AKTIVITAS PENGANGKUT SAMPAH DI KELURAHAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1C110129_sitedi_SKRIPSI...
Transcript of AKTIVITAS PENGANGKUT SAMPAH DI KELURAHAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1C110129_sitedi_SKRIPSI...
1
AKTIVITAS PENGANGKUT SAMPAH DI KELURAHAN
WOWAWANGGU, KECAMATAN KADIA, KOTA KENDARI
SKRIPSI
Oleh :
LAODE MARFA HAFIED
C1C1 10 129
Diajukan dalam rangka untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sosial Strata satu (S-1) dengan sebutan S.Sos. Pada Jurusan
Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo Kendari
JURUSAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
4
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang patut diucapkan selain puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga hasil
penelitian dapat terselesaikan sebagai mestinya. Dalam penyusunan Skripsi ini,
penulis telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan dan petunjuk dari Ibu
Dra. Wa Ode Sitti Hafsah, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Akhmad
Marhadi, S.Sos., yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dengan
ikhlas, sehingga hasil penelitian ini dapat terselesaikan.
Penghargaan dan terima kasih yang istimewa penulis ucapkan kepada
Ayahanda Laode Abd Hafid Bala, Ibunda Wa Imaana yang tersayang dan tercinta,
bersama seluruh jajaran keluarga besar saya, yang senantiasa memberikan bantuan
baik berupa materi maupun secara moril.
Selanjutnya penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Ibu Dra. Wa Ode Sitti Hafsah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Dr. La Ode Topo Jers, selaku Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu
Budaya.
4. Bapak, Ibu Dosen serta Staf karyawan Fakultas Ilmu Budaya khususnya
Jurusan Antropologi.
5. Pemerintah Kelurahan Wawowanggu Kecamatan Kadia Kota Kendari, yang
telah memberikan informasi sehingga penelitian ini berjalan sebagaimana
mestinya.
5
6. Kakakku yang tersayang Muh. Anton, Muh. David, Sitti Mariana, La Ode
Abd. Haliki yang telah memberikan doa dan dukungan dalam penyelesaian
studi saya.
7. Adikku yang tersayang Wa Ode Sufiana Harainti Hafid, Jania Ariska
DAmayanti Hafid terima kasih telah memberikan doa dan dukungan dalam
penyelesaian studi saya.
8. Keluarga besarku yang turut mendoakan kesuksesan penulis dan selalu
memberikan dorongan baik spirit maupun materi kepada penulis sehingga
hasil ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Kerabat-kerabatku (Safry, Firman, Roys Nugraha, Demianus, Pesardin, Neni
Listiana, Okmi, Hasrin, Reni, Faisal Siregar Akbar, Samier Efendi,
Firmayanto, Agus Sumardi, Al Marsaban, Syahri Dauliah, Zahra, Harpin,
Sulaiman, Marfah, Alham, Nisa Ilmiaty, Nisa Nasyira, Nuranita, Lia,
Muschad, Anti Darlan dll.) terima kasih banyak telah menjadi kerabat yang
baik. Serta kerabatku angkatan 2010 dan angkatan yang lainnya, yang tidak
dapat disebutkan namanya satu per satu. Tidak terlupakan temanku dan teman-
teman lainnya.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa semoga Allah SWT,
memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu
penulis, Amin.
Kendari, Maret 2015
Penulis
6
ABSTRAK
LAODE MARFA HAFIED (C1C1 10 129) dengan judul skripsi Aktivitas
Pengangkut Sampah di Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia, Kota
Kendari, dibimbing oleh Waode Sitti Hafsah, sebagai pembimbing 1, dan
Akhmad Marhadi, sebagai pembimbing 2.
Aktifitas pengangkutan sampah di Kelurahan Wowawanggu yang
dilakukan oleh pengangkut sampah sebagai mata pencaharian mereka menarik
untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan Mendeskripsikan aktivitas Petugas
pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia, kemudian
memahami alasan dalam memilih pekerjaan sebagai petugas sampah. Peneliti
menggunakan Teori Fenomenologi Edmund Husserl. Penelitian ini dilakukan
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Wowawanggu karena merupakan rute
aktivitas keseharian petugas pegangkut sampah, sehingga memudahkan peneliti
untuk pengamatan dan penelitian. Pemilihan informan dalam penelitian ini
ditentukan dengan cara sengaja atau purposive sampling untuk memilih sesuai
kebutuhan. Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan terlibat dan
wawancara lalu dianalisa dengan cara mengelompokkan, mengkaji, kemudian
disusun berdasarkan kategori yang sama. Hasil penelitian ini digambarkan secara
umum bahwa Pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu melakukan
pengangkutan sampah dengan dua cara, yakni mereka melakukan pembagian
pada tempat-tempat yang diprioritaskan untuk diangkut sampahnya, dan mereka
melakukan pengangkutan sampah dengan memperhitungkan jalur-jalur yang
mereka lintasi. Urutan Aktivitas Pengangkutan Sampah di Kelurahan
Wowawanggu yakni tahap persiapan, Berangkat Ke Lokasi Pengangkutan
Sampah dan Memuat Sampah, Pengangkutan Sampah di Universitas
Muhammadiyah, Pengangkutan Sampah di Jalan Jati Raya, Pengangkutan
Sampah di Jalan Laode Hadi, Pengangkutan Sampah di Jalan MT. Haryono,
Pengangkutan Sampah di Jalan Rambutan. Alasan Memilih Pekerjaan Sebagai
Pengangkut Sampah, yakni pengangkut sampah yang memilih bekerja sebagai
pengangkut sampah dikarenakan beberapa alasan, yaitu alasan ekonomi,
Kesenangan untuk bekerja secara fisik, menjadi dekat dan mengambil perhatian
pemerintah, serta mempertahankan adipura. Alasan-alasan tersebut terbagi-bagi
dan dimiliki oleh setiap pengangkut sampah yang berjumlah maksimal lima orang
dalam satu truk pengangkut sampah. Kata kunci : Pengangkut Sampah, Aktivitas
iv
7
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN
KERANGKA PIKIR
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
2.2 Landasan Teori ......................................................................... 13
2.3 Kerangka Pikir .......................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Lokasi ...................................................................... 17
3.2 Penentuan Informan .................................................................. 17
3.3 Teknik Pengunpulan Data ........................................................ 18
3.3.1 Pengamatan ( Observasi ) ................................................ 18
3.3.2 Wawancara ( Interview ) ................................................. 19
3.4 Teknik Analisa Data .................................................................. 20
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi Kelurahan Wowawanggu.............................................. 21
4.2 Lokasi Pengangkutan Sampah ................................................. 28
4.3 Keadaan Demografi .................................................................. 31
4.3.1 Mata Pencaharian Penduduk ........................................... 34
4.3.2 Keadaan Sosial Budaya ................................................... 39
4.4 Sarana dan Prasarana ................................................................ 41
4.4.1 Sarana dan Prasarana Milik Pemerintah .......................... 42
4.4.2. Sarana dan Prasarana Milik Swasta .............................. 47
v
8
BAB V AKTIVITAS PENGANGKUT SAMPAH DI KELURAHAN
WOWAWANGGU, KEC. KADIA
5.1. Tahapan Aktivitas Pengangkutan Sampah di Kelurahan
Wowawanggu .......................................................................... 54
5.1.1 Tahap Persiapan .......................................................... 54
5.1.2 Menjemput Teman ....................................................... 56
5.1.3 Berangkat Ke Lokasi Pengangkutan Sampah dan
Memuat Sampah Dengan Cara yang Berurutan ........... 57
5.1.4 Membawa Sampah Ke Tempat Pembuangan Akhir ..... 66
5.2 Area Prioritas Pengangkut Sampah di Kelurahan
Wowawanggu .......................................................................... 67
5.2.1 Pengangkutan Sampah Area Jalan Jati Raya dan Jalan
Rambutan ..................................................................... 67
5.2.2 Pengangkutan Sampah Area Universitas
Muhammadiyah ............................................................ 69
5.2.3 Pengangkutan Sampah Area Rumah-rumah
Kontrakan ..................................................................... 71
5.3 Pelaksanaan Strategi Pengangkutan Sampah Oleh
Pengangkut Sampah ............................................................... 75
5.4 Alasan Memilih Pekerjaan Sebagai Pengangkut Sampah ....... 78
5.4.1 Masalah Ekonomi ......................................................... 78
5.4.2 Pemikiran yang Lebih Senang Pada Pekerjaan Fisik ... 81
5.4.3 Berupaya Mendapatkan Perhatian Pemerintah ............. 82 BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 84
6.2 Saran ...................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA
vi
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kampus Farmasi ; Salah satu lokasi pengangkutan sampah ........ 30
Gambar 2. Kantor Kelurahan Wowawanggu ............................................... 42
Gambar 3. Mesjid Kelurahan Wowawanggu ............................................... 43
Gambar 4. Bak Sampah ............................................................................... 44
Gambar 5. Puskesmas Kelurahan Wowawanggu ....................................... 46
Gambar 6. Sampah yang berserakan ............................................................ 50
Gambar 7. Sarapan Sebelum Mengangkut Sampah ....................................... 55
Gambar 8. Pengangkut Sampah Mengangkut Sampah di bak Sampah ........ 58
Gambar 9. Pengangkutan Sampah di Jalan Jati Raya ..................................... 60
Gambar 10. Bak Sampah di Jalan Laode Hadi ................................................ 61
Gambar 11. Bak Sampah di Jalan MT. Haryono ............................................ 62
Gambar 12. Bak Sampah di Jalan Rambutan ................................................... 64
Gambar 13. Lokasi Pembuangan akhir Sampah ............................................. 66
Gambar 14. Sampah-sampah dari Pepohonan yang Menumpuk ..................... 68
Gambar 15. Pengangkut sampah di area Ruko ............................................... 73
Gambar 16. Pengangkutan Sampah Secara bersama-sama .............................. 77
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai penanganan terhadap sampah telah banyak dilakukan baik itu
oleh instansi pemerintah terkait dengan hal-hal yang menangani sampah, atau
pihak swasta yang menciptakan berbagai strategi untuk menangani masalah
sampah baik yang melingkupi lingkungan kehidupan mereka maupun karena
priorotas pembangunan yang bersih terhadap sampah.
Selain mendaur ulang, strategi lain yang diciptakan untuk menangani
masalah sampah adalah berasal dari strategi pemerintah. Penangangan sampah
yang dilakukan oleh pemerintah dilakukan dengan menyediakan jasa pengangkut
sampah. Jasa pengangkut sampah disediakan oleh pemerintah dengan sistem gaji.
Jasa pengangkut sampah tersebut adalah orang-orang yang bersedia mengangkut
sampah yang telah menumpuk terlalu lama di bak sampah untuk dibersihkan dan
menjadi kosong sehingga bisa digunakan lagi oleh warga untuk menampung
sampahnya agar tidak membuang sembarangan yang bisa mengotori lingkungan.
Berbagai jasa pengangkut sampah yang telah disediakan oleh pemerintah
berbeda-beda berdasarkan kota dan kecamatan. Jasa pengangkut sampah ini
melakukan aktivitasnya dengan cara yang berbeda-beda pula. Jumlah pengangkut
sampah yang disediakan oleh pemerintah juga berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan pemerintah dan kondisi sampah yang ada. Pengangkut sampah
2
menggunakan mobil pengangkut sampah yang telah disediakan oleh pemerintah
untuk mengangkut sampah.
Berbicara tentang jasa pengangkut sampah, Pemerintah kota Kendari juga
menyediakan jasa pengangkut sampah yang akan mengangkut sampah di berbagai
daerah di Kota Kendari. Pengangkut sampah di wilayah Kecamatan Kadia
mengkhususkan untuk mengangkut sampah di berbagai daerah di Kota Kendari.
Jasa pengangkut sampah tersebut mengangkut sampah pada wilayah yang berasal
dari lepo-lepo hingga ke wilayah Kecamatan Kadia. Mereka berada di bawah
naungan dinas kebersihan kota kendari. Jasa pengangkut sampah ini digaji oleh
pemerintah kota melalui dinas kebersihan setiap bulannya.
Pengangkut sampah menggunakan truk pengangkut sampah yang telah
disediakan oleh pemerintah kota untuk membersihkan sampah. Salah satu lokasi
yang menjadi tempat pembersihan pengangkut sampah adalah di wilayah
Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Di lokasi ini sangat
banyak ditemukan bak-bak sampah yakni sekitar 25 meter sampai 50 meter
ditemukan bak-bak sampah dalam setiap lorong. Pengangkut sampah mulai
mengangkut sampah di mulai dari jam 05.00 subuh. Mereka mengangkut sampah
di Kelurahan Wowawanggu selama beberapa jam. Jam 07.00 pagi mereka sudah
berada di Kelurahan Wowawanggu untuk mengangkut sampah yang ada di bak-
bak sampah Kelurahan Wowawanggu. Dari jam 07.00 pagi mereka mengangkut
sampah sampai sekitar dua jam, mereka kemudian bergeser ke tempat lain.
3
Setelah bergeser ke kelurahan lain, mereka kemudian kembali lagi ke
Kelurahan Wowawanggu untuk mengangkut sampah. jam 12 siang mereka
kemudian beristrahat, dilanjutkan dengan makan siang. Mereka makan siang di
warung-warung atau hanya sekedar membeli makanan-makanan ringan di
warung-warung terdekat. Setelah itu pada jam satu atau setengah dua mereka
kemudian melanjutkan lagi mengangkut sampah.
Dari kegiatan mengangkut sampah yang demikian itu, para pengangkut
sampah banyak menghabiskan waktu mereka pada siang hari seperti halnya orang
yang bekerja dengan gaji yang tinggi diatas UMR atau minimal sesuai standar
UMR. Pengangkut sampah yang mempunyai pendapatan dan gaji yang dibawah
UMR dan dengan waktu yang banyak digunakan untuk mengangkut sampah,
memilih untuk bertahan dengan profesi sebagai pengangkut sampah.
Melalui penggunaan waktu yang banyak untuk kegiatan mengangkut
sampah, kemudian melalui gaji yang berada di bawah UMR, namun tetap
menjadikan para jasa pengangkut sampah ini senang melakukan pekerjaan yang
demikian itu, maka mendorong peneliti untuk tertarik mendeskripsikan secara
lebih detail aktivitas para pengangkut sampah dan juga alasan-alasan mereka
memilih bekerja sebagai pengangkut sampah.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mendeskripsikan aktivitas para pengangkut sampah dalam
melakukan pekerjaan ini, maka peneliti merumuskan permasalah penelitian seperti
berikut :
4
1. Bagaimana aktivitas petugas pengangkut sampah di Kelurahan
Wowawanggu, Kecamatan Kadia ?
2. Mengapa mereka memilih pekerjaan sebagai Pengangkut sampah ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan aktivitas Petugas pengangkut sampah di Kelurahan
Wowawanggu, Kecamatan Kadia
2. Memahami alasan dalam memilih pekerjaan sebagai petugas sampah
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Adapun manfaat penelitian secara akademik, sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang aktivitas
petugas sampah pengangkut sampah, serta dapat mengaplikasikan dan
mensosialisasikan teori yang telah diperoleh
2. Penelitian ini menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian tentang hal yang dianggap serupa
1.4.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat penelitian secara akademik, sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi
wargaKelurahan Wowawanggu dalam pengelolaan sampah
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk merumuskan
kebijakan tentang pengelolaan sampah oleh pemerintah.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Tinjauan Pustaka
Neolaka (2011;66-67) mengatakan bahwa keinginan yang muncul tentang
pengolahan sampah adalah mengenai keindahan yang tampak akibat pengolahan
sampah yang dilaksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau
pemerintah secara bersama-sama. Artinya sistem pengolahan sampah yang
disepakati pemerintah dan pengusaha pengelola untuk melaksanakan pengolahan
sampah tersebut harus didukung oleh rakyat. Jadi dalam pengolahan sampah
terdapat empat strategi cara pengolahannya yaitu a) mulai di rumah, b)
pembuangan di tempat pembuangan sementara (TPS), c) pengolahan di
pangkalan, d) pengolahan di tempat pembuangan akhir (TPA).
Menurut Tim Pear Swadaya (2011:16), sampah adalah suatu bahan yang
terbuat dari sumber aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Jadi sampah dapat dikatakan sebagai bahan sisa yang sudah tidak dapat
dipakai lagi. Dalam pernyataan American Public Healt Association, sampah
adalah waste, diartikan sebagai suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau suatu yang dibuang, berasal dari aktivitas manusia yang tidak
terjadi dengan sendirinya. Lebih lanjut Mustofa (2010) menyebutkan bahwa
sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian.
11
Kuncoro (2009:24) mengatakan bahwa pengolahan sampah adalah semua
kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai
dengan pembuangan akhir. Cara pengolahan sampah sangat bergantung pihak
yang menanganinya dan pihak tersebut memiliki teknik penanganan yang
berbeda-beda.
