Ajaran Islam Menyambut Kelahiran Bayi
Transcript of Ajaran Islam Menyambut Kelahiran Bayi
AJARAN ISLAM MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI
Anak adalah buah hati sekaligus investasi dunia akhirat bagi kedua orang tua.
Dalam Ajaran Islam Menyambut Kelahiran Bayi dijelaskan bahwa baik dan buruknya
akhlak dan masa depan anak sangat tergantung pada asupan pendidikan rohani dan
jasmani dari orang tua.
Hal ini sesuai dengan hadis baginda Nabi Muhammad SAW : “Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut
Yahudi atau Nasrani atau Majusi”. Oleh sebab itu ajaran Islam sangat menekankan
pendidikan anak dimulai sejak anak tersebut berada dalam kandungan dan salah satu
momen yang penting adalah ketika jabang bayi akan lahir dan setelah ibunya
melahirkannya. Berikut ini adalah ajaran Islam dan hal-hal yang perlu dilakukan oleh
orang tua untuk menyambut anaknya yang akan lahir :
1. Seorang calon ayah atau ibu amat was-was menunggu kelahiran bayinya. Pada sat-
saat seperti itu mereka berdoa sebagaimana Nabi Zakaria (Ali Imran : 38)
“Tuhanku, karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sungguh
Engkau Maha Mendengar permohonan”.
* (baca juga doa mustajab sepanjang masa )
2. Dan ketika bayi telah lahir terurailah senyum tawa menyaksikan sang bayi yang
lucu yang baru lahir dan ibu bayi yang selamat. Tak lupa diucapkan “alhamdulillah”
sebagai rasa syukur ke hadirat Allah SWT.
Ajaran Islam Ketika Bayi Telah Lahir
3. Sejak saat itu ajaran Islam , pendidikan dan praktek agama bagi bayi yang telah
lahir dimulai. Dengan penuh sigap ayahnya mengumandangkan adzan di telinga
kanan dan iqamah (qamat) di telinga kiri dengan tujuan agar kalimat-kalimat
tauhidlah yang pertama ia dengar, sehingga sepanjang hayatnya kalimat-kalimat itu
pulalah yang akan ia dengar dan ia ucapkan.
Dalam kitab “Tuhfatul Habib Ala Syarhil Khatib” dan “Mughnil Muhtaj ila ma’rifati
alfadhil Minhaj”
pada sub bab Aqiqah diterangkan : “bagi bayi yang baru dilahirkan sunnah untuk
mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi yang baru lahir dan mengiqomatinya
di telinga kiri”. Tentunya cukup dengan suara perlahan saja.Apakah fungsi dan tujuan
amal ini ? Menurut hadits yang diterangkan dalam kitab tersebut, ada jin tertentu
yang bernama Ummu Shibyan (ummu=ibu, shibyan=bayi ; syaitan jenis jin yang
ditugaskan untuk mengganggu bayi yang baru lahir agar menjadi pengikutnya), dia
suka mengikuti kelahiran bayi. Adzan itu berguna agar gangguan jin tadi tidak
berpengaruh pada bayi yang baru lahir dan tidak menimbulkan efek apapun. Selain
itu agar kalimat-kalimat tauhid menjadi kalimat pertama yang didengar oleh bayi
yang baru lahir. Memang adzan memiliki keistimewaan tersendiri yakni bila
dibacakan akan membuat setan lari tunggang langgang. Jadi adzan dan iqomat ini
disamping memang direkomendasikan (sunnah) juga lahir dan batinnya sendiri
bermanfaat. Demikianlah dijelaskan dalam ajaran Islam . Berikutnya…
4. Dibacakan Ayat kursi (QS. AlBaqarah : 255)
5. Dibacakan Ayat Inna Rabbakumullah (QS. Al-A’raf : 54)
6. Dibacakan QS Al-Ikhlas (Qulhuwallahu ahad, dst) di telinga kanan
7. Dibacakan Mu’awwidzataini (dua audzu), yakni Q.S. Al-Falaq dan An-Nas
8. Dibacakan Doa:
9. Dilanjutkan doa Nabi Yunus (QS. Al-Anbiya’ : 87) :
Fanada fidh dululmati alla ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu minadh dhalimin
“….maka dia (Nabi Yunus a.s) memanggil Tuhannya (berdoa) didalam kegelapan
(didalam perut ikan Nun) dengan panggilan (tasbihnya) : Tiada Tuhan Selain Engkau,
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat aniyaya
(menzholimi diri sendiri)”
10. Juga Dibacakan Inna Anzalnahu (QS Al-Qadr : 1-5).
Dalam kitab Al-Bajuri (Hasyiah Fathul Qorib), Insya Allah telah disebutkan sbb:
Dengan dibacakan QS. Al-Qadr ini, bayi tadi Insya Allah tak akan berzina seumur
hidupnya.
