Aida Greenbury MD Sustainability & Stakeholder ... Mas Land Plaza JI.MH Thamrin 51 Jakarta –...
Transcript of Aida Greenbury MD Sustainability & Stakeholder ... Mas Land Plaza JI.MH Thamrin 51 Jakarta –...
Aida Greenbury
MD Sustainability & Stakeholder
Engagement
Asia Pulp and Paper Group (APP)
Sinar Mas Land Plaza
JI.MH Thamrin 51
Jakarta – Indonesia
Yth. Para Pemangku Kepentingan,
Pada bulan Februari 2013, APP meluncurkan Kebijakan Konservasi Hutan (FCP), di mana
perusahaan berkomitmen untuk menghentikan semua aktivitas penebangan hutan alam.
Moratorium ini diberlakukan sementara kami melakukan serangkaian penilaian untuk
menentukan bagian mana dari konsesi pemasok kami yang memiliki Nilai Konservasi Tinggi
(HCV) dan Stok Karbon Tinggi (HCS), yang semuanya akan dilindungi.
Luas area konsesi pemasok APP di Indonesia mencapai lebih dari 2,6 juta hektar. Untuk
memastikan bahwa berbagai komitmen FCP diimplementasikan dengan baik di area seluas itu
bukanlah merupakan tugas yang mudah. Ketika kami memulai kebijakan Tidak Ada Deforestasi
ini, kami sadar bahwa kami akan menghadapi banyak tantangan dan masalah dalam
pelaksanaannya. Kami percaya akan pentingnya untuk bersikap transparan terhadap tantangan-
tantangan yang muncul, agar kami dapat mengundang para pemangku kepentingan untuk
membantu kami mengatasinya.
Menindaklanjuti keluhan yang diajukan oleh Eyes on the Forest pada bulan Mei, TFT dan APP
merilis laporan mengenai 70 hektar hutan alam yang dibuka oleh PT. Riau Indo Agropalma (RIA)
di Riau, yang melanggar kebijakan moratorium APP. Hal ini terjadi karena RIA pada dua tahun
sebelumnya telah menandatangani perjanjian dengan masyarakat setempat untuk membangun
area tersebut - sebuah kewajiban bagi pemilik konsesi. Tim implementasi FCP telah melakukan
kesalahan dalam menyimpulkan bahwa area tersebut masuk dalam area yang boleh dibangun.
Akibat kejadian ini, TFT dan APP melakukan audit terhadap semua konsesinya untuk
memastikan apakah ada kasus lain seperti yang terjadi di RIA, di mana terdapat komitmen yang
telah dibuat sebelumnya dengan masyarakat. Beberapa audit yang menjadi perhatian kami:
PT. Sekato Pratama Makmur (SPM) dan PT. Bina Duta Laksana (BDL), Riau
Dua area teridentifikasi memiliki permasalahan yang mirip dengan kasus “hutan rakyat” di
PT RIA:
Pada SPM, penyelidikan menunjukkan bahwa tidak ada pengerjaan hutan alam yang
dilakukan dan karena itu, tidak terdapat pelanggaran terhadap moratorium.
Pada BDL, terdapat area seluas 27,8 hektar telah dibuka setelah tanggal 1 Pebruari 2013.
Tidak memungkinkan untuk menentukan apakah area tersebut termasuk area stok karbon
tinggi (HCS). Daerah yang dibuka berada pada lahan gambut, sehingga merupakan
pelanggaran terhadap kebijakan FCP APP perihal pembangunan pada lahan gambut.
Seperti halnya dengan kasus RIA, keputusan untuk menyetujui kegiatan pembukaan lahan
ini diambil oleh Tim Implementasi FCP di lapangan dan tidak meminta persetujuan kepada
Tim Manajemen Senior dalam APP dan TFT.
Selain audit khusus yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari kasus RIA, FCP juga kemudian
mengharuskan APP dan TFT untuk melakukan pemantauan terus menerus terhadap
pelaksanaan FCP, khususnya dalam pemantauan penebangan hutan alam. Pemantauan ini
berhasil mengungkapkan adanya pelanggaran moratorium di Sumatera Selatan:
PT. Bumi Andalas Permai (BAP), PT. Sebangun Bumi Andalas (SBA), dan PT. Bumi Mekar
Hijau (BMH), South Sumatra
Penyelidikan menunjukkan bahwa BMH, BAP dan SBA telah secara salah membuka area
dengan Stok Karbon Tinggi (HCS) seluas 69,45 hektar setelah tanggal 1 Februari 2013
(mayoritas area HCS yang dibuka terdapat di BMH). Hal ini terjadi di daerah yang
dikategorikan sebagai zona "terlarang (No Go)", sambil menunggu penilaian penuh
terhadap area HCS, HCV dan lahan gambut. Ini merupakan pelanggaran terhadap
moratorium pembukaan hutan alam dan FCP yang tidak dapat diterima, dan disebabkan
oleh proses persetujuan dan proses supervisi perusahaan yang tidak memadai.
Lebih jauh lagi, sebanyak 69,45 hektar area HCS yang dibuka merupakan bagian dari area
seluas 431 hektar yang telah dikembangkan sejak 1 Februari 2013 dalam zona "No Go",
yang didirikan sebagai bagian dari proses pra-penilaian. APP meminta agar pra-penilaian
dilakukan di Sumatera Selatan untuk mengidentifikasi daerah 'berisiko rendah' untuk
pembangunan HTI agar dapat memenuhi perkiraan produksi. Tidak ada aktivitas
pembangunan lahan lainnya di seluruh area pemasok APP.
Penyelidikan menunjukkan bahwa masalah ini bisa dihindari jika tim operasional:
• Telah dilengkapi dengan checklist yang lengkap tentang pekerjaan dan dokumen
yang membutuhkan persetujuan formal,
• Menerapkan pengawasan dan proses pengawasan yang lebih ketat sebelum
pengembangan lahan dilakukan.
Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, prosedur baru telah diperkenalkan oleh APP / TFT untuk
mencegah terulang kembalinya masalah serupa. Saat ini kami tidak hanya menangani
permasalahan seperti ini, tetapi kami juga menggunakan temuan penyelidikan untuk terus
memperbaiki cara kami menerapkan FCP.
Kami tetap berkomitmen terhadap kebijakan ‘Tidak Ada Deforestasi’ kami dan terus
menerapkannya di seluruh area pemasok kami. Bekerja sama dengan mitra kami, kami
memastikan bahwa kami akan terus maju mencapai tujuan bersama dalam mengatasi isu-isu
kompleks yang ada dalam melindungi hutan alam, dengan tetap menghormati hak-hak
masyarakat adat.
Kami menyambut setiap pemikiran, masukan atau pertanyaan yang Anda miliki tentang surat ini
dan laporan yang menyertainya.
Dengan hormat,
Aida Greenbury
MD Sustainability & Stakeholder Engagement
0
LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PELANGGARAN TERHADAP MORATORIUM
PENEBANGAN HUTAN ALAM APP DI PT. BUMI ANDALAS PERMAI,
PT. SEBANGUN BUMI ANDALAS, DAN PT. BUMI MEKAR HIJAU
SUMATRA SELATAN
Tim Pelaksana FCP
12 SEPTEMBER 2013
1
1. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 1 Pebruari 2013 APP telah berkomitmen untuk segera menghentikan
konversi hutan alam di seluruh rantai pasokannya. APP menggunakan penilaian High
Carbon Stock (HCS) untuk mengidentifikasi areal-areal hutan alam dan High
Conservation Value (HCV) untuk mengidentifikasi areal-areal lain untuk perlindungan.
Hasil dari penilaian HCS & HCV akan menuntun para manajer hutan dari para
pemasok kayu pulp APP untuk menentukan areal mana yang dapat mereka bangun
menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) dan areal mana yang harus mereka
pertahankan sebagai hutan alam dan HCV.
Tim Pelaksana FCP – terdiri atas staf TFT dan APP – secara teratur memantau
pelaksanaan moratorium di seluruh areal para pemasok kayu pulpwood dari APP.
Suatu audit baru-baru ini atas semua konsesi telah mendapat perhatian Joint Steering
Committe (JSC) FCP terhadap kasus-kasus berikut dan mengidentifikasi pelanggaran
moratorium dengan total areal seluas 69,45 ha HCS di tiga konsesi pemasok APP di
Sumatra Selatan, yaitu:
PT. Bumi Mekar Hijau (BMH) – 63.47 ha
PT. Sebangun Bumi Andalas (SBA) – 3.49 ha
PT. Bumi Andalas Permai (BAP) – 2.49 ha
2. PRA-PENILAIAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI AREAL HCS/HCV/LAHAN
GAMBUT DI DALAM PETAK RKT 2013 DARI BAP, SBA DAN BMH
Joint Steering Committee FCP memutuskan untuk memprioritaskan pra-penilaian untuk
mengidentifikasi areal HCS/HCV/lahan gambut di zona khusus yang dialokasikan
pembangunannya di tahun 2013 (yaitu petak operasional RKT 2013) di BAP, SBA dan
BMH.
2
APP meminta agar pra-penilaian tersebut dilaksanakan di Sumatra Selatan untuk
mengidentifikasi areal-areal ‘berisiko rendah’ bagi pembangunan perkebunan
berkelanjutan dalam memenuhi perkiraan kebutuhan kayu seratnya. Proses ini
memungkinkan dijalankannya kegiatan persiapan lahan yang terbatas pada areal
berisiko rendah: yaitu, areal yang diidentifikasi sebagai areal yang tidak mempunyai
nilai konservasi, termasuk hutan (non-HCS), lahan gambut dan areal penting lainnya
(yaitu non-HCV). Pra-penilaian memungkinkan diprosesnya pembangunan tanaman
sambil tetap menjaga APP untuk memenuhi komitmen FCPnya. Pra-penilaian tidak
diterapkan di tempat lain manapun dari para pemasok APP. Tahap pra-penilaian ini
hanya diterapkan di areal RKT pada ketiga perusahaan di Sumatra Selatan tersebut.
