Agromineral Task

64
AGROMINERAL Seperti kita ketahui bahwa suatu batuan itu tersusun atas mineral, baik itu monomineral atau mineral-mineral, dan batuan itu sendiri merupakan bahan induk dari tanah. Maka mineral itu sendiri merupakan komponen dari tanah. Banyak penjelasan mengenai mineral, dan salah satu pendapat yang dianggap benar pada saat ini, mineral itu merupakan zat padat anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki struktur kristal dan mempunyai komposisi kimia. Definisi lain tentang mineral yaitu sebagai suatu unsur atau senyawa kimia yang biasanya berbentuk kristal dan merupakan hasil dari proses-proses geologi (Nicke, 1995, dalam AGROMINERALOGI, 2004) Dalam kajian geologi, agromineral merupakan ilmu yang mengkaji mineral-mineral yang bermanfaat bagi perkembangan tumbuhan, seperti mineral-mineral yang mengandung nitrogen (N), fosfor (P), carbon (C), potasium (K), belerang (S), kalsium (Ca), magnesium (Mg), boron (B), dan perlit (Van Straaten, 1999, dalam AGROMINERALOGI, 2004). Tanah merupakan bahan atau tempat dimana tumbuhan bisa hidup, dan tanah (soil) dalam hal ini terbentuk melalui proses pelapukan batuan. Kecepatan pembentukan tanah salah satunya di pengaruhi oleh ukuran butir dari bahan baku tanah. Dalam tulisan ini akan menjelaskan berbagai material yang ada pada kajian agromineral seperti salpeter (KNO 3 ), Batu posfat, Guano, Potash, K-silikat, FeS 2 dan Gypsum, Pumice, Batu Silikat, Zeolit, dan Abu gunung api (Ash). Yang akan coba di kaji diantaranya yaitu dari segi pengertian, pembentukan, sifat-sifat ( fisik, kimia, mineralogi) , klasifikasi dan sebaran Wildan Nur Hamzah (H1F010067)Page 1 Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Transcript of Agromineral Task

Page 1: Agromineral Task

AGROMINERAL

Seperti kita ketahui bahwa suatu batuan itu tersusun atas mineral, baik itu monomineral atau mineral-mineral, dan batuan itu sendiri merupakan bahan induk dari tanah. Maka mineral itu sendiri merupakan komponen dari tanah. Banyak penjelasan mengenai mineral, dan salah satu pendapat yang dianggap benar pada saat ini, mineral itu merupakan zat padat anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki struktur kristal dan mempunyai komposisi kimia. Definisi lain tentang mineral yaitu sebagai suatu unsur atau senyawa kimia yang biasanya berbentuk kristal dan merupakan hasil dari proses-proses geologi (Nicke, 1995, dalam AGROMINERALOGI, 2004)

Dalam kajian geologi, agromineral merupakan ilmu yang mengkaji mineral-mineral yang bermanfaat bagi perkembangan tumbuhan, seperti mineral-mineral yang mengandung nitrogen (N), fosfor (P), carbon (C), potasium (K), belerang (S), kalsium (Ca), magnesium (Mg), boron (B), dan perlit (Van Straaten, 1999, dalam AGROMINERALOGI, 2004).

Tanah merupakan bahan atau tempat dimana tumbuhan bisa hidup, dan tanah (soil) dalam hal ini terbentuk melalui proses pelapukan batuan. Kecepatan pembentukan tanah salah satunya di pengaruhi oleh ukuran butir dari bahan baku tanah.

Dalam tulisan ini akan menjelaskan berbagai material yang ada pada kajian agromineral seperti salpeter (KNO3), Batu posfat, Guano, Potash, K-silikat, FeS2

dan Gypsum, Pumice, Batu Silikat, Zeolit, dan Abu gunung api (Ash). Yang akan coba di kaji diantaranya yaitu dari segi pengertian, pembentukan, sifat-sifat ( fisik, kimia, mineralogi) , klasifikasi dan sebaran (jenis, luas keterdapatan), penambangan (eksplorasi dan eksploitasi), pengolahan, pemanfaatan dibidang pertanian.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 1Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 2: Agromineral Task

1. Salpeter (KNO3)

a. PenjelasanSalpeter atau dalam istilah mineralogi di kenal juga dengan nama Niter

merupkan mineral yang termasuk kedalam kelompok mineral nitrat yang mempunyai komposisi kimia KNO3. Mineral ini merupakan salah satu sumber utama dari Nitrogen (N) yang merupakan salah satu dari 13 unsur utama yang di butuhkan oleh tanaman, dan fungsi Nitrogen yaitu sebagai komponen struktural dari protein, DNA, enzim (anonim, 2004c, dalam AGROMINERALOGI, 2004). Secara komposisi kimia dari mineral tersebut selain unsur Nitrogen yang bisa di manfaatkan dan di butuhkan oleh tanaman, unsur potassium (kalium) juga dapat di manfaatkan dan di butuhkan oleh beberapa jenis tanaman.

b. PembentukanAda tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan

natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Distribusi nitrogen di alam dapat dibagi menjadi tiga, yaitu nitrogen dari mantel, sedimen dan atmosfer.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 2Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 3: Agromineral Task

c. Karakteristik

Gambar diambil dari aplikasi Earth’s Core-V1.1 beta / August 9th 2008

Karakteristik Fisik

Warna Colour putih atau abu-abu, terkadang juga kuning atau coklat karena pengaruh unsur pengotor

Kilap Luster Vitreous (kaca)

Tranparansi Transparency

Kristal (hablur) tersebut translucent sampai trasnparan untuk beberapa mineral

Sistem Kristal

Crystal System

orthorhombic; 2/m 2/m 2/m

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Berbentuk acicular yang terdapat pada gua dan dinding tambang. Terkadang juga sebagai bagian dari tanah beriklim kering. Beberapa kelompok memiliki perawakan kristal berupa heksagonal dan membentuk kembaran.

Belahan Cleavage Baik dalam 2 arah

Pecahan Fracture uneven

Kekerasan Hardness 2

Berat Jenis Specific Gravity

2.1

Cerat Streak putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

calcite, dolomite

Keterdapatan

Major Occurrences

Terdapat di Persian Gulf, India; Russia; Italia; spanyol; chili bagian utara; New Mexico, Kentucky dan Tennessee, USA; Mesir and Bolivia

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 3Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 4: Agromineral Task

d. Persebaran/ KeterdapatanDeposit alami bijih caliche terbesar di dunia ialah di

gurun Atacama Chili, dan banyak deposit ditambang selama lebih dari seabad, sampai 1940-an.Chili masih memiliki cadangan terbesar caliche, dengan pertambangan aktif di tempat-tempat seperti Pedro de Valdivia, Maria Elena dan Pampa Blanca. Natrium nitrat, kalium nitrat, natrium sulfat dan iodin seluruhnya diperoleh dari pemrosesan caliche.

e. Pemanfaatan di bidang pertanianKNO3. Mineral ini merupakan salah satu sumber utama dari Nitrogen