Daud Silalahi, (2012) mengungkapkan bahwa konsep tentang pengolahan
sampah terpadu bertitik tolak pada aktivitas pengolahan sampah untuk tujuan
pemanfaatan kembali guna menginduksi sampah, di dalamnya terdapat fasilitas
untuk merubah sampah menjadi bentuk yang lebih berguna yang pengolahan
sampahnya seperti pemilahan sampah, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan dan pemrosesan akhir sampah
Menurut Otto Soemarwoto dalam Daud Silalahi (2012:9) bahwa
lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang
kita tempati yang memengaruhi semua kehidupan kita. Lingkungan dapat pula
diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitarnya baik berupa benda
hidup, benda mati, benda nyata, maupun abstrak termasuk manusia lainnya serta
suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di
alam tersebut.
Sementara itu Kaplan dan Menner dalam Haryanto (2012:112)
mengatakan dalam adaptasi dengan aktivitas lingkungan manusia tidak melakukan
pergantian alternative besar-besaran, melainkan memberikan tanggapan dengan
memainkan suatu peran aktif dengan suatu peran budaya yang dimiliki manusia.
12
Dengan demikian manusia semakin dapat memodifikasi dan mengadopsi
lingkungan bagi dirinya sendiri.
Dalen, dkk (2009) dalam bukunya kearifan lokal dalam pengolahan
lingkungan hidup, menjelaskan permasalahan lingkungan hidup merupakan hal
yang serius mengancam keberlanjutan pembangunan. Penangangannya kurang
tepat dan tidak holistic, sering tidak ada sinkronisasi antara teknologi yang
diterapkan dengan kearifan lokal yang ada dalam masyarakat setempat. Secara
umum kearifan local merupakan bagian dari realitas moral atau etika lingkungan.
Lebih lanjut Atatik (2014) dalam tesisnya yang berjudul pengolahan
sampah rumah tangga menuju Kota Denpasar yang berbudaya bersih : tinjauan
perspektif budaya, menjelaskan bahwa bentuk pengolahan sampah rumah tangga
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas
Kebersihan dan Pertamanan yaitu menanam, membakar, membuang di tempat
yang ditentukan oleh DKP Kota Denpasar.
Menurut Fuad Ahsan dalam Riyadi, W. (2010 : 181) mengemukakan
bahwa kebudayaan kota cenderung untuk memproduksi bahan sampah yang sukar
dibusukan oleh tanah, akibatnya keadaan lingkungan memerlukan perorangan
yang sungguh-sungguh. Sampah dalam konotasinya sering disebut limbah atau
dalam ilmiah disebut polutan yang dapat digolongkan atas beberapa kelompok
berdasarkan jenisnya yakni limbah cair, dan limbah organic dan limbah
anorganik.
13
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi Amaliah (2009) tentang
persepsi wanita penyapu jalan raya di Kota Tegal dalam kedudukan dan peran
ekonomi di rumah tangga yaitu, ada beberapa alasan sehingga mereka mau
bekerja sebagai penyapu jalan antara lain karena tuntutan ekonomi keluarga atau
hal-hal yang di dalam kebutuhan dasar keluargaya. Dalam melakukan aktivitas
ini, perempuan penyapu jalan tidak membutuhkan keterampilan khusus serta
modal yang kecil dan gaji yang pas-pasan untuk menunjang ekonomi keluarganya.
2.2 Landasan Teori
Campbell dalam Atatik (2014 ) menyebutkan tentang fenomenologi yang
merujuk pada bagaimana fenomena serta peristiwa yang terjadi pada individu
masyarakat. Husserl berpendapat bahwa untuk mengungkapkan suatu tindakan
dalam kesadaran manusia dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang dialami
secara pribadi yang berbentuk fakta dalam pikiran manusia. Metode Edmund
Husserl adalah memeriksa dan menganalisis kehidupan batiniah individu, yakni
pengalaman-pengalaman mengenai fenomena atau penampakan-penampakan
sebagaimana terjadi dalam apa yang terkadang disebut arus kesadaran. Dia
meneliti bagaimana dunia kelihatan tampak pada individu dengan abstraksi dari
pernyataan-pernyataan kumulatif dari ilmu pengetahuan dan opini-opoini yang
diterima serta menghindari persoalan-persoalan ontologis mengenai apa yang
sungguh-sungguh ada.
Husserl dalam Haryanto (2012) berpendapat bahwa untuk mengungkap
suatu tindakan, berarti menyingkapkan proses-proses dalam kesadaran manusia
14
yang dipengaruhi pengalaman beserta maknanya, yang kesemuanya itu
membentuk semua fakta yang berada dalam pikiran manusia. Setiap pengalaman
dilihat sebagai fenomena yang terjadi dan berbentuk dalam tindakan kesadaran
sehingga fenomena menjadi sesuatu bagi manusia. Prosedur fenomenologi
ditujukan untuk mengungkapkan pengalaman itu sebagai sesuatu yang nyata.
Selain itu, Husserl juga menambahkan bahwa dengan fenomenologi,
peneliti dapat mempelajari serta melihat bentuk-bentuk pengalaman dari sudut
pandang orang yang mengalami peristiwa tersebut dan seolah-olah peneliti juga
mengalami kejadian tersebut. Fenomenologi tidak saja mengklasifikasikan setiap
tindakan sadar yang dilakukan, namun juga mengikuti prediksi terhadap tindakan
di masa yang akan datang. Semua itu bersumber dari bagaimana seorang
memaknai objek dalam pengalamannya.
15
2.3 Kerangka Pikir.
Petugas
Pengangkut Sampah
Aktivitas Mengangkut
Sampah Secara Detail
Alasan Menjadi
Pengangkut
Sampah
Teori Fenomenologi
Edmund Husserl
Aktivitas
Pengangkut Sampah
16
Petugas pengangkut sampah merupakan salah satu kegiatannya meliputi
penanggulangan masalah sampah mulai dari kegiatan pengumpulan,
pengangkatan, hingga pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini
tidak dapat dipisahkan dari peran petugas pengangkut sampah yang bekerja
setiap hari dalam upaya menanggulangi bahaya pencemaran akibat sampah.
Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
tentang aktivitas yang dilakukan oleh petugas pengangkut sampah di Kelurahan
Wowawanggu serta mendeskripsikan alasan yang melatarbelakangi pekerja
tersebut memilih bekerja sebagai petugas pengangkut sampah.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian akan menggunakan teori
fenomenologi Edmund Husserl sebagai bahan analisis mengkaji masalah petugas
kebersihan. Teori ini mengungkapkan fenomena yang ada di masyarakat seolah-
olah peneliti mengalami fenomena tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha mendeskripsikan aktivitas pengangkut sampah sehingga peneliti
memilih informasi yang dianggap mampu memberikan data terkait masalah ini.
Informasi tersebut terdiri dari petugas pengangkut sampah sebagai objek
penelitian dan Dinas Kebersihan selaku dinas yang menaungi para petugas
kebersihan. Selain itu, peneliti akan mendeskripsikan alasan yang terkait dengan
aktivitas mereka memilih menjadi pengangkut sampah sebagai pekerja yang
mungkin kebanyakan orang bilan adalah pekerjaan yang jorok.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Wowawanggu sebagai salah satu
tempat beraktivitasnya petugas pengangkut sampah. Kelurahan Wowawanggu
juga merupakan rute aktivitas keseharian petugas pegangkut sampah. Di lokasi ini
juga banyak ditemukan bak-bak sampah karena lokasi Kelurahan Wowawanggu
sangat banyak ditemukan lorong dan rumah agak padat khususnya di area Jati
Raya dan Rambutan. Kondisi ini kemudian menyebabkan banyak ditemukan bak-
bak sampah baik bersifat permanen ataupun juga hanya berupa ember plastik. Di
dalam bak sampah ini sering terlihat sampah yang berserakan karena berlebihan
muatan. Hal ini kemudian memudahkan peneliti untuk melakukan pengamatan
dan penelitian.
3.2. Penentuan Informan
Di kalangan peneliti kualitatif, istilah responden atau subjek penelitian
disebut dengan istilah informan, yaitu orang-orang yang member informasi
tentang data yang diinginkan oleh peneliti berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan. (Idrus, 2009 :120). Penentuan subjek penelitian atau informan dalam
penelitian ini adalah ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik
sampling yang digunakan peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan
tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus, 2009:120). Cara pengambilan
informan ini seperti didasarkan kepada informan yang mempunyai pengetahuan
18
tentang aktivitas petugas pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu, karena
subjek yang diteliti terdiri atas beberapa kelompok, maka pengambilan informan
didasarkan atas cirri-ciri dan sifat-sifat dari subjek yang diteliti masyarakat yang
diambil sebagai informan adalah, sebagai berikut :
1. Masyarakat yang dari kelompok tempat tinggalnya berdekatan secara
langsung dengan aktivitas keseharian petugas pengangkut sampah
2. Pemerintah Kelurahan Wowawanggu, yakni Pak Lurah.
Adapun informan dalam penelitian ini yakni Idris (37 Tahun), Laode
Untung ( Pak Lurah), Sarip (30 Tahun), Hendi (42 Tahun), Lutfing (45 Tahun),
Hery (32 Tahun), Samsul (46 Tahun), Wahid ( 40 Tahun ), Irdan ( 29 Tahun),
Tasdin ( 38 tahun ), La Uni (38 Tahun), Zakaria ( 41 Tahun ), Asdin (36 Tahun ).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut :
3.3.1 Pengamatan ( Observasi )
Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati
berbagai hal berupa fenomena, peristiwa atau kejadian di lapangan terkait dengan
aktifitas pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu. Aktifitas itu seperti
dimana mereka memulai melakukan pengangkutan sampah, di tempat mana
mereka mengangkut sampah terakhir, dimana saja mereka mengangkut sampah,
bagaimana caranya mengangkut sampah, dan apa yang mereka gunakan untuk
mengangkut sampah.
19
3.3.2 Wawancara ( Interview )
Koentjaraningrat dalam Samiruddin (2015) menyebutkan bahwa
wawancara dalam kaitannya dengan penelitian ini merupakan usaha untuk
mengumpulkan keterangan-keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu
masyarakat beserta pandangan-pandangannya yang sekaligus dipakai sebagai alat
bantu observasi. Kemudian menurut Burhan Bungin (2013:143), wawancara
adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang,
kejadian kegiatan, organisasi, motivasi,perasaan dan sebagainya yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dengan orang yang diwawancarai (Interviewer).
Bungin (2013:62) kemudian menjelaskan bahwa wawancara yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam bersifat terbuka melalui informan kunci yang memahami situasi dan
kondisi objek penelitian. Pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali
melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi. Peneliti tidak hanya
percaya dengan begitu saja pada apa yang dikatakan informan,melainkan perlu
mengecek dalam kenyataan melalui pengamatan
Adapun pertanyaan pada wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :Bagaimana aktivitas pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu,
Darimana permulaan mereka mengangkut sampah, Dimana terakhir mereka
mengangkut sampah, kapan mereka mereka mengangkut sampah, Dimana saja
area pengangkutan sampah tersebut di Kelurahan Wowawanggu,Sampah apa saja
20
yang mereka angkut, Di area mana yang menjadi prioritas angkutan sampah
mereka, Apa saja peralatan yang mereka gunakan untuk mengangkut sampah,
Dimana mereka membuang sampah tersebut, Kenapa mengangkut sampah di
Kelurahan Wowawanggu, Bagaimana pengolahan sampah yang telah diangkut ?
3.4 Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan secara konstrukif terhadap data yang dihimpun.
Peneliti berupaya untuk mengingat informasi yang diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata sendiri,melalui upaya yang dikatakan oleh para informan.
Seluruh data yang berasal dari wawancara dan pengamatan yang telah
dikumpulkan akan direduksi dengan membuat pengelompokkan dan abstraksi.
Koentjaraningrat dalam Endraswara dalam Samiruddin ( 2015). Seluruh data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dihubungkan dengan teori yang ada dan
dianalisis serta diinterpretasikan sesuai kebutuhan penelitian.
Selanjutnya dari hasil interpretasi akan menggambarkan kenyataan yang
bersifat deskriptif kualitatif sehingga mampu menjawab masalah yang ada dalam
penelitian ini. Adapun data yang dianalisis adalah aktivitas petugas pengangkut
sampah serta alasan mengapa mereka memilih bekerja sebagai petugas
pengangkut sampah. Selain itu data yang dianalisis adalah terkait dengan Dinas
Kebersihan sebagai dinas yang berkaitan erat dengan aktivitas petugas pengangkut
sampah
21
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi Kelurahan Wowawanggu
Kelurahan Wowawanggu merupakan salah satu wilayah dari Kecamatan
Kadia, Kota Kendari. Wilayah Kelurahan Wowawanggu berada di ibukota
Sulawesi tenggara, yakni Kotamadya Kendari. Karena letaknya yang berada di
daerah kota dan merupakan wilayah ibukota, maka Kelurahan Wowawanggu
dipimpin oleh seorang Lurah yang bertanggungjawab kepada Pemerintah
Kecamatan Kadia dan juga pemerintah Kotamadya Kendari. Kelurahan
Wowawanggu merupakan wilayah yang memiliki luas sekitar 0,706 kilometer
persegi atau 10,51 % dari luas wilayah Kecamatan Kadia, yakni sekitar 6721 km2
atau 2,50 % dari luas daratan kota Kendari. Kecamatan Kadia memiliki lima
kelurahan, yakni Kelurahan Kadia, Kelurahan Bende, Keluarahan Wowawanggu,
Keluarahan Pondambea, dan Kelurahan Anaiwoi. Kelurahan Wowawanggu
menempati wilayah dengan urutan ketiga terluas di Kecamatan Kadia, Kota
Kendari.
Pada awalnya Kelurahan Wowawanggu adalah merupakan bagian dari
Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari. Saat ini Kelurahan Wowawanggu menjadi
bagian dari Kecamatan Kadia yang baru dimekarkan pada tahun 2006 yang juga
mengambil beberapa kelurahan di kecamatan lain. Jadi Kelurahan Wowawanggu
resmi menjadi salah satu bagian dari Kecamatan Kadia menggantikan Kecamatan
Wua-wua pada tahun 2006 silam.
22
Kelurahan Wowawanggu dijadikan sebagai salah satu bagian dari
Kecamatan baru karena melihat berbagai potensi-potensi yang ada. Hal ini
terungkap dalam peluang Kecamatan Kadia menjadi salah satu daerah pemekaran
kecamatan baru. Kadia resmi memekarkan dirinya menjadi sebuah kecamatan
baru, karena melihat berbagai potensi-potensi pendukung untuk dapat menjadi
prasayarat berdirinya suatu kecamatan baru, baik dari segi potensi sosial,
ekonomi, sumber daya alam dan budaya, dll, hingga saat ini.
Kelurahan Wowawanggu berjarak sekitar dua setengah kilometer dari
Kantor Camat Kadia. Ia terletak pada wilayah bagian selatan dari Kantor Camat
Kadia. Untuk sampai pada Kelurahan Wowawanggu, seseorang bisa
menggunakan mobil penumpang area angkutan Kota lama menuju Wua-wua. Bisa
juga menggunakan mobil penumpang area angkutan Baruga. Dengan tariff
angkutan sebesar lima ribu rupiah untuk umum dan tiga ribu rupiah untuk
mahasiswa dan pelajar.
Kelurahan Wowawanggu dapat ditempuh paling lama hanya sekitar 5
menit menggunakan kendaraan pribadi pada jalur bukan jalan utama, baik
menggunakan motor ataupun mobil. Jika menggunakan kendaraan angkutan
umum akan memakan waktu lebih lama dari kendaraan pribadi karena ada lampu
merah, dan juga menggunakan jalur jalan utama. Angkutan umum harus
menggunakan jalur utama.
Kelurahan Wowawanggu berjarak sekitar 7 kilometer dari kantor
pemerintahan kota Kendari. Kantor Pemerintah Kota Kendari berada pada bagian
utara dari Kelurahan Wowawanggu, dan sebaliknya Kelurahan Wowawanggu
23
berada pada bagian selatan dari kantor Pemerintah Kota Kendari. Dari kantor
Pemerintahan Kota Kendari, Kelurahan Wowawanggu dapat ditempuh paling
lama hanya sekitar sepuluh menit menggunakan kendaraan pribadi pada jalur
bukan jalan utama, baik menggunakan motor ataupun mobil. Jika menggunakan
kendaraan angkutan umum akan memakan waktu lebih lama dari kendaraan
pribadi karena ada lampu merah, dan juga menggunakan jalur jalan utama.
Angkutan umum harus menggunakan jalur utama.
Kantor Pemerintah Kelurahan Wowawanggu berada di jalan Universitas
Muhammadiyah di area Jalan Rambutan. Sekitar 100 meter dari Universitas
Muhammadiyah Kendari. Kelurahan Wowawanggu mempunyai Rukun Warga
(RW) sebanyak 9 dan Rukun Tetangga (RT) 10. Rukun Tetangga dimulai dari
sebelah timur Kelurahan Wowawanggu sebagai RT 01/RW 01. Berakhir pada
sebelah Utara Kelurahan Wowawanggu sebagai Rukun Tetangga (RT) 10.
