Aliefa Asyifa-fkik.pdf
-
Upload
moen-gb-panggabean -
Category
Documents
-
view
253 -
download
0
Transcript of Aliefa Asyifa-fkik.pdf
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
1/94
PENILAIAN PENYAKIT DAN TINGKAT RISIKO SERTA
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSIPADA MASYARAKAT BINAAN KPKM BUARAN FKIK UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015
Laporan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Disusun oleh:
Aliefa Asyifa
1112103000070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
2/94
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
3/94
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
4/94
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
5/94
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
membeikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasullah
SAW yang telah memberi teladan bagi penulis untuk menjalani kehidupan.
Laporan penelitian ini terselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, Sp. And yang merupakan sosok teladan bagi
penulis dan dr. Djauhari Widjajakusuma yang banyak memotivasi mahasiswa
PSPD 2012 agar menjadi dokter muslim pembelajar yang membanggakan.
2. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan
Fase Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.3. dr. Ahmad Zaki, Sp. OT, M. Epid selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang banyak menginspirasi mahasiswa PSPD dan
menumbuhkan kecintaan terhadap profesi dokter dan PSPD UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. dr. Marita Fadhilah, Ph.D selaku pembimbing 1 yang telah mengorbankan
waktu dan tenaga untuk membimbing penulis serta memberi motivasi dalam
menyelesaikan penelitian ini.
5. dr. Zulhafdy, Sp.M selaku pembimbing 2 yang motivasi, kritik dan sarannya
membangun sehingga penulis terbantu untuk menyelesaikan penelitian ini
tepat waktu.
6. dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD selaku ketua KPKM Buaran yang ikut
memberikan saran dan kritiknya untuk uji validitas dan reliabilitas dalam
penelitian ini serta menyemangati penulis.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
6/94
vi
7. Seluruh responden penelitian yang bersedia menjadi sampel pada penelitian
ini serta Pak Nalih, Pak Mahmud dan Pak Rojali selaku pemimpin yang
peduli pada kesehatan warganya yang membantu mengkoordinir responden.
8.
Ummi dan Abi atas luahan kasih sayang yang diberikan, doa yang tidak
pernah putus, serta suntikan semangat agar penulis menyelesaikan penelitian
dengan baik. Terima kasih atas teladan dalam kegigihan dan perjuangan yang
pantang mengeluh. Both of you are the number one for me.
9. Adik-adikku, M. Illal Ferhard dan M. Sulthan Fatih, bersemangatlah dalam
belajar. Ini untuk kalian.
10. Teman-teman sekelompok, Melia Fatrani, Riza Mawaddatar Rohmah, Raka
Petra Prazasta, dan Irvan Fathurohman, yang menjalani penelitian selalu
bersama-sama. Semoga selalu saling menolong hingga sukses nanti.
11. Sahabatku Soul Sister dan HAMMANI 33. Bila tidak mengenal kalian,
mungkin penulis tidak akan seperti sekarang ini. Semoga ukhuwah kita tetap
erat terjalin.
12. Sabila Rusydina, Syaninta Alvi, Rika Fadilah, Kemala Octariny, Antania,
Kak Pipit, dan Kak Yulia yang telah menjadi pendengar yang baik. Tidak ada
yang lebih berarti dari sahabat yang selalu mendoakan sahabatnya.
13. Keluargaku; Kak Yofara, Qory, Syabila, Fathimah dan Ishlah yang senantiasa
memberikan semangat dan mendoakan kelancaran dalam penelitian ini.
14. Teman-teman kontrakan Puri Laras II; Adlina, Tiya, Vio, Sarah, Ica dan Lulu,
Kastrat BEM PSPD 2013-2014, dan teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik
PSPD UIN yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang senantiasa
mewarnai masa kuliah penulis dan tak henti memberikan dukungan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk mengejar kesempurnaan laporan penelitian ini. Demikian laporan
penelitian ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Ciputat, 15 Oktober 2015
Penulis
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
7/94
vii
ABSTRAK
Aliefa Asyifa. Program Studi Pendidikan Dokter. Penilaian Penyakit dan
Tingkat Risiko serta Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada
Masyarakat Binaan KPKM Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakartatahun 2015.
Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan morbiditas dan
mortalitas. Mayoritas dari total kematian yang disebabkan hipertensi terjadi di
negara berkembang, termasuk Indonesia. Satu dari 3 orang mengalami hipertensi
dan hipertensi menyumbang 1 dari 10 kematian. Banyak penelitian yang
mengungkapkan bahwa penilaian risiko hipertensi pada seseorang menggunakan
Framingham Risk Score for Hypertension sebagai bentuk pencegahan primer
dapat mengurangi angka mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
tingkat risiko hipertensi pada masyarakat sekitar KPKM Buaran dan sebaranfaktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan
responden sejumlah 134 orang yang terbagi dari tiga RW dan RT yang diambil
berdasarkan two stage cluster sampling . Responden mengisi kuesioner dan
dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah kemudian
dihitung dengan instrumen Framingham Risk Score for Hypertension. Hasil yang
didapatkan adalah masyarakat binaan KPKM Buaran memiliki tingkatan risiko
untuk mengalami hipertensi dalam 4 tahun sebesar 7,5 % risiko rendah, 15,7 %
risiko sedang dan 41,8 % risiko tinggi. Berdasarkan analisis Chi-square
didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkatan risiko dengan variabel usia,
tekanan darah, dan kadar kolesterol (p
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
8/94
viii
ABSTRACT
Aliefa Asyifa. Medical Education Study Program. The Assessment of Disease,
Risk Levels, and Risk Factors Associated with Hypertension in the
Community of KPKM Buaran in 2015.
Hypertension is a common problem and a major cause of morbidity and mortality.
Most of the total deaths caused by hypertension occur in developing countries,
including Indonesia. One out of three people have hypertension and it accounted
for one in ten deaths. Many studies reveal that risk assessment of hypertension
using Framingham Risk Score for Hypertension as primary prevention can reduce
mortality. The aim of this study is to know risk stratification of hypertension in
the community around the KPKM Buaran and distribution of the risk factor. This
study is using cross sectional design with 134 respondents from three RW and RT
and taken by two stages cluster sampling. Respondents filled the questionnaire
and did some examinations of body weight, body height, and blood pressure thencalculated by Framingham Risk Score for Hypertension tool. The results is the
community around KPKM Buaran have risk stratification of hypertension within
4 years respectively 41,8 % at high risk, 15,7 % at moderate risk and 7,5 % at low
risk. Based on Chi-square test, there is a significant relationship between the risk
stratification and the risk factors distribution of some variables, that are age, total
cholesterol, and blood pressure (p
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
9/94
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. ...Latar belakang........................................................................................................1
1.2. ...Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3. ...Tujuan Penelitian ...................................................................................................4
1.4. ...Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi......................................................................... .................................... 6
2.1.1 Definisi ....................................................................................................... 6
2.1.2 Faktor Risiko .............................................................................................. 6
2.1.3 Klasifikasi hipertensi .................................................................................. 9
2.1.4 Patogenesis dan patofisiologi ..................................................................... 9
2.1.5 Gejala klinis dan diagnosis ......................................................................... 12
2.1.6 Pencegahan primer......................................................................................13
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
10/94
x
2.1.7 Framingham Risk Score for Hypertension..................................................14
2.1.8 Peranan penilaian risiko penyakit degeneratif.............................................15
2.2. Kerangka Teori .................................................................................................... 17
2.3. Alur Penelitian ..................................................................................................... 18
2.4. Kerangka Konsep................................................................................................ 19
2.5. Definisi Operasional ............................................................................................ 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................. 22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 22
3.2.1. Lokasi ........................................................................................................ 22
3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................................................ 22
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 22
3.3.1. Populasi ..................................................................................................... 22
3.3.2. Sampel ....................................................................................................... 22
3.3.3. Cara pengambilan sampel .......................................................................... 22
3.4. Cara Kerja Penelitian ........................................................................................... 24
3.5. Manajemen Data .................................................................................................. 24
3.5.1. Pengumpulan data ...................................................................................... 24
3.5.2. Pengolahan data ......................................................................................... 25
3.5.3. Analisis data............................................................................................... 25
3.5.3.1. Analisis Univariat ......................................................................... 25
3.5.3.2. Analisis Bivariat ........................................................................... 25
3.5.4. Penyajian data ............................................................................................ 26
3.6. Etika Penelitian .................................................................................................... 26
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
11/94
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas ........................................................................ 27
4.1.1. Uji validitas ................................................................................................ 28
4.1.2. Uji reliabilitas ............................................................................................ 28
4.2. Analisis univariat ................................................................................................. 37
4.2.1. Gambaran karakteristik responden ............................................................ 37
4.2.2. Gambaran faktor risiko hipertensi pada responden berdasarkan Framingham
Risk Score for Hypertension ...................................................................... 38
4.3. Analisis bivariat ................................................................................................... 43
4.3.1. Hubungan karakteristik responden dengan tingkatan risiko mengalami
hipertensi ................................................................................................... 44
4.3.2. Hubungan faktor risiko responden dengan tingkatan risiko mengalami
hipertensi ................................................................................................... 47
4.4. Kelebihan penelitian ............................................................................................ 50
4.5. Keterbatasan penelitian ........................................................................................ 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 51
5.2. Saran .................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 52
LAMPIRAN.................................................................................................................. 56
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
12/94
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
13/94
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Patofisiologi hipertensi................................................................... 12
Bagan 2.2 Tata laksana hipertensi ................................................................... 13
Bagan 2.3 Aplikasi pelayanan prospektif di komunitas ................................... 16
Bagan 2.4 Kerangka teori ................................................................................ 20
Bagan 2.5 Kerangka konsep ............................................................................ 21
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
14/94
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar surat persetujuan responden .............................................. 56
Lampiran 2 Kuesioner penelitian ....................................................................... 57
Lampiran 3 Hasil uji validitas dan reliabilitas ................................................... 61
Lampiran 4 Hasil uji statistik ............................................................................. 78
Lampiran 5 Dokumentasi ................................................................................... 91
Lampiran 6 Daftar riwayat hidup ....................................................................... 92
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
15/94
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama terjadinya mortalitas
dan bertanggung jawab atas 30% kematian di dunia. Sejumlah 80% dari total
kematian ini terjadi di negara berkembang.15 Penyakit kardiovaskuler terjadi lebih
dari sepertiga penyebab kematian di dunia dan hipertensi menduduki peringkat
kedua.1 World Health Organization (WHO) dan The International Society of
Hypertension mengungkapkan bahwa lebih dari 1 miliar orang hidup dengan
hipertensi dan 7,1 juta diantaranya menyebabkan kematian.2,3,11 Pada tahun 2010,
WHO melaporkan bahwa jumlah kematian akibat hipertensi meningkat menjadi
7,5 juta kematian dari seluruh dunia, yaitu 21,8% dari total kematian.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling
banyak menyebabkan morbiditas dan mortalitas.16 Hipertensi menjadi penyebab
utama kematian dini di seluruh dunia yaitu membunuh hampir 9,4 juta orang
setiap harinya dan terus bertambah.11 Menurut WHO, pada tahun 2008 prevalensi
hipertensi di seluruh dunia adalah sekitar 40%.11
Pada beberapa kelompok umur,
risiko penyakit kardiovaskuler meningkat dua kali lipat setiap peningkatan
tekanan darah 20/10 mmHg mulai dari 115/75 mmHg.13
Di Asia Tenggara, kejadian hipertensi juga sudah sangat umum. Hari ini, 1
dari 3 orang dewasa mengalami hipertensi dan hipertensi menyumbang 1 dari 10
kematian.12 Sejumlah 80% dari total kematian akibat hipertensi dari seluruh dunia
terjadi di negara berkembang, dan Asia Tenggara termasuk didalamnya.15 Setiap
tahun, hipertensi membunuh hingga 1,5 juta orang di Asia Tenggara.
