Air Kelapa
-
Upload
kalih-r-gusti -
Category
Documents
-
view
323 -
download
0
Transcript of Air Kelapa
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan konstituen terbesar dalam tubuh manusia. Persentasenya
dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas
seseorang. Pada bayi yang baru berusia sekitar 1 tahun, kandungan air dalam
tubuhnya berkisar antara 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang,
persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur menurun.
Kecepatan pergantian air di dalam tubuh adalah cukup tinggi, sehingga
perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh dapat dengan mudah terjadi. Bila
seseorang mengalami muntah atau diare maka akan terjadi penurunan cairan
tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat
(Bojonegoro, 2010). Demikian pula bila seseorang melakukan aktivitas yang berat
seperti bekerja atau berolah raga yang banyak menguras tenaga maka akan terjadi
penurunan cairan tubuh. Hal inilah yang mengakibatkan rasa haus sehingga
menimbulkan rasa ingin minum.
Cairan yang keluar dari tubuh mengandung ion elektrolit seperti natrium
dan kalium yang harus segera digantikan. Untuk menggantikan cairan yang keluar
dari tubuh beserta ion elektrolit yang ada di dalamnya, maka akan lebih baik bila
air minum yang diminum mengandung ion yang sesuai dengan ion yang telah
dikeluarkan. Salah satunya adalah air mineral, minuman yang dikonsumsi oleh
para olahragawan untuk menjaga keseimbangan ion dan cairan sehabis melakukan
-
2
olahraga yang melelahkan. Banyak dijumpai dipasaran minuman yang berlabel
pengganti cairan tubuh. Berkaitan dengan ini, industri minuman melakukan
terobosan dengan berlomba-lomba memproduksi minuman isotonik. Minuman ini
seringkali dihubungkan dengan minuman pengganti ion tubuh dan minuman
penambah stamina. Minuman tersebut diantaranya minuman dengan label pocari
sweat atau juga fatigon hydro. Pocari sweat adalah minuman isotonik yang
dapat menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat beraktivitas
berat. Pocari sweat dapat diserap oleh tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan
terdiri dari elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh. Konsentrasi elekrolit
dalam pocari sweat tercantum dalam kemasannya sebagai berikut :
Tabel 1.1 Kandungan kimia Pocari sweat
Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (mEq/L) Na+ 21 K+ 5
Ca2+ 1 Mg2+ 0,5 Cl- 16
Sitrat 10 Laktat 1
-
3
Minuman fatigon hydro yang pada labelnya terbuat dari air kelapa segar,
komposisi elektrolit dalam kemasannya adalah :
Tabel 1.2 Kandungan kimia Fatigon hydro
Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (mg/L)
Natrium 440
Kalium 1080
Vitamin C 80
Magnesium 56
Kalsium 48
Air kelapa yang dinyatakan sebagai minuman isotonik alami kiranya tidak
perlu dikesampingkan karena tanaman kelapa tersebar luas di sekitar kita apalagi
di pedesaan sangat mudah didapatkan. Air kelapa muda juga baik digunakan
sebagai minuman pengganti oralit pada penderita diare. Oralit sebagai larutan
rehidrasi oral yang direkomendasikan oleh WHO mengandung zat sebagai berikut
(Anonim, 2010) :
Tabel 1.3 Kandungan kimia Oralit
Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (g/L)
Natrium klorida 2,6
Glukosa 13,5
Kalium klorida 1,5
Trisodium sitrat 2,9
Berdasarkan umur buah kelapa yang dicirikan dengan ketebalan daging
buah kelapa, maka rasa air kelapa-nya pun berbeda. Hal ini disebabkan oleh
kandungan zat terlarut yang berbeda dalam air kelapa tersebut.
-
4
Dari uraian di atas, maka kandungan zat terlarut pada air kelapa perlu
ditentukan. Pada penelitian ini yang akan ditentukan hanya kandungan ion
natrium dan ion kalium saja. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa secara
kuantitatif natrium dan kalium merupakan kation utama dalam cairan tubuh (West
and Todd, 1981).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Berapakah kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa varietas
gading, hijau dan hibrida?
2. Bagaimanakah kecenderungan perubahan kandungan natrium dan
kalium pada air kelapa yang sangat muda, kelapa muda dan kelapa tua?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa
varietas gading, hijau dan hibrida.
2. Untuk mengetahui kecenderungan perubahan kandungan natrium dan
kalium pada air kelapa yang sangat muda, muda dan tua.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk memberikan informasi ilmiah
tentang kandungan natrium dan kalium dalam cairan isotonik air kelapa.
-
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Natrium
Logam natrium diisolasi pertama kali oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1807 di Royal Institution London. Nomor atomnya adalah 14 sedangkan massa
atomnya 22,989. Konfigurasi elektron atom natrium dalam keadaan dasar adalah
(Ne) 3s1. Natrium adalah logam yang lunak dan berwarna putih keperakan.
Natrium termasuk logam yang sangat reaktif dan sangat mudah teroksidasi.
Reaksinya dengan air berlangsung sangat cepat sampai menimbulkan nyala
(Emsley, 1991). Jumlah natrium dalam kerak bumi relatif tinggi dibandingkan
dengan unsur lainnya (Shriver dan Atkins, 1990). Jumlah natrium dalam kerak
bumi adalah 2,63 % sedangkan kalium 2,40 %. Jumlah natrium dalam air laut
adalah sebesar 1,14 % .
Peran biologis dari natrium sangat mendasar pada semua spesies termasuk
manusia. Total natrium dalam tubuh manusia yang mempunyai bobot tubuh
sekitar 70 kg adalah 100 g. Kandungan natrium yang terdapat pada organ tubuh
manusia adalah sebagai berikut (Emsley, 1991) :
Otot : 2600 --- 7800 ppm ( mg/kg)
Tulang : 10.000 ppm ( mg/kg)
Darah : 1970 ppm ( mg/L)
Asupan natrium dari makanan sehari-hari berkisar antara 2 sampai 15 g.
Hampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling
sel. Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air
-
6
kemih dan keringat. Ginjal yang normal dapat mengatur natrium yang dibuang
melalui air kemih, sehingga jumlah total natrium dalam tubuh sedikit bervariasi
dari hari ke hari.
Suatu gangguan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran natrium akan
mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh. Perubahan jumlah total
natrium sangat berkaitan erat dengan jumlah cairan dalam tubuh. Kehilangan
natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium darah menurun tetapi
menyebabkan volume darah menurun. Jika volume darah menurun, tekanan darah
akan turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi
syok (Nurcahya, t.t). Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu
banyak natrium di dalam tubuh. Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam
ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tanda dari adanya
edema ini adalah pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan tungkai bawah.
Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan volume
darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan
mendorong kita untuk minum (Nurcahya, t.t).
Natrium sebagai kation utama di dalam cairan ektraseluler, dan paling
berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan (Bojonegoro, 2010). Apabila
tubuh banyak mengeluarkan natrium seperti dalam kasus muntah dan diare
sementara pemasukannya terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai
kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti
dengan air dan natrium dari cairan interstitial (Bojonegoro, 2010). Apabila
kehilangan cairan terus berlangsung air akan ditarik dari dalam sel dan apabila
-
7
volume plasma tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi
(Bojonegoro, 2010).