Secara sederhana, untuk mengetahui lokasi dari Kelurahan Wowawanggu
di Kota Kendari, maka ada beberapa lokasi yang dianggap oleh peneliti sebagai
salah satu area populer di Kota Kendari. Area tersebut diantaranya adalah adanya
beberapa ikon masyarakat kota kendari yang selalu ramai dikunjungi oleh
masyarakat seperti Lippo Plaza Mall, Bank, Beberapa toko-toko, Pasar panjang
dan Universitas Muhammadiyah. Kemudian di area ini juga terdapat rumah-
rumah beberapa tokoh-tokoh penting di Sulawesi tenggara, misalnya beberapa
Dosen dan pejabat pemerintah, dan Rektor UHO. Area tersebut bertempat di Jalan
Jati Raya, dan juga Jalan Rambutan.
24
Kelurahan Wowawanggu di lalui oleh salah satu jalan utama Kota
Kendari, Jalan ini menghubungkan area penting seperti kampus baru UHO,
Universitas Muhammadiyah Kendari, Rumah Sakit Abunawas, dan beberapa
daerah di dalam Kota. Jalan yang dimaksud adalah jalan MT. Haryono, Kota
Kendari. Jalan ini adalah salah satu jalur utama bagi angkutan umum yang diatur
oleh pemerintah daerah Kota Kendari. Jalan MT. Haryono adalah jalan utama
dalam Kota yang boleh dilalui oleh angkutan umum penumpang maupun
angkutan pribadi.
Wilayah Kelurahan Wowawanggu mempunyai lingkungan yang berbeda-
beda. Sebagai wilayah yang masuk kedalam perkotaan, kelurahan tersebut
memang masih ada yang dijumpai pepohonan-pepohonan dalam beberapa
jumlahnya. dan ada juga yang memang mencirikan sebuah kota dengan mayoritas
adalah kumpulan rumah-rumah dan bangunan-bangunan toko milik para
pengusaha. Manusia berlindung dari sinar matahari hanya mengandalkan
bangunan-bangunan yang berdiri dan atapnya.
Wilayah yang mempunyai pepohonan-pepohonan tersebut dapat ditemui
pada rumah-rumah yang berada di sekitaran area jalan jati raya dan juga area jalan
rambutan. Pepohonan-pepohonan tersebut sengaja dipelihara untuk kepentingan
rumah-rumah masyarakat di wilayah tersebut. Ia digunakan untuk memberikan
kondisi udara yang alami dan melindungi dari sorotan sinar matahari langsung
kepada rumah-rumah masyarakat.
Hampir semua rumah-rumah yang berada di jalan jati raya dan juga jalan
rambutan mempunyai pohon-pohon pelindung yang berada di sekitaran rumah
25
mereka. Bukan saja melindungi rumah-rumah warga, pepohonan juga ini
melindungi jalan-jalan yang berada di jalan jati raya dan jalan rambutan. Rumah-
rumah warga dan halamannya berdekatan dan berada di pinggir jalan, ketika
pepohonan tersebut ditanam di sekitarnya, maka secara langsung juga jalan akan
terlindungi oleh sorotan sinar matahari langsung.
Wilayah yang lain di Kelurahan Wowawanggu mempunyai area yang
hanya banyak dijumpai toko-toko, hotel dan kumpulan rumah-rumah. Wilayah jati
raya dan rambutan banyak dijumpai pepohonan bahkan hingga sampai melindungi
jalan-jalan umum, di wilayah lain hanya terlihat kumpulan bangunan dengan
hanya memiliki satu hingga dua pohon di area pekarangannya, bahkan ada yang
tidak mempunyai pepohonan. Keterbatasan lokasi yang dimiliki, dan juga
penggunaan lokasi yang efektif dalam kehidupan perkotaan adalah benar-benar
diperhatikan. Segalanya memerlukan uang untuk memperolehnya, sehingga nilai
efektif dalam kehidupan kota itu menjadi nilai yang betul-betul diperhatikan.
Dalam bidang ekonomi pun akan menjadi tujuan utama di kota.
Universitas Muhammadiyah juga menjadi salah satu area dari Kelurahan
Wowawanggu yang menjadi wilayah yang ramai di Kelurahan tersebut
disebabkan oleh aktivitas mahasiswa ataupun mahasiswi. Aktivitas yang
dilakukan oleh pihak kampus Universitas Muhammadiyah Kendari ini juga
menjadi penyumbang tanggung jawab pihak Kelurahan Wowawanggu. Area yang
digunakan akan cenderung menentukan suasana, kondisi, situasi, dan juga
kebersihan Kelurahan Wowawanggu.
26
Tanggungjawab pemerintah kelurahan terhap wilayah pemerintahannya
benar-benar diperlukan dengan adanya berbagai area-area/tempat berkumpulnya
orang-orang. Wilayah-wilayah pembagian yang diamati oleh peneliti di Kelurahan
Wowawanggu menyebabkan terciptanya tempat-tempat seperti kampus, Toko-
toko dan hotel, serta rumah-rumah warga. Berbagai wilayah tersebut kemudian
membutuhkan suatu strategi oleh pihak kelurahan dalam menangani berbagai
permasalahan yang ada di kelurahan.
Berbagai titik-titik keramaian yang banyak dikunjungi oleh seseorang dan
juga aktivitas rumah tangga dalam rumah-rumah warga, serta pepohonan-
pepohonan yang berada di sekitar pekarangan rumah warga tidak hanya
berlangsung dengan hanya sendiri saja, mereka juga turut membawa berbagai
macam persoalan. Tidak menutup kemungkinan dalam berbagai keramaian dan
aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang sebagai konsumen ; pemakai barang-
barang serta proses pertumbuhan dari pepohonan-pepohonan secara berganti dari
yang muda menjadi tua akan berlangsung begitu saja, tanpa ada persoalan. Hal-hal
yang kemungkinan bisa terjadi adalah persoalan sampah.
Kelurahan Wowawanggu mempunyai daratan yang sebagian besar dilapisi
oleh trotoar dan aspal. Hanya sebagian kecil saja terdapat tanah. Tanah yang
dilapisi oleh trotoar dijumpai di halaman rumah-rumah warga, dan juga di area
sekitaran kampus, Ruko atau Toko-toko, dan bangunan-bangunan lainnya.
Sedangkan daratan yang dilapisi oleh aspal hanya dijumpai di jalan-jalan baik
lorong, ataupun jalanan umum.
27
Daratan dari Kelurahan Wowawanggu bervariasi, ada bagian daratan yang
bertipe pegunungan, ada yang dataran saja, dan ada juga yang daratannya lebih
pendek atau menurun kebawah. Daratan yang bertipe dataran pegunungan,
daratannya sedikit lebih tinggi dari daratan lainnya. Wilayah ini terletak di area
jati raya, dan sebagian jalan rambutan. Sedangkan sebagian lagi dari daratan jalan
rambutan mempunyai dataran yang rendah.
Kerendahannya diakibatkan oleh dataran yang lain terbilang lebih tinggi,
sedangkan daratannya yang rendah adalah merupakan daratan yang memilih untuk
sejajar dengan dataran lainnya. Dataran rendah ini yang berada di sekitaran
rambutan dan sekitarnya mengkuti dataran jalan umum yang memang lebih
rendah dari daratannya yang berada di sekitaran jati raya. Dataran rendah itu juga
diikuti oleh kampus Universitas Muhammadiyah, dan Jalan Laode Hadi.
Rumah-rumah di Kelurahan Wowawanggu mayoritas tersusun dengan
bentuk yang menghadap ke jalan, dan berada di pinggir jalan umum. Bentuk
rumah yang seperti ini terdiri dari satu area. Mereka berada pada jalan jati raya,
dan rambutan, Jalan MT. Haryono, dan jalan Bank Sinarmas. Rumah-rumah yang
tidak berada di pinggir jalan, biasanya di buat di belakang rumah-rumah yang lain.
Mereka biasanya membuat jalan-jalan setapak yang kecil sebagai jalan yang
menghubungkan rumah mereka. Area yang seperti ini terletak di rumah-rumah
area sekitaran jalan rambutan, dan bangunan-bangunan yang terletak di sekitaran
pasar panjang.
28
Sebagaimana daerah-daerah lainnya di Kota Kendari, Kecamatan
Kadia termasuk Kelurahan Wowawanggu hanya mengenal dua musim yakni
musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus
angin yang bertiup di atas wilayahnya. Pada bulan april sampai dengan agustus,
angin bertiup banyak mengandung uap air yang berasal dari benua Asia dan
Samudera Fasifik, setelah melalui beberapa lautan. Maka pada bulan-bulan
tersebut diwilayah kecamatan Kadia dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan.
Dan untuk bulan September sampai dengan bulan Maret terjadi musim kemarau di
wilayah Kecamatan Kadia dan sekitarnya. Pada bulan april-oktober dengan curah
hujan yang cukup tinggi, sedangkan pada bulan November –maret curah hujan
rendah dengan rata-rata berkisar 13,4 mm
Kelurahan Wowawanggu mempunyai batas-batas wilayah, sebagai
berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan
Mandonga
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kambu dan Kecamatan Wua-
wua
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mandonga dan Kecamatan
Kambu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wua-wua
4.2 Lokasi - lokasi yang Menjadi Tempat Pengangkutan Sampah
Lokasi yang menjadi tempat pengangkutan sampah bagi para pengangkut
sampah di Kelurahan Wowawanggu hanya terbagi menjadi dua tempat, yakni area
29
yang sering banyak dikunjungi oleh banyak orang meliputi beberapa tempat,
yakni, Universitas Muhmmadiyah, Jalan Sorumba, Asrama rumah-rumah kos, dan
Lippo Plaza Mall Kendari, dan area yang jarang dikunjungi oleh orang banyak
seperti di Jalan Jati Raya 1. Jati Raya 2, dan Jati Raya 3, Jalan Rambutan, dan
juga Toko-toko yang jarang dikunjungi orang banyak.
Area pengangkutan sampah dilakukan mulai dari area-area yang sering
banyak dikunjungi dan didatangi oleh orang banyak. Seperti pernyataan salah satu
pengangkut sampah yang bernama Usman (39 Tahun), sebagai berikut :
“Kita mengangkut sampah dari tempat yang sering didatangi banyak
orang. Seperti UMK, Lippo, Farmasi, dengan rumah-rumah kos. Karena
kita perkirakan disni banyak sampah yang. Karena sampah yang terlalu
banyak di bak, bisa tertumpah dan terhambur yang bisa berbau busuk dari
sampah yang sudah terkumpul. Kita percepat mengangkut sampah, karena
kalo terlalu lama tersimpan di bak, apalagi bercampur dengan sampah
yang basah, bisa busuk kemana-mana. “
Wawancara, 7 Agustus 2015
Area-area ini diperkirakan memproduksi sampah yang cukup banyak.
Sehingga dikhawatirkan sampah-sampah yang terlalu banyak terisi di bak sampah
menjadi tertumpah dan berserakan yang kemudian bisa menyebarkan bau yang
busuk. Bau yang busuk tersebut bukan saja berasal dari sampah yang berserakan,
tetapi juga berasal dari sampah yang sudah terkumpul di bak sampah. Salah
satu lokasi pengangkutan sampah seperti yang diungkapkan oleh informan di atas
terlihat seperti di bawah ini :
30
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 1
Kampus Farmasi ; Salah satu lokasi pengangkutan sampah
Pengangkut sampah ini mempercepat pengangkutan sampah, karena jika
sudah terlalu lama tersimpan di bak sampah, sampah-sampah tersebut apalagi
yang telah bercampur dengan sampah yang basah, ini akan mudah memberikan
aroma busuk kemana-mana meskipun dalam keadaan jauh. Jadi mereka senantiasa
menjaga kebersihan sampah yang ada di bak sampah.
Area-area ruko yang di dalamnya memberikan pelayanan dalam bentuk
kafe, dan juga tempat-tempat karaoke, hotel-hotel, dan motel, dan juga tempat
kursus adalah merupakan area yang memang selalu dijaga kebersihannya oleh
pemiliknya. Hal ini dikarenakan juga untuk tetap menjaga kenyamanan dari para
31
konsumen yang datang di tempat mereka. Seperti yang diungkapkan oleh salah
satu Informan yang bernama Usman (39 Tahun)
“Di kafe, tempat-tempat karaoke, hotel-hotel, motel, tempat kursus itu
selalu dijaga kebersihannya sama orangnya sendiri. karena menjaga
kenyamanan orang yang datang. Sampah di tempat-tempat ini tidak
berlebihan, jadi tidak tertumpah yang bisa kasi berserakan dimana-mana.
Kita angkut sampah di area ini tiap dua hari.”
Wawancara, 7 Agustus 2015
Area ini juga menjadi wilayah pengangkutan sampah bagi para
pengangkut sampah, namun karena sampah yang dihasilkan dari tempat-tempat
ini tidak sampai menghasilkan sampah yang berlebihan dan menyebabkan bak
atau tempat sampah yang telah disediakan menjadi tertumpah yang akhirnya bisa
berserakan dimana-mana, maka area ini jarang dikunjugi oleh pengangkut
sampah. Mereka mengangkut sampah di area ini hanya selang dua hari kemudian.
4.3 Keadaan Demografi
Keadaan demografi Kelurahan Wowawanggu terdiri dari beberapa bagian.
Bagian-bagian tersebut seperti komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis
kelamin, komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk
berdasarkan suku bangsa, penduduk berdasarkan mata pencaharian, dan penduduk
berdasarkan keadaan sosial budaya.
Dari beberapa pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap keadaan
demografi Kelurahan Wowawanggu, penduduk berdasarkan usia dan jenis
kelamin, penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk berdasarkan suku
bangsa, tidak mempunyai keterkaitan terhadap kondisi pengangkutan sampah
yang dilakukan di Kelurahan tersebut.
32
Usia dan jenis kelamin hanya berkutat pada tingkatan usia dan jenis
kelamin penduduk Kelurahan Wowawanggu. Tingkatan usia penduduk tidak
memberikan perubahan apa-apa terhadap keadaan sampah. Usia penduduk hanya
digunakan untuk urusan pekerjaan dan pendidikan. Hal-hal yang berkaitan dengan
yang lain, termasuk pengelolaan sampah diserahkan kepada urusan pemerintah
kelurahan, dan juga pembantu mereka. Urusan usia dan jenis kelamin hanya
berkaitan dengan pekerjaan yang memang sudah bisa dikatakan bisa mencari
uang, dan juga bisa dikatakan dalam usia pendidikan.
Kemudian, penduduk berdasarkan tingkat penddikan hanya mengurusi
masalah sekolah. Pergi sekolah lalu kemudian pulang sekolah, pergi sekolah
berdasarkan waktu yang telah ditentukan oleh sekolah, mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh pihak sekolah, mencari tugas, mengumpulkan tugas.
melakukan hal-hal yang sifatnya berhubungan dengan kegiatan sekolah,.
Demikian juga pada aktivitas mahasiswa di perguruan tinggi. Aktivitas yang
mereka lakukan hanya seputar aktivitas kampus. Ini berlaku bagi warga-warga
yang berada di dalam Kelurahan Wowawanggu yang secara aturan mereka
menjadi warga dan tinggal di Kelurahan Wowawanggu.
Penduduk Kelurahan Wowawanggu berdasarkan suku bangsanya juga
tidak berpengaruh terhadap keadaan sampah di wilayah tempat tinggal mereka.
Suku bangsa di Kelurahan Wowawanggu tidak terlalu tampak dalam kehidupan
sosial penduduk. Kelurahan Wowawanggu yang berada di lingkungan kota
menyebabkan kondisi suku bangsa tidak terlalu menjadi hal yang primordial.
Penduduk dalam Kelurahan Wowawanggu yang dapat diamati bisa memberikan
33
pengaruh terhadap sampah, sebenarnya hanya pada jumlah dari beberapa suku
bangsa yang mendiami Kelurahan Wowawanggu. Identitas kesukuan itu tidak
berdampak apa-apa. Apakah kemudian menjelaskan tentang suku yang mana yang
banyak memperoduksi sampah, atau suku yang mana yang kurang memperoduksi
sampah.
Walaupun dalam beberapa keadaan penduduk Kelurahan Wowawanggu
seperti yang dijelaskan di atas hanya memberikan perhatian dan melaksanakan
aktivitas beradasarkan pada kategori-kategori tersebut, sebenarnya sebagai warga
yang tinggal dalam sebuah kelurahan, mereka juga turut memproduksi sampah
dan turut menentukan keadaan sampah yang ada di Kelurahan Wowawanggu.
Banyak dan sedikitnya juga ditentukan oleh mereka dan rumah-rumah mereka
yang mempunyai pekarangan yang ditanami pepohonan.