Rekomendasi bacaan-bacaan diatas dalam ajaran Islam hukumnya tidak wajib. Tidak
dibaca sama sekali juga tidak berdosa. Hanya saja amatlah disayangkan jika tidak
diamalkan sebab kesempatan untuk membacakan itu (konteks disunnahkannya)
hanyalah sekali seumur hidup, yakni saat dilahirkannya si bayi. Dan seandainya bayi
tersebut mengerti keengganan orang tuanya untuk mengamalkannya, padahal orang
tuanya sudah mengetahui hal tersebut, anda bisa membayangkan betapa kecewanya
dia dengan sikap orang tuanya tersebut.
Ada juga tips dari orang tua Sayyidah Maryam ( ibunya yang bernama sayyidah
Hanna) ; seperti yang diterangkan dalam hadist riwayat Imam Bukhori; yang berdoa
saat kelahiran anak perempuan beliau (Sayyidah Maryam; ibunda Nabi Isa a.s) yang
diabadikan dalam Q.S. Ali-Imran : 36), yakni :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu untuk anak
perempuan ini (Maryam) dan keturunannya (Nabi Isa a.s), dari syaithan yang
terkutuk”
Demikian diriwayatkan oleh Shahabat Abu Hurairah RA yang kemudian
merekomendasikannya “iqrauu in syi’tum” yang artinya ” kalau kalian
menginginkannya maka bacalah ayat itu”. Tentu saja semua ingin kalau anaknya
dilindungi Allah SWT dari syaitan.
Dikisahkan dalam tafsirnya bahwa Allah SWT telah berkenan menjaga Siti Maryam
dan Nabi Isa a.s dari sentuhan syaitan saat beliau lahir berkat doa tersebut .
11. Memberikan harum-haruman (minyak wangi za’faron, parfum bayi, dll) di atas
kepalanya.
Ajaran Islam Berikutnya
Demikianlah beberapa poin penting dalam ajaran Islam yang perlu diketahui dan
diamalkan oleh para orang tua dan generasi Islam. Dalam ajaran Islam tersebut kita
mengetahui betapa agama ini sangat memulyakan hamba-hamba Allah yang masih
suci dan berusaha untuk melindungi hamba tersebut dari sifat-sifat yang buruk yang
berasal dari manusia maupun dari musuh manusia yaitu syaitan. Kemudian dalam
ajaran Islam berikutnya disunahkan untuk melaksanakan aqiqoh, memberi nama,
memotong rambut dan seterusnya yang bisa anda baca dan pelajari dalam tulisan
kami tentang aqiqoh .
Dalam ajaran Islam terdapat 6 tuntunan untuk menyambut kelahiran anak, yakni :
1. Menyuarakan adzan (di telinga kanan) dan iqamat (di telinga kiri), lihat hadits
riwayat Ibnu Abbas)
2. Menggosok langit-langitmulut anak dengan kurma (lihat hadits Abu Burdah
dari Abu Musa r.a)
3. Mencukur rambut serta menimbang dengan emasserta menyedekahkannya
(lihat hadits diriwayatkan oleh Annas bin Malik r.a)
4. Mendoakannya
5. Memberi nama yang baik
6. Menyembelih domba/kambing (aqiqah)
Rasulullah bersabda : Bagi anak laki-lakidisembelihkan 2 ekor kambing yang
mencukupi dan bagi anak perempuan disembelihkan 1 ekor kambing (HR Ahmad
Tirmidzi)
Semoga keberkahan Allah SWT hadir dalam Rizki yang kita dapatkan dan
melindungi kita dari azab-Nya. Amin.
Hukum Melahirkan Dengan Operasi Cesar Dalam Kondisi Mampu
Melahirkan Normal
Melahirkan secara cesar sebenarnya diperbolehkan jika memang ada alasan medis
yang darurat. Misalnya karena posisi bayi sungsang, bayi terlalu besar, atau hal-hal
lain yang bisa membahayakan ibu dan anak bila dilakukan proses melahirkan secara
normal.
Namun pada kenyataannya banyak wanita yang memilih melahirkan secara cesar
bukan karena darurat. Mereka memilih melahirkan secara cesar hanya karena ingin
anaknya lahir pada tanggal dan hari tertentu yang dianggap sebagai hari baik atau
tanggal yang unik (seperti tanggal 9 bulan 9 tahun 2009, dll), ataupun karena takut
merasakan sakitnya melahirkan secara normal, dll. Padahal sebenarnya melahirkan
secara cesar ini banyak membawa madhorot bagi wanita, diantaranya proses
penyembuhan luka yang lebih lama daripada melahirkan normal, melemahkan rahim,
memiliki resiko terkena inveksi lebih besar, sehingga persalinan kedua dan
selanjutnya biasanya juga harus dilakukan dengan cesar, dan kehamilan berikutnya
biasanya perlu diberi jarak dua tahun.
Lalu bagaimana hukum bagi wanita yang memilih melahirkan secara cesar tanpa ada
alasan medis yang darurat? Berikut ana bawakan fatwa dari Syaikh Utsaimin
mengenai hal ini. Semoga bisa menambah faidah bagi antunna!