(N) yang merupakan salah satu dari 13 unsur utama yang di butuhkan oleh tanaman, dan fungsi Nitrogen yaitu sebagai komponen struktural dari protein, DNA, enzim. Secara komposisi kimia dari mineral tersebut selain unsur Nitrogen yang bisa di manfaatkan dan di butuhkan oleh tanaman, unsur potassium (kalium) juga dapat di manfaatkan dan di butuhkan oleh beberapa jenis tanaman.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 4Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 5: Agromineral Task

2. Batu fosfat (Rock Phosphat/ Phosphat Rock / Phosphorite)

Gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Simon & Schusters)

a. PenjelasanBatu fosfat merupakan suatu batuan yang tersusun atas mineral-

mineral yang mengandung persenyawaan kimia berupa P2O5 dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (Bone Phosphate of Lime) atau TPL (Triphosphate of Lime). Sumber dari batu fosfat bisa dari batuan beku, sedimen, atau berupa guano. Untuk batu posfat yang berkaitan dengan batuan beku, fosfat tersebut terkandung dalam mineral apatit [Ca5(PO4)3(OH, F, Cl)]. terutama Fluoroapatit (Ca5(PO4)3F. Untuk batu fosfat yang berkaitan dengan batuan sedimen atau dalam buku “principle of sedimentology and stratigraphy” edisi ke empat (sam boggs. jr, 2006) di sebut juga Phosphorites. Fosfat tersebut terkandung dalam mineral Francolite [Ca10-x-yNaxMgy(PO4)6-

z(CO3)zFo-4zF2]. Batuan sedimen kaya akan fosfat dapat berupa suatu lapisan, dari yang tebalnya beberapa milimeter hingga beberapa meter, tergantung dari sistem sedimentasi yang bekerja. Untuk bahasan guano akan di bahas pada subbab tersendiri (tentang Guano).

b. PembentukanProses terbentuknya endapan fosfat ada tiga macam, yaitu :

Fosfat primer, terbentuk dari pembekuan magma alkali pada intrusi urat hidrotermal yang terkadang berasosiasi dengan batuan beku alkalin.

Fosfat sedimenter marine, merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral fosfat yang terbentuk terutama frankolit.

Fosfat guano untuk fosfat guano akan lebih di bahas pada bagian Guano

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 5Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 6: Agromineral Task

c. Karakteristik

c.1. Apatite [Ca5(PO4)3(OH, F, Cl)]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour warna putih atau putih kehijauan, hijau, tak berwarna (colourless), kuning, kebiru-biruan, kemerah-merahan, cokelat, abu-abu atau ungu. Variasi warna tersebut dihasilkan dari komposisi kimia penyusun mineral tersebut

Kilap Luster kilap kaca sampai lemak

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Heksagonal 6/m

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Heksagonal piramida atau pinacoid atau keduanya, terkadang aciccular, granular, massive

Belahan Cleavage belahan buruk

Pecahan Fracture pecahan conchoidal - uneven

Kekerasan Hardness 5

Berat Jenis Specific Gravity

3,1-3,20

Cerat Streak putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Hornblende, mika, nepheline, calcite

Keterdapatan

Major Occurrences

Durango, Mexico; Bancroft, Ontario; jerman and Russia

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 6Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 7: Agromineral Task

d. Persebaran/ KeterdapatanSekitar 80-90% batuan fosfat yang ditambang berasal dari batuan

sediment, 10-20% berasal dari batuan beku (FAO, 2004), dan hanya 1-2% berasal dari guano terutama akumulasi hasil ekskresi burung dan kelelawar (van Straaten, 2002). Hampir semua deposit batuan sedimen berupa carbonate-flourapatite yang disebut francolite, mengandung banyak karbonat untuk substitusi fosfat yang sangat reaktif dan cocok digunakan langsung untuk pupuk atau amelioran.

Di Indonesia, deposit fosfat alam pada umumnya ditemukan di daerah pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua. Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua. Menurut data yang dikumpulkan sampai tahun 1958 diperkirakan 663 ribu t, sekitar 76% terdapat di Pulau Jawa dan sekitar 23% terdapat di Sumatera Barat (Tabel 4).

e. PenambanganPenambangan batuan fosfat alam telah berlangsung sejak tahun

1847,sistem penambangannya dari yang paling sederhana(tradisional) atau dengan cara modern dengan menggunakan alat-alat mekanik.

f. PengolahanBatu fosfat ini biasanya digunakan sebagai pupuk fosfat, dalam

pengolahannya atau pembuatannya pupuk ini dibuat dari batuan beku yang mengandung apatit ataupun batuan fosfat, kemudian diasamkan menggunakan asam sulfat yang menghasilkan unsur P

g. Pemanfaatan di bidang pertanianPemanfaatan dari batu fosfat ini yaitu sebagai penyedia fosfor yang

berfungsi untuk pembentukan protein, akar, mempercepat kematangan bijih, menungkatkan produktivitas serta sebagai pembantu penyedia energy.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 7Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 8: Agromineral Task

3. Guanoa. Penjelasan

Guano merupakan salah satu sumber fosfat selain batu fosfat alam yang berhubungan dengan batuan beku dan batuan sedimen. Guoano merupakan endapan fosfat yang keterdapatannya berkaitan dengan endapan gua. Di indonesia endapan fosfat ini di temukan dalam bentuk butiran, juga bongkahan. Endapan fosfat guano ini mempunyai komposisi kalsium fosfat dan terdapat sebagai endapan permukaan, endapan gua, dan endapan bawah permukaannya.

b. PembentukanEndapan fosfat guano ini di hasilkan dari suatu reaksi antara kotoran

burung dan kelelawar dengan batu gamping yang mengandung asam fosfat karena pengaruh air hujan atau air tanah. Reaksi yang terjadi akan membentuk kalsium fosfat sebagai akibat penggantian batugamping secara metasomatis. Bila terjadi pada tanah liat yang  mengandung besi dan aluminium, maka reaksi akan menghasilkan Fe fosfat dan Al fosfat. Penggolongan suatu fosfat didasarkan atas kadar P2O5. Di pulau jawa rata-rata kadarnya berkisar 30% - 40%.

c. KarakteristikPembagian guano dapat dibedakan atas sifat kelarutannya dalam air

dan asam sitrat serta berdasarkan umur endapan guano. Seperti: Guano Non Available Phospate, dimanaf merupakan senyawa yang tidak

larut dalam air maupun dalam asam sitrat Guano Available Phospate, dimana fosfat merupakan senyawa yang larut

dalam air ataupun asam sitrat. Endapan guano baru, banyak mengandung senyawa organik berupa butiran

berwarna hitam Endapan guano sedang, endapan yang sedang mengalami proses

demineralisasi, berupa butiran berwarna kuning kehitaman atau coklat Endapan guano tua, endapan yang sudah mengalami proses demineralisasi,

kadar posfatnya relatip lebih tinggi, berupa gumpalan yang kekerasannya bervariasi dari 2 sampai 4 menurut skala Mohs, berwarna kuning atau putih (Sianturi,dkk.1977).

d. Persebaran/ KeterdapatanKeterdapatannya berhubungan dengan persebaran gua dan karst batu

gamping seperti di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Timor Timur, Sulawesi Tenggara, Irian jaya.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 8Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 9: Agromineral Task

e. PenambanganPenambangan posfat guano di lakukan dengan cara sederhana karena

cadangan endapan tersebut relatif sedikit,sedangkan untuk cadangan yang lebih besar di lakukan denagn cara semi mekanis.