Secara umum, komposisi penduduk Kelurahan Wowawanggu dalam
keterkaitanya dengan keadaan sampah di kelurahan tersebut hanya dilihat secara
umum oleh peneliti. Tingkatan usia, jenis kelamin warga, tingkatan
pendidikannya, apakah tinggi atau rendah tidak berpengaruh bagi sumbangsih
keadaan sampah di Kelurahan Wowawanggu, dan juga bagi penduduk
berdasarkan suku bangsanya. Kondisi sampah hanya dipengaruhi oleh aktivitas
sehari-sehari warga dalam Kelurahan Wowawanggu, sehingga dikatakan oleh
peneliti bahwa mereka juga secara tidak langsung turut memproduksi sampah di
Kelurahan Wowawanggu. Aktivitas sehari-hari yang turut menentukan kondisi
sampah, sebenarnya ditentukan oleh jumlahnya saja.
34
4.3.1 Mata Pencaharian Penduduk
Dalam beberapa keadaan penduduk Kelurahan Wowawanggu seperti yang
dijelaskan di atas, mata pencaharian penduduk memberikan dampak mayoritas
terhadap kondisi sampah di Kelurahan Wowawanggu. Mata pencaharian
penduduk Kelurahan Wowawanggu seperti pegawai, dosen, beberapa pejabat,
Rektor Universitas Halu Oleo, dan orang-orang yang mempunyai jabatan penting
lainnya.
Berbagai mata pencaharian yang dimiliki penduduk Kelurahan
Wowawanggu menyebabkan mereka minder untuk ikut melakukan pembersihan
pekarangan dan lingkungan tempat tinggalnya. Mata pencaharian tersebut
menyebabkan timbulnya rasa segan bagi pemerintah Kelurahan untuk melakukan
teguran dan himbauan untuk melakukan kerja bakti bersama di lingkungan
pekarangan rumah warga. Akhirnya kebersihan lingkungan Kelurahan
Wowawanggu menjadi tanggung jawab sepenuhnya pemerintah kelurahan.
Kondisi ini berada pada jalan jati raya, dan juga jalan rambutan.
Kebersihan sampah dari rumah-rumah warga yang menjadi tanggung jawab
pembantu rumah tangga hanya dilakukan di halaman rumah dan juga area-area
yang dijaga kebersihannya dari pandangan dan ketidaknyamanan tamu yang
datang. Untuk melakukan kerja bakti menjaga kebersihan lingkungan kelurahan
yang berada di area yang tidak jauh di rumah mereka akan menjadi sulit untuk
dilakukan.
Situasi yang terjadi di atas juga cenderung sama dengan yang terjadi di
pasar panjang Kota Kendari, Kelurahan Wowawanggu. Meskipun tidak diketahui
35
apakah pedagang yang menjual di pasar panjang tersebut adalah menetap atau
tidak di pasar panjang, namun keberadaan pasar yang menetap setiap hari di
Kelurahan Wowawanggu membuat peneliti melakukan pengamatan terhadapnya,
sehingga diperoleh informasi bahwa tentu saja aktivitas pasar ini sangat
memberikan andil dalam kondisi sampah. Terlepas itu apakah berasal dari
pedagang, ataupun berasal dari konsumen pasar panjang.
Pedagang yang memiliki berbagai macam produk dagangan akan bisa
menyumbangkan sampah dari kemasan-kemasan produk dagangan, material sisa
dan tambahan material pembuatan tempat berjualan,dan sisa-sisa dagangan yang
dibuang yang sudah tidak digunakan lagi. Konsumen pun juga bisa membawa
sampah dari kemasan-kemasan makanan, dan sebagainya dari hasil belanjaan
mereka baik di pasar panjang, ataupun mereka membelinya dari tempat lain, lalu
kemudian di bawa di tempat tersebut.
Penghuni yang mendiami wilayah Kelurahan Wowawanggu yang lain
adalah ruko-ruko. Ruko-ruko ini juga berperan dalam memproduksi sampah bagi
Kelurahan Wowawanggu. Ruko-ruko yang memproduksi sampah ini tidak sampai
menghamburkan sampah-sampah yang ada. Mereka juga perlu menjaga
kebersihan ruko miliknya untuk menjaga kenyamanan konsumen ketika
berkunjung ke rukonya.
Ruko yang ada di Kelurahan Wowawanggu mempunyai jumlah yang
banyak. Sehingga sampah yang dihasilkan juga akan berpengaruh. Sampah-
sampah yang dihasilkan oleh ruko-ruko tersebut sesuai dengan barang dagangan
yang ditawarkan. Mayoritas adalah kemasan-kemasan handphone yang baru
36
dibeli, dan atau kemasan-kemasan yang mempunyai hubungan dengan
handphone. Lippo Plaza juga turut ikut dalam memproduksi sampah bagi
Kelurahan Wowawanggu.
Sampah yang mereka produksi tidak dihamburkan begitu saja di halaman
ruko mereka, ada pengelolaan kebersihan sampah yang baik bagi mereka, yakni
sampah dikumpulkan, lalu dibuang di tempat sampah yang telah disediakan.
Kenyamanan konsumen menjadi alasan bagi ruko untuk menjaga kebersihan ruko-
ruko mereka. Sampah-sampah yang dihasilkan oleh pedagang kecil seperti para
penjual pulsa, penjual bakso, dan warung-warung kecil juga di buang di tempat
sampah.
Meskipun dalam bentuk ruko, pedagang kecil, dan atau warun-warung
kecil, dalam aktivitasnya, mereka-mereka ini juga seperti rumah tangga. Adanya
kebutuhan-kebutuhan seperti makan siang, makan malam, mandi, dan sebagainya,
juga akan memberikan dampak pada produksi sampah seperti yang dilakukan di
rumah tangga. Tempat-tempat usaha yang berada di Kelurahan Wowawanggu
juga hampir sama dengan yang dilakukan di rumah mereka. Kadang-kadang
mereka-mereka ini lebih banyak menghabiskan waktu mereka di tempat-tempat
usaha mereka. Banyak ruko-ruko juga sebenarnya telah dijadikan sebagai rumah-
rumah mereka.
Selain ruko, yang mendiami Kelurahan Wowawanggu yang lain adalah
Universitas Muhammadiyah. Universitas Muhammadiyah yang menampung
berbagai mahasiswa ataupun mahasiswi mempunyai berbagai macam kebutuhan
dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaannya. Aktivitas kemahasiswaan
37
tersebut diantaranya tugas-tugas yang memerlukan kertas, peralatan-peralatan
kecantikan perempuan seperti tissue, dan kemasan-kemasan snack atau juga
minuman.
Adanya kampus Universitas Muhammadiyah ini juga menciptakan
mahasiswa-mahasiswi yang tinggal di dalam kos. Mahasiswa yang tinggal di
dalam kos juga menyerupai aktivitas dalam sebuah rumah tangga. Aktivitas rumah
tangga tersebut seperti memasak, mandi, makan, minum, dan peralatan-peralatan
yang lainnya. Hal-hal ini kemudian menjadikan rumah kos sebagai salah satu
tempat yang memproduksi sampah. Apalagi juga penghuni kos tersebut adalah
mahasiswa yang memang melakukan aktivitas kemahasiswaan di dalam rumah
kos mereka.
Rumah-rumah kos ini terletak diberbagai tempat di Kelurahan
Wowawanggu. Ada di bagian rambutan, samping muhammadiyah, dan
sebagainya. Dalam setiap rumah-rumah kos adalah berbentuk asrama, dimana
dalam setiap asrama terdiri dari beberapa kamar yang tersedia. Dalam setiap
asrama tersebut mayoritas setiap kamar yang disediakan terisi oleh mahasiswa
ataupun mahasiswi. Paling hanya tersisa satu kamar kososng. Meskipun dalam
keadaan kosong, tidak lama kemudian ini juga pasti akan terisi oleh mahasiswa
lainnya. Jadi hampir dipastikan tidak ada kamar yang kosong dalam setiap asrama
yang disediakan.
Beberapa asrama yang tersedia sebagai kos bagi mahasiswa ataupun
mahasiswi di Kelurahan Wowawanggu, yang dilihat adalah pada aktivitas
mahasiswa dalam rumah-rumah kosnya. Dalam satu rumah atau kamar kos,
38
biasanya ada mahasiswa yang tinggal berdua dengan saudara atau keluarga
mereka, ada juga dalam satu kamar kos ditempati oleh satu keluarga. Satu
individu yang tinggal dalam satu kamar kos akan menghasilkan sampah yang
berbeda dengan lebih dari satu individu yang tinggal dalam satu kamar kos.
Masing-masing membutuhkan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya menghasilkan
barang-barang yang sifatnya sampah.
Rumah-rumah kos yang terdiri dari satu atau beberapa orang dalam kamar
tetap menjaga kebersihan asrama dan kamar-kamar kos mereka. Tuan rumah kos
yang ada tetap memberikan pengawasan kepada mahasiswa yang kos di asrama
mereka. Setiap sampah yang dihasilkan oleh masing-masing kamar kos tidak
dihamburkan begitu saja, tetapi dikmpulkan dan disimpan dengan baik di
kantong-kantong lalu di buang di tempat sampah yang ada.
Sampah-sampah yang ada di Kelurahan Wowawanggu berasal dari tempat
yang berbeda-beda. Sampah yang dihasilkan oleh mahasiswa ataupun mahasiswi
juga tidak hanya ketika berada di kamar kos. Ketika berada di kampus Universitas
Muhammadiyah, sampah itu pun juga akan bisa ada seperti yang dijelaskan di atas
sebelumnya. Sampah yang berada di kampus produksi dari mahasiswa dan
mahasiswi tersebut ditangani oleh pihak kebersihan kampus yang memang telah
disediakan oleh pihak kampus. Petugas-petugas ini hanya membersihkan sampah
lalu membuangnya di tempat sampah, yakni tempat penampungan sampah yang
sudah disediakan.
39
4.3.2 Keadaan Sosial Budaya
Keadaan sosial budaya di Kelurahan Wowawanggu terbagi menjadi
beberapa kategori. Kategori-kategori tersebut seperti penduduk yang mempunyai
sikap ekonomi, orang-orang yang mempunyai sikap sadar terhadap status
menumpang, dan orang-orang yang mempunyai sikap pemberi kepercayaan
tanggung jawab terhadap orang lain.
Sikap ekonomi ini dimiliki oleh mereka yang hanya mengerjakan dan
menjaga kebersihan lingkungan hanya pada pekarangan-pekarang rumah yang
dibatasi oleh pagar rumah mereka, dan atau hanya pada bagian-bagian yang
memberikan kenyamanan kepada pelanggan mereka. Tanggungjawab itu hanya
diperuntukkan kepada pelanggan yang datang.
Memposisikan diri sebagai penghuni yang memiliki tujuan ekonomi di
Kelurahan Wowawanggu, mereka akan tetap terus menambah produk-produknya
untuk kebutuhan pelanggannya. Berbagai ruko, warung-warung kecil, toko-toko
lainnya, dan juga mall lippo plaza akan tetap menghasilkan sampah dari produk-
produk yang terus bertambah. Dalam menjaga kebersihannya, sampah tidak
sebegitu saja dihamburkan, mereka tetap mempunyai tempat-tempat sampah yang
disediakan lalu kemudian dibuang pada tempat akhirnya.
Mereka hanya menjaga kebersihan dari lingkungannya masing-masing,
yakni di ruang-ruang pelanggan. Ini juga berkaitan dengan sikap individualis dari
seseorang yang hidup di kota yang segala-galanya penuh perhitungan untung-rugi.
Keuntungan yang mereka peroleh dari lokasi yang dijaga kebersihannya dengan
jarak hanya sekitar satu meter atau limapuluh sentimeter yang bukan menjadi
40
milik mereka akan tidak ada. Area yang mereka milliki atau tanah yang telah
dibeli, itulah yang menjadi milik mereka. Bagian yang bukan menjadi miliknya,
bukan menjadi bagian dari tanggungjawabnya.
Selain karena persoalan untung-rugi, hal yang demikian ini juga menjaga
hubungan yang bisa mengakibatkan keributan antara bertetangga yang
menimbulkan persoalan panjang nantinya. Sikap hitung-untung rugi dan
individual yang ada di kota, termasuk juga Kelurahan Wowawanggu bisa
menimbulkan persoalan apabila ada salah satu diantara mereka yang merasa
dirugikan. Kecurigaan mengklaim sebagai tanahnya bisa saja timbul sebagai
akibat dari adanya kepedulian kebersihan dilingkungan orang lain. Jadi upaya
untuk tidak peduli terhadap area yang bukan menjadi miliknya meskipun hanya
berbatas beberapa sentimeter saja adalah upaya yang baik.
Persoalan kebersihan yang bukan menjadi bagian dari area tanah mereka
juga diserahkan kepada pemerintah untuk membersihkannya. Sampah-sampah
yang ada yang telah terkumpul di tempat-tempat menjual mereka hanya dibuang
di tempat sampah yang telah disediakan oleh pemerintah berupa bak sampah.
Sehingga tidak dibuang di tempat-tempat yang tidak resmi yang bisa
menimbulkan masalah lagi. Tempat-tempat yang tidak resmi yang menjadi tempat
pembuangan akhir biasanya di pinggir kali, ataupun lubang-lubang yang memang
sudah banyak sampahnya.
Keadaan sosial budaya yang terdapat orang-orang yang tinggal di rumah-
rumah kos sadar diri sebagai seorang penumpang. Penumpang baik bagi
Kelurahan Wowawanggu maupun penumpang bagi rumah-rumah kos yang
41
mereka tinggali. Status sebagai penumpang tersebut kemudian membawa mereka
untuk patuh terhadap peraturan rumah kos. Salah satu peraturan tersebut adalah
pengelolaan kebersihan sampah untuk menjaga kebersihan rumah kos. Sampah-
sampah yang ada akan berupaya untuk dibersihkan dan dibuang pada tempat atau
dikumpulkan untuk kemudian dibawa pada pembuangan.
Orang-orang yang tinggal di rumah kos akan selalu mempunyai inisiatif
terhadap kebersihan sampah. Budaya yang dibangun adalah budaya taat. Ketaatan
tersebut dilatarbelakangi oleh pencegahan sangsi teguran yang membuat malu
mereka sendiri dan sangsi pengeluaran dari rumah kos yang ditinggali. Sikap taat
ini berasal dari penegakan kebersihan dan kenyamanan yang diberlakukan oleh
pemilik rumah-rumah kos yang merupakan tempat mereka menumpang.
4.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Kelurahan Wowawanggu sebenarnya terbilang
banyak dan berbagai macam. Sarana dan prasarana di Kelurahan Wowawanggu
terbagi menjadi dua bagian, yakni sarana dan prasarana milik pemerintah dan
sarana dan prasaran milik swasta. Sarana dan prasarana ini secara keseluruhan
adalah menunjang kebutuhan masyarakat baik bagi masyarakat Kelurahan
Wowawanggu ataupun masyarakat yang berasal dari luar Kelurahan
Wowawanggu. Meskipun begitu, sarana dan prasarana tersebut berada dalam
wilayah Kelurahan Wowawanggu. Hubungan kondisi sampah terhadap sarana dan
prasarana tersebut bergantung pada aktivitas orang yang menggunakan fasilitas
tersebut.
42
4.4.1 Sarana dan Prasarana Milik Pemerintah
Sarana dan prasarana milik pemerintah yang ada di Kelurahan
Wowawanggu, seperti Kantor Kelurahan, Mesjid, Pasar Panjang, Bak sampah,
dan Puskesmas.
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 2.
Kantor Kelurahan Wowawanggu
Kantor kelurahan terletak di sekitaran jalan rambutan dan masuk kedalam
lorong. Kantor ini berukuran sekitar 8 x 6 meter. Kelurahan
Wowawanggu dipimpin oleh bapak. Kantor ini menghadap di depan jalan utama
sebagai jalan lorong. Kantor ini mempunyai beberapa pegawai, termasuk juga Pak
Lurah. Kantor lurah ini sangat berdekatan dengan rumah-rumah warga, ia
dikelilingi oleh rumah-rumah warga, ada yang di belakang dan dibagian samping.
43
Pihak kelurahan selalu melakukan pengamatan dan pengawasan
terhadap wilayah mereka termasuk dalam persoalan sampah. Pihak kelurahan
selalu berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kadia tentang persoalan sampah
yang ada untuk kemudian diteruskan kepada pihak pemerintah kota sehingga
pihak pemerintah kota menginstruksikan kepada bidang terkait seperti dinas
kebersihan untuk menangani masalah sampah yang ada. Selain itu, strategi pihak
kelurahan dalam menangani kebersihan di wilayahnya juga dilakukan dengan cara
melibatkan seluruh pegawai lurah ataupun camat untuk melakukan kerjasama
pembersihan sampah, seperti pada hari jumat.
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 3.
Mesjid Kelurahan Wowawanggu
Masjid Kelurahan Wowawanggu terletak di jalan Jati Raya,
berhadapan dengan jalan jati raya, sekitar seratus meter dari jalan utama yakni Jl.