11
Penyakit kardiovaskuler di Indonesia merupakan penyebab kematian
nomor satu dan terus bertambah jumlah kejadiannya. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya angka kejadian hipertensi berrdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Tangga tahun 2001 dengan 8,3% dan meningkat pada tahun 2004 menjadi
27,5%.4,5 WHO mengungkapkan, prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat
dari 8% pada tahun 1995 menjadi 32% pada tahun 2008.11 Data Kementerian
Kesehatan RI tahun 2011 mengungkapkan bahwa hipertensi esensial masuk 10
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
16/94
2
besar penyakit di rumah sakit yaitu berjumlah 19.874 orang dan 955 orang
diantaranya meninggal dunia.9 Tak jauh berbeda, data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 juga menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 26,5 persen.10
Hipertensi dan Non Communicable Disease (NCD) telah menjadi penyakit
yang umum ditemui. Globalisasi dan urbanisasi yang kurang terencana
mengarahkan pada pola hidup tidak sehat pada masyarakat, seperti meningkatkan
konsumsi makanan cepat saji yang memiliki kandungan garam berlebihan,
aktivitas fisik yang minimal, dan konsumsi rokok dan minuman beralkohol yang
meningkat. Peningkatan stres mental juga memiliki kontribusi pada kebiasaan
tidak sehat sehingga mengarahkan seseorang pada tingkat risiko tinggi hipertensi
dan Non Communicable Disease (NCD).8 Hipertensi dapat mengenai setiap orang
tidak memandang usia, ras, etnis, jenis kelamin maupun jumlah pendapatan.7
Seiring bertambahnya usia, setiap orang lebih berkemungkinan untuk menderita
hipertensi. 8 Risiko hipertensi juga meningkat seiring dengan peningkatan berat
badan.6 Tingginya angka kejadian hipertensi dapat disebabkan banya faktor
diantaranya genetik, diet, asupan garam, stres, ras dan merokok.4 Hipertensi
menjadi penyebab utama terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke,
gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi lebih awal dan diterapi adekuat.17
Namun, perlu diketahui bahwa hipertensi merupakan penyakit yang dapat
dicegah dan diobati. Pendekatan holistik bedasarkan promosi kesehatan dan
preventif primer yang dapat menilai faktor risiko hipertensi dan Non
Communicable Disease (NCD) pada seseorang. Promosi kesehatan tentang
pentingnya pola hidup sehat merupakan kebutuhan masyarakat saat ini. Termasuk
didalamnya tentang meningkatkan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan agartetap ideal, diet DASH rendah sodium, tidak mengkonsumsi atau mulai
mengurangi konsumsi rokok, mengkonsumsi makanan yang kaya akan buah dan
sayur dan makanan yang rendah lemak, serta tidak mengkonsumsi alkohol.7
Promosi kesehatan tentang pentingnya pola hidup sehat dapat mengurangi
angka mortalitas dan morbiditas tidak hanya pada penyakit hipertensi dan
penyakit kardiovaskular lainnya, tetapi juga penyakit seperti diabetes mellitus tipe
II, kanker dan penyakit saluran pernapasan kronik. Oleh karena itu, merupakan
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
17/94
3
suatu prioritas untuk mengedukasi dan memotivasi masyarakat pada semua
kalangan usia agar dapat berperan aktif dalam mencegah kejadian hipertensi. 7
Ralph Snyderman dan Sanders Williams pada awal abad ke-20
memperkenalkan ilmu baru dalam praktek kedokteran. Diperlukan model baru
dari Prospective Health Care yang dapat menilai risiko suatu individu yang dapat
berkembang menjadi penyakit, dapat mendeteksi suatu penyakit sejak dini, dan
melakukan pencegahan atau intervensi awal agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Intervensi faktor risiko penyakit yang diterapkan pada model
Prospective Health Care ini direalisasikan dalam bentuk personalized health
planning yang dimiliki setiap pasien. Hal ini merupakan langkah yang cermat
untuk menganalisis akar masalah dan sebab terjadinya suatu penyakit. Langkah
awal yang perlu dilakukan adalah menganalisis risiko berdasarkan genetik,
lingkungan dan gaya hidup suatu individu. Hasil analisis risiko ini akan
dimasukkan dalam health profile pada personalized health planning. Personalized
health planning inilah yang akan dijadikan acuan dokter dan tim tenaga kesehatan
untuk memilih intervensi yang tepat dan meminimalisir kemungkinan
perkembangan penyakit suatu individu.14
Kabar baiknya, beberapa tahun belakangan ini, kematian akibat penyakit
kardiovaskuler di negara maju telah menurun hingga setengahnya. Penurunan
yang signifikan ini berkat ditemukannya instrumen skoring untuk
mengidentifikasi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskuler oleh Framingham
Heart Study.15 Studi Framingham menyatakan bahwa faktor risiko hipertensi yang
dapat menjadi acuan perhitungan adalah jenis kelamin, umur, tekanan darah
sistolik dan diastolik, Indeks Massa Tubuh (IMT), status merokok, dan riwayat
hipertensi pada orang tua.
8
Framingham Risk Score for Hypertension, dapatmembantu dalam menilai tingkatan risiko hipertensi pada seseorang sehingga
dapat menjadi dasar penanganan lebih lanjut berupa promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif.18
Peneliti merasa perlu untuk mengetahui lebih jauh mengenai tingkat risiko
hipertensi dan hubungan jenis kelamin, umur, tekanan darah sistolik dan diastolik,
Indeks Massa Tubuh (IMT), status merokok, dan riwayat hipertensi pada orang
tua dengan kejadian hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
18/94
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran pengelompokan masyarakat terhadap faktor risiko
hipertensi berdasarkan Framingham Risk Score for Hypertension pada
masyarakat binaan KPKM Buaran tahun 2015?
2.
Bagaimanakah hubungan antara jenis kelamin, usia, IMT, sistol,
diastol, status merokok dan riwayat orang tua hipertensi dengan
kejadian hipertensi menurut Framingham Risk Score for Hypertension
pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015?
1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, IMT, tekanan darah sistol,tekanan darah diastol, status merokok dan riwayat orang tua hipertensi dengan
kejadian hipertensi menurut Framingham Risk Score for Hypertension pada
masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
a. Mengetahui gambaran tingkat risiko hipertensi pada masyarakat
binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.
b. Mengetahui gambaran faktor risiko hipertensi pada masyarakat binaan
KPKM Buaran pada tahun 2015.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah yang memiliki risiko rendah, risiko sedang, risiko
tinggi hipertensi menurut Framingham Risk Score for Hypertension
pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada tahun 2015.
2. Mengetahui jumlah pasien hipertensi pada masyarakat binaan KPKM
Buaran pada tahun 2015.
3. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia, IMT, tekanan darah
sistol, tekanan darah diastol, status merokok dan riwayat orang tua
hipertensi dengan kejadian hipertensi menurut Framingham Risk
Score for Hypertension pada masyarakat binaan KPKM Buaran pada
tahun 2015.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
19/94
5
4. Mengetahui hubungan antara kadar kolesterol dan lingkar pinggang
dengan kejadian hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran
pada tahun 2015.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran tentang
metodologi penelitian, pengetahuan tentang bagaimana pola penyebaran faktor
risiko hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran, dan menambah
wawasan peneliti terhadap hubungan faktor risiko hipertensi dengan hipertensi itu
sendiri.