Penilaian HCS dan HCV (termasuk lahan gambut) yang lengkap saat ini sedang
dilaksanakan di sisa areal lain di dalam konsesi-konsesi tersebut.
Tiga peta operasional telah dibuat untuk tahap pra-penilaian yang menetapkan petak
operasional RKT 2013 dalam tiga kategori besar:
a. TELAH DIBANGUN:
- Dibangun: Petak dimana HTI telah dibangun (tanaman dan
kanal/infrastruktur lain).
b. AREAL “NO GO” :
- Berpotensi HCS/HCV/lahan gambut: Petak yang berpotensi
mengandung stok karbon di atas tanah lebih dari 35 ton/Ha atau strata
Belukar Tua/BT dan Hutan Kerapatan/HK dan/atau yang berpotensi HCV,
termasuk areal lahan gambut. Petak ini kemudian dianggap sebagai areal
“No Go”.
- Memerlukan pemeriksan lanjutan (RFC): Petak yang tidak dapat
digolongkan secara akurat sebagai hasil ketidakkonsistenan antara
sumber data pokok, survei udara, pengukuran lapangan dan analisa
SPOT5, dan oleh karenanya suatu evaluasi yang lebih intensif dan
pemeriksaan lapangan perlu dilakukan sebelum kegiatan operasional.
Petak tersebut kemudian dianggap sebagai bagian dari areal “No Go”.
3
c. AREAL “GO”:
- Non-HCS/non-HCV/non-lahan gambut: Petak yang mengandung stok
karbon di atas tanah sebanyak kurang dari 35 ton/Ha (atau secara strata
digolongkan sebagai Lahan Terbuka/LT dan Belukar Muda/BM) dan tanpa
potensi HCV, termasuk areal lahan gambut. Petak ini kemudian dianggap
sebagai areal “Go”. Luas areal ini adalah 14.600 ha, diantaranya 6.623 ha
telah dibangun antara tanggal 1 Pebruari 2013 sampai dengan 31 Juli
2013.
Pra-penilaian untuk mengidentifikasi areal HCS/HCV/lahan gambut telah dilaksanakan
untuk ketiga perusahaan tersebut antara 29 Januari dan 8 Pebruari 2013. Metodologi
yang digunakan untuk Pra-penilaian ditunjukkan di dalam Lampiran 1.
3. POTENSI PELANGGARAN TERHADAP AREAL “NO GO” YANG DITETAPKAN
DARI PETAK RKT 2013 DI BAP, SBA DAN BMH
Berdasarkan Peta Realisasi Penanaman yang diperbaharui dari ketiga perusahaan HTI,
yang telah didapatkan oleh Tim Pelaksana FCP pada tanggal 15 Juli 2013, terindikasi
bahwa kegiatan penyiapan lahan dan penanaman telah terjadi di dalam areal yang
ditetapkan sebagai areal “No Go”. Dari total 489 petak yang terletak di dalam areal “No
Go”, 23 petak telah terjadi penyiapan lahan. Profil 23 petak tersebut dapat dilihat di
dalam Lampiran 2.
Dengan penemuan ini, maka FCP JSC segera menginstruksikan Tim Pelaksana FCP
untuk melaksanakan pengecekan dokumen dan verifikasi lapangan terhadap dugaan
penebangan terhadap areal yang berpotensi mengandung HCV/HCS/areal gambut di
dalam petak yang ditetapkan sebagai areal “No Go”.
4
4. LANGKAH-LANGKAH VERIFIKASI YANG DIAMBIL TIM PELAKSANA FCP
Langkah-langkah berikut telah diambil berkaitan dengan potensi pelanggaran
moratorium hutan di dalam areal “No Go” di 23 petak di BAP, SBA, dan BMH:
a. Evaluasi pendahuluan dilakukan di kantor APP di Jakarta atas dokumen, data
dan peta yang relevan terhadap rekomendasi dari pra-penilaian HCS/HCV/lahan
gambut.
b. APP/TFT membentuk suatu Tim Verifikasi Lapangan (FVT) yang dikirim ke BAP,
SBA, dan BMH di mana terjadi pelanggaran (lihat Lampiran 5).
c. FVT melakukan kunjungan lapangan dari tanggal 23 sampai dengan 27 Juli 2013
dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
Memeriksa dokumen yang relevan di Wilayah Palembang dan di empat
Distrik (Distrik Simpang Tiga, Distrik Kuala Lumpur, Distrik Sungai Ketupak,
dan Distrik Simpang Heran).
Mewawancarai para pihak yang relevan di Wilayah Palembang dan di
keempat Distrik.
Melakukan observasi lapangan di 23 petak di mana pelanggaran
moratorium hutan yang potensial telah terjadi di dalam areal-areal “No Go”.
Melakukan suatu proses rekonsiliasi data dua-tahap dengan semua sumber
yang relevan di Kantor APP di Jakarta, yang dimulai pada tanggal 1
Agustus 2013 dan selesai pada tanggal 22 Agustus 2013. Penemuan-
penemuan telah dilaporkan ke FCP JSC.
5. KESIMPULAN TIM VERIFIKASI LAPANGAN
Berdasarkan hasil dari proses verifikasi dan data lapangan yang menyertainya, maka
FVT berkesimpulan bahwa:
1. Pelanggaran komitmen moratorium hutan terjadi di dalam RKT dari BAP, SBA
dan BMH yakni pembukaan lahan setelah tanggal 1 Pebruari 2013 di petak RKT
5
(2013) di dalam areal-areal “No Go”. Total areal yang dibangun adalah 431,1 Ha
dan terjadi di 23 petak (Lampiran 2).
2. Rekonsiliasi data tahap pertama (penyelarasan data verifikasi lapangan dengan
data operasional APP) (Lampiran 3) menyimpulkan bahwa:
a. Berkaitan dengan HCV, maka ke 23 petak tersebut telah diperiksa ulang
sehubungan dengan areal yang berpotensi mengandung HCV yang
diidentifikasi selama pra-penilaian (HCS/HCV/lahan gambut) di bulan
Pebruari 2013 – tidak terdapat tumpang tindih. Oleh karenanya, tidak
satupun dari 23 petak diatas yang dinilai mengandung HCV dan semua
verifikasi selanjutnya akan memusatkan pada mengidentifikasi potensi
HCS.
b. Berkaitan dengan HCS, hasil analisa verifikasi mengungkapkan bahwa
dari 431,1 Ha, maksimum areal seluas 72 Ha untuk sementara waktu
dapat dianggap sebagai HCS dan oleh karenanya telah terjadi
pelanggaran terhadap komitmen moratorium. Perkiraan ini selanjutnya
akan dianalisa pada verifikasi tahap kedua untuk menetapkan suatu
angka yang lebih akurat.
3. Menyusul analisa tahap 1, dimana data verifikasi lapangan dan data operasional
APP (lapangan dan kantor pusat) telah direkonsiliasi, maka dilaksanakan suatu
analisa ruang komparatif tahap kedua (Lampiran 4) untuk memeriksa ulang hasil
dari analisa tahap pertama dan untuk memperkuat hasil keseluruhan dengan
memasukkan data plot yang dihasilkan pada penilaian HCS lengkap yang
dilakukan di bulan Juni dan Juli 2013. Berdasarkan analisa data pemetaan ruang
dan data lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa total areal HCS yang dibuka
setelah tanggal 1 Pebruari 2013 adalah 69,45 Ha. Ini merupakan pelanggaran
terhadap moratorium pembukaan hutan alam dari APP dan FCPnya yang tidak
dapat diterima.
4. 69,45 Ha HCS ini telah dibuka walaupun “Peta Rekomendasi RKT 2013” dari
Tim Pelaksana FCP dan Protokol Moratorium telah didistribusi ke semua
manajer wilayah dan distrik. Kegiatan penyiapan lahan terjadi di petak-petak
yang ditetapkan sebagai areal “No Go”, disebabkan oleh kekurang pengertian
6
para manajer distrik terhadap tujuan pra-penilaian serta pekerjaan penilaian
HCV/HCS yang sedang dilakukan di areal-areal “No Go”. Selanjutnya, tidak
terdapat protokol komprehensif yang jelas dan proses persetujuan resmi (sign-
off) antara para manajer wilayah dan distrik sehubungan dengan areal “No Go”
dan “Go”.
5. Seandainya tim operasional para pemasok kayu pulp telah diberikan suatu daftar
periksa (checklist) yang jelas tentang tindakan dan dokumen yang memerlukan
sign-off resmi serta pemantauan dan supervisi terus menerus, maka insiden ini
dapat dihindari.
6. Tidak ada satupun dari kayu hutan alam yang ditebang pada pembukaan 69,45
ha dikirim ke pabrik APP.
6. TINDAKAN YANG DIAMBIL UNTUK MEMPERKUAT MORATORIUM APP DAN
PELAKSANAAN FCP NYA
Sebagai hasil dari pelanggaran terhadap moratorium hutan ini di areal “No Go”, maka
langkah-langkah berikut telah diambil:
a. Tim Pelaksana FCP membuat prosedur yang jelas, yang mencakup:
I. Suatu proses sign-off yang menggambarkan bagaimana rekomendasi HCS
dan HCV terkait dengan peta akhir “Go” dan “No Go” yang dihasilkan harus
digunakan oleh staf operasional sebagai bagian dari perencanaan
operasionalnya.