44
MT. Haryono. Ukuran mesjid ini cukup besar. Mayoritas dari mereka yang selalu
melakukan ibadah di mesjid ini adalah orang-orang yang bermukim di Kelurahan
Wowawanggu, seperti para mahasiswa, dan sebagainya.
Masjid biasanya digunakan oleh pihak pemerintah kelurahan untuk
memberikan himbauan kepada orang-orang yang tinggal di wilayah Kelurahan
Wowawanggu agar menjaga kebersihan lingkungan mereka. Himbauan tersebut
biasanya mereka lakukan pada saat shalat jumat, dan juga shalat tarwih. Pihak
Kelurahan biasanya bekerjasama dengan pengurus masjid yang memberikan
kesempatan kepada Lurah dan biasa juga pihak Camat untuk bertindak sebagai
pembawa khotbah atau ceramah. Sehingga melalui itulah bisa diselipkan
himbauan-himbauan.
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 4.
Bak Sampah di Jalan Rambutan
45
Bak sampah yang ada di Kelurahan Wowawanggu tersebar dalam
berbagai tempat. Setiap lorong dan beberapa rumah pasti disediakan bak sampah.
Tidak bisa dihitung jumlah sampah yang ada di Kelurahan Wowawanggu, karena
hampir seluruh tempat di bagian ini disediakan bak sampah. Ini hanya berlaku di
area jalan jati raya dan juga jalan rambutan. Di bagian lain, seperti area ruko dan
tempat-tempat belanja hanya dijumpai satu bak sampah pada banyak ruko, bahkan
ada yang tidak ada.
Bak-bak sampah ini berukuran sekitar 2 x 1 meter. Setiap bak sampah
yang ada pasti terisi oleh sampah minimal setengah dari bak sampah. Ukuran
seperti itu dijumpai ketika para petugas sampah baru saja membersihkan dan
mengambil sampah di bak tersebut. Bahkan bak-bak sampah itu ada yang sudah
terisi full hingga melebihi kapasitas dari bak sampah. Ada juga bak sampah yang
sudah tidak bisa terisi oleh sampah, tetapi masih juga di paksakan untuk diisi
hingga sampai tertumpah-tumpah dan tidak diperbaiki. Bak-bak sampah milik
pemerintah ini dibuat permanen dari bahan semen, dan ada juga bak sampah dari
besi dengan berbagai macam bentuk.
46
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 5
Puskesmas Kelurahan Wowawanggu
Puskesmas ini terletak di antara jalan Jati Raya dan Jalan Rambutan,
KelurahanWowawanggu. Ia terletak di pinggir jalan yang selalu dilalui oleh mobil
penumpang yang mengantar penumpang baik bagi mahasiswa ataupun warga
yang berada di sekitaran jalan rambutan. Mayoritas adalah penumpang yang
berasal dari mahasiswa. Puskesmas ini bernama puskesmas jati raya. Ia mewadahi
masyarakat-masyarakat yang berada di Kelurahan Wowawang atau bukan yang
sedang sakit. Ini puskesmas yang sengaja disediakan untuk memudahkan akses
rumah sakit.
47
4.4.2. Sarana dan Prasarana Milik Swasta
4.4.2.1 Universitas Muhammadiyah dan Kampus Kesehatan Farmasi
Universitas Muhammadiyah terletak di dua wilayah, yakni Jalan KH.
Ahmad Dahlan, Kelurahan Bonggoeya, dan di Jalan Jati Raya dan Jalan
Rambutan Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia. Sebagian besar wilayah
dari Universitas Muhammadiyah berada di Kelurahan Wowawanggu. Bagian
depan dari Universitas Muhammadiyah adalah wilayah Kelurahan Bonggoeya,
sedangkan bagian belakang adalah Kelurahan Wowawanggu.
Kampus kesehatan Farmasi terletak di jalan Sorumba, yang masih
merupakan wilayah Kecamatan Wowawanggu. Ia terletak berdekatan dengan
jalan rambutan . Jalan Sorumba berangkat dari perempatan lampu merah
berdekatan dengan Bank Sinarmas. Ia menjalur dari perempatan lampu merah
hingga perempatan pasar panjang, Kelurahan Bonggoeya
Universitas Muhammadiyah mempunyai wilayah yang cukup luas.
Dalam hal pengelolaan sampah yakni untuk membersihkannya, Universitas
Muhmmadiyah mempunyai juru bersih, yakni petugas kebersihan yang digaji oleh
pihak Universitas Muhammadiyah Kendari. Mereka bertugas mengumpulkan
sampah lalu membuang ke tempat-tempak sampah yakni bak sampah. Begitupun
juga dengan kampus kesehatan Farmasi. Mereka tidak membiarkan sampah-
sampah yang ada dalam lingkungan kampus mereka berserakan, karena selain
menjaga pandangan dan kenyamanan mahasiswa mereka sendiri, pihak kampus
juga menjaga pandangan dari para orang-orang yang berkunjung atau berjalan
48
melintas. Sehingga bisa menimbulkan informasi yang merusak nama kampus
kesehatan farmasi tersebut.
4.5.2.2 Mushallah dan SMA Muhammadiyah
Mushallah dan SMA Muhammadiyah adalah milik dari Universitas
Muhammadiyah. Ia terletak di dalam Universitas Muhammadiyah Kendari.
Letaknya di bagian belakang dari wilayah Universitas Muhammadiyah. Mereka
berada di wilayah Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia. Jika SMA
Muhammadiyah mempunyai sampah, maka itu bisa saja berasal dari mahasiswa
UMK. Mahasiswa UMK lebih banyak datang dari arah belakang, yakni jalan jati
raya. Jadi mereka nongkrong dan berkumpul juga di Wilayah UMK. Mereka
biasanya bercampur dengan murid SMA Muhammadiyah.
49
BAB V
AKTIVITAS PENGANGKUT SAMPAH DI KELURAHAN
WOWAWANGGU
Pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu dilakukan oleh orang
yang memang ditugaskan oleh pemerintah untuk menjaga kebersihan lingkungan
Kelurahan Wowawanggu dari sampah. Sampah-sampah di Kelurahan
Wowawanggu tergolong banyak. Kehadiran beberapa ruko-ruko, kampus, rumah
kos, dan juga kehidupan rumah tangga dalam setiap harinya menyebabkan
produksi sampah juga akan ikut meningkat. Pernyataan pengangkut sampah yang
bernama Idris (37 Tahun ) tentang hal tersebut di atas, sebagai berikut :
“Sampah di Kelurahan Wowawanggu dalam hitungan jam saja. Jadi kita
ditugaskan oleh Pemerintah tidak melakukan pengangkutan sampah lama.
Kita disuruh dalam hitungan jam saja. Biasanya waktu yang diberikan
adalah selang setiap tiga jam sekali.”
Wawancara, 7 Juli 2015
Sampah-sampah yang ada di Kelurahan Wowawanggu tidak diukur dalam
hitungan hari-hari. Maksudnya para pengangkut sampah yang sudah ditugaskan
oleh Pemerintah tidak melakukan pengangkutan sampah dari hari kehari. Para
pengangkut sampah ini ditugaskan untuk melakukan pengangkutan sampah di
Kelurahan Wowawanggu yang diukur dalam hitungan jam. Biasanya waktu yang
diberikan adalah selang setiap tiga jam sekali.
Waktu ini diberikan dengan tujuan untuk meminimalisir sampah yang
terlalu banyak mengisi bak-bak sampah yang kelebihan muatan dan akhirnya
menjadi tertumpah-tumpah.
50
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 6
Sampah yang berserakan di Belakang Kampus UMK
Akibatnya sampah yang tertumpah tersebut kemudian bisa memberikan
kondisi lingkungan yang menjadi kotor dan tidak teratur akibat sampah yang
meskipun telah disimpan di bak sampah, namun kondisinya masih
berserakan. Dalam kondisi sampah yang masih berserakan tersebut kemudian
bisa menimbulkan bau yang busuk dan mencemari udara yang bukan saja udara di
lingkungan Kelurahan Wowawanggu, tetapi bisa juga keluar dari Kelurahan
Wowawanggu. Seperti yang dikatakan oleh Pak Lurah Wowawanggu, seperti di
bawah ini :
“Tetangga Kelurahan Wowawanggu dekat, rumah-rumah berdekatan
dengan Kelurahan lain. Kalo sampah di bak kelebihan muatan tidak
cepat diangkut, bisa-bisa busuk. Bisa dicium orang di luar Wowawanggu,
bisa negative lagi pandangannya sama Pak lurah, kita lagi yang dimarahi
51
sama Pak Lurah. Kalo terlambat juga bisa sampah itu menumpuk,
tahambur kiri-kanan, dan bisa juga mengotori jalanan. Akhirnya muncul
lagi gossip-gosip yang kena Kelurahan Wowawanggu yang bisa sampai
ke semua orang kalo dicerita terus- menerus, walaupun tujuannya hanya
ingin cerita-cerita biasa saja. Ujung-ujungnya kita juga kena marah”
Wawancara, 15 juli 2015
Wilayah-wilayah Kelurahan Wowawanggu dengan Kelurahan lainnya di
Kecamatan Kadia, khususnya tetangga dari Kelurahan Wowawanggu mempunyai
wilayah yang dekat, rumah-rumah saling berdekatan meskipun sudah masuk ke
dalam wilayah Kelurahan lain. Sehingga apabila sampah-sampah yang ada di bak
sampah bahkan hingga sampai ada yang kelebihan muatan tidak cepat diangkut
oleh pengangkut sampah, ini akan berakibat pada tercemarnya udara yang
juga bisa dihirup oleh orang lain di luar wilayah Wowawanggu.
Tercemarnya udara yang juga bisa dihirup oleh orang-orang yang berada
di luar wilayah Wowawanggu akan mengakibatkan nama Kelurahan
Wowawanggu akan ikut terbawa dengan stigma yang negatif. Sehingga yang
disalahkan adalah pihak pemerintah Kelurahan dan wilayahnya. Itu akibat dari
keterlambatan penanganan sampah yang berasal dari orang-orang yang berada di
luar dari wilayah Kelurahan Wowawanggu, belum lagi keterlambatan
pengangkutan sampah yang ada di wilayah Kelurahan Wowawanggu.
Keterlambatan pengangkutan sampah di Kelurahan Wowawanggu juga
berdampak pada nama pihak pemerintah Kelurahan yang selalu disebut-sebut
sebagai pihak yang bertanggung jawab. Tetapi pada dasarnya, keterlambatan
yang bisa menjadikan sampah menumpuk dan mengeluarkan aroma yang busuk
52
mengakibatkan sampah akan dibuang pada bak sampah menjadi berserakan yang
nantinya merembet ke bagian lain yang juga bisa saja merembet ke jalan.
Ketika merembet ke jalan-jalan baik jalan yang sering dilalui secara umum
ataupun bukan jalan umum, ini akan mengakibatkan munculnya berbagai macam
gossip-gosip dan suara-suara yang kemudian bisa menjadikan Kelurahan
Wowawanggu rusak di mata masyarakat. Suara-suara ini bisa dating dari mana
saja apakah masyarakat Kelurahan Wowawanggu sendiri yang bercerita dengan
maksud hanya ingin curhat kepada masyarakat lainnya yang berasal dari luar
Wowawanggu. Tetapi tidak disadari ingin juga bisa sampai ke telinga-telinga
semua orang jika di cerita secara berantai dari mulut ke mulut, walaupun
tujuannya hanya ingin curhat.
Berbagai macam tempat yang menjadi tempat mereka untuk mencurahkan
isi hatinya tentang sampah yang berserakan, apakah itu di kantor, tempat bekerja
mereka, di pasar, dan lain-lain. Dengan maksud mencurahkan isi hatinya tersebut,
namun pada akhirnya akan bisa sampai pada pendengaran pemerintah kota dan
kemudian disorot oleh media sebagai wilayah yang mempunyai area yang
sampahnya berserakan dimana-mana. Seperti yang ditegaskan oleh Pak Lurah
Wowawanggu, berikut ini :
”Ya, meskipun hanya cerita biasa-biasa, apakah itu di kantor, tempat
kerja, di pasar, tapi bisa didengar pemerintah kota dan disorot media
sebagai wilayah yang sampahnya berserakan dimana-mana. Ini bisa saja
menjadi bumerang bagi kita, Kita akan ditegur dan bisa saja diberikan
sangsi karena tidak menjalankan fungsi sebagai pemerintah di wilayah
yang menjadi tanggunjawab kita Sampah yang merembet ke jalan umum
bisa juga menjadi pengamatan dan penilaian dari para orang-orang yang
mempunyai pengaruh dan kedudukan penting baik di lingkup Kota
Kendari ataupun di lingkup Pemerintah Sulawesi Tenggara yang ada di
wilayah Kelurahan Wowawanggu ini yang selalu melintas. Orang-
53
orang ini akan bisa mengukur seberapa parah sampah yang ada. Jika
sampah yang sudah berserakan sampai ke jalan, berarti mereka
berpikir tidak diperdulikan.”
Wawancara, 28 Juli 2015
Ketika informasi tentang sampah yang berserakan di Kelurahan
Wowawanggu telah sampai pada Pemerintah Kota Kendari. Ini bisa saja menjadi
bumerang bagi pemerintah Kelurahan Wowawanggu, mereka akan menerima
teguran dan bisa saja diberikan sangsi karena tidak menjalankan fungsi mereka
sebagai pemerintah di wilayah yang menjadi wilayah pemerintahan yang
merupakan tanggunjawab mereka yaitu kebersihan sampah di wilayah Kelurahan
Wowawanggu.
Jika terdapat sampah-sampah yang merembet ke jalan umum, ini bisa juga
menjadi pengamatan dan penilaian dari para orang-orang yang mempunyai
pengaruh dan kedudukan penting baik di lingkup Kota Kendari ataupun di lingkup
Pemerintah Sulawesi Tenggara. Sebab di wilayah Kelurahan Wowawanggu
terdapat beberapa warga yang mempunyai kedudukan dan dikatakan sebagai
orang yang penting di kalangan baik pemerintah kota maupun pemerintah
Sulawesi Tenggara. Mereka akan selalu melintas di wilayah Wowawanggu
menuju rumah mereka.
Ketika orang-orang ini melintas dan merasa tidak nyaman dengan adanya
sampah yang sedang berserakan di jalan-jalan, maka akan lebih mudah untuk bisa
sampai pada pemerintah Kota Kendari. Orang-orang ini akan bisa mengukur
seberapa parah sampah-sampah yang ada tersebut. Tanpa harus mendengar dari
beberapa orang atau media yang menginformasikan. Jika sampah yang sudah
54
berserakan dari bak sampah bahkan hingga sampai ke jalan, itu sudah termasuk
sampah yang tidak diperdulikan oleh Pemerintah untuk menanganinya.
Pengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu melakukan pengangkutan
sampah dengan dua cara, yakni mereka melakukan pembagian pada tempat-
tempat yang diprioritaskan untuk diangkut sampahnya, dan mereka melakukan
pengangkutan sampah dengan memperhitungkan jalur-jalur yang mereka lintasi.
5.1 Urutan Aktivitas Pengangkutan Sampah di Kelurahan
Wowawanggu
5.1.1 Tahap Persiapan
Sebelum mengangkut sampah, para pengangkut sampah terlebih
dahulu melakukan persiapan pengangkutan sampah. Mereka melakukan tahap
persiapan pengangkutan sampah di rumah mereka masing-masing. Persiapan yang
dilakukan ini adalah berupa sarapan, mengganti baju, dan menghubungi teman-
teman mereka. Seperti ungkapan salah satu informan yang bernama Sarip (34
Tahun), berikut ini :
“Kita sarapan dulu sebelum kerja kalo habis mandi pake nasi, dengan
minum kopi dari istrinya kita jam empat subuh. Habis itu ganti baju
dengan baju yang sering kita pake. Ada juga baju yang dikasi pemerintah,
tapi jarang dipake. karena tidak mungkin kita pake setiap hari. Ada
tulisannya dinas kebersihan dan Pertamanan Kota Kendari di
belakangnya. Jadi kita sebelum berangkat, kita hubungi teman- teman
pake hp, sudah bangun, atau sudah siapmi. Kalo teman-teman yang tidak
punya hp, langsung datang di rumahnya sopir mobil, karena biar
bagaimana itu pekerjaan yang bisa dapat uang.”
Wawancara, 5 Januari 2016
55
Pengangkut sampah terlebih dahulu melakukan sarapan sebelum
menjalankan tugas mereka. Sarapan ini dilakukan setelah mereka mandi. Sarapan
yang mereka makan biasanya adalah nasi, dan minum kopi yang telah disediakan
oleh istri-istri mereka. Tergantung masing-masing selera dari para pengangkut
sampah. Mereka melakukan sarapan sebelum menjalankan tugas mereka pada jam
empat subuh.
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 7.