f. PengolahanPengolahan dari endapan fosfat guano ini yaitu melalui tahapan

pengeringan dan pemisahan kotoran bahan baku, pencampuran dan solidifikasi, pembutiran dan pengantongan

g. Pemanfaatan di bidang pertanian

Memperbaiki dan memperkaya struktur tanah karena 40% pupuk ini mengandung material organik, sebagai fungisida alami, kandungan n - p - k yang telah cocok digolongkan sebagai pupuk, mengontrol nematoda merugikan yang ada di dalam tanah, baik sebagai aktifator dalam pembuatan kompos, mudah menyerap unsur yang bermanfaat dalam pupuk, menguatkan batang dan mengoptimalkan pertumbuhan daun baru dan proses fotosintesis pada tanaman, dapat digunakan pada semua jenis tanaman baik yang berada di dalam atau di luar ruangan.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 9Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 10: Agromineral Task

4. Potasha. Penjelasan

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Batu potash merupakan jenis dari batuan sedimen non klastik(kristalin) dengan kandungan utama yaitu silvit dan halit, keberadaanya bersamaan dengan lapisan batuan yang memngandung batu garam, gipsum, dan dolomit dan di hasilkdan dari proses kimiawi baik itu di laut, ataudi danau dengan konsentrasi garam cukup. Yang dimanfaatkan dari batu potash atau dalam hal ini mineral silvit yaitu kandungan potassiumnya yang cukup penting.

Potasium dibutuhkan paling banyak oleh tanaman, selain nitrogen. Beberapa jenis tanaman mempunyai kebutuhannya akan potasium melampaui kebutuhan akan nitrogen, seperti pisang dan kapas. Potasium diserap dalam bentuk ion potasium(K+). Potasium bukan merupakan suatu komponen dari ikatan organik pada tanaman. Unsur ini penting pada proses fisiologis, termasuk di dalamnya fotosintesis dan pengangkutan gula, efesiensi penggunaan air, metabolisme karbonat dan protein, aktivasi enzim, dan menjaga kualitas tanaman (Harben & Ku_vart, 1996).

Kadar potasium (dalam bentuk K2O) pada kerak benua mencapai 1,9 persen berat (Rudnick, 1995). Namun sebagian besar dari senyawa ini terikat pada mineral-mineral silikat. Jadi, meskipun sumberdaya geologi potasium sangat melimpah di kerak benua, tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk tanaman.

Petani biasanya memanfaatkan pupuk buatan potasium untuk mengoptimisasi pertumbuhan tanaman. Ada beberapa macam mineral yang mengandung potasium yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral K-silikat yang dibahas pada bagian K-silikat, dan kelompok garam, seperti: arkanit (K2SO4), niter (KNO3),silvit (KCl),dan lain-lain yang masih mengandung unsur K dalam persenyawaan mineralnya. Dari semua mineral ini, yang paling banyak dijumpai adalah silvit.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 10Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 11: Agromineral Task

b. PembentukanBatuan sedimen kristalin ini tersusun terutama atas mineral silvite,

pembentukannya sendiri berasal dari endapan air saline, yang termasuk kedalam endapan evaporit, yang terbentuk melalui proses kimiawi, dengan lingkungan pengendapan, laut, danau garam.

c. Karakteristikc.1. Silvite (KCl)

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Colourless, keputih-putihan, abu-abu, kebiruan, kuning, ungu, atau merah.

Kilap Luster Kaca (vitreous)

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Cubic (isometric) 4/m 3 2/m

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Biasanya berbentuk kubus, jarang yang oktahedra, granular, massive

Belahan Cleavage Baik (cubic)

Pecahan Fracture uneven

Kekerasan Hardness 2

Berat Jenis Specific Gravity

1.99

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Halite, gypsum, carnallite, anhydrite, kelompok mineral evaporit

Keterdapatan

Major Occurrences

jerman; Kalush, Russia; New Mexico, Texas ,California, USA; Saskatchewan, Canada; francis, Mt. Vesuvius, Italia and

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 11Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 12: Agromineral Task

Spanyol

d. Persebaran/ KeterdapatanKeterdapatan batu potas ini khususnya yang tersusun atas mineral

silvit berasosiasi dengan keterdapatan gipsum, halit, anhidrit. Berupa suatu endapan evaporit.

e. Pemanfaatan di bidang pertanianPotash merupakan unsur penting pada proses siologis, termasuk di

dalamnya fotosintesis dan pengangkutan gula, efesiensi penggunaan air, metabolisme karbonat dan protein, aktivasi ensim, dan menjaga kualitas tanaman (Harben & Kuvart, 1996).

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 12Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 13: Agromineral Task

5. K- Silikat

a. PenjelasanK-silikat merupakan mineral-mineral silikat khususnya yang

mengandung Kalium (potashium) dengan rumus kimia secara umum yaitu mengandung Al, Si, K, O, H, F, Mg, Fe, dan lain-lain sesuai dengan kandungan magma sebelum pedinginan. Mineral-mineral ini mampu di jumpai pada semua jenis batuan, baik dalam batuan beku sebagai mineral utama, pada batuan sedimen, atau pada batuan metamorf. Yang bisa di manfaatkan oleh tanaman adalah kandungan Kalium (potashium) yang paling utama dari Mineral K-silikat ini, selain itu Mg, Fe, juga bisa di manfaatkan oleh tanaman. Mineral-mineral K-silikat ini diantaranya yaitu, mineral-mineral pada deret bowen seperti kelompok ortoklas (potassium feldspar/ K-feldspar),kelompok mika seperti muskovit, biotit. Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan pada bagian karakteristik dari mineral-mineral K-Silikat.

b. PembentukanMineral-mineral K-silikat terbentuk pada batuan yang bersifat asam

hingga intermediet asam. Namun dapat juga terbetuk akibat alterasi batuan oleh kegiatan larutan hidrotermal terutama pada tipe alterasi Potasic.

c. KarakteristikPotasium dalam felspar (K-felspar) pada umumnya sangat resisten

terhadap pelapukan, dimana ion K+ tidak mudah lepas sehingga sukar bagi tanaman untuk menyerapnya. Sebaliknya, dalam mika dan mineral lempung mikaan yang mempunyai struktur silikat lembaran, ion K terikat di antara lembaran bersama Mg2+ dan Fe2+ dalam octahedral, sehingga lebih mudah terlepas.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 13Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 14: Agromineral Task

c.1. Biotit [K(Mg, Fe2+)3(Al, Fe3+) Si3O10(OH,F)2]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Bervariasi dari hitam, cokelat kehitaman, sampa cokelat kemerahan, hijau, dan sangat harang berwanraputih

Kilap Luster Vitreous (kaca) – mutiara (pearly)

Tranparansi Transparency

Transparant sampai transculent, mendekati opaque.

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin 2/m

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Tabular, prismatik pendek

Belahan Cleavage Baik

Pecahan Fracture Uneven

Kekerasan Hardness 2,5-3

Berat Jenis Specific Gravity

2,7-3,4

Cerat Streak Colourless (tidak berwarna), putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, feldspar,hornblenda, himpunan mineral dengan komposisi magma intermediet sampai asam.