***
Oleh : Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin Rohimahulloh
Pertanyaan :
Fadhilatus Syaikh, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat ‘Abasa :
ه� } ر� �س� �يل� ي ب �م� الس� ] { ث 20عبس: ]
“Kemudian Alloh memudahkan jalannya” [QS ‘Abasa : 20]
Alloh subhanahu wa ta’ala menjamin untuk memudahkan proses kelahiran ini. Dan
banyak orang, baik laki-laki maupun wanita, yang terburu-buru melakukan operasi
yang disebut cesar, apakah hal ini disebabkan lemahnya tawakkal kepada Alloh
subhanahu wa ta’ala?
Jawaban :
Menurutku -barokallohu fiik- cara ini yang banyak digunakan orang saat ini, ketika
seorang wanita merasakan akan melahirkan lalu pergi ke rumah sakit, kemudian
dioperasi cesar. Aku melihat bahwa ini adalah wahyu dari setan, dan bahayanya hal
ini lebih banyak daripada manfaatnya. Karena seorang wanita mau tidak mau akan
mendapatkan rasa sakit ketika melahirkan (normal), akan tetapi ada faidah yang
terdapat dalam rasa sakit ini:
Faidah yang pertama : rasa sakit tersebut akan menggugurkan dosa-dosanya
Kedua : akan mengangkat derajatnya jika ia sabar dan mengharapkan pahala di sisi
Alloh
Ketiga : seorang wanita akan menyadari kedudukan seorang ibu, yang mana seorang
ibu merasakan sebagaimana yang ia rasakan
Keempat : ia merasakan kedudukan nikmat Alloh ta’ala atasnya berupa kesehatan
Kelima : menambah rasa sayang & rindunya kepada anaknya, karena setiap kali si
anak mengalami kesulitan, sang ibu akan lebih merasa kasihan dan merindukannya.
Keenam : Anak atau bayi dalam kandungan ini keluar dari tempat keluar yang
normal dan wajar, dalam hal ini ada kebaikan bagi si anak dan ibunya.
Ketujuh : ada madhorot operasi cesar yang akan dirasakan oleh wanita tersebut,
karena operasi akan melemahkan usus, rahim dan yang selainnya, dan terkadang
terjadi mal praktek, bisa jadi ia selamat dan bisa jadi tidak.
Kedelapan : wanita yang pernah melakukan cesar hampir-hampir tidak bisa kembali
ke persalinan normal, karena tidak memungkinkan baginya dan dikhawatirkan akan
merobek bagian yang pernah dioperasi.
Kesembilan : melakukan operasi cesar akan membuat sedikit keturunan (anak),
karena jika pernah di cesar 3 kali dari berbagai sisi dan membuat lemah maka
kehamilan berikutnya bisa membahayakan.
Kesepuluh : cara ini adalah cara yang mewah. Dan kemewahan merupakan sebab
kehancuran, sebagaimana firman Alloh ta’ala tentang golongan kiri :
ف�ين� } �ر� �ك� م�ت �ل� ذ�ل �وا ق�ب �ان �ه�م� ك �ن ] { إ 45الواقعة: ]
“Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan” [QS al-Waqi’ah : 45]
Maka yang wajib bagi seorang wanita adalah hendaknya ia sabar dan mengharapkan
pahala di sisi Alloh, dan hendaknya ia tetap melahirkan dengan cara yang normal
karena itu lebih baik baginya dari sisi kesehatan dan finansial.
Dan bagi laki-laki, hendaknya mereka memperhatikan hal ini. Kita tidak tahu, bisa
jadi musuh-musuh kita yang menggampang-gampangkan operasi cesar ini dengan
tujuan agar kita kehilangan maslahat-maslahat dan mendapatkan kerugian-kerugian.
Penanya bertanya : Apa maksudnya “kemewahan”?
Syaikh menjawab : mewah karena dengan cara itu akan mencegah rasa sakit dalam
persalinan yang normal, dan ini adalah salah satu bentuk kemewahan. Dan
kemewahan jika tidak dalam bentuk ketaatan kepada Alloh, maka ia bisa jadi tercela
atau minimal hukumnya mubah.
Sumber : Liqo’ Babil Maftuh kaset no. 86 asy-Syaikh al-Utsaimin rohimahulloh.
Menghadapi Kelahiran Seorang Bayi Sesuai Ajaran Islam
Friday, November 28, 2008 by deltapapa | 1 Comment
duta
ilustrasi: duta
Dalam menghadapi perubahan-perubahan kehidupan dunia yang demikian pesat,
tidak hanya kita yang perlu mempersiapkan bekal mental-spiritual, agar tidak
tergelincir dalam dosa dan kebutaan hati, lebih-lebih lagi adalah generasi yang lebih
muda, yang akan menghadapi perubahan-perubahan yang lebih cepat lagi.
Pendidikan, pengajaran dan praktek agama yang mengisi rohani dapat kita rasakan
pentingnya. Untuk itu ajaran-ajaran Islam telah mempersiapkan berbagai perangkat,
di antaranya adalah pendidikan dan praktek agama sejak bayi dilahirkan.