Sarapan sebelum mengangkut sampah
Setelah sarapan, mereka kemudian mengganti baju yang khusus digunakan
untuk mengangkut sampah. Baju yang mereka ganti adalah baju yang sering
digunakan dalam mengangkut sampah. Jadi memang baju yang sudah terkena
noda, sehingga mereka menggantinya setelah sarapan. Mereka menggunakan
baju biasa untuk mengangkut sampah. Ada juga baju khusus yang diberikan oleh
56
pemerintah, tetapi mereka jarang menggunakannya. Baju tersebut juga sering
digunakan, namun mereka sering mengganti-ganti, karena tidak mungkin mereka
menggunakannya setiap hari. Baju yang diberikan oleh pemerintah mempunyai
tulisan di bagian belakang yakni dinas kebersihan Kota Kendari.
Sebelum saling bertemu atau berangkat ke rumah teman yang bertugas
sebagai sopir mobil pengangkut sampah, mereka saling hubung-menghubungi satu
sama lain menggunakan handphone, apakah mereka sudah bangun, atau sudah
bersiap untuk menjalankan tugas mereka. Bagi pengangkut sampah yang tidak
mempunyai handphone, mereka akan langsung datang ke rumah sopir mobil
pengangkut sampah, karena mereka sadar bahwa itu adalah merupakan tugas dan
pekerjaan yang meskipun sedikit, namun dapat menghasilkan uang bagi mereka.
Aktivitas ini mereka lakukan pada saat masih berada di rumah masing-masing.
5.1.2 Menjemput Teman
Aktivitas menjemput teman ini dilakukan oleh karena teman yang sedang
dijemput tersebut masih berada di rumah. Hal tersebut dikarenakan rumah mereka
berada jauh dari rumah sopir mobil pengangkut sampah yang menyimpan mobil
pengangkut sampah di rumahnya. Sehingga butuh untuk dijemput. Bagi yang
berdekatan, mereka bisa datang di rumah sopir mobil tersebut.
Pada saat dijemput, mereka sudah bersiap, hanya tinggal naik ke bak
mobil, tidak perlu lagi menunggu. Aktivitas ini dilakukan pada sebelum jam lima
pagi. Sebab pada jam lima mereka sudah mulai berangkat menjalankan tugas
mereka. Waktu sebelum jam lima pagi yang digunakan untuk menjemput teman
57
yang berada jauh, tidak sampai mengganggu waktu persiapan para pengangkut
sampah.
5.1.3 Berangkat Ke Lokasi Pengangkutan Sampah dan Memuat
Sampah
Para pengangkut sampah mulai berangkat pada jam lima dan
melakukan pengangkutan sampah terdekat dari lokasi mereka. Seperti yang
dikatakan Idris (37 Tahun), berikut :
“Kita mulai berangkat jam lima, mengangkut yang dekat dari sini. Kita
tinggal di Baruga. Baru turun ke pasar panjang, Kelurahan Bonggoeya baru ke
Jalan KH. Ahmad Dahlan, masuk di Kelurahan Wowawanggu dari lorong
samping UMK. Jadi kalo mengangkut sampah di Wowawanggu berurutan,
dimulai dari UMK, Jalan Jati Raya, Jalan Rambutan, dengan di sekitaran Ruko-
ruko.”
Wawancara 5 Januari 2016
Mereka mempunyai tempat tinggal di wilayah Baruga. Jadi pengangkut
sampah mulai mengangkut sampah dari bak-bak sampah yang berada di Lepo-
lepo lalu kemudian berjalan turun menuju pasar panjang, Kelurahan Bonggoeya
baru kemudian menuju ke Jalan KH. Ahmad Dahlan, dan masuk ke wilayah
Kelurahan Wowawanggu yang dimulai dari area Universitas Muhammadiyah.
Para pengangkut sampah yang mengangkut sampah di Kelurahan
Wowawanggu membuat urutan lokasi pengangkutan sampah. Urutan-urutan
tersebut yakni dimulai dari Universitas Muhammadiyah, Jalan Jati Raya,
Kemudian Jalan Rambutan, serta di area sekitaran Kompleks pertokoan.
5.1.3.1 Pengangkutan Sampah di Universitas Muhammadiyah
Para pengangkut sampah mengangkut sampah di Universitas
Muhammadiyah mulai dari sepanjang jalan KH. Ahmad Dahlan yang berada di
58
depan Universitas Muhammadiyah. Informasi tersebut berasal dari pengangkut
sampah yang bernama Hery (32 Tahun), berikut pernyataannya :
“Kita mengangkut mulai dari KH. Ahmad Dahlan, sampai jalan Laode Hadi.
Setelah itu masuk ke dalam lorong samping Universitas Muhammadiyah untuk
mengangkut di bak sampah sampingnya. Baru ke lorong kelapa kuning,
kantor Lurah Wowawanggu. Dari jalan kantor lurah, Kita ke jalan bagian
belakang Universitas Muhammadiyah, jalan Jati raya. Baru melanjutkan di
Wilayah jalan jati raya.”
Wawancara 10 September 2015
Jalan yang berada di depan Universitas Muhammadiyah, mulai dari keluar
jalur pasar panjang hingga sampai jalan Laode Hadi. Di jalur ini ada beberapa
tempat sampah yang ada untuk menampung sampah yang berasal dari warga yang
berada disitu dan juga untuk sampah yang berasal dari Universitas
Muhammadiyah Kendari.
Setelah jalur ini selesai diangkut sampahnya, pengangkut sampah
kemudian masuk ke dalam lorong yang berada di samping wilayah universitas
Muhammadiyah untuk mengangkut sampah yang berada di bak sampah samping
Universitas Muhammadiyah. Di lorong ini hanya ada satu bak sampah. Setelah
dari bak sampah ini, pengangkut sampah kemudian melanjutkan perjalanan
mengkuti lorong tersebut menuju ke lorong kelapa kuning yang menghubungkan
kantor Lurah Wowawanggu. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 8
Pengangkut Sampah Mengangkut Sampah di Bak Sampah
59
Di jalur kelapa kuning Kantor Lurah ini, pengangkut sampah mengangkut
sampah yang berada di bak sampah jalan tersebut. Hanya ada dua bak sampah
yang berada di jalan yang mengubungkan kantor lurah tersebut. Setelah dari jalan
kantor lurah tersebut, pengangkut sampah kemudian kembali menggunakan jalan
tersebut menuju ke jalan bagian belakang Universitas Muhammadiyah yang juga
menghubungkan jalan Jati raya.
Di jalan bagian belakang ini kemudian pengangkut sampah
mengangkut sampah di bak sampah yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Jumlah bak sampah yang berada di jalur ini hanya satu. Setelah mengangkut
sampah dari bak sampah tersebut kemudian pengangkut sampah melanjutkannya
dengan mengangkut sampah di bak sampah di Wilayah jalan jati raya.
5.1.3.2 Pengangkutan Sampah di Jalan Jati Raya
Pengangkutan sampah di area jalan Jati Raya di mulai dari Jalan KH.
Ahmad Dahlan yang menghubungkan jalan Laode Hadi. Pernyataan tersebut
diungkapkan pengangkut sampah yang bernama Samsul (46 Tahun), berikut
pernyataannya :
“Kalo di Jati Raya di mulai dari jalan jati raya satu, dua, dan tiga. sampai
jalan Laode Hadi. Kita datangi bak sampah satu persatu. Setelah
mengangkut sampah di Jalan Jati Raya, kita lanjutkan di tempat lain
yang masih wilayah Kelurahan Wowawanggu yaitu Jalan Laode Hadi ”
Wawancara 18 September 2015
Lorong-lorong ini terdiri dari banyak lorong yang saling berhubungan satu
sama lain hingga sampai menembus jalan utama Laode Hadi yang merupakan
wilayah Kelurahan Wowawanggu.
60
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 9
Pengangkutan sampah di Jalan Jati Raya
Jadi pengangkut sampah terlebih dahulu mengangkut sampah yang ada di
bak sampah yang berada di jalan jati raya satu, dua, dan tiga. Ada banyak bak
sampah yang ada di lorong tersebut. Para pengangkut sampah mengunjunginya
satu persatu bak-bak sampah tersebut dari setiap lorong yang ada di area jalan jati
raya satu, dua, dan tiga tersebut. Mereka menghabiskan sampah-sampah mulai
jaur jalan jati daya hingga area yang masih wilayah Jati raya. Setelah mengangkut
sampah yang berada di Jalan Jati Raya, pengangkut sampah kemudian
mengangkut sampah di tempat lain yang masih merupakan wilayah Kelurahan
Wowawanggu yaitu jalan Laode Hadi
5.1.3.3 Pengangkutan Sampah di Jalan Laode Hadi
Para pengangkut sampah mengangkut sampah di jalan Laode Hadi di
mulai dari keluar lorong yang menghubungkan jati raya. Seperti ungkapan
pengangkut sampah yang bernama Wahid ( 40 Tahun ) berikut ini :
61
“Kita mengunjungi satu persatu bak sampah yang ada di sepanjang jalan
Laode Hadi. Sampah ini dari beberapa Ruko dan sebagian rumah
tangga yang lebih dekat dengan bak sampah di jalan Laode Hadi, Selesai
di jalan laode Hadi, Kita ke jalan MT. Haryono.”
Wawancara 27 September 2015
Di jalan Laode Hadi ada sekitar tiga bak sampah. Jadi para pengangkut
sampah tersebut mengunjungi satu persatu bak sampah yang ada untuk
mengangkat sampahnya memindahkan di truk pengangkut sampah mereka.
Mereka mengangkut sampah sepanjang jalan Laode Hadi dari jalan KH. Ahmad
Dahlan yang berada di depan Universitas Muhammadiyah hingga sampai di lampu
merah di area pasar baru.
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 10.
Bak Sampah di Jalan Laode Hadi
Di jalan Laode Hadi tadi adalah sampah-sampah hasil dari beberapa Ruko
dan sebagian dari Rumah tangga yang tinggal tidak jauh dari bak sampah yang
berada di jalan Laode Hadi. Sehingga meskipun tinggal di wilayah bagian jati
62
raya, namun karena ia lebih dekat dengan bak sampah yang berada di jalan Laode
Hadi, maka mereka membuang sampahnya di tempat tersebut. Setelah
menyelesaikan kebersihan sampah di bak-bak sampah yang berada di jalan laode
Hadi. Para pengangkut sampah ini kemudian menuju ke jalan MT. Haryono.
5.1.3.4 Pengangkutan Sampah di Jalan MT. Haryono
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 11.
Bak sampah di Jalan MT. Haryono
Pengangkut sampah mengangkut sampah di jalan MT. Haryono
dimulai dari area-area ruko-ruko yang berdekatan dengan ujung dari jalan
Brigjend M. Yunus. Pengangkut sampah menelusuri sampah-sampah yang ada di
di wilayah ruko-ruko dan warung-warung yang ada di jalan MT. Haryono.
Pengangkut sampah biasanya tidak menemukan sampah-sampah yang ada di bak
sampah jalan MT. Haryono. Mereka mengangkut sampah dari ruko-ruko yang
sudah dikumpulkan oleh ruko-ruko dan warung-warung ke dalam kantong-
63
kantong plastik. Pengangkut sampah hanya tinggal mengangkut saja atau datang
di ruko-ruko atau warung-warung menanyakan sampah. Para pengangkut sampah
juga hanya mengangkut sampah yang sudah terkumpul. Mereka tidak akan
mengambil sampah yang berserakan. Karena itu adalah tugas dari para penyapu
sampah yang juga sudah disediakan oleh pemerintah dengan sistem gaji.
Setelah mengangkut sampah di jalan MT. Haryono. Para pengangkut
sampah kemudian melanjutkannya dengan mengangkut sampah di area jalan
rambutan. Pengangkut sampah hanya mengangkut sampah di jalan MT. Haryono
Kelurahan Wowawanggu. Jadi mereka hanya mengangkut sampah sampai pada
perempatan lampu merah, yakni di depan Bank Sinarmas. Setelah pada perbatasan
lampu merah, pengangkut sampah kemudian kembali, dan masuk ke dalam lorong
yang disebut sebagai jalan rambutan, Kelurahan Wowawanggu.
5.1.3.5. Pengangkutan Sampah di Jalan Rambutan
Di jalan rambutan ada beberapa bak sampah yang menjadi bagian dari
tugas para pengangkut sampah untuk membersihkannya. Pengangkutan sampah
disini dilakukan sampai pada batas bak sampah yang sudah diangkut di jalan jati
raya. Jalan rambutan ini berdekatan dan bersambung dengan jalan jati raya,
Kelurahan Wowawanggu. Pengangkut sampah mengangkut sampah bergeser dari
jalan rambutan hingga keluar ke arah kampus kesehatan farmasi di jalan Sorumba
yang berasal dari perempatan lampu merah jalan MT. Haryono yang berdekatan
dengan Bank Sinarmas. Seperti pernyataan pengangkut sampah yang bernama
Irdan ( 29 Tahun) berikut ini :
“Kita mengangkut sampah dari jalan rambutan hingga keluar ke arah
kampus di jalan Sorumba. Dari jalan Sorumba bertemu dengan
perempatan pasar panjang. Disini rumah-rumah tangga dengan ada juga
hotel. Ada beberapa bak-bak sampah disni. Tempat ini, tempat terakhir
mengangkut sampah di Wowawanggu. Karena berdekatan dengan
64
Kelurahan lain di Kecamatan Kadia. Kita nanti kesana lagi angkut
sampah.”
Wawancara 3 Oktober 2015
Dari jalan rambutan keluar hingga ke jalan Sorumba, kampus
kesehatan farmasi, dari perempatan lampu merah bank sinarmas menelusuri jalan
tersebut hingga sampai bertemu dengan perempatan pasar panjang.
Doc. Laode Marfa Hafied
Bak 12. Bak Sampah di Jalan Rambutan
Di jalur ini banyak di isi oleh sampah-sampah rumah tangga karena
mayoritas adalah rumah-rumah yang mengisi jalur tersebut. Hanya ada satu
kampus yakni kampus kesehatan farmasi. Di jalur ini ada beberapa bak-bak
sampah yang juga menjadi bagian dari tugas para pembersih sampah.
Area ini adalah area terakhir yang menjadi tugas dari para pengangkut
sampah untuk mengangkut sampah di Kelurahan Wowawanggu. Tempat ini
menjadi tempat terakhir bagi pengangkut sampah dikarenakan area ini berdekatan
65
dengan Kelurahan yang lain yang merupakan bagian dari Kecamatan Kadia.
Kelurahan yang lain tersebut menjadi wilayah selanjutnya bagi para pengangkut
sampah untuk menjalankan tugas mereka berdasarkan perintah dari Pemerintah
Kota Kendari.
Para pengangkut sampah dalam menjalankan tugasnya di Kelurahan
Wowawanggu yang dimulai dari jalan KH. Ahmada Dahlan, yakni depan
Universitas Muhammadiyah Kendari, karena para pengangkut sampah ini berasal
dari wilayah lepo-lepo. Mereka mulai mengangkut sampah dari Lepo-lepo lalu
mereka menyisir turun ke bawah hingga sampai ke Kelurahan Wowawanggu.
Pengangkutan sampah di Kelurahan Wowawanggu juga dilakukan dengan
cara yang berurutan. Mereka melakukannya dengan cara yang berkait- kaitan dan
tidak berdekat-dekatan. Mulai dari sepanjang jalan Universitas Muhammadiyah
berkaitan dengan jalan kelapa kuning menuju kantor lurah setelah itu kembali
dan menuju ke belakang Muhammadiyah berkaitan dengan jalan jati raya lalu ke
jalan jati raya berkaitan dengan jalan Laode Hadi menuju area jalan Laode Hadi
berkaitan dengan Jalan MT. Haryono dan seterusnya.
Para pengangkut sampah ini sengaja melakukan pengangkutan sampah
seperti itu untuk mempermudah mereka dalam mengangkut sampah. Jadi mereka
mengangkut sampah secara teratur dan terjalur agar mereka melaluinya satu jalur
saja, tidak membuat mereka berputar-putar dan kembali kesana-kemari yang bisa
saja masih ada bak-bak sampah yang tidak diangkut sampahnya karena tidak
dilakukan secara terjalur. Setelah mereka melakukan hal yang demikian ini,
mereka akan bisa yakin bahwa sudah tidak ada lagi sampah-sampah yang tidak
diangkut dan dibersihkan.
66
5.1.4 Membawa Sampah Ke Tempat Pembuangan Akhir
Dari subuh pengangkut sampah mulai menjalankan tugas mereka
mulai dari Lepo-lepo kemudian turun hingga sampai ke Kelurahan Wowawanggu.
Pada jam 12, pengangkutan sampah di Kelurahan Wowawanggu telah selesai
dilakukan. Seperti ungkapan salah satu informan yang bernama Lutfing
(45Tahun), sebagai berikut :
“Kita dari subuh, mulai kerja dari Lepo-lepo sampai Wowawanggu. jam
12. Jam 12, istrahat, ada yang makan siang kalo cukup uangnya, minum,
merokok sambil istarahat dekat tempat mengangkut sampah terakhir. Jam
satu, Kita ke Kelurahan Kadia sampai jam 4. Setelah jam 4, kita bawa
angkutan di TPA di Puuwatu sana.Semuanya dibuang disana. Jam 5. Kita
pulangmi, tunggu lagi besok.”