1.5.2 Bagi Institusi
Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya dan menjadi referensi mengenai
gambaran risiko hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran. Bagi KPKM
Buaran, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran acuan untuk melakukan
manajemen komunitas berbasis preventive medicine dan memberikan intervensi
sesuai pengelompokkan risiko hipertensi sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat binaan KPKM Buaran, hasil dari penelitian ini dapat
membantu untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit
hipertensi sehingga masyarakat ikut berperan aktif dalam melakukan pencegahan
berdasarkan pengelompokkan risiko agar tidak berkembang menjadi penyakit
hipertensi.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
20/94
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik dimana
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg, tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau
menggunakan obat antihipertensi. Sumber lain mengatakan hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg secara kronis. Berdasarkan klasifikasi
JNC VIII, hipertensi dapat dikategorikan menjadi prehipertensi, hipertensi derajat
I dan hipertensi derajat II.21,22
2.1.2 Faktor Risiko Hipertensi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan menjadi:
1. Hipertensi primer/esensial: hipertensi yang tidak diketahui pasti
penyebabnya;
2. Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari,
seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, freokromositoma,
hiperaldosteronisme, dan sebagainya.
Hipertensi esensial adalah penyakit yang dapat diobati dan dikontrol
namun tidak dapat disembuhkan. Hipertensi esensial merupakan penyakit
multifaktor yang timbul terutama karena interaksi faktor-faktor risiko yang
menimbulkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi esensial terjadi pada 97-98%
kasus hipertensi. Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi antara 20 dan 50
tahun. Hipertensi esensial memiliki kecenderungan genetik yang kuat, yang dapatdiperparah oleh faktor-faktor kontribusi. Dalam penelitian ini peneliti berfokus
pada hipertensi esensial. Berikut faktor risiko hipertensi:
a. Riwayat hipertensi pada orang tua
Predisposisi genetik penyakit hipertensi dipercaya poligenik. Defek
genetik yang diturunkan ini berhubungan dengan ekskresi sodium oleh ginjal,
insulin dan sensitivitas insulin, aktivitas sistem saraf simpatis, dan Sistem
renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan transport sodium atau kalsium
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
21/94
7
membran sel. Orang dengan riwayat orang tua hipertensi memiliki risiko
lebih tinggi mengalami hipertensi dibanding yang tidak.21 Riwayat hipertensi
pada orang tua terutama ibu dilaporkan memiliki hubungan dengan kejadian
hipertensi pada saat dewasa.23
b. Usia
Prevalensi hipertensi pada kelompok usia 35-44 tahun dengan 24,8%
meningkat pada usia lebih dari 65 tahun menjadi 57,6%.10 Prevalensi
hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kelompok usia 45
tahun atau lebih mempunyai peluang mendapatkan hipertensi 2,4 kali
dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 45 tahun.24 Satu dari dua
orang diatas 60 tahun mengalami hipertensi. Hal yang melandasi ini adalah
proses penuaan yang terjadi berdampak pada disfungsi endotel sehingga arteri
kekurangan elastisitasnya.19
c. Jenis kelamin
Menurut data WHO, dari seluruh region wilayah, prevalensi hipertensi
pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita. Namun perbedaan ini
hanya signifikan secara stastistik pada regional wilayah Amerika dan Eropa.11
Di indonesia, prevalensi hipertensi pada laki-laki sebanyak 22,8%, tidak
berbeda jauh dengan perempuan dengan prevalensi sebesar 28,8%.10
d. Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi kelebihan simpanan lemak di
jaringan adipose sehingga dampaknya adalah peningkatan indeks massa
tubuh dan lingkar pinggang. Kelebihan simpanan lemak pada bagian perut
disebut obesitas sentral. Obesitas sentral dapat dinilai salah satunya dengan
mengukur lingkar perut. Lingkar perut >90 cm pada laki-laki dan > 80 padawanita berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas dan sindrom
metabolik. Obesitas sentral dapat terjadi pada individu walaupun individu
tersebut memiliki IMT < 25 kg/m2. Berikut klasifikasi keadaan berdasarkan
berat badan:
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
22/94
8
Tabel.2.1 Klasifikasi Keadaan Berat Badan
Klasifikasi IMT
Underweight < 18,5 kg/m
Normal Weight 18,5-22,9 kg/m
Overweight > 23,0 kg/m
Obesitas I 25,0-29,9 kg/m
Obesitas II > 30,0 kg/m
Obesitas sering menjadi faktor pemicu resistensi insulin dan
dislipidemia sehingga menjadi faktor risiko hipertensi. Obesitas erat sekali
hubungannya dengan kegemaran mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
rendah serat. Asupan kalori yang masuk tidak seimbang dengan asupan kalori
yang keluar sehingga terjadi penumpukan karbohidrat, lemak, dan protein
pada sel-sel adiposit sebagai trigliserida.17 Risiko terkena hipertensi dengan
berat badan lebih, berpeluang 2,3 kali dibandingkan dengan berat badan
normal dan kurus. Responden dengan berat badan lebih akan terjadi
penumpukan jaringan lemak, yang dapat menyebabkan peningkatan resistensi
pembuluh darah dalam meningkatkan kerja jantung untuk dapat
memompakan darah ke seluruh tubuh.24,25
e. Merokok
Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah
banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada
jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseoragg lebih dari satu bungkus rokok
sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak
merokok.24
Zat-zat kimia yang terdapat pada rokok seperti nikotin dan CO yang
masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri
dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin mengaktifkan
saraf simpatis sehingga akan membuat vasokontriksi pembuluh darah dan
meningkatkan kerja jantung sehingga kebutuhan oksigen terhadap jantung
meningkat. Selain itu, nikotin juga menyebabkan disfungsi endotel vaskular,
abnormalitas lipid, dan resistensi insulin. Hasil analisis lama merokok selama 20
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
23/94
9
tahun atau lebih memberikan peluang menderita hipertensi 1,5 kali dibandingkan
lama merokok kurang dari 20 tahun.24
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih
berdasarkan The Eight Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) tanpa
mengelompokkan seseorang hipertensi dengan ada atau tidaknya faktor risiko atau
kerusakan organ, yaitu:
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII20
Prehipertensi bukan termasuk kategori penyakit melainkan sebagai
identifikasi seseorang berisiko tinggi menjadi hipertensi tetapi tidak termasuk
dalam indikasi terapi obat sehingga harus dilatih untuk merubah gaya hidup dan
mengurangi faktor risiko hipertensi.
2.1.4 Patogenesis Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial. Hipertensi merupakan hasil
dari peningkatan resistensi perifer (arterioral vasokonstriksi) yang menetap,
peningkatan volume darah sirkulasi, atau keduanya.21
Pada hipertensi resistensi, tekanan sistolik dan tekanan diastolik
meningkat dalam jumlah yang sama, atau tekanan diastolik lebih dari tekanan
sistolik. Keadaan ini terjadi jika peningkatan TPR (resistensi perifer total)
memperlambat ejeksi volume sekuncup. Jadi, hipertensi terjadi setelah curah
jantung atau TPR atau keduanya meningkat.26
Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah
sistolik
Tekanan darah
diastolik
Normal
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
24/94
10
Peningkatan curah jantung pada hipertensi hiperdinamik disebabkan oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung atau volume ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan aliran balik vena sehingga meningkatkan volume sekuncup
(mekanisme Frank-Starling). Begitu pula, peningkatan aktivitas simpatis dari
sistem saraf pusat dan/atau peningkatan respon terhadap katekolamin (misal,
akibat hormon kortisol atau tiroid) dapat menyebabkan peningkatan curah
jantung.26
Hipertensi primer merupakan hasil dari komplikasi interaksi genetik dan
lingkungan yang dimediasi oleh efek neurohormonal pada host . Mekanisme
patofisiologi multipel memediasi efek ini, termasuk sistem saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan natriuretik peptida. Inflamasi, disfungsi
endotel, hormon yang berkaitan dengan obesitas dan resistensi insulin juga
berkontribusi pada peningkatan resistensi perifer dan peningkatan volume darah.
Peningkatan volume darah vaskular juga berkaitan dengan penurunan ekskresi
garam oleh ginjal, seringkali disebut sebagai hubungan tekanan natriuresis. Ini
berarti pada orang dengan hipertensi cenderung mengeksresikan garam-garaman
lebih sedikit melalui urin.21
Sistem saraf simpatis tadi berimplikasi pada progresivitas peningkatan
tekanan darah dan berperan pada kerusakan organ akibat hipertensi. Peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatis menyebabkan peningkatan denyut jantung dan
vasokonstriksi sistemik, sehingga meningkatkan tekanan darah. Mekanisme
tambahan sistem saraf simpatis mengindksi hipertensi adalah perubahan struktur
pembuluh darah (remodeling vaskuler), retensi sodium ginjal, resistensi insulin,
peningkatan level renin dan angiotensin, dan efek prokoagulan.21
Pada orang dengan hipertensi, aktivitas berlebihan dari SRAA berkontribusi pada retensi air dan garam serta meningkatkan resistensi vaskuler.
Angiotensin II pada level yang tinggi berkontribusi pada disfungsi endotelial,
resistensi insulin dan agregasi platelet. Lebih jauh lagi, angiotensin II memediasi
terjadinya remodelling arteriol sehingga terjadi perubahan struktur pembuluh
darah yang mengakibatkan peningkatan resistensi perifer secara permanen.