2.2 Kalium
Kalium ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1807 di London.
Nomor atomnya adalah 19 dan massa atom relatifnya adalah 39,0983. Konfigurasi
elektronnya dalam keadaan dasar adalah (Ar) 4s1. Kalium adalah logam yang
lunak dan berwarna putih. Reaksinya dengan oksigen berlangsung cepat dan
dengan air berlangsung sangat dahsyat (Emsley, 1991).
Kalium sangat diperlukan oleh semua mahluk hidup. Unsur ini merupakan
kation utama di dalam cairan intraseluler dan berperan penting dalam terapi
gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53
mEq/kg berat badan (Bojonegoro, 2010).
Kalium memiliki peranan penting dalam metabolisme sel serta dalam fungsi
sel saraf dan otot. Sebagian besar kalium terdapat di dalam sel. Konsentrasi
kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya
masalah yang serius, seperti irama jantung yang abnormal. Kalium yang disimpan
di dalam sel membantu memelihara konsentrasi kalium dalam darah agar tetap
konstan. Keseimbangan kalium dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan
kalium dalam makanan dengan jumlah kalium yang dibuang. Sebagian besar
kalium dibuang melalui air kemih, walaupun ada beberapa yang dibuang melalui
tinja. Dalam keadaan normal ginjal menyesuaikan pembuangan kalium agar
seimbang dengan asupan kalium melalui makanan. Makanan yang merupakan
-
8
sumber kalium di antaranya pisang, tomat, jeruk, melon, kentang kacang-
kacangan bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya.
Kandungan kalium dalam organ tubuh manusia antara lain pada :
Otot : 16.000 ppm(mg/kg)
Tulang : 2100 ppm(mg/kg)
Darah : 1620 ppm (mg/L).
2.3 Cairan Tubuh
Sekitar dua pertiga dari berat badan kita adalah cairan, terdiri dari air dan
ion atau senyawa yang larut di dalamnya. Cairan ini berfungsi untuk mengatur
suhu tubuh dan membantu proses percernaan. Persentase cairan tubuh dapat
berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.
Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan tubuh terhadap
berat badan berangsur-angsur turun. Pada laki-laki dewasa berkisar antara 5060
persen berat badan, sedangkan pada wanita dewasa sekitar 50 persen berat badan
(Bojonegoro, 2010).
Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraseluler dan
kompartemen ekstraseluler. Cairan intraseluler merupakan cairan yang terkandung
di dalam sel. Pada orang dewasa sekitar 2/3 dari cairan di dalam tubuh terdapat di
intraseluler. Untuk orang dewasa dengan berat badan sekitar 70 kg memiliki
cairan intraseluler sekitar 27 liter, sebaliknya pada bayi sekitar setengah dari berat
badannya merupakan cairan intraseluler (Bojonegoro, 2010).
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Jumlah relatif
cairan ekstraseluler berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir sekitar
-
9
setengah dari cairan tubuh terdapat pada cairan ekstraseluler. Setelah usia 1 tahun,
jumlah cairan ekstraseluler menurun sampai sekitar 1/3 dari volume cairan total
(Bojonegoro, 2010). Cairan ekstraseluler dibagi menjadi :
1. Cairan interstitial
2. Cairan intravaskular
3. Cairan transeluler
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel. Cairan intravaskular
merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah contohnya, volume
plasma. Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6 liter, dimana sekitar 3
liter merupakan plasma sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan
platelet (West and Todd, 1981).
Cairan transeluler merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh
tertentu, seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intra okular, dan
sekresi saluran pencernaan (Bojonegoro, 2010), cairan tubuh merupakan larutan
partikel senyawa dalam air. Partikel terlarut tersebut dibedakan menjadi elektrolit
dan non elektrolit. Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam larutan dan
mengantarkan listrik. Elektrolit dibedakan menjadi :
1. Ion positif (kation)
2. Ion negatif (anion)
Jumlah kation dan anion dalam larutan selalu sama. Kation utama dalam
cairan ekstraseluler adalah natrium (Na+). Sedangkan kation utama dalam cairan
intraseluler adalah kalium (K+). Anion utama dalam cairan ekstraseluler adalah
klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intra
-
10
seluler adalah ion pospat (PO43-) (Bojonegoro, 2010). Senyawa non elektrolit di
dalam cairan tubuh adalah senyawa yang tidak terdisosiasi dalam air, diantaranya
glukosa dan urea. Senyawa lainnya adalah kreatinin dan bilirubin.
Darah sendiri terdiri dari sel darah merah (eritrosit) dan plasma darah.
Kation utama dalam sel darah merah adalah kalium dengan jumlah natrium yang
sedikit, sebaliknya konsentrasi natrium pada plasma darah tinggi sedangkan
kalium rendah (West and Todd, 1981).
Sebaran Na+ dan K+ dalam bagian tubuh ditunjukkan pada tabel 2.1 dibawah
ini.
Tabel 2.1 Sebaran Na dan K dalam tubuh
Plasma (mEq/L) Eristrosit (mEq/L)
Na 13.5 - 15 18
K 3.6 6.2 80
Angka dalam tabel 2.1 diatas menunjukkan perbedaan yang besar antara
natrium dan kalium pada sel darah dan plasma.
2.4 Kelapa
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae.
Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus: cocos dan
species: nucifera. Kelapa berasal dari pesisir samudra Hindia, namun kini telah
tersebar di seluruh daerah tropis (Setyamidjaya, 1991).
Kelapa banyak varietasnya, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua kelompok besar yaitu :
-
11
a. Kultivar kelapa genjah adalah kelapa yang dalam usia 4 6 tahun telah
menghasilkan buah. Contohnya adalah kelapa gading (varietas
Eburnia), kelapa raja (varietas Regia), kelapa raja Malabar (varietas
Pretiosa) dan kelapa puyuh (varietas Pumila).
b. Kultivar kelapa dalam adalah kelapa yang baru memiliki buah setelah
mencapai umur 15 tahun, tinggi pohonnya dapat mencapai 30 meter.
Contohnya adalah kelapa hijau (varietas Viridis), kelapa merah
(varietas Rubescens).
Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan antara kelapa genjah dengan
kelapa dalam. Kelapa secara alami tumbuh di daerah pantai dan dapat tumbuh
hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Namun pada daerah
ketinggian akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Pohon kelapa merupakan
tanaman serbaguna bagi masyarakat tropis. Hampir semua bagian tumbuhan
kelapa dapat dimanfaatkan. Batangnya dipakai sebagai kayu bahan bangunan
dengan mutu menengah.
Daun kelapa yang muda disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman
dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang menarik termasuk
untuk sarana sesajen/banten terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali. Sabut
kelapa yang berupa serat-serat kasar diperdagangkan untuk pengisi jok kursi,
anyaman tali, keset serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok kelapa
dipakai sebagai bahan bakar, dijadikan arang dan bahan baku berbagai bentuk
hiasan dan kerajinan tangan (Setyamidjaya, 1991).