Wawancara, 5 Januari 2016
Pada jam 12 ini, mereka beristrahat. Pada jam istrahat ini, ada yang makan
siang bagi yang mempunyai cukup uang, hanya sekedar minum air putih, dan ada
yang juga merokok sambil istarahat di tempat pengangkutan sampah terakhir.
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 13.
Lokasi Pembuangan Akhir Sampah
67
Pada jam 13.00, pengangkut sampah kemudian melanjutkannya menuju ke
Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia untuk mengangkut sampah. Aktivitas
mengangkut sampah ini dilakukan hingga sampai jam 16.00. Setelah jam 16.00,
mereka kemudian melanjutkannya dengan membawa sampah-sampah hasil
angkutan tadi ke pembuangan akhir sampah. Tempat pembuangan akhir ini
bertempat di kompleks tempat pembuangan akhir sampah di Puuwatu, Kota
Kendari.
Semua sampah yang telah diangkut dari berbagai bak sampah,
termasuk di Kelurahan Wowawanggu, Kecamatan Kadia dibuang di tempat
pembuangan akhir (TPA) Puuwatu, Kota Kendari. Setelah membuang, tugas
mereka pada hari itu telah selesai pada jam 17 00. Mereka kemudian kembali ke
rumah mereka masing-masing, dan menunggu hingga jam 5 subuh, untuk kembali
menjalankan tugas mereka sebagai pengangkut sampah.
5.2 Area Prioritas Pengangkut Sampah di Kelurahan Wowawanggu
5.2.1 Pengangkutan Sampah Area Jalan Jati Raya dan Jalan Rambutan
Area yang menjadi prioritas adalah area jalan jati raya dan jalan rambutan,
Kelurahan Wowawanggu. Seperti ungkapan pengangkut sampah yang bernama
Sarip ( 30 Tahun ) berikut ini :
“Jalan jati raya dan jalan rambutan, prioritas, kita jaga orang-orang
penting. Di tempat ini ada sampah dari rumah, dan juga dari pohon
pelindung di halaman rumah di sini. Domorang buang di bak sampah ini.
Jadi cepat terkumpul. Kalo terlalu tinggal lama, bisa busuk yang bisa
ganggu warga-warga penting disini. Sampah di bak sampah Jalan jati
raya dan Jalan Rambutan yang banyak daun-daunan, ada juga kulit
kerupuk dari kios dekat dekat sini. Semua sampah digabung satu bak.
Biasa juga dengan tanah-tanahnya. Ada juga ranting pohon dari pohon-
pohon yang dipangkas di rumah warga disini ikut dimasukkan, biar tidak
68
cukup, diusahakan disimpan, Itu bisa mengganggu orang karena terlalu
banyak.”
Wawancara 15 Agustus 2015
Area tersebut menjadi prioritas karena alasan menjaga pandangan dan
pengamatan para orang-orang penting dan orang-orang yang mempunyai
kedudukan di pemerintahan. Di area ini yang menghasilkan berbagai macam
sampah mulai dari sampah produksi rumah tangga hingga sampai sampah yang
berasal dari pohon- pohon pelindung di pekarangan rumah yang ada di area ini.
Seperti gambar di bawah ini :
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 14
Sampah-sampah dari pepohonan yang menumpuk
Sampah-sampah yang berasal dari pepohonan pelindung di pekarangan
rumah mereka juga di buang di bak sampah. Sehingga sampah-sampah yang ada
69
di bak sampah tersebut cepat menumpuk. Sampah yang telah menumpuk tersebut
jika terlalu tinggal lama akan bisa menyebabkan menimbulkan aroma yang busuk
yang bisa saja mengganggu orang dan juga para orang-orang penting tersebut.
Bentuk sampah yang ada di bak sampah Jalan jati raya dan Jalan
Rambutan adalah dedaunan-dedaunan yang berasal dari pohon yang berada
dipinggir jalan dan juga di pekarangan rumah warga, ada juga sampah plastic
berupa kemasan-kemasan makanan ringan dari warung-warung terdekat.
Jumlahnya hanya sedikit. Sampah yang paling banyak adalah berasal dari sampah-
sampah dedaunan dan ranting-ranting pohon. Keseluruhan sampah-sampah
tersebut baik dedaunan, ranting pohon, kemasan-kemasan makanan ringan,
digabung kedalam satu bak sampah. Bahkan tanahnya pun diikutkan masuk
kedalam.
Ranting-ranting pohon biasanya berukuran besar yang berasal dari pohon-
pohon yang dipangkas di pekarangan rumah warga ikut dimasukkan dengan
meskipun ukurannya tidak cukup, akan tetapi diusahakan disimpan di bagian atas
bak, sehingga ranting-ranting tersebut mengganggu pemandangan orang karena
terlalu banyak.
5.2.2 Pengangkutan Sampah Area Universitas Muhammadiyah
Area prioritas berikutnya dari pengangkut sampah adalah di kampus
Universitas Muhammadiyah Kendari. Seperti kata seorang pengangkut sampah
yang bernama Hendi ( 42 Tahun ) berikut ini :
“Universitas Muhammadiyah juga di prioritaskan. Sampah di UMK dari
mahasiswa. Banyaknya mahasiswa di UMK itu alasannya. Tapi disana
juga ada petugasnya, Sampah di kumpulkan satu tempat baru dibuang di
70
bak sampah, jadi kita tinggal angkut ke mobil. Sampah di bak UMK dijaga
kebersihannya satu kali satu hari. Tiap hari itu. Kita angkut sampah di
UMK sekalian di rumah kos, Karena sebagian rumah kos tidak jauh
dengan Universitas Muhammadiyah. Bak sampah disana dekat rumah
kos dengan Muhammadiyah.”
Wawancara 28 Agustus 2015
Area ini di prioritaskan karena juga menyangkut jumlah sampah yang
banyak. Penghuni kampus Universitas Muhammadiyah adalah para mahasiswa.
Jadi yang menghasilkan sampah di area ini adalah mahasiswa. Jumlah dari
mahasiswa ini yang menjadi alasan prioritas dari para pengangkut sampah untuk
menjadikannya sebagai area prioritas. Ukuran dari suatu mahasiswa bukan
merupakan jumlah yang sedikit. Sehingga itulah dikatakan bahwa universitas
Muhammadiyah juga tergolong menghasilkan banyak sampah.
Sampah-sampah yang ada di Universitas Muhammadiyah Kendari juga di
kumpulkan pada satu tempat oleh petugas kebersihan yang ditunjuk oleh pihak
kampus. Kumpulan sampah tersebut kemudian dibuang pada bak sampah yang
sudah disediakan oleh pihak pemerintah. Sehingga para pengangkut sampah juga
hanya tinggal mengangkutnya dari bak sampah ke truk-truk sampah yang mereka
memang telah siapkan untuk membawa sampah tersebut.
Banyaknya jumlah mahasiswa sebagai penghasil sampah di
Universitas Muhammadiyah Kendari juga diantisipasi adalah menumpuknya
sampah lalu kemudian bisa menyebabkan sampah yang ada di bak sampah
menjadi tertumpah-tumpah. Oleh karena itu, sampah-sampah di bak sampah
Universitas Muhammadiyah Kendari harus senantiasa dijaga kebersihannya
minimal satu kali dalam satu hari dan dilakukan setiap hari.
71
Pengangkutan sampah di Universitas Muhammadiyah sekaligus dilakukan
dengan mengangkut sampah-sampah yang ada di rumah-rumah kos. Sebagian
rumah-rumah kos yang ada di Kelurahan Wowawanggu tidak berada jauh
dengan Universitas Muhammadiyah. Jadi ketika penghuni rumah-rumah kos
mempunyai sampah yang telah dikumpulkan, mereka akan langsung membuang
ke bak-bak sampah yang juga digunakan oleh petugas sampah Universitas
Muhammadiyah untuk membuang sampah. Bak-bak sampah tempat pembuangan
sampah bagi mereka berdua mendekati rumah-rumah kos dan juga
Muhammadiyah.
5.2.3 Pengangkutan Sampah Area Rumah-rumah Kontrakan
Sebagian rumah-rumah kos yang lainnya mempunyai tempat yang
berbeda-beda ada yang terletak di jalan jati raya, dan juga di dekat kampus
kesehatan farmasi milik swasta. Seperti pernyataan salan satu pengangkut sampah
yang bernama Lutfing ( 45 Tahun ) di bawah ini :
“Sebagian rumah kos yang lainnya tempatnya berbeda-beda, ada yang di
jati raya, ada juga di dekat farmasi. Rumah kos di jati raya pake bak
sampah yang dekat. Begitu juga di Farmasi.Kalo digabung dengan
tempat lain, jelas banyak. Jadi tetap dijaga jangan sampai menumpuk
dengan kelebihan muatan. Bak-bak sampah di sekitar ruko- ruko, kios,
dengan lippo plaza harus selalu dikontrol kebersihannya agar jangan
sampai muatannya berlebihan dan terhambur. Karena bisa merusak
pemandangan orang karena kotor, apalagi jalan umum. Sampah di
sekitaran ruko dengan toko belanja lain tidak begitu banyak. Kita
petugas yang dikasi tanggungjawab untuk selalu jaga kebersihan harus
dilaksanakan. Kita tidak boleh ceroboh akhirnya dapat teguran dari
atasan kita apalagi ada pengaruhnya pada gaji kita. Kebersihan
dengan kenyamanan orang selalu dijaga. karena pernah meraih piala
adipura.“
Wawancara 2 September 2015
72
Rumah-rumah kos yang berada di sekitaran jalan jati raya
menggunakan bak sampah yang ada di jalan jati raya karena letaknya juga dekat
untuk membuang sampah yang telah dikumpulkan sebelumnya. Sedangkan bagi
rumah-rumah kos yang berada dekat dengan kampus kesehatan Farmasi juga
membuang sampah di bak-bak sampah yang terdekat.
Sampah-sampah yang berada di bak-bak sampah ini juga cukup
banyak sebab sampah-sampah ini berasal dari berbagai tempat. Jika rumah-rumah
kos membuang sampahnya di bak sampah tergabung dengan rumah-rumah yang
ada di jalan jati raya, serta rumah-rumah kos yang berada di jalan sekitaran jalan
rambutan digabungkan dengan sampah yang berasal dari mahasiswa di kampus
Universitas Muhammadiyah, maka jelas sampah pun juga akan cepat menjadi
banyak. Sehingga perlu untuk tetap dijaga jangan sampai menumpuk dan bak
sampah kelebihan muatan.
Bak-bak sampah yang berada di area sekitaran ruko-ruko dan warung-
warung di Keluarahan Wowawanggu menjadi salah satu yang juga diprioritaskan.
Ruko-ruko dan beberapa warung serta lippo plaza bertempat di sekitaran jalan
umum sebagai jalan utama yang selalu di lalui oleh berbagai macam orang-orang
dari berbagai profesi dan kedudukan. Sampah-sampah yang berada di bak-bak
atau di ember yang memang sudah disiapkan harus selalu dikontrol kebersihannya
agar jangan sampai muatannya berlebihan dan terhambur.
Ketika sampah-sampah yang ada di bak sampah atau ember tersebut
berhamburan maka akan merusak pemandangan orang-orang karena telah terlihat
kotor, dan juga bisa mengotori jalan-jalan umum sebagai jalan utama di Kota
73
Kendari. Meskipun begitu, biasaya sampah-sampah yang diangkut oleh para
pengangkut sampah di bak sampah sekitaran ruko dan area toko perbelanjaan
lainnya tidak begitu banyak. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 15
Pengangkut sampah di area Ruko
Sebagai petugas yang diberi tanggungjawab untuk senantiasa menjaga
kebersihannya agar tidak sampai sampah-sampah yang ada di bak sampah tersebut
menjadi berhamburan akibat kelebihan muatan, maka tugas tersebut harus
senantiasa dilaksanakan. Jangan sampai sampah yang ditemukan tidak terlalu
banyak dan tidak berhamburan berdasarkan pemikiran pengangkut sampah,tetapi
pada akhirnya suatu waktu dijumpai bak sampah yang sudah berhamburan, namun
dalam pemikiran yang tidak diketahui oleh para pengangkut sampah tersebut
karena pemikiran di atas. Akhirnya mereka mendapatkan teguran dari pemerintah
74
melalui atasan mereka yang berimbas pada gaji mereka. Jadi alangkah baiknya
mereka mencegah lebih awal.
Jadi para pengangkut sampah mengangkut sampah dimulai dari area- area
yang bisa banyak memproduksi sampah karena berbagai aktivitas yang dilakukan
di dalamnya. Aktivitas tersebut berasal dari penghuninya yang memang
menggunakan area tersebut untuk menetap dan juga aktivitas yang berasal dari
orang-orang yang datang untuk suatu keperluan di area tersebut.
Aktivitas itu adalah aktivitas rumah tangga, sampah yang berasal dari
pepohonan yang ada di wilayah kelurahan, aktivitas pedagang dan aktivitas
konsumennya dari pedagang tersebut, serta aktivitas dari para orang-orang yang
mempunyai kedudukan dan dianggap orang penting yang mempunyai tempat
tinggal di wilayah Keluraha Wowawanggu yang selalu dijaga penilaiannya
terhadap kinerja pemerintah Kelurahan Wowawanggu.
Kontrol terhadap sampah-sampah yang berserakan dan juga aroma sampah
yang dihasilkan campuran sampah yang sudah terlalu lama tersimpan di bak
sampah mengakibatkan lingkungan udara dari Kelurahan Wowawanggu menjadi
tercemar, sehingga siapa saja yang datang di area tersebut bisa menghirup udara
yang kurang menyenangkan. Udara yang telah tercemar akibat dari sampah yang
membusuk bisa saja dicium oleh orang-orang yang bertempat tinggal di luar dari
wilayah Kelurahan Wowawanggu.
Oleh karena itu penjagaan dan kontrol terhadap sampah-sampah yang ada
di Kelurahan Wowawanggu yang ditentukan oleh beberapa tempat perlu
dilakukan untuk tetap menjaga kebersihan, kenyamanan, pandangan, masyarakat
75
baik warga Kelurahan Wowawanggu maupun bukan serta teguran dari pihak
pemerintah kota. Sebagai wilayah yang masuk ke dalam wilayah dan letaknya
strategis, menjadi salah satu bagian dari wilayah yang sering dikunjungi, diamati,
dilihat, dan dilewati oleh banyak termasuk tamu-tamu yang berasal dari luar kota
Kendari, maka kebersihan dan kenyamanannya perlu untuk selalu dijaga dan di
kontrol. Sehingga penghargaan sebagai mantan kota yang pernah meraih piala
adipura di Indonesia tetap membekas. Tidak saja pada saat pengarhargaan itu
diterima.
5.3 Pelaksanaan Strategi Pengangkutan Sampah Oleh Pengangkut
Sampah
Pelaksanaan pengangkutan sampah berdasarkan area prioritas oleh
pengangkut sampah dilakukan ketika ada perintah pembersihan sampah oleh
pihak Kelurahan di Kantor Kelurahan Wowawanggu karena sampah-sampah yang
ada sudah terlalu berlebihan. Seperti penuturan salah seorang pengangkut sampah
yang bernama Tasdin ( 38 tahun ) berikut ini :
“Kita pake tempat-tempat yang kita tentukan untuk angkut sampah sesuai
perintah pembersihan dari Kelurahan karena sampah-sampah sudah
terlalu berlebihan. Kita biasanya sama-sama membersihkan sampah di
Kelurahan Wowawanggu, kalo musim hujan seperti ini. Sampah gampang
dia berserakan, apakah dibawa air hujan, atau juga angin. Kita angkut
sesuai jalur-jalurnya kita itu setiap hari. bersama- sama, dengan jumlah
lima orang dan membawa satu buah mobil truk berwarna kuning
berukuran sedang. Kita mulai dari jam lima subuh sampe jam duabelas
siang. Pada jam duabelas siang kita beristrahat sampe jam satu sampe
setengah dua untuk makan siang. Kita biasanya tiba di Wowawanggu jam
sepuluh pagi. Baru lanjut lagi ke tempat lainnya. Selesai sore hari
sekitar jam empat sore sudah beristrahat, kita pulang.“
Wawancara 7 Oktober 2015
76
Cara seperti ini dilakukan oleh para pengangkut sampah ketika pihak
kelurahan meminta bantuan untuk sama-sama membersihkan sampah yang ada di
Kelurahan Wowawanggu. Ini adalah salah satu strategi dari pemerintah
Kelurahan untuk menangani masalah sampah yang ada di Kelurahan
Wowawanggu.
Biasanya cara yang seperti ini dilakukan oleh pihak Kelurahan pada
saat musim hujan seperti ini. Sampah-sampah begitu mudahnya berserakan,
apakah itu karena dibawa oleh air pada saat hujan, ataukan juga karena angin.
