kepala Badan POM dengan mengisi formulir pendaftaran dan entry
data melalui sistem registrasi elektronik yang telah ditetapkan, untuk dilakukan
penilaian.
Tata cara/prosedur pendaftaran secara teknis diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen No.
PO.01.04.42.4082 Tahun 2003 tentang Pedoman Tatacara Pendaftaran Dan Penilaian
Kosmetik.
II. PERSYARATAN PRODUK KOSMETIK YANG DIDAFTARKAN
Sesuai Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk
Komplemen, No.PO.01.04.42.4082 Tahun 2003 tentang Pedoman Tatacara Pendaftaran
dan Penilaian Kosmetik, ditetapkan bahwa persyaratan yang harus dilampirkan untuk
kosmetik impor adalah sebagai berikut:
Data administrasi yaitu :
1. Fotocopy Surat Penunjukan atau Surat Kuasa dari perusahaan di luar negeri untuk
mendaftarkan ke Badan POM dan/atau mendistribusikan kosmetik di wilayah
Indonesia.
2. Fotocopy Surat Keterangan yang menyatakan pabrik kosmetik di luar negeri telah
memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practices (GMP) dari pejabat
pemerintah yang berwenang atau lembaga yang diakui di negara asal.
3. Fotocopy Surat Keterangan yang menyatakan kosmetik tersebut telah beredar di
negara tersebut (Certificate of Free Sale/CFS) dari pejabat pemerintah yang
berwenang di Negara tempat kosmetik beredar, serta menunjukkan aslinya.
4. Kosmetik yang dikontrakkan ke produsen luar negeri harus melampirkan fotokopi
Surat Keterangan yang menyatakan pabrik kosmetik penerima kontrak telah
memenuhi persyaratan GMP dari pejabat pemerintah yang berwenang atau lembaga
yang diakui di negara asal, serta menunjukkan aslinya.
5. Kosmetik yang diimpor bukan dari produsen langsung tetapi dari distributornya,
harus melampirkan surat perjanjian kerjasama atau surat penunjukan.
6. Data teknis (meliputi Form A, Form B, Form C dan Form D).
III. CARA MENGENALI PRODUK KOSMETIK YANG SUDAH TERDAFTAR DI BADAN
POM
Cara mengenali produk kosmetik yang sudah terdaftar di Badan POM yaitu:
a. Sudah mendapatkan izin edar dari BPOM, dengan kode registrasi sebagai berikut :
CD
CL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
E
L
EL
Keterangan:
CD : Kosmetika dalam negeri
CL : Kosmetika luar negeri
E : Kosmetik khusus untuk ekspor
L : Kosmetik golongan II (Low risk)
EL : Kosmetik Golongan II (Low risk) khusus untuk ekspor
Sedangkan Nomor Persetujuan Pendaftaran Untuk Percepatan Pendaftaran Kosmetik
terdiri dari 13 digit sebagai berikut :
CD A - E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b. Dengan melihat kelengkapan penandaan (label) seperti :
- nama produk
- nomor izin edar
- nama & alamat produsen/distributor/importir
- ukuran, isi atau berat bersih
- komposisi lengkap
- kode produksi/nomor batch
- kegunaan dan cara penggunaan
- tanggal kadaluarsa (Expiry Date) untuk kestabilan kurang dari 30 bulan dan untuk
produk yang kestabilannya lebih dari 30 bulan harus mencantumkan tanggal produksi,
dan atau tanggal kadaluarsa.
- Peringatan jika perlu.
- Kemasan dan penampilan fisik produk harus baik dan tidak rusak.A
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PERSYARATAN PRODUK MAKANAN
YANG DIDAFTARKAN
I. PROSEDUR PENDAFTARAN
Sesuai Pasal 42 Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004, ditetapkan bahwa setiap
pangan olahan baik yang diproduksi di dalam negeri atau yang dimasukkan ke dalam
wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan
wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran dari Kepala Badan POM.
