AKTIVASI FIBER OPTIK UNTUK JARINGAN METRO...
Transcript of AKTIVASI FIBER OPTIK UNTUK JARINGAN METRO...
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
AKTIVASI FIBER OPTIK UNTUK JARINGAN METRO
ETHERNET
Imelda Piriaselina
Abstrak
Semakin berkembangnya teknologi di bidang telekomunikasi maka
semakin dibutuhkanlah akses internet yang cepat, handal dan murah untuk
dapat berkomunikasi maupun bertukar data. Perangkat Metro Ethernet
dapat menyediakan akses internet yang sangat cepat hal ini di dukung oleh
media transmisi sebagai jalan yang akan dilalui oleh pelanggan. Fiber optik
adalah media kabel transmisi yang digunakan oleh perangkat metro
ethernet. Perangkat telekomunikasi saat ini banyak yang menggunakan
fiber optik karena memiliki banyak keuntungan dibanding dengan kabel
tembaga. Melakukan aktivasi fiber optik untuk perangkat Metro Ethernet
dilakukan untuk dapat memberikan jalur yang akan dilalui oleh perangkat
Metro Ethernet sehingga dapat memberikan akses internet yang cepat dan
handal.
Kata Kunci: Fiber Optik, Transmisi, Metro Ethernet, Area Network, Aktivasi
Pendahuluan
Semakin berkembangnya dunia telekomunikasi maka dibutuhkan suatu jaringan dengan
akses internet yang cepat dan handal hal ini dapat terwujud oleh media kabel yang
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
disebut fiber optik. fiber optik memiliki keunggulan yang dapat memberikan kebutuhan
masyarakat dibidang internet.
Untuk memberikan akses internet maka dibutuhkanlah media Transmisi sebagai jalan
yang dapat memancarkan dan menerima data, suara, gambar dan video dengan
kecepatan yang tinggi, bandwidth yang besar serta tanpa adanya gangguan yang
dirasakan oleh pengguna.
Fiber Optik ini telah dapat membawa bandwith yang besar hingga mencapai ratusan
gigabits per second dan juga dapat mengirimkan sinyal cahaya hingga jarak yang sangat
jauh. Setiap kota di wilayah Indonesia telah terhubung oleh jaringan internet yang
disebut Jaringan Metro Ethernet.
Untuk dapat memberikan akses internet ke pengguna maka akan dibahas proses
pemberian jalur untuk tersambung ke perangkat Metro Ethernet dengan jalur
pengaktifan pada Arnet Tangerang – Cikupa.
Pembahasan
AKTIVASI FIBER OPTIK UNTUK JARINGAN METRO ETHERNET
Fiber optik adalah media transmisi berbentuk kabel fisik yang dapat mengirimkan sinyal
dengan kecepatan cahaya dan memiliki bandwidth yang besar sehingga tak dapat
diherankan bila dalam mengakses internet akan sangat cepat dan mudah.
Fiber optik sebagai media yang digunakan untuk menghubungkan internet pada
perangkat jaringan metro Ethernet agar pelanggan dapat mengakses internet. Sebelum
mengaktifkan jaringan Metro Ethernet maka pihak transmisi memberikan jalur yang
akan di lalu oleh jaringan tersebut.
Disini hanya membahas penyediaan jalur pada perangkat Metro Ethernet yang dimulai
dari pengukuran core idle, proses terminasi ke OTB hingga dapat memberikan jalur ke
perangkat Metro Ethernet.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
TEORI FIBER OPTIK
Kabel fiber optik adalah suatu media transmisi guided (fisik) yang terbuat dari serat
kaca yang dapat mengirimkan sinyal cahaya dengan kecepatan 3x108 m/s. Kabel serat
optik ini memiliki diameter kabel sekitar 3 cm dan diameter core yang sangat kecil
berukuran mikro.
Karena sifat dari fiber optik yang dapat mengirimkan suara, gambar, data, video dengan
sangat cepat karena memiliki kecepatan cahaya, dapat mengirimkan informasi dengan
jarak yang jauh dan dapat menampung bandwidth yang besar hingga mencapai ratusan
gigabits per second hal inilah yang membuat fiber optik sangat digemari untuk
digunakan sebagai media untuk telekomunikasi.