Sehingga sampah-sampah yang ada di bak sampah menjadi basah, maka oleh
karena itu harus cepat dibersihkan agar tidak menimbulkan bau busuk.
Pengangkut sampah biasanya datang mengangkut sampah sesuai dengan perintah
dari pihak pemerintah. Jadi aktivitas ini tergantung pada perintah pihak
pemerintah.
Kemudian, aktivitas pengangkutan sampah berdasarkan jalur-jalur yang
telah ditetapkan oleh para pengangkut sampah sendiri adalah digunakan
untuk mengangkut sampah setiap harinya di Kelurahan Wowawanggu. Aktivitas
ini digunakan untuk menjaga kebersihan lingkungan Kelurahan Wowawanggu
setiap hari. Sebab mereka menjalankan tugasnya dan digaji oleh pihak pemerintah
kota berdasarkan pada hasil kerja setiap hari dan digaji setiap bulannya.
77
Doc. Laode Marfa Hafied
Gambar 16
Pengangkut Sampah Secara Bersama-sama mengangkut Sampah
Mereka melakukan pengangkutan sampah ini secara bersama-sama,
dengan jumlah lima orang dan membawa satu buah mobil truk berwarna kuning
berukuran sedang. Mereka mulai berjalan dari jam lima subuh hingga jam
duabelas siang. Pada jam duabelas siang mereka beristrahat hingga jam satu
hingga setengah dua. Pada jam itu mereka gunakan untuk makan siang. Setelah itu
mereka melanjutkannya lagi. Mereka biasanya tiba mengangkut sampah di
Kelurahan Wowawanggu pada jam sepuluh pagi. Setelah itu melanjutkannya lagi
ke wilayah lainnya.
Mereka selesai mengerjakan pekerjaan mengangkut sampah-sampah ini
biasanya pada sore hari sekitar jam empat sore. Pada jam tersebut mereka
sudah beristrahat dan pulang ke rumah-rumah masing. Sampah-sampah yang telah
78
diangkut tadi dibuang di tempat pembuangan yang paling akhir yang telah
disetujui dan disediakan oleh pemerintah. Mereka menjalankan amanat ini sesuai
dengan arahan dari pemerintah. Sehingga ketika ada kesalahan dalam
pembuangan akhir, apakah itu mengganggu orang-orang yang ada disekitarnya itu
menjadi tanggung jawab dari pemerintah.
Kadang-kadang juga sampah-sampah yang telah dibuang di tempat
pembuangan akhir menjadi berkah bagi para pendaur ulang atau para pemulung
untuk mencari barang-barang yang bisa dijual kembali untuk dijadikan uang oleh
Mereka. Pengangkut sampah ini tidak mau menyebutkan tempat pembuangan
sampah yang merupakan tempat biasa mereka membuangnya.
5.4 Alasan Memilih Pekerjaan Sebagai Pengangkut Sampah
Pengangkut sampah yang memilih bekerja sebagai pengangkut sampah
dikarenakan beberapa alasan, yaitu alasan ekonomi, Kesenangan untuk bekerja
secara fisik, menjadi dekat dan mengambil perhatian pemerintah, serta
mempertahankan adipura. Alasan-alasan tersebut terbagi-bagi dan dimiliki oleh
setiap pengangkut sampah yang berjumlah maksimal lima orang dalam satu truk
pengangkut sampah.
5.4.1 Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi menjadi bagian yang utama dalam setiap permasalahan
hidup seseorang, tidak terkecuali dengan para pengangkut sampah. Berikut
pernyataan salah seorang pengangkut sampah yang bernama La Uni (38Tahun),
di bawah ini :
79
“Kita kerja mengangkut sampah untuk dapat uang untuk anak-anak. Kita
digaji perbulan dari pemerintah Kota. Ini sesuai dengan kemampuan kita.
Kita andalkan kekuatan fisik dengan ijazah SMA, SMP saja, ijazah SMA
dan SMP sekarang ini sulit, apalagi tidak bisa apa-apa. Kita tidak lagi
pilih-pilih kerja karena punya tanggung jawab sebagai seorang ayah
bagi kelurga, apalagi tinggal di kota, semua pake uang. Gaji secukupnya,
istri-istripun ikut mencari pekerjaan yang lain. Gaji kita hanya lima ratus
ribu. Gaji itu harus dicukupkan sehari-hari. Daripada tidak punya
pekerjaan, lebih baik sedikit tetapi ada yang bisa ditunggu setiap
bulannya. Kita ini sudah berkeluarga. Hanya ada berapa orang yang
belum. Mereka tidak sekolah, hanya sampai SD, dengan SMP.”
Wawancara 13 Oktober 2015
Pekerjaan mengangkut sampah dipilih sebagai bagian dari cara
untuk mendapatkan uang untuk kehidupan mereka beserta anak-anaknya.
Pengangkut sampah digaji perbulan oleh pemerintah daerah Kota Kendari.
Ini adalah pekerjaan yang bisa membuat mereka mendapatkan pekerjaan di kota
yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka.
Kemampuan dan kondisi mereka hanyalah bersandar pada kekuatan fisik,
mengandalkan ijazah hanya setingkat SMA, dan tidak mempunyai kepandaian
seperti teman-teman seumuran mereka. Bekerja sebagai pengangkut sampah
adalah sebuah piihan yang tepat. Mencari kerja dengan ijazah SMA dan SMP saat
ini sangat sulit untuk didapatkan, apalagi tidak mempunyai skill apa-apa hanya
mengandlkan kekuatan fisik.
Alasan keluarga menjadi alasan bagi pengangkut sampah untuk
meneriman pekerjaan apapun itu yang bisa menghasilkan uang, asalkan tidak
mencuri. Mereka tidak lagi memilih-milih pekerjaan untuk dikerjakan, sebab
mereka telah mempunyai tanggung jawab. Kedudukan pengangkut sampah
sebagai seorang ayah yang harus menjadi penopang hidup tama bagi
80
keluarga mereka di rumah harus bisa mendapatkan uang untuk kehidupan anak-
anak dan istrinya. Apalagi mereka bertempat tinggal di kota yang menuntut segala
sesuatunya menggunakan uang.
Gaji yang mereka dapat dari hasil mengangkut sampah bisa digunakan
untuk membiayai keluarga mereka dalam satu bulan. Ada juga hasilnya yang bisa
ditabung meskipun sedikit. Hidup secukupnya dalam satu bulan agar ada uang
yang bisa ditabung adalah merupakan cara mereka untuk bisa menyisihkan
penghasilan. Antisipasi hal-hal yang akan terjadi kedepannya yang tidak diketahui
oleh mereka menjadi satu alasang untuk menabung. Hal-hal yang akan terjadi
tersebut bisa saja untuk anak-anak mereka yang akan melanjutkan sekolah, yang
mulai sekolah, kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan
anak mereka, tidak hanya mengandalkan mengangkut sampah saja, istri-istripun
ikut mencari pekerjaan yang lain.
Gaji yang didapatkan dalam satu bulan tiap pengangkut sampah adalah
lima ratus ribu rupiah. Gaji yang didapatkan dalam mengangkut sampah tersebut
harus berusaha untuk dicukupkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka
harus pandai mengefisienkan uang lima ratus ribu tersebut dalam kelurarga
mereka. Daripada mereka tidak mempunyai pekerjaan yang lain yang bisa
mendapatkan uang, alangkah lebih baiknya meskipun sedikit tetapi ada
penghasilan yang bisa ditunggu dalam setiap bulannya.
Orang-orang yang mengangkut sampah di Kota Kendari ini mayoritas
adalah orang-orang yang sudah berkeluarga. Hanya ada beberapa orang yang
belum bekerja. Mereka yang belum bekerja ini adalah orang-orang yang tidak
81
melanjutkan sekolah atau pendidikan mereka hanya sebatas sampai pada jenjang
Sekolah Dasar, dan juga Sekolah Menengah Pertama. Sehingga mereka memilih
pekerjaan mengangkut sampah untuk mendapatkan uang.
5.4.2 Pemikiran yang Lebih Senang Pada Pekerjaan Fisik
Kebiasaan melakukan pekerjaan keras secara fisik oleh para
pengangkut sampah tersebut sebelum menjalani profesi sebagai pengangkut
sampah dan ketika proses menjalani profesi pengangkut sampah ini menjadikan
para pengangkut sampah senang mengerjakan pekerjaan yang seperti ini. Seperti
penuturan salah seorang pengangkut sampah yang bernama Zakaria ( 41 Tahun )
berikut ini :
“Saya lebih suka kerja begini bergerak terus daripada pake otak yang
terlalu banyak, kita gampang kena penyakit. Apalagi kita punya otak pas-
pasan. Biar panas, tidak ada pengaruhnya. Karena kita sudah biasa,
sehari-hari cari uang kerja, kita andalkan kerja di bangunan.”
Wawancara, 20 Oktober 2015
Mereka lebih senang mengerjakan pekerjaan yang menggunakan tenaga
fisik daripada menggunakan otak yang terlalu banyak. Kondisi badan mereka akan
terasa mudah terkena penyakit apabila hanya mengerjakan pekerjaan yang
membutuhkan kekuatan otak secara mayoritas. Ditambah lagi memang
pengangkut sampah ini mempunyai kekuatan otak yang pas-pasan.
Melakukan pekerjaan secara fisik seperti kebiasaan pengangkut
sampah menjadikan fisik mereka akan terus bergerak dan mengeluarkan keringat,
badan mereka terus aktif, begitu pun kaki dengan tangan mereka terus aktif dalam
bekerja. Dengan keadaan yang seperti itu, para pengangkut sampah tidak akan
82
merasa cepat bosan. Meskipun sinar matahari terasa begitu sangat panas, hal
tersebut tidak memberikan pengaruh mereka.
Kesenangan mengerjakan pekerjaan mengangkut sampah karena dilakukan
dengan bergerak secara fisik adalah merupakan akibat dari aktivitas mereka yang
setelah tidak bersekolah atau kebiasaan sehari-hari mencari uang dengan bekerja
mengandalkan kekuatan otot. Seperti bekerja pada bangunan, dan sebagainya.
Sehingga pekerjaan mengangkut sampah adalah pekerjaan yang sesuai dengan
kebiasaan dari pengangkut sampah.
5.4.3 Berupaya Mendapatkan Perhatian Pemerintah
Pengangkut sampah mempunyai tingkatan ekonomi yang kecil dan
mempunyai tingkatan pendidikan yang rendah. Kondisi yang demikian ini
menyebabkan mereka akan berupaya untuk mendapatkan uang untuk menghidupi
keluarga mereka, apalagi mayoritas mereka telah mempunyai keluarga. Seperti
penuturan pengangkut sampah yang bernama Asdin (36 Tahun ) berikut ini :
“Kita ini orang kecil, tidak punya sekolah yang tinggi, mengangkut
sampah saja ini sudah bagus, apalagi bisa bertemu pejabat. Kalo terima
gaji. Kesempatan cerita-cerita tentang anak-anak yang ingin sekolah,
siapa tau bisa dapat beasiswa, bisa masuk sekolah, bikin KTP, biasa
juga kita minta naik gaji. “
Wawancara, 25 Oktober 2015
Kegiatan mengangkut sampah ini memberikan kepuasan tersendiri
bagi pengangkut sampah oleh karena mereka bisa bahkan bertemu langsung
dengan pejabat pemerintah.
Bertemu dengan pejabat pemerintah ini adalah untuk menerima
perintah mengangkut sampah atau gaji yang diberikans secara langsung kepada
83
mereka dari pemerintah. Pemerintah yang biasanya mereka temui bermacam-
macam. Mulai dari pemerintah kelurahan, Pemerintah kecamatan, Pemerintah
Kota, dan Pemerintah yang berada dibawa naungan pengelolaan sampah seperti
Dinas Kebersihan.
Pada kesempatan bertemu tersebut mereka bisa mengungkapkan berbagai
permasalahan mereka yang kiranya bisa dibantu oleh para pejabat- pejabat
pemerintah. Mereka mengungkapkan keinginannya yang begitu kuat, tetapi
mereka rasa kurang mampu untuk menanganinnya. Keinginan-keinginan itu
seperti anaknya ingin melanjutkan sekolah mohon kiranya supaya bisa dibantu
untuk mendapatkan beasiswa atau bisa masuk di sekolah yang diinginkan, ingin
membuat Kartu Tanda Penduduk dan kelengkapan lainnya.
Hal-hal yang demikian itu dirasakan sudah cukup memuaskan bagi mereka
untuk bekerja sebagai tukang mengangkut sampah. Apalagi ketika mereka dibantu
oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan penting seperti para pejabat
tersebut kadang-kadang mereka berhubungan langsung. Sehingga para
pengangkut sampah tersebut merasa bangga karena telah bertemu orang yang
mempunyai posisi dan kedudukan penting.
84
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pengangkut sampah melakukan pekerjaan mengangkut sampah adalah
sebagai sebuah cara untuk menopang kekurangan mereka yang diperoleh dalam
kehidupan mereka dahulu untuk saat ini. Kekurangan-kekurangan tersebut seperti
ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan kehidupan yang baik sehingga
merembet kepada hak-hak yang lainnya sebagai manusia. Hak-hak yang lain
seperti pendidikan bagi anak-anaknya, kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti
masalah kelengkapan dokumen warga Negara, dan yang terpenting adalah
ketidakmampuan dalam bidang ekonomi.
Melalui pekerjaan mengangkut sampah ini sekaligus bagi mereka
untuk bisa mengungkapkan secara langsung keluhan-keluhan yang merupakan
kekuragan mereka kepada pemerintah secara langsung. Sehingga dengan cara
yang seperti itu kekurangan mereka bisa terbantu meskipun bentuknya bukan
dalam bentuk uang. Sebab dalam kegiatan mengangkut sampah, hubungan mereka
dengan pemerintah terus ada, karena berbagai perintah dan arahan untuk
membersihkan area-area yang bersampah.
6.2 Saran
1. Sebaiknya Pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan para
pengangkut sampah dengan memberikan gaji yang sesuai dengan standar
minimum.
2. Sebaiknya para pengangkut sampah tetap fokus menyekolahkan anak mereka.
85
DAFTAR PUSTAKA
A World Health Organisation Expert Committee. 1998. Environmental
Sanitary.Proc.Nat.Sym Therm.Pol.Vanderbilt University Press,Nashville,Tenn
Burgin, Burhan. 2004. Metodologi Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Surabaya : Prenda
Media.
Dalen, Raka, dkk. 2009. Kearifan Lokal dalam Pengolahan Lingkungan Hidup.
Denpasar. UPT Universitas Udayana.
Endraswara, Suwardi.2003. Meteodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press.
Haryanto, Sindung.2012. Spektrum Teori Sosial : Dari Klasik hingga Postmodern.
Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Idrus, Muhammad.2009. Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial.Yogyakarta: UII
Press
Kaplan, David dan Albert. A Manner 1999. Teori Budaya. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Madelan.2009. Sistem Pengolahan Sampah. Instalasi.PAM-SKL.Ujung Pandang
Mustofa, H.A.2010. Kamus Lingkungan. Rineka Cipta. Solo
Neolaka.2011.Mutualisme Pengolahan Sampah.Bandung. PT. Gramedia
Tim Pear Swadaya.2011.Sampah dan Pengolahannya. Semarang: Universitas
Diponegoro
Ryadi,W.2010. Pedoman Teknis Pengolahan Persampahan.Direktorat Penyehatan
Lingkungan Pemukiman. Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.
Jakarta.
Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Edisi Kedua.
Yogyakarta: Tiara Wacana. Semarang: Universitas Diponegoro
Sejati, Kuncoro.2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta
Silalahi, Daud. 2012. Lingkungan dan Ruang kita. Semarang. Universitas
Diponegoro
86
Sumber Lain :
Amaliah, Dewi.2009. Persepsi Wanita Penyapu Jalan raya Kota Tegal. Skripsi
Artatik, Pande, MS. 2014. Pengolahan Sampah Rumah Tangga menuju Kota
Denpasar yang Berbudaya Bersih : Tinjauan Perspektif Budaya. Tesis
Magister pada Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana
Gunawan.2012.Bertahan Hidup Pemulung di Kota. Skripsi
90
DAFTAR INFORMAN
DALAM PENELITIAN INI, SEBAGAI BERIKUT :
1. Nama : Idris (37 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
2. Nama : Laode Untung
Pekerjaan : Lurah Wowawanggu
3. Nama : Usman (39 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
4. Nama : Sarip (30 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
5. Nama : Hendi (42 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
6. Nama : Lutfing (45 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
7. Nama : Hery (32 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
8. Nama : Samsul (46 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
9. Nama : Wahid ( 40 Tahun )
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
10. Nama : Irdan ( 29 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
91
11. Nama : Tasdin ( 38 tahun )
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
12. Nama : La Uni (38 Tahun)
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
13. Nama : Zakaria ( 41 Tahun )
Pekerjaan : Pengangkut Sampah
14. Nama : Asdin (36 Tahun )
15. Pekerjaan : Pengangkut Sampah