1. Seorang calon ayah atau ibu amat was-was menunggu kelahiran bayinya. Pada sat-
saat seperti itu mereka berdoa sebagaimana Nabi Zakaria (Ali Imran 38) “Tuhanku,
karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sungguh Engkau Maha
Mendengar permohonan.”
2. Dan saat tiba waktunya sang bayi lahir, terurailah senyum tawa, menyaksikan sang
bayi yang lucu, yang baru lahir dan ibu bayi yang selamat. Tak lupa diucapkan
“alhamdulillah” sebagai rasa syukur ke hadirat Allah.
3. Sejak saat itu pendidikan dan praktek agama bagi sang bayi dimulai. Dengan penuh
sigap sang ayah mengumandangkan azan di telinga kanan dan iqamah (qamat) di
telinga kiri. Agar kalimat-kalimat tauhidlah yang pertama-tama ia dengar, sehingga
pada akhir hayatnya kalimat kalimat itu pulalah yang akan ia dengar dan ia ucapkan.
4. Pada hari ketujuh sebagai ungkapan rasa syukur dan sebagai bekal bagi sang bayi
dilaksanakan upacara “aqiqah”. Ia merupakan kesaksian dari anggota masyarakat atas
kehadirannya dan penerimaan mereka. Ia merupakan isyarat dan harapan bahwa sang
bayi nantinya siap untuk berkorban dan memberi manfaat bagi masyarakatnya.
Upacara “aqiqah” sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw yang artinya: “Setiap
anak tergadai pada aqiqahnya, dilakukan dengan menyembelih (ternak) pada hari ke
tujuh, diberikan namanya dan dipotong rambutnya.”
Kata “aqiqah” berarti memotong, karena pada saat itu dipotong ternak untuk jamuan
dan dipotong rambut sang bayi. Hukum melaksanakan “aqiqah” adalah sunnah
muakkadah, atau sunnah yang kuat. Kata tergadai dalam hadits tadi diartikan oleh
Imam Ahmad bin Hambal sebagai, “orangtua tidak mendapatkan syafaat dari anaknya
sampai dilaksanakan “aqiqah” untuknya”. Sehingga upacara “aqiqah” menurut para
ulama dapat dilaksanakan sampai anak menjadi besar atau baligh.
Jumlah ternak yang dipotong, dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan seekor
untuk anak perempuan. Kambing yang sudah berumur setahun, yang sehat, yang
tidak cacat, dengan harapan agar sang anak sehat dan tidak cacat, dan diniatkan
dipotong untuk kurban sang bayi. Daging kambing disunnahkan untuk dimasak
dengan dicampur bumbu yang manis, dengan harapan sang anak tumbuh dengan
akhlaq yang elok. Lalu dihidangkan kepada para undangan. Hanya bagian kakinya,
disunnahkan untuk diberikan pada sang bidan yang ikut melahirkan sang anak.
Rambut sang bayi dipotong gundul dan disunnahkan untuk memberikan sedekah
seberat timbangan rambut tadi dengan emas atau perak. Sang bayi juga diberi
makanan yang manis, kurma yang dihaluskan, dengan harapan akan menjadi anak
yang manis dan generasi penerus yang melaksanakan kebajikan.
5. Sang bayi juga diberi nama yang baik. Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Merupakan sebagian dari hak seorang anak atas orangtuanya adalah mendidiknya
dengan baik dan memberikan nama yang baik.”
Perlu kami garis bawahi di sini tentang pemberian nama. Nama yang terbaik bagi
seorang bayi laki-laki adalah Abdullah dan Abdurrahman. Setelah itu nama para
rasul, nabi, malaikat, orang-orang yang salih dan yang memiliki arti yang baik.
Semua itu dengan harapan bahwa sang bayi nantinya akan tumbuh dengan
menjadikan namanya sebagai referensi. Kalau namanya Abdullah, maka ketika ia
hendak berbuat tak baik, dan tak sengaja dipanggil, ia akan teringat peraturan-
peraturan Allah, dan tak jadi berbuat aniaya. Dan begitulah seterusnya.
Pada masa ini, banyak orangtua yang melupakan kewajiban ini, yang merupakan hak
dari sang anak. Diambilnya nama dengan tidak memakai referensi “shalih”. Bahkan
sebagian memberi nama anaknya mengikuti kemarahan hatinya. Maka tidaklah juga
dapat disalahkan sang anak ketika besar bukan referensi “shalih” yang digunakan.
Karena sang anak tidak mendapatkan haknya, maka lupalah ia akan kewajibannya.
Pada akhirnya orangtualah yang kewalahan. (Oleh: Ustadz Muhammad Taufiq
Prabowo, Dewan Asaatidz Pesantren Virtual
Menyambut Kelahiran Dalam Islam
Objektif :
Kaedah ini bertujuan memberitahu kepada suami akan beratnya kesakitan yang
dihadapi oleh isteri ketika hendak melahirkan anak dan menuntut suami supaya
sentiasa berada disamping isterinya agar beban kesakitan dapat dikurangkan.
Kaedah ini juga bagi membimbing suami supaya dapat menyambut kelahiran anak
mengikut cara yang digarispandukan oleh Islam.