-
12
Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat
pada dinding dalam tempurung (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar
yang sangat populer. Daging buah muda yang berwarna putih dan lunak biasa
disajikan sebagai es kelapa muda. Daging buah tua kelapa yang sudah mengeras
biasa diambil cairan sarinya dengan diperas dan cairannya disebut santan. Atau
daging buah tua ini diambil dan dikeringkan dijadikan komoditi perdagangan
bernilai yang disebut kopra. Kopra adalah bahan baku untuk pembuatan minyak
kelapa.
Air kelapa yang jumlahnya berkisar antara 25 persen dari komponen buah
kelapa. Pemanfaatannya masih terbatas dan kebanyakan terbuang sebagai limbah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa air kelapa tua terdiri atas air sebanyak 91,23
%, protein 0,29 %, lemak 0,15 %, karbohidrat 7,27 % dan abu 1,06 %. Air kelapa
juga mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks (Anonim, 2010). Sedangkan
dalam air kelapa muda kandungannya adalah air sebanyak 95,5 %, protein 0,1 %,
lemak kurang dari 0,1 %, karbohidrat 4 %, dan abu 0,4 %. Air kelapa muda juga
mengandung vitamin C dan vitamin B komplek yang terdiri atas asam nikotinat,
asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin B1 dan sedikit piridoksin. Air kelapa
muda juga mengandung sejumlah mineral antara lain kalium, natrium, kalsium,
magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur (Anonim, 2010).
Secara alami air kelapa mempunyai komposisi gula dan mineral yang
lengkap, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai
minuman isotonik yaitu minuman yang memiliki kesetimbangan elektrolit seperti
cairan dalam tubuh manusia. Air kelapa muda juga telah digunakan sebagai
-
13
larutan rehidrasi oral bagi penderita diare. Hasil penelitian menunjukkan air
kelapa memiliki Indeks Rehidrasi yang lebih baik dibandingkan dengan sport
drink atau minuman penambah stamina (Lysminiar, 2010). Indeks Rehidrasi
adalah indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan
oleh tubuh. Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan
lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih
lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum
dalam jumlah cukup banyak. Menurut Mortin Satin, Kepala Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang mengurusi Pangan dan Pertanian, air kelapa adalah
minuman yang mengandung kalium tinggi dan sebaliknya mengandung natrium
lebih rendah bila dibandingkan sport drink dan energy drink. (Kohler, t.t)
2.5 Spektrometri Serapan Atom
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara radiasi
gelombang elektromagnetik dengan materi. Absorpsi maupun emisi energi radiasi
oleh atom maupun molekul merupakan dasar dari beberapa metoda dalam kimia
analitik. Dengan melakukan interpretasi terhadap data yang didapatkan maka akan
diperoleh informasi yang terjadi secara kualitatif maupun kuantitatif (Pietrzyk and
Frank, 1970).
Secara kualitatif posisi dari garis atau pita absorpsi maupun emisi yang
terjadi pada spektrum elektromagnetik, menunjukkan adanya atom atau senyawa
yang khas. Untuk mengetahui secara kuantitatif maka yang diukur adalah
intensitas dari garis atau pita absorpsi maupun emisi dari materi yang diselidiki
-
14
dan standar. Konsentrasi dari zat yang diselidiki selanjutnya dihitung berdasarkan
data yang didapat.
Bila suatu atom atau molekul menyerap energi, maka elektron dari atom
atau molekul tersebut akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi atau
keadaan tereksitasi. Diagram tingkat energi dari atom ditunjukkan seperti gambar
berikut :
Garis horisontal menunjukkan dua tingkat energi elektronik dalam atom. E0
menunjukkan tingkat energi elektronik keadaan dasar. E* menunjukkan tingkat
energi elektronik dalam keadaan tereksitasi. Elektron dapat mengalami transisi
dari keadaan E0 ke E* bila ditambahkan energi dalam bentuk sinar atau panas.
Penyerapan energi mengakibatkan atom dalam keadaan tereksitasi. Dalam
keadaan tereksitasi maka atom dapat mengurangi kelebihan energi dengan cara
melepaskan foton yang ekivalen dengan perbedaan tingkat energi antara E* dan
E0. Untuk molekul akan memungkinkan terjadinya transisi dari beberapa tingkat
energi ke keadaan dasar. Oleh sebab itu spektrum yang dihasilkan dari suatu
molekul tampak lebih melebar. Tipe spektrum dari molekul dikenal dengan
spektrum pita, karena merupakan transisi dari berberapa tingkat energi yang akan
menghasilkan sejumlah garis membentuk pita (Pietrzyk and Frank.1970).
Gambar 2.1. Diagram tingkat energi elektron
-
15
Berbeda dengan molekul, atom tidak mengalami vibrasi atau rotasi sehingga
atom tidak memiliki energi vibrasi atau rotasi. Transisi antara tingkat energi dari
atom menghasilkan garis yang sangat tajam. Spektrum absorpsi dari atom akan
dikenal sebagai spektrum garis. Oleh karena adanya perbedaan antara tingkat
energi elektronik molekul dan atom-atom, maka posisi dari pita atau garis dapat
digunakan untuk pengamatan secara kualitatif zat yang dianalisa.
Spektrometri serapan atom pada dasarnya digunakan untuk mengukur
konsentrasi ion logam yang sangat rendah dalam berbagai jenis sampel yang
terdapat dalam materi organik maupun anorganik. Apabila radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada sel yang
mengandung atom-atom logam yang bebas, maka sebagian cahaya tersebut akan
diserap dan intensitas sinar yang diserap akan berbanding lurus dengan banyaknya
atom logam bebas yang berada dalam sel.
Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari :
1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati
medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang
dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi.
2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara
eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap
sinar tersebut.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan :
It = Io.e-(bc), atau
A = - Log It/Io = bc
-
16
Dimana, Io = Intensitas sinar awal yang dikenakan
It = Intensitas sinar yang diteruskan
= Absortivitas molar
b = Panjang medium
c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A = Absorbans
Alat spektrometri serapan atom terdiri dari sumber cahaya, sel,
monokromator dan sistem detektor.
Sumber cahaya (lampu katoda berongga) akan memancarkan sinar dalam
bentuk garis yang memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan unsur yang
dianalisis.
Pada sel yang dalam alat dikenal dengan nyala atomisasi akan terjadi proses
atomisasi. Diawali dengan proses nebulisasi untuk menghasilkan suatu kabut
aerosol yang halus dari larutan sampel. Kemudian diikuti dengan solvasi terhadap
kabut aerosol menjadi aorosol kering atau molekul padat. Selanjutnya energi
thermal dari nyala akan merngubah partikel menjadi uap yang yang mengandung
spesi molekul, ion dan atom-atom bebas dalam wujud gas.
Pada proses atomisasi energi thermal didapatkan dengan membakar
campuran gas bahan bakar dengan oksidan. Beberapa contoh dari campuran gas
bahan bakar dan oksidan yang sering digunakan dalam spektrometri serapan atom.