II. Suatu daftar periksa (checklist) untuk menyertai proses sign-off agar
memastikan bahwa terdapat suatu sign-off yang resmi pada setiap tahap
dari proses.
b. Prosedur ini akan berlaku terhadap semua proses pembangunan lahan di masa
mendatang di seluruh basis pasokan APP.
c. Pengarahan kembali: Seluruh staf operasi yang relevan dari APP dan pemasok
kayu pulp akan dipanggil untuk pengarahan kembali untuk memastikan bahwa
ada suatu pengertian yang jelas tentang prosedur sign-off dan operasionalisasi
dari rekomendasi sesuai dengan FCP dari APP.
7
d. Pemantauan:
I. Peta Realisasi Penanaman yang diperbaharui harus dikirim secara bulanan
ke tim pelaksana FCP.
II. Pemeriksaan lapangan yang acak akan dilakukan oleh tim pelaksana FCP
setiap tiga bulan.
e. Restorasi: TFT merekomendasi agar APP mengembalikan atau memberikan
kompensasi setara dengan areal HCS yang telah dibuka sejak tanggal 1
Pebruari 2013.
8
Lampiran 1. Ringkasan hasil pra-penilaian untuk mengidentifikasi areal
HCS/HCV/lahan gambut
Metodologi
Pra-penilaian untuk mengidentifikasi areal HCS/HCV/lahan gambut telah dilakukan di
BAP, BMH dan SBA, yang dipusatkan pada areal-areal yang direncanakan untuk
dibangun selama tahun 2013 (petak operasional RKT 2013). Perusahaan meminta agar
pra-penilaian tersebut dilaksanakan untuk memfasilitasi pembangunan tanaman di areal
“berisiko rendah” agar memenuhi estimasi tanaman para pemasok untuk rencana
pabrik pulp baru yang sedang dibangun di Sumatra Selatan. Pra-penilaian tidak
diterapkan di tempat lain dari para pemasok APP yang lain.
Penilaian HCS dan HCV (termasuk lahan gambut) yang lengkap sedang dilakukan
pada saat ini di seluruh areal dari ketiga perusahaan tersebut.
Lingkup
Konsesi HTI blok RKT 2013:
1. PT. Bumi Mekar Hijau (BMH)
2. PT. Sebangun Bumi Andalas (SBA)
3. PT. Bumi Andalas Permai (BAP)
Data tentang masing-masing konsesi adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan Total Luas (Ha) Luas RKT 2013
(Ha)
PT. Bumi Mekar Hijau (BMH) 253,612 33,896
PT. Sebangun Bumi Andalas (SBA) 135,689 8,147
PT. Bumi Andalas Permai (BAP) 194,589 17,717
Total 583,891 59,760
Sumber: Tata ruang dan analisa ruang dari petak RKT 2013
Metode
1. Studi Meja
Peta tutupan lahan
9
Peta SPOT5 dan interpretasinya
Kemajuan kegiatan HTI (pembukaan lahan, tanaman, dsb.)
2. Analisa Data Sekunder
3. Survei Udara
4. Pengukuran Stok Karbon (biomass di atas tanah)
5. Konsultasi dengan pihak terkait yang terpilih
6. Survei Keanekaragaman Hayati (HCV 1, 2, & 3)
Studi Meja dan Analisanya
Data sekunder, sebagai dasar untuk formulasi rencana pengumpulan data lapangan
dan analisanya kemudian, dapat dilihat di dalam tabel di bawah
Tabel. Data sekunder untuk rencana pengumpulan data dan hasil analisa
Tahap Data Sumber
Peta dasar dan Fisik
Studi Meja Tutupan Lahan SPOT - 2012 (SMF)
Landsat 2010 (Kemenhut)
Areal tangkapan air (DAS) RLPS Kemenhut (2010)
Sistem Lahan RePPProT (1990)
Peta Dasar (sungai, jalan) PDTK – Kemenhut
Survei Lapangan Survei Udara (TFT-SMF / 4-5 Pebruari 2013)
RKT 2013 SBA, BAP, BMH
Survei Darat (TFT-SMF / 25 – 29 Pebruari 2013)
District Jelutung, Bagan Rame, Simpang Heran (HTI, Peat, SS, BZ)
Ekologi
Studi Meja Jenis Ekosistem
Peta Ecoregion Sumatra - WWF Habitat Gajah Sumatra
Habitat Harimau Sumatra
Areal Burung Penting Kehidupan Burung
Lahan gambut Wetlands (2003)
RePPPRot (1990)
Peta operasi SMF
Studi Meja & Pemeriksaan Lapangan
Lokasi Perjumpaan Gajah Meja dan peta pemantauan SMF
Survei Keanekaragaman Hayati
Survei Ekologi (TFT-SMF) di
o 34 Jalur penampang lintang identifikasi fauna
o 9 Petak identifikasi vegetasi 23 Pebruari – 7 Maret
Lokasi:
Simpang Heran (HK,BZ,SS,BT)
Air Sugihan (BM)
Sungai Jelutung (BT, DPSL)
Sungai Beyuku (HTI)
Sungai Penyabungan (DPSL,BM, KPPN)
10
Tahap Data Sumber
Padang Sugihan (HK, BT)
Kuala Lumpur (KPPN, BM)
Teluk Pulai (HTI, BZ)
Tanjung Jati (BT, HK)
Tanjung Kait (LT, SS)
Sungai Ketupak (BR, HTI)
Sungai Serdang (BT)
Sungai Gebang (Karet, BM, LT, BM, HTI, LT)
Sungai Serdang (BT)
Sungai Gebang (Karet, BM, LT, BM, HTI, LT)
Sosial
Studi Meja Data statistik OKI (OKI Dalam Angka)
BPS OKI
Peta konflik lahan BAP, SBA, BMH
Wawancara & FGD
Wawancara & FGD (TFT-SMF) 23 Pebruari – 7 Maret 2013
Lokasi:
Desa Banyu Biru
Desa Jadi Mulya
Desa Kuala 12
Desa Lebong Gajah
Desa Simpang Tiga Jaya (S. Pedada)
Desa Simpang Tiga Sakti
Desa Srijaya Baru
Desa Sungai Batang
Desa Tulung Seluang
3 Dusun Penyabungan, Desa Riding
Dusun Bagan Rame
Dusun Parit 26
Dusun Sungai Janun
Dusun Sungai Kong
Dokumen Legal
Studi Meja Deliniasi Makro
BAP, SBA, BMH
RKU
LHP Gelam
LHP Karbon
RKL & RLP 2012
Laporan LITBANGHUT
Budidaya LHP dari jenis Gelam
Karbon Gambut LHP 2012
Emisi Gambut LHP 2011
Teknologi Rehabilitasi LHP dari Hutan Rawa Gambut
Penerusan pengelolaan Lahan Hutan dan Rawa dengan suatu cara Terpadu dan Bijaksana
Penerusan Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dalam Mendukung
Balitbanghut
11
Tahap Data Sumber
Pembangunan Hutan Perkebunan dan Kesejahteraan Masyarakat
Blok RKT BAP, SBA, BMH
Analisa data sekunder, pengumpulan data di lapangan diperoleh dari kegiatan-kegiatan
berikut:
Survei Udara
Survei udara meliput 56% dari total areal di dalam RKT 2013 dari seluruh 3 perusahaan
tersebut. Lingkup observasi terhadap setiap konsesi disampaikan pada tabel di bawah.
Tabel. Lingkup observasi dari kegiatan “Survei Udara”
HTI Luas RKT 2013 (Ha)
Luas Observasi Survei Udara (Ha)
% Observasi
BMH 33,896 16,034 47.3
SBA 8,147 5,463 66.7
BAP 17,717 12,100 68.3
Total 59,760 33,597 56.2
Pengukuran Stok Karbon
Petak-petak HCS secara acak telah disebar dengan intensitas pengambilan contoh dari
0,01% sampai 0,025% yang dirinci di tabel di bawah. Petak-petak HCS, yang diambil
secara acak ini, hanya mentargetkan pada areal non-gambut yang ditetapkan
berdasarkan peta gambut yang tersedia, karena areal ini secara otomatis digolongkan
sebagai areal “No Go”.
12
Tabel. Jumlah plot pengukuran HCS pada setiap Konsesi HTI
HTI
Luas Belukar
pada RKT
2013 (ha)
Intensitas pengambilan contoh (%)
∑ Rencana
Plot
∑ Realisasi
Plot Keterangan
SBA 4,034 0.025 20 18 2 petak telah dibuka; 4 petak karbon mengandung lebih dari 35 ton/ha dan 14 petak karbon mengandung kurang dari 35 ton/ha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini
BMH 27,754 0.010 56 56 4 petak karbon mengandung lebih dari 35 ton/ha dan 52 petak karbon mengandung kurang dari 35 ton/ha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini
BAP 12,515 0.025 63 60 3 petak telah dibuka; 4 petak karbon mengandung lebih dari 35 ton/ha dan 56 petak karbon mengandung kurang dari 35 ton/ha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini
Total 44,303 139 134 12 petak karbon mengandung lebih dari 35 ton/ha dan 122 petak karbon mengandung kurang dari 35 ton/ha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini
14
Konsultasi dengan pihak-pihak terkait yang terpilih
Konsultasi hanya dilakukan pada tingkat desa/dusun. Ini dilakukan karena desa/dusun
sebagian besar mempunyai kepentingan yang kuat di areal konsesi HTI dan oleh
karenanya terlibat di dalam proses ini. Proses konsultasi telah dilakukan melalui
wawancara dan Diskusi Kelompok (FGD/Focus Group Discussions) di empat belas
desa/dusun.