Angiotensin II juga berkaitan dengan kerusakan organ akibat hipertensi, termasuk
diantaranya artherosklerosis, gangguan ginjal, dan hipertrofi jantung.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
25/94
11
Populasi dengan kebiasaan mengkonsumsi garam harian tinggi dalam
waktu lama, menunjukkan peningkatan insidensi hipertensi. Hormon natriuretik
memodulasi eksresi natrium oleh ginjal dan mereasorbsi kalium, kalsium dan
magnesium yang masih diperlukan tubuh. Retensi natrium menyebabkan retensi
air dan meningkatkan volume drah, sehingga mengakibatkan hipertensi. Bila
hipertensi terjadi, pembuluh darah ke ginjal mengalami vasokonstriksi dan
iskemia jaringan. Iskemia jaringan inilah yang menyebabkan inflamasi organ
ginjal dan mengakibatkan kerusakan pada glomerulus dan tubulus, sehingga
retensi natrium terus terjadi.
Obesitas diakui pula memliki peran penting sebagi faktor risiko hipertensi.
Obesitas menyebabkan perubahan adipokin seperti leptin dan adiponektin dan
juga berhubungan dengan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis dan SRAA.
Obesitas berhubungan dengan inflamasi, disfungsi endotel, dan meningkatkan
komplikasi kardiovaskular dari hipertensi. Obesitas sentral seringkali dialami oleh
seseorang dengan IMT
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
26/94
12
Diagram 2.1 Patofisiologi Hipertensi21
2.1.5 Gejala Klinis dan Diagnosis
Kebanyakan pasien hipertensi tidak memiliki gejala. Beberapa pasien
umumnya mengalami sakit kepala, rasa seperti berputar atau penglihatan kabur.
Mencari faktor risiko lainnya seperti merokok, obesitas, diet tinggi garam dan
lemak, dislipidemia, Diabetes Mellitus dan riwayat orang tua hipertensi dapat
mengarah kecurigaan ke hipertensi.27
Kriteria diagnosis untuk hipertensi esensial adalah:27
a. Pemeriksaan fisik.
Nilai tekanan darah diambil rerata dari dua kali pemeriksaan dengan jeda 5
menit setiap kali kunjungan ke dokter. Pemeriksaan harus menggunakan
alat yang berkualitas baik dan sudah dikalibrasi, ukuran dan posisi manset
yang tepat dan teknik yang benar. Apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg
pada dua atau lebih kunjungan, hipertensi dapat ditegakkan.
b. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memeriksa komplikasi yang
telah atau sedang terjadi. Pemeriksaan yang dilakukan adalah:
- Pemeriksaan laboratorium meliputi darah lengkap, kadar ureum dan
kreatinin, gula darah, lemak darah, elektrolit, kalsium asam urat, dan
urinalisis.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
27/94
13
- Pemeriksaan lainnya berupa pemeriksaan fungsi jantung dengan
elektrokardiografi, funduskopi, USG ginjal, foto toraks dan
ekokardiografi.
Diagram 2.2 Tata Laksana Hipertensi27
2.1.6 Pencegahan Primer
Framingham Heart Study menyatakan bahwa penurunan rerata tekanan
darah distolik 2 mmHg pada suatu populasi kulit putih Amerika kelompok usia
35-64 tahun berhasil menurunkan 17% prevalensi hipertensi dan 14% mengurangi
risiko stroke dan serangan jantung, serta 6% menurangi risiko penyakit jantung
koroner.19
Tata laksana hipertensi dan pencegahan primer dapat dimulai darimodifikasi gaya hidup disamping pemberian antihipertensi dapat langsung
dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta dan hipertensi derajat 2.
Modifikasi gaya hidup yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Penurunan berat badan
Target indeks massa tubuh yang normal pada orang Asia-Pasifik 18,5-22,9
Kg/m2. Penurunan berat badan sebanyak 4,4 kg atau lebih dapat
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
28/94
14
mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 5 hingga 7 mmHg
secara pasti.19
2.
Diet DASH ( Dietary Approaches to Stop Hypertension).
DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, makanan tinggi
serat dan rendah lemak termasuk produk susu rendah lemak jenuh/lemak
total. Penelitian yang dilakukan pada 326 responden dengan normotensi
yang melakukan diet DASH dilaporkan bahwa tekanan darah sistolik
berkurang sebesar 3,5 mmHg.19
3. Mengurangi asupan garam.
Menggurangi asupan garam sehari-hari dapat mereduksi risiko penyakit
kardovaskuler, terutama mereka yang memiliki berat badan berlebih.
Konsumsi NaCl yang disarankan adalah
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
29/94
15
memprediksi risiko hipertensi seseorang untuk ≤4 tahun kedepan yang dilaporkan
oleh Framingham Heart Study dengan mempertimbangkan jenis kelamin, usia,
tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, IMT, status merokok, dan riwayat
hipertensi pada orangtua.33 Instrumen ini berupa kalkulator yang dapat diakses
pada www.framinghamheartstudy.org/risk-function/hypertension. Nilai tekanan
darah yang dapat dimasukkan pada instrumen tidak boleh lebih dari 130/90
mmHg.8
Instrumen ini mudah dan dapat diaplikasikan pada pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Peneliti membuat kuesioner yang diadaptasi dari Framingham
Risk Score for Hypertension yang dikembangkan oleh Framingham Heart Study
dengan beberapa modifikasi.
2.1.8 Peranan Penilaian Risiko Penyakit Degeneratif
Sistem pelayanan kesehatan yang berjalan sekarang menitikberatkan
dokter untuk fokus terhadap keluhan utama. Dari keluhan utama tersebut
kemudian digali riwayat penyakit sekarang dan dahulu sampai didapatkan
diagnosis kerja dan tata laksana yang sesuai dengan diagnosis pasien. Sistem
pelayanan yang berjalan sekarang tidak memberikan fokus pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, padahal pendekatan melalui promosi
kesehatan dan pencegahan bisa meminimalisir beban penyakit untuk individu dan
beban finansial untuk negara.14
Pelayanan Kesehatan Prospektif memfasilitasi pasien dengan rencana
pelayanan kesehatan personal. Hal ini mencakup profil kesehayan, deskripsi status
kesehatan pasien sekarang, dan analisis risiko kesehatan yang diperbarui setiap
tahunnya. Dengan bantuan teknologi, maka diharapkan sistem baru ini bisamengidentifikasi individu dengan risiko tinggi dan sekaligus bisa melakukan
intervensi yang agresif untuk melakukan pencegahan berkembangnya penyakit
pada individu dan suatu komunitas. Hubungan antara individu dan dokter dalam
konteks prospective medicine tergambar dalam diagram di bawah.14
Hasil dari penilaian risiko pada pasien di komunitas adalah pasien yang
memiliki risiko rendah, risiko tinggi dan pasien pengidap penyakit kronik. Pasien
yang memiliki risiko tinggi adalah fokus utama yang nantinya akan dilakukan
http://www.framinghamheartstudy.org/risk-function/hypertensionhttp://www.framinghamheartstudy.org/risk-function/hypertension
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
30/94
16
perencanaan kesehatan pribadi seperti modifikasi risiko yang dimilikinya.
Sedangkan pada pasien hipertensi, akan dberikan tatalaksana sesuai dengan
penyakit dan komorbiditas yang dimilikinya.14
Diagram 2.4 Aplikasi Pelayanan Kesehatan Prospektif di Tingkat Komunitas14
Kunci dari aplikasi Pelayanan Kesehatan Prospektif terhadap komunitasadalah dengan mengelompokkan masyarakat berdasarkan risiko menderita
penyakit tertentu. Kemudian melakukan pencegahan agar risiko tersebut tidak
berkembang menjadi penyakit.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
31/94
17
2.2 Kerangka Teori
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
32/94
18
2.3 Alur Penelitian
Masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK,
usia > 34 tahun
Bersedia menjadi responden
Dilakukan wawancara terpimpin
Dilakukan pengukuran:
- Tekanan darah
- BB/TB- Lingkar
pinggang
Dilakukan penilaian risiko
Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi Pasien hipertensi
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
33/94
19
2.4 Kerangka Konsep
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
34/94
20
2.5 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara
Pengukuran
Skala
1. Pasien
hipertensi
Bila TD ≥140/90
mmHg dan/atau pasien
meminum obat anti-
hipertensi.21
Spygmomanometer Hasil
pengukuran
diambil
berdasarkan
rerata dari dua
kali
pemeriksaan
Ordinal
2. Berat badan Berat badan yang
ditetapkan oleh peneliti
pada hari pengambilan
sampel.42
Timbangan jarum Baca Ordinal
3. Usia Usia ditetapkan oleh
peneliti pada tanggal
pengambilan sampel.
Rekam medik Baca Ordinal
4. Jenis kelamin Jenis kelamin pasien
yang terdapat di rekam
medik.
Rekam medik Baca Nominal
5. Risiko rendah
hipertensi
Hasil 4 year risk
Framingham score
10%.
22
Framingham risk
score: hypertension
calculator
Baca Ordinal
8.
Aktivitas
fisik
Dibagi menjadi 3
kelompok:
1. Tinggi apabila
responden melakukan
kegiatan fisik berat
minimal 150 menit atau
kegiatan fisik sedang
minimal 300 menit
Kuesioner Wawancara Ordinal
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
35/94
21
dalam satu minggu.
2. Sedang apabila
melakukan kegiatan
fisik berat minimal 75
menit atau kegiatana
fisik sedang minimal
150 menit dalam satu
minggu.
3. Aktivitas fisik rendah
apabila kegiatan fisik
responden tidak
memenuhi kriteria
aktivitas fisik sedang
dan tinggi.40
9.
Perokok
Seseorang yang
merokok lebih dari 100
batang rokok dalam
sebulan atau sedang
mencoba berhenti
merokok dalam sebulan
terakhir.31
Kuesioner Wawancara Nominal
10.
