aji la yuni

download aji la yuni

If you can't read please download the document

description

ihiii

Transcript of aji la yuni

Keseimbangan merupakan suatu proses komplek yang melibatkan 3 penginderaan penting yaitu : propioseptif (kemampuan untuk mengetahui posisi tubuh), sistem vestibular (kemampuan untuk mengetahui posisi kepala), dan mata (untuk memonitor perubahan posisi tubuh). Gangguan terhadap salah satu dari ketiga jalur tersebut akan membuat keseimbangan terganggu. Untuk memeriksa gangguan keseimbangan dan koordinasi ada beberapa tes yang bisa dilakukan, yaitu :Tes Romberg

Pasien yang memiliki gangguan propioseptif masih dapat mempertahankan keseimbangan menggunakan kemampuan sistem vestibular dan penglihatan. Pada tes romberg, pasien diminta untuk menutup matanya. Hasil tes positif bila pasien kehilangan keseimbangan atau terjatuh setelah menutup mata. Tes romberg digunakan untuk menilai propioseptif yang menggambarkan sehat tidaknya fungsi kolumna dorsalis pada medula spinalis. Pada pasien ataxia (kehilangan koordinasi motorik) tes romberg digunakan untuk menentukan penyebabnya, apakah murni karena defisit sensorik/propioseptif, ataukah ada gangguan pada serebelum. Pasien ataxia dengan gangguan serebelum murni akan menghasilkan tes romberg negatif.Untuk melakukan tes romberg pasien diminta untuk berdiri dengan kedua tungkai rapat atau saling menempel. Kemudian pasien disuruh untuk menutup matanya. Pemeriksa harus berada di dekat pasien untuk mengawasi bila pasien tiba tiba terjatuh. Hasil romberg positif bila pasien terjatuh. Pasien dengan gangguan serebelum akan terjatuh atau hilang keseimbangan pada saat berdiri meskipun dengan mata terbuka.Tes Tandem Walking

Tes lain yang bisa digunakan untuk menentukan gangguan koordinasi motorik adalah tes tandem walking. Pasien diminta untuk berjalan pada satu garis lurus di atas lantai dengan cara menempatkan satu tumit langsung di antara ujung jari kaki yang berlawanan, baik dengan mata terbuka atau mata tertutup.Finger to nose test

Gangguan pada serebelum atau saraf saraf propioseptif dapat juga menyebabkan ataxia tipe dismetria. Dismetria berarti hilangnya kemampuan untuk memulai atau menghentikan suatu gerak motorik halus. Untuk menguji adanya suatu dismetria bisa dilakukan beberapa pemeriksaan, salah satunya adalah finger to nose test.Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan pasien dalam kondisi berbaring, duduk atau berdiri. Diawali pasien mengabduksikan lengan serta posisi ekstensi total, lalu pasien diminta untuk menyentuh ujung hidungnya sendiri dengan ujung jari telunjuknya. Mula mula dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan cepat, baik dengan mata terbuka dan tertutup. Nose finger nose test

Serupa dengan finger to nose test tetapi setelah pasien menyentuh hidungnya, pasien diminta untuk menyentuh ujung jari pemeriksa dan kemudian kembali menyentuh hidungnya. Jari pemeriksa dapat diubah baik dalam jarak maupun dalam bidang gerakan.Finger to finger test

Pasien diminta mengabduksikan lengan pada bidang horisontal dan diminta untuk menggerakkan kedua ujung jari telunjuknya saling bertemu tepat di tengah tengah bidang horisontal tersebut. Pertama dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan cepat, dengan mata ditutup dan dibuka.Diadokokinesis

Pasien diminta untuk menggerakkan kedua tangannya bergantian pronasi dan supinasi dalam posisi siku diam dengan cepat. Pemeriksaan ini dilakukan baik dengan mata terbuka maupun tertutup. Pada pasien dengan gangguan serebelum atau lobus frontalis, gerakan pasien akan melambat atau menjadi kikuk. Heel to knee to toe test