Proses pra-penilaian untuk identifikasi areal HCV dan HCS (tidak termasuk lahan
gambut) digambarkan di bawah ini.
15
Di dalam penilaian HCS pendahuluan, 134 plot ditempatkan secara acak di areal-areal
RKT 2013 dengan intensitas pengambilan contoh sebesar 0,01% sampai 0,025%.
Ikhtisar dari petak percontohan dibuat dalam tabel di bawah.
Tabel 1. Ikhtisar Petak Percontohan dari Penilaian Pendahuluan
Jenis
Jumlah Pohon Min DBH (cm) Max DBH (cm)
Distrik Total
Distrik Distrik
KL SH ST KL SH ST KL SH ST
Gelam 64 45 40 149 5 5 5 29 13 13
Jambu-jambu 7 7 6 30
Jelutung 2 2 6 6
Mate Ketam 1 1 9 9
Pulai 3 40 35 78 20 9 5 21 1 9 30
Rengas 4 4 5 13
Terentang 31 31 7 30
Total Keseluruhan 71 95 119 285
Keterangan:
- Minimum DBH : Diameter pohon terkecil yang ditemukan di dalam petak
percontohan
- Maksimum DBH : Diameter pohon terbesar yang ditemukan di dalam petak
percontohan
16
- KL : Kuala Lumpur
- SH : Simpang Heran
- ST : Simpang Tiga
Pendekatan HCS membedakan hutan alam dari lahan yang terdegradasi yang hanya
tersisa pohon-pohon kecil, belukar atau rumput. Pendekatan tersebut menggolongkan
vegetasi dalam enam golongan yang berbeda (stratifikasi) melalui analisa citra satelit
dan petak lapangan. Deskripsi dalam Bahasa Indonesia tentang hal ini adalah: Hutan
Kepadatan Tinggi (HK3), Hutan Kepadatan Sedang (HK2), Hutan Kepadatan Rendah
(HK1), Belukar Tua (BT) 3, Belukar Muda (BM), dan Lahan Terbuka (LT).
Untuk tujuan studi ini, telah ditetapkan suatu nilai ambang batas sementara untuk hutan
HCS yakni sebesar lebih dari 35 tC/Ha dari biomas di atas tanah (AGB). Sebagai hasil
pra-penilaian HCS/HCV/lahan gambut, maka secara luas petak RKT 2013 operasional
dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu:
1. TELAH DIBANGUN:
- Dibangun: Petak di mana HTI telah dibangun (tanaman dan
kanal/infrastruktur lain).
2. AREAL “NO GO”:
- HCS/HCV/lahan gambut yang potensial: Petak yang secara potensial
mengandung stok karbon di atas tanah sebesar lebih dari 35 ton/Ha atau
strata Belukar Tua/BT dan Tutupan Hutan/HK dan/atau HCV yang
potensial, termasuk areal lahan gambut. Petak ini kemudian dianggap
sebagai areal “No Go”.
- Memerlukan pemeriksaan lanjutan (RFC): Petak yang tidak dapat
digolongkan secara akurat sebagai hasil ketidakkonsistenan antara
sumber data pokok (survei udara, pengukuran lapangan dan analisa
SPOT5) yang diidentifikasi dan oleh karenanya suatu evaluasi dan
pemeriksaan lapangan yang lebih intensif perlu dilakukan sebelum
kegiatan operasional. Dilakukan pendekatan kehati-hatian di mana petak-
petak tersebut telah digolongkan sebagai “Memerlukan pemeriksaan
lanjutan” dan oleh karenanya merupakan areal “No Go”.
17
3. AREAL “GO”:
- Non-HCS/ non-HCV/ non-lahan gambut: Petak yang mengandung stok
karbon di atas tanah sebesar kurang dari 35 ton/Ha (atau strata
digolongkan sebagai Lahan Terbuka/LT dan Belukar Muda/BM) dan tidak
ada potensi HCV, termasuk areal lahan gambut. Petak ini kemudian
dianggap sebagai areal “Go”.
Tabel 2. Ikhtisar Penilaian Pendahuluan HCS/HCV/hasil gambut untuk ketiga HTI
HTI Dibangun
(Ha)
Non
HCS/HCV/lah
an gambut
(Ha)
HCS/HCV/lah
an gambut
(Ha)
Memerlukan
Pemeriksaan
Selanjutnya*
(Ha)
Total
(Ha)
BAP 5,907 3,561 5,193 3,055 17,717
BMH 7,931 9,763 13,182 3,020 33,896
SBA 2,635 1,283 1,427 2,803 8,147
Grand Total 16,473 14,607 19,802 8,878 59,760
Peta hamparan HCV/Gambut dan HCS untuk ketiga HTI terdapat di bawah.
23
Lampiran 2. Hasil Verifikasi Lapangan
Setelah verifikasi lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 23 sampai dengan 27 Juli
2013, maka disimpulkan bahwa dari 431,1 Ha yang dibuka untuk pembangunan di
dalam areal “No Go”, terdapat potensi pelanggaran moratorium hutan di 23 petak dari
areal-areal RKT sebagai berikut:
BMH: Distrik Simpang Tiga (16 petak)
SBA: Distrik Kuala Lumpur (4 petak)
BAP: Distrik Simpang Heran (3 petak)
Tabel 4. Profil dari 23 petak dan lokasinya
No Petak HTI Distrik
RKT
Pembukaan Lahan
Status Keterangan Tanggal
Mulai Tanggal Selesai
1 KL I1050 SBA KL 23.10 01.02.2013 05.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
2 KL F5150 SBA KL 23.60 07.02.2013 12.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
3 KL F5160 SBA KL 23.50 07.02.2013 12.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
4 KL I1060 SBA KL 23.90 01.02.2013 05.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
5 SHC 2010 BAP SH 20.70 20.01.2013 10.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
6 SHC 1210 BAP SH 18.30 20.01.2013
10.02.2013 Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
7 SHC 1220 BAP SH 20.60 20.01.2013
10.02.2013 Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
8 STE 4200 BMH ST 22.10 21.01.2013 15.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
9 STF 2110 BMH ST 24.90 20.01.2013 15.02.2013
Potensi HCS Potensi
24
No Petak HTI Distrik
RKT
Pembukaan Lahan
Status Keterangan Tanggal
Mulai Tanggal Selesai
Pelanggaran
Moratorium
10 STF 2100 BMH ST 22.70 20.01.2013 16.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
11 STE 4100 BMH ST 23.00 04.03.2013 15.03.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
12 STF 1090 BMH ST 24.20 02.03.2013 13.03.2013 RFC
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
13 STF 1020 BMH ST 23.40 02.03.2013 13.03.2013 RFC
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
14 STF 2220 BMH ST 24.50 11.02.2013 23.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
15 STF 2190 BMH ST 23.10 13.02.2013 24.02.2013 RFC
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
16 STF 2210 BMH ST 24.50 04.03.2013 16.03.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
17 STF 2200 BMH ST 23.10 02.03.2013 13.03.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
18 STF 2120 BMH ST 24.50 10.02.2013 22.02.2013 RFC
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
19 STE 4110 BMH ST 26.40 04.03.2013 17.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
20 STD 3240 BMH ST 22.10 12.02.2013 22.02.2013 RFC
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
21 STD 4040 BMH ST 20.80 12.02.2013 21.03.2013 RFC
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
22 STD 4170 BMH ST 22.80 12.02.2013 23.02.2013 RFC Potensi
25
No Petak HTI Distrik
RKT
Pembukaan Lahan
Status Keterangan Tanggal
Mulai Tanggal Selesai
Pelanggaran Moratorium
23 STD 4240 BMH ST 22.40 12.02.2013 25.02.2013 Potensi HCS
Potensi Pelanggaran Moratorium
Total area (Ha) 528.20
Total areal yang dibuka setelah 31 Januari 2013 (Ha) 431.10
Rincian tentang jumlah petak per distrik di mana telah dilakukan persiapan lahan
setelah moratorium adalah sebagai berikut:
a. SBA
Distrik Kuala Lumpur (KL)
Penyiapan lahan terjadi di empat petak di Distrik Kuala Lumpur SBA, yang
berada di dalam areal yang ditetapkan sebagai “No Go”. Kayu hutan alam yang
berasal dari pembukaan areal 3,49 Ha HCS tersebut tidak dikirim ke pabrik
APP.
b. BMH
1. Distrik Sungai Ketupak (SK)
Tidak terjadi pelanggaran di Distrik Sungai Ketupak BMH.
2. Distrik SimpangTiga (ST)
Penyiapan lahan terjadi di 16 petak di Distrik Simpang Tiga BMH, yang
berada di dalam areal yang ditetapkan sebagai “No Go”. Kayu hutan alam
yang berasal dari pembukaan areal 63,47 Ha HCS tidak dikiirim ke pabrik
APP.
c. BAP
Distrik Simpang Heran (SH)
Pembangunan lahan terjadi di 3 petak di Distrik Simpang Heran BMH, yang
berada di dalam areal yang ditetapkan sebagai “No Go”.
Kayu hutan alam yang berasal dari pembukaan areal 2,49 Ha HCS tidak dikirim
ke pabrik APP.
26
Lampiran 3. Tahap 1 dari rekonsiliasi data: Penyelarasan dari verifikasi data
lapangan dan data operasional APP (lapangan dan kantor pusat)
Setelah verifikasi lapangan pada tanggal 23 sampai dengan 27 Juli 2013, disimpulkan
bahwa areal seluas 431,1 Ha di dalam 23 petak di areal “No Go” telah dibangun.
Verifikasi lapangan dan rekonsiliasi data operasi APP (Tahap 1) diperlukan untuk
memverifikasi berapa dari 431,1 Ha tersebut yang digolongkan sebagai areal
berpotensi HCS dan/atau HCV (termasuk areal lahan gambut).