Riwayat
hipertensi
pada orang
tua
Riwayat memiliki
tekanan darah tinggi
lebih dari sama dengan
140/90 mmHg pada
ayah, ibu atau
keduanya.8
Kuesioner Wawancara Nominal
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
36/94
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif-analitik
dengan menggunakan desain cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian dilaksanakan di wilayah binaan KPKM Buaran, Kelurahan
Buaran, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2014 - Agustus
tahun 2015.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah masyarakat binaan di
KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta yang berusia lebih dari 34 tahun pada tahun
2015.
3.3.2 Jumlah Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel
untuk penelitian deskriptif dengan variabel kategorik.
Keterangan nilai:
N = Besar sampel
= Deviat baku alfa (1,96)
P = 0,23 (Prevalensi hipertensi di provinsi Banten Riskesdas 2013)
Q = 1-P = 0,77
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
37/94
23
d = Presisi (0,075)
Sehingga dapat dihitung jumlah sampel:
=
=
=
=
= 120,88
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil sebanyak 120 sampel
minimal yang diambil.
Sedangkan, bila menghitung besar sampel dengan menggunakan
rumus untuk penelitian analitik dengan variabel kategorik adalah sebagai
berikut:
Keterangan nilai:
N = Besar sampel
= Deviat baku alfa (1,96)
= Deviat baku beta (0,84)
P2 = Proporsi kejadian hipertensi yang tidak mendapat pengaruh faktor risiko
(0,62)
P1 = Proporsi kejadian hipertensi yang mendapat pengaruh faktor risiko (0,38)
P = Proporsi total (P1+P2)/2 = 0,5
Q = 1-P = 0,5
Q1 = 1- P1
Q2 = 1- P2
d = Presisi (0,02)
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
38/94
24
Sehingga dapat dihitung jumlah sampel:
= 103,3
Perhitungan jumlah sampel rumus untuk penelitian analitik dengan
variabel kategorik didapatkan 103 orang sampel minimal yang diambil. Pada
penelitian ini jumlah sampel yang diambil memenuhi.
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan two stage cluster sampling yaitu, dipilih
satu RT secara random dari RW 4, 5 dan 6, kemudian dipilih hingga tercapai
120 orang secara random yang merupakan akumulasi dari setiap RT tersebut.
3.3.4 Kriteria Sampel
3.3.4.1 Kriteria Inklusi
- Masyarakat yang tinggal di wilayah cakupan kerja KPKM Buaran
dan Reni Jaya
- Usia responden lebih dari 34 tahun
3.3.4.2 Kriteria Eksklusi
- Pasien yang menolak menjadi responden
-
Responden dengan asites
- Responden dengan edema
3.4. Cara Kerja Penelitian
Persiapan
Penelitian
Pemilihan
Sampel
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Analisis
Data
Penulisan
Laporan
Penelitian
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
39/94
25
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah dikembangkan dari
Frammingham Risk Score for Hypertension setelah itu dilakukan pemeriksaan
fisik berupa tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan.
Pemeriksaan tekanan darah diukur di lengan kanan dan responden
diperiksa dua kali dengan rentang waktu lima menit menggunakan
spygmomanometer.27
3.5. Manajemen Data
3.5.1 Pengumpulan Data
- Data primer
Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan tekanan darah, berat
badan dan tinggi badan serta dari hasil kuesioner yang dibagikan pada
masyarakat di RT yang telah ditentukan sebelumnya. Responden tersebut
merupakan masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN Jakarta yang telah
dipilih dengan two stage cluster sampling serta memenuhi kriteria inklusi.
- Data Sekunder
Di luar faktor risiko yang diteliti pada Framingham Risk Score for
Hypertension kami juga mengambil data kadar kolesterol total dan lingkar
pinggang karena sangat berkaitan dengan kejadian hipertensi.21
- Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang diadaptasi
dan dimodifikasi dari Framingham Risk Score for Hypertension,
spygmomanometer, timbangan berat badan, stature meter untuk mengukur
tinggi badan, kalkulator, dan tabel IMT/U.
3.5.2 Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden akan diolah
dengan menggunakan program komputer software SPSS for windows versi
22.0. Tahapan pengolahan data yaitu coding, editing, entry data dan cleaning.
Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis univariat dan analisis
bivariat, yaitu sebagai berikut:
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
40/94
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
41/94
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji instrumen dilakukan kepada 30 responden yang merupakan
masyarakat Binaan KPKM Buaran. Kuesioner yang digunakan berasal dari
Framingham Heart Study yaitu “Framingham Risk Score for Hypertension” yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya, yang kemudian dimodifikasi untuk
kepentingan penelitian.8,31 Pada penelitian ini didapatkan nilai kritis untuk
korelasi r product-moment (r tabel) sebesar 0,361.28 Nilai ini didapatkan
berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih yaitu 30 responden
dan 5%.
4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan istrumen yang
digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.29 Suatu item
dikatakan memiliki nilai validitas yang baik apabila memiliki nilai Pearson
correlation (r hitung) lebih dari r tabel.30
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pada Item Pemeriksaan
No. Item Pemeriksaan Pearson
correlation
P value Tabel r Keterangan
1. Tekanan darah
sistolik
0,591 0,001 0,361 Validitas baik
2. Tekanan darah
diastolik
0,622 0,000 0,361 Validitas baik
3. Berat badan 0,491 0,006 0,361 Validitas baik
4. Tinggi badan 0,219 0,246 0,361 Validitas kurang baik
5. Lingkar pinggang 0,449 0,013 0,361 Validitas baik
4. Kolesterol 0,811 0,000 0,361 Validitas baik
5. Gula darah puasa 0,508 0,004 0,361 Validitas baik
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
42/94
28
Berdasarkan hasil uji validitas item pemeriksaan diatas didapatkan nilai
pearson correlation dari semua item pemeriksaan lebih besar dari nilai r tabel
(0,361) kecuali item tinggi badan, sehingga dapat dikatakan bahwa semua item
pemeriksaan tersebut memiliki nilai validitas yang baik. Pada item tinggi badan
yang mempunyai hasil 0,219 yang artinya
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
43/94
29
8. Berapa kadar kolesterol
total Anda biasanya?
0,428 0,018 0,306 Validitas baik
9. Apakah Anda seorang
perokok?
0,068 0,721 0,306 Validitas
kurang baik
10. Apakah anggota keluarga
Anda ada yang pernah di
diagnosis tekanan darah
tinggi/hipertensi?
0,293 0,116 0,306 Validitas
kurang baik
11. Bagaimana kebiasaan
Anda dalam
mengkonsumsi makanan
berlemak? Bandingkan
makanan tinggi lemak dan
rendah lemak.
0,260 0,164 0,306 Validitas
kurang baik
12. Bagaimana kebiasaan
Anda dalam
mengkonsumsi makanan
berserat? Bandingkan
makanan tinggi serat dan
rendah serat.
-0,137 0,469 0,306 Validitas
kurang baik
13. Apakah Anda
mengkonsumsi sayur atau
buah setiap hari dalam
jumlah yang cukup?
0,263 0,161 0,306 Validitas
kurang baik
14. Bagaimana aktivitas fisikAnda dalam sehari?
0,654 0,000 0,306 Validitas baik
Mengacu pada nilai pearson correlation lebih dari 0,361, berdasarkan
tabel di atas keseluruhan item memiliki nilai validitas yang baik kecuali item
nomor 9 sampai 13. Hal tersebut terjadi karena mayoritas responden umumnya
memiliki kebiasaan diet tinggi lemak, diet rendah serat, serta tidak
mengkonsumsi sayur dan atau buah setiap hari dalam porsi yang cukup sehingga
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
44/94
30
data yang didapat untuk item nomor 11, 12 dan 13 kurang bervariasi. Begitu juga
untuk item nomor 9 dan 10, hasil validitas yang kurang baik disebabkan
kurangnya variasi data yang diperoleh.
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah terjemahan dari
kuesioner yang sudah valid di skala internasional sehingga untuk kepentingan
perhitungan skor risiko hipertensi maka item nomor 9 dan 10 pada item
wawancara ini akan tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan instrumen
penelitian menghasilkan ukuran yang konsisten apabila digunakan untuk
melakukan pengukuran berkali-kali.29,30 Suatu instrumen dikatakan memiliki nilai
reliabilitas yang baik jika didapatkan nilai cronbach’s alpha lebih dari nilai kritis
untuk korelasi r product-moment (r tabel).37 R tabel didapatkan sebesar 0,361
untuk jumlah sampel 30 dan tingkat signifikan 0,05. Selain membandingkan
dengan r tabel, menilai reliabilitias suatu instrumen juga dapat dilakukan dengan
hanya melihat nilai cronbach’s alpha. Berikut interpretasi nilai cronbach’s alpha:
1. Kurang reliabel: Cronbach’s Alpha 0,00 - 0,20
2. Agak reliabel: Cronbach’s Alpha 0,21 - 0,40
3. Cukup reliabel: Cronbach’s Alpha 0,42 - 0,60
4. Reliabel: Cronbach’s Alpha 0,61 - 0,80
5. Sangat reliabel: Cronbach’s Alpha 0,81 - 1,00.
Tabel 4.3 Nilai Alpha Uji Realibilitas
Cronbach’s Alpha N of items
0,726 10
Dari tabel di atas didapatkan bahwa uji reliabilitas dilakukan pada 10 item
dan didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,726. Nilai Cronbach’’s Alpha
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
45/94
31
tersebut lebih besar dari nilai r tabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrumen ini memiliki nilai reliabilitas yang baik.
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas
No. Item Kuesioner Cronbcah’s Alpha
if item deleted
Keterangan
1. Berapa tekanan darah
Anda biasanya?
0,665 Reliabel
2. Apakah Anda pernah
meminum obat tekanandarah tinggi? (pernah di
masa lalu / sedang
menjalani pengobatan)
0,697 Reliabel
3. Apakah Anda pernah
meminum obat tekanan
darah tinggi secara rutin ?