Pemeriksaan ini lebih mudah dilakukan bila pasien dalam keadaan berbaring. Pasien diminta untuk menggerakkan tumit kakinya ke arah lutut kontralateral, kemudian tumit digerakkan atau didorong ke arah jari kaki kontralateral. Rebound test

Pasien diminta mengadduksikan bahu, fleksi pada siku dan supinasi lengan bawah, siku diletakkan pada meja periksa/alas lain, kemudian pemeriksa menarik lengan bawah tersebut dan pasien diminta untuk menahannya, kemudian dengan mendadak pemeriksa melepaskan tarikan tersebut. Perlu diingat, pemeriksa juga harus meletakkan tangan lain di depan muka pasien supaya bila pasien memang memiliki lesi di serebelum, muka atau badan pasien tidak terpukul oleh lengan pasien sendiri.PEMERIKSAAN RANGSANG MENINGEALBila ada peradangan selaput otak atau di rongga sub arachnoid terdapat benda asing seperti darah, maka dapat merangsang selaput otak.Kaku kudukdengan cara :Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring Kemudian kepala ditekukkan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada.Selama penekukan ini diperhatikan adanya tahanan.Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak mencapai dada.Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat. Pada kaku kuduk yang berat, kepala tidak dapat ditekuk, malah sering kepala terkedik ke belakang.Pada keadaan yang ringan, kaku kuduk dinilai dari tahanan yang dialami waktu menekukkan kepala.

Tanda lasequePemeriksaan dilakukan sebagai berikut :

Pasien berbaring lurus,lakukan ekstensi pada kedua tungkai.Kemudian salah satu tungkai diangkat lurus, di fleksikan pada sendi panggul.Tungkai yang satu lagi harus berada dalam keadaan ekstensi / lurus.Normal : Jika kita dapat mencapai sudut 70 derajat sebelum timbul rasa sakit atau tahanan.Laseq (+) = bila timbul rasa sakit atau tahanan sebelum kita mencapai 70

Tanda Kerniq

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :Pasien berbaring lurus di tempat tidurPasien difleksikan pahanya pada sendi panggul sampai membuat sudut 90o,Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut.Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut 135 o, antara tungkai bawah dan tungkai atas.Tanda kerniq (+) = Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut 135

Tanda Brudzinsky IPemeriksaan dilakukan sebagai berikut :

Pasien berbaring di tempat tidur.Dengan tangan yang ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang berbaring, kita tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada.Tangan yang satunya lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk mencegah diangkatnya badan.Brudzinsky I (+) ditemukan fleksi pada kedua tungkai.

Tanda Brudzinsky IIPemeriksaan dilakukan seagai berikut :

Pasien berbaring di tempat tidur.Satu tungkai di fleksikan pada sendi panggul, sedang tungkai yang satu lagi berada dalam keadaan lurus.Brudzinsky I (+) ditemukan tungkai yang satu ikut pula fleksi, tapi perhatikan apakah ada kelumpuhan pada tungkai.

Anatomi fisiologi sistem ventrikelSistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.Ventrikel lateralis Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel lateralisberhubungan denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui foramen interventrikularis(Monro)Ventrikel III (Ventrikel Tertius)Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus denganadhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularismenonjol ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus pinealis ke arahkaudal.Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV melalui suatu lubang kecil,yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri)Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara cerebellum danmedulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi. Masing-masing recessus berakhir pada foramen Luschka, muara lateral ventrikel IV. Padaperlekatan vellum medullare anterior terdapat apertura mediana Magendied.

Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalisSaluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang kordaspinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Diatas, melanjut ke dalam medula oblongata,dimana ia membuka ke dalam ventrikel IV.