Untuk satu link komunikasi membutuhkan 2 core, satu sebagai transmitter (pemancar)
yang berfungsi menerima input yang berbentuk sinyal elektrik yang kemudian di ubah
dan selanjutnya dikirim dengan sinyal cahaya yang akan merambat melewati kabel fiber
optik tersebut dan sebagai receiver (penerima) yang berfungsi menerima sinyal cahaya
dari serat optic yang mengandung sinyal informasi kemudian diubah menjadi sinyal
elektrik disisi pengguna.
Pada fiber optik memiliki bermacam-macam jumlah atau kapasitas core yang terdapat
pada kabel fiber optic tersebut sesuai dengan kebutuhan yang digunakan. Dalam fiber
optik bisa terdapat 6 core, 12 core, 24 core, 48 core, 96 core, 144 core bahkan mencapai
288 core.
Kabel fiber optic yang digunakan oleh telekomunikasi harus memenuhi standart dari
badan International PBB, yaitu International Telecomunication Union –
Telecommunication Standardization sector (ITU-T). Beberapa standart kabel fiber optik
yang dikenal dari ITU-T antara lain adalah:
a. ITU-T G 651 standart kabel optik multimode graded indeks.
b. ITU-T G 652 standart kabel optik single mode
c. ITU-T G 653 standart kabel optik single mode dengan shift dispersion.
d. ITU-T G 654 standart kabel optik single mode untuk kabel laut.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
e. ITU-T G 655 standart kabel optik single mode dengan Non Zero Shift
Dispersion yang digunakan untuk DWDM.
pada kabel type G-652 menggunakan lamda 1310 untuk jarak menegah pada saat
pengukuran menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) dan Optical
Power Meter (OPM) sedangkan pada type G-655 menggunakan lamda 1550 untuk jarak
jauh.
KOMPONEN PASSIVE FIBER OPTIK
Komponen passive pada instalasi kabel fiber optik yaitu komponen yang tidak
memerlukan daya listrik atau sumber arus, komponen passive untuk jaringan Transmisi
yang sering digunakan adalah
1. Connector yang fungsinya sebagai alat penghubung atau penyambung temporer
atau non permanen karena sifatnya dapat dilepas dan dipindah-pindah. Tipe
konektor adalah Fiber connector (FC) yang berbentuk bulat, Square Connector
(SC) yang berbentuk kotak dan Lucent Fiber (LC) bentuknya hampir sama
seperti SC tapi lebih panjang.
2. Adapter yang fungsinya sebagai penghubung konektor dengan konektor baik
dalam satu tipe atau berlainan tipe.
3. Pigtail adalah serat optik yang salah satu yang salah satu ujungnya dipasang
dengan konektor sedang kan sisi pig tail satunya lagi berupa fiber yang dapat
disambung dengan kabel fiber optik. Pigtail ini berfungsi untuk ternminasi pada
Optical Termination Box (OTB).
4. Patchcord adalah serat optik yang yang kedua ujungnya dipasang dengan
konektor, fungsi dari patchcord sebagai penghubung antara terminasi optik pada
OTB dengan perangkat optik dan sebagai penghubung alat ukur dengan kabel
serat optik.
5. Optical Termination Box (OTB) yaitu sebagai titik terminasi dari kabel serat
optic yang diletakkan didalam gedung. Dalam OTB terdapat Pigtail, adapter,
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
cartridge (sebagai pelindung sambungan fiber optik). Fungsi dari OTB
diantaranya adalah
a. Titik distribusi kabel serat optik ke perangkat optik di dalam gedung.
b. Titik hubung kabel serat optik antar OTB pada STO yang berlainan
yang sering disebut throught connect.
c. Titik ukur kabel serat optik baik untuk pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan perbaikan.
6. Joint Closure adalah sebagai pelindung sambungan kabel fiber optik yang sudah
disambung. fiber optik yang sudah disambung dilindungin oleh catridge yang
bentuknya oval atau lonjong sebagai tempat peletakkan fiber optik agar tidak
terjadi bending. Pada joint closure harus terbuat dari bahan yang keras dan tahan
tekanan serta tahan terhadap temperature tinggi.