-
17
Bahan Bakar Oksida Rentang Suhu (0C)
Gas Alam Udara 1700-1900
Hidrogen Udara 2000-2100
Asetilin Udara 2100-2400
Asetilin Nitro Oksida 2500-2800
Asetilin Oksigen 3050-3150
Teknik analisis yang banyak digunakan dan sesuai untuk spektrometri
serapan atom adalah kurva kalibrasi dan metoda penambahan standar. Pada teknik
kurva kalibrasi diplot antara sederetan konsentrasi larutan standar dengan
absorban (A). Contoh seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.2. Tahapan proses atomisasi
Gambar 2.3. Kurva kalibrasi
-
18
Garis linier yang terbentuk mengikuti persamaan Y = aX + b, dimana Y
adalah absorban, X adalah konsentrasi, a adalah slope, dan b adalah intersep. Nilai
a maupun b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
22 )( XXnYXXYna
nXaYb
2222 )()( YYnXXn
YXXYnr
Konsentrasi larutan sampel dapat dihitung dengan memasukkan nilai
absorban dari sampel ke dalam persamaan garis regresi.
Salah satu keuntungan bekerja dengan teknik spektrometri serapan atom
adalah lebih mudahnya preparasi sampel. Dalam preparasi kita tidak perlu
melakukan pemisahan unsur yang dianalisis dari unsur yang lain artinya larutan
sampel dapat langsung dianalisis kandungan unsurnya.
-
19
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Cairan merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Perubahan jumlah
dan komposisi cairan tubuh dapat terjadi dengan mudah sebagai akibat dari
berbagai hal, diantaranya seseorang melakukan olah raga atau aktivitas yang
banyak menguras tenaga. Kasus lain seperti proses perdarahan, muntah-muntah
diare yang selanjutnya mengakibatkan dehidrasi, keadaan ini selanjutnya dapat
menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat. Jika gangguan yang
terjadi tidak diatasi secara tepat maka risiko yang dialami seseorang akan makin
berat. Salah satu cara yang merupakan langkah awal untuk mengatasi masalah
yang terjadi adalah dengan mengganti cairan yang hilang dengan minum air.
Cairan yang hilang dari tubuh akibat kegiatan atau peristiwa yang terjadi terdiri
dari air, ion elektrolit seperti Na dan K maupun senyawa lainnya. Tentunya akan
lebih baik bila cairan yang diminum adalah cairan yang memiliki kandungan ion
yang sama dengan ion yang hilang dari tubuh.
Minuman yang mengandung ion yang disesuaikan dengan kandungan ion
utama dalam tubuh manusia belakangan ini semakin gencar menyerbu pasaran.
Dengan label minuman isotonik diyakini minuman ini dapat lebih cepat
menggantikan cairan dan ion-ion elektrolit yang hilang dari tubuh. Seperti pocari
sweat, minuman ini dapat diserap oleh tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan
terdiri dari elektrolit Na+ 21 mEq/L, K+ 5 mEq/L, dan Cl 16 mEq/L. Selain itu,
-
20
minuman fatigon hydro adalah minuman yang dalam labelnya dibuat dari air
kelapa dalam kemasannya tercantum kandungan natriumnya 440 mg, kalium 1080
mg, magnesium 56 mg, kalsium 48 mg, vitamin C 80 mg, dalam tiap liter
kemasannnya.
Sementara itu, air kelapa dikenal sebagai cairan isotonik alami. Hal ini
berarti bahwa air kelapa sangat tepat digunakan untuk menggantikan cairan tubuh
yang hilang akibat berbagai aktifitas yang melelahkan. Disamping itu, buah
kelapa mudah didapatkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan
ionion utama yang terdapat pada air kelapa. Ditinjau dari umur buah kelapa,
airnya memiliki rasa yang berbeda. Hal ini tentu disebabkan oleh perbedaan
kandungan komponen terlarut di dalamnya.
Berkaitan dengan hal diatas perlu dilakukan penelitian tentang
kecenderungan perubahan kandungan kimia dari air kelapa sehubungan dengan
umur buahnya. Dalam penelitian ini, hanya akan dianalisis kandungan kalium dan
natrium dari air kelapa yang sangat muda, air kelapa muda dan kelapa tua.
3.2 Konsep
Kandungan zat kimia dalam tumbuhan senantiasa mengalami perubahan
selama masa pertumbuhan. Demikian pula kandungan Na dan K yang diserap oleh
akar kemudian didistribusikan ke bagian tumbuhan yang lain sampai pada buah
kelapa. Diperkirakan kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda,
muda dan tua berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan Na
dan K pada air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua.
-
21
3.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir dan konsep yang dikemukakan diatas dapat
dirumuskan suatu hipotesa bahwa akan terjadi kecenderungan perubahan
kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda, kelapa muda dan kelapa
tua.
-
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Analitik Universitas Udayana Kampus
Bukit Jimbaran.
4.2 Bahan dan peralatan
4.2.1 Bahan yang diteliti
Bahan yang diteliti adalah air kelapa yang sangat muda, air kelapa muda
dan air kelapa tua. Buah kelapa yang dijadikan sampel percobaan dipetik dari
pohon yang tumbuh di Kerambitan Tabanan, yang terdiri dari :
1. Kelapa hijau (varietas Viridis)
2. Kelapa gading (varietas Eburnia)
3. Kelapa hibrida
4.2.2 Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Na2SO4 (p.a)
2. KBr (p.a)
3. HNO3
-
23
4.2.3 Peralatan
Alat yang digunakan adalah alat gelas yang umum dipakai untuk
praktikum kimia seperti gelas beker, labu ukur, neraca analitik. Untuk pengukuran
kadar logam digunakan alat spektrometer serapan atom (varian spectr AA-30).
4.3 Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga
perlakuan dan lima ulangan. Ketiga jenis perlakuan tersebut adalah kelapa yang
sangat muda, muda dan kelapa tua.
4.4 Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Penyiapan sampel
2. Pembuatan larutan standar
3. Pengukuran kadar yang meliputi pengukuran absorbans standar dan
pengukuran absorbans sampel
4.4.1 Penyiapan sampel
1. Buah kelapa yang dijadikan sampel percobaan diambil airnya.
2. Selanjutnya air kelapa tersebut disaring.
3. Diambil sebanyak 10 mL air kelapa yang telah disaring kemudian diasamkan
dengan penambahan sebanyak 0,5 ml HNO3 pekat.
4. Dibaca absorbannya untuk menentukan kadar Na dan kadar K.
-
24
4.4.2 Pembuatan larutan standar
4.4.2.1 Larutan standar Na
Ditimbang sebanyak 308 mg Na2SO4 kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 1 liter. Dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan sedikit asam nitrat
agar pH larutan sekitar 6.0. Diperoleh larutan standar Na yang konsentrasinya 100
ppm. Dari larutan standar 100 ppm tersebut dibuat larutan standar Na yang
konsentrasinya 25 dan 50 ppm.
4.4.2.2 Larutan standar K
Ditimbang sebanyak 3,051 g KBr kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 1 liter. Dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan sedikit asam nitrat agar
pH larutan disekitar 6.0. Diperoleh larutan standar K yang konsentrasinya 1000
ppm. Dibuat larutan standar K yang kadarnya 100, 200 dan 400 ppm dengan
pengenceran larutan 1000 ppm.
4.4.3 Pengukuran kadar
4.4.3.1 Pembuatan kurva standar Na dan K.
Diukur absorbans larutan standar Na yang konsentrasinya masing-masing
25, 50 dan 100 ppm. Diukur pula standar K yang konsentrasinya adalah 100, 200
dan 400 ppm. Standar Na diukur pada panjang gelombang 330,3 nm, sedangkan
standar K diukur pada panjang gelombang 404,4 nm. Dibuat kurva regresi antara
absorban dengan konsentrasi untuk standar Na dan K.