0,714 Reliabel
4. Apakah Anda pernah
mempunyai kadar gula
darah yang tinggi?
0,692 Reliabel
5. Bagaimana kadar Gula
Darah Puasa Anda
biasanya?
0,700 Reliabel
6. Apakah Anda mengidap
penyakit gula / kencing
manis ?
0,711 Reliabel
7. Berapa kadar kolesterol
total Anda biasanya?
0,713 Reliabel
8. Apakah Anda seorang
perokok?
0,738 Reliabel
9. Apakah anggota keluarga
Anda ada yang pernah di
0,725 Reliabel
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
46/94
32
diagnosis tekanan darah
tinggi/hipertensi?
10. Bagaimana aktivitas fisik
Anda dalam sehari?
0,696 Reliabel
Tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua item pemeriksaan
memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 yang artinya item-item tersebut reliabel.
Tingginya nilai reliabilitas ini disebabkan oleh pengambilan data yang
menggunakan metode wawancara sehingga responden mendapatkan penjelasan
langsung dari pewawancara mengenai item-item kuesioner.
4.2 Gambarahn Umum Masyarakat Binaan KPKM Buaran
4.2.1 KPKM
Klinik Pelayanan Kesehatan Masyarakat (KPKM) adalah sebuah fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mendorong upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Selain menjadi pusat pelayanan
kesehatan di tingkat dasar, KPKM pun didirikan sebagai lahan pendidikan dan
penelitian bagi mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK). Sasaran didirikannya KPKM adalah untuk memberikan
pelayanan kesehatan bagi warga Kota Tangerang Selatan dan warga sekitarnya.
KPKM terdiri dari 2 unit:
1. KPKM Buaran, yang terletak di Jl.H.Jamat Gg Rais RT 002/RW 005
Buaran, Serpong, Tangerang Selatan.
2. KPKM Reni Jaya, yang terletak di Jl. Surya Kencana RT 002/RW 006
Pamulang Barat, Tangerang Selatan.43
4.2.2 Masyarakat Binaan KPKM Buaran
Masyarakat binaan KPKM Buaran adalah masyarakat Kelurahan Buaran
yang tinggal di sekitar KPKM Buaran. Masyarakat binaan KPKM Buaran
mencakup warga di RW 3, 4, dan 5 dengan total penduduk sekitar 5000
penduduk.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
47/94
33
4.2.3 Demografi Kelurahan Buaran
Kelurahan Buaran terdiri dari 9 rukun warga (RW) dan 33 rukun tetangga
(RT) dengan Jumlah penduduk sebanyak 13.064 jiwa. Jumlah kepala keluarga
(KK) terhitung sebanyak 3.783 KK dengan rata-rata jumlah penduduk per KK
sebanyak 3 orang.44
Tabel 4.5 Demografi Kelurahan Buaran (N=13.064)44
No Variabel Kategori
Jumlah
nPersentase
(%)
1 Jenis Kelamin Perempuan 6332 48,5
Laki-laki 6732 51,5
2 Usia 55 1757 13,4
3 Pendidikan Terakhir Tidak sekolah 2433 18,6
SD 2504 19,2
SMP 2834 21,7
SMA 9246 29,9
Perguruan tinggi 1385 10,6
4 Pekerjaan Tidak/Belum bekerja 934 7,1
Mengurus Rumah
Tangga
3445 26,4
Pelajar / Mahasiswa 3035 23,2
Pensiunan 50 0,4
Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
77 0,6
Tentara Nasional 30 0,2
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
48/94
34
Indonesia (TNI)
Polisi Republik
Indonesia (POLRI)
29 0,2
Pedagang 1279 9,8
Petani 9 0,1
Peternak 6 0,0
Nelayan - 0,0
Karyawan
BUMN/BUMD/Swasta
2833 21,7
Buruh Harian Lepas 1020 7,8
Guru 136 1,0
Dosen 5 0,0
Dokter 16 0,1
Perawat 17 0,1
Bidan 17 0,1
Lainnya 126 1,0
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa sebaran penduduk cukup merata
untuk laki-laki dan perempuan dengan persentase sebanyak 48,5% untuk
perempuan dan 51,5% untuk laki-laki. Kebanyakan penduduk berusia kurang dari
45 tahun yaitu sebanyak 9166 (70,2%) orang, sedangkan penduduk berusia antara
45-54 tahun sebanyak 2141 (16,4%) orang dan penduduk berusia lebih dari 55
tahun sebanyak 1757 (13,4%) orang. Berdasarkan pendidikan terakhir,
kebanyakan penduduk adalah lulusan SMA yaitu sebesar 29,9%, diikuti lulusan
SMP, SD, tidak sekolah, dan perguruan tinggi dengan persentase sebesar 21,7%,19,2%, 18,6%, dan 10,6%. Jenis pekerjaan penduduk sangat bervariasi dengan
persentase terbesar adalah pengurus rumah tangga (23,2%), pelajar/
mahasiswa(23,2%), karyawan BUMN/BUMD/swasta (21,7%), pedagang (9,8%),
buruh harian lepas (7,8%), dan penduduk yang belum/ tidak bekerja (7,1%).
Jumlah penduduk dengan jenis pekerjaan lain tidak lebih dari 2% total jumlah
penduduk Kelurahan Buaran.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
49/94
35
4.3 Analisis Univariat
Pada analisis univariat akan dideskripsikan mengenai karakteristik
responden dan sebaran responden berdasarkan masing-masing variabel, baik
variabel bebas maupun variabel terikat. Penelitian ini melibatkan 134 responden
sebagai subjek penelitian, namun setelah dilakukan wawancara terpimpin dan
pememeriksaan, sejumlah 47 orang (35%) merupakan pasien hipertensi sehingga
dieksklusi dari penelitian.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Univariat (n=87)
No Variabel Kategori
Jumlah
nPersentase
(%)
1. Jenis kelamin Laki-laki 26 29,9
Perempuan 61 70,1
2. Usia 64 tahun 6 6,9
3. Pendidikan terakhir Tidak sekolah 14 16,1
SD 34 39,1
SMP 15 17,2
SMA 23 26,4
Perguruan tinggi 1 1,1
4. Pekerjaan Tidak bekerja 55 63,2
Bekerja 32 36,8
5. Indeks Massa Tubuh (IMT) Underweight 4 4,6
Normal weight 28 32,2
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
50/94
36
Overweight 15 17,2
Obesitas I 28 32,2
Obesitas II 12 13,8
6. Lingkar Pinggang (LP) Normal 65 74,7
Obesitas sentral 22 25,3
7. Aktivitas fisik Tinggi 56 64,4
Rendah 31 35,6
8. Diet sayur-buah Tidak 54 62,1
Ya 33 37,9
9. Diet makanan berlemak Rendah lemak 35 40,2
Seimbang 20 22,9
Tinggi lemak 32 36,8
10. Diet makanan berserat Rendah serat 73 83,9
Seimbang 8 9,2
Tinggi serat 6 6,9
11. Kolesterol total =240 mg/dl 30 34,5
12. Gula Darah Puasa (GDP) GDP ≤ 90 15 17,2
GDP 91-110 39 44,8
GDP > 110 33 37,9
13. Tekanan darah sistol < 120 mmHg 21 24,1
120-139 mmHg 59 67,8
140mmHg 7 8,0
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
51/94
37
14. Tekanan darah diastol < 80 mmHg 16 18,4
80-89 mmHg 39 44,8
90 mmHg 32 30,6
15. Minum obat anti hipertensi Tidak 79 90,8
Ya 8 9,2
16. Perokok Tidak 65 74,7
Ya 22 25,3
17. Riwayat keluarga hipertensi Tidak ada 62 71,3
Satu orang 21 24,1
Keduanya 4 4,6
18. Diabetes Mellitus (DM) Tidak 79 94,1
Ya 5 5,9
19. Tingkat risiko hipertensi Risiko rendah 10 11,5
Risiko sedang 21 24,1
Risiko tinggi 56 64,4
Berdasarkan tabel 4.6, sebaran jenis kelamin responden tidak merata untuk
laki-laki dan perempuan. Paling banyak responden berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 61 orang (70,1%), sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki
sebanyak 26 orang (29,9%). Hal ini dikarenakan peneliti mengambil data pada
jam kerja di akhir pekan sehingga kebanyakan laki-laki sedang tidak berada di
rumah. Selain itu, banyaknya laki-laki yang menolak untuk menjadi responden
menjadi faktor yang membuat tidak meratanya sebaran responden berdasarkan
jenis kelamin.
Sebaran pendidikan terakhir responden bervariasi untuk semua tingkat
pendidikan. Paling banyak responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 34 orang
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
52/94
38
(39,1%), diikuti pendidikan SMA 23 orang (26,4%), SMP 15 orang (17,2%), tidak
sekolah 14 orang (16,1%), dan perguruan tinggi 1 orang (1,1%). Mayoritas
masyarakat binaan KPKM Buaran berpendidikan menengah ke bawah.
Kebanyakan responden berusia diantara kurang dari 45 tahun, yaitu
sebanyak 37 orang (42,5%), diikuti responden dalam kelompok usia 45-54 tahun
36 orang (41,4%), responden dalam kelompok usia 55-64 tahun 8 orang (9,2%),
dan responden berusia lebih dari 64 tahun sebanyak 6 orang (6,9%).