Pelayanan cepat pendaftaran produk pangan adalah pelayanan pendaftaran produk
pangan yang penilaiannya dilakukan langsung oleh petugas pada saat pendaftar
melakukan pendaftaran dan nomor persetujuan pendaftaran dikeluarkan dalam waktu
5 (lima) hari kerja.
Untuk bisa mendapatkan ijin dari DepKes dengan mendaftar di Dirjen BPOM (Badan
Pengawasan Obat dan Makanan) di DepKes. Syaratnya isi formulir pendaftaran dan
sertakan contoh produk makanan yang akan didaftarkan, daftar bahan baku/mentah
yang digunakan untuk memproduksi makan yang akan didaftarkan (setiap jenis
makanan akan memerlukan penadataran yg berbeda jadi kalau ada 2 jenis makanan
akan memerlukan 2 lembar pendaftaran) setelah terdaftar biasanya akan dijadwalkan
dengan pemberitahuan kapan tempat dan produksi makanan akan di AUDIT
/DIPERIKSA oleh team Auditor dari badan POM, pada saat di audit perlu di siapkan :
1) Resep makanan yg diproduksi dan dilampiri surat-surat data tehnik(spec) dari
bahan makanan yg digunakan akan lebih bagus bila disertakan sertifiakat halal
(biasanya bisa diperoleh dari perusahaan pembuat/pnyalur bahan makanan tsb) hal ini
akan dperiksa apakah bahan makanan yg digunakan layak dikonsumsi & tidak
membahayakan bagi kesehatan.
2) Tempat penyimpanan bahan baku akan diperiksa apakah penyimpananya rapi
bersih & tidak mudah terkontaminasi oleh benda asing / serangga(binatang) yg bisa
merusak /meracuni bahan baku tsb.
3) Tempat dan proses Produksi apakah layak, bersih dan sesuai prosedur untuk
pengolahan makanan yg layak untuk dikonsumsi
4) Proses pengepakan / membungkus apakah bersih ,menggunakan bahan
pembungkus yg layak untuk digunakan sebagai pembungkus, aman tidak
terkontaminasi/terbawa benda asing yang membahayakan bagi makanan tsb dan
consumen yg akan mengkonsumsi.
Selama dalam proses audit apabila ditemukan hal-hal yang kurang/tidak
memenuhi syarat standar BPOM, akan diberikan peringatan&saran untuk perbaikan
dan akan dijadwal ulang untuk kembali di audit lagi ,akan tetapi bila semuanya telah
memenuhi syarat atau apa yg telah disarankan untuk diubah/diganti sudah dijalankan,
maka tinggal menunggu proses dari BPOM, dan kemudian BPOM akan
mengeluarkan sertifikat ijin produksi biasanya dng nomer MD (untuk barang produksi
dalam negeri) dan nomer ML ( untuk kode barang produksi hasil import) .(dadung D)
PERSYARATAN PRODUK MAKANAN YANG DIDAFTARKAN
Sesuai Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.5.1640 tentang Pedoman
Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga,
bahwa produk-produk yang tidak dapat didaftarkan sebagai pangan industri rumah
tangga adalah sebagai berikut :
1. Susu dan hasil olahnya;
2. Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan/atau
penyimpanan beku;
3. Makanan Bayi;
4. Makanan kalengan steril komersial;
5. Minuman Keras;
6. Pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI (AMDK, Gula Rafinasi,
Garam Beryodium, Tepung Terigu, Coklat Bubuk);
7. Pangan lain yang ditentukan oleh Badan POM
III.CARA MENGETAHUI PRODUK PANGAN YANG SUDAH TERDAFTAR DI BPOM?
Sesuai pasal 16 Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00/05.1.2569 Tahun 2004
tentang Kriteria dan Tata laksana Penilaian Produk Pangan, ditetapkan Produk Pangan yang
mendapat persetujuan pendaftaran akan diberikan nomor pendaftaran. Produk pangan dalam
negeri diberi tanda BPOM RI MD, sedangkan produk pangan impor diberi tanda BPOM RI
ML.