-
25
4.4.3.2 Pengukuran kadar Na dan K dalam sampel
Diukur absorban untuk menentukan kadar logam Na dan K dari sampel
air kelapa yang telah dipreparasi. Dilakukan pengenceran bila nilai absorbannya
terlalu tinggi. Absorban yang terbaca digunakan untuk menghitung kadar Na dan
K berdasarkan kurva regresi dari masing-masing standar.
4.5 Analisis data
Data kadar kalium dan natrium pada semua jenis kelapa dideskripsikan.
Selanjutnya diuji normalitas dan homogenitas pada P = 0,05.
Perbedaan rata-rata kadar Na dan K pada masing-masing buah kelapa diuji
menggunakan Anova One Way. Diteruskan dengan uji Post Hoc (LSD) untuk
mengetahui besarnya perbedaan.
Kalau data tidak berditribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji
nonparametrik.
-
26
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Penampakan dari kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua
Faktor yang dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk menyatakan buah
kelapa itu sangat muda, muda dan tua adalah penampakan dan ciri dari daging
buah kelapa. Kelapa yang sangat muda dicirikan dari belum adanya daging buah
yang menempel pada batok muda buah kelapa. Kelapa muda dicirikan dengan
adanya daging buah yang lembek yang terdapat pada batok kelapa. Sedangkan
kelapa tua memiliki daging buah yang keras atau daging buahnya sudah bisa
diparut.
Berdasarkan perbedaan umur buah kelapa tersebut, ternyata sifat fisika dari
air kelapa yang diamati memiliki perbedaan. Perbedaannya adalah pada derajat
kekeruhan air kelapa, dimana semakin tua umur buah kelapa tingkat
kekeruhannya sangat dominan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 5.1 di
bawah ini.
Tabel 5.1 Sifat fisik air kelapa
Jenis kelapa Sifat fisika / kekeruhan
Sangat muda Sangat bening
Muda Agak bening
Tua Keruh
-
27
Akibat adanya kekeruhan, maka sampel air kelapa disaring terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengukuran. Filtrat inilah yang selanjutnya dipreparasi untuk
dibaca pada spectra AA.
5.2 Data kandungan Natrium dan Kalium pada air kelapa
Dalam penelitian ini untuk setiap varietas kelapa terdapat tiga perlakuan dan
lima ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah kelapa yang sangat muda, kelapa
muda dan kelapa tua. Untuk ulangan diambil 5 butir buah kelapa pada setiap
perlakuan. Kandungan Na dan K diukur dengan menggunakan spektrometer
serapan atom (varian spektr AA-30). Data selengkapnya kandungan Na dan K
pada sampel kelapa yang dianalisis dapat dilihat pada lampiran 7.
Kandungan Na dan K dari kelapa gading untuk setiap perlakuan dapat
dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kandungan Na dan K kelapa gading
Umur kelapa
Na K
ppm mEq/L ppm MEq/L
Sangat muda 8,44 0,38 4223,2 108,08
Muda 9,64 0,4 3729,2 95,38
Tua 23,08 1,0 3531,6 90,32
-
28
Kandungan Na dan K dari kelapa hijau untuk setiap perlakuan dapat dilihat
pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Kandungan Na dan K kelapa hijau
Umur kelapa
Na K
ppm mEq/L ppm MEq/L
Sangat muda 3,96 0,2 3681,2 94,8
Muda 4,4 0,2 3562,4 91,1
Tua 6,66 0,3 3469,6 88,8
Kandungan Na dan K dari kelapa hibrida untuk setiap perlakuan dapat
dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Kandungan Na dan K kelapa hibrida
Umur kelapa
Na K
ppm mEq/L ppm MEq/L
Sangat muda 7,8 0,32 5457,6 139,56
Muda 11,38 0,5 5162,4 131,88
Tua 70,9 3,06 1904,4 48,76
-
29
5.3 Kecenderungan Perubahan Kandungan Na dan K
Kecenderungan perubahan kandungan natrium dalam air kelapa yang sangat
muda, kelapa muda dan kelapa tua pada kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida
dapat dilihat pada gambar 5.1.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat muda Muda Tua
ppm
Jenis kelapa
Kandungan Na air kelapa
Gading
Hijau
Hibrida
Gambar 5.1. Kecenderungan perubahan kandungan Na
-
30
Kecenderungan perubahan kandungan kalium dalam air kelapa yang sangat
muda, kelapa muda dan kelapa tua pada kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida
dapat dilihat pada gambar 5.2.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Sangat muda Muda Tua
ppm
Jenis kelapa
Kandungan K air kelapa
Gading
Hijau
Hibrida
Gambar 5.2. Kecenderungan perubahan kandungan K
-
31
BAB VI
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dijumpai bahwa kadar K dalam air kelapa sangat tinggi
sehingga dalam pengukuran K, air kelapa diencerkan terlebih dahulu.
Pengenceran dilakukan sebanyak 20 kali. Untuk pengukuran kadar Na tidak perlu
dilakukan pengenceran. Kandungan Na dan K pada masing-masing buah kelapa
didapatkan sesuai dengan tabel 5.2, 5.3 dan 5.4 diatas.
Dibandingkan dengan kandungan Na dalam minuman Pocari Sweat (21,0
mEq/L) dan Fatigon Hydro (440 mg/L) maka kandungan Na dalam air kelapa jauh
lebih rendah. Kandungan Na tertinggi didapatkan pada kelapa hibrida tua sebesar
3 mEq/L atau 7,9 mg/L. Juga bila dibandingkan dengan larutan oralit dimana
kadar NaCl 2,6 g/L setara dengan Na 1031 mg/L maka kandungan Na pada air
kelapa jauh lebih rendah. Kandungan Na cenderung naik atau makin besar dengan
bertambahnya umur dari buah kelapa. Kandungan Na terendah pada kelapa
gading, kelapa hijau dan kelapa hibrida adalah pada kelapa yang sangat muda,
selanjutnya kandungan Na bertambah untuk kelapa muda dan kandungan paling
besar terdapat pada kelapa tua. Hal ini kiranya sesuai dengan kaidah alami
pertumbuhan dimana Na diserap di akar dan ditransfer kedalam buah kelapa serta
terakumulasi diantaranya dalam air buah kelapa.
Sebaliknya kandungan K dalam air kelapa jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar K dalam minuman isotonik Pocari Sweat maupun Fatigon Hydro.
Dalam minuman Pocari Sweat kandungan K sebesar 5 mEq/L dan di dalam
-
32
Fatigon Hydro sebesar 1080 mg/L. Dalam air kelapa harga K tertinggi dijumpai
pada kelapa hibrida yang sangat muda yaitu sebesar 139,56 mEq/L atau 5457,6
mg/L. Pada kelapa gading yang sangat muda kandungan K sebesar 108,08 mEq/L
atau 4223,2 mg/L. Pada kelapa hijau yang sangat muda sebesar 94,8 mEq/L atau
3681,2 mg/L. Kandungan K dalam oralit yang berasal dari senyawa KCl sebesar
1,5 g/L besarnya K adalah 791 mg/L.