Indeks massa tubuh (IMT) dikelompokkan menjadi lima kategori. IMT
kurang dari 18,5 kg/m2 dimasukkan ke dalam kategori underweight IMT antara
18,5-22,9 kg/m2 dimasukkan ke dalam kategori normal weight , IMT 23,0 kg/m2
atau lebih dimasukkan ke dalam kategori overweight, IMT 25,0-29,9 kg/m2 masuk
kategori obesitas I, dan IMT 30,0 kg/m2. Berdasarkan IMT, jumlah terbanyak
responden yaitu masing-masing 28 orang (32,2%) masuk ke dalam kategori
normal weight dan obesitas I, diikuti kategori overweight sebanyak 15 orang (17,2
%), kategori obesitas II sebanyak 12 orang (13,8%) dan 4 orang (4,6%) lainnya
masuk ke dalam kategori underweight.
Terdapat dua kategori untuk lingkar pinggang yaitu normal dan obesitas
sentral. Lingkar pinggang dikatakan normal apabila kurang dari 90 cm pada laki-
laki dan kurang dari 80 cm pada perempuan. Apabila lingkar pinggang lebih dari
nilai tersebut, maka masuk kategori obesitas sentral. Hasil analisis menunjukan
bahwa kebanyakan responden memiliki ukuran lingkar pinggang yang masuk
kategori obesitas sentral sebanyak 65 orang (74,7%) dan kategori normal 22 orang
(25,3%).
Aktivitas fisik responden dikelompokkan menjadi tiga kategori. Aktivitas
fisik tinggi apabila responden melakukan kegiatan fisik berat minimal 150 menitatau kegiatan fisik sedang minimal 300 menit dalam satu minggu. Aktivitas fisik
sedang apabila melakukan kegiatan fisik berat minimal 75 menit atau kegiatan
fisik sedang minimal 150 menit dalam satu minggu. Aktivitas fisik rendah apabila
kegiatan fisik responden tidak memenuhi kriteria aktivitas fisik sedang dan tinggi.
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa kebanyakan responden yaitu sebanyak 56
orang (64,4%) masuk ke dalam kategori aktivitas fisik tinggi, sedangkan
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
53/94
39
responden yang masuk ke dalam kategori aktivitas rendah yaitu sebanyak 31
orang (35,6%).
Variabel diet sayur dan buah didapatkan dari dua buah pertanyaan yang
diadaptasi dari standar porsi harian untuk buah dan sayur disesuaikan dengan
dietary guideline yang dikeluarkan oleh Amerika. Variabel diet makanan
berlemak dan makanan berserat ditanyakan untuik mengetahui kebiasaan makan
pada responden karena banyak diet tinggi lemak dan rendah serat dapat menjadi
faktor risiko hipertensi. Kebanyakan responden yaitu sebanyak 54 orang (62,1%)
tidak mengkonsumsi sayur dan atau buah setiap hari dalam porsi yang cukup,
sedangkan 33 orang (37,9%) lainnya mengkonsumsi sayur dan atau buah dalam
porsi yang cukup setiap harinya. Sebanyak 32 orang (36,8%) memiliki kebiasaan
diet tinggi lemak, tidak jauh berbeda dengan jumlah yang diet rendah lemak yaitu
35 orang (40,2%), dan sisanya diet rendah dan tinggi lemak dalam jumlah
seimbang. Berdasarkan hassil data diet serat pada responden, terdapat perbedaan
jumlah yang signifikan yakni dari total 87 orang terdapat 73 orang (83,9%)
memiliki kebiasaan diet rendah serat, hanya 6 orang (6,9%) yang diet tinggi serat.
Jadi, dari 87 responden sebagian besar tidak mengkonsumsi sayur atau buah setiap
hari dalam jumlah cukup, jumlah orang yang memiliki kebiasaan diet rendah
lemak dan tinggi lemak hampir sama, dan mayoritas responden memiliki
kebiasaan diet rendah serat.
Pada hasil pemeriksaan kolesterol total yang diambil dari pembuluh darah
kapiler, sebanyak 60 orang (69%) memiliki nilai kolesterol total ≥200 mg/dl
dengan jumlah responden yang sama masing-masing 30 orang (34,5%) memiliki
kolesterol total ≥240 mg/dl dan 200-239 mg/dl. Jadi, lebih dari setengah jumlah
responden memiliki kolesterol total yang tinggi.Sebanyak 33 orang (37,9%) memiliki nilai GDP >110 mg/dl, hanya 15
orang (17,2%) yang memiliki nilai GDP ≤90 mg/dl. Mayoritas sisanya sebanyak
39 orang (44,8%) memiliki GDP antara 91-110 mg/dl. Pada responden yang
memiliki GDP tinggi (>110 mg/dl) dapat disarankan untuk mulai memodifikasi
gaya hidup dan dilakukan pemeriksaan GDP ulang atau GD2PP.
Sebanyak 47 orang (35%) memiliki riwayat hipertensi atau sedang
menjalani pengobatan hipertensi dan 87 orang lainnya tidak. Pada pemeriksaan
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
54/94
40
tekanan darah juga didapatkan sebanyak 57 orang memiliki tekanan darah
>130/90 mmHg sehingga tidak dapat dimasukkan pada instrumen Framingham
Risk Score for Hypertension.
Mayoritas responden, sebanyak 62 orang (71,3%) tidak memiliki riwayat
hipertensi pada ibu maupun ayah. Sedangkan sebanyak 21 orang (25,3%)
memiliki satu orang dengan riwayat hipertensi dan 4 orang (4,6%) dengan kedua
orang tua riwayat hipertensi.
Pada variabel perokok, sebanyak 22 orang (25,3%) adalah seorang
perokok dan 65 orang (74,7%) bukan perokok. Perokok adalah seseorang yang
merokok lebih dari 100 batang rokok dalam sebulan atau sedang mencoba
berhenti merokok dalam sebulan terakhir.
Dari keseluruhan 134 responden, diketahui jumlah responden yang masuk
ke dalam kategori pasien hipertensi dengan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 47
orang (35,1%), sedangkan responden yang bukan pasien hipertensi sebanyak 87
orang (64,9%). Pasien hipertensi adalah orang dengan riwayat minum obat anti
hipertensi dan/atau pada hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan >130/90
mmHg. Berdasarkan tabel 4.6, 56 orang (41,8%) memiliki risiko tinggi untuk
menderita hipertensi, 21 orang (15,7%) memiliki risiko sedang, dan 10 orang
(7,5%) memiliki risiko rendah.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
55/94
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
56/94
42
Hasil ini tidak sejalan dengan data WHO, bahwa dari seluruh region
wilayah, prevalensi hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita.
Namun perbedaan ini hanya signifikan secara stastistik pada regional wilayah
Amerika dan Eropa.11 Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada laki-laki sebanyak
22,8%, tidak berbeda jauh dengan perempuan dengan prevalensi sebesar 28,8%.10
4.4.2 Hubungan Antara Usia dengan Tingkat Risiko Hipertensi
Tabel 4.8 Sebaran Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Risiko
Hipertensi
Usia
Tingkat Risiko HipertensiTotal
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % n %
35-45 tahun 20 50,0 20 50,0 40 100
46-55 tahun 10 27,8 26 72,2 36 100
≥56 tahun 1 9,1 10 90,9 11 100
Total 31 35,6 56 64,4 134 100
p-value= 0,019
Hasil analisis hubungan antara usia dengan tingkat risiko hipertensi
diperoleh bahwa jumlah responden dengan kelompok usia 46-55 tahun memiliki
tingkat risiko hipertensi terbanyak dibanding kelompok usia lainnya, yaitu 26
orang (72,2%). Hanya satu orang (3,4%) responden pada kelompok usia ≥56
tahun yang memiliki risiko rendah-sedang hipertensi.
Hal ini sesuai dengan patofisiologi dan data Riskesdas tahun 2013 bahwa
insidensi hipertensi meningkat seiring pertambahan usia karena terjadi proses
penuaan yang mengakibatkan disfungsi endotel pembuluh darah.10,21 Tingkat
risiko tinggi hipertensi paling banyak dimiliki oleh kelompok usia 46-55 tahun
(26 orang; 72,2%) bila dibandingkan kelompok usia lainnya. Sedangkan pada
kelompok usia 35-45 tahun memiliki jumlah responden risiko sedang-rendah
hipertensi paling banyak yaitu (20 orang; 50%). Berdasarkan hasil uji chi square
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
57/94
43
didapatkan nilai p=0,019. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara usia dengan tingkat risiko hipertensi.
4.4.3
Hubungan Antara Tekanan Darah Sistol dengan Tingkat Risiko Hipertensi
Tabel 4.9 Sebaran Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sistol dan
Tingkat Risiko Hipertensi
Sistol
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % n %
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
58/94
44
4.4.4 Hubungan Antara Tekanan Darah Diastol dengan Tingkat Risiko
Hipertensi
Tabel 4.10 Sebaran Responden Berdasarkan Tekanan Darah Diastol dan
Tingkat Risiko Hipertensi
Diastol
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % n %
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
59/94
45
4.4.5 Hubungan antara IMT dengan Tingkat Risiko Hipertensi
Tabel 4.11 Sebaran Responden Berdasarkan IMT dan Tingkat Risiko
Hipertensi
IMT
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % N %
Normal weight 14 43,8 18 56,3 32 100
Overweight 7 46,7 8 53,3 15 100
Obesitas 10 25,0 30 75,0 40 100
Total 31 35,6 56 64,4 87 100
p-value= 0,158
Hasil analisis hubungan antara IMT dengan tingkat risiko hipertensi
diperoleh bahwa jumlah responden obesitas memiliki risiko tinggi lebih banyak
(30 orang; 75%) dibandingkan responden normal weight dan overweight . Pada
risiko rendah-sedang hipertensi didominasi oleh responden dengan normal
weight, kemungkinan hal ini dikarenakan responden dengan overweight dan
obesitas lebih banyak dikelompokkan pada risiko tinggi. Ini sejalan dengan
penelitian Julianty tahun 2010 bahwa risiko terkena hipertensi dengan berat
badan lebih, berpeluang 2,3 kali dibandingkan dengan berat badan normal.