Aktiviti :
1. Suami Berada Di Samping Isteri Ketika Saat-Saat Isteri Hendak Bersalin.
Alangkah gelisah dan kritikalnya saat-saat akan melahirkan anak lebih-lebih lagi
bagi ibu yang pertama kalinya akan melahirkan anak. Suami perlu memberikan
motivasi kepada isteri agar tetap tabah dan sabar, di samping suami harus banyak
berdoa kepada Allah serta banyak beristighfar dan berselawat disamping
membanyakkan bacaan surah Al-Insyiqa' dan surah Al-Hasyr.
Firman Allah Taal dalam surah Luqman ayat 14 :
Maksudnya : "Dan Kami wajibkan menusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya;
ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari
awal mengandung hingga ke akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya
ialah dalam masa dua tahun (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan
kepada kedua ibubapamu dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk
menerima balasan).
2. Azan Di Telinga Kanan Dan Iqamah Di Telinga Kiri.
Suami hendaklah segera mengazankan di telinga kanan anak yang baru lahir dan
diiqamahkan di telinga kiri dengan tujuan supaya dijauhi anaknya dari gangguan
syaitan dan supaya kalimah pertama yang dapat didengar oleh bayi ialah kalimah
Allah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Rafi' r.a. Rasulullah bersabda :
Maksudnya : "Aku melihat sendiri Rasulullah s.a.w. mengazankan Al-Hassan bin Ali
pada telinganya ketika itu ia baru dilahirkan oleh Fatimah r.a."
Riwayat Abu Daud dan Tirmizi
3. Membaca Surah Al-Qadar dan Surah Al-Ikhlas.
Suami hendaklah juga membanyakkan bacaan surah Al-Qadar di telinga kanan dan
surah Al-Ikhlas di telinga kiri bagi tujuan memohon kepada Allah supaya anak yang
dilahirkan terselamat dari melakukan perzinaan dan memohon juga supaya
dikuatkan iman, jauh dari menyeleweng fahaman akidahnya dari landasan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah.
4. Membaca Surah Al-Insyirah Di Jari Manis Dan Ditahnikkan.
Suami juga hendaklah membaca surah Al-Insyirah di jari manis kemudian
mencelupkan jari manis ke dalam manisan (madu) dan ditekankan (ditahnikkan) di
langit-langit bayi tersebut dengan membaca ayat 36, surah Ali-Imran :
Maksudnya : "Maka apabila ia melahirkannya, berkatalah ia: Wahai Tuhanku!
Sesungguhnya aku telah melahirkan seorang anak perempuan (sedang yang aku
harap-harapkan ialah anak lelaki), - dan Allah memang mengetahui akan apa yang
dilahirkannya itu - dan memanglah tidak sama anak lelaki dengan anak perempuan
dan bahawasanya aku telah menamakannya Maryam, dan aku melindungi dia
dengan peliharaanMu, demikian juga zuriat keturunannya, dari godaan syaitan yang
kena rejam (yang dikutuk dan disingkirkan)".
Tahnik adalah bertujuan untuk memohon kepada Allah S.W.T. supaya anak yang
dilahirkan mempunyai lidah yang fasih dan terkawal lidahnya dari menyebut
perkara-perkara yang tidak berfaedah dan mendatangkan maksiat walaupun perkara
ini boleh dilakukan oleh orang yang soleh namun bapa kepada anak tersebut lebih
utama melakukan tahnik untuk anaknya kerana hadis riwayat oleh Tirmizi
menyebutkan salah satu doa yang paling mustajab ialah doa ibu bapa untuk
anaknya".
5. Melaksanakan Tuntutan Sempena Hari Ketujuh.
Memberikan nama yang baik.
Bapa dikehendaki menamakan anaknya dengan nama-nama yang baik pada hari
ketujuh kerana nama itu sendiri adalah merupakan doa kepada anaknya.
Rasulullah s.a.w. bersabda :
Maksudnya : "Sesungguhnya kamu akan diseru pada hari kiamat dengan nama-nama
kamu dan nama-nama bapa kamu, maka indahkanlah nama kamu".
Riwayat Abu Daud
Membaca Doa ketika memberikan nama anak.
Maksudnya : "Ya Allah wahai Tuhan kami, jadikanlah nama yang diberikan ini
memberi keberkatan kepadanya, pandukan segala usahanya ke arah keredhaanMu,
jadikan menuntut ilmu sebagai matlamatnya dan akhirkan hidupnya dengan amal-
amal soleh. Ya Allah wahai tuhan kami, lanjutkanlah usianya dalam ketaatan
kepadaMu dan kepada RasulMu dan jadikan tubuh badannya dalam keadaan sihat
walafiat. Ya Allah, jadikan ia pemimpin di waktu dewasa, teguhkan imannya
sepertimana iman para nabiMu sehingga hari kiamat. Ya Allah kurniakan ia rezeki
yang halal dan berkat, dekatkanlah ia dengan kebaikan dan jauhkan ia daripada
kejahatan dengan rahmatMu Ya Allah yang Maha Pengasih.