Anatomi fisiologi histologi selaput otakJaringan pelindung di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) adalahmeninges. Meninges terdiri dari tiga lapisan, yaitu:Dura Mater (berasal dari kata dura=hard=keras dan mater= mother= ibu), merupakan lapisan paling luar yang tebal, keras dan fleksibel tetapi tidak dapatdirenggangkan (unstretchable). Duramater otak pada awalnya terdiri atas 2 lapisantetapi pada orang dewasa kedua lapisan tersebut menyatu. Lapisan terluar adalah duramater periosteum yang melapisi permukaan dalam tengkorak (endosteum)terdiri dari jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah. Lapisan dalam yaitu lapisan fibrosa kurang mengandung pembuluh darah dan permukaan dalamnyadilapisi oleh epitel selapis gepeng yang berasal dari mesoderm.Arachnoid Membrane (berasal dari kata arakhe=spider), merupakan jaringan bagiantengah yang bentuknya sepertijaring laba-Iaba. Sifatnya lembut, berongga-rongga danterletak di bawah lapisan durameter. Merupakan membran tipis, halus, avaskular yangmelapisi duramater. Dari arachnoid ini keluar trabekula jaringan ikat yang berjalan kepia mater melintasi ruangan yang terisi oleh banyak trabekula.Pia Mater (berasal dari kata pious=small=kecil dan mater=mother=ibu), merupakanjaringan pelindung yang terletak pada lapisan paling bawah (paling dekat denganotak, sumsum tulang belakang, dan melindungijaringan-jaringan sarafyang lain).Lapisan ini mengandung pembuluh darah yang mengalir di otak dan sumsum tulangbelakang. Antara pia mater dan membran arachnoidterdapat bagian yang disebut subarachnoid space yang dipenuhi oleh cairan cerebrospinal fluid (CSF). Piamater terdiri atas 2 lapisan, yaitu bagian luar tersusun dari anyaman serat kolagen ,mengandung banyak pembuluh darah dan bagian dalam terdiri atas anyaman seratretikular dan elastin halus yang melekat pada jaringan saraf di bawahnya tetapiterpisah dari unsur-unsur saraf/otak oleh satu lapis cabang-cabang neuroglia

Anatomi fisiologi sistem LCSCairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus, dimanasejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel kuboid/kolumner yang menutupistroma di bagian tengah dan merupakan modifikasi dari sel ependim, yang menonjol ke ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobul dan membentuk seperti daun pakisyang ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi sel epitel kuboid berhubungan satu sama laindengan tigth junction pada sisi aspeks, dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalisdengan ruang stroma diantaranya. Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok kedalam (kapiler fenestrata). Inilah yang disebut sawar darah LCS.Gambaran histologis khusus ini mempunyai karakteristik yaitu epitel untuktransport bahan dengan berat molekul besar dan kapiler fenestrata untuk transport cairanaktif.Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrat plasmadi luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi diubah menjadisekresi pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif. Cairan serebrospinal memilikifungsi :CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur pokok pada CSSberada dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler, jadi mempertahankanlingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem saraf.CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak dalam tengkorakdan menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak dari keadaan/trauma yangmengenai tulang tengkorakCSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak, seperti CO2,laktat, danion Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limfatik.Dan untuk memindahkan produk seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotiklainnya yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormonhormon dari lobus posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari fineal dapat dikeluarkan ke CSS dantransportasi ke sisi lain melalui intraserebral.Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan CSS denganmengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat pengalirannyamelalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalamrongga subarakhnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.

I. Anamnesis pada pasien strokePada anamnesis perlu ditanyakan :- Identitas pasien.- Keluhan utama : - Keluhan tambahan : - Riwayat penyakit sekarang :o Waktu dan lamanya keluhan berlangsung. o Sifat dan beratnya serangan (masih dapat ditahan atau tidak).o Lokasi dan penyebarannya (dapat menyebutkan tempat sakit atau menyebar).o Hubungan dengan waktu (kapan saja terjadinya).o Hubungannya dengan aktivitas (keluhan dirasakan setelah melakukan aktivitas apa saja). o Keluhan-keluhan yang menyertai serangano Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berulang kali.o Faktor resiko dan pencetus serangan, termasuk faktor-faktor yang memperberat atau meringankan serangan. o Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang menderita keluhan yang sama.o Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau gejala sisao Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah diminum oleh pasien; juga tindakan medik lain yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. - Riwayat penyakit dahulu : bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang. - Riwayat kesehatan keluarga.- Riwayat penyakit menahun keluarga.