Responden dengan berat badan lebih akan terjadi penumpukan jaringan lemak,
yang dapat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah dalam
meningkatkan kerja jantung untuk dapat memompakan darah ke seluruh tubuh.24
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,158. Hal ini
menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara IMT dengan tingkat risiko
hipertensi. Bila nilai p tidak bermakna dan bernilai
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
60/94
46
4.4.6 Hubungan antara Perokok dengan Tingkat Risiko Hipertensi
Tabel 4.12 Sebaran Responden Berdasarkan Status Merokok dan
Tingkat Risiko Hipertensi
Perokok
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % N %
Tidak 22 33,8 43 66,2 65 100
Ya 9 40,9 13 59,1 22 100
Total 31 35,6 56 64,4 87 100
p-value= 0,550
Hasil analisis hubungan antara perokok dengan tingkat risiko hipertensi
diperoleh bahwa jumlah responden yang bukan perokok yang memiliki risiko
tinggi hipertensi lebih banyak (43 orang; 66,2%) dibandingkan responden perokok
(13 orang; 59,1%). Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p=0,550. Hal
ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara perokok dengan tingkat
risiko hipertensi.
Hasil uji statistik diatas tidak sejalan dengan penelitian kohort yang
dilakukan oleh Khsirsagar bahwa merokok merupakan karakteristik yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi.34 Seperti halnya yang dikemukakan oleh
Thuy bahwa risiko hipertensi bagi mereka yang telah merokok selama 30 tahun
atau lebih adalah 1,52 kali (95% CI 0,95-2,44) dibandingkan dengan perokok
kurang dari 30 tahun, tanpa memperhitungkan apakah mereka sebagai perokok
saat ini atau sebagai mantan perokok.35
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
61/94
47
4.4.7 Hubungan Antara Riwayat Orang Tua Hipertensi dengan Tingkat Risiko
Hipertensi
Tabel 4.13 Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tun
Hipertensi dan Tingkat Risiko Hipertensi
Riwayat Orang
Tua Hipertensi
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % n %
Tidak ada 24 38,7 38 61,3 62 100
Ada 7 28,0 18 72,0 25 100
Total 31 35,6 56 64,4 87 100
p-value= 0,345
Hasil analisis hubungan antara riwayat orang tua hipertensi dengan
tingkat risiko hipertensi diperoleh bahwa jumlah responden tanpa riwayat
hipertensi orang tua memiliki rrisiko tinggi hipertensi lebih banyak (38 orang;
61,3%) dibandingkan responden dengan riwayat hipertensi pada orang tua (18
orang; 72%). Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p=0,345. Hal ini
menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat
risiko hipertensi.
Hasil analisis diatas tidak sejalan dengan penelitian Jonna dkk yang
menyatakan bahwa seseorang yang memiliki riwayat hipertensi pada orang tua
berhubungan dengan risiko tinggi hipertensi (p=0,0001) dengan riwayat
hipertensi pada ibu adalah 2,14 kali (95% CI 1,52-3,01) lebih tinggi dibanding
riwayat hipertensi pada ayah.23 Hal yang menyebabkan nilai p kurang signifikan
kemungkinannya adalah responden tidak mengetahui dengan pasti apakah
terdapat riwayat hipertensi pada orang tua atau tidak sehingga terjadi recall bias.
Nilai validitas pada item pertanyaan ini juga kurang baik, sehingga
mempengaruhi hasil analisis. Selain itu, riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga
bukan faktor risiko utama namun riwayat keluarga akan meningkatkan angka kejadian
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
62/94
48
jika responden sudah memiliki gaya hidup yang berisiko terhadap penyakit.
4.4.8
Hubungan antara Kolesterol Total dengan Tingkat Risiko Hipertensi
Tabel 4.14 Sebaran Responden Berdasarkan Kolesterol Total dan Tingkat
Risiko Hipertensi
olesterol Total
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
n % n % n %
200-239 mg/dl 8 29,6 19 70,4 27 100
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
63/94
49
4.4.9 Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Tingkat Risiko Hipertensi
Tabel 4.15 Sebaran Responden Berdasarkan Lingkar Pinggang dan Tingkat
Risiko Hipertensi
Lingkar
Pinggang (LP)
Tingkat Risiko Hipertensi
Total
Rendah-Sedang Tinggi
N % N % N %
Normal 7 33,3 14 66,7 21 100
Obesitas sentral 24 36,4 42 63,6 66 100
Total 31 35,6 56 64,4 87 100
p-value= 0,801
Hasil analisis hubungan antara lingkar pinggang dengan tingkat risiko
hipertensi diperoleh bahwa jumlah responden dengan obesitas sentral yang
memiliki risiko tinggi hipertensi lebih banyak (42 orang; 63,6%) dibandingkan
responden dengan lingkar pinggang normal (14 orang; 66,7%). Berdasarkan hasil
uji statistik didapatkan nilai p=0,801. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara lingkar pinggang dengan tingkat risiko hipertensi.
Hasil analisis tersebut tidak sejalan dengan teori bahwa obesitas sentral
berhubungan erat dengan resistensi insulin yang berperan dalam patogenesis
hipertensi dengan cara meningkatkan resistensi perifer.21 Khsirsagar pada tahun
2010 juga menyatakan bahwa obesitas sentral merupakan prediktor kuat terhadap
kejadian hipertensi.34 Namun, penelitian multivariat Guliano Tocci tahun 2009
mengungkapkan bahwa bila faktor risiko utama (peningkatan tekanan darah,
merokok, kolesterol tinggi, usia tua, ras Asia-Afrika, jenis kelamin) sudah dimiliki
seseorang, maka faktor risiko lainnya tidak terlalu berperan dalam kejadian
hipertensi.36
4.5 Kelebihan Penelitian
Untuk penilaian yang bertujuan menilai tingkat risiko hipertensi,
penelitian dengan desain cross-sectional ini lebih efektif dan efisien
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
64/94
50
dibandingkan dengan desain penelitian lainnya. Penelitian untuk menilai tingkat
risiko hipertensi dengan Framingham Risk Score for Hypertension masih sedikit
dilakukan di Indonesia, padahal hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
bagian dari upaya pencegahan hipertensi di komunitas. Di era JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) yang menitikberatkan pada promotif dan preventif suatu
penyakit, penilaian tingkat risiko hipertensi dengan Framingham Risk Score for
Hypertension ini sangat sesuai dilakukan di fasilitas pelayanan primer. Hasil
validitas dan reliabilitas instrumen yang bernilai baik juga dapat diaplikasikan
pada penelitian lain diberbagai daerah di Indonesia.
4.6 Keterbatasan Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan oleh 5 orang observer
sehingga memungkinkan terjadinya bias inter-observer , kemungkinan pertanyaan
yang diajukan tidak cukup jelas, dan kesalahan dalam pengukuran.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
65/94
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1.
Sebaran tingkat risiko hipertensi dalam 4 tahun pada masyarakat binaan KPKM
Buaran FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut:
sebanyak 10 orang (11,5%) memiliki risiko rendah, 21 orang (24,1%) memiliki
risiko sedang dan 56 orang (64,4%) memiliki risiko tinggi.
2. Jumlah pasien hipertensi pada masyarakat binaan KPKM Buaran FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 47 orang (35%) dari total responden.
3. Variabel yang terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat risiko
hipertensi (p0,05) pada masyarakat KPKM Buaran FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.2 SARAN
1.
Untuk meneliti lebih lanjut penilaian tingkat risiko hipertensi dengan
Framingham Risk Score for Hypertension dengan jumlah sampel lebih banyak
dan pengukuran yang lebih valid sehingga dapat bermanfaat lebih banyak.
2.
Melakukan analisis multivariat dengan desain kohort untuk mengetahui ods ratio
dari variabel yang dianalisis sehingga dapat diketahui faktor risiko yang paling
dominan pada responden penelitian.
3. Memperbaiki dan mengembangkan kuesioner juga melakukan pelatihan pada
observer terutama pada item yang memiliki nilai validitas yang kurang baik untuk
menghindari bias yang dapat mempengaruhi hasil penelitian serta lebih jauh lagi
agar dapat membuat kuesioner baku bagi Indonesia yang diadaptasi dari
Framingham Risk Score for Hypertension.
-
8/18/2019 Aliefa Asyifa-fkik.pdf
66/94
52
DAFTAR PUSTAKA
1.
Depkes RI. Hipertensi Faktor Risiko Utama Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta. [cited
2015 Aug 15]. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-
release/157-hipertensi.
2.
WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. Guidelines of the management of
hypertension. J Hypertension. 2003; 21 (11): 1983-1982
3. Joint National Committee of Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure (JNC). The Seventh Report of the JNC (JNC-7). JAMA. 2003
4. Yugiantoro Muhammad. Hipertensi Esensial: dalam Sudoyo S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2010;p.1079-81
5.
Ekowati Rahajeng, Sulistyowati Tuminah. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya
di Indonesia. Artikel penelitian: IDI. 2009.
6. Samuel Klien, dkk. Obesity. In: Larsen PR, Kronenberg, Melmed S, Polonsky KS.
Williams Textbook of Endpocrinology, 10th e. 2003: p. 1605-15.
7. Message from Regional Director on World Health Day 2013-High Blood Pressure.
WHO Regional Office for South-East Asia. 2013.
8.
Parikh, Pencina, Wang, Benjamin, Lanier, dkk. [Internet] A Risk Score for Predicting
Near-Term Incindence of Hypertension: The Framingham Heart Study. Framinghamrisk score. 2008. [date unknown; cited 2015 Aug 16]. Available from:
www.fram