Mengaqiqahkan anak.
Bapa hendaklah mengaqiqahkan anaknya kerana hukumnya adalah sunat mu'akad
iaitu dengan mengadakna kenduri kesyukuran. Menyembelih 2 ekor kambing bagi
anak lelaki dan seekor kambing bagi anak perempuan. Sebaik-baiknya dilakukan
pada hari ketujuh.
Rasulullah s.a.w. bersabda :
Maksudnya : "Setiap anak yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang
disembelih pada hari ke tujuh kelahirannya, diberikan nama dan dicukur
rambutnya".
Riwayat abu Daud
Ketika menyembelih aqiqah disuruh juga menyebut nama anak.
Maksudnya : "Dengan nama Allah, Ya Allah untukMu dan bagiMu akikah ini dari
……(sebut nama anak)….
Gesaan Aqiqah :
Rasulullah s.a.w. bersabda :
Maksudnya : "Kerkakanlah aqiqah bagi anak lelaki yang baru lahir, kerana itu
hendaklah kamu menyembelih aqiqah dan jauhkanlah gangguan dari anak itu".
Muttafaqun A'laih
Antara hikmah aqiqah adalah :
Membiiasakan berkorban bagi orang tua demi kepentingan bayi yang baru lahir di
dunia.
Melindungi diri dari gangguan syaitan.
Bercukur rambut.
Adalah menjadi tanggungjawab bapa untuk mencukur rambut anaknya pada hari ke
tujuh (dibotakkan) sama ada dilakukan olehnya sendiri atau orang lain.
Antara hikmah bercukur rambut adalah :
Hikmah kesihatan.
Dengan membuang, mencukur rambut anak yang baru lahir akan terbuka semua
lubang rambutnya yang mungkin akan mengukuhkan pancaindera penglihatan,
pernafasan dan pendengaran.
Hikmah kemasyarakatan.
Dapat bersedekah dengan emas atau perak seberat timbangan rambutnya. Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik r.s. ia berkata :
Maksudnya : "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah menyuruh supaya mencukur
rambut cucunya Saidina Hassan dan Hussin r.a. pada hari ketujuh dan disedekahkan
berat timbangan rambutnya dengan nilai perak".
Riwayat At-Tirmizi dan Abu Daud
Khurafat yang perlu ditinggalkan.
Mencukur bahagian-bahagian tertentu daripada kepala sebagaimana yang banyak
dilakukan sekarang, kerana ini termasuk dalam perkara yang dilarang keras oleh
Rasulullah s.a.w. sebagaimana maksud hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim.
Menggunakan buah kelapa dan segala macam campuran seperti garam dan bunga
kerana amalan ini diambil dari budaya Hindu. Rasulullah bersabda :
Maksudnya : "Barangsiapa yang menyerupai (meniru apa sahaja perkara-perkara
yang bertentangan dengan syariat Islam) dengan sesuatu kaum (yang bukan Islam)
maka ia tergolong daripada mereka".
Mengkhatankan anak.
Bapa bertanggungjawab untuk mengkhatankan anak lelakinya. Dalam sebuah hadis
disebutkan :
Maksudnya : "Berkhatan itu sunat bagi lelaki, mulia bagi wanita".
Riwayat Abu Daud
Walaupun demikian, amalan masyarakat kita mengkhatankan anak pada umur
sebelas tahun atau dua belas tahun tidaklah menyalahi syarak. Adalah menjadi suatu
yang baik sekiranya anak-anak sebelum dikhatankan terlebih dahulu diaturkan majlis
khatam Al-Quran untuknya.
Antara faedah berkhatan adalah :
Melindungi daripada berbagai-bagai penyakit.
Membersihkan diri dari kekotoran.
6. Menyusukan Anak.
Demi kesihatan anak, ibu hendaklah menyusukan anak dengan susu ibu.
Firman allah Taala dalam surah Al-Bawarah ayat 233:
Maksudnya : "Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua
tahun genap iaitu bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu".
Imam As-Syafie berkata
"Sihat atau tidak anak itu adalah bergantung sama ada anak disusui oleh susu ibu
atau tidak walaupun sekali susuan".
Kelebihan menyusukan anak :
Setiap tegukan dari susu ibu, Allah S.W.T. memberi pahala satu kebaikan.
Bila ibunya semalaman tidak dapat tidur kerana menjaga anaknya yang sakit, maka
Allah S.W.T. memberi pahala seperti memerdekakan 70 hamba ke jalan Allah.
Nifas Dan Persalinan Dalam Pandangan IslamWednesday, 20 June 2012, 8:43 | Uncategorized | 0 Comment | Read 4 Timesby admin
nifas dan persalinan dalam pandangan islam
sama dengan hukum wanitawanita lain yang mengalami nifas dengan persalinan ulama berbeda pendapat tentang apakah masa nifas itu ada batas Nifas Dan Hukumnya Dalam Islam .
60 kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 kematian masa nifas terjadi dalam 24 suami serta keluarga ibu bidan akan memiliki pandangan yang .
berarti ia masih dalam keadaan nifas sehingga ia harus meninggalkan puasa dan yang mengalami nifas dengan persalinan pada Manusia dalam Pandangan Islam Home .