Dari ketiga perbandingan diatas maka kandungan K dalam air kelapa, baik
kelapa yang sangat muda, muda maupun tua terbilang sangat tinggi.
Kecenderungan perubahan kandungan Na dan K dalam air kelapa dapat
dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2.
Kandungan Na cenderung naik atau makin besar seiring umur dari buah
kelapa. Namun kandungan K yang diamati justru mengalami penurunan sesuai
dengan bertambahnya umur buah kelapa. Hal ini dapat dijelaskan dengan
perubahan yang terjadi pada air kelapa. Perubahan yang teramati adalah tingkat
kekeruhan yang berbeda pada air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua.
Keadaan yang jernih teramati pada kelapa yang sangat muda berubah menjadi
sangat keruh pada kelapa tua.
Seperti kita ketahui, kandungan minyak pada daging kelapa bertambah bila
buah kelapa semakin tua. Kalium yang terdapat pada air kelapa akan mengalami
reaksi dengan minyak yang kita kenal dengan reaksi penyabunan. Reaksi
penyabunan antara minyak dengan ion kalium dapat dinyatakan sesuai persamaan
berikut (Baum and Scaife, 1975):
-
33
Pada reaksi penyabunan ini, K yang bereaksi dengan minyak terlebih dahulu
karena K lebih reaktif dibandingkan dengan Na. Reaksi penyabunan imilah yang
mengakibatkan terjadinya penurunan pada kandungan K.
Analisis perbedaan kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda,
muda dan kelapa tua dilakukan dengan menggunakan Anova One Way yang
dilanjutkan dengan uji Post Hoc (LSD). Hasil analisis menunjukkan bahwa
kandungan Na air kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida berbeda nyata untuk
kelapa yang sangat muda, muda maupun kelapa tua (pada tingkat keyakinan 95
%). Namun pada kandungan K hal yang berbeda dijumpai pada kelapa hijau. Pada
kelapa gading dan kelapa hibrida perbedaannya signifikan untuk kelapa yang
sangat muda, muda dan tua, sedangkan untuk kelapa hijau tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan di dalam kelompok kelapa maupun dalam anggota
kelompok.
-
34
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1) Kandungan Na tertinggi sebesar 70,9 ppm pada air kelapa hibrida tua dan Na
terendah 3,96 ppm pada air kelapa hijau yang sangat muda. Sedangkan K
tertinggi adalah sebesar 5457,6 ppm pada air kelapa hibrida yang sangat
muda dan K terendah sebesar 1904,4 ppm pada air kelapa hibrida tua.
2) Kecenderungan perubahan kandungan Na adalah naik dengan bertambahnya
umur dari buah kelapa.
3) Kecenderungan perubahan kandungan K adalah turun dengan bertambahnya
umur buah kelapa. Penurunan kandungan K diakibatkan terjadinya reaksi
penyabunan antara minyak dengan ion K sebab K lebih reaktif dari Na.
7.2 Saran
Air kelapa sangat baik diminum terutama untuk kasus rehidrasi bagi penderita
yang mengalami kehilangan cairan tubuh, karena air kelapa mengandung kation
utama Na dan K. Selain itu air kelapa memiliki Indeks Rehidrasi yang lebih baik
dibandingkan dengan air biasa atau minuman isotonik buatan.
-
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. t.t. Kandungan-buah-kelapa-dilihat-dari-segi-kesehatan. Available from: URL: http://www.smallcrab.com/kesehatan. Diunduh tanggal 27 Desember 2010.
Anonim. 2010. Penatalaksanaan Diare Menurut World Health Organization Tahun 2005/Makalah atau Referat Kedokteran. Available from: URL: http://bukanjokimakalah.co.cc/p=32. Diunduh tanggal 9 Mei 2011.
Baum, S.J. and Scaife, C.W.J. 1975. Chemistry: A Life Science Approach, 1st. Ed. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.
Bojonegoro, I. 2010. Cairan tubuh. Available from : URL: http ://biologi gonz.blogspot /2010 /08.html. Diunduh tanggal 26 Desember 2010.
Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. 2000. Biologi. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Emsley, J. 1991. The Element. 2nd. Ed. OXFORD: Clarendon Press.
Garret, R.H. and Grisham, C.M. 1997. Principles of Biochemistry with a Human Focus. 1st. Ed. University of Virginia Brooks/Cole Thomson Learning.
Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. International Ed, Boston: Mc.Grawhill. Higher Education.
Kohler, J. t.t. Coconut Water Information. Available from URL: http:// www. living-foods.com. Diunduh tanggal 9 Oktober 2011.
Lysminiar, A.N. 2010. Air Kelapa sebagai Cairan Elektrolit Tubuh Alami. Available from: URL: http://lysminiar-an.students-blog.undip.ac.id. Diunduh tanggal 30 Oktober 2010.
Muchson-boy. t.t. tahukah anda air kelapa adalah larutan isotonik alami sama dengan - cairan - plasma-darah. Available from: URL: http://deteksi.org/11581. Diunduh tanggal 31 Oktober 2010.
Nurcahya. t.t. Keseimbangan garam. Available from: URL: http:// www.indonesia indonesia .com/f/11142. Diunduh tanggal 26 Desember 2010.
Nur, M.A. dan Adijuwana, H. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologis. Depdikbud. Dirjen Dikti. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati IPB.
Pietrzyk, D.J. and Frank, C.W. 1970. Analytical Chemistry 2nd. Ed. New York: Academic Press.
Setyamidjaya, D. 1991. Bertanam Kelapa, Budidaya dan Pengolahannya, 3rd. Ed, Jakarta: Penerbit Kanisius.
-
36
Shriver, D.F., Atkins, P.W., and Langford, C.H. 1990. Inorganic Chemistry, Oxford: Oxford University Press.
Wallace, R.A., King, J.L., and Sanders, G.P. 1986. Biology, The Science of Life. 2nd. Ed. London: Scott Foresman and Company.
Werdyaningsih, E. t.t. Isotonik. Available from: URL: http: // komunikasi. um. ac.id /p = 810. Diunduh tanggal 31 Oktober 2010.
West, E.S., and Todd W.R. 1981. Textbook of Biochemistry. 3rd. Ed. New York: The Macmillan Company.
-
37
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembuatan Larutan Standar
Lampiran 1.1. Pembuatan Standar Na2SO4 dengan kandungan Na+ 100 ppm
Jumlah Na2SO4 yang ditimbang untuk membuat 1 liter larutan adalah 308
mg. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam 142 mg Na2SO4 jumlah
Na adalah sebanyak 46 mg. Untuk mendapatkan Na 100 mg maka jumlah Na2SO4
yang diperlukan adalah 100/46 x 142 mg = 308,7 mg.
Jadi Na2SO4 yang harus ditimbang untuk membuat 1 liter larutan Na 100
ppm adalah sebanyak 0,3087 gram.
Lampiran 1.2. Pembuatan Standar KBr dengan kandungan K 1000 ppm
Jumlah KBr yang ditimbang untuk membuat 1 liter larutan adalah 3051,28
mg. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam 119 mg KBr terdapat K
sebanyak 39 mg. Untuk mendapatkan K 1000 mg maka jumlah KBr yang
diperlukan adalah 1000/39 x 119 mg = 3051,28 mg.