ALAT PENGUKURAN PADA FIBER OPTIK
1. Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)
Merupakan alat ukur untuk menentukan jarak gangguan pada kabel fiber optik
dan melihat karakteristik atau sifat kabel fiber optik dengan cara mengirimkan
cahaya laser dan setiap ada kejadian (event) cahaya tersebut akan memantul
(refleksi) kemudian dianalisa berdasarkan fungsi waktu refleksi. Fungsi pada
OTDR sebagai berikut :
a. Menampilkan jarak kabel hingga sampai ke end fiber
b. Menampilkan jarak sambungan kabel fiber optik
c. Menampilkan jarak pada titik konektor yang tersambung pada OTB
d. Menampilkan jarak pada gangguan (bending)
e. Dapat mengukur loss pada setiap segmen namun kurang akurat.
2. Optical Power Meter (OPM) dan Optical Light Source (OLS)
Optical power meter digunakan untuk mengukur total loss dalam sebuah link
optik baik saat instalasi (uji akhir) atau dalam pemeliharaan sedangkan OLS
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
digunakan untuk memancarkan sinar laser hingga dapat diterima menggunakan
OPM.
Ada 2 konsfigurasi yang dapat dipakai pada saat pengukuran, yaitu :
a. Loop back yaitu saat pengukuran hanya dilakukan pada OTB stasiun A
menggunakan OPM dan OLS sedangkan pada OTB stasiun B dilakukan
loop menggunakan patchcord yang berfungsi agar sinyal laser yang
terkirim ke OTB stasiun B kembali lagi ke OTB stasiun A untuk dilihat
loss nya.
b. End to end yaitu pengukuran dilakukan di kedua sisi OTB yang
terhubung. Misalnya OPM diletakkan pada OTB stasiun A lalu di
connect dengan patchcord ke OTB tersebut setelah itu disisi OTB B
dilakukan connect dengan patchcord menggunakan alat OLS. Optical
light source adalah alat pemancar sinyal optik dengan sinyal laser.
HASIL PENGAKTIFAN
Setelah melakukan pengaktifan fiber optik untuk jaringan Metro Ethernet seperti yang
telah dijelaskan pada langkah – langkah diatas maka telah diperoleh data.
Data yang di peroleh :
1. data hasil pengukuran mengunakan OTDR
a. Core ke-1
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Gambar 2.1 Hasil Pengukuran OTDR Core ke-1
Pada gambar tersebut lihat tulisan jarak yang ditempuh untuk sampai ke tujuan atau
untuk sampai ke end of fiber memiliki jarak (span length) 17,7 km. Span loss yang
menunjukan loss sebesar 7,9 dB, rata-rata loss per km nya 0,4 dB dan rata-rata loss
sambungan 0,1 dB maka dapat dikategorikan jalur pada core tersebut baik untuk
dilewati oleh pelanggan dan tidak terdapat gangguan.
b. Core ke-2
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Gambar 2.2 Hasil Pengukuran OTDR Core ke-2
Pada gambar tersebut lihat tulisan jarak yang ditempuh untuk sampai ke tujuan atau
untuk sampai ke end of fiber memiliki jarak 17,7 km (Span length) . loss total (span
loss) yang menunjukan loss sebesar 7,7 dB, rata-rata loss (average loss) per km nya 0,4
dB, dan rata-rata sambungan (average splice loss) 0,1 dB maka dapat dikategorikan
jalur pada core tersebut baik untuk dilewati oleh pelanggan dan tidak terdapat
gangguan.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
c. Table hasil pengukuran core
Tabel 2.1 Hasil Pengukuran OTDR
No.
Core
Ruas Proyek Tipe Span length
(km)
Span loss
(dB)
Ket.
1 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,9 Baik
2 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,7 Baik
3 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 8,1 Baik
4 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,8 Baik
5 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7 Baik
6 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 8,2 Baik
11 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,5 Baik
12 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,7 Baik
13 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,6 Baik
14 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
13 - Gangguan
15 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 7,4 Baik
16 TAN-CKA OSP SM/DUCT/
G-655/1550
17,7 8,1 Baik
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Data hasil pengukuran menggunakan OPM
Loss pada sinyal laser yang dikirim OLS dan diterima menggunakan OPM
menunjukkan -10 dB pada core 1 dan 2 karena pada patchcord juga memiliki loss maka
dapat diketahui loss kabel yang sesungguhnya adalah
Dengan rumus :
Total loss = loss OPM + loss patchcord (TAN) + loss kabel + loss patchcord
(CKA)
-10 dB = 0 + ( -1 dB ) + loss kabel + ( -1 dB )
-10 dB = -2 dB + loss kabel
Loss kabel = -10 dB + 2 dB
= - 8 dB
Maka dapat dikatakan loss pada core 1 dan 2 memiliki kriteria baik untuk dapat masuk
ke perangkat metro ethernet sehingga core yang digunakan adalah core 1 dan 2 yang
kemudian tersambung pada OTB tieline core 19 dan 20.