Nifas Dalam Islam Diposkan oleh Erwin Arianto 1 setengah dinar emas murni dalam bentuk apapun Kafarat haid dan nifas sama Haid Menurut Pandangan Islam.
Dalam Islam pertanyaan penting mengenai 1985 dan 1988 Akademi Fikih Islam India 1989 dan Dar Penyakit Nifas 1 Persalinan 35 kamar bersalin 1.
jual beli dalam pandangan islam islamjual beli dalam pandangan islam islampersalinan agama terutama agama samawi dunia seperti Islam Kristen Katolik dan .
Transplantasi Organ dalam Pandangan Islam Free dengan kebolehan dan dalam kasus Transplantasi Organ dalam Pandangan Islam PEDOMAN ASUHAN PERSALINAN .
F PENGARUH ANEMIA TERHADAP KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS Infeksi Intrapartum dan dalam nifas 8 Bila terjadi Galeri Buku Islam Kenali aku dulu Arsip.
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS 2 persalinan 3 nifas Pemerintah tetap mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan yang ada tanpa .
Menyambut Kelahiran Anak............
Assalamu’alaikum to All……………….
Buat teman/sahabat/kerabat yang akan menggenapkan separuh diennya atau baru
saja menggenapkan separuh diennya dan kemudian segera memiliki keturunan, ada
baiknya mempunyai pengetahuan mengenai menyambut kelahiran anak dalam tata
cara islam, semoga tulisan ini bermanfaat
Untuk menyambut kelahiran anak kita di sunahkan untuk :
1. Mengazani dan mengiqamati telinga bayi lahir.
Hal ini merupakan pendidikan awal bagi dia begitu masuk ke dunia yang
baru baginya. Karena bayi sebenarnya sudah bisa mendengar (begitu
menurut ilmu kedokteran).
Adalah wajar anak ini diazan dan diiqamatkan agar kalimah pertama yang
didengarnya dan tembus ke gendang telinganya adalah kalimah seruan Yang
Maha Agung. Kalimah yang mengandungi persaksian (syahadah) terhadap
keesaan Allah dan persaksian terhadap kerasulan Muhamad bin Abdullah
s.a.w
Anak yang baru menghirup udara dunia ini telah diajarkan dengan aqidah
dan syariat Islam, sebagaimana seseorang yang akan mati diajarkan dengan
kalimah tauhid `La ilaha illallah’. Agar pengaruh azan ini dapat meresap ke
dalam diri anak ini.
Azan ini ialah untuk mengusir syaitan yang memang menanti-nanti kelahiran
bayi ini.
Azan dikumandangkan ke telinga bayi agar seruan dakwah kepada Allah dan
agamanya dapat mendahului seruan jahat syaitan.
Azan dan iqomah yang diperdengarkan akan dirakam oleh bayi berkenaan
yang menjadi sebahagian dari pendidikan tauhid, syariat dan akhlak.
Azan di telinga kanannya. Iqomah di telinga kirinya.
Dalilnya ialah hadis Nabi s.a.w.:
Dari Abu Rafi’, katanya: Aku melihat Rasulullah s.a.w. mengumandangkan azan di
telinga al-Hasan bin Ali ketika ibunya (Fatimah) melahirkannya. (HR Abu Daud &
al-Tarmizi).
Dari al-Hasan bin Ali dari Rasulullah s.a.w., baginda bersabda: Barangsiapa yang
anaknya baru dilahirkan, kemudian dia mengumandangkan azan ke telinga kanannya
dan iqamat di telinga kirinya, maka anak yang baru lahir itu tidak akan terkena
bahaya `ummu shibyan’.
`Ummu shibyan’ ialah angin yang dihembuskan kepada anak, jadi anak itu takut
kepadanya. Ada juga yang berkata bahwa ia adalah `qarinah’, yaitu jin.
Antara sunnah yang perlu diamalkan terhadap bayi ialah `tahnik’, iaitu menggosok
langit-langit bayi dengan kurma. Caranya: Kurma yang dikunyah diletakkan di atas
jari, kemudian memasukkan jari berkenaan ke dalam mulut bayi. Gerak-geraknya ke
kanan dan ke kiri dengan lembut hingga merata.
2. Taknik
Tahnik’,yaitu menggosok langit-langit bayi dengan kurma.
Caranya: Kurma yang dikunyah diletakkan di atas jari, kemudian
memasukkan jari berkenaan ke dalam mulut bayi. Gerak-geraknya ke kanan
dan ke kiri dengan lembut hingga merata
Jika sukar untuk memperoleh kurma, boleh diganti dengan manisan lain.
Dan yang lebih utama, `tahnik’ ini hendaklah dilakukan oleh seseorang yang
mempunyai sifat taqwa dan soleh. Ini adalah sebagai suatu penghormatan
dan harapan agar anak ini juga akan menjadi seorang yang taqwa dan soleh.