Keterdapatan

Major Occurrences

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 14Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 15: Agromineral Task

c.2. Muskovit [KAl2(Si3,Al)O10(OH,F) 2]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Bervariasi dari tidak berwarna sampai putih atau abu-abu, mungkin juga diwarnai dengan warna kuning, hijau, cokelat, merah, violet

Kilap Luster Kaca sampai Mutiara

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin 2/m

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Lamellar, kriptokristalin, tabular, pseudo-heksagonal

Belahan Cleavage Baik

Pecahan Fracture Uneven

Kekerasan Hardness 2,5-4

Berat Jenis Specific Gravity

2,77-2,88

Cerat Streak Tidak berwarna

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

kuarsa, feldspar, tourmalines

Keterdapatan

Major Occurrences

Pada batuan beku terutama bersifat granitik, pada batuan metamorf seperti skis, gneis.Sebagai contoh di dunia yaitu India, Pakistan, Brazil and banyak di beberapa daerah di USA

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 15Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 16: Agromineral Task

c.3. Leucite [KalSi2O6]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Putih, abu-abu, tidak berwarna,

Kilap Luster Vitreous (kaca)

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Tetragonal

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Trapezohedral, terdapat kembaran, massive, granular, dan butirannya tersebar (disseminated).

Belahan Cleavage Sangat buruk

Pecahan Fracture Concoidal, absent

Kekerasan Hardness 5,5-6

Berat Jenis Specific Gravity

2,5

Cerat Streak Tidak berwarna, putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Feldsphatoid lainnya, augite, nepheline, labradorite, biotite

Keterdapatan

Major Occurrences

Terbentuk pada lava bersifat basa, terutama yang kaya akan potassium, seperti basalt, phonolite

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 16Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 17: Agromineral Task

c.4. Ortoklas [KalSi3O8]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Putih, kemerah-merahan, tidak berwarna, abu-abu, atau hijau

Kilap Luster Vitreous (kaca) sampai pearly (mutiara)

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Prismatik atau tabular, terkadang memiliki kembaran, massive, lamellar, granullar

Belahan Cleavage Baik

Pecahan Fracture Uneven sampai concoidal

Kekerasan Hardness 6-6,5

Berat Jenis Specific Gravity

2,55-2,63

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, plagioklas feldspar, mika, garnet, toumaline, topaz.

Keterdapatan

Major Occurrences

Terbentuk pada batuan beku seperti granite, pegmatite, rhyolite, trachyte, dan syenite. Terdapat juga di batuan sedimen, batuan metamorf seperti skiss, dan gneis

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 17Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 18: Agromineral Task

c.5. Sanidine [KalSi3O8]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Keputih-putihan, atau tidak berwarna

Kilap Luster Vitreous (kaca) sampai dull (tanah) ketika lapuk

Tranparansi Transparency

Transparan sampaiTransculent

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Prismatik, tabular, terkadang memiliki kembaran

Belahan Cleavage Baik dalam 2 arah

Pecahan Fracture Concoidal sampai uneven

Kekerasan Hardness 6

Berat Jenis Specific Gravity

2,56-2,62

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Plagioklas feldspar, mika, dan mineral lainnya yang di temukan sebagai fenokris pada batuan volkanik

Keterdapatan

Major Occurrences

Terbentuk di beberapa variasi batuan vulkanik seperti trachyte,dan rhyolite, dapat juga di temukan di batuan metamorfisme kontak

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 18Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 19: Agromineral Task

c.6. Microcline [KalSi3O8]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Abu-abu, putih, ke kuning-kuningan, kemerah-merahan, pink, terkadang juga warna hijau

Kilap Luster Vitreous (kaca)

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Triklin

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Tabular, prismatik pendek, umumnya terdapat kembaran, terkadang juga massive

Belahan Cleavage Baik

Pecahan Fracture Uneven

Kekerasan Hardness 6-6,5

Berat Jenis Specific Gravity

2,55-2,63

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, albite, muskovite

Keterdapatan

Major Occurrences

Umum di jumpai pada batuan beku terutama granite, pegmatite, dan syenite, terkadang juga di temukan di batuan metamorf seperti skis, bisa juga di temukan di area urat hidrotermal dari metamorfisme kontakSebagai contoh di dunia seperti Colorado dan North Carolina USA; Russia; Norway dan Madagascar

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 19Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 20: Agromineral Task

d. Persebaran/ KeterdapatanDi Indonesia, sumber daya mineral pembawa-K yang ada hanya

batuan trakhitik dan riolitik yang baru tercatat di satu lokasi yaitu G. Kunyit, Lampung, sedangkan tuf riolitik tercatat di Desa Paga, Sikka, NTT. Selain itu, Formasi Tuf Toba yang berkomposisi riolitik di sekitar Danau Toba, juga tersebar cukup luas.

e. PenambanganDalam hal penambangan, karena mineral ini di temukan pada batuan

baik itu metamorf, sedimen atau batuan beku, bukan terbentuk dalam satu jenis mineral yang membentuk batuan (monomineral), maka sistem penambangannya sama dengan sistem penambangan bahan galian industri golongan C.

f. PengolahanPengolahan yang bisa di lakukan yaitu ketika ingin mempercepat

pelepasan nutrisi, bisa dengan cara memperkecil luasan pastikel sehingga pelapukan terjadi lebih cepat, bisa dengan metode penggilingan hingga ukuran partikel paling kecil

g. Pemanfaatan di bidang pertanianPenggunaan mineral pembawa-K yang berstruktur silikat lebih

dianjurkan, karena pupuk alam akan melepaskan nutrisi secara lambat untuk jangka panjang, termasuk batuan fosfat, biotit, flogopit, dan leusit yang secara berangsur melepaskan K dan Mg. untuk beberapa tanaman yang memerlukan potasium dalam jumlah besar, seperti pisang, kelapa, dan karet, pelepasan K yang lambat dapat menguntungkan.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 20Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 21: Agromineral Task

6. FeS2 dan Gypsum

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

a. PenjelasanFeS2 (pirit) dan gipsum (CaSO4.2H2O) merupakan mineral dari

kelompok berbeda, dimana pirit masuk kedalam kelompok mineral sulfida, dan gipsum di masukan kedalam kelompok mineral sulfat. Berdasarkan pengkajian, kenapa pada tulisan ini mineral tersebut di satukan dalam satu bahasan karena pada kedua mineral tersebut sama-sama mengandung Unsur S (sulfur / belerang).

Belerang memiliki peranan sangat penting dalam menghasilkan berbagai produk industri, seperti: industri gula, kimia, pupuk, ban, karet, dan korek api (Suhala & Arifn, 1997). 40% dari produksi belerang dunia, dipakai untuk pembuatan pupuk superfosfat dan amonium sulfat.

Gipsum mengandung 27% air, sedangkan anhidrit adalah bentuk gipsum tanpa air. Baik gipsum maupun anhidrit terjadi dalam bentuk massa kristalin yang granular, kompak, atau berserat di dalam lapisan batuan sedimen. Batuan yang sering berasosiasi dengannya adalah dolomit dan serpih.