Jadi KBr yang harus ditimbang untuk membuat 1 liter larutan K 1000 ppm
adalah sebanyak 3,051 gram.
-
38
Lampiran 2. Kurva Regresi Standar Na
-
39
Lampiran 3. Kurva Regresi Standar K
-
40
Lampiran 4. Perhitungan Koefisien Korelasi Linier dari Kurva Regresi
Larutan Standar Natrium
Konsentrasi Larutan Standar Na Absorbansi
0 0
25 0.083
50 0.193
100 0.412
Dari data diatas ditentukan persamaan regresi linier larutan standar Kalium
yaitu Y = aX + b, dimana Y = absorbansi, X = konsentrasi, a = slope, b = intersep
dan r = koefisien korelasi linier, sebagai berikut :
X Y X2 Y2 XY
0 0 0 0 0
25 0.083 625 0.006889 2.075
50 0.193 2500 0.037249 9.65
100 0.412 10000 0.169744 41.2
= 175 = 0.688 = 13125 = 0.213882 = 52.925
218753.91
30625525004.1207.211
)175()131254()688.0175()925.524(
)( 222
XXn
YXXYna
0042.0
4
7304.0688.04
)1750042.0(688.0n
XaYb - 0.0106
2222 )()( YYnXXn
YXXYnr
-
41
22 )688.0()213882.04()175()131254(
688.0175925.524
4345.913.91
275.83604.1207.211
)382184.0)(21875(4.1207.211
9985.0
Jadi, persamaan regresi linier larutan standar Na yaitu :
Y = 0.0042X 0.0106
dengan harga koefisien korelasi linier (r) sebesar 0.9985
-
42
Lampiran 5. Perhitungan Koefisien Korelasi Linier dari Kurva Regresi
Larutan Standar Kalium
Konsentrasi Larutan Standar K (ppm) Absorbansi
0 0
100 0.108
200 0.228
400 0.439
Dari data diatas ditentukan persamaan regresi linier larutan standar Kalium
yaitu Y = aX + b, dimana Y = absorbansi, X = konsentrasi, a = slope, b = intersep
dan r = koefisien korelasi linier, sebagai berikut :
X Y X2 Y2 XY
0 0 0 0 0
100 0.108 10000 0.011664 10.8
200 0.228 40000 0.051984 45.6
400 0.439 160000 0.192721 175.6
= 700 = 0.775 = 210000 = 0.256369 = 232.0
3500005.385
4900008400005.542928
)700()2100004()775.0700()2324(
)( 222
XXn
YXXYna
0011.0
4005.0
477.0775.0
4)7000011.0(775.0
n
XaYb
0012.0
2222 )()( YYnXXn
YXXYnr
-
43
22 )775.0()256369.04()700()2100004(
775.07002324
61.3855.385
85.1486975.385
)424851.0)(350000(5.542928
9984.0
Jadi, persamaan regresi linier larutan standar Na yaitu :
Y = 0.0011X + 0.0012
dengan harga koefisien korelasi linier (r) sebesar 0.9984
-
44
Lampiran 6. Data kandungan Natrium dan Kalium pada air kelapa
a. Kelapa gading
Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq 1 8,7 0,4 4200 107,7 2 7,9 0,3 4110 105,1 3 8,9 0,4 4452 113,9 4 8,6 0,4 4098 104,8 5 8,1 0,4 4256 108,9
Mean 8,44 0,38 4223,2 108,08 SD 0,38 0,04 128,416 3,296
Muda 1 9,1 0,4 3714 95,0
2 9,6 0,4 3690 94,4 3 9,8 0,4 3668 93,8 4 9,9 0,4 3762 96,20 5 9,8 0,4 3812 97,50
Mean 9,64 0,4 3729,2 95,38 SD 0,287 0 51,855 1,324
Tua 1 21,1 0,9 3600 92,1
2 20,2 0,9 3220 84,9 3 20,7 0,9 3524 90,1 4 27,0 1,2 3560 91,0 5 26,4 1,1 3654 93,5
Mean 23,08 1,0 3531,6 90,32 SD 2,975 0,126 114,280 2,938
b. Kelapa hijau
Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq 1 4,1 0,2 3526 90,2 2 3,9 0,2 3580 91,6 3 3,8 0,2 3718 95,1 4 3,7 0,2 3662 93,7 5 4,3 0,2 3920 100,3
Mean 3,96 0,2 3681,2 94,8 SD 0,215 0 136,438 3,494
-
45
Muda 1 4,6 0,2 3668 93,8 2 4,5 0,2 3614 92,4 3 4,0 0,2 3320 84,9 4 4,4 0,2 3580 91,6 5 4,5 0,2 3630 92,8
Mean 4,4 0,2 3562,4 91,1 SD 0,209 0 124,46 3,180
Tua 1 6,6 0,3 4046 103,5
2 6,1 0,3 3776 96,6 3 4,6 0,2 3774 96,5 4 6,5 0,3 3026 77,4 5 9,5 0,4 2726 70
Mean 6,66 0,3 3469,6 88,8 SD 1,591 0,06 5036,69 12,803
c. Kelapa hibrida
Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq 1 7,7 0,3 5224 133,6 2 7,2 0,3 5440 139,1 3 9,0 0,4 5624 143,8 4 7,8 0,3 5554 142,0 5 7,3 0,3 5446 139,3
Mean 7,8 0,32 5457,6 139,56 SD 0,642 0,04 135,64 3,456
Muda 1 10,6 0,5 5052 129,2
2 12,5 0,5 5606 143,4 3 12,0 0,5 5126 131,1 4 11,0 0,5 5034 128,7 5 10,8 0,5 4994 127,7
Mean 11,38 0,5 5162,4 131,88 SD 0,739 0 225,89 5,796
Tua 1 69,7 3,0 1712 43,8
2 41,8 1,8 2086 53,4 3 68,3 3,0 2222 57,0 4 93,1 4,0 1848 47,3 5 81,6 3,5 1654 42,3
Mean 70,9 3,06 1904,4 48,76 SD 17,102 0,731 217,60 5,62
-
46
Lampiran 7. Analisis statistik
Oneway gadingna hijauna hibridana gadingk hijauk hibridak by usia /statistics descriptives /plot means /missing analysis /posthoc=lsd alpha(0.05). Oneway
Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error GadingNa sangat muda 5 8.4400 .42190 .18868
muda 5 9.6400 .32094 .14353 tua 5 23.0800 3.32671 1.48775 Total 15 13.7200 7.10163 1.83363
HijauNa sangat muda 5 3.9600 .24083 .10770 muda 5 4.4000 .23452 .10488 tua 5 6.6600 1.77848 .79536 Total 15 5.0067 1.56043 .40290
HibridaNa sangat muda 5 7.8000 .71764 .32094 muda 5 11.3800 .82583 .36932 tua 5 70.9000 19.12028 8.55085 Total 15 30.0267 31.65539 8.17339
GadingK sangat muda 5 4223.2000 143.57298 64.20779 muda 5 3729.2000 57.97586 25.92759 tua 5 3511.6000 170.01412 76.03262 Total 15 3821.3333 331.78277 85.66594
HijauK sangat muda 5 3681.2000 152.54245 68.21906 muda 5 3562.4000 139.15028 62.22990 tua 5 3469.6000 563.13835 251.84313 Total 15 3571.0667 332.90142 85.95478
HibridaK sangat muda 5 5457.6000 151.65355 67.82153 muda 5 5162.4000 252.55653 112.94671 tua 5 1904.4000 243.28337 108.79963 Total 15 4174.8000 1678.90505 433.49142
-
47
Descriptives
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
GadingNa sangat muda 7.9161 8.9639 7.90 8.90
muda 9.2415 10.0385 9.10 9.90
tua 18.9493 27.2107 20.20 27.00
Total 9.7872 17.6528 7.90 27.00
HijauNa sangat muda 3.6610 4.2590 3.70 4.30
muda 4.1088 4.6912 4.00 4.60
tua 4.4517 8.8683 4.60 9.50
Total 4.1425 5.8708 3.70 9.50
HibridaNa sangat muda 6.9089 8.6911 7.20 9.00
muda 10.3546 12.4054 10.60 12.50
tua 47.1590 94.6410 41.80 93.10
Total 12.4965 47.5568 7.20 93.10
GadingK sangat muda 4044.9306 4401.4694 4098.00 4452.00
muda 3657.2135 3801.1865 3668.00 3812.00
tua 3300.4996 3722.7004 3220.00 3654.00
Total 3637.5982 4005.0685 3220.00 4452.00
HijauK sangat muda 3491.7935 3870.6065 3526.00 3920.00
muda 3389.6221 3735.1779 3320.00 3668.00
tua 2770.3714 4168.8286 2726.00 4046.00
Total 3386.7120 3755.4213 2726.00 4046.00
HibridaK sangat muda 5269.2972 5645.9028 5224.00 5624.00
muda 4848.8097 5475.9903 4994.00 5606.00
tua 1602.3238 2206.4762 1654.00 2222.00
Total 3245.0534 5104.5466 1654.00 5624.00
-
48
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F p.