Kode pendaftaran dapat dilihat pada nomor pendaftaran yang tercantum dalam
kemasan/label yang terdiri dari kode BPOM RI MD/ML diikuti 12 digit angka. Dengan
keterangan kode:
MD : Makanan Dalam Negeri
ML : Makanan Impor
D. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PERSYARATAN PRODUK OBAT
TRADISIONAL YANG DIDAFTARKAN
I. PROSEDUR PENDAFTARAN
(A) TATA LAKSANA
Untuk mendaftarkan Produk Obat Tradisional, Pemohon harus melengkapi persyaratan yang
telah ditentukan serta mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di Direktorat Penilaian
Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik, kemudian menyerahkan kembali
dengan cara:
Langsung diserahkan ke loket pendaftaran
Dikirimkan melalui jasa pos/paket
(B) PERSYARATAN PENDAFTAR OBAT
Industri Obat Tradisional dan Industri Kecil Obat Tradisional dapat mendaftarkan Produk
Obat Tradisional Lokal, Produk Obat Tradisional Lisensi danProduk Obat Tradisional
Impor.
Badan Usaha dapat mendaftarkan Produk Obat Tradisional Impor.
(C) PERSYARATAN ADMINISTRASI PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL
Lokal
1. Fotokopi izin usaha Industri Obat Tradisional/Industri Kecil Obat Tradisional
2. Fotokopi ijazah, Surat Ijin Kerja Apoteker Penanggung Jawab Teknis yang telah
divisum atau Surat Penugasan dari Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI
setempat dimana industri tersebut berada
3. Surat Pernyataan Apoteker sebagai Penanggung Jawab Teknis
4. Contoh Obat Tradisional yang didaftarkan
5. Rancangan Penandaan siap cetak
6. Contoh simplisia/bahan baku
Lisensi
Persyaratan sama dengan produk lokal, disertai dengan:
1. Surat Penunjukan Lisensi
2. Free Sale Certificate (asli) dari negara asal yang disahkan oleh Pejabat Perwakilan
Pemerintah RI di negara tersebut
Impor
- Persyaratan sama dengan produk lokal
- Pemohon selain industri Obat Tradisional juga boleh didaftarkan oleh suatu Badan
Usaha, dan disertai dengan:
1. Surat Penunjukan dari produsen negara asal
2. Free Sale Certificate (asli) dari negara asal yang disahkan oleh Pejabat
Perwakilan Pemerintah RI di negara tersebut
3. Sertifikat uji laboratorium yang ditunjuk oleh Badan POM
4. Data Uji toksisitas untuk obat tradisional yang keamanannya belum diketahui
II. PERSYARATAN PRODUK OBAT TRADISIONAL YANG DIDAFTARKAN
Untuk dapat memiliki izin edar, obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan
mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat;
2. dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang berlaku;
3. penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin
penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara tepat,
rasional dan aman sesuai dengan hasil evaluasi dalam rangka pendaftaran.
IV.CARA MENGETAHUI PRODUK OBAT TRADISIONAL YANG SUDAH TERDAFTAR DI
BPOM
Produk Obat Tradisional yang sudah terdaftar di BPOM dapat dilihat pada kode registrasi
yang tercantum dalam kemasan/label yang terdiri dari kode POM kode huruf 2 (dua) digit
dan diikuti angka 9 (sembilan) digit.
Kode Huruf terdiri dari 2 digit :
TR : Obat Tradisional
TL : Tradisional Lisensi
TI : Tradisional Import
Produk Obat Tradisional yang sudah terdaftar dapat dilihat pada website badan POM di
www.pom.go.id , klik “komoditi”, klik Obat Tradisional”, klik “registrasi”, klik “ produk
teregistrasi”, masukkan nama produk atau nomor registrasi dan klik “cari”.
Untuk produk impor yang sudah terdaftar di BPOM, pada penandaan harus tercantum
dalam Bahasa Indonesia disamping bahasa aslinya.