Berkaitan dengan HCV, 23 petak seluas 431,1 Ha, telah dilakukan pemeriksaan silang
(cross check) sehubungan dengan identifikasi areal yang berpotensi mengandung HCV
selama pra-penilaian (HCS/HCV/lahan gambut) di bulan Pebruari 2013. Tidak terdapat
tumpang tindih. Oleh karenanya, tidak satupun dari 23 petak di atas yang dinilai
mengandung HCV dan semua verifikasi selanjutnya dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi areal yang berpotensi HCS.
Sehubungan dengan HCS, hasil analisa verifikasi yang dirinci di bawah
mengungkapkan bahwa dari 431,1 Ha, nilai maksimum awal sebesar 72 Ha dapat
diperkirakan sebagai HCS. Perkiraan ini selanjutnya akan diperiksa melalui suatu
rekonsiliasi data tahap 2 (Analisa Ruang Komparatif dengan referensi tambahan ke
Petak Penilaian HCS Lengkap).
27
Hasil dari rekonsiliasi data antara tim FVT dan APP (catatan: petak yang ditandai warna merah adalah yang mengandung potensi HCS)
Petak Luas
Areal Status
Tangg
al LC I
Tangg
al LC
II
Analisa
secara
Visual Des
2012
Petak HCS
Peb 2013 Foto 2013 Keterangan
Area
cleared
after 1
February
2013 (Ha)
SHC
2010
20.7 RFC 20 Jan
2013
06 Peb
2013
Dari BT-LT;
BT 30% LT
70%
Pemeriksaan
tanah petak no
23; 0 ton
karbon/Ha
(tC/Ha)
Foto
pemeriksaan
tanah: semua
arah telah
dilakukan
Pembukaan
Lahan (LC).
Telah ada
sebuah saluran
tertier di sebelah
selatan
Petak dengan
kondisi LT-BT dan
60% sudah LC
sebelum tanggal 1
Pebruari 2013
6.7
SHC
1210
18.3 Potensi
HCS
20 Jan
2013
06 Peb
2013
Dari BM-BT;
dengan 25%
LT - 75% BM
dan BT
Tidak ada Foto Udara tidak
dapat digunakan
karena tidak
menggambarkan
petak ini
Sekitar 70% dari
petak ini telah
dibuka sebelum
tanggal 1 Pebruari
2013 dan 30%
darinya telah dibuka
setelah tanggal 1
Pebruari 2013
5.2
SHC
1220
20.6 Potensi
HCS
20 Jan
2013
06 Peb
2013
35% LT sisa
65% BM-BT
Tidak ada Foto Udara tidak
dapat digunakan
karena tidak
menggambarkan
petak ini
Lebih kurang 80%
dari petak ini telah
dibuka sebelum
tanggal 1 Pebruari
2013 dan 20%
darinya telah dibuka
setelah tanggal 1
Pebruari 2013
3.6
28
Petak Luas
Areal Status
Tangg
al LC I
Tangg
al LC
II
Analisa
secara
Visual Des
2012
Petak HCS
Peb 2013 Foto 2013 Keterangan
Area
cleared
after 1
February
2013 (Ha)
KL I1050 23.1 Potensi
HCS
01 Peb
2013
60% LT-
40% BM
Terdapat sebuah
petak dengan
jarak sekitar 750
M dengan
penampilan yang
sama dengan
kandungan
karbon kurang
dari 35tC/Ha
Foto
mengindikasikan
suatu variasi BM-
BT dengan
dominasi
vegetasi BM
23.1
KL
F5150
23.6 Potensi
HCS
07 Peb
2013
20% LT-
80% BM
Terdapat sebuah
petak dengan
jarak sekitar 250
M dengan
penampilan yang
sama dengan
kandungan
karbon kurang
dari 15tC/Ha
Tidak ada 23.6
KL
F5160
23.5 Potensi
HCS
07 Peb
2013
40% LT -
60% BM
Terdapat 3 petak
dengan
penampilan yang
sama dengan
kandungan
karbon kurang
dari 15tC/Ha
3 foto di setiap
petak
mengindikasikan
vegetasi yang
didominasi
prumpung dan
bibit gelam
23.5
29
Petak Luas
Areal Status
Tangg
al LC I
Tangg
al LC
II
Analisa
secara
Visual Des
2012
Petak HCS
Peb 2013 Foto 2013 Keterangan
Area
cleared
after 1
February
2013 (Ha)
KL I1060 23.9 Potensi
HCS
01 Peb
2013
10% LT -
90% BM
Terdapat sebuah
petak dengan
jarak sekitar 250
M dengan
penampilan yang
sama dengan
kandungan
karbon kurang
dari 35tC/Ha
Tidak ada 23.9
STE
4200 22.1
Potensi
HCS 21 Jan
2013
10 Peb
2013
10% LT -
70% BM -
20% BT
Tidak ada Tidak ada
7.1
STF
2110 24.9
Potensi
HCS
20 Jan
2013
11 Peb
2013
90% LT -
10% BM Tidak ada Tidak ada
4.9
STF
2100 22.7
Potensi
HCS
20 Jan
2013
12 Peb
2013
50% LT -
50% BM Tidak ada Tidak ada
4.7
STE
4100 23
Potensi
HCS
04 Mar
2013
40% BT -
60% BM Tidak ada Tidak ada
23
STF
1090
24.2 RFC 02 Mar
2013
100% LT Terdapat sebuah
petak (no 50)
dengan jarak
500 M dari petak
Foto
pemeriksaan
tanah
mengindikasikan
vegetasi dari
lahan terbuka
dalam bentuk
semak
24.2
30
Petak Luas
Areal Status
Tangg
al LC I
Tangg
al LC
II
Analisa
secara
Visual Des
2012
Petak HCS
Peb 2013 Foto 2013 Keterangan
Area
cleared
after 1
February
2013 (Ha)
STF
1020
23.4 RFC 02 Mar
2013
100% LT Terdapat sebuah
petak (no 50)
dengan jarak
200 M dari petak
Foto
pemeriksaan
tanah
mengindikasikan
vegetasi tanah
terbuka dalam
bentuk semak
23.4
STF
2220
24.5 Potensi
HCS
11 Peb
2013
20% LT -
80% BM
Terdapat sebuah
petak (no 48 –
fisik lapangan
adalah 35)
dengan jarak
100 M dari petak
dengan nilai
karbon sebesar
8 tC/Ha
Foto
pemeriksaan
tanah
mengindikasikan
prumpung dan
gelam
24.5
STF
2190
23.1 RFC 13 Peb
2013
10% LT -
90% BM
Terdapat sebuah
petak (no 48 –
fisik lapangan
adalah 35)
dengan jarak
100 M dari petak
dengan nilai
karbon sebesar
8 tC/Ha
Foto
pemeriksaan
tanah
mengindikasikan
prumpung dan
gelam
23.1
STF
2210
24.5 Potensi
HCS
04 Mar
2013
20% LT -
80% BM
Tidak ada Foto udara
mengkonfirmasi
LT yang dominan
24.5
STF 23.1 Potensi 02 Mar 60% LT - Tidak ada Tidak ada 23.1
31
Petak Luas
Areal Status
Tangg
al LC I
Tangg
al LC
II
Analisa
secara
Visual Des
2012
Petak HCS
Peb 2013 Foto 2013 Keterangan
Area
cleared
after 1
February
2013 (Ha)
2200 HCS 2013 40% BM
STF
2120 24.5 RFC
10 Peb
2013
70% LT -
30% BM Tidak ada Tidak ada
24.5
STE
4110 26.4
Potensi
HCS
04 Mar
2013
20% BT -
80% BM Tidak ada Tidak ada
26.4
STD
3240
22.1 RFC 12 Peb
2013
70% LT -
30% BM
Terdapat sebuah
petak (no 42)
dengan jarak
200 M dari petak
dengan nilai
karbon sebesar
11 tC/Ha
Tidak ada 22.1
STD
4040
20.8 RFC 12 Peb
2013
70% LT -
30% BM
Terdapat sebuah
petak (no 42)
dengan jarak
200 M dari petak
dengan nilai
karbon sebesar
11 tC/Ha
Foto udara
mengkonfirmasi
persiapan lahan
yang dominan
20.8
STD
4170
22.8 RFC 12 Peb
2013
10% LT -
90% BM
Tidak ada Foto udara
mengkonfirmasi
BM dan LT
22.8
STD
4240
22.4 Potensi
HCS
12 Peb
2013
100% BM Tidak ada Foto udara
mengkonfirmasi
BM
22.4
33
Lampiran 4. Tahap 2 rekonsiliasi data (Analisa Ruang Komparatif dengan
tambahan referensi ke Plot Penilaian HCS Lengkap)
Setelah Tahap 1, dimana data verifikasi lapangan dan data Operasional APP (lapangan dan
kantor pusat) telah direkonsiliasi, maka analisa ruang komparatif tahap kedua dilaksanakan
untuk memeriksa ulang hasil tahap pertama dan untuk memperkuat hasil keseluruhan dengan
memasukkan data plot yang dihasilkan di dalam penilaian HCS lengkap yang dilaksanakan
pada bulan Juni/Juli 2013.
Analisa Ruang Komparatif berdasarkan suatu analisa tutupan lahan dengan menggunakan citra
SPOT5 terbaru dan klasifikasi yang disupervisi dari strata dan petak pengukuran HCS pada 23
petak. Petak pengukuran HCS dari penilaian HCS pendahuluan digunakan sebagai training
sample.