GadingNa Between Groups 660.672 2 330.336 87.329 .000
Within Groups 45.392 12 3.783
Total 706.064 14
HijauNa Between Groups 20.985 2 10.493 9.609 .003
Within Groups 13.104 12 1.092
Total 34.089 14
HibridaNa Between Groups 12561.761 2 6280.881 51.373 .000
Within Groups 1467.128 12 122.261
Total 14028.889 14
GadingK Between Groups 1329600.533 2 664800.267 37.716 .000
Within Groups 211516.800 12 17626.400
Total 1541117.333 14
HijauK Between Groups 112499.733 2 56249.867 .469 .637
Within Groups 1439027.200 12 119918.933
Total 1551526.933 14
HibridaK Between Groups 38878228.800 2 19439114.400 399.515 .000
Within Groups 583881.600 12 48656.800
Total 39462110.400 14
-
49
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable (I) usia (J) usia
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
GadingNa sangat muda muda -1.20000 1.23007 .349
tua -14.64000* 1.23007 .000
muda sangat muda 1.20000 1.23007 .349
tua -13.44000* 1.23007 .000
tua sangat muda 14.64000* 1.23007 .000
muda 13.44000* 1.23007 .000
HijauNa sangat muda muda -.44000 .66091 .518
tua -2.70000* .66091 .002
muda sangat muda .44000 .66091 .518
tua -2.26000* .66091 .005
tua sangat muda 2.70000* .66091 .002
muda 2.26000* .66091 .005
HibridaNa sangat muda muda -3.58000 6.99316 .618
tua -63.10000* 6.99316 .000
muda sangat muda 3.58000 6.99316 .618
tua -59.52000* 6.99316 .000
tua sangat muda 63.10000* 6.99316 .000
muda 59.52000* 6.99316 .000
GadingK sangat muda muda 494.00000* 83.96761 .000
tua 711.60000* 83.96761 .000
muda sangat muda -494.00000* 83.96761 .000
tua 217.60000* 83.96761 .024
tua sangat muda -711.60000* 83.96761 .000
muda -217.60000* 83.96761 .024
HijauK sangat muda muda 118.80000 219.01501 .597
tua 211.60000 219.01501 .353
muda sangat muda -118.80000 219.01501 .597
tua 92.80000 219.01501 .679
tua sangat muda -211.60000 219.01501 .353
muda -92.80000 219.01501 .679
-
50
HibridaK sangat muda muda 295.20000 139.50885 .056
tua 3553.20000* 139.50885 .000
muda sangat muda -295.20000 139.50885 .056
tua 3258.00000* 139.50885 .000
tua sangat muda -3553.20000* 139.50885 .000
muda -3258.00000* 139.50885 .000
Multiple Comparisons
Dependent Variable (I) usia (J) usia
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
GadingNa sangat muda muda -3.8801 1.4801
tua -17.3201 -11.9599
muda sangat muda -1.4801 3.8801
tua -16.1201 -10.7599
tua sangat muda 11.9599 17.3201
muda 10.7599 16.1201
HijauNa sangat muda muda -1.8800 1.0000
tua -4.1400 -1.2600
muda sangat muda -1.0000 1.8800
tua -3.7000 -.8200
tua sangat muda 1.2600 4.1400
muda .8200 3.7000
HibridaNa sangat muda muda -18.8168 11.6568
tua -78.3368 -47.8632
muda sangat muda -11.6568 18.8168
tua -74.7568 -44.2832
tua sangat muda 47.8632 78.3368
muda 44.2832 74.7568
GadingK sangat muda muda 311.0503 676.9497
tua 528.6503 894.5497
muda sangat muda -676.9497 -311.0503
tua 34.6503 400.5497
tua sangat muda -894.5497 -528.6503
muda -400.5497 -34.6503
-
51
HijauK sangat muda muda -358.3927 595.9927
tua -265.5927 688.7927
muda sangat muda -595.9927 358.3927
tua -384.3927 569.9927
tua sangat muda -688.7927 265.5927
muda -569.9927 384.3927
HibridaK sangat muda muda -8.7637 599.1637
tua 3249.2363 3857.1637
muda sangat muda -599.1637 8.7637
tua 2954.0363 3561.9637
tua sangat muda -3857.1637 -3249.2363
muda -3561.9637 -2954.0363
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
-
52
Lampiran 8. Kecenderungan Perubahan Kandungan Na dan K
-
53
Kandungan K
-
54
-
55
Lampiran 9. Perhitungan Konversi dari ppm menjadi mEq
Reaksi perubahan yang terjadi adalah :
Na Na+ + e
1 Eq Na = 1 mol Na
1 mEq Na = 1 mmol Na
1 mol Na = 23 g Na
1 mmol Na = 23 mg Na
1 mEq Na = 23 mg Na
23 mg Na/L = 1 mEq Na/L
23 ppm Na = 1 mEq Na/L
1 ppm Na = 1/23 mEq Na/L
Hal yang sama untuk K yaitu :
1 ppm K = 1/39 mEq K/L
39 ppm K = 1 mEq K/L
-
56
Lampiran 10. Gambar jenis kelapa
Gambar 1. Kelapa Hijau
Gambar 2. Kelapa Hibrida
Gambar 3. Kelapa Gading