Sketsa hasil pengaktifan fiber optic untuk jaringan metro ethernet :
RUANG MULTIMEDIA
TANGERANG
METRO
ETHERNET
TAN
OTB
OTB
OTB
OSP
TAN
RUANG TRANSMISI
TANGERANG
OTB
OSP
CKA
RUANG TRANSMISI
CIKUPA
METRO
ETHERNET
CKA
RUANG
MULTIMEDIA
CIKUPA
PC
TIE
LINE
CORE 19
dan 20PC PC
CORE FO
1 dan 2
TANGERANG CIKUPA
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Gambar 2.3 Sketsa Hasil Pengaktifan Metro Ethernet.
Kemudian masukan hasil pengaktifan fiber optik untuk jaringan metro Ethernet kedalam
data pemakaian core untuk mengetahui bahwa pada core tersebut telah dilalui oleh
sebuah layanan dan juga untuk data pemeliharaan rutin.
Tabel 2.2 Data Pemakaian Core
DATA PEMAKAIAN CORE OTB OSP
LOKASI : STO TAN DAN STO CKA
TAHUN : 2014
NO.
RUAS
PROYEK
TYPE
JARAK
NOMOR
HASIL UKUR KETERANG
AN TERSAMBU
NG PEMAKAI
AN KM CORE
LOSS (dB)*
1 TAN
-CKA
OSP
SM/DUCT/
G-655/1550
17,51 1 ISI
7,9
ME-A-TAN-
1-1-1 TL CORE 20 TAN-CKA
48 COR
E
17,51 2 ISI
7,7
ME-B-TAN-
1-1-2 TL CORE 19 TAN-CKA
2 CKA
-
TAN
OSP
SM/DUCT/ G-
655/1550
17,51 1 ISI 7,9
ME-A-CKA- 1-1-1
ME-A-CKA- 1-1-1
CKA-TAN
48 COR
E
17,51 2 ISI 7,7
ME-B- CKA 1-1-2
ME-B-CKA 1-1-2
CKA-TAN
Penutup
Untuk dapat menyediakan jalur yang akan dilalui jaringan metro ethernet pertama harus
melalui nota dinas. Setelah itu barulah dilakukan pengaktifan dengan memperhatikan
kehandalan proses transmisi. Hal ini di artikan bahwa saat melakukan aktivasi pada
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2019 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
layanan metro ethernet harus dipastikan jalur fiber optik dapat bekerja dengan sangat
baik, dan tanpa adanya gangguan.
Pengaktifan pada jaringan metro ethernet harus dilakukan proses pengukuran core yang
belum digunakan pada OTB OSP TAN-CKA menggunakan alat OTDR dan OPM
setelah dipastikan jalur fiber optik dapat berfungsi dengan baik maka selanjutnya
patchcord dapat di hubungkan ke perangkat metro ethernet sehinnga proses pengaktifan
telah berhasil.
Referensi
Pragulo,Sukhendro.Ir.ModulPembelajaranSistemKomunikasiSeratOptik.SMKTe
lkom:2012
Dwi,Maryono.Modul-1OverviewJaringanAksesOptik.PT.TelkomIndonesia
“Pengalaman Pribadi saat Praktek Kerja Industri di PT Telkom Indonesia STO
Tangerang”
Biografi
Nama saya Imelda Piriaselina saat ini mahasiswi di Perguruan Tinggi Raharja.
Jurusan Teknik Informatika Konsentrasi Software Engineering. Lulusan SMK
Telkom Jakarta. Pernah bekerja di PT Aplikanusa Lintasarta dan saat ini
bekerja di PT Bank BRI, Tbk. Hobi Membaca.