Diagram alir berikut menggambarkan langkah-langkah yang diambil selama analisa ruang
Gambar 1. Metode Analisa Ruang
Klasifikasi contoh
pelatihan dari nilai petak
HCS pendahuluan (Peb
2013):
1. > 35 (4 petak)
2. 10 – 35 (3)
3. 0 – 10 (3)
4. < 0 (4)
5. Air (Contoh
Pelatihan
Independen)
Gambar SPOT digital
Menghitung deskripsi
statistik
Menggolongkan data
ke dalam kategori
Memverifikasi petak
penilaian lengkap HCS
Klasifikasi data akhir
Pelanggaran terhadap areal
HCS
34
Training sample ikhtisar nilai karbon
Golongan No Petak Id Lokasi Ton C/Ha Catatan
Belukar Tua /
Kepadatan
Hutan 01
1 54-BMH ST 59.58 Training Sample
2 55-BMH ST 36.75
3 39-BMH ST 71.19
4 51-BAP SH 51.08
5 2-SBA KL 44.7 Petak HCS yang
sesuai 6 17-SBA KL 73.85
7 32-SBA KL 45.41
8 41-SBA KL 112.68
9 47-BMH ST 82.22
10 48-BMH ST 157.28
11 52-BMH ST 107.34
12 56-BMH ST 61.41
13 58-BMH ST 93.04
14 64-BMH ST 36.2
15 65-BMH ST 59.6
16 72-BMH ST 59.45
17 109-BMH ST 127.82
18 127-SBA KL 35.22
19 66-BAP SH 75.77
20 68-BAP SH 158.34
Belukar Muda /
Belukar Tua
1 52-BAP SH 26.48 Training Sample
2 42-BMH ST 11.23
3 43-BMH ST 18.18
4 13-SBA KL 24.08
Petak HCS yang
sesuai
5 45-SBA KL 31.74
6 50-BMH ST 28.58
7 60-SBA KL 26.19
8 69-BMH ST 24.65
9 106-BMH ST 12.97
Belukar Muda 1 51-BMH ST 3.39 Training Sample
2 7-SBA KL 4.28
3 48-BMH SK 8.05
4 14-SBA KL 5.19
Petak HCS yang
sesuai
5 39-BMH ST 9.89
6 51-BMH ST 1.26
7 67-BMH ST 5.75
8 82-BMH ST 9.46
Class LT 1 23-BAP SH 0 Training Sample
2 25-BAP SH 0
3 24-BAP SH 0
4 50-BAP ST 0
5 16-SBA KL 0
Petak HCS yang
sesuai
6 18-SBA KL 0
7 34-SBA KL 0
35
Golongan No Petak Id Lokasi Ton C/Ha Catatan
8 44-SBA KL 0
9 107-SBA KL 0
10 108-SBA KL 0
11 129-SBA KL 0
12 130-SBA KL 0
13 49-BAP SH 0
14 49-BAP SH 0
15 54-BAP SH 0
16 55-BAP SH 0
17 118-BAP SH 0
18 134-BAP SH 0
19 135-BAP SH 0
Air Gunakan 5 contoh pelatihan independen (di kanal)
Berdasarkan klasifikasi yang disupervisi, maka total areal yang diperkirakan mengandung HCS
adalah 88,38 Ha (Tabel 7). Melalui komparasi selanjutnya antara verifikasi dan konsolidasi data
dan analisa data ruang (Tabel 8), maka dapat disimpulkan bahwa areal HCS yang dibuka
terakhir setelah tanggal 1 Pebruari 2013 adalah 69,45 Ha.
Distribusi tutupan lahan dari setiap petak yang dimaksud
Distrik/ Petak Air LT Golongan
Veg 1
Golongan
Veg 2
Class Veg 3
(>35 t/c/Ha) Total
Kuala Lumpur 4.57
16.15
58.95
17.04
3.48 100.20
KLF5150 1.52
5.37
13.35
4.15
0.27 24.66
KLF5160 2.69 4.61
14.05
4.25 0.05 25.66
KLI1050 0.19
4.45
14.98
3.56
1.05 24.24
KLI1060 0.17 1.72
16.56
5.07
2.12 25.64
Simpang Heran 1.16
14.19
19.11
20.31
12.17 66.93
SHC1210 0.43
1.20
7.31
10.04
2.23 21.22
SHC1220 0.21
0.19
7.44
7.47
8.92 24.23
SHC2010 0.51
12.79
4.35
2.81
1.01 21.48
Simpang Tiga 16.47
49.24 183.56
69.22 72.72 391.22
STD3240 0.87
2.45
15.30
4.47
2.16 25.25
STD4040
0.03 0.83 16.18 6.85 0.74
24.63
STD4170 0.05 0.62 4.71
7.03 13.42 25.83
36
Distrik/ Petak Air LT Golongan
Veg 1
Golongan
Veg 2
Class Veg 3
(>35 t/c/Ha) Total
STD4240
0.04
2.76
1.90
18.77 23.48
STE4100
1.05
5.38
7.46
15.22 29.10
STE4110
3.31
6.49
4.15
7.45 21.39
STE4200 0.03
3.20
7.86
3.07
12.74 26.90
STF1090 4.86
2.55
11.97
0.07
19.45
STF2100 0.97 3.90 13.44 5.84 0.31 24.46
STF2110 1.05
2.03
19.57
2.14
0.39 25.19
STF2120 0.31
1.21
16.77
4.47
0.35 23.11
STF2190 0.08
4.42
13.56
8.00
0.37 26.43
STF2200 2.50
7.32
12.86
6.03
0.25 28.96
STF2210 0.05
7.24
8.06
6.11
0.34 21.80
STF2220 0.11
2.33
15.92
1.24
0.17 19.78
STF4020 5.55
6.75
12.73
0.38
0.04 25.46
22.20
79.58
261.61
106.57
88.38 558.34
Keterangan:
Golongan Veg 1 belukar muda
Golongan Veg 2 belukar muda-semak belukar tua
Golongan Veg 3 belukar tua-kepadatan hutan 1 (>35 tC/Ha)
Tabel 8. Penghitungan proporsional dari setiap petak yang dimaksud
Petak Distrik
Areal
Analisa
Ruang1
Areal
RKT2
Verifikasi dan
Konsolidasi
areal HCS3
Analisa
Ruang
areal HCS4
Perkiraan
Proporsi
dari areal
HCS5
SHC 2010 SH 20.58 20.7 6.7 1.01 0.33
SHC 1210 SH 20.82 18.3 5.2 2.12 0.60
SHC 1220 SH 24.57 20.6 3.6 8.92 1.56
KL I1050 KL 23.05 23.1 23.1 1.05 1.05
KL F5150 KL 25.68 23.6 23.6 0.27 0.27
KL F5160 KL 24.63 23.5 23.5 0.05 0.05
KL I1060 KL 23.86 23.9 23.9 2.12 2.12
STE 4200 ST 26.29 22.1 7.1 12.74 4.09
37
Petak Distrik
Areal
Analisa
Ruang1
Areal
RKT2
Verifikasi dan
Konsolidasi
areal HCS3
Analisa
Ruang
areal HCS4
Perkiraan
Proporsi
dari areal
HCS5
STF 2110 ST 25.35 24.9 4.9 0.39 0.08
STF 2100 ST 24.37 22.7 4.7 0.31 0.06
STE 4100 ST 28.72 23.0 23.0 15.22 15.22
STF 1090 ST 18.71 24.2 24.2 0 0
STF 1020 ST 15.73 23.4 23.4 0 0
STF 2220 ST 20.35 24.5 24.5 0.17 0.17
STF 2190 ST 25.43 23.1 23.1 0.37 0.37
STF 2210 ST 22.30 24.5 24.5 0.34 0.34
STF 2200 ST 27.99 23.1 23.1 0.25 0.25
STF 2120 ST 23.08 24.5 24.5 0.35 0.35
STE 4110 ST 20.72 26.4 26.4 7.45 7.45
STD 3240 ST 25.95 22.1 22.1 2.16 2.16
STD 4040 ST 23.83 20.8 20.8 0.74 0.74
STD 4170 ST 26.26 22.8 22.8 13.42 13.42
STD 4240 ST 24.69 22.4 22.4 18.77 18.77
Total 542.96 528.2 431.1 88.38 69.45
Keterangan:
1: Areal petak berdasarkan data ruang
2: Areal petak berdasarkan dokumen RKT
3: Areal yang dipersiapkan setelah tanggal 1 Pebruari 2013 berdasarkan verifikasi dan
konsolidasi
4: Areal yang dipersiapkan setelah tanggal 1 Pebruari 2013 berdasarkan data ruang
5: Areal yang dipersiapkan setelah tanggal 1 Pebruari 2013 berdasarkan proporsi antara 3 dan 4
Penting untuk dicatat bahwa tim menjalankan sejumlah simulasi untuk menilai dampak dari
penggunaan algoritma penghitungan karbon yang berbeda di dalam proses konversi. Keluaran
yang dihasilkan sangat berbeda, dimana suatu plot yang ditetapkan sebagai HCS dengan
menggunakan satu konversi algoritma dapat menjadi non-HCS jika menggunakan algoritma
kedua. Untuk tujuan verifikasi ini, maka diambil pendekatan kehati-hatian dimana algoritma
yang paling konservatif (menaksir terlalu tinggi nilai karbon) telah dipilih untuk menghasilkan
nilai akhir dari 69,45 Ha.
38
Sebagai bagian dari pekerjaan penilaian HCS yang sedang berjalan, maka organisasi
independen (George Kuru, Ata Marie Group Ltd) telah direkrut untuk mendukung tim tersebut
dalam mengevaluasi algoritma yang paling sesuai untuk digunakan di dalam studi-studi HCS.
Algoritma karbon yang digunakan termasuk:
Hutan Rawa Gambut Sekunder (Sumsel) : Ln B = LN 0.206 + 2.45 LN D
Hutan Rawa Gambut Belukar (Disertasi Susi - 2012) : B=0.098 D^2.35
Hutan Rawa Gambut LOA (Sumsel) (Skripsi - No. 74 -Forda) : B=0.1531 D^2.40
Hutan Rawa Gambut LOA (Kalteng) (Skripsi - No. 34 -Forda) : B=0.1066 D^2.486
39
Interpretasi citra SPOT pada areal yang dibuka setelah tanggal 1 Pebruari 2013 di Distrik Simpang Tiga BMH
40
Interpretasi citra SPOT pada areal yang dibuka setelah tanggal 1 Pebruari 2013 di Distrik Simpang Heran BAP
41
Interpretasi citra SPOT pada areal yang dibuka setelah tanggal 1 Pebruari 2013 di Distrik Kuala Lumpur SBA
42
Lampiran 5. Verifikasi Lapangan berkaitan dengan dugaan pelanggaran di
Sumatra Selatan
A. Pelaksanaan Verifikasi
1. Tanggal dan Pelaksana Verifikasi
Verifikasi dilaksanakan dari tanggal 23 sampai dengan 27 Juli 2013. Tim Verifikasi
Lapangan terdiri atas:
- Yudi Purnomo (TFT)
- Abidin Lakadimu (TFT)
- Ihwan Rafina (TFT)
Tim Pemasok APP terdiri atas:
- Baron Y. Setiawan (PMD Wilayah Palembang)
- Muhammad Rozi (PMD Wilayah Palembang)
- Iyus Yusuf (PMD Wilayah Palembang)
- Sudadi (PMD Wilayah Palembang)
- Kgs. M. Iqbal (PMD Wilayah Palembang)
- Iwan Zalkashi (DM SimpangTiga)
- Madenin (PSD SimpangTiga)
- Rahmat Muda Kelana Madenin (Pemimpin Proyek I Distrik SimpangTiga)
- Alpison (Pemimpin Proyek Distrik Simpang Heran)
- Hendri (PSD Kuala Lumpur)
- M. Fahmi (PH Distrik Kuala Lumpur)
- Ruli Kurniawan (DM Sungai Ketupak)
- Rudi Susanto (PSD Sungai Ketupak)
- Supriansyah (PTU Sungai Ketupak)
2. Verifikasi Dokumen
Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk memahami kronologi kejadian. FVT,
yang didampingi staf dari setiap Distrik melakukan pemeriksaan dokumen.
43
Menyusul komitmen moratorium pembukaan hutan alam yang dicanangkan oleh
APP, pada tanggal 31 Januari 2013 FOD (Kepala Wilayah) Palembang telah
mengirim Memo Internal No. Reg: FOD-2013-I-005 dan Protokol Moratorium ke
para operator hutan di semua Distrik dan Departemen Pendukung melalui email.
FOD juga telah meminta para operator/kontraktor hutan di semua Distrik agar
menghentikan seluruh kegiatan operasional untuk penyiapan lahan baru.
Setelah penilaian pendahuluan HCS/HCV/gambut, maka Departemen
Perencanaan di kantor Wilayah Palembang membuat suatu peta operasional
bernama “Peta Rekomendasi RKT 2013” berdasarkan Peta Tim Pelaksana FCP,
yang menggambarkan hasil dari penilaian pendahuluan HCV dan HCS pada
RKT 2013 dan menghubungkan areal-areal “Go” dan “No Go”. “Peta
Rekomendasi RKT 2013” ini telah dikirim ke para operator hutan di semua Distrik
pada tanggal 8 Pebruari 2013 melalui email.
a. SBA
1. Distrik Kuala Lumpur
Proses verifikasi dilaksanakan terhadap dokumen-dokumen berikut yang
berkaitan dengan persiapan lahan di areal-areal operasional sesuai dengan
pra-penilaian (HCS/HCV/lahan gambut) pada RKT 2013.
RKT
RKT 2013 yang disetujui oleh Chief Director SBA sesuai dengan
SK.093/SBAWI/XII/2012 tertanggal 10 Desember 2012. RKT 2013 berlaku dari
tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013, mencakup areal
seluas 2.606 Ha.
Alokasi lahan di SBA sesuai dengan RKT 2013 yang disetujui
Perusahaan Distrik
Areal
Lahan Keterangan Tata Ruang (Ha)
(Ha) TP TU TK KL
SBA Kuala
Lumpur 30,754
Rencana 13,505 6,848 4,397 4,278
Realisasi 5,036 0 0 0
Rencana kegiatan di dalam RKT 2013 SBA untuk semua distrik mencakup yang berikut:
Rencana penyiapan lahan pada lahan kosong, termasuk areal bekas panen,
adalah 8.353,23 Ha.
44
Rencana penanaman pada lahan kosong, termasuk areal bekas panen, dalam
bidang:
- Tanaman Pokok : 7.869 Ha
- Tanaman Unggulan : 100 Ha
- Tanaman Kehidupan : 400 Ha
Pada tanggal 8 Pebruari 2013, walaupun “Peta Rekomendasi RKT 2013” dan
Protokol Moratorium telah didistribusikan ke operator di Distrik Kuala Lumpur,
kegiatan penyiapan lahan berlanjut pada petak di areal “No Go”, yaitu: KL F5150
dan KL F5160 di bawah kontrak kerja (SPK) dengan kontraktor penyiapan
lahan.
Dokumen untuk penyiapan lahan dan penanaman.
Dokumen untuk penyiapan lahan dan penanaman setelah tanggal 1 Pebruari
2013 tersedia di Distrik dalam bentuk Laporan Kegiatan Harian. Realisasi
penyiapan lahan, nama kontraktor untuk persiapan lahan, kode unit, laporan
penanaman harian dan kontraktor penanaman, tercantum di dalam laporan ini.
Laporan persiapan lahan di SBA dan status pelanggarannya
No Petak
Areal
Lahan
(Ha)
LC Mekanis Peta Rekomendasi Keterangan
Date Started Date Ended
1 KL I1050 23.1 01.02.2013 05.02.2013 Potensi HCS
Potensi Pelanggaran Moratorium
2 KL I5150 23.6 07.02.2013 12.02.2013
Potensi HCS Potensi Pelanggaran Moratorium
3 KL I5160 23.5 07.02.2013 12.02.2013
Potensi HCS Potensi Pelanggaran Moratorium
4 KL I1060 23.9 01.02.2013 05.02.2013 Potensi HCS
Potensi Pelanggaran Moratorium
Tanggal penanaman tiap petak yang dimaksud di SBA
N
o Petak
Areal
Lahan
(Ha)
Penanaman Keterangan
Date Started Date Ended
1 KL I1050 23.1 01.06.2013 06.06.2013 n/a
2 KL I5150 23.6 01.06.2013 08.06.2013 n/a
3 KL I5160 23.5 01.06.2013 09.06.2013 n/a
4 KL I1060 23.9 18.06.2013 22.06.2013 n/a
45
Tidak ada pemanfaatan kayu hutan alam yang berasal dari kegiatan penyiapan
lahan di SBA. Sesuai hasil penilaian pendahuluan, penyiapan lahan hanya
memproduksi pohon-pohon berdiameter kecil yang non-komersial, yang
didominasi oleh jenis perintis (lihat Lampiran 1).
Distrik tidak memberi update realisasi dari persiapan lahan. Tidak ada prosedur
yang mengatur pelaksanaan update secara periodik tersebut.
b. BMH
Verifikasi telah dilaksanakan terhadap dokumen-dokumen berikut sehubungan
dengan persiapan lahan di areal-areal operasional sesuai dengan pra-penilaian
(HCS/HCV/peatland) pada RKT 2013:
RKT
Persetujuan sendiri atas RKT 2013, yang ditandatangani oleh Chief Director
BMH melalui SK.101/BMH/XII/2012. RKT 2013 berlaku dari tanggal 1 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2013 untuk areal seluas 4.517 Ha.
Dokumen RKT 2013 BMH merinci rencana kerja untuk semua Distrik sebagai
berikut:
Rencana persiapan lahan di lahan kosong, termasuk bekas areal panen,
adalah 32.581 Ha.
Rencana penanaman di lahan kosong, termasuk bekas areal panen, adalah:
- Tanaman Pokok : 31.761 Ha
- Tanaman Unggulan : 120 Ha
- Tanaman Kehidupan : 700 Ha
46
Tabel 13. Alokasi areal BMH sesuai dengan RKT 2013 yang disetujui
HTI Distrik
Areal
Lahan Keterangan Tata Ruang (Ha)
(Ha) TP TU TK KL
BMH Sungai
Ketupak 43.536
Rencana 26,970 6,715 3,295 4,416
Realisasi 9,363 0 0 0
Simpang 28.491 Rencana 28,491 497 1,310 1,179
Tiga
Realisasi 9,244 0 0 0
1. Distrik Sungai Ketupak
Dokumen penyiapan lahan
Berdasarkan dokumen penyiapan lahan Distrik Sungai Ketupak, hanya satu
petak, yaitu SKJ 3030, yang telah dibuka dan telah diselesaikan sebelum
tanggal 1 Pebruari 2013.
Laporan penyiapan lahan di Distrik Sungai Ketupak (BMH) dan status pelanggarannya
No Petak
Area LC Mekanis Keterangan
(Ha) Tanggal
Dimulai Tanggal
Berakhir
1. SKJ 3030 22.9 14.01.2013 27.01.2013
Potensi Pelanggaran
Moratorium
Distrik tidak memperbaharui realisasi dari persiapan lahan. Tidak ada prosedur
yang mengatur pelaksanaan dari pembaharuan tesebut.