Hadis Rasulullah s.a.w. dari Abu Burdah, dari Abu Musa r.a., katanya: Aku
telah dikurniakan seorang anak. Lalu aku membawanya kepada Nabi s.a.w.
dan baginda menamakannya dengan Ibrahim, men`tahnik’nya dengan kurma
serta mendoakannya dengan keberkatan. Kemudia baginda s.a.w.
menyerahkannya kembali kepadaku. (HR Bukhari & Muslim)
3. Mencukur rambut dan bersedekah
Antara sunnah menyambut kelahiran anak ialah mencukur kepada anak pada
hari ketujuh kelahirannya.
Kemudian bersedekah kepada orang-orang fakir dengan perak seberat
timbangan rambutnya itu.
Terdapat beberapa hadis yang menjelaskan perkara ini, antaranya ialah:
Dari Ja’far bin Muhamad dari ayahnya, dia berkata: Fatimah r.a. telah menimbang
rambut kepala Hasan, Husin, Zainab dan Ummu Kalsom. Lalu dia menyedekahkan
perak seberat timbangan rambut berkenaan. (HR Imam Malik)
Yahya bin Bakir meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah s.a.w.
telah menyuruh agar dicukur kepala al-Hasan dan al-Husin pada hari ketujuh dari
kelahiran mereka. Lalu dicukur kepala mereka, emdan baginda menyedekahkan
perak seberat timbangan rambut berkenaan.
4. Memberi Nama yang baik
Antara sunnah menyambut kelahiran bayi ialah memberinya nama dengan
nama-nama yang baik. Dari Abu Darda’ r.a., bersabda Rasulullah s.a.w.:
Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kamu akan dipanggil dengan nama-
nama kamu dan nama-nama bapa kamu. Oleh itu, berilah nama yang baik
untuk kamu. (HR Abu Daud)
Waktu memberi nama: Berdasarkan hadis-hadis Rasulullah s.a.w., ada yang
menunjukkan pada hari pertama kelahirannya. Ini berdasarkan hadis riwayat
Muslim dari Sulaiman bin al-Mughirah dari Thabit dari Anas r.a., katanya
Rasulullah s.a.w. bersabda: Malam tadi telah lahir seorang anakku. Kemudian aku
menamakannya dengan Ibrahim.
Ada juga hadis yang menunjukan pada hari ketujuh berdasarkan riwayat Samirah,
katanya Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Setiap anak itu digadaikan dengan
aqiqahnya. Disembelih untuknya pada hari ketujuhnya, diberi nama dan dicukur
kepalanya. (HR Ashabus Sunan)
Dapat disimpulkan dari hadis-hadis berkenaan bahwa Islam memberi kelonggaran
terhadap tempo pemberian nama anak. Boleh pada hari pertama, boleh dilewatkan
pada hari ketiga, dan boleh ada hari ketujuh.
5. Aqiqah
Hadis Rasulullah s.a.w.:
Samirah, katanya Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Setiap anak itu
digadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih untuknya pada hari ketujuhnya,
diberi nama dan dicukur kepalanya. (HR Ashabus Sunan)
Berdasarkan hadis di atas dan hadis-hadis lain bahwa aqiqah dilakukan pada hari
ketujuh kelahiran bayi. Namun begitu berdasarkan pendapat imam Malik bahwa
penentuan hari ketujuh seperti yang dilihat pada zahir hadis hanyalah berbentuk
anjuran sahaja. Oleh itu, seandainya tidak dapat dilakukan pada hari berkenaan,
maka beraqiqah pada hari keempat, kelapan, kesepuluh atau hari berikutnya sudah
memadai.
6. Memberi Ucapan Selamat
Antara sunah menyambut kelahiran bayi ialah setiap muslim dianjurkan memberi
ucap selamat dengan mendoakan kesejahteraan anak dan ibubapanya, serta turut
bergembira.
Firman Allah Taala:
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang dia sedang berdiri
sembahyang di mihrab (katanya), "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya.. (3:39)
Ibnu Qaiyim al-Jauziyah menyebutkan di dalam Tuhfatul Maudud, dari Abu Bakar
al-Munzir, bahwa dia berkata: Telah meriwayatkan kepada kami dari al-Hasan al-
Basri bahwa seorang lelaki telah datang kepadanya, dan di sisinya ada seorang
lelaki yang baru dianugerahi seorang anak kecil. Lelaki itu berkata kepada orang
yang mempunyai anak itu:"Selamat bagimu atas kelahiran seorang penunggang
kuda." Hasan al-Basri berkata kepada lelaki itu: "Apakah kamu tahu, apakah dia
seorang penunggang kuda atau penunggang keldai?" Lelaki itu bertanya: "Jadi
bagaimana cara kami mengucapkannya?" Hasan al-Basri menjawab: "Katakanlah,
semoga kamu diberkati di dalam apa yang diberikan kepadamu. Semoga kamu
bersyukur kepada yang memberi. Semoga kamu diberi rezeki dengan kebaikannya,
dan semoga ia mencapai masa balighnya."
Wassalam
Source : http://www.geocities.com/cahayaislam99/anak/loi-mnyambut-klahirn.htm