Penggunaan gipsum (CaSO4.2H2O) juga dapat meningkatkan kadar belerang dalam tanah serta dapat menjadi sumber Ca (kalsium) untuk tanaman.

b. PembentukanProses pembentukan pirit pada tanah / endapan marin ternyata melalui

beberapa tahapan (Laragenhoff, 1986) yakni reduksi sulfat (SO4)-2 menjadi sulfide (S-) oleh bakteri pereduksi sulfat dalam lingkungan anaerob. Oksidasi parsial sulfide menjadi polisulfida, atau unsur S, diikuti pembentukan FeS, dari senyawa S-terlarut dan besi (Fe)-oksida atau mineral silikat mengandung Fe. Pembentukan FeS2, dari kombinasi FeS dengan unsur S, atau presipitasi langsung dari Fe-terlarut (Ion Ferro, Fe2+) dengan ion-ion polisulfida.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 21Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 22: Agromineral Task

Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya (Berry, 1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batugamping

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 22Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 23: Agromineral Task

c. Karakteristik

c.1. Gypsum [CaSO4 - 2(H2O)]

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Bervariasi dari tidak berwarna, puith, abu-abu, kehijau-hijuan,kekuning-kuningan, kecokelatan, kemerah-merahan.

Kilap Luster Vitreous (kaca), pearly (mutiara), silky (sutra), terkadang dull (tanah)

Tranparansi Transparency

Transparan sampai opaque

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Tabular, umumnya memiliki kembaran, massive, granular, fibrous, radiating

Belahan Cleavage Baik

Pecahan Fracture Splintery

Kekerasan Hardness 2

Berat Jenis Specific Gravity

2,32

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Halite, calcite, sulfur, pirit, boraks, anhidrit

Keterdapatan

Major Occurrences

Terbentuk sebagai Endapan evaporit, dan pada lapisan lempung

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 23Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 24: Agromineral Task

c.2. FeS2(Pirit)

Gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Simon & Schusters)

Karakteristik Fisik

Warna Colour Kuning, mempunyai julukan “fool’s Gold”

Kilap Luster Metalik

Tranparansi Transparency

Opaque

Sistem Kristal

Crystal System

Kubik (isometrik)

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Oktahedral, terdapat kembaran umumnya, massive, granular, nodular.

Belahan Cleavage Tidak jelas

Pecahan Fracture Concoidal sampai uneven

Kekerasan Hardness 6-6,5

Berat Jenis Specific Gravity

5

Cerat Streak Hitam kehijauan

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, sphalerite, galena, flourite, kalsit, emas,

Keterdapatan

Major Occurrences

Sebagai mineral aksesoris pada batuan beku batuan sedimen dan batuan metamorf,terdapat pada urat kuarsa.

d. Persebaran/ KeterdapatanGipsum dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya (Berry,

1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batugamping.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 24Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 25: Agromineral Task

Di indonesia batugipsum ini dapat di temukan di daerah Aceh, jawa barat, jawa tengah, jawa timur, kalimantan timur, NTB, NTT, Sulawesi tengah, Sulawesi selatan

e. PenambanganTeknik penambangan dilakukan secara kuari baik dengan peralata

sederhana ataupun dengan sistem gophering apabila bentuk dari endapan (deposit) tersebut hanya berupa retas-retas atau bongkah.

f. PengolahanUntuk pengolahan gipsum yang di dapatkan dari suatu endapan

(deposit) gipsum tersebut di bersihkan dari kotoran dan kemudian di cuci dengan air lalu di keringkan. Jika ingin di buat dalam tepung gips, maka gipsum tersebut di ubah menjadi anhidrit dengan cara pemanasan, dengan tujuan melepaskan ikatan H2O.

g. Pemanfaatan di bidang pertanianDari gipsum dapat diambil manfaatnya sebagai conditioner tanah yang

mengandung alkali dan sebagai pupuk, dengan catatan bahwa gipsum tersebut belum di kalsinasi.

Belerang digunakan oleh tanaman untuk mengelola warna hijau tua pada tanaman atau untuk membentuk protein utama (esensial). Secara ringkas, fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai berikut (Anonim, 2004c): Bahan makanan utama untuk memproduksi protein

Membentuk enzim dan vitamin Membantu pembentukan khlorofill Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit Membantu pertumbuhan cepat tanaman dan tahan terhadap dinginSelain belerang yang dapat dimanfaatkan adalah kandungan kalsium,

fungsi kalsium pada tanaman adalah sebagai pengaturan osmosis, yang merupakan bagian dari struktur dinding sel. Kalsium berfungsi memperkuat dinding sel untuk mengurangi penetrasi penyakit.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 25Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 26: Agromineral Task

7. Pumice

gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Chris Pellant)

Gambar diambil dari buku Rocks and Minerals (Simon & Schusters)

a. PenjelasanPumice atau lebih di kenal dengan istilah batu apung merupakan salah

satu jenis batuan beku dengan kenampakan khas yaitu lubang-lubang yang nampak pada permukaan batuan atau dalam istilah yaitu tekstur skoria dengan kenampakan vesikuler-vesikuler. Lubang-lubang tersebut bisa mencirikan bahwa pumice termasuk kedalam jenis batuan beku luar (ekstrusi/volkanik) karena lubang-lubang tersebut di hasilkan dari proses pelepasan gelembung-gelembung gas saat pendinginan magma karena perbedaan tekanan dan temperatur sehingga gas-gas tersebut menuju dan keluar ke permukaan.

Sama halnya dengan batu silikat, komposisi kimia yang menyusun batun ini pun berupa kelompok mineral-mineral silikat. Batuan beku jenis pumice ini memiliki warna yang cerah dengan komposisi bersifat rhyolit dan dapat mengandung beberapa variasi mineral seperti feldspar dan feromagnesian dan juga gelas, di temukan juga mineral zeolit.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 26Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 27: Agromineral Task

b. PembentukanBatuan ini terbentuk dari magma bersifat asam oleh aksi letusan

gunungapi yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit

c. KarakteristikBatuan beku jenis pumice ini memiliki warna yang cerah dengan

komposisi bersifat rhyolit dan dapat mengandung beberapa variasi mineral seperti feldspar dan feromagnesian dan juga gelas, di temukan juga mineral zeolit. Batuan beku ini mempunyai tekstur vesikuler (scoria) yaitu mempunyai rongga-rongga yang di hasilkan dari pelepasan gas pada larutan magma saat pembekuan magma karena perbedaan tekanan antara atmosfir dengan larutan magma.

Sifat kimia dan fisika secara analisis dari batu apung diantaranya yaitu mengandung oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 – 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam.

d. Persebaran/ KeterdapatanPumice umumya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada

saat gunung api meletus, dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah. Selain itu Pumice juga terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api.