2. Distrik Simpang Tiga
Pada tanggal 8 Pebruari 2013, walaupun “Peta Rekomendasi RKT 2013” telah
didistribusi dan Protokol Moratorium telah dikirim ke operator Distrik Simpang
Tiga, kegiatan persiapan lahan berlanjut di 16 petak di dalam areal-areal “No
Go”, di bawah kontrak kerja (SPK) dengan kontraktor penyiapan lahan.
Dokumen tentang penyiapan lahan
Dokumen tentang kegiatan penyiapan lahan tersedia untuk Distrik Simpang
Tiga.
47
Laporan penyiapan lahan di Distrik Simpang Tiga (BMH) dan status pelanggarannya
No Petak
Area LC Mekanis I Keterangan
(Ha) Tanggal
Dimulai
Tanggal
Berakhir Status
1 STE 4200 22.1 21.01.2013 15.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
2 STF 2110 24.9 20.01.2013 15.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
3 STF 2100 22.7 20.01.2013 16.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
4 STE 4100 23.0 04.03.2013 15.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
5 STF 1090 24.2 02.03.2013 13.03.2013 Potensi HCS
Potential
Moratorium Breach
6 STF 1020 23.4 02.03.2013 13.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
7 STF 2220 24.5 11.02.2013 23.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
8 STF 2190 23.1 13.02.2013 24.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
9 STF 2210 24.5 04.03.2013 16.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
10 STF 2200 23.1 02.03.2013 13.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
11 STF 2120 24.5 10.02.2013 22.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
12 STE 4110 26.4 04.03.2013 17.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
13 STD 3240 22.1 12.02.2013 22.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
14 STD 4040 20.8 12.02.2013 21.03.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
48
No Petak
Area LC Mekanis I Keterangan
(Ha) Tanggal
Dimulai
Tanggal
Berakhir Status
15 STD 4170 22.8 12.02.2013 23.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
16 STD 4240 22.4 12.02.2013 25.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
Tidak ada pemanfaatan kayu hutan alam yang berasal dari kegiatan penyiapan
lahan di Distrik Simpang Tiga. Sesuai dengan hasil penilaian pendahuluan,
hanya jenis non-komersial yang dapat ditemukan di areal tersebut (lihat
Lampiran 1).
Distrik tidak memperbaharui realisasi dari persiapan lahan. Tidak ada prosedur
yang mengatur pelaksanaan dari pembaharuan tersebut.
c. BAP
1. Distrik Simpang Heran
Verifikasi telah dilaksanakan terhadap dokumen-dokumen berikut berkaitan
dengan penyiapan lahan di areal-areal operasional sesuai dengan penilaian
pendahuluan (HCS/HCV/lahan gambut) pada RKT 2013:
RKT
Persetujuan sendiri terhadap RKT oleh BAP ditandatangani oleh Chief Director
BAP, sebagaimana ditetapkan di dalam SK No. 101/BAP-XII/2012 (tertanggal 10
Desember 2012). RKT 2013 berlaku dari tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan
31 Desember 2013 untuk total areal lahan seluas 5.651 Ha.
49
Alokasi areal BAP sesuai dengan RKT 2013 yang disetujui
HTI Distrik
Areal
Lahan Keterangan Tata Ruang (Ha)
(Ha) TP HTI Distrik (Ha)
BAP Simpang
Heran 35,289 Direncanakan 19,671
BAP Simpang
Heran 35,289
Realisasi 14,276
Rencana kegiatan di semua distrik di dokumen RKT 2013 dari BAP adalah:
Rencana penyiapan lahan di lahan kosong, termasuk bekas areal panen,
adalah 18.349,34 Ha (dari luas tersebut, 3.486 Ha adalah ex-HTI).
Rencana penanaman di lahan kosong, termasuk bekas areal panen, adalah:
- Tanaman Pokok : 16.549 Ha
- Tanaman Unggulan : 140 Ha
- Tanaman Kehidupan : 1.660 Ha
Dokumen persiapan lahan
Dokumen untuk penyiapan lahan dan penanaman setelah tanggal 1 Pebruari
2013 tersedia di Distrik dalam bentuk suatu Laporan Kegiatan Harian.
Laporan penyiapan lahan di Distrik Simpang Heran (BAP) dan status pelanggarannya
No Komp
Area Mekanis LC I Mekanis LC II Keterangan
(Ha) Tanggal
Dimulai
Tanggal
Berakhir
Tanggal
Dimulai
Tanggal
Berakhir Status
1
SHC
2010 20.7 20.01.2013 31.01.2013 06.02.2013 10.02.2013 Potensi HCS
Potensi
Pelanggaran
Moratorium
2
SHC
1210 18.3 20.01.2013 31.01.2013 06.02.2013 10.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
3
SHC
1220 20.6 20.01.2013 31.01.2013 06.02.2013 10.02.2013
Potensi HCS Potensi
Pelanggaran
Moratorium
Pada tanggal 8 Pebruari 2013, walaupun “Peta Rekomendasi RKT 2013” telah
didistribusi dan Protokol Moratorium telah dikirim ke Distrik Simpang Heran,
kegiatan penyiapan lahan tetap berlanjut di tiga petak di dalam areal-areal “No
Go”, di bawah perjanjian (SPK) dengan operator penyiapan lahan.
50
Tidak terdapat pemanfaatan dari kayu hutan alam yang berasal dari kegiatan
penyiapan lahan di Distrik Simpang Heran. Sesuai dengan hasil dari penilaian
pendahuluan, hanya jenis non-komersial yang dapat ditemukan di areal tersebut
(lihat Lampiran 1).
3. VERIFIKASI LAPANGAN
Disamping verifikasi terhadap dokumen-dokumen di setiap perusahaan, kegiatan
verifikasi lapangan telah dilaksanakan untuk memverifikasi informasi yang diperoleh
melalui wawancara dan dokumen. FVT, didampingi oleh staf dari setiap Distrik,
melaksanakan investigasi lapangan.
a. SBA
1. Distrik Kuala Lumpur
Verifikasi lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 Juli 2013.
Peta di bawah mengindikasikan lokasi petak dimana potensi pelanggaran moratorium
hutan teridentifikasi:
Lokasi
pengambilan
photo
51
Hasil verifikasi lapangan menyimpulkan bahwa:
Telah dikonfirmasi bahwa penyiapan lahan setelah tanggal 1 Pebruari 2013
terjadi di empat petak di dalam areal “No Go” (KL I1050, KL I1060, KL I5150 dan
KL I5160). Penyiapan lahan terjadi dari tanggal 1 Pebruari 2013 sampai dengan
12 Pebruari 2013
Keempat petak telah ditanami dengan Acacia spp sebagaimana terlihat di foto-
foto di bawah:
Petak yang ditanami sebagaimana dimaksud di SBA
52
b. BMH
1. Distrik Sungai Ketupak
Verifikasi lapangan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2013.
Peta di bawah mengindikasikan lokasi petak dimana terdapat potensi pelanggaran
moratorium hutan yang memerlukan pemeriksaan silang (cross-checking).
Peta lokasi petak yang dimaksud di Distrik Sungai Ketupak (BMH)
Fakta dan data yang berikut telah diperoleh dari verifikasi lapangan:
Telah dikonfirmasi bahwa tidak terjadi penyiapan lahan setelah tanggal 1
Pebruari 2013.
Penyiapan lahan di petak SKJ3030 telah dilaksanakan sebelum tanggal 1
Pebruari 2013 (yakni dari tanggal 14 Januari 2013 sampai dengan 27 Pebruari
2013). Oleh karenanya, tidak terdapat pelanggaran.
Selama verifikasi lapangan, petak SKJ3030 telah ditanami dengan Acacia spp,
sebagaimana terlihat di dalam gambar-gambar di bawah.
Location of
photographs
(shown below)
53
Petak yang telah ditanami sebagaimana yang dimaksud di Distrik Sungai Ketupak (BMH)
2. Simpang Tiga
Verifikasi lapangan dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 Juli 2013.
Peta di bawah mengindikasikan lokasi petak dimana terdapat potensi pelanggaran
moratorium hutan yang memerlukan pemeriksaan silang (cross-checking).
54
Peta lokasi dari petak yang dimaksud di Distrik Simpang Tiga (BMH)
Telah dikonfirmasi bahwa penyiapan lahan setelah tanggal 1 Pebruari 2013
terjadi di enam belas petak di dalam areal “No Go” (STE 4200, STF 2110, STF
2100, STE 4100, STF 1090, STF 1020, STF 2220, STF 2190, STF 2210, STF
2200, STF 2120, STE 4110, STD 3240, STD 4040, STD 4170, dan STD 4240)
Pada saat verifikasi, 16 petak telah ditanami dengan Acacia spp.
Gambar-gambar di bawah memperlihatkan realisasi penyiapan lahan di petak
STD4160.
Location of
photographs
(shown below)
56
c. BAP
1. Distrik Simpang Heran
Verifikasi lapangan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2013.
Peta di bawah mengindikasikan lokasi petak dimana terdapat potensi pelanggaran
moratorium hutan yang memerlukan pemeriksaan silang (cross-checking).
Peta lokasi petak yang dimaksud di Distrik Simpang Heran (BAP)
Berikut adalah hasil verifikasi lapangan:
Telah dikonfirmasi bahwa penyiapan lahan setelah tanggal 1 Pebruari 2013 terjadi
di tiga petak di dalam areal “No Go” (SHC 2010, SHC 1210 dan SHC 1220). Lahan
tersebut telah dibuka pada tanggal 20 sampai dengan 30 Januari 2013, kemudian
Location of
photographs
(shown below)