Endapan batuapung di Indonesia dijumpai di Provinsi Banten, Bali, Jawa barat, Jawa Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara. Persebaran tersebut tetap berkaitan dengan keberadaan aktivitas vulkanism, magmatisme, dan tektonisme yang berkembang.

e. PenambanganSumber daya batuapung dieksploitasi untuk berbagai tujuan, terutama

untuk industri bangunan, dan hanya sedikit digunakan untuk meningkatkan fungsi tanah. Batuapung yang diproduksi untuk hortikultura diambil hanya dari endapan lepas dengan pemecahan dan pemilahan.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 27Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 28: Agromineral Task

Sistem yang bsia di gunakan sama halnya denga bahan galian C lainnya, dengan sistem tambang terbuka dan menggunakan alat sederhana(tradisional) atau yang sudah modern (peralatan mekanik).

f. Pemanfaatan di bidang pertanianBatu apung (pumice) dapat dimanfaatkan sebagai pemulih tanah, yang

memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembaban, mempertahankan produktivitas tanah, disampaing dapat menyediakan nutrisi yang diperlukan.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 28Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 29: Agromineral Task

8. Batu Silikat

Gambar singkapan lava bantal di Karang sambung, Kebumen dan bongkah batuan beku diorit di Punggelan, Banjarnegara

a. PenjelasanBerdasarkan pengkajian dan pemahaman maksud dari batu silikat ini

yaitu suatu batuan yang tersusun atas mineral-mineral silikat (SixOy) sebagai mineral utama (essential minerals), dimana mineral-mineral silikat ini identik dengan mineral-mineral hasil pembekuan,pendinginan dan kristalisasi magma yang mempunyai kandungan silikat. Karena pengertian magma itu sendiri secara umum yaitu suatu larutan silikat pijar bersuhu antara 900oC-1200oC dan tersusun atas 8 unsur kimia yang lebih utama dan melimpah seperti, Al, Si, Fe, Mg, Ti, K, Ca, Na, dan juga senyawa H2O, dan CO2, serta kandungan gas H2S, HCl, CH4, CO.

Dalam batuan beku sangat akrab dengan suatu deret yang merupakan hasil karya pemikiran Bowen, deret tersebut merupakan suatu deret yang menjelaskan hubungan antara temperatur pendinginan suatu magma dengan pembentukan himpunan (asosiasi-asosiasi) mineral pada suatu kondisi temperatur tertentu dan nantinya akan menghasilkan asosiasi yang berbeda-beda, dan keberadaan asosiasi tersebut dipakai dalam mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan asosiasi mineralnya. Dalam deret tersebut terdapat pengelompokan mineral berdasarkan tingkat ke cerahan warna yaitu mineral felsik yang berwarna cerah, dengan kandungan Mg dan Fe yang rendah, dan kandungan silika yang tinggi,contoh mineralnya adalah kelompok plagioklas, K-feldspar, muskovit, dan kuarsa. Sedangkan satunya adalah kelompok mineral mafik umumnya berwarna gelap dengan kandungan Fe dan Mg yang tinggi dan kandungan silika rendah, contoh mineralnya adalh olivin, piroksen hornblenda, dan biotit.

Adanya faktor perbedaan kandungan Fe, Mg, SiO2 yang nantinya mempengaruhi komposisi kimia suatu magma, apakah bersifat asam, atau basa. Terkadang dalam penyebutannya di sama artikan, untuk batuan ultramafik tersusun atas mineral-mineral bersifat mafik dan basa, sedangkan untuk felsik tersusun atas mineral-mineral bersifat felsik dan asam. Tapi

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 29Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 30: Agromineral Task

kondisi tersebut tidak selamanya bisa di samakan, sebagai contoh yaitu batuan beku anortosite memiliki warna terang karena tersusun atas mineral anortite (plagioklas bersifat basa-ultrabasa) dan obsidian merupakan batuan beku yang bersifat asam tetapi memiliki warna yang gelap (hitam).

Batuan beku tersebut secara umum dibedakan atas batuan beku luar (ekstrusi) dan batuan beku dalam (intrusi), walaupun ada istilah lainnya yaitu hipabisal (di korok) atau bisa di sebut juga intrusi dangkal, dimana perbedaannya dapat terlihat dari segi tekstur yang dimiliki. Berikut adalah gambar dari reaksi deret bowen dan klasifikasi secara umum jenis batuan beku beserta asosiasi mineralnya.

Gambar deret bowen diambil dari internet

Dari unsur-unsur yang menyusun suatu batuan silikat (batuan beku), ada beberapa unsur yang tergolong kedalam unsur makro yang di butuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak seperti K (potassium/kalium), Mg (magnesium), Ca (calsium), S (sulfur). Selain unsur makro, unsur mikro pun ada dalam batuan beku seperti kandungan Fe (besi).

b. PembentukanPembentukan batu silikat (batuan beku) mengikuti karakteristik dari

komposisi magma dan sifat pergerakan dan pendinginan magma itu sendiri. Dalam kaitannya karakteristik magma kita ketahui bahwa secara umum dikenal tiga jenis magma,diantaranya magma bersifat asam, intermediet dan basa. Ketiga sifat tersebut secara seting tektonik di wakili oleh keberadaan letak tektonik dan sistem yang bekerja. Seperti daerah continen kita ketahui bersifat asam, oceanic bersifat basa, dan hubungan diantara keduanya bersifat intermediet. Pembentukan nya sendiri bisa terjadi sebagai intrusi (didalam), ataupun ekstrusi (di permukaan), dan proses yang bekerja yaitu pendinginan, pembekuan, dan kristalisasi magma.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 30Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 31: Agromineral Task

c. KarakteristikBatu silikat (Batuan beku) merupakan batuan yang kaya akan unsur

silikat. Secara umum dalam deret bowen Dikenal empat kelompok batuan beku dan hubungannya dengan keberadaan asosiasi mineral yang menyusun batuan tersebut, seperti batuan bersifat granitik/riolitik, andesitik (intermediet) , basaltik(mafik), dan ultramafik.

d. Persebaran/ KeterdapatanKeterdapatan batuan beku (batu silikat) di Indonesia sangat melimpah

rata-rata yang di temukan bersifat intermediet (andesitik) terutama di pulau jawa, sumatera yang sekarang merupakan jalur subduksi. Keberadaan batuan beku (batu sliikat) ini tidak terlepas dari aktivitas magmatisme dan aktivitas tektonik yang berkembang di suatu regional.

e. PenambanganPenambangan dari batu silikat (batuan beku) ini tergantung dari letak

atau keberadaan ubuh batuan itu sendiri. Jika di permukaan maka yang di gunakan adalah sistem tambang terbuka dengan menggunakan alat sederhana ataupun peralatan mekanik dan pertambangan yang sudah modern. Jika tubuh batuan tersebut berada di bawah permukaan, maka harus ada tahapan pengupasan bagian yang tidak di pakai (di cari).

f. PengolahanSecara umum, hasil-hasil penelitian tentang kemungkinan penggunaan

PBS (pupuk batu silikat) sangat positif, namun aplikasi PBS dalam bidang pertanian sangat terbatas, karena pada umumnya para praktisi/petani masih ragu akan efektivitas. Batuan silikat atau dikombinasikan dengan pupuk alami lainnya (organik) kemungkinan dapat digunakan sebagai pengganti (replacement) hara yang terkuras tersebut. Bisa dengan cara memperhalus (memperkecil) partikel dari batu slikat tersebut dengan menggunakan mesin penggiling dengan melihat kandungan geokimia suatu batuan.

g. Pemanfaatan di bidang pertanianBatuan silikat dimanfaatkan sebagai pupuk pelepas hara yang lambat

(slow release fertilizer) atau istilah lainnya yaitu pupuk batu silikat (PBS). Melalui proses biofisik dan kimia yang kompleks, unsur hara pada batuan tersebut dapat terlarutkan oleh agen pelapuk batuan. Unsur hara terlarut dapat diserap tanaman yang tumbuh pada tanah yang terbentuk dari batuan induk tersebut.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 31Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 32: Agromineral Task

9. Zeolit

a. PenjelasanZeolite merupakan kelompok mineral aluminosilikat terhidraasi dari

logam alkali dan alkali tanah terutama Na, Ca, dan K. Mineral ini dapat di jumpai dalam batuan tuff (abu gunung api yang telah terkonsolidasi) dari reaksi antara batuan tuff bersifat rhyolitik dengan air yang ada pada pori-pori atau air hujan (air meteorik). Dalam buku element mineral rock catalog (O.serra, 1990) mineral zeolit termasuk kedalam kelompok mineral silikat yang didalamnya beranggotakan analcime (analchit), heulandite, mordenite, laumontite. Selain itu pada buku bahan galian industri (sukandarrumidi, 2004) terdapat khabasit, philipsit, errionit, ferrierit, dan klinoptiloit.

Zeolit alam merupakan jenis zeolit yang sudah di sediakan oleh alam dan pada saat ini dikenal sekitar 40 jenis zeolit, namun yang baru dianngap dan mempunyai nilai baru beberapa, diantaranya klinoptiloit (Na), mordenit(Na), filipsit (K,Na), kabasit (Ca), dan erionit (Ca,Mg, K,Na).

Kenapa ada istilah zeolit alam karena zeolit dapat dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai zeolit yang ada di alam dan hasilnya dinamai zeolit sintetik.

b. Pembentukan Zeolit dapat terbentuk pada temperatur yang tinggi akibat proses

magmatik primer, metamorfosa kontak, hidrotermal, dan metamorfosa regional. Zeolit yang terbentuk di dekat permukaan suatu lingkungan sedimentasi akan nampak bahwa proses kimia yang bekerja merupakan faktor utama seperti pengaruh pergerakan air tanah, pelapukan. Zeolit dapat terbentuk pada suhu rendah pada lingkungan pengendapan laut. Zeolit juga dapat di akibatkan karena prosesterbentuknya craters di lingkungan dasar laut yang menghasilkan fast hidrothermal zeolitization.

Zeolit dapat terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik (abu gunung api) dan telah mengalami proses alterasi. Secara sederhana ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu proses sedimentasi debu vulkanik pada suatu cekungan sedimentasi yang bersifat alkali, terjadi proses alterasi, proses diagenesa, dan proses hidrotermal.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 32Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 33: Agromineral Task

c. KarakteristikZeolit mempunyai suatu karakteristik yang unik, seperti dehidrasi,

adsorben dan penyaring molekul, katalisator dan penukar ion dan katalis. Dan untuk karakteristik mineralnya akan di jelaskan pada sub bagian karakteristik. Namun yang akan di jelaskan tidak mencakup semuanya.

c.1. Analchite [NaAlSi2O6 - H2O]

Gambar diambil dari aplikasi Earth’s Core-V1.1 beta / August 9th 2008

Karakteristik Fisik

Warna Colour Bersih, putih, atau abu-abu, kehijau-hijauan, kekuning-kuningan, kemeraha-merahan

Kilap Luster Vitreous (kaca)

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Isometrik

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Trapezohedron, jarang berbentuk kubik, granular, masive

Belahan Cleavage Absent

Pecahan Fracture Uneven

Kekerasan Hardness 5-5,5

Berat Jenis Specific Gravity

Rata-raata 3,2

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, natrolite, stilbit, heulandite, dan eolit lainnya

Keterdapatan

Major Occurrences

Terdapat pada batuan tuff yang telah mengalami zeolitisasi

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 33Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 34: Agromineral Task

c.2. Heulandite [(Ca, Na)2 - 3Al3(Al, Si)2Si13O36 - 12H2O]

Gambar diambil dari aplikasi Earth’s Core-V1.1 beta / August 9th 2008

Karakteristik Fisik

Warna Colour Tidak berwarna, putih, abu-abu, hijau, pink, kuning, merah, cokelat, dan hitam

Kilap Luster Vitreous sampai pearly pada bagian permukaan bidang belahnya

Tranparansi Transparency

Tranparan, umumnya transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Blocky, trapezohedral, prismatik, accicular,

Belahan Cleavage Sempurna dalam satu arah

Pecahan Fracture Uneven

Kekerasan Hardness 3,5-4

Berat Jenis Specific Gravity

2,1-2,3

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Tourmaline,laumontite, stilbite, kuarsa, kalsit, dan mineral zeolit lainnya

Keterdapatan

Major Occurrences

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 34Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 35: Agromineral Task

c.3. Mordenite [(Ca, Na2, K2)Al2Si10O24 - 7H2O]

Gambar diambil dari aplikasi Earth’s Core-V1.1 beta / August 9th 2008

Karakteristik Fisik

Warna Colour Tidak berwarna, putih, kuning, pink, merah

Kilap Luster Vitreous sampai silky dan pearly

Tranparansi Transparency

Transparan sampai transculent

Sistem Kristal

Crystal System

Ortorombik

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Radial accicular, prismatik, sebagai agregat seperti fibrous, columnar dan encrusting

Belahan Cleavage

Pecahan Fracture

Kekerasan Hardness 4-5

Berat Jenis Specific Gravity

2,1

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, kalsit, natrolit, heulandite dan mineral zeolit lainnya

Keterdapatan

Major Occurrences

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 35Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 36: Agromineral Task

c.4. Laumontite [CaAl2Si4O12 - 4H2O]

Gambar diambil dari aplikasi Earth’s Core-V1.1 beta / August 9th 2008

Karakteristik Fisik

Warna Colour Tidak berwarna, putih, pink, abu-abu, kuning sampai cokelat

Kilap Luster Vitreous sampai dull

Tranparansi Transparency

Tranparan sampai transculent dan opaque

Sistem Kristal

Crystal System

Monoklin

Perawakan Kristal

Crystal Habits

Prismatik, massive, fibrous, dan radiating, terkadang di jumpai kembaran

Belahan Cleavage Sempurna dalam 2 arah

Pecahan Fracture Uneven

Kekerasan Hardness 4

Berat Jenis Specific Gravity

2,2

Cerat Streak Putih

Asosiasi Mineral

Associated Minerals

Kuarsa, kalsit, heulandite, natrolite dan mineral zeolit lainnya

Keterdapatan

Major Occurrences

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 36Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 37: Agromineral Task

d. Persebaran/ KeterdapatanSeperti telah di jelaskan di awal zeolit dapat di golongkan kedalam

zeolit alam dan zeolit sintetis berdasarkan proses pembentukannya. Zeolit alam merupakan zeolit yang di hasilkan secara alamiah dari rekasi-reaksi yang berlangsung di alam dapat di temukan pada batuan piroklastik yang mengalami perubahan, batuan sedimen vulkanik. Proses yang ada di alam yang kaitannya mempengaruhi pembentukan zeolit diantaranyaa di hasilkan dari aktivitas magmatik, proses sedimentasi, proses metamorfosa. Sedangkan untuk zeolit sintetis di bentuk dari gel yang mempunyai kandungan kimia seperti natrium aluminat, natrium silikat, natrium hidroksida, kalium hidroksida yang di bentuk pada temperatur 200oC melalui proses depolimerisasi. Kemudian di dinginkan(dikristalkan).

e. PenambanganSecara umum zeolit yang mempunyai nilai ekonomis terletak di dekat

permukaan makametode penambangannya dengan sistem penambangan terbuka, bisa dengan menggunakan peralatan mekanik ataupun alat sederhana.

f. PengolahanPada prinsipnya pengolahan dilakukan dengan dua tahap yaitu : Tahap Preparasi

Dalam preparasi alat yang digunakan yaitu mesin giling(mill) yang mampu memproduksi sampai ukuran lebih kecil dari 100 mesh dan mengkombinasikan dengan sistem siklun untuk dapat mengelompokkan hasilnya menjadi fraksi-fraksi. Umpan untuk mesin giling ini dapat berupa hasil pemecahan secara manual yang berukuran 3 cm ataupun dapat dilakukan dengan mesin pemecah. Ketidak mampuan siklun dalam memisahkan menjadi fraksi menyebabkan masih diperlukan proses pengayakan. Apabila tahap ini sudah selesai untuk keperluan khusus masih memerlukan pengolahan aktipasi. Proses Aktipasi

Proses ini dilakukan dengan pemanasan dan atau dengan pereaksi. zat yang di pergunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan H2SO4.

g. Pemanfaatan di bidang pertanianzeolit dapat digunakan untuk menetralkan keasaman tanah,

meningkatkan aerasi tanah, sebagai sumber mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 37Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 38: Agromineral Task

10. Abu Gunung Api (Ash)

Gambar diambil dari dokumentasi pendakian Gunung Api semeru september 2012

a. Penjelasan Abu gunung api merupakan suatu material hasil letusan dari gunung

api (ekplosive eruption) atau sering di sebut juga piroklastik memiliki ukuran kurang dari 2mm dan belum terkonsolidasi (terkompakan). Abu gunung api mempunyai kandungan kimia yang sama dengan batuan beku (silikat). Oleh karena itu sifat abu gunung api tidak akan jauh berbeda dengan komposisi magma dari suatu gunung api. Seperti kandungan SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O, P2O5, MnO, TiO2. Berdasarkan kandungan silikanya magma terdiri dari empat jenis, yaitu magma bersifat asam dimana kandungan silika lebih dari sama dengan (>=) 66%, intermediet 52%- <66 %, basa 45%-<52%, ultra basa <45%.

Ketika abu gunung api tersebut belum mengalami konsolidasi,tingkat pelapukannya relative lebih cepat bila dibandingkan dengan material hasil letsusan lainnya yang lebih besar.

b. PembentukanAbu gunung api bisa terbentuk sebagai kristal (crsytal), batuan (lithic),

atau gelas (vitrik). Pembentukannya sendiri ada tiga mekanisme bisa berupa letusan magmatik karena kandungan SiO2, dan gas nya tinggi sehingga menyebabkan tekanan yang dapat menghancurkan material-material magma yang sudah mendingin dengan cepat sampai berukuran <2mm atau istilah lainnya pelepasan gas dibawah tekanan, adanya kontraksi termal yang kontak dengan air menyebabkan letusan preatomagmatik, dan ejeksi partikel selama letusan uap yang menyebabkan letusan freatik. Secara umum Abu gunung api di endapkan secara jatuhan (pyroclastic fall deposit) oleh karena itu persebarannya bisa sangat luas (jauh). Sebagai endapan aliran (pyroclastic flow deposit) atau pyroclastic surge deposit.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 38Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 39: Agromineral Task

c. KarakteristikAbu gunung api bisa terbentuk sebagai kristal (crsytal), batuan (lithic),

atau gelas (vitrik). Sifat abu gunung api tidak akan jauh berbeda dengan komposisi magma dari suatu gunung api. Seperti kandungan SiO2, Al2O3,

Fe2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O, P2O5, MnO, TiO2. Abu vulkanik yang keluar dari gunung berapi memiliki ciri kandungan mineral allophan yang sangat tinggi. Karena ukuran nya yang relatif kecil maka proses pelapukan yang terjadi relatif lebih cepat, dan tingkat kesuburan tanah cepat membaik.

Jika abu gunung api ini terkonsolidasi akan membentuk batuan piroklastik dengan nama tuff, batuan ini mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup tinggi.

d. Persebaran/ KeterdapatanKeterdapatan abu vulkanik ini tidak akan jauh dari keterdapatan

gunung api, seperti kita ketahui indonesia merupakan suatu wilayah yang mempunyai jumlah gunung api terbanyak yang masih aktif. Keterdapatan gunung api itu sendiri tidak akan terlepas dari proses tektonik yang berkembang sebagai contoh di indonesia yang merupakan daerah dengan tektonik cukup aktif yang di cirikan dengan aktivitas jalur kegempaan yang tersebar membentuk suatu pola yang berupa jalur penunjaman (subduksi).

e. PenambanganMetode penambangan sama halnya dengan galian industri golongan C

lainnya, bisa dilakukan dengan peralatan sederhana, atau menggunakan mesin, dengan metode tambang terbuka

f. Pemanfaatan di bidang pertanianMemperbaiki unsur hara dalam waktu yang relatif cepat, bisa sebagai

media penyerapan dan penyimpanan air ketika sudah menjadi Tuff.

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 39Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman

Page 40: Agromineral Task

Daftar Pustaka

1. B. Wasito Kusumoyudho, MINERALOGI DASAR, Bandung: Binacipta, 1978.

2. Moch. Munir,GEOLOGI & MINERALOGI TANAH, Malang:Pustaka Jaya, 1995.

3. Chriss Pellant, ROCKS AND MINERALS,great britain: DK, 19964. Simon & Schuster’s, GUIDE: ROCKS AND MINERALS,New york: Fireside

book, 19885. Peter Van Straaten, ROCKS FOR CROPS,Canada: University of

Guelph,2002.6. Sukandarrumidi, BAHAN GALIAN INDUSTRI,Yogyakarta: Gadjah mada

university press,2004 7. Monica Price, dan Kevin Walsh,POCKET NATURE : ROCKS AND

MINERALS,Great britain: DK, 2005.8. I Wayan Warmada dan Anastasia dewi Titisari, AGROMINERALOGI:

MINERALOGI UNTUK ILMU PERTANIAN, Yogyakarta: FTG UGM, 20049. Danang Endarto, PENGANTAR GELOGI DASAR,Surakarta, 2005.10. Intisari Ilmu Batuan, Mineral,dan Fosil. Jakarta :Erlangga, 2005.11. Sam Boggs, Jr, PRINCIPLE SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY,

fourth edition,2006.12. Sam Boggs, Jr. PETROLOGY OF SEDIMENTARI ROCKS, second edition,

Cambridge: Cambridge university press, 2009.

Sumber internet:http://psdg.bgl.esdm.go.id

Sumber lainnya:Aplikasi komputer Earth’s Core- V1.1 beta 9 Agustus 2008

Wildan Nur Hamzah (H1F010067